NAGA BERALIH
Oleh :
Musrianti
NIM : 1914201063
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi telah menjadi p
enyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan negara berkem
bang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan gangguan siste
m peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai nor
mal yaitu melebihi 140/190 mmHg. Berdasarkan etiologi, hipertensi dibedaka
n menjadi 2, yaitu: hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi prim
er adalah suatu kondisi dimana penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditem
ukan. Penyebab sekunder hipertensi adalah penyakit renovaskuler, aldosteroni
sm, pheochromocytoma, gagal ginjal, dan penyakit lainnya (Triyanto, 2014)
Hipertensi sering ditemukan pada lansia dan biasanya tekanan sistoliknya
yang meningkat. Menurut batasan hipertensi yang dipakai sekarang ini, diperk
irakan 23% wanita dan 14% pria berusia lebih dari 65 tahun menderita hiperte
nsi. Lansia dengan hipertensi sangat beresiko mengalami berbagai macam ko
mplikasi. Komplikasi yang paling mungkin timbul dari hipertensi yang diderit
a oleh lansia adalah stroke. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila
arteti-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrophi dan menebal, sehi
ngga aliran darah ke daerah-daerah yang di perdarahinya berkurang. (Triyanto,
2014).
Banyak faktor yang berper1an untuk terjadinya hipertensi meliputi risiko y
ang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang dapat dikendalika
n (minor). Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) seperti keturun
an,
jenis kelamin, ras dan usia. Sedangkan Perilaku lansia yang dapat dikendal
ikan (minor) yaitu obesitas, kurang olah raga atau aktivitas, merokok, minum
kopi, sensitivitas natrium, kadar kalium rendah, alkoholisme, stress, pekerjaan,
pendidikan dan pola makan (Suhadak, 2010).
Perilaku lansia hipertensi dapat dicegah yaitu dengan menghindari faktor p
enyebab terjadinya hipertensi dengan pengaturan pola makan, gaya hidup yan
g benar, hindari kopi, merokok dan alkohol, mengurangi konsumsi garam yan
g berlebihan dan aktivitas yang cukup seperti olahraga yang teratur (Dalimarth
a, 2008)
Jumlah lansia di negara-negara berkembang pada beberapa tahun ini meni
ngkat. Pada saat ini jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia berjumlah sekita
r 24 juta jiwa dan tahun 2020 diperkirakan 30 sampai 40 juta jiwa (Komnas La
nsia, 2011). Dari hasil studi sosial ekonomi dan kesehatan lansia yang dilaksa
nakan komnas lansia di 10 provinsi tahun 2006 diketahui bahwa penyakit terb
anyak diderita lansia adalah penyakit sendi (52,3%), hipertensi (38,8%), anem
ia (30,7%) dan katarak (23%) (Roehadi, 2008). Dari hasil studi pendahuluan D
inas Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2013 jumlah penderita hipertensi seba
nyak 5404 orang. Hipertensi masuk dalam 10 besar penyakit terbanyak di Kab
upaten Blitar pada tahun 2013. Populasi lansia dari tahun ke tahun akan terus
mengalami peningkatan, oleh karena itu kualitas hidup dan kesejahteraan lansi
a harus terus di tingkatkan karena menurut para ahli, angka kematian akibat pe
nyakit jantung pada lansia dengan hipertensi adalah tiga kali lebih sering diban
dingkan lansia tanpa hipertensi pada usia yang sama (Purwati, dkk, 2002).
Berdasarkan data yang didapat dari Desa Naga Beralih Blitar didapatkan b
ahwa hipertensi menempati urutan ke-3 setelah gastritis dan penyakit kulit aler
gi dengan jumlah 875 kasus. Pada bulan oktober 2017 lansia yang mengalami
hipertensi sebanyak 55 orang, bulan nopember 2014 sebanyak 54 orang dan b
ulan desember sebanyak 54 orang. Lansia pada puskesmas Nglegok banyak ti
dak menyadari tentang hipertensi sehingga belum mengontrol perilaku hidup s
eperti mengkonsumsi garam, lemak, kurang olahraga dan kebiasaan merokok.
Banyak lansia yang masih mengkonsumsi makanan yang tinggi garam seperti
ikan asin, telur asin, udang asin. Asupan garam yang tinggi akan menyebabka
n peningkatan natrium dalam darah dan ginjal kesulitan membuang kelebihan
air dalam tubuh yang secara langsung akan meningkatkan tekanan darah. Mak
anan berlemak seperti daging, telur dapat meningkatkan lemak dalam pembulu
h darah sehingga menyumbat peredaran darah. Hal ini menyebabkan jantung b
ekerja lebih keras sehingga meningkatkan tekanan darah. Lansia yang meroko
k dan kurang olahraga atau beraktifitas dapat mengurangi pengeluaran garam
melalui keringat sehingga tingginya garam dalam tubuh dan dapat menyebabk
an peningkatan tekanan darah.
Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian menge
nai “Hubungan Perilaku Lansia Dengan Kejadian Hipertensi Di Desa Naga
Beralih tahun 20015”
B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan perilaku lansia dengan kejadian hipertensi lansia di
Desa Naga Beralihtahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan umum
Mempelajari hubungan perilaku lansia dengan kejadian hipertensi di Desa Naga
Beralih 2015
b. ujuan Khusus
1. Mengidentifikasi perilaku lansia yang menderita hipertensi di Desa
Naga Beralih
2. Mengidentifikasi lansia dengan hipertensi di Desa Naga Beralih 2015
3. Menganalisis hubungan perilaku lansia dengan kejadian hipertensi 2015
Mengidentifikasi lansia dengan hipertensi Di Desa Naga Beralih 2015
D. Manfaat Penelitian
a. Teoritis
1. Bagi puskesmas
2. Bagi Lansia
Hasil penelitian ini di harapkan lansia dapat mengetahui cara mencegah terjadinya
penyakit hipertensi selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Menjadi pengalaman yang nyata dalam melakukan penelitian yang baik dan benar
sehingga menjadi landasan dan motivasi dalam melakukan penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arina, N (2007). Hubungan Stres dengan Fase Penyembuhan Luka ada Klien Pasc
aSeksio Sesarea di RB I RSU Dr. Soetomo Surabaya. PSIK FK Unair. Skripsi tida
k Dipublikasikan
Andria. K. M, (2013). Hubungan antara Perilaku Olahraga, Stress dan Makan den
gan Tingkat Hipertensi pada Lanjut Usia di Posyandu Lansia Kelurahan Gebang P
utih Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya. Departemen Promosi Kesehatan dan Ilm
u Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Unifersitas
Airlangga Surabaya.
Julianti, D, dkk. (2005). Bebas Hipertensi Dengan Terapi Jus. Jakarta : Puspa Swa
ra
Kushariyadi, (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salem
ba Medika
Lovibond, (1995). Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42). http://www.ed
u.au Tanggal 11 Maret 2007. Pukul 22.05 WIB
Jakarta: Kencana
REVISI
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU LANSIA TERH
ADAP KESEHATAN DI DESA RANAH BARU KECAMATAN KAMPAR
KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2021
Oleh :
Musrianti
NIM : 1914201063
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
g terjadi pada lansia diantara lain sakit gigi 2,48%, diare 3,05%, asma 11,09%,
panas 17,83%, sakit kepala 19,52%, pilek 21,52%, batuk 33,89% dan lainnya
63,68% keluhan kesehatan lansia yang paling tinggi adalah keluhan yang mer
upakan efek dari penyakit kronis seperti asam urat, darah tinggi, rematik, dara
kuantitatif, dengan pendek atan survey Penelitian ini bertujuan untuk mengide
ntifikasi pengetahuan, sikap dan prilaku lansia terhadap kesehatan di Desa Ran
n Kampar hasil pengetahuan yang didapatkan tinggi sebanyak 115 orang (76,7
%), Sikap lansia terhadap kesehatan di desa Ranah baru kecamatan Kampar ka
bupaten Kampar mayoritas baik yaitu sebanyak 121 orang (80,7%). Perilaku l
ampar. Lebih dari setengah responden yang memiliki perilaku yang baik seban
yak 114 orang (76 %). Lansia di desa Ranah baru kecamatan Kampar kabupat
ehatan yakni banyak 115 orang (76,7%). Lansia di Desa Ranah baru kecamata
n Kampar kabupaten Kampar sebagian besar menunjukkan sikap yang baik ter
sebagian besar menunjukkan perilaku yang baik terhadap kesehatan yakni seb
anyak 114 orang (76%). Hal tersebut dikarenakan lansia aktif mengikuti posya
ndu setiap bulannya. Diharapkan lebih ditingkatkan lagi bagi petugas kesehata
B. RumusanMasalah
Berdasarkan uraian masalah yang telah di jelaskan secara ringkas dari latar
belakang memberikan dasar bagi peneliti karena tidak ditemukannya data men
genai pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap kesehatan lansia sehingga pen
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
an, sikap dan prilaku lansia terhadap kesehatannya di desa ranah baru.
2. Tujuan Khusus
baru
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
engetahuan dan bahan referensi serta bahan evaluasi khususnya dalam hal
2. Manfaat Aplikatif
hususnya bagi peneliti sendiri dan petugas kesehatan mengenai lansia yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Lansia
a. Pengertian Lansia
3,89% dan lainnya 63,68% keluhan kesehatan lansia yang paling tinggi
adalah keluhan yang merupakan efek dari penyakit kronis seperti asam
urat, darah tinggi, rematik, darah rendah dan diabetes. (Kemenkes, 201
3).
Lansia adalah seseorang yang telah berusia >60 tahun dan tidak ber
b. Klasifikasi Lansia
2) Middleageold (usia70-79tahun)
c. Karakteristik Lansia
o (2006) yaitu :
1) Usia
ia, lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahu
n (Ratnawati, 2017).
2) Jenis kelamin
3) Status pernikahan
win (60 %) dan cerai mati (37 %). Adapun perinciannya yaitu lansi
uhan yang cerai mati, dan lansia laki-laki yang berstatus kawin ada
2017).
4) Pekerjaan
rkualitas adalah proses penuaan yang tetap sehat secara fisik, sosial
dan mental sehingga dapat tetap sejahtera sepanjang hidup dan teta
5) Pendidikan terakhir
tono, 2006).
6) Kondisi kesehatan
nya bahwa dari setiap 100 orang lansia terdapat 25 orang di antaran
atnawati, 2017).
1) Perubahan Fisiologis
2) Perubahan Fungsional
dan sosial. Penurunan fungsi yang terjadi pada lansia biasanya berh
ubungan dengan penyakit dan tingkat keparahannya yang akan me
a.
ehatan.
3) Perubahan Kognitif
4) Perubahan Psikososial
sebagai berikut:
atan bertambah.
tan.
an dan keluarga.
8) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik (perubahan terhadap g
a:
1) Masalah ekonomi
1).
2) Masalah sosial
3) Masalah kesehatan
4) Masalah psikososial
ndadak, misalnya, bingung, panik, depresif, dan apatis. Hal itu bias
2. Psikososial
a. Pengertian Psikososial
Psikososial berasal dari kata psiko dan sosial. Kata psiko mengacu
ita, 2016).
namis antara faktor psikis dan sosial, yang saling berinteraksi dan mem
1. Teori Psikologi
sehatan.
penghasilan.
esuai.
ari:
gkilap.
n perut.
itas mata.
u pendengaran.
tas paru.
1) Gangguan jantung.
2) Gangguan metabolisme.
golongan steroid.
lansia.
b) Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diper
ya.
un tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tu
a atau jaminan hari tua, namun dalam kenyatannya sering diartikan seb
diri dan status. Lansia yang memiliki agenda kerja yang tidak terselesa
gen dibatasi secara normative dan diharapkan dari seseorang yang men
empati posisi sosial yang diberikan. Peran berdasarkan pada pengharap
an atau penetapan peran yang membatasi apa saja yang harus dilakuka
lain dan dapat muncul perilaku regresi, seperti mudah menangis, meng
k-rengek seperti anak kecil sehingga lansia tidak bisa menjalankan per
B. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Kesehatan Lansia
Sikap
terhadap Kesehatan
Pengetahuan
C. Hipotesis Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Populasi
019). Populasi dalam penelitian ini adalah 216 lansia di desa Ranah Baru
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
umsi bahwa karakteristik tertentu yang dimiliki oleh populasi tidak diperti
D. Etika Penelitian
salah satu yang terpenting adalah etika. Menurut Komite Nasional Etik Penelit
ian Kesehatan (2011), bahwa dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mem
perhatikan kesehatan dan keselamatan jiwa manusia, keluarga dan masyarakat
n meliputi:
rkat dan martabat subjek penelitian serta peneliti harus mempersiapkan for
Hal ini bertujuan agar subjek penelitian mengetahui maksud dan tujuan
penelitian serta komponen yang akan diteliti selama penelitian atau pengu
mpulan data. Jika subjek bersedia di teliti maka harus menandatangani lem
bar persetujuan (informed consent) dan jika subjek menolak maka peneliti
tidak akan memaksa dan kerahasiaan informasi akan dijamin oleh peneliti.
a adil dan terbuka, serta mempunyai hak yang sama. Kerahasiaan data dan
E. Alur Penelitian
menilai data dari responden, instrument yang digunakan pada penelitian ini ya
1. Lembar kuesioner
yang disusun secara tertulis yang dibagikan kepada responden untuk meng
guttman dan skala likert. Skala Guttman yaitu bersifat tegas dan konsiten s
eperti jawaban yang terdapat pada kuesioner yaitu ya atau tidak, setuju ata
u tidak setuju. Sedangkan skala likert yaitu skala yang digunakan untuk m
erdiri atas 10, 7 dan 8 pertanyaan. Dimana dalam setiap item pertanyaan, j
G. Definisi Operasional
6. Status pernikahan, status atau keadaan dimana ada tidaknya pasangan hidu
a. Belum menikah.
b. Menikah.
c. Duda/Janda.
afkah atau pencaharian masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau pekerj
aan sehari-hari. Menurut Notoatmodjo (2012) jenis pekerjaan dibagi menja
di :
1) Buruh/tani.
2) PNS.
3) Pensiunan.
4) Wiraswasta.
5) IRT
6) Tidak bekerja
1) SD
2) SMP
3) SMA
4) Pendidikan Tinggi
aga, diet, sleep/rest, jadwal kunjungan medical check up, perilaku beresiko
esioner dan tiap item pertanyaan jika benar bernilai 1, jika pertanyaan sala
h akan bernilai 0. Nilai tertinggi bernilai 1 dan nilai terendah bernilai 0. Da
at.
Krieteria Objektif :
Skala : Guttman.
10. Sikap, secara operasional, sikap tindakan yang merupakan respon reaksi d
ari sikapnya terhadap objek, baik berupa orang, peristiwa atau situasi (Ali,
2008). Dalam hal ini, sikap lansia terhadap kesehatan.Misalnya latihan/ ola
raga, diet, sleep/rest, jadwal kunjungan medical check up, perilaku beresik
tuju. Dengan skala Guttman dan jika responden menjawab pertanyaan ben
p kesehatan baik. Kuesioner sikap tentang lansia peneliti buat sendiri deng
aan menurut teori yang ada.Tiap item pertanyaan jika setuju bernilai 1, jika
Kriteria Objektif:
11. Perilaku, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk
hidup) yang bersangkutan atau perilaku adalah satu kegiatan atau aktifitas
dari manusia itu sendiri yang memiliki bentang sangat luas, mencakup: ber
aga, diet, sleep/rest, jadwal kunjungan medical check up, perilaku beresiko
7 pertanyaan yang dapat di jawab dengan tanda (√) pada kolom tidak pern
1. Pengolahan data
pulkan melalui kuisioner. Hal ini dilakukan untuk melihat jawaban dal
u mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka ata
S 22 for Windows.
lah dimasukkan, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat kemun
2. Analisa data
da salah satu program komputer. Analisa data yang digunakan pada penelit
ian ini dalah analisa univariat yang dilakukan terhadap tiap-tiap variable p
KABUPATEN KAMPAR.
No. Responden :
1. Nama :
2. Usia :
4. Status perkawinan :
Menikah
Tidak Menikah
Duda/ Janda
5. Pekerjaan :
Pensiunan
Petani
Wirasuwasta
Berkebun
Lain-lain ...........
6. Pendidikan terakhir :
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
7. Tinggal dengan :
Keluarga
Pasangan
Sendiri
Lain-lain.......
Anak
Kerabat
Pegal-pegal
Gemetar
Nyeri sendi
penglihatan kabur
Diare
Lain-lain......
Berobat
Konsultasi
Tidak pernah ke RS
Rumah Sakit
Puskesmas
Posyandu
Dukun
Lain-lain......
11. Jika mau ke sarana kesehatan, jenis transportasi apa yang anda gunakan ?
jalan kaki
ojek/ becak
kendaraan pribadi
15-30 menit
30-60 menit
<15menit
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Sari, & Savita. (2014). Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Hipert
omunitas
Depertemen Sosial. (2015). Pusat data dan informasi. Jakarta: Departemen Sosial.
Dewi, R. P. (2013). Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kadar Gula Darah p
ada
Info Media.
Gultom, P., Bidjuni, H., & Kallo, V. (2016). Hubungan Aktivitas Spiritual Denga
Kadar, K. S. (2013). Agein in Indonesia Health Status & Challenges For The Futu
Komite Nasional Etik Penelitian Kesehatan. (2011, September 19). Retrieved fro
m www.knepk.litbang.depkes.go.id: http://www.knepk.litbang.depkes.go.i
d /knepk/
RI.
erilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Lansia. Jurnal Keperawatan
Mahmudah, S., Maryusman, T., Arini, F. A., & Malkan, I. (2016). Hubungan Gay
a Hidup dan Pola Makan dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Kelu
rahan Sawangan Baru Kota Depok Tahun 2015. Biomedika Vol 8 Nomor
2, 39-47.
ansia Datang ke Posyandu Lansia Di Dusun Kudu Desa Kudu Banjar Keca
CV Andi.
medika.
atikwo, S., Pletojo, H., & Widjanarko, B. (2014). Analisa pengaruh faktor
Stanley, M., & Beare, G. (2006). Buku Ajar Keperawatan Georontik Edisi 2. jakar
ta: EGC.