SKRIPSI
OLEH
FANIALLISYA
J1A212041
OLEH
FANIALLISYA
J1A212041
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Faniallisya
J1A212041
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian
Nama Mahasiswa
Nomor Mahasiswa
Minat Kajian
Program Studi
:
:
:
:
Mengetahui:
Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri
Dekan,
Tanggal Pengesahan:___________________________
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya
sehingga skripsi yang berjudul Pengaruh Konsentrasi Isolat Protein Kedelai
Terhadap Sifat Fungsional Protein dan Organoleptik Nugget Ikan Nila
dapat terselesaikan.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya sampaikan terima kasih sebesarbesarnya kepada:
1. Ibu Prof. Ir. Sri Widyastuti, M.App.Sc.Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknologi
Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
2. Bapak Ir. H. M. Abbas Zaini, M.P., selaku Ketua Program Studi Ilmu dan
Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas
Mataram dan sekaligus selaku Dosen Pembimbing Utama Skripsi.
3. Ibu Wiharyani Werdiningsih, SP., M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Pendamping Skripsi.
4. Bapak Dody Handito, S.T.P., M.P., selaku Dosen Penguji Skripsi.
5. Bapak Ir. Nazaruddin, M.P., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
6. Menteri Pendidikan Nasional yang telah memberikan beasiswa bidik misi
sebagai bantuan biaya kuliah selama 4 tahun.
7. Kedua orang tua dan adek-adek saya yang selalu memberikan dukungan
semangat, moril dan doa.
8. Sahabat-sahabat tercinta Rulianti, Rima Syakriana Iqlima, Nurul Nur Aeni, Evi
Aswati O, Elya Herawati, Emi Suhaemi, Ilyani Indria Lestari dan Nuraini
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
HALAMAN PENJELASAN..........................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN...................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................
iv
KATA PENGANTAR......................................................................................
v
DAFTAR ISI....................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL............................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
xi
ABSTRAK....................................................................................................... xiii
ABSTRACT..................................................................................................... xiv
.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..........................................................................
1
1.2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian..............................................
3
1.3. Hipotesis...................................................................................
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)............................................
2.2. Nugget Ikan...............................................................................
2.3. Bahan Pembuatan Nugget Ikan Nila.........................................
2.3.1. Bahan Pengisi.................................................................
2.3.2. Bahan Pengikat..............................................................
2.3.3. Bahan Tambahan Lainnya..............................................
2.4. Perubahan Karakteristik dan Mutu Nugget selama pengolahan .
5
6
8
9
10
11
15
20
21
21
22
27
32
32
33
35
36
36
41
45
50
50
51
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Komposisi Kimia Ikan Nila................................................................
6
Tabel 2. Standar Mutu Nugget Ikan Menurut SNI 7758-2013..........................
8
Tabel 3. Komposisi Kimia Tepung Terigu........................................................
10
Tabel 4. Komposisi Isolat Protein Kedelai.......................................................
11
Tabel 5. Komposisi Kimia Wortel.....................................................................
13
Tabel 6. Signifikansi Pengaruh Penambahan ISP Terhadap Kadar Air,
Kadar Abu dan Kadaar N-amino Nugget Ikan Nila............................
32
Tabel 7. Purata Hasil Pengamatan Kadar Air, Kadar Abu dan Kadar Namino Nugget Ikan Nila......................................................................
32
Tabel 8. Signifikansi Pengaruh Penambahan ISP Terhadap Kadar Daya
Ikat Air, Kecerahan (L) dan Hue Nugget Ikan Nila..........................
34
Tabel 9. Purata Hasil Pengamatan Daya Ikat Air, Kecerahan (L) dan
Hue Nugget Ikan Nila........................................................................
34
Tabel 10. Signifikansi Pengaruh Penambahan ISP Terhadap Kadar Daya
Ikat Air, Kecerahan (L) dan Hue Nugget Ikan Nila...........................
35
Tabel 11. Purata Hasil Pengamatan Kesukaan Tekstur, Kesukaan Rasa
dan Kesukaan Aroma..........................................................................
36
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Halaman
Ikan nila.........................................................................................
5
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Halaman
Kuisioner Uji Hedonik Nugget Ikan Nila..................................
56
65
ABSTRAK
Ikan nila berpotensi untuk diolah menjadi nugget karena kandungan
protein yang tinggi. Wortel ditambahkan untuk memenuhi kandungan serat pada
nugget ikan nila. Isolat protein kedelai digunakan sebagai bahan pengikat karena
kandungan protein yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
konsentrasi isolat protein kedelai agar menghasilkan nugget ikan terpilih.
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini Rancangan Acak
Lengkap untuk kimia dan fisik, Rancangan Acak Kelompok untuk uji
organoleptik dengan faktor tunggal yaitu penambahan konsentrasi isolat protein
kedelai 0%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5% dan 3%. Data dianalisis menggunakan analysis
of varian pada taraf nyata 5%. Adanya pengaruh berbeda nyata kemudian diuji
lanjut menggunakan uji BNJ untuk parameter kimia, fisik dan organoleptik.
Perlakuan penambahan isolat protein kedelai 1% memberikan hasil terbaik dari
segi mutu kimia, fisik dan organoleptik. Dengan kadar air 54,11%, kadar abu
1,99%, kadar N-amino 0,01%, daya ikat air 54,34 cm2 , kecerahan 59,80, Hue
78,47 dan diterima secara organoleptik terhadap aroma, rasa dan tekstur.
Kata kunci: Isolat Protein Kedelai, Ikan Nila, Nugget
ABSTRACT
Parrotfish has potential to be processed as nugget due to its high protein
content. Carrot is added to meet the fiber content of parrot fish nugget. Protein
isolate of soybean was used for holding purpose due to its 30 types of high protein
content. This research aimed to determine the protein isolate concentration of
soybean in order to produce good nugget product. This research used Completely
Randomized Design for chemichal and physical test, and Randomized Block
Design for organoleptical test with single factor (concentration of protein
isolates) consisted of 6 treatments; 1%, 1,5%, 2%, 2,5% and 3% of protein
isolates. The data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) at 5%
probability level. The significant data were analyzed using Honestly Significant
Difference (HSD) for the chemichal, physical and organoleptical parameters. The
treatment of 1% protein isolates gave significant result from the chemichal,
physical and organoleptical parameters. With 54,11% of water content, 1,99% of
ash content, 0,01% of N-amino, 54,34 cm2 of water holding capacity, 59,80 of
Lightness, 78,47 of Hue and was accepted by the panelist due to its odor, taste
and texture.
Keywords: Isolate Protein Of Soybean, Nugget, Parrotfish
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Nugget merupakan salah satu produk pangan cepat saji yang saat ini
dikenal baik oleh masyarakat. Nugget yang ada di pasaran biasanya berupa nugget
yang berbahan baku daging ayam dan daging sapi. Saat ini nugget ayam cukup
popular karena memang merupakan nugget pertama yang muncul dan dipasarkan
di masyarakat. Nugget dapat dibuat dari bahan baku yang lain, salah satunya dari
daging ikan. Jenis daging ikan yang bisa digunakan antara lain ikan lele, ikan mas,
ikan gabus maupun ikan nila.
Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang potensial dan
dapat digunakan sebagai bahan baku nugget, karena memiliki protein tinggi,
lemak yang rendah serta hanya sedikit memiliki daging merah. Tingkat produksi
ikan nila di Indonesia cukup tinggi termasuk termasuk di Nusa Tenggara Barat
(NTB), hal ini dapat dilihat dari total produksi ikan nila provinsi ini pada tahun
2010 sebesar 2.590 ton (BPS, 2010). Selain itu harga ikan nila terjangkau dengan
rasa daging yang sangat enak. Dengan diolahnya ikan nila menjadi nugget maka
akan mempermudah konsumen atau memberi kepraktisan pada konsumen dalam
mengkonsumsi daging ikan nila dalam bentuk siap saji tanpa harus melakukan
pengolahan awal.
Nugget ikan umumnya memiliki kelemahan pada kandungan serat yang
rendah sehingga belum mencukupi serat pangan (dietary fiber). Menurut
Muchtadi (2010), adanya penambahan sayuran pada nugget akan meningkatkan
kandungan serat karena sayuran merupakan salah satu sumber serat pangan yang
terbukti mempunyai peranan penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Salah satu
sayuran yang dapat digunakan meningkatkan kandungan serat pada nugget yaitu
wortel. Wortel merupakan salah satu sayuran yang cukup dikenal oleh
masyarakat luas. Wortel juga sumber serat yang berupa pektin yaitu salah satu
jenis serat pangan yang bersifat larut dalam air, kandungan serat dalam wortel per
100 gram berat basah sebesar 0,90 gram. Hasil penelitian Anggeraini (2012),
penggunaan wortel sebanyak 30% dan lama pengukusan 10 menit merupakan
hasil yang terbaik untuk mutu nugget ayam. Penelitian Abdillah (2006),
menunjukkan bahwa pada kombinasi tepung wortel 10% dan karagenan 1%
menghasilkan nugget ikan dengan rasa, tekstur dan warna yang paling disukai
oleh panelis, namun tekstur yang dihasilkan lebih keras. Hasil penelitian Arini
(2013), menyatakan bahwa perlakuan ikan lele 70% dan wortel 30% lebih disukai
oleh panelis, dengan kadar air nugget 59,62%, kadar abu nugget 1,15%, kadar
lemak nugget 7,7%, kadar protein nugget 11,97%, kadar karbohidrat nugget
19,55%. Sehingga diperlukan penambahan isolat protein kedelai.
Dalam pembuatan nugget, selain daging dibutuhkan juga bahan pengikat
untuk memperbaiki tekstur nugget karena penambahan serat dari wortel. Bahan
pengikat adalah bahan-bahan bukan daging yang ditambahkan dalam produk.
Bahan pengikat mengandung banyak protein sehingga dapat meningkatkan daya
ikat air dan daya mengemulsikan lemak. Bahan pengikat yang dapat digunakan
pada pembuatan nugget ikan dan wortel adalah tepung Isolate Soy Protein (ISP)
karena kandungan proteinnya yang cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk
memperkaya protein dalam makanan.
Isolate Soy Protein (ISP) atau isolat protein kedelai merupakan bentuk
protein yang paling murni, karena memiliki kadar protein minimum 92% dari
berat keringnya (Muchtadi, 2010). ISP mempunyai gugus polar seperti gugus
karboksil dan amino sehingga memiliki kemampuan untuk menyerap air dan
menahannya dalam suatu sistem pangan. Fungsi utama ISP dalam bahan pangan
adalah untuk memperbaiki kandungan gizi produk makanan yang diproduksi
(Manley, 2000). Hasil penelitian Theresia (2003), didapatkan bahwa perlakuan
dengan penambahan tepung maizena sebesar 7,5%, tepung terigu 2,5% dan ISP
1,5% merupakan perlakuan terbaik pada produk nugget ikan tuna dengan kadar
air 66,320%, kadar abu 1,670%, kadar lemak 6,645%, kadar protein 13,710%,
kadar serat kasar 4,805%, kadar karbohidrat 6,850% dan elastisitas 0,88 kg/kg.
Penggunaan ISP yang lebih dari 3% dapat menghasilkan nugget yang keras,
terlalu kenyal dan tidak dapat diterima secara organoleptik (Puteri, 2010). Oleh
karena itu, telah dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Konsentrasi Isolat
Protein Kedelai Terhadap Sifat Fungsional Protein dan Organoleptik Nugget
Ikan Nila.
1.2.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.2.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi isolat
protein kedelai terhadap sifat fungsional protein dan organoleptik pada nugget
ikan nila.
1.2.2. Kegunaan Penelitian
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan untuk mengarahkan jalannya penelitian ini:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Ikan Nila
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh
memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman atau kemerahan.
Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti
daging ikan kakap merah (Nurika, 2014). Ikan Nila memiliki sifat yang mudah
dalam berkembang biak pada umur yang masih muda sekitar 3 hingga 6 bulan.
Ikan Nila (Oreochromis nilotichus) adalah salah satu jenis ikan yang banyak
dibudidayakan di Indonesia Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut :
Phylum
: Chordata
: Pisces
Sub Kelas
: Teleostei
Ordo
: Perchomorphy
Sub Ordo
: Percoidea
Famili
: Cichilidae
Genus
: Oreochromis
Spesies
: Oreochromis niloticus
30%-40% dari berat daging. Nugget ikan seperti ini diduga rasa dan mutunya
kurang bagus. Nugget ikan telah ditetapkan standar mutunya, seperti yang
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Standar Mutu Nugget Ikan Menurut SNI 7758-2013
Parameter uji
a. Sensori
b. Kimia
Kadar Air
- Kadar Abu
Kadar Protein
Kadar Lemak
c. Cemaran Logam
- Timbal (Pb)
- Kadmiun(Cd)
- Merkuri (Hg)
- Timah(Sn)
- Arsen (As)
d. Cemaran Mikroba
- Angkalempeng total
- E.Coli
- Salmonella
- Vibrio cholera
- Staphylococcus
aureus
e. Cemaran Fisik
- filth
(Sumber: BSN, 2013)
Satuan
Persyaratan
Min 7 (Skor 3-9)
%, b/b
%, b/b
%, b/b
%,b/b
Maks.60
Maks. 2,5
Min. 5
Maks. 15
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maks. 0,3
Maks. 0,1
Maks. 0,5
Maks. 40
Maks. 1
koloni/g
APM/g
koloni/g
Maks. 5 X 104
<3
Negatif/ 25 g
Negatif/25 g
Maks. 1x102
0
Jumlah
Kalori (kal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
Nilai Vitamin A (SI)
Vitamin B1 (mg)
Vitamin C (mg)
Air (g)
b.d.d (%)
(Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R.I., 1996)
365
8,9
1,3
77,3
16
16
1,2
0
0,12
0
12
100
Jumlah
9,3 g
0,3 g g
1,2 g
12000 SI
0.06 mg
6 mg
39 mg
0,8 g
0,9 g
88,2 g
bawang bombay adalah untuk bumbu penyedap masakan, dan umumnya terbatas
pada jenis-jenis masakan tertentu, misalnya masakan Eropa, India, dan Cina
(Wibowo, 2001).
Tepung roti adalah tepung panir kasar, terbuat dari roti tawar yang
dihaluskan secara kasar. Tepung roti ini sangat ccok untuk semua hidangan
gorengan seperti katsu, tempura dan nugget. Tepung roti berfungsi untuk
membentuk nugget renyah dan baik untuk digoreng. Penambahan tepung roti
pada pembuatan nugget berfungsi untuk memberikan warna pada nugget,
membentuk kerak pada permukaan nugget setelah digoreng, memberikan
penampakkan goring (fried), serta berkontribusi terhadap rasa nugget yang
dihasilkan (Mizwar, 2013).
Telur mempunyai zat gizi yang cukup tinggi, mengandung delapan asam
amino essensial yang baik untuk kesehatan tubuh. Telur juga mengandung
vitamin D yang dapat membantu penyerapan kalsium untuk pembentukan tulang.
Putih telur berfungsi untuk merekatkan taburan tepung roti agar tidak terpisah
dari adonan saat digoreng (Mizwar, 2013).
2.4. Perubahan Karakteristik dan Mutu Nugget Selama Pengolahan
2.4.1. Gelatinisasi Pati
Granula pati dapat dibuat dibuat membengkak luar biasa, tetapi bersifat
tidak dapat kembali lagi pada kondisi semula. Perubahan tersebut disebut
gelatinisasi. Suhu pada saat granula pati pecah disebut suhu gelatinisasi yang
dapat dilakukan dengan penambahan air panas atau dipanaskan (Winarno, 2008).
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimental yang dilakukan didalam Laboratorium.
3.1. Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Rancangan percobaan yang akan digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) parameter kimia dan fisik dan menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) untuk parameter organoleptik dengan faktor tunggal yaitu (K)
konsentrasi isolat protein kedelai.
Konsentrasi isolat protein kedelai terdiri dari 6 perlakuan sebagai berikut:
K1
K2
K3
K4
K5
K6
3.4.6. Pencetakan
Loyang dikeluarkan dari dandang dan dilakukan pencentakan setelah suhu
adonan tidak terlalu panas. Pencetakan dilakukan secara manual menggunakan
pisau dengan cara memotong adonan berbentuk persegi dengan ukuran 2 cm x 2
cm x 1 cm, sehingga jumlah potongan nugget ikan nila yang dihasilkan dari 1
loyang adalah 25 potongan. Pencetakan bertujuan untuk mendapatkan bentuk
produk akhir yang seragam dan mempermudah proses penggorengan.
3.4.7. Pelapisan
Potongan nugget ikan nila dibaluri dengan putih telur ayam ras 18 g (10%)
per unit percobaan yang berfungsi sebagai batter. Penambahan batter akan
mempermudah proses penempelan tepung roti ke permukaan nugget. Tepung roti
36 g (20%) per unit percobaan yang berfungsi sebagai breader. Pelapisan dengan
tepung roti ini dilakukan agar adonan nugget tidak menyerap terlalu banyak
minyak dan tekstur nugget menjadi lebih renyah ketika produk dikonsumsi.
3.4.8. Pembekuan
Potongan nugget ikan nila dibekukan dalam freezer dengan suhu -8C
selama 12 jam. Pembekuan ini bertujuan untuk membentuk struktur nugget ikan
nila yang kompak dan kokoh, menempelkan tepung roti pada nugget ikan nila
sehingga tidak mudah terlepas saat penggorengan, serta membantu memperlambat
proses perubahan warna dan flavor pada nugget ikan nila.
3.4.9. Penggorengan
Nugget ikan nila digoreng pada suhu 100C selama 1-2 menit dengan
menggunakan minyak yang banyak agar nugget dapat tercelup seluruhnya dalam
minyak, sehingga dihasilkan nugget ikan nila yang matang. Minyak goreng yang
digunakan selalu diganti setiap selesai menggoreng masing-masing ulangan.
Ikan Nila
Sortasi
Pencucian
Garam 2%
Es batu 10
%
Dihaluskan
Pencampuran
Pengukusan
( 100C, 30 menit)
Pencetakan
(2x2x1) cm
Pelapisan
Parameter :
-Kadar Air
-Kadar N Amino
-Kadar Abu
Uji secara fisik:
-Warna
-Daya ikat air
Organoleptik:
-Tekstur
-Aroma
Pembekuan
(-8C , 12 jam)
Penggorengan
(100C; 1-2 menit)
Organoleptik:
-Rasa
Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Nugget Ikan Nila Modifikasi dari Pembuatan
Nugget Ikan Tenggiri (Surjoseputro, 2004).
Keterangan:
m1= berat cawan kosong + sampel (g)
m3 = berat sampel (g)
Dipanaskan cawan porselin kosong dalam oven bersuhu 1050C selama 1 jam.
Didinginkan di dalam desikator selama 1 jam dan ditimbang beratnya.
Ditumbuk halus sampel dan ditimbang bahan sebanyak 1 gram.
Dimasukkan sampel ke dalam cawan porselen kosong dan dipanaskan dalam
tanur selama 8 jam pada suhu 1050C.
5. Didinginkan dalam desikator selama 30 menit.
6. Dipanaskan kembali dalam tanur pada suhu 6000C selama 2-4 jam(sampai
1.
2.
3.
4.
BA B C
100%
BS
Perhitungan % N =
( berat sampel x 10) x N . NaOH x 14,008
3.5.2.4. Daya Ikat Air
Penentuan nilai Daya Ikat Air dilakukan dengan menggunakan metode
Hamm (Soeparno, 2005) dengan langkah-langkah kerja sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Diletakkan sampel pada lubang yang terdapat di tengah plat hitam, sampai
2
3
4
5
masing sampel.
Dibaca nilai yang tertera pada alat tersebut. Nilai L berkisar antara 0 (hitam)
sampai 100 (putih), nilai a berkisar antara +100 (merah) dan -80 (hijau) dan
nilai b berkisar antara +70 (kuning) dan -70 (biru).
L : Kecerahan Produk
Hue : Warna Produk yang dihasilkan
a : Warna kromatik antara +0 sampai + 100 (merah) dan -0 sampai -80
b:
(hijau)
Warna kromatik antara +0 sampai +70 (kuning) dan -0 sampai -70
(biru)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
4.1.1. Mutu Kimia
Hasil pengamatan dan hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa
penambahan Isolat Protein Kedelai (ISP) memberikan pengaruh yang berbeda
nyata terhadap kadar air dan kadar N-amino namun tidak berbeda nyata terhadap
kadar abu nugget ikan nila. Hasil pengamatan dan hasil uji lanjut keragaman
kadar air, kadar abu dan kadar N-amino dapat dilihat pada Lampiran 2a sampai
dengan 3c. Hasil analisis keragaman (signifikansi) setiap parameter dapat dilihat
pada Tabel 6 dan purata hasil pengamatan serta uji lanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 7.
Tabel 6. Signifikansi Pengaruh Penambahan Isolat Protein Kedelai Terhadap
Kadar Air, Kadar Abu dan Kadar N-amino Nugget Ikan Nila
Parameter
Signifikansi
Kadar Air
S
Kadar Abu
NS
Kadar N-amino
S
Keterangan
Tabel 7. Purata dan Uji Lanjut BNJ Hasil Pengamatan Pengaruh Penambahan
Isolat Protein Kedelai Terhadap Kadar Air, Kadar N-amino dan Kadar
Abu Nugget Ikan Nila
Purata
Konsentrasi ISP
(%)
Kadar Air (%) Kadar Abu (%)
Kadar N-amino (%)
0
50,27f 0,16
1,99a 0,01
0,01a 0,001
1
54,11e 0,11
1,99a 0,02
0,01ab 0,001
d
a
1,5
55,37 0,08
1,97 0,01
0,01ab 0,001
c
a
2
58,21 0,04
1,97 0,02
0,01bc 0,001
2,5
61,86b 0,06
1,96a 0,03
0,02bc 0,001
a
a
3
65,90 0,07
1,95 0,01
0,02c 0,001
BNJ 5%
0,0096
0,001
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata pada taraf nyata 5%.
(signifikansi) setiap parameter dapat dilihat pada Tabel 8 dan purata hasil
pengamatan serta uji lanjutnya dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 8. Signifikansi Pengaruh Penambahan Isolat Protein Kedelai Terhadap Daya
Ikat Air, Kecerahan (L) dan Hue Nugget Ikan Nila
Parameter
Signifikansi
Daya Ikat Air
S
Kecerahan (L)
S
Hue
NS
Keterangan
Tabel 9. Purata dan Uji Lanjut BNJ Hasil Pengamatan Pengaruh Penambahan
Isolat Protein Kedelai Terhadap Daya Ikat Air dan Warna
Warna
Konsentrasi
Purata
ISP
Daya Ikat Air
Purata
Kecerahan
Nilai a Nilai b
(%)
(cm2)
Hue
f
a
0
50,84 0,10 60,12 0,02 6,68
35,78
78,59a 0,47
1
54,34e 0,15 59,80 b 0,05 6,87
35,50
78,47a 0,25
d
c
1,5
58,01 0,12 58,20 0,041 6,88
34,43
78,86a 0,17
2
61,44c 0,09 58,17c 0,05
6,65
35,38
78,56a 0,51
b
d
2,5
65,05 0,08 56,85 0,05
7,11
35,28
78,47a 0,20
3
68,14a 0,12 55,34e 0,03
7,32
35,23
78,35a 0,11
BNJ 5%
0,204
0,079
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata pada taraf nyata 5%.
penambahan ISP 0% berbeda nyata dengan penambahan ISP 1%, 1,5%, 2%, 2,5%
dan 3%. Perlakuan penambahan ISP 1% berbeda nyata dengan penambahan ISP
2%, 2,5% dan 3%. Perlakuan penambahan ISP 1,5% berbeda nyata dengan
penambahan ISP 2,5% dan 3%. Perlakuan penambahan ISP 2% berbeda nyata
dengan penambahan ISP 3%. Sementara itu, penambahan ISP memberikan
pengaruh yang tidak nyata terhadap Hue nugget ikan nila.
4.1.3. Mutu Organoleptik
Hasil pengamatan dan hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa
penambahan ISP memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap tingkat
kesukaan rasa, kesukaan aroma dan kesukaan tekstur nugget ikan nila. Hasil
pengamatan dan hasil uji lanjut keragaman kesukaan tekstur, rasa dan aroma
dapat dilihat pada Lampiran 7a sampai dengan 9b. Hasil analisis keragaman
(signifikansi) setiap parameter dapat dilihat pada Tabel 10 dan purata hasil
pengamatan serta uji lanjutnya dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 10. Signifikansi Pengaruh Penambahan Isolat Protein Kedelai Terhadap
Kesukaan Aroma, Rasa dan Tekstur
Parameter
Signifikansi
Kesukaan Aroma
NS
Kesukaan Rasa
NS
Kesukaan Tekstur
NS
Keterangan
Tabel 11. Purata Hasil dan Uji Lanjut BNJ Pengamatan Pengaruh Penambahan
Isolat Protein Kedelai Terhadap Kesukaan Aroma, Rasa dan Tekstur
Nugget Ikan Nila
Konsentrasi ISP (%)
Aroma
Rasa
Tekstur
a
a
0
3,30 0,47
3,50 0,93
2,90a 0,53
a
a
1
3,40 0,25
3,60 0,58
3,35a 0,35
a
a
1,5
3,45 0,17
3,65 0,81
3,15a 0,72
2
3,25a 0,51
3,65a 0,83
3,40a 0,48
a
a
2,5
3,10 0,70
3,55 0,83
3,15a 0,47
3
3,05a 0,11
3,55a 0,86
3,10a 0,62
BNJ 5%
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata pada taraf nyata 5%.
70
60
50
50.27
58.21
54.11 55.37
61.86
65.90
40
1,5
2,5
juga dipengaruhi oleh tingginya kadar air bahan baku (ikan nila) yaitu sebesar
79,44% (Direktorat Gizi Departemen Kesehatan, 1996) dan wortel yaitu sebesar
88,20% (Suyanto, 1994 dalam Haris, 2008) berkontribusi pada tingginya kadar air
produk. Namun berdasarkan SNI 7758-2013 tentang nugget ikan, perlakuan
penambahan ISP 0%, 1%, 1,5% dan 2% memiliki kadar air yang memenuhi
standar yang ditetapkan, yaitu maksimal 60%.
4.2.1.2. Pengaruh Penambahan Isolat Protein Kedelai Terhadap Kadar
N-amino Nugget Ikan Nila
Kadar N-amino adalah nitrogen dalam bahan yang dianggap sebagai asam
amino bebas (Rahman, 2013). Asam amino bebas adalah asam amino yang tidak
saling berikatan yang kemudian membentuk protein (Wariyah, 2014). Hubungan
pengaruh penambahan Isolat Protein Kedelai terhadap kadar N-amino nugget
ikan nila dapat dilihat pada Gambar 6.
0.02
0.02
0.0163
0.0157
0.02
0.02
0.01430.0147
0.01 0.0137
0.01
0.01
0.01
0.01
0
1
1,5 0.0153
2
2,5
3
1.99
1.99
1.97
1.97
1.96
1.95
1,5
2,5
Hasil analisis kadar abu nugget ikan nila ini berkisar antara 1,95%1,99%. Berdasarkan SNI 7758-2013 tentang nugget ikan, kisaran kadar abu
tersebut masih dapat diterima karena telah memenuhi standar yang ditetapkan,
yaitu maksimal 2,5%.
4.2.2. Mutu Fisik
4.2.2.1. Pengaruh Penambahan Isolat Protein Kedelai Terhadap Daya Ikat
Air Nugget Ikan Nila
Daya ikat air sebagai sifat fisik dan merupakan kemampuan struktur bahan
pangan dalam mencegah terlepasnya air dari struktur tiga dimensi protein.
Semakin besar jumlah air yang diikat, semakin baik pula kualitas tekstur bahan
pangan yang dihasilkan (Kusnandar, 2010). Hubungan pengaruh penambahan
Isolat Protein Kedelai terhadap daya ikat air nugget ikan nila dapat dilihat pada
Gambar 8.
80
65.05 68.14
70
58.01 61.44
60 50.84 54.34
50
40
30
20
10
0
0
1
1,5
2
2,5
3
yaitu berkisar antara 50,84-68,14. Peningkatan nilai daya ikat air ini diduga
disebabkan karena adanya peningkatan konsentrasi protein yang berasal dari ISP
yang ditambahkan. Semakin tinggi konsentrasi protein, maka daya ikat air akan
semakin baik, hal ini dapat terjadi karena adanya interaksi antara molekul air dan
grup-grup hidrofilik dari rantai samping protein melalui ikatan hidrogen.
Tingginya ikatan hidrogen yang terbentuk antara molekul protein dengan air dapat
meningkatkan daya ikat air dalam sistem pangan.
Menurut Kusnandar (2010), semakin tinggi konsentrasi protein, jumlah air
yang terikat pada suatu bahan juga semakin meningkat. Hal ini didukung dengan
hasil penelitian Yulianti (2003), menyatakan bahwa semakin tinggi kandungan
protein diasumsikan akan semakin banyak gugus polarnya sehingga akan semakin
banyak air yang terikat dan mengakibatkan nilai daya ikat air pun akan
meningkat. Nilai daya ikat air berbanding lurus dengan kadar air nugget ikan nila
yang dibuktikan dengan didapatkannya nilai koefisien korelasi sebesar 0,98 yang
termasuk pada kategori sangat kuat (Lampiran 10). Jadi korelasi antara daya ikat
air dan kadar air sangat kuat.
4.2.2.2. Pengaruh Penambahan Isolat Protein Kedelai Terhadap Warna
Secara Fisik Nugget Ikan Nila
Warna bahan dan produk pangan dapat dibentuk oleh adanya pigmen yang
secara alami terdapat dalam bahan pangan atau bahan pewarna yang ditambahkan
ke dalam makanan. Pigmen alami dapat terjadi pada bahan pangan yang belum
diolah atau terbentuk selama proses pengolahan. Diantara pigmen yang sering
ditemui adalah karotenoid, klorofil, betalain, antosianin, melanoid dan mioglobin.
Warna suatu benda terdiri dari warna kromatik atau Hue (warna pelangi), warna
akromatik atau kecerahan (lightness) dan intensitas warna kromatik yang disebut
kroma (chroma). Pengukuran warna dilakukan dengan tiga nilai yang
dilambangkan dengan L, a dan b. Arti dari setiap lambang adalah L
melambangkan kecerahan produk, a melambangkan gradasi warna dari hijau
sampai merah, sedangkan b melambangkan gradasi warna biru sampai kuning.
Rentang nilai a dan b adalah dari negatif hingga positif (Andarwulan, Kusnandar
dan Herawati, 2011),). Hubungan pengaruh penambahan Isolat Protein Kedelai
terhadap warna nugget ikan nila dapat dilihat pada Gambar 9.
100
80
60
Nilai Warna
40
Kecerahan (L)
20
Hue
0
0
1,5
2,5
3.3
1,5
2,5
dominan yaitu agak beraroma amis. Hal ini disebabkan karena konsentrasi
penambahan ISP tidak berbeda jauh dengan rentang 0,5% pada tiap perlakuan.
Sehingga jumlah ISP yang ditambahkan hampir sama dan aroma yang dihasilkan
tidak berbeda nyata antar perlakuan. Pada umumnya ISP banyak digunakan
karena kandungan proteinnya tinggi dan bau/flavour yang dapat diterima dan
mudah dicampurkan ke dalam berbagai jenis pangan ( Stone dan Campbell, 1980
dalam Yulianti, 2003). Sehingga jika ditambahkan kedalam adonan tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap aroma hasil akhir dari produk nugget
ikan nila tersebut.
4.2.3.2. Pengaruh Penambahan Isolat Protein Kedelai Terhadap Kesukaan
Rasa Nugget Ikan Nila
Rasa merupakan rangsangan yang ditimbulkan oleh bahan yang dimakan,
yang dirasakan oleh indra pengecap/pembau, serta ragsangan lainnya seperti
perabaan dan penerimaan derajat panas oleh mulut (deMan, 1997). Kesan rasa
yang timbul tidak hanya menyatakan rasa secara individual dari bahan-bahan
penyusun tetapi rasa sebagai hasil interaksi bermacam-macam rasa sehingga
menimbulkan rasa yang utuh (Kartika, 1998). Hubungan pengaruh penambahan
Isolat Protein Kedelai dengan kesukaan rasa nugget ikan nila dapat dilihat pada
Gambar 11.
5
4
3.5
3.6
2,5
Inilah yang mempengaruhi penilaian panelis terhadap tekstur, dimana nugget ikan
nila dengan tekstur yang semakin kenyal lebih disukai. Hal ini didukung oleh
Yulianti (2003), yang menyatakan bahwa kandungan protein yang tinggi
menyebabkan gel yang terbentuk semakin kuat sehingga semakin kenyal tekstur
yang dihasilkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis serta uraian pembahasan yang terbatas pada
lingkup penelitian ini maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perlakuan penambahan ISP sebagai bahan pengikat memberikan pengaruh
yang berbeda nyata terhadap kadar air, kadar N-amino, daya ikat air,
kecerahan nugget ikan nila.
2. Perlakuan penambahan ISP sebagai bahan pengikat memberikan pengaruh
yang tidak berbeda nyata terhadap kadar abu, Hue, kesukaan aroma,
kesukaan rasa dan kesukaan tekstur.
3. Penambahan ISP (0%, 1%, 1,5% dan 2%) memenuhi Syarat Mutu Kadar air
nugget ikan. Menurut SNI 7758-2013 yaitu maksimal 60%.
4. Perlakuan penambahan ISP 1% memberikan hasil terbaik dari segi mutu
kimia, fisik dan organoleptik. Dengan kadar air 54,11%, kadar abu 1,99%,
kadar N-amino 0,01%, daya ikat air 54,34 cm2, kecerahan 59,80, nilai Hue
78,47 dan diterima secara organoleptik terhadap aroma, rasa dan tekstur.
5.2. Saran
Terbatas pada cakupan penelitian ini, maka dikemukakan saran sebagai
berikut:
1. Untuk membuat nugget ikan nila, dapat ditambahkan ISP 1% agar dihasilkan
nugget ikan nila yang bermutu baik.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai umur simpan untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh penambahan ISP pada produk nugget.
DAFTAR PUSTAKA
Sumarni, 2015. Pengaruh Suhu Dan Lama Blanching Terhadap Kadar -Karoten
Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch). Skripsi. Fakultas
Teknologi Pangan Dan Agroindustri. Universitas Mataram. Mataram.
Sunaryo, E., 1995. Pengolahan Porduk Serealia dan Biji-bijian. Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Surjoseputro, S., 2004. Effect of Sodium Tripolyphosphate (STPP) to
Phycicochemical and Sensory Characteristic of Turkey Nuggets Derived
from White and Dark Turkey Meats. Indonesian Food and Nutrition
Progress. 11 (2): 83-94.
Theresia, D., 2003. Pengaruh Kombinasi Bahan Pengikat Dan Bahan Pengisi
Terhadap Sifat Fisik, Kimia Serta palabitas Fish Nugget Dari Daging
Merah Ikan Tuna (thunnus obesus). Skripsi. Teknologi Hasil Perikanan.
Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Tri, R.A dan D.I. Wijayanti, 2014. Pengaruh Penambahan Isolat Protein Kedelai
Terhadap Karakteristik Bakso Dari Surimi Ikan Swangi (Priacanthus
Tayenus). Jurnal Pengolahan Dan Bioteknologi Hasil Perikanan. 3 (3):
47-54.
Wariyah, 2014. Pengaruh Berbagai Kecambah Kacang-Kacangan Terhadap Kadar
Protein Terlarut Dan Asam Amino Bebas Limbah Cair Isolasi Protein.
Jurnal AgriSains. 5 (2): 102-114.
Wibowo, S., 2001. Budidaya Bawang: Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang
Bombay. Penebar Swadaya. Jakarta.
Widhia, D.A., 2010. Kualitas Kimia Dan Organoleptik Nugget Daging Kelinci
Dengan Penamabahan Tepung Tempe. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Widodo, S.A., 2008. Karakteristik Sosis Ikan Kurisi (Nemipterus Nematophorus)
Dengan Penambahan Isolat Protein Kedelai Dan Karagenan Pada
Penyimpanan Suhu Chilling Dan Freezing. Skripsi. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Winarno, 2008. Kimia Pangan Dan Gizi. PT Gramedia. Jakarta.
Wulandhari, N.W., 2007. Optimasi Formulasi Sosis Berbahan Baku Surimi Ikan
Patin (Pangasius Pangasius) Dengan Penambahan Karagenan (Eucheuma
sp.) dan Susu Skim Untuk Meningkatkan Mutu Sosis. Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Yulianti, T., 2003. Mempelajari Pengaruh Karakteristik Isolat Protein Kedelai
Terhadap Mutu Sosis. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Yunita, I. dan L., Silitonga, 2014. Sifat Kimia dan Palabilitas Nugget Ayam
Menggunakan Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi Yang Berbeda. Jurnal
Ilmu Hewani Tropika. 3 (1): 1-5.
5
12
Total
17
48,46
0,02
9,69
5796,85
2,81
0,00
0,01
48,48
0,46
0,09
Galat
5
12
2,17
0,18
Total
17
2,63
0,50
2,81
0,77
NS
Lampiran 6d. Hasil Uji Lanjut BNJ Pengaruh Penambahan Isolat Protein Kedelai
Terhadap Kecerahan Nugget Ikan Nila
Rangking
Konsentrasi ISP (%)
Purata
Signifikansi
1
0
60,12
a
2
1
59,80
b
3
1,5
58,20
c
4
2
58,17
c
5
2,5
56,85
d
6
3
55,34
e
BNJ 5% = 0,07
Keterangan
Sangat rendah
Rendah
Cukup
Kuat
Sangat kuat
Sortasi
Pencucian
Penggilingan
Pencampuran
Pengukusan
Penambahan ISP 0%
Penambahan ISP 1%
Penambahan ISP 2%
Penambahan ISP 3%