Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN

BENCANA
DOSEN PENGAMPU : Zurrahmi, S.Tr.Keb, M.Si
Komunikasi Dan Penyebaran
Informasi & Perawatan Psikososial
Dan Spiritual Pada Korban Bencana
KELOMPOK 3
1. INDRI WIDAYANI ANISMAN (1914201053)
2. RIMA MUSTIKA (1914201072)
3. RILAWATI (1914201087)
4. SUTRI ANISA (1914201074)
5. REZA ZULTIANIS (1914201072)
6. FIRDHA MIFTAHUL JANNAH (1914201051)
7. NUR AFNI SULASMI (1914201066)
8. BAGUS DWI YANDRA (1914201084)
9. RAHMI MAHARNI (1914201069)
1.Pengertian Umum dan
Peran Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu maksud, tujuan ataupun berita-berita


kepada pihak-pihak lain dan mendapatkan respons/tanggapan sehingga pada masing-
25%
masing pihak mencapai pengertian yang maksimal.

Dalam suatu keadaan darurat (disaster) baik dalam skala kecil, menengah dan besar,
unsur komunikasi adalah salah-satu komponen (sub-system) yang berperan
menentukan terhadap; berhasil atau kurang berhasil, bahkan gagalnya suatu operasi
penyelamatan (search and rescue) dan pengerahan bantuan penanganan serta
penanggulangan terhadap kejadian musibah/bencana.
2. Fungsi Komunikasi
Komunikasi yang berada didalam jaring koordinasi
untuk penanganan bencana (disaster) harus berfungsi
setiap saat, baik pada tahap sebelum terjadi
musibah/bencana, saat terjadi musibah/bencana,
maupun pada tahap pasca terjadinya musibah/- bencana.

Sarana pengindera-dini (early


warning system
Sarana koordinasi antar semua
institusi/instansi/organisasi/- potensi
yang terlibat operasi
Sarana untuk mengalirkan perintah
3. Komunikasi Bencana

Berkaitan dengan bencana, komunikasi dapat berfungsi sebagai radar sosial yang memberi
kepastian kepada pihak lain mengenai adanya bencana di suatu tempat. Dalam konteks tulisan ini,
komunikasi diperuntukkan pada kegiatan pra bencana yang meliputi kesiagaan, peringatan dini
dan mitigasi. Dalam hal ini, komunikasi memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
kesiagaan yang diperlukan dan persiapan apa yang harus dilakukan ketika bencana itu terjadi.
Semua ini, dimaksudkan untuk mengurangi seminimal mungkin korban jiwa dan kerugian harta
benda. Upaya penanggulangan bencana haruslah dimulai jauh sebelum bencana terjadi karena
antisipasi sedini mungkin akan mampu menekan jumlah kerugian jiwa dan materi. Ketika upaya
penanggulangan bencana dapat dilakukan sedini mungkin, kita berharap muncul sikap, tindakan,
dan perilaku yang menekankan kesadaran manusia dan peningkatan kemampuan manusia
menghadapi ancaman.
Lanjutan
karakteristik efektifitas komunikasi antarpersonal:
1. Openness
2. Emphaty
3. Supportivennes
4. Positivennes
5. Equality

Kelima karakteristik komunikasi tersebut akan menentukan efektif atau


tidaknya kegiatan komunikasi yang dilakukan pada semua kegiatan dalam
rangka penanggulangan bencana.
4. Penerapan Radio Dalam Media
Kamunikasi Dalam Bencana
Dalam kenyataaannya, banyak
diantara pemakai dan pengguna alat dan
peralatan radio komunikasi yang belum memberikan perhatian yang
agak pantas pada suatu kegiatan/operasi penanganan korban musibah
bila terjadi keadaan darurat/marabahaya (disaster). Hal tersebut diatas
dapat disebabkan, antara lain oleh :
1. Tidak menyadari peranan penting dirinya yang berkemampuan
menggunakan peralatan radio komunikasi dalam keharusan
keterlibatannya.
2. Tidak mempunyai minat dalam memanfaatkan kemampuan diri
dan peralatannya, dan hanya berfikir sudah cukup bila dapat
menjalankan perannya (pada waktu diminta) tanpa usaha untuk
menguasai aturan- aturannya secara baik dan optimal.
3. Tidak tahu harus berbuat apa, karena ketidaktahuan dan tidak
terlatih.
5. Komunikasi Integratif
Penanganan Bencana

Harjadi (2007:17), mengungkapkan acuan penanggulangan bencana (tsunami), tidak bisa lepas dari
fungsi komunikasi, yang memberikan sinyal untuk mengurangi ketidakpastian, sebagai berikut :
1.Memasang sarana diseminasi informasi, termasuk :”dedicated link”(saluran Komunikasi khusus),
radio Internet , server untruk system “5 in One’dan sirene, sehingga informasi dari BMG dapat
diterima secepat - cepatnya.
2.Membuat peta jalur evakuasi dan zona evakuasi dan rambu - rambu bahaya tsunami di sepanjang
pantai yang rawan tsunami.
3.Membangun shelter pengungsian yang dilengkapi dengan jalan dari pemukiman penduduk ke
shelter, serta sarana dan prasarana darurat di pengungsian.
4.Mengadakan pelatihan evakuasi baik untuk masyarakat pesisir maupun aparat terkait, secara
berkala 2 (dua) kali setahun, dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi tsunami.
5.Memfasilitasi peningkatan pemahaman masyarakat melalui Pendidikan formal dan nonformal.
6. Pengelolaan Data dan Informasi
Penanggulangan Krisis

1). informasi pra bencana


a. gambaran umum wilayah, yang meliputi
letak geografis, aksesibilitas wilayah gambaran
wilayah rawan bennana, geomedin mapping, 2). Informasi saat dan pasca bencana
data demografi, dan informasi bennana yang a.Informasi pada awal kejadian bencana
pernah terjadi; b.Informasi penilaian kebutuhan tepat
·Upaya pennegahan, mitigasi dan c.Sarana penyampaian informasi
kesiapsiagaan, yang pernah dilakukan; 1)Informasi pra-bencana
·Upaya tanggap darurat dan pemulihan, yang 2)Informasi saat dan pasca bencana
pernah dilakukan;
·Gambaran pengelolaan data dan informasi.
7. Mekanisme Kerja
Informasi

1). Pra bencana


Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan
Informasi yang dikumpulkan pada saat pra tersebut kemudian
bencana adalah : dilakukan pengolahan , dengan melakukan :
a.Informasi sumber daya baik tenaga, dana, a.Penyusunan tabel bencana.
sarana dan prasarana b.Penyusunan peta daerah rawan krisis kesehatan
b.Informasi dari lintas sektor terkait, akibat bencana.
c.Informasi nomor telepon, faksimili (kantor c.Penyusunan buku profil penanggulangan krisis
dan rumah) serta nomor telepon kesehatan akibat bencana yang berisi informasi tentang
genggam./mobile dari petugas yang telah sumber daya baik tenaga, dana, sarana dan prasarana
ditunjuk dalam rangka penanggulangan krisis dan masalah
kesehatan lain.
d.Penyusunan buku informasi penanggulangan krisis
kesehatan akibat bencana yang pernah terjadi.
e.Pembuatan website.
f.Pembuatan peta jalur evakuasi sarana kesehatan pada
daerah rawan bennana (ring 1, ring 2 dan ring 3)
Lanjutan

1). Saat Bencana Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan


Informasi yang dikumpulkan pada saat tersebut kemudian diolah, dengan melakukan :
bencana adalah : a.Penyusunan laporan awal penanggulangan krisis
a.Informasi awal penanggulangan krisis dan kesehatan akibat bennana.
masalah kesehatan lain (Form B1 dan B4 pada b.Penyusunan laporan perkembangan penanggulangan
Pedoman Sistem Informasi Penanggulangan krisis kesehatan akibat bennana.
Krisis Akibat Bennana).
b.Informasi perkembangan penanggulangan
krisis dan masalah kesehatan lain (Form B2
pada Pedoman Sistem Informasi
Penanggulangan Krisis Akibat Bennana).
Lanjutan
1). Pasca Bencana

Berdasarkan

informasi yang telah dikumpulkan tersebut
Informasi yang dikumpulkan pada saat pasca
kemudian diolah, dengan melakukan :
bencana adalah :
a.Penyusunan informasi dengan program terkait dalam rangka
a.Informasi rehabilitasi dan rekonstruksi
upaya rehabilitasi dan rekonstruksi sarana/prasarana kesehatan
sarana/prasarana kesehatan yang mengalami
yang mengalami kerusakan.
kerusakan.
b.Penyusunan informasi dengan program terkait dalam upaya
b.Informasi upaya pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan (pencegahan KLB, pemberantasan
(pencegahan KLB, pemberantasan penyakit
penyakit menular, perbaikan gizi), kegiatan surveilans
menular, perbaikan gizi), kegiatan surveilans
epidemiologi, promosi kesehatan dan penyelenggaraan
epidemiologi, promosi kesehatan dan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar di tempat
penyelenggaraan kesehatan lingkungan
penampungan pengungsi maupun lokasi sekitarnya yang
c.Informasi relawan, kader dan petugas
terkena dampak.
pemerintah yang memberikan KIE kepada
c.Penyusunan informasi dengan program terkait tentang upaya
masyarakat luas
relawan, kader dan petugas pemerintah yang memberikan KIE
d.Informasi pelayanan kesehatan rujukan dan
kepada masyarakat luas, bimbingan pada kelompok yang
penunjang.
berpotensi mengalami gangguan stress pasca trauma dan
memberikan konseling pada individu yang berpotensi
mengalami gangguan stress pasca trauma.
d.Penyusunan informasi dengan program terkait dalam rangka
upaya pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang.
Dampak Psikososial Pada
Korban Bencana Alam
1. ) Depresi

2. ) Cemas
3. ) Perilaku agresif
4. ) Bingung
5. ) Putus asa
6. ) Sedih
7. ) Kehilangan
8. ) Takut
9. ) Menyendiri

Melihat dampak psikologi yang timbul tidak hanya bantuan secara fisik saja yang dipelukan
namun dukungan psikologis pasca bencana juga sangat diperlukan. Dukungan adalah bentuk
sebuah support kepada seseorang suatu perhatia, penghargaan, yang diberikan kepada individu
dan berfungsi sebagai memotivasi.
Tujuan Dan Manfaat Dukungan
Psikososial pada Korban Bencana Alam

Tujuan dukungan psikososial adalah


Dukungan psikososial berupa:
mengembalikan individu, keluarga,
1. ) Bantuan konseling dan konsultasi
masyarakat agar setelah peristiwa bencana 2. ) Pendampingan
terjadi dapat secara bersama menjadi kuat, 3. ) Pelatihan
berfungsi optimal dan memiliki ketangguhan 4. ) Kegiatan psikososial
meghadapi masalah sehngga menjadi
produktif dab berdaya guna. Manfaat
dukungan psikososial adalah:
1. ) Membantu individu untuk mengurangi
beban emosinya
2. ) Mengembalikan fungsi sosial individu
didalam lingkungannya
3. ) Meningkatkan kemampuan individu
didalam pemecahan masalah-masalah yang
dihadapi pasca bencana
Cara Berkomunikasi dalam
Memberikan dukungan sosial

Adapun cara-cara komunikasi dengan korban bencana



yaitu:
a. Hidari ucapan
·Saya mengerti
·Jangan sedih
·Anda kuat, anda akan melaluinya
·Jangan menangis
·Ini kehendak tuhan
·Ini bisa lebih buruk
Adapun ucapan yang lebih membantu adalah:
1. Ada orang disini yang akan membantu anda
2. Kami tidak akan meninggalkan anda sendirian
3. Silahkan tumpahkan emosi anda
4. Kita bera dalam kondisi ini bersama
5. Saya tahu anda kuat.
Tahapan dalam Fase Pemulihan
I.Tahap Tanggap Darurat : Pasca dampak-
Tahap Pemulihan akhir: Bulan kedua
III.
langsung ·Lanjutkan

tugas tanggap bencana.
·Menyediakan pelayanan intervensi krisis untuk ·Memberikan pendidikan dan pelatihan masyarakat tentang
pekerja bantuan, misalnya defusing dan debriefing reseliensi atau ketangguhan.
untuk mencegah secondary trauma ·Mengembangkan jangkauan layanan untuk mengidentifikasi
·Memberikan pertolongan emosional pertama mereka yang masih membutuhkan pertolongan psikologis.
(emotional first aid), misalnya berbagai macam ·Menyediakan “debriefing” dan layanan lainnya untuk
teknik relaksasi dan terapi praktis penyintas bencana yang membutuhkan.
·Berusahalah untuk menyatukan kembali keluarga ·Mengembangkan layanan berbasis sekolah dan layanan
dan masyarakat. komunitas lainnya berbasis lembaga.
·Menyediakan informasi, kenyamanan, dan IV. Fase Rekonstruksi
bantuan praktis. ·Melanjutkan memberikan layanan psikologis dan
II. Tahap Pemulihan: Bulan pertama pembekalan bagi pekerja kemanusiaan dan penyintas
·Lanjutkan tahap tanggap darurat bencana.
·Mendidik profesional lokal, relawan, dan Melanjutkan program reseliensi untuk antisipasi datangnya
masyarakat sehubungan dengan efek trauma. bencana lagi. Pertahankan “hot line” atau cara lain dimana
·Memberikan bantuan praktis jangka pendek dan penyintas bisa menghubungi konselor jika mereka
dukungan kepada penyintas membutuhkannya.Memberikan pelatihan bagi profesional
·Menghidupkan kembali aktivitas sosial dan ritual dan relawan lokal tentang pendampingan psikososial agar
masyarakat mereka mampu mandiri.
Lanjutan..

Terapi dukungan sosial pada kelompok besar

Terapi dukungan sosial pada kelompok kecil


1.Latihan nafas dalam 1.Kelompok dewasa
2.Latihan relaksasi progresif Bercakap cakap tentang perasaan, harapan , keinginan,
3.Latihan berfokus pada 5 jari hal positif yang masih dapat disyukuri
4.Latihan membangun interaksi 2.Kelompok Remaja
5.Melakukan ibadah Olahraga, musik, tari, menulis, aktivitas sosial
6.Peran serta kegiatan 3.Kelompok anak
- Terapi bermain, menggambar, menari, bercerita,
menonton film kartun atau film anak anak.
4.Kelompok lansia
Bercakap cakap tentang perasaan, memberikan informasi
tentang kegiatan yang dilakukan, berbagi pengalaman
masa lalu, melakukan pendampingan untuk masalah dan
kebutuhan manusia
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai