Anda di halaman 1dari 30

USULAN PENELITIAN

PENGARUH PENDAPATAN RATIO NELAYAN DAN JUMLAH


ANGGOTA KELUARGA TERHADAP KONSUMSI IKAN DI
KABUPATEN TANJUNG TABUNG BARAT JAMBI

OLEH
IVO NATALIA BUTARBUTAR
E1E018026

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENDAPATAN DAN JUMLAH RUMAH TANGGA


TERHADAP TINGKAT KONSUMSI IKAN DI KABUPATEN TANJUNG
JABUNG BARAT

OLEH
IVO NATALIA BUTARBUTAR
E1E018026

Menyetujui,
Pembimbing Utama

Dr.Ir.Pahantus Maruli, M.P


NIP. 196008021986022001

Menyetujui,
Ketua Jurusan/Program Studi Pembimbing Pendamping

ii
Nelwida, S.Pt., M.P Ir. Mulawarman, M.Si
NIP. 196911021994032001 NIP. 195909121989021001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat Nya
saya diberikan kesempatan untuk menyelesaikan proposal ini dengan judul
“Pengaruh Pendapatan Dan Jumlah Nelayan Terhadap Konsumsi Ikan Di Tanjung

Jabung Barat,Jambi” sebagai salah satu syarat mengerjakan skripsi pada program
Sarjana di Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,Fakultas Peternakan
Universitas Jambi

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal ini tidak akan sesesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada:

1. Orang Tua saya tercinta, Bapak Janso M Butarbutar dan Ibunda


Ledisma sijabat S.Pak telah melahirkan,membesarkan,mendidik dan
menyayangi saya dengan sepenuh hati dan mendukung setiap
keputusan dan perjalanan saya sehingga saya bisa menyelesaikan
hingga ke jenjang S1, dan semua anggota keluarga saya,terimakasih
dukungan nya kepada penulis

2. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas


Jambi.

3. Bapak Dr. Ir. Agus Budiansyah, M.S. selaku Dekan Fakultas


Peternakan Universitas Jambi.

4. Ibu Nelwida, S.Pt., M.P. selaku ketua Jurusan pada Jurusan Perikanan
sekaligus Ketua Program Studi pada Program Studi Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan Universitas Jambi.

5. Bapak Dr.Ir Mairizal, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah


memberikan arahan dan bimbingan kepada saya selama saya mengikuti
kegiatan belajar di kampus.

iv
6. Bapak Dr. Ir.Pahantus Maruli,M.P selaku Pembimbing Utama atas
segala bimbingan, saran, motivasi, dan bantuan yang telah diberikan
selama penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Ir Mulawarman,M.Si. selaku Pembimbing Pendamping atas
segala bimbingan, saran, motivasi, dan bantuan yang telah diberikan
selama penyusunan skripsi ini.

8. Teman Teman KKN saya (Bang Oge,Bang Obin,Aldi,Ririn,Uda


Aip,Intan,Sony, Dianto,Zulma,Fredy,Kak Octa) terimakasih atas
dukungan teman teman kepada saya

9. Teman Teman dekat saya (Fitri,Nita,Harrysleo,Nurul,Shania) yang


telah mendukung saya menjalani setiap proses penyusunan skripsi ini
Penulis juga menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai
kesalahan, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan
dan perbaikan nya sehingga laporan skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan dilapangan serta bisa
dikembangkan lagi lebih lanjut.

Jambi, Maret 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................i
KATA
PENGANTAR .............................................................................................iii
DAFTAR
ISI ............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
1.1 Latar belakang ..........................................................................................
1
1.2 Rumusan
masalah......................................................................................7
1.3 Tujuan penelitian ......................................................................................7
1.4 Manfaat penelitian ....................................................................................
7
1.5 Hipotesis ...................................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................

2.1 Faktor produksi .......................................................................................9


2.2 Pendapatan .............................................................................................10
2.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Nelayan ...........................12
2.3 Nelayan ..................................................................................................14
2.4 Faktor
Konsumsi ....................................................................................16
2.5 Jumlah Tanggungan Keluarga................................................................18

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................

3.1 Tempat Dan Waktu .................................................................................20


3.2 Metode Penelitian....................................................................................20
3.3 Metode Analisis ......................................................................................20
3.3.1 Analisis Deskriptif ............................................................................20
3.3.2 Analisis
data ......................................................................................21
3.3.3 Analisis Kuantitatif ...........................................................................21
3.4 Uji Asumsi Klasik .................................................................................22
3.5 Uji Statistik ................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang memiliki luas perairan atau laut yang
sangat luas, sehingga masyarakat Indonesia banyak yang tinggal di sepanjang
pantai dan yang memperoleh kehidupan dari laut. Karena itu banyak penduduk
yang menggantungkan hidupnya dari sumber pendapatan dari laut. Penduduk yang
mata pencahariannya berhubungan erat dengan lingkungannya dan mata
pencaharian tersebut berkaitan dengan pola konsumsinya. Dalam ilmu ekonomi,
pengertian konsumsi lebih luas dari pada pengertian konsumsi dalam percakapan
sehari-hari. Dalam percakapan sehari-hari konsumsi dimaksudkan sebagai hal
yang berkaitan dengan makanan atau minuman. Dalam ilmu ekonomi, semua
barang dan jasa yang digunakan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhannya
disebut pengeluaran konsumsi, dikonsumsi artinya digunakan secara langsung
untuk memenuhi kebutuhan (Hanum N,2018).

Negara Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor perikanan laut yang
dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan ekonomi apabila mampu terus
mengembangkan sektor perikanan laut yang didukung oleh kebjijakan laut polititis
pemerintah serta sistem pemasaran ikan laut yang baik. Hal ini diantaranya dapat
diamati pada pola konsumsi ikan dan pendapatan nelayan di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat. Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan tempat penghasil ikan
laut dan jenis jenis udang lainnya terbanyak di Provinsi Jambi. Jumlah produksi
perikanan laut per jenis ikan nya adalah dapat mencapai kisaran 21.718,9 Ton
pertahun nya. Guna meningkatkan kualitas pola konsumsi terutama pada proses
perindustrian udang dan ikan mulai dari nelayan pengumpul, pedagang grosir,

vii
pedagang pengecer, sampai kepada masyarakyat (konsumen) diperlukan upaya
peningkatan pola konsumsi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Produksi adalah berkaitan dengan bagaimana sumber daya (masukan) yang


dipergunakan untuk menghasilkan produk (keluaran). Menurut Dwinda L.D,
(2016), produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan
memanfaatkan beberapa masukan atau input. Ahmad R (2002) mengatakan bahwa
produksi menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang
akan bertambah jika memberikan manfaat yang baru atau lebih dari bentuk semula.
Lebih spesifik lagi produksi adalah kegiatan perusahaan dengan
mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output dengan biaya yang
minimum atau Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah
nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat
dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa
mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Faktor produksi atau input
merupakan hal yang mutlak harus ada untuk menghasilkan suatu produksi. Dalam
proses produksi tersebut seorang pengusaha dituntut mampu menganalisa
teknologi tertentu yang dapat digunakan dan bagaimana mengkombinasikan
beberapa faktor produksi sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh hasil
produksi yang optimal dan efisien (Asmanah,D et all,2010). Berdasarkan UU No.
31 Tahun 2004 tentang Perikanan yang diubah dengan UU No.45 Tahun 2009
mengamanatkan bahwa tujuan pengelolaan perikanan adalah untuk

(1) meningkatkan taraf hidup nelayan kecil dan pembudidaya ikan kecil;
(2) meningkatkan penerimaan dan devisa negara;
(3) mendorong perluasan kesempatan kerja;
(4) meningkatkan ketersediaan dan konsumsi sumber protein ikan;
(5) mengoptimalkan pengelolaan sumber daya ikan;
(6) meningkatkan produktivitas, mutu, nilai tambah, dan daya saing;
(7) meningkatkan ketersediaan bahan baku untuk industri pengolahan ikan;
(8) mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya ikan; dan

(9) menjamin kelestarian sumber daya ikan, lahan pembudidayaan ikan


dan tata ruang. Undang-undang ini memperkuat arah pembangunan nasional
untuk berbasis menuju sumber daya kelautan dan perikanan. Seharusnya

viii
perikanan sudah menjadi sektor yang paling unggul di Indonesia karena
kondisi geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki
kelimpahan sumberdaya perikanan tangkap sangat besar. Kekayaan alam yang
melimpah pada sektor sumberdaya laut normalnya memberi dampak positif
bagi masyarakat pesisir khususnya yang berprofesi sebagai nelayan.
Sumberdaya perikanan secara potensial dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan, namun faktanya masih
banyak nelayan yang berada pada kondisi ekonomi yang kurang baik atau
rendah karena tidak dapat meningkatkan hasil tangkapannya, sehingga
pendapatan mereka pun tidak meningkat .

Umumnya nelayan terdiri dari masyarakat yang status pendidikan nya relatif
rendah. Kegiatan melautnya ditentukan oleh alam dan lingkungannya.
Kemampuan mereka dalam meningkatkan pendapatan cukup untuk
menghidupi keluarga serta membangun hari depan yang lebih baik,cukup
rendah(Argo.BW.et all(2016)

Pendapatan nelayan bergantung pada pemanfaatan potensi sumber daya


perikanan yang terdapat di lautan .pendapatan masyarakat nelayan secara
langsung langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi derajat hidup
mereka, karena pendapatan dari hasil berlayar merupakan sumber pemasukan
utama atau satu satunya bagi mereka. Terutama terhadap kemampuan mereka
mengelola lingkungan tempat hidup mereka .

Konsumsi pada masyarakat juga menjadi salah satu indikator kesejahteraan.


Apabila tingkat kesejahteraan dikatakan membaik, bila perbandingan
pengeluaran untuk konsumsi makanan cenderung semakin turun, sebaliknya
pengeluaran untuk non makanan semakin meningkat. Atau secara umum
seakin meningkat pendapatan (kesejahteraan) maka semakin berkurang
persentase pengeluaran untuk makan dan semakin tinggi persentase
pengeluaran untuk non makanan. Rumah tangga yang mempunyai pendapatan
yang tinggi (kaya) sebagian pendapatannya digunakan untuk konsumsi barang
non makanan, dan sisanya ditabung. Hal itu tentu sangat berbeda dengan
rumah tangga yang berpenghasilan rendah dimana penghasilan yang
diterimanya hanya bisa digunakan untuk mengkonsumsi makanan, kalaupun

ix
ada sisa hanya bisa untuk mengkonsumsi barang atau jasa yang sangat
dibutuhkan sehingga untuk menabung sangat sedikit peluangnya.
Keanekaragaman pola konsumsi tergantung pada pendapatan rumah tangga,
tingkat pendapatan yang berbedabeda mengakibatkan perbedaan taraf
konsumsi, hal ini berarti bahwa pendapatan sangat mempengaruhi tingkat
konsumsi seseorang. Sehingga antara konsumsi dengan pendapatan juga
dijelaskan dalam teori Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini sangat
dipengaruhi oleh pendapatan disposibel saat ini Pada umumnya, hubungan
faktor produksi, harga produksi dan pendapatan berbanding positif. Faktor
produksi (input) dalam bidang penangkapan ikan antara lain modal, jumlah
ABK, kapal, mesin utama dan mesin gardan. Penggunaan faktor-faktor
produksi secara efisien akan menghasilkan kenaikan produksi yang optimal.
Efisiensi dalam suatu proses produksi mempunyai arti penting dalam upaya
peningkatan pendapatan. Jika efisiensi produksi dilaksanakan dengan benar
maka akan mendorong penggunaan faktor-faktor produksi secara optimal,
yang selanjutnya akan memberikan keuntungan maksimum bagi pelaku usaha
(Novianty.RN,W, 2014). Fungsi produksi perikanan jangka pendek adalah
hubungan antara tangkapan (catch) dengan upaya (effort), sementara dalam
jangka panjang merupakan hubungan antara penangkapan dan rata-rata
penangkapan yang bisa didapat dalam waktu tertentu tanpa mempengaruhi
stok ikan. Terdapat 4 tahapan produksi sumberdaya alam dilihat dari jumlah
penggunaan input. Tahap I, produksi yang dapat mencapai keuntungan
ekonomi yang maksimum (Maximum Economic Yield/MEY) yaitu dapat
dikatakan sumberdaya tersebut masih dalam tahap kejayaan secara ekonomis,
karena dapat memberikan tambahan hasil yang semakin meningkat dengan
bertambahnya input produksi. Tahap II, produksi yangdapat mencapai jumlah
produksi fisik yang maksimum (Maximum Sustainable Yield/MSY) yaitu
semakin banyak penggunaan input maka sumberdaya ini akan memberikan
hasil yang semakin berkurang. Tahap III, produksi yang tidak memperoleh
untung atau rugi (break even point atau open acsess). Tahap IV, produksi yang
merugi. Jika produksi mulai masuk pada tahap III dan IV, akan mengalami
hukum berkurangnya hasil (law of diminishing return) bila ditambahkan input
produksi, perilaku produksi tersebut terjadi pada semua sumberdaya alam

x
termasuk perikanan. Hubungan antara MEY, MSY dan Open Access
Equilibrium

Bersumber dari situs Badan Pusat Statistik provinsi Kabupaten Tanjung


Jabung Barat yaitu memiliki jumlah kapal sebanyak 1.130 unit.. Pada
umumnya peralatan dalam penangkapan ikan pada masyarakyat nelayan
dioperasikan secara tidak manual dengan tenaga menggunakan mesin .
Sementara menurut (Ardhianto R, Y. Titik Haryati2, 2016) tingkat
produktivitas memiliki hubungan langsung dengan efisiensi peralatan,
Sehingga tidak mengherankan jika kemampuan jelajah operasional nelayan
Kabupaten Tajung Jabung Barat ini masih baik dan mencukupi.

Penelitian produksi hasil tangkapan perikanan laut menjadi sesuatu hal yang
sangat relevan bila ditinjau dari aspek pemasaran ikan. Hal tersebut merupakan
peluang yang besar dalam pengembangan agroindustry kelautan di
Tanjabbar,Jambi. Kuala tungkal merupakan prasarana ekonomi perikanan guna
memperlancar kegiatan perdagangan ikan mulai dari kapal
penangkap,penyimpanan dan pemasaran hasil perikanan serta pengembangan
nya sehingga harus dirumuskan strategi yang mampu memberikan keuntungan
dan kepuasan masing masing pihak sebagai stakeholder(pengambil keputusan)
dalam pengusahaan perikanan laut.

Nelayan di Kabupaten Tanjung Jabung barat adalah orang yang mata


pencahariannya melakukan penangkapan ikan, baik dilaut maupun di perairan
umum. Nelayan perairan laut di Kabupaten Tanjung Jabung Barat tersebar
beberapa kecamatan Tungkal Ilir. Dengan katagori nelayan terbanyak dan masih
menggunakan alat tangkap yang berskala kecil. Dalam hal ini masyarakat nelayan
yang khususnya di Kabupaten Tanjung Jabung Barat masih terikat erat dengan
garis mencukupi kehidupan masyarakyat nelayan. Mata pencarian nelayan di
Tumpaan rata-rata mempunyai pekerjaan sampingan petani, buruh bangunan, dan
lain lain untuk menopang kehidupan mereka. Regresi linier berganda merupakan
suatu persamaan yang menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel
bebas/ predictor (X1, X2,…Xn) dan satu variabel tak bebas/ response (Y). Tujuan
dari analisis regresi linier berganda adalah untuk memprediksi nilai variabel tak
bebas/ response (Y) jika nilai variabel-variabel bebas/ predictor (X1, X2, ..., Xn)

xi
diketahui. Disamping itu juga untuk mengetahui arah hubungan antara variabel tak
bebas dengan variabel-variabel bebas

Masyarakyat nelayan di Kabupaten Tanjung jabung barat ini, cukup banyak


nelayan yang tidak memiliki kapal alat tangkap ikan atau armada pribadi,sehingga
banyak nelayan di Kabupaten Tanjung Jabung barat ini yang penghasilan nya
cukup rendah karena hasil dari tangkapan nya tidak sepenuhnya menjadi
pendapatan nelayan,melainkan masih ada pembagian persenan nya,yakni kepada
Pemilik kapal atau biasanya disebut dengan bos, dan banyak juga kelompok
nelayan yang mengajukan proposal untuk dapat bantuan dari pemerintah berupa
kapal alat tangkap serta mesin nya.

Berdasarkan tinjauan latar belakang masalah diatas, maka dilakukan pengkajian


sistem pemasaran ikan yang dilakukan di Kab Tanjabbar. Hasil penelitian
diharapkan dapat memberikan jaminan harga yang wajar dan pasti dalam
menghadapi berbagai kondisi di pasar dengan pelaksanaan pendistribusian serta
penanganan pasca panen yang baik,agar mutu produksi selalu terjaga. Penelitian
ini untuk menganalisis pendapatan nelayan terhadap konsumsi ikan dan
menganalisis ratio nelayan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang diuji dengan
metode regresi linier berganda dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh pendapatan, ratio nelayan dan jumlah nelayan terhadap konsumsi ikan di
Kabupaten

Tanjung Jabung Barat


1.2 Rumusan Masalah
Agar dapat meningkatkan produksi perikanan laut di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat masalah yang ditemukan adalah

1. Bagaimana pengaruh pendapatan terhadap konsumsi ikan di Kabupaten


Tanjung Jabung Barat?

2. Bagaimana pengaruh ratio nelayan terhadap konsumsi ikan di Kabupaten


Tanjung Jabung Barat?

3. Bagaimana pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap konsumsi ikan di


Kabupaten Tanjung Jabung Barat?

xii
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pendapatan,
pengaruh ratio nelayan, dan pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap
konsumsi ikan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah


1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui dan memperdalam
pengetahuan tentangPengaruh pendapatan, ratio nelayan dan jumlah anggota
keluarga terhadap konsumsi ikan

2. Bagi Peneliti Selanjutnya


Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi peneliti selanjutnya agar
dapat digunakan untuk perbandingan dan penelaah lebih lanjut.

3. Bagi Universitas Jambi


Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh mahasiswa atau yang
berkepentingan yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi perpustakaan
atau tambahan mengenai pengaruh pendapatan, ratio nelayan, dan jumlah
anggota keluarga terhadap komsumsi ikan di kalangan masyarakat.

4. Bagi Pemerintah
Penelitian ini berguna sabagai masukan bagi pemerintah dalam upaya
meningkatkan konsumsi ikan yang ada di Provinsi Jambi.

1.5 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, landasan teori dan penelitian sebelumnya maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah pendapatan, jumlah tanggungan keluarga dan
produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi rumah tangga
nelayan di Kabupaten Tanjung Jabung barat,Jambi

xiii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Faktor Produksi

Perikanan seperti halnya sektor ekonomi lainnya, merupakan salah satu


aktivitas yang memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan suatu bangsa.
Sebagai salahsatu sumberdaya alam yang bersifat dapat diperbaharui (renewable),
pengelolaan sumberdaya ini memerlukan pendekatan yang bersifat menyeluruh
dan hati-hati (Fauzi dalam Asmanah,D et all, 2004) Menurut Sukirno dalam
Asmanah,D et all (2003), fungsi produksi adalah kaitan diantara faktor-faktor
produksi dan tingkat produksi yang diciptakan. Faktor-faktor produksi dikenal
sebagai input dan jumlah produksi sebagi output. Fungsi produksi dinyatakan
dalam bentuk rumus sebagai berikut :

Q = f ( K, L, R, T)…………………………….
Dimana : K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja, R adalah
kekayaan alam, dan T adalah teknologi yang digunakan. fungsi produksi umum
untuk setiap proses produksi yang ditandai oleh eksternalitas dan masukan
nonhomogen dapat diberikan oleh: Q = F (V, M) di mana V adalah vektor input k
dan M adalah matriks kxp momen karakteristik distribusi elemen input yang sesuai
dari V. misalnya, untuk Vi, faktor input ith , , , …… h , , adalah p saat
menggambarkan distribusi ukuran Vi. M bukanlah sebuah matriks konstan. jika M
adalah konstan sehubungan dengan tingkat output, maka asumsi Input homogen
dan fungsi produksi konvensional, Q = F (V) akan diganti Q = F (V, M).

Produksi adalah berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya (masukan)


dipergunakan untuk menghasilkan produk (keluaran). Menurut Dwinda L.D,(2016

xiv
dan Fathorrozi dalam Dwinda L.D,(2016), produksi merupakan hasil akhir dari
proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input.
Lebih lanjut Ahmad Ridha (2017) mengatakan produksi atau memproduksi
menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan
bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Lebih
spesifik lagi produksi adalah kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan
berbagai input untuk menghasilkan output dengan biaya yang minimum
Menurut Samuelson et all dalam Asmanah,D et all (2002) fungsi produksi
adalah kaitan antara jumlah output maksimum yang bisa dilakukan mabsing-
masing dan tiap perangkat input (faktor produksi). Fungsi ini tetap untuk tiap
tingkatan teknologi yang digunakan. Fungsi produksi ditetapkan oleh teknologi
yang tersedia, yaitu hubungan masukan/keluaran untuk setiap sistem produksi
adalah fungsi dari karakteristik teknologi pabrik, peralatan, tenaga kerja, bahan dan
sebagainya yang dipergunakan perusahaan.

Menurut Esa G A, (2019) berpendapat kegiatan produksi tentunya


memerlukan beberapa faktor atau variabel produksi, seperti perlengkapan dan
peralatan dalam kegiatan memproduksi. Kegiatan memproduksi masyarakat
nelayan. Nelayan menggunakan peralatannya untuk mendapatkan manfaat
tambahan dengan cara digunakan untuk menangkap ikan sehingga nelayan akan
mendapatkan pendapatan dari hasil tangkapan ikan.

2.2 Pendapatan

Pendapatan dapat diartikan sebagai seluruh sejumlah uang yang diterima


oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu. Pendapatan terdiri
dari upah atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti : sewa,
bunga, dividen serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti
tunjangan sosial atau asuransi pengangguran (Hanum N,2018)

Pendapatan merupakan suatu hasil yang diterima oleh seseorang atau


rumah tangga dari berusaha atau bekerja. Jenis masyarakat bermacam ragam,
seperti bertani, nelayan, beternak, buruh, serta berdagang dan juga bekerja pada
sektor pemerintah dan swasta (Nazir, 2010)

xv
Menurut Ramlan dalam Hanum N,(2018) pendapatan dibagi dua yaitu
pendapatan bersih dan pendapatan kotor. Pendapatan bersih adalah pendapatan
yang telah mengalami pengurangan dari hasil produksi. Menurut Sukirno dalam
(Hanum N,2018) menyatakan dalam arti ekonomi bahwa pendapatan merupakan
balas jasa atas penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh sektor rumah
tangga dan sektor perusahaan yang dapat berupa gaji/perusahaan, sewa, bunga
serta keuntungan/profit. Pendapatan dapat dihitung melalui tiga cara yaitu:
a. Cara pengeluaran. Cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan
nilai pengeluaran/perbelanjaan ke atas barang- barang dan jasa.
b. Cara produksi. Cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai
barang dan jasa yang dihasilkan.
c. Cara pendapatan. Dalam perhitungan ini pendapatan diperoleh dengan
cara me njumlahkan seluruh pendapatan yang diterima.
Berbicara mengenai faktor yang mempengaruhi konsumsi, pendapatan
adalah hal yang paling mempengaruhi. Karena semakin besar pendapatan yang
diterima oleh seseorang, maka akan semakin besar pula daya belinya. Namun,
sebaliknya jika pendapatan seseorang semakin kecil, maka akan semakin kecil
juga kemampuan membeli atau menggunakan jasanya. 

Selain itu pendapatan yang mungkin diterima di masa mendatang,


pendapatan tertinggi yang pernah dicapai pada masa lampau hingga tingkat bunga
juga termasuk di dalamnya. Untuk tingkat bunga ini khususnya mereka yang
mempercayai bahwa naiknya suku bunga dapat mendorong tabungan dan
mengurangi konsumsi. Padahal kenyataannya sebaliknya, naiknya tingkat bunga
tentu juga akan meningkatkan konsumsinya.

Jumlah tangkapan ikan mencerminkan output atau hasil produksi dari


seorang atau kelompok nelayan. Kegiatan produksi menggambarkan hubungan
jumlah produksi output terhadap kuantitas sumber daya tenaga kerja untuk
membuat nilai tambah dari output dimaksud Riana dalam Esa G A, (2019)
Menurut Sukirno dalam Hanum N,(2018) dalam memproduksi juga dibutuhkan
faktor-faktor produksi, yang antara lain terdiri dari modal, tanah, teknologi, dan

xvi
tentunya sumber daya manusia. Goldin dalam Esa G A, (2019) menggambarkan
teori Modal Manusia (Human Capital) yaitu pengetahuan keahlian, dan kondisi
kesehatan yang punyai oleh manusia juga memberikan pengaruh terhadap hasil
produksi. Produksi ikan tentunya dipengaruhi oleh pengalaman melaut seorang
nelayan seiring dengan bertambah pengalaman akan menambah pengetahuan
dalam menangkap ikan. Pernyataan tersebut diperkuat oleh penelitian dalam Esa G
A, (2019) produktivitas seseorang yang dipengaruhi oleh pengalaman bekerja, dan
pengalaman kerja mempengaruhi jumlah rata-rata pendapatan yang didapatkan.
Tentunya semakin lama pengalaman melaut yang dimiliki oleh nelayan maka akan
menambah keahlian dalam menangkap (produksi) ikan sehingga ikan yang
ditangkap menjadi lebih banyak, dan pendapatan yang diterima akan semakin
meningkat melalui penjualan ikan (Susan dalam Esa G A, (2019))

2.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan


Faktor yang mempengaruhi pendapat nelayan menurut Ihdayatul, (2021) yaitu :
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting
utnuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak, dan bertanggung jawab dalam
pembentukan pribadinya. Pendidikan itu berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan akan
memberikan pengetahuan yang berguna terhadap peningkatan kualitas kerja.
Berdasarkan Permendikbud No.72 Tahun 2013, maka model pendidikan bagi anak
anak nelayan dapat dilakukan melalui beberapa metode berikut :
• Satuan Pendidikan
1. Model Pendidikan Formal
Anak di wilayah nelayan yang dapat menjangkau akses pendidikan
formal dapat diidentifikasi untuk diupayakan kembali bersekolah dengan
melakukan berbagai pendekatan, tentunya didukung oleh peran orang tua, dinas
pendidikan setempat dengan penyesuaian kurikulum dan sistem pembelajaran yang
memenuhi kebutuhan anak nelayan.

• Layanan Pendidikan
1. Pendidikan kejar paket

xvii
Anak nelayan yang kesulitan menjangkau akses pendidikan formal perlu
diidentifikasi untuk diberikan layanan pendidikan non formal berupa pendidikan
kejar paket yang disesuaikan dengan kebutuhannya sebagai anak nelayan.

2. Sekolah komunitas
Sekolah komunitas bagi anak nelayan merupakan sebuah konsep layanan
pendidikan yang berbasis pada komunitas nelayan dimana komunitas ini secara
bersamasama turut bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak mereka dengan
pemberdayaan setiap potensi yang dimiliki kelompok masyarakat pesisir tersebut.
Dalam sekolah komunitas, peran serta masyarakat dengan segala potensinya lebih
menonjol dalam upaya penuntasan pendidikan anak-anak mereka. Oleh karena itu
konsep pendidikan berbasis komunitas pesisir ini lebih menekankan pada capaian
hasil pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan serta kondisi aktivitas
masyarakat nelayan dari pada kepatuhan terhadapan tuntutan formalitas
pendidikan sekolah pada umumnya, seperti seragam, tempat belajar, jadwal ketat
dan kaku, serta saranaprasarana belajar yang baku dan sebagainya.

b. Modal Kerja
Modal terbagi menjadi dua yaitu modal tetap dan modal bergerak. Moal
tetap merupakan dimulai dari biaya produksi sampai dengan bunga modal,
sedangkan modal bergerak ialah akan dijadikan langsung menjadi biaya produksi.
Sector perikanan dipengaruhi oleh modal kerja. Modal kerja yang tinggi per unit
usaha digunakan dengan harapan produksi ikan yang baik, maka modal tersebut
dinamakan sebagai modal intensif. Sebagian daripada modal akan digunakan
sebagai modal biaya operasional untuk menyediakan sarana dan prasarana yang
akan dibutuhkan dalam melakukan aktivitas penangkapan ikan

c. Pengalaman
Pengalaman adalah periode waktu bekerja sebagai nelayan selama masa
hidupnya, pengalaman yang dimiliki akan berpengaruh pada produktivitas nelayan.
Pengalaman adalah periode waktu bekerja sebagai nelayan selama masa hidupnya,
pengalaman yang dimiliki akan berpengaruh pada produktivitas nelayan.

d. Jarak Tempuh
Jarak tempuh nelayan dalam menangkap ikan sesuai dengan alat tangkap
yang digunakan, ada nelayan yang melakukan penangkapan ikan hanya sehari saja,

xviii
3 hari atau bisa lebih dari seminggu untuk menangkap ikan di laut.

e. Harga Ikan
Harga ikan merupakan hasil yang dinyatakan dalam bentuk uang, gaji
atau jasa dalam penangkapan ikan atau sama dengan upah para nelayan. Apabila
harga ikan naik dipasar maka hasil pendapatan yang didapatkan oleh nelayan akan
tinggi pula, begitu sebaliknya jika harga ikan di pasaran rendah maka hasil
pedapatan yang didapatkan oleh nelayan akan rendah pula.

f. Jumlah Tangkapan
Jumlah tangkapan yang didapatkan oleh nelaya pada saat menangkap ikan
tergantung dari nelayan itu sendiri, musim penangkapan dan jumlah ikan yang
tersedia di perairan tersebut.

g. Lama Melaut
Menurut Becker dalam Jayanti (2016) menggambarkan tentang teori
alokasi waktu yang dikenal dengan A Theory of the Allocation of Time,
mengungkapkan yakni seluruh manusia mempunyai durasi waktu bekerja dan
kegiatan lainnya. Dewi dalam Wiyasa (2017) mengemukakan bahwa produktivitas
pekerja juga dipengaruhi oleh curahan jam kerjanya atau lama waktu untuk
bekerja.

2.3 Nelayan
Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan
ikan (Undang-Undang No 31 Tahun 2004). Sedangkan nelayan tradisional atau
nelayan kecil adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan
ikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nelayan juga bisa dikatakan orang
yang melakukan penangkapan ikan di laut, yang bergantung pada cuaca, dan
menggantungkan hidupnya di laut. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok,
yaitu nelayan buruh, nelayan juragan, dan nelayan perorangan. Nelayan buruh
adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain. Nelayan juragan
adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain.
Sedangkan nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap
sendiri, dan dalam pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain (Subri, 2005).

xix
UU No. 45 Tahun 2009 menyebutkan bahwa nelayan adalah orang yang
mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Menurut Damayanti,H.O
(2016), Secara geografis, masyarakat nelayan adalah masyarakat yang hidup,
tumbuh, dan berkembang di kawasan pesisir, yaitu suatu kawasan transisi antara
wilayah darat dan wilayah laut. Sebagai salah satu sistem, masyarakat nelayan
terdiri atas kategori-kategori sosial yang membentuk kekuatan sosial. Faktor
budaya ini menjadi pembeda masyarakat nelayan dari kelompok masyarakat
lainnya. Sebagian besar masyarakat pesisir, baik langsung maupun tidak langsung
menggantungkan kelangsungan hidupnya dari mengelola potensi sumberdaya
perikanan. Mereka menjadi komponen utama konstruksi masyarakat maritim
Indonesia.

Menurut Ardhianto R, Y. Titik Haryati2, 2016 bahwa pendapatan


masyarakat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendapatan permanen
(permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income). Pendapatan
permanen dapat diartikan:

a). Pendapatan yang selalu diterima pada periode tertentu dan dapat diperkirakan
sebelumnya, sebagai contoh adalah pendapatan dan gaji atau upah.

b). Pendapatan yang diperoleh dan hasil semua faktor yang menentukan kekayaan
seseorang menangkap ikan bisa meningkatan pendapatan atau keuntungan.
Faktor yang paling utama yang mempengaruhi daya beli nelayan yang rendah
ialah pendapatan nelayan yang cukup rendah, hal ini terjadi akibat beberapa aspek
yaitu cuaca atau iklim di Indonesia yang cukup ekstrim sehingga mengakibatkan
nelayan tidak bisa menangkap ikan di laut, selain itu juga hampir sebagian besar
nelayan di Indonesia belum mempunyai armada dan alat tangkap nya sendiri atau
sering disebut juga sebagai buruh nelayan. Kesejahteraan nelayan sangat
berpengaruh terhadap daya beli nelayan itu sendiri, apabila tingkat kesejahteraan
nelayan itu masih rendah maka daya beli nelayan itu juga akan rendah.( Ardhianto
R, Y. Titik Haryati2, 2016)

Dalam ilmu ekonomi, elastisitas pendapatan adalah perubahan dalam permintaan


sebagai akibat dari perubahan dalam pendapatan. Misalnya, apabila karena
pendapatan meningkat 10%, permintaan suatu barang meningkat 20%, maka
elastisitas pendapatannya adalah 20%/10% = 2.

xx
 Elastisitas pendapatan yang negatif terkait dengan barang inferior; peningkatan
pendapatan akan mengakibatkan penurunan permintaan.
 Elastisitas pendapatan yang positif terkait dengan barang normal; peningkatan
pendapatan akan mengakibatkan peningkatan permintaan. Jika elastisitas
pendapatan suatu komoditas lebih kecil dari 1, maka barang itu adalah barang
sehari-hari. Jika elastisitas pendapatan lebih besar dari 1, barang itu
adalah barang mewah atau barang superior.
 Elastisitas pendapatan nol (atau inelastik) berlaku bila peningkatan pendapatan
tidak mengakibatkan perubahan permintaan.

2.4 Faktor Konsumsi

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi dapat di klasifikasikan


kedalam tiga kelompok besar yaitu: kelompok pertama faktor ekonomi seperti
pendapatan rumah tangga, tingkat bunga, dan perkiraan tentang masa depan.
Kelompok kedua faktor demografi (kependudukan) seperti jumlah penduduk
dan komposisi penduduk. Dan kelompok ketiga faktor non ekonomi seperti
kondisi politik dan sosial budaya masyarakat (Hanum N,2018) (Faktor-faktor
yang mempengaruhi dan menentukan jumlah pengeluaran untuk konsumsi
adalah pendapatan disposabel sebagai faktor utama (Samuelson, dalam Hanum
N,2018).

Ikan merupakan salah satu sumber protein yang mudah dicerna oleh tubuh
manusia, dengan nilai gizi yang sebanding dengan daging. Kandungan protein
pada ikan diantarnya adalah kalsium, posfor, zat besi, vitamin A dan omega
yang merupakan kebutuhan tubuh manusia. Oleh karena itu, pada umunya
rumah tangga mengkonsumsi ikan, walupun dengan jumlah serta jenis ikan
yang dikonsumsi berbeda. Tingkat konsumsi ikan pada rumah tangga,
dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama pendapatan, jumlah anggota keluarga
dan harga. Pendapatan mempengaruhi kemampuan untuk membeli ikan,
banyak sedikitnya anggota rumah tangga akan mempengaruhi jumlah ikan
yang harus dipenuhi dan dibeli untuk konsumsi, dan harga akan mempengaruhi
keputusan untuk membeli atau tidak membeli ikan tersebut. Oleh karena itu,
pendapatan, jumlah anggota keluarga dan persepsi terhadap harga dipilih

xxi
sebagai variabel yang mempengaruhi konsumsi ikan rumah tangga. Rumah
tangga yang dipilih untuk diteliti adalah rumah tangga masyarakat di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Rumah tangga masyarakat nelayan di
Kabupaten ini dipilih untuk diteliti karena mempunyai basis yang berbeda.
Masyarakat di Kabupaten Tanjung jabung Barat ini berbasis nelayan.

Kegiatan konsumsi adalah upaya yang dilakukan oleh setiap manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan pangan ataupun non pangan
sehingga terciptalah kepuasan dan kesejahteraan hidup. Konsumsi juga dapat
diartikan sebagai pemakaian atau penggunaan barang dan jasa oleh suatu
rumah tangga. Dapat disimpulkan bahwa, konsumsi adalah suatu kegiatan
pemakaian manfaat atau nilai guna dari barang dan ataupun jasa yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Nurhadi dalam Hanum. N (2005)

Sukirno dalam Hanum N (2006) menyebutkan bahwa disamping faktor


pendapatan rumah tangga, kekayaan dan pajak pemerintah, konsumsi rumah
tangga juga ditentukan oleh beberapa faktor antara lain:

1. Ekspektasi, mengenai keadaan dimasa yang akan datang sangat


mempengaruhi konsumsi rumah tangga pada masa kini, keyakinan bahwa pada
masa mendatang akan mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi akan mendorong
rumah tangga untuk meningkatkan konsumsinya dimasa sekarang.

2. Jumlah penduduk, dalam analisis mengenai pembelanjaan agregat yang


diperhatikan adalah konsumsi penduduk Negara. Oleh sebab itu tingkat konsumsi
bukan saja tergantung pada tingkat pendapatan yang diperoleh seseorang tetapi
juga yang diterima penduduk secara keseluruhan.

3. Tingkat harga, dalam analisis Keynesian sederhana dimisalkan bahwa


tingkat harga adalah tetap, maka setiap kenaikan pendapatan berarti terjadi
kenaikan pendapatan riel. Dalam keadaan yang demikian, apabila pendapatan
meningkat 100 persen dan MPC sebesar 0,80 (80%) dari kenaikan pendapatan itu
akan dikonsumsikan, hal ini menunjukkan terjadi kenaikan konsumsi yang
sebenarnya Menurut Baliwati dalam Hanum N (2004), secara umum, faktor faktor
yang mempengaruhi konsumsi pangan adalah faktor ekonomi dan harga dimana
keadaan ekonomi keluarga relatif mudah diukur dan berpengaruh besar pada

xxii
konsumsi pangan, terutama pada golongan miskin, selain pendapatan, faktor
ekonomi yang mempengaruhi konsumsi pangan adalah harga pangan dan non
pangan. Harga pangan yang tinggi menyebabkan berkurangnya daya beli yang
berarti pendapatan riil berkurang. Keadaan ini menyebabkan konsumsi pangan
berkurang sedangkan faktor sosio-budaya dan religi yaitu aspek sosial budaya
berarti fungsi pangan dalam masyarakat yang berkembang sesuai dengan keadaaan
lingkungan, agama, adat, kebiasaan dan pendidikan masyarakat tersebut.
Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai kekuatan yang berpengaruh terhadap
pemilihan bahan makanan yang digunakan untuk dikonsumsi. Kebudayaan
mempengaruhi seseorang dalam konsumsi pangan yang menyangkut pemilihan
jenis bahan pangan, pengolahan, serta persiapan dan penyajiannya

Dasar teori Duesenberry dalam Prasettyo dalam dalam Hanum N (2009)


menyatakan bahwa pengeluaran pola konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh
pengeluaran yang dilakukan oleh orang disekitarnya. Kemudian pengeluaran
konsumsi adalah irreversible yang artinya pola pengeluaran konsumsi rumah
tangga atau seseorang pada saat pengehasilan naik akan berbeda dengan pola
konsumsi ketika tingkat penghasilan turun. Menurut Mangkoesubroto dalam
Hanum N (2008:70), pola pengeluaran konsumsi masyarakat mendasarkan kepada
kenyataan bahwa pola penerimaan dan pola pengeluaran konsumsi seseorang pada
umumnya dipengaruhi oleh masa dalam siklus hidupnya. Selanjutnya menurut
Kusuma dalam Hanum N (2008:67), Pengeluaran konsumsi adalah irreversibel
artinya pola pengeluaran seseorang pada saat penghasilan naik berbeda dengan
pola pengeluaran pada saat penghasilan mengalami penurunan. Pengeluaran
konsumsi dibagi menjadi dua yaitu konsumsi pangan dan konsumsi non pangan.
Konsumsi pangan terdiri dari padi- padian, sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah-
buahan, minyak dan lemak, bahan minuman, bumbu-bumbuan, makanan jadi, ikan,
daging, telur dan susu, sedangkan bukan makanan terdiri dari bahan bakar, aneka
barang dan jasa, biaya pendidikan, kesehatan, pakaian, alas kaki, barang-barang
tahan lama dan premi asuransi (BPS, 2007:10).

xxiii
2.5 Jumlah Tanggungan Keluarga

Tanggungan adalah orang atau orang- orang yang masih berhubungan


keluarga atau masih dianggap berhubungan keluarga serta hidupnya pun
ditanggung (Halim dalam Hanum N, 2005). Jumlah tanggungan adalah
banyaknya jumlah jiwa (anggota rumah tangga) yang masih menempati atau
menghuni satu rumah dengan kepala rumah tangga, serta masih menjadi beban
tanggungan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jumlah
tanggungan menurut Ahmadi dalam Hanum N (2007) dapat digolongkan
sebagai berikut :

1. Tanggungan besar, apabila jumlah tanggungan ≥ 5 orang.


2. Tanggungan kecil, apabila jumlah tanggungan < 5 orang.
Menurut Situngkir dalam Hanum N (2007), tanggungan keluarga merupakan
salah satu alasan utama bagi anggota rumah tangga turut serta dalam membantu
kepala rumah tangga untuk memutuskan diri untuk bekerja memperoleh
penghasilan. Semakin banyak responden mempunyai anak dan tanggungan, maka
waktu yang disediakan responden untuk bekerja semakin efektif. Efektivitas waktu
ini adalah berguna untuk meningkatkan penghasilan responden sendiri.

Menurut Lestari dalam Hanum N (2016), jumlah tanggungan anggota keluarga


dalam kehidupan rumah tangga dapat mempengaruhi tingkat konsumsi yang harus
dikeluarkankan oleh rumah tangga yang bersangkutan karena berhubungan dengan
kebutuhannya yang semakin banyak. Mapandin dalam Hanum N (2006), jumlah
tanggungan dalam suatu rumah tangga akan mempengaruhi besar konsumsi yang
harus dikeluarkan oleh rumah tangga tersebut karena terkait dengan kebutuhannya
yang semakin banyak atau kurang.

xxiv
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian yang berjudul “Pengaruh pendapatan, ratio nelayan dan jumlah


anggota keluarga terhadap konsumsi ikan di Kabupaten Tanjung jabung Barat”
akan dilaksanakan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Waktu
pelaksanaan penelitian ini pada bulan…….. sampai ……..

3.2 Metode Penelitian


Metode dasar yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dan metode
kuantitatif untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
nelayan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Penelitian deskriptif meliputi
pengumpulan data untuk diuji hipotesis.. Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan tabulasi. Data yang diperoleh nantinya akan ditabulasikan dan
kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui faktor produksi apa yang
mempengaruhi pendapatan dan volume produksi nelayan di Kabupaten Tanjabbar
serta seberapa besar pengaruh faktor produksi tersebut. Sedangkan untuk
menganalisis pengaruh pendapatan nelayan menggunakan analisis statistik dengan
menggunakan software SPSS Statistics v21.0 untuk mempermudah perhitungan
dan analisis

xxv
3.3. Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan adalah data times series atau runtut
waktu dengan menggunakan data selama 10 tahun terakhir dari 2011 sampai 2020

3.3.1 Analisis Deskriptif


Untuk mengetahui besarnya pendapatan dari setiap nelayan perbulan
dilakukan dengan cara, sebagai berikut:

Y=TR-TC
Keterangan:
Y= Pendapatan Nelayan
TR= Total Penerimaan
TC= Total Biaya
3.3.2 Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan tabulasi, sedangkan untuk menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan dilakukan dengan
menggunakan analisis statistic dengan menggunkan software SPSS Statistik v21.0
untuk mempermudah perhitungan dan analisis. Metode yang digunakan adalah
metode regresi linier berganda dengan persamaan regresi sebagai berikut:

Y=a+b₁X₁+b₂X₂+b₃X₃+b₄X₄+b₅
X₅+e Keterangan: Y= Pendapatan Nelayan
a=Konstanta b₁-₅= Koefisien regresi

X₁=Modal
X₂= Tenaga Kerja
X₃= Pengalaman
X₄=Harga Ikan
X₅=Jumlah Tangkapan
e= Residual

3. 3.3Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan dalam penelitian ini meliputi uji khi kuadrat,
analisis korespondensi, dan analisis logit. Uji khi kuadrat dilakukan untuk

xxvi
mengevaluasi keterkaitan antara frekuensi makan ikan dan peubah demografi
(pengeluaran per bulan dan jumlah anggota keluarga). Hasil uji khi dipilih peubah
yang nyata untuk dilakukan analisis menggunakan analisis korepondensi untuk
melihat hubungan kedekatan antara peubah yang nyata dan frekuensi konsumsi
ikan. Analisis logit digunakan untuk mengidentifikasi factor yang mempengaruhi
terhadap mengkonsumsi ikan. Model logit antara lain:

Li=In
=𝛽0 + 𝛽1 ×1 𝑖+𝛽2 ×2 𝑖 + ⋯

Keterangan:
L = model logit/keputusan mengkonsumsi, diukur dengan frekuensi
makan ikan

P₁ = Peluang
= koefisien regresi populasi u
= galat

x₁ = pengeluaran per bulan


x₂ = jumlah anggota keluarga

3.4 Uji Asumsi Klasik


Tujuan dari uji asumsi klasik adalah untuk melihat apakah model regresi fungsi
produksi yang dipilih menghasilkan hasil analisis yang tepat dan tidak bias
(Sutarni dalam dalam Asmanah,D et all, 2013). Uji asumsi klasik yang dilakukan
meliputi a. Uji autokorelasi

Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan


menggunakan uji Durbin Watson (DW test). Tidak adanya gejala autokorelasi
terjadi jika dU s.d. 4-dU (Setiawati dalam Asmanah,D et all,2010) b. Uji
multikolinearitas

Salah satu cara untuk mendeteksi multikolinearitas adalah dengan menganalisis


derajat multikolinearitas dengan cara mengevaluasi nilai VIF (Variance Inflation
Factor). Umumnya, multikolinearitas dikatakan berat apabila nilai VIF dari suatu
variabel melebihi 10 (Sarwoko dalam Asmanah,D et all 2005) c. Uji
heteroskedastis

xxvii
Uji heteroskedastisitas dideteksi dengan menganalisis penyebaran titik yang
terdapat pada scatter plot yang dihasilkan dari pengolahan data SPSS dengan dasar
pengambilan keputusan jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk
suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit)
maka telah terjadi heteroskedastisitas (Suliyanto dalam Asmanah,D et all 2011). d.
Uji normalitas

Menurut Herawati dalam Asmanah,D et all (2008), uji normalitas adalah uji yang
bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel penggangguatau
residual memiliki distribusi normal. Cara untuk melihat normalitas residual adalah
melalui analisis grafik (Histogram dan Normal P-Plot).

3.5 Uji Statistik


Uji statistik yang digunakan dalam penelitian antara lain adalah uji regresi
linier berganda, uji serempak F, uji Z dan uji koefisien determinasi (R2 ). Uji
serempak F dan uji parsial t menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis
penelitian yakni

H0 : Faktor produksi modal, tenaga kerja, kapal, mesin utama dan mesin gardan
tidak berpengaruh terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Tanjabbar. H1 :
Faktor produksi modal, tenaga kerja, kapal, mesin utama dan mesin gardan
berpengaruh terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Tanjabbar. Pengambilan
kesimpulan dapat dilakukan dengan membandingkan nilai p-value (pada kolom
sig) dan level of significant (0,05). Uji F menunjukkan variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen jika p-value < 0,05. Uji t
menunjukkan besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen jika p-value < 0,05 (Suliyanto dalam
Asmanah,D et all 2011).

xxviii
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Ridha, 2017.” Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan


Nelayan Kecamatan Idi Rayeuk”
Ardhianto R, Y. Titik Haryati2, 2016.” Pengaruh Pendapatan Nelayan Perahu
Rakit
Terhadap Pola Konsumsi Warga, , Universitas Negeri Semarang”
Argo B W,Dian A Dewi,Meidina N R, 2016.” Peningkatan Pendapatan Keluarga
Nelayan Melalui Kelompok Usaha Bersama Wanita Nelayan, Banten,
Kabupaten Serang”
Asmanah,D, Budiono,Wawan Hermawan,2010.”Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi Produksi Perikanan Budidaya, Jawa Tengah”
Becker Gery. 1994. Human Capital: A Theoritical and Emperical Analysis with
Special Reference to Educaation. E-Book, National Bureau of Economic
Research, hal. 15-28. https://mber.org/booksbeck94-1, diakses 18 Februari
2018 Dwinda L.D,2016.” Analisis Pendapatan Nelayan Pemilik Payang,
Padang”
Esa G A, B Putra, 2019.”Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Produksi
Dan Pendapatan Nelayan ,Nusa Penida”
Hanum Nurlaila, 2018,” Pengaruh Pendapatan, Jumlah Tanggungan Keluarga Dan
Pendidikan Terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Nelayan, Desa
Seuneubok Rambong Aceh Timur”
Ihdayatul, M., 2021. Analisis faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan
tangkap di pesisir kelurahan bontokamase kecamatan herlang kabupaten
bulukumba.

Nazir,2010. “Analisis Determinan Pendapatan Pedagang Kaki Lima di Kabupaten


Aceh Utara.”Tesis. Medan. Universitas Sumatera Utara”

xxix
xxx

Anda mungkin juga menyukai