Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN KRISIS

INFORMASI PADA AWAL TERJADINYA


BENCANA

Kelompok 4
Aulia rabiatul adawiyah
Indah puspita sari
Karina dwi hardini
M.Hadi wianataa
PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI PENANGANAN KRISIS

 Informasi penanganan krisis akibat bencana


harus dilakukan dengan cepat, tepat, akurat dan
sesuai kebutuhan. Pada tahap pra, saat dan
pasca bencana pelaporan informasi masalah
kesehatan akibat bencana dimulai dari tahap
pengumpulan sampai penyajian informasi
dilakukan untuk mengoptimalisasikan upaya
penanggulangan krisis akibat bencana.
Beberapa kejadian bencana besar di Indonesia antara lain:

1. Gempa bumi dan tsunami 2. Gempa bumi Nias,


yang terbesar terjadi pada Sumatera Utara terjadi pada
akhir tahun 2004 yang awal tahun 2005
melanda Provinsi Nanggroe mengakibatkan 128 orang
Aceh Darussalam dan meninggal, 25 orang hilang
sebagian Provinsi Sumatera dan 1.987 orang luka-luka.
Utara telah menelan
korban yang sangat besar 3. Banjir bandang seperti
yaitu 120.000 orang yang terjadi secara beruntun
meninggal, 93.088 orang pada pertengahan tahun
hilang, 4.632 orang luka- 2006 di Kab. Sinjai (Sulsel),
luka. banjir di Kab. Bolaang
Semua kejadian tersebut di atas menimbulkan
krisis kesehatan antara lain lumpuhnya
pelayanan kesehatan, korban mati, korban luka,
pengungsi, masalah gizi, masalah ketersediaan
air bersih, masalah sanitasi lingkungan, penyakit
menular dan stres/gangguan kejiwaan.
Permasalahan yang dihadapi dalam penanganan krisis kesehatan
akibat bencana, antara lain:

 Sistem informasi yang belum berjalan dengan baik


 Mekanisme koordinasi belum berfungsi dengan baik
 Mobilisasi bantuan dari luar lokasi bencana masih
terhambat akibat masalah transportasi
 Sistem pembiayaan belum mendukung
 Sistem kewaspadaan dini belum berjalan dengan baik
 Keterbatasan logistik
Jenis Informasi dan Waktu Penyampaian
Informasi

Yang dibutuhkan pada awal terjadinya bencana


disampaikan segera setelah kejadian awal
diketahui dan dikonfirmasi kebenarannya,
meliputi:
1. Jenis bencana dan waktu kejadian bencana yang
terdiri dari tanggal, bulan, tahun serta pukul
berapa kejadian tersebut terjadi.
2. Lokasi bencana yang terdiri dari desa, kecamatan,
kabupaten/kota dan provinsi bencana terjadi.
3. letak geografi dapat diisi dengan pegunungan,
pulau/kepulauan, pantai dan lain-lain.
4. Jumlah korban yang terdiri dari korban meninggal,
hilang, luka berat, luka ringan dan pengungsi.
5. Lokasi pengungsi.
6. Akses ke lokasi bencana meliputi akses dari:
Kabupaten/kota ke lokasi dengan pilihan
mudah/sukar, waktu tempuh berapa lama dan
sarana transportasi yang digunakan.
Jalur komunikasi yang masih dapat digunakan.
Keadaan jaringan listrik.
Kemudian informasi tanggal dan bulan serta tanda
tangan pelapor dan lokasinya.
Sumber Informasi
A. Masyarakat
B. Sarana pelayanan kesehatan
C. Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota
D. Lintas sektor 30 Informasi disampaikan menggunakan:
Telepon
Faksimili
Telepon seluler
Internet
Radio komunikasi
Telepon satelit
Alur Mekanisme dan Penyampaian
Informasi
 Informasi awal tentang krisis pada saat kejadian
bencana dari lokasi bencana langsung dikirim ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Provinsi,
maupun ke Pusat Penanggulangan Krisis.
 Departemen Kesehatan dengan menggunakan
sarana komunikasi yang paling memungkinkan pada
saat itu. Informasi dapat disampaikan oleh
masyarakat, unit pelayanan kesehatan dan lain-lain.
Unit penerima informasi harus melakukan
konfirmasi.
Jenis Informasi dan Waktu Penyampaian
 Penilaian kebutuhan cepat penanggulangan krisis
akibat bencana dilakukan segera setelah informasi
awal diterima. Informasi yang dikumpulkan meliputi .
 Jenis bencana dan waktu kejadian bencana.
 Tingkat keseriusan dari bencana tersebut, misalnya banjir
ketinggian air mencapai 2 m, gempa bumi dengan
kekuatan 7 Skala Richter.
 Tingkat kelayakan yaitu luas dari dampak yang
ditimbulkan dari bencana Alur penyampaian dan
konfirmasi informasi awal kejadian
 Kecepatan perkembangan misalnya konflik antar
suku disatu daerah, bila tidak cepat dicegah maka
dapat dengan cepat meluas atau berkembang ke
daerah lain.
 Lokasi bencana terdiri dari dusun, desa/kelurahan,
kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi.
 Letak geografi terdiri dari pegunungan, pantai,
pulau/kepulauan dan lain-lain.
 Jumlah penduduk yang terancam.
Kondisi logistik dan sarana pendukung
pelayanan kesehatan.
Upaya penanggulangan yang telah dilakukan.
Bantuan kesehatan yang diperlukan.
Rencana tindak lanjut.
Tanggal, bulan dan tahun laporan, tanda
tangan pelapor serta diketahui oleh Kepala
Dinas Kesehatan.
 Puskesmas dan Rumah Sakit.
 Jenis dan kondisi sarana kesehatan dibagi dalam tiga bagian
yaitu informasi mengenai kondisi fasilitas Eselon II Menteri
Kesehatan Puskesmas/ Masyarakat Lokasi Bencana Dinkes
Kab/Kota Dinkes Provinsi P P K Eselon I Keterangan: ______
Arus penyampaian informasi -------- Arus konfirmasi 32
kesehatan, ketersediaan air bersih, sarana sanitasi dan
kesehatan lingkungan.
 Akses ke lokasi bencana terdiri dari mudah/ sukar, waktu
tempuh dan transportasi yang dapat digunakan.
 Kondisi sanitasi dan kesehatan lingkungan di lokasi
penampungan pengungsi.
Pengelolaan Data

 Pengumpulan Data
jenis data yang dikumpulkan mencakup:
Data bencana
Data sumber daya (sarana, tenaga dan dana)
Data sanitasi dasar
Data upaya kesehatan penanggulangan bencana
Data status kesehatan dan gizi
Data mengenai masalah pelayanan kesehatan
Peran institusi dalam pengumpulan data
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pengolahan data, antara lain:

1) Puskesmas melakukan pengolahan data mengenai masalah kesehatan untuk


melihat besaran dan kecenderungan permasalahan kesehatan untuk peningkatan
pelayanan.
2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pengolahan data dari Puskesmas dan
Rumah Sakit mengenai masalah kesehatan untuk melihat besaran dan
kecenderungan permasalahan kesehatan, kebutuhan sumber daya untuk
pelayanan kesehatan dan sanitasi dasar untuk merumuskan kebutuhan bantuan.
3) Dinas Kesehatan Provinsi melakukan pengolahan data dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit Provinsi mengenai masalah kesehatan untuk
melihat besaran dan kecenderungan permasalahan kesehatan, kebutuhan sumber
daya untuk pelayanan kesehatan untuk merumuskan kebutuhan bantuan.
 Penyajian Data
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian data, antara
lain:
a) Puskesmas menyiapkan data masalah kesehatan dalam bentuk tabel,
grafik, pemetaan, dll untuk dilaporkan kepada Dinas Kesehatan
kabupaten/Kota.
b) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan penyajian data dapat
dalam bentuk bentuk tabel, grafik, pemetaan, dll.
c) Dinas Kesehatan Provinsi melakukan penyajian data dapat dalam
bentuk tabel, grafik, pemetaan, dll.
d) Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan melakukan
penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, Pemetaan dan dimuat dalam
web-site, dan lain-lain.
 Penyampaian Informasi
Yang diperoleh dapat disampaikan dengan menggunakan:
o Kurir
o Radio Komunikasi
o Telepon
o Faksimili
o E-mail
o SMS

 
 
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai