Yossihan Fajri
05031281722048
Yossihan Fajri
05031281722048
Oleh:
Yossihan Fajri
05031281722048
Menyetujui :
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
iv
Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktik lapangan yang
berjudul “Tinjauan Proses Pengolahan Kerupuk Ikan Di Industri Rumahan
“Kerupuk Ikan Inafa”, Kecamatan Tanjung Raja, Sumatera Selatan” dengan
baik sebagai pesyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman
penulis atas dukungan moral dan spiritual dalam penyelesaian studi akademik
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pembimbing akademik
penulis Bapak Hermanto, S.TP., M.Si. yang telah meluangkan tenaga dan waktu
untuk membimbing dan memberi dukungan kepada penulis dalam pelaksanaan
kegiatan praktik lapangan ini. Ucapan terimakasih juga kepada pihak dari Industri
rumah tangga “Kerupuk ikan INAFA” yang telah bersedia untuk memberikan
kesempatan kepada penulis dalam melakukan kerja praktik lapangan.
Penulis berharap laporan ini bermanfaat bagi para pembaca. Penulis
menyadari terdapat banyak ketidaksempurnaan dalam penyusunan laporan praktik
lapangan ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis
harapkan. Terima kasih.
Penulis
v
Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ x
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................................ 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 4
2.1. Kerupuk Ikan...................................................................................... 4
2.2. Proses Pembuatan Kerupuk Ikan........................................................ 5
2.2.1. Perebusan Ikan............................................................................... 5
2.2.2. Pencampuran.................................................................................. 5
2.2.3. Pembentukan.................................................................................. 5
2.2.4. Pengukusan.................................................................................... 6
2.2.5. Pengeringan................................................................................... 6
2.2.6. Pengemasan................................................................................... 6
2.3. Mutu Kerupuk Ikan ....................................................................... 7
BAB 3. PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN............................ 8
3.1. Tempat dan Waktu.............................................................................. 8
3.2. Metode Pelaksanaan........................................................................... 8
3.3. Jadwal Kegiatan.................................................................................. 8
3.3.1. Tahap Pertama............................................................................... 8
3.3.2. Tahap Kedua.................................................................................. 9
3.3.3. Tahap Ketiga.................................................................................. 9
BAB 4. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN...................................... 10
4.1. Sejarah Perusahaan............................................................................ 10
4.2. Lokasi Perusahaan............................................................................. 10
4.3. Struktur Organisasi............................................................................ 11
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 13
5.1. Kerupuk Ikan..................................................................................... 13
vi
Universitas Sriwijaya
5.1.1. Bahan Baku..................................................................................... 13
5.1.2. Proses Perebusan............................................................................ 14
5.1.3. Proses Pencampuran....................................................................... 14
5.1.4. Proses Pengadonan......................................................................... 15
5.1.5. Proses Pengukusan......................................................................... 17
5.1.6. Proses Pengeringan......................................................................... 17
5.1.7. Proses Pengemasan......................................................................... 19
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 21
6.1. Kesimpulan........................................................................................ 21
6.2. Saran.................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 23
LAMPIRAN............................................................................................. 25
vii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. SNI 01-2713-1999 tentang syarat mutu kerupuk ikan............. 7
viii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Rumah produksi industri rumahan “Kerupuk Ikan.......... 10
INAFA” ...........................................................................
Gambar 4.2. Struktur organisasi industri rumahan “Kerupuk ikan....... 11
INAFA” ...........................................................................
Gambar 5.1. Perebusan daging ikan tenggiri giling............................... 14
Gambar 5.2. Proses pengadonan kerupuk ikan...................................... 16
Gambar 5.3. Alat pencetak kerupuk ikan............................................... 16
Gambar 5.4. Kerupuk yang sedang dicek kematangannya.................... 17
Gambar 5.5. Pengeringan kerupuk ikan di atas atap rumah produksi... 18
Gambar 5.6. Rak tempat penyimpanan sementara kerupuk ikan yang.. 18
belum kering......................................................................
Gambar 5.7. Kemasan primer dan sekunder kerupuk ikan.................... 19
ix
Universitas Sriwijaya
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuisioner............................................................................ . 25
Lampiran 2. Diagram alir proses pembuatan kerupuk ikan di............... 26
industri rumahan “Kerupuk Ikan INAFA” .......................
Lampiran 3. Foto-foto kegiatan praktik lapang di industri..................... 28
rumahan “Kerupuk Ikan INAFA” ....................................
x
Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Universitas Sriwijaya
2
yang biasa dipanggil Ibu Fitri adalah pemilik dari usaha kerupuk ikan ini. Nama
INAFA berasal dari nama putra dan putrinya yaitu Inara dan Farah. Industri
rumahan “Kerupuk Ikan INAFA” berdiri sejak tahun 2013 dan telah memiliki
pekerja sebanyak 15 orang. Pekerja terdiri dari 2 orang pembuat adonan kerupuk,
7 orang pembentuk adonan kerupuk, 1 orang memasak yaitu mengukus kerupuk
ikan, 4 orang menempelkan kerupuk ikan pada wadah yang kemudian akan
dikeringkan, dan 1 orang mengumpulkan kerupuk ikan yang telah kering dan
selanjutnya dimasukkan ke dalam karung ukuran 50 kg. Industri rumahan
“Kerupuk Ikan INAFA” tidak hanya menjual kerupuk ikan kering di sekitar
daerah Tanjung Raja, namun juga melakukan pengiriman ke Padang, Lampung,
dan Jambi dari rumah makan yang telah memesan “Kerupuk Ikan INAFA”.
Industri rumahan “Kerupuk Ikan INAFA” memiliki bangunan tersendiri untuk
usaha kerupuk ikan keringnya. Industri rumahan “Kerupuk Ikan INAFA” per hari
menghabiskan 21 kg ikan tenggiri dan 90 kg tepung yang akan menghasilkan 5
karung ukuran 50 kg kerupuk ikan. Industri rumahan “Kerupuk Ikan INAFA”
hanya memproduksi satu jenis kerupuk yaitu kerupuk ikan kering yang berbentuk
bulat keriting seperti pempek kerupuk khas palembang.
Praktek lapangan yang dilaksanakan pada industri rumahan “Kerupuk Ikan
INAFA” ini lebih memfokuskan pada tinjauan proses pengolahan kerupuk ikan
dalam menghasilkan kerupuk ikan yang berkualitas baik dan aman untuk
dikonsumsi. Menurut Muamaja (2016), pangan yang bermutu dan bergizi sangat
penting dalam menunjang kebutuhan hidup sehari-hari. Makanan yang bermutu
dan bergizi adalah makanan yang diperlukan seorang untuk dapat hidup sehat dan
produktif.
1.2. Tujuan
Praktik lapangan yang dilakukan industri rumahan “Kerupuk Ikan
INAFA” bertujuan untuk :
1.2.1. Mengetahui proses pengolahan kerupuk ikan dari pengolahan bahan baku
hingga produk akhir.
Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
5
2.2.2. Pencampuran
Bahan yang akan dicampurkan dengan daging ikan dimasukkan ke dalam
wadah lain terlebih dahulu untuk dilarutkan ke dalam air sebanyak 15 Liter.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk pencampuran yaitu tepung terigu 3 kg dan
bumbu-bumbu seperti garam, kecap, bawang putih dan penyedap rasa.
Penambahan terigu berguna untuk menghasilkan rasa yang lebih gurih pada
kerupuk ikan karena terigu mengandung berbagai macam asam amino yaitu leusin
0,88; asam aspartat 0,56%; fenilalanin 0,61; arginin 0,73; asam glutamat 3,83%;
prolin 1,51%; dan valin 0,55 (Suarni, 2004). Bahan yang sudah dilarutkan tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam rebusan daging ikan yang selanjutnya akan
dimasak sampai menjadi kental seperti bubur dan kemudian didinginkan sebelum
dilakukan pengadonan.
2.2.3. Pengadonan
Adonan yang masih berbentuk bubur sedikit demi sedikit ditambahkan tapioka
kemudian dilakukan pengadonan secara manual menggunakan tangan sehingga
adonan menjadi kalis. Menurut Firdaus dan Candra (2020), adonan yang sudah
Universitas Sriwijaya
6
kalis ditandai dengan adonan sudah tidak lengket lagi pada tangan. Adonan kalis
tersebut kemudian dicetak yang selanjutnya diletakkan di atas wadah yang
disebut ancak. Satu ancak dapat menampung 22 kerupuk.
2.2.4. Pengukusan
Ancak yang berisi kerupuk kemudian ditumpuk sampai menjadi 10
tumpukan ancak yang kemudian diikat dengan tali dan dimasukkan ke dalam
tungku untuk mengukus kerupuk. Industri rumahan “kerupuk ikan INAFA”
mempunyai tiga panci besar untuk proses pengukusan kerupuk. Saat proses
pengukusan terjadi proses gelatinisasi yaitu proses pembengkakan granula pati
yang terjadi pada saat pengukusan adonan yang mempengaruhi daya kembang
kerupuk. Dengan proses gelatinisasi ini akan terbentuk struktur yang elastis yang
dapat mengembang pada tahap penggorengan (Nuralifah, 2016). Kerupuk yang
telah masak kemudian dikeluarkan dari panci yang selanjutnya akan dipindahkan
ke wadah lain untuk dikeringkan.
2.2.5. Pengeringan
Kerupuk yang telah masak kemudian diletakkan pada wadah yang disebut
tampah yang selanjutnya dikeringkan di atap rumah produksi agar tidak mudah
terkontaminasi. Satu wadah tampah dapat menampung lebih kurang 100 kerupuk.
Proses yang sangat penting dalam pembuatan kerupuk adalah proses pengeringan
dimana pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air sampai 14% atau lebih
kecil supaya lebih awet atau tahan lama. Selain itu pengeringan juga bertujuan
untuk meningkatkan daya kembang kerupuk dan membentuk warna yang lebih
menarik. Pengeringan dengan suhu yang rendah dan waktu yang singkat akan
menghasilkan tekstur kerupuk mentah yang lembek, sebaiknya bila menggunakan
suhu yang terlalu tinggi dan waktu yang lama, maka kerupuk akan berwarna
kecoklatan (Nuralifah, 2016).
2.2.6. Pengemasan
Universitas Sriwijaya
7
kurang baik terlebih lagi ujung plastik pengemasnya hanya diikat simpul biasa.
Kurniasari et al. (2017), kerupuk mentah secara alami cukup awet karena proses
pengeringan, namun untuk memastikan kebersihan produk serta mencegah
kontaminasi dengan udara luar, maka produk seharusnya dikemas dalam plastik
tertutup rapat. Namun dengan alasan kemudahan dan kepraktisan, maka
pengemasan manual dengan karung plastik ini masih dilakukan oleh industri
rumahan “Kerupuk Ikan INAFA”.
Universitas Sriwijaya
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANGAN
8
Universitas Sriwijaya
3.3.2. Tahap Kedua
Pelaksanaan praktek lapangan tinjauan proses pengendalian mutu kerupuk
ikan di industri rumahan “Kerupuk Ikan INAFA”, Kecamatan Tanjung Raja,
Sumatera Selatan.
3.3.3. Tahap Ketiga
Konsultasi penyusunan laporan dan penyelesaian laporan.
9
Universitas Sriwijaya
BAB 4
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Pemilik (Owner)
Universitas Sriwijaya
12
3. Distribusi
- Melakukan pengiriman ke daerah sumatera selatan dan luar sumatera selatan
4. Produksi kerupuk
- Bahan baku
Melakukan pengecekan kebersihan bahan baku dan menghitung jumlah bahan
baku yang akan digunakan.
- Dapur
Melakukan produksi kerupuk dari proses awal sampai proses pengukusan
- Tempat pengeringan
Mengeringkan, mengatur, dan mengumpulkan kerupuk ikan yang telah
dikeringkan
- Pengemasan
Mengemas kerupuk ikan yang sudah dikeringkan
5. Pencucian alat
Bertugas mencuci semua peralatan setelah selesai produksi
Universitas Sriwijaya
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
13
Universitas Sriwijaya
14
dengan tapioka dan terigu yang akan disaring terlebih dahulu untuk memisahkan
kontaminan yang mungkin terdapat pada tepung tersebut. Selain itu juga
penyaringan tepung berguna agar adonan kerupuk ikan menjadi lebih lembut.
Universitas Sriwijaya
15
sehingga dengan semakin banyaknya proporsi terigu, maka rasa gurih yang
dihasilkan akan semakin tinggi. Asam amino yang terkandung dalam tepung
terigu yaitu asam glutamat 3,83%; prolin 1,51%; leusin 0,88; fenilalanin 0,61;
arginin 0,73; valin 0,55; dan asam aspartat 0,56% (Suarni, 2004). Kemudian
pemberian gula dan garam dalam pembuatan kerupuk ikan berperan sebagai
penambah cita rasa dan pengawet alami. Penambahan gula dan garam dapat
menambah umur simpan kerupuk karena kerupuk yang dibuat tidak menggunakan
bahan pengawet maka gula dan garam yang akan berperan sebagai pengawet.
Menurut Sjarif dan Andi (2019), gula dapat berfungsi sebagai pengawet alami
karena gula akan mengikat air dalam bahan pangan sehingga mengurangi
ketersediaan air untuk pertumbuhan mikroorganisme begitu pula dengan garam.
Menurut Rimbiyastuti et al. (2013), garam adalah senyawa yang bersifat
bakterisidal dan mampu bekerja efektif terhadap bakteri gram positif dan gram
negatif. Bumbu dapat meningkatkan aroma dan citarasa kerupuk. Bumbu yang
digunakan antara lain bawang merah, bawang putih, ketumbar dan sebagainya
tergantung dari citarasa yang diinginkan kemudian penambahan penyedap rasa
berperan untuk menimbulkan rasa gurih karena mengandung mono sodium
glutamat (MSG). Adonan tersebut kemudian dimasak sampai adonan berbentuk
seperti bubur yang kental kemudian didinginkan.
Universitas Sriwijaya
16
Universitas Sriwijaya
17
Universitas Sriwijaya
18
Universitas Sriwijaya
19
kerupuk matang. Jumlah uap air yang terdapat dalam bahan pangan ditentukan
oleh lamanya pengeringan, suhu penggorengan, kecepatan aliran udara, kondisi
bahan dan cara penumpukan serta penambahan air sewaktu pembuatan adonan
pada proses gelatinisasi. Semakin tinggi suhu dan kecepatan aliran udara
pengeringan semakin cepat pula laju pengeringan. Semakin tinggi suhu udara
pengeringan, semakin besar energi panas yang dibawa udara sehingga semakin
banyak jumlah massa air yang diuapkan dari permukaan bahan yang dikeringkan
(Subagya et al., 2018).
Plastik
PP
Karung
Universitas Sriwijaya
20
Universitas Sriwijaya
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktik lapangan di industri rumahan
“Kerupuk Ikan INAFA”, Kecamatan Tanjung Raja, Sumatera Selatan yaitu :
1. Proses Pengolahan kerupuk ikan kering di industri rumahan “Kerupuk
Ikan INAFA” meliputi bahan baku (raw material), proses produksi, dan
produk akhir yang menghasilkan produk kerupuk ikan kering dengan
ukuran diameter 5 cm, tekstur yang keras, sedikit berwarna abu-abu,
memiliki aroma khas ikan, dan dengan daya kembang kerupuk kurang
lebih 2 cm.
2. Tahapan proses pembuatan kerupuk ikan di industri rumahan “Kerupuk
Ikan INAFA” terdiri dari proses perebusan, pencampuran, pengadonan,
pengukusan, pengeringan, dan pengemasan.
3. Sebelum pengolahan bahan baku dilakukan dengan penyaringan terlebih
dahulu untuk memisahkan kontaminan dalam bahan baku daging ikan
tenggiri giling, tapioka, dan terigu agar menghasilkan kerupuk ikan yang
bermutu.
4 Proses pengadonan dilakukan dengan mengatur jumlah proporsi antara
daging ikan dengan tapioka. Proporsi daging ikan dan tapioka yang
diterapkan pada industri rumahan “Kerupuk Ikan INAFA” adalah 2:8.
5. Proses pengukusan dilakukan dengan mengecek hasil pengukusan kerupuk
ikan secara manual yaitu dengan menyentuh adonan menggunakan tangan
untuk mengetahui tekstur kerupuk apakah sudah berubah menjadi kenyal
atau tidak.
6. Pengeringan kerupuk dilakukan sampai tekstur kerupuk ikan yang kenyal
berubah menjadi sangat keras yaitu sampai kadar air kerupuk kurang lebih
14% sehingga kerupuk dapat tahan lama dan dapat mempertahankan mutu
kerupuk karena kadar air yang tinggi dapat memicu tumbuhnya
mikroorganisme seperti jamur yang dapat menurunkan mutu kerupuk.
21
Universitas Sriwijaya
22
6.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada industri rumahan “Kerupuk
Ikan INAFA” yaitu perlunya dilakukan metode pengeringan yang baru yaitu
dengan menggunakan alat pengeringan misalnya oven. Suhu pada oven dapat
diatur, dapat digunakan setiap saat selama ada listrik yang memadai, dan tidak
dipengaruhi oleh cuaca sehingga akan lebih baik dibandingkan dengan metode
pengeringan yang mengandalkan sinar matahari karena mempunyai kekurangan
seperti berpotensi terjadinya hujan, mendung, dan sebagainya. Kemudian pada
pengemasan kerupuk ikan sebaiknya mencantumkan tanggal kadaluarsa agar
dapat mengetahui kapan produk kerupuk ikan tersebut masih baik digunakan.
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E., Evi, L., Otong, S., dan Herman Hamdani. 2014. Pengaruh suhu dan
lama blansing terhadap penurunan kesegaran filet tagih selama
penyimpanan pada suhu rendah. Jurnal Auatika. 5(1) : 45-54.
Chaniago, R., Darni, L., dan Lutfi, S. 2019. Kombinasi tepung terigu dan tepung
tapioka terhadap daya kembang dan sifat organoleptik kerupuk terubuk
(Saccharum edule Hasskarl). Jurnal Pengolahan Pangan. 4(1) : 1-8.
Firdaus, M., dan Candra, A, I. 2020. Efisiensi kapasitas dan biaya produksi
kerupuk ikan melalui penggunaan mesin pengadonan pada UKM
maharani. Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat. 5(2) : 185-191.
Harahap, A, S., Sari, N, I., dan Sumarto. 2016. Pengaruh Jenis Kemasan Berbeda
Terhadap Mutu Kerupuk Atom Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)
Selama Penyimpanan Suhu Ruang. Skripsi. Universitas Riau : Riau.
Ikasari, D., Theresia, D, S., Inti, M, A., dan Supriyadi. 2017. Pendugaan umur
simpan kerupuk ikan lele jumbo (Clarias gariepinus) panggang dalam
kemasan platik metalik dan polipropilen. Jurnal JPB Kelautan dan
Perikanan. 12(1) : 55-70.
Kushartono. 2019. Strategi harga dalam persaingan penjualan pada home industry
kerupuk ikan balqi food paciran lamongan. Jurnal Penelitian Ilmu
Manajemen. 4(3) : 1061-1068.
Kusuma, T, D., Thomas, I, P, S., dan Sutarjo, S. 2013. Pengaruh proporsi tapioka
dan terigu terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik kerupuk berseledri.
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi. 12 (1): 17-28.
Maureen, S, B., Sutarjo, S., dan Indah, E. 2016. Pengaruh proporsi tapioka dan
tepung beras merah terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik kerupuk
beras merah. Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi. 15 (1): 43-52.
23
Universitas Sriwijaya
24
Saifuddin., Ramli, U., dan Zuhaimi. 2018. Pembuatan gelas dengan bahan
polypropylene menggunakan cetakan plastik. Jurnal Polimesin. 16(2) : 30-
38.
Sjarif, S, R., dan Andi, R. 2019. Pengaruh penambahan bahan pengawet alami
terhadap pertumbuhan mikroba pada pasta tomat. Jurnal Penelitian
Teknologi Industri. 11(2) : 25-36.
Suarni. 2004. Struktur dan Komposisi Biji dan Nutrisi Gandum. Balai Penelitian
Tanaman Serealia (Online). Http://pangan.litbang.pertanian.go.id(diakses
pada tanggal 3 Agustus 2020).
Wulandari, A., Sri, W., dan Dwi, D, N. 2013. Prediksi umur simpan kerupuk
kemplang dalam kemasan plastik polipropilen beberapa ketebalan. Jurnal
Teknik Pertanian Lampung. 2(2) : 105 – 114.
Zulfahmi, A, N., Fronthea, S., dan Romadhon. 2014. Pemanfaatan daging ikan
tenggiri (Scomberomorus commersoni) dengan konsentrasi yang berbeda
pada pembuatan kerupuk ikan. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil
Perikanan. 3(4) : 133-139.
Universitas Sriwijaya
Lampiran 1. Kuisioner
1. Apa saja bahan baku yang digunakan dalam proses produksi kerupuk
ikan?
25
Universitas Sriwijaya
2. Bagaimana standar mutu industri untuk produk kerupuk ikan ?
25
Universitas Sriwijaya
Lampiran 2. Diagram alir proses pembuatan kerupuk ikan di
industri rumahan “Kerupuk Ikan INAFA”
Pelarutan
Bahan B
26
Universitas Sriwijaya
27
Lampiran 2. (Lanjutan)
Bahan A Pencampuran
Pemasakan sampai
adonan menjadi kental
Penuangan adonan
Tapioka 8 kg kedalam wadah
Pengadonan
Pencetakan kerupuk
menggunakan pirikan
Pengukusan
Pengeringan
Universitas Sriwijaya
Lampiran 3. Foto-foto kegiatan praktik lapang di industri
rumahan “Kerupuk Ikan INAFA”
28
Universitas Sriwijaya