Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 2, Hal 92- 98, Oktober 2018 ISSN 2089-0834

(Cetak) Sekolah Tinggi Il


Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 2, Hal 92 - 98, Oktober 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN BUDAYA DENGAN KADAR ASAM URAT


PADA LANSIA
Anita Syarifah1
Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tengku Maharatu Pekanbaru
1

anita_syarifah85@yahoo.co.id

ABSTRAK
Arthritis gout (Asam Urat) merupakan penyakit radang sendi akibat terakumulasinya kristal
mikroskopik asam urat dalam persendian, yang menimbulkan peradangan. Angka kejadian asam urat
pada lansia di wilayah kerja puskesmas Muara Lembu terdapat 94 kasus enam bulan terakhir. Asam
urat banyak menyerang lansia karena asam urat ini akan semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan budaya
dengan kadar asam urat pada lansia di Puskesmas Muara Lembu Kabupaten Kuansing. Jenis penelitian
ini bersifat deskriptif analitik menggunakan desain cross sectional. Populasi berjumlah 94 orang lansia
asam urat.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 48 orang.Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat, alat ukur yang
digunakan adalah kuesioner, dan pengolahan data menggunakan komputerisasi dengan menggunakan
uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapathubungan pengetahuan dengan kadar asam urat
(p value 0,008), dan ada hubungan budaya dengan kadar asam urat (P value 0,002). Adanya hubungan
yang signifikan antara pengetahuan, dan budaya dengan kadar asam urat pada lansia di Puskesmas
Muara Lembu Kabupaten Kuansing, disarankan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan informasi
dan perhatian kepada lansia terhadap kadar asam urat.

Kata kunci : Budaya (konsumsi makanan), Kadar Asam Urat, Pengetahuan

KNOWLEDGE AND CULTURE RELATIONSHIP WITH URIC ACID LEVEL ON


ELDERLY

ABSTRACT
Arthritis gout (Uric Acid) is a disease of arthritis due to the accumulation of microscopic crystals of
uric acid in the joints, which cause inflammation. The incidence of uric acid in the elderly in the work
area of Muara Lembu clinic is 94 cases in the last six months. Uric acid attack many elderly because
uric acid will increase with age. The purpose of this research is to know knowledge and culture
relationship with uric acid level on elderly at Muara Lembu Health Center of Kuansing Regency. The
type of this research is descriptive analytical using cross sectional design. Population amounted to 94
elderly people uric acid. The sample in this study amounted to 48 people. Sampling technique using
purposive sampling. The analysis used is univariate and bivariate analysis, measuring instrument used
is questionnaire, and data processing using computerized by using chi-square test. The results showed
that there was a correlation of knowledge with uric acid level (p value 0,008), and there was cultural
relation with uric acid level (P value 0,002). There is a significant relationship between knowledge,
and culture with uric acid levels in elderly people at Muara Lembu Health Center of Kuansing
Regency. it is advisable for health workers to provide information and attention to the elderly against
uric acid levels.

Keywords: Culture (food consumption), Knowledge, Uric Acid Levels.

PENDAHULUAN menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia


Indikator keberhasilan pembangunan nasional terus meningkat dari tahun ke tahun(Bappenas,
di bidang kesehatan adalah semakin 2010). Penuaan merupakan proses alami yang
meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) tidak dapat dihindari, berjalan terus-menerus,
penduduk. Peningkatan usia harapan hidup dan berkesinambungan menyebabkan
1
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 2, Hal 92 - 98, Oktober 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia hiperurisemia yang didefinisikan sebagai


pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi peninggian kadar urat lebih dari 7,0 ml/dl dan
fungsi dan kemampuan tubuh secara 6,0 mg/dl. Secara klinis, hiperurisemia
keseluruhan(Maryam, 2012). Faktor-faktor mempunyai arti penting karena dapat
yang mempengaruhi proses penuaanpertama menyebabkan artritis gout, nefropati, topi, dan
adalah faktor genetik, yang melibatkan nefrolithiasis Menampiring (2011)dalam
perbaikan DNA, respons terhadap stress, Haryoto & dkk(2013),Masalah akan timbul jika
pertahanan terhadap antioksidan. Kedua adalah terbentuk kristal-kristal monosodium urat
faktor lingkungan, yang meliputi pemasukan monohidrat pada sendi-sendi dan jaringan
kalori dan berbagai macam penyakit, salah satu sekitarnya. Kristal-kristal berbentuk seperti
dari penyakit tersebut adalah arthritis gout jarum ini mengakibatkan reaksi peradangan
(Asam Urat) yang merupakan penyakit radang yang jika berlanjut akan menimbulkan nyeri
sendi akibat terakumulasinya kristalmikroskopik hebat yang sering menyertai gout. Jika tidak
asam urat atau dikenal dengan sebutan tophi diobati, endapan kristal akan menyebabkan
dalam persendian, yang menimbulkan kerusakan yang hebat pada sendi dan jaringan
peradangan. Hal ini dikarenakan tingginya lunak (Zahara, 2014)
kadar asam urat dalam darah atau hiperurisemia
(Muchtadi, 2013). Faktor-faktor resiko yang mempengaruhi kadar
asam urat digolongkan menjadi faktor resiko
Asam urat didalam tubuh manusia merupakan yang tidak bisa terkontrol dan faktor resiko
sesuatu yang normal setiap orang memiliki yang bisa dikontrol serta faktor resiko perilaku.
asam urat yang mengalir bersama darah dalam Faktor yang tidak bisa terkontrol adalah umur,
pembuluh darah, karena asam urat merupakan jenis kelamin dan genetik (Muttaqin, 2008), dan
hasil proses akhir dari metabolisme tubuh faktor yang bisa terkontrol adalah konsumsi
secara alami. Tubuh manusia memproduksi alkohol berlebihan, IMT, asupan senyawa purin
asam urat secara rutin melalui proses berlebihan dan obat-obatan(Noviyanti, 2015)
metabolisme (pemecahan) purin. Kebutuhan dan faktor resiko perilaku adalah pengetahuan,
purin selain diproduksi sendiri juga diperoleh budaya dan sikap(Notoatmodjo, 2012).
dari faktor eksternal seperti makanan yang Menurut Sunaryo(2016), diperkirakan lansia
tinggi purin(Suriana, 2014). Asam urat timbul yang berusia diatas 60 tahun akan menjadi dua
secara mendadak dan sering terjadi pada malam kali lipat yaitu dari 11% di tahun 2005 menjadi
hari (Junaidi, 2007). Penyakit gout ini pada 22% pada tahun 2050 mendatang. Menurut
umumnya dapat mengganggu aktivitas harian WHO dalam Depkes RI(2013), di kawasan Asia
penderitanya. Penderita penyakit asam urat Tenggara 8% populasi adalah Lanjut usia
tingkat lanjut akan mengalami radang sendi (Lansia) atau sekitar 142 juta jiwa.
yang timbul sangat cepat dalam waktu singkat.
Penderita tidur tanpa ada gejala apapun, namun Jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia pada
ketika bangun pagi harinya terasa sakit yang tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 28 juta
sangat hebat hingga tidak bisa berjalan. Proses jiwa atau sekitar 11% dari total penduduk
penyakit ini apabila berlanjut, dapat terkena Indonesia(Kemenkes RI, 2013). Jumlah
sendi lain yaitu pergelangan tangan atau kaki, penduduk lansia di Riau tercatat 225.353 jiwa
lutut, dan siku (Apriyanti, 2013). Tingginya atau 4,1% dari total penduduk Riau 5.538.367.
asam urat dalam tubuh bisa menimbulkan Jumlah tersebut terdapat 80.602 jiwa lansia
komplikasi berbagai penyakit berbahaya seperti tinggal di perkotaan dan 144.751 jiwa tinggal di
gangguan ginjal, jantung koroner, diabetes pedesaan (BPS Indonesia, 2014), sedangkan
mellitus(Suriana, 2014). menurutBadan Pusat Statistik Kabupaten
Kuantan Singingi, (2017), jumlah penduduk
Kadar asam urat dalam darah ditentukan oleh lansia di Kabupaten Kuantan Singingi tercatat
keseimbangan antara produksi (10% pasien) 28.527 jiwa atau 8,8% dari total penduduk
dan ekskresi (90% pasien). Bila keseimbangan Kuantan Singingi 324.334 jiwa dan jumlah
ini terganggu maka dapat menyebabkan penduduk lansia di wilayah kerja Puskesmas
terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam Muara Lembu tercatat 926 jiwa atau 3,3% dari
darah yang disebut hiperurisemia. Gangguan total penduduk Kecamatan Singingi kabupaten
metabolisme yang mendasarkan gout adalah Kuantan Singingi 31.136 jiwa.

2
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 2, Hal 92 - 98, Oktober 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

tersebut banyak masyarakat mengkonsumsi


Prevalensi penyakit arthritis gout (asam urat) di makanan tinggi protein yang mengandung zat
dunia mengalami kenaikan jumlah penderita purin yang tinggi seperti budaya di daerah sana
hingga dua kali lipat.Prevalensi arthritis gout salah satunya mengkonsumsi rebung yang di
pada populasi di USA diperkirakan asamkan dan digoreng dengan dicampur daging
13.6/100.000 penduduk.Arthritis gout (asam atau ikan-ikan yang lain. Tujuan penelitian ini
urat) di Indonesia menduduki urutan kedua untuk mengetahui hubungan pengetahuan
setelah osteoarthritis diperkirakan 1,6- dengan kadar asam urat dan mengetahui
13.6/100.000 orang, Prevalensi ini meningkat hubungan budaya dengan kadar asam urat.
seiring dengan meningkatnya umur Manfaat dari penelitian ini adalah memberi
(Tjokroprawiro, 2007). pengetahuan dan wawasan tentang asam urat
bagi responden.
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 10
Maret 2017 di dapat data asam urat pada lansia METODE
di wilayah kerja puskesmas Muara Lembu Desain penelitian adalah deskriptif
Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan analitikdengan pendekatan cross sectional
Singingi terdapat 94 kasus enam bulan terakhir study.penelitian ini dilakukan pada bulan Mei
atau setara dengan 56% terjadi pada laki-laki 2017. Populasi dalam penelitian ini sebanyak
dan 44% terjadi pada wanita dengan rentang 94 orang, Sampel dalam penelitian ini
usia penderita asam urat terbanyak adalah di berjumlah 48 orang.Teknik pengambilan
atas 45 tahun. Hasil pemeriksaan 12 orang, sampel menggunakan purposive sampling.
dimana 5 orang laki-laki kadar asam uratnya Pengambilan data dilakukan dengan pengisian
dari 7,8-11 mg/dl dan 7 diantaranya adalah kuisioner yang dibagikan kepada lansia yang
perempuan dengan rentang kadar asam urat terdiagnosa asam urat, lansia yang berusia
yang di dapat 6,8 – 9 mg/dl serta wawancara diatas 45 tahun. Data dianalisis secara
yang dilakukan pada 12 orang diantaranya 5 distribusifrekuensi dan menggunakan uji chi-
orang lansia mengatakan tidak mengetahui square dengan tingkat kemaknaan 95%.
tentang masalah kadar asam urat dan 7 orang
diantaranya suka mengkonsumsi makanan yang HASIL
tinggi protein dan diantara mereka ada yang Penelitian dilakukan di Puskesmas Muara
memiliki kelebihan berat badan. Perawat bagian Lembu Kuansing bulan Mei 2017. Responden
poli juga mengatakan kebanyakan lansia yang yang diambil berjumlah 48 orang dan
mengalami asam urat disebabkan pengetahuan menjawab secara lengkap, digambarkan melalui
tentang asam urat kurang. Dilihat dari observasi tabel dibawah ini:
dan wawancara yang dilakukan didaerah

Tabel 1.
Karakteristik Responden (n=48)
Kategori f %
Usia
Lansia Awal (46-55) 16 33,3
Lansia Akhir (56-65) 18 37,5
Lanjut Usia (>65) 14 29,2
Jenis kelamin
Laki-laki 15 31,2
Perempuan 33 68,8
Tingkat pendidikan
SD 26 54,2
SMP 8 16,7
SMA 12 25,0
ST 2 4,1
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa berjenis kelamin perempuan tingkat pendidikan
mayoritas responden berumur 56-65 tahun Sekolah Dasar (SD).

3
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 2, Hal 92 - 98, Oktober 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tabel 2.
Tingkat Pengetahuan, budaya dan kadar asam urat responden (n=48)
Kategori f %
Tingkat pengetahuan
Baik 8 16,6
Cukup 25 52,1
Kurang 15 31,3
Budaya
Baik 25 52,1
Buruk 23 47,9
Kadar asam urat
Tinggi 26 54,2
Normal 22 45,8
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui kategori baik, dan kadar asam urat responden
bahwa mayoritas tingkat pengetahuan dalam kategori tinggi.
responden cukup, memiliki budaya dalam

Tabel 3.
Hubungan Pengetahuan Dengan Kadar Asam Urat responden (n=48)
Kadar Asam Urat
Tinggi Normal Total Pvalue
f % f % f %
Baik 4 8,3 4 8,3 8 16,6 0,008
Cukup 9 19 16 33,3 25 52,3
Kurang 13 27,1 2 4 15 31,1
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa hasil disimpulkan bahwa ada hubungan antara
uji menggunakan chi square test didapatkan p pengetahuan dengan kadar asam urat pada
value = 0,008 dengan p value< 0,05 dengan lansia di Puskesmas Muara Lembu Kabupaten
demikian hipotesis nol (H0) ditolak dan Kuansing.
hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini dapat

Tabel 4.
Hubungan Budaya Dengan Kadar Asam Urat responden (n=48)
Kadar Asam Urat
Tinggi Normal Total pvalue
Budaya f % f % f %
Baik 8 16,7 17 35,4 25 52,1
Buruk 18 37,5 5 10,4 23 47,9 0,002
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa hasil uji chi square diperoleh (p value = 0,008 < α =
uji menggunakan chi square didapatkan p value 0,05) ini berarti Ho ditolak atau ada hubungan
= 0,002 dengan p value< 0,05 dengan demikian bermakna antara pengetahuan dengan kadar
hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis asam urat pada lansia di Puskesmas Muara
alternatif (Ha) diterima. Hal ini dapat Lembu. Hasil Penelitian ini sejalan dengan
disimpulkan bahwa ada hubungan antara penelitian Abiyoga, (2017)dengan hasil
budaya dengan kadar asam urat pada lansia di penelitian didapatkan nilai p–Value= 0,002 (p<
Puskesmas Muara Lembu Kabupaten Kuansing. 0,05). Hasil analisis tersebut menunjukkan
adanya hubungan yang bermakna antara
PEMBAHASAN pengetahuan dengan kejadian gout (p-value =
Hubunga Pengetahuan Dengan Kadar Asam 0.002) pada lansia di wilayah kerja Puskesmas
Urat Situraja. Salah satu domain perilaku kesehatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adalah pengetahuan.Pengetahuan adalah hasil
berdasarkan pengetahuan, di dapatkan dari hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

4
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 2, Hal 92 - 98, Oktober 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

melakukan penginderaan terhadap suatu objek Peneliti berasumsi pengetahuan merupakan


tertentu.Penginderaan terjadi melalui domain yang sangat penting untuk terbentuknya
pancaindera manusia, yaitu indera penglihatan, suatu tindakan seseorang dan akan berpengaruh
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. pula terhadap perilaku responden tentang asam
Sebagian besar pengetahuan pada manusia urat. Tingkat pengetahuan yang didapat akan
diperoleh melalui mata dan telinga mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin
(Notoatmodjo, 2010a). Menurut rendah tingkat pengetahuan seseorang maka
Arikunto(2006), pengetahuan merupakan segala semakin kurang pula pengetahuan yang dimiliki
sesuatu yang ada dikepala kita, sehingga kita orang tersebut
dapat mengetahui sesuatu berdasarkan
pengalaman yang kita miliki. Selain Hubungan Budaya Dengan Kadar Asam
pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita Urat
diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan juga Hasil penelitian menunjukkan bahwa
didapatkan dari tradisi.Pengetahuan atau berdasarkan budaya, di dapatkan dari hasil uji
kognitif merupakan domain yang sangat chi square diperoleh (p value = 0,002 < α =
penting dengan segala bentuk tindakan 0,05) ini berarti Ho ditolak atau ada hubungan
seseorang. bermakna antara budaya dengan kadar asam
urat pada lansia di Puskesmas Muara Lembu.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain Penelitian ini sejalan dengan penelitian Aini
yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan dkk, (2016), bahwa hasil penelitian
seseorang. Berdasarkan pengalaman dan menunjukkan budaya dalam segi makanan
penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari tinggi purin berhubungan dengan kadar asam
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada urat dengan menggunakan uji chi square di
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan dapat ( p value = 0,001 < α 0,05). Penelitian ini
(Notoatmodjo, 2010b). Penelitian Roger (1974) juga sejalan dengan penelitian Fauzan(2016),
dalam Notoatmodjo(2012), mengungkapkan penelitian ini menggunakan Uji statistik chi
bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku square, hasil penelitian menunjukkan bahwa
baru didalam diri orang tersebut terjadi proses ada hubungan antara asupan purin dengan
yang berurutan yaitu awareness (kesadaran), kejadian gout arthritis(p<0,001 < α 0,05).
interest, evaluasi, trial dan adopsi. Dimana
subjek perilaku akan sesuai dengan Makna budaya dan kesehatan dalam persepsi
pengetahuan dan sikapnya terhadap stimulus. makanan dengan arti luas makanan merupakan
Selanjutnya setelah seseorang memiliki alat sektor bagi kelangsungan hidup manusia.
pengetahuan yang baru akan menimbulkan Makanan atau pola makan menjadi alat alamiah
respon batin dalam bentuk sikap terhadap objek yang menyeleksi manusia atau
yang diketahuinya. pengelompokkan manusia dalam beberapa
tahap berdasarkan mata pencaharian
Pengetahuan atau tahu adalah reaksi dari masyarakat. Beberapa orang dengan latar
manusia dengan rangsangan alam sekitarnya belakang budaya berbeda akan menunjukkan
melalui pengetahuan dari obyek sehingga jenis atau pola makan yang berbeda. Pola
memungkinkan adanya pengetahuan yang baik. makan masyarakat perkotaan cenderung
Berbanding terbalik semakin kurang informasi mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food),
yang diterima responden tentang gout maka makanan yang tinggi protein zat purinnya
semakin kurang tingkat pengetahuan seseorang sehingga menyebabkan tingginya kadar asam
tentang gout(Abiyoga, 2017). Sebagian besar urat. Purin adalah senyawa amina bagian dari
kasus asam urat termasuk hiperurisemia protein yang menyusun tubuh makhluk hidup,
asimptomatik, mempunyai latar belakang bahkan sistem metabolisme tubuh kita sendiri
penyebab primer, sehingga memerlukan juga memproduksi purin. Ini mengandung arti
pengendalian kadar asam urat jangka panjang. semua bahan makanan mengandung purin,
Perlu komunikasi yang baik agar lansia sehingga purin tidak pernah dapat disingkirkan
mengetahui apa penyebab kadar asam uratnya sama sekali dari diet sehari-hari. Kebutuhan
meningkat dengan untuk mencapai tujuan purin normal antara 500-1000 mg per hari,
terapi. Hal itu dapat diperoleh dengan edukasi sedangkan rata-rata ekskresi asam urat urin
dan diet rendah purin yang menjadi tatalaksana. sebesar

5
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 2, Hal 92 - 98, Oktober 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

620,5mg per hari. Kadar purin maksimal yang seperti usia, jenis kelamin dan kandungan-
dapat dikonsumsi oleh pasien gout adalah 100- kandungan yang terdapat dalam makanan
150mg/hari(Soeroso, 2011). (rebung).
Kebiasaan makan- makanan yang mengandung DAFTAR PUSTAKA
purin dapat meningkatkan asam urat dalam
Abiyoga, A. (2017). Faktor - Faktor yang
darah sehingga dapat menimbulkan gout
Berhubungan Dengan Kejadian Gout Pada
arthritis atau asam urat. Terlalu banyak
Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas
mengkonsumsi makanan yang tinggi
Situraja Tahun 2014. Jurnal Darul Azhar,
kandungan nukleotida purinnya seperti sarden,
2(1), 47–56.
kangkung, jeroan, dan bayam akan
meningkatkan produksi asam urat. Sebaliknya, Aini, F., Wakhid, A., Program, M.,
mengurangi konsumsi makanan dengan Keperawatan, S., Ngudi, S., Ungaran, W.,
kandungan nukleotida purin tinggi dan … Ungaran, W. (2016). Faktor-faktor
memperbanyak konsumsi makanan dengan yang berhubungan dengan kejadian
kandungan nukleotida purin rendah akan dapat hiperurisemia di kecamatan bandungan
mengurangi risiko hiperurisemia atau gout kabupaten semarang.
arthritis. Salah satu upaya untuk mengurangi perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents
penumpukan protein adalah terapi diet asam /4765.
urat yang baik dan benar Krisnatuti, (2006)
dalam (Sholihah, 2014). Menurut asumsi Apriyanti. (2013). Menu Sehat bagi Penderita
peneliti bahwa Lansia yang memiliki asupan Asam Urat. Yogyakarta: Pustaka Baru.
purin tinggi lebih beresiko mengalami kadar
asam urat tinggi atau terjadinya gout arthritis Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu
sebanyak 43,9 kali dibandingkan dengan lansia Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rieneka.
yang memiliki asupan purin normal.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuantan
SIMPULAN DAN SARAN Singingi. (2017). Kabupaten Kuantan
Simpulan Singing i Dalam Angka (Kuantan Singingi
Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan Regency in Figures 2017). Kabupaten
kadar asam urat pada lansia di Puskesmas Kuantan Singingi: Badan Pusat Statistik
Muara Lembu Kabupaten Kuansing diperoleh Kabupaten Kuantan Singingi.
nilaip value = 0,008 lebih kecil dari α (0,05)
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Terdapat Bappenas. (2010). Laporan Pencapaian Tujuan
hubungan antara budaya dengan kadar asam pembangunan Milenium Indonesia 2010.
urat pada lansia di Puskesmas Muara Lembu BAPPENAS atau KPPN.
Kabupaten Kuansingdiperoleh nilaip value =
0,002 lebih kecil dari α (0,05) sehingga Ho BPS Indonesia. (2014). Badan Pusat Statistik
ditolak dan Ha diterima. RI 2014. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Saran RI 2013.
Diharapkan kepada pihak Puskesmas lebih
memperhatikan kesehatan lansia di Wilayah Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar.
Kerja Puskesmas Muara Lembu Kabupaten Jakarta: Badan Penelitian dan
Kuansing dan selalu memberikan penyuluhan pengembangan Kesehatan Kementrian
tentang asam urat karena lansia akan beresiko Kesehatan RI.
mengalami asam urat. Diharapkan pihak
Puskesmas dapat bekerja sama dengan lintas Fauzan, A. (2016). Hubungan Indeks Massa
sektoral dalam menangani kasus asam urat pada Tubuh (Imt), Asupan Purin Dan Olahraga
lansia khususnya di wilayah PuskesmasMuara Dengan Kejadian Gout Arthritis Pada
Lembu Kabupaten Kuansing. Diharapkan hasil Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas
penelitian ini dapat dijadikan perbandingan dan Tanjungsari Pacitan. Program Studi
referensi bagi peneliti lain dalam meneliti Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
masalah yang sama yaitu tentang faktor-faktor Kesehatan Universitas Muhammadiyah
yang berhubungan dengan kadar asam urat Surakarta.

6
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 2, Hal 92 - 98, Oktober 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Haryoto, & dkk. (2013). Efek Kombinasi Cipta.


Ekstrak Etanol Daun dan Kulit Batang
Tumbuhan Sala (Cynometra ramiflora Noviyanti. (2015). Hidup Sehat Tanpa Asam
Linn) Terhadap Kadar Asam Urat Mencit Urat. Yogyakarta: Note Book.
yang Diinduksi Potassium Oxonate.
Program, 1–50. Sholihah, F. M. (2014). Diagnosis And
https://doi.org/10.3406/arch.1977.1322 Treatment Gout Arthritis. Fatwa M S
│Diagnosis and Treatment Gout Artritis,
Junaidi, I. (2007). Rematik dan Asm Urat. 3(7), 39–45.
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Soeroso, J. (2011). Asam Urat (Cetakan ke).
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar ; Jakarta: Penebar Swadaya.
RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes Ri. Sudarma, M. (2012). Sosiologi Kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Maryam, S. dkk. (2012). Mengenal Usia Lanjut
dan Perawatannya. Jakarta: Selemba Sunaryo, D. (2016). Asuhan Keperawatan
Medika. Gerontik. Yogyakarta: Andi Offset.
Muchtadi. (2013). Antioksidan dan Kiat Sehat Suriana, N. (2014). Herbal Sakti Atasi Asam
di Usia Produktif. Bandung: Alvabeta. Urat. Depok: Mutiara Allamah Utama.
Muttaqin. (2008). Buku Ajar Asuhan Tjokroprawiro. (2007). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Klien Gangguan Sistem Penyakit Dalam. Surabaya: Airlangga
Muskuloskeletal. Jakarta: EGC. University press.
Notoatmodjo, S. (2010a). Metodologi Zahara, R. (2014). Arthritis Gout Metakarpal
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Dengan Prilaku Makan Tinggi Purin
Cipta. Diperberat Oleh Aktivitas Mekanik Pada
Kepala Keluarga Dengan Posisi
Notoatmodjo, S. (2010b). Promosi Kesehatan. Menggenggam Statis. Fakultas
Jakarta: Rineka Cipta. Kedokteran Universitas Lampung, 2, 8–
13.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka

Anda mungkin juga menyukai