KEPERAWATAN JIWA
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN
KEPERAWATAN “WAHAM”
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 5
2.1 Pengertian 7
2.2 Klasifikasi 7
2.3 Etiologi 8
2.4 Proses terjadinya waham 10
2.5 Manifestasi Klinis 12
2.6 Pathway 13
2.7 Penatalaksanaan 13
3.1 Pengkajian 15
3.2 Diagnosa keperawatan 17
3.3 Intervensi 17
4.1 Pengkajian 23
4.2 Diagnosa Keperawatan 33
4.3 Analisa Data 33
4.4 Intervensi 34
BAB V PENUTUP 37
5.1 Kesimpulan 37
3
5.2 Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 38
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
30 juta, maka akan ada sebanyak 30.000-90.000 penderita psikotik. Bila 10%
dari penderita perlu pelayanan perawatan psikiatrik ada 3.000-9.000 yang
harus dirawat. Waham seperti yang digambarkan di atas terjadi pada 65 % dari
suatu sampel besar lintas negara ( Sartorius & jablonsky, 1974 dalam Davison,
2006).
Dari urain diatas, mengingat betapa banyaknya pendererita yang
mengalami gangguan proses fikir: Waham, kita tidak bisa memandanganya
sebelah mata, serta dengan melihat betapa besar peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan dalam hal ini kami selaku kelompok
mengankat materi tentang gangguan proses fikir: Waham.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian waham
2. Untuk mengetahui klasifikasi waham
3. Untuk mengetahui etiologi waham
4. Untuk mengetahui proses terjadinya waham
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis waham
6. Untuk mengetahui pathway/pohon masalah waham
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan waham
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
relitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual
dan latar belakang budaya, ketidak mampuan merespon stimulus internal dan
eksternal melalui proses interaksi/informasi secara akurat.
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara
kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan (Budi Anna dkk,
2007). Keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun
tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart
dan Sundeen, 1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan
ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes
RI, 1994).
Seseorang yang mengalami waham berfikir bahwa ia memiliki banyak
kekuatan dan bakat serta tidak merasa terganggu jiwanya atau ia merasa
sangat kuat dan sangat terkenal. Hal ini sesudah dengan penjelasan Varcarolis
dalam fundamental of pshyatric mental health nursing (2006 : 39) : grandeur:
think he or she powers and talents that are not possed or is someone fowerful
or famous.
7
Contoh : “saya ini titisan Bung Karno, punya banyak perusahaan,
punya rumah di berbagai Negara dan bisa menyembuhkan berbagai
macam penyakit.”
b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada beberapa orang atau kelompok yang berusaha
merugikan / mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak
sesuai kenyataan.
Contoh : “banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin
menghancurkan hidup saya, suster akan mencuri makanan saya”
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh : “Tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus
menerus memakai pakaian putih setiap hari agar masuk surga.”
d. Waham somatic
Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh : “sumsum tulang saya kosong, saya pasti terserang kanker,
dalam tubuh saya banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh
saya menghilang.”
e. Waham nihilistic
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : ”saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada disini
adalah roh-roh, sebenarnya saya sudah tidak ada di dunia.”
2.3 Etiologi
Etiologi dari waham yang dijelaskan dalam buku Diagnosa Keperawatan
Psikiatri oleh M.C. Townsend etrdapat enpat teori, yakni :
1. Teori Biologis
Penelitian-penelitian telah mengindikasikan bahwa faktor-faktor
genetik yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu kelainan
8
kejiwaan (Heston,1997; Gottesman, 1978; di dalam Townsend, 1998).
Tampak bahwa individu-individu yang berada dalam resiko tinggi
terhadap kelainan ini adalah mereka yang mempunyai anggota keluarga
dengan kelainan yang sama (orangtua, saudara kandung, sanak saudara
yang lain)
Secara relatif ada pemelitian baru yang mengatakan bahwa
kelainan skizofrenia mungkin pada kenyataanya merupakan suatu
kenyataan sejak lahir, terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan
mempelihatkan adanya suatu “kekacauan” dari sel-sel piramidal di
dalam otak dari orang-orang yang menderita skizofrenia, tetapi sel-sel
tersebut pada otak orang-orang yang tidak mengalami skizifrenia
tampak tersusun rapi (Scheibel,1991; dalam Townsend 1998).
2. Teori Psikososial
Digambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu
perkembangan disfungsi keluarga (Bowen, 1978; dalam Townsend,
1998). Konflik diantara suami istri memengaruhi anak, dan
menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansietas. Di masa
anak harus meninggalkan ketergantungan pada orangtua dan masuk ke
masa dewasa, anak tidak akan mampu memenuhi tugas perkembangan
masa dewasanya.
3. Teori Interpersonal
Orang yang mengalami psikosis akan menghasilkan suatu
huhungan orangtua-anak yang penuh ansietas tinggi (Sillivan, 1953,
dalam Townsend,1998). Anak menerima pesan-pesan yang
membingungkan dan penuh konflik dari orang tua dan tidak mampu
membentuk rasa percaya diri kepada orang lain. Bila tingkat ansitas
yang tinggi dipertahankan maka konsep diri anak akan mengalami
ambivalen. Suatu kemunduran spikosis memberika tanda-tanda ansietas
dan rasa tidak aman dalam suatu hubungan yang intim/akrab.
9
4. Teori Psikodinamik
Hartman (1964) dalam Townsend menegaskan bahwa psikosis
adalah hasil dari suatu ego yang lemah, perkembangan yang dihambat
oleh suatu hubungan saling mempengaruhi antara anak dan orangtua.
Karena ego menjadi lemah, penggunaan mekanisme pertahanan ego
pada waktu ansitas yang ekstrim menjadi suatu yang maladaptif dan
perilakunya sering kali merupakan penampilan segemn “id” dama
kepribadian.
10
c. Fase pengendalian internal dan eksternal (control internal and
external)
Pada tahapan ini, pasien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang
ia yakini atau apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi
kekurangan, dan tidak sesuai dengan kenyataan. Namun,
menghadapi kenyataan bagi pasien adalah suatu yang sangat berat,
karena kebutuhannya untuk diakui, dianggap penting, dan diterima
lingkungan menjadi prioritas dalm hidupnya, sebab kebutuhan
tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan
sekitar pasien mencoba memberikan koreksi bahawa sesuatu yang
dikatakan pasien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan
secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan
menjadiperasan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi
tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan
pasien tidak merugikan orang lain.
11
f. Fase peningkatan (improvinf)
Apabila tidak adanya konfrontasi dan berbagai upaya koreksi,
keyakinan yang salah pada pasien akan meningkat. Jenis waham
yang sering berkaitan dengan kejadian traumatik masa lalu atau
berbagai kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang).
Waham bersifat menetap dan sulit dikoreksi. Isi waham dapat
menimbulkan ancaman diri an orang lain.
1. Kognitif
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b. Individu sangat percaya pada keyakinan
c. Sulit berpikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b. Afek tumpul
3. Perilaku danhubungan sosial
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresi
12
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktivitas tidak tepat
g. Stereotipe
h. Impulsif
i. Curiga
4. Fisik
a. Kebersihan kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. Berat badan menurun
e. Nafsu mkan berkurang dan sulit tidur
2.6 Pathway
Kerusakan Komunikasi Resiko tinggi mencederai diri
sendiri orang lain dan lingkungan
2.7 Penatalaksanaan
Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan karena,
kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental. Penatalaksanan klien
dengan waham meliputi farmakoterapi, dan terapi lainnya seperti terapi
spikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik, terapi seni, terapi tingkah laku,
terapi keluarga, terapi spiritual dan terapi okupsi yang semuanya bertujuan
untuk memperbaiki perilaku klien dengan waham pada gangguan
skizofrenia. Penatalaksaan yang terakhir adalah rehabilitasi sebagai suatu
13
proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.
14
BAB III
3.1 Pengkajian
a. Identitas Klien Informan
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan
klien tentang: Nama klien, panggilan klien, Nama perawat, tujuan,
waktu pertemuan, topik pembicaraan.
b. Alasan Masuk
Tanyakan pada keluarga atau klien hal yang menyebabkan klien dan
keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk
mengatasi masalah dan perkembangan yang dicapai.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tanyakan pada klien atau keluarga, apakah klien pernah mengalami
gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami,
penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan
dalam keluarga dan tindakan kriminal.
d. Aspek Fisik
Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu,
pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kaji fungsi
organ kalau ada keluhan.
e. Aspek Psikososial
Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang
dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang
terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
f. Konsep Diri.
a) Citra tubuh
Biasanya pasien dengan waham miliki perasaan negatif terhadap diri
sendiri.
b) Identitas diri
Pada pasien dengan waham kebesaran misalnya mengaku seorang
polisi padahal kenyataan nya tidak benar.
15
c) Peran Klien
Berperan sebagai kepala keluarga dalam keluarganya.
d) Ideal diri
Klien berharap agar bisa cepat keluar dari RSJ karena ia bosan sudah
lama di RSJ.
e) Harga diri
Adanya gangguan konsep diri : harga diri rendah karena perasaan
negatif terhadap diri sendiri, hilangnya rasa percaya diri dan merasa
gagal mencapai tujuan.
f) Hubungan Sosial
Pasien dengan waham biasanya memiliki hubungan sosial yang tidak
haramonis.
g) Spiritual.
Nilai dan Keyakinan : Biasanya pada pasien dengan waham agama
meyakini agamanya secara berlebihan.
h) Kegiatan Ibadah
Biasanya pada pasien dengan waham agama melakukan ibadah
secara berlebihan.
i) Status Mental.
j) Penampilan
Pada pasien waham biasanya penampilan nya sesuai dengan waham
yang ia rasakan. Misalnya pada waham agama berpakaian seperti
seorang ustadz.
k) Pembicaraan
Pada pasien waham biasanya pembicaraan nya selalu mengarah ke
wahamnya, bicara cepat, jelas tapi berpindah-pindah, isi
pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
l) Aktivitas Motorik
Pada waham kebesaran bisa saja terjadi perubahan aktivitas yang
berlebihan.
16
m) Alam Perasaan
Pada waham curiga biasanya takut karena merasa orang-orang akan
melukai dan mengancam membunuhnya. Pada waham nihilistik
merasa sedih karena meyakini kalau dirinya sudah meninggal.
n) Interaksi Selama Wawancara
Pada pasien waham biasanya di temukan :
1) Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan
kebenaran dirinya.
2) Curiga : menunjukkan sikap / perasaan tidak percaya pada
orang lain.
o) Isi Pikir
Pada pasien dengan waham Kebesaran biasanya : klien mempunyai
keyakinan yang berlebihan terhadap kemampuannya yang
disampaikan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
p) Proses Pikir
Pada pasien waham biasanya pikiran yang tidak realistis, flight of
ideas, pengulangan kata-kata.
q) Tingkat Kesadaran
r) Biasanya masih cukup baik
3.3 Intervensi
17
meningkat dengan kriteria hasil: mengendalikan prilaku
Penilaian diri positif Terapeutik
meningkat 1. Diskusikan tanggungjawab
Perasaan memiliki terhadap perilaku
kelebihan atau kemampuan 2. Jadwalkan kegiatan terstuktur
positif meningkat 3. Ciptakan dan pertahankan
Penerimaan penilain positif lingkungan dan kegiatan perawatan
terhadap diri sendiri dan konsisten setiap dinas
meningkat 4. Tingkatkan aktifitas fisik sesuai
Minat mencoba hal baru kemampuan
meningkat 5. Batasi jumlah pengunjung
Berjalan menampakkan 6. Bicara dengan nada rendah dan
wajah meningkat tenang
Postur tubuh menampakkan 7. Lakukan kegiatan pengalihan
wajah meningkat terhadap sumber agitasi
Konsentrasi meningkat 8. Cegah perilaku pasif dan agresif
Tidur meningkat 9. Beri penguatan positif terhadap
Kontak mata meningkat keberhasilan mengendalikan
18
mengatasi masalah menurun
Ketergantungan dan
penguatan secara berlebihan
menurun
Pencarian penguatan secara
berlebihan menurun
19
perilaku waham
Edukasi
1. Anjurkan mengungkapkan dan
memfalidasi waham dengan orang
yang di percaya
2. Anjurkan melakukan rutinitas
harian sesuai konsisten
3. Latih manajemen stress
4. Jelaskan tentang waham serta
penyakit terkait, cara mengatasi
dan obat yang diberikan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat sesuai
indikasi
3 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Promosi komunikasi efektif
komunikasi keperawatan selama 1x24 jam Observasi
verbal diharapkan komunikasi verbal 1. Identifikasi prioritas metode
meningkat dengan kriteria hasil: komunikasi yang digunakan
Kemampuan berbicara sesuai dengan kemampuan
meningkat 2. Identifikasi sumber pesan secara
Kemampuan mendengar jelas
meningkat Terapeutik
Kesesuaian ekspresi wajah 1. Fasilitasi mengungkapkan isi pesan
atau tubuh meningkat dengan jelas
Kontak mata meningkat 2. Fasilitasi penyampaian struktur
Afasia menurun pesan secara logis
Dispasia menurun 3. Dukung pasien dan keluarga
20
Dislalia menurun dengan tepat
Pelo menurun
Gagap menurun
Respon prilaku membaik
Pemahaman komunukasi
membaik
21
Verbalisasi rencana bunuh
diri menurun
Verbalisasi kehilangan
hubungan yang penting
menurun
Perilaku merencanakan
bunuh diri menurun
Euforia menurun
Alam perasaan depresi
22
BAB IV
Mas Putro (20 tahun) masuk RSJ Menur Surabaya tanggal 23 Mei 2016.Klien
dibawa ke RSJ oleh ibunya karena sudah mulai berbicara yang tidak jelas dan
tidak sesuai realitas.Mas Putro selalu berbicara “Saya ini titisan Nabi Yusuf.Saya
ini adalah orang yang terganteng sejagad raya.Saya ini direktur perusahaan
terbesar di dunia.Saham saya dimana-mana.Semua wanita didunia ini akan
terpukau jika melihat diri saya”. 3 tahun yang lalu klien pernah datang ke URJ
dengan keluhan yang sama. Klien memiliki sosial-ekonomi yang kurang baik dan
terbatasnya kebutuhan-kebutuhannya.Ibu klien menjelaskan bahwa, karakter klien
sebelumnya adalah seorang anak yang sombong. Dan pada suatu ketika keinginan
Mas Putro untuk mebeli motor tidak bisa dipenuhi oleh ibunya. Itu pula awal
masalah Mas Putro dibawa ke URJ.TTV menunjukan TD 120/80 mmHg, N
90x/mnt, RR 20x/mnt, S 370C, TB 177 cm, BB 60kg. Keluhan fisik tidak ada,
pasien tampak bersemangat
4.1 Pengkajian
FORMULIR PENGKAJIANKEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
RUANGAN RAWAT : RUANG RINDU,TANGGAL DIRAWAT : 23 Mei
2016
A. IDENTITAS KLIEN
Nama: Putro (L)
Umur: 20 Tahun
Tgl Pengkajian : 30 Mei 2016
No. RM: 008
Informasi: Ibu Klien
B. ALASAN MASUK
Klien mulai bicara yang tidak jelas mengenai dirinya. Klien meyakini
bahwa dirinya memiliki kekuasaan khusus.
23
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya.
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan 17
Tindakan kriminal
Masalah Keperawatan :-
Ya Tidak
Masalah Keperawatan :-
D. FISIK
1. Tanda vital : TD : 120/80 mmHg N : 90x/mnt S : 370 C P : 20x/mnt
2. Ukur : TB : 177 cmBB : 60 kg
3. Keluhan fisik : Ya Tidak
24
Jelaskan : Keluhan fisik tidak ada. Klien tampak
bersemangat.
Masalah keperawatan :-
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Masalah Keperawatan : -
2. Konsep diri
b. Gambaran diri : tidak ditemukan masalah
c. Identitas : tidak ditemukan masalah
d. Peran : tidak ditemukan masalah
e. Ideal diri : tidak ditemukan masalah
f. Harga diri : tidak ditemukan masalah
Masalah Keperawatan : -
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : Ibu Klien
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : tidak
ditemukan masalah
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : tidak ada
hambatan
Masalah keperawatan: -
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Tidak ditemukan masalah
25
b. Kegiatan ibadah : Tidak ditemukan masalah
Masalah Keperawatan : -
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
seperti biasanya
Jelaskan : klien lebih suka memakai satu pakaiannya yang dianggap paling
mewah.
Masalah Keperawatan : -
2. Pembicaraan
Pembicaraan
Masalah Keperawan : -
3. Aktivitas Motorik:
Masalah Keperawatan : -
26
4. Alam perasaaan
Masalah Keperawatan : -
5. Afek
Masalah Keperawatan : -
7. Persepsi
Pengecapan Penghidu
Masalah Keperawatan : -
8. Proses Pikir
27
flight of idea blocking persevarasi
9. Isi Pikir
Waham
Jelaskan : Klien mengaku bermimpi bertemu dengan Nabi Sulaiman dan diberi
tahu bahwa ia adalah titisannya.
Disorientasi
Masalah Keperawatan : -
11. Memori
pendek
28
gangguan daya ingat saat ini konfabulasi
berhitung sederhana
Masalah Keperawatan : -
Masalah Keperawatan : -
dirinya
1. Makan
2. BAB/BAK
29
Bantuan minimal Bantual total
Masalah Keperawatan :-
3. Mandi
4. Berpakaian/berhias
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
30
Belanja Ya tidak
Transportasi Ya tidak
Lain-lain Ya tidak
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : -
H. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
Lainnya lainnya
Masalah Keperawatan : -
31
Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Masalah Keperawatan : -
Koping obat-obatan
Lainnya : -
Masalah Keperawatan : -
32
4.2 Diagnosa
a. Perubahan proses pikir: waham berhubungan dengan harga diri rendah
b. Risiko kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham
DO:
Klien meyakini
bahwa dirinya
merupakan titisan
Nabi Yusuf
Klien selalu berbicara
33
berlebihan
Klien
mengangap
dirinya kebal
2. DS : - Kerusakan Komunikasi Gangguan komunikasi
verbal
DO :
Klien tidak mau Perubahan isi fikir:
memulai pembicaraan Waham
sebelum dimulai oleh
perawat
Kadang hanya diam Gangguan konsep diri:
saja Harga diri rendah
Sering tidak
nyambung ketika
menjawab pertanyaan
Klien sulit memahami
komunikasi
Klien tidak menangapi
ketika di ajak berbicara
4.4 Intervensi
34
membaik 1. Bina hubungan interpersonal
Isi fikir sesuai realita saling percaya
membaik 2. Tunjukkan sikap tidak menghakimi
Pembicaraan membaik secara konsisten
Konsentrasi membaik 3. Diskusikan waham dengan
Kemampuan mengambil berfokus pada perasaan yang
keputusan membaik mendasari waham
Proses fikir membaik 4. Hindari perdebatan tentang
keyakinan yang keliru,
nyatakan keraguan sesuatu fakta
5. Hindari memperkuat gagasan
waham
6. Sediakan lingkungan aman dan
nyaman
7. Berikan aktifitas rekreasi dan
pengalihan sesuai kebutuhan
8. Lakukan intervensi pengontrolan
perilaku waham
Edukasi
1. Anjurkan mengungkapkan dan
memfalidasi waham dengan orang
yang di percaya
2. Anjurkan melakukan rutinitas
harian sesuai konsisten
3. Latih manajemen stress
4. Jelaskan tentang waham serta
penyakit terkait, cara mengatasi
dan obat yang diberikan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat sesuai
indikasi
2. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Promosi komunikasi efektif
35
komunikasi keperawatan selama 1x24 jam Observasi
verbal diharapkan komunikasi verbal 1. Identifikasi prioritas metode
meningkat dengan kriteria hasil: komunikasi yang digunakan
Kemampuan berbicara sesuai dengan kemampuan
meningkat 2. Identifikasi sumber pesan secara
Kemampuan mendengar jelas
meningkat Terapeutik
Kesesuaian ekspresi wajah 1. Fasilitasi mengungkapkan isi
atau tubuh meningkat pesan dengan jelas
Kontak mata meningkat 2. Fasilitasi penyampaian struktur
Respon prilaku membaik pesan secara logis
Pemahaman komunikasi 3. Dukung pasien dan keluarga
membaik menggunakan komunikasi efektif
Edukasi
1. Jelaskan perlunya komunikasi
efektif
2. Ajarkan memformulasikan pesan
dengan tepat
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
relitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual
dan latar belakang budaya, ketidakmampuan merespon stimulus internal dan
eksternal melalui proses interaksi/informasi secara akurat.
Seseorang yang mengalami waham berfikir bahwa ia memiliki banyak
kekuatan dan bakat serta tidak merasa terganggu jiwanya atau ia merasa
sangat kuat dan sangat terkenal. Hal ini sesudah dengan penjelasan Varcarolis
dalam fundamental of pshyatric mental health nursing (2006 : 39) : grandeur:
think he or she powers and talents that are not possed or is someone fowerful
or famous.
Proses terjadinya waham
a. Fase Lack of Huma need
b. Fase Lack of Self Esteem
c. Fase Control Internal Eksternal
d. Fase Environment Support
e. Fase Comforting
f. Fase Improving
5.2 Saran
Dalam penulisan ini tentunya banyak kurang dan lebihnya, untuk itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca. Dengan adanya
makalah ini penulis mengaharapkan agar para pembaca bisa memahami apa
yang sudah dijelaskan sehingga dapat bermanfaat bagi semuanya dan agar
lebih dapat mengaplikasikan dalam merawat pasien dan mampu dalam
pembuatan asuhan keperawatan yang tepat yang banyak melibatkan orang
terdekat klien, mulai dari keluarga, kerabat sampai teman pasien.
37
DAFTAR PUSTAKA
Lynda, Moyet. 2014. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 13. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung: PT. Refika Aditama
Yusuf, Hanik, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika.
Keliat, Budi Anna. 2006. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta;
Penerbit FIK, Universitas Indonesia.
38