KOLELITHIASIS &
KOLESISTITIS
Outline
Anatomi & Fisiologi
Metabolisme bilirubin
Definisi kolelithiasis & kolesistitis
Etiologi & patogenesis kolelithiasis & kolesistitis
Manifestasi klinik & komplikasi
Penatalaksanaan klinik
Jenis, tujuan, dan syarat diet
Pemilihan bahan
Anatomi & Fisiologi
Kandung empedu
Membran berotot berbentuk buah pir
Fundus, badan & leher
Dinding:
Lapis serosa peritoneal
Otot polos
Mukosa
Getah empedu
Cairan alkalis, hasil sekresi sel hati.
Sehari disekresi ½ -1 liter
Susunan getah empedu:
Garam empedu (2/3 berat bersih empedu)
Pigmen empedu, terutama bilirubin
Kolesterol, lesitin, garam, dan air
Garam empedu
Kombinasi dari: asam dan kolesterol seperti asam
kolat, asam amino tamin dan glisin
Fungsi garam empedu:
Mengaktifkan lipase pankreas
Merangsang sekresi pankreas
Membantu absorpsi lemak dengan membentuk misel
Pigmen empedu
Terutama bilirubin
Bilirubin merupakan hasil pemecahan Hb dalam
limpa dan sumsum tulang
Pigmen ini memberikan warna pada feses
Kolelithiasis
Terbentuknya batu empedu (lithos), yang bila
masuk ke dalam duktus koledokhus (saluran
empedu):
Sumbatan penyaluran empedu ke duodenum
terhambat
Gangguan pencernaan dan absorpsi lemak
3 jenis batu
Batu kolesterol kolesterol, bilirubin, garam kalsium
Batu pigmen polimer bilirubin dan garam kalsium
Batu campuran
Faktor risiko terjadinya
kolelithiasis
Risiko terjadinya batu kolesterol:
Obesitas
Gender wanita
Usia tua
Diabetes mellitus
Faktor etnik
Riwayat keluarga
Bakteri infeksi kronik ringan perubahan pada
mukosa kandung empedu mempengaruhi
kemampuan absorpsi kelebihan absorpsi air dan
asam empedu presipitasi kolesterol terbentuk
batu
Diet tinggi lemak dalam jangka waktu lama
Faktor risiko terjadinya
kolelithiasis
Risiko terjadinya batu pigmen:
Usia
Sirosis hati
thalassemia
Infeksi saluran empedu
Alkoholisme
needs.
Nutrition Intervention
A low-fat nutrition prescription (<30% energy as
fat) with a modest protein content may assist in
controlling symptoms until surgery is performed to
remove the gallstones.
Small, frequent feedings may also help improve the
total nutrient intake to meet patients’ needs.
Nutrition Intervention
An acute attack almost always occurs in connection with an
obstruction. When it does occur, the gallbladder should be kept
as inactive as possible, which is achieved through an NPO order
and complete bowel rest until symptoms lessen, with nutrition
administered parenterally as needed. The diet is advanced as
tolerated to liquids, though only low-fat liquids are typically
used.
Due to poor absorption of fat, a water-soluble form of vitamins
A, D, E, and K may be necessary.
Post surgery diarrhea may be managed through increased fiber
intake to increase fecal bulk, and patient avoidance of foods that
are known to cause diarrhea.
Terapi Diet
Tidak ada terapi diet spesifik untuk mencegah kolelitiasis pada
individu yang rentan
D. Prabedah
H-4 diet sisa rendah bentuk lunak
H-3 diet sisa rendah bentuk saring
H-1/2 diberi bubur tanpa sayur
Puasa 12-18 jam sebelum operasi
D. Pascabedah
DPB 1: m cair jernih
DPB 2: m cair kental
DPB 3: m saring, rendah sisa
DPB 4: m lunak
Pada pengangkatan kandung empedu
Prinsip diet:
Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
Mengganti kehilangan protein, glikogen dan besi
Memperbaiki keseimbangan elektrolit dan cairan
Tujuan Diet Kolelithiasis & Kolesistitis
RL 1 RL 2 RL 3
996 kkal 1400 kkal 1900 kkal
Serealia & umbi-umbian - 2 SP 5 SP
Daging lemak rendah/sedang - 3 SP 3 SP
Kacang-kacangan - 2 SP 2 SP
Sayuran - 2 SP 2 ½ SP
Buah/sari buah 10 SP 4 SP 2 SP
Minyak/margarin - 2 SP 2 SP
Susu skim/formula - - 1 SP
Gula/sirup 15 SP 8 SP 8 SP
Monitoring and Evaluation
Adherence to, as well as, tolerance of the diet
should be determined.
If the patient is NPO and/or has an infection,
weight and biochemical labs should be monitored
as needed, based on nutritional status.
Click icon to add picture
TERIMA KASIH
Kasus
Ny. Emma, 32 tahun, pegawai swasta. BB 58 kg, TB 160 cm.
Sudah beberapa hari ini mengeluh badan terasa lemas, sakit
perut bagian kanan, kedua mata kelihatan kuning, mual pada
pagi dan malam hari. Os mempunyai kebiasaan minum obat-
obatan analgesik tanpa resep dokter. Pasien masuk RS dengan
panas tinggi 39ºC. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan
hasil sebagai berikut: TD 110/70 mmHG, SGOT 50 U/L, SGPT
45 U/L, Kolesterol total 200 mg/dL, bilirubin 1 mg/dL. USG
gambaran positif kolelitiasis. Hasil recall diketahui rata-rata
asupan os sebagai berikut: energi 2000 kkal, protein 62 gram,
lemak 87 gram, karbohidrat 258 gram. Diagnosis medis:
kolesistitis akut dengan kolelitiasis.