EKONOM I
PEM BANGUNAN
Kajian Ekonomi Negara Berkembang
Hal: 193 – 205
Abstract
193
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9 No. 2, Desember 2004 Hal: 193 – 205
194
Analisis Distribusi Ayam Broiler di Daerah Istemewa … (Unggul Priyadi, Indah Susantun & Awan Setya Dewanta.)
Dalam kerangka agribisnis sebagai sangat vital dalam upaya mewujudkan pe-
suatu pendekatan pengelolaan usaha yang ningkatan pendapatan petani dan nilai tam-
secara menyeluruh, maka penanganan peter- bah. Oleh karenanya melalui pelaksanaan
nakan sebagai rangkaian kegiatan beberapa tataniaga yang efisisen sangat memungkin-
sub sistem yang saling terkait dan mempe- kan terciptanya insentif yang menarik bagi
ngaruhi satu sama lain. Sub-sub sistem peternak.
tersebut dapat dijabarkan dalam bentuk Tataniaga yang efisien adalah sam-
kegiatan peternakan (on-farm activities) dan painya produk ke konsumen akhir menurut
kegiatan luar peternakan (of-farm activities) tempat, waktu, dan bentuk yang diinginkan
yang mencakup: 1) pengadaaan sarana pro- konsumen dengan biaya yang serendah-ren-
duksi 2) industri pengolahan hasil 3) tata- dahnya serta adanya pembagian yang adil
niaga 4) jasa-jasa penunjang (Bungaran, 1993). dari harga yang dibayar konsumen akhir
Adanya berbagai kegiatan yang ter- kepada semua pihak yang terkait dalam
kait dalam sistem agribisnis tersebut maka kegiatan produksi dan tataniaga tersebut
kegiatan tataniaga mempunyai peranan yang (Mubyarto, 1992).
195
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9 No. 2, Desember 2004 Hal: 193 – 205
Faktor-faktor yang mendukung ter- tribusi harga yang adil diantara para pelaku
ciptanya tataniaga yang efisien mencakup: tataniaga ayam broiler, maka perlu dilaku-
struktur pasar, lembaga tataniaga yang terli- kannya analisis pola tataniaga yang terjadi
bat, dan transmisi harga. Pengukuran dalam distribusi ayam broiler.
efisiensi tataniaga pertanian secara umum
dapat dibedakan secara kualitatif dan secara Tujuan Penelitian
kuantatif. Ukuran secara kualitatif sebagai Berdasarkan rumusan masalah terse-
upaya mengungkapkan keterkaitan tataniaga but di atas, maka penelitian ini bertujuan:
terhadap kesejahteraan masyarakat yang 1. Merumuskan model saluran distribusi
menggunakan pendekatan teknik S-C-P, ayam broiler,
yaitu; market strcture, market conduct dan 2. Menentukan elastisitas transmisi harga
market performance (Sukartawi, 1993). Ada antar lembaga saluran distribusi
pun pengukuran secara kuantatif digunakan 3. Menentukan marjin tataniaga antar lem-
beberapa konsep antara lain: 1) Elastisistas baga saluran distribusi
Transmisi Harga dan 2) Marjin Tataniaga
Para produsen dan pedagang ayam Kegunaan Penelitian
broiler dalam upaya memasarkan produk Hasil penelitian ini diharapkan dapat
ayam broiler di samping memasok kebutu- bermanfaat sebagai bahan masukan pihak-
han di Propinsi DIY, membuka pasar de- pihak terkait dengan usaha pengelolaan pe-
ngan mengirim ke luar Propinsi DIY. Me- ternakan ayam broiler khususnya tentang
lalui terciptanya perdagangan antar daerah penyajian informasi distribusi daging ayam
tersebut secara ekonomi berdampak pada broiler.
dorongan harga jual ayam broiler. Namun
demikian harga yang tinggi di tingkat KAJIAN PUSTAKA
pengecer perlu dikaji, apakah dapat dinik- Efisiensi tataniaga merupakan salah
mati secara wajar oleh produsen atau hanya satu komponenen penting dalam mencipta-
dinikmati para pedagang? kan sistem tataniaga yang dapat memberikan
keuntungan kepada berbagai pihak yang
Perumusan Masalah terkait dalam tataniaga ayam broiler, seperti:
Perkembangan peternakan ayam peternak, pedagang dan konsumen. Melalui
broiler yang relatif tersebar pada wilayah pelaksanaan tataniaga yang efisien pada
kabupaten-kabupaten di Propinsi DIY telah akhirnya akan berpengaruh pada pembentu-
menciptakan kesempatan sebagian masyara- kan tingkat harga.
kat untuk terlibat dalam tataniaga ayam Terdapat banyak penelitian yang te-
broiler. Sistem distribusi ayam broiler dari lah dilakukan para ekonom yang berkaitan
produsen sempai ke konsumen umunya ter- dengan masalah ini. C.Peter Timmer (1987)
diri dari berbagai rantai mulai dari pedagang dalam bukunya yang berjudul “The Corn
pengumpul tingkat desa, kecamatan atau Economy Of Indonesia” telah meneliti tentang
kabupaten dan pedagang besar serta peda- efisiensi tataniaga jagung dengan mengambil
gang pengecer. Besarnya keuntungan variabel harga jagung pedesaan atau harga
masing-masing pelaku pasar akan tergan- jagung pertama untuk bulan t, harga jagung
tung dengan struktur pasar setiap tingkatan, pasar pusat atau perkotaan untuk bulan t,
posisi tawar masing-masing pelaku dan dan variabel musiman yang dapat mempe-
efisiensi usaha pada masing-masing pelaku ngaruhi pembentukan harga lokal yang be-
tataniaga. Dalam upaya mengetahui pola bas dari harga pusat periode 1973 – 1982 di
tataniaga yang mampu mencerminkan dis- daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
196
Analisis Distribusi Ayam Broiler di Daerah Istemewa … (Unggul Priyadi, Indah Susantun & Awan Setya Dewanta.)
197
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9 No. 2, Desember 2004 Hal: 193 – 205
198
Analisis Distribusi Ayam Broiler di Daerah Istemewa … (Unggul Priyadi, Indah Susantun & Awan Setya Dewanta.)
199
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9 No. 2, Desember 2004 Hal: 193 – 205
Pelaksanaan Usaha Ternak Ayam Broiler krisis ekonomi yang berkepanjangan. Me-
Usaha Peternakan ayam broiler (ras) lalui kerjasama ini para peternak plasma
ditinjau dari aspek finansial merupakan tidak perlu mengeluarkan modal yang se-
salah satu usaha di bidang agribisnis yang lama ini masih merupakan momok utama
memberikan keuntungan (Bambang Suhar- untuk investasi dalam usaha ayam broiler.
no, 2002). Dalam menjalankan usaha ayam Responden yang menjadi peternak plasma
broiler terdapat 2 jenis pengelolaan, yakni tersebar di Kabupaten Gunung Kidul dan
dikelola secara mandiri (peternak mandiri) Bantul. Para pedagang dan para peternak
dan dikelola dalam bentuk plasma-inti (pe- dalam menjalankan usaha ayam broiler se-
ternak plasma inti). Dalam pengelolaan sis- cara umum menyatakan bahwa usahanya
tem plasma-inti, pihak peternak sebagai menguntungkan. Para pedagang dalam
plasma, sementara perusahaan pakan dan menjalankan usahanya benar-benar dikelola
perusahaan yang bergerak pada pemasaran sebagai usaha memperoleh pendapatan un-
DOC dan pakan ayam umumnya sebagai inti. tuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Lain
Pada sisi lain para peternak mandiri dalam halnya dengan para peternak yang dalam
menjalankan usahanya segala aktivitasnya menjalankan usahanya relatif kurang mem-
dibiayai dengan menggunakan modal sendiri. berikan keuntungan, sehingga sebagian kecil
Dalam menjalankan kerja sama de- para peternak dalam melakukan usahanya
ngan pihak perusahaan selaku pihak inti, sebagai usaha sampingan.
peternak plasma menandatangani kontrak
harga jual ayam broiler pada saat Dijual. Analisis Tataniaga
Apabila harga pasar ayam broiler di bawah Saluran Tataniaga
harga kontrak, peternak tetap menerima Tataniaga yang terjadi pada suatu
harga jual seperti pada saat penandatanga- komoditas tidak terlepas dari pengaruh
nan kontrak harga jual ayam broiler. Namun struktur pasar yang terjadi. Di samping itu,
demikian apabila harga pasar lebih tinggi pada perdagangan ayam broiler (ras) saluran
dari harga kontrak, peternak selaku plasma tataniaga dipengaruhi juga adanya produk
memperoleh penerimaan sesuai harga kon- yang dihasilkan secara periodik dan produ-
trak ditambah insentif dari pihak inti. Para sen relatif tersebar. Sebagai konsekuensinya
peternak plasma hanya diminta menyiapkan harga daging ayam sangat dipengaruhi
kandang dan tenaga, sedangkan kebutuhan fluktuasi pasokan.
anak ayam atau "day old chicken" (DOC), Secara umum usaha para peternak
pakan, sampai obat-obatan diberi oleh pihak mandiri ayam broiler, hasil produksinya
inti. Setelah ayam broiler yang dibeli kurang dijual kepada para pedagang pengumpul
lebih berumur sekitar 35 hari – 40 hari maka yang terdapat di desa-desa kemudian ke
ayam broiler dijual ke pedagang yang pedagang besar atau ke pedagang-pedagang
ditunjuk pihak inti. pengecer yang berada dalam 1 wilayah
Bentuk kerjasama plasma-inti sangat maupun di luar wilayah kabupaten, seperti
menguntungkan khsusnya para peternak Solo dan Purworejo bahkan ke Jakarta. Salu-
yang terbatas pada kemampuan penyediaan ran tataniaga ayam broiler yang terjadi se-
modal. Terlebih dalam situasi sulit akibat cara rinci disajikan pada gambar berikut:
200
Analisis Distribusi Ayam Broiler di Daerah Istemewa … (Unggul Priyadi, Indah Susantun & Awan Setya Dewanta.)
40% 10%
PDG PD G
PET ER NA K PEN GU M PUL B ESAR PEN GECER K ON SU M EN
50% 20%
30%
Hasil produksi ayam broiler oleh para 1) Elastisitas transmisi harga peternak
peternak mandiri yang dijual mencapai 90 terhadap pedagang pengumpul: 0,8365
persen dari produk yang dihasilkan. Sisanya 2) Elastisitas transmisi harga pedagang pe-
sekitar 10 persen dikonsumsi baik dikon- ngumpul terhadap pedagang pengecer:
sumsi sendiri maupun untuk keperluan ritual 0,9262
yang dibagikan kepada sanak saudara. Pada
gambar di atas, peternak mandiri dalam Besarnya nilai-nilai elastisitas trans-
melakukan penjualan sebagian besar adalah misi harga terhadap pedagang pengumpul
kepada pedagang pengumpul. Untuk peter- dan pedagang pengecer masing-masing
nak plasma, produksi ayam broiler semua- adalah 0,836536 dan 0,926226. Nilai elas-
nya dijual kepada pedagang pengumpul tisitas transmisi harga rantai tataniaga antara
yang ditunjuk perusahaan inti. peternak terhadap pedagang pengumpul
Para pedagang pengumpul dalam adalah 0,836536 dengan kata lain bahwa
memperoleh komoditas dagangannya adalah kepekaan perubahan nisbi harga di tingkat
menerima penjualan dari para peternak yang pedagang pengumpul terhadap harga tingkat
langsung menjual kepada mereka tetapi peternak sebesar 0,836536 (Et < 1). Hal ini
yang paling banyak dengan "sistem jemput menunjukan apabila terjadi perubahan harga
bola". Terlebih-lebih dalam upaya memper- pada pedagang pengumpul 1 persen maka
oleh dagangannya di luar daerah dan pada harga ayam broiler di tingkat peternak akan
saat-saat permintaan daging ayam sangat berubah sebesar 0,836536 persen. Sedang-
tinggi. Momen semacam itu terjadi pada kan nilai elastisitas transmisi harga rantai
saat-saat hari raya keagamaan seperti hari tataniaga dari pedagang pengecer terhadap
raya idul fitri, hari natal dan tahun baru. peternak adalah 0,926226 (Et < 1) dengan
Para pedagang besar dalam upaya kata lain bahwa kepekaan perubahan nisbi
memperoleh komoditas dagangannya mem- harga di tingkat pedagang pengecer adalah
peroleh pasokan dari para peternak dan sebesar 0,926226. Hal ini menunjukan apa-
pedagang pengumpul yang langsung datang. bila terjadi perubahan harga pada pedagang
Untuk penjualan yang mereka lakukan di pengecer 1 persen maka harga ayam broiler
samping di wilayah propinsi Daerah istimewa di tingkat peternak akan berubah sebesar
Yogyakarta, mereka juga melakukan penjualan 0,926226 persen.
di kota-kota besar utamanya Jakarta. Berdasarkan kedua nilai elastisitas
transmisi harga tersebut, menunjukkan
Elastisitas Transmisi Harga bahwa perubahan harga-harga di tingkat
Berdasarkan hasil perhitungan elas- pedagang pengecer yang ditransmisikan
tisitas transmisi harga diperoleh hasil seba- terhadap pedagang pengumpul lebih besar
gai berikut: dibandingkan perubahan harga pedagang
201
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9 No. 2, Desember 2004 Hal: 193 – 205
202
Analisis Distribusi Ayam Broiler di Daerah Istemewa … (Unggul Priyadi, Indah Susantun & Awan Setya Dewanta.)
Dari kelima saluran pemasaran, rata- menjual ke pasar. Di samping itu para peda-
rata penerimaan peternak per kg ayam gang pengumpul banyak yang berasal dari
broiler adalah Rp.1.895 (53,01 persen). desa setempat dan tidak sedikit yang masih
Biaya tataniaga adalah Rp.337,6 (9,44 per- mempunyai hubungan kerabat.
sen), dan keuntungan tataniaga adalah
Rp.1.342,4 (37,55). Penerimaan peternak KESIMPULAN DAN SARAN
tertinggi pada saluran kelima yaitu Rp.2.175 Bentuk usaha ternak ayam ras
(50,88 persen) secara absolut, sehingga tam- pedaging di wilayah DIY adalah sistem
pak bahwa peternak akan memperoleh pene- plasma dan sistem mandiri. Pada peternak
rimaan yang relatif besar apabila menjual plasma menggunakan tiga saluran pema-
pada saluran ini. Resiko kegagalan usaha saran dan yang dominan saluran peternak –
pada saluran kelima sangat besar karena pedagang pengumpul – pedagang besar –
merupakan saluran peternak mandiri, di- pedagang pengecer – konsumen. Sedang
mana peternak menghadapi fluktuasi harga peternak mandiri lebih bervariasi ada lima
dan jumlah yang tinggi untuk input khusus- saluran pemasaran dan yang dominan adalah
nya DOC saluran peternak – pedagang pengecer –
Faktor yang memungkinkan terjadi- konsumen.
nya hal ini adalah kedekatan secara sosiolo- Rataan sebaran marjin pemasaran
gis, yang secara umum para pedagang yaitu penerimaan peternak 53%, biaya tata-
pengecer ayam broiler adalah masyarakat niaga 9,44% dan keuntungan lembaga tata-
setempat dan tidak sedikit para pedagang niaga 37,55%. Dari sebaran marjin pema-
pengecer adalah masih kerabat keluarga saran per saluran terdapat kecenderungan
peternak ayam broiler. Pada sisi lain para bahwa peternak mandiri lebih efisien dari-
pedagang pengecer lebih memperhatikan pada dibandingkan peternak plasma. Namun
aspek bisnis dalam upaya untuk meperoleh resiko kegagalan usaha peternak mandiri
keuntungan dari hasil kerjanya. Kondisi ini sangat besar, sedang dari skala usaha peter-
tercipta karena para pedagang pengecer nak plasma lebih besar dibandingkan peter-
senantiasa menjaga kepercayaan dari para nak mandiri, sehingga tingkat efisiensi dari
produsen ayam broiler yang secara rutin saluran pemasaran peternak mandiri belum
menjual produknya kepada mereka. Berda- mencerminkan kelayakan usaha.
sarkan aspek geografis jarak produsen ke Elastisitas transmisi menunjukkan
"Pusat Penjualan Ayam Broiler" yang perubahan harga di tingkat pengecer mau-
berada di wilayah Kecamatan Sleman relatif pun pedagang tidak sepenuhnya ditransmisi-
dekat terlebih memperoleh dukungan kan ke tingkat peternak. Hal ini disebabkan
prasarana dan sarana transportasi yang sa- oleh keterkaitan peternak terhadap
ngat memadai. inti/perusahan penyedia input, harga telah
Namun demikian para peternak re- ditentukan di depan sesuai kontrak antara
sponden ada juga yang menjual ayam broiler plasma dan inti. Begitu juga elastisitas
ke pedagang pengumpul. Hal ini dilakukan, transmisi pedagang pengecer terhadap peda-
karena pedagang pengumpul mengunakan gang pengumpul lebih besar daripada elas-
strategi "menjemput bola" yakni dengan tisitas transmisi pedagang pengumpul terha-
mendatangi para peternak ke rumah-rumah dap peternak, hal ini menunjukkan peternak
untuk membeli ayam broiler yang baru relatif kurang bisa menerima signal pasar
dipetik. Manfaat yang diperoleh peternak daripada pedagang. Hal ini juga mengindi-
dengan melakukan penjualan ini adalah ti- kasikan pedagang lebih baik menerima in-
dak perlu melakukan tambahan aktivitas formasi pasar daripada peternak dan juga
203
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9 No. 2, Desember 2004 Hal: 193 – 205
ketergantungan yang besar peternak terha- gang diupayakan tidak hanya memikirkan
dap perusahaan penyedia input sehingga keuntungan sendiri, dalam jangka panjang
posisi tawar peternak sangat lemah. keberlangsungan usaha diutamakan dengan
Implikasi dari kesimpulan bagi peter- menciptakan perdagangan yang adil bagi
nak adalah para peternak bersatu dalam semua pihak baik bagi pedagang sendiri
suatu lembaga seperti koperasi sehingga maupun peternak.
akan memperoleh kemudahan memperoleh
input dan melakukan pemasaran. Bagi peda-
DAFTAR PUSTAKA
_______, (1994). Konsep dan Strategi Pembangunan dalam PELITA VI. Badan Agribisnis,
Departemen Pertanian, Jakarta.
_______ , (1993). Menanti Gerakan Agribisnis. Warta Pertanian Tahun X/1993, Jakarta.
_______, (1994). Pedoman Pemasyarkatan Agribisnis. Badan Agribisnis, Departemen Perta-
nian, Jakarta.
_______, (1986). Beternak Ayam Pedaging. Yogyakarta: Kanisius.
Anwar, Affendi. (1995). Kajian Kelembagaan Menunjang Pengembangan Agribisnis.
Makalah Seminar, IPB Bogor.
Chambers, Robert. (1996). Memahami Desa Secara Partisipatif. Yogyakarta: Kanisius.
Dahl, Dale C And Hammond J, W. (1977). Market and Price Analysis the Agricultural
Industries. Singapore: Mc Graw-Hill.
Hernanto, Fadholi, (1991). Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.
Jafar, Hafsah, (1994). Perencanaan Agribisnis. Makalah Lokakarya Pengembangan
Kurikulum Program Studi PWD, Pascasarjana IPB, Bogor.
Limbong, WH Dan Sitorus P, (1987). Pengantar Tataniaga Partanian. Bogor: Fak. Pertanian
IPB.
Mubyarto, (1992). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3S.
Nasution, Ibrahim Lufti, (1994). Kebijaksanaan Pertanahan Nasional dalam Mendukung
Pembangunan Ekonomi. Orasi Ilmiah Guru Besar Fakultas Pertanian IPB, Bogor.
Saefuddin, (1980), Makalah seminar.
Saefuddin, (1983), Makalah seminar.
Saragih, Bungaran, (1998). Pengembangan Pemasaran Hasil Perkebunan dan Dukungan Ke-
bijakan dalam Memperkuat Perekonomian. Makalah Seminar, UNWAMA Yogyakarta.
Siagian, Renville. (1997). Pengantar Manajamen Agribisnis. Yogyakarta: Gadjah Mada Uni-
versity Press.
Soekartawi, (1986). Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta:
UI-Press
204
Analisis Distribusi Ayam Broiler di Daerah Istemewa … (Unggul Priyadi, Indah Susantun & Awan Setya Dewanta.)
205