SKRIPSI
108101000031
PEMINATAN GIZI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M/1434 H
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
i
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
ABSTRAK
Buah dan sayur banyak mengandung vitamin, mineral, senyawa fitokimia dan
serat yang berguna bagi tubuh. Sayur dan buah banyak mengandung nutrisi namun
jarang dikonsumsi oleh pelajar, padahal Indonesia adalah negara yang sangat kaya
dengan sayur dan buah. Kurangnya konsumsi buah dan sayur pada remaja usia sekolah
akan menimbulkan resiko gangguan kesehatan di masa yang akan datang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa SMP Negeri 226 Jakarta Selatan
tahun 2012, yang dilaksanakan pada Juli - Oktober 2012 dengan menggunakan desain
penelitian cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 106 siswa. Analisis data terdiri
dari analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa konsumsi buah dan
sayurnya kurang (68,9%). Berdasarkan analisis bivariat diketahui faktor yang
berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur adalah pengetahuan gizi (p-
value 0,001), kebiasaan orang tua (p-value 0,016) dan pendapatan orang tua (p-value
0,014). Adapun variabel yang tidak berhubungan dalam penelitian ini adalah jenis
kelamin (p-value 1), kesukaan (p-value 0,6), pengaruh teman sebaya (p-value 0,678),
media massa/iklan (p-value 0,078), konsumsi fast food (p-value 0,132) dan jumlah
anggota keluarga (p-value 0,833).
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang bisa diberikan adalah mengadakan
penyuluhan dengan sasaran siswa dan orang tuanya, menambahkan ajaran pendidikan
gizi khususnya buah dan sayur pada materi pembelajaran di sekolah serta melakukan
kegiatan lomba poster dan cerdas cermat untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang
pentingnya konsumsi buah dan sayur.
ii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
ABSTRACT
Fruits and vegetables contain many vitamins, minerals, phytochemicals and fiber
compounds are useful for the body. Fruits and vegetables contain many nutrients but are
rarely consumed by students, while Indonesia is a country that is very rich in vegetables
and fruits. Lack of fruit and vegetable consumption among adolescents of school age
would pose a risk of health problems in the future.
This research aims to determine the factors associated with fruit and vegetable
consumption behavior students at SMPN 226 Jakarta Selatan in 2012, which was held in
July to October 2012 using a cross sectional study design. Study sample totaled 106
students. Data analysis consisted of univariate and bivariate analysis using chi-square
statistical test.
The results showed that most students of fruit and vegetable consume less fruit
and vegetables (68.9%). Based on bivariate analysis known factors related to fruit and
vegetable consumption behavior is nutrition knowledge (p-value 0.001), habits of
parents (p-value 0.016) and parent income (p-value 0.014). The variables were not
associated in this study were gender (p-value 1), preference (p-value 0.6), peer group
influence (p-value 0.678), mass media/advertising (p-value 0.078), consumption fast
food (p-value 0.132) and the number of family members (p-value 0.833).
Based on this research, advice that can be given is to conduct targeted outreach to
students and their parents, teaching nutrition education in particular adding fruits and
vegetables to learning materials in schools and undertake activities such as poster and
quiz competitions to raise students' awareness about the importance of fruit and
vegetable consumption.
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi
Telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim pembimbing dan penguji
skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Mengetahui,
iv
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Mengetahui,
Penguji I
Penguji II
Penguji III
v
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Jakarta Selatan
Email :
RIWAYAT PENDIDIKAN
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
teruntuk Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi kita umatnya.
Selama proses pengerjaan dan pembuatan skripsi ini, tidak dapat dipungkiri bahwa
penulis tidak akan mampu bekerja sendiri tanpa mendapat bantuan, bimbingan, dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Sakiman dan Ibu Chotimah atas doa, dukungan
dan kasih sayang yang tak terhingga selama ini. Kakakku Ari Purwanti serta adik-
adikku Triana Agustini dan Yusriah Febrianti atas doa dan dukungannya.
2. Ibu Ir. Febrianti, M.Si, selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK
UIN Jakarta.
3. Bapak Drs. M. Farid Hamzens, M.Si dan Ibu Raihana Nadra Alkaff, SKM, MMA
selaku dosen pembimbing fakultas, yang telah memberikan ilmu dan telah
4. Ibu Ratri Cyptaningtyas, Sn.Kes, Ibu Catur Rosidati, SKM, MKM, dan Ibu Ir. Itje
Aisah Ranida, M.Kes selaku tim penguji sidang ujian skripsi, yang telah
Tusirun, S.Pd, selaku Wakil Kepala Sekolah SMPN 226 Jakarta, yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan telah membantu
vii
6. Seluruh guru, staf dan siswa-siswi SMPN 226 Jakarta yang telah berpartisipasi dan
7. Teman-teman terbaikku, Irda Septiani, Ayu Punarsih dan Titah Wulandari, yang
telah meluangkan waktu membantu penulis saat proses pengerjaan skripsi dan selalu
8. Teman-temanku Diah Lestari, Puji Lestari dan Setiawati yang telah memberikan
semangat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. Terutama untuk Diah yang
9. Teman-temanku satu angkatan Gizi dan K3 2008 (STOOPELTH) yang telah sama-
sama saling memberi bantuan dan semangat. Semoga tetap kompak selalu.
10. Semua pihak yang mungkin belum penulis sebutkan dan yang tidak dapat penulis
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih mempunyai kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi yang menggunakannya. Penulis meminta maaf apabila ada kesalahan
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN........................................................................................i
ABSTRAK INDONESIA...........................................................................................ii
ABSTRAK INGGRIS.................................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................iv
LEMBAR PANITIA SIDANG..................................................................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...................................................................................vi
KATA PENGANTAR................................................................................................vii
DAFTAR ISI...............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.......................................................................................................xiii
DAFTAR BAGAN......................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................5
C. Pertanyaan Penelitian..............................................................................5
D. Tujuan......................................................................................................7
E. Manfaat....................................................................................................9
F. Ruang Lingkup........................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Konsumsi..................................................................................11
B. Buah dan Sayur.......................................................................................11
1. Definisi dan Jenis..............................................................................11
2. Manfaat dan Kandungan Gizi...........................................................14
3. Anjuran Kecukupan...........................................................................16
C. Remaja.....................................................................................................17
D. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Buah dan
ix
Sayur........................................................................................................19
1. Umur..................................................................................................20
2. Jenis Kelamin....................................................................................21
3. Pengetahuan Gizi...............................................................................22
4. Preferensi/Kesukaan..........................................................................24
5. Teman Sebaya...................................................................................25
6. Sosial Budaya....................................................................................26
7. Kebiasaan Orang Tua........................................................................27
8. Media Massa/Iklan............................................................................29
9. Konsumsi Fast Food.........................................................................30
10. Pendapatan Orang Tua......................................................................31
11. Jumlah Anggota Keluarga.................................................................33
E. Kerangka Teori........................................................................................33
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep....................................................................................35
B. Definisi Operasional................................................................................37
C. Hipotesis..................................................................................................40
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian....................................................................................41
B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................41
C. Populasi dan Sampel...............................................................................41
D. Instrumen Penelitian................................................................................43
E. Pengumpulan Data..................................................................................44
F. Pengolahan Data......................................................................................44
G. Analisis Data...........................................................................................48
BAB V HASIL
A. Gambaran Umum SMPN 226 Jakarta Selatan........................................50
B. Analisis Univariat....................................................................................50
1. Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur..................................................50
x
2. Jenis Kelamin....................................................................................51
3. Preferensi/Kesukaan..........................................................................52
4. Pengetahuan Gizi...............................................................................52
5. Kebiasaan Orang Tua........................................................................54
6. Pengaruh Teman Sebaya...................................................................55
7. Pengaruh Media Massa/Iklan............................................................55
8. Konsumsi Fast Food.........................................................................56
9. Jumlah Anggota Keluarga.................................................................56
10. Pendapatan Orang Tua......................................................................57
C. Analisis Bivariat......................................................................................58
1. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur..................................................................................58
2. Hubungan antara Preferensi/Kesukaan dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur................................................................59
3. Hubungan antara Pengetahuan Gizi dengan Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur..................................................................................60
4. Hubungan antara Kebiasaan Orang Tua dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur................................................................61
5. Hubungan antara Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur................................................................62
6. Hubungan antara Pengaruh Media Massa dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur................................................................63
7. Hubungan antara Konsumsi Fast Food dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur................................................................64
8. Hubungan antara Jumlah Anggota Keluarga dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur................................................................65
9. Hubungan antara Pendapatan Orang Tua dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur................................................................66
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian...........................................................................67
xi
B. Gambaran Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur......................................68
C. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur......................................................................70
1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Buah
dan Sayur...........................................................................................70
2. Hubungan Preferensi/Kesukaan dengan Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur..................................................................................71
3. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur..................................................................................72
4. Hubungan Kebiasaan Orang Tua dengan Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur..................................................................................76
5. Hubungan Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur................................................................79
6. Hubungan Pengaruh Media Massa/Iklan dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur................................................................80
7. Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur..................................................................................82
8. Hubungan Jumlah Anggota Keluarga dengan Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur..................................................................................83
9. Hubungan Pendapatan Orang Tua dengan Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur..................................................................................84
BAB VII PENUTUP
A. Simpulan.........................................................................................................87
B. Saran...............................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
5.13 Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Buah
dan Sayur Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun 2012..................................58
5.14 Analisis Hubungan antara Preferensi/Kesukaan dengan Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun 2012........................59
5.15 Analisis Hubungan antara Pengetahuan Gizi dengan Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun 2012........................60
5.16 Analisis Hubungan antara Kebiasaan Orang Tua dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun 2012.......61
5.17 Analisis Hubungan antara Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun 2012.......62
5.18 Analisis Hubungan antara Pengaruh Media Massa/Iklan dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun 2012.......63
5.19 Analisis Hubungan antara Konsumsi Fast Food dengan Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun 2012........................64
5.20 Analisis Hubungan antara Jumlah Anggota Keluarga dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun 2012.......65
5.21 Analisis Hubungan antara Pendapatan Orang Tua dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun 2012.......66
xiv
DAFTAR BAGAN
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
fisik dapat dilakukan salah satunya melalui pemenuhan zat gizi yang diperlukan.
Kecepatan pertumbuhan fisik kaum remaja adalah yang kedua tercepat setelah masa
bayi. Kira-kira 20% tinggi badan dan 50% berat badan seseorang dicapai selama
periode ini. Itulah sebabnya diperlukan asupan gizi yang cukup untuk menjamin
pertumbuhan optimal (Khomsan, 2004). Remaja memerlukan energi dan zat gizi
seperti protein, kalsium, seng, zat besi, vitamin, dan serat untuk mencegah
terjadinya defisiensi suatu zat gizi. Remaja mudah terpengaruh oleh lingkungan
pergaulannya seperti keluarga, sekolah dan teman sebaya (peer group) sehingga
(Wulansari, 2009).
Salah satu masalah umum dari perilaku konsumsi remaja adalah kurangnya
konsumsi buah dan sayur (WHO, 2005). Kurangnya konsumsi sayur dan buah pada
remaja usia sekolah akan menimbulkan resiko gangguan kesehatan di masa yang
akan datang. Berbagai penelitian mengenai konsumsi buah dan sayur dapat beresiko
kanker (WHO, 2003). Hal ini sejalan dengan penelitian Hung et al (2004) terhadap
110.000 pria dan wanita selama 14 tahun menunjukkan bahwa rata-rata orang yang
1
2
kardiovaskuler. Hal ini dilihat pada orang yang konsumsi buah dan sayurnya rendah
(kurang dari 1,5 kali/hari) 30% lebih tinggi terkena penyakit jantung atau stroke
dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi 8 kali/hari atau lebih. Dampak lain
penyakit jantung dan 11% penyakit stroke di seluruh dunia disebabkan oleh
yaitu sebanyak 400 gram per hari atau sebanyak 3-5 porsi sehari. Selain itu dalam
buah adalah 2 kali/hari dan 3 kali/hari untuk konsumsi sayur atau setara dengan
dianjurkan didapatkan hasil bahwa hanya sekitar 30% remaja mengonsumsi buah
mengonsumsi buah sebanyak 2-3 porsi dalam sehari dan untuk sayuran dianjurkan
mengonsumsi 3-5 porsi dalam sehari (KFI, 2011). Menurut Almatsier (2004)
konsumsi buah yang dianjurkan yaitu sebanyak 2-3 potong sehari berupa pepaya
atau buah lain sedangkan porsi sayuran dalam bentuk tercampur yang dianjurkan
mengonsumsi buah dan sayur dan lebih memilih konsumsi makanan siap saji yang
tinggi kandungan kolesterol dan garam tetapi rendah serat (Jahari, 2001 dan
Arisman, 2004).
Indonesia yang merupakan negara yang kaya akan sayur dan buah namun
asupan sayur dan buah pada remaja sekolah masih kurang dari angka kecukupan
yang dianjurkan. Pentingnya konsumsi sayur dan buah ini masih kurang disadari
oleh penduduk Indonesia. Menurut laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun
2007, prevalensi penduduk kurang makan buah dan sayur usia 10-14 tahun sebesar
93,6%. DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi dengan prevalensi diatas
prevalensi nasional yaitu sebesar 94,5%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Kota-Desa Tahun 2007, DKI Jakarta menempati urutan terendah dengan konsumsi
sebesar 71,56 kkal/hari (Aswatini, dkk, 2008). Oleh karena itu pola konsumsi sayur
dan buah ini perlu diperhatikan, khususnya pada usia remaja. Kelompok remaja
perlu mendapat perhatian yang besar karena kualitas sumber daya manusia masa
datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini, sehingga untuk
(Wulansari, 2009).
yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada anak-anak dan remaja
yaitu faktor usia, jenis kelamin, sosial ekonomi, preferensi, kebiasaan/asupan makan
4
orang tua dan ketersediaan buah dan sayur di rumah. Selain itu, menurut
konsumsi individu yang dibagi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor
keluarga, kebiasaan orang tua, sosial budaya, pengetahuan gizi, teman sebaya,
pengalaman individu, media massa/iklan dan fast food (makanan cepat saji).
konsumsi buah dan sayur pada remaja di SMAN 57 Jakarta Barat tahun 2011 telah
meneliti beberapa variabel seperti pengetahuan gizi, ketersediaan buah dan sayur,
kesukaan, besar keluarga, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan
orang tua dan peran orang tua. Namun beberapa variabel masih ada yang belum
diteliti yaitu pengaruh teman sebaya, media massa/iklan dan fast food. Peneliti
tertarik untuk meneliti variabel lain yang belum diteliti oleh peneliti sebelumnya.
dipilih secara acak di SMPN 226 Jakarta Selatan didapatkan siswa kurang
mengonsumsi buah sebesar 70% dan kurang konsumsi sayur sebesar 85%. Kategori
kurang jika konsumsi buah < 2 kali/hari dan sayur < 3 kali/hari. Maka dari itu perlu
makan sayur dan buah dan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku konsumsi sayur dan buah pada siswa SMP Negeri 226 Jakarta.
5
B. Rumusan Masalah
fisik dapat dilakukan salah satunya melalui konsumsi zat gizi yang diperlukan.
Salah satu masalah umum dari perilaku konsumsi remaja adalah kurangnya
konsumsi buah dan sayur (WHO, 2005). Sebagian besar remaja mengonsumsi buah
dan sayur kurang dari anjuran yang seharusnya. Kurangnya konsumsi sayur dan
buah pada remaja usia sekolah akan menimbulkan resiko gangguan kesehatan
seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan kanker (WHO, 2003). Menurut laporan
Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007, prevalensi penduduk kurang makan buah
dan sayur usia 10-14 tahun sebesar 93,6%. DKI Jakarta merupakan salah satu
provinsi dengan prevalensi diatas prevalensi nasional yaitu sebesar 94,5% penduduk
kurang makan buah dan sayur. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan
pada 20 siswa yang dipilih secara acak di SMPN 226 Jakarta Selatan didapatkan
siswa kurang konsumsi buah sebesar 70% dan kurang konsumsi sayur sebesar 85%.
Maka dari itu perlu dilakukan penelitian mengenai gambaran sesungguhnya tentang
berhubungan dengan perilaku konsumsi sayur dan buah pada siswa SMP Negeri 226
Jakarta.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran umum perilaku konsumsi buah dan sayur siswa SMP
konsumsi fast food, jumlah anggota keluarga dan pendapatan orang tua siswa
3. Bagaimana hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi buah dan
buah dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun 2012?
dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun 2012?
buah dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun 2012?
buah dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun 2012?
konsumsi buah dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun 2012?
buah dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun 2012?
konsumsi buah dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun 2012?
11. Bagaimana hubungan antara pendapatan orang tua dengan perilaku konsumsi
buah dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun 2012?
7
D. Tujuan
Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi sayur dan buah pada sisw
Khusus
Mengetahui gambaran umum pola konsumsi sayur dan buah pada siswa SMPN 226, Jakarta Sel
Mengetahui gambaran jenis kelamin siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun 2012.
Mengetahui gambaran preferensi/kesukaan siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun 2012.
Mengetahui gambaran pengetahuan gizi siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun 2012.
Mengetahui gambaran kebiasaan orang tua siswa SMP Negeri 226, Jakarta
h. Mengetahui gambaran konsumsi fast food siswa SMP Negeri 226, Jakarta
dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun 2012.
konsumsi buah dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun
2012.
buah dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun 2012.
konsumsi buah dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun
2012.
dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun 2012.
konsumsi buah dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun
2012.
buah dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun 2012.
konsumsi buah dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun
2012.
9
konsumsi buah dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun
2012.
E. Manfaat
konsumsi para siswa dan dapat dijadikan masukan untuk menerapkan kebijakan
2. Peneliti
masalah kesehatan khususnya gizi dan perilaku konsumsi pada remaja usia
F. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 226 Jakarta Selatan. Penelitian ini
sebanyak 106 siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi
mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada
siswa SMP Negeri 226 Jakarta Selatan. Metode yang digunakan adalah pendekatan
cross sectional dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer
10
diperoleh melalui pengisian Food Frequency Questionare (FFQ) dan kuesioner untuk mendapatka
siswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Konsumsi
seperti berpikir, persepsi, dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Dapat
disimpulkan bahwa perilaku adalah berbagai hal yang dikerjakan oleh organisme,
konsumsi adalah suatu kegiatan dari individu untuk memenuhi kebutuhan dirinya,
baik berupa barang produksi, bahan makanan dan lain-lain. Dalam penelitian ini,
konsumsi lebih dititikberatkan pada bahan makanan, khususnya konsumsi buah dan
sayur. Jadi, perilaku konsumsi adalah suatu kegiatan atau aktivitas individu untuk
individu tersebut.
dimana struktur tersebut berasal dari indung telur atau sebagai fundamen dan
bunga itu sendiri (Southgate, 1993) dalam (Bahria, 2009). Sebagai negara
tropis, Indonesia sangat kaya akan buah-buahan. Oleh karena itu, patut
11
12
durian, mangga, rambutan dan lain-lan dan buah tidak musiman seperti pisang,
masional yang meliputi jeruk, mangga, rambutan, durian, dan pisang dan buah
prioritas daerah yang meliputi manggis, duku, leci, lengkeng, salak dan markisa
(Astawan, 2008).
(bahan makanan nabati). Bagian tumbuhan yang dapat dibuat sayur, mungkin
daun (sebagian besar sayur adalah daun), batang (wortel adalah umbi batang),
bunga (jantung pisang), buah muda (labu) dapat dikatakan bahwa semua bagian
a. Sayuran kelompok A
yang termasuk kelompok ini adalah: baligo, daun bawang, daun kacang
panjang, daun koro, daun labu siam, daun waluh, daun lobak, jamur segar,
kol, labu air, lobak, papaya muda, pecay, rebung, sawi, seledri, selada,
b. Sayuran kelompok B
gram sayuran mentah (sayuran ditimbang bersih dan dipotong biasa seperti
daun bluntas, daun ketela rambat, daun kecipir, daun leunca, daun
lompong, daun mangkokan, daun melinjo, daun pakis, daun singkong, daun
kapri, katuk, kucai, labu siam, labu waluh, nangka muda, pare, tekokak dan
wortel.
14
a. Sumber karbohidrat seperti kentang, ubi jalar, biji kacang kering, ubi kayu,
labuan)
kubis-kubisan
jingga), labu botol, cabai merah, kapri dan sayuran daun hijau
lainnya.
Jepang, dan Korea lebih sedikit terkena kanker dan penyakit jantung koroner
Cina dikenal sangat suka mengonsumsi sayuran dan buah-buahan serta kedelai
Vitamin yang banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan adalah vitamin C
berguna untuk melawan serangan radikal bebas, penyebab penuaan dini, dan
berbagai jenis kanker. Mineral yang banyak terdapat pada sayuran dan buah-
buahan adalah zat besi (Fe), seng/zinc (Zn), tembaga (Cu), mangan (Mn),
kalsium (Ca) dan Fosfor (P). beberapa dari mineral tersebut seperti Cu, Zn dan
Buah-buahan dan sayuran segar juga mengandung enzim aktif yang dapat
mempercepat reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Selain itu, dalam sayuran dan
buah terdapat dua jenis serat yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan dan
mikroflora usus, yaitu serat larut air, dan tidak larut air. Serat larut air dapat
tumbuh dengan sempurna. Sedangkan serat tidak larut air akan menghambat
Setiap buah dan sayur mempunyai kandungan vitamin dan mineral yang
rambutan, sawo dan sirsak merupakan contoh buah yang mengandung vitamin
C relatif tinggi dibandingkan buah lainnya. Jambu biji, merah garut, mangga
matang, pisang raja dan nangka merupakan sumber provitamin A yang sangat
tinggi. Pada sayuran segar terdapat pigmen (zat pewarna alami), seperti karoten,
16
flavonoid dan klorofil. Karoten terdapat pada sayuran berdaun hijau tua seperti
bayam, katuk, daun papaya, kangkung dan daun singkong; sayuran berwarna
kuning oranye seperti wortel dan labu kuning. Tanaman crucifera seperti kol,
brokoli, sawi dan kembang kol merupakan pencegah berbagai kanker (Astawan,
2008).
fisik dan memantau berat badan ideal. TGS terdiri atas beberapa potongan
tumpeng: satu potongan besar, dua potongan sedang, dua potongan kecil, dan di
makanan yang harus dikonsumsi setiap orang per hari. TGS yang terdiri atas
potongan-potongan itu dialasi oleh air putih. Artinya, air putih merupakan
bagian terbesar dan zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan
aktif. Anjuran dalam TGS untuk mengonsumsi buah sebanyak 2-3 porsi dalam
sehari dan untuk sayuran dianjurkan mengonsumsi 3-5 porsi dalam sehari (KFI,
2011).
2011
17
adalah sebanyak 200-300 gram atau 2-3 potong sehari berupa papaya atau buah
lain. Dalam ukuran rumah tangga 1 potong papaya (5 x 15 cm) beratnya 100
sayuran yang dianjurkan tiap harinya terdiri dari campuran sayuran daun,
minimum konsumsi buah pada remaja adalah 2-4 kali perhari dan konsumsi
Konsumsi buah dan sayur harus cukup, tidak boleh kurang ataupun
negatif bagi tubuh. Kekurangan buah dan sayur dapat menyebabkan tubuh
kekurangan zat-zat gizi seperti vitamin dan mineral yang sangat bermanfaat dan
dibutuhkan tubuh. Kelebihan buah dan sayur dapat berakibat membebani kerja
dan fungsi ginjal. Vitamin dan mineral diperlukan tubuh, tetapi jika ginjal tidak
C. Remaja
Remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang artinya tumbuh atau
menjadi dewasa. Masa remaja merupakan masa pertumbuhan tercepat kedua setelah
masa bayi, dimana terjadi peralihan, perubahan dari kanak-kanak menjadi dewasa
melalui perubahan biologis, emosi, social, dan kognitif (Brown, 2005). Remaja
18
belum sepenuhnya matang baik secara fisik, kognitif, dan psikososial. Dalam masa
pencarian identitas ini, remaja cepat sekali terpengaruh oleh lingkungan. Masa
remaja berawal pada usia 9-10 tahun dan berakhir di usia 18 tahun (Arisman, 2004).
periode:
1. Remaja awal (early adolescence) berusia 11-14 tahun. Pada usia ini terjadi
pertumbuhan fisik yang sangat cepat. Di masa ini, pengaruh teman sebaya
sangat kuat. Di masa ini terjadi pula perkembangan kognitif yang didominasi
orang tua. Selain itu, mereka juga lebih memperhatikan lingkungan social
bersama teman sebaya di luar rumah. Di masa ini, peran teman sebaya juga
3. Remaja akhir (late adolescence) berusia 18-21 tahun. Pada masa ini terjadi
dengan teman sebaya mulai berkurang. Mereka lebih percaya diri dan mampu
minat dan tujuan masa depan mereka, lebih stabil dan mampu membuat
keputusan.
19
Remaja awal cenderung memiliki perilaku makan yang tidak stabil, karena
masih dipengaruhi keluarga dan pengaruh teman juga semakin kuat. Kedua
pengaruh pada masa ini akan sangat menentukan perilaku konsumsi remaja
dan biasanya memiliki aktivitas yang sibuk, sehingga dapat memberi dampak
dengan apa yang mereka makan. Mereka memulai untuk membeli dan menyiapkan
makanan untuk diri mereka sendiri, dan mulai sering makan di luar rumah
(Worthington, 2000).
Usia remaja merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab. Pertama,
remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan pertumbuhan
fisik. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan remaja mempengaruhi
baik asupan maupun kebutuhan gizinya. Ketiga, remaja yang mempunyai kebutuhan
gizi khusus, yaitu remaja yang aktif dalam kegiatan olahraga, menderita penyakit
kronis, sedang hamil melakukan diet secara berlebihan, pecandu alkohol atau obat
dan dipengaruhi oleh berbagai interaksi faktor. Menurut Apriadji (1986), faktor-
faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan yaitu terdapat faktor tidak langsung
dan faktor langsung. Faktor tidak langsung yaitu pendapatan keluarga, harga bahan
makanan, tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan pekarangan. Sedangkan faktor
20
langsung yaitu daya beli keluarga, latar belakang sosial budaya, tingkat pendidikan
mempengaruhi perilaku konsumsi remaja. Gaya hidup tersebut dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal, diantaranya kebutuhan dan
kepercayaan, citra diri, konsep diri dan status kesehatan, sedangkan faktor eksternal,
diantaranya besar dan karakteristik keluarga, kebiasaan orang tua, pengetahuan gizi,
sosial budaya, teman sebaya, pengalaman individu, media massa dan fast food.
1. Umur
Kebiasaan makan setiap individu berbeda satu sama lain. Salah satu
bayi tidak mempunyai pilihan terhadap apa yang mereka makan sedangkan saat
dewasa orang mempunyai kontrol terhadap apa yang mereka makan (Bahria,
2009).
diet yang cenderung akan menetap pada masa dewasa (Brown, 2005). Menurut
dalam kehidupan sosial dan pada umumnya jadwal aktifitas fisik yang sibuk
21
akan mempengaruhi apa yang mereka makan. Mereka mulai membeli dan
bahwa usia remaja lebih sering bertumpu pada makanan fast food yang
mempunyai menu terbatas dan sering menekankan pada makanan tinggi kalori,
lemak dan natrium sehingga sedikit sekali mengonsumsi buah dan sayur.
Semakin dewasa usia seseorang cenderung mengonsumsi buah dan sayur lebih
2. Jenis Kelamin
antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki memiliki tubuh lebih besar sehingga
kebutuhan gizinya pun lebih besar. Laki-laki umumnya lebih aktif dalam
berolahraga dan kegiatan fisik serta intensitas tumbuh yang lebih besar
makanannya tidak lagi berdasarkan kebutuhan gizi mereka tetapi mereka akan
makan apapun yang ada ketika mereka lapar (Mc William, 1993)
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku
sehingga asupan makanan pada laki-laki cenderung tinggi. Selain itu, diketahui
3. Pengetahuan Gizi
tentang ilmu gizi, zat gizi, serta interaksi antara zat gizi terhadap status gizi dan
konsumsi pangan yang salah atau buruk. Pengetahuan gizi merupakan suatu
makanan yang sehat menjadi faktor penting dalam pemilihan makanan karena
konsumsi makanan sehat dan akan berdampak pada masalah gizi lainnya.
pada remaja. Seringkali remaja kurang mengerti bahwa tiap makanan memiliki
zat gizi yang berbeda dan peranan zat tersebut dalam tubuh mereka. Ketika
seseorang tidak mengerti prinsip dasar gizi dan tidak sadar kandungan zat gizi
pada tiap makanan berbeda maka mereka sulit untuk menentukan makanan
secara signifikan terhadap perilaku konsumsi buah dan sayur, yaitu diketahui
bahwa pengetahuan gizi dapat meningkatkan 22% konsumsi buah dan sayur.
jumlah makanan yang dipilih untuk dikonsumsi. Awam yang tidak mempunyai
cukup pengetahuan gizi akan memilih makanan yang paling menarik panca
makanan keluarga.
Selain itu, juga bisa didapat melalui pengalaman yang diperoleh dari informasi
yang disampaikan oleh guru, orang tua, teman, buku, surat kabar, maupun
televisi (Suhardjo, 1996). Hal ini diperkuat oleh pernyataan Hardiansyah dan
4. Preferensi/Kesukaan
tidak suka terhadap makanan (Suharjo, 1986) dalam Pradipta (2011). Kesukaan
makanan termasuk buah dan sayur. Pada suatu penelitian menyimpulkan suka
atau tidaknya seseorang terhadap makanan tergantung dari rasa. Karena rasa
merupakan suatu faktor penting dalam pemilihan pangan yang meliputi bau,
mempengaruhi kesukaan dan preferensi antara lain rasa, aroma, tekstur dan
25
kebiasaan makan. Rasa yang tidak disukai anak sejak kecil dapat
sayur rendah, pola konsumsi buah dan sayur tidak akan mengalami perbedaan
ketersediaan buah dan sayur cukup baik maka konsumsi akan meningkat.
5. Teman Sebaya
dan cenderung berusaha untuk diterima oleh teman. Remaja berusaha keras
untuk bisa sama dengan teman-teman mereka dalam peer group dengan
pemilihan makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizinya tetapi untuk
Selain orang tua, pada remaja teman sebaya juga ikut mempengaruhi
dekat ibunya (Salvy et al, 2011 dalam Farisa 2012). Pengaruh kelompok sebaya
selama masa remaja sangat kuat. Ketika anak mulai sekolah, tekanan teman
terhadap kebutuhan gizi. Remaja mulai peduli terhadap penampilan fisik dan
konsumsi buah dan sayur, yang paling utama karena ada tekanan kuat dari
(2000) juga menyatakan hal yang sama, ketika bersama dengan teman sebaya
6. Sosial Budaya
tertentu, sementara itu ada pangan yang dinilai sangat baik dari segi ekonomi
27
penduduk yang kadang bertentangan dengan prinsip ilmu gizi. Berbagai budaya
memberikan peranan dan nilai yang berbeda terhadap pangan atau makanan.
Misalnya bahan makanan tertentu oleh suatu budaya masyarakat dianggup tabu
junk food dan makanan sehat. Konsumsi junk food dikaitkan dengan teman,
Selama masa anak-anak, orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar
dalam sikap tentang makanan, pemilihan makanan dan pola makan, tetapi
Remaja dan orang dewasa lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah.
Oleh karena itu pengaruh keluarga terhadap perilaku makan mulai berkurang
makan. Dalam hal ini, orang tua harus tetap memberi anjuran pola makan yang
28
sehat karena pola kebiasaan makan anak berawal dari keluarga (Worthington,
2000).
tidak sadar telah menuntun kesukaan makan anak dan membentuk gaya yang
makan (Almatsier, 2011). Anak yang mengonsumsi buah dan sayur. Anak yang
mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak bila orang tua juga suka
mengonsumsi buah dan sayur. Hal tersebut disebabkan perilaku orang dewasa
peranan orang tua (Suhardjo, 2003). Kalau orang tua dapat memperhatikan pola
makanan apa yang sebaiknya dikonsumsi dan makanan apa yang sebaiknya
dihindari (Khomsan, 2003). Orang tua merupakan model yang baik untuk diet
perilaku makan anak. Dengan memberi contoh maka dengan sendirinya anak
akan mengikuti kebiasaan di rumah dan bisa dibawa ke luar rumah. Anjuran
8. Media Massa/Iklan
Informasi dapat diakses oleh siapapun melalui media massa atau lainnya.
Menurut Fisher dan Diane (2003) media bisa berpengaruh positif dalam
teknologi dan media massa juga mempunyai peran dalam pemilihan makanan.
orang dalam bentuk yang sama dan dapat menimbulkan pengalaman yang
sama. Media khususnya televisi, mungkin menjadi salah satu informasi paling
dan perilaku terhadap pola makan (Gibney, 2004) dalam Pradipta (2011).
Rata-rata remaja menghabiskan waktunya selama 2,5 jam per hari di depan TV.
Pada kesempatan ini mereka dijejali berbagai iklan tentang makanan atau
TV berwujud minuman atau makanan manis (berkalori tinggi). Selain itu iklan
makanan instan yang bias disajikan secara cepat dan aspek lain yang tidak
sayur sehingga konsumsi buah dan sayur pada remaja masih rendah. Penelitian
informasi gizi dari booklet, internet, artikel majalah dan koran mengonsumsi
buah dan sayur setiap hari sedangkan remaja yang terpapar iklan komersial di
televisi dan radio kemungkinan konsumsi buah dan sayurnya berkurang setiap
harinya.
tingkat menengah keatas, restoran fast food merupakan tempat yang tepat untuk
selera. Fast food adalah gaya hidup remaja kota (Khomsan, 2003).
mulut tertentu terhadap makanan dan mempertinggi rasa puas yang diperoleh
dengan makanan. Makanan sangat dipengaruhi oleh rasa dan tekstur dari lemak
tinggi lemak, fast food juga mengandung kalori, gula, dan sodium (Na) yang
tinggi tetapi rendah serat kasar, vitamin A, asam askorbat, kalsium dan folat
31
Kandungan gizi yang tidak seimbang ini bila terlanjur menjadi pola makan akan
konsumsi makanan sehat termasuk buah dan sayur. Konsumsi buah dan sayur
hubungan yang signifikan antara konsumsi fast food dengan perilaku konsumsi
daya beli rumah tangga. Rumah tangga dengan pendapatan terbatas, kurang
keanekaragaman bahan makan kurang bisa dijamin karena dengan uang yang
terbatas tidak akan banyak pilihan. Akibatnya kebutuhan makanan untuk tubuh
optimal terutama yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah.
itu tidak akan banyak pilihan (Suhardjo, 2006). Dalam hal konsumsi buah dan
sayur, sebagai contoh pada keluarga tidak miskin rata-rata konsumsi buahnya
tinggi karena mereka mampu membeli buah-buahan dan mungkin mereka tahu
seseorang yang memiliki pendapatan dan status ekonomi tinggi cenderung akan
mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak. Pada penelitian Mac Farlane (2007)
sayuran dan buah di rumah dan remaja yang status ekonominya rendah
diikuti dengan tingginya jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi. Tingkat
dalam Bahria (2009) bahwa secara ekonomi, buah termasuk dalam kategori
peningkatan pendapatan) maka konsumsi buah oleh rumah tangga juga akan
meningkat.
anggota keluarga, maka alokasi pangan untuk tiap individu akan semakin
berkurang
diketahui tidak ada hubungan yang signifikan antara keluarga kecil dan besar
E. Kerangka Teori
pengetahuan gizi, perkembangan psikologis, kepercayaan, citra diri, konsep diri dan status kesehata
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Faktor Internal :
- Umur
- Jenis Kelamin
- Citra diri
- Konsep diri
- Kepercayaan
- Kebutuhan
Fisiologi Tubuh
- Preferensi/Kesukaan
- Perkembangan Psikologis
- Kesehatan
Gaya Hidup
Perilaku Konsumsi
BAB III
A. Kerangka Konsep
di bawah ini. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi sayur dan
gizi, media massa/iklan, kebiasaan orang tua, konsumsi fast food, jumlah anggota
keluarga dan pendapatan orang tua. Sedangkan faktor-faktor yang tidak diteliti
1. Faktor internal
populasi dalam penelitian ini bersifat homogen yaitu rentang usia antara
psikologis dan kepercayaan: variabel ini tidak diteliti karena peneliti tidak
2. Faktor Eksternal
35
36
b.Sosial budaya: tidak diikutsertakan dalam penelitian ini karena sosial budaya dianggap sam
perkotaan.
Untuk lebih jelas, kerangka konsep dapat dilihat pada bagan 3.1
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Faktor internal:
- Jenis kelamin
- Preferensi/Kesukaan
Faktor eksternal:
- Pengetahuan gizi
- Kebiasaan orang tua Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur
- Teman sebaya
- Media massa/iklan
- Konsumsi Fast food
- Jumlah Anggota Keluarga
- Pendapatan Orang Tua
37
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
C. Hipotesis
1. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi buah dan sayur
3. Ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan perilaku konsumsi buah dan
4. Ada hubungan antara kebiasaan orang tua dengan perilaku konsumsi buah dan
5. Ada hubungan antara teman sebaya dengan perilaku konsumsi buah dan sayur
buah dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun 2012
7. Ada hubungan antara konsumsi fast food dengan perilaku konsumsi buah dan
8. Ada hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan perilaku konsumsi buah
dan sayur siswa SMP Negeri 226, Jakarta Selatan tahun 2012
9. Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan perilaku konsumsi buah dan
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini ingin melihat dan menganalisa
bersamaan.
Penelitian ini dilakukan di SMPN 226 Jakarta Selatan dan berlangsung dari
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 226 Jakarta sebanyak 853
siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII, VIII dan IX. Perhitungan
sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus uji hipotesis beda
Keterangan :
𝑛 : Jumlah sampel minimal yang diperlukan
𝑍1−𝛼/2 : Derajat kepercayaan (95%) = 1,96
𝑍1−𝛽 : Kekuatan uji 80% Z = 0,84
𝑃̅ : Rata-rata proporsi pada populasi
𝑃̅ : (P1 + P2 /2) = 0,21
41
42
P1 : proporsi ada peran orang tua terhadap konsumsi buah dan sayur cukup =
0,30 (Astriyani, 2011)
P2 : proporsi tidak adanya peran orang tua terhadap konsumsi buah dan
sayur cukup = 0,12 (Astriyani, 2011)
n = 48 x 2 = 96
Yang dimaksud variabel peran orang tua pada perhitungan sampel diatas sama
artinya dengan variabel kebiasaan orang tua dalam penelitian ini. Untuk
mengantisipasi adanya sampel yang kurang atau hilang maka jumlah sampel
ditambah 10% sehingga total sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu 106
Untuk pengambilan sampel pertama dilakukan secara acak dengan diundi kemudian
seterusnya dilakukan penambahan kelipatannya. Jika ada siswa yang tidak hadir saat
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2005)
Kuesioner digunakan untuk mengisi pertanyaan mengenai variabel jenis kelamin, preferensi/kesuka
FFQ digunakan untuk mengetahui gambaran frekuensi konsumsi buah dan
sayur. FFQ bersifat terbuka dimana responden menuliskan sendiri berapa kali
pada setiap bahan makanan apakah 1 kali per hari, 3 kali per minggu dan
E. Pengumpulan Data
44
dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan
melalui wawancara langsung kepada siswa SMP Negeri 226 Jakarta dengan
instrumen kuesioner dan form FFQ. Data sekunder berupa daftar absensi siswa dan
profil sekolah.
F. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpul akan diolah dengan berbagai tahap, antara lain:
kegiatan mengolah dan menganalisis data. Berikut ini adalah penjelasan tentang
a. Konsumsi buah dan sayur, terdiri dari 2 kategori yaitu kurang diberi kode
“0” dan cukup diberi kode “1”. Dikatakan kurang jika konsumsi buah < 2
kali/hari dan sayur < 3 kali/hari dan dikatakan cukup jika konsumsi buah ≥
konsumsi buah dan sayur, data FFQ yang ada perlu diolah lebih lanjut yaitu
satuan hari. Sebagai contoh si A biasa mengonsumsi buah jeruk 2 kali per
hari, apel 3 kali per minggu, dan mangga 1 kali per bulan.
45
Tabel 4.2
Perhitungan FFQ
Frekuensi
Bahan Makanan
Perhari Perminggu Perbulan …kali perhari
Jeruk 2 2
Total 2,45
Nilai tersebut kemudian dijumlahkan, sehingga didapat hasil = 2,45 kali per
hari. Dengan demikian si A memiliki kebiasaan mengonsumsi sumber buah 2,45 kali per h
suka diberi kode “0” dan suka diberi kode “1”. Dikatakan tidak suka jika
menjadi 2 kategori yaitu kurang dan baik. Dikatakan kurang jika jumlah
46
jawaban benar < 80% diberi kode “0” dan baik jika jawaban benar ≥ 80%
tidak pernah dan pernah. Dikatakan tidak pernah jika responden tidak
f. Kebiasaan orang tua, terdiri dari 6 pertanyaan dengan pilihan jawaban tidak
pernah diberi kode “1”, jarang diberi kode “2”, kadang-kadang diberi kode
“3”, sering diberi kode “4”, selalu diberi kode “5”. Variabel kebiasaan
kuesioner. Dikatakan kurang jika skor < 18 diberi kode “0”, dikatakan baik
tidak pernah diberi kode “1”, jarang diberi kode “2”, kadang-kadang diberi
kode “3”, sering diberi kode “4”, selalu diberi kode “5”. Variabel kebiasaan
kuesioner. Dikatakan kurang jika skor < 12 diberi kode “0”, dikatakan baik
kode “0”, dikatakan jarang jika jawaban < 3x seminggu diberi kode “1”.
47
jika jumlah anggota keluarga > 4 orang diberi kode “0” dan dikatakan kecil
rendah jika pendapatan per bulan < Rp. 1.529.150 diberi kode “0”,
dikatakan tinggi jika pendapatan per bulan ≥ Rp. 1.529.150 diberi kode
“1”.
Dalam tahap ini dilakukan proses memasukkan data berupa kode jawaban ke
dalam kolom template yang sudah dibuat sebelumnya. Pada tahap ini
data tidak ada yang salah baik dalam memberi kode atau kesalahan pengetikan
G. Analisis Data
1. Univariat
konsumsi fast food, jumlah anggota keluarga dan pendapatan orang tua. Setelah
2. Bivariat
termasuk dalam jenis variabel kategorik. Adapun rumus Uji Chi Square yaitu:
X2 = (O−E)2
∑ E
dF = (k – 1)(b – 1)
Keterangan:
X2 = Chi Square
49
Melalui uji statistik Chi Square akan diperoleh nilai p, dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat k
independen dengan variabel depende
BAB V
HASIL
SMPN 226 Jakarta Selatan terletak di Jalan Kayu Kapur No. 2 Komp. TNI AL Pangkalan Jati, Pond
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun 2012 Berdasarkan Jenis Kelam
Jenis Kelamin N %
Laki-laki 383 44,9
Perempuan 470 55,1
Total 853 100
Sumber: Data Profil SMPN 226 tahun 2012
Pada penelitian ini yang menjadi responden adalah siswa kelas VII sampai
dengan kelas IX. SMPN 226 memiliki jumlah kelas yang terdiri dari kelas VII
B. Analisis Univariat
Konsumsi buah dan sayur dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua
yaitu kurang dan cukup. Dikatakan kurang jika mengonsumsi buah < 2 kali per
50
51
hari atau sayur < 3 kali per hari. Dikatakan cukup jika mengonsumsi buah ≥ 2
kali per hari dan sayur ≥ 3 kali per hari. Konsumsi buah dan sayur didapatkan
Gambaran perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja SMPN 226 Jakarta
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur
Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun 2012
Perilaku Konsumsi Jumlah (n) Persen (%)
Buah dan Sayur
Kurang 73 68,9
Cukup 33 31,1
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari 106 siswa, sebagian besar
memiliki perilaku konsumsi sayur dan buah yang kurang yaitu sebesar 68,9%
sedangkan siswa yang memiliki perilaku konsumsi buah dan sayur yang cukup
2. Jenis Kelamin
Gambaran jenis kelamin siswa SMPN 226 Jakarta Selatan dapat dilihat
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa SMPN 226 Jakarta
Selatan Tahun 2012
Jenis Kelamin Jumlah (n) Persen (%)
Laki-laki 47 44,3
Perempuan 59 55,7
Total 106 100
52
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 106 siswa, sebagian besar siswa berjenis kelamin perem
3. Preferensi/Kesukaan
Gambaran preferensi/kesukaan siswa SMPN 226 Jakarta Selatan dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Preferensi/Kesukaan Si
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 106 siswa, sebagian besar siswa menyukai bua
tidak menyukai buah dan sayur hanya sebesar 18,9%.
4. Pengetahuan Gizi
kurang dan baik. Dikatakan kurang jika < 80% jawaban benar dan baik jika ≥
80% jawaban benar. Gambaran pengetahuan gizi siswa SMPN 226 Jakarta
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Gizi Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun 2012
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa dari 106 siswa, sebagian besar memiliki pengetahua
memiliki pengetahuan gizi baik hanya sebesar 36,8%.
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Skor Pengetahuan Gizi Tiap Pertanyaan Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui beberapa pertanyaan yang jawaban salahnya >50% yaitu pertanyaan
5. Kebiasaan Orang Tua
Gambaran kebiasaan orang tua siswa SMPN 226 Jakarta Selatan dapat
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan Orang Tua Siswa SMPN 226
Jakarta Selatan Tahun 2012
Kebiasaan Orang Tua Jumlah (n) Persen (%)
Kurang 37 34,9
Baik 69 65,1
Total 106 100
55
Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa dari 106 siswa, sebagian besar
memiliki kebiasaan orang tua yang baik yaitu sebesar 65,1% sedangkan siswa
yang memiliki kebiasaan orang tua yang kurang hanya sebesar 34,9%.
Gambaran pengaruh teman sebaya siswa SMPN 226 Jakarta Selatan dapat
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengaruh Teman Sebaya Siswa SMPN
226 Jakarta Selatan Tahun 2012
Pengaruh Teman Sebaya Jumlah (n) Persen (%)
Kurang 52 49,1
Baik 54 50,9
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa dari 106 siswa, sebagian besar
memiliki pengaruh teman sebaya yang baik yaitu sebesar 50,9% sedangkan
siswa yang memiliki pengaruh teman sebaya kurang yaitu sebesar 49,1%.
Gambaran pengaruh media massa siswa SMPN 226 Jakarta Selatan dapat
Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengaruh Media Massa/Iklan Siswa
SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun 2012
Pengaruh Media Massa Jumlah (n) Persen (%)
Tidak pernah 36 34
Pernah 70 66
Total 106 100
56
Berdasarkan tabel 5.9 diketahui bahwa dari 106 siswa, sebagian besar
pernah terpapar informasi/iklan yaitu sebesar 66% sedangkan siswa yang tidak
Konsumsi fast food dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu
sering dan jarang. Dikatakan sering jika konsumsi ≥ 3x seminggu dan jarang
jika < 3x seminggu. Gambaran konsumsi fast food siswa SMPN 226 Jakarta
Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Konsumsi Fast Food pada Siswa SMPN
226 Jakarta Selatan Tahun 2012
Konsumsi Fast Food Jumlah (n) Persen (%)
Sering 37 34,9
Jarang 69 65,1
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa dari 106 siswa, sebagian besar
memiliki perilaku konsumsi fast food jarang yaitu sebesar 65,1%. Sedangkan
siswa yang memiliki perilaku konsumsi fast food sering hanya sebesar 34,9%.
yaitu besar dan kecil. Dikatakan besar jika > 4 orang dan kecil jika ≤ 4 orang.
Gambaran jumlah anggota keluarga siswa SMPN 226 Jakarta Selatan dapat
Tabel 5.11
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Siswa SMPN
226 Jakarta Selatan Tahun 2012
Jumlah Anggota Keluarga Jumlah (n) Persen (%)
Besar 43 40,6
Kecil 63 59,4
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa dari 106 siswa, sebagian besar
memiliki jumlah anggota keluarga kecil yaitu sebesar 59,4%. Sedangkan siswa
dan tinggi. Dikatakan rendah jika < Rp. 1.529.150 dikatakan tinggi jika ≥ Rp.
1.529.150. Gambaran pendapatan orang tua siswa SMPN 226 Jakarta Selatan
Tabel 5.12
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendapatan Orang Tua Siswa SMPN
226 Jakarta Selatan Tahun 2012
Pendapatan Orang Tua Jumlah (n) Persen (%)
Rendah 34 32,1
Tinggi 72 67,9
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.12 diketahui bahwa dari 106 siswa, sebagian besar
memiliki pendapatan orang tua tinggi yaitu sebesar 67,9%. Sedangkan siswa
C. Analisis Bivariat
1. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur
buah dan sayur siswa SMPN 226 Jakarta Selatan dapat dilihat pada tabel 5.13
berikut ini:
Tabel 5.13
Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Buah
dan Sayur Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun 2012
dengan konsumsi buah dan sayur menunjukkan bahwa dari 47 siswa berjenis
kelamin laki-laki terdapat 32 siswa (68,9%) yang konsumsi buah dan sayurnya
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis
dan sayur siswa SMPN 226 Jakarta Selatan dapat dilihat pada tabel 5.14 berikut
ini:
Tabel 5.14
Analisis Hubungan antara Kesukaan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun 2012
perilaku konsumsi buah dan sayur menunjukkan bahwa dari 20 siswa yang
tidak suka buah dan sayur terdapat 15 (75%) siswa yang perilaku konsumsi
buah dan sayurnya kurang. Dari 86 siswa yang suka buah dan sayur terdapat 58
buah dan sayur siswa SMPN 226 Jakarta Selatan dapat dilihat pada tabel 5.15
berikut ini:
Tabel 5.15
Analisis Hubungan antara Pengetahuan Gizi dengan Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun 2012
dengan konsumsi buah dan sayur menunjukkan bahwa dari 67 siswa yang
konsumsi buah dan sayurnya kurang. Dari 39 siswa yang memiliki pengetahuan
gizi baik terdapat 19 siswa (48,7%) yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya
kurang sebesar.
konsumsi buah dan sayur siswa SMPN 226 Jakarta Selatan dapat dilihat pada
Tabel 5.16
Analisis Hubungan antara Kebiasaan Orang Tua dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun
2012
tua dengan konsumsi buah dan sayur menunjukkan bahwa dari 37 siswa dengan
kebiasaan orang tua kurang terdapat 31 siswa (83,8%) yang perilaku konsumsi
buah dan sayurnya kurang. Dari 69 siswa dengan kebiasaan orang tua baik
terdapat 42 siswa (60,9%) yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang.
5%, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan
konsumsi buah dan sayur siswa SMPN 226 Jakarta Selatan dapat dilihat pada
Tabel 5.17
Analisis Hubungan antara Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun 2012
sebaya dengan perilaku konsumsi buah dan sayur menunjukkan bahwa dari 52
siswa dengan pengaruh teman kurang terdapat 37 siswa (71,2%) yang perilaku
konsumsi buah dan sayurnya kurang. Dari 54 siswa yang pengaruh teman baik
terdapat 36 siswa (66,7%) yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang.
5%, dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengaruh
konsumsi buah dan sayur siswa SMPN 226 Jakarta Selatan dapat dilihat pada
Tabel 5.18
Analisis Hubungan antara Media Massa/Iklan dengan Perilaku Konsumsi
Buah dan Sayur Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun 2012
dengan perilaku konsumsi buah dan sayur menunjukkan bahwa dari 36 siswa
perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang. Dari 70 siswa yang pernah
5%, dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara media
konsumsi buah dan sayur siswa SMPN 226 Jakarta Selatan dapat dilihat pada
Tabel 5.19
Analisis Hubungan antara Konsumsi Fast Food dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun
2012
Berdasarkan tabel 5.19, hasil analisis hubungan antara konsumsi fast food
dengan perilaku konsumsi buah dan sayur menunjukkan bahwa dari 37 siswa
dengan konsumsi fast food sering terdapat 29 siswa (78,4%) yang konsumsi
buah dan sayurnya kurang. Dari 69 siswa dengan konsumsi fast food jarang
terdapat 44 siswa (63,8%) yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang.
5%, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
konsumsi buah dan sayur siswa SMPN 226 Jakarta Selatan dapat dilihat pada
Tabel 5.20
Analisis Hubungan antara Jumlah Anggota Keluarga dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun
2012
keluarga dengan perilaku konsumsi buah dan sayur menunjukkan bahwa dari
(67,4%) yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang. Dari 63 siswa
dengan jumlah anggota keluarga kecil terdapat 44 siswa (69,8%) yang perilaku
5%, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
konsumsi buah dan sayur siswa SMPN 226 Jakarta Selatan dapat dilihat pada
Tabel 5.21
Analisis Hubungan antara Pendapatan Orang Tua dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan Tahun
2012
tua dengan perilaku konsumsi buah dan sayur menunjukkan bahwa dari 34
siswa dengan pendapatan orang tua kurang terdapat 29 siswa (85,3%) yang
perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang. Dari 72 siswa dengan pendapatan
orang tua tinggi terdapat 44 siswa (61,1%) yang perilaku konsumsi buah dan
sayurnya kurang.
5%, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendapatan
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya dari segi desain penelitian yang
karena kedua variabel diteliti pada saat bersamaan sehingga tidak bisa diketahui
mana yang terjadi lebih dahulu. Keterbatasan lain yaitu saat pengambilan data
lain tanpa sepengetahuan peneliti. Hal ini diminimalisir dengan menjelaskan pada
responden agar menjawab kuesioner tersebut sendiri tanpa bertanya pada temannya
karena tidak berpengaruh pada nilai pelajaran sekolah serta mengawasi responden
Penggunaan FFQ dalam pengumpulan data untuk konsumsi buah dan sayur
yang memerlukan daya ingat siswa ketika mengonsumsi buah dan sayur dalam
frekuensi per hari, per minggu, dan per bulan, sehingga siswa bisa saja lupa dengan
tersebut. Selain itu, FFQ hanya menggambarkan pola konsumsi buah dan sayur
siswa secara kualitatif, yang hanya dapat diketahui frekuensi konsumsi dalam per
hari, per minggu, atau per bulan. Adanya kemungkinan flat syndrome yaitu siswa
67
68
yang sebetulnya kurang dalam mengonsumsi buah dan sayur cenderung untuk
Perilaku konsumsi sayur dan buah adalah suatu kegiatan atau aktivitas
individu untuk memenuhi kebutuhan akan buah dan sayur agar terpenuhi kecukupan
gizi. Kecukupan konsumsi buah dan sayur dihitung berdasarkan frekuensi rata-rata
dan porsi asupan buah dan sayur dalam sehari selama seminggu (Depkes, 2008)
Di Indonesia, prevalensi konsumsi buah dan sayur pada remaja menurut Riskesdas
tahun 2007 pada remaja usia 10-14 tahun di Indonesia sebesar 93,6%. Berdasarkan
hasil penelitian di SMPN 226 Jakarta Selatan tahun 2012, didapat bahwa sebagian
besar siswa konsumsi buah dan sayurnya kurang yaitu sebanyak 73 orang (68,9%)
dibandingkan siswa yang konsumsi buah dan sayurnya cukup yaitu 33 orang
(31,1%).
mengonsumsi buah sebanyak 2-3 porsi dalam sehari dan untuk sayuran dianjurkan
mengonsumsi 3-5 porsi dalam sehari (KFI, 2011). Menurut Almatsier (2004)
konsumsi buah yang dianjurkan yaitu sebanyak 2-3 potong sehari berupa pepaya
atau buah lain sedangkan porsi sayuran dalam bentuk tercampur yang dianjurkan
sayur dan lebih memilih konsumsi makanan siap saji yang tinggi kandungan
kolesterol dan garam tetapi rendah serat (Jahari, 2001 dan Arisman, 2004). Mc
69
Williams (1993) juga mengatakan bahwa remaja cenderung akan memilih makanan
apapun yang tersedia ketika mereka lapar sehingga ketersediaan buah dan sayur di
sekolah juga dapat mendukung remaja dalam mengonsumsi buah dan sayur.
Selain itu, konsumsi buah dan sayur yang kurang juga dimungkinkan
karena remaja lebih memilih makanan cepat saji. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Mudjianto (1994) bahwa sedikitnya remaja yang mengonsumsi buah dan sayur
dikarenakan buah dan sayur bukan merupakan makanan prestige dibandingkan fast
food yang sedang trend di kalangan remaja saat ini sehingga konsumsi buah dan
sayur mereka pun kurang. Brown (2005) juga mengatakan, dari segi
kepraktisannya remaja akan lebih memilih konsumsi fast food dibanding buah dan
sayur karena terbatasnya waktu yang mereka miliki dengan kegiatan di sekolah
Padahal seperti yang kita ketahui buah dan sayur banyak mengandung zat
gizi yang berguna bagi tubuh seperti berbagai macam vitamin, mineral, senyawa
fitokimia (Astawan dan Kasih, 2008) serta mengandung enzim aktif yang dapat
mempercepat reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Selain itu, dalam sayuran dan
buah terdapat dua jenis serat yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan dan
buah dan sayur dapat beresiko dalam perkembangan penyakit degeneratif seperti
Maka dari itu diharapkan sejak dini setiap orang dapat menerapkan pola
makan yang seimbang dan sehat khususnya pada masa anak-anak dan remaja
karena pada masa tersebut merupakan awal mengadopsi perilaku diet yang
70
cenderung akan menetap pada masa dewasa sehingga dapat berpengaruh terhadap
antara laki-laki dan perempuan. Saat remaja baik laki-laki maupun perempuan,
mereka akan makan apapun yang ada ketika mereka lapar (Mc William, 1993).
didapatkan lebih banyak persentase kurang konsumsi buah dan sayur pada
Hal ini serupa dengan penelitian Reynold (1999) yang dilakukan pada orang
Laki-laki memiliki tubuh lebih besar sehingga kebutuhan gizinya pun lebih
(2009), remaja laki-laki cenderung tidak menyukai makanan yang ringan atau
tinggi.
Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara
jenis kelamin dengan konsumsi buah dan sayur. Sama halnya dalam penelitian
Domel (1993) yang dilakukan di Augusta Georgia menunjukan bahwa tidak ada
hubungan antara jenis kelamin dengan konsumsi buah dan sayur. Tidak ada
hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku makan sayur dan buah
dikarenakan baik siswa laki-laki dan perempuan pemilihan konsumsi buah dan
sayur didasarkan pada pengetahuan, kesukaan dan rasa. Pada penelitian ini
dapat dilihat bahwa pengetahuan siswa baik laki-laki maupun perempuan sama-
sama rendah sehingga mempengaruhi dalam hal konsumsi buah dan sayur.
mempengaruhi kesukaan dan preferensi antara lain rasa, aroma, tekstur dan
kebiasaan makan. Rasa yang tidak disukai anak sejak kecil dapat
dengan perilaku konsumsi buah dan sayur. Namun dapat dilihat dari hasil
juga kurang konsumsi buah dan sayurnya. Sebesar 75% siswa yang tidak suka
buah dan sayur memiliki perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang
sedangkan 67,4% siswa yang suka sayur memiliki perilaku konsumsi buah dan
sayur kurang.
konsumsi buah dan sayur dikarenakan yang mendorong konsumsi buah dan
sayur bukan hanya adanya faktor kesukaan terhadap buah tetapi ada faktor lain
dan sayur rendah, pola konsumsi buah dan sayur tidak akan mengalami
ketersediaan buah dan sayur cukup baik maka konsumsi akan meningkat.
sikap, termasuk sikap dan perilaku seseorang dalam memilih makanan (Rickert,
1996). Pengetahuan tentang makanan yang sehat menjadi faktor penting dalam
faktor untuk mengadopsi perilaku makan yang sehat (Gracey, 1996). Menurut
gizi, zat gizi, serta interaksi antara zat gizi terhadap status gizi dan kesehatan.
pangan yang salah atau buruk. Notoatmodjo (2004) juga mengatakan hal yang
konsumsi makanan sehat dan akan berdampak pada masalah gizi lainnya. Dapat
dalam memilih makanan sehat dan bergizi termasuk buah dan sayur.
dan sayur antara siswa yang berpengetahuan kurang dan siswa yang
berpengetahuan baik. Dalam penelitian ini siswa yang berpengetahuan gizi baik
tingkat konsumsi buah dan sayur pada siswa yang berpengetahuan gizi baik
lebih besar konsumsi buah dan sayurnya dibandingkan dengan siswa yang
yang penting dalam pemilihan makanan yang sehat karena pengetahuan tentang
perilaku konsumsi buah dan sayur. Hal ini sesuai dengan Penelitian Van Duyn
perilaku konsumsi buah dan sayur, yaitu diketahui bahwa pengetahuan gizi
beberapa pertanyaan yang jawaban salahnya lebih dari 50% yaitu pertanyaan
seputar pengetahuan gizi siswa tentang buah dan sayur seperti manfaat buah
dan sayur bagi kesehatan, frekuensi yang dianjurkan dalam mengonsumsi sayur
per hari, zat gizi yang terkandung dalam buah dan sayur yang bermanfaat dalam
xerophtalmia, vitamin yang larut dalam air dan kandungan zat gizi yang
terdapat dalam bayam. Hal ini sesuai dengan pernyataan McWilliams (1993)
yaitu seringkali remaja kurang mengerti bahwa tiap makanan memiliki zat gizi
yang berbeda dan peranan zat tersebut dalam tubuh mereka. Ketika seseorang
tidak mengerti prinsip dasar gizi dan tidak sadar kandungan zat gizi pada tiap
yang dapat memenuhi kebutuhan gizi mereka. Selain itu, menurut Sediaoetama
gizi seseorang maka semakin diperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang
Selain itu, juga bisa didapat melalui pengalaman yang diperoleh dari informasi
yang disampaikan oleh guru, orang tua, teman, buku, surat kabar, maupun
televisi (Suhardjo, 1996). Hal ini diperkuat oleh pernyataan Hardiansyah dan
menunjukkan bahwa orang tua secara sadar maupun tidak sadar telah menuntun
2011). Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa kebiasaan orang tua
memiliki hubungan yang signifikan dengan konsumsi buah dan sayur. Dapat
kebutuhan bisa lebih terjamin. Dengan dibekali pengetahuan gizi yang cukup
junk food dan makanan sehat. Konsumsi junk food dikaitkan dengan teman,
tua secara sadar maupun tidak sadar telah menuntun kesukaan makan anak dan
antara kebiasaan orang tua dengan perilaku konsumsi buah dan sayur. Hal ini
tua yang memberi contoh dan mengonsumsi buah dan sayur bersama anaknya
akan memberikan dampak positif pada kebiasaan makan anak terutama dalam
mengonsumsi buah dan sayur. Anak-anak akan mengonsumsi buah dan sayur
77
lebih banyak bila orang tua juga suka mengonsumsi buah dan sayur dengan
baik.
konsumsi buah dan sayur pada responden dapat dipengaruhi orang tua. Hal ini
selaras dengan penelitian bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan
orang tua dengan konsumsi buah dan sayur yang cukup pada responden
sehingga dapat terlihat bahwa peran orang tua saat ini sangat penting dalam
tinggi karena pada umumnya mereka lebih mampu membeli buah-buahan dan
mungkin lebih tahu manfaat buah bagi kesehatan. Buah-buahan pada keluarga
dengan tingkat ekonomi lebih tinggi biasanya hampir tiap hari tersedia
terbatas tidak akan banyak pilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi
(Suhardjo, 2006). Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa pendapatan orang
tua memiliki hubungan yang signifikan dengan konsumsi buah dan sayur.
Dalam hal ini dapat dilihat bahwa kebiasaan orang tua dalam hal konsumsi
buah dan sayur erat kaitannya dengan keadaan ekonomi keluarga (pendapatan
orang tua).
78
peranan orang tua (Suhardjo, 2003). Kalau orang tua dapat memperhatikan pola
makanan apa yang sebaiknya dikonsumsi dan makanan apa yang sebaiknya
dihindari (Khomsan, 2003). Orang tua merupakan model yang baik untu diet
perilaku makan anak. Dengan memberi contoh maka dengan sendirinya anak
akan mengikuti kebiasaan di rumah dan bisa dibawa ke luar rumah. Anjuran
merasa bebas memilih terhadap makanan yang mereka makan. Dalam hal ini,
orang tua harus tetap memberi anjuran pola makan yang sehat karena pola
kebiasaan anak juga bisa terbawa sampai dewasa. Oleh karena itu, kebiasaan
mengonsumsi buah dan sayur sesuai dengan anjuran perlu diterapkan oleh
orang tua sejak dini agar dapat menjaga kesehatan remaja pada tahap kehidupan
dan cenderung berusaha untuk diterima oleh teman. Remaja berusaha keras
untuk bisa sama dengan teman-teman mereka dalam peer group dengan
masa remaja sangat kuat. Ketika anak mulai sekolah, tekanan teman sebaya
terhadap kebutuhan gizi. Remaja mulai peduli terhadap penampilan fisik dan
(2003) bahwa pemilihan makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi
siswa dengan pengaruh teman yang baik juga memiliki kecenderungan untuk
sebaya dengan konsumsi buah dan sayur. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian Bahria (2009) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
80
signifikan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku konsumsi buah dan
sayur.
sebaya lebih cenderung dalam hal konsumsi makanan yang tidak bergizi. Hal
sebaya tidak turut mendukung konsumsi buah dan sayur, yang paling utama
karena ada tekanan kuat dari teman sebaya untuk mengonsumsi makanan yang
tidak sehat. Worthington (2000) juga menyatakan hal yang sama yaitu ketika
makanan yang tidak sehat dibandingkan ketika sedang bersama orang tua.
Media terdiri dari televisi radio, film, majalah, Koran dan buku. Pengaruh
yang datang dari media tidak hanya berasal dari isinya tetapi juga dari pesan
iklan yang disampaikan. Media iklan tentang makanan baik itu media cetak
Fisher dan Diane (2003) media bisa berpengaruh positif dalam mempromosikan
signifikan antara media massa/iklan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur.
81
Namun ada kecenderungan konsumsi buah dan sayur yang cukup lebih tinggi
lebih terbuka sehingga lebih baik dalam memilih makanan sehat termasuk buah
dan sayur.
Iklan/ informasi yang sering dilihat siswa lebih banyak iklan komersial di
yang mendapatkan informasi gizi dari booklet, internet, artikel majalah dan
koran mengonsumsi buah dan sayur setiap hari sedangkan remaja yang terpapar
iklan komersial di televisi dan radio kemungkinan konsumsi buah dan sayurnya
pengganti buah dan sayur sehingga konsumsi buah dan sayur pada remaja
konsumsi sayur dan buah . Dapat disimpulkan media massa juga penting dalam
sayur dan lebih memilih konsumsi makanan siap saji yang tinggi kandungan
kolesterol dan garam tetapi rendah serat (Jahari, 2001 dan Arisman, 2004). Fast
food (makanan cepat saji) adalah gaya hidup remaja kota. Kehadiran fast food
remaja di kota.
signifikan antara konsumsi fast food dengan perilaku konsumsi buah dan sayur.
menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi fast food
sering mengonsumsi fast food memiliki perilaku konsumsi buah dan sayur
dan sayur. Konsumsi buah dan sayur berkurang seiring dengan semakin
mulut tertentu terhadap makanan dan mempertinggi rasa puas yang diperoleh
83
dengan makanan. Makanan sangat dipengaruhi oleh rasa dan tekstur dari lemak
dan sayur hanya sedikit mengandung lemak, maka dari itu dapat disimpulkan
kecenderungan siswa lebih memilih konsumsi fast food dibandingkan buah dan
Selain mengandung tinggi lemak, fast food juga mengandung kalori, gula,
dan sodium (Na) yang tinggi tetapi rendah serat kasar, vitamin A, asam
askorbat, kalsium dan folat Kandungan gizi yang tidak seimbang ini bila
terlanjur menjadi pola makan akan berdampak negatif pada keadaan gizi para
remaja (Khomsan, 2003). Maka dari itu para remaja perlu diberikan edukasi
mengenai dampak negatif dari konsumsi fast food sehingga konsumsi fast food
pada remaja dapat berkurang dan meningkatkan konsumsi buah dan sayur
mereka.
bertempat tinggal di rumah tangga tersebut (Depkes, 2008). Pada penelitian ini
menunjukkan persentase siswa yang konsumsi buah dan sayurnya kurang antara
jumlah anggota keluarga yang besar dan kecil tidak begitu berbeda.
Berdasarkan hasil uji statistik juga menunjukkan tidak ada hubungan yang
signifikan antara jumlah anggota keluarga dengan perilaku konsumsi buah dan
sayur.
84
Wulansari (2009) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara keluarga kecil maupun besar terhadap perilaku konsumsi buah dan sayur.
jumlah anggota keluarga saja tetapi juga dari segi tingkat pendapatan keluarga
tersebut.
rumah tangga untuk makanan akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan teori
anggota keluarga kecil namun jika tingkat ekonominya rendah maka kebutuhan
akan bahan makanan termasuk buah dan sayur juga akan kurang tercukupi.
daya beli rumah tangga. Rumah tangga dengan pendapatan terbatas, kurang
keanekaragaman bahan makan kurang bisa dijamin karena dengan uang yang
terbatas tidak akan banyak pilihan. Akibatnya kebutuhan makanan untuk tubuh
(Suhardjo, 2003). Hal ini juga sejalan dengan perrnyataan Soekirman (2000)
orang tuanya kurang memiliki konsumsi buah dan sayur yang kurang.
antara pendapatan orang tua dengan perilaku konsumsi buah dan sayur. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Zenk (2005) yang menyatakan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara tingkat ekonomi keluarga dan perilaku
tinggi cenderung akan mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak. Penelitian
Mac Farlane (2007) juga sejalan dengan hal tersebut yaitu masyarakat dengan
status ekonomi tinggi selalu tersedia buah dan sayur di rumah sehingga tingkat
ekonomi rendah.
terbatas tidak akan banyak pilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi
konsumsi buahnya tinggi karena pada umumnya mereka lebih mampu membeli
buah-buahan dan mungkin lebih tahu manfaat buah bagi kesehatan. Buah-
buahan pada keluarga dengan tingkat ekonomi lebih tinggi biasanya hampir tiap
hari tersedia sedangkan pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah hanya
kadang-kadang saja.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan Hartoyo (1997) dalam Bahria (2009)
bahwa secara ekonomi, buah termasuk dalam kategori barang normal dengan
dalam hal konsumsi keluarga maupun individu. Maka dari itu hendaknya orang
membeli makanan pokok sehari-hari tetapi juga untuk buah dan sayur sehingga
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMPN 226 Jakarta Selatan
1. Siswa yang konsumsi buah dan sayurnya kurang sebesar 68,9%, sedangkan
3. Siswa yang menyukai buah dan sayur sebesar 81,1%, sedangkan siswa yang
4. Siswa yang memiliki pengetahuan gizi kurang sebesar 63,2%, sedangkan siswa
5. Orang tua siswa dengan kebiasaan baik sebesar 65,1% sedangkan orang tua
6. Siswa yang memiliki pengaruh teman sebaya baik sebesar 50,9%, sedangkan
siswa yang memiliki pengaruh teman sebaya kurang yaitu sebesar 49,1%.
7. Siswa yang pernah terpapar informasi/iklan tentang buah dan sayur sebesar
66% sedangkan siswa yang tidak pernah terpapar informasi/iklan tentang buah
8. Siswa dengan konsumsi fast food jarang sebesar 65,1%, sedangkan siswa
87
88
9. Siswa dengan jumlah anggota keluarga kecil sebesar 59,4%, sedangkan siswa
10. Orang tua siswa dengan pendapatan tinggi sebesar 67,9%, sedangkan orang tua
11. Faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur adalah
pengetahuan gizi, kebiasaan orang tua dan pendapatan orang tua sedangkan
faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur adalah
B. Saran
1. Pihak sekolah
gizi. Materi yang diberikan pada siswa terutama diarahkan pada materi
pengetahuan gizi diantaranya kandungan zat gizi dalam buah dan sayur,
manfaat konsumsi buah dan sayur serta frekuensi yang dianjurkan dalam
b. Target penyuluhan yang dilakukan tidak hanya para siswa tetapi juga orang
tua siswa. Kegiatan dapat dilakukan ketika ada pertemuan orang tua
dengan pihak sekolah atau pada saat pengambilan raport siswa. Untuk
meteri penyuluhan pada orang tua selain materi seputar manfaat buah dan
sayur juga diberikan anjuran untuk para orang tua murid untuk
dan membiasakan konsumsi buah dan sayur setiap hari agar anak-anak
kesadaran siswa dalam mengonsumsi buah dan sayur seperti lomba poster
2. Dinas Kesehatan
kandungan gizinya serta anjuran porsi konsumsi buah dan sayur yang tepat.
dengan kandungan gizi dan manfaat makanan bergizi khususnya buah dan
3. Peneliti lain
a. Diharapkan dapat meneliti variabel yang belum diteliti pada penelitian ini.
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Almatsier, Sunita. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Apriadji, Wied Harry. 1986. Gizi Keluarga. PT. Penebar Swadaya Anggota IKAPI.
Jakarta
Ariawan, Iwan. 1998. Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan. Depok:
Jurusan Biostatistik dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
Astawan, Made. 2008. Sehat dengan Sayuran: Panduan Lengkap Menjaga Kesehatan
Dengan Sayuran. Jakarta: Dian Rakyat
Astawan, Made dan Kasih, A.L. 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Astriyani, Winda. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Buah dan
Sayur Pada Remaja di SMAN 57 Jakarta Barat Tahun 2011. Skripsi. Program
Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Aswatini, dkk. 2008. Konsumsi Sayur dan Buah di Masyarakat Dalam Konteks
Pemenuhan Gizi Seimbang. Jurnal Penelitian Vol III, No 2. Jakarta: Pusat
Penelitian Kependudukan – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPK-LIPI)
Bahria. 2009. Hubungan antara Pengetahuan Gizi, Kesukaan dan Faktor Lain dengan
Konsumsi Sayur dan Buah pada Remaja di 4 SMA di Jakarta tahun 2009.
Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat UI
Barker, Hellen. 2002. Nutrition and Dietetics: For Health Care. Tenth Edition. UK:
Churchill Livingstone
Berg, Alan. 1989. Peranan Gizi dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: CV Rajawali
Brown, Judith, et al. 2005. Nutrition Through The Life Cycle. Second Edition. USA:
Thomson Wadsworth
Departemen Kesehatan RI. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia
(Riskesdas) Tahun 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes
RI
Domel, S.B, et.al. 1996. Psychosocial Predictors of Fruit and Vegetable Consumption
among Elementary School Children. J. Health education research Vol.11 No.3
Pages 299-308
Farida, Ida. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Sayur
dan Buah pada Remaja di Indonesia Tahun 2007. Skripsi. Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta
Freisling, Heinz et al. 2009. Mass Media Nutrition Information Sources and Association
Fruit and Vegetable Consumption Among Adolescents. Public Health Nutrition;
13(2), 269-275
French, SA et al. 2001. Fast Food Restaurant Use Among Adolescents: Associations
With Nutrient Intake, Food Choices and Behavioral and Psychosocial Variables.
International Journal of Obesity 25, 1823-1833
Hung, et al. 2004. Fruit and Vegetable Intake and Risk of Major Chronic Disease. Natl
Cancer Inst; 96: 1577
Jago, Russel et al. 2007. Distance to Food Stores and Adolescent Male Fruit and
Vegetable Consumption: Mediation Effect. Int J Behav Nutr Phys Act; 4: 35
Khomsan, Ali dkk. 1998. Pangan Sebagai Indikator Kemiskinan dalam Widyakarya
Pangan dan Gizi VI. LIPI
Krolner, Rikke, et al. 2011. Determinants of Fruit and Vegetable Consumption Among
Children and Adolescent: a Review of Literature. Part II: Qualitative Studies.
International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity 8:112
McWilliams, Margareth. 1993. Nutrition for The Growing Years. Fifth Edition. USA:
Plycon Press, Inc
Milligan, RA, et.al. 1998. Influence of Gender and Socio-economic Status on Dietary
Patterns and Nutrient Intakes in 18-year-old Australians. Aust N Z J Public
Health. 1998 Jun;22(4):485-93
Mudjianto, Trintin T, dkk. 1994. Kebiasaan Makan Golongan Remaja di Enam Kota
Besar di Indonesia. Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan Depkes RI Jilid 17
Munoz, et al. 1997. Food Intake of US Children and Adolescents Compared with
Recommendations. Journal of Pediatrics. Sep; 100(3)
Pearson, Natalie, et al. 2009. Parenting Style, Family Structure and Adolescent Dietary
Behaviour. Public Health Nutrition, 13(8), 1245-1253
Pratiwi, Wulan. 2006. Analisis Hubungan Pengetahuan Gizi, Sikap dan Preferensi
dengan Kebiasaan Makan Sayuran ibu Rumah Tangga di Perkotaan dan
Pedesaan Bogor. Skripsi. Bogor: IPB
Reynold, Kim D, et.al. 1999. Patterns in Child and Adolescent Consumption of Fruit
and Vegetables: Effect of Gender and Ethnicity Across Four Sites. Journal of the
American College of Nutrition, Vol. 18, No. 3, 248-254
Rickert, V.I. 1996. Adolescent Nutrition Assesment and Management. USA: Chapman
dan Hall
Rubatzky, Vincent E. 1998. Sayuran Dunia: Prinsip, Produksi dan Gizi. Jilid I.
Bandung: Penerbit ITB
Schlenker, Eleanor D dan Sara Long. 2007. Williams’ Essentials of Nutrition and Diet
Therapy. Ninth Edition. USA: Mosby
Sediaoetomo, Ahmad Djaelani. 1989. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi di
Indonesia. Jilid II. Jakarta: PT Dian Rakyat
Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional
Srimaryani, Diah Imas. 2010. Pola Konsumsi Pangan dan Status Gizi pada Rumah
Tangga Peserta Program Pemberdayaan Masyarakat di Kota dan Kabupaten
Bogor. Skripsi. Bogor: IPB
Van Duyn, MA, et.al. 2001. Association of Awareness, Intrapersonal and Interpersonal
Factors, and Stage of Dietary Change with Fruit and Vegetable Consumption: a
National Survey. American Journal of Health and Promotion. Nov-Dec;16(2):69-
78
WHO, 2003. Fruit and Vegetable Promotion Initiative Report of The Meeting. Geneva.
25-26 Agustus 2003
WHO, 2005. Nutrition in adolescence: Issues and chalanges for the health sector:
Issues in adolescent health and development. WHO Press
WHO/FAO. 2003. Expert Report on Diet, Nutrition and The Prevention of Chronic
Disease. United Nations; Technical Report Series 916
Widyawati, Ira Kusuma. 2009. Analisis Preferensi Pangan Masyarakat dan Daya
Dukung Gizi Menuju Pencapaian Diversifikasi Pangan Kabupaten Bogor.
Skripsi. Bogor: IPB
Worthington, Bonnie S. 2000. Nutrition Throughout The Life Cycle. Fourth Edition.
USA: Mc Graw Hill Book Companies, Inc
Wulansari, Natalia D. 2009. Konsumsi Serta Preferensi Buah dan Sayur Pada Remaja
SMA Dengan Status Sosial Ekonomi Yang Berbeda Di Bogor. Skripsi. Bogor:
IPB
Zenk, Shannon N. 2005. Fruits and Vegetable Intake in African Americans: Income and
Store Characteristics. Am Journal Prev Med; 29(1): 1-9
LAMPIRAN 2
……………………………….
C4 Pengolahan buah apa yang paling kamu sukai? [ ]
a. buah-buahan segar
b. jus buah segar
c. buah kalengan
d. dicampur dengan makanan/minuman lain
e. lainnya, sebutkan ………………………..…
C5 Apakah kamu suka sayur? [ ]
a. Ya (langsung ke C7)
b. Tidak
C6 Jika jawabannya tidak, apa alasan kamu tidak menyukai sayur? [ ]
a. rasanya tidak enak
b. tidak tersedia
c. tidak bermanfaat bagi tubuh
d. lainnya, sebutkan……………
C7 Sebutkan sayuran kesukaan kamu? (maksimal 3)
……………………………….
C8 Pengolahan sayur apa yang paling kamu sukai? [ ]
a. sayuran segar
b. sayuran dimasak
c. jus sayuran segar
d. dicampur dengan makanan/minuman lain
e. lainnya, sebutkan ……………………
D. Pengaruh Teman sebaya
D1 Ketika bersama denganmu, apakah teman kamu makan sayur? [ ]
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. jarang
e. tidak pernah
D2 Jika teman kamu makan sayur apakah kamu ikut makan sayur? [ ]
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. jarang
e. tidak pernah
D3 Ketika bersama denganmu, apakah teman kamu makan buah? [ ]
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. jarang
e. tidak pernah
D4 Jika teman kamu makan buah apakah kamu ikut makan buah? [ ]
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. jarang
e. tidak pernah
E. Media massa
E1 Pernahkah kamu membaca, mendengar atau melihat informasi mengenai [ ]
hubungan buah dan sayur dengan kesehatan?
a. Ya
b. Tidak (Langsung Ke E6)
………………………………………………………..
E4 Apakah informasi yang didapat membuat kamu tertarik untuk [ ]
mengonsumsi buah dan sayur?
a. Ya
b. Tidak
E5 Apakah informasi tersebut mempengaruhi kamu dalam mengonsumsi buah [ ]
dan sayur?
a. Ya
b. Tidak
E6 Pernahkah kamu melihat, mendengar atau membaca iklan makanan ringan, [ ]
snack, dan fast food?
a. Ya
b. Tidak (Langsung ke F1)
E7 Jika pernah, darimana biasanya kamu melihat iklan tersebut? [ ]
1. Buku 4. Televisi 7. Lainnya, sebutkan ……......
2. Koran 5. Radio
3. Majalah 6. Internet
E8 Sebutkan contoh iklan tentang makanan ringan, snack dan fast food
tersebut:
………………………………………………………
E9 Apakah iklan tersebut membuat kamu tertarik untuk [ ]
mengonsumsi makanan ringan, snack dan fast food?
a. Ya
b. Tidak
E10 Apakah informasi tersebut mempengaruhi kamu dalam mengonsumsi [ ]
makanan ringan, snack, dan fast food?
a. Ya
b. Tidak
F. Fast Food
F1 Apa jenis fast food (yang dijual di restoran cepat saji atau gerobak pinggir [ ]
jalan) yang sering kamu konsumsi? (jawaban maksimal 3)
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda checklist (√) pada salah satu kolom frekuensi makan per hari/
per minggu/per bulan.
2. Tidak perlu mengisi semua kolom frekuensi, tetapi salah satu yang
paling sesuai dengan kebiasaan makan kamu.
1 Bayam
2 Kangkung
3 Brokoli
4 Buncis
5 Sawi
6 Toge
7 Wortel
8 Selada
9 Kacang Panjang
10 Kol
11 Terong
12 Daun Pepaya
13 Daun singkong
14 Daun katuk
15 Gado-gado
16 Capcay
17 Sayur Sop
18 Karedok
19 Urap
20 Lain-Lain……..
Buah :
1 Alpukat
2 Anggur
3 Apel
4 Belimbing
5 Jambu air
6 Jambu biji
7 Jeruk
8 Mangga
9 Melon
10 Nanas
11 Pepaya
12 Pisang
13 Semangka
14 Pear
15 Salak
16 Nangka
17 Jus (…...............)
18 Es buah
19 Rujak
20 Asinan
21 Buah kaleng
(…........)
22 Lain-Lain………
Kuesioner Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur Pada Siswa SMPN 226 Jakarta Selatan
H2 Jika anda makan sayur apakah anak anda ikut makan sayur? [ ]
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. jarang
e. tidak pernah
H3 Apakah anda menganjurkan anak anda untuk makan sayur setiap hari? [ ]
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. jarang
e. tidak pernah
H4 Apakah anda makan buah setiap hari? [ ]
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. jarang
e. tidak pernah
H5 Jika anda makan buah apakah anak anda ikut makan buah? [ ]
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. jarang
e. tidak pernah
H6 Apakah anda menganjurkan anak anda untuk makan buah setiap hari? [ ]
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. jarang
e. tidak pernah
I. Pendapatan orang tua
I1 Berapa jumlah pendapatan anda dalam 1 [ ]
bulan? a. < Rp. 1.529.150
b. Rp. 1.529.150-Rp. 2.000.000
c. > Rp. 2.000.000
LAMPIRAN 3
Hasil Analisis Data
UNIVARIAT
knsumsi_bhsyr
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percen Percent
t
Valid kurang 73 68.9 68.9 68.9
cukup 33 31.1 31.1 100.0
Total 106 100.0 100.0
jenis_kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percen Percent
t
Valid laki laki 47 44.3 44.3 44.3
Perempuan 59 55.7 55.7 100.0
Total 106 100.0 100.0
preferensi
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percen Percent
t
Valid tidak suka 20 18.9 18.9 18.9
suka 86 81.1 81.1 100.0
Total 106 100.0 100.0
total_pngtahuan2
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percen Percent
t
Valid kurang 67 63.2 63.2 63.2
baik 39 36.8 36.8 100.0
Total 106 100.0 100.0
kebiasaan_ortu
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percen Percent
t
Valid kurang 37 34.9 34.9 34.9
baik 69 65.1 65.1 100.0
Total 106 100.0 100.0
pengruh_tmn
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percen Percent
t
Valid kurang 52 49.1 49.1 49.1
baik 54 50.9 50.9 100.0
Total 106 100.0 100.0
pngrh_iklan
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percen Percent
t
Valid tidak pernah 36 34.0 34.0 34.0
Pernah 70 66.0 66.0 100.0
Total 106 100.0 100.0
konsmsi_fastfood
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percen Percent
t
Valid sering 37 34.9 34.9 34.9
jarang 69 65.1 65.1 100.0
Total 106 100.0 100.0
jml_anggtkeluarga
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percen Percent
t
Valid besar 43 40.6 40.6 40.6
kecil 63 59.4 59.4 100.0
Total 106 100.0 100.0
pdptn_ortu
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percen Percent
t
Valid rendah 34 32.1 32.1 32.1
tinggi 72 67.9 67.9 100.0
Total 106 100.0 100.0
BIVARIAT
jenis_kelamin * knsumsi_bhsyr
Crosstab
knsumsi_bhsyr
kurang cukup Total
jenis_kelamin laki laki Count 32 15 47
% within jenis_kelamin 68.1% 31.9% 100.0%
perempuan Count 41 18 59
% within jenis_kelamin 69.5% 30.5% 100.0%
Total Count 73 33 106
% within jenis_kelamin 68.9% 31.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Exact Exact
Value df
Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .024a 1 .877
Continuity Correction b
.000 1 1.000
Likelihood Ratio .024 1 .877
Fisher's Exact Test 1.00 .521
0
Linear-by-Linear
.024 1 .877
Association
N of Valid Casesb 106
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.63.
Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95%
Confidence
Value Interval
Lower Upper
Odds Ratio for jenis_kelamin (laki laki
.937 .410 2.141
/ perempuan)
For cohort knsumsi_bhsyr = kurang .980 .756 1.269
For cohort knsumsi_bhsyr = cukup 1.046 .593 1.846
N of Valid Cases 106
preferensi * knsumsi_bhsyr
Crosstab
knsumsi_bhsyr
kurang cukup Total
preferensi tidak suka Count 15 5 20
% within preferensi 75.0% 25.0% 100.0%
Suka Count 58 28 86
% within preferensi 67.4% 32.6% 100.0%
Total Count 73 33 106
% within preferensi 68.9% 31.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Exact Exact
Value df
Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .432a 1 .511
Continuity Correctionb .152 1 .697
Likelihood Ratio .446 1 .504
Fisher's Exact Test .60 .35
0 6
Linear-by-Linear
.428 1 .513
Association
N of Valid Casesb 106
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
6.23.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95%
Confidence
Value Interval
Lower Upper
Odds Ratio for preferensi (tidak suka / suka) 1.448 .478 4.386
For cohort knsumsi_bhsyr = kurang 1.112 .830 1.490
For cohort knsumsi_bhsyr = cukup .768 .339 1.740
N of Valid Cases 106
total_pngtahuan2 * knsumsi_bhsyr
Crosstab
knsumsi_bhsyr
kurang cukup Total
total_pngtahuan kurang Count 54 13 67
2 % within total_pngtahuan2 80.6% 19.4% 100.0%
baik Count 19 20 39
% within total_pngtahuan2 48.7% 51.3% 100.0%
Total Count 73 33 106
% within total_pngtahuan2 68.9% 31.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Exact Exact
Value df
Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 11.685a 1 .001
Continuity Correction b
10.245 1 .001
Likelihood Ratio 11.503 1 .001
Fisher's Exact Test .00 .001
1
Linear-by-Linear
11.575 1 .001
Association
N of Valid Casesb 106
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.14.
Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for total_pngtahuan2 (kurang / baik) 4.372 1.828 10.461
For cohort knsumsi_bhsyr = kurang 1.654 1.174 2.331
For cohort knsumsi_bhsyr = cukup .378 .213 .673
N of Valid Cases 106
kebiasaan_ortu * knsumsi_bhsyr
Crosstab
knsumsi_bhsyr
kurang cukup Total
kebiasaan_ortu kurang Count 31 6 37
% within kebiasaan_ortu 83.8% 16.2% 100.0%
baik Count 42 27 69
% within kebiasaan_ortu 60.9% 39.1% 100.0%
Total Count 73 33 106
% within kebiasaan_ortu 68.9% 31.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Exact Exact
Value df
Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.898a 1 .015
Continuity Correctionb 4.878 1 .027
Likelihood Ratio 6.306 1 .012
Fisher's Exact Test .01 .01
6 2
Linear-by-Linear
5.843 1 .016
Association
N of Valid Casesb 106
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
11.52.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95%
Confidence
Value Interval
Lower Upper
Odds Ratio for kebiasaan_ortu
3.321 1.223 9.019
(kurang / baik)
For cohort knsumsi_bhsyr = kurang 1.376 1.087 1.744
For cohort knsumsi_bhsyr = cukup .414 .188 .912
N of Valid Cases 106
pengruh_tmn * knsumsi_bhsyr
Crosstab
knsumsi_bhsyr
kurang cukup Total
pengruh_tmn kurang Count 37 15 52
% within pengruh_tmn 71.2% 28.8% 100.0%
Baik Count 36 18 54
% within pengruh_tmn 66.7% 33.3% 100.0%
Total Count 73 33 106
% within pengruh_tmn 68.9% 31.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Exact Exact
Value df
Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .249a 1 .618
Continuity Correction b
.084 1 .773
Likelihood Ratio .249 1 .618
Fisher's Exact Test .67 .387
8
Linear-by-Linear
.246 1 .620
Association
N of Valid Casesb 106
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.19.
Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95%
Confidence
Value Interval
Lower Upper
Odds Ratio for pengruh_tmn (kurang / baik) 1.233 .541 2.813
For cohort knsumsi_bhsyr = kurang 1.067 .826 1.379
For cohort knsumsi_bhsyr = cukup .865 .490 1.530
N of Valid Cases 106
pngrh_iklan * knsumsi_bhsyr
Crosstab
knsumsi_bhsyr
kurang cukup Total
pngrh_iklan tidak pernah Count 29 7 36
% within
80.6% 19.4% 100.0%
pngrh_iklan
Pernah Count 44 26 70
% within
62.9% 37.1% 100.0%
pngrh_iklan
Total Count 73 33 106
% within
68.9% 31.1% 100.0%
pngrh_iklan
Chi-Square Tests
Asymp. Exact Exact
Value df
Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 3.473a 1 .062
Continuity Correctionb 2.697 1 .101
Likelihood Ratio 3.645 1 .056
Fisher's Exact Test .07 .048
8
Linear-by-Linear
3.441 1 .064
Association
N of Valid Casesb 106
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
11.21.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for pngrh_iklan (tidak pernah / pernah) 2.448 .940 6.376
For cohort knsumsi_bhsyr = kurang 1.282 1.007 1.631
For cohort knsumsi_bhsyr = cukup .524 .252 1.088
N of Valid Cases 106
konsmsi_fastfood *
Crosstab
knsumsi_bhsyr
kurang cukup Total
konsmsi_fastfood sering Count 29 8 37
% within
78.4% 21.6% 100.0%
konsmsi_fastfood
jarang Count 44 25 69
% within
63.8% 36.2% 100.0%
konsmsi_fastfood
Total Count 73 33 106
% within
68.9% 31.1% 100.0%
konsmsi_fastfood
Chi-Square Tests
Asymp. Exact Exact
Value df
Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 2.398a 1 .121
Continuity Correction b
1.765 1 .184
Likelihood Ratio 2.485 1 .115
Fisher's Exact Test .13 .091
2
Linear-by-Linear
2.375 1 .123
Association
N of Valid Casesb 106
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.52.
Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95%
Confidence
Value Interval
Lower Upper
Odds Ratio for konsmsi_fastfood
2.060 .818 5.189
(sering / jarang)
For cohort knsumsi_bhsyr = kurang 1.229 .962 1.571
For cohort knsumsi_bhsyr = cukup .597 .300 1.188
N of Valid Cases 106
jml_anggtkeluarga * knsumsi_bhsyr
Crosstab
knsumsi_bhsyr
kurang cukup Total
jml_anggtkeluarg besar Count 29 14 43
a % within jml_anggtkeluarga 67.4% 32.6% 100.0%
kecil Count 44 19 63
% within jml_anggtkeluarga 69.8% 30.2% 100.0%
Total Count 73 33 106
% within jml_anggtkeluarga 68.9% 31.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Exact Exact
Value df
Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .069a 1 .793
Continuity Correctionb .002 1 .961
Likelihood Ratio .068 1 .794
Fisher's Exact Test .83 .479
3
Linear-by-Linear
.068 1 .794
Association
N of Valid Casesb 106
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
13.39.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for jml_anggtkeluarga (besar / kecil) .894 .388 2.061
For cohort knsumsi_bhsyr = kurang .966 .742 1.257
For cohort knsumsi_bhsyr = cukup 1.080 .610 1.911
N of Valid Cases 106
pdptn_ortu *
Crosstab
knsumsi_bhsyr
kurang cukup Total
pdptn_ortu Rendah Count 29 5 34
% within pdptn_ortu 85.3% 14.7% 100.0%
Tinggi Count 44 28 72
% within pdptn_ortu 61.1% 38.9% 100.0%
Total Count 73 33 106
% within pdptn_ortu 68.9% 31.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Exact Exact
Value df
Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 6.299a 1 .012
Continuity Correction b
5.222 1 .022
Likelihood Ratio 6.850 1 .009
Fisher's Exact Test .01 .009
4
Linear-by-Linear
6.240 1 .012
Association
N of Valid Casesb 106
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.58.
Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95%
Confidence
Value Interval
Lower Upper
Odds Ratio for pdptn_ortu (rendah / tinggi) 3.691 1.278 10.662
For cohort knsumsi_bhsyr = kurang 1.396 1.108 1.759
For cohort knsumsi_bhsyr = cukup .378 .160 .893
N of Valid Cases 106