Anda di halaman 1dari 160

PENGARUH PAPARAN IKLAN JUNK FOOD, KONSUMSI

JUNK FOOD DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP


KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA
DI KOTA MEDAN

TESIS

Oleh

ULFAH KHOMAINA AULIA


NIM. 187032038

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021

Universitas Sumatera Utara


PENGARUH PAPARAN IKLAN JUNK FOOD, KONSUMSI
JUNK FOOD DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP
KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA
DI KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Masyarakat
dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

ULFAH KHOMAINA AULIA


NIM. 187032038

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Telah diuji dan dipertahankan

Pada tanggal: 10 Februari 2021

TIM PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si.

Anggota : 1. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si.

2. Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes.

3. Ir. Etti Sudaryati, M.K.M., Ph.D.

ii
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan Keaslian Tesis

Saya menyatakan dengan ini bahwa tesis saya yang berjudul “Pengaruh

Paparan Iklan Junk Food, Konsumsi Junk Food dan Aktivitas Fisik terhadap

Kejadian Obesitas pada Remaja di Kota Medan Tahun 2020” beserta seluruh

isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Februari 2021

Ulfah Khomaina Aulia

iii
Universitas Sumatera Utara
Abstrak

Obesitas merupakan salah satu permasalahan gizi yang masih tetap terjadi sampai saat
ini. Salah satu penyebab tingginya jumlah prevalensi obesitas pada remaja adalah
kebiasaan dalam mengkonsumsi makanan rendah gizi atau biasa disebut junk food.
Beberapa temuan peniliti saat survei awal mendapati, dari 1.178 siswa-siswi di salah
satu sekolah di Kota Medan didapatkan 69 orang siswa-siswi yang berisiko mengalami
obesitas. Siswa yang mengalami obesitas mengakui sering mengkonsumsi makanan
junk food saat pulang sekolah dan saat libur sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk
pengaruh antara paparan iklan junk food, pola konsumsi dan aktivitas fisik terhadap
kejadian obesitas pada remaja di wilayah Kota Medan. Jenis penelitian ini
menggunakan metode case control study yang dilaksanakan di SMA Negeri yang
ada di Kota Medan sejak bulan bulan November 2020 sampai dengan selesai.
Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh remaja SMA Negeri yang ada
di Kota Medan yang berstatus aktif yaitu sebanyak 19.294 orang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara paparan iklan junkfood
(p=0,047), konsumsi junkfood (p=0,001) dan aktivitas fisik remaja (p=0,017)
terhadap terhadap kejadian obesitas pada remaja di wilayah Kota Medan.
Disarankan kepada pihak pemerintah pusat diperlukan regulasi yang mengatur
pembatasan iklan makanan (junk food) terutama pada waktu puncak menonton
remaja untuk mengurangi risiko obesitas pada remaja, dan bagi remaja yang status
gizinya dengan kategori obesitas, sebaiknya mulai untuk menurunkan berat badan
dengan memperhatikan pola makan sehari-hari yang sehat.

Kata kunci: Iklan, junk food, aktivitas fisik

iv
Universitas Sumatera Utara
Abstract

Obesity is a nutritional problem that still occurs today. One of the causes of the
high prevalence of obesity in adolescents is the habit of consuming low-nutrient
foods or so-called junk food. Some of the findings of the researchers during the
initial survey found that from 1,178 students in one school in Medan City, it was
found that 69 students were at risk of obesity. Obese students admit to the fact of
eating junk food when they come home from school and during school holidays.
This study aims to determine the effect of exposure to junk food advertisements,
consumption patterns and physical activity on the incidence of obesity in
adolescents in the city of Medan. This type of research uses the case control study
method which is carried out at public high schools in Medan from November
2020 to completion. The population in this study were 19,294 high school
adolescents in Medan City who were active. The results showed that there was a
significant effect between exposure to junk food advertisements (p= 0.047), junk
food consumption (p=0.001) and adolescent physical activity (p=0.017) on the
incidence of obesity in adolescents in the city of Medan. It is suggested to the
central government that regulations governing food management (junk food),
especially at peak watching time for adolescents to reduce the risk of obesity in
adolescents, and for adolescents whose nutritional status is obese, they should
start losing weight by paying attention to their daily diet - healthy day.

Keywords: Advertising, junk food, physical activity

v
Universitas Sumatera Utara
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

ini dengan judul “Pengaruh Paparan Iklan Junk Food, Konsumsi Junk Food

dan Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Obesitas pada Remaja di Kota Medan

Tahun 2020 ”.

Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk

memperoleh gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.) pada Program Studi

S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara. Dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, penulis mendapatkan

banyak bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Teristimewa

penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua penulis yang tercinta yaitu

ALM Drs. Zulkifli dan Hj.Sunrifah Siregar yang selalu mendoakan ku dan

memotivasi, membangkitkan semangat dan inspirasi dalam penulisan tesis ini.

Terima kasih atas doa, kasih sayang, serta dukungan yang telah diberikan setiap

saat. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa hormat dan

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si. selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Ir. Etti Sudaryati M.K.M., Ph.D. selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara dan selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan

vi
Universitas Sumatera Utara
penulis dalam perbaikan tesis ini

4. Prof. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I

sekaligus ketua penguji yang telah banyak meluangkan waktu untuk

memberikan saran, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penulisan

tesis ini.

5. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan saran, masukan, dan arahan

kepada penulis dalam penulisan tesis ini.

6. Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes. selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam perbaikan tesis ini.

7. Seluruh Dosen dan Staf Pegawai di FKM USU yang telah banyak membantu

dan memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.

8. Yang terkasih Dedi Gustriyadi, S.Kep., Ns. terima kasih atas dukungan dan

semangat yang diberikan dalam penyelesaian tesis ini.

9. Yang tersayang Muhammad Arkana Zhafran dan Mazoya Alita Defa terima

kasih untuk semangat yang luar biasa dalam penyelesaian tesis ini.

10. Teman-teman terbaik dan seperjuangan di Program Studi S-2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat yakni teman-teman angkatan

2018 genap dan teman-teman peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat beserta

teman-teman lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas

dukungan dan motivasinya selama ini.

Dengan keterbatasan pengalaman, ilmu maupun pustaka yang ditinjau,

penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis

vii
Universitas Sumatera Utara
mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan tesis ini.

Akhir kata, semoga Tuhan YME senantiasa melimpahkan karunia-Nya

kepada kita semua dan semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2021

Ulfah Khomaina Aulia

viii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Isi

Halaman

Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Tesis iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xii
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran xiv
Daftar Istilah xv
Riwayat Hidup xvi

Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 6
Tujuan Penelitian 7
Manfaat Penelitian 7

Tinjauan Pustaka 9
Obesitas pada Remaja 9
Konsep obesitas 9
Klasifikasi obesitas 9
Dampak obesitas 12
Faktor resiko obesitas 13
Junk Food 19
Pengertian junk food 22
Iklan junk food 23
Pola Konsumsi 27
Metode kualitatif 27
Pengaruh pola konsumsi terhadap kejadian obesitas 30
Aktivitas Fisik 31
Pengertian aktifitas fisik 31
Jenis-jenis aktifitas fisik 32
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas fisik 32
Manfaat aktifitas fisik bagi remaja 33
Pengukuran aktifitas fisik 34
Pengaruh aktivitas fisik terhadap obesitas 36
Kerangka Teori 37
Kerangka Konsep 38
Hipotesis Penelitian 39

ix
Universitas Sumatera Utara
Metode Penelitian 40
Jenis Penelitian 40
Lokasi dan Waktu Penelitian 40
Populasi dan Sampel 41
Variabel dan Definisi Operasional 43
Metode Pengumpulan Data 44
Metode Pengukuran 46
Metode Analisis Data 46

Hasil Penelitian 48
Deskripsi Lokasi Penelitian 48
Sejarah singkat Kota Medan 48
Geografi dan demografi Kota Medan 48
Gambaran Karakteristik Remaja 49
Gambaran Paparan Iklan Junk Food pada Remaja 50
Karakteristik jenis media iklan junk food pada remaja 50
Karakteristik jenis iklan junk food pada remaja 51
Gambaran Pola Makan 53
Karakteristik pola makan junk food pada remaja 53
Gambaran Karakteristik Aktivitas Fisik pada Remaja di wilayah Kota
Medan 55
Analisis Chi Square Faktor Paparan Iklan Junk Food dengan Kejadian
Obesitas pada Remaja di wilayah Kota Medan 55
Analisis Chi Square Pola Konsumsi Junk Food dengan Kejadian
Obesitas pada Remaja di wilayah Kota Medan 56
Analisis Chi Square Paparan Iklan Junk Food dengan Konsumsi Junk
Food pada Remaja di wilayah Kota Medan 57
Analisis Chi Square Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas pada
Remaja di Wilayah Kota Medan 58
Analisis Regresi Logistik Paparan Iklan, Pola Makan dan Aktivitas
Fisik terhadap Kejadian Obesitas pada Remaja di wilayah Kota Medan 59

Pembahasan 61
Pengaruh Paparan Iklan Junk Food terhadap Kejadian Obesitas
pada Remaja 61
Pengaruh Pola Makan terhadap Kejadian Obesitas pada Remaja 64
Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Obesitas pada Remaja 67
Implikasi Penelitian 72
Keterbatasan Penelitian 73

Kesimpulan dan Saran 74


Kesimpulan 74
Saran 75

Daftar Pustaka 76
Lampiran 81

x
Universitas Sumatera Utara
Daftar Tabel

No Judul Halaman

1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Usia 5-18 Tahun 12


Berdasarkan Indeks

2 Kategori Tingkat Aktivitas Fisik 35

3 Sebaran Nilai PAR dari Beberapa Aktivitas Fisik 36

4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 43

5 Distribusi Berdasarkan Karakteristik Remaja 49

6 Gambaran Paparan Iklan Junk Food 50

7 Karakteristik Media Paparan Iklan Junk Food 50

9 Karakteristik Jenis Iklan Junk Food 52

9 Karakteristik Pola Makan Junk Food 53

10 Gambaran Pola Makan Junk Food pada Remaja 54

11 Gambaran Aktivitas Fisik pada Remaja 55

12 Hasil Uji Chi Square Paparan Iklan Junk Food dengan 55


Kejadian Obesitas pada Remaja

13 Hasil Uji Chi Square Pola Makan Junk Food dengan 56


Kejadian Obesitas pada Remaja

14 Hasil Uji Chi Square paparan Iklan Junk Food dengan 57


Pola Makan Junk Food pada Remaja

15 Hasil Uji Chi square Aktivitas Fisik dengan Kejadian 58


Obesitas pada Remaja

16 Hasil Analisis Regresi Logistik 60

xi
Universitas Sumatera Utara
Daftar Gambar

No Judul Halaman

1 Kerangka teori penelitian 38

2 Kerangka konsep penelitian 39

3 Rancangan penelitian 40

xii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian 79

2 Master Data 84

3 Output Analisis Data 113

4 Dokumentasi Penelitian 128

5 Permohonan Izin Penelitian USU 129

6 Permohonan Izin Penelitian ke Sekolah 130

7 Surat Izin Penelitian ke Dinas Pendidikan Prov.SU 131

8 Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 21 Medan 132

9 Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 2 Medan 133

10 Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 12 Medan 134

11 Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 11 Medan 135

12 Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 15 Medan 136

13 Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 6 Medan 137

14 Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 8 Medan 138

15 Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 10 Medan 139

16 Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 7 Medan 140

17 Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 3 Medan 141

xiv
Universitas Sumatera Utara
Daftar Istilah

FFQ Food Frequency Quistionnaire


IMT Indeks Massa Tubuh
PAL Physical Activity Level
PAR Physical Activity Rate
WHO World Health Organization

xiv
Universitas Sumatera Utara
Riwayat Hidup

Penulis bernama Ulfah Khomaina Aulia berusia 30 tahun dilahirkan di

Medan pada tanggal 25 November 1990 beragama Islam. Penulis anak pertama

dari pasangan Alm. Drs. Zulkifli dan Hj. Sunrifah Siregar. Penulis berstatus

menikah dan memiliki 2 orang anak.

Pendidikan formal penulis dimulai dari pendidikan di SD Taman Harapan

Medan dan lulus Tahun 2002, MTsN 2 Medan dan lulus pada Tahun 2005, MAN

1 Medan dan lulus Tahun 2008. Penulis melanjutkan kuliah di Akademi

Kebidanan Medistra Lubuk Pakam dan lulus Tahun 2011, STIKes Medistra

Lubuk Pakam dan lulus pada Tahun 2013. Pada Tahun 2018 penulis melanjutkan

kuliah di Peminatan Gizi Masyarakat Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penulis mulai bekerja pada Tahun 2013 sebagai staff Administrasi di

RSIA Az-Zakiyah Medan dan pada Tahun 2015 sampai tahun 2018 penulis

bekerja di RSIA Stella Maris Medan sebagai staff administrasi.

Medan, Februari 2021

Ulfah Khomaina Aulia

xvi
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan

Latar Belakang

Obesitas merupakan salah satu permasalahan gizi yang masih tetap terjadi

sampai saat ini. Suatu masalah yang cukup mengganggu di kalangan remaja yaitu

kegemukan atau obesitas. Berlebihnya jumlah jaringan lemak tubuh, lemak tertimbun

umumnya dalam jaringan subkutan, sekitar organ tubuh dan kadang di dalam organ

tubuh terjadi infiltrasi yang menyebabkan suatu kondisi ketidakseimbangan antara berat

badan dan tinggi badan disebut obesitas (Listiyana, Mardiana, & Prameswari, 2013).

Pada tahun 2018 WHO, melaporkan adanya peningkatan prevalensi obesitas

hampir tiga kali lipatdi dunia sejak tahun 1975. Tercatat pada 2016 lebih dari 1,9 miliar

jiwa orang dewasa pada usia 18 tahun ke atas menderita kelebihan berat badan. Dari

jumlah tersebut, lebih dari 650 juta jiwa menderita obesitas.Diketahui pula, sebagian

besarangka kematian populasi dunia yang tinggal di negara-negara denganprevalensi

kelebihan obesitas cukup tinggi daripada angka kematian karena kekurangan berat

badan. Selain itu, pada anak di bawah usia lima tahun setidaknya terdapat 41 juta anak

yang menderitaobesitas atau kelebihan berat badan, danlebih dari 340 juta anak-anak

dan remaja berusia 5-19 pada tahun 2016 juga menderita obesitas atau kelebihan berat

badan (WHO, 2018).

Hal yang sama juga terjadi di Indonesia, prevalensi obesitas mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Tercatat sebesar 10,5 persen, 14,8 persen dan 21,8 persen

sejak tahun 2003, 2007 dan 2018 jumlah prevalensiobesitas. Tiga provinsi dengan

prevalensi obesitas paling tinggi di Indonesia yaitu provinsi Sulawesi Utara, DKI

Jakarta dan Kalimantan Timur (Kemenkes RI, 2018).

1
Universitas Sumatera Utara
2

Remaja yang mengalami obesitas 80 persen mempunyai peluang pada saat

dewasa mengalami obesitas, Sehingga permasalahan ini penting untuk di perhatikan.

Remaja yang sepanjang hidupnya mengalami obesitas juga akan berisiko lebih tinggi

untuk mengalami beberapa penyakit serius seperti stroke, asma, diabetes, kardiovaskuler

dan kanker yang tentunya dapat berakhir dengan kematian (Suryaputra, Nadhiroh, &

Rahayu, 2012).

Beberapa alasan mengapa remaja dikategorikan rentan terhadap obesitas yaitu

antara lain, adanya perkembangan tubuh dan percepatan tubuh yang memerlukan zat

gizi dan energi lebih, kebiasaan pangan dan perubahan gaya hidup juga ikut berperan

terhadap kejadian obesitas, ditambah lagidengan tidak sedikitnya remaja yang makan

secara berlebihan namum minim aktivitas fisik yang pada akhirnya mengalami obesitas

(Arisman, 2009).

Salah satu penyebab tingginya jumlah prevalensi obesitas pada remaja adalah

kebiasaan dalam mengkonsumsi makanan rendah gizi atau biasa disebut junk food. Junk

food disebut makanan rendah gizi dikarenakan mengandung sangat sedikit (bahkan

tidak ada) Vitamin A dan C, besi, kalsium, riboflavin, serta asam folat, sebaliknya tinggi

akan kolesterol, natrium, dan lemak jenuh (Arisman, 2009). Beberapa faktor penyebab

junk food menjadi populer dikalangan remaja antara lain, junk food merupakan makanan

yang dianggap cukup lezat, mudah didapat, tren atau hiburan bagi remaja, dan menu

yang disajikan sangat bervariasi, ditambah lagi dengan harganya yang cukup terjangkau

oleh remaja (Majabadi, et al., 2014).

Junk food merupakan makanan yang lebih mengutamakan cita rasa daripada

kandungan gizi. Misalnya keripik yang mengandung garam. Beberapa junk food juga

Universitas Sumatera Utara


3

mengandung banyak gula misalnya, minuman bersoda, permen dan kue tar. Gula,

terutama gula buatan sangat tidak baik bagi kesehatan tubuhkita karena dapt

menyebabkan penyakit diabetes, kerusakan pada gigi kita dan menyebabkan obesitas.

Minuman bersoda mengandung paling banyak gula, sementara kebutuhan gula dalam

tubuh tidak boleh lebih dari empat gram atau satu sendok teh sehari (Griffindors, 2013)

Junk food atau “makanan sampah” semakin digemari remaja karena adanya

pengaruh iklan dan dinilai “bergengsi”. Maraknya iklan junk food ikut memicu adanya

peningkatan jumlah obesitas pada remaja. Para ahli menyebut hal tersebut sebagai krisis

kesehatan, khususnya di kalangan remaja. Pasalnya, mereka menilai, bahwa remaja lebih

mudah dipengaruhi iklan dibandingkan orang dewasa. Diketahui pula. iklan makanan

merupakan jenis pengiklanan terbesar kedua di ekonomi Amerika Serikat. Pihak

pengiklanan menganggap remaja sebagai kekuatan pasar utama. Karenanya, mereka

menargetkan remaja, untuk memberi preferensi dan loyalitas merek.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iklan junk food dapat mengaktifkan sel

yang sangat sensitif dan masih berkembang di otak remaja. Selain itu, makanan dengan

tinggi lemak, gula, karbohidrat olahan, garam dan penambah rasa lainnya, telah terbukti

sebagai suatu adiktif (candu). Dalam sudut pandang biologis, remaja sangat rentan

terhadap hal-hal yang yang adiktif karena sistem penghargaan dapat berkembang

dengan cepat dan memuncak pada masa remaja, sebaliknya bagian-bagian otak yang

bertugas mengontrol dan menahan diri berkembang lebih lambat.

Pada dasarnya pola kebiasaan makan remaja dibentuk sejak kecil oleh orangtua

dan beberapa faktoryang mempengaruhi antara lain, lingkungan, teman sebaya, harga,

ajaran orangtua, ketersediaan pangan, pemilihan makanan, keyakinan, kepercayaan diri

Universitas Sumatera Utara


4

dan budaya, media masa, body image, kehidupan sosial, serta kegiatan yang dilakukan

di luar rumah (Brown, 2011). Umumnya pola konsumsi makanan pada remaja kurang

bervariasi dan dikonsumsi tidak tepat waktu dengan jumlah yang sedikit sehingga

menyebabkan asupan energi dari sumber karbohidrat, lemak, protein, vitamin, energi

dan kalsium sangat kurang jika dibandingkan dengan anjuran kecukupan gizi pada

remaja tersebut (Majid, Ramli, Ying, Su, Jalaludin, & Abdul, 2016). Begitu pula dengan

aktifitas fisik, mayoritas remaja saat ini cenderung tidak memiliki aktivitas yang banyak.

Banyak diantaranya hanya aktif di sekolah saja, remaja lebih menyukai kegiatan-

kegiatan ringan seperti bermain game di smartphone dan berkumpul di tempat-tempat

makanan junkfood.

Beberapa temuan peniliti saat survei awal yang dilakukan di SMA N 3 Medan

mendapati, dari 1.178 siswa-siswi didapatkan 69 orang siswa-siswi yang berisiko

mengalami obesitas terdiri dari kelas VII, VII dan kelas IX. Siswa yang mengalami

obesitas mengakui sering mengkonsumsi makanan western junk foodsaat pulang

sekolah dan saat libur sekolah. Adapun beberapa jenis restoran junk food yang paling

digemari remaja di SMA N 3 Medan adalah KFC , McDonalds dan Richeese Factory.

Anak yang terpapar iklan televisi sering cenderung berisiko mengalami obesitas

dibandingkan dengan anak yang terpapar iklan televisi jarang. Diperoleh nilai p= 0,015

berdasarkan hasil uji statistik, hal ini berarti Ho ditolak karena nilai p<0,05. Ini

menandakan ada hubungan paparan iklan televisi dengan kejadian obesitas (Agustina,

Maas, & Zulfendri, 2019).

Pada aktivitas fisik dan pola makan telah dikaji oleh beberapa peneliti

sebelumnya antara lain, hasil penelitian (Agustina, Maas, & Zulfendri, 2019) juga

Universitas Sumatera Utara


5

menunjukkan bahwa aktivitas fisik, kebiasaan makan, uang jajan dan paparan iklan

televisi adalah faktor dominanpada anak usia sekolah terhadap kejadian obesitas.

Selanjutnya, yang paling dominan variabel yang mempengaruhi kejadian obesitas

dengan nilai Exp (B) 25,200 adalah uang jajan. Hal ini berarti anak yang mempunyai

uang jajan besar 25,2 kali akan mengalami obesitas. Probabilitas untuk mengalami

kejadian obesitas adalah 80,5 persen. Hal ini berarti seseorang yang memiliki uang jajan

besar maka probabilitas mengalami kejadian obesitas sebesar 80,5 persen. Adapun,

pada penelitian ini uang jajan menjadi faktor dominan dimungkinkan karena uang jajan

yang dimiliki anak akan mempengaruhi apa yang dimakan. Untuk membeli makanan

jajanan di sekolah sebagian besar menggunakan uang jajan yang diterima anak. Adapun,

yang cenderung sering jajan adalah anak sekolah yang memiliki uang jajan tinggi

dibandingkan anak yang memiliki uang jajan rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh (Aprillia, 2011) yang menyebutkan bahwa 95,9

persen anak sekolah yang obesitas menghabiskan uang sakunya dengan membeli jajan

di sekolah. Selain itu, tingkat konsumsi pada anak sekolah didapatkan 25 persen dari

makanan utama dan 75 persen dari makanan jajanan (Padmiari, 2011). Hasil penelitian

ini didukung oleh Imtihani dan (Noer & Imtihani, 2012) mengatakan bahwa uang jajan

yang semakin tinggi maka semakin tinggi pula frekuensi konsumsi makanan cepat saji

sehingga uang jajan berhubungan dengan frekuensi makanan cepat saji. Hal ini terjadi

karena anak yang mendapatkan uang jajan yang cukup, sehingga menggunakan uangnya

untuk membeli makanan cepat saji.

Berlandaskan fenomena tersebut, peneliti mengindikasikan bahwa paparan

iklan- iklan junk food, pola konsumsi makanan dan aktivitas fisik menjadi beberapa

Universitas Sumatera Utara


6

faktor pendorong utama bagi remaja untuk mengalami obesitas. Beberapa penelitian

terkait mendapatkan hasil yang berubah-ubah antara satu penelitian dengan penelitian

lainnya, sehingga belum mendapatkan hasil yang sama. Maka penelitian ini akan

memastikan kembali apakah terdapat pengaruh antara paparan iklan junk food,

konsumsi junk food dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada remaja di

wilayah Kota Medan.

Perumusan Masalah

Pada usia 5-19 tahun sebanyak 18 persen prevalensi kejadian obesitas sehingga

menjadikan obesitas sebagai masalah global (WHO, 2016). Obesitas sendiri terjadi

karena sudah pada level yang bisa dikatakan gawat, yaitu lanjutan dari gizi lebih yang

sudah parah. Dalam 30 tahun terakhir gizi lebih atau overweight juga mengalami

peningkatan (Arisman, 2009). Salah satu kelompok umur beresiko terjadinya gizi lebih

adalah remaja. Masalah yang merisaukan bagi anak dan remaja adalah gizi lebih dan

obesitas karena dapat menyebabkan gangguan psikologis dan menurunkan rasa percaya

diri seseorang. Selain itu pada remaja gizi lebih cenderung berlanjut hingga dewasa dan

lansia.Ssalah satu faktor risiko penyakit degenerative yakni gizi lebih seperti beberapa

jenis kanker, kardiovaskuler dan penyakit diabetes mellitus. Pola konsumsi yang

berubah salah satunya pola makan tinggi lemak dan serat, gaya hidup serta aktivitas fisik

yang kurang menjadi faktor utama penyebab overweight. Makanan fast food (cepat saji)

yang nilai gizinya minim, sedikit mengandung serat, dan tinggi lemak disukai remaja

karena adanya perubahan gaya hidup.

Media massa berupa iklan junk food dinilai memiliki peran besar terhadap dan

perilaku makan pada remaja yang tidak sehat.Saat ini iklan-iklan yang berhubungan

Universitas Sumatera Utara


7

dengan makanan sehatlebih sedikit ditayangkan oleh program komersial dibandingkan

dengan jenis iklan junk food. Tidak heran apabila iklan tersebut mempengaruhi remaja,

karena porsi penayangannya yang tinggi (Emalia, 2013).

Pola konsumsi junk food yang sering dan dalam jumlah banyak adalah pola

konsumsi yang tidak baik, ditambah lagi dengan aktifitas fisik yang minim memicu

terjadinya obesitas dan berbagai gangguan kesehatan dikarenakan adanya kenaikan

berat badan. Gangguan tersebut terjadi karena makanan junk food berkadar lemak dan

kalori yang tinggi serta mengandung kadar garam. Kandungan nutrisi yang sedikit akan

merugikan kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan (Aprillia, 2011).

Adapun rumusan masalah dalam pembahasan tesis ini berdasarkan pemaparan

latar belakang di atas adalah Bagaimanakah pengaruh antara paparan iklan junk food,

konsumsi junk food dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada remaja di wilayah

Kota Medan.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini secara umum untuk menganalisis

pengaruh antara paparan iklan junk food, konsumsi junk food dan aktivitas fisik terhadap

kejadian obesitas pada remaja di wilayah Kota Medan.

Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yakni:

1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran secara teoritis

kepada remaja sekolah tentang kejadian obesitas, seperti faktor risiko,

bahaya dan pencegahannya.

2. Penelitian ini juga diharapkan dapat mengubah pola fikir remaja sekolah,

Universitas Sumatera Utara


8

agar lebih selektif dalam memilih makanan, dimana bukan karena tergiur

dengan tayangan iklan junk food yang menarik tetapi lebih memilih

makanan dari segi nutrisi dan manfaat bagi tubuh.

3. Selain itu, penelitian ini nantinya juga dapat digunakan untuk referensi

dalam pengembangan program promosi kesehatan gizi pada remaja dan

dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam evaluasi program obesitas yang

sudah ada sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara


Tinjauan Pustaka

Obesitas pada Remaja

Menurut WHO, mereka yang berada pada tahap transisi antara masa

kanak- kanak dan dewasa adalah remaja. 12 sampai 24 tahun adalah batasan usia

remaja menurut WHO. Dalam perkembangan hidup seorang manusia periode

yang paling rawan adalah setelah ia mampu bertahan hidup (survive) adalah masa

remaja, dimana secara psikologi akan mulai mencari identitas diri dan secara fisik

ia akan mengalami perubahan fisik yang spesifik. Terjadi berbagai perkembangan

dan perubahan yang cepat pada masa ini baik psikososial maupun fisik (Waryana,

2010). Kelompok sasaran yang berisiko mengalami obesitas salah satunya adalah

remaja. Berat badan yang relatif berlebihan bila dibandingkan dengan usia atau

tinggi badan remaja sebaya merupakan tanda obesitas pada remaja, sebagai akibat

terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan lemak tubuh

(Kurdanti, et al., 2015).

Konsep obesitas. Obesitas (obesity) berasal dari bahasa latin yaitu “Ob”

yang mengandung arti „akibat dari‟ dan “esam” yang berarti “makan”. Sehingga,

dapat diartikan bahwa obesitas adalah akibat dari pola makan yang berlebihan

(Sudargo, 2014). Centers for Disease Control and Prevention (CDC) (2016)

mendefiniskan obesitas adalah berat badan yang lebih tinggi dari berat badan yang

dianggap sehat untuk tinggi badan tertentu. Sedangkan obesitas menurut WHO

adalah penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan dalam

waktu yang lama antara asupan energi (energy intake) dengan energi yang

digunakan (energy expenditure) (Kemenkes RI, 2018).

9
Universitas Sumatera Utara
10

Lebih tingginya asupan energi daripada energi yang dikeluarkan adalah

penyebab terjadinya obesitas. Makanan sumber energi dan lemak tinggi yang

dikonsumsi menyebabkan asupan energi tinggi, sedangkan minimnya aktivitas fisik

adalah penyebab pengeluaran energi yang rendah (Kemenkes RI, 2012). Berdasarkan

patogenesisnya, obesitas dapat digolongkan atas :

1. Obesitas reguler, yaitu pada pusat yang mengatur masukan makanan terdapat

gangguan primer, misalnya pada kerusakan hipotalamus.

2. Obesitas metabolik,yaitu pada metabolisme karbohidrat dan lemak terdapat

kelainan, misalnya pada obesitas karena kelainan genetik.

Sedangkan menurut etiologinya Masjoer dalam (Sudargo, 2014) membagi

obesitas menjadi dua, diantaranya:

1. Obesitas Primer, disebabkan oleh berbagai faktor yang memengaruhi

masuknya makanan yang berlebih dan faktor gizi.

2. Obesitas Sekunder, adanya kelainan atau penyakitcongenital, endokrin

(sindrom Mauriac, sindrom Freulich, dll), atau kondisi lain (sindrom Turner,

sindrom Down, dll).

Klasifikasi obesitas. Diagnosa obesitas dapat ditegakkan dengan menggunakan

metode antropometri melalui penilaian secara langsung. Pengukuran komposisi tubuh

dan dimensi dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi disebut antropometri

(Supariasa, 2014). Mengukur obesitas ada beberapa metode antropometri yang dapat

digunakan diantaranya skinfold thickness (SKF), rasio lingkar pinggang pinggul (RLPP),

Indeks Massa Tubuh (IMT), bioelectrical impedence analysis (BIA) (Sudargo, 2014)

Penilaian gizi pada remaja dapat dilakukan dengan pemeriksaan

Universitas Sumatera Utara


11

Antropometri. Pemeriksaan antropometri dilakukan dengan cara mengukur tinggi

badan, berat badan, lingkar lengan atas, tebal lemak tubuh (triceps, biceps,

subscapula dan suprailiaca). Pengukuran antropometri bertujuan untuk

mengetahui status gizi berdasarkan satu ukuran menurut ukuran lainnya, misalnya

berat badan dan tinggi badan menurut umur ( BB & TB/U) (Irianto, 2007)

Berat badan yang berada di bawah batas minimum dinyatakan sebagai

under weight atau ”kekurusan”, dan berat badan yang berada di atas batas

maksimum dinyatakan sebagai ”over weight” atau kegemukan. Laporan

FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal

orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index (BMI). Di Indonesia

istilah BMI diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT merupakan

alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang

berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan

berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup

lebih panjang (Supariasa, 2014). Menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor : 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antopometri

Penilaian Status Gizi Anak, indeks IMT/U digunakan untuk kategori umur 5-18

Tahun. Adapun perhitungan status gizi menurut IMT/U adalah sebagai berikut

(Supariasa, 2014).

Rumus Hitung IMT dengan cara :

Setelah diketahui IMT kemudian dihitung nilai z-score dengan cara :

BBkg 
IMT 
TB 2 m 

Universitas Sumatera Utara


12

Nilai Individu Subyek


Z  Score 
Nilai Simpang Baku Rujukan

Keterangan:

1) Nilai Individu Subyek adalah hasil perhitungan IMT.

2) Nilai Individu Rujukan adalah nilai median yang dilihat di tabel standar

antropometri WHO 2010.

3) Nilai Simpang Baku Rujukan adalah selisih antara nilai median dengan

standar + 1 SD atau -1 SD, jadi apabila nilai individu subyek lebih besar

daripada nilai median maka nilai simpang baku rujukannya diperoleh dengan

mengurangi + 1 SD dengan median. Apabilanilai individu subyek lebih kecil

daripada median maka nilai simpang rujukannya diperoleh dengan

mengurangi – 1 SD dengan median. Adapun kategori dan ambang batas status

gizi usia 5-18 tahun berdasarkan indeks dapat dilihat pada tabel 1 :

Tabel 1

Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Usia 5-18 Tahun Berdasarkan Indeks

Klasifikasi Ambang Batas (Z Score)


Berat Badan Kurang (Underweight) -3 SD sampai dengan < -2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 1 SD
Berat Bedan Lebih (Overweight) 1 SD sampai dengan 2 SD
Obesitas < 2 SD

Dampak obesitas. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) (2015)

memaparkan bahwa seseorang yang memiliki berat badan sehat dibandingkan dengan

orang yang mengalami obesitas memiliki dampak kesehatan yang berbeda. Obesitas

berisiko lebih tinggi terhadap banyak penyakit serius hingga berbagai macam penyebab

kematian (mortalitas).Beberapa penyakit yang kemungkinan besar dapat diderita oleh

penderita obesitas adalah seperti kolesterol LDL tinggi, kolesterol HDL rendah, atau

Universitas Sumatera Utara


13

kadar trigliserida yang tinggi (dyslipidemia), , tekanan darah tinggi (hipertensi),

stroke,diabetes mellitus tipe 2, penyakit kantong empedu, penyakit jantung koroner,

osteoartritis (kerusakan tulang rawan dan tulang dalam sendi), masalah pernapasan dan

apnea tidur, serta beberapa kanker (payudara, usus besar,kantong empedu, ginjal,

endometrium, dan hati). Selain itu obesitas juga berdampak pada rendahnya kualitas

hidup, penyakit mental seperti kecemasan,depresi klinis dan gangguan mental lainnya,

kesulitan dengan fungsi fisik dan nyeri tubuh (CDC Center for Disease Control and

Prevention, 2015).

Faktor risiko obesitas. Pada dasarnya banyak faktor risiko obesitas yang

meliputi semua faktor yang memberikan kemungkinan risiko obesitas. Misalnya dilihat

dari faktor gender terdapat perbedaan antara pria dan perempuan. (Pasumbung & Purba,

2015) berpendapat bahwa jenis kelamin adalah faktor paling dominan yang

berhubungan dengan obesitas, dimana responden yang paling banyak mengalami

kejadian obesitas adalah laki- laki. Faktor yang tebukti memberikan kontribusi terhadap

terjadinya obesitas adalah prilaku, genetic, dan lingkungan.

Faktor risiko obesitas bersifat multifaktorial terutama pada perubahan gaya

hidup seperti peningkatan konsumsi junk food,genetic, pengaruh iklan, faktor psikologis,

program diet, status sosial ekonomi, rendahnya aktivitas fisik,jenis kelamin dan usia

(Barasi, 2009). Singkatnya, faktor-faktor yang mengakibatkan kalori berlebih, karena

berlebihnya asupan makanan, sehingga kalori berlebih itu disimpan sebagai lemak

merupakan faktor resiko obesitas.Kenaikan berat badan hingga kegemukan disebabkan

oleh lemak yang berlebih. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penimbunan

lemak dan energi lebih ini biasanya bersifat ganda (Bustan, 2015).

Universitas Sumatera Utara


14

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dipublikasikan, berikut beberapa

penjelasan mengenai faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang mengalami

obesitas diantaranya : (Gormley, 189) dalam (Bustan, 2015)

1. Faktor Genetik

Berdasarkan teorinya, gen memengaruhi distribusi dan komposisi lemak

tubuh. Efisiensi tubuh dalam metabolism makanan untuk menjadi energi, dan

selama beraktivitas fisik seperti berolahragabagaimana tubuh membakar energy

sangat dipengaruhi oleh peranan faktor genetic. Beberapa penyakit keturunan

memiliki kaitan yangh erat dengan obesitas, seperti sindrom barsdet-biedel dan

sindrom prader-willi (Barasi, 2009).

Obesitas yang dialami remaja diakibatkan oleh bermacam-macam latar

belakang. Jika ditinjau dari faktor keturunannya yang ada di dalam keluarga,

sebagian besar orang tua mereka memiliki gen yang diturunkan pada anak mereka

dan juga mengalami obesitas, sehingga anak tersebut juga mengalami obesitas.

Besar pengaruh terhadap anak dari salah satu orang tua yang menderita obesitas

adalah sebesar 40 persen untuk menjadi obesitas, sedangkan peluang sebesar 80

persen terjadi jika kedua orang tua mengalami obesitas (Padmiari, 2011).

Diperkirakan sekitar 40-70 persen fenotip yang terkait variasi genetik pada

kejadian obesitas dapat diwariskan (Arief & Sudikno, 2014). Riwayat orang tua

obesitas dapat meningkatkan 2,016 kali risiko kejadian obesitas dibandingkan

dengan seseorang yang orang tuanya tidak memiliki riwayat obesitas (Ali, 2018).

2. Faktor Usia dan Jenis Kelamin

Obesitas dapat dialami seseorang pada umur berapa, sesuai dengan mulai

Universitas Sumatera Utara


15

terjadi perubahan hormonal dan berkurangnya aktivitas fisik. Pada semua umur

obesitas dapat terjadi. Seiring dengan pertambahan umur, jumlah otot dalam tubuh

cenderung menurun..penurunan kebutuhan kalori disebabkan oleh berkurangnya

otot yang berarti penurunan metabolisme. Perhitungan proporsi juga meningkat

karena berkurangnya otot. Faktor usia dan jenis kelamin merupakan faktor

pengganda, dengan adanya perbedaan pola pertambahan berat badan antara pria

dan wanita dewasa. Menurut Penelitian (Prima & Andayani, 2018), Sebesar

(75,8%) rata-rata obesitas dialami oleh laki-laki.

3. Faktor Ketersediaan Pangan

Menurut (Barasi, 2009), baik sifat maupun jumlah bahan makanan yang

tersedia bagi penduduk diberbagai belahan dunia selama beberapa dekade terakhir

telah banyak berubah. Perubahan ini meliputi:

a. Lebih banyak pilihan, dengan banyaknya jemis makanan, sehingga

menimbulkan keinginan untuk makan.

b. Makanan dapat selalu tersedia dengan metode pengawetan yang semakin

canggih.

c. Banyak produk makananyang dapat segera dimakan dengan proses pemasakan

yang sedikit.

d. Kualitas dan kuantitas makanan

Peningkatan pada konsumsi makanan olahan yang mudah dikonsumsi,

yaitu makanan cepat saji dan makanan siap saji, yang berdenisitas energi lebih

tinggi daripada diet tradisional pada umumnya, sehingga secara pasif

menyebabkan over konsumsi.

Universitas Sumatera Utara


16

Menurut (Fachrunnisa, Abrori, & Rachmawati, 2016) bahwa

mengungkapkan bahwa peranannya dalam kejadian obesitas ditunjukkan dengan

frekuensi makanan berat sehari dengan p= 0,038 dengan OR=2,337. Hal tersebut

berarti anak berpotensi DUA kali terkena obesitas memiliki lebih dari 3 kali

frekuensi makanan berat.

4. Behavior (perilaku)

Terdapat 2 bentuk perilaku yang beresiko terhadap obesitas, yaitu :

a. Mengudap (Mengemil),

Menyukai minuman ringan, konsumsi kudapan, dan produk makanan

cepat saji atau siap saji dengan selang waktu yang lebih panjangketimbang

makan sampai kenyang menjadikan perubahan kebiasaan dari makan tidak

teratur menjadi pola makan yang kurang terstruktur. Menurut (Irdianty,

Sudargo, & Hakimi, 2016) menyebutkan bahwa obesitas dan jenis cemilan

secara praktis dan statistik juga memiliki hubungan yang bermakna, yaitu

obesitas banyak di temukan pada remaja dengan konsumsi camilan goreng

lebih besar sebanyak 2 kali dibandingkan dengan remaja yang menyantap

camilan non goreng.

b. Kurang aktivitas fisik

Kalori yang terbakar sedikit disebabkan hidup tidak aktif. Masukan kalori

yang lebih banyak lebih mudah didapatkan dari gaya hidup sedentery, karena

lebih sedikit terbakarnya kalori. Artinya jika gerak kurang, walaupun makan

sedikit (kalori masuk sedikit), tetap bisa terjadi energy yang berlebih.

Kurangnya aktifitas di luar rumah disebabkan oleh tersebar luasnya komputer

Universitas Sumatera Utara


17

dan sarana hiburan elektronik di rumah-rumah.

Penelitian yang dilakukan (Rini & Retnaningsih, 2008) menyebutkan

bahwa pada murid sekolah dasar kejadian obesitas dipengaruhi oleh aktifitas fisik.

Kemungkinan menderita obesitas 2,4 kali dialami kelompok murid yang memiliki

aktifitas fisik ringan atau dan sedangdibandingkan kelompok murid yang memiliki

aktifitas fisik berat.

6. Merokok

Berbagai penyakit terutama kanker paru disebabkan oleh merokok,

kenaikan berat badan dapat terjadi jika berhenti merokok. Walaupun demikian,

resiko merokok masih lebih tinggi dibandingkan berhenti merokok.

7. Lingkungan

Kehidupan yang sehat dan bugar pada dasarnya didukung oleh lingkungan

hidup manusia. Lingkungan berbah menjadi faktor resiko kegemukan dikarenakan

manusia kurang mampu mengelola lingkungan secara bersahabat. Menurut

(Rachmalia & Fitri, 2012) Faktor lingkungan (pola makan dan aktifitas fisik)

memiliki hubungan yang bermakna antara tingkat obesitas dengan faktor

lingkungan pada anak sekolah di Sekolah Dasar Kartika XIV-I Lampriet Banda

Aceh.

Lingkungan yang berpengaruh terhadap obesitas yaitu:

a. Lingkungan fisik

1. Di sekitar tempat terbuka yang aman dan rumah kurang tersedia alur jalan

kaki untuk kegiatan olahraga.

2. Orang kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik disebabkan karena tidak

Universitas Sumatera Utara


18

tersedianya alur jaln kaki/trails , trotoar, area parking dan tempat gym

yang murah.

3. Padatnya jadwal kerja menjadi alasan untuk berolahraga seseorang tidak

punya waktu, karena jam kerjayang lama dan habis diperjalanan.

4. Tersedianya makanan yang berlebih. Lingkungan dengan ketersediaan

makanan dimana-mana, seperti supermarket, kedai cepat saji, restaurant,

bioskop, stasiuon bensin, merupakan lingkungan yang memungkinakan

orang makan berlebih. Jika ini menjadi perilaku tetap atau berlanjut, akan

berakhir dengan energi masuk lebih besar dari energi keluar yang

menyebabkan obesitas.

5. Lingkungan yang terdapat berbagai macam promosi iklan/ reklame

makanan yang tidak mendidik seperti makanan yang tinggi kalori, high-

fats nacks and sugary drink.

8. Faktor Sosial Ekonomi

Seseorang yang memiliki banyak teman dan sering bergaul dengan orang-

orang yang gemuk, untuk menjadi gemuk dapat dikatakan mempunyai

kemungkinan lebih besar . Sedangkan jika dilihat dari faktor ekonomi, masyarakat

yang kaya mampu membeli makanan berlebih sehingga cenderung mengalami

kegemukan. Namun, baik status miskin atau kaya sama-sama bisa mengalami

obesitas. Seseorang yang kaya dapat dengan mudah makan secara berlebih,

sedangkan yang miskin kerap memakan makanan yang tidak berkualitas,

khususnya yang mengandung banyak lemak.

Ketidakmampuan dan ketidaktahuan memilih makanan yang sehat, atau

Universitas Sumatera Utara


19

untuk membeli makanan sehat tidak mempunyai uang yang cukup, atau tidak

mampu memasak makanan sehat berkaitan dengan faktor ekonomi. Masyarakat

lebih cenderung mengkonsumsi makanan yang kurang berkualitas sehingga

obesitas dapat terjadi karena proporsi lemak yang tidak sehat dan berlebih.

Junk Food

Junk food ialah jenis makanan yang memiliki kepadatan energi tinggi, kadar

serat rendah dan pengolahan makanan yang luas yang memudahkan menelan cepat

dengan mengunyah minimal. Pemrosesan makanan jenis junk food ini juga

menghasilkan makanan yang memiliki nilai kekenyangan yang rendah (Bowman,

Gortmaker, Ebbeling, Pereira, & Ludwig, 2004). Selain itu, junk food memiliki nilai

gizi yang rendah, makanan jenis ini hanya tinggi akan kalori dan kandungan garam,

gula serta lemak.

Golongan Junk Food. Mengenai dampak buruk makanan junk food dan

fast food secara serius dibahas World Health Organization (WHO).

Yang termasuk dalam 10 golongan makanan junk food menurut WHO, adalah:

1. Makanan yang dapat mengiritasi usus dan lambung serta memberatkan kerja

ginjal seperti makanan asinan yang mengandung kadar garam sangat tinggi.

2. Makanan kaleng, adalah makanan yang dikemas dalam kaleng,dapat berupa

daging atau buah-buahan. Kandungan bahan pengawet pada makanan kaleng

mengakitbatkan menurunnya kandungan gizi dan nutrisi, sehingga

menjadikannya tidak sehat.

3. Gorengan, yang memiliki kandungan kalori dan minyak serta lemak yang

banyak, mengakibatkan jantung koroner dan kegemukan. Zat karsinogenik

Universitas Sumatera Utara


20

yang memicu kanker muncul pada saat proses menggoreng.

4. Daging olahan seperti ham, sosis, dan lain-lain, yang membahayakan organ

hati karena mengandung bahan pengawet dan pewarna. Selain itu, bisa

memicu kanker karena tingginya kadar natrium yang menyebabkan gangguan

ginjal dan hipertensi.

5. Mie instant. Di dalam mie instant mengandung kadar garam dan bahan

pengawet sehingga kerja ginjal menjadi berat. Resiko buruk pada pembuluh

darah jantung disebabkan olehkandungan trans lipid pada mie instan.

6. Makanan yang dipanggang atau dibakar dapat memicu penyakit kanker

dikarenakan gosongnya makanan.

7. Keju olahan dapat meningkatkan gula darah dan berat badan.

8. Makanan asinan kering yang memiliki kandungan garam nitrat yang

mengakibatkan munculnya di dalam tubuh zat karsiogenik, sehingga

berdampak pada kerja ginjal yang berat serta tingginya risiko gangguan pada

fungsi hati.

9. Makanan manisan beku seperti cake beku, ice cream, dan lain-lain, umumnya

memiliki kandungan mentega tinggi yang dapat mengakibatkan kadar gula

tinggi dan obesitas.

10. Makanan jeroan dan daging berlemak mengandung lemak jenuh dan kolesterol

yang meningkatkan risiko penyakit kanker usus besar, kanker payudara dan

jantung koroner.

Menurut (WHO, 2014), jenis-jenis makanan junk food yang dilihat dari jenis

makanan cepat saji beserta dampak obesitas yang di timbulkan adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


21

1. Makanan gorengan

Makanan ini pada umumnya memiliki kandungan kalori, kandungan lemak

dan oksidanya yang cukup tinggi. Jenis makanan yang termasuk junk food

salah satunya adalah french fries (kentang goring), French fries juga

banyak mengandung sodium atau garam.

2. Makanan yang banyak mengandung gula

Mengandung banyak gula adalah minuman bersoda tertutama gula buatan.

Minuman bersoda mengandung paling banyak gula, sementara kebutuhan

gula dalam tubuh tidak boleh lebih dari empat gram atau satu sendok teh

sehari.

3. Makanan dari daging berlemak

Makanan dari daging berlemak adalah Fried chicken makanan ini

mengandung kadar protein, vitamin dan mineal yang baik bagi

pertumbuhan. Akan tetapi makanan ini juga mengandung lemak jenuh dan

kolestrol, ditambah dengan zat kimia di dalamnya dimana kandungan-

kandungan tersebut.

4. Olahan keju

Konsumsi makanan berkadar lemak dan gula tinggi seperti ini sering

menyebabkan penumpukan lemak dan gula Contohnya adalah pizza karena

mengandung cream keju di dalamnya.

5. Makanan manis beku

Ice cream termasuk golongan ini, cake beku dll. Golongan ini punya tiga

masalah karena mengandung mentega dan pemanis tinggi yang

Universitas Sumatera Utara


22

menyebabkan obesitas karena kadar gula tinggi mengurangi nafsu makan

juga karena temperature rendah sehingga mempengaruhi usus.

Bahaya junk food. Makanan junk food rasanya sangat lezat dan orang

yang melihatnya pasti ingin menggigitnya. Sulit rasanya menolak selera untuk

menikmati makanan junk food, tetapi mengkonsumsi junk food dalam waktu yang

harus dihentikan, karena makanan tersebut sangat berbahaya terhadap tubuh.

Beberapa alasan mengapa harus mengurangi makan junk food ialah :

a. Junk food dibuat menggunakan banyak lemak jenuh. Lemak jenuh tersebut

tidak sehat dan pada pencernaan dapat mengeluarkan banyak racun ke dalam

tubuh. Tubuh mendapatkan makanan tetapi tidak sehat.

b. Junk food kadang dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang tidak

begitu bersih. Dalam jangka panjang, ini bisa merusak perut, hati, dan usus

kita.

c. Junk food tidak mengandung vitamin dan mineral dan banyak nutrisi dalam

makanan tersebut yang tidak dimasak dengan benar dan dalam makanan

mentah. Tubuh tidak mendapatkan vitamin dan mineral yang diperlukan

untuk mendapatkan kesehatan yang baik dan kekebalan dari penyakit.

Akibatnya, itu membuat orang yang sering memakan makanan tersebut

sangat rentan terhadap penyakit.

d. Junk food membuat berat badan bertambah. Orang yang memiliki obesitas

atau obesitas morbid adalah mereka yang memiliki prefensi ngemil yang kuat

terhadap junk food.

e. Makan junk food bisa membuat rentan terhadap daibetes, karena terlalu

Universitas Sumatera Utara


23

banyak mengandung gula. Hal ini membuat kita rentan terhadap penyakit

jantungdan tekanan darah dikarenakan garam dan lemak tinggi ditemukan di

jenis makanan.

f. Junk food mengandung pengawet dan pewarna, baik yang mengandung zat

karsinogenik atau tidak.

g. Dalam jangka panjang, sebenarnya junk food mempercepat efek penuaaan.

Orang-orang yang sering mengkonsumsi junk food akan menunjukkan tanda-

tanda usia lebih tua. Hal ini karena memakan junk food dalam waktu yang

lama mengakibatkan tubuh mengonsumsi gizi buruk. Hasilnya adalah

pelepasan radikal bebas yang merupakan faktor utama yang bertanggung

jawab atas efek penuaan.

Iklan junk food. Iklan junk food saat ini sangat mudah ditemukan di berbagai

tempat umum bahkan di televisi. Tayangan iklan yang disajikan secara menarik terbukti

menyebabkan seseoranglebih menyukai jenis makanan tersebut. Akibatnya, konsumsi

junk food meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa penelitian telah meneliti efek dari

iklan makanan cepat saji pada sikap dan preferensi seseorang. Iklan makanan

mempengaruhi perilaku seseorang melalui 2 cara utama yaitu (Arisman, 2009):

1. Iklan menciptakan harapan yang meningkatkan keinginan untuk membeli.

2. Iklan menghubungkan pembelian makanan ini dengan perasaan positif seperti

kebahagiaan dan kepuasan. Hal ini menyiratkan bahwa dengan membeli

makanan cepat saji akan menciptakan suasana hati yang menyenangkan.

Paparan iklan junk food pada remaja. Remaja merupakan segmen yang sangat

diperhitungkan di industri makanan, dikarenakan pendapatan yang tersedia, gaya hidup

Universitas Sumatera Utara


24

dan potensi kesetiaan pada suatu produk (Ferle, 2001). Hal ini menjadi alasan mengapa

tayangan iklan makanan selalu menargetkan remaja sebagai konsumen utamanya.

Mereka menggunakan teknik yang dirancang dengan baik dan menggunakan berbagai

saluran untuk menjangkau kalangan remaja. Proses ini dimulai ketika remaja masih

anak-anak, hal tersebut dilakukan untuk mendorong pembentukan merek dan

memengaruhi perilaku pembelian produk makanan.

Selain itu, pada umumnya program televisi favorit para remaja sering

menampilkan iklan makanan tidak bergizi selama jeda iklan. Iklan-iklan ini cenderung

memengaruhi sikap dan perilaku remaja. Frekuensi iklan ini juga sangat tinggi terutama

selama periode prime time (waktu jeda).

Tayangan televisi merupakan media yang paling sering menayangan iklan-iklan

junk food. Iklan televisi bertujuan untuk membangun pengenalan nama dan

mempromosikan penjualan. Iklan televisi yang populer memiliki pengaruh sosial yang

dapat mengubah perilaku kesehatan. Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa

televisi sering menyediakan pesan-pesan tidak sehat tentang makanan dengan tujuan

untuk memuaskan perasaan emosional atau sosial seseorang daripada rasa laparnya.

Secara konsepnya, iklan televisi dirancang untuk memberikan informasi-

informasi penting kepada konsumen untuk pengambilan keputusan. Televisi memiliki

kekuatan untuk membujuk karena memiliki fitur yang menarik bagi indera manusia.

Daya tarik ini berasal dari suara, gerakan, visi dan warna yang menarik mata sehingga

berdampak pada sisi psikologis dan sosiologis remaja. Selain itu, iklan makanan TV

memiliki peran penting dalam menetapkan preferensi makanan, pilihan, dan jumlah

konsumsi. Beberapa penelitian telah menggambarkan bahwa paparan iklan TV

Universitas Sumatera Utara


25

mengubah preferensi merek, preferensi makanan, peningkatan asupan makanan, dan

menghasilkan lebih banyak permintaan untuk produk yang diiklankan. Akibatnya,

penayangan iklan junk food di TV secara berlebihan dianggap tidak baik karena

mempromosikan pola makan yang tidak sehat di kalangan anak- anak dan remaja yang

mengakibatkan kondisi kesehatan seperti obesitas, diabetes dan beberapa bentuk kanker.

Sumber iklan junk food. Saat ini, hampir semua remaja menjadikan media tv

dan media sosial sebagai hiburan favorit mereka. Oleh sebab itu, tidak heran internet

melalui situs web atau media sosial dimanfaatkan oleh banyak perusahaan makanan

khususnya junk food dengan menampilkan berbagai macam konten atau iklan menarik

yang ditujukan untuk anak-anak remaja. Pemasaran di Internet menggunakan berbagai

teknik untuk menarik termasuk advertorial, kompetisi, tautan video, diskon produk, dan

'advergames'. Advergames adalah video game yang disponsori pengiklan yang

menyematkan pesan merek dalam petualangan yang penuh warna, menyenangkan, dan

bergerak cepat yang dibuat oleh perusahaan dengan tujuan eksplisit untuk

mempromosikan merek mereka (Moore, 2006). Pada dasarnya, sumber periklanan telah

secara efektif diperluas untuk mencakup berbagai kegiatan yang komprehensif seperti

halnya yang diungkapkan oleh (Scho & Frenkena, 2017) antara lain:

1. Iklan televisi,

2. Pemasaran di Internet,

3. Penempatan produk dalam program televisi,

4. Film, dan DVD,

5. Komputer dan Video Game,

6. Pemasaran peer-to-peer atau viral,

Universitas Sumatera Utara


26

7. Promosi penjualan supermarket,

8. Promosi silang antara film dan program televisi,

9. Penggunaan karakter berlisensi dan karakter juru bicara,

10. Dukungan selebriti (Endorse)

11. Pemasaran di majalah remaja,

12. Iklan luar ruang,

13. Pemasaran cetak,

14. Sponsor sekolah dan kegiatan olahraga,

15. Pemasaran di ponsel dan

16. Pencitraan merek pada mainan dan pakaian.

Pengaruh paparan iklan junk food terhadap kejadian obesitas. Risiko

yang berperan besar atas kejadian obesitas pada remaja salah satunya yaitu

tingginya paparan iklan makanan siap saji atau junk food yang ditujukan khusus

untuk kaum remaja. Pengaruh iklan makanan dan pemasaran dalam bentuk

lainnya terbukti mempengaruhi, selera makanan dan prilaku pembelian. Perilaku

tidak sehat hingga dewasa didorong dengan kebiasaan tersebut. Meningkatkan

masalah kesehatan terkait penyakit kardiovaskuler dan diabetes serta

kemungkinan obesitas (WHO, 2014).

Paparan iklan di televisi dan smartphone yang menampilkan makanan

tinggi lemak dan kalori seperti junk food secara terus menerus dinilai dapat

memengaruhi pola makan dari remaja tersebut. Hasil penelitian di Inggris

menyebutkan, paparan dari iklan televisi atau smartphone yang berisi makanan

tinggi lemak dan kalori, cenderung membuat remaja lebih memilih jenis makanan

Universitas Sumatera Utara


27

seperti itu sebagai makanan cemilan favoritnya. Bahkan, dalam setahun, remaja

tersebut dapat mengkonsumsi cemilan jenis itu sebanyak 500 kali lebih banyak

dibanding remaja yang jarang atau tidak terpapar iklan-iklan makanan cepat saji

tersebut. Ditambah lagi, remaja yang kerap menonton iklan makanan cepat saji di

smartphone, ikut mengkonsumsi lebih banyak minuman ringan tinggi gula,

dibandingkan dengan remaja yang jarang menonton iklan-iklan tersebut.

Paparan iklan junk food diukur dengan melihat rata-rata paparan iklan

yang ditonton remaja per-hari yang diketahui dengan menganalisis waktu dan

durasi menonton selama 1 minggu. Adapun 49 iklan/hari adalah nilai rata-rata

paparan iklan junk food pada penelitian ini, hal ini mengacu pada penelitian

(Nurwanti, 2013) yang mendapati nilai rata-rata paparan iklan junk food pada

penelitiannya yaitu 49 iklan/hari.

Pola Konsumsi

Berbagai macam informasi yang memberikan gambaran tentang jumlah, jenis

dan frekuensi bahan makanan yang setiap hari dikonsumsi oleh kelompok masyarakat

tertentu disebut pola konsumsi. Pola konsumsi makan yang mencetus terjadinya obesitas

adalah mengonsumsimakanan dalam porsi melebihi dari porsi kubutuhan, makantinggi

karbohidrat sederhana, tinggi lemak, rendah serat dan tinggi energi (Supariasa, 2014).

Dua jenis data konsumsi yaitu bersifat kualitatif dan kuantitatif.

Metode kualitatif. Metode kualitatif digunakan untuk menelusuri tentang

kebiasaan makan (food habit) dan bagaimana cara bahan makanantersebut

diperoleh serta melihat frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan

makanan. Pengukuran konsumsi makanan yang bersifat kualitatif antara lain

Universitas Sumatera Utara


28

menggunakan metode :

a. Metode frekuensi makanan (food frequency)

b. Metode dietary history

c. Metode via telepon

d. Metode food list (pendaftaran makanan)

Metode kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu untuk melihat jumlah

makanan yang dimakan sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan

memanfaatkan Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT) atau daftar lain yang

dibutuhkan seperti Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM),) Daftar

Penyerapan Minyak dan Daftar Konversi Mentah-Masak (DKMM)

Untuk pengukuran konsumsi secara kuantitatif metode-metode yang

digunakan yaitu :

1. Recall 24 jam

2. Estimated food records (perkiraan bahan makanan)

3. Food weighing (Penimbangan makanan)

4. Metode food account

5. Inventari methode (Metode inventaris)

6. Housefold food record (pencatatan)

Metode kualitatif-kuantitatif. Adapun metode pengukuran bahkan dapat

menjadikan data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Metode tersebut

yaitu:

1. Metode recall 24 jam

2. Dietary history (Metode riwayat makan)

Universitas Sumatera Utara


29

3. Food frequency quistionnaire (FFQ)

FFQ. Food frequency quistionnaire (FFQ) adalah gambaran konsumsi energi

dan zat gizi lainnya dalam bentuk frekuensi makan seseorang dengan menggunakan

sebuah kuesioner. Frekuensi tersebut antara lain harian, mingguan, bulanan, dan tahunan

yang kemudian dikonversikan menjadi konsumsi per hari. FFQ memberikan gambaran

kebiasaan atau pola makan individu terhadap zat gizi. Peneliti dan sarana penelitian

dapat membuat bahan makanan dan makanan yang tertera dalam FFQ tersebut sesuai

kebutuhan.

Adapun beberapa kelebihan metode food frequency, antara lain: tidak

memerlukan latihan khusus, sederhana, relative murah,responden dapat

menggunakannya sendiri, antara kebiasaan makan dan penyakit dapat dijelaskan.

Kekurangan metode food frequency ini, antara lainsulit mengembangkan kuisioner

pengumpulan data, membuat pewawancara bosan, tidak dapat menghitung intake zat

gizi, dan responden harus memiliki motivasi tinggi dan jujur (Supariasa, 2014).

Dalam penelitian ini pola konsumsi makanan di kategorikkan menggunakan

Food Frequency Questionnaire (FFQ) yang diadopsi dari penelitian (Arlinda, 2015)

dimana hasil akhir penelitian tersebut menunjukkan pada remaja di SMP

Muhammadiyah 10 Yogyakarta diketahui bahwa konsumsi fast food dengan kategori

sering (>3x/minggu) berhubungan dengan kejadian obesitas dengan p value= 0,000 dan

OR= 6,00. Artinya bahwa remaja yang sering mengonsumsi fast food 6,00 kali lebih

berisiko untuk menderita obesitas dibandingkan dengan konsumsi jarang ≤3x/minggu.

Hasil penelitian (Evan, Wiyono, & Candrawati, 2017) telah membuktikan

bahwa pola makan berhubungan secara signifikan dengan kejadian obesitas (p value=

Universitas Sumatera Utara


30

0,002). Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Universitas Thribuwana

mendapatkan hasil bahwa berubahnya pola makan dari pola tradisional ke pola makan

ala barat meningkatkan risiko kejadian obesitas. (Ramadhaniah, Julia, & Huriyati, 2014)

menunjukkan bahwa konsumsi energi tinggi (≥110% AKG) berhubungan dengan

kejadian obesitas dengan p value=0,001 dan OR= 2,55. Artinya, seseorang dengan

konsumsi energi tinggi lebih berisiko sebesar 2,55 kali untuk menderita obesitas

dibandingkan dengan konsumsi energi tidak tinggi (<110% AKG).

Konsumsi makanan yang tinggi kalori seperti soft drink dan fast food juga

meningkatkan risiko obesitas. Hasil penelitian Kurdanti dkk. (2015) menunjukkan

bahwa risiko 2,469 kali lebih besar untuk mengalami obesitas dengan mengkonsumsi

fast food lebih sering dibandingkan dengan yang jarang mengkonsumsi. Konsumsi soft

drink dengan frekuensi sering (>5.4 kali/bulan) berisiko 1,12 kali untuk mengalami

obesiztas dibandingkan dengan frekuensi jarang (≤5.4 kali/bulan) (Rafiony, Purba, &

Pramantara, 2015).

Pengaruh pola konsumsi terhadap kejadian obesitas. Faktor

lingkungan sosial terutama terjadi melalui ketidakseimbangan antara perilaku

makan dan pola makan erat hubungannya dengan kejadian obesitas. Adanya

perubahan gaya hidup remaja yang mendekati pada budaya kebaratan berkaitan

dengan hal ini.

Saat ini di kota-kota besar di Indonesia, perubahan pola konsumsi

masyarakat yang mendekati pada pola makan tinggi kalori, kolesterol, dan tinggi

lemak, terutama terhadap penawaran makanan siap saji (junk food) yang berakibat

meningkatkan risiko obesitas karena adanya perubahan gaya hidup yang mengarah

Universitas Sumatera Utara


31

ke budaya kebaratan (westernisasi).

Hal ini didukung oleh penelitia (Olivia, 2016) yang mana pada hasil

analisis regresi logistik menyatakan bahwa dari asupan lemak, berbagai asupan zat

gizi merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap status obesitas pada

subjek dalam penelitian ini pola konsumsi dalam hal ini yaitu asupan lemak,

energy, karbohidrat, dan protein (Exp(B) = 6, p<0,01).

Penelitian lainnya juga menunjukkan meningkatnya resiko obesitas

sebesar 1,46 kali dikarenakan peningkatan konsumsi daging. Hal ini disebabkan

karena mempunyai lebih kecil efek termogenesis dibandingkan dengan makanan

yang banyak mengandung karbohidrat dan protein serta makanan berlemak lebih

tidak mengenyangkan dan mempunyai energi density lebih besar. Terjadinya

konsumsi yang berlebihan dikarenakan rasa yang sangat lezat dari makanan

berlemak sehingga pada akhirnya selera makan meningkat.

Aktivitas Fisik

Pengertian aktivitas fisik. Menurut (Almatsier, 2010) ada beberapa ahli

mengenai beberapa pengertian aktivitas fisik, tubuh dan sistem penunjangnya

melakukan aktivitas fisik. Status gizi remaja ditentukan oleh salah satu faktor yaitu

aktivitas fisik. Aktivitas fisik yaitu pengeluaran energi yang penting bagi pemeliharaan

kehidupan yang sehat, fisik, dan mental yang disebabkan oleh pergerakan anggota

tubuh. Pergerakan tubuh yang ditimbulkan oleh otot-otot skeletal dan menyebabkan

pengeluaran energi merupakan aktivitas fisik (Puspitasari, 2018). Tingkat aktivitas fisik

merupakan kategori aktivitas fisik berdasarkan jumlah energi yang dikeluarkan untuk

jenis aktivitas per satuan waktu dalam 24 jam (Suryaputra, Nadhiroh, & Rahayu, 2012).

Universitas Sumatera Utara


32

Jadi, gerakan tubuh oleh tubuh dan sistem penunjangnya yang membutuhkan arus

energy adalah kesimpulan dari pengertian aktivitas fisik.

Jenis-jenis aktivitas fisik remaja. Tiga tingkat golongan aktivitas fisik yang

sesuai untuk remaja yaitu :

1. Kegiatan ringan: biasanya tidak bisa berubah dalam pernapasan atau

ketahanan (daya tahan) dan hanya membutuhkan sedikit tenaga. Contoh:

berjalan kaki,mengasuh adik , cuci piring/ baju, kompor kendaraan,

menyapu, duduk, berdandan, les di sekolah, belajar di rumah, les di luar

sekolah,, nonton TV, nongkrong, main play station.

2. Kegiatan sedang: memerlukan tenaga terus menerus atau intensif, gerakan

otot kelenturan atau yang teratur (fleksibilitas). Contoh:berenang, lari

kecil,jalan cepat, tenis meja, bermain music, bersepeda, bermain dengan

binatang peliharaan.

3. Kegiatan berat: memerlukan kekuatan , membuat berkedip dan biasanya

berkenaan dengan olahraga. Contoh:bermain sepak bola, lari, aerobik,

outbond dan bela diri (misal pencak silat, karate, taekwondo,). Lakukan

aktivitas fisik untuk kesehatan jantung minimal 30 menit olahraga sedang,

untuk kenaikan berat badan selama 60 menit dan untuk menurunkan berat

badan selama 90 menit (Nurmalina, 2011).

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik. Bagi remaja obesitas atau

kegemukan aktivitas fisik dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:

Umur. Aktivitas fisik remaja sampai dewasa mengalami peningkatan sampai

mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, maka kira-kira sebesar 0,8-1 persen per

Universitas Sumatera Utara


33

tahunakan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, atau bila ini dapat

dikurangi hingga separuhnya.

Jenis kelamin. Aktivitas fisik yang hampir sama biasanya sampai pubertas

terjadi pada remaja laki-laki dan remaja perempuan, tetapi remaja laki-laki setelah

pubertas memiliki nilai yang jauh lebih besar.

Pola makan. Faktor yang ikut aktivitas salah satunya makanan, tubuh akan

merasa tidak ingin melakukan kegiatan seperti olah raga atau aktivitas lainnya dan

mudah lelah bila porsi makanan dan jumlah makanan lebih banyak. Kandungan

dari makanan yang berlemak juga banyak. Pergerakan tubuh untuk menjalankan

aktivitas sehari-hari atau berolahraga, makanan yang akan dikonsumsi kandungan

gizinya agar tubuh tidak mengalami kelebihan energi namun tidak bisa secara

maksimal dikeluarkan.

Penyakit/kelainan pada tubuh. Kelainan pada tubuh seperti postur tubuh,

obesitas, hemoglobin/sel darah, kapasitas jantung dan paru akan berpengaruh

terhadap aktivitas yang akan di lakukan. orang tidak di perbolehkan untuk

melakukan olah raga yang berat karena kekurangan sel darah merah. Obesitas

juga membuat masalah dalam melakukan aktivitas fisik.

Manfaat aktivitas fisik bagi remaja. Aktivitas fisik dibutuhkan remaja

karena bagi mereka ada kelebihan dalam waktu jangka panjang dan kelebihan

bagi perkembangan mereka dalam masa-masa pertumbuhannya. Pertumbuhan

mereka bisa menjadi optimal. Remaja yang aktif memiliki beberapa keuntungan

menurut (Nurmalina, 2011):

1. Bantu meningkatkan mood atau suasana hati dan membantu menjaga

kesehatan.

Universitas Sumatera Utara


34

2. Bantu turun kecemasan, depresi dan stress

3. Bermanfaat untuk lebih baiknya tidur.

4. Risiko penyakit jantung, diabetes, stroke dan tekanan darah tinggidapat

diturunkan.

5. Sirkulasi darah meningkat.

6. Fungsi organ-organ vital sepertijantung dan paru-paru meningkat.

7. Kanker yang berkenaan dengan kelebihan berat badan dapat berkurang

Pengukuran aktivitas fisik. Pengukuran aktivitas fisik dilakukan terhadap

lamanya waktu melakukan aktivitas dalam sehari dan jenis aktivitas yang dilakukan

subyek. (FAO/WHO/UNU , 2011) menyebutkan bahwa aktivitas fisik merupakan

variabel utama setelah angka metabolisme basal dalam perhitungan pengeluaran energy.

Selama 24 jam besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang dinyatakan dalam

Physical Activity Level (PAL) atau tingkat aktivitas fisik. Selama 24 jam besarnya energi

yang dikeluarkan dalam kkal per kilogram berat badan disebut PAL. Rumus PAL

ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

PAR 
PAL= 
24 jam

Keterangan:

PAL : tingkat aktivitas fisik (Physical Activity Level)

PAR : Physical Activity Rate dari masing-masing aktivitas yang dilakukan

W : Waktu yang digunakan untuk setiap aktivitas

PAL memiliki rentangan nilai yang akan digunakan untuk menentukan tingkat

aktivitas fisik seseorang. Adapun kategori tingkat aktivitas fisik dijelaskan pada Tabel 2

Universitas Sumatera Utara


35

berikut ini:

Tabel 2

Kategori Tingkat Aktivitas Fisik

Kategori Nilai PAL


Ringan (light activity) 1,40-1,69
Sedang (moderate activity) 1,70-1,99
Berat (vigorous activity) 2,00-2,40
Sumber : FAO, Human Energy Requirements, 2001

Kegiatan yang dikategorikan kedalam kategori ringan seperti, makan,

ibadah/sholat, membaca, bermain lapotop/internet, kuliah, mandi/berpakaian dan

dandan, serta kegiatan waktu luang seperti berbisnis, nonton TV, bermain game,

mendengarkan musik dan duduk. Kegiatan yang dikategorikan kedalam kategori sedang

terbagi atas 2 kategori yaitu naik kenderaan, mengendarai kenderaan, kepesta, kepasar,

belanja, bersepeda, berjalan tanpa beban dan melakukan pekerjaan rumah tangga.

Kegiatan yang sering dilakukan contoh adalah kuliah, menonton, melakukan pekerjaan

rumah, memasak, mengendarai motor, memasak, berdiri membawa beban, mencuci

baju, membaca buku dan mengepel.

Catatan harian, kuesioner atau recall ( metode mengingat kembali) digunakan

untuk mengukur aktivitas fisik. Tidak memerlukan biaya yang besar untuk melakukan

metode ini serta mudah dilakukan. Namun, kekurangan dari metode subjektif ini dalam

menetapkan frekuensi dan intensitas aktivitas fisik secara tepat. Tiga golongan aktivitas

fisik yang diukur dengan Physical Activity level (PAL) yaitu ringan, sedang dan berat

(FAO/WHO/UNU , 2011).

Metode recall 24 jam memperoleh data aktivitas fisik. Data aktivitas fisik yang

dikumpulkan berupa jenis aktivitas fisik yang dilakukan dan durasi waktumenjalankan

Universitas Sumatera Utara


36

aktivitas fisik dalam sehari. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan kuesioner

yang diisi sendiri oleh contoh dengan panduan peneliti. Physical Activity Ratio

digunakan untuk menentukan nilai aktivitas tersebut dengan menggunakan acuan

WHO/FAO/UNO 2011 untuk memperoleh nilai Physical Activity Level.

Tabel 3

Sebaran Nilai PAR dari Beberapa Aktivitas Fisik

Aktivitas Fisik PAR


Tidur 1
Mandi, berpakaian, dandan 2.3
Makan 1.5
Memasak 2.1
Beribadah 1.5
Kuliah, seminar, praktikum 1.5
Mencuci piring 1.7
Menyapu 2.3
Mengendarai motor 2.7
Berjalan 3.2
Rapat/diskusi 1.4
Menonton 1.7
Berdiri/membawa beban 2.2
Duduk 1.2
Membaca buku 2.5
Browsing/bermain laptop 1.8
Mengepel 4.4
Mencuci baju 2.8
Pekerjaan rumah tangga 2.8
Bersepeda 2
Sumber: FAO/WHO/UNU (2011)

Pengaruh aktivitas fisik terhadap obesitas. Faktor risiko terjadinya obesitas

yaitu rendahnya aktivitas fisik, interaksi antara makan yang banyak dan rendahnya

aktivitas fisik dapat menyebabkan obesitas. Remaja kurang aktif berisiko tinggi

mengalami obesitas. Obesitas pada masa remaja juga berdampak pada perkembangan

psikososial remaja. Remaja dengan obesitas seringkali mendapatkan kekerasan psikis

dari lingkungan sehingga menjadi kurang percaya diri, sedih, mudah gugup dan

Universitas Sumatera Utara


37

kesepian (Noviyanti & Marfuah, 2017). Banyaknya energi yang tersimpan sebagai

lemak, sehingga orang - orang yang kurang melakukan aktivitas cenderung menjadi

gemuk disebabkan kurangnya aktivitas fisik. Hal ini menguraikan bahwa tingkat

kontribusi aktivitas fisik terhadap kejadian berat badan berlebih terutama penggunaan

komputer dan alat-alat berteknologi tinggi lainnya, kebiasaan duduk terus-menerus serta

menonton televisi (Virgianto & Purwaningsih, 2006).

Hasil penelitian (Miko & Pratiwi, 2017), Menunjukan bahwa seseorang dengan

berat badan ideal dipengaruhi oleh aktivitas fisik yang baik. Manfaat setiap hari

melakukan aktivitas fisik tidak hanya untuk memperoleh kondisi tubuh yang sehat

namun juga bermanfaat untuk kesehatan mental, hiburan dalam mencegah stres. faktor

utama yang mempengaruhi obesitas adalah rendahnya aktivitas fisik. Kebiasaan

olahraga didasarkan atas aktivitas fisik anak dalam kesehariannya antara lain kebiasaan

berjalan kaki dan bersepeda (Aprillia, 2011).

Kerangka Teori

Pengaruh iklan makanan dan pemasaran dalam bentuk lainnya terbukti

mempengaruhi, selera makanan dan prilaku pembelian. Perilaku tidak sehat

hingga dewasa didorong dengan kebiasaan tersebut. Meningkatkan masalah

kesehatan terkait penyakit kardiovaskuler dan diabetes serta kemungkinan obesitas

(WHO, 2014).

FAO/WHO/UNU (2001) menyebutkan bahwa aktivitas fisik merupakan

variabel utama setelah angka metabolisme basal dalam perhitungan pengeluaran energy.

Hasil penelitian (Miko & Pratiwi, 2017), Menunjukan bahwa seseorang dengan berat

badan ideal dipengaruhi oleh aktivitas fisik yang baik. Manfaat setiap hari melakukan

Universitas Sumatera Utara


38

aktivitas fisik tidak hanya untuk memperoleh kondisi tubuh yang sehat namun juga

bermanfaat untuk kesehatan mental, hiburan dalam mencegah stres. faktor utama yang

mempengaruhi obesitas adalah rendahnya aktivitas fisik. Kebiasaan olahraga didasarkan

atas aktivitas fisik anak dalam kesehariannya antara lain kebiasaan berjalan kaki dan

bersepeda (Aprillia, 2011).

Dalam penelitian ini pola konsumsi makanan di kategorikkan menggunakan

Food Frequency Questionnaire (FFQ) yang diadopsi dari penelitian (Arlinda S. , 2015)

dimana hasil akhir penelitian tersebut menunjukkan pada remaja di SMP

Muhammadiyah 10 Yogyakarta diketahui bahwa konsumsi fast food dengan kategori

sering (>3x/minggu) berhubungan dengan kejadian obesitas dengan p value= 0,000 dan

OR= 6,00. Artinya bahwa remaja yang sering mengonsumsi fast food 6,00 kali lebih

berisiko untuk menderita obesitas dibandingkan dengan konsumsi jarang ≤3x/minggu.

Paparan Iklan
Junk Food Konsumsi Junk Food

Kejadian
Obesitas

Aktiitas Fisik

Gambar 1. Kerangka teori


Sumber : (WHO, 2014; FAO/WHO/UNU , 2011; Arlinda M. , 2015; Aprillia,
2011)

Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini kerangka konsep dapat dilihat pada Gambar 2.2, bahwa

kejadian obesitas pada remaja sekolah diindikasikan terjadi karena adanya paparan iklan

Universitas Sumatera Utara


39

junk food yang berlebih, dan berkaitan dengan konsumsi junk food yang tidak

diimbangi dengan aktifitas fisiik. Selengkapnya, kerangka konsep penelitian ini dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

Paparan Iklan Junk Food

Konsumsi Junk Food Kejadian Obesitas

Aktivitas Fisik

Gambar 2. Kerangka konsep

Hipotesis Penelitian
: Ada pengaruhantara paparan iklan junk food, pola konsumsi, dan aktivitas

fisik dengan kejadia obesitas pada remaja di Kota Medan Tahun.

Universitas Sumatera Utara


Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian studi analitik observasional dengan

menggunakan desain case control study yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh

antara paparan iklan junk food, pola konsumsi dan aktivitas fisik terhadap kejadian

obesitas pada remaja di wilayah Kota Medan dengan cara membandingkan kelompok

kasus (remaja dengan obesitas) dengan kelompok kontrol (remaja dengan tidak

obesitas). Pengukuran variabel dependen dan independen dilakukan bersama-sama pada

saat penelitian dengan menggunakan kuesioner dan observasi pada responden.

Rancangan case control dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3. Rancangan penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri yang ada di

Kota Medan.

Waktu penelitian. Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Februari 2020-

selesai.

40
Universitas Sumatera Utara
41

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian. Populasi adalah keseluruhan atau generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek dan memiliki kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan-

nya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja SMA Negeri yang ada

di Kota Medan Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Medan Tahun 2019,

jumlah seluruh siswa SMA yang berstatus aktif ada sebanyak 19.294 orang, yang

dibagi menjadi 2 bagian, yaitu populasi kasus dan populasi kontrol. Populasi

kasus adalah seluruh siswa yang mengalami obesitas di SMA Negeri di Kota

Medan. Sedangkan, populasi kontrol adalah seluruh siswa yang tidak obesitas di

SMA Negeri di Kota Medan.

Sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi.

Sampel diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Sampel dalam

penelitian ini terbagi dalam dua kelompok yang terdiri dari kelompok remaja yang

mengalami obesitas dan kelompok remaja yang tidak mengalami obesitas yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Adapun beberapa kriteria inklusi dan ekslusi dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Kriteria Inklusi Responden Case:

a) Remaja Obesitas yang bersekolah di Kota Medan yang mengalami obesitas

b) Remaja obesitas yang bersedia untuk di teliti

Kriteria Ekslusi case :

Universitas Sumatera Utara


42

a) Remaja Obesitas yang tidak dapat memberikan jawaban yang seperti yang

diharapkan oleh peneliti.

Kriteria Inklusi Responden Control :

a) Remaja dengan berat badan normal yang berada di Kota Medan yang

mengalami obesitas.

b) Remaja dengan berat badan normal yang bersedia untuk di teliti.

Kriteria Ekslusi Control :

a) Remaja dengan berat badan normal namun tidak dapat memberikan jawaban

yang benar seperti yang diharapkan oleh peneliti.

Adapun besar sampel dihitung menggunakan rumus besar sampel 2 proporsi

(Lemeshow, 1997) sebagai berikut :

n = P1 (1 – P1) + P2 ( 1 – P2 ) ( Zα + Zβ )2
( P1 – P2 )2

Keterangan:

n : Jumlah sampel

OR : 4,96 Zα : 1,96

P1 : Perkiraan proporsi (0,83) (Irdianty, 2016) Zβ : 0,84

P2 : Proporsi populasi remaja obesitas (0,96)

0,83 (1 – 0,83) + 0,96 (1 – 0,61)


n= (1,96 + 0,84)2
(0,83 – 0,96)2

0,14 + 0,03
n= x 7,84
0,01

0,37
n= x 7,84
0,04

n= 17 x 7,84
n= 133
n= 133 + 20%
n= 159

Universitas Sumatera Utara


43

Berdasarkan rumus perhitungan sampel diperoleh jumlah sampel

minimal sebesar 159 orang. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih baik

peneliti menambahkan jumlah sampel menjadi 181 orang. Maka, jumlah

responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 181

responden yang memiliki berat badan obesitas, dan 181 responden yang

memiliki berat badan normal.

Variabel dan Definisi Operasional


Variabel dan defenisi operasional penelitian terlihat pada tabel 4.
Tabel 4
Variabel Penelitain dan Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Variabel Independen
Paparan Paparan iklan junk food dalam Kuesioner
Iklan junk penelitian ini diartikan sebagai
1. Tinggi
food rata-rata berapa iklan dan
(≥49x/hari)
media yang ditonton rtemaja
2. Rendah Ordinal
per harinya yang diketahui
(<49x/hari)
dengan menganalisis
frekuensi menonton selama
sehari.
Konsumsi Konsumsi dalam penelitian ini Kuesioner  Sering
Junk Food diartikan sebagai kebiasaan (≥Median)
Ordinal
mengkonsumsi junk food  Jarang
(<Median)
Aktivitas Aktifitas fisik dalam Kuesioner
Fisik penelitian ini diartikan sebagai recall 24  Kurang Aktif
gerakan tubuh yang dihasilkan jam (PAL<2,13)
dari kegiatan pengeluaran aktivitas  Aktif Ordinal
tenaga yang dilakukan remaja fisik (≥ PAL 2,13)
selama berada disekolah
maupun diluar sekolah.
Variabel Dependen
Obesitas Terdapat penimbunan lemak Tabel IMT  Normal ( -2
Remaja yang berlebihan dari yang < z-skor < +1)
diperlukan untuk fungsi tubuh  Obesitas Ordinal
yang normal. ( +1 < z-skor ≥
+2)

Universitas Sumatera Utara


44

Metode Pengumpulan Data

Jenis data. Jenis data dalam penelitian ini yaitu :

1. Data primer diperoleh peneliti pada saat mewawancarai responden dalam hal

ini adalah lansia dengan menggunkan kuesioner yang telah dipersiapkan

terlebih dahulu. Namun sebelumnya peneliti akan memberikan penjelasan

terkait kuesioner secara lengkap dan jelas sebagai acuan pewawancara dalam

melakukan wawancara.

2. Data sekunder diperoleh peneliti dari catatan dan dokumentasi- dokumentasi

yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik berupa laporan bulanan,

triwulan dan tahunan dari data instansi setempat.

Teknik pengumpulan data. Ada dua aspek dalam pengumpulan data

yaitu : alat pengumpulan data dan metode pengumpulan data. Data dikumpulkan

dengan menggunakan timbangan berat badan, microtoise dan kuesioner.

Kuesioner terdiri dari tiga bagian yaitu paparan iklan junk food, pola konsumsi

junk food, dan aktivitas fisik remaja. Dalam pengisian kuesioner, peneliti

melakukan secara langsung dan tidak langsung.

Tahap persiapan. Prosedur pengumpulan data dilakukan setelah peneliti

mendapatkan surat izin penelitian yang diperoleh dari Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara selanjutnya menyampaikan surat izin

tersebut ke Dinas Pendidikan Kota Medan dan kemudian melanjutkan surat izin

tersebut ke sekolah SMA Negeri yang ada di Kota Medan.

Tahap pelaksanaan. Setelah mendapat persetujuan dari sekolah, peneliti

meminta bantuan kepada Wali kelas/guru bidang studi untuk berkomunikasi

Universitas Sumatera Utara


45

dengan siswa/i yang sesuai dengan kriteria inklusi, selanjutnya peneliti menemui

siswa/i. Peneliti menjelaskan pada calon responden tentang tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan cara pengisian kuesioner. Peneliti meminta kesediaan

calon responden untuk menjadi responden dalam penelitian. Setelah memperoleh

kesediaan responden selanjutnya peneliti mengukur tinggi badan dan berat badan

responden serta membagikan kuesioner secara langsung dan adapula yang secara

tidak langsung (daring).

Validitas dan reliabilitas. Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur itu dapat mengukur apa yang akan di ukur. Uji reliabilitas data merupakan

suatu uji instrumen yang digunakan untuk menyatakan tingkat kepercayaan instrumen

sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Perhitungan dilakukan dengan

rumus korelasi product moment kemudian membandingkan antara nilai korelasi atau r

hitung dari variabel penelitian dengan r tabel.

1. Jika hasil uji validitas setiap item pertanyaan memiliki nilai > 0,361

sehingga semua pertanyaan pada kuesioner ini dinyatakan valid.

Berdasarkan hasil uji validitas kuesioner penelitian ini, didapatkan seluruh

pernyataan pada setiap variabel dinyatakan telah valid.

2. Jika pada hasil uji reliabilitas, didapat nilai alpha cronbach sebesar >0,60

dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat

disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen

penelitian.Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diketahui bahwa seluruh

variabel memiliki nilai r hasil >r tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sudah reliabel.

Universitas Sumatera Utara


46

Metode Pengukuran

Pengukuran dilakukan pada variabel independen dan variabel dependen.

1. Paparan iklan

a. Tinggi : Jika responden menjawab ( ≥49x/hari)

b. Rendah : Jika responden menjawab ( <49x/hari)

2. Pola Konsumsi

a. Sering : Jika responden menjawab ≥ Median

b. Jarang : Jika responden menjawab < Median

3. Aktivitas Fisik

a. Aktif : Jika nilai (≥ PAL 2,13)

b. Kurang aktif :Jika nilai (< PAL 2,13)

4. Kejadian Obesitas

a. Normal : Jika responden memiliki skor -2 < z-skor < +1

b. Berisiko Obesitas : Jika responden memiliki skor +1 < z-skor ≥ +2

Metode Analisis Data

1. Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan untuk menganalisis tiap

variabel dari hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Analisis univariat bertujuan

untuk menjelaskan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis univariat

dibuat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dideskripsikan.

2. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan uji chi

square dengan tingkat kemaknaan (α) = 0,05, dengan kriteria: ditolak jika

p<α (0,05) maka terdapat hubungan antara variabel independen dengan

Universitas Sumatera Utara


47

variabel dependen. diterima jika p> α (0,05) maka tidak terdapat hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen (Sugiyono, 2014).

3. Analisis multivariat dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh antara

variabel independen secara bersamaan dengan variabel dependen

menggunakan uji regresi logistik tingkat kemaknaan (α) = 0,05, dengan

kriteria: ditolak jika p<α (0,05) maka terdapat pengaruh antara variabel

independen dengan variabel dependen. diterima jika p> α (0,05) maka

tidak terdapat pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.

4. Adapun model persamaan regresi logistik yaitu :

P (Y)=

Keterangan:

β : Koefisien regresi

P(Y) : Obesitas Remaja

X1 : Paparan Iklan

X2 : Pola Konsumsi

X3 : Aktivitas Fisik

Universitas Sumatera Utara


Hasil Penelitian

Deskripsi Lokasi Penelitian

Sejarah singkat Kota Medan. Tahun 1860 Kota Medan masih

merupakan hutan rimba dan di sana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi

pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Tanah Karo dan

semenanjung Malaya. Pada tahun 1863 bangsa Belanda mulai membuka kebun

Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona Tanah Deli. Sejak itu

perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat

pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara. Adapun bakal pusat Kota

Medan didirikan pada pertapakan yang terdiri atas perkampungan penduduk asli

Melayu Deli, kemudian tanah yang termasuk konsesi perkebunan Mabar, Deli Tua

dari Deli Maatschappij, serta konsesi perkebunan Polonia (BPS Kota Medan,

2014).

Geografi dan demografi Kota Medan. Karakteristik Kota Medan

didukung oleh luas wilayah 265,10 km2 atau 3,6 persen dari total luas wilayah

Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis Kota Medan terletak pada 3° 30' – 3°-

43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Secara administratif Kota

Medan sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, untuk Selatan, Barat, dan

Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Kota Medan memiliki 21

Kecamatan, dan 151 Kelurahan yang terbagi atas 2.001 lingkungan (BPS Kota

Medan, 2014).

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2013, penduduk Kota Medan

berjumlah 2.135.516 jiwa. Penduduk Kota Medan terdiri atas 1.053.393 laki – laki

48
Universitas Sumatera Utara
49

dan1.082.123 perempuan. Pada tahun 2012, penduduk Kota Medan mencapai

2.122.804 jiwa, dibanding hasil sensus penduduk tahun 2013 terjadi pertambahan

penduduk sebesar 12.712 jiwa (0,6%).

Gambaran Karakteristik Remaja di Wilayah Kota Medan

Distribusi frekuensi karakteristik remaja di Kota Medan yang dianalisis

dalam penelitian ini meliputi: jenis kelamin, dan kelas pendidikan. Selengkapnya

disajikan pada Tabel 5 di bawah ini:

Tabel 5

Distribusi Berdasarkan Karakteristik Remaja di Kota Medan

Tidak Obesitas Obesitas Total


Karakteristik Siswa
n (181) % n (181) % n (362) %
Jenis Kelamin
Laki-laki 63 34,8 55 30,4 118 32,6
Perempuan 118 65,2 126 69,6 244 67,4
Umur
14 Tahun 81 44,8 73 40,3 154 42,5
15 Tahun 25 13,8 33 18,2 58 16,0
16 Tahun 41 22,7 37 20,4 78 21,5
17 Tahun 34 18,8 38 21,0 72 19,9
Kelas
1 SMA 67 37,0 77 42,5 144 39,8
2 SMA 73 40,3 68 37,6 141 39,0
3 SMA 41 22,7 36 19,9 77 21,3

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui distribusi frekuensi dari remaja di

Kota Medan, dimana remaja yang diteliti dikelompokkan menjadi dua kelompok

yakni tidak obesitas dan obesitas. Pada kelompok remaja dengan tidak obesitas

mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 118 orang (65,2%), berusia 14

tahun sebanyak 81 orang (44,8), dan tingkat sekolah kelas 2 SMA sebanyak 73

orang (40,3%). Sementara, pada kelompok remaja dengan obesitas mayoritas juga

berjenis kelamin perempuan sebanyak 126 orang (69,6%), berusia 14 tahun

Universitas Sumatera Utara


50

sebanyak 73 orang (40,3), dan tingkat sekolah kelas 1 SMA sebanyak 77 orang

(42,5%).

Gambaran Paparan Iklan Junk Food pada Remaja di Wilayah Kota Medan.

Berdasarkan kategorinya, paparan iklan junk food pada remaja di Kota

Medan, diketahui mayoritas remaja sering terpapar iklan junk food yakni sebanyak

274 orang. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6

Gambaran Paparan Iklan Junk Food

Kejadian Obesitas
Paparan Total
Tidak Obesitas Obesitas
Iklan
n (181) % n (181) % n (362) %
Jarang 54 61,4 34 38,6 88 100,0
Sering 127 46,4 147 53,6 274 100,0
Karakteristik jenis media iklan junk food pada remaja di wilayah

Kota Medan. Karakteristik media iklan pada remaja di Kota Medan yang

dianalisis dalam penelitian ini meliputi: TV/Radio, gadget dan poster/baliho.

Selengkapnya disajikan pada Tabel 7 di bawah ini:

Tabel 7

Karakteristik Media Paparan Iklan Junk Food

Tidak Obesitas Obesitas Total


Media Paparan Iklan
n (181) % n (181) % n (362) %
Pagi
Tv/Radio 30 16,6 32 8,8 62 17,1
Gadget 134 74,0 130 71,8 17,1 72,9
Poster/Baliho 17 9,4 19 10,5 36 9,9
Siang
Tv/Radio 24 13,3 34 18,8 58 16,0
Gadget 143 79,0 129 71,3 272 75,1
Poster/Baliho 14 7,7 18 9,9 32 8,8
Malam
Tv/Radio 36 19,9 33 18,2 69 19,1

(Bersambung)

Universitas Sumatera Utara


51

Tabel 7

Karakteristik Media Paparan Iklan Junk Food

Tidak Obesitas Obesitas Total


Media Paparan Iklan
n (181) % n (181) % n (362) %
Gadget 140 77,3 141 77,9 281 77,6
Poster/Baliho 5 2,8 7 3,9 12 3,3

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui karakteristik media iklan junk food

pada remaja di Kota Medan, dimana remaja yang diteliti dikelompokkan menjadi

dua kelompok yakni tidak obesitas dan obesitas. Pada kelompok remaja dengan

tidak obesitas Tv/gadget menjadi media terbanyak yang dinilai memaparkan iklan

junkfood yakni pagi hari sebanyak 74 persen, siang hari sebanyak 79 persen dan

malam hari sebanyak 77,3 persen.. Sama halnya pada kelompok remaja dengan

obesitas Tv/gadget juga menjadi media terbanyak yang dinilai memaparkan iklan

junkfood yakni pagi hari sebanyak 71,8 persen, siang hari sebanyak 71,3 persen

dan malam hari sebanyak 77,9 persen.

Karakteristik jenis iklan junk food pada remaja di wilayah Kota

Medan. Karakteristik jenis iklan junk food pada remaja di Kota Medan yang

dianalisis dalam penelitian ini meliputi:wastern food, snack manis/asin minuman,

manis/ bersoda,produk mie instan dan olahan daging instan. Selengkapnya

disajikan pada Tabel 8 di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara


52

Tabel 8

Karakteristik Jenis Iklan Junk Food

Tidak
Obesitas Total
Obesitas
Jenis Iklan Junk Food
n n n
% % %
(181) (181) (362)
Pagi
Wastern Food 11 6,1 13 7,2 24 6,6
Snack Manis/Asin 42 23,2 47 26,0 89 24,6
Minuman Manis/ Bersoda 25 13,8 5 2,8 30 8,3
Produk Mie Instan 79 43,6 80 44,2 159 43,9
Olahan Daging Instan 24 13,3 36 19,9 60 16,6
Siang
Wastern Food 13 7,2 22 12,2 35 9,7
Snack Manis/Asin 65 35,9 42 23,2 107 29,6
Minuman Manis/ Bersoda 38 21,0 43 23,8 81 22,4
Produk Mie Instan 25 13,8 36 19,9 61 16,9
Olahan Daging Instan 40 22,1 38 21,0 78 21,5
Malam
Wastern Food 13 7,2 20 11,0 33 9,1
Snack Manis/Asin 50 27,6 36 19,9 86 23,8
Minuman Manis/ Bersoda 21 11,6 24 13,3 45 12,4
Produk Mie Instan 39 21,5 42 23,2 81 22,4
Olahan Daging Instan 58 32,0 59 36,2 117 32,3

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui karakteristik jenis iklan junk food

pada remaja di Kota Medan, dimana remaja yang diteliti dikelompokkan menjadi

dua kelompok yakni tidak obesitas dan obesitas. Pada kelompok remaja dengan

tidak obesitas produk mie instan menjadi iklan terbanyak yang dilihat pada pagi

hari yakni sebanyak 43,6 persen, snack manis/asin pada siang hari sebanyak

35,9% dan olahan daging instan pada malam hari sebanyak 32 persen. Sama

halnya pada kelompok remaja dengan obesitas produk mie instan menjadi iklan

terbanyak yang dilihat pada pagi hari yakni sebanyak 44,2 persen, minuman

manis/bersoda pada siang hari sebanyak 23,8 persen dan olahan daging instan

pada malam hari sebanyak 36,2 persen.

Universitas Sumatera Utara


53

Gambaran Pola Makan Junk Food

Karakteristik pola makan junk food pada remaja di wilayah Kota

Medan. Karakteristik konsumsi junk food pada remaja di Kota Medan yang

dianalisis dalam penelitian ini meliputi:olahan mie, olahan nasi, roti mix daging,

daging dan daging giling. Selengkapnya disajikan pada Tabel 9 di bawah ini:

Tabel 9

Karakteristik Pola Makan Junk Food

Tidak Obesitas Obesitas Total


Pola Makan Junk Food
n (181) % n (181) % n (362) %
Olahan Mie
Tidak Pernah 28 7,7 6 3,3 34 9,4
< 3x Seminggu 37 20,4 28 15,5 65 18,0
> 3x Seminggu 100 55,2 117 64,6 217 59,9
> 1x Sehari 16 8,8 30 16,6 46 12,7
Olahan Nasi
Tidak Pernah 0 0 0 0 0 0
< 3x Seminggu 0 0 0 0 0 0
> 3x Seminggu 32 17,7 11 6,1 43 11,9
> 1x Sehari 149 82,3 170 93,9 319 88,1
Roti Mix Daging
Tidak Pernah 33 18,2 10 5,5 43 11,9
< 3x Seminggu 107 59,1 76 42,0 183 50,6
> 3x Seminggu 35 19,3 70 38,7 105 29,0
> 1x Sehari 6 3,3 25 13,8 31 8,6
Daging
Tidak Pernah 31 17,1 9 5,0 40 11,0
< 3x Seminggu 110 60,8 63 34,8 173 47,8
> 3x Seminggu 36 19,9 74 40,9 110 30,4
> 1x Sehari 4 2,2 35 19,3 39 10,8
Daging Giling
Tidak Pernah 7 1,9 1 0,3 8 2,2
< 3x Seminggu 85 47,0 41 22,7 126 34,8
> 3x Seminggu 87 48,1 128 70,7 215 59,4
> 1x Sehari 2 1,1 11 6,1 13 3,6

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui karakteristik pola makan junk food

pada remaja di Kota Medan, dimana remaja yang diteliti dikelompokkan menjadi

Universitas Sumatera Utara


54

dua kelompok yakni remaja dengan status gizi obesitas dan bukan obesitas. Pada

kelompok remaja dengan status gizi obesitas mayoritas mengkonsumsi makanan

olahan mie > 3 kali seminggu sebanyak 117 orang (64,6%), olahan nasi > 1 kali

sehari sebanyak 170 orang (93,9%), roti mix daging < 3 kali seminggu sebanyak

72 orang (42%), daging > 3 kali seminggu sebanyak 74 orang (40,9%) dan olahan

daging giling > 3 kali seminggu sebanyak 128 orang (70,7%).

Pada kelompok remaja dengan status gizi normal atau bukan obesitas

mayoritas mengkonsumsi makanan olahan mie > 3 kali seminggu sebanyak 100

orang (55,2%), olahan nasi > 1 kali sehari sebanyak 149 orang (82,4%), roti mix

daging < 3 kali seminggu sebanyak 107 orang (57,1%), daging < 3 kali seminggu

sebanyak 110 orang (60,8%) dan olahan daging giling > 3 kali seminggu

sebanyak 87 orang (48,1%).

Berdasarkan uraian karakteristik pola makan junk food pada remaja di

Kota Medan, maka dapat diketahui mayoritas remaja kota medan sering

mengkonsumsi junk food yakni sebanyak 290 orang. Selengkapnya dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 10

Gambaran Pola Makan Junk Food Pada Remaja

Kejadian Obesitas
Total
Pola Makan Tidak Obesitas Obesitas
Junk Food n
n (181) % n (181) % %
(362)
Jarang 55 76,4 17 23,6 72 100,0
Sering 126 43,4 164 56,6 290 100,0

Universitas Sumatera Utara


55

Gambaran Karakteristik Aktivitas Fisik pada Remaja di wilayah Kota


Medan

Berdasarkan karakteristik aktivitas fisik pada remaja di Kota Medan,

diketahui mayoritas remaja kota medan kurang dalam melakukan aktivitas fisik

yakni sebanyak 236 orang. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 11

Gambaran Aktivitas Fisik Pada Remaja

Kejadian Obesitas
Aktivitas Total
Fisik Tidak Obesitas Obesitas
n (181) % n (181) % n (362) %
Aktif 77 61,1 49 38,9 126 100,0
Kurang 104 44,1 132 55,9 236 100,0

Analisis Chi Square Faktor Paparan Iklan Junk Food dengan Kejadian
Obesitas pada Remaja di wilayah Kota Medan

Hubungan faktor paparan iklan junk food dengan kejadian obesitas pada

remaja di wilayah Kota Medan dilihat dengan menggunakan uji statistik Chi

square. Hasil uji pada faktor tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 12

Hasil Uji Chi Square Paparan Iklan Junk Food dengan Kejadian Obesitas pada
Remaja di wilayah Kota Medan

Kejadian Obesitas
Tidak Total 95%
Paparan Obesitas p
Obesitas OR Convidance
Iklan value
n n Interval
n (181) % % %
(181) (362)
Jarang 54 61,4 34 38,6 88 100,0
0,020 2,838 1,126-4,002
Sering 127 46,4 147 53,6 274 100,0

Diketahui dari tabulasi silang antara faktor paparan iklan junk food dengan

kejadian obesitas, dari 362 remaja Kota medan yang diamati 274 remaja yang

Universitas Sumatera Utara


56

sering terpapar iklan junk food, 147 (53,6%) diantaranya merupakan remaja

dengan status gizi obesitas. Sementara 88 remaja yang jarang terpapar iklan junk

food, 54 remaja (61,4%) diantaranya merupakan remaja dengan status gizi normal

atau tidak obesitas. Pada hasil analisis dengan chi square diperoleh nilai p sebesar

0,020 (p<α) dengan nilai odds ratio sebesar 2,838. Maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel faktor paparan iklan

junk food dengan kejadian obesita pada remaja sekolah, dimana remaja yang

sering terpapar iklan junk food berisiko mengalami kejadian obesitas sebesar 2,8

kali lebih tinggi dibandingkan dengan remaja yang jarang terpapar iklan junk

food.

Analisis Chi Square Pola Konsumsi Junk Food dengan Kejadian Obesitas
pada Remaja di wilayah Kota Medan

Hubungan faktor pola makan junk food dengan kejadian obesitas pada

remaja di wilayah Kota Medan dilihat dengan menggunakan uji statistik Chi

square. Hasil uji pada faktor tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 13

Hasil Uji Chi Square Pola Makan Junk Food dengan Kejadian Obesitas pada
Remaja di wilayah Kota Medan

Kejadian Obesitas
Pola
Tidak Total 95%
Makan Obesitas p
Obesitas OR Convidance
Junk value
n n n Interval
Food % % %
(181) (181) (362)
Jarang 55 76,4 17 23,6 72 100,0
0,001 4,211 2,331-7,607
Sering 126 43,4 164 56,6 290 100,0

Diketahui dari tabulasi silang antara faktor pola makan junk food dengan

kejadian obesitas, dari 362 remaja Kota medan yang diamati 290 remaja yang

Universitas Sumatera Utara


57

memiliki pola makan junk food dengan kategori sering, 164 (56,6%) diantaranya

merupakan remaja dengan status gizi obesitas. Sementara 72 remaja yang

memiliki pola makan junk food dengan kategori jarang, 55 remaja (76,4%)

diantaranya merupakan remaja dengan status gizi normal atau tidak obesitas. Pada

hasil analisis dengan chi square diperoleh nilai p sebesar 0,001 (p<α) dengan nilai

odds ratio sebesar 4,211. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara variabel faktor pola makan junk food dengan kejadian obesita

pada remaja sekolah, dimana remaja yang sering mengkonsumsi junk food

berisiko mengalami kejadian obesitas sebesar 4,2 kali lebih tinggi dibandingkan

dengan remaja yang jarang mengkonsumsi junk food.

Analisis Chi Square Paparan Iklan Junk Food dengan Konsumsi Junk Food
pada Remaja di wilayah Kota Medan

Hubungan faktor paparan junk food dengan pola makan junk food pada

remaja di wilayah Kota Medan dilihat dengan menggunakan uji statistik Chi

square. Hasil uji pada faktor tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 14

Hasil Uji Chi Square Paparan Iklan Junk Food dengan Konsumsi Junk pada
Remaja di wilayah Kota Medan

Pola Makan Junk Food


Total 95%
Paparan Jarang Sering p
OR Convidance
Junk n n n value
% % % Interval
Food (181) (181) (362)
Jarang 55 76,4 17 23,6 72 100
0,001 25,196 13,106-48,437
Sering 33 11,4 257 88,6 290 100

Diketahui dari tabulasi silang antara paparan junk food dengan pola makan

junk food, dari 362 remaja Kota medan yang diamati 290 remaja yang sering

Universitas Sumatera Utara


58

terpapar iklan junk food, 257 (88,6%) diantaranya merupakan remaja yang sering

mengkonsumsi junk food pula. Sementara 72 remaja yang jarang terpapar iklan

junk food, 55 remaja (76,4%) diantaranya merupakan remaja yang jarang

mengkonsumsi junk food pula. Pada hasil analisis dengan chi square diperoleh

nilai p sebesar 0,001 (p<α) dengan nilai odds ratio sebesar 25,196. Maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel paparan

iklan junk food dengan pola makan junk food pada remaja sekolah, dimana remaja

yang sering terpapar iklan junk food berisiko sering mengkonsumsi junk food

sebesar 25,196 kali lebih tinggi dibandingkan dengan remaja yang jarang terpapar

iklan junk food.

Analisis Chi Square Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas pada Remaja
di Wilayah Kota Medan

Hubungan faktor aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada remaja di

wilayah Kota Medan dilihat dengan menggunakan uji statistik Chi square. Hasil

uji pada faktor tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 15

Hasil Uji Chi Square Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas pada Remaja di
wilayah Kota Medan

Kejadian Obesitas
Tidak Total 95%
Obesitas p
Aktivitas Obesitas OR Convidance
value
Fisik n n n Interval
% % %
(181) (181) (362)
Aktif 77 61,1 49 38,9 126 100,0 1,283-
0,003 3,995
Kurang 104 44,1 132 55,9 236 100,0 5,099

Diketahui dari tabulasi silang antara faktor aktivitas fisik dengan kejadian

obesitas, bahwa dari 362 remaja Kota medan yang diamati 236 remaja yang

Universitas Sumatera Utara


59

memiliki aktivitas kurang 132 (55,9%) diantaranya merupakan remaja dengan

status gizi obesitas. Sementara 126 remaja yang memiliki aktivitas aktif, 77

(61,1%) diantaranya merupakan remaja dengan status gizi normal atau tidak

obesitas. Pada hasil analisis dengan chi square diperoleh nilai p sebesar 0,003

(p<α) dengan nilai odds ratio sebesar 3,995. Maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara variabel faktor aktivitas fisik dengan

kejadian obesita pada remaja sekolah, dimana remaja yang kurang aktif dalam

aktivitas sehari-harinya berisiko mengalami kejadian obesitas sebesar 4 kali lebih

tinggi dibandingkan dengan remaja sekolah yang aktif dalam aktivitas sehari-

harinya.

Analisis Regresi Logistik Paparan Iklan, Pola Makan dan Aktivitas Fisik
Terhadap Kejadian Obesitas pada Remaja di wilayah Kota Medan

Tahap selanjutnya setelah dilakukan analisis bivariat adalah tahap

multivariat. Analisis multivariat merupakan analisis yang dilakukan secara

bersamaan dengan tujuan untuk mengetahui variabel independen mana yang

paling mempengaruhi variabel dependen. Variabel yang dapat dilakukan analisis

multivariat adalah variabel yang pada hasil analisis bivariatnya memiliki nilai

p<0,25. Berdasarkan hasil uji kandidat dengan chi square diperoleh hasil variabel

independen paparan iklan, pola makan dan aktivitas fisik memiliki nilai p value <

0,25. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel independen tersebut dapat

dilanjutkan ke analisis multivariat regresi logistik.

Analisis multivariat yang digunakan adalah analisis regresi logistik

berganda dengan model prediksi yang bertujuan untuk memperoleh model yang

terdiri dari beberapa variabel independen yang dianggap terbaik untuk

Universitas Sumatera Utara


60

memprediksi terjadinya variabel dependen.Variabel yang dianggap mempengaruhi

dalam model multivariat adalah variabel yang mempunyai p value < 0,05.

Tabel 16

Hasil Analisis Regresi Logistik

95%
p
Variabel B S.E Wald Df OR Convidance
value Interval
Paparan Iklan 0,662-4,443
2,241 1,333 9,523 1 0,047 2,272
Junk Food
Pola Makan 0,077-9,438
4,692 2,442 14,662 1 0,001 4,184
Junk Food
Aktivitas Fisik 3,116 1,308 8,549 1 0,017 3,123 0,614-7,053

Diketahui dari Tabel 11 di atas mengenai hasil analisis regresi logistik

paparan iklan, pola makan dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada

remaja di wilayah Kota Medan. Hasil menunjukkan bahwa variabel paparan iklan,

pola makan dan aktivitas fisik memiliki nilai p<0,05. Hal ini bermakna bahwa

variabel-variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen.

Universitas Sumatera Utara


Pembahasan

Pengaruh Paparan Iklan Junk Food terhadap Kejadian Obesitas pada


Remaja di Wilayah Kota Medan

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda, diketahui bahwa paparan

iklan junk food berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian obesitas dengan

OR sebesar 2,7 dimana remaja yang sering terpapar iklan junk food berisiko

mengalami kejadian obesitas sebesar 2,7 kali lebih tinggi dibandingkan dengan

remaja yang jarang terpapar iklan junk food. Salah satu faktor risiko yang

berperan besar atas kejadian obesitas pada remaja menurut WHO (2014), yaitu

tingginya paparan iklan makanan junk food yang ditujukan khusus untuk kaum

remaja. Pengaruh iklan makanan dan pemasaran dalam bentuk lainnya terbukti

mempengaruhi selera makanan dan prilaku pembelian. Perilaku tidak sehat

tersebu didorong dengan kebiasaan melihat iklan junk food, dimana nantinya

dapat meningkatkan masalah kesehatan terkait penyakit kardiovaskuler dan

diabetes serta kemungkinan obesitas.

Iklan junk food biasanya disisipkan pada media hiburan yang disukai

remaja, seperti gawai/gadged. Remaja dinilai sangat mudah terpapar iklan junk

food lewat media sosial, layanan streaming, dan pengaruh selebritas atau

influencer. Selain itu, remaja juga dianggap sebagai kelompok masyarakat yang

sering terpapar iklan junk food dengan promo/penawaran harga khusus.

Hal ini didukung oleh temuan (Cancer Research UK, 2020)yang

menganalisis 3.394 remaja yang berusia 11-19 tahun dari seluruh Inggris dimana

mereka telah melihat iklan jukfood selama sebulan untuk makanan dan minuman

61
Universitas Sumatera Utara
62

yang tinggi lemak, gula dan garam. Temuan tersebut menemukan sebanyak 88

persen melihat penawaran khusus untuk junk food, 86 persen melihat iklan junk

food di media sosial, 84 persen melihat iklan di TV, 82 persen melihat iklan di

papan reklame, 72 persen melihat orang-orang terkenal di film, video musik, di

TV atau majalah dengan makanan dan minuman yang tidak sehat, 68 persen

melihat iklan di catch up dan streaming, 64 persen melihat influencer

mempromosikan makanan tidak sehat, dan 57 persen melihat iklan di koran atau

majalah.

Peneliti melihat adanya perubahan kebiasaan remaja dalam menggunakan

media sosial selama pandemi covid-19 sekarang ini, dimana remaja menghabiskan

lebih banyak waktu untuk kegiatan online dan sendirian di kamar mereka, hal

tersebut menjadi penyebab meningkatkan keterpaparan mereka terhadap iklan

junk food. Berdiam di rumah selama masa pandemi covid-19 terbukti berdampak

negatif pada diet, tidur, dan aktivitas fisik pada remaja. Penelitian di University at

Buffalo yang diterbitkan di jurnal Obesity.org, memeriksa 41 remaja mengalami

obesitas selama masa di rumah saja sepanjang bulan Maret dan April di Verona,

Italia. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan selama lockdown remaja makan

makanan tambahan per hari, tidur setengah jam ekstra per hari, menghabiskan

hampir lima jam per hari di depan layar hp, computer, dan televisi, dan secara

dramatis meningkatnya konsumsi daging, minuman manis, dan junk food.

Sebaliknya, aktivitas fisik mereka menurun lebih dari dua jam per minggu,

sementara jumlah sayuran yang dikonsumsi tetap tidak berubah.

Junk food merupakan makanan yang memiliki kandungan energi, lemak

Universitas Sumatera Utara


63

jenuh, natrium, dan sukrosa yang tinggi. Makanan yang termasuk kategori junk

food di antaranya: sereal manis, produk mie/beras instan, snack manis, olahan

daging, snack asin, jus/minuman buah kemasan, susu tinggi lemak dan gula serta

olahannya, es krim tinggi lemak, coklat dan permen, western fast food, local fast

food, frozen food, lemak dan olahannya, minuman manis bersoda, minuman manis

tidak bersoda, serta penguat rasa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa temuan penelitian antara lain,

berkaitan dengan meningkatnya asupan kalori, rendahnya konsumsi sayur dan

buah, serta berkurangnya aktivitas fisik (Leenders & Veugelers, 2005). Remaja

yang paling banyak menonton iklan-iklan junkfood berhubungan secara signifikan

dengan lebih banyak mengkonsumsi makanan yang biasa diiklankan di tv seperti

soft drink, minuman buah kemasan, beberapa permen dan snack, dan beberapa

junk food sehingga diperoleh kesimpulan bahwa tayangan iklan berhubungan

positif dengan konsumsi soft drink, minuman buah kemasan, keripik kentang,

coklat manis, biskuit, hamburger, dan french fries, namun berhubungan negatif

dengan konsumsi sayur dan buah .

Penelitian (Nurwanti, 2013). menemukan ada hubungan yang bermakna

antara kejadian obesitas dengan paparan iklan junk food. Paparan iklan junk food

akan memberikan peluang kepada anak untuk lebih banyak mengkonsumsi

makanan tinggi energi, lemak jenuh, dan natrium, serta berkontribusi terhadap

peningkatan berat badan (obesitas). Faktor lain yang berhubungan dengan obesitas

pada anak usia 6-12 tahun adalah asupan lemak jenuh total dan jenis kelamin.

Sama halnya dengan (Agustina, Maas, & Zulfendri, 2019) yang juga mendapati

Universitas Sumatera Utara


64

bahwa remaja yang sering terpapar iklan junkfood cenderung berisiko mengalami

obesitas dibandingkan dengan anak yang jarang terpapar iklan junkfood.

Pengaruh Pola Makan terhadap Kejadian Obesitas pada Remaja di Wilayah


Kota Medan

Hasil analisis dengan regresi logistik diperoleh nilai p sebesar 0,001 (p<α)

dengan nilai odds ratio sebesar 4,184. Maka dapat diketahui bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel faktor pola makan junk food dengan

kejadian obesitas pada remaja sekolah, dimana remaja yang sering mengkonsumsi

junk food berisiko mengalami kejadian obesitas sebesar 4,2 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan remaja yang jarang mengkonsumsi junk food.

Menurut (Thamaria, 2017), status gizi remaja tergantung dari asupan gizi

dan kebutuhannya, jika antara asupan gizi dengan kebutuhan tubuhnya seimbang,

maka akan menghasilkan status gizi baik. Kebutuhan asupan gizi setiap individu

berbeda antar individu, hal ini tergantung pada usia, jenis kelamin, aktivitas, berat

badan, dan tinggi badan.

Kelebihan asupan gizi dibandingkan dengan kebutuhan akan disimpan

dalam bentuk cadangan dalam tubuh. Misal remaja yang kelebihan asupan

karbohidrat yang mengakibatkan glukosa darah meningkat, akan disimpan dalam

bentuk lemak dalam jaringan adiposa tubuh. Sebaliknya remaja yang asupan

karbohidratnya kurang dibandingkan kebutuhan tubuhnya, maka cadangan lemak

akan diproses melalui proses katabolisme menjadi glukosa darah kemudian

menjadi energi tubuh.

Berdasarkan hasil observasi lapangan berkaitan dengan pola makan

junkfood pada remaja di Kota Medan, diketahui bahwa selama pandemi Covid-19,

Universitas Sumatera Utara


65

remaja rata-rata lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah. Selanjutnya

dari hasil wawancara peneliti dengan salah seorang remaja, diketahui sering

melewatkan makan pagi/sarapan, sehingga pada saat makan siang timbul rasa

lapar yang berlebih sehingga cenderung mengkonsumsi makanan dalam porsi

besar. Kemudian sebelum makan siang para remaja juga banyak makan selingan,

seperti mengkonsumsi snack atau biscuit.

Saat makan siang dan malam beberapa remaja tersebut sering

mengkonsumsi junk food yang dipesan lewat aplikasi makanan online, sehingga

remaja tidak perlu keluar rumah untuk membelinya. Junk food yang sering dibeli

para remaja tersebut belum tentu mengandung gizi yang seimbang, contohnya

pizza, burger, bakso, mie ayam, nasi goreng dan makanan lainnya yang

mengandung kalori yang cukup tinggi.

Pada faktanya, pola makan jenis junk food menyebabkan kecenderungan

terjadinya kelebihan konsumsi pada salah satu sumber zat gizi terutama

karbohidrat yang bersumber dari makanan pokok. Pola makan yang berlebihan

dalam konsumsi karbohidrat dapat menyebabkan terjadinya obesitas. Adapun

sumber karbohidrat utama yang sering dikonsumsi remaja Kota Medan adalah

nasi dan mie instan. Karbohidrat merupakan salah satu suplai energi bagi tubuh

sehingga jika mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang banyak dan sering

akan menyebabkan suplai energi meningkat dan mengakibatkan obesitas.

Konsumsi karbohidrat yang berlebih menyebabkan suplai energi yang berlebih

pada tubuh. Energi yang berlebih tersebut juga akan disintesis menjadi lemak

tubuh, sedangkan lemak yang tersedia didalam tubuh tidak terpakai untuk energi

Universitas Sumatera Utara


66

maka akan menyebabkan terjadinya obesitas (Devi, 2010).

Selain karbohidrat, pola makan yang tidak baik juga berasal dari adanya

konsumsi makanan dengan kandungan lemak tinggi. Hal ini terlihat dari kebiasaan

remaja yang mengkonsumsi olahan junkfood yang digoreng, dimana jenis olahan

junkfood tersebut mengandung minyak yang cukup tinggi. Adapun konsumsi

lemak dalam jumlah yang banyak dan dengan kategori sering dapat menyebabkan

obesitas karena lemak merupakan sumber energi padat dan penghasil energi yang

besar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian terdahulu,

diantaranya yang dilakukan oleh (Novela, 2020), mengungkapkan adanya

hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat dengan obesitas (nilai p =

0,017) OR = 3,838, protein dengan obesitas (nilai p = 0,001) OR = 5,100, lemak

dengan obesitas (nilai p = 0,002) OR = 6,889 dan pola makan dengan obesitas

(nilai p = 0,027) OR = 3,399.

Olivia (2016), yang mana pada hasil analisis regresi logistik menyatakan

bahwa dari asupan lemak, berbagai asupan zat gizi merupakan variabel yang

paling berpengaruh terhadap status obesitas pada subjek dalam penelitian ini pola

konsumsi dalam hal ini yaituasupan lemak, energy, karbohidrat, dan protein

(Exp(B) = 6, p<0,01). Kurniawati (2016), diketahui bahwa ada hubungan antara

pola makan, aktivitas fisik, dan durasi tidur dengan kejadian obesitas

(pvalue=0,047; p-value=0,0001; pvalue=0,009) dan tidak ada hubungan antara

asupan energi dengan kejadian obesitas (p-value=0,333).

Hasil penelitian (Evan, Wiyono, & Candrawati, 2017) telah membuktikan

Universitas Sumatera Utara


67

bahwa pola makan junk food berhubungan secara signifikan dengan kejadian obesitas (p

value= 0,002). Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Universitas Thribuwana

mendapatkan hasil bahwa berubahnya pola makan dari pola tradisional ke pola makan

ala barat meningkatkan risiko kejadian obesitas. (Ramadhaniah, Julia, & Huriyati, 2014)

menunjukkan bahwa konsumsi energi tinggi (≥110% AKG) berhubungan dengan

kejadian obesitas dengan p value=0,001 dan OR= 2,55. Artinya, seseorang dengan

konsumsi energi tinggi lebih berisiko sebesar 2,55 kali untuk menderita obesitas

dibandingkan dengan konsumsi energi tidak tinggi (<110% AKG).

Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Obesitas pada Remaja di


Wilayah Kota Medan

Hasil analisis dengan regresi logistik diperoleh nilai p sebesar 0,017 (p<α)

dengan nilai odds ratio sebesar 3,123. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel faktor aktivitas fisik dengan kejadian

obesitas pada remaja sekolah, dimana remaja yang kurang aktif dalam aktivitas

sehari-harinya berisiko mengalami kejadian obesitas sebesar 3 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan remaja sekolah yang aktif dalam aktivitas sehari-harinya.

Berdasarkan hasil tersebut juga menunjukkan bahwa mayoritas aktivitas

fisik remaja SMA di Kota Medan cenderung kurang. Hal tersebut dikarenakan

remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermalas-malas tanpa

melakukan aktivitas fisik dikarenakan pembatasan aktivitas selama pandemi

Covid-19. Hal yang sering dilakukan saat pandemi Covid-19 ini yaitu berbaring,

menonton TV, bermain handphone. Bermain gawai/gadged seperti itu lebih

banyak negatifnya daripada positifnya. Seperti yang diungkapkan (Karman, 2012)

dalam penelitiannya menyatakan bahwa penggunaan media digital pada sisi

Universitas Sumatera Utara


68

negatifnya menjadikan anak lupa waktu, kurang belajar, dan istirahat jadi kurang,

hal ini disebabkan karena anak sering jadi tidak sadar berjam-jam di depan media

digital.

Pada faktanya, aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab yang paling

memengaruhi keadaan status gizi remaja. Aktivitas fisik yang ringan akan

menyebabkan status gizinya menjadi obesitas. Hal ini dikarenakan banyaknya

energi yang tertumpuk di dalam tubuh dikarenakan tidak adanya pembakaran

kalori ditubuh karena aktivitasnya yang tidak cukup (Serly, Sofian, & Ernalia,

2015). Kombinasi aktivitas fisik yang tidak mencukupi dan asupan energi dari

makanan jenis junkfood yang tinggi bertanggungjawab atas kelebihan berat badan

dan obesitas. Semakin aktif remaja tersebut dalam melakukan aktivias fisik maka

semakin banyak juga energi yang dikeluarkan, sebaliknya jika asupan energi

berlebih tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang seimbang maka remaja

tersebut mudah mengalami obesitas .

Aktivitas fisik sangat penting bagi kesehatan remaja dalam melakukan

kegiatan sehari-hari. Aktivitas fisik yang kurang pada remaja lebih banyak

disebabkan oleh kegiatan nonton televisi (TV) dan bermain gadget. Di masa

pandemic Covid-19 ini, penggunaan internet sudah menjadi kebutuhan wajib bagi

remaja. Remaja terbiasa duduk selama berjam-jam di depan komputer atau gadget

untuk menghabiskan waktunya. Hal ini cenderung menimbulkan kurangnya

aktivitas fisik dan durasi tidur yang cukup bagi remaja, selain itu makanan yang

dikonsumsi tidak begitu diperhatikan karena terlalu fokus dengan bermain game

dan sosial media, sehingga asupan gizi yang masuk menjadi berkurang. Remaja

Universitas Sumatera Utara


69

yang kurang melakukan aktivitas fisik sehari-hari menyebabkan tubuhnya kurang

mengeluarkan energi ditambah dengan asupan gizi yang kurang maka seorang

remaja akan lebih rentan dengan masalah gizi.

Remaja yang dalam rutinitasnya selalu bermain game online maupun

offline, internetan, menonton televisi terlalu berlebihan dapat mengakibatkan

risiko obesitas. Obesitas seseorang dianggap sebagai faktor risiko terjadinya

berbagai penyakit, seperti diabetes, jantung, hipertensi dan banyak yang lainnya.

Salah satu upaya yang dianggap dapat mengurangi resiko obesitas adalah dengan

meningkatkan aktivitas fisik. Aktivitas fisik tidak hanya terbatas pada kegiatan

khusus olahraga, tetapi juga kegiatan lain yang membutuhkan kerja fisik, seperti

aktivitas di dalam rumah yaitu menyapu, mengepel, mencuci, berjalan, menari,

melukis, mencangkul, jalan-jalan, dan lain sebagainya (Abidin, 2012).

Dalam menghadapi pandemi Covid-19 saat ini, kondisi tubuh harus

senantiasa dalam keadaan fit agar dapat terhindar dari dampak virus Covid-19.

(Susilo, 2020) menyatakan bahwa Covid-19 merupakan penyakit yang baru

ditemukan oleh karena itu pengetahuan terkait pencegahannya masih terbatas.

Kunci pencegahan meliputi pemutusan rantai penularan dengan isolasi, deteksi

dini, dan melakukan proteksi dasar. (Kartikasari & Kurniawati, 2020) juga

menyatakan bahwa dengan adanya pandemi Covid-19 seseorang harus selalu

mempunyai emosi yang positif. Seseorang yang memiliki emosi positif dapat

dengan baik beradaptasi dalam situasi traumatis. Untuk dapat berada dalam

kondisi emosi yang positif dalam kondisi wabah, beberapa hal dapat dilakukan,

seperti melakukan aktivitas hiburan dalam rumah, mengobrol bersama anggota

Universitas Sumatera Utara


70

keluarga, makan bersama, olahraga indoor bersama, ataupun saling bertukar

pikiran. Aktivitas-aktivitas tersebut selain dapat membuat emosi menjadi positif

tetapi juga dapat mengalihkan pikiran dari informasi-informasi negatif tentang

wabah virus.

Obesitas pada remaja dapat menyebabkan gangguan pada motorik dalam

melakukan aktivitas kesehariannya. Gerakan remaja menjadi tidak fleksibel dan

terhambat, lebih cepat merasa capek, tidak seperti pada remaja dengan berat badan

normal, remaja cenderung tidak kuat melakukan aktivitas jangka waktu lama dan

lambat dalam melakukan sesuatu. Kurangnya aktifitas fisik merupakan faktor

risiko utama terjadinya penyakit kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan

menyebabkan kematian secara global. Salah satu faktor penting yang berperan

pada obesitas adalah aktifitas fisik. Seiring perkembangan zaman terjadi berbagai

perubahan gaya hidup terutama pada aktifitas fisik. Menurut (Wahyuningsih,

2015) bahwa remaja dengan aktifitas fisik yang ringan berpeluang sebesar 55,2

persen mengalami obesitas, sedangkan remaja dengan aktifitas fisik yang sedang

berpeluang sebesar 72,7 persen mengalami obesitas.

Obesitas pada remaja dapat diatasi dengan melakukan aktivitas fisik.

Secara tradisional, aktivitas fisik telah menjadi strategi yang efektif dalam

pencegahan dan pengobatan untuk obesitas, tetapi jumlah yang disarankan

aktivitas fisik berbeda untuk orang dewasa dan anak-remaja. Rekomendasi untuk

orang dewasa adalah paling sedikit dua jam per minggu olahraga sedang atau

paling sedikit 75 menit perminggu latihan yang giat, tetapi rekomendasi untuk

anak-remaja adalah jauh lebih tinggi, setidaknya 60 menit per hari aktivitas fisik.

Universitas Sumatera Utara


71

Aktivitas fisik setiap hari meningkatkan parameter kebugaran metabolisme

termasuk toleransi glukosa, metabolisme lipid, dan insulin. Glukosa, tubuh mulai

bergerak menyimpan lemak dari sel-sel lemak dan membakar lemak ini untuk

energi, sehingga dengan meningkatkan aktivitas fisik metabolisme istirahat dapat

meningkatkan massa otot, mengurangi lemak tubuh, menurunkan bagian bawah

tekanan darah, meningkatkan lipid darah serta kadar kolesterol dan meningkatkan

kemampuan tubuh untuk memanfaatkan glukosa .

Hasil penelitian ini juga didukung oleh beberapa hasil penelitian terdahulu,

(Kurniawan, 2017) menemukan bahwa tingginya intensitas bermain game online

memberikan berbagai macam dampak atau pengaruh baik itu terhadap fisik

maupun psikis individu. Dampak fisik dapat berupa kelelahan pada anggota tubuh

karena terlalu lama bermain game yang menyebabkan kesehatan badan menurun

sehingga mudah sakit. Kurangnya aktivitas fisik dinilai menjadi faktor risiko yang

dapat menimbulkan penyakit kardisovaskular dan berbagai penyakit kronis

lainnya penyakit, termasuk kanker payudara, obesitas, hipertensi, penyakit tulang

dan sendi (osteoporosis dan osteoartritis), dan depresi.

Rendahnya aktivitas fisik diakui sebagai faktor yang mempengaruhi risiko

penyakit kardiovaskular. Inaktivitas fisik juga merupakan kontributor utama

epidemi obesitas. Aktivitas fisik menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

status gizi remaja, dikarenakan dengan melakukan aktivitas fisik dapat membantu

meningkatkan metabolisme tubuh yang menyebabkan cadangan energi yang

tertimbun dalam tubuh berupa zat lemak dapat terbakar sebagai kalori (Bella,

2019)

Universitas Sumatera Utara


72

Implikasi Penelitian

Hasil penelitian ini sebagai bukti ilmiah mengenai pengaruh paparan iklan

junk food, pola konsumsi junk food dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas

pada remaja. Implikasi pada penelitian ini terkait bagaimana remaja mampu

mengontrol keterparannya terhadap iklan junk food yang berkaitan dengan pola

konsumi serta aktivitas fisik mereka, sehingga berdampak buruk pada kesehatan.

Pentingnya peran dan motivasi lingkungan dalam membantu remaja untuk

menjalankan hidup sehat agar dapat mencegah terjadinya kejadian obesitas.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur

ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu:

1. Penyampaian mengenai paparan iklan pada remaja yang dapat menjadi

penyebab tidak langsung dari peningkatan konsumsi junk food pada remaja

belum dilakukan secara maksimal karena keterbatasan waktu peneliti di saat

pandemi covid 19 ini sehingga peneliti memberikan gambaran paparan iklan

yang sesuai dengan tujuan penelitian secara online. Sebaiknya pada penelitian

berikutnya paparan iklan pada remaja obesitas dapat dipaparkan secara detail.

2. Kejadian obesitas pada penelitian ini dilihat dari paparan iklan junk food,

konsumsi junk food dan aktivitas fisik. Sedangkan kejadian obesitas pada

remaja disebabkan oleh multifaktor, sehingga penelitian selanjutnya dapat

meneliti faktor-faktor lainnya yang berhubungan dengan kejadian obesitas.

3. Pandemi covid 19 saat ini mewajibkan sistem pembelajaran secara daring dari

rumah, sehingga memiliki keterbatasan waktu yang digunakan dalam

Universitas Sumatera Utara


73

wawancara. Oleh karena itu, sulit untuk melakukan wawancara secara intens

untuk melihat ekspresi dan interaksi remaja dalam menjawab kuesioner

secara mendalam.

Universitas Sumatera Utara


Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dengan regresi logistic dan pembahasan,

terdapat beberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan peneliti antara lain:

1. Variabel paparan iklan junk food, konsumsi junk food dan aktivitas fisik

memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian obesitas.

2. Hasil analisis dengan regresi logistik diperoleh nilai p sebesar 0,047 (p<α)

dengan nilai odds ratio sebesar 2,272. Maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel paparan iklan junk food

terhadap kejadian obesitas dengan OR sebesar 2,7 dimana remaja yang sering

terpapar iklan junk food berisiko mengalami kejadian obesitas sebesar 2,7 kali

lebih tinggi dibandingkan dengan remaja yang jarang terpapar iklan junk food.

3. Hasil analisis dengan regresi logistik diperoleh nilai p sebesar 0,001 (p<α)

dengan nilai odds ratio sebesar 4,184. Maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel faktor pola konsumsi junk

food dengan kejadian obesitas pada remaja sekolah, dimana remaja yang

sering mengkonsumsi junk food berisiko mengalami kejadian obesitas sebesar

4,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan remaja yang jarang mengkonsumsi

junk food.

4. Hasil analisis dengan regresi logistik diperoleh nilai p sebesar 0,017 (p<α)

dengan nilai odds ratio sebesar 3,123. Maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel faktor aktivitas fisik dengan

kejadian obesitas pada remaja sekolah, dimana remaja yang kurang aktif

72
Universitas Sumatera Utara
73

dalam aktivitas sehari-harinya berisiko mengalami kejadian obesitas sebesar 3

kali lebih tinggi dibandingkan dengan remaja sekolah yang aktif dalam

aktivitas sehari-harinya..

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa saran yang ditujukan

kepada para pemerintah, tenaga kesehatan, dan remaja Kota Medan. Adapun

saran-saran tersebut antara lain:

1. Kepada remaja yang status gizinya dengan kategori obesitas, sebaiknya mulai

untuk menurunkan berat badan dengan memperhatikan pola makan sehari-hari

yang sehat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara konsumsi makanan dengan

jenis yang beragam dan gizi seimbang dengan porsi masing-masing untuk

menghindari ketidakseimbangan antara zat gizi. remaja dapat memulainya

dengan mengurangi konsumsi makanan tinggi kalori, karbohidrat dan lemak.

2. Kepada remaja yang status gizinya normal, agar tetap memelihara dan

menjaga pola makan yang seimbang dan sehat, juga diikuti dengan melakukan

olahraga secara rutin.

3. Bagi pemerintah pusat diperlukan regulasi yang mengatur pembatasan iklan

makanan (junk food) terutama pada waktu puncak menonton remaja untuk

mengurangi risiko obesitas pada remaja.

4. Bagi petugas kesehatan diperlukan peningkatan pemantauan status gizi remaja

di sekolah sehingga dapat mendeteksi adanya obesitas sejak dini.

Universitas Sumatera Utara


Daftar Pustaka

Abidin, Y. (2012). Pembelajaran bahasa berbasis pendidikan karakter. Bandung:


PT. Refika Aditama.

Agustina, L., Maas, L., & Zulfendri. (2019). Analisis faktor perilaku berisiko
terhadap kejadian obesitas pada anak usia 9-12 tahun di SD Harapan 1
Medan. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 4(2), 371-
381.

Ali, R. (2018). Sosial ekonomi, konsumsi fast food dan riwayat obesitas sebagai
faktor risiko obesitas remaja. Media Gizi Indonesia, 13(2), DOI:
10.20473/mgi.v13i2.123–132.

Almatsier, S. (2010). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Aprillia, B. (2011). Faktor yang berhubungan dengan pemilihan makanan


jajanan pada anak sekolah dasar. (Tesis, Universitas Diponegoro).
Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/32606/.

Arief, M., & Sudikno, S. (2014). Determinan pemilihan persalinan di fasilitas


kesehatan (analisis data riset kesehatan dasar tahun 2010). Indonesian
Journal of Reproductive Health, 5(3), 145-154.

Arisman. (2009). Buku ajar gizi dalam daur kehidupan. Jakarta: EGC.

Arlinda, M. (2015). Pengaruh Kualitas pesan kampanye pendewasaan usia


perkawinan terhadap tingkat preferensi usia kawin pertama yang
dimediasi oleh tingkat pengetahuan remaja di Kabupaten Banjarnegara.
(Tesis, Universitas Diponegoro). Diakses dari
http://eprints.undip.ac.id/48059/.

Arlinda, S. (2015). Hubungan Konsumsi fast food dengan obesitas pada remaja di
SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. (STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta).
Diakses dari http://digilib.unisayogya.ac.id/754/.

Barasi, M. (2009). At a glance ilmu gizi. Jakarta: Erlangga.

Bella, N. (2019). Implementasi kebijakan pengendalian penyakit demam berdarah


dangue (DBD) di Kota Padang. (Tesis, Universitas Andalas). Diakses dari
http://scholar.unand.ac.id/47956/.

Bowman, S., Gortmaker, S., Ebbeling, C., Pereira, M., & Ludwig, D. (2004).
Effects of fast-food consumption on energy intake and diet quality among
children in a national household survey. Pediatrics, 113(1), 112-8. doi:
10.1542/peds.113.1.112.

74
Universitas Sumatera Utara
75

Brown, J. (2011). Nutrition through the life cycle. Wadsworth (US): Cengage
Learning.

Bustan, M. (2015). Manajemen pengendalian penyakit tidak menular. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Cancer Research UK. (2020). Together we wil beat cancer. Diakses dari
https://www.cancerresearchuk.org.

CDC Center for Disease Control and Prevention. (2015). The Health Effects of
Overweight and Obesity. Diakses dari https://www.cdc.gov/
healthyweight/effects/index.html.

Devi, N. (2010). Nutrition and food. Jakarta: PT. Kompas Media.

Emalia, I. (2013). Sukarni dan actie rengasdengklok. Yogyakarta: Ombak.

Evan, Wiyono, J., & Candrawati, E. (2017). Hubungan antara pola makan dengan
kejadian obesitas pada mahasiswa di Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang. Jurnal Ilmiah Keperawatan, 2(3).

Fachrunnisa, J., Abrori, C., & Rachmawati, D. (2016). Analisis faktor risiko
kejadian obesitas pada anak perkotaan di beberapa sekolah dasar
Kabupaten Jember. Journal of Agromedicine and Medical Sciences, 2(3).

FAO/WHO/UNU. (2011). Human energy requirements. Diakses dari


http://www.fao.org/3/y5686e/y5686e00.htm.

Griffindors, A. (2013). Mengenal junk food (makanan sampah). Diakses dari


Griffindors, A.

Irdianty, M., Sudargo, T., & Hakimi, M. (2016). Aktivitas fisik dan konsumsi
camilan pada remaja obesitas di pedesaan dan perkotaan Kabupaten
Bantul. BKM Journal of Community Medicine and Public Health, 32(7),
217-222.

Irianto, K. (2007). Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama Widya.

Karman. (2012). Pola penggunaan media digital di kalangan anak dan remaja
(Kasus Di Kota Jayapura Provinsi Papua). Jurnal Penelitian Pos dan
Informatika.

Kartikasari, D., & Kurniawati, T. (2020). Kesiagaan covid 19 dengan memberikan


penyuluhan tentang cuci tangan dan pembagian masker kepada masyarakat
di Pasar Batang Kabupaten Batang. Jurnal Pengabdian Masyarakat Ipteks,
6(1), 63-66.

Kemenkes RI. (2012). Profil Kesehatan Indonesia. Diakses dari

Universitas Sumatera Utara


76

https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2012.pdf.

Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar 2018. Diakses dari


https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Has
il-riskesdas-2018_1274.pdf.

Kurdanti, W., Siwi, L., Adityant, M., Mustikaningsih, D., Sholihah, K., Suryanti,
I., et al. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian obesitas pada
remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 11(4), 179-190.

Kurniawan, D. (2017). Pengaruh intensitas bermain game online terhadap perilaku


prokrastinasi akademik pada mahasiswa bimbingan dan konseling
Universitas PGRI Yogyakarta. Jurnal Konseling GUSJIGANG, 3(1).

Leenders, H., & Veugelers, W. (2005). Waardevormend onderwijs en


burgerschap. Pedagogiek, 24(4), 361-375.

Lemeshow. (1997). Besar sampel dalam penelitian kesehatan. Yogyakarta: UGM.

Listiyana, A., Mardiana, & Prameswari, G. (2013). Obesitas sentral dan kadar
kolesterol darah total. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(1), 37-43.

Majabadi, H., Solhi, M., Montazeri, A., Shojaeizadeh, D., Nejati, S., Farahani, F.,
et al. (2014). Factors influencing fast-food consumption among
adolescents in tehran: a qualitative study. Iranian Red Crescent Medical
Journal, 18(3), 1-9. doi: 10.5812/ircmj.

Majid, A., Ramli, L., Ying, S., Su, T., Jalaludin, M., & Abdul, M. (2016). Dietary
Intake among Adolescents in a Middle-Income Country: An Outcome
from the Malaysian Health and Adolescents Longitudinal Research Team
Study (the MyHeARTs Study). Plos one, 11(5), DOI:
10.1371/journal.pone.0155447.

Miko, A., & Pratiwi, M. (2017). Hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan
kejadian obesitas mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh.
AcTion Journal, 2(1).

Moore, J. (2006). An Intruduction to the invertebrate second edition. New York:


Cambridge University Press.

Noer, E., & Imtihani, T. (2012). Hubungan pengetahuan, uang saku, dan peer
group dengan frekuensi konsumsi makanan cepat saji pada remaja putri.
Journal of Nutrition College, 2(1).

Novela, V. (2020). Hubungan konsumsi zat gizi mikro dan pola makan dengan
jejadian obesitas. Human Care Journal, 4(3), 190.

Universitas Sumatera Utara


77

Noviyanti, D., & Marfuah, D. (2017). Hubungan pengetahuan gizi, aktivitas fisik,
dan pola makan terhadap status gizi remaja di Kelurahan Purwosari
Laweyan Surakarta. Jurnal Kesehatan, 421–426.

Nurmalina. (2011). Pencegahan & manajemen obesitas. Bandung: Elex Media


Komputindo.

Nurwanti, M. (2013). Pemanfaatan filtrat daun muda jati sebagai bahan pewarna
alternatif dalam pembuatan preparat jaringan tumbuhan. Berkala Ilmiah
Pendidikan Biologi (BioEdu), 2(1).

Olivia. (2016). Hubungan pola makan dengan obesitas remaja. Jurnal e-Biomedik,
4(1).

Padmiari, I. (2011). Prevalensi obesitas dan konsumsi fast food sebagai faktor
resiko terjadinya obesitas pada anak SD di Kota Denpasar. (Tesis,
Universitas Gadjah Mada). Diakses dari
https://repository.ugm.ac.id/58044/.

Pasumbung, E., & Purba, M. (2015). Faktor risiko obesitas berdasarkan indeks
massa tubuh dan lingkar pinggang di SMA Katolik Palangkaraya. Jurnal
Vokasi Kesehatan, 1(1), 1-8.

Prima, T., & Andayani. (2018). Prima, Thesa Ananda., Hafni Andayani., Mars
Nashrah Abdullah. (2018). Hubungan konsumsi junk food dan aktivitas
fisik terhadap obesitas pada remaja di Banda Aceh. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kedokteran Biomedis, 4(1), 20-27.

Puspitasari, N. (2018). Faktor kejadian obesitas sentral pada usia dewasa. Higeia
Journal of Public Health Research and Development, 2(2), 249-259.

Rachmalia, & Fitri, E. (2012). Faktor risiko obesitas dan tingkat obesitas pada
anak Sekolah Dasar Banda Aceh. Idea Nursing Journal, 3(2), 69-7.

Rafiony, A., Purba, M., & Pramantara, I. (2015). Konsumsi fast food dan soft
drink sebagai faktor risiko obesitas pada. Jurnal Gizi Klinik Indonesia,
11(4), 170-178.

Ramadhaniah, Julia, M., & Huriyati, E. (2014). Durasi tidur, asupan energi, dan
aktivitas fi sik dengan kejadian obesitas. Jurnal Gizi Klinik Indonesia,
11(2), 85-96.

Rini, Q., & Retnaningsih. (2008). Keterbukaan diri dan kepuasan perkawinan
pada pria dewasa awal. Jurnal Psikologi, 1(2).

Scho, J., & Frenkena, K. (2017). Putting the sharing economy into perspective.
Environmental Innovation and Societal Transitions, 23, 3-10
https://doi.org/10.1016/j.eist.2017.01.003.

Universitas Sumatera Utara


78

Serly, V., Sofian, A., & Ernalia, Y. (2015). Hubungan body image, asupan energi
dan aktivitas fisik dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Riau Angkatan 2014. Jurnal Onlien Mahasiswa, 2(2).

Sudargo. (2014). Pola makan dan obesitas. Yogyakarta: Gadja Mada University
Press.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif,.


kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supariasa. (2014). Penilaian status gizi. Jakarta: EGC.

Suryaputra, K., Nadhiroh, & Rahayu, S. (2012). Perbedaan pola makan dan
aktivitas fisik antara remaja obesitas dengan non obesitas. Makara,
Kesehatan, 16(1), 45-50.

Susilo, A. (2020). Coronavirus disease 2019: Tinjauan literatur terkini. Jurnal.


Penyakit Dalam Indonesia, 7(1).

Thamaria, N. (2017). Penilaian status gizi. Jakarta: Kemenkes RI.

Virgianto, G., & Purwaningsih, E. (2006). Konsumsi fast food sebagai faktor
risiko terjadinya obesitas pada remaja usia 15-17 tahun (Studi Kasus Di
SMUN 3 Semarang). Media Medika Muda, 3.

Wahyuningsih, S. (2015). Asuhan keperawatan post partum. Deepublish (CV Budi


Utama), 1, 105.

Waryana. (2010). Gizi reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Riham.

WHO. (2014). Report of the Special Rapporteur on the right of everyone to.
Diakses dari https://www.who.int/nmh/events/2014/rapporteur.pdf?ua=1.

WHO. (2016). Physical Activity and Older Adults. Diakses dari


https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/physical-
activity#:~:text=Adults%20aged%2018–
64%20years&text=may%20increase%20moderate-
intensity%20aerobic,week%20for%20additional%20health%20benefits.

WHO. (2018). Obesity and Overweight. Diakses dari diakses pada


https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-
overweight).

Universitas Sumatera Utara


79

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH ANTARA PAPARAN IKLAN JUNK FOOD, POLA KONSUMSI


DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS
PADA REMAJA DI KOTA MEDAN

Nama Responden :

Jenis Kelamin :

Nama Sekolah :

Kelas :

Tanggal :
Berilah tanda centang (√) pada kolom paparan iklan di bawah ini, menurut

Anda rata-rata berapa kali Anda melihat iklan junk food / fast food di tv atau gadget

dalam beberapa waktu terakhir.

0. Paparan Iklan (Adopsi dari Nurwanti, 2013)

Rata-rata Paparan Iklan Jawaban

 ≥49 iklan/hari

 <49 iklan/hari

Universitas Sumatera Utara


80

Media Paparan Iklan


(Jenis Iklan Junk Jumlah
Waktu Food/berapa kali) Waktu
Snack Produk Olahan Paparan
Tv/ Poster/ Wastern Minuman
Manis Mie Daging
Radio Gadget Baliho Food Bersoda
/Asin Instan Instan
Pagi

Siang

Malam

Universitas Sumatera Utara


81

I. Pola Konsumsi

Konsumsi Fast Food/Junk Food (Adopsi dari Arlinda, 2015 &


Suhendri, 2018)

Formulir Food Frequency Questionnaire (FFQ)

Berilah tanda centang (√) pada frekuensi makanan, berapa kali Anda makan makanan

junk food/ fast food di setiap jenis makanan yang menurut Anda paling mendekati

dengan kebiasaan Anda dalam satu bulan terakhir.

Universitas Sumatera Utara


82

Universitas Sumatera Utara


83

II. Aktivitas Fisik

Formulir Recall Aktivitas Fisik 24 Jam (aktivitas termasuk kegiatan belajar,

latihan, aktivitas rumah tangga, dll)

Aktivitas Olahraga
Waktu (Lama melakukan
No Aktivitas Fisik
aktivitas fisik)

1 Tidur
2 Mandi, berpakaian, dandan
3 Makan
4 Memasak
5 Beribadah
6 Kegiatan sekolah
7 Mencuci piring
8 Menyapu
9 Mengendarai motor
10 Berjalan

11 Kerja kelompok
12 Menonton
13 Berdiri/membawa beban
14 Membaca buku
15 Browsing/bermain laptop
16 Bermain game
17 Mengepel
18 Mencuci baju
19 Bersepeda
20 Nongkrong/duduk-duduk

Universitas Sumatera Utara


84

Lampiran 2. Master Data

Rata- Rata-
Media Paparan Media Pararan
Z Rata Jenis Paparan Iklan rata
No BB TB IMT Obesitas JK Umur Kelas
Score Jenis
Pagi Siang Malam Media Pagi Siang Malam Iklan
Iklan
1 65 150 28.8 1 Perempuan 14 Tahun 9 Bulan 2.91 1 2 2 2 2 2 5 3 3 1
2 78 168 27.6 1 Laki-laki 14 Tahun 7 Bulan 2.89 1 2 1 2 2 2 4 3 3 0
3 63 150 28 1 Perempuan 15 Tahun 2 bulan 2.33 2 2 2 2 2 2 4 1 2 1
4 66 149 29.7 1 Perempuan 14 Tahun5 bulan 3.06 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1
5 89 170 30.7 1 Laki-laki 16 Tahun 4 bulan 3.22 2 3 3 3 3 3 4 3 3 1
6 60 148 27.3 1 Perempuan 15 Tahun 3 bulan 2.09 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
7 70 155 29.1 1 Perempuan 15 Tahun 8 bulan 2.57 2 1 1 2 1 1 4 4 3 0
8 80 169 28 1 Laki-laki 15 Tahun 5 bulan 2.72 2 2 2 2 2 2 5 5 4 1
9 68 154 28.6 1 Perempuan 14 Tahun 3 bulan 2.78 1 2 3 2 2 2 1 1 1 0
10 77 167 27.6 1 Laki-laki 17 Tahun 1 bulan 2.06 3 2 2 1 2 2 2 5 3 1
11 64 152 27.7 1 Perempuan 15 Tahun 4 bulan 2.21 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1
12 98 170 33.9 1 Perempuan 15 Tahun 6 bulan 4.06 2 1 2 1 1 1 4 4 3 0
13 89 173 29.7 1 Laki-laki 16 Tahun 4 bulan 2.9 2 2 3 3 3 3 2 1 2 0
14 67 157 27.2 1 Perempuan 15 Tahun 1 bulan 2.09 2 1 2 2 2 2 2 4 3 1
15 63 151 27.6 1 Perempuan 15 Tahun 11 bulan 2.02 2 2 2 2 2 2 2 5 3 1
16 102 175 33.3 1 Laki-laki 14 Tahun 7 Bulan 4.92 1 3 1 1 2 2 1 2 2 1
17 78 167 28 1 Laki-laki 17 Tahun 5 bulan 2.12 3 1 2 2 2 2 4 3 3 1
18 87 170 30.1 1 Laki-laki 15 Tahun 7 bulan 3.3 2 1 2 1 1 1 2 4 2 0
19 65 152 28.1 1 Perempuan 14 Tahun 4 bulan 2.59 1 2 2 2 2 2 1 1 1 0
20 76 165 27.9 1 Laki-laki 16 Tahun 2 bulan 2.35 2 1 3 2 2 2 4 3 3 1
21 62 150 27.5 1 Perempuan 15 Tahun 2 bulan 2.18 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1

Universitas Sumatera Utara


85

22 66 151 28.9 1 Perempuan 14 Tahun 10 bulan 2.66 1 3 2 2 2 2 4 3 3 1


23 68 155 28.3 1 Perempuan 14 Tahun 4 bulan 2.65 1 2 1 2 2 2 4 4 3 1
24 69 153 29.4 1 Perempuan 17 Tahun 7 bulan 2.34 3 2 3 2 2 2 4 2 3 1
25 67 151 29.3 1 Perempuan 17 Tahun 0 bulan 2.37 3 2 1 1 1 1 1 3 2 0
26 70 149 31.5 1 Perempuan 16 Tahun 3 bulan 3.14 2 1 2 2 2 2 1 3 2 1
27 76 155 31.6 1 Perempuan 14 Tahun 2 bulan 3.71 1 2 2 3 2 2 2 1 2 1
28 65 153 27.7 1 Perempuan 14 Tahun 8 bulan 2.4 1 2 2 1 2 2 4 2 3 1
29 70 154 29.5 1 Perempuan 14 Tahun 8 bulan 2.96 1 2 2 2 2 2 4 4 3 0
30 72 156 29.6 1 Laki-laki 17 Tahun 0 bulan 2.65 3 1 2 2 2 2 2 5 3 1
31 67 150 29.7 1 Perempuan 15 Tahun 3 bulan 2.81 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0
32 63 149 28.3 1 Perempuan 17 Tahun 0 bulan 2.08 3 2 2 1 2 2 4 4 3 1
33 76 165 27.9 1 Laki-laki 14 Tahun 1 bulan 3.25 1 3 2 2 2 2 2 3 2 1
34 65 155 27 1 Perempuan 15 Tahun 2 bulan 2.03 2 2 2 2 2 2 2 5 3 1
35 67 154 28.2 1 Perempuan 14 Tahun 3 bulan 2.65 1 3 2 2 2 2 4 4 3 1
36 76 163 28.6 1 Laki-laki 15 Tahun 2 bulan 3 2 2 2 1 2 2 1 3 2 1
37 60 150 26.6 1 Perempuan 14 Tahun 1 bulan 2.18 1 3 2 2 2 2 4 2 3 0
38 73 164 27.2 1 Laki-laki 16 Tahun 2 bulan 2.12 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1
39 71 155 29.5 1 Perempuan 14 Tahun 1 bulan 3.09 1 2 3 2 2 2 2 4 3 1
40 77 168 27.3 1 Laki-laki 16 Tahun 5 bulan 2.16 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1
41 68 152 29.4 1 Perempuan 15 Tahun 6 bulan 2.61 2 1 1 2 1 1 4 5 3 0
42 65 150 28.8 1 Perempuan 16 Tahun 1 bulan 2.38 2 2 1 2 2 2 4 4 3 1
43 67 157 27.2 1 Laki-laki 15 Tahun 2 bulan 2.44 2 3 3 1 2 2 2 1 2 1
44 71 159 28.1 1 Perempuan 17 Tahun 1 bulan 2.05 3 2 2 2 2 2 5 3 3 1
45 82 170 28.3 1 Laki-laki 17 Tahun 0 bulan 2.25 3 3 2 3 3 3 4 5 4 1
46 77 169 27 1 Laki-laki 14 Tahun 1 bulan 2.92 1 1 1 1 1 1 5 5 4 0
47 81 171 27.7 1 Perempuan 16 Tahun 2 bulan 2.02 2 2 2 2 2 2 4 3 3 1

Universitas Sumatera Utara


86

48 68 157 27.6 1 Laki-laki 17 Tahun 1 bulan 2.06 3 3 3 2 3 3 4 5 4 1


49 79 156 32.5 1 Perempuan 16 Tahun 1 bulan 3.47 2 2 1 2 2 2 2 5 3 1
50 60 151 26.38 1 Perempuan 14 Tahun 0 bulan 2.16 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1
51 68 156 27.9 1 Perempuan 16 Tahun 1 bulan 2.11 2 2 1 2 2 2 1 1 1 0
52 66 150 29.3 1 Perempuan 15 Tahun 2 bulan 2.72 2 2 2 1 2 2 4 2 3 1
53 65 149 29.2 1 Perempuan 14 Tahun 7 Bulan 2.9 1 1 2 2 2 2 2 5 3 1
54 77 165 28.3 1 Perempuan 17 Tahun 0 bulan 2.08 1 2 3 1 2 2 2 4 3 1
55 65 155 27 1 Laki-laki 16 Tahun 1 bulan 2.13 2 2 2 2 2 2 1 2 2 0
56 67 154 28.2 1 Perempuan 14 Tahun 3 bulan 2.65 1 2 2 1 2 2 4 5 4 1
57 76 163 28.6 1 Perempuan 16 Tahun 7 bulan 2.2 2 2 3 2 2 2 4 2 3 0
58 65 150 28.8 1 Perempuan 14 Tahun 4 bulan 2.81 1 3 2 2 2 2 5 3 3 1
59 72 164 26.8 1 Laki-laki 14 Tahun 1 bulan 2.85 1 2 2 2 2 2 3 3 3 1
60 70 155 29.1 1 Laki-laki 17 Tahun 2 bulan 2.46 3 2 2 1 2 2 2 3 2 1
61 76 169 26.6 1 Perempuan 14 Tahun 1 bulan 2.18 1 3 2 2 2 2 4 4 3 1
62 68 154 28.6 1 Perempuan 14 Tahun 3 bulan 2.78 1 2 2 1 2 2 5 1 3 1
63 77 167 27.6 1 Perempuan 16 Tahun 1 bulan 2.02 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
64 61 152 26.4 1 Perempuan 14 Tahun 1 bulan 2.12 1 3 2 1 2 2 4 3 3 1
65 98 170 33.9 1 Perempuan 14 Tahun 11 bulan 4.56 1 2 2 2 2 2 4 4 3 1
66 89 167 32 1 Perempuan 14 Tahun 3 bulan 3.84 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1
67 72 163 27.1 1 Laki-laki 16 Tahun 5 bulan 2.1 2 2 1 2 2 2 2 5 3 1
68 65 158 26.1 1 Laki-laki 14 Tahun 2 bulan 2.5 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1
69 87 170 30.1 1 Laki-laki 17 Tahun 1 bulan 2.87 3 1 2 2 2 2 1 1 1 0
70 65 152 28.1 1 Perempuan 14 Tahun 8 bulan 2.15 1 2 2 2 2 2 4 3 3 1
71 76 165 27.9 1 Perempuan 15 Tahun 7 bulan 2.17 2 1 2 1 1 1 4 4 3 0
72 66 150 29.3 1 Perempuan 16 Tahun 3 bulan 2.42 2 2 2 2 2 2 5 2 3 1
73 79 165 29 1 Laki-laki 17 Tahun 4 bulan 2.4 3 2 2 2 2 2 4 1 2 1

Universitas Sumatera Utara


87

74 68 155 28.3 1 Perempuan 14 Tahun 5 bulan 2.62 1 2 2 2 2 2 2 4 3 1


75 65 150 28.8 1 Perempuan 17 Tahun 1 bulan 2.26 3 2 3 2 2 2 2 3 2 1
76 63 149 283 1 Perempuan 17 Tahun 4 bulan 2.05 3 2 1 2 2 2 2 4 3 1
77 81 171 27.7 1 Laki-laki 14 Tahun 9 Bulan 2.79 1 2 2 2 2 2 4 1 2 1
78 65 152 28.1 1 Laki-laki 16 Tahun 0 bulan 2.53 2 1 2 2 2 2 2 3 2 1
79 79 156 32.5 1 Perempuan 15 Tahun 3 bulan 3.66 2 3 2 2 2 2 4 4 3 1
80 65 150 28.8 1 Perempuan 16 Tahun 1 bulan 2.38 2 2 2 1 2 2 3 3 3 1
81 62 151 27.1 1 Laki-laki 14 Tahun 3 bulan 2.96 1 2 2 2 2 2 4 5 4 1
82 67 150 29.7 1 Perempuan 16 Tahun 0 bulan 2.66 2 1 1 1 1 1 4 3 3 0
83 89 172 30.1 1 Laki-laki 15 Tahun 2 bulan 3.51 2 2 1 2 2 2 5 2 3 1
84 76 165 27.9 1 Perempuan 14 Tahun 2 bulan 2.56 1 2 2 2 2 2 2 4 3 1
85 64 150 28.4 1 Perempuan 17 Tahun 1 bulan 2.16 3 2 2 1 2 2 4 2 3 1
86 75 165 27.5 1 Laki-laki 14 Tahun 2 bulan 3 1 2 1 2 2 2 4 4 3 1
87 76 163 28.6 1 Perempuan 17 Tahun 3 bulan 2.14 3 2 2 2 2 2 1 1 1 1
88 65 156 26.7 1 Laki-laki 16 Tahun 0 bulan 2.06 2 2 2 2 2 2 5 3 3 1
89 69 150 30.6 1 Perempuan 17 Tahun 1 bulan 2.79 3 2 2 2 2 2 2 2 2 0
90 60 148 27.3 1 Perempuan 15 Tahun 2 bulan 2.12 2 1 2 2 2 2 4 3 3 1
91 64 150 28.4 1 Perempuan 16 Tahun 1 bulan 2.26 2 2 3 2 2 2 4 5 4 1
92 68 155 28.3 1 Perempuan 14 Tahun 5 bulan 2.62 1 2 2 2 2 2 4 2 3 1
93 79 163 29.8 1 Laki-laki 14 Tahun 3 bulan 3.78 1 2 1 2 2 2 4 4 3 1
94 60 151 26.3 1 Perempuan 14 Tahun 1 bulan 2.09 1 2 2 2 2 2 5 5 4 1
95 59 149 26.5 1 Perempuan 14 Tahun 2 bulan 2.12 1 2 1 2 2 2 3 3 3 1
96 76 155 31.6 1 Laki-laki 15 Tahun 4 bulan 3.86 2 2 2 2 2 2 5 3 3 1
97 65 154 27.4 1 Laki-laki 14 Tahun 4 bulan 2.79 1 2 1 2 2 2 5 1 3 1
98 70 154 29.5 1 Perempuan 14 Tahun 6 bulan 3 1 2 2 1 2 2 4 3 3 1
99 62 150 27.5 1 Laki-laki 16 Tahun 3 bulan 2.26 2 2 1 2 2 2 5 2 3 1

Universitas Sumatera Utara


88

100 62 150 27.5 1 Perempuan 14 Tahun 1 bulan 2.46 1 2 2 1 2 2 2 5 3 1


101 65 149 29.2 1 Perempuan 17 Tahun 7 bulan 2.28 3 1 2 2 2 2 4 4 3 1
102 76 165 27.9 1 Laki-laki 16 Tahun 5 bulan 2.29 2 2 2 2 2 2 5 2 3 1
103 62 153 26.4 1 Perempuan 14 Tahun 0 bulan 2.19 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1
104 70 159 27.7 1 Laki-laki 14 Tahun 3 bulan 3.03 1 2 1 1 1 1 4 3 3 0
105 76 163 28.6 1 Perempuan 16 Tahun 6 bulan 2.26 2 2 2 2 2 2 5 5 4 1
106 63 150 28 1 Perempuan 14 Tahun 4 bulan 2.56 1 2 2 2 2 2 4 3 3 1
107 69 155 28.7 1 Perempuan 15 Tahun 5 bulan 2.44 2 1 2 2 2 2 4 5 4 1
108 71 155 29.5 1 Perempuan 14 Tahun 7 Bulan 2.96 1 2 2 2 2 2 4 4 3 1
109 77 168 27.3 1 Laki-laki 16 Tahun 3 bulan 2.2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 0
110 68 152 29.4 1 Perempuan 15 Tahun 5 bulan 2.64 2 2 2 2 2 2 5 3 3 1
111 67 150 29.7 1 Laki-laki 16 Tahun 0 bulan 3.06 2 1 1 2 1 1 1 2 1 0
112 63 152 27.2 1 Perempuan 14 Tahun 3 bulan 2.34 1 1 2 2 2 2 4 5 4 1
113 69 150 30.6 1 Perempuan 17 Tahun 1 bulan 2.79 3 2 2 2 2 2 5 5 4 1
114 65 149 29.2 1 Perempuan 17 Tahun 7 bulan 2.28 3 2 2 1 2 2 4 3 3 1
115 67 150 29.7 1 Perempuan 16 Tahun 0 bulan 2.66 2 1 2 2 2 2 4 3 3 0
116 60 151 26.3 1 Perempuan 14 Tahun 1 bulan 2.09 1 2 1 2 2 2 5 2 3 1
117 69 155 28.7 1 Perempuan 15 Tahun 5 bulan 2.44 2 2 2 1 2 2 4 2 3 1
118 59 149 26.5 1 Perempuan 14 Tahun 2 bulan 2.12 1 2 2 2 2 2 4 4 3 1
119 62 150 27.5 1 Perempuan 14 Tahun 1 bulan 2.46 1 2 1 2 2 2 5 1 3 1
120 76 155 31.6 1 Laki-laki 15 Tahun 4 bulan 3.86 2 3 2 2 2 2 4 3 3 1
121 64 150 28.4 1 Perempuan 17 Tahun 1 bulan 2.16 3 2 2 2 2 2 4 4 3 1
122 76 165 27.9 1 Perempuan 14 Tahun 2 bulan 2.56 1 2 1 2 2 2 4 3 3 1
123 76 163 28.6 1 Perempuan 16 Tahun 6 bulan 2.26 2 2 2 2 2 2 5 5 4 1
124 79 165 29 1 Laki-laki 17 Tahun 4 bulan 2.4 3 1 2 2 2 2 4 3 3 1
125 64 150 28.4 1 Perempuan 16 Tahun 1 bulan 2.26 2 2 2 2 2 2 4 3 3 1

Universitas Sumatera Utara


89

126 62 153 26.4 1 Perempuan 14 Tahun 0 bulan 2.19 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1


127 70 159 27.7 1 Laki-laki 14 Tahun 3 bulan 3.03 1 2 2 2 2 2 4 5 4 1
128 79 156 32.5 1 Perempuan 15 Tahun 3 bulan 3.66 2 2 2 2 2 2 5 2 3 1
129 64 150 28.4 1 Perempuan 17 Tahun 1 bulan 2.16 3 2 2 1 2 2 2 2 2 0
130 71 155 29.5 1 Perempuan 14 Tahun 7 Bulan 2.96 1 2 1 2 2 2 4 5 4 1
131 70 159 27.7 1 Laki-laki 14 Tahun 3 bulan 3.03 1 2 2 2 2 2 4 2 3 1
132 66 150 29.3 1 Perempuan 15 Tahun 2 bulan 2.72 2 3 2 2 2 2 5 5 4 1
133 76 165 27.9 1 Perempuan 14 Tahun 2 bulan 2.56 1 2 2 2 2 2 4 3 3 1
134 65 150 28.8 1 Perempuan 17 Tahun 1 bulan 2.26 3 2 3 2 2 2 5 2 3 1
135 65 155 27 1 Laki-laki 16 Tahun 1 bulan 2.13 2 3 2 2 2 2 5 5 4 1
136 69 153 29.4 1 Perempuan 17 Tahun 7 bulan 2.34 3 2 3 3 3 3 4 3 3 1
137 77 169 27 1 Laki-laki 14 Tahun 1 bulan 2.92 1 2 2 2 2 2 3 3 3 1
138 69 155 28.7 1 Perempuan 15 Tahun 5 bulan 2.44 2 1 2 2 2 2 4 4 3 1
139 66 150 29.3 1 Perempuan 16 Tahun 3 bulan 2.42 2 3 2 2 2 2 2 3 2 0
140 65 150 28.8 1 Perempuan 17 Tahun 1 bulan 2.26 3 2 1 1 1 1 5 5 4 0
141 61 152 26.4 1 Perempuan 14 Tahun 1 bulan 2.12 1 2 2 2 2 2 5 1 3 1
142 66 150 29.3 1 Perempuan 16 Tahun 3 bulan 2.42 2 2 3 2 2 2 4 4 3 1
143 76 165 27.9 1 Perempuan 14 Tahun 2 bulan 2.56 1 2 2 1 2 2 4 3 3 1
144 82 170 28.3 1 Laki-laki 17 Tahun 0 bulan 2.25 3 2 1 2 2 2 5 5 4 1
145 63 150 28 1 Perempuan 14 Tahun 4 bulan 2.56 1 2 3 2 2 2 4 5 4 1
146 65 150 28.8 1 Perempuan 17 Tahun 1 bulan 2.26 3 2 2 2 2 2 4 2 3 1
147 76 165 27.9 1 Perempuan 15 Tahun 7 bulan 2.17 2 1 2 2 2 2 5 2 3 1
148 62 151 27.1 1 Laki-laki 14 Tahun 3 bulan 2.96 1 2 2 2 2 2 4 5 4 1
149 66 150 29.3 1 Perempuan 16 Tahun 3 bulan 2.42 2 1 2 2 2 2 4 5 4 1
150 65 149 29.2 1 Perempuan 17 Tahun 7 bulan 2.28 3 2 2 2 2 2 4 2 3 1
151 76 165 27.9 1 Perempuan 14 Tahun 2 bulan 2.56 1 2 2 2 2 2 5 1 3 1

Universitas Sumatera Utara


90

152 63 149 28.3 1 Perempuan 17 Tahun 0 bulan 2.08 3 2 2 2 2 2 4 4 3 1


153 89 172 30.1 1 Laki-laki 15 Tahun 2 bulan 3.51 2 1 1 2 1 1 2 2 2 0
154 64 150 28.4 1 Perempuan 17 Tahun 1 bulan 2.16 3 3 2 2 2 2 4 4 3 1
155 76 163 28.6 1 Perempuan 16 Tahun 6 bulan 2.26 2 2 2 3 2 2 5 5 4 1
156 64 150 28.4 1 Perempuan 16 Tahun 1 bulan 2.26 3 2 1 2 2 2 4 4 3 1
157 79 156 32.5 1 Perempuan 15 Tahun 3 bulan 3.66 2 1 2 2 2 2 2 2 2 0
158 65 154 27.4 1 Laki-laki 14 Tahun 4 bulan 2.79 1 2 1 1 1 1 2 5 3 0
159 63 150 28 1 Perempuan 14 Tahun 4 bulan 2.56 1 2 2 2 2 2 4 2 3 1
160 68 155 28.3 1 Perempuan 14 Tahun 5 bulan 2.62 1 2 2 2 2 2 2 5 3 1
161 76 165 27.9 1 Perempuan 14 Tahun 2 bulan 2.56 1 2 2 1 2 2 4 4 3 1
162 82 170 28.3 1 Laki-laki 17 Tahun 0 bulan 2.25 3 2 2 2 2 2 5 2 3 1
163 63 150 28 1 Perempuan 14 Tahun 4 bulan 2.56 1 1 2 2 2 2 4 2 3 1
164 77 165 28.3 1 Perempuan 17 Tahun 0 bulan 2.08 2 2 2 2 2 2 2 5 3 1
165 65 149 29.2 1 Perempuan 17 Tahun 7 bulan 2.28 3 2 2 2 2 2 2 2 2 0
166 64 150 28.4 1 Perempuan 17 Tahun 1 bulan 2.16 2 1 2 2 2 2 4 4 3 1
167 76 163 28.6 1 Perempuan 16 Tahun 6 bulan 2.26 2 2 3 3 3 3 5 5 4 0
168 65 158 26.1 1 Laki-laki 14 Tahun 2 bulan 2.5 1 2 2 2 2 2 5 1 3 1
169 68 154 28.6 1 Perempuan 14 Tahun 3 bulan 2.78 1 1 1 2 1 1 2 2 2 0
170 70 159 27.7 1 Laki-laki 14 Tahun 3 bulan 3.03 1 2 2 2 2 2 5 5 4 1
171 63 152 27.2 1 Perempuan 14 Tahun 3 bulan 2.34 1 2 2 1 2 2 4 4 3 1
172 79 156 32.5 1 Perempuan 15 Tahun 3 bulan 3.66 2 3 2 2 2 2 5 1 3 1
173 76 163 28.6 1 Perempuan 16 Tahun 6 bulan 2.26 2 2 1 2 2 2 4 4 3 1
174 64 150 28.4 1 Perempuan 16 Tahun 1 bulan 2.26 2 2 2 2 2 2 4 1 2 1
175 70 155 29.1 1 Laki-laki 17 Tahun 2 bulan 2.46 3 2 2 2 2 2 2 2 2 0
176 76 165 27.9 1 Perempuan 14 Tahun 2 bulan 2.56 1 2 2 2 2 2 4 4 3 1
177 76 165 27.9 1 Perempuan 15 Tahun 7 bulan 2.17 2 2 2 2 2 2 2 5 3 1

Universitas Sumatera Utara


91

178 61 152 26.4 1 Perempuan 14 Tahun 1 bulan 2.12 1 2 1 2 2 2 2 4 3 1


179 63 150 28 1 Perempuan 14 Tahun 4 bulan 2.56 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1
180 65 149 29.2 1 Perempuan 17 Tahun 7 bulan 2.28 3 2 2 2 2 2 5 1 3 1
181 70 159 27.7 1 Laki-laki 14 Tahun 3 bulan 3.03 1 2 2 1 2 2 4 4 3 1
182 48 150 21.3 0 Perempuan 14 Tahun 4 bulan 0.62 1 2 2 2 2 2 2 2 2 0
183 57 165 20.9 0 Perempuan 14 Tahun 11 bulan 0.28 1 1 2 2 2 2 5 5 4 1
184 45 155 18.7 0 Perempuan 14 Tahun 7 Bulan -0.54 1 2 2 1 2 2 4 4 3 1
185 55 163 20.7 0 Laki-laki 16 Tahun 6 bulan -0.04 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0
186 59 165 21.6 0 Perempuan 14 Tahun 3 bulan 0.82 1 2 2 2 2 2 4 5 4 1
187 50 162 19 0 Perempuan 14 Tahun 5 bulan -0.37 1 2 2 2 2 2 4 4 3 0
188 55 157 22.3 0 Perempuan 15 Tahun 1 bulan 0.8 2 2 3 2 2 2 4 3 3 1
189 60 169 21 0 Laki-laki 14 Tahun 9 Bulan 0.66 1 2 2 2 2 2 5 5 4 1
190 49 154 20.6 0 Perempuan 17 Tahun 7 bulan -0.22 3 2 1 2 2 2 2 2 2 0
191 56 160 21.8 0 Laki-laki 16 Tahun 4 bulan 0.47 2 1 2 2 2 2 4 2 3 1
192 53 155 22 0 Perempuan 14 Tahun 3 bulan 1 1 2 3 2 2 2 2 3 2 0
193 49 153 20.9 0 Perempuan 14 Tahun 6 bulan 0.04 1 2 2 2 2 2 5 5 4 1
194 65 170 22.4 0 Perempuan 16 Tahun 7 bulan 0.57 2 1 1 1 1 1 4 5 3 0
195 60 168 21.2 0 Perempuan 14 Tahun 6 bulan -1.1 1 2 2 2 2 2 1 3 2 0
196 52 159 20.6 0 Laki-laki 16 Tahun 2 bulan 0 2 1 1 2 1 1 5 5 4 0
197 56 158 22.4 0 Perempuan 14 Tahun 9 Bulan 0.92 1 2 2 2 2 2 4 5 4 1
198 66 171 22.6 0 Perempuan 15 Tahun 11 bulan 0 2 2 2 1 2 2 4 2 3 0
199 54 160 21 0 Perempuan 16 Tahun 6 bulan 0.03 2 2 2 2 2 2 4 4 3 1
200 65 169 22.8 0 Laki-laki 16 Tahun 7 bulan 0.82 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0
201 59 163 22.2 0 Perempuan 14 Tahun 11 bulan 0.8 1 1 2 2 2 2 3 3 3 1
202 53 155 22 0 Perempuan 17 Tahun 4 bulan 0.34 3 2 2 2 2 2 4 3 3 1
203 65 172 22 0 Laki-laki 17 Tahun 2 bulan 0.34 3 2 2 2 2 2 2 2 2 0

Universitas Sumatera Utara


92

204 49 150 21.7 0 Perempuan 16 Tahun 8 bulan 0.34 2 3 1 2 2 2 4 4 3 1


205 56 165 20.5 0 Laki-laki 14 Tahun 11 bulan 0.3 1 1 1 2 1 1 3 3 2 0
206 53 160 20.7 0 Perempuan 15 Tahun 7 bulan 0.08 2 2 2 2 2 2 5 5 4 1
207 52 163 19.6 0 Laki-laki 14 Tahun 4 bulan 0.14 1 2 2 2 2 2 1 1 1 0
208 45 150 20 0 Perempuan 14 Tahun 2 bulan 0.13 1 1 1 2 1 1 4 2 2 1
209 56 161 21.6 0 Laki-laki 16 Tahun 4 bulan 0.45 2 2 2 1 2 2 4 2 3 1
210 54 156 22.2 0 Perempuan 17 Tahun 6 bulan 0.37 3 2 3 2 2 2 3 5 3 1
211 63 168 22.3 0 Perempuan 14 Tahun 11 bulan 0.84 1 2 2 2 2 2 4 2 3 1
212 58 173 19.3 0 Laki-laki 15 Tahun 6 bulan -0.38 2 2 2 2 2 2 4 1 2 0
213 51 154 21.5 0 Perempuan 17 Tahun 4 bulan 0.15 3 2 1 2 2 2 4 3 3 1
214 67 171 22.9 0 Laki-laki 16 Tahun 3 bulan 0.95 2 2 2 2 2 2 4 2 3 1
215 42 150 18.6 0 Perempuan 14 Tahun 4 bulan -0.5 1 2 1 2 2 2 3 3 3 1
216 55 155 22.9 0 Perempuan 14 Tahun 9 Bulan 0.62 1 2 2 2 2 2 1 1 1 0
217 60 163 22.6 0 Perempuan 15 Tahun 5 bulan 0.88 2 3 2 2 2 2 3 5 3 1
218 59 161 22.7 0 Laki-laki 17 Tahun 4 bulan 0.66 3 3 1 2 2 2 4 2 3 1
219 58 161 22.3 0 Perempuan 14 Tahun 7 Bulan 0.95 1 2 2 2 2 2 4 3 3 0
220 60 168 21.2 0 Perempuan 14 Tahun 9 Bulan 0.44 1 2 2 1 2 2 4 4 3 1
221 56 160 21.8 0 Perempuan 16 Tahun 3 bulan 0.38 2 2 2 2 2 2 3 5 3 1
222 60 168 21.2 0 Laki-laki 14 Tahun 4 bulan 0.9 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1
223 52 154 21.9 0 Perempuan 17 Tahun 3 bulan 0.3 3 1 2 2 2 2 4 4 3 1
224 63 168 22.3 0 Laki-laki 15 Tahun 9 bulan 0.9 2 1 2 1 1 1 3 5 3 0
225 46 156 18.9 0 Perempuan 17 Tahun 4 bulan -0.84 3 2 1 2 2 2 4 5 4 1
226 63 167 22.6 0 Perempuan 14 Tahun 11 bulan 0.96 1 2 2 2 2 2 5 5 4 1
227 62 166 22.5 0 Perempuan 16 Tahun10 bulan 0.57 2 1 1 2 1 1 4 4 3 0
228 54 160 21 0 Perempuan 15 Tahun 8 bulan 0.15 2 2 2 2 2 2 5 5 4 1
229 59 164 22 0 Laki-laki 17 Tahun 11 bulan 0.12 3 2 2 2 2 2 3 3 3 0

Universitas Sumatera Utara


93

230 52 154 21.9 0 Perempuan 14 Tahun 4 bulan 0.87 1 1 2 1 1 1 4 4 3 0


231 55 165 20.2 0 Laki-laki 15 Tahun 7 bulan 0 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0
232 49 150 21.7 0 Perempuan 14 Tahun 3 bulan 0.86 1 3 3 2 3 3 4 4 4 1
233 65 169 22.8 0 Laki-laki 17 Tahun 9 bulan 0.48 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1
234 53 160 20.7 0 Laki-laki 14 Tahun 3 bulan 0.75 1 1 2 2 2 2 4 3 3 1
235 52 154 21.9 0 Perempuan 17 Tahun 6 bulan 0.25 3 2 2 2 2 2 4 4 3 1
236 63 167 22.6 0 Perempuan 14 Tahun 11 bulan 0 1 1 2 2 2 2 2 5 3 1
237 56 161 21.6 0 Laki-laki 14 Tahun 8 bulan 0 1 2 2 2 2 2 4 2 3 1
238 45 155 18.7 0 Perempuan 14 Tahun 9 Bulan -0.56 1 3 1 2 2 2 4 4 3 1
239 55 163 20.7 0 Perempuan 16 Tahun 4 bulan -0.04 2 2 2 2 2 2 5 5 4 1
240 62 165 22.7 0 Perempuan 15 Tahun 3 bulan 0.92 2 2 1 1 1 1 2 2 2 0
241 60 166 21.8 0 Perempuan 14 Tahun 6 bulan 0.79 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1
242 69 174 22.8 0 Laki-laki 17 Tahun 10 bulan 0.5 1 2 2 2 2 2 2 5 3 1
243 56 167 20.1 0 Laki-laki 17 Tahun 9 bulan -0.6 3 2 2 1 2 2 2 2 2 0
244 50 152 21.6 0 Perempuan 17 Tahun 4 bulan 0.19 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1
245 52 155 21.6 0 Laki-laki 16 Tahun 5 bulan 0.34 2 2 1 2 2 2 5 5 4 1
246 49 152 21.2 0 Perempuan 14 Tahun 7 Bulan 0.5 1 1 2 1 1 1 3 3 2 0
247 43 149 19.3 0 Perempuan 14 Tahun 9 Bulan -0.32 1 2 2 2 2 2 5 5 4 1
248 61 165 22.4 0 Perempuan 14 Tahun 11 bulan 0.88 1 2 1 2 2 2 1 1 1 0
249 63 169 22.1 0 Perempuan 17 Tahun 6 bulan 0.33 3 2 2 2 2 2 5 5 4 1
250 56 159 22.2 0 Perempuan 15 Tahun 7 bulan 0.6 2 2 2 1 2 2 2 5 3 1
251 49 152 21.2 0 Perempuan 17 Tahun 10 bulan 0.03 3 2 2 2 2 2 2 5 3 1
252 52 156 21.3 0 Perempuan 14 Tahun 4 bulan 0.62 1 2 2 1 2 2 4 4 3 1
253 66 172 22.3 0 Laki-laki 15 Tahun 11 bulan 0.86 2 3 3 2 3 3 2 5 3 0
254 55 165 20.2 0 Perempuan 14 Tahun 7 bulan 0.08 1 2 2 2 2 2 3 3 3 1
255 52 154 21.9 0 Perempuan 16 Tahun 7 bulan 0.38 2 2 2 2 2 2 4 2 3 1

Universitas Sumatera Utara


94

256 43 150 19.1 0 Perempuan 14 Tahun 5 bulan -0.33 1 3 1 2 2 2 4 4 3 1


257 54 157 21.9 0 Perempuan 16 Tahun 8 bulan 0.38 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1
258 57 161 22 0 Perempuan 14 Tahun 10 bulan 0.79 1 2 1 2 2 2 4 3 3 1
259 63 167 22.6 0 Laki-laki 16 Tahun 7 bulan 0.73 2 2 2 2 2 2 4 4 3 1
260 62 166 22.5 0 Perempuan 16 Tahun 6 bulan 0.61 2 1 2 2 2 2 4 2 3 1
261 54 160 21 0 Perempuan 16 Tahun 9 bulan 0 2 2 2 1 2 2 5 2 3 1
262 59 164 22 0 Laki-laki 15 Tahun 8 bulan 0.77 2 2 2 2 2 2 4 2 3 0
263 52 154 21.9 0 Laki-laki 17 Tahun 4 bulan 0.25 3 1 2 2 2 2 5 3 3 1
264 55 165 20.2 0 Laki-laki 17 Tahun 9 bulan -0.56 3 2 2 2 2 2 4 5 4 1
265 49 150 21.7 0 Laki-laki 14 Tahun 11 bulan 0.95 1 3 2 1 2 2 2 2 2 1
266 65 169 22.8 0 Laki-laki 16 Tahun 9 bulan 0.78 2 2 2 2 2 2 3 2 2 0
267 53 160 20.7 0 Perempuan 17 Tahun 5 bulan -0.15 3 1 2 2 2 2 3 3 3 1
268 52 154 21.9 0 Perempuan 16 Tahun 7 bulan 0.38 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1
269 63 167 22.6 0 Perempuan 14 Tahun 7 Bulan 0.92 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1
270 56 161 21.6 0 Perempuan 16 Tahun 8 bulan 0.26 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1
271 45 155 18.7 0 Laki-laki 15 Tahun 7 bulan -0.68 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1
272 55 163 20.7 0 Perempuan 14 Tahun 8 bulan 0.29 1 2 2 2 2 2 4 3 3 1
273 59 165 21.6 0 Laki-laki 14 Tahun 11 bulan 0.9 1 1 1 2 1 1 4 2 2 0
274 60 166 21.8 0 Perempuan 16 Tahun 8 bulan 0.34 2 2 2 2 2 2 4 2 3 1
275 45 155 18.7 0 Perempuan 14 Tahun 8 bulan -0.54 1 2 2 1 2 2 3 5 3 1
276 55 163 20.7 0 Perempuan 15 Tahun 5 bulan 0.12 2 2 2 2 2 2 4 3 3 1
277 57 167 20.5 0 Laki-laki 14 Tahun 11 bulan 0.38 1 2 2 2 2 2 5 3 3 1
278 57 161 22 0 Perempuan 14 Tahun 10 bulan 0.79 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1
279 52 154 21.9 0 Laki-laki 17 Tahun 8 bulan 0.16 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1
14 Tahun 11
280 51 154 21.5 0 Perempuan bulan 0.85 1 1 2 2 2 2 2 3 2 1

Universitas Sumatera Utara


95

281 43 150 19.1 0 Perempuan 14 Tahun 8 bulan -0.19 1 2 2 2 2 2 4 5 4 1


282 56 161 21.6 0 Laki-laki 14 Tahun 11 bulan 0.9 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1
283 57 169 20 0 Laki-laki 14 Tahun 11 bulan 0.14 1 2 2 2 2 2 4 2 3 1
284 55 163 20.7 0 Perempuan 14 Tahun 6 bulan 0.33 1 3 2 1 2 2 4 2 3 0
285 62 165 22.7 0 Laki-laki 14 Tahun 11 bulan 1 1 2 2 2 2 2 4 2 3 1
286 60 166 21.8 0 Perempuan 14 Tahun 3 bulan 0.91 1 2 2 2 2 2 1 2 2 0
287 54 156 22.2 0 Perempuan 15 Tahun 9 bulan 0.64 2 2 2 1 2 2 4 4 3 1
288 53 160 20.7 0 Perempuan 17 Tahun 5 bulan -0.15 3 3 3 2 3 3 1 1 2 0
289 50 152 21.6 0 Perempuan 14 Tahun 8 bulan 0.66 1 2 2 2 2 2 4 4 3 1
290 52 155 21.6 0 Perempuan 16 Tahun 7 bulan 0.26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0
291 58 167 20.8 0 Laki-laki 17 Tahun 8 bulan -0.29 3 2 2 2 2 2 2 5 3 1
292 56 165 20.5 0 Laki-laki 15 Tahun 8 bulan 0.09 2 2 2 3 2 2 4 3 3 1
293 62 165 22.7 0 Perempuan 14 Tahun 6 bulan 1 1 2 2 2 2 2 5 3 3 1
294 65 174 21.5 0 Laki-laki 14 Tahun 11 bulan 0.87 1 2 2 1 2 2 5 3 3 1
295 66 171 22.6 0 Perempuan 16 Tahun 4 bulan 0.72 2 1 2 2 2 2 2 2 2 0
296 54 160 21 0 Perempuan 17 Tahun 3 bulan -0.03 3 2 3 3 3 3 4 4 4 0
297 64 169 22.4 0 Perempuan 14 Tahun 11 bulan 0.88 1 2 2 2 2 2 2 2 2 0
298 59 163 22.2 0 Perempuan 14 Tahun 5 bulan 0.95 1 2 2 2 2 2 2 5 3 1
299 53 155 22 0 Laki-laki 16 Tahun 6 bulan 0.52 2 2 1 2 2 2 4 2 3 1
300 65 172 22 0 Perempuan 14 Tahun 5 bulan 0.87 1 2 2 2 2 2 5 2 3 1
301 62 167 22.3 0 Laki-laki 17 Tahun 4 bulan 0.41 3 2 2 2 2 2 4 1 2 1
302 56 165 20.5 0 Perempuan 16 Tahun 7 bulan -0.15 2 2 2 1 2 2 4 3 3 1
303 53 160 20.7 0 Perempuan 14 Tahun 6 bulan 0.2 1 3 2 2 2 2 4 2 3 0
304 52 163 19.6 0 Perempuan 15 Tahun 3 bulan -0.32 2 2 2 2 2 2 4 5 4 1
305 56 165 20.5 0 Laki-laki 14 Tahun 4 bulan 0.57 1 2 2 1 2 2 4 2 3 0
306 56 161 21.6 0 Perempuan 17 Tahun 8 bulan 0.14 3 3 2 2 2 2 4 4 3 1

Universitas Sumatera Utara


96

307 50 156 20.5 0 Laki-laki 14 Tahun 11 bulan 0.38 1 2 2 2 2 2 1 1 1 0


308 63 168 22.3 0 Perempuan 17 Tahun 8 bulan 0.4 3 2 2 1 2 2 4 4 3 1
309 58 173 19.3 0 Perempuan 15 Tahun 6 bulan -0.48 2 1 2 2 2 2 1 1 1 0
310 51 154 21.5 0 Perempuan 17 Tahun 9 bulan 0.11 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1
311 67 171 22.9 0 Laki-laki 16 Tahun 11 bulan 0.78 2 2 2 2 2 2 4 2 3 1
312 42 150 18.6 0 Perempuan 15 Tahun 7 bulan -0.76 2 1 2 3 2 2 1 3 2 1
313 50 155 20.8 0 Laki-laki 14 Tahun 11 Bulan 0.52 1 2 2 2 2 2 5 5 4 1
314 54 167 19.4 0 Laki-laki 14 Tahun 11 bulan -0.14 1 3 1 1 2 2 4 4 3 1
315 59 161 22.7 0 Perempuan 14 Tahun 11 bulan 1 1 2 2 2 2 2 5 5 4 1
316 56 161 21.6 0 Perempuan 14 Tahun 8 bulan 0.66 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1
317 65 175 21.2 0 Laki-laki 16 Tahun 7 bulan 0.13 2 2 1 2 2 2 2 5 3 1
318 55 163 20.7 0 Perempuan 14 Tahun 6 bulan 0.33 1 2 2 1 2 2 4 2 3 0
319 50 165 18.3 0 Laki-laki 14 Tahun 11 bulan -0.61 1 2 2 2 2 2 4 3 3 1
320 60 166 21.8 0 Perempuan 15 Tahun 7 bulan 0.52 2 2 2 2 2 2 4 5 4 1
321 56 165 20.5 0 Laki-laki 14 Tahun 4 bulan 0.57 1 1 2 2 2 2 4 4 3 1
322 56 167 20.1 0 Perempuan 17 Tahun 5 bulan -0.4 3 2 2 2 2 2 3 5 3 1
323 52 155 21.6 0 Perempuan 16 Tahun 7 bulan 0.26 2 2 3 2 2 2 5 3 3 1
324 54 167 19.4 0 Laki-laki 14 Tahun 11 bulan -0.14 1 2 2 2 2 2 4 5 4 1
325 53 160 20.7 0 Perempuan 14 Tahun 6 bulan 0.2 1 3 2 2 2 2 4 2 3 0
326 52 163 19.6 0 Perempuan 15 Tahun 3 bulan -0.32 2 2 2 2 2 2 5 2 3 1
327 59 165 21.6 0 Laki-laki 14 Tahun 11 bulan 0.9 1 1 2 1 1 1 4 2 2 0
328 52 155 21.6 0 Perempuan 16 Tahun 7 bulan 0.26 2 2 2 2 2 2 5 3 3 1
329 53 160 20.7 0 Perempuan 14 Tahun 6 bulan 0.2 1 2 2 2 2 2 4 2 3 1
330 65 175 21.2 0 Laki-laki 16 Tahun 7 bulan 0.13 2 1 2 1 1 1 4 2 2 0
331 56 165 20.5 0 Laki-laki 14 Tahun 4 bulan 0.57 1 2 3 3 3 3 2 1 2 0
332 52 155 21.6 0 Perempuan 16 Tahun 7 bulan 0.26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0

Universitas Sumatera Utara


97

333 53 160 20.7 0 Perempuan 17 Tahun 5 bulan -0.15 3 1 3 2 2 2 2 5 3 1


334 63 167 22.6 0 Laki-laki 16 Tahun 7 bulan 0.73 2 2 2 1 2 2 4 2 3 0
335 50 152 21.6 0 Perempuan 14 Tahun 8 bulan 0.66 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1
336 56 161 21.6 0 Laki-laki 14 Tahun 11 bulan 0.9 1 2 3 2 2 2 4 5 4 1
337 66 171 22.6 0 Perempuan 16 Tahun 4 bulan 0.72 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1
338 52 154 21.9 0 Perempuan 17 Tahun 6 bulan 0.25 3 2 2 2 2 2 4 4 3 0
339 49 150 21.7 0 Laki-laki 14 Tahun 11 bulan 0.95 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1
340 55 163 20.7 0 Perempuan 14 Tahun 6 bulan 0.33 1 1 2 1 1 1 2 2 2 0
341 52 155 21.6 0 Perempuan 16 Tahun 7 bulan 0.26 2 2 2 2 2 2 4 4 3 1
342 54 167 19.4 0 Laki-laki 14 Tahun 11 bulan -0.14 1 2 2 2 2 2 3 3 3 1
343 56 167 20.1 0 Perempuan 17 Tahun 5 bulan -0.4 3 2 2 1 2 2 2 3 2 1
344 52 154 21.9 0 Perempuan 16 Tahun 7 bulan 0.38 2 1 2 2 2 2 4 2 3 1
345 66 171 22.6 0 Perempuan 15 Tahun 11 bulan 0 2 2 2 2 2 2 4 5 4 1
346 54 160 21 0 Laki-laki 16 Tahun 5 bulan 0.08 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0
347 65 169 22.8 0 Perempuan 16 Tahun 11 bulan 0.69 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0
348 59 163 22.2 0 Laki-laki 17 Tahun 7 bulan 0.29 3 2 2 2 2 2 5 2 3 1
349 63 167 22.6 0 Perempuan 17 Tahun 6 bulan 0.51 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1
350 57 161 22 0 Perempuan 14 Tahun 10 bulan 0.79 1 2 2 2 2 2 5 2 3 1
351 53 168 18.7 0 Laki-laki 15 Tahun 7 bulan -0.68 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1
352 52 154 21.9 0 Perempuan 17 Tahun 5 bulan 0.3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 1
353 62 169 21.7 0 Laki-laki 16 Tahun 6 bulan 0.39 2 2 2 2 2 2 4 2 3 1
354 55 165 20.2 0 Perempuan 14 Tahun 6 bulan 0.125 1 3 3 1 2 2 4 5 4 1
355 67 171 22.9 0 Laki-laki 16 Tahun 9 bulan 0.82 2 2 2 2 2 2 3 3 3 0
356 54 166 19.6 0 Perempuan 15 Tahun 7 bulan -0.36 2 2 2 2 2 2 4 3 3 1
357 64 168 22.6 0 Perempuan 14 Tahun 11 bulan 0.96 1 2 3 2 2 2 4 4 3 1
358 54 167 19.4 0 Laki-laki 14 Tahun 11 bulan -0.14 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1

Universitas Sumatera Utara


98

359 45 155 18.7 0 Laki-laki 15 Tahun 7 bulan -0.68 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0


360 56 158 22.4 0 Perempuan 14 Tahun 8 bulan 1 1 3 2 1 2 2 3 4 3 1
361 52 165 19.1 0 Perempuan 16 Tahun 8 bulan -0.69 2 2 2 2 2 2 4 2 3 1
362 47 155 19.5 0 Perempuan 14 Tahun 6 bulan -0.16 1 2 2 1 2 2 3 2 2 0

Universitas Sumatera Utara


99

Frekuensi Makan Pola Nilai


No Kategori PAL
Mie Olahan Nasi Roti Mix Daging Daging Daging Giling Konsumsi PAL
1 1 3 1 2 2 2 1.78 Sedang
2 2 3 1 1 2 2 1.45 Ringan
3 2 3 3 3 3 3 1.80 Sedang
4 2 3 2 2 2 2 2.18 Berat
5 2 3 2 3 2 2 1.76 Sedang
6 2 3 1 2 1 2 2.20 Berat
7 1 2 2 3 2 2 1.87 Sedang
8 2 3 3 3 3 3 1.76 Sedang
9 1 2 2 2 2 2 2.34 Berat
10 2 3 1 2 1 2 1.42 Ringan
11 2 3 2 2 2 2 1.77 Sedang
12 1 2 1 1 1 1 2.14 Berat
13 2 3 2 2 2 2 1.88 Sedang
14 1 3 1 1 1 1 2.18 Berat
15 2 3 3 3 3 3 2.34 Berat
16 3 3 2 2 2 2 1.78 Sedang
17 2 3 1 1 1 2 1.98 Sedang
18 1 3 2 2 3 2 1.56 Ringan
19 1 3 1 1 1 1 2.32 Berat
20 2 3 1 2 2 2 1.45 Ringan
21 3 3 2 2 2 2 1.78 Sedang
22 2 3 1 1 2 2 2.33 Berat
23 2 3 2 2 2 2 1.76 Sedang
24 3 3 3 3 2 3 2.31 Berat
25 1 2 2 2 2 2 1.73 Sedang

Universitas Sumatera Utara


100

26 2 3 1 2 2 2 1.44 Ringan
27 3 3 3 3 3 3 1.55 Ringan
28 2 3 1 1 1 2 2.15 Berat
29 1 3 2 2 2 2 1.87 Sedang
30 3 3 3 3 2 3 1.45 Ringan
31 1 3 1 1 1 1 2.16 Berat
32 3 3 3 3 2 3 1.77 Sedang
33 3 3 2 3 2 3 1.84 Sedang
34 2 3 1 1 1 2 1.96 Sedang
35 3 3 2 3 2 3 1.55 Ringan
36 2 3 1 1 2 2 2.33 Berat
37 1 2 2 2 2 2 1.76 Sedang
38 2 3 1 2 2 2 2.33 Berat
39 3 3 1 3 2 2 1.55 Ringan
40 2 3 2 2 2 2 1.61 Ringan
41 0 2 0 0 2 1 2.17 Berat
42 3 3 1 3 2 2 1.65 Ringan
43 2 3 1 2 2 2 1.64 Ringan
44 2 3 2 2 2 2 1.77 Sedang
45 2 3 3 3 3 3 1.45 Ringan
46 0 2 1 1 1 1 2.15 Berat
47 3 3 1 1 1 2 1.87 Sedang
48 2 3 3 3 2 3 1.78 Sedang
49 3 3 1 1 2 2 1.44 Ringan
50 3 3 1 2 2 2 2.19 Berat
51 2 3 1 1 1 2 1.79 Sedang

Universitas Sumatera Utara


101

52 2 3 3 2 2 2 1.74 Sedang
53 2 3 2 2 2 2 1.54 Ringan
54 0 2 0 0 2 1 2.18 Berat
55 2 3 2 2 2 2 1.79 Sedang
56 3 3 1 1 1 2 1.88 Sedang
57 0 2 0 0 2 1 2.21 Berat
58 3 3 1 3 2 2 1.45 Ringan
59 2 3 2 2 2 2 1.55 Ringan
60 2 3 1 1 1 2 1.76 Sedang
61 3 3 1 3 2 2 1.88 Sedang
62 2 3 3 3 3 3 1.73 Sedang
63 0 2 0 0 2 1 2.33 Berat
64 2 3 1 1 1 2 1.96 Sedang
65 3 3 2 2 2 2 1.78 Sedang
66 2 3 1 1 1 2 1.87 Sedang
67 0 2 0 0 2 1 2.36 Berat
68 3 3 3 3 3 3 1.76 Sedang
69 2 3 1 2 2 2 2.22 Berat
70 2 3 2 2 2 2 1.79 Sedang
71 2 3 1 1 1 2 1.87 Sedang
72 2 3 1 2 2 2 1.89 Sedang
73 1 3 1 1 2 2 2.32 Berat
74 2 3 2 2 2 2 1.43 Ringan
75 2 3 1 1 1 2 2.32 Berat
76 2 3 2 2 2 2 1.77 Sedang
77 2 3 1 1 2 2 1.78 Sedang

Universitas Sumatera Utara


102

78 1 3 2 2 2 2 1.87 Sedang
79 2 3 1 1 2 2 1.99 Sedang
80 2 3 1 1 2 2 1.41 Ringan
81 1 3 3 3 3 3 1.54 Ringan
82 2 3 2 2 2 2 2.31 Berat
83 2 3 3 3 2 3 1.76 Sedang
84 2 3 1 2 2 2 1.57 Ringan
85 2 3 2 2 2 2 1.87 Sedang
86 3 3 3 3 2 3 2.36 Berat
87 2 3 2 2 2 2 1.87 Sedang
88 2 3 1 1 1 2 1.76 Sedang
89 2 3 1 1 1 2 2.39 Berat
90 2 3 1 1 1 2 1.65 Ringan
91 2 3 3 3 3 3 1.62 Ringan
92 1 3 1 2 2 2 1.87 Sedang
93 2 3 1 1 2 2 1.77 Sedang
94 2 3 3 3 2 3 1.60 Ringan
95 1 3 1 1 2 2 2.36 Berat
96 2 3 2 2 2 2 1.45 Ringan
97 2 3 3 3 2 3 1.76 Sedang
98 2 3 2 2 2 2 1.45 Ringan
99 2 3 1 1 1 2 2.35 Berat
100 2 3 2 2 2 2 1.84 Sedang
101 3 3 1 1 1 2 1.76 Sedang
102 3 3 3 3 3 3 2.19 Berat
103 2 3 1 1 2 2 1.66 Ringan

Universitas Sumatera Utara


103

104 2 3 1 1 1 2 1.78 Sedang


105 3 3 3 3 2 3 2.25 Berat
106 2 3 1 1 2 2 1.88 Sedang
107 3 3 3 3 2 3 1.78 Sedang
108 2 3 2 2 2 2 2.40 Berat
109 2 3 1 1 1 2 1.55 Ringan
110 1 3 2 2 2 2 1.65 Ringan
111 2 3 1 1 1 2 1.79 Sedang
112 3 3 3 3 2 3 1.98 Sedang
113 1 3 0 1 2 1 2.23 Berat
114 2 3 1 1 2 2 1.78 Sedang
115 2 3 2 2 2 2 1.79 Sedang
116 2 3 1 1 1 2 1.87 Sedang
117 2 3 2 3 2 2 1.75 Sedang
118 3 3 3 3 3 3 1.87 Sedang
119 2 3 1 1 1 2 1.98 Sedang
120 1 3 1 0 1 1 2.17 Berat
121 2 3 2 3 2 2 1.93 Sedang
122 2 3 2 2 2 2 1.66 Ringan
123 2 3 2 2 2 2 1.54 Ringan
124 2 3 1 1 2 2 1.86 Sedang
125 1 3 0 1 2 1 2.33 Berat
126 2 3 2 2 2 2 1.77 Sedang
127 2 3 1 1 1 2 1.68 Sedang
128 2 3 2 2 2 2 1.87 Sedang
129 2 3 2 2 2 2 1.55 Ringan

Universitas Sumatera Utara


104

130 2 3 1 1 1 2 2.13 Berat


131 2 3 1 1 1 2 1.77 Sedang
132 2 3 2 1 2 2 1.98 Sedang
133 2 3 2 2 2 2 1.45 Ringan
134 2 3 2 3 2 2 1.75 Sedang
135 2 3 2 2 2 2 2.40 Berat
136 2 3 2 1 2 2 1.76 Sedang
137 2 3 2 2 2 2 1.87 Sedang
138 2 3 2 3 2 2 1.78 Sedang
139 2 3 2 2 2 2 1.88 Sedang
140 1 3 1 1 1 1 2.14 Berat
141 2 3 1 1 1 2 1.55 Ringan
142 2 3 2 2 2 2 1.67 Ringan
143 2 3 1 1 1 2 1.43 Ringan
144 1 3 1 1 2 2 1.74 Sedang
145 2 3 2 2 2 2 1.85 Sedang
146 2 3 2 2 2 2 1.49 Ringan
147 2 3 1 1 1 2 1.56 Ringan
148 2 3 2 2 2 2 2.19 Berat
149 2 3 1 1 2 2 1.44 Ringan
150 2 3 2 2 2 2 2.22 Berat
151 2 3 1 1 2 2 1.45 Ringan
152 2 3 2 2 2 2 1.78 Sedang
153 1 3 0 0 2 1 2.15 Berat
154 2 3 1 1 2 2 1.72 Sedang
155 2 3 1 1 1 2 1.98 Sedang

Universitas Sumatera Utara


105

156 2 3 2 2 2 2 1.55 Ringan


157 1 3 1 1 2 2 1.76 Sedang
158 2 3 2 2 2 2 2.14 Berat
159 2 3 2 2 2 2 1.88 Sedang
160 2 3 1 1 1 2 1.73 Sedang
161 2 3 2 2 2 2 1.45 Ringan
162 2 3 1 1 2 2 1.78 Sedang
163 2 3 2 2 2 2 1.93 Sedang
164 2 3 2 2 2 2 1.77 Sedang
165 1 3 0 0 1 1 1.48 Ringan
166 1 3 1 1 2 2 1.69 Ringan
167 2 3 2 2 2 2 2.18 Berat
168 3 3 2 2 2 2 1.79 Sedang
169 1 3 1 1 1 1 2.37 Berat
170 2 3 2 2 2 2 2.40 Berat
171 2 3 2 2 2 2 1.78 Sedang
172 2 3 1 1 2 2 1.79 Sedang
173 2 3 2 2 2 2 1.86 Sedang
174 3 3 3 3 2 3 1.97 Sedang
175 1 3 0 0 0 1 2.18 Berat
176 2 3 2 2 2 2 1.43 Ringan
177 2 3 2 2 2 2 1.68 Ringan
178 3 3 1 1 1 2 2.14 Berat
179 2 3 2 2 2 2 1.76 Sedang
180 3 3 3 3 2 3 2.33 Berat
181 3 3 2 2 2 2 1.43 Ringan

Universitas Sumatera Utara


106

182 0 3 0 0 2 1 2.37 Berat


183 2 3 1 1 2 2 1.86 Sedang
184 2 3 1 1 2 2 1.77 Sedang
185 0 3 0 0 2 1 2.38 Berat
186 3 3 2 2 2 2 1.66 Ringan
187 0 3 1 1 2 1 2.17 Berat
188 2 3 2 2 2 2 1.82 Sedang
189 2 3 1 1 2 2 1.77 Sedang
190 1 3 1 1 2 2 1.84 Sedang
191 3 3 3 2 2 3 1.74 Sedang
192 0 3 0 0 2 1 2.37 Berat
193 2 3 1 1 2 2 1.78 Sedang
194 1 2 1 1 1 1 2.18 Berat
195 2 3 1 1 1 2 1.54 Ringan
196 0 3 0 0 0 1 2.20 Berat
197 2 3 2 2 2 2 1.86 Sedang
198 1 3 1 1 2 2 1.90 Sedang
199 2 3 2 2 2 2 1.78 Sedang
200 1 2 1 1 1 1 2.67 Berat
201 2 3 2 2 2 2 1.77 Sedang
202 1 3 1 1 1 1 2.32 Berat
203 0 3 0 0 0 1 2.18 Berat
204 2 3 2 2 2 2 1.44 Ringan
205 0 2 0 0 2 1 2.13 Berat
206 2 3 1 1 1 2 1.68 Ringan
207 0 2 0 0 2 1 2.33 Berat

Universitas Sumatera Utara


107

208 2 3 1 1 2 2 1.76 Sedang


209 2 3 1 1 2 2 1.67 Sedang
210 2 3 2 2 2 2 2.33 Berat
211 2 3 2 2 2 2 1.87 Sedang
212 0 2 1 1 1 1 2.17 Berat
213 2 3 1 1 1 2 1.43 Ringan
214 2 3 1 2 2 2 2.16 Berat
215 2 3 1 1 2 2 1.77 Sedang
216 0 3 0 0 2 1 2.18 Berat
217 2 3 2 2 2 2 1.95 Sedang
218 2 3 1 1 1 2 2.33 Berat
219 1 3 0 0 2 1 2.23 Berat
220 2 3 1 1 1 2 1.88 Sedang
221 2 3 1 1 1 2 1.47 Ringan
222 2 3 1 1 1 2 1.65 Ringan
223 0 2 0 0 2 1 2.34 Berat
224 0 3 0 0 2 1 2.23 Berat
225 2 3 2 2 1 2 2.17 Berat
226 2 3 1 2 2 2 1.88 Sedang
227 0 3 0 0 2 1 2.18 Berat
228 2 3 2 2 2 2 1.55 Ringan
229 1 3 0 0 2 1 2.33 Berat
230 0 2 1 1 1 1 2.18 Berat
231 1 3 0 0 2 1 2.25 Berat
232 2 3 1 1 1 2 1.97 Sedang
233 3 3 2 2 2 2 1.47 Ringan

Universitas Sumatera Utara


108

234 2 3 1 1 2 2 1.65 Ringan


235 2 3 1 1 1 2 1.94 Sedang
236 0 2 0 0 2 1 2.18 Berat
237 2 3 1 1 1 2 1.45 Ringan
238 3 3 3 3 2 3 1.78 Sedang
239 0 2 0 0 2 1 2.15 Berat
240 0 2 0 0 2 1 2.33 Berat
241 3 3 2 2 2 2 1.44 Ringan
242 2 3 1 1 2 2 2.16 Berat
243 2 3 1 1 1 2 1.75 Sedang
244 1 3 1 1 2 2 2.15 Berat
245 1 3 1 1 2 2 1.45 Ringan
246 1 3 1 1 1 1 2.15 Berat
247 2 3 1 1 2 2 1.44 Ringan
248 1 3 1 1 1 1 2.34 Berat
249 2 3 1 1 2 2 1.77 Sedang
250 2 3 1 1 2 2 1.78 Sedang
251 1 3 1 1 1 1 2.39 Berat
252 2 3 1 1 1 2 1.45 Ringan
253 1 3 0 0 2 1 2.22 Berat
254 2 3 1 1 2 2 1.78 Sedang
255 2 3 1 1 2 2 1.88 Sedang
256 2 3 1 1 1 2 1.75 Sedang
257 2 3 0 0 2 1 2.33 Berat
258 2 3 1 1 2 2 1.46 Ringan
259 2 3 3 3 2 3 2.31 Berat

Universitas Sumatera Utara


109

260 2 3 1 1 1 2 1.76 Sedang


261 2 3 1 1 1 2 1.68 Sedang
262 1 2 0 0 2 1 2.15 Berat
263 2 3 2 2 2 2 1.54 Ringan
264 2 3 1 1 2 2 2.15 Berat
265 2 3 1 1 2 2 1.76 Sedang
266 0 2 0 0 2 1 2.14 Berat
267 2 3 1 1 2 2 1.77 Sedang
268 2 3 1 1 1 2 1.87 Sedang
269 2 3 1 1 2 2 1.65 Ringan
270 2 3 1 1 1 2 1.45 Ringan
271 2 3 1 1 1 2 1.45 Ringan
272 2 3 1 1 2 2 1.77 Sedang
273 1 2 0 0 0 1 2.18 Berat
274 2 3 1 1 1 2 1.76 Sedang
275 2 3 1 1 1 2 1.88 Sedang
276 2 3 2 2 2 2 1.48 Ringan
277 1 2 0 0 0 1 2.19 Berat
278 2 3 1 1 2 2 1.78 Sedang
279 2 3 2 1 2 2 1.83 Sedang
280 2 3 1 1 2 2 1.48 Ringan
281 2 3 2 2 2 2 2.17 Berat
282 1 3 1 1 2 2 1.77 Sedang
283 2 3 1 1 1 2 1.85 Sedang
284 1 2 1 1 1 1 1.56 Ringan
285 2 3 1 1 2 2 1.88 Sedang

Universitas Sumatera Utara


110

286 1 3 1 1 1 1 2.39 Berat


287 1 3 1 1 2 2 1.45 Ringan
288 0 3 0 1 1 1 2.16 Berat
289 2 3 1 1 1 2 1.77 Sedang
290 1 2 1 1 2 1 2.16 Berat
291 2 3 1 1 1 2 1.46 Ringan
292 2 3 1 1 1 2 2.17 Berat
293 3 3 2 2 2 2 1.76 Sedang
294 3 3 2 2 1 2 2.16 Berat
295 1 2 1 1 2 1 2.34 Berat
296 0 3 0 0 1 1 2.22 Berat
297 1 3 1 1 1 1 2.35 Berat
298 0 2 0 1 1 1 2.18 Berat
299 2 3 1 1 2 2 1.77 Sedang
300 2 3 1 1 1 2 1.49 Ringan
301 2 3 2 2 1 2 1.77 Sedang
302 2 3 2 2 2 2 1.87 Sedang
303 1 2 1 1 1 1 2.33 Berat
304 2 3 1 2 2 2 1.79 Sedang
305 1 2 1 1 1 1 2.21 Berat
306 2 3 1 1 2 2 1.77 Sedang
307 1 2 2 2 1 2 1.78 Sedang
308 2 3 2 1 1 2 1.43 Ringan
309 1 3 1 1 2 2 1.54 Ringan
310 2 3 1 1 1 2 1.76 Sedang
311 0 2 0 0 2 1 2.16 Berat

Universitas Sumatera Utara


111

312 2 3 1 1 1 2 1.54 Ringan


313 2 3 1 1 1 2 2.18 Berat
314 3 3 2 1 2 2 1.49 Sedang
315 2 3 1 1 1 2 2.23 Berat
316 3 3 2 2 2 2 1.56 Ringan
317 2 3 1 1 1 2 1.57 Ringan
318 1 2 1 1 1 1 2.17 Berat
319 2 3 2 2 2 2 1.76 Sedang
320 2 2 2 2 2 2 1.45 Ringan
321 1 2 1 1 1 1 2.16 Berat
322 2 3 1 1 1 2 1.87 Sedang
323 2 3 1 1 1 2 2.16 Berat
324 2 3 1 1 1 2 1.65 Ringan
325 0 2 0 0 0 0 2.22 Berat
326 2 3 1 1 1 2 1.56 Ringan
327 1 3 1 1 1 1 2.17 Berat
328 2 3 2 2 2 2 1.79 Sedang
329 2 3 1 1 1 2 1.88 Sedang
330 1 3 1 1 1 1 2.21 Berat
331 0 2 0 0 1 1 2.16 Berat
332 1 3 1 1 1 1 2.25 Berat
333 2 3 2 2 2 2 1.78 Sedang
334 1 2 1 1 1 1 2.14 Berat
335 2 3 1 1 1 2 1.46 Ringan
336 2 3 1 1 1 2 2.15 Berat
337 2 3 1 1 1 2 1.65 Ringan

Universitas Sumatera Utara


112

338 0 2 0 0 0 0 2.16 Berat


339 2 3 2 2 1 2 1.46 Ringan
340 1 3 1 1 1 1 2.17 Berat
341 2 3 1 1 1 2 1.67 Ringan
342 2 3 1 1 1 2 1.63 Ringan
343 3 3 2 2 2 2 1.77 Sedang
344 3 3 2 2 1 2 1.66 Ringan
345 2 3 1 1 1 2 1.77 Sedang
346 1 2 1 1 1 1 2.16 Berat
347 0 2 0 0 1 1 2.37 Berat
348 3 3 2 2 2 2 1.56 Ringan
349 2 3 1 1 1 2 2.31 Berat
350 3 3 3 3 3 3 1.77 Sedang
351 2 3 1 1 1 2 2.16 Berat
352 3 3 2 2 1 2 1.76 Sedang
353 2 3 1 1 1 2 2.36 Berat
354 2 3 1 1 1 2 1.78 Sedang
355 0 3 0 0 1 1 2.16 Berat
356 2 3 1 1 1 2 2.33 Berat
357 3 3 3 3 3 3 1.47 Ringan
358 3 3 3 1 1 2 1.76 Sedang
359 2 3 2 2 1 2 2.19 Berat
360 0 2 0 0 0 0 1.88 Sedang
361 2 3 1 1 1 2 1.79 Sedang
362 1 3 1 1 1 1 2.38 Berat

Universitas Sumatera Utara


113

Lampiran 3. Output SPSS

Universitas Sumatera Utara


114

Universitas Sumatera Utara


115

Universitas Sumatera Utara


116

Universitas Sumatera Utara


117

Universitas Sumatera Utara


118

Universitas Sumatera Utara


119

Universitas Sumatera Utara


120

Universitas Sumatera Utara


121

Universitas Sumatera Utara


122

Universitas Sumatera Utara


123

Universitas Sumatera Utara


124

Universitas Sumatera Utara


125

Universitas Sumatera Utara


126

Universitas Sumatera Utara


127

Universitas Sumatera Utara


128

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian

Universitas Sumatera Utara


129

Lampiran 5. Permohonan Izin Penelitian USU

Universitas Sumatera Utara


130

Lampiran 6. Permohonan Izin Penelitian ke Sekolah

Universitas Sumatera Utara


131

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian ke Dinas Pendidikan Prov.SU

Universitas Sumatera Utara


132

Lampiran 8. Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 21 Medan

Universitas Sumatera Utara


133

Lampiran 9. Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 2 Medan

Universitas Sumatera Utara


134

Lampiran 10. Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 12 Medan

Universitas Sumatera Utara


135

Lampiran 11. Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 11 Medan

Universitas Sumatera Utara


136

Lampiran 12. Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 15 Medan

Universitas Sumatera Utara


137

Lampiran 13. Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 6 Medan

Universitas Sumatera Utara


138

Lampiran 14. Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 8 Medan

Universitas Sumatera Utara


139

Lampiran 15. Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 10 Medan

Universitas Sumatera Utara


140

Lampiran 16. Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 7 Medan

Universitas Sumatera Utara


141

Lampiran 17. Surat Permohonan Izin Penelitian SMA Negeri 3 Medan

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai