PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
Gustiana Tri Rahmawati
NIM 181510601079
Dosen Pembimbing
Titin Agustina, S.P., M.P.
40
40,48 41,44 42
35
30 35,69
31,7
25
20
15
10
5
0
2016
1 2017
2 2018
3 2019
4 2020
5
Tahun
variabel kualitas (X3) sebesar 0,00 < 0,05. Sedangkan variabel lokasi (X2) tidak
berpengaruh terhadap preferensi konsumen dengan nilai signifikansi sebesar 0,506.
Bayu, dkk. (2020) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli Komoditi Pertanian di pasar
Tradisional Kepanjen Malang”. Tujuan penelitian ini yaitu (1) menganalisis secara
bersama-sama pengaruh faktor produk, pendapatan, kuantitas, kualitas tempat,
pelayanan terhadap keputusan membeli komoditas pertanian di pasar tradisional
Kepanjen, (2) menganalisis faktor tempat atau lokasi terhadap keputusan membeli
komoditas pertanian di pasar tradisional Kepanjen, (3) menganalisis faktor yang
memberikan pengaruh paling besar terhadap keputusan membeli komoditas
pertanian di pasar tradisional Kepanjen. Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian yaitu deskriptif dan statistik berupa Regresi Linear berganda. Variabel
yang digunakan dalam penelitian meliputi variabel produk, pendapatan, kuantitas,
tempat, pelayanan, kualitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil
uji F diketahi bahwa pendapatan (X1), produk (X2), kuantitas (X3), tempat (X4),
pelayanan (X5) dan kualitas (X6) secara bersama-sama berpengaruh terhadap
keputusan membeli (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0,119 < 0,15. Hasil uji T
menunjukkan bahwa variabel tempat (X4) secara parsial tidak berpengaruh positif
terhadap keputusan membeli. Berdasarkan beberapa variabel, variabel yang
memiliki pengaruh paling besar ialah pelayanan (X5) dengan nilai signifikasi 0,016
< 0,15.
Kurniawati, dkk. (2021) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Pembelian Sayuran di Pasar
Simpang Tujuh Ulee Kareng”. Tujuan penelitian ini yaitu (1) untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian sayuran
dan (2) untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan
konsumen dalam pembelian sayuran di Pasar Simpang Tujuh Ulee Kareng. Metode
analisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis Regresi Linear Berganda.
Variabel yang digunakan meliputi gaya hidup (X1), sikap (X2), kualitas (X3), harga
(X4), lokasi (X5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama faktor
gaya hidup, sikap, kualitas, harga, dan lokasi mempengaruhi keputusan pembelian
13
sayuran di Pasar Simpang Tujuh Ulee Kareng dengan dibuktikan dari hasil Uji F,
dimana nilai Fhitung > Ftabel (4.850 > 2.53). Sementara faktor yang paling dominan
mempengaruhi keputusan pembelian sayuran ialah faktor harga dengan nilai Thitung
> Ttabel (4.366 > 2.045).
Menurut Putri, dkk. (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Kepuasan dan Keputusan Konsmen terhadap Konsumsi Ikan Laut di Kota Banda
aceh (Studi Kasus di Pasar Peunayong)”, tujuan penelitian ini yaitu (1) untuk
mengetahui bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap ikan laut di Kota
Banda Aceh, (2) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
konsumen dalam membeli ikan laut di Kota Banda Aceh. Metode yang digunakan
untuk menguji hipotesis 1 yaitu analisis kuantitatif dengan alat importance and
performance analysis (IPA) dengan menggunakan skala likert 1-5 dan Customer
Satisfaction Index (CSI). Sementara untuk menguji hipotesis 2 digunakan uji chi
square. Variabel yang digunakan untuk tujuan penelitian 1 meliputi harga,
perubahan harga, kesegaran, rasa, warna, daya tahan, ketersediaan. Variabel yang
digunakan untuk tujuan penelitian 2 meliputi harga dan kualitas produk. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan konsumen ikan laut di Kota Banda
Aceh berada pada kategori puas dengan nilai CSI sebesar 75,58% atau 0,75. Faktor
harga dan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam
membeli ikan laut di Kota Banda Aceh dengan nilai x2 hitung variabel harga sebesar
6,451 dan x2 hitung variabel kualitas produk sebesar 5,662.
Menurut Sutrisno dan Jannah (2019) dalam penelitiannya yang berjudul
“Analisis Kepuasan Konsumen terhadap Produk Ikan Pindang di Pasar Prajekan”,
tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui respon konsumen terhadap ikan pidang
di Pasar Prajekan, (1) untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap ikan pidang
di Pasar Prajekan, dan (2) untuk mengetahui kriteria yang paling dominan terhadap
keputusan pembelian konsumen pada ikan pindang di Pasar Prajekan. Metode yang
digunakan yaitu metode survey (kuesioner) yang kemudian dianalisis
menggunakan skala linkert, sedangkan untuk besarnya respon konsumen terhadap
kepuasan konsumen digunakan uji proporsi (uji z). Variabel yang digunakan
meliputi variabel kualitas, harga, tempat, dan pelayanan. Hasil penelitian
14
lanjut. Ikan juga belum mengalami perubahan fisika maupun kimia atau dikatakan
masih memiliki sifat yang sama ketika ditangkap. Definisi ikan segar dalam SNI
01-2729-1-2006 merupakan produk hasil perikanan dengan bahan baku ikan yang
telah mengalami perlakuan seperti penerimaan, pencucian, penyiangan atau tanpa
penyiangan, penimbangan, pendinginan, dan pengepakan. Kesegaran merupakan
tolok ukur untuk membedakan ikan yang memiliki kualitas baik dan tidak.
Berdasarkan tingkat kesegarannya ikan dapat dibedakan menjadi empat kelas mutu,
yaitu ikan yang kesegarannya sangat baik (prima), ikan yang kesegarannya baik
(advanced), ikan yang kesegarannya mundur (sedang), dan ikan yang sudah tidak
segar (busuk).
b. Ciri-ciri ikan segar dan ikan busuk
Menurut Murdiati dan Amaliah (2013) ikan segar maupun ikan busuk secara
umum memiliki ciri-ciri yang dapat diketahui dari sifat fisik dan kimiawi ikan. Ikan
segar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mata bening, cerah, cembung, menonjol, dan bila diberi tekanan tidak hancur
atau mudah kembali ke posisi semula.
2. Insang berwarna merah, bercahaya, dan tidak berlendir.
3. Sisik ikan melekat dengan kuat dan tidak rontok ketika dipegang.
4. Daging ikan kenyal dan bila ditekan bekasnya segera kembali ke posisi semula.
5. Warna ikan terang dan lendir bening.
6. Ikan segar memiliki aroma atau bau yang segar.
7. Jika direndam dalam air ikan akan tenggelam.
Sedangkan ikan yang busuk memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mata pudar, berkerut tenggelam, dan cekung.
2. Insang berwarna coklat/kelabu, berbau asam dan tertutup lendir keruh.
3. Sisik ikan mudah lepas.
4. Daging ikan berwarna merah terutama di sekitar tulang punggung.
5. Warna ikan pudar dan lendir keruh.
6. Ikan busuk memiliki aroma asam busuk atau berbau amis yang sangat
menyengat.
7. Jika direndam dalam air ikan akan terapung.
16
2.2.3 Konsumen
Konsumen atau dalam bahasa Inggris berarti consumer dapat diartikan
sebagai seseorang atau sesuatu perusahaan yang membeli barang tertentu atau
menggunakan jasa tertentu atau sesuatu atau seseorang yang manggunakan suatu
persediaan atau sejumlah barang (Atsar dan Apriani, 2019).
Menurut Yusnita (2010) konsumen merupakan individu yang melakukan
kegiatan menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu produk baik secara
langsung maupun tidak langsung. Secara singkat konsumen berarti orang yang
mengkonsumsi barang dan jasa.
Menurut Susanto (2008) yang dikutip dari UU Perlindungan Konsumen
pasal 1 angka 2, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa
yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”.
produk atau jasa tertentu. Philip Kotler dan Kevin Lane Keller menyatakan bahwa
konsumen dapat dikatakan puas apabila merasakan perasaan bahagia setelah
membandingkan kinerja (hasil) dari produk dan jasa yang digunakan terhadap
kinerja yang diharapkan. Konsumen yang merasa puas dengan produk atau jasa
yang digunakan memiliki kecenderungan akan melakukan pembelian ulang
terhadap produk atau jasa tersebut. Dengan demikian, kualitas pelayanan menjadi
hal yang penting yang harus diperhatikan oleh seorang produsen atau pedagang.
Menurut Aripin dan Negara (2021) kepuasan konsumen dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Kepuasan fungsional, adalah kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau
pemakaian suatu produk. Contoh: karena makan membuat perut kita menjadi
kenyang.
2. Kepuasan psikologikal, adalah kepuasan yang diperoleh dari atribut yang
bersifat tak berwujud. Contoh: perasaan bangga karena mendapat pelayanan
yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah.
konsumen yang loyal. Dengan pelayanan yang baik, tidak hanya mempertahankan
pelanggan, tapi juga mencerminkan citra baik perusahaan.
3. Faktor emosional
Ketika konsumen mendapatkan pelayanan yang baik, maka akan timbul
faktor emosional. Kepuasan secara emosional akan membuat konsumen semakin
loyal terhadap produk yang disediakan oleh perusahaan.
4. Iklan
Iklan dapat menjadi pengaruh yang kuat dalam mempengaruhi kepuasaan
konsumen. Oleh karena itu, perusahaan perlu membuat iklan semenarik mungkin
serta menjelaskan dengan detail keunggulan dari produk yang ditawarkan.
5. Memberikan kemudahan
Yang dimaksud faktor memberikan kemudahan adalah seberapa mudah
konsumen mendapatkan produk hingga proses transaksi pembayarannya. Jika
pelayanan pada konsumen baik dan mudah mendapatkan produk, maka loyalitas
konsumen akan terwujud.
β = koefisien estimate
e = faktor kesalahan
Dalam analisis regresi linear berganda terdapat beberapa asumsi agar model
tersebut terpenuhi/fit yang dikenal dengan Uji Asumsi Klasik. Uji asumsi klasik
hadir agar model prediksi yang dihasilkan bersifat BLUE (Best Linear Unbiased
Estimation). Terdapat beberapa rangkaian kegiatan agar dapat memenuhi
persyaratan uji asumsi klasik, yaitu Uji Normalitas, Uji Heterokedastisitas, Uji
Multikolinearitas, dan Uji Autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menilai sebaran data pada kelompok data
atau variabel sehingga dapat diketahui apakah sebaran data tersebut terdistribusi
normal atau tidak. Data yang berjumlah lebih dari 30 (n > 30) dapat diasumsikan
sebagai data yang terdistribusi normal. Namun tetap harus dilakukan uji normalitas
karena bisa saja data yang berjumlah 30 telah terdistribusi normal dan sebaliknya,
data yang jumlahnya kurang dari 30 belum tentu tidak terdistribusi normal. Uji
normalitas yang dapat digunakan antara lain Uji Grafik, Chi-Square, Kolmogorov
Smirnov, Lilliefors, dan Shapiro Wilk.
2. Uji Heterokedastisitas
Tujuan dari uji heterokedastisitas yaitu untuk mengidentifikasi
ketidaksamaan varian dari residual dalam model regresi. Model regresi yang baik
adalah yang bersifat homokedastisitas atau tidak terjadi masalah ketidaksamaan.
Jika varian dari residual tiap pengamatan bersifat konstan atau sama, maka disebut
dengan homokedastisitas dan tergolong model regresi yang baik. Beberapa metode
yang dapat digunakan untuk melakukan uji heterokedastisitas antara lain uji park,
uji glesjer, grafik plot, dan uji koefisien korelasi spearman.
3. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan kondisi dimana terdapat korelasi atau
hubungan yang kuat antara dua atau lebih variabel bebas (independen) dalam suatu
model regresi berganda. Jika terjadi korelasi yang kuat dapat menyebabkan
kekuatan prediksinya tidak reliable dan hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen menjadi terganggu. Oleh karena itu tidak boleh ada
29
korelasi tinggi antara dua atau lebih variabel bebas (independen) dalam suatu model
regresi berganda. Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam sebuah model regresi.
a. Jika terdapat korelasi antarvariabel bebas > 0,8 terindikasi adanya
multikolinearitas.
b. Jika terdapat standar error > 1 terindikasi adanya multikolinearitas.
c. Jika rentang confidence interval sangat lebar, mengindentifikasikan adanya
multikolinearitas.
d. Jika nilai condition index > 30 dan nilai eigenvalue < 0,001
mengindentifikasikan adanya multikolinearitas.
e. Jika nilai Tolerance < 0,1 dan VIF > 10 mengindentifikasikan adanya
multikolinearitas.
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan adanya korelasi variabel yang ada pada model
prediksi dengan variabel waktu. Misalnya dalam penelitian terdapat sampel
berjumlah 20, dimana nilai sampel ke-20 dipengaruhi oleh nilai sampel ke-19.
Selanjutnya, nilai sampel ke-19 dipengaruhi oleh nilai sampel ke-18 dan seterusnya.
Jika terdapat selisih nilai yang cukup jauh antara nilai sampel ke-20 dan ke-19 atau
nilai sampel ke-19 dan ke-18, hal ini disebut dengan autokorelasi. Model regresi
yang baik apabila tidak terindikasi autokorelasi. Tujuan dilakukan uji autokorelasi
ialah untuk mengidentifikasi korelasi anggota observasi yang diurutkan
berdasarkan waktu. Untuk mengidentifikasi ada tidaknya autokorelasi terdapat
beberapa langkah yang dapat dilakukan seperti Uji Run Test, Uji Durbin-Watson,
dan Uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test.
warna, daya simpan, ketersediaan, kualitas, tempat, dan pelayanan. Semua variabel
tersebut diperoleh dari hasil penelitian terdahulu.
1. Konsumsi ikan yang
cenderung rendah Ikan
dibandingkan potensi
yang melimpah.
2. Upaya pemerintah Perilaku Konsumen
terkait GEMARIKAN.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi: Variabel
1. jumlah anggota keluarga 1. harga
2. pendapatan 2. perubahan harga
3. harga 3. kesegaran
4. produk 4. rasa
5. warna
5. kuantitas
6. daya simpan
6. kualitas 7. ketersediaan
7. pelayanan 8. kualitas
8. gaya hidup 9. tempat
9. sikap 10. pelayanan
10. lokasi Putri, dkk. (2017), Sutrisno &
Ardini, dkk. (2017), Luhur, Jannah (2019), dan Saiful &
dkk. (2020), Bayu, dkk. (2020), Talakua (2020)
dan, Kurniawan, dkk. (2021)
2.4 Hipotesis
1. Faktor jumlah anggota keluarga, pendapatan, harga, produk, kuantitas,
kualitas, pelayanan, gaya hidup, sikap, dan lokasi berpengaruh terhadap
perilaku konsumen dalam membeli ikan laut segar.
2. Indeks kepuasan konsumen (CSI) terhadap kualitas ikan laut segar dan kualitas
pelayanan di pasar tradisional berada pada kriteria puas.
35
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data melalui dokumen-
dokumen dari sumber terpercaya bisa berbentuk teks-teks tertulis maupun soft-
copy edition seperti buku, ebook, arikel, surat kabar, buletin, jurnal, laporan,
makalah, publikasi pemerintah, dan sebagainya. Metode dokumentasi berupa
informasi yang berasal dari catatan-catatan penting baik dari lembaga atau
organisasi maupun perorangan. Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti
merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil
penelitian (Nurhadi, dkk., 2021).
39
Dimana:
n = jumlah responden
Xi = nilai kinerja/kepuasan atribut ke-i
Yi = nilai kepentingan/harapan atribut ke-i
2. Menentukan Weight Factors (WF)
𝑀𝐼𝑆𝑖
Wfi = ∑𝑝 x 100%
𝑖=1 𝑀𝐼𝑆𝑖
Dimana:
i = atribut produk ikan segar ke-i
p = jumlah atribut kepentingan/ harapan
3. Menentukan Weight Score (WS)
Wsi = Wfi x MSSi
4. Menentukan Customer Satisfaction Index (CSI)
∑𝑝
𝑖=1 𝑊𝑆𝑖
CSI = x 100%
5
Dimana:
5 = skala tertinggi di dalam penelitian
41
16. Pelayanan adalah bentuk pelayanan suatu pasar tradisional dalam melayani
seorang konsumen.
17. Gaya hidup adalah gambaran pola hidup seseorang yang ditunjukkan melalui
aktivitas, minat, dan ketertarikan terhadap sesuatu sehingga membedakan
statusnya dengan orang lain.
18. Sikap adalah ekspresi dari perasaan konsumen yang mencerminkan apakah
konsumen tersebut senang atau tidak senang terhadap suatu produk.
19. Lokasi adalah kemudahan dalam mengakses pasar tradisional.
20. Perubahan harga adalah perubahan harga pada ikan laut segar yang biasanya
terjadi akibat dari beberapa faktor.
21. Kesegaran adalah tingkat kesegaran ikan laut segar yang dapat dilihat dari
beberapa kondisi fisik ikan.
22. Rasa adalah cita rasa dari ikan laut segar.
23. Warna adalah tampilan warna yang terlihat pada ikan laut segar yang dijadikan
acuan untuk mengetahui tingkat kesegaran pada ikan tersebut.
24. Daya simpan adalah seberapa lama ikan laut segar dapat mempertahankan
kesegarannya.
25. Ketersediaan adalah jumlah ikan laut segar yang terdapat pada pasar tradisional
apakah dapat memenuhi permintaan konsumen atau tidak.
26. Tempat adalah kondisi suatu pasar tradisional.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2022. Statistik Indonesia 2022. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
Sabana, A. dan Sulistyo. 2019. Potret Proyek Perubahan Kelautan dan Perikanan.
Yogyakarta: Deepublish.
Badan Pusat Statistik. 2021. Kota Probolinggo dalam Angka 2021. Probolinggo:
Badan Pusat Statistik.
Tambunan, T. 2020. Pasar Tradisional dan Peran UMKM. Bogor: IPB Press.
Sutrisno dan Jannah, K. 2019. Analisis kepuasan konsumen terhadap produk ikan
pindang di Pasar Prajekan. Agribios. 17(2): 86-91.
Putri, A. S., Zakiah, dan Romano. 2017. Analisis kepuasan dan keputusan
konsumen terhadap konsumsi ikan laut di Kota Banda Aceh (studi kasus di
Pasar Peunayong). Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah. 2(2): 183-194.
Saiful dan E. G. Talakua. 2020. Keputusan dan kepuasan konsumen membeli ikan
cakalang (Katsuwonus pelamis) segar di Kota Ambon. IPTEKS PSP. 7(14):
62-73.
Murdiati, A. dan Amaliah. 2013. Panduan Penyiapan Pangan Sehat Untuk Semua.
Edisis Kedua. Jakarta: Kencana.
Soenardi, T. dan Yayasan Jantung Indonesia. 2012. Ayo MakanIkan Agar Jantung
Kita Sehat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Aripin, Z. dan M. R. P. Negara. 2021. Perilaku Bisnis: Etika Bisnis & Perilaku
Konsumen. Yogyakarta: Deepublish.