Anda di halaman 1dari 50

Laporan Praktik Pengenalan Kehidupan Masyarakat Perikanan

(PPKMP)
Tanjung Jabung Barat, Jambi

Laporan PPKMP
Disusun oleh : Habibullah Khafid Alfiridi

Politeknik Ahli Usaha Perikanan


(Poltek AUP)
Jakarta 2021
Lembar Pengesahan

Nama : Habibullah Khafid Alfiridi

NRP : 56204113173

Prodi : Teknologi Akuakultur (TAK)

Smester : 2 (dua)

Judul : Laporan Praktik Pengenalan Kehidupan Masyarakat


Perikanan (PPKMP)

Lokasi : Tanjung Jabung Barat , Jambi

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

( Dr. Sinung Raharjo, A.Pi., M.Si ) ( Suharyadi, S.St. Pi,. MSi )


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan PPKMP ini dengan
baik. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak yang
Fitriska H Sutrisno,S.Pi.,M.Si. telah membimbing dalam menyelesaikan Laporan PPKMP ini,
Yang Berjudul “LAPORAN HASIL KEGIATAN PRAKTIK PENGENALAN KEHIDUPAN
MASYARAKAT PERIKANAN (PPKMP) DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT, PROVINSI
JAMBI TAHUN 2021”.
Dalam penulisan laporan ini penulis tidak terlepas pula dari bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ilham, S.St.Pi., M.Sc., Ph.D. selaku Direktur Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
2. Suharyadi, S.St.Pi, M.Si. selaku Ketua Program Studi sekaligus Koordinator Program
Studi Teknologi Akuakultur.
3. Fitriska H Sutrisno,S.Pi.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing Laporan PPKMP.
4. Bapak Dadan Zulkifli, S.Ag, M.M. Selaku Dosen pendamping PPKMP.
5. Keluarga Besar Alumni Politeknik AUP yang telah membantu jalannya proses PPKMP
selama yang terhitung dari tanggal 1 Maret – 15 Maret 2021.
6. Kedua orang tua saya, dan
7. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu selama pembuatan laporan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan PPKMP ini masih banyak
kekurangan sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh
penulis.

Semoga Laporan PPKMP ini bisa bermanfaat bagi semua orang yang membacanya
sebagai ilmu pengetahuan.

Jambi, Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................................

KATA PENGANTAR ........................................................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................

1.2 Tujuan PPKMP ..................................................................................................

BAB II PROFIL KABUPATEN .......................................................................................

2.1 Demografi Kabupaten ........................................................................................

2.2 Sosial Ekonomi ..................................................................................................

2.3 Ekologi dan Lingkung ........................................................................................

2.4 Fasilitas Umum dan Kesehatan ..........................................................................

BAB III PROFIL INDUK SEMANG ...............................................................................

3.1 Pelaku Utama .....................................................................................................

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTEK ............................................................................

4.1 Teknis Pelaksanaan ............................................................................................

4.2 Tahap Pelaksanaan .............................................................................................

BAB V PEMBAHASAN ....................................................................................................

5.1 Teknologi Penangkapan Ikan .............................................................................

5.2 Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan .............................................................

5.3 Teknologi Akuakultur .........................................................................................

5.4 Teknologi Pengelolaan sumberdaya Perairan ....................................................

5.5 Penyuluhan Perikanan .........................................................................................

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................................


6.1 Kesimpulan ........................................................................................................

6.2 Saran ..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia terdiri dari 70% wilayah perairan yang dikenal sebagai


negara maritime , memiliki wilayah yang sangat luas yaitu 1,937 juta
km2 daratan, dan 3,1 juta km2 teritorial laut, serta luas laut ZEE (Zona
Ekonomi Eksklusif) 2,7 juta km2 . Hal ini yang menyebabkan wilayah
pesisir dan lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan
dan keanekaragaman hayati (biodiversity) laut terbesar di dunia.
Keanekaragaman yang dimiliki berupa ekosistem pesisir seperti
mangrove, terumbu karang (coral reefs) dan padang lamun (seagrass
beds). Diperlukannya secara mutlak sumberdaya manusia yang
berkompeten di bidang kelautan dan perikanan. Dalam mendukung hal
tersebut, Politeknik Ahli Usaha Perikanan dengan system Pendidikan
30% teori dan 70% praktik menugaskan Taruna/I pada awal semester II
untuk melakukan Praktik Pengenalan Kehidupan Masyarakat Perikanan
agar taruna remaja yang berasal dari berbagai latar belakang yang
berbeda, baik pendidikan, sosial budaya, asal daerah memiliki
pandangan yang sama terhadap kehidupan masyarakat perikanan.
Perairan laut Indonesia mengandung sumberdaya kelautan dan
perikanan yang siap diolah dan dimanfaatkan semaksimal mungkin,
sehingga sebagian besar masyarakat indonesia dikawasan pesisir yang
berprofesi sebagai nelayan tersebut diperoleh secara turun-temurun
dari nenek moyang mereka dan menggantungkan hidupnya dari
kekayaan laut dengan mata pencaharian menangkap ikan atau nelayan.
Sebagai suatu sosial, masyarakat nelayan hidup, tumbuh, dan
berkembang di wilayah pantai atau wilayah pesisir.
1.2 Tujuan Laporan Praktikum Pengenalan Kehidupan Masyarakat
Perikanan (PPKMP)

1. Untuk mengetahui kegiatan/kehidupan sehari hari masyarakat


perikanan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi.

2. Untuk mengetahui dan menghayati secara langsung kehidupan


masyarakat perikanan serta mekanisme kerja lembaga – lembaga
yang terkait dengan aktivitas usaha perikanan

3. Memiliki cara pandangan yang sama terhadap masyarakat


perikanan dengan segala aspek kehidupannya.

4. Menumbuhkan jiwa dan semangat Taruna/I sebagai bagian dari


Sumberdaya Manusia dibidang Kelautan dan Perikanan.
BAB II
Profil Desa
2.1 Demografi Kabupaten

Kuala Tungkal merupakan ibu kota Kabupaten Tanjung Jabung


Barat, salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jambi. Kota ini
berada di antara 0°53’ - 0°41’ Lintang Selatan dan 103°23’ - 104°21’
Bujur Timur, yang terdiri dari 13 kecamatan, 20 kelurahan, dan 114 desa.
Nama Kuala Tungkal berasal dari kata kuala yang berarti pertemuan
sungai dengan sungai atau sungai dengan laut. Kata Tungkal dikaitkan
dengan nama sungai yang membelah wilayah Tanjung Jabung Barat
hingga pantai timur. Kuala Tungkal dapat diartikan sebagai tempat
bertemunya aliran sungai Tungkal dengan sungai lainnya di wilayah
dekat pantai.

Terletak di pantai Timur kota Jambi, untuk menjangkau kota ini


dibutuhkan waktu 3 jam melalui perjalanan darat atau sekitar 135 km
dari Ibu Kota Provinsi Jambi yaitu Kota Jambi. Sama seperti
perkampungan Kawasan pesisir laut lainnya, rumah-rumah panggung
menjadi pilihan warga yang tinggal di pinggir sungai yang akan bermuara
ke lautan. Bangunan yang terbuat dari kayu bulian berjejer rapat saat
memasuki Kawasan ini.
Berdasarkan letak geografisnya Kabupaten Tanjung Jabung Barat
berbatasan dengan:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Batanghari
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Selat Berhala dan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batanghari dan
Kabupaten Tebo.
Luas wilayah keseluruhan adalah seluas 5503,5 km² atau sekitar kurang
lebih 26,68% dari total luas Provinsi Jambi.
2.2 Sosial Ekonomi

Masyarakat pesisir sebagian besar berprofesi sebagai nelayan yang


diperoleh secara turun-temurun dari nenek moyang mereka.
Karakteristik masyarakat nelayan terbentuk mengikuti sifat dinamis
sumberdaya yang digarapnya, sehingga untuk mendapatkan hasil
tangkapan yang maksimal, nelayan harus berpindah-pindah. Selain itu,
resiko usaha yang tinggi menyebabkan masyarakat nelayan hidup dalam
suasana alam yang keras yang selalu diliputi ketidakpastian dalam
menjalankan usahanya

Masyarakat nelayan menghadapi sejumlah masalah politik, sosial


dan ekonomi yang komplek. Hal ini disebabkan oleh kebijakan
pembangunan yang belum bersungguh-sungguh, persoalan sosial
ekonomi dan budaya yang terjadi pada masyarakat nelayan cukup
kompleks, sehingga tidak mudah untuk menyelesaikan masalah.
Masyarakat merupakan pelaku utama bagi pembangunan, maka
diperlukan kualitas sumber daya manusia yang berpotensial. Titik berat
pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap
jenjang pendidikan serta memperluas kesempatan belajar pada jenjang
menengah.

Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan satu dari dua


Kabupaten di Provinsi Jambi yang memiliki wilayah laut. Hal ini
menyebabkan sebagian besar masyarakat tinggal dan menepati daerah
sekitar wilayah pesisir serta menggantungkan hidupnya sebagai
nelayan . Kampung Nelayan adalah salah satu kelurahan yang terletak di
kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Kampung
Nelayan adalah hasil pemekaran dari kelurahan Tungkal II yang
dibentuk dengan PerdaNomor 22 Tahun 2011. Kampung Nelayan
mempunyai luas 1,33 KM2 , memiliki 16 RT yang mata pencaharian
masyarakatnya 80% sebagai nelayan.

2.3 Ekologi dan Lingkungan

●Komplek ekologi hulu, didominasi oleh hutan ( terutama hutan


lindung / fungsi lindung ), dengan kantong-kantong budidaya di
dalamnya ( ladang, tegalan, kebun campuran, pemukiman dan
sebagainya ).

 Komplek ekologi tengah, menunjukkan sebagian daerahnya semi


tergenang, didominasi oleh lahan kering, hutan produksi tetap, tanaman
budidaya pertanian dan perkebunan.

 Komplek ekologi hilir, merupakan kawasan budidaya dengan


penerapan teknologi tata air serta budidaya perikanan laut.

2.4 Sarana dan Prasarana

Transportasi Sistem prasarana transportasi di wilayah pesisir


Tanjung Jabung Barat terdiri dari 2 moda angkutan yaitu angkutan darat
dan angkutan air. Layanan transportasi darat diprioritaskan untuk skala
lokal dan regional (antar kawasan dalam propinsi), serta intra regional,
sedangkan layanan transportasi laut diprioritaskan untuk skala
internasional. Perhatian khusus perlu diberikan pada pengembangan
sistem transportasi sungai sebagai penunjang transportasi darat,
terutama untuk tujuan wisata dan/atau untuk mobilitas orang-orang
antara Kota Jambi dan Kuala Tungkal.

Sistem jaringan jalan yang ada di wilayah ini belum tertata baik dan
masih banyak daerah yang terisolir dan pusat-pusat permukiman yang
belum dapat dicapai melalui jalan darat. Disamping jumlah jaringan jalan
yang terbatas, tingkat pelayanannya pun dinilai masih kurang. Kondisi
dan panjang jalan yang terdapat di wilayah pesisir Tanjung Jabung Barat

Pembangunan Pelabuhan Kuala Tungkal sebagai pelabuhan laut


( Feeder port ) bagi Propinsi Jambi diisyaratkan untuk memberikan
layanan untuk penumpang perlu ditingkatkan terutama untuk
kepentingan pariwisata dengan tujuan ke Batam dan Singapura seperti
halnya sarana perahu motor (motor boat) yang telah dikembangkan
selama ini.

Dan sarana prasarana yang lain yaitu :

Pelabuhan ampera, pelabuhan roro, pelabuhan marina,pelabuhan kuala


tungkal,pelabuhan LSDP, TPI kuala tungkal, Tempat karantina ikan,
kantor dinas kelautan dan perikanan, Pangkalan PSDKP batam satuan
pengawasan tanjung jabung barat
2.5 Fasilitas Umum dan kesehatan

Kabupaten Tanjung Jabung Barat mempunyai fasilitas yang cukup


memadai seperti memiliki RSUD .Kunjungan orang sakit ke Puskesmas
dan Balai Pengobatan setiap tahun cenderung meningkat, namun
layanan kesehatan belum disertai dengan penambahan jumlah tenaga
medis dan prasarana lainnya, seperti apotik, rumah sakit bersalin dan
praktek dokter.

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1719
2027 BAB III
Profil Induk Semang
3.1 Pelaku Utama

Nama : Masni

Umur : 40 Tahun

Alamat : Lorong Kandau Kampung Nelayan

Lama Bermukim : 25 Tahun

Jumlah anggota Keluarga : 4 orang

Pekerjaan : Pengolah Hasil Perikanan

Lama Menekuni Pekerjaan : 15 Tahun

Pendapatan/bulan : Rp. 10.000.000

Tamatan : Sekolah Menengah Pertama


Nama : Doni Alexander

Umur : 26 Tahun

Alamat : Jl.Panglima depan gang setia no.89


RT.10

Lama Bermukim : 26 Tahun

Jumlah anggota Keluarga : 2 orang

Pekerjaan : Pengolah Hasil Perikanan

Lama Menekuni Pekerjaan : 4 Tahun

Pendapatan/bulan : Rp. 15.000.000- Rp.30.000.000

Tamatan : Sekolah Menengah Pertama


BAB IV
Pelaksanaan Praktek
4.1 Teknis Pelaksanaan

Tempat Pelaksanaan : Kabupaten Indramayu, Provinsi


Jawa Barat
Tanggal Pelaksanaan : 1-15 Maret 2021
Bidang Perikanan yang didata : - Penangkapan Ikan
- Pengolahan Perikanan
- Budidaya
- Permesinan Perikanan
- Pengelolaan Sumberdaya Perairan
- Penyuluhan Perikanan
Jumlah Responden :7
4.2 Tahap Pelaksanaan

Jenis Pengambilan dan Pengumpulan


Data Dalam pengambilan data meliputi :
1. Data primer, adalah data yang diperoleh dari pengamatan secara
langsung dilapangan.
2. Data Sekunder, adalah data yang diperoleh dari studi literatur baik
dari buku maupun dalam hal ini adalah profil dari Kabupaten
Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
Metode yang digunakan pada PPKMP adalah :
1. Diskusi, untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam
masyarakat perikanan.
2. Wawancara, untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan
kegiatan pelaku utama perikanan (menggunakan kuisioner)
3. Survey langsung (observasi) kegiatan
BAB V
Pendahuluan
5.1Teknologi Penangkapan Ikan
Penangkap ikan atau biasa disebut nelayan adalah suatu pekerjaan yang
sudah menjadi kebiasaan masyarakat pesisir, khususnya di Kabupaten
Tannung Jabung Barat dimana sebagian masyarakatnya bermata pencaharian
sebagai nelayan dan sebagian besarnya sebagai masyarakat pelaku utama
perikanan.

Terkadang keadaan cuaca yang berubah-rubah dapat menghambat para


nelayan untuk mencari ikan di laut. Namun mereka tidak pernah mengeluh
akan pekerjaannya tersebut, malahan mereka sangat bersyukur karena sudah
lahir dan besar di lingkungan pesisir. Mengapa demikian bahwa apabila
mereka sedang kelaparan mereka hanya mencari sumber makanan yang
sudah tersedia di laut karena laut adalah sumber kehidupan masyarakat
pesisir.

Identitas Responden :

1. Nama : Rahman
2. Umur : 45 Tahun
3. Pekerjaan : Nahkoda
4. Peta Kabupaten Tanjung Jabung Barat Kecamatan Tungkal Ilir tempat
PPKMP Penangkapan Ikan.
5. Data keragaan kegiatan penangkapan ikan :
a. Jumlah perahu penangkapan ikan : kurang lebih 10 perahu
b. Hasil tangkap per hari = Tidak pasti
6. Pendataan Kapal Penangkap Ikan :
a. Kapal Penangkap Ikan
 Nama kapal : INKA MINA-90
 Tempat pembuatan kapal : Tanggerang
 Tahun : 2011
 Informasi perahu
 Merk Mesin = Yanmar
 Daya Mesin = 115 PK
 Bahan Bakar = Solar
 Jenis bahan kontruksi perahu : Fibber Glass
 Ukuran perahu :
 Panjang = 18 Meter
 Lebar = 4,70 M
 Dalam = 2,79 M
 Gambar kontruksi perahu

Gambar kapal penangkap ikan


b. Alat Penangkap Ikan
 Nama alat penangkap ikan : Jaring Liong Bun
 Kedalaman alat tangkap : 20-30 M
 Gambar alat penangkap

Gamba alat tangkap

c. Alat Bantu Penangkapan Ikan

 Alat bantu yang digunakan adalah GPS dan Kompas


 Fungsinya untuk menunjukkan arah dimana terdapat
banyak ikan
 Gambar alat bantu penangkapan ikan
Gambar alat bantu penangkapan ikan

d. Ikan Hasil Tangkap

 Jenis ikan yang tertangkap : Semua jenis Ikan


Table.1. jenis ikan tangkapan

SPESIFIKASI BAHASA ILMIAH


Ikan Mayung Ariidae
Ikan Bawal Putih Pampus argenteus
Ikan Bawal Hitam Parastromateus niger
Ikang Parang Chirocentrus dorab
Ikan Kurau Eleutheronema
tetradactylum

 Jumlah hasil tangkapan ikan (kg/bakul) : 150 kg


 Penanganan ikan hasil tangkapan : Setelah ikan ditangkap, ikan di
sortir sesuai ukuran, ikan yang berukuran kecil dilepaskan ke laut
dan ikan yang besar dimasukkan di piber pendingin.
 Cara penyimpanan ikan hasil tangkapan : Dimasukkan ke dalam
fiber pendingin (palka)
 Waktu musim ikan tiap jenis ikan
Musim Kemarau
 Waktu nelayan tidak melaut : Pada saat bulan terang. Karena
menurut nelayan pada saat bulan terang, ikan tiak mncul dan hasil
tangkapan ikan menurun.

A. Daerah Penangkapan Ikan


 Cara menentukan daerah tujuan penangkapan ikan :
menggunakan GPS, karena disana akan terlihat dimana
terdapat banyak ikan
 Waktu mencapai daerah tujuan : 6 jam
 Bahan bakar yang diperlukan : 200 Liter
7. Tata Niaga Hasil Penangkapan Ikan
 Ikan hasil tangkap dijual ke pedagang besar, pedagang kecil dan
lingkungan sekitar tempat tinggal
 Diagram alur prosedur lelang
Nelayan Pedagang Besar Pedagang Kecil Warga
 Proses lelang sampai kapal memperoleh uang hasil penjualan : Jika
nelayan menjual hasil tangkapannya langsung kepada pedagang
besar, nelayan akan langsung mendapatkan uang hasil penjualannya
 Peranan Koperasi bagi nelayan penangkap ikan : Dari koperasi, para
nelayan dapat memesan alat alat mesin yang harus diganti, dan uang
pembayarannya bisa dicicil sampai 3 bulan.
 Sistem pembagian hasil penjualan ikan : Pembagian hasilnya dbagi 2
dengan pemilik kapal. Kemudian di bagi 2 lagi dengan nahkoda
dengan awak kapal. Misalnya 50% untuk pemilik kapal. Dan 25%
untuk nahkoda serta awak kapal
 Contoh bagi hasil : Apabila nelayan mendapatkan hasil sebesar
2.000.000, maka 1.000.000 untuk pemilik kapal, dan 1.000.000 nya
lagu untuk nahkodan dan awak kapal, sehingga mereka
mendapatkan 500.000
 Nilai investasi dan alat penangkapan ikan : Rp.20.000.000
 Analisa laba/rugi kegiatan penangkapan ikan :
 Nelayan mendapat laba saat ikan berukuran besar
mendapatkan hasil maksimal sekitar 70%
 Nelayan mendapatkan kerugian saat kapal rusak sekitar 30%.
Sisanya bos mengatasi kerusakan dan kerugian
 Alur distribusi ikan sampai proses penjualan : ikan hasil tangkap di
langsung dijual ke pembeli yang datang dan menunggu di TPI.
Sisanya dimasukkan kedalam fiber pendingin, dan keesokan harinya
baru dijual ke peagang lainnya.

8. Aspirasi dan Permasalahan nelayan : Nelayan berharap agar pemerintah


lebih memperhatikan nelayan kecil. Dan menyediakan alat alat perbaikan
mesin yang lengkap, supaya jika ada kerusakan yang terjadi pada mesin
kapal nelayan, nelayan tidak perlu keluar kota hanya untuk memperbaiki
kerusakan mesin tersebut.

9. Kegiatan perikanan sesuai atau tidak sesuai dengan peraturan


perundang-undangan yang berlaku : Sesuai karena melakukan kegiatan
dengan baik tanpa merusak habitat hewan laut dengan cara tradisional
yaitu memancing.

10. Yang dibutuhkan nelayan penangkap ikan : Mesin biaya untuk


pembantu perbaikan karena mesin sering mengalami kerusakan

5.2 Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan


Pengolahan adalah upaya yang dilakukan terhadap sumberdaya ikan
melalui proses secara tradisional maupun modern, baik secara fisika, kimia,
mikrobiologis atau kombinasinya, untuk dijadikan produk akhir yang dapat
berupa ikan segar, ikan beku dan bentuk olahan lainnya, guna mengawetkan
dan memperbaiki penampakan / penampilan sifat-sifat fisika, kimia dan nilai
gizi serta nilai tambahnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah
satunya yaitu pengolahan kerupuk udang di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
sebagai berikut.

A. Kegiatan PPKMP (TPH) Pengolahan Kerupuk Udang

Identitas responden :

Nama : Bu Masni

Umur : 32 tahun

Alamat : Telaga Bertong, Kecamatan Taliwang

Pekerjaan : Pengolah Kerupuk Udang

 Bahan baku dibeli dari Tempat Pelelangan Ikan dan Pasar


 Mutu bahan mentah yang ada di daerah tersebut memiliki kualitas
standard Operasional Procedure (SOP) karena sudah teruji
kesegaran organoleptiknya seperti kenampakan mata, insang, lendir
permukaan badan, bau, daging dan tekstur.
 Jenis ikan yang tersedia di TPI antara lain :
1. Ikan Tenggiri harga per kg : Rp. 40.000
2. Ikan Parang harga per kg : Rp. 30.000
3. Ikan Beliak Mata harga per kg : Rp. 15.000
4. Udang harga per kg : Rp. 30.000
 Jumlah pedagang bahan mentah yang dari Nelayan sebanyak 2 orang
 Teknik penanganan bahan mentah dengan cara dicuci dan
dibersihkan, setelah itu bahan mentah dimasukkan ke dalam
pendingin.
 Bahan tambahan yang dipakai antara lain :
1. Air
2. Es Batu
 Kondisi sanitasi dan higiene yang ada di TPI itu lingkunganya cukup
bersih dan lingkungannya terjaga serta pekerjanya yang
menggunakan pakaian standard pekerja

B. Proses Produksi dan Pengolahan


 Jenis olahan yang dihasilkan yaitu kerupuk udang
 Produk yang dihasilkan per bulan yaitu 100 kg
 Adanya wabah covid tidak terdampak bagi kegiatan produksi karena
menyebabkan pendapatan menurun 50%
 Tahapan proses pengolahan :
1. Pembelian bahan baku
2. Pencucian bahan mentah seperti penanganan udang dengan cara
dibersihkan kulit dan kepalanya
3. Penggilingan, dagung udang yang sudah dibersihkan tadi, setelah
itu di potong menjadi kecil kecil dan di masukan ke blender untuk
di giling sampau benar benar halus
4. Pengadonan, selanjutnya daging udang yg telah halus dicampur
dengan tepung dan bumbu yang lainnya
5. Pengadukan, setelah dicampur, selanjutnya kita aduk semua
bahan sampai merata
6. Setelah semua bahan tercampur rata, adonan dibentuk menjadi
ukuran panjang.
7. Pengukusan, selanjutnya kita kukus adonan yang sudah dibentuk.
8. Pengeringan, setelah itu kita keringkan adonan
9. Pendinginan, selanjutnya adonan didinginkan semalaman, dan
keesokan paginya adonan dipotong sesuai ukuran
10. Penjemuran, setelah dipotong, barulah dilakukan tahap
penjemuran kerupuk
11. Pengemasan, setelah kerupuk kering, barulah dikemas. Dan
Penjual juga menyediakan kerupuk yang sudah digoreng.
Gambar pengolahan hasil perikanan

 Proses produksi dilakukan dengan cara semi modern


 Hasil olahan di jual ke pedagang dan konsumen langsung
 Karyawan yang dimiliki sebanyak 2 orang
 Bahan baku yang diolah di beli dari nelayan
 Kegiatan hari-hari biasanya berdagang stock kerupuk yang masih
ada
 Sumber pembiayaan :
1. Sumber modal : sendiri
2. Jumlah : Rp.20.000.000
 Mutu produk yang dihasilkan baik dan higienis
 Kendala yang dialami yaitu kekurangan modal

C. .Pemasaran Produk
 Jumlah pedagang didaerah tersebut : 10
 Produk yang dipasarkan : Kerupuk Udang
 Produk dipasarkan ke dalam daerah atau lingkungan sekitar
 Sistem pemasaran secara offline
 Infrastruktur pemasaran sudah mendukung
 Tidak ada tambahan proses yang dilakukan sebelum proses
pemasaran
 Produk yang paling laku dipasaran yaitu kerupuk udang
D. Lain lain
 Belum pernah menjadi anggota KUD atau Koperasi Karena belum ada
yang membuka KUD
 Organisasi yang di ikuti yaitu kelompok Nelayan HNSI
 Manfaat yang didapatkan yaitu dapat belajar dan mendapatkan ilmu
seputar pengolahan hasil perikanan

Rangkuman :

 Saat kami mengunjungi tempat pengolahan kerupuk udang, mereka


sedang tidak mengolah, sehingga kami hanya dapat melakukan
kegiatan wawancara dengan pengolah tersebut

5.3 Teknologi Akuakultur (TAK)


Pembudidaya Ikan Hias
Identitas responden :

Nama : Doni Alexander

Alamat : Jl. Panglima H. Saman

Pekerjaan : Penjual Ikan Hias

Data Usaha :

1. Nama Usaha : Don Panorama Aquascape


2. Status : Milik Sendiri
3. Mulai dibangun : Tahun 2016
4. Mulai beroperasional : Tahun 2016 - sekarang
5. Data operasional rata-rata pertahun/siklus : Rp.20.000.000
6. Luas Lahan : 12 x 5 m2
7. Luas bangunan : 12 x 5 m2
8. Kapasitas produksi : 1500 ekor/2 bulan

Keadaan Usaha

a. Keadaan Lahan Usaha

1. Status penguasaan : Milik Sendiri


2. Luas lahan : 12 x 4 m2
3. Umur lahan : 5 Tahun
4. Lokasi : Jl. Kalimantan
5. Jarak ke sungai : 30 m
6. Jarak kerumah : 500 m

b. Keadaan fisik lahan budidaya

1. Luas wadah budidaya (P×L×T) : 100 x 40 x 40 cm


2. Bentuk wadah : persegi panjang
3. Jenis wadah : Beton, Akuarium
4. Jumlah Wadah : Beton 10 buah, Aquarium 38 buah
5. Tinggi : 40-50 cm
6. Tinggi air : 30 cm
7. Bentuk pintu air : manual (selang)
8. Jumlah pintu air : 1
9. Bahan pintu air : fiber
10. Tekstur tanah pada wadah budidaya : keras
11. Salinitas media : 2-3 ppt
12. Ph media budidaya : 6-7
13. Arus : 100 liter/jam
14. Sumber air tawar : Air hujan dan air depot
15. Sumber air laut vegetasi : Hydrilla

Gambar Teknologi akuakultur

c. Teknis Budidaya

1. Jenis komoditi : Cupang, Guppy, Moli


2. Lama pemeliharaan : 4 bulan, 2 bulan, 2 bulan
3. Siklus pertahun : 3-5 siklus
4. Jumlah panen per siklus : 500-2000
5. Jumlah panen per tahun : 2400-8000
6. Habitat komoditi yang dibudidayakan : Air tawar
7. Kebiasaan hidup Berkoloni
8. Asal benih membeli
9. Cara persiapan lahan/wadah yaitu
pembersihan/pensterilan wadah, kemudian di jemur,
setelah tu baru bisa digunakan.

Cara melakukan pengelolaan media budidaya :

1. Cara melakukan pengelolaan media budidaya yaitu


dengan cara filterisasi air
2. Selama pemeliharaan menggunakan tandon air
ukuran 500 L
3. Penyiphonan dilakukan setiap 1 minggu sekali
4. Cara melakukan penyiphonan yaitu dengan selang
berukuran 8/16
5. Tujuan melakukan penyiphonan yaitu untuk
menghilangkan amoniak yang ada pada aquarium
6. Selama pemeliharaan dilakukan penambahan air
media budidaya sebanyak 2 minggu 1 kali
7. Jumlah penambahan air media budidaya yang
dilakukan sebanyak 50%
8. Tujuan penambahan air media budidaya yaitu untuk
menetralkan pH air
9. Selama pemeliharaan dilakukan penggantian air
sebanyak 2 minggu sekali dengan jumlah 50% untuk
menstabilkan parameter air.
 Untuk membuang dan memasukan air media
budidaya tidak menggunakan pompa.
Pengelolaan Pakan :
1. Jenis pakan : pelet berukuran 200-500 micro
karena lebih higienis, simple dan kaya nutrisi.
2. Jumlah dosis pakan buatan yang diberikan
sebanyak 3 kali/hari.
 Alasan pemberian pakan dengan jumlah tersebut
karena mempercepat pertumbuhan ikan.
 Pemberian pakan dilakukan pada jam : 08.00-17.00
 Alasan pemberian pakan pada jam tersebut karena
pada jam tersebut udang mulai aktif dan
membutuhkan pakan
 Caranya dengan teknik penaburan karena masih
dalam skala rumahan
 Pemberian suplemen klorofil yang digunakan untuk
peningkat warna.
 Pengendalian hama dan penyakit :
1. Jenis hama yang pernah menyerang : Kodok,
belalang, Larva capung, ular, biawak
2. Upaya pemberatasan hama dengan cara rutin
melakukan pergantian air dan penambahan
multivitamin
3. Sampling dilakukan saat ada ikan yang sakit, agar
tidak menular ke ikan yang lain.
4. Tujuan sampling agar ikan yang sakit tidak
menular
 Pemanenan dilakukan sebanyak 4-5 kali per tahun
 Metode pemanenan dilakukan dengan cara manual
yaitu pemberokan.
 Pemasaran dilakukan secara langsung diambil oleh
pembeli dan secara online
 Kendala yang dialami selama melakukan budidaya
yaitu hama dan kualitas air yang menurun

d. Usaha Budidaya

 Jenis bahan

Tabel.2. jenis dan bahan budidaya

No Jenis Bahan Jumlah Harga (Rp)


Pemakaian

1. Aquarium 38 buah 100.000-


300.000

2. Mesin dan power head 20 buah 55.000-


125.000

3. Pasir dan bebatuan - 10.000-60.000

4. Pellet 5 bungkus/hari 5.000-20.000

 Biaya operasional diperoleh dari modal sendiri

Pembudidaya Bibit Ikan Air Tawar


Identitas responden :

Nama : Fitrah
Alamat : Jl. An-Nazah Beringin Ujung

Pekerjaan : Penjual Bibit Ikan Air Tawar

Data Usaha :

1. Nama Usaha : JUAL BIBIT IKAN AIR TAWAR


2. Status : Milik Sendiri
3. Mulai dibangun : Tahun 2018
4. Mulai beroperasional : Tahun 2018 - sekarang
5. Dana operasional rata-rata pertahun/siklus : Rp.70.000.000
6. Luas Lahan : 1.200 m2
7. Luas bangunan : 1.200 m2
8. Kapasitas produksi : 300 ekor/2 minggu

Keadaan Usaha

a. Keadaan Lahan Usaha

1. Status penguasaan : Milik Sendiri


2. Luas lahan : 40 m x 30 m
3. Umur lahan : 3 Tahun
4. Lokasi : Jl. An-Nazah
5. Jarak ke sungai : 2 km
6. Jarak kerumah : -

b. Keadaan fisik lahan budidaya

1. Luas wadah budidaya (P×L×T) : 4 x 3 x 1 m


2. Bentuk wadah : persegi panjang
3. Jenis wadah : Kolam Terpal
4. Jumlah Wadah : 30 Buah
5. Tinggi : 80 cm
6. Tinggi air : 70 cm
7. Bentuk pintu air : manual (selang)
8. Jumlah pintu air : 1
9. Bahan pintu air : fiber
10.Tekstur tanah pada wadah budidaya : Gambut
11.Salinitas media : 2-3 ppt
12.Ph media budidaya : 6-7
13.Sumber air tawar : Air hujan dan PDAM

Gamba .kolam pembudidaya

b. Teknis Budidaya

Table.3. teknis budidaya

Jenis Padat Lama Siklus Jumlah Jumlah


Komoditi Tebar Pemeliharaan per Panen Panen per
Tahun per Tahun
Siklus
Nila 3000/12 4 bulan 5 bulan ±200 ±480
m
Lele 3000/12 3 bulan 4 bulan ±350 ±1050
m
Patin 3000/12 5 bulan 6 bulan ±300 ±600
m
Bawal 3000/12 5 bulan 6 bulan ±200 ±400
m
Gurame 3000/12 2 bulan 3 bulan ±50 ±00
m
Ikan Mas 3000/12 5 bulan 6 bulan ±150 ±300
m
Ikan Koi 3000/12 2 bulan 3 bulan ±50 ±200
m

1. Habitat komoditi yang dibudidayakan : Air tawar


2. Kebiasaan hidup Berkoloni
3. Asal benih membeli
4. Cara persiapan lahan/wadah yaitu
pembersihan/pensterilan wadah, kemudian di jemur,
setelah tu baru bisa digunakan.

Cara melakukan pengelolaan media budidaya :

1. Cara melakukan pengelolaan media budidaya yaitu


dengan cara filterisasi air
2. Selama pemeliharaan menggunakan tandon air
ukuran 16 m2
3. Penyiphonan dilakukan setiap 2 minggu sekali
4. Cara melakukan penyiphonan yaitu dengan
menggunakan mesin
5. Tujuan melakukan penyiphonan yaitu untuk
membersihkan kotoran dan menjaga ph tambak tetap
stabil
6. Selama pemeliharaan dilakukan penambahan air
media budidaya sebanyak 1 minggu sekali
7. Jumlah penambahan air media budidaya yang
dilakukan sebanyak 50%
8. Tujuan penambahan air media budidaya yaitu untuk
menetralkan pH air
9. Selama pemeliharaan dilakukan penggantian air
sebanyak 2 minggu sekali dengan jumlah 100% untuk
menstabilkan parameter air.
 Untuk membuang dan memasukan air media
budidaya tidak menggunakan pompa merk Amara
yang berkapasitas JET 250 dengan debit 150
liter/menit.

Pengelolaan Pakan :
1. Jenis pakan : pelet berukuran pf 781, 800, dan 1000
micro karena lebih higienis, simple dan kaya nutrisi.
2. Jumlah dosis pakan buatan yang diberikan sebanyak 3
kali/hari.
 Alasan pemberian pakan dengan jumlah tersebut
karena mempercepat pertumbuhan ikan.
 Pemberian pakan dilakukan pada jam : 08.00-24.00
 Alasan pemberian pakan pada jam tersebut karena
pada jam tersebut waktu normal ikan mencerna
makanan selama 8 jam
 Caranya dengan teknik penaburan karena masih
dalam skala rumahan
 Pemberian suplemen probiotik yang digunakan untuk
bafsu makan dan kesehatan air.
3. Pengendalian hama dan penyakit :
 Jenis hama yang pernah menyerang : Jamur, Burung
 Upaya pemberatasan hama dengan cara rutin
melakukan pergantian air dan penambahan
multivitamin sertapembersihan jamur
 Sampling dilakukan dengan menggunakan saringan,
lalu ikan di ambil sesuai ukuran.
 Tujuan sampling agar dapat menyeleksi ikan yang
berukuran lebih besar atau kecil.
 Pemanenan dilakukan sebanyak 6 kali per tahun
 Metode pemanenan dilakukan dengan cara manual
yaitu pemberokan dan pengeringan kolam.
 Pemasaran dilakukan secara langsung di daerah
sekitar
 Kendala yang dialami selama melakukan budidaya
yaitu pemberian pakan
d. Usaha Budidaya

 Jenis bahan

Table.4. bahan budidaya

No Jenis Bahan Jumlah Harga (Rp)


Pemakaian

1. Terpal 30 buah 450.000-700.000

2. Mesin Pompa 3 buah 300.000

3. Jaring 2 150.000-300.000

4. Pellet 1 karung/bulan 360.000

 Biaya operasional diperoleh dari modal sendiri

5.4 Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan


Ekowisata atau ekoturisme merupakan salah satu kegiatan pariwisata
yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam,
aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek
pembelajaran dan pendidikan.Ekowisata dimulai ketika dirasakan adanya
dampak negatif pada kegiatan pariwisata konvensional. Dampak negatif ini
bukan hanya dikemukakan dan dibuktikan oleh para ahli lingkungan tetapi
juga para budayawan, tokoh masyarakat dan pelaku bisnis pariwisata itu
sendiri. Dampak berupa kerusakan lingkungan, terpengaruhnya budaya lokal
secara tidak terkontrol, berkurangnya peran masyarakat setempat dan
persaingan bisnis yang mulai mengancam lingkungan, budaya dan ekonomi
masyarakat setempat.
Pada mulanya ekowisata dijalankan dengan cara membawa wisatawan
ke objek wisata alam yang eksotis dengan cara ramah lingkungan. Proses
kunjungan yang sebelumnya memanjakan wisatawan namun memberikan
dampak negatif kepada lingkungan mulai dikurangi

A. Kegiatan PPKMP (TPS) Ekowisata Mangrove Pangkal Babu

Identitas responden :

Nama : Nurlela

Umur : 39 Th

Alamat : Pangkal Babu, Desa Tungkal 1

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Ekowisata Mangrove Pangkal Babu merupakan salah satu wisata


unggulan di Tanjung Jabung Barat yang terletak disebelah Timur pusat Kota
Kuala Tungkal. Berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat kota dengan waktu
tempuh sekitar 20-30 menit berkendara. Hutan bakau ini dijadikan sarana
edukasi dan berfungsi menahan abrasi pantai .Hutan Bakau ini memiliki luas ±
500 Ha. Sebagian Lahan Milik Pemerintah Kab. Tanjung Jabung Barat dan
sebagian lagi milik masyarakat setempat. Jenis tumbuhan yang terdapat di
hutan mangrove ini yaitu : Bakau (Rhizophora sp.), api-api (Avicennia sp.),
Tancang (Bruguiera sp.), Pidada (Sonneratia sp.), Teruntum (Lumnitzera sp.),
Mentigi (Ceriops sp.).Nyirih (Xylocarpus sp.), Buta-buta (Excoecaria sp.), Nipah
(Nypa sp.), Perpat kecil (Aegiceros sp.), Perpat (Scyphyphora sp.), dan lainnya.

 Selain menjadi kawasan wisata di hutan ini juga terdapat habitat


burung air dan ikan. Karena Hutan Mangrove juga menjadi pusat
kegiatan nelayan untuk menangkap ikan dan dijadikan tempat
pertanian.

Gambar.12. ekowisata manggrove

B. Pandangan Masyarakat Terhadap Ekowisata


 Pandangan masyarakat terhadap ekowisata mangrove ini sendiri
sudah cukup baik dan masyarakat sekitar sangat setuju jika
pengembangan terhadap hutan mangrove yang akan menjadi
ekowisata dilakukan oleh pemerintah.
 Dalam melakukan kesehatan lingkungan masyarakat sudah
paham akan pentingnya lingkungan yang bersih, dimana
masyarakat sekitar sudah dapat membuang sampah di tempat
pembuangan sampah, tidak dibuang disekitaran rumah.
Masyarakat juga rutin melakukan bersih-bersih setiap hari.
Masyarakat sangat berharap akan adanya perlindungan
kesehatan yang memadai agar dapat di implementasikan oleh
pemerintah
C. Penddikan

 Masyarakat sekitar sangat paham terkait dengan pentingnya


pendidikan dan merupakan hal yang penting untuk memperbaiki
tingkat kesejahteraan masyarakat. Namun, pendidikan yang
ersedia di Desan tersebut masih belum memadai karena hanya
sebatas SD, untuk melanjutkan SMP dan SMA, siswa harus pergi
keluar dari desa tersebut, dan memiliki jarak yang cukup lama.
 Dalam hal keamanan ekowisata dan sekitarnya sudah
aman ,masyarakat juga sangat aktif dalam menjaga keamanan
juga dibuktikan dengan terdapat jadwal Ronda malam yang telah
menjadi tradisi masyarakat sekitar.

D. Tanggapan

 Harapan dari masayarakat sekitaran tempat ekowisata adalah


agar kedepannya wisata mangrove ini bisa lebih maju, dan tetap
terjaga kelestariannya mengingat banyak sekali manfaat dari
hutan mangrove bagi masyarakat sekitar. Dan juga masyarakat
berharap listrik dapat masuk ke desa tersebut secara
menyeluruh.Terlibatnya instansi terkait dalam pengembangan
ekowisata, bertambahnya modal untuk pengembangan ekowisata
mangrove.
5.5 Penyuluhan Perikanan
Penyuluhan perikanan adalah Proses pembelajaran dalam rangka
peningkatan kapasitas kemampuan para pelaku utama dan pelaku usaha
sektor kelautan dan perikanan untuk mengorganisasikan dirinya dalam
mengembangkan bisnis perikanan untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraannya dengan tetap memperhatikan pelestarian fungsi
lingkungan.

A. Kegiatan PPKMP (PP)

Identitas responden :

1. Nama : Anugrah Haddad


2. Umur : 22 Th
3. Alamat : Siswa Ujung
4. Lama bermukim : 1,5 tahun
5. Jumlah anggota keluarga : Belum berkuluarga
6. Pekerjaan : Penjual Ikan Pekerjaan Sampingan : Penjual Ayam
7. Latar belakang pendidikan : SMA
8. Pendapan ratarata perbulan :
 Pekerjaan Tetap : Rp. 30.000.000
 Pekerjaan Sampingan : Rp. 10.000.000
9. Alasan memilih pekerjaan lain adalah agar pendapatan yang
meningkat (bertambah)
Seputar pertanyaan terkait usaha yang di laksanakan :

 Pernah mengikuti pelatihan penyortiran ikan selama 1 bulan


 Jenis pelatihannya yaitu penyortiran ikan yang diadakan di masing
masing kabupaten yang bertempat langsung di kawasan Dinas
Perikanan
 Belum pernah masuk dalam keanggotan koperasi karena keuangan
yang cukup
BAB VI
Kesimpulan dan Saran
6.1Kesimpulan

a. Tanjung Jabung Barat merupakan daerah yang menjadi sentral kegiatan


perikanan di Provinsi Jambi. Sumberdaya laut yang melimpah serta
sarana dan prasarana yang mendukung, membuat Sebagian besar
masyarakat disini memilih untuk menjadi bagian dari pelaku kegiatan
perikanan, baik itu pedagang ikan, penangkap ikan, pembudidaya ikan,
maupun pengolah hasil perikanan.

b. Ekowisata dibidang kelautan dan perikanan pun di daerah ini juga


mampu menjadi bagian dari daya tarik. Namun dibalik sumberdaya
yang melimpah, kesadaran masyarakat akan pentingnya Pendidikan dan
Kesehatan masih sangat minim. Tentu saja hal ini masih perlu
ditingkatkan lagi agar sumberdaya alam yang melimpah berbanding
lurus dengan sumberdaya manusia yang berkompeten di daerah itu
sendiri.

c. Pada produksi perikanan laut, terdapat udang dogol sebagai hasil


produksi terbanyak pada tahun 2019-2020 yaitu 1.385,1 ton pada tahun
2019 dan 1.385,7 ton pada tahun 2020. Dan yang mengalami penurunan
tangkap drastis ada pada kerang darah yaitu 1.546,48 ton di tahun
2019 dan 960,7 ton di tahun 2020 dengan persentasi penurunan -
61,01%.

d. Rumah Tangga Perikanan menurut jenis kapal, didominasi dengan jenis


kapal ber kekuatan 0-5 GT, yaitu sebanyak 750 RTP.

e. Alat tangkap terbanyak yang digunakan adalah jaring insang hanyut,


sebanyak 380 buah yang digunakan para pelaku penangkapan

f. Jumlah nelayan terbanyak adalah yang menggunakan kapal ber


kekuatan 0-5GT yaitu sebanyak 2.128 nelayan.
g. Dari data yang dilampirkan, Kecamatan Bram Itam lebih unggul dalam
sektor budidaya dibanding Kecamatan Tungkal Ilir

h. Disektor pengolahan, terdapat 126 Pengolah dengan berbagai jenis


olahan yang dilakukan.

6.2 SARAN

a. Minimnya jumlah masyarakat yang berpendidikan tinggi maka perlu


peningkatan SDM dengan berbagai cara, seperti memberikan berbagai
jenis beasiswa untuk studi lanjutan, mensosialisasikan pentingnya
Pendidikan kepada masyarakat, dan apabila memungkinkan bisa
membangun Pendidikan tinggi didaerah ini.

b. Pada bidang Kesehatan, fasilitas yang diberikan belum merata, terbukti


dari data ternyata fasilitas Kesehatan di Kecamatan Tungkal Ilir lebih
memadai dibanding Kecamatan Bram Itam. Untuk mengatasi masalah
ini maka saran yang disampaikan adalah dengan cara mempermudah
izin praktik tenaga Kesehatan baik itu dokter, apoteker, bidan, dll. Serta
pembangunan puskesmas secara akselerasi sehingga memenuhi
keseimbangan antara penduduk dan fasilitas.

c. Pemerintah yang terkait atas ekowisata juga sangat perlu memberikan


perhatian secara berkala seperti perawatan lokasi, pengembangan
lokasi, ekonomi disekitar lokasi dengan tujuan agar lokasi ekowisata
tetap terjaga dan selalu menarik perhatian pengunjung.

d. Di bidang perikanan tangkap, untuk hasil tangkapan cukup memuaskan


dikarenakan sumberdaya laut yang masih memadai, namun pemerintah
juga harus mengawasi secara rutin dan tegas agar tidak terjadi
pelanggaran-pelanggaran dalam segi penangkapan yang bisa merusak
keseimbangan laut.

e. Pada bidang budidaya pemerintah sebaiknya memberikan pinjaman


lahan dengan sistem bagi hasil agar potensi budidaya terus naik.
Mengingat pelaku budidaya masih tergolong sedikit tapi lahan kosong
yang dimiliki daerah ini banyak.

f. Pada bidang pengolahan diperlukan peningkatan lagi agar tingkat


kesejahteraan daerah bertambah. Mengingat Kabupaten Tanjung Jabung
Barat ini memiliki sumberdaya laut yang melimpah. Pihak-pihak terkait
sebaiknya bisa mempermudah dalam izin membangun usaha,
peminjaman modal, dan pelatihan berkala agar SDM Pengolah bisa lebih
terampil dalam mengelola hasil laut.
Daftar Pustaka
 Badan Pusat Statistika Tanjung Jabung Barat.

 Kantor Camat Tungkal Ilir, Kab. Tanjung Jabung Barat, Jambi.

 Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Tanjung Jabung Barat.

 Web Dinas Kesehatan Kab. Tanjung Jabung Barat.

 Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Tanjung Jabung Barat.


Lampiran

1. LAMPIRAN ALAMAT SARANA DAN PRASARANA


 Pelabuhan Ampera : Sungai Pangabuan, Tungkal IV Desa, Tungkal
Ilir, Tanjung Jabung Barat, Jambi.
 Pelabuhan Roro : Tungkal I, Tungkal Ilir, Tanjung Jabung Barat,
Jambi.
 Pelabuhan Marina : Tungkal III, Tungkal Ilir, Tanjung Jabung Barat,
Jambi.
 Pelabuhan Kuala Tungkal : Desa Tungkal I, Tungkal Ilir, Tanjung
Jabung Barat, Jambi.
 Pelabuhan LSDP : Tungkal IV Desa, Tungkal Ilir, Tanjung Jabung
Barat, Jambi.
 Tempat Pelelangan Ikan Kuala Tungkal : Desa Tungkal I, Tungkal
Ilir, Tanjung Jabung Barat, Jambi.
 Wilker KIPM : Jl. Kesejahteraan, Pelabuhan Laut Kuala Tungkal,
Tanjung Jabung Barat, Jambi
 Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Tanjung Jabung Barat : Jl.
Letkol. Pol. Toegino, Sriwijaya, Tungkal Ilir, Tanjung Jabung Barat,
Tungkal III, Jambi.
 Satwas Tanjung Jabung Barat : Desa Tungkal I, Tungkal Ilir,
Tanjung Jabung Barat, Jambi.

Anda mungkin juga menyukai