Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
RIWAYAT HIDUP
v Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Lapangan yang berjudul “Pemanfaatan Ikan
Seluang (Rasbora argyrotaenia) Pada Pembuatan Peda Dengan Penambahan Biji
Kepayang (Pangium edule)” sebagai salah satu sarana mengaplikasikan ilmu yang
didapat selama proses perkuliahan dan juga sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Perikanan. Penulis sangat berterima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam membuat proposal ini, maka dari itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Herpandi, S.Pi., M.Si., Ph.D selaku Ketua Jurusan Perikanan Fakultas
Perikanan Universitas Sriwijaya.
2. Bapak Dr. Rinto., S.Pi., M.P selaku Ketua Program Studi Teknologi Hasil
Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
3. Ibu Dwi Inda Sari, S.Pi., M.Si selaku Pembimbing Akademik
4. Ibu Susi Lestari, S.Pi., M.Si selaku Pembimbing Praktek Lapangan
5. Keluarga dan teman-teman saya yang telah membantu dan memberikan
support untuk saya.
Penulis
vi Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN INTEGRITAS................................................................................ iv
RIWAYAT HIDUP.................................................................................................... v
KATA PENGANTAR............................................................................................... vi
DAFTAR ISI.............................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. xi
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2. Tujuan................................................................................................................. 2
1.3. Manfaat............................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 4
2.1. Ikan Seluang (Rasbora argyrotaenia)................................................................. 4
2.1.1. Komposisi Gizi Ikan Seluang (Rasbora argyrotaenia)................................... 5
2.2. Fermentasi........................................................................................................... 5
2.3. Peda..................................................................................................................... 6
2.4. Kepayang (Pangium edule)................................................................................. 7
2.5. Garam ................................................................................................................. 9
BAB 3. PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANGAN............................................... 11
3.1. Tempat dan Waktu.............................................................................................. 11
3.2. Metode Pelaksanaan ........................................................................................... 11
3.2.1. Pembuatan Produk........................................................................................... 11
3.2.1.1. Persiapan Biji Kepayang............................................................................... 11
3.2.1.2. Proses Pembuatan Peda Kepayang................................................................ 11
3.2.2. Pengemasan ..................................................................................................... 12
3.2.3. Promosi ........................................................................................................... 12
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................... 13
4.1. Bahan Baku ........................................................................................................ 13
4.2. Alat ..................................................................................................................... 13
Halaman
Gambar 2.1. Ikan seluang (Rasbora argyroetania).............................................4
Gambar 2.2. Buah kepayang...............................................................................7
Gambar 2.3. Biji kepayang .................................................................................8
Gambar 4.1. Olahan peda ikan seluang dengan biji kepayang sebelum dimasak
(kiri) dan sesudah di masak (kanan).................................................14
Gambar 4.2. QR code link Youtube.....................................................................15
ix Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Kandungan gizi ikan seluang (per 100 g) .......................................... 5
Tabel 2.2. Komposisi daging biji kepayang segar tiap 100 g.............................. 9
Tabel 4.1. Formulasi peda ikan dengan penambahan biji buah kepayang..........13
x Universitas Sriwijaya
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Praktek Lapangan.......................................19
xi Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Universitas Sriwijaya
2
1.2. Tujuan
Praktek Lapangan ini bertujuan untuk mengetahui proses peda ikan
seluang dengan penambahan biji buah kepayang, meningkatkan nilai ekonomis
ikan seluang di pasaran serta mempublikasikannya melalui sosial media.
1.3. Manfaat
Manfaat dari praktek lapangan ini adalah sebagai berikut :
Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan seluang memiliki ciri morfologi berupa bentuk tubuh yang rapih,
bersisik tipis, berwarna putih kekuningan dan mempunyai sepasang mata jernih,
pada beberapa spesies terdapat garis kehitaman dibagian tengah badan ikan. Ikan
ini juga banyak ditemukan di sungai berair jernih dan rawa, biasanya ikan seluang
memakan zooplankton, serangga, cacing tanah dan crustacea. Ikan seluang
merupakan ikan yang hidupnya berkoloni dan bergerak bebas di permukaan air,
namun ketika suhu air naik terutama pada musim kemarau, ikan seluang tidak
4 Universitas Sriwijaya
5
berada pada permukaan air karena tidak tahan terhadap peningkatan suhu air.
Sejumlah spesies ikan seluang dapat dijadikan ikan hias karena keindahan
warnanya (Sobri, 2008). Kisaran pH pada habitat ikan seluang yaitu sebesar 6,0-
7,5. Panjang maksimum tubuh ikan seluang dewasa ialah 14cm. Ikan betina
dewasa biasnya berperut bu;an dan berukuran sedikit lebih besar dari jantan. Ikan
seluang berkembang biak seperti ikan cyprinid lain pada umumnya, dimana
setelah pemijahan telur yang dihasilkan tersebut akan ditinggalkan oleh induk
seluang (Duffill, 2007).
2.1.1. Komposisi Gizi Ikan Seluang (Rasbora argyrotaenia)
Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan primer yang sangat penting bagi
makhluk hidup. Ikan atau organisme perairan lainnya merupakan sumber pangan
hewani yang kaya akan makro (protein dan lemak) maupun mikro (vitamin dan
mineral) yang dibutuhkan oleh tubuh. Adapun kandungan gizi ikan seluang dalam
100 gram dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Kandungan gizi ikan seluang (per 100 g)
Kandungan Gizi Nilai Satuan
Protein 47,54 mg
Lemak 12,36 mg
Air 55,89 %
Abu 11,45 %
Fe 2,9 mg
Cu 0,38 mg
Zn 3,64 mg
Sumber : Sogandi et al., 2019
2.2. Fermentasi
Pengolahan ikan dengan cara fermentasi merupakan cara pengawetan
tradisional di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, dimana
prosesnya relatif mudah dan murah (Rahayu et al., 1992). Fermentasi merupakan
proses pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anaerobik, yaitu tanpa
memerlukan oksigen. Senyawa yang dapat dipecah dalam proses fermentasi yaitu
karbohidrat, sedangkan asam amino hanya dapat difermentasi oleh beberapa jenis
bakteri tertentu seperti bakteri asam laktat. Adanya bakteri fermentasi juga dapat
membuat produk tahan terhadap pembusukan dan perkembangbiakan bakteri yang
merugikan (Fauzan, 2009). Hal tersebut dikarenakan selama proses fermentasi
berlangsung, protein ikan akan terhidrolisis menjadi asam-asam amino dan
Universitas Sriwijaya
6
peptida, kemudian asam-asam amino akan terurai lebih lanjut menjadi kompone-
komponen lain yang berperan dalam membentuk citarasa produk (Adawyah,
2007). Perubahan kimia dalam bahan pangan dapat terjadi dalam proses
fermentasi yang disebabkan oleh aktivitas enzim. Enzim yang berperantersebut
dapat dihasilkan oleh mikroorganisme dan dalam bahan pangan itu sendiri.
Fermentasi ikan dibedakan menjadi empat golongan berdasarkan
prosesnya, yaitu feremntasi menggunakan kadar garam tinggi, asam organik, asam
mineral dan fermentasi dengan menggunakan bakteri asam laktat (Rahayu et al.,
1992). Fermentasi asam laktat dapat terjadi dikarenakan aktivitas bakteri asam
laktat homofermentatif dan heterofermentatif (Adawyah, 2007). Produk - produk
fermentasi tradisional pada umumnya dibuat dengan dua cara yaitu secara spontan
dan secara tidak spontan (penambahan starter berupa kultur bakteri). Beberapa
hasil penelitian menunjukkan bahwa proses fermentasi yang menggunakan starter
(tidak spontan) memberikan kualitas fisika, kimia, dan mikrobiologi produk
fermentasi yang lebih baik (Anwar et al., 2014).
2.3. Peda
Peda adalah salah satu hasil fermentasi spontan dan tidak spontan yaitu
fermentasi tanpa penambahan starter dan menggunakan starter seperti enzim.
Fermentasi spontan biasanya jumlah dan jenis mikroba yang ikut aktif beraneka
ragam yang menyebabkan mutu hasil akhir berbeda beda dan tidak seragam serta
mutu akhir yang diperoleh tidak menentu (Winarno et al., 1981). Pengolahan ikan
peda pada umumnya bertujuan untuk menambah cita rasa dan daya awet ikan
sehingga dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama. Pembuatan peda
umumnya hanya dilakukan penambahan garam pada ikan kemudian
difermentasikan sehingga tercipta aroma yang khas.
Peda merupakan produk fermentasi dengan bahan baku ikan, yang diolah
secara fermentasi bergaram. Jenis ikan yang dapat diolah menjadi ikan peda
antara lain ikan kembung, ikan layang, ikan selar, ikan mas, ikan tawes, dan ikan
mujair. Namun dalam pembuatan ikan peda bahan baku yang sering digunakan
adalah ikan kembung, hal ini dikarenakan jenis ikan kembung menghasilkan ikan
peda yang mempunyai cita rasa dan aroma yang khas dan lebih baik dibandingkan
Universitas Sriwijaya
7
jenis ikan yang lain. Berdasarkan pembuatannya dikenal dua macam jenis peda,
yaitu ikan peda merah dan ikan peda putih. Ikan peda merah dibuat dari ikan
kembung berkadar lemak tinggi dan tidak disiangi dan ikan peda putih dibuat dari
ikan kembung berkadar lemak rendah dan di siangi (Irianto, 2012).
Ciri-ciri peda yang baik dapat dilihat dari berbagai aspek yang dimana
antara lain berwarna merah segar atau putih segar, tekstur dagingnya maser, pH
nya 6.0-6.4, dan mempunyai rasa yang khas akibat dari proses fermentasi. Untuk
peda merah memiliki kandungan lemak berkisar antara 7-14% yang memberikan
rasa gurih (cita rasa yang khas) dan tekstur pada peda merah lebih kasar
dibandingkan peda putih (Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, 2015).
2.4. Kepayang
Tanaman kepayang atau Pangium edule merupakan tanaman pohon yang
tumbuh liar di sekitar daerah aliran sungai. Tanaman ini termasuk suku
Achariaceae (dulu dimasukkan dalam suku Flacourtiaceae). Orang Sunda
menyebut tanaman ini sebagai picung, pucung atau kepayang sedangkan di Toraja
disebut Panarassan dan di Minangkabau disebut Simaung (Yohar, 2012). Buah
ini banyak memiliki kandungan kimia yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan contohnya yaitu sebagai bahan pengawet alami. Kandungan asam
sianida pada kepayang cukup tinggi baik pada batang, daun, dan buahnya. Daging
biji kepayang mengandung saponin flavonoid, dan polifenol. Senyawa golongan
flavonoid yang berfungsi sebagai antibakteri di antaranya asam sianida, asam
hidrokarpat, asam khaulmograt, asam gorlat dan tanin (Manuhutu, 2011).
Universitas Sriwijaya
8
kingdom : Plantarum
divisi : Spermatophyta
kelas : Dicotyledone
ordo : Parietales (Cistales)
famili : Flacourtiaceae
genus : Pangium
spesies : Pangium edule Reinw
Biji kepayang berukuran 3-5 cm, pipih, agak bersudut, tertanam dalam
daging buah. Kulit biji keras berkayu, kasar dan berruas seperti urat. Biji
kepayang dilindungi cangkang berkayu (tempurung) yang keras sehingga
memungkinkan untuk disimpan dalam waktu yang lama, namun kondisi ini
menyebabkan proses perkecambahan memerlukan perlakuan agar dapat
berkecambah. Kepayang memiliki daging biji yang tebal berwarna putih pucat
saat direbus. Pada biji kepayang mengandung senyawa gynocardine hasil
hodrolisis enzim gynocardase menjadi glucose cyanohydrine yang tidak stabil dan
membentuk senyawa sianida (Yohar, 2012).
Universitas Sriwijaya
9
Biji kepayang banyak mengandung manfaat yang banyak oleh karena itu
dapat dilihat komposisi daging biji kepayang segar setiap 100 g pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Komposisi daging biji kepayang segar tiap 100 g
Komposisi Penyusun Kadar
kalori (kal) 237,0
protein (g) 10,0
lemak (g) 24,0
karbohidrat (g) 13,5
kalsium (Ca) (mg) 40,0
fosfor (P) (mg) 100,0
besi (fe) (mg) 2,0
vitamin A (mg) 0
vitamin B1 (mg) 0,25
vitamin c (mg) 30,0
air (g) 51,0
Sumber: Departemen Kesehat Republik Indonesia (1995)
2.5. Garam
Garam merupakan salah satu bahan pokok yang digunakan
olehmasyarakat Indonesia sebagai bumbu, bahan pengawet pada ikan, telur,
daging dan buah serta untuk industri kimia. Afriantono (1989) menyatakan bahwa
penggunaan garam dalam proses pengolahan bertujuan untuk memberikan
rasagurih pada ikan, menurunkan kadar cairan dalam tubuh ikan, serta
menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk dan organisme lainnya.
Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal
yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium Chlorida
(>80%) serta senyawa lainnya seperti Magnesium Chlorida, Magnesium Sulfat,
Calsium Chlorida, dan lain-lain. Garam mempunyai sifat atau karakteristik
higroskopis yang berarti mudah menyerap air, bulk density (tingkat kepadatan)
sebesar 0,8 - 0,9 (Burhanuddin, 2001).
Menurut Afriantono (1989), selama proses penggaraman akan terjadi
penetrasi garam ke dalam tubuh ikan yang diikuti dengan keluarnya cairan dalam
tubuh ikan. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutangaram di sekitar tubuh ikan dengan cairan yang ada dalam tubuh ikan.
Cairan inidengan cepat akan melarutkan kristal garam. Bersamaan dengan
keluarnya cairan dari dalam tubuh ikan, partikel garam memasuki tubuh ikan.
Kadar garam yang tinggi menyebabkan mikroorganisme yang tidak tahan
terhadap garam akan mati. Kondisi selektif ini memungkinkan mikroorganisme
Universitas Sriwijaya
10
yang tahan garam dapat tumbuh. Pada kondisi tertentu penambahan garam
berfungsi mengawetkan karena kadar garam yang tinggi menghasilkan tekanan
osmotik yang tinggi dan aktivitas air rendah. Kondisi ekstrim ini menyebabkan
kebanyakan mikroorganisme tidak dapat hidup (Burhanuddin, 2001).
Universitas Sriwijaya
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANGAN
11 Universitas Sriwijaya
12
d. Setelah tercampur rata ditambahkan air 10% dari biji kepayang, diremas lagi
higga rata
e. Kemudian dimasukkan kedalam toples kaca 150 ml dan difermentasi selama 1
minggu
3.2.2. Pengemasan
Produk Peda Ikan Seluang dengan Penambahan Biji Buah Keapayang ini
dikemas dengan menggunakan toples kaca 150 ml. Pada kemasan juga diberikan
label berupa logo dan informasi mengenai berat produk per toples yang dapat
menarik perhatian konsumen sehingga memberikan minat kepada konsumen.
3.2.3. Promosi
Kegiatan promosi yang dilakukan untuk memasarkan produk ini yaitu
menggunakan sistem pemasaran online. Promosi dilakukan dengan memanfaatkan
media sosial yaitu aplikasi youtube. Promosi dengan menggunakan media sosial
dilakukan dengan cara membuat postingan yang menarik seperti video yang
kreatif sehingga dapat menarik perhatian para konsumen.
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan bahan baku perbandingan ikan seluang dengan biji buah kepayang
1 : 1,5 kg dengan harga 1,5 ikan seluang serta biji buah kepayang masing-masing
seharga Rp.15.000 dan penggunaan garam 2,5% dari biji buah kepayang yaitu
sebesar 62,5 gr dengan harga garam 1 bungkus (250 gr) yaitu Rp.3000. Bahan lain
yang digunakan juga air bersih secukupnya dapat disiapkan 150 ml dengan
estimasi air pam secara gratis. Selain itu juga toples jar kaca berukuran 150 ml
dengan harga 16 pcs x Rp.5.300 yaitu Rp.84.600. Sehingga mendapatkan peda
ikan seluang dengan penambahan biji buah kepayang dengan berat 150 gr
sebanyak 16 pcs toples jar kaca, dengan hal itu modal yang diperlukan yaitu
sebesar Rp.117.600. Apabila dilakukan jual beli maka harga per toples jar bisa di
beri harga sebesar Rp.10.000, sehingga didapatkan keuntungan sebesar Rp.42.400
dari total harga penjualan Rp.160.000.
4.2. Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan peda ikan seluang dengan
penambahan biji kepayang adalah pisau dan talenan digunakan untuk mencacah
biji kepayang, tatakan digunakan untuk wadah penjemuran biji kepayang, baskom
digunakan untuk wadah pencampuran bahan, saringan digunakan untuk
menyaring biji kepayang yang telah direndam, timbangan digital digunakan untuk
13 Universitas Sriwijaya
14
Gambar 4.1. Olahan peda ikan seluang dengan biji kepayang sebelum di masak
(kiri) dan sesudah di masak (kanan)
Universitas Sriwijaya
15
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktek lapangan mengenai pemanfaatan ikan
seluat dalam pembuatan ikan peda dengan penambahan biji buah kepayang yaitu
sebagai berikut :
1. Memberikan informasi kepada masyarakat luas dan khususnya pada
masyarakat Tebing-Tinggi mengenai pemanfaatan ikan seluang dalam
pembuatan peda kepayang.
2. Penambahan ikan seluang dalam pembuatan peda kepayang yang biasanya
dibuat oleh masyarakat Empat lawang disukai oleh kalangan anak-anak
hingga dewasa dengan hal itu dapat meningkatkan nilai jual baik dari ikan
seluang maupun biji kepayang.
3. Produk peda ikan seluang dengan penambahan biji buah kepayang teah
berhasil dibuat dan diterima oleh masyarakat Empat Lawang khususnya desa
Tanjung Kupang, Prumnas MTS.
4. Produk peda ikan seluang dengan penambahan biji buah kepayang dalam
menjadi salah satu alternatif peluang usaha baru dikalangan masyarakat.
5.2. Saran
Pemanfaatan ikan seluang dalam pembuatan ikan peda biji buah kepayang
dapat dikembangkan dan menjadi peluang usaha baru bahkan sangat diterima oleh
kalangan masyarakat Tebing-Tinggi. Namun perlu diberikan pelatihan lebih lanjut
mengenai pembuatan produk dan sebaiknya untuk proses fermentasi dilakukan
dalam wadah besar terlebih dahulu baru dilakukan pengemasan di ukuran toples
yang diinginkan.
16 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, S., 2001. Prosiding forum pasar garam Indonesia. Pusat Riset
Wilayah Laut dan Sumberdaya Non-Hayati. Departemen Kelautan
dan Perikanan, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1995. Komposisi Zat Gizi dan Pangan Indonesia.
Jakarta : Direktorat Bina Gizi Masyarakat dan Puslitbang Gizi.
Depkes RI.
Duffill, 2007. Rasbora argyrotaenia - Silver Rasbora. http://www.seriouslyfish.
com/profile.php?genus=Rasbora&species=argyrotaenia&id=72.
Online. Diakses pada 07 Juli 2020.
Fauzan, A., 2009. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Dari Ikan Laut dalam serta
Screening Potensinya sebagai Penghasil Senyawa Antibakteri.
Skripsi. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Fishbase, 2010. Rasbora argyrotaenia. http://www.fishbase.us/summary/
Rasboraargyrotaenia.html. Online. Diakses pada 07 Juli 2020.
Heyne, K., 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid I-616 hal, II-630 hal, III-
567 hal, IV-668 hal. Terjemahan Balitbang Kehutanan, Jakarta.
Irianto, H. E., 2012. Produk Fermentasi Ikan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Irpan, 2014. Pengaruh Kuantitas Garam pada Pembuatan Bekasam Terhadap
Tingkat Keasaman dan Degradasi Karbohidrat, serta Lemak.
Skripsi. Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya.
Universitas Sriwijaya
Manuhutu, E., 2011. Efektivitas Biji Kluwek (Pangium edule Reinw) sebagai
Bahan Pengawet Alami terhadap Beberapa Sifat Mutu dan Masa
Simpan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis). Tesis. Manado :
Universitas Sam Ratulangi.
Mpilla, D., Fatimawali, dan Wiyono, W., 2012. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Etanol Daun Mayana (Coleus atropurpureus (L) Benth.) terhadap
Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas
aeruginosa Secara In Vitro. Jurnal. Manado : FMIPA. UNSRAT.
Priyono, E., 2011. Ikan Seluang. http://ikangalo.wordpress.com/2011/07/06/ikan
seluang/. Online. Diakses pada 07 Juli 2020.
Purwani, E., dan Muwakhidah, 2008. Efek Berbagai Pengawet Alami Sebagai
Pengganti Formalin Terhadap Sifat Organoleptik Dan Masa Simpan
Daging Dan Ikan. Jurnal Penelitian Sains Dan Teknologi. 9. 1 : 1-
14.
Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, 2015. Mengolah Produk Perikanan
Dengan Fermentasi. eBook. Jakarta : Teknologi Pengolahan Hasil
Perikanan.
Rahayu, W., Ma'oen, S., Suliantari, dan Fardiaz, S., 1992. Teknologi Fermentasi
Produk Perikanan. Bogor : PAU Pangan dan Gizi, Institut Pertanian
Bogor.
Sobri, 2008. Analisis tingkat kematangan dan indeks kematangan gonad ikan
seluang (Rasbora argyrotaenia). Skripsi. Palembang : Fakultas
Pertanian, Universitas Sriwijaya.
Sogandi, Rahmat, E.S., Noor, B., Syahmani, 2019. Indentifikasi Kandungan Gizi
dan Profil Asam Amino dari Ikan Seluang (Rasbora SP). Kalimantan
Selatan. Universitas Lambung Mangkurat. Penel Gizi Makan 2019,
42(2):73-80.
Winarno F, G., dan Fardiaz S., 1981. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta :
Gramedia.
Yohar, S., 2012. Kepayang Tanaman Konservasi Bernilai Ekonomi.
Mukomuko : Yayasan Genesis.
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKTEK LAPANGAN
Universitas Sriwijaya
Hasil Penyajian
Saran penyajian
Universitas Sriwijaya