Oleh
Oleh
Disetujui Oleh :
TIM PEMBIMBING
Ahmadi, S.Pi,M.Sc,Ph.D
(Anggota)
Mengetahui,
Dekan, Ketua Program Studi Agrobisnis
Fakultas Perikanan dan Kelautan Perikanan
ULM Fakultas Perikanan dan Kelautan
ULM
Banjarbaru, 2021
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
DAFTAR TABEL...................................................................................
DAFTAR GAMBAR..............................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................
1.1. Latar Belakang......................................................................
1.2. Perumusan Masalah..............................................................
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian..........................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................
LAMPIRAN...............................................................................
DAFTAR TABEL
Secara geografis kecamatan karang intan terletak antara 20° 49’ 55” -30°
43’ 38” Lintang Selatan dan 114° 030’ 20” -115° 035’ 37” Bujur Timur.
Kecamatan karang intan berbatasan dengan astambul dan mataraman, dengan luas
geografi seesar 15,35 km² atau 4,61 persen luas kabupaten banjar yang terbagi
menjadi 26 desa, dengan desa terluas berada pada desa kiram dengan luas
wilayah 23,12 km².(GIS Banjar, 2015)
Kecamatan Karang intan dengan Luas wilayah 215,35 km2 dan didukung
jalan negara lebar 10 m dan berada pada ruas jalan Martapura-Riam Kanan dapat
membuat kecamatan karang intan memiliki potensi pada sektor perkebunan,
hortikultura, peternakan, perikanan, kehutanan, sektor industri dan Pariwisata.
Kawasan perikanan kecamatan karang intan sebagian besar dikelola rakyat dengan
jenis usaha karamba jaring apung dan kolam. Kawasan perikanan di Kecamatan
ini masih berpotensi untuk terus dikembangkan terutama budidaya nila, ikan mas,
ikan papuyu, gurame dan bawal dapat dilihat di Tabel 1.1.
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisi saluran pemasaran usaha Budidaya ikan nila ijul Kota Karang
Intan Provinsi Kalimantan Selatan?
2. Menetukan strategi pemasaran usaha Budidaya ikan nila ijul Kota Karang Intan
Provinsi Kalimantan Selatan?
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang saluran pemasaran usaha Budidaya ikan nila
ijul Kota Karang Intan Provinsi Kalimantan Selatan
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang kekuatan dan kelemahan
pemasaran usaha Budidaya ikan nila ijul Kota Karang Intan Provinsi
Kalimantan Selatan.
3. Sebagai bahan bacaan untuk Mahasiswa agar dapat menetukan strategi
pemasaran usaha.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Usaha budidaya ikan air tawar memang cukup dikenal sebagai usaha
yang memiliki resiko tinggi. Resiko dapat berasal dari resiko karna faktor alam.
Risiko alam adalah potensi penyimpangan hasil karena ketidakmampuan
perusahaan dalam mengadapi alam. Alam bisa menjadi sumber risiko ketika banjir
ataupun bencana alam lain membuat suatu sarana umum menjadi rusak sehingga
proses pengiriman menjadi terhambat. Kondisi alam dan makhluk alam juga dapat
menjadi penyebab munculnya risiko alam. Perubahan suhu yang sering terjadi
menyebabkan munculnya jamur dan protozoa yang dapat mengganggu
keberlangsungan hidup ikan. Risiko ini dapat terjadi apabila sedang musim
kemarau yang cukup panjang yang menyebabkan ketinggian air sungai menurun.
Apabila air sungai sedang surut, maka kadar oksigen dalam air akan menurun, hal
ini yang menyebabkan kematian bibit ikan. Selain itu kotoran-kotoran ikan yang
mengendap di dasar sungai akan naik kotoran ikan tersebut dapat menjadi racun
bagi bibit ikan. (Wahyuni, 2020)
Ikan nila merupakan jenis ikan budidaya yang sangat popular dikalangan
masyarakart. Produksi ikan nila di masyarakat lumayan tinggi. Hal ini didukung
oleh ketersediaan benih yang ada. Benih ikan merupakan tahap awal dari proses
budidaya dan ketersediaan bibit harus memiliki kualitas tinggi. Budidaya benih
ikan nila merupakan salah satu usaha yang mempunyai prospek yang tinggi.
Meskipun terdapat potensi untuk mengmbangkan usaha pembenihan ikan nila,
namun tetap perlu memperhitungkan adanya risiko, mengingat sebagian besar
usaha pertanian memiliki risiko. (Andika, 2019)
Teknik produksi benih ikan nila jantan (maskulinisasi) berkaitan erat
dengan proses awalnya yaitu pembenihan. Pembenihan dilakukan dengan
memelihara seekor ikan nila jantan dan 3–5 ekor ikan nila betina dalam ruang
pemijahan (kolam atau happa) berukuran 1 m2 (acuan standar). Ikan jantan
berukuran ± 200 g/ ekor dan ikan betina ± 150 g/ekor, masingmasing berumur ± 4
bulan. Ruang pemijahan dilengkapi dengan bilahanbilahan bambu yang diatur
rapat seperti pagar.(Mantau, 2005)
2.3. Saluran Pemasaran
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
1. Data primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi secara langsung dengan pemilik usaha Budidaya ikan nila ijul
Kota Karang Intan Provinsi Kalimantan Selatan
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi yang berkaitan dengan
penelitian sebelum-sebelumnya maupun literatur/junal yang berhubungan
dengan penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber tertulis.
3.4 Metode Pengambilan Sampel
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan
kuantitaif. Analisis deskriptif kualitatif adalah untuk memberikan gambaran serta
keterangan dengan menggunakan kalimat penulis sendiri secara sistematis sesuai
dengan data yang diperoleh dan dikaitkan dengan aspek-aspek teoritis. Analisis
deskriptif kuantitatif adalah untuk memberikan gambaran serta keterangan dengan
menggunakan angka secara sistematis. Analisis data yang digunakan dalam
kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Analisis saluran pemasaran usaha Budidaya ikan nila ijul Kota Karang
Intan Provinsi Kalimantan Selatan yang bersifat deskriptif kualitatif melihat
saluran akhir pemasaran dari tingkat produsen sampai tingkat usaha pembesaan
ikan nila. Metode deskriptif digunakan untuk menganalisis setiap lembaga
pemasaran yang terlibat dan saluran pemasaran yang dilaluinya mulai dari tingkat
produsen (Pembenihan ikan nila) hingga sampai ketingkat usaha pembesaran
akhir.
3.5.2. Analisis SWOT