Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH


TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA
DI POSYANDU LANSIA DUSUN KARANGSARI,
WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Disusun oleh:
1. ALUH MIRNA SISWANTI (13130141)
2. RINI AFRILIANI (13130145)
3. FERA ESTELA ANUGRAH (13130158)
4. I MADE FERAYANTI (13130163)
5. LENNY JULITA SIMANULLANG (13130167)
6. NI KETUT NOPIANI (13130172)
7. DEWA GEDE AGUS SETIANA (13130176)
8. NI KETUT ASTITI (13130180)
9. I PUTU BAHAGIANA (13130181)
10. AKHMAD KHOIRI (13130184)

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Badriah tahun 2011 Peningkatan taraf kesehatan pada

masyarakat di Indonesia, berakibat pada usia harapan hidup yang diiringi

oleh pertambahan jumlah kelompok usia lanjut (usila/lansia). Usia

harapan hidup ini menjadi salah satu indikator atau alat ukur derajat

kesehatan masyarakat di Indonesia. Populasi lansia termasuk pada

golongan atau kategori usia tidak produktif. Populasi usia tidak

produktif akan menjadi beban bagi populasi usia produktif, sehingga

diperlukan perhatian yang baik pada kelompok usia ini

Menua adalah proses fisiologis yang akan terjadi pada semua

orang dengan mekanisme yang berbeda pada setiap individu. Pada proses

fisiologis ini organ tubuh akan mengalami penurunan fungsi sehingga

menimbulkan berbagai masalah pada lansia. Seiring dengan penurunan

fungsi organ tubuh maka, risiko terjadinya penyakit degeneratif akan

meningkat. Penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara

lain hipertensi, obesitas dan diabetes melitus.

Menurut WHO didapatkan bahwa setelah mencapai usia 30 tahun,

kadar glukosa darah akan naik 1-2 mg%/tahun pada saat puasa dan akan

naik sebesar 5,6-13 mg%/tahun pada 2 jam setelah makan. Prevalensi

lebih banyak pada wanita dan kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi.

sebesar 50% usia diatas 60 tahun yang tanpa keluhan, ditemukan hasil Tes

Toleransi Glukosa Oral yang abnormal. Menurut RISKESDA tahun 2013


didapatkan prevalensi diabetes di Indonesia berdasarkan wawancara yang

terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 2,1%. Di yogyakarta sendiri

Prevalensi diabetes yang paling tinggi sebesar (2,6%).

Tekanan darah dapat mempengaruhi kadar gula darah pada lansia

di karenakan individu yang sudah lanjut usia akan mengalami

penebalan, kekakuan pembuluh darah dan disfungsi endotel akibat dari

proses penuaan. Menurut American Heart Association {AHA}, penduduk

Amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai

angka hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak

diketahui penyebabnya. Sementara kejadian hipertensi di Indonesia

sebesar 26,5 persen dan di Yogyakarta sendiri prevalensi hipertensi

sebesar 25,7% (Infodatin Kemenkes RI, 2014 :RISKESDAS, 2013).

Menurut Rakhmadany dalam Puspitasari (2011), hal ini disebabkan

karena adanya abnormalitas pada sistem renin angiotensin. Sel

endothelial terdapat di dalam renin angiotensin yang bertugas

mensintesis substansi bioaktif yang mengatur struktur fungsi pembuluh

darah. Menurut Trisnawati, Widarsa dan Suastika (2013), individu

dikatakan hipertensi jika memiliki tekanan darah 140/90 mmHg.

Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya DM

(Gibney 2009). Hubungannya dengan DM tipe 2 sangatlah kompleks,

hipertensi dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin atau resisten

insulin (Mihardja, 2009). Padahal insulin berperan meningkatkan ambilan

glukosa dibanyak sel dan dengan cara ini juga mengatur metabolisme
karbohidrat, sehingga jika terjadi resistensi insulin oleh sel, maka kadar

gula di dalam darah juga dapat mengalami gangguan (Guyton, 2008).

Makin tinggi tekanan darah, maka makin keras jantung harus bekerja

untuk tetap memompa melawan hambatan. Jika, dengan berjalannya

waktu, otot jantung lelah, bias terjadi kelemahan jantung dan akhirnya

gagal jantung. Karna beban berlebihan yang di letakannya pada arteri,

Tekanan darah tinggi dapat mempercepat pelapukan dan

kerusakannya,terutama pada organ-organ yang dituju, yakni otak,koroner,

dan ginjal. Oleh karena itu, hipertensi yang tidak di obati sering

mengakibatkan stroke dan serangan jantung yang berbahaya . stroke dan

serangan jantung yang fatal mempunyai peluang dua kali lebih besar pada

orang yang menderita hipertensi yang tidak diobati dibandingkan pada

mereka yang memiliki tekanan darah normal di usia yang sama. Sekitar

20% dari semua orang dewasa menderita hipertensi dan menurut statistic

angka ini terus meningkat. Sekitar 40% dari semua kematian dibawah usia

65 tahun adalah akibat hipertensi. (Wiwik 2010: Wolff Peter Hanns.2006).

keadaan peningkatan tekanan daarah yang memberi gejala, yang akan

berkelanjutan pada organ target, seperti stroke (untuk otak), penyakit

jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi vertikel

kanan (untuk otot jantung) ( Wiwik 2010: Bustan.N.M.2007). Penyakit

hipertensi ini seringnya datang secara diam-diam dan tidak

menunjukkan adanya gejala-gejala tertentu yang bisa dilihat dari luar

sehingga disebut sebagai the silent disease. Pada sebagian kasus

hipertensi, penderita tidak mengetahui atau menyadari bahwa dirinya


telah menderita hipertensi ketika tekanan darahnya berada di atas batas

normal. Penderita baru mnyadarinya ketika hipertensi yang dideritanya

telah menyebabkan berbagai penyakit komplikasi mulai dari penyakit

jantung, stroke, hingga gagal ginjal (Sudarmoko, 2010).

Hasil wawancara yang dilakukan di dusun karangsari,

wedomartani, ngemplak, sleman, yogyakarta, pada tanggal 10 oktober

2016 dari lima lansia berpendapat bahwa tekanan darah dipengaruhi oleh

berapa faktor salah satunya karena keturunan, dan pola hidup. Dari hasil

wawancara dengan kepala dukuh mengatakan bahwa di dusun karangsari

belum ada penelitian tentang hubungan kadar gulah darah dengan tekanan

darah, sehingga sebagian besar masyarakat tidak mengetahui apakah kadar

gula darah mempengaruhi tekanan darah masyarakat.

Berdasarkan data di atas, disimpulkan bahwa tekanan darah yang

tinggi dan kadar gula darah yang tidak terkendali masih merupakan salah

satu penyakit yang tingkat kejadiannya masih banyak. Hal ini

menyebabkan berbagai komplikasi penyakit kardiovaskuler lainnya.

Untuk menurunkan angka kesakitan karena tekanan darah yang tinggi

dan kadar gula darah yang tidak terkendali salah satu upaya adalah

dengan mencegah terjadinya komplikasi tekanan darah tinggi dan kadar

gula darah yang tak terkendali. Pencegahan dapat dilakukan

pemeriksaan tekanan dara dan kadar gula darah. Oleh karena itu penulis

tertarik untuk melakukan penelitian hubungan kadar gula darah dan

tekanan darah pada lansia.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah ada hubungan kadar gula darah dengan tekanan darah pada

lansia di Dusun karangsari, wedomartani, ngemplak, sleman,

yogyakarta

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan kadar glukosa darah dan tekanan

darah pada lansia di Dusun karangsari, wedomartani, ngemplak,

sleman, yogyakarta ?

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dilakukannya penelitan ini adalah:

a) Diketahui kadar gula darah berdasarkan usia.

b) Diketahui tekanan darah berdasarkan usia.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a) Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah dipelajari

pda saat kuliah.

b) Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam

melakukan penelitian.

c) Mengembangkan daya nalar, minat dan kemampuan dalam

bidang penelitian.
2. Manfaat Praktis

a) Institusi Pendidikan

Sebagai masukan dan acuan untuk penelitian-penelitian berikutnya dan

diharapkan dapat menjadi data dasar atau pembanding serta masukan

bagi penelitilain yang berkait hal kadar gula darah dengan tekanan dara

pada orang usia lanjut dan faktor-faktor yang mungkin berkaitan dalam

penelitian ini.

b) Institusi Kesehatan

Penelitian ini sebagai masukan mengenai hubungan antara tekanan

darah dengan kadar gula darah pada lansia. Penelitian ini juga

diharapkan dapat dijadikan evaluasi program peningkatan kualitas

hidup dan pencegahan penyakit degenerative khususnya di Dusun

karangsari, wedomartani, ngemplak, sleman, yogyakarta

c) Posyandu lansia

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

hubungan tekanan darah dengan kadar gula darah pada lansia

khususnya di Dusun karangsari, wedomartani, ngemplak, sleman,

Yogyakarta

E. Keaslian Penelitian

1. Lina Aulia Ulfa (2005) Hubungan antara Kadar Gula Darah Puasa

dan Faktor-faktor Risiko pada Pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap

di RSUD dr. Soebandi Jember. Penelitian ini dilakukan di ruang

rawat inap dan rakam medis RSUD dr. Soebandi Jember pada

bulan Agustus 2005, rancangan penelitian yang digunakan adalah


penelitian cross sectional. Kesimpulan dari hasil analisis data dan

pembahasan adalah tidak ada hubungan antara kadar gula darah

puasa dengan umur dan kadar kolesterol LDL, tetapi ada hubungan

antara kadar gula darah puasa dengan tekanan darah, kadar

trigliserida dan kadar kolesterol HDL. Perbedaanya, variabel

terikat adalah hipertensi pada lansia. Persamaan, Variabel bebas

adalah kadar gula darah dan Penelitian yang dilakukan merupakan

penelitian bersifat kuantitatif dengan desain penelitian yang

digunakan yaitu crossnsectional. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah consecutive sampling.

2. Mohammad Hazim Ahmad Fuad (2013) Gambaran Kadar Gula

Darah Pada Lansia Dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan. Desain

penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan cross sectional. Pada penelitian ini tidak didapatkan

hubungan bermakna antara status gizi, pola makan, aktifitas fisik,

riwayat DM dalam keluarga, usia, hipertensi, jenis kelamin dan

stress dengan kadar glukosa darah yang pada orang usia lanjut.

Perbedaanya, variabel terikat adalah hipertensi pada lansia.

Persamaan, Variabel bebas adalah kadar gula darah dan Penelitian

yang dilakukan merupakan penelitian bersifat kuantitatif dengan

desain penelitian yang digunakan yaitu crossnsectional Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

consecutive sampling.
3. Sholikhah, Wahyu Sofyana (2014) Hubungan Antara Usia,

Indeks Massa Tubuh Dan Tekanan Darah Dengan Kadar Gula

Darah Pada Lansia Di Desa Baturan Kecamatan Colomadu.

Kesimpulan, semua variabel pengamatan adalah usia, indeks massa

tubuh dan darah penyakit dengan kadar glukosa darah tidak

menunjukkan adanya signifikan korelasi. Semua variabel memiliki

nilai p 0,05. Perbedaanya, variabel bebas adalah kadar gula darah

dan variabel terikat adalah hipertensi pada lansia. Persamaan,

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian bersifat kuantitatif

dengan desain penelitian yang digunakan yaitu crossnsectional.

Penelitian crosssectional meneliti suatu kejadian pada titik waktu

dimana variabel dependen dan variabel independen diteliti

sekaligus pada saat waktu yang sama. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah consecutive sampling.


DAFTAR PUSTAKA

Badriah, LD. 2011. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung: PT

Refika Aditama.

Bustan.N.M. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta.

Jakarta.

Gibney, M.J., BM,. Kearney. MJ., Arab,L. 2009. Gizi Kesehatan

Masyarakat. Jakarta: EGC.

Guyton, A.C., Hall, J.E. 2008. Metabolisme Karbohidrat Dan

Pembentukan Adenosin Tripospat dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.

Jakarta: EGC.

Infodatin (Informasi Data Indonesia) 2014. Hipertensi. Jakarta :

Kementrian Kesehatan RI.

Puspitasari, A. 2011. Keragaan Konsumsi Pangan, Status Kesehatan,

Tingkat Depresi Dan Status Gizi Lansia Peserta Dan Bukan Peserta

Program Home Care Di Tegal Alur Jakarta Barat. Skripsi. Bogor: Institus

Pertanian Bogor.

Riskesdas 2013. Prevalensi diabetes, hipertiroid, hipertensi, menurut

karakteristik. http://www.depkes.go.id: diakses 10 November

2016:Indonesia Departemen Kesehatan Indonesia.

Sudarmoko, A., 2010. Tetap Tersenyum Melawan Diabetes Melitus.

Yogyakarta: Atma Media Press.

Trisnawati, S., Widarsa, T., Suastika, K. 2013. Faktor Risiko

Diabetes Mellitus Tipe 2 Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas


Wilayah Kecamatan Denpasar Selatan. Public Healt And Preventive

Medicine Archive. Vol 1 No.1.

Wolff Peter Hanns. 2006. Hipertensi. PT Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai