DISUSUN OLEH :
TALITA RAMADHANY NUR AZIZAH/P07131217045
1
KASUS
Ny. PN usia 36 tahun, No. RM. 562075. MRS dengan diagnosis medis Ca Ovarium, anemia,
dan CKD pre dialysis.
Pasien pernah mengalami operasi Ca Ovarium pada tahun 2009 dengan kemoterapi 6 seri dan
dinyatakan sembuh oleh dokter sehingga tidak perlu minum obat dan berobat. Keluarga pasien
diketahui tidak memiliki riwayat suatu penyakit. Pasien termasuk kedalam golongan ekonomi
menengah. Pasien merupakan seorang wanita yang tinggal sendiri,sehari-hari berjualan ayam
panggang. Cerai hidup dengan suami 3 tahun yang lalu, memiliki 1 orang anak yang sedang
kuliah di luar kota.
Hasil recall 24 jam RS (Jenis diet yang diberikan Nasi Tim TECP, Energi=1.750 kkal dan
Protein=50 gram) yaitu Asupan energi kurang yaitu 200 kkal, asupan karbohidrat yaitu 42
gram, protein 6 gram, dan lemak 2 gram. Pasien memiliki pola makan 3x/hari sebelum sakit.
Makanan pokok yaitu 3x/hari @100g. Lauk hewani selalu dikonsumsi setiap makan
(goreng/panggang) yaitu ayam, ikan mujahir, ikan pe, daging sapi @1ptg sdg 3x/minggu. Lauk
nabati (goreng) yaitu tahu dan tempe jarang konsumsi 1x/minggu 3 potong. Sayur dan buah
jarang konsumsi. Sayur lalapan mentimun 1 iris/kali makan, kobis 1 lembar/kali makan,
kemangi 2 tangkai/kali makan. Sangat suka sambal mentah, hamper setiap makan
menggunakan sambal. Buah yang sering dikonsumsi pasien pisang ambon 1 buah/minggu.
Cemilan yang disukai yaitu gorengan ubi dan pisang 3-4 potong/minggu. Konsumsi air putih
2-5 gelas/hari, konsumsi minuman berkarbonasi kalua siang hari diberi es 2 botol/minggu.
Sering konsumsi minuman suplemen energi sebelumnya, untuk menjaga kondisi jika terdapat
banyak pesanan ayam panggang. Pernah mengonsumsi pil KB rutin selama 3 tahun.
BB=45 kg. TB=155 cm, LLA=22 cm. Penurunan berat badan 5 kg dalam 3 bulan terakhir.
K.U : Sadar, CM, lemah, bed rest, nyeri perut, nafsu makan turun, mual, muntah, tidak
oedema. Tekanan darah= 101/68 mmHg, Nadi= 63 x/menit, RR = 18 x/menit, Suhu = 36 0 C.
Hasil USG abdomen upper lower didapatkan hasil; dd ca ovarium kanan dengan inflitrasi ke
uterus, ureter kanan menyebabkan stenosis dan hydronephosis berat kanan dan hydronephrosis
ringan kiri. Setelah hasil CT scan keluar pasien memasang Dj stent dan melakukan persiapan
kemoterapi.
Hasil pemeriksaan biokimia yang didapat yaitu :
a. Hb : 8.2 (N: 11-15)
b. HCT : 24% (N: 35-47%)
c. Eritrosit : 2.78 x106 (N: 3.8-5.2)
d. Leukosit : 16 x 103 (N:3.6-11 )
e. MCV : 86.3 fL (N: 80-100)
f. MCH : 29.4 pg (N:20-30 )
g. MCHC : 34.1 gr/dL (N:20-30 )
h. BUN : 34.1 (N: 8-18)
i. Kreatinin : 2 (N: <0.9)
j. Natrium : 130 (N: 135-145)
2
k. Kalium : 4.2 (N: 3,5-5,0)
Terapi medis yang diberikan transfuse PRC 2 kantong, Injeksi. Ceftriaxon, Naproxen,
Ranitidine, Methotrexate (Maxtrex).
Susunlah asuhan gizi dengan format IDNT dan perencanaan konseling gizi pada pasien
tersebut!
ASSESMENT KLIEN
A. IDENTITAS KLIEN (CH)
1. Data personal
Kode IDNT Jenis Data Data Personal
CH.1.1 Nama Ny. PN
CH.1.1.1 Umur 36 tahun
CH.1.1.2 Jenis Kelamin Perempuan
CH.1.1.9 Peran dalam keluarga Ibu
Diagnosis medis awal Ca Ovarium, anemia, dan CKD
pre dialysis
2. Riwayat Penyakit
Kode IDNT Jenis Data Keterangan
CH.2.1 Keluhan utama Lemah, bed rest, nyeri perut, nafsu
makan turun, mual, muntah, tidak
oedema.
Riwayat penyakit Ca Ovarium pada tahun 2009
dahulu
Riwayat penyakit
sekarang -
Nomor RM :-
Ruang Perawatan :-
Tanggal MRS :-
Tanggal pengambilan kasus :-
3. Riwayat Klien yang Lain
3
Kode IDNT Jenis Data Keterangan
CH.2.1.5 Gastrointestinal Nyeri perut, nafsu makan turun,
mual, muntah
CH.2.1.8 Imun Tidak ada alergi
CH.2.2.1 Perawatan Terapi medis yang diberikan
transfuse PRC 2 kantong, Injeksi.
Ceftriaxon, Naproxen, Ranitidine,
Methotrexate (Maxtrex).
CH.3.1.1 Riwayat sosial Golongan menengah
CH.3.1.7 Agama -
Kesimpulan :
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
Lemah, bed rest, nyeri perut, nafsu makan turun, mual, muntah, pasien juga
tidak oedema. Pasien pernah mengalami Ca Ovarium pada tahun 2009 dengan
pengobatan kemoterapi sebanyak 6 seri hingga dinyatakan sembuh. Terapi
medis yang diberikan kepada pasien yaitu, transfuse PRC 2 kantong, Injeksi.
Ceftriaxon, Naproxen, Ranitidine, Methotrexate (Maxtrex).
B. SKRINNING
Formulir Skrining NRS-2002
1. Skrining Awal
JAWABAN
No KRITERIA
YA TIDAK
1. Apakah IMT < 20,5 ?
2. Skrening lanjut I
4
RISIKO GIZI KRITERIA
Absen (Skor=0) Status gizi normal
Ringan (skor=1) Kehilangan BB >5% dalam 3 bulan atau asupan 50-75% dari
kebutuhan
Sedang (skor=2) Kehilangan BB >5% dalam 2 bulan atau IMT 18,5-20,5 atau
asupan 25-50% dari kebutuhan
Berat (skor=3) Kehilangan BB >5% dalam 1 bulan (>15% dalam 3 bulan) atau
IMT 18,5 atau asupan 0-25% dari kebutuhan
3. Skrening lanjut II
RISIKO GIZI KRITERIA
Absen (skor=0) Kebutuhan gizi normal
Ringan (skor=1) Fraktur, pasien kronik (sirosis hati, COPD, HD rutin, diabetes,
kanker)
Sedang (skor=2) Bedah mayor, stroke, pneumonia berat, kanker darah
Berat (skor=3) Cidera kepala, transplantasi sumsum, pasien ICU
KESIMPULAN
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil skrining menggunakan NRS 2002 dapat disimpulkan
bahwa pasien beresiko malnutrisi, sehingga dibutuhkan assessment lebih lanjut.
1. SFFQ
5
Kode Jenis Data Keterangan
IDNT
Makanan Nasi 3x/hari @100g
FH 2.1 Riwayat Diet
Pokok
Pola Makan Lauk Dikonsumsi setiap makan (goreng/panggang) yaitu
Sebelum hewani ayam, ikan mujahir, ikan pe, daging sapi @1ptg sdg
sakit 3x/minggu.
Lauk Tahu dan tempe (goreng) jarang konsumsi
nabati 1x/minggu 3 potong
Sayur- Lalapan mentimun 1 iris/kali makan, kobis 1
sayuran lembar/kali makan, kemangi 2 tangkai/kali makan
Buah- Pisang ambon 1 buah/minggu
buahan
Minuman Air putih 2-5 gelas/hari, konsumsi minuman
berkarbonasi kalua siang hari diberi es 2
botol/minggu.
Selingan Gorengan ubi dan pisang 3-4 potong/minggu.
Lainnya Sangat suka sambal mentah, hamper setiap makan
menggunakan sambal. Sering konsumsi minuman
suplemen energi sebelumnya, untuk menjaga
kondisi jika terdapat banyak pesanan ayam
panggang.
Tidak diketahui
6
Pola Makan
Satu Bulan
Terakhir
(Setelah
Sakit)
Kesimpulan :
Pasien mempunyai pola makan 3x/hari. Pasien biasa mengkonsumsi
makanan yang digoreng dan jarang mengonsumsi sayur dan buah. Konsumsi
minum pasien kurang. Pasien tidak mempunyai alergi terhadap makanan, dan
tidak ada pantangan makanan.
7
goreng
7 Tahu goreng 4 3 150 1 1800
8 Timun 30 1 10 3 900
9 Kubis 30 1 5 3 450
10 Kemangi 30 2 2,5 3 450
11 Ubi goreng 16 1 50 1 800
Pisang
12 16 1 50 1 800
goreng
13 Air putih 30 1 200 4 24000
Minuman
14 8 1 500 1 4000
karbonasi
8
Interpretasi Baik Baik Baik Kurang
*AKG 2013
Recall RS
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Asupan 200 kkal 6 gram 2 gram 42 gram
Kebutuhan 1.750 kkal 50 gram - -
% Asupan 13,88% 17,77% - -
Interpretasi Kurang Kurang - -
Kesimpulan :
Jika dibandingankan antara recall RS dan kebutuhan gizi pasien, asupan
energy dan protein masih kurang. Sedangkan untuk asupan lemak dan KH tidak
diketahui. Asupan yang sangat kurang tersebut dapat terjadi karena adanya nyeri
perut, nafsu makan turun, mual dan muntah.
9
CS-2.3.1 Estimasi Kebutuhan = 1.440 – (135 + 360)
Karbohidrat = 945 kkal : 4
= 236,25 gram
E. ANTROPOMETRI (AD)
Kode Jenis Data Keterangan
IDNT
AD.1.1.1 Tinggi Badan 155 cm
AD 1.1.2 Berat Badan 45 kg
LILA 22 cm
AD 1.1.4 Perubahan Berat Badan Penurunan berat badan 5 kg dalam 3
bulan terakhir
AD.1.1.5 IMT IMT =
BB (kg) = 45 = 18,73
[TB (m)]2 1,552
% percentile LILA
LILA di ukur
= x 100%
Nilai Standar LILA
= 22/23,5 x 100%
Kesimpulan :
Dari data pemeriksaan antropometri, dapat disimpulkan bahwa status gizi
pasien berdasarkan IMT yaitu termasuk gizi normal, sedangkan berdasarkan
percentile LILA status gizi termasuk gizi kurang dan BBI pasien termasuk tidak
10
ideal. Pasien juga mengalami penurunan berat badan 5 kg dalam 3 bulan
terakhir.
F. FISIK/KLINIS (PD)
Kode IDNT Data Fisik/Klinis Hasil
PD-1.1.1 Penampilan Keseluruhan Composmentis (CM)
PD-1.1.2 Bahasa Tubuh Lemah, bed rest, tidak
oedema.
PD-1.1.5 Sistem Pencernaan Mengalami nyeri perut,
nafsu makan turun, mual,
muntah.
PD-1.1.6 Kepala dan mata -
PD-1.1.9 Vital sign
Tekanan darah 101/68 mmHg
(nilai normal: 120/80 mmHg) (rendah)
RR 18x/menit
(nilai normal : 20-30 x/menit) (rendah)
Nadi 63x/menit
(nilai normal: 60-100 x/menit) (normal)
suhu 360C
0
( nilai normal : 36-37 C) (normal)
Pemeriksaan Penunjang :
Pasien didiagnosis medis Ca Ovarium, anemia, dan CKD pre dialysis. Hasil USG
abdomen upper lower didapatkan hasil; dd ca ovarium kanan dengan inflitrasi ke
uterus, ureter kanan menyebabkan stenosis dan hydronephosis berat kanan dan
hydronephrosis ringan kiri. Setelah hasil CT scan keluar pasien memasang Dj stent
dan melakukan persiapan kemoterapi.
Kesimpulan :
Berdasarkan pemeriksaan fisik/klinik diketahui bahwa pasien dalam keadaan
composmentis. Pasien mengalami nyeri perut, nafsu makan turun, mual, muntah,
Lemah, bed rest, tidak oedema. Tanda-tanda vital menunjukkan bahwa tekanan
darah dan respirasi rate pasien rendah, nadi dan suhu normal. Bedasarkan
pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosis medis Ca Ovarium, anemia, dan CKD
pre dialysis. Hasil USG abdomen upper lower didapatkan hasil; dd ca ovarium
kanan dengan inflitrasi ke uterus, ureter kanan menyebabkan stenosis dan
11
hydronephosis berat kanan dan hydronephrosis ringan kiri. Setelah hasil CT scan
keluar pasien memasang Dj stent dan melakukan persiapan kemoterapi.
G. BIOKIMIA (BD)
Kode IDNT Data Biokimia Hasil Nilai Rujukan Keterangan
BD 1.10.1 Hemoglobin 8.2 g/dl 11-15 g/dl RENDAH
BD 1.10.2 Hematokrit 24% 35-47% RENDAH
BD 1.10.4 Eritrosit 2.78x106/UL 3.8-5.2 x 106/UL RENDAH
Leukosit 16 x 103/UL 3.6-11 x 103/UL TINGGI
BD 1.10.3 MCV 86.3 fL 80-100 fL NORMAL
MCH 29.4 pg 20-30 pg NORMAL
MCHC 34.1 g/ dL 20-30 g/ dL TINGGI
BD 1.2.1 BUN 34.1 mg/ dl 8-18 mg/ dl TINGGI
BD 1.2.2 Kreatinin 2 mg/ dl <0.9 mg/ dl TINGGI
BD 1.2.5 Natrium 130 mEq/ L 135-145 mEq/ L NORMAL
BD 1.2.7 Kalium 4.2 mEq/ L 3.5-5.0 mEq/ L NORMAL
Kesmpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dapat disimpulkan bahwa
kadar hemoglobin, hematocrit, dan eritrosit Ny PN rendah. Sedangkan kadar
leukosit, MCHC, BUN, dan kreatinin tinggi.
12
intravena dalam waktu 48 jam
dari pemberian injeksi ceftriaxone
intravena.
Naproxen Menghambat produksi Naproxen harus dikonsumsi
senyawa prostaglandin secara oral dengan makanan
dalam tubuh, yakni untuk mengurangi risiko efek
senyawa yang samping gastrointestinal.
dilepaskan tubuh yang
menyebabkan reaksi
peradangan seperti nyeri.
Dengan begitu, rasa
nyeri pun bisa ditekan
atau dikurangi.
FH-3.1.1 Ranitidine Menurunkan sekresi Pada pemberian oral, ranitidine
asam lambung berlebih diabsorbsi dengan cepat dan
lengkap, tetapi sedikit berkurang
bila ada makanan atau antasida.
FH-3.1.1 Methotrexate Menghentikan Methotrexate tablet sebaiknya
(Maxtrex) pertumbuhan sel kanker, dikonsumsi sebelum makan.
dan menekan sistem Menggunakan air putih untuk
kekebalan tubuh menelan tablet secara utuh dan
menghindari konsumsi obat
dengan susu. Jika muncul nyeri
lambung, maka methotrexate
tablet dapat dikonsumsi setelah
makan.
Kesimpulan:
Berdasarkan terapi medis yang diberikan, terdapat beberapa interaksi obat
dengan makanan, namun tidak dijelaskan secara spesifik. Pemberian dosis dan
waktu konsumsi obat juga sebaiknya diperhatikan.
I. DIAGNOSIS GIZI
13
NI-5.4 (Penurunan Kebutuhan Zat Gizi Khusus)
Penurunan kebutuhan zat gizi khusus (protein) berkaitan dengan adanya
penurunan fungsi ginjal ditandai dengan kadar kreatinin tinggi (2 mg/dl)
DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI
P NI-5.4 Penurunan kebutuhan zat gizi Mempertahankan dan memperbaiki fungsi
khusus (protein) ginjal
E Adanya penurunan fungsi ginjal ND-1.4 Makanan rendah protein
S Kadar kreatinin tinggi (2 mg/dl) Kadar kreatinin normal
NB-1.2 (Kebiasaan yang Salah Mengenai Makanan Zat Gizi dan Hal-Hal yang
Berhubungan dengan Makanan atau Zat Gizi)
Kebiasaan yang salah mengenai makanan, zat gizi dan hal-hal yang berhubungan
dengan makanan atau zat gizi berkaitan dengan pola makan yang tidak baik
ditandai dengan riwayat makan pasien cenderung mengolah makanan dengan
digoreng, jarang mengonsumsi sayur dan buah, mengonsumsi minuman
berkarbonasi kalau siang hari diberi es 2 botol/minggu.
DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI
P NB-1.2 Kebiasaan yang salah Memberikan edukasi mengenai
mengenai makanan, zat gizi dan hal- makanan/zat gizi dengan tujuan
hal yang berhubungan dengan meningkatkan pengetahuan terkait gizi
makanan atau zat gizi
E Pola makan yang tidak baik Konseling gizi
14
S Riwayat makan pasien cenderung Edukasi mengenai makanan yang
mengolah makanan dengan digoreng, dianjurkan dan tidak dianjurkan
jarang mengonsumsi sayur dan buah,
mengonsumsi minuman berkarbonasi
kalau siang hari diberi es 2
botol/minggu.
J. INTERVENSI GIZI
A. PLANNING
1. Tujuan Diet
a. Meningkatkan asupan makan sesuai kebutuhan pasien dengan
memperhitungkan sisa fungsi ginjal (memberikan makanan yang tidak
memperberat kerja ginjal) yaitu makanan tinggi energi dan rendah protein.
b. Memberikan makanan sesuai daya terima pasien dengan penyesuaian
tekstur diet.
c. Memberikan edukasi dan konseling terkait pentingnya zat gizi untuk
menujang kebutuhan.
2. Syarat Diet
a. Energi tinggi, 32 kkal / kg BB.
b. Protein rendah, 0,75 g / kg BB.
c. Lemak cukup, 25% kebutuhan energi total.
d. Karbohidrat sisa, (Karbohidrat = Kebutuhan Energi Total–kkal Protein–
kkal Lemak).
e. Vitamin dan mineral cukup
f. Porsi kecil dan sering
3. Perhitungan kebutuhan / zatgizi
a. EnergiTotal = 32 kkal/ kg BB
= 32 kkal x 45 kg
= 1440 kkal
b. Protein = 0,75 gram/ kg BB
= 0,75 gram x 45 kg
= 33,75 gram
= 135 kkal
c. Lemak = 25% x Energi Total
= 25% x 1440 kkal
= 360 kkal : 9
= 40 gram
d. Karbohidrat = Energi Total – (Protein + Lemak)
15
= 1440 kkal – (135 kkal + 360 kkal)
= 1440 kkal – 495 kkal
= 945 kkal : 4
= 236,25 gram
B. Kajian Diet
Kesimpulan:
Secara perhitungan berdasarkan kebutuhan pasien, standar diet sudah
memenuhi target kebutuhan zat gizi pasien, yaitu lemak dan karbohidrat.
Namun, pada energy presentasenya tinggi, dikarenakan memang kebutuhan
pasien tinggi energy, tetapi dalam pemberian diberikan secara bertahap. Selain
itu, pada protein prosentasinya tinggi dikarenakan memang kebutuhan pasien
diberikan rendah protein. Jadi, diet RS untuk energy dan protein dirasa terlalu
tinggi, karena yang dibutuhkan pasien lebih rendah dari standar RS.
C. Rekomendasi Diet
Bahan makanan URT Gram
Nasi tim 1 gls 200
Maizena 2 sdm 10
Telur ½ btr 50
Tempe (sdg) 1 ptg 25
16
Sayuran 1 gls 100
Pisang 2 bh 100
Minyak 3 sdt 15
Gula pasir 2 ½ sdm 33
D. Rencana Monitoring
FH-1.5.1 Asupan
Lemak
FH-1.5.3 Asupan
Protein
17
FH-1.5.5 Asupan
Karbohidrat
a. Tujuan
1) Meningkatkan asupan makan pasien
2) Agar klien lebih patuh terhadap diet yang telah diberikan.
3) Untuk memberi gambaran mengenai proses terapi diet yang akan
dijalankan oleh pasien untuk menunjang pengobatan pasien.
4) Memberikan motivasi serta edukasi mengenai makanan/zat gizi kepada
pasien untuk meningkatkan pengetahuan terkait gizi.
5) Memberikan motivasi serta edukasi mengenai peningkatan zat gizi kepada
pasien untuk meningkatkan berat badan.
b. Preskripsi
1) Sasaran : Pasien Ny. PN
2) Tempat : Ruang rawat inap
3) Waktu : 15-30 menit
4) Permasalahan gizi :
a) Kurangnya asupan makanan karena adanya penurunan nafsu makan
b) Kebiasaan makan pasien yang salah
c) Penurunan kebutuhan zat gizi (Protein)
d) Metode : Diskusi dan tanya jawab
e) Media : Buku Foto Makanan, leaflet Diet Tinggi Energi Rendah
Protein 1.440 kkal, Daftar Bahan Makanan Penukar
f) Materi :
Tujuan dan prinsip Diet Tinggi Energi Rendah Protein 1.440 kkal
Bahan makanan yang dianjurkan, dibatasi, dan dihindari
Pola makan yang baik dan kebutuhan makan yang sesuai dengan
kebutuhan
Contoh menu sehari dalam Diet Tinggi Energi Rendah Protein 1.440
kkal
18
F. Edukasi Gizi (E.1)
19
rencana asuhan gizi
3 Pasien dan keluarga pasien Meminta persetujuan keluarga
pasien untuk melakukan intervensi
terhadap pola makan dan asupan
pasien selama dirawat di Rumah
Sakit, menanyakan kondisi pasien
setiap hari, memberikan konseling
dan edukasi terkait gizi.
4 Perawat ruangan Meminta izin untuk melihat rekam
medis atas nama Ny. PN dan
menanyakan perkembangan pasien.
5 Tenaga pengolahan Melakukan rapat menu.
20
Lampiran menu sehari
21
Bubur Beras giling putih 3 sdm 30 108,3 2 0,2 23,9
Malam
Pepes Tahu Tahu 1 ptg sdg 50 4,1 2,4 0,9 0,6
18.00 WIB
Sayur sup labu kuning Labu kuning 100 39 0.9 0.6 8.8
Pisang ambon Pisang ambon 1 buah 100 108 1 0,8 24,3
Air putih Air putih 1 gelas 200
SUB TOTAL 259,4 6,3 2,5 57,6
Jambu biji 1 bh sdg 100 51 0.8 0.6 11.9
Selingan
Jus jambu Gula pasir 2 sdm 20 77.4 0 0 20
21.00 WIB
Air 1 gelas 200
SUB TOTAL 128,4 0.8 0,6 31,9
JUMLAH TOTAL 1.281,3 41,2 34,2 205,7
KEBUTUHAN GIZI 1.440 33,75 40 236,25
%ASUPAN 88,97% 122,07% 85,5% 87,06%
22
23