Uji Korelasi
(Pearson Product Moment)
Maridi M. Dirdjo
Pendahuluan
• Seringkali dalam suatu penelitian, peneliti
ingin mengetahui hubungan antara dua
variabel yang berjenis numerik.
• Misal: Hubungan berat badan dengan
tekanan darah
Hubungan umur dengan kadar Hb
• Dari hubungan antar dua variabel dapat
dihasilkan dua jenis:
– Derajat/ keeratan hubungan
– Arah hubungan dua variabel numerik.
Pengertian Korelasi
• Suatu uji yang berfungsi untuk mengetahui
derajat atau keeratan hubungan dan arah
hubungan dua variabel numerik
Hasil Uji Korelasi
• Apakah hubungan kedua variabel kuat,
sedang atau lemah
• Apakah kedua variabel berpola positif atau
negatif
Derajat Hubungan
• Secara sederhana dapat dilihat dengan
scatter plot/ diagram tebar
• Derajat keeratan hubungan dapat dilihat
dengan kerapatan datanya
Negatif
Positif
Tidak Berhubungan
Derajat Hubungan
• Untuk mengetahui besar atau derajat
hubungan dua variabel digunakan koefisien
korelasi Pearson Product Momen atau
korelasi Spearman
• Koefisien korelasi disimbolkan dengan r
(huruf r kecil).
r=
• Koefisien korelasi (r) di dapat dari rumus:
• r=
Pearson Product Moment
• Syarat: Data harus normal, numerik -
numerik
• Jika data tidak normal: gunakan Spearman
Range Test
Derajat dan Arah Hubungan
• Nilai koefisien korelasi (r) berkisar 0 s/d 1
atau jika disertai dengan arah antara -1 s/d
+1.
• r = 0 tidak ada hubungan
• r = -1 hubungan linier negatif
• r = +1 hubungan linier positif
Interprestasi Uji Korelasi
No Parameter Nilai Interprestasi
1 Kekuatan r = 0,01 - 0,25 Hubungan Lemah
korelasi (r) r = 0,26 – 0,50 Hubungan sedang
r = 0,51 – 0,75 Hubungan kuat
r = 0,76 – 1,00 hubungan sangat kuat/ sempurna
2 Nilai p P < 0,05 Terdapat korelasi yang bermakna
antara dua varabel yang diuji
P > 0,05 Tidak terdapat korelasi yang
bermakna antara dua varabel yang
diuji
3 Arah korelasi + (positif) Searah, semakin besar nilai suatu
variabel semakin besar pula nilai
variabel lainnya
- (negatif) Berlawanan arah, semakin besar nilai
suatu variabel semakin kecil nilai
variabel lainnya
Contoh soal
• Suatu penelitian ingian menguji hubungan
berat badan dengan tekanan darah sistolik
pada pasien hipertensi. Penelitian
mendapatkan dari 10 orang yg ikut studi
dengan hasil sbb :
n BB (x) TD Sistol (y)
1 70 180
2 80 190
3 90 185
4 50 155
5 80 170
6 35 125
7 90 205
8 80 170
9 80 190
10 40 145
jawab
n x y x² y² xy
1 70 180 4.900 32.400 12.600
2 80 190 6.400 36.100 15.200
3 90 185 8.100 34.225 16.150
4 50 155 2.500 24.025 7.750
5 80 170 6.400 28.900 13.600
6 35 125 1.225 15.625 4.375
7 90 205 8.100 42.025 18.450
8 80 170 6.400 28.900 13.600
9 80 190 6.400 36.100 15.200
10 40 145 1.600 21.025 5.800
α = 0,05
jadi nilai kritisnya = 1,8596
df = 8
• Maka nilai t hitung (3,768) > NK (1,8596)
jadi H0 di tolak :
Ada hubungan bermakna antara berat badan
dengan tekanan darah sistolik pada pasien
hipertensi
Hubungan kedua variabel kuat dan berpola
positif, artinya semakin tinggi berat badan
seseorang maka tekanan darah sistoliknya
semakin tinggi pula.
CONTOH ANALISIS
KORELASI
• 635.000
115.000 23.00
30.00 4.00
2.00
• 245.000
695.000 21.00
30.00 2.00
7.00
• 315.000
785.000 21.00
30.00 4.00
7.00
• 365.000
402.500 22.00
30.00 3.00
4.00
• 575.000
612.500 24.00
31.00 5.00
6.00
• 385.000
425.000 25.00
20.00 4.00
• 425.000
680.000 25.00
24.00 4.00
6.00
• 350.500
623.000 26.00
27.00 3.00
6.00
• 587.000
651.500 29.00
29.00 5.00
• 985.000
620.000 30.00
31.00 7.00
6.00
Langkah - langkah
• Masukkan data pada SPSS
• Uji normalitas terlebih dahulu
• Pilih Analyze > Correlate > Bivariate
1. Pilih variabel yang akan dikorelasikan
2. Pada Correlation Coefficients, pilih Pearson (data
parametrik) atau Spearman (data nonparametrik)
3. Pada Test of Significance, pilih Two-tailed (uji dua sisi)
atau One-tailed (uji satu sisi)
4. Aktifkan Flag significant correlation (untuk mengetahui
signifikansi koefisien korelasi
5. Klik OK
HASIL ANALISIS
Correlations
WASSALAMU ALAIKUM