Anda di halaman 1dari 40

Pemberian Diet

pada Penyakit
Kanker

Ratmawati S.Gz., M.Gz


Prodi DIII Gizi Poltekkes Pangkalpinang
Dietetik PTM/2021
“ Tujuan Akhir
yang Diharapkan

Mahasiswa mampu menjelaskan PAGT


pada penyakit kanker
Penyakit Kanker
Neoplasia yang terjadi pada jaringan epitel disebut juga Carsinoma dan
pada jaringan connective disebut Sercoma.

Sel-sel abnormal yang berkembang dalam darah atau sumsum tulang disebut
Leukimia.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat


hubungan yang erat antara gizi dan kanker.

Penelitian epidemiologi menunjukkan timbulnya jenis


kanker dapat juga dipengaruhi faktor lingkungan yang
meliputi keadaan geografis dan rasial, gaya hidup, serta Masyarakat yang vegetarian mempunyai
pola makan yang berbeda. risiko terkena kanker lebih rendah
dibandingkan masyarakat nonvegetarian.
Penelitan menunjukkan orang Jepang yang tinggal di
Amerika lebih banyak mengalami kanker kolon.
NUTRITION ASSESSMENT

Data Yang Dikumpulkan :


Asupan Gizi
Status Kesehatan
Status Sosial
Faktor Psikis Dan Emosi
Kualitas Hidup
Lanjutan...
• Data antropometri (tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh, serta perubahan berat
badan).
• Data Laboratorium terkait gizi (albumin, trasferin, CRP, gula darah, hemoglobin, elektrolit,
profil lipid, tes kliren kreatinin, tes fungsi hati, dan lain-lain).
• Data klinis/ fisik (Masa otot, lemak subkutan, gigi geligi, penampilan fisik).
• Data riwayat makan (pola makan, asupan makan, pengetahuan tentang makanan, pantang,
ketersediaan makanan, penurunan nafsu makan).
• Data riwayat personal (riwayat penyakit, konsumsi suplemen, riwayat keluarga).
Risiko Kanker dari
Asupan Zat Gizi
• Kanker oral  alkohol, tembakau, rendah beta • Kanker Cervix  rendah vit. C, vit. E dan beta
caroten, rendah vitamin E. karotin.
• Kanker Payudara dan Prostat  tinggi lemak, • Kanker Ovarium: makanan berlemak, digoreng,
tinggi kalori, rendah omega 3. dan telur.
• Kanker Saluran Pencernaan  nitrosamin, • Kanker Kolorektal  tinggi protein hewani,
alkohol, As. amino pyrosalates pada daging dan alkohol, tinggi kalori, rendah vit. C dan vit. D,
ikan yang dipanggang, rendah karoten, rendah rendah kalsium, rendah konsumsi karotin dan
vitamin C, dan vitamin E. serat.
• Kanker Hati  aflatoksin. • Melanoma  rendah vit. B6 dan karotinoid.
• Kanker Saluran Pemafasan  merokok, • Carcinogenalami  Radiasi ultra violet, obat
alkohol, rendah vit. C dan vit. E. celup, zat kimiawi (asap, penambangan), virus,
nitrosamin, aflatoxin, saffrole.
Efek Pengobatan Kanker
• Sel-sel tubuh yang semula normal dapat menjadi
rusak.
• Pengobatan yang dilakukan pada penderita
kanker umumnya melalui terapi radiasi, • Apabila kerusakan mencapai saluran
operasi, dan kemoterapi. gastrointestinal maka terjadi diare, konstipasi,
dan malabsorbsi.
• Pengobatan tersebut berefek menghambat
• Efek pada saluran gastrointestinal ini hanya
absorbsi zat-zat gizi yang penting bagi berlangsung sementara.
tubuh.
• Setelah beberapa hari akan tumbuh sel-sel baru
• Pasien kanker dalam kurun waktu tertentu dan selanjutnya fungsi saluran
akan mengalami penurunan status gizi atau gastrointestinalpun dapat normal kembali.
mengalami Cachexia, • Gangguan lain adalah gangguan indra perasa,
nausea, vomiting, water retention, dan
pembengkakan
Diagnosa Gizi pada AIDS/Cancer*

Inadequate oral food/beverage intake (NI-2.1)


Increased nutrient needs (NI-5.1)
Swallowing difficulty (NC-1.1)
Altered GI function (NC-1.4)
Food-medication interaction (NC-2.3)
Involuntary weight loss (NC-3.2)
Food and nutrition-related knowledge deficit (NB-1.1)
Impaired ability to prepare foods/meals (NB-2.4)
Beberapa kriteria sebagai landasan nutrition teraphy pada
penderita kanker, antara lain:

Penderita tidak mampu mengkonsumsi 1000 kkal sehari


Terjadi penurunan BB lebih dari 10% BB penderita sebelum
sakit
Kadar albumin serum kurang dari 3,5 g%
Kadar transferin serum menurun
Terdapat tanda-tanda penurunan daya tahan tubuh
PENATALAKSANAAN
DIET
TUJUAN DIET
Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan cara:

Memberikan makanan seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta daya


terima pasien
Mencegah atau menghambat penurunan BB secara berlebihan
Mengurangi rasa mual, muntah, dan diare
Mengupayakan perubahan sikap, dan perilaku sehat terhadap makanan
Lanjutan TUJUAN DIET
• Mengganti zat gizi yang hilang karena efek pengobatan.
• Memenuhi kebutuhan kalori, protein, KH, L, Vitamin dan mineral
yang seimbang untuk mencegah terjadinya malnutrisi.
• Mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi lebih lanjut.
• Memenuhi kebutuhan mikronutrien.
• Menjaga keseimbangan kadar glukosa darah.
Prinsip Diet

Tinggi Energi
Tinggi Protein

Lemak cukup
Serat cukup
Pemberian bertahap (sesuai kondisi dan daya terima
pasien)
Diet yang Dianjurkan
• Tinggi protein : 1,5 - 2,0 g /kg BB untuk mengganti kehilangan
berat badan,

• Tinggi kalori : 25 - 35 kcal/ kg BB, dan 40 - 50 kkal/kg BB untuk


mengganti simpanan dalam tubuh bila pasien berat badan kurang.
Bila terjadi infeksi perlu tambahan kalori sesuai dengan keadaan
infeksi.

• lemak : 25%
Lanj. Diet yang Dianjurkan
• Makanan sebaiknya diberikan lebih banyak pada pagi hari.
• Diberikan porsi kecil dan sering.
• Makanan formula sonde dapat diberikan sesuai dengan kondisi
pasien.
• Bila kehilangan berat badan mencapai lebih dari 20% dapat
diberikan Total Parenteral Nutrition (TPN), sesuai dengan kondisi
pasien.
Lanj. Diet yang Dianjurkan
• Bila perlu dapat diberikan suplemen vitamin B kompleks ( vitamin
86, Asam pantotenik 1 asam folat, dll) vitamin A, dan vitamin C.
• Syarat terapi diet secara khusus bervariasi sesuai dengan kondisi
pasien.
• Dianjurkan juga untuk memenuhi kebutuhan asam amino Leucine
dan Methionin.
• Glutamin diperlukan bagi pasien pasca operasi atau radiasi pada
abdomen.
SYARAT DIET

Energi tinggi: 36 kkal/kg BB (♂) dan 32 kkal/kg BB (♀)


gizi kurang  40 kkal/kg BB (♂) dan 36 kkal/kg BB (♀)
Protein tinggi: 1,5-2 g/kg BB
Lemak sedang: 15-20% dari kebutuhan E total
KH cukup, sisa kebutuhan E total
SYARAT DIET
Vitamin dan mineral cukup: terutama vitamin A, B
kompleks (vitamin B6, asam pantotenat, asam folat dll),
C, E, Fe, Se, Zn  jika diperlukan dapat ditambahkan
suplemen
Serat cukup
Porsi makan kecil dan sering
Asam folat

Diperlukan untuk pembentukan sel baru  sintesis sel


mencegah kelainan mutasi DNA
Pengobatan supportif pada penyakit kritis
Menghambat kerusakan pembuluh darah
Koenzym membentuk SAM (S-Adenosyl- Methionine) yang
penting pada pencegahan kanker
Vitamin A dan E  memperbaiki sistem imun
Vitamin C  mencegah pembentukan Nitrosamin
Selenium  melindungi membran sel
Bioflavonoid  dapat memperkuat kapiler
Vitamin B Complex  membantu menetralisir bahan-bahan
karsinogenik
Bawang merah dan bawang putih  mencegah kanker
empedu dan gastrointestinal
Tomat dan lada  menurunkan risiko kanker Prostat dan
Cervix
Minyak ikan  efek anti kanker
Kol, brokoli, dan Kedelei  mencegah kanker prostat,
ovarium, dan mamae
Jamur  mencegah pertumbuhan sel kanker
Efek Samping Obat

Mual
Muntah
Anoreksia
Hiperurisemia
Hipomagnesemia
Hipokalsemia
Hipokalemia
Hipoalbuminemia
Xerostomia (kekeringan mulut akibat disfungsi kelenjar saliva)
Perhatikan

Hindari pemberian makan dan minum selama 2 jam post


kemoterapi atau radiasi

Jika sering terjadi diare  pemberian makanan menyesuaikan

Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit

Pemberian parenteral nutrition  keputusan tim  cek risiko


yang timbul
Pemberian bergantung pada:

Keadaan pasien
Perkembangan penyakit
Daya terima makanan
Kurang Nafsu Makan

Mengkonsumsi makanan padat energi dan protein. Tambahkan susu, mentega,


telur
Porsi kecil dan lebih sering dari biasanya
Menyediakan makanan favorit untuk meningkatkan selera makan
Hindari bau atau aroma makanan yang menyengat
Olah makanan dengan bentuk yang menarik
Ciptakan suasana makan yang menyenangkan
Tekankan bahwa makan adalah bagian penting dalam program
pengobatan/terapi
Perubahan Indera Kecap

Bilas mulut dengan air sebelum makan


Konsumsi jus atau makanan selingan berbahan buah-buahan yang
segar
Campurkan makanan dengan rasa manis seperti gula dan madu
Gunakan bumbu yang dapat meningkatkan selera dari segi aroma
maupun rasa
Berkumur dengan air soda 5 g + air putih 500 ml
Mual dan Muntah
Makan makanan yang kering
Porsi makanan kecil dengan frekuensi 6-8 kali/hari
Hindari makanan yang berbau merangsang
Hindari makanan yang berlemak tinggi karena akan merangsang rasa mual
Makan dan minum perlahan-lahan
Hindari makanan dan minuman yang terlalu manis
Batasi cairan pada saat makan
Tidak tiduran setelah makan, ± 1 jam setelah makan
Bila muntah, minumlah banyak air untuk menghindari dehidrasi
Mulut Kering
Minumlah 8-10 gelas/hari. Gunakan sedotan untuk minum air
Konsumsi makanan yang lunak dan mudah untuk dikonsumsi
Kunyah makanan dengan baik
Kunyahlah permen rendah gula untuk menstimulasi kelenjar ludah
Rasa Cepat Kenyang

Konsumsi makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering


Hindari minum sebelum makan
Hindari makan dalam posisi tidur
Kesulitan Mengunyah/Menelan

Minum dengan menggunakan sedotan


Makanan atau minuman disajikan pada suhu kamar atau dingin
Bentuk makanan saring atau cair. Bila makanan lunak, bahan
makanan dipotong kecil-kecil dan masak hingga lunak
Hindari makanan terlalu asin atau asam
Diare
Minumlah banyak air  air dalam suhu kamar
Konsumsi makanan porsi kecil 6-8 kali/hari
Hindari makanan terlalu manis
Hindari susu penuh selama diare
Berikan makanan sumber serat larut air
Hindari makanan yang bergas
Konstipasi
Mengkonsumsi cukup serat
Minum 8-10 gelas/hari
Lakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan
Mengolah Makanan

Pastikan tangan dalam keadaan bersih, cuci dengan sabun dan air
bersih sebelum mengolah
Alas pemotong sayur dan daging harus berbeda/ dipisah
Masak bahan makanan sampai matang
Pastikan sumber air bersih, tidak terkontaminasi
PENCEGAHAN

•Dimaksudkan •Penapisan pada


untuk kelompok tertentu
menghilangkan yang berisiko tinggi
faktor penyebab terhadap keganasan

PRIMER SEKUNDER
TERIMA KASIH

Dietetik PTM/2021

Anda mungkin juga menyukai