DISUSUN :
MUHAMMAD YUSUF
1754241110055
i
i
HALAMAN PENGESAHAN
VIVO
i
ii
Penyuluhan Perikanan
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat, taufik dan
baik. Shalawat dan salam juga penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang selalu menjadi panutan, suri tauladan dan pemberi jalan kearah yang benar
Keberhasilan dan kelancaran terlaksananya PKL dan penulisan laporan tidak lepas
dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
iii
iv
1. Kedua orang tua saya dengan ketulusan dan keikhlasannya merestui dan
senatiasa mendoakan saya agar menjadi orang yang lebih berguna bagi
keluarga, nusa, dan bangsa;
2. Bapak Anshar Haryasakti, S.Pi.,M.Si. Selaku Ketua Konsentrasi Studi
Budidaya Perairan yang telah memberikan isin untuk melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP).
3. Rudiyanto, S.Pi.,M.Si. Selaku Pembimbing utama yang telah memberikan
arahan serta dukungan dalam pelaksanaaa kegiatan Praktek Kerja Lapangan.
4. Bapak Andi Indra Jaya Asaad, S.Pi., M.Sc. selaku Plt. Kepala Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP);
5. Andi Parenrengi, M.Sc. selaku Ketua Kelompok Peneliti Perbenihan,
Genetika, dan Bioteknologi yang banyak membantu kinerja dan memberikan
arahan dan motivasi selama Praktek Kerja Lapangan.
6. Andi Tenriulo, S.Si., M.Si. Selaku Pembimbing Lapangan yang tidak henti-
hentinya memberikan suatu arahan selama Praktek Kerja Lapangan
berlangsung.
7. Rekan-rekan seangkatan yang selalu bersama atas kekompakan, kerjasama,
pengertian, dan motivasi yang diberikan selama penyusun melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan ini hingga selesai;
8. PesertaA PKL dari SMK TRIDARMA Maros, SMK PELAYARAN Bontang
yang banyak membantu selama Praktek Kerja Lapangan ini berlangsung.
9. Semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu yang banyak
membantu penyusun selama Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini.
iv
v
Muhammad Yusuf
RIWAYAT HIDUP
1996. anak kelima dari enam bersaudara, anak kandung dari pasangan Bapak
v
vi
dan pendidikan,
001 Teluk Pandan dan melanjutkan sekolah menengah pertama tahun 2009 di
SMP Negeri 1 Teluk Pandan dan melanjutkan sekolah menengah atas di SMA
Tahun 2017. Penulis aktif dalam organisasi di dalam kampus, saat ini menjadi
vi
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
I. PENDAHULUAN
vii
viii
2.1. Profil Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Dan Penyuluhan
Perikanan ..................................................................................... 3
3.1. Bakteri......................................................................................... 11
3.3. Vaksin......................................................................................... 15
4.2. Saran............................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
ix
DAFTAR TABEL
ix
x
x
xi
DAFTAR GAMBAR
xi
xii
xii
xiii
xiii
1
I. PENDAHULUAN
serangan wabah penyakit yang diantaranya disebabkan karena infeksi oleh virus
WSSV. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
Bioteknologi merupakan salah satu ilmu yang berkembang pesat saat ini,
penggunaan bioteknologi sebgai ilmu dan sebagai alat, bertanggung jawab dalam
Maros dengan memproduksi vaksin pakan dsRNA VP-24 yang dilakukan baik
secara in vitro maupun secara in vivo. Dengan pertimbangan efesiensi maka untuk
yang telah terkonstruksi gen VP-24 sebagai sumber gen, yang nantinya vaksin
1
2
24 secara in vivo.
2
3
PENYULUHAN PERIKANAN
wilayah tropis yang memiliki daerah pesisir yang luas dan berpotensi dalam
BRPBAPPP yang berlokasi di Kabupaten Maros (±30 km) dari arah utara
Kota Makassar, Sulawesi Selatan yang telah beberapa kali berganti nama, yaitu:
3
4
berlokasi di Makassar;
menjadi Sub Balai Penelitian Perikanan Darat (Sub PPD) Maros dibawah
BALITKANDITA Bogor;
3. Pada tahun 1984, Dari Sub BPPD diganti menjadi BALITDITA (Balai
M.Sc. (1984-1986);
(Balai Penelitian Perikanan Budidaya Pantai) yang dipimpin oleh Dr. Fuad
4
5
Budidaya Air Payau (BPPBAP) yang dipimpin oleh Dr. Ir. Andi Parenrengi,
M.Sc. (2012-2016);
tata kerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
nama berubah menjadi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Dan
Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP) Maros yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ir.
9. Pada tahun 2019 BRPBAPPP dipimpin oleh pelaksana tugas kepala balai
1. VISI
2. MISI
5
6
Misi adalah sesuatu yang konkrit yang harus dilaksanakan oleh suatu
organisasi sesuai visi yang telah ditetapkan agar tujuan yang dapat dicapai
Tugas dan fungsi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
1. TUGAS
2. FUNGSI
1. Penyusunan program;
6
7
pelestariannya;
payau;
1. Riset potensi dan pemanfaatan sumber daya perikanan budidaya air payau;
ramah lingkungan;
7
8
Turikale, Kabupaten Maros dan terletak pada 1190 35’ 21’’ BT dan 050 06’
15’’LS.
laboratorium basah) selain itu terdapat perpustakaan, ruang rapat, bengkel, garasi,
rumah dan mess. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
kualitas air, penyakit ikan, tanah, nutrisi, pemetaan, serta kerja sama riset dengan
1. INSTALASI
analisis kebutuhan dan beban kerja yaitu pada instalasi riset dan Budidaya
Air Payau. Instalasi yang dimaksud adalah Maranak Kabupaten Maros, dan
Kabupaten Takalar.
2. LABORATORIUM
8
9
Maros yaitu:
1. Laboratorium Tanah
tanah dan sedimen untuk budidaya dan sumber daya perikanan pesisir.
2. Laboratorium air
3. Laboratorium Nutrisi
4. Laboratorium Bioteknologi
5. Laboratorium Patologi
9
10
Maros ialah Udang Windu, Udang Vaname, Rumput Laut, Kepiting, Ikan Nila,
10
11
3.1 Bakteri
hanya memiliki diameter 0,4 mm. Sel berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan
inti (dia tidak memilki inti sel yang jelas). Sel dibungkus oleh dinding sel dan
pada beberapa jenis bakteri dinding sel ini dikelilingi oleh lapisan lendir atau
kapsula. Kapsula terdiri atas campuran polipeptida dan polisakarida (Gaman dan
Sherrington, 1992) .
dari 1 DNA diselubungi oleh satu membran inti, terdapat organela mitokondria
dan protoplas. Daerah inti berupa anyaman benang halus yang langsung
11
12
golongan, yaitu golongan basil, golongan kokus, dan golongan spiral. Basil
(bacillus) berbentuk serupa dengan tongkat pendek, silindris. Sebagian besar dari
yang terlepas satu sama lain itu tumpul, sedang ujung-ujung yang masih
bergandengan itu tajam. Kokus (coccus) adalah bakteri yang bentuknya serupa
bola-bola kecil. Golongan ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang
serupa kokus disebut sarcina. Spiril (dari spirilum) ialah bakteri yang bengkok
atau berbengkok-bengkok serupa spiral. Bakteri yang berbentuk spiral itu tidak
banyak. Golongan ini merupakan golongan yang paling kecil, jika dibandingkan
kesehatan yanag baik akan memungkinkan memberikan rasa asam yang khas.
12
13
mikrobia yang merusak susu dan suhu tinggi (pasteurisasi) untuk mengurngi
susu. Berdasarkan pada persyaratan suhu, tipe bakteri yang diujmpai dalam susu
psikofilik tertentu tumbuh pada suhu sedikit di atas suhu beku dan beberapa
bakteri thermofilik tumbuh di atas suhu 650C (Pelczar dan Schan, 1986).
Kultur bakteri dapat ditumbuhkan pada cawan petri berbagai ukuran yang
terisi lapisan agar. Setelah agar dikenai bakteri (inokulasi), maka cawan petri
(biasanya 37 derajat Celsius untuk kultur dari manusia atau hewan, atau lebih
Cara lain dari kultur bakteri adalah kultur cair (liquid culture), dimana
bakteri yang dinginkan direndam dalam cairan kaldu (liquid broth), yang
merupakan media bernutrisi. Hal ini ideal untuk persiapan antimicrobial assay.
13
14
tumbuh seragam). Kemudian dilakukanlah tes dengan berbagai macam obat atau
Sebagai pilihan, ahli mikrobiologi dapat menggunakan kultur cair statis dimana
tidak diperlukan penggoyang, tetapi perlu pemberian oksigen yang cukup untuk
3.2.1. Pengenceran
suatu bahan agar setelah masa inkubasi koloni mikroba yang tumbuh jumLahnya
dapat dihitung dengan mudah. JumLah koloni yang muncul setelah masa inkubasi
pengenceran biasanya dalam bentuk desimal, misalnya 1:10 , 1:100, 1:1000 dan
buffer fosfat, larutan garam fisiologis 0,85%, larutan ringer juga aquades
(Dwidjoseputro, 1993).
Pengenceran pada sampel dapat dilakukan beberapa kali agar biakan yang
didapatkan tidak terlalu padat atau memenuhi cawan (biakan terlalu padat akan
Dextrose Agar) steril hangat dengan suhu antara 40 – 50°C, kemudian ditutup
rapat dan diletakkan dalam inkubator bersuhu 37°C selama 1 – 2 hari dengan
14
15
hitung cawan atau Standard Plate Count (SPC). Prinsip kerjanya adalah jumLah
penghitungan koloni ialah yang mengandung antara 30 sampai 300 koloni, karena
asal ditentukan dengan mengalikan jumLah koloni yang terbentuk dengan faktor
3.3 Vaksin
penyebab penyakit dan sering dibuat dari mikroba yang dilemahkan atau mati,
dari toksinnya, atau dari salah satu protein permukaannya. Agen merangsang
Sistem imun atau sistem kekebalan adalah sel-sel dan banyak struktur
biologis lainnya yang bertanggung jawab atas imunitas, yaitu pertahanan pada
organisme untuk melindungi tubuh dari pengaruh biologis luar dengan mengenali
dan membunuh patogen. Sementara itu, respons kolektif dan terkoordinasi dari
15
16
sistem imun tubuh terhadap pengenalan zat asing disebut respons imun. Agar
dapat berfungsi dengan baik, sistem ini akan mengidentifikasi berbagai macam
pengaruh biologis luar seperti dari infeksi, bakteri, virus sampai parasit, serta
menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel dan jaringan
organisme yang sehat agar tetap berfungsi secara normal (Invest 1985).
16
17
4.2.1 Alat
mikroorganisme
17
18
4.2.2 Bahan
cair
cair
cair
18
19
VP-24
ruangan tetap dalam keadaan steril dan bersih dari debu atau serangga yang ada di
dilakukan.
19
20
Sterilisasi alat yang berbahan kaca seperti Erlenmeyer, cawan petri yang
di bungkus menggunakan kertas koran, botol kultur serta alat lainnya, dimasukkan
20
21
21
22
menjaga bakteri dalam kondisi baik dengan nutrisi yang banyak, peremajaan
bakteri ini dilakukan setelah 2 minggu di dalam kulkas dan dipindahkan ke media
22
23
Erlenmeyer, cawan petri, botol kultur, penutup aluminium foil dan alat lainya
setelah kegiatan, dimasak hingga mendidih kemudian dicuci bersih dan dibilas
dengan akuades. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan bakteri setelah alat
digunakan.
23
24
ditumbuhkan pada cawan petri berbagai ukuran yang terisi lapisan agar.
1. Yeast 1 gram, Nacl 0,5 gram, tryptone 1,6 gram ditimbang dan di
masing 10 Erlenmeyer.
24
25
20 jam
25
26
26
27
suatu bahan agar setelah masa inkubasi koloni mikroba yang tumbuh jumLahnya
sebanyak 9 mL.
5. Media agar disiapkan sebanyak 6 buah dan diberi label T0,10 -6, 10 -8
label yang telah dibuat (T0,10 -6, 10 -8) stok bakteri dimatikan pada suhu
80 oC yang di shaker water bath selama 5 menit, bakteri yang sudah mati
27
28
8. Stok bakteri yang telah dimatikan pada suhu 80 oC yang di shaker water
rpm untuk dua kali ulangan sebanyak 365 mL dalam botol corning (50
media agar setelah proses kultur bakteri. Menurut fardias (1993) bahwa
Faktor pengenceran
1. Media agar T0 ulangan 2 kali, 10-6 ulangan 2 kali dan 10-8 ulangan 2 kali
diamati keberadaan bakteri yang muncul atau yang tumbuh pada setiap
28
29
29
30
kali (berwarna biru) tidak boleh lebih agar tidak terjadi kontaminasi.
30
31
31
32
4.3.11 Polymerase Chain Reaction (PCR) Bakteri VP-24 Hasil Plasmid T0,
T5.
32
33
25,0 µl,
1.00 0 : 15 0 : 15 0 : 10 5: 00
33
34
ke muatan positif atau muatan berbeda tingkat migrasinya dalam sebuah medan
listrik.
100 + T5 T0 (-)
pada suhu medium flow sampai terlarut dengan baik, setelah terlarut
keseimbangannya.
34
35
gel
35
36
36
37
5.1 Kesimpilan
hal ini ditandai dengan diindikasikan dengan keberadaan band pada posisi 700 bp
T5.
5.2 Saran
37
38
DAFTAR PUSTAKA
Gaman, P. M., dan Sherrington, K. B. 1992. Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi, dan
Mikrobiologi. Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta
38
39
LAMPIRAN ALAT
NO Gambar Alat Kegunaan
(menumbuhkan) mikroorganisme
untuuk membantu
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45