USULAN PENELITIAN
MINIUS TABUNI
NIM. 201756027
Kabupaten Manokwari
NIM : 201756027
Jurusan : Peternakan
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
Dr. Ir. Muhamad Jen Wajo, MP Dr. Ir. Hanike Monim, M.Sc.
Ketua Anggota
Mengetahui,
Prof. Dr. Ir. Andoyo Supriyantono, M.Sc Evi W. Saragih, S.Pt., M.Sc., Phd
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulisan proposal skripsi ini
dapat diselesaikan. Proposal skripsi ini berjudul “Perbandingan Nilai Produk-
Produk Sapi Potong Di Kabupaten Manokwari”, merupakan salah satu syarat
untuk meraih gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Universitas Papua,
Manokwari.
Penyelesaian penulisan proposal skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, baik dalam bentuk dukungan maupun materi penelitian yang diberikan secara
langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Rektor Universitas Papua, selaku pemimpin Universitas Papua tempat penulis
menimbah ilmu.
2. Dekan, Ketua Jurusan, Ketua Program Studi Peternakan dan Staf dosen serta
tenaga akademik, yang selalu membimbing dan mengajari banyak hal kepada
penulis selama masa perkuliahan.
3. Bapak Dr. Ir. Muhamad Jen Wajo. MP. Selaku dosen pembimbing I yang
memberi motivasi kepada penulis
4. Dr. Ir. Hanike Monim, M.Sc. Selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penelitian maupun penyusunan
skripsi.
Pada akhirnya penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak atas
dukungan mulai dari penulisan proposal skripsi hingga pada akhirnya nanti dalam
pelaksanaan penelitian.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................viii
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
2.2.1 Karkas................................................................................................9
iii
3.2.1 Alat Penelitian..................................................................................13
LAMPIRAN...........................................................................................................19
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner.....................................................................................................19
vii
I. PENDAHULUAN
Kebutuhan daging sapi potong sebagai salah satu sumber protein hewani di
Indonesia mencapai 700.000 ton atau setara dengan 3,6 juta ekor sapi.
Sapi potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk menghasilkan daging
untuk meningkatkan produksi daging dengan berat sapi hidup dan mutu yang
terlebih sebelum ternak dipotong. Salah satu sapi lokal Indonesia yang banyak
Sapi Bali merupakan sapi lokal Indonesia yang memiliki bentuk badan yang
kompak padat, sintal, dan tidak berpunuk, seolah-olah tidak bergelambir. Warna
bulu badan sapi betina dan pedet atau godel jantan maupun betina berwarna merah
bata, sedangkan sapi jantan berwarna hitam. Perubahan warna terjadi mulai pedet
jantan berumur 1,5 tahun dan menjadi hitam mulus pada umur 3 tahun. Warna
hitam dapat berubah menjadi coklat tua atau merah bata kembali apabila sapi bali
tungkainya berwarna putih seolah-olah sapi memakai kaos kaki putih (white
1
stocking) dan warna putih juga di bagian pantat berbentuk seperti cermin (white
mirror). Warna bulu putih juga dijumpai pada bibir atas/bawah, perut, ujung ekor,
dan tepi daun telinga. Kadang-kadang bulu putih terdapat di antara bulu yang
coklat (bintik-bintik putih), tapi ini masuk pada kelainan. Cermin hidung
ada bulu hitam membentuk garis memanjang dari gumba sampai ke ujung ekor.
Garis ini dinamai garis belut kebanyakan petani menyebutnya tulang lindung
(dalam bahasa Bali). Bulu sapi bali dapat dikatakan bagus (halus) pendek-pendek,
licin, dan mengkilap. Kulitnya berpigmen dan halus. Ukuran badan berukuran
sedang dan bentuk badan memanjang. Kepala lebar dan pendek dengan dahi datar,
telinga berukuran sedang dan berdiri. Badan padat dengan dada yang dalam.
Kakinya ramping, agak pendek menyerupai kaki kerbau. Tanduk pada sapi jantan
tumbuh agak ke bagian luar kepala, sebaliknya untuk jenis sapi betina tumbuh ke
bagian dalam.
Sapi Bali memiliki bentuk yang relatif persegi dan simetris. Bentuk tubuh
membesar ke arah depan, menunjukkan kesamaannya bahwa sapi bali berasal dari
banteng liar namun dengan ukuran lebih kecil dari banteng. Produktivitas ternak
sapi pedaging biasanya ditentukan berdasarkan bobot potong, bobot karkas dan
daging (meat yield) merupakan faktor yang paling menentukan nilai ekonomis
dari seekor sapi (Socheh et al., 2018). Namun, konsumen pasar tradisional di
Indonesia masih memanfaatkan seluruh komponen ternak baik karkas dan non
karkas (Hafid et al., 2020), sehingga komponen non karkas masih menjadi bagian
2
yang ikut berkontribusi dalam menentukan nilai ternak disamping hasil daging.
Komponen karkas terdiri dari potongan komersial karkas, serpihan daging, lemak
dan tulang. Komponen Produktivitas dan Nilai Ternak Sapi Lokal serta non
karkas meliputi kepala, kaki, kulit, ekor, redoffal dan green offal (Hafid dan
Juliadin, 2020).
Produk hasil ternak sapi potong terbagi menjadi karkas dan non karkas
dimana pada dua bagian ini memiliki nilai ekonomis masing-masing. Menurut
juga mengkonsumsi bagian non karkas seperti (hati, jantung, paru-paru dan
saluran pencernaan) hal ini yang menyebabkan bagian non karkas juga bernilai
ekonomi. Sampai saat ini belum banyak di teliti tentang nilai dari produk sapi
Nilai produk bagian-bagian dari ternak sapi tidak memiliki standar yang
baku, dan berbeda dari satu daerah dengan daerah lain malah dari satu tempat
penjualan yang lain. Selain itu juga belum banyak yang meneliti tentang selisih
nilai produk bagian-bagian sapi dengan nilai sapi saat hidup. Oleh karena itu kami
3
1.2 Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana perbedaaan nilai produk ternak sapi potong sebelum dan setelah di
manokwari?.
Kabiupaten Manokwari?.
1. Mengetahui perbedaaan nilai produk ternak sapi potong sebelum dan setelah di
manokwari.
3. Mengetahui perbedaan nilai produk karkas dan non-karkas ternak sapi potong
di Kabiupaten Manokwari.
4
1.4 Manfaat Penelitian
1. Dapat mengetahui perbedaaan nilai produk ternak sapi potong sebelum dan
Kabupaten manokwari.
3. Dapat mengetahui perbedaan nilai produk karkas dan non-karkas ternak sapi
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sapi potong merupakan salah satu ternak yang dipelihara dengan Tujuan
utama sebagai penghasil daging. Ciri-ciri sapi potong memiliki tubuh besar,
dan mudah dipasarkan (Pawere et al., 2012). Sapi termasuk dalam genus Bos,
dalamnya Bos Taurus (sapi yang tidak memiliki punuk) dan Bos Indicus (sapi
yang berpunuk). Pemilihan suatu bangsa sapi tergantung pada kesukaan peternak,
memelihara dan menyusui anak, ukuran badan, pertambahan berat badan, dan
sifat-sifat lain yang cocok dengan keinginan peternak yang bersangkutan (Riady,
2004). Bangsa sapi potong yang saat ini ditemukan di Indonesia adalah sapi
Peranakan Ongole (PO), sapi Bali, sapi Madura, sapi Brahman, sapi Limousin,
sapi Simmental (Latifah et al., 2016). Seekor sapi dianggap baik bila
Sapi Simmental memiliki ciri fisik badan berwarna merah bata, bentuk
tubuh yang kekar dan berotot, bagian muka, perut, dan kaki berwarna putih. Sapi
badan harian 0,9-1,2 kg, berat badan jantan umur 2 tahun mencapai 800- 900 kg
6
dan jantan dewasa mencapai 1000-1.200 kg, karkas tinggi dengan sedikit lemak
dan dual porpose (daging dan susu), umumnya pejantan Simmental dapat
Sapi Limousin memiliki ciri fisik badan kompak dan padat berwarna
seluruhnya coklat muda, kuning agak kelabu (beige), kisaran warna gelap dan
hitam. Sapi Limousin cocok di daerah dengan curah hujan yang tinggi dan juga di
dengan pertambahan berat badan harian (PBBH) 1,0-1,4 kg, sedangkan umur 2
tahun beratnya mencapai 800-900 kg dan dewasa 1000-1.100 kg, dengan kualitas
daging yang baik dan banyak disukai oleh peternak (Muada et al., 2017).Sapi
7
Gambar 2. Sapi Limosin
Sumber : Muada et al., 2017
Sapi Bali merupakan salah satu jenis sapi lokal Indonesia yang berasal dari
Bali. Sapi Bali memiliki keunggulan pertumbuhan yang cepat, mudah beradaptasi,
dan penampilan reproduksi yang baik. Sapi Bali banyak dipelihara peternakan
kecil karena fertilitasnya baik dan angka kematian yang rendah (Siswanto et al.,
2013). Sapi Bali memiliki persentase karkas sebesar 54% (Wiyatna, 2007). Sapi
8
Gambar 3. Sapi Bali
2.2.1 Karkas
Karkas adalah bagian tubuh ternak yang telah disembelih hingga keluar
semua darah dan cairan tubuh serta dipisahkan dari kepala, kaki, kulit, ekor dan
jeroan. Dari karkas diperoleh daging yang merupakan bahan pangan berkualitas
pemotongan ternak yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, karena dari karkas
tersebut diperoleh daging yang merupakan bahan pangan berkualitas dan harganya
mahal (Elvanuddin et al., 2018). Kualitas karkas dipengaruhi oleh jenis ternak,
jenis kelamin, pakan dan teknologi pakan, serta penanganan ternak sebelum
Bagian non karkas (offals) terdiri dari bagian yang layak dimakan dan tidak
layak dimakan. Di Indonesia, bagian non karkas yang layak dimakan seperti kulit,
kepala, ekor dan viscera (hati, jantung, paru-paru dan saluran pencernaan) juga
bagian tubuh ternak selain karkas yang bernilai ekonomis dan diperoleh dari
proses pemotongan dengan nilai kegunaannya kurang dari produk utama (Aberle
A. Hati
9
Hati adalah organ tubuh yang berfungsi sebagai pompa darah. Hati terletak
di bagian atas perut di bawah tulang rusuk kanan. Fungsinya adalah untuk
menyaring darah dari usus kecil dan menghasilkan empedu yang membantu
dan mineral, serta membantu dalam pembuangan zat racun dari tubuh.
B. Paru
Paru-paru adalah organ tubuh yang tidak termasuk dalam kategori karkas,
karkas seperti halnya daging, tetapi mungkin digunakan dalam aplikasi medis
atau ilmiah.
C. Jantung
terletak di dalam rongga dada kita dan terdiri dari empat ruang, yaitu dua
atrium (ruang kecil di atas) dan dua ventrikel (ruang besar di bawah).Jantung
D. Usus
lambung dan anus pada hewan. Umumnya pada mamalia usus terbagi menjadi
dua bagian, yaitu usus halus dan usus besar. Keduanya memiliki peran penting
dalam proses pencernaan dan penyerapan nutrisi dari makanan. Usus bukanlah
organ karkas, yaitu organ dalam tubuh hewan yang biasa dikonsumsi oleh
10
E. Tulang
Tulang adalah bagian non karkas, tulang adalah bagian dari kerangka
memungkinkan gerakan tubuh. Tulang juga terdiri dari jaringan hidup yang
tulang.
F. Babat
Babat adalah dinding lambung dari hewan ternak yang dapat dimakan.
Kebanyakan babat berasal dari sapi. Babat termasuk dalam kategori non
G. Tetelan
Tetelan adalah bagian dari karkas ternak terutama ternak sapi yang
merupakan sisa karkas yang melekat pada tulang. Tetelan ini berupa campuran
karkas, urat, lemak dan sebagainya. Tetelan telah dikelupas dari tulang dan
H. Kaki
Kaki atau tungkai depan belakang pada dasarnya adalah bagian tubuh
hewan yang membantu dalam mobilitas dan berfungsi sebagai alat untuk
bergerak. Pada beberapa ternak kaki digunakan dalam masakan seperti kaki
11
I. Otak sapi adalah bagian sapi yang sukai beberapa orang. Otak sapi
memiliki bau yan amis dan tesktur yang sangat lembut. Oleh karena itu
J. Kulit
Kulit adalah bagian dari ternak yang telah dipisahkan dari dagingnya.
Kulit termasuk dalam kategori non karkas namun umumnya kulit bisa
dan bahan baku untuk industri kulit. Kulit ternak sapi juga bisa diolah menjadi
K. Kepala
Kepala adalah bagian dari tubuh yang terletak di bagian atas dan berisi
otak dan tulang kepala. Bagian ini juga mencakup bagian rahang atas,
hidung, dan mata. Khususnya kepala ternak sapi dapat diolah menjadi bahan
12
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN
Subyek dalam penelitian ini adalah penjagal sapi potong yang berada di
tempat pemotongan hewan (TPH). Sedangkan Objek yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah sapi yang dipotong di 3 (empat) lokasi Tempat Pemotongan
Alat yang akan digunakan dalam penelitian adalah kuesioner, camera HP,
13
3.4 Metode Pengambilan Sampel
cara :
1. Wawancara
kepada pejagal sapi di rumha potong hewan. Hal-hal yang ditanyakan pada
2. Observasi
Data sekunder yang digunakan atau diambil berasal dari berbagai literatur
tentang penelitian yangberkaitan dengan produk asal ternak sapi dan juga data
14
3.6 Variabel Yang Diamati
- Berat ternak hidup adalah berat total dari hewan yang belum dipotong dan
- Nilai ternak hidup adalah harga yang diberikan pada ternak hidup, yang
biasanya ditentukan berdasarkan jenis, usia, berat, dan kualitas. Nilai ini
- Nilai produk karkas merupakan jumlah uang yang dapat diperoleh dari
penjualan daging yang dihasilkan dari ternak sapi setelah diproses dan siap
untuk dikonsumsi.
- Nilai produk non karkas merupakan jumlah uang yang dapat diperoleh dari
penjualan bagian non karkas yang dihasilkan dari ternak sapi setelah
perbedaan nilai produk sebelum dan setelah di potong. Sedangkan uji F dilakukan
untuk mengetahui perbedaan nilai produk-produk ternak potong sapi antara TPH.
15
DAFTAR PUSTAKA
Elvanuddin, E., Tasse, A. M., & Has, H. 2018. Kajian Pertumbuhan Karkas Dan
Bagian Non Karkas Kambing Lokal Jantan Pasca Pemberian Asam Lemak
Terproteksi. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis, 3(2), 1-9.
Hafid, H., Juliadin, 2020. The growth and development of non carcass organ’s of
bali cattle. InJAR. 3(3), 196-204. doi: 10.32734/injar.v3i3.4336
Hafid, H., Patriani, P., Nuraini, Inderawati, Ananda, S.H., 2020. Komparasi
bagian organ non karkas sapi bali jantan dan betina dari pemeliharaan
tradisional. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner 2020. Bogor. pp, Produktivitas dan Nilai Ternak Sapi Lokal
serta Kerbau di Pasar Tradisional 262-274. doi:
10.14334/Pros.Semnas.TPV2020-p.262-274
Masitoh, S. 2021. Kebutuhan Daging Sapi Tahun Ini 700.000 Ton, Produksi
dalam Negri Hanya Separuhnya (https://nasional.kontan.co.id/news/
16
kebutuhan-daging-sapi-tahun-ini-700000-ton-produksi-dalam-negr
hanyaseparuhnya). Diakses pada 12 September 2023
Pawere, F.R., Baliarti, E., & Nurtini, S. 2012. Proporsi Bangsa, Umur, Bobot
Badan Awal Dan Skor Kondisi Tubuh Sapi Bakalan Pada Usaha
Penggemukan. Buletin Peternakan, 36: 193-198
Saka IK, Mantra IB, Ariana INT, Oka AA, Sriyani NLP, Sentana P. 2011.
Karakteristik karkas sapi bali betina dan jantan yang dipotong rumah
potong umum Pesanggaran, Denpasar. The Excellence Research
Universitas Udayana 2011. Pp. 39-47.
Socheh, M., Purbojo, S.W., Hakim, L.R., 2018. Pengaruh bangsa sapi potong
terhadap bobot potong, bobot karkas, dan persentase karkas. Dalam:
Prosiding Seminar Teknologi Dan Agribisnis Peternakan VI. Purwokerto.
pp, 243-248.
17
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner
Hari/tanggal:……………………………………………………………………………
Nama pejagal: …...…….………………………………………………………………..
Pekerjaan:
Umur:……………………………………………………………………………………
Lokasi: ………………………………………………………………………………….
Lama usaha: ……...……………………………………………………………………..
Jumlah Pemotongan/Hari:………………………………………………………………
Frekuensi Pemotongan/Minggu:………………………………………………………..
Sumber Ternak: ………………………………………………………………………..
Biaya
18
No Komponen Jumlah Satuan Harga (Rp)
1 Daging Kg
2 Hati Kg
3 Paru Kg
4 Usus Kg
5 Babat Kg
6 Tulang Rusuk Kg
7 Tulang Biasa kg
8 Kepala 1 Buah
9 Kaki 4 Buah
10 Kulit 1 Lembar
11 Buntut 1 Buah
12 Jantung
13 Tulang sengkel
14 Otak atau sum-sum
15 Tetelang
16 Darah
Total
No PREDIKSI (Kisaran)
Harga daging Hati Paru Usus Babat Tulang Tulang Kepala Kaki Kulit Buntut jantung Tulang
Sapi Rusuk Biasa sengkel
19