Anda di halaman 1dari 6

Manusia membutuhkan berbagai zat gizi untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh.

Zat gizi adalah bahan kimia yang terdapat dalam bahan pangan yang dibutuhkan tubuh untuk
menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses kehidupan.
Tidak hanya orang sehat yang membutuhkan gizi melainkan juga pasien yang berada di rumah
sakit. Kebutuhan gizi pada pasien tersebut diatur dalam bentuk diet untuk membantu
mempercepat kesembuhan pasien sehingga masa perawatan dapat diperpendek. Pengaturan gizi
pasien tersebut bertujuan bukan hanya untuk meningkatkan atau mempertahankan status nutrisi
pasien tetapi juga untuk meningkatkan atau mempertahankan daya tahan tubuh dalam
menghadapi penyakit / cedera khususnya infeksi serta membantu kesembuhan pasien dari
penyakit / cederanya dengan memperbaiki jaringan yang aus atau rusak serta memulihkan
keadaan homeostasis yaitu keadaan seimbang dalam lingkungan internal tubuh yang normal /
sehat. Pada umumnya rumah sakit memiliki standar makanan untuk pasien, yaitu standar
makanan secara umum dan standar makanan secara khusus. Standar makanan ini disesuaikan
dengan pengaturan gizi pada pasien.

1. Pengaturan secara umum

Pengaturan gizi secara umum, biasanya tidak memerlukan diet khusus. Diet umum hanya
berdasarkan pada jenis makanan yang diberikan kepada pasien. Jenis makanan yang umum
diberikan adalah Makanan Biasa dan Makanan Lunak.

a. Makanan Biasa

Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi dengan
bentuk, tekstur, dan aroma yang normal. Makanan biasa diberikan pada pasien yang berdasarkan
penyakitnya tidak memerlukan diet khusus. Makanan biasa bertujuan memberikan makanan
sesuai kebutuhan gizi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan tubuh.

b. Makanan Lunak

Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah,ditelan dan dicerna
dibandingkan dengan Makanan Biasa. Makanan ini mengandung cukup zat-zat gizi, asalkan
pasien mampu mengkonsumsi makanan dalam jumlah cukup. Makanan lunak bertujuan
memberikan makanan dalam bentuk lunak yang mudah ditelan dan dicerna sesuai kebutuhan gizi
dan keadaan penyakit.

2. Pengaturan secara khusus

Makanan khusus atau diet khusus umumnya dalam penyajian dikombinasikan dengan Makanan
Biasa atau Makanan Lunak. Terdapat beberapa macam pengaturan diet khusus yang umum
disediakan di rumah sakit yang disesuaikan dengan penyakit pasien, diantaranya:
a. Diet Diabetes Melitus

Diet ini khusus diberikan kepada penderita Diabetes Melitus (DM). DM adalah kumpulan gejala
yang timbul pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan hormon insulin. DM merupakan penyakit turunan tapi dapat juga disebabkan karena
berbagai faktor risiko seperti umur, kegemukan, kurang aktifitas dan pola makan yang tidak
sehat. Tujuan diet penyakit diabetes melitus adalah membantu pasien memperbaiki kebiasaan
makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik. Diet yang digunakan
sebagai bagian dari penatalaksanaan DM dikontrol berdasarkan kandungan energi, protein,
lemak dan karbohidrat. Perencanaan makan bagi penderita diabetes sangat penting untuk kontrol
glukosa darah untuk mencegah terjadinya komplikasi. Standar diet yang dianjurkan adalah
makanan dengan komposisi seimbang yang dianjurkan terdiri dari energi 90-125%, karbohidrat
60-70%, protein 10-15% dan lemak 20-25%. Pada umumnya, pasien dengan Diet DM dibatasi
dalam penggunaan jumlah gula dan penggunaan gula murni tidak diperbolehkan serta asupan
serat diutamakan serat larut air yang terdapat dalam buah dan sayur. Pasien DM dengan tekanan
darah normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur seperti pasien
biasa, apabila mengalami hipertensi maka asupan garam harus dikurangi.

b. Diet Jantung

Penyakit jantung terjadi akibat proses berkelanjutan, di mana jantung secara berangsur
kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsi secara normal. Pada awal penyakit, jantung
mampu mengkompensasi ketidakefisiensian fungsinya dan mempertahankan sirkulasi darah
normal melalui pembesaran dan peningkatan denyut nadi. Dalam keadaan tidak terkompensasi,
sirkulasi darah yang tidak normal menyebabkan sesak napas, rasa lelah, dan rasa sakit di daerah
jantung. Berkurangnya aliran darah dapat menyebabkan kelainan pada fungsi ginjal, hati, otak,
serta tekanan darah yang berakibat terjadinya reasorpsi natrium. Tujuan diet penyakit jantung
adalah memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung, menurunkan berat
badan bila terlalu gemuk, mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air. Diet ini
diberikan kepada pasien dengan kelainan pada jantungnya. Diet diberikan dengan syarat cukup
energi, rendah protein dan lemak, cukup vitamin dan mineral, rendah garam (jika disertai dengan
hipertensi), makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas, cukup serat untuk menghindari
konstipasi, makanan umumnya juga diberikan dalam porsi kecil dan jarang menyajikan makanan
dengan minyak berlebih dan bahan makanan yang digoreng.

c. Diet Pascabedah

Diet pascabedah adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan.
Pengaruh pembedahan terhadap metabolisme pascabedah tergantung berat ringannya
pembedahan, keadaan gizi pasien prabedah, dan pengaruh pembedahan terhadap kemampuan
pasien untuk mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi. Setelah pembedahan sering terjadi
peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih
pascabedah. Peningkatan ekskresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh,
atau setelah lama tidak bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan energi,
sedangkan luka dan pendarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C serta
penggantian cairan yang hilang. Tujuan diet pascabedah adalah mengupayakan agar status gizi
pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya
tahan tubuh pasien. Makanan yang tidak berikan untuk Diet Pascabedah adalah makanan dengan
bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida (CO2).

d. Diet Saluran Cerna

Saluran cerna adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi zat-zat
gizi, dan mengekskresi sisa-sisa pencernaan. Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi
pada proses menelan, mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses defekasi.
Gangguan ini antara lain terjadi karena infeksi atau peradangan, gangguan motilitas, perdarahan
atau hematemesis-melena, kondisi saluran cerna pascabedah, dan tumor atau kanker. Diet yang
digunakan adalah Diet Penyakit lambung. Diet penyakit lambung merupakan pengaturan diet
pada pasien penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus
peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan Dumping Syndrome dan kanker
lambung. Gangguan gastrointestinal sering dihubungkan dengan emosi atau psikoneurosis
dan/atau makan terlalu cepat karena kurang dikunyah serta terlalu banyak merokok. Tujuan diet
penyakit lambung adalah memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan
lambung serta mencegah dan menetralkan asam lambung yang berlebihan. Gangguan pada
lambung umumnya berupa sindroma dispepsia, yaitu kumpulan gejala yang terdiri dari mual,
muntah, nyeri epigastrum, kembung, nafsu makan berkurang, dan rasa cepat kenyang. Oleh
sebab itu, diet yang diberikan umumnya makanan yang cukup energi, protein dan cairan; mudah
cerna, porsi kecil dan sering diberikan; tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang
tajam; rendah lemak, serat dan laktosa (umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak)
dan tidak menggunakan bahan makanan yang mengandung serat tinggi dan menimbulkan gas
seperti kol, sawi, kacang panjang, apel, santan dan cabai.

e. Diet Rendah Garam

Garam yang dimaksud dalam diet rendah garam adalah garam natrium seperti yang terdapat di
dalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO 3), baking powder, natrium benzoat, dan vetsin
(monosodium glutamat). Asupan makanan sehari-hari umumnya mengandung lebih banyak
natrium daripada yang dibutuhkan tubuh. Dalam keadaan normal, jumlah natrium yang
dikeluarkan sama dengan jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan. Asupan
natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium klorida, dapat menyebabkan edema
dan/atau hipertensi. Dalam keadaan demikian asupan natrium perlu dibatasi. Tujuan diet rendah
garam adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Pengaturan gizi untuk diet rendah garam yang
biasanya dilakukan adalah dengan mengurangi asupan garam pada makanan yang dipesan
khusus oleh dietisien pada penderita hipertensi ringan. Sedangkan pada penderita hipertensi
berat, makanan yang dipesan tidak ditambahkan garam dapur dan menghindari bahan makanan
yang tinggi kadar natriumnya seperti asinan, acar, kecap dan keju.

f. Diet Gout Artritis

Gout adalah salah satu penyakit artritis yang disebabkan oleh metabolisme abnormal purin yang
ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah yang diikuti dengan terbentuknya
timbunan kristal berupa garam urat di persendian yang menyebabkan peradangan sendi pada
lutut dan/atau jari. Diet Gout Artritis merupakan diet rendah purin, rendah lemak, cukup vitamin
dan mineral. Diet ini dapat menurunkan berat badan, bila ada tanda-tanda berat badan berlebih.
Diet gout artritis diberikan kepada pasien dengan gout dan/atau batu asam urat dengan kadar
asam urat 7,5 mg/dl. Tujuan diet Gout Artritis adalah untuk mencapai dan mempertahankan
status gizi optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin. Lama pemberian
diet adalah sampai kadar asam urat darah dan berat badan menjadi normal. Energi sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Bila berat badan berlebih atau kegemukan, asupan energi sehari dikurangi
secara bertahap sebanyak 500-1000kkal dari kebutuhan energi normal hingga tercapai berat
badan normal. Pengaturan diet pada pasien gout atritis umumnya dengan cukup protein, vitamin
dan mineral; lemak sedang, yaitu 10-20% dari kebutuhan energi total (lemak berlebih dapat
menghambat pengeluaran asam urat atau purin melalui urin); menghindari baham makanan
sumber protein yang mempunyai kandungan purin >150 mg/100g. Selain itu dengan cara
memberikan makanan yang tidak mengandung kandungan purin tinggi seperti jeroan, udang, dan
membatasi pemberian kangkung, dan bayam.

g. Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein

Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) adalah diet yang mengandung energi dan protein di
atas kebutuhan normal. Diet TKTP diberikan kepada pasien yang telah mempunyai cukup nafsu
makan dan dapat menerima makanan lengkap. Diet diberikan dalam bentuk Makanan Biasa
ditambah bahan makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur, dan daging. Diet ini diberian
bila pasien telah mempunyai cukup nafsu makan dan dapat menerima makanan lengkap. Tujuan
Tinggi Kalori Tinggi Protein adalah memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat
untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh, serta menambah berat badan hingga
mencapai berat badan. Pada umumnya, untuk pasien diet TKTP diberikan Makanan Biasa
dengan tambahan bahan makanan protein yang lebih dari pasien diet biasa serta bahan makanan
tidak dimasak dengan banyak minyak atau santan kental.

Pemberian terapi diet yang sesuai dengan kebutuhan gizi akan mempercepat kecepatan sembuh
pasien. Pengaturan gizi untuk pasien umumnya dilakukan dengan perkiraan kebutuhan energi
yang diberikan berdasarkan pemeriksaan klinis, antropometri dan hasil pemeriksaan
laboratorium pasien. Dokter menghitung perkiraan kebutuhan dan menuliskan jenis diet yang
akan dijalani oleh pasien dan menentukan diet pasien tersebut. Setelah dokter menentukan diet
tersebut, dietisien (ahli gizi) akan mempelajari dan menerjemahkan ke dalam menu dan porsi
makanan serta frekuensi makan yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan dengan
memperhatikan zat gizi yang dibutuhkan serta jenis dan jumlah bahan makanan yang digunakan.
Apabila perlu dilakukan penyesuaian, maka dietisien akan mongkonsultasikan kepada dokter.
Pengaturan diet bagi pasien rawat inap di Rumah Sakit bukan merupakan tindakan yang berdiri-
sendiri dan terpisah dari perawatan dan pengobatan, melainkan merupakan kesatuan dalam
proses penyembuhan penyakit pasien antara dokter, perawat dan ahli gizi. Pengaturan diet
khusus yang umum disediakan di rumah sakit untuk pasien penyakit jantung adalah Diet Jantung,
Diet Diabetes Melitus untuk pasien diabetes melitus, Diet Saluran Cerna untuk pasien penyakit
lambung, Diet Rendah Garam untuk pasien penderita hipertensi, Diet Pascabedah untuk pasien
setelah menjalani pembedahan, Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein untuk pasien dengan nafsu
makan cukup dan dapat menerima makanan lengkap, dan Diet Gout Artritis untuk pasien
penderita asam urat.

Daftar Pustaka

Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier, dkk. 2011. Gizi seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

[Anonim] Instalasi Gizi RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. 2010.
Penuntun Diet. Editor: Dr. Sunita Almatsier, M.Sc. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

[Depkes] Departemen Kesehatan. 2005. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: Depkes
RI.

[Depkes] Departemen Kesehatan. 2006. Pedoman Praktis Terapi Gizi Medis. Jakarta: Depkes RI.

Hartono, Andry. 2006. Terapi Diet dan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: EGC.

Indarti. 2004. Perbedaan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus berdasarkan
pengaturan makanan [skripsi]. Fakultas Kedokteran UNDIP.

Moehyi, S. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Jakarta: Bhratara.

Nelson JK, et al. 1994. Mayo clinic diet manual, A Handbook of Nutrition Practices Ed 7th. St
Louis: M. Mosby.

[Perkeni] Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006. Konsensus Pengelolaan


Diabetes Melitus di Indonesia. http://www.perkeni.net/index.pkp? page= jurnal_ tinjauan_
protokol. [29 Juni 2012].

Prakoso, M. 1982. Pelayanan Gizi di RSCM. Jakarta: Instalasi Gizi RSCM.

Suyono, Slamet. 2005. Patofisiologi Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Pusat. Diabetes dan
Lipid RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Share this:

Twitter

Facebook

Tandai permalink.

Navigasi pos
Greeting

Berikan Balasan

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. | The Sunspot Theme.

Anda mungkin juga menyukai