Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PPH

Kelompok Bangka Barat:

Eva Meirani Uswatun Hasanah


Indah Puspitasari
Listy Rowina Putri
Muhammad Raafi
Septi Viranesa
SKOR PPH BANGKA BARAT
Energi/Kal/ %
No Kelompok Pangan Bobot Skor AKE Skor PPH Skor Maks
org/hr AKE
1 Padi-padian 1.234 58.8 0.5 29.4 25.0 25.0
2 Umbi-umbian 57 2.7 0.5 1.4 1.4 2.5
3 Pangan Hewani 281 13.4 2.0 26.8 24.0 24.0
4 Minyak dan lemak 221 10.5 0.5 5.3 5.0 5.0
5 Buah/biji 8 0.4 0.5 0.2 0.2 1.0
berminyak
6 Kacang-kacangan 35 1.7 2.0 3.3 3.3 10.0
7 Gula 104 5.0 0.5 2.5 2.5 2.5
8 Sayur dan buah 96 4.6 5.0 22.9 22.9 30.0
9 Lain-lain 55 2.6 - - - -
Total 2.092 99.6 11.5 91.7 84.3 100.0
ANALISIS PPH

Dalam agenda pembangunan nasional khususnya di wilayah Kabupaten Bangka Barat, tujuan pembangunan
ketahanan pangan adalah menjamin ketersediaan dan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, bergizi dan
berimbang. Meningkatkan status gizi penduduk dari segi pemenuhan pangan yang bermutu dan mencukupi merupakan
basis pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karenanya perlu ada target pencapaian yang ditetapkan
serta tingkat pencapain targetnya.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka Barat, pada tahun 2020, kuantitas
konsumsi pangan penduduk Kabupaten Bangka Barat sudah mencukupi target namun kualitas pangannya sudah
mencapai target Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan tahun 2020. Asupan energi sebesar 2.092 kkal/kapita/hr,
sedangkan angka kecukupan energi sebesar 2.100 kkal/kapita/hr. Skor AKE mencapai 91,7 dan skor PPH mencapai 84,3.
Angka tersebut menunjukkan bahwa pola konsumsi masyarakat cenderung cukup dalam mengkonsumsi bahan makanan
pokok.
ANALISIS PPH

Kualitas pola konsumsi pangan dianalisis dengan menghitung skor PPH. Perhitungan skor PPH diperoleh dengan
membandingkan antara skor AKE aktual dengan skor PPH normatif (100). Sementara itu faktor-faktor yang mempengaruhi
diversifikasi konsumsi pangan dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda (multiple regression) sehingga dapat
dilihat variabel-variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap diversifikasi konsumsi pangan. Hal ini terlihat dari rerata
skor PPH aktual yang diperoleh hanya sebesar 84,3 lebih rendah dari skor normatif yaitu 100. Rendahnya skor PPH ini
disebabkan kuantitas konsumsi energinya hanya mencapai 2092 kkal/kap/hari atau hanya 99,6% AKE serta proporsi energinya
yang tidak seimbang pada masing-masing kelompok pangan.

Untuk mencapai konsumsi energi dan PPH yang ideal perlu diimbangi dengan peningkatan konsumsi umbi-umbian dan
sumber karbohidrat lainnya. Meskipun tren konsumsi umbi-umbian mengalami peningkatan, namun konsumsi beras masih
mendominasi kontribusi energi dari pangan sumber karbohidrat. Hal ini menyebabkan jumlah agregat kebutuhan konsumsi beras
masyarakat masih tinggi. Kondisi ini menunjukkan konsumsi energi penduduk masih belum memenuhi kaidah gizi seimbang
yang dianjurkan. Untuk itu, di masa mendatang pola konsumsi pangan masyarakat diarahkan pada pola konsumsi pangan
Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman.
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai