SKRIPSI
Oleh
ERLISDA YANTI
NIM. 171000052
SKRIPSI
Oleh
ERLISDA YANTI
NIM. 171000052
ii
“Kebiasaan Sarapan Pagi, Asupan Gizi dan Status Gizi pada Anak SD
Negeri 17 Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara” beserta seluruh isinya
adalah benar karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko
atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak
Erlisda Yanti
iii
Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang harus diperhatikan
tumbuh dan kembangnya. Anak usia sekolah membutuhkan asupan gizi yang
baik, asupan gizi yang baik akan mempengaruhi status gizi seseorang, anak usia
sekolah sangat penting melakukan sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah
agar pada saat di sekolah siswa akan berkonsentrasi untuk memperoleh pelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan sarapan pagi, asupan gizi dan
status gizi pada anak SD Negeri 17 Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara.
Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan desain Cross Sectional yang
dilaksanaan di SD Negeri 17 Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara. Sampel
pada penelitian ini berjumlah 80 siswa. Metode pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan kuesioner dengan wawancara langsung dan melakukan
pengukuran berat badan siswa dengan menggunakan timbangan digital serta
pengukuran tinggi badan siswa dengan menggunakan alat ukur tinggi badan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa siswa berstatus gizi normal sebesar 83,8%.
Kebiasaan sarapan pagi siswa/i dapat dikatakan baik dengan presentase 60% yaitu
siswa/i sering melakukan sarapan pagi. Kecukupan energi pada siswa adalah
sebesar 75% termasuk dalam kategori normal sedangkan kecukupan protein siswa
sebesar 75% juga termasuk dalam kategori normal. Peran orangtua terutama ibu
memiliki pengaruh besar dalam membentuk kebiasaan sarapan anak dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan anak sekolah, dimana orangtua yang dapat
mengatur asupan gizi untuk anaknya sehingga akan berpengaruh ke status gizi
anak sekolah. Guru juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas
gizi anak, dengan cara guru memberi motivasi kepada anak sekolah untuk
menerapkan gaya hidupsehat.
iv
School-age children are the nation's next generation whose growth and
development must be considered. School-age children need good nutritional
intake, good nutritional intake will affect a person's nutritional status, school-age
children are very important to have breakfast before going to school so that at
school students will concentrate on learning. This study aims to determine the
breakfast habits, nutritional intake and nutritional status of children at SD Negeri
17 Air Putih District, Batu Bara Regency. The type of research is quantitative
with a cross sectional design which is carried out at SD Negeri 17 Air Putih
Subdistrict, Batu Bara Regency. The sample in this study amounted to 80 students.
Data collection methods were carried out using questionnaires with direct
interviews and measuring students' weight using digital scales and measuring
students' height using microtoise. The results showed that students with normal
nutritional status were 83.8%. Students' breakfast habits can be said to be good
with a percentage of 60%, namely students often have breakfast. Energy adequacy
in students is 75% included in the normal category while students' protein
adequacy of 75% is also included in the normal category. The role of parents,
especially mothers, has a major influence in shaping children's breakfast habits
during the growth and development of school children, where parents can
regulate nutritional intake for their children so that it will affect the nutritional
status of school children. Teachers also have an important role in improving the
nutritional quality of children, by means of teachers motivating school children to
adopt a healthylifestyle.
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
berjudul “Kebiasaan Sarapan Pagi, Asupan Gizi dan Status Gizi pada Anak
SD Negeri 17 Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara”. Skripsi ini adalah
salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada
kepada :
1. Dr. Muryanto Amin. S.Sos., M.Si selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
3. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si., selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan
5. Dra. Jumirah, Apt., M.Kes., selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu
6. Ecia Meilonna Koka, S.K.M., M.Kes., selaku Dosen Penguji II yang telah
vi
Masyarakat.
8. Marihot Oloan Samosir, S.T., selaku Staf Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat
skripsi ini.
10. Terimakasih kepada Kepala Sekolah SD Negeri 17 Desa Titi Payung yang telah
memberi izin untuk melakukan penelitian dan telah memberikan informasi kepada
penulis.
11. Teristimewa untuk kedua orang tua, Ahmad Adarbi dan Erma Suti Nasution serta
kedua adik penulis, Muhammad Afif Fadillah dan Riska Rahmadani yang
senantiasa memberikan do’a, dukungan, moril, motivasi serta kasih sayang yang
skripsi ini.
12. Terimakasih kepada Rafli, Btari, Sabila, Dwisti, Nila, Suci, dan Intan yang telah
memberikan motivasi, dukungan serta bantuan yang luar biasa selama ini dari
13. Terimakasih kepada para Wanita Cantik (Anggi, Putri, Rani, Susi dan Wina) yang
14. Teman-teman tercinta peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat 2017 yang telah
vii
15. Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusinya dalam
16. Yang terakhir, terimakasih untuk diri sendiri yang sudah berjuang sampai sejauh
sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat
bagi pembaca.
ErlisdaYanti
viii
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran xiv
Daftar Istilah xv
Riwayat Hidup xvi
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 4
Tujuan Penelitian 4
Manfaat Penelitian 5
Tinjauan Pustaka 6
Kebiasaan Sarapan Pagi 6
Asupan Gizi 9
Status Gizi 13
Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi 14
Penilaian status gizi 17
Landasan Teori 21
Kerangka Konsep 21
Metode Penelitian 24
Jenis Penelitian 24
Lokasi dan Waktu Penelitian 24
Populasi dan Sampel 24
Variabel dan Definisi Operasional 25
Metode Pengumpulan Data 26
Metode Pengukuran 26
Metode Analisis Data 29
Hasil Penelitian 31
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 31
Karakteristik Siswa 32
Kebiasaan Sarapan Pagi 35
ix
Daftar Pustaka 48
Lampiran 51
No Judul Halaman
xi
xii
No Judul Halaman
xiii
No Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian 51
5 Dokumentasi Penelitian 55
6 Master Data 58
7 Output SPSS 62
xiv
xv
pada tanggal 06 Mei 1999. Penulis beragama islam, anak pertama dari tiga
bersaudara dari pasangan Bapak Ahmad Adarbi dan Ibu Erma Suti Nasution.
Erlisda Yanti
xvi
Latar Belakang
merupakan penerus bangsa, mutu masa depan bangsa ditentukan dari mutu anak
pada saat ini. Masa anak-anak ialah masa dimana seseorang anak harus
dalam hal kecukupan gizi anak karena sangat mempengaruhi kecerdasan dan
produktivitas seseorang.
Anak pada usia sekolah ialah anak berumur 6- 12 tahun yang tengah alami
perkembangan serta pertumbuhan raga ataupun mental. Pada anak umur sekolah
yang sudah berumur 10- 12 tahun pada dasarnya telah tercantum dalam golongan
anak muda serta kebutuhan gizinya bertambah secara bermakna. Masa anak muda
ialah peralihan dari masa kanak- kanak jadi anak muda hingga berusia. kebutuhan
gizi pada masa ini sangat bernilai sebab mempengaruhi terhadap perkembangan
masa pubertas, kerutinan jajanan, haid serta penampilan fisik (body image)
gizi anak di Indonesia cukup tinggi. Tercatat presentase stunting sebesar 37,1%,
anak dengan status gizi kurang sebesar 19,6%, dan anak bergizi lebih sebanyak
prevalensi nasional anak usia sekolah (5-12 tahun) kurus adalah 11,2%. Selain
masalah anak kurus juga terdapat masalah anak gemuk yaitu anak usia sekolah (5-
1
Universitas Sumatera Utara
2
semua zat gizi yang diperlukan untuk fungsi normal tubuh, sebaliknya bila
makanan tidak dipilih dengan baik tubuh akan mengalami kekurangan zat gizi
esensial tertentu. Fungsi zat gizi dalam tubuh yaitu memberi energi, pertumbuhan
dan pemeliharaan tubuh, serta untuk mengatur proses tubuh (Almatsier, 2010).
Pengukuran status gizi merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk
dilakukan agar dapat terhindar dari salah satu komplikasinya yaitu malnutrisi.
Masalah menu, porsi, dan waktu makan merupakan faktor yang dapat
Asupan gizi yang salah atau tidak tepat menyebabkan masalah seperti
kekurangan berat badan dan kelebihan berat badan (Almatsier, 2010). Secara
umum, kurangnya asupan makanan dapat menyebabkan defisiensi gizi pada anak
Padahal dengan tidak sarapan akan berdampak buruk terhadap proses belajar di
dan meningkatkan risiko jajan yang tidak sehat (Kemkes RI, 2014). Analisis data
RISKESDAS 2010 yang dilakukan terhadap konsumsi pangan pada 35.000 anak
usia sekolah dasar, menunjukkan bahwa 26,1% anak hanya sarapan dengan
minuman (air, teh dan susu) dan sebesar 44,6% yang sarapan hanya memperoleh
asupan energi kurang dari 15% Angka Kecukupan Gizi (AKG). Sedangkan
menurut Riset Kesehatan Dasar (2013) menemukan 41,7% subjek jarang sarapan
pagi, prevalensi status gizi kurang pada anak sekolah dasar termasuk rendah,
sehingga anemia pada anak sekolah di Indonesia pada umur 5-14 tahun adalah
lemak, vitamin, mineral dan serat, serta air yang cukup untuk membantu proses
2004). Sarapan pagi termasuk dalam Pedoman Gizi Seimbang (PGS) Tahun 2014
pada pesan ke VI. Hal ini menandakan bahwa untuk mendapatkan asupan gizi
yang seimbang, perlu dilakukan sarapan pagi secara rutin. Sarapan pagi bagi anak
usia sekolah sangatlah penting, karena waktu sekolah adalah penuh dengan
132 orang anak sekolah dasar di Kecamatan Bukit Raya kota Pekanbaru,
didapatkan 58,3% sering sarapan pagi dan 41,7% yang jarang sarapan pagi. Status
gizi anak sekolah dasar tersebut didapatkan 4,5% yang berstatus gizi gemuk,
Kabupaten Batu Bara merupakan sekolah yang memiliki jumlah siswa yang cukup
masuk sekolah yang cukup cepat, membuat anak sekolah sering melewatkan
sarapanpagi.
Sekolah Dasar Negeri 17 Desa Titi Payung Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu
yang terbiasa mengonsumsi sarapan pagi dan 10 siswa (66,7%) yang tidak
sarapan pagi, 3 siswa sarapan dengan nasi, lauk, dan sayur, sementara 2 siswa
lainnya sarapan dengan susu atau teh manis dan roti. Dalam survei tersebut, alasan
para siswa tidak terbiasa mengonsumsi sarapan pagi adalah karena tidak sempat
(30%), tidak ada yang menyiapkan sarapan (20%), dan tidak selera makan atau
tidak lapar(50%).
penelitian tentang Kebiasaan Sarapan Pagi, Asupan Gizi Dan Status Gizi Pada
Perumusan Masalah
penelitian ini adalah bagaimana kebiasaan sarapan pagi, asupan gizi dan status
gizi pada anak Sekolah Dasar di SD Negeri 17 Kecamatan Air Putih Kabupaten
Batu Bara?
Tujuan Penelitian
asupan gizi dan status gizi pada anak Sekolah Dasar di SD Negeri 17 Kecamatan
Manfaat Penelitian
17 Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara mengenai kebiasaan sarapan pagi
konsumsi sarapan pagi. Sebagai informasi bahwa sarapan pagi itu penting dan
status gizi anak Sekolah Dasar harus terpenuhi, menjaga makanan dengan asupan
gizi yang baik juga sangat penting bagi anak Sekolah Dasar di SD Negeri 17
Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara dan menambah informasi dan
pengetahuan kebiasaan sarapan pagi, asupan gizi dan status gizi sebagai sumber
aktivitas fisik pada hari itu. Sarapan sehat setidaknya mengandung unsur empat
sehat lima sempurna, sehingga setiap orang harus mempersiapkan diri untuk
Sarapan pagi termasuk dalam Pedoman Gizi Seimbang Tahun 2014 pada
pesan keenam. Sarapan pagi dengan makanan yang beraneka ragam akan
mempunyai peranan penting bagi anak sekolah usia 6-14 tahun, yaitu untuk
Sarapan pagi bagi anak usia sekolah sangatlah penting, karena waktu
sekolah adalah penuh aktivitas yang membutuhkan energi cukup besar. Untuk
sarapan pagi harus memenuhi sebanyak ¼ kalori dalam sehari (Depkes RI, 2012).
Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan antara bangun pagi
sampai jam 9 pagi untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian (15-30%
kebutuhan gizi) dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif dan produktif
Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof
dilakukan sebelum jam 9 pagi, karena satu jam sebelum aktivitas pekerjaan
6
Universitas Sumatera Utara
7
dimulai, kadar gula darah dalam tubuh mulai menurun, untuk mencegah hal
Sarapan membekali tubuh dengan zat gizi yang diperlukan untuk berpikir,
bekerja dan melakukan aktivitas fisik secara optimal setelah bangun pagi. Bagi
belajar dan stamina (Kemkes RI, 2014). Pada Pedoman Gizi Seimbang Tahun
2014 dikatakan bahwa sarapan yang baik terdiri dari pangan karbohidrat, pangan
Jajan yang terlalu sering dapat mengurangi nafsu makan anak di rumah. Selain itu,
banyak makanan jajanan yang kurang memenuhi syarat kesehatan sehingga akan
karbohidrat sehingga lebih tepat sebagai snack antar waktu makan, bukan sebagai
dan lemak seperti makanan gorengan dan lain-lain yang berpeluang menjadi
gemuk atau status gizi lebih, sedangkan kalau makanan jajanan yang dibeli seperti
makanan ringan, es, permen maka anak ini merupakan anak yang berisiko rendah
gizi terutama kalori sehingga kalau ini dikonsumsi setiap hari maka anak akan
konsentrasi di kelas biasanya buyar karena tubuh tidak memperoleh masukan gizi
yang cukup. Sebagai gantinya siswa memilih jajan di sekolah untuk mengganjal
perut. Tetapi kualitas makanan jajan tidak seimbang. Oleh karena itu, kebiasaan
sarapan dipertahankan dalam setiap keluarga. Selain itu, sarapan pagi berperan
penting terutama untuk menyediakan energi serta gairah belajar dan kerja pada
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak tidak terbiasa sarapan pagi,
yaitu tidak dibiasakan sarapan oleh orangtua juga pemberian uang jajan yang
menjadi perilaku yang baik apabila dilakukan secara rutin atau menjadi kebiasaan.
Kebiasaan sarapan terutama pada anak sangat dipengaruhi oleh perilaku orangtua
Jenis makanan untuk sarapan dapat dipilih dan disusun sesuai dengan
keadaan dan akan lebih baik bila terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran,
Sarapan pagi yang baik harus banyak mengandung karbohidrat karena akan
merangsang glukosa dan mikro nutrient dalam otak yang dapat menghasilkan
energi, selain itu dapat berlangsung memacu otak agar membantu memusatkan
dalam memberi energi untuk otak, sarapan dapat membantu meningkatkan daya
ingat dan konsentrasi. Sarapan pagi merupakan makanan khusus untuk otak, hal
ini didukung dengan pendapat Klienman (2013) dalam Sukiniarti (2015) yang
menunjukkan bahwa makan pagi berkaitan erat dengan kecerdasan mental. Secara
tidak langsung, dapat memberikan pengaruh positif terhadap diri manusia dalam
seimbang. Angka kecukupan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang
Gambaran Asupan Zat Gizi dan Prestasi Belajar pada Siswa Stunting di Yayasan
dijelaskan bahwa asupan zat gizi siswa stunting di Yayasan Pendidikan SMP
Swasta Anugerah Sitinjo Kabupaten Dairi tahun 2017 menurut jenis makanan
masih belum beraneka ragam, dapat diketahui dari kurangnya variasi menu setiap
kali makan cenderung mengkonsumsi dua jenis makanan (makanan pokok dan
makanan pokok, sumber protein sedangkan sayuran, buah dan susu masih kurang
dikonsumsi. Lebih dari 80% asupan zat gizi makro siswa stunting yaitu asupan
energi dan asupan protein juga masih tergolong kurang. Lebih dari 80% asupan
zat gizi mikro siswa stunting yaitu asupan vitamin A, asupan kalsium, asupan
Anak dari golongan usia sekolah memerlukan makanan yang kurang lebih
sama dengan yang dianjurkan untuk anak prasekolah tetapi porsinya harus lebih
badan dan aktivitas (Adriani dan Bambang, 2012). Kebutuhan gizi harus
disesuaikan dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh anak usia sekolah.
Oleh karena itu, ada beberapa fungsi dan sumber zat gizi yang perlu diketahui
metabolisme basal. Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh
seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Setelah itu bahan
Semua makanan yang dibuat dari dan dengan bahan makanan tersebut merupakan
sumber energi. Kebutuhan energi pada anak usia sekolah bagi anak perempuan
sebesar 1900 kkal/hari dan bagi anak laki-laki sebesar 2000 kkal/hari.
lemak, dan protein. Energi yang terbentuk dapat digunakan untuk melakukan
buahan umumnya menyumbang paling sedikit 50% atau separuh kebutuhan energi
sekolah, bagi anak perempuan sebesar 280 gram dan bagi anak laki-laki sebesar
Protein. Pada anak usia sekolah, kebutuhan protein relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan orang dewasa. Angka Kecukupan Protein (AKP) anak usia
sekolah usia 7-9 tahun adalah 400 mg untuk laki-laki dan perempuan, usia 10-12
tahun laki-laki adalah 500 mg sedangkan untuk perempuan 550 mg. Disarankan
untuk memberi protein 1,5-2 g/kg berat badan bagi anak sekolah atau sekitar 10-
sumber protein yang baik dalam jumlah maupun mutu seperti telur, susu, daging,
unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati adalah kedelai, kacang dan hasil
olahan lainnya seperti tahu dan tempe serta kacang-kacangan lain (Almatsier,
2010).
diperlukan oleh tubuh, sebagai pembentuk struktur tubuh, mengatur proses yang
berlangsung dalam tubuh secara langsung dan tidak langsung serta sebagai
akan semakin berkurang dan lambat laun akan terjadi penurunan berat badan.
terjadinya kelainan pada kulit. Sumber lemak diantaranya yaitu minyak, susu,
minyak kacang tanah, minyak jagung, olive, minyak ikan dan lain-lain. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI (2019), kebutuhan lemak untuk anak usia 10-12
tahun bagi anak laki-laki sebesar 50gr/hari dan bagi anak perempuan adalah
sebesar 55 gr/hari.
perkembangan normal. Bila asupan vitamin dan mineral tidak mencukupi maka
defisiensi.
Asupan harian vitamin larut lemak ditentukan dari berat badan. Pemberian
kelompok usia anak sekolah. Vitamin D juga dibutuhkan untuk penyerapan dan
dietary, seperti lokasi geografis dan waktu yang dihabiskan di luar ruangan. Anak-
anak yang tinggal di daerah tropis tidak memerlukan tambahan vitamin D atau
hanya butuh sekitar 2,5 µg (100 IU) atau kurang dari itu untuk mengoptimalkan
tropis) memerlukan vitamin D yang berasal dari sumber bahan pangan sebesar 5
µg (200 IU).
Vitamin larut air yang dibutuhkan adalah vitamin C yang berperan aktif dalam
Mineral. Kebutuhan mineral pada anak usia sekolah sangat penting dalam
menjaga keadaan normal fisiologis tubuh. Mineral yang berperan adalah mineral
makro seperti elektrolit (natrium dan kalium) yang terlibat dalam regulasi
kesimbangan air dalam tubuh. Mineral dalam tulang (kalsium dan fosfor)
berperan penting sebagai kofaktor protein, regulasi fungsi otot, pembekuan darah
Mineral mikro atau trace elemen seperti zat besi terlibat dalam transport
oksigen yang jika kekurangan akan menyebabkan anemia. Mineral mikro lainnya
seperti zinc berperan bagi metabolisme energi, sintesis protein, pertumbuhan dan
Tabel 1
Angka Kecukupan Gizi Rata-rata yang Dianjurkan (Per Orang Anak Usia 7-12
Tahun)
Status gizi adalah keadaan seimbang dalam bentuk variabel tertentu atau
perwujudan dari nutriture (keadaan gizi) dalam bentuk variabel tertentu. Contoh:
pengeluaran iodium dalam tubuh. Status gizi terdiri dari dua macam yaitu status
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Status gizi dapat pula diartikan sebagai tanda fisik yang
gizi melalui variabel-variabel tertentu, yaitu indikator status gizi. Status gizi
seseorang dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang bergantung pada jumlah dan
jenis pangan yang dibeli, pemasukan, distribusi dalam keluarga dan kebiasaan
keadaaan keseimbangan zat gizi dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan
dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Hasdianah dan Yuly, 2014).
Status gizi merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang
output) akan zat gizi tersebut (Supariasa, 2012). Masalah gizi anak secara garis
besar merupakan dampak dari ketidakseimbangan antara asupan gizi dan keluaran
zat gizi (nutritional imbalance) yaitu asupan yang melebihi keluaran atau
(Arisman, 2010).
yang berhubungan dengan status gizi, pertama penyebab langsung adalah asupan
gizi dan penyakit infeksi. Kedua, penyebab tidak langsung yaitu ketersediaan
pangan tingkat rumah tangga, perilaku / asuhan ibu dan anak, pelayanan
rendah, ketersediaan pangan dan kesempatan kerja. Keempat, masalah dasar, yaitu
ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga
tersebut.
sikap dan perilaku orangtua atau masyrakat untuk mewujudkan dengan status
yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan keluarga.
4. Budaya. Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan
kebiasaan.
Faktor Internal, faktor internal yang mempengaruhi status gizi antara lain:
2. Kondisi fisik. Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang
mereka yang buruk. Bayi dan anak- anak yang kesehatannya buruk adalah
sangat rawan, karena pada periode hidup ini, kebutuhan zat gizi digunakan
Ada beberapa faktor yang membantu tercapainya status gizi yang baik yaitu :
1. Aktivitas fisik, aspek ini mempertahankan kebutuhan energi dan nafsu makan,
sendiri.
2. Interaksi sosial, hal ini mendorong orang untuk makan dan mempertahankan
Anak usia sekolah dasar dapat digambarkan sebagai anak yang berumur 6
tetapi dengan sedikit dengan pemberian makanan. Waktu lebih banyak dihabiskan
di sekolah sehingga anak usia ini mulai menyesuaikan dengan jadwal rutin.
waktu untuk berolahraga dan bermain. Anak pada usia sekolah dasar tumbuh
dengan perbedaan tinggi badan yang sudah mulai tampak. Ada sebagian anak
yang terlihat relatif lebih pendek atau lebih tinggi. Komposisi tubuh anak usia
maksimal jika kebutuhan gizi anak dapat terpenuhi. Selain itu pembiasaan pola
makan sehat di dalam keluarga harus benar-benar ditanamkan agar anak dapat
tumbuh dan berkembang secara maksimal (Didit dan Muhilal, 2006). Anak yang
tumbuuh pendek (stunting) dan prestasi belajarnya lebih rendah daripada anak-
dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode langsung dan metode tidak
langsung. Metode langsung adalah metode yang cara kerjanya berhubungan atau
bertemu dengan responden yang ingin diketahui status gizinya. Metode ini terbagi
atas empat cara penilaian status gizi, yaitu secara klinis, biokimia, biofisik dan
antropometri.
Penilaian status gizi secara klinis sangat penting sebagai langkah pertama
untuk mengetahui status gizi masyarakat. Metode ini diadasrkan atas perubahan-
perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini
dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau
pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical
surveys) survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis
diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh,
antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan
otot. Metode ini digunakan untuk sutau peringatan bahwa kemungkinan akan
terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah agi. Banyak gejala klinis yang kurang
spesifik, maka penentuan kimia faal dapat lebih banyak menolong untuk
Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
struktur dari jaringam. Oemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda dan
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan gizi.
antropometri gizi indikator yang umum dikenal dalam penelitian status gizi yaitu
Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dan
Berat Badan menurut Umur (BB/U). Berat badan adalah salah satu
parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitive
menurunnya nafsu makan. Mengingat karakteristik berat badan yang labil maka
indeks BB/U hanya untuk anak sekolah umur 5-10 tahun. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh WHO, untuk umur diatas 10 tahun apabila tetap menggunakan
pada umur lebih dari 10 tahun, status gizi anak sudah banyak dipengaruhi oleh
pertumbuhan tinggibadannya.
dan kekurangan yang perlu mendapat perhatian. Kelebihan indeks BB/ U yaitu:
1. Dapat lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum
1. Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang tidak benar bila terdapat
oedema
tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah gizi
dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat besi terhadap tinggi badan
akan nampak dalam waktu yang lama. Berdasarkan karakteristik di atas, maka
indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu. Perwujudan dari nutriture dalam
Tabel 2
dan lain-lain) tidak didasarkan pada berat badan anak menurut umur (BB/U).
Pemeriksaan BB/ U dilakukan untuk memantau berat badan anak, sekaligus untuk
melakukan deteksi dini anak yang kurang gizi (gizi kurang dan gizi buruk).
sarana pelayanan kesehatan (puskemas dan klinik tumbuh kembang rumah sakit)
KMS (Kartu Menuju Sehat), yang dibedakan antara anak laki-laki dan anak
perempuan. Status gizi anak < 2 tahun ditentukan dengan menggunakan tabel
(BB/TB).
untuk anak sekolah berumur 5-19 tahun atau sesuai ketetapan di Indonesia adalah
anak sekolah berumur 5-18 tahun. Penilaian TB/U dengan menghitung nilai
Metabolisme Index (BMI) mencerminkan status gizi masa sekarang karena sangat
sangat stabil.
Saat ini, IMT/U merupakan penilaian status gizi yang paling dianjurkan
Landasan Teori
usia 6-12 tahun. Ditinjau dari sudut masalah kesehatan gizi, maka anak usia
sekolah yaitu 6-12 tahun, termasuk golongan masyarakat yang disebut masyarakat
rentan gizi, yaitu kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan
gizi, sedangkan pada saat itu mereka mengalami pertumbuhan yang sangat pesat
dan membutuhkan zat-zat gizi dalam jumlah yang relatif besar. Maka kesehatan
yang baik ditunjang oleh keadaan status gizinya (United Nation Children’s Fund,
2013). Status gizi anak dipengaruhi oleh faktor langsung. Menurut United Nation
Children’s Fund (UNICEF), ciri pertama akan mempengaruhi asupan gizi dan
Kemudian faktor tersebut akan mempengaruhi asupan gizi dan penyakit infeksi,
dan selanjutnya kedua faktor tersebut secara langsung akan mempengaruhi status
gizi (United Nation Children’s Fund, 2013). Jika asupan gizinya sesuai maka
status gizinya disebut seimbang atau baik. Sedangkan status gizi tidak seimbang
dapat muncul dalam bentuk status gizi kurus atau gizi kurang, yaitu apabila
asupan gizi tidak mencukupi dan dalam bentuk gizi lebih yaitu melebihi dari
kebutuhan. Selain faktor tersebut menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
pagi dengan status gizi. Bagi anak yang tidak sarapan mempunyai risiko terhadap
status gizi. Menurut Khomsan (2005), alasan mengapa banyak anak di Indonesia
biasanya melewatkan sarapan pagi sebelum sekolah adalah karena tidak ada
makanan yang bisa dimakan, makanan yang tidak menarik, jenis makanan yang
terbatas) karena mereka harus berangkat pagi hari. Selain faktor tersebut menurut
Call dan Levinson dalam Supariasa (2012), bahwa status gizi dipengaruhi oleh
penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung terdiri dari dua faktor
yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan, terutama adanya penyakit infeksi.
penyebab tidak langsung kandungan zat gizi dalam bahan makanan, kebiasaan
Ketersediaan Pangan
Kebiasaan Sarapan
Budaya Setempat Pagi :
Kerangka Konsep
Kebiasaan Sarapan
Pagi
- Frekuensi
Sarapan
- JenisSarapan
- Jumlah
Sarapan
Jenis Penelitian
mengetahui kebiasaan sarapan pagi, asupan gizi dan status gizi pada anak sekolah
dasar di SD Negeri 17 Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara. Penelitian ini
dilakukan pada satu saat atau periode tertentu dan pengamatan studi hanya
yaitu seluruh siswa kelas IV dan V SD Negeri 17 Kecamatan Air Putih Kabupaten
1. peneliti menganggap bahwa siswa pada kelas IV dan V tersebut sudah cukup
24
Universitas Sumatera Utara
25
2. Peneliti tidak mengambil sampel siswa kelas VI karena siswa kelas VI akan
yaitu kebiasaan sarapan pagi, sumbangan sarapan pagi terhadap kecukupan gizi
sehari dan asupan gizi pada anak sekolah dasar. Sedangkan variabel dependent
Definisi Operasional
mengonsumsi makanan yang dilakukan oleh siswa pada pagi hari mulai pukul
06.00-08.00 WIB, terdiri dari jenis sarapan, frekuensi sarapan dan jumlah sarapan.
oleh siswa, yang dilihat dari tingkat keberagaman konsumsi sarapan pagi.
dikonsumsi oleh siswa pada saat sarapan pagi yang dilihat dari jumlah energi dan
Asupan zat gizi. Asupan zat gizi adalah jumlah rata-rata energi dan
sarapan pagi terhadap kecukupan gizi sehari adalah besar asupan energi dan
protein sarapan pagi terhadap kecukupan energi dan protein dalam satu hari.
Status gizi. Status gizi adalah keadaan tubuh yang diukur dengan cara
menghitung Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) dan Tinggi Badan
Data primer. Pengumpulan data primer diperoleh dengan dua cara, yaitu
kemudian setiap jenis makanan yang tertulis pada lembar foodrecall 24 jam akan
dihitung kandungan energi (kkal) dan protein (gr). Sedangkan pengukuran berat
badan dan tinggi badan responden sehingga dapat diketahui nilai TB/U dan
Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara diperlukan untuk melihat jumlah
setiap kelas pada anak Sekolah Dasar dan gambaran umum sekolah.
Metode Pengukuran
variabel.
ditetapkan dari frekuensi sarapan pagi, jenis sarapan pagi dan jumlah sarapan
2. Tidak Baik, apabila satu atau dua kategori dari frekuensi sarapan pagi dan jumlah
diukur dengan kuesioner yang meliputi kebiasaan sarapan pagi dalam satu
3. Tidak Pernah
dari jumlah energi serta protein yang dikonsumsi oleh anak sekolah antara jam
06.00-08.00 WIB, kemudian konversi jumlah energi serta protein didapatkan dari
hasil food recall 24 jam dalam satuan ukuran rumah tangga. Berat makanan dalam
satuan ukuran rumah tangga dikonversi dalam ukuran gram bahan makanan
selanjutnya dikonversi dalam ukuran satuan kalori (kkal) untuk energi dan satuan
gram (gr) untuk protein. Jumlah sarapan pagi dilihat berdasarkan sumbangan zat
gizi terhadap AKG. Sumbangan energi dan protein sarapan didapatkan dari makan
pagi anak sekolah, kemudian dibagi dengan AKG (energi dan protein) kemudian
1. Cukup (20-30%)
2. Kurang (<20%)
Tingkat kecukupan zat gizi energi dan protein. Asupan zat gizi pada
anak sekolah dasar yang dilihat dari hasil kuesioner food recall 24 jam dengan
protein yang dianjurkan untuk anak sekolah dasar dengan angka kecukupan energi
sebesar 2000 kkal untuk anak laki-laki usia 10-12 tahun dan 1900 kkal untuk anak
Nomor 28 Tahun 2019). Hasil analisa food recall 24 jam akan dihitung rata-rata
jumlah zat gizi energi dan protein. Untuk mengukur tingkat energi dan protein
menggunakan rumus :
(sumber : Supariasa,2001)
4. Normal(90-119%)
Status gizi. Status gizi dinilai dengan cara melakukan pengukuran Berat
Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh
Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 pada anak usia 5-18 tahun. Status gizi anak
sekolah dapat diukur menggunakan software WHO Anthro Plus dengan melihat
cm.
Tabel 4
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Usia 5-18 Tahun Berdasarkan
Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U)
data yang telah diperoleh atau dikumpulkan. Pada tahap ini peneliti menghitung
pertanyaan) dan konsisten (antara beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan isi
jawabannya konsisten)
Analisis data. Data dianalisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk
Sekolah Dasar Negeri 17 terletak Desa Titi Payung Kecamatan Air Putih
Kabupaten Batu Bara. Sekolah ini memiliki luas bangunan sebesar 3 m2. Sarana
dan prasarana yang terdapat di sekolah ini yaitu memiliki 12 ruangan kelas, 1
dan lapangan upacara. Sekolah ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan
Desa Titi Payung Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara pada tahun ajaran
2021/2022 sebanyak 275 peserta didik, terdiri dari 150 peserta didik laki-laki dan
Karakteristik Siswa
usia 11 tahun yaitu sebanyak 45 siswa (56,2%). Sedangkan jenis kelamin siswa di
31
Universitas Sumatera Utara
32
Tabel 5
sekolah yang memiliki kebiasaan sarapan pagi yang baik yaitu sebanyak 60 siswa
(75%) akan tetapi masih terdapat siswa yang sarapan paginya tidak baik yaitu
sebanyak 20 siswa (25%). Distribusi sarapan pagi anak sekolah dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 6
Sarapan Pagi n %
Baik 60 75
Tidak Baik 20 25
Total 80 100
dilakukan diketahui bahwa anak sekolah memiliki frekuensi makan yang sering
yaitu jika mengonsumsi sarapan pagi sebanyak 5-7 kali dalam seminggu adalah
sebanyak 66 siswa (82,5%) akan tetapi masih terdapat siswa yang menonsumsi
sarapan paginya kurang dari 5-7 kali dalam seminggu sehingga dapat dikatakan
Tabel 7
diketahui bahwa jenis sarapan pagi anak sekolah yang paling banyak yaitu telur
dadar/ceplok yang dikonsumsi anak sekolah pada saat sarapan pagi sebanyak 26
siswa (32,5%). Distribusi jenis sarapan pagi responden dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 8
Distribusi Jenis Sarapan Pagi Anak Sekolah di SD Negeri 17 Desa Titi Payung
Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Tahun 2021
sumbangan zat gizi terhadap AKG. Sumbangan energi dikatakan cukup jika
jumlah energi dari sarapan pagi >20% dari kebutuhan energi total sehari.
energi sarapan pagi anak sekolah berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 49
siswa (61,2%). Sedangkan sumbangan protein sarapan pagi anak sekolah berada
energi dan protein sarapan pagi responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9
berdasarkan usia responden yang paling banyak yaitu pada siswa yang berusia 11
tahun dengan sarapan pagi yang baik yaitu sebesar 30 siswa (66,7%). Distribusi
sarapan pagi berdasarkan usia responden dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10
sarapan pagi berdasarkan jenis kelamin responden yang paling banyak yaitu pada
siswa yang berjenis kelamin perempuan dengan sarapan pagi yang baik yaitu
sebesar 30 siswa (71,4%). Distribusi sarapan pagi berdasarkan jenis kelamin dapat
Tabel 11
kecukupan energi pada asupan zat gizi anak sekolah berada pada kategori normal
yaitu sebanyak 60 siswa (75%) dan tingkat kecukupan energi pada asupan zat gizi
siswa berada pada kategori diatas kecukupan yaitu sebanyak 10 siswa (12,5%).
Sedangkan tingkat kecukupan protein pada asupan zat gizi anak sekolah berada
pada kategori normal yaitu sebanyak 60 siswa (75%) dan tingkat kecukupan
protein pada asupan zat gizi siswa berada pada kategori diatas kecukupan yaitu
sebanyak 13 siswa (16,2%). Distribusi tingkat kecukupan energi dan protein pada
Tabel 12
Distribusi Berdasarkan Tingkat Kecukupan Energi dan Protein pada Asupan Zat
Gizi Anak Sekolah di SD Negeri 17 Desa Titi Payung Kecamatan Air Putih
Kabupaten Batu Bara Tahun 2021
Status Gizi
pada anak sekolah di SD Negeri 17 Desa Titi Payung berdasarkan tinggi badan
menurut usia maka diperoleh distribusi status gizi siswa berdasarkan tinggi badan
menurut usia sebagian besar berada pada kategori normal yaitu sebanyak 57 siswa
(71,2%), yang memiliki tinggi badan sangat pendek sebanyak 3 siswa (3,8%) dan
siswa yang memiliki kategori pendek sebanyak 20 siswa (25%). Distribusi status
gizi berdasarkan TB/U responden dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 13
telah dilakukan pada anak sekolah di SD Negeri 17 Desa Titi Payung berdasarkan
status gizi (TB/U) berdasarkan usia responden distribusi status gizi siswa sebagian
besar berada pada kategori normal terdapat pada usia 11 tahun yaitu sebanyak 33
siswa (73,3%). Distribusi status gizi (TB/U) berdasarkan usia responden dapat
Tabel 14
dilakukan pada anak sekolah di SD Negeri 17 Desa Titi Payung berdasarkan berat
badan dan tinggi badan siswa maka diperoleh distribusi status gizi siswa sebagian
besar berada pada kategori normal yaitu sebanyak 67 siswa (83,8%), yang
memiliki kategori kurus sebanyak 12 siswa (15%) dan siswa yang memiliki
Tabel 15
telah dilakukan pada anak sekolah di SD Negeri 17 Desa Titi Payung berdasarkan
status gizi (IMT/U) berdasarkan usia responden distribusi status gizi siswa
sebagian besar berada pada kategori normal terdapat pada usia 11 tahun yaitu
Tabel 16
memberikan kontribusi penting akan beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh
seperti energi dan protein, sarapan pagi yang baik bagi anak sekolah dapat
penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan kategori sarapan pagi baik memiliki
Tabel 17
Tabel 18
yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa siswa yang asupan energi dengan
kategori normal juga memiliki status gizi yang normal yaitu sebanyak 50 siswa
(83,3%). Distribusi status gizi berdasarkan asupan energi responden dapat dilihat
Tabel 19
yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa siswa yang asupan protein dengan
kategori normal juga memiliki status gizi yang normal yaitu sebanyak 51 siswa
(85%). Distribusi status gizi berdasarkan asupan protein responden dapat dilihat
Tabel 20
status gizi normal. Angka ini tergolong cukup baik karena dapat dikatakan lebih
dari jumlah sampel pada penelitian ini memiliki status gizi normal. Status gizi
yang baik sangat penting untuk anak sekolah karena masih dalam masa
pertumbuhan. Statsu gizi pada anak usia sekolah sangat berpengaruh terhadap
siswa. Kekurangan gizi pada siswa di sekolah akan mengakibatkan siswa menjadi
lemah, cepat lelah, mudah sakit-sakitan sehingga anak jarang untuk masuk
prevalensi nasional anak usia sekolah (5-12 tahun) , terdapat 11,2% anak usia
sekolah berstatus gizi kurus. Selain masalah anak kurus, terdapat juga masalah
anak usia sekolah (5-12 tahun) berstatus gizi gemuk sebesar 18,8%.
melakukan aktivitas fisik pada hari itu, yang dilakukan pada pagi hari mulai pukul
yang memiliki kebiasaan sarapan pagi yang baik memiliki status gizi normal
sebesar 81,8% dan gemuk 1,8%. Siswa yang mempunyai kebiasaan sarapan pagi
yang baik akan menjadi salah satu faktor pendukung status gizi pada siswa
tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Liza
42
Universitas Sumatera Utara
43
Jakarta. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yulyastri dan Widaryati (2014) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
pola makan pagi dengan status gizi siswa pada kelas 3, 4 dan 5 di SD
pagi dinilai berdasarkan frekuensi sarapan, jumlah sarapan, dan jenis sarapan yang
dikonsumsi.
Zat gizi merupakan zat atau unsur-unsur kimia yang terkandung di dalam
makanan yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh secara normal. Zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh terdiri atas karbohidrat, protein. Lemak, vitamin,
mineral dan air. Energi diartikan sebagai suatu kapasitas untuk melakukan
usia, jenis kelamin dan berat badan. Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 19)
didapatkan bahwa 90% siswa yang asupan energinya defisit tingkat ringan
memiliki status gizi normal namun ada juga yang berstatus gizi kurus (10%).
Status gizi yang tidak baik disebabkan asupan energi maupun protein tidak
baik, selain itu disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga yang kurang sehingga
asupan makanan dan status gizi anak usia sekolah. Penelitian yang dilakukan oleh
Pusungulaa, dkk (2013) yang dilakukan pada anak sekolah dasar kelas 4 dan 5 di
hubungan antara asupan energi dengan status gizi anak SD Katolik St. Malalayang
kota Manado. Tingkat konsumsi zat gizi seseorag dipengaruhi oleh ketersediaan
makanan. Tingkat ketersediaan makanan dipengaruhi oleh jneis dan jumlah bahan
makanan yang tersedia, kemampuan atau daya beli serta jumlah anggota keluarga.
Protein adalah bagian dari sel hidup dan merupakan bagian terbesar
sesudah air. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah
dan sebagainya merupakan protein. Fungsi utama protein yaitu membangun serta
tubuh seperti hormon, enzim dan antibodi , mengatur keseimbangan air dan
mengangkut zat-zat gizi. Jika tubuh dalam kondisi kekurangan zat sumber energi,
penelitian (Tabel 20) didapatkan bahwa 71,4% siswa yang asupan proteinnya
defisit tingkat ringan memiliki status gizi normal namun ada juga yang berstatus
gizi kurus(28,6%).
yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada anak usia sekolah.
Tinggi badan, berat badan dan pertumbuhan organ maupun jaringan lainnya akan
menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan protein dengan
status gizi tetapi menunjukkan korelasi yang positif yaitu apabila asupan protein
Keterbatasan Penelitian
dan status gizi pada anak SD negeri 17 kecamatan Air Putih kabupaten Batu Bara,
1. Saat melakukan proses wawancara terkadang anak sekolah sedikit susah untuk
mengingat apa-apa saja yang telah mereka konsumsi pada hari sebelumnya.
2. Saat melakukan proses pengukuran tinggi badan dan berat badan responden tidak
kondusif karena semua ingin cepat diukur tinggi badan dan beratbadannya.
3. Waktu penelitian tidak dilakukan dalam waktu singkat, karena dalam masa
pandemi Covid-19 seperti ini, siswa harus bergantian untuk datang ke sekolah
Kesimpulan
dan status gizi anak SD Negeri 17 Desa Titi Payung Kecamatan Air Putih
Titi Payung berstatus gizi normal sebesar 83,8%. Kebiasaan sarapan pagi siswa/i
dapat dikatakan baik dengan presentase 60% yaitu siswa/i sering melakukan
sarapan pagi karena sudah terbiasa melakukannya. Kecupan energi siswa dalam
kategori normal sebesar 75% sedangkan kecukupan protein siswa juga dalam
kategori normal sebesar 75%. Status gizi yang baik dapat terjadi apabila tubuh
memperoleh zat-zat gizi yang cukup, agar pertumbuhan fisik dan perkembangan
otak meningkat secara efisien. Jika memiliki status gizi yang kurang dapat
usia sekolah anak harus memiliki gizi yang cukup untuk mudah menerima
Saran
perkembangan anak sekolah, dimana orangtua yang dapat mengatur asupan gizi
untuk anaknya sehingga akan berpengaruh terhadap status gizi anak sekolah.
Dalam penelitian ini masih ada anak sekolah yang memiliki status gizi kurus,
orangtua mengingatkan anak untuk melakukan sarapan pagi dengan teratur agar
pada saat di sekolah bisa berkonsentrasi menerima pelajaran. Guru juga memilik
46
Universitas Sumatera Utara
47
peran penting dalam meningkatkan kualitas gizi anak sekolah dasar, dengan cara
guru memberi motivasi kepada anak sekolah untuk menerapkan gaya hidup sehat.
Gizi yang baik mendukung kecerdasan otak anak, jika tidak sarapan konsentrasi
anak saat belajar akan menurun, anak juga akan merasa kelelahan hingga mudah
Adriani, M., & Wirjatmadi, B. (2012). Peranan gizi dalam siklus kehidupan.
Jakarta : Kencana.
Almatsier, Sunita. (2013). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama
Arisman, M. B. (2010). Gizi dalam daur kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta:
EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Didit, D. & Muhilal. (2006). Hidup sehat gizi seimbang dalam siklus kehidupan
manusia. Jakarta: Primamedia Pustaka.
Isdaryanti. (2007). Asupan energi, protein, status gizi dan prestasi belajar anak
sekolah dasar Arjowinnangun I Pacitan (Skripsi). Yogyakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Situasi pangan jajanan anak sekolah. Jakarta
Selatan : Pusat Data dan Informasi.
48
Universitas Sumatera Utara
49
Liza, A. V. (2017). Hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan status gizi dan
prestasi belajar murid di sekolah dasar negeri pesanggrahan 02 Jakarta.
(Skripsi). Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
Moehji, Sjahmen. (2009). Ilmu gizi I pengetahuan dasar ilmu gizi. Jakarta : PT
Bhratara Niaga Media.
Pujiati, E. (2013). Status gizi siswa Sekolah Dasar Negeri I Buara Kecamatan
Karanganyar Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2012/2013.
http://eprints.uny.ac.id/17616/1/85. Eny Pujiati.pdf
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Diakses dari
http://www.litbang.depkes.go.id
Sukiniarti. (2015). Kebiasaan makan pagi pada anak usia SD dan hubungannya
dengan tingkat kesehatan dan prestasi belajar. Tangerang: Jurnal
Pendidikan Biologi Indonesia, 1 (3), 315-321. Diakses dari
https://doi.org/10.22219/jpbi.vli3.2664
Supariasa. Nyoman, D. Bakri, B. Dan Fajar, I. (2016). Penilaian status gizi (Edisi
ke 2). Jakarta : EGC.
UNICEF. 2013. Improving child neutrition: The achievable imperative for global
progress. New York : UNICEF.
Yulyastri, R. (2014). Hubungan Pola Makan Pagi dengan Status Gizi Siswa di SD
Yunawati, I., Hadi, H., & Julia, M. (2016). Kebiasaan sarapan tidak berhubungan
dengan status gizi anak sekolah dasar di Kabupaten Timor Tengah Selatan,
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia
(Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics). 3(2). 77.
http://doi.org/10.21927/ijnd.2015.3(2).77-86
KUESIONER PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
Nama :
Umur :
Kelas :
BeratBadan : kg
TinggiBadan : cm
Makanan
Selingan
(Snack) / Jam
Siang / Jam
Makanan
Selingan
(Snack) / Jam
Malam / Jam
Ket :
No. Kelas Jenis Usia BB TB Ksp Jsp Ksr Fsp Jensp Jlhsp Sp Tke Tkp Sesp Spsp Sgtb Sgimt
Resp Kelamin
1 IV L 11 30 130 1 07.00 1 1 1 1 1 4 5 1 1 2 3
2 IV L 10 34 140 1 06.00 1 1 3 2 2 3 3 2 1 3 3
3 IV P 10 27 128 1 07.00 1 1 1 2 2 4 4 2 1 2 3
4 IV P 10 30 126 1 07.00 1 1 2 1 1 5 4 2 1 2 3
5 IV P 11 24 135 1 07.00 1 1 1 1 1 4 4 1 1 3 2
6 IV P 10 27 131 1 07.00 1 1 1 1 1 4 4 2 1 3 3
7 IV L 10 28 127 1 06.00 1 1 2 2 1 3 4 2 2 3 3
8 IV L 10 26 129 1 07.00 1 1 1 1 1 4 5 1 2 3 3
9 IV P 12 30 130 1 07.00 1 1 8 1 1 4 4 2 2 1 3
10 IV L 10 23 133 1 07.00 1 1 8 1 1 4 5 1 1 2 2
11 IV L 11 32 133 1 07.00 1 1 5 1 2 4 4 1 1 3 3
12 IV P 10 32 133 1 06.00 2 1 1 1 1 3 4 2 1 3 3
13 IV L 10 26 122 1 06.00 1 1 4 1 1 5 4 1 1 1 3
14 IV P 10 28 128 2 07.00 1 2 1 1 1 4 5 1 2 3 3
15 IV P 10 34 135 1 07.00 1 1 1 2 2 4 4 2 1 3 3
16 IV P 10 27 131 1 07.00 1 1 1 1 2 4 4 1 2 3 3
17 IV P 10 22 128 2 06.00 2 1 2 1 1 4 4 2 2 3 2
18 IV L 11 30 129 1 06.00 1 1 5 1 2 4 3 1 1 2 3
19 IV L 11 34 133 2 07.00 1 2 6 1 1 4 4 1 1 3 3
20 IV P 10 22 130 1 07.00 1 1 7 1 1 4 4 1 2 3 2
21 IV P 10 26 122 1 07.00 1 1 8 1 1 5 4 1 1 2 3
22 IV P 10 28 130 2 07.00 1 2 4 1 1 4 4 1 1 3 3
23 IV L 10 30 128 1 06.00 1 1 4 2 2 3 4 2 1 3 3
24 IV L 10 32 135 1 06.00 2 1 7 1 1 4 5 1 2 3 3
25 IV L 11 25 124 2 07.00 1 2 3 1 1 4 4 1 1 1 3
26 IV P 10 25 126 2 07.00 1 2 1 2 2 4 4 2 2 3 3
27 IV P 10 24 126 1 07.00 1 1 1 1 1 5 4 2 2 2 3
28 IV P 10 24 138 1 06.00 1 1 3 1 1 4 5 1 2 3 2
29 IV P 11 31 130 2 06.00 1 2 1 2 2 4 4 1 1 2 3
30 IV P 11 34 135 1 07.00 1 1 3 1 1 4 4 1 2 3 3
31 IV L 11 26 129 1 07.00 1 1 8 1 2 4 4 2 1 3 3
32 IV L 11 21 125 1 07.00 1 1 1 1 1 4 4 1 1 2 2
33 IV P 10 26 131 2 07.00 1 1 8 2 2 3 4 1 1 3 3
34 IV L 10 27 133 1 06.00 1 1 7 1 2 4 4 1 2 3 3
35 IV L 10 30 134 2 06.00 1 2 7 1 1 4 5 1 2 3 3
36 IV P 10 29 128 1 06.00 1 1 5 1 1 4 5 1 1 3 3
37 IV P 10 28 129 1 07.00 1 1 6 1 1 4 5 1 2 3 3
38 IV L 10 25 126 1 07.00 2 1 4 1 1 4 4 1 2 3 3
39 IV P 11 27 128 1 07.00 1 1 1 2 1 4 4 1 1 3 3
40 IV P 11 22 129 1 07.00 1 1 4 2 2 4 3 2 1 2 2
41 V L 11 29 133 1 07.00 1 1 5 2 2 4 4 2 1 3 3
42 V P 11 32 138 2 06.00 1 1 4 2 1 4 3 2 1 3 3
43 V L 11 21 124 1 07.00 1 1 3 1 1 5 4 2 1 2 2
44 V P 11 29 135 1 06.00 1 1 8 1 1 4 4 1 1 3 3
45 V P 11 29 133 1 07.00 1 1 8 1 2 3 4 1 2 3 3
46 V L 11 33 133 1 06.00 1 1 4 2 2 4 4 2 1 3 3
47 V P 11 30 139 1 07.00 1 1 1 1 1 4 3 1 2 3 3
48 V P 11 30 129 1 07.00 1 1 2 2 2 4 4 2 1 2 3
49 V L 11 29 133 1 07.00 1 1 8 2 2 4 4 2 1 3 3
50 V L 11 45 143 1 07.00 1 1 1 1 1 5 4 2 2 3 4
51 V L 11 30 130 2 07.00 1 2 1 1 1 5 4 1 2 3 3
52 V L 11 33 132 1 07.00 1 1 8 2 2 4 5 2 1 3 3
53 V L 11 32 135 1 07.00 1 1 2 1 1 4 4 1 1 3 3
54 V L 11 29 133 1 06.00 1 1 1 1 2 4 4 1 1 3 3
55 V P 12 30 129 1 06.00 1 1 6 2 2 3 4 2 1 3 3
56 V P 10 29 130 2 07.00 1 2 4 1 1 4 4 1 1 3 3
57 V L 10 32 134 2 07.00 1 2 5 1 1 4 4 1 1 3 3
58 V P 11 35 138 1 07.00 1 1 1 1 1 4 4 1 2 3 3
59 V P 10 21 125 1 07.00 1 1 1 2 2 3 3 2 1 2 2
60 V P 12 30 132 1 06.00 1 1 1 1 1 4 4 1 1 2 3
61 V L 11 32 140 1 06.00 1 1 4 1 1 4 4 1 2 3 3
62 V L 11 28 135 2 07.00 2 2 2 1 1 5 4 1 1 3 3
63 V L 11 34 133 1 06.00 1 1 8 1 1 4 4 1 1 3 3
64 V P 11 32 133 1 07.00 1 1 8 2 1 4 4 1 2 3 3
65 V P 11 30 132 1 07.00 1 1 3 1 1 5 4 1 1 3 3
66 V L 11 32 133 2 07.00 1 2 1 1 1 4 5 1 2 3 3
67 V P 11 25 135 1 06.00 1 1 1 1 1 4 4 2 1 3 2
68 V P 12 31 134 1 06.00 1 1 2 1 1 3 4 2 2 2 3
69 V L 11 29 134 1 06.00 1 1 8 1 1 5 4 1 1 3 3
70 V L 11 32 135 1 07.00 1 1 1 2 2 4 3 2 1 3 3
71 V P 11 32 130 1 06.00 1 1 2 1 1 4 4 1 1 2 3
72 V L 11 30 134 1 07.00 1 1 8 1 1 4 4 1 2 3 3
73 V L 11 21 126 1 06.00 1 1 1 2 1 4 4 2 1 2 2
74 V P 12 32 133 1 07.00 1 1 8 1 1 4 5 1 2 2 3
75 V L 11 30 134 1 07.00 1 1 1 2 1 4 4 2 1 3 3
76 V P 11 32 131 1 07.00 2 2 8 1 1 4 4 2 2 2 3
77 V L 11 23 129 1 07.00 1 1 1 2 2 4 4 2 1 2 2
78 V P 11 33 134 2 07.00 1 2 2 2 2 3 4 1 2 3 3
79 V L 11 32 136 1 07.00 1 1 4 1 1 4 5 2 1 3 3
80 V P 11 29 133 1 07.00 1 1 2 1 1 4 4 1 2 3 3
Keterangan :
usia responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
sarapan pagi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
sarapan pagi
11 Count 30 15 45
12 Count 4 1 5
Total Count 55 25 80
sarapan pagi
Perempuan Count 30 12 42
Total Count 55 25 80
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
usia responden
10 11 12 Total
Pendek Count 6 11 3 20
Normal Count 23 33 1 57
Total Count 30 45 5 80
status gizi berdasarkan indeks masa tubuh menurut umur * usia responden Crosstabulation
usia responden
10 11 12 Total
Normal Count 25 37 5 67
Gemuk Count 0 1 0 1
Total Count 30 45 5 80
sarapan pagi * status gizi berdasarkan indeks masa tubuh menurut umur Crosstabulation
Tidak Count 3 22 0 25
Baik
% within sarapan pagi 12.0% 88.0% .0% 100.0%
Total Count 12 67 1 80
Frekuensi sarapan pagi * status gizi berdasarkan indeks masa tubuh menurut umur Crosstabulation
Jaran Count 0 14 0 14
g
% within frekuensi sarapan
.0% 100.0% .0% 100.0%
pagi
Total Count 12 67 1 80
tingkat kecukupan energi * status gizi berdasarkan indeks masa tubuh menurut umur
Crosstabulation
% within tingkat
16.7% 83.3% .0% 100.0%
kecukupan energi
Total Count 12 67 1 80
% within tingkat
15.0% 83.8% 1.2% 100.0%
kecukupan energi
tingkat kecukupan protein * status gizi berdasarkan indeks masa tubuh menurut umur
Crosstabulation
% within tingkat
kecukupan 13.3% 85.0% 1.7% 100.0%
protein
Total Count 12 67 1 80
% within tingkat
kecukupan 15.0% 83.8% 1.2% 100.0%
protein