Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BERBASIS LIMBAH

PERTANIAN TERHADAP PEFORMA SAPI POTONG

USULAN PENELITIAN

Disusun oleh :
NUNIK PURWANTI
NIM: D21010001

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS BOYOLALI
2023

i
Judul Proposal : Pengaruh Pemberian Pakan Berbasis Limbah

Pertanian terhadap Peforma Sapi Potong

Nama : Nunik Purwanti

Nim : D21010001

Program Studi : Peternakan

Disetujui dan telah disajikan dalam seminar proposal pada tanggal

Boyolali, Desember 2023

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

S.Pt., M.Si. ………………………, S.Pt., M.Si.


NIDN. 0614019002 NIDN. 0626118802

Ketua Program Studi,

Eudia Christina Wulandari, S.Pt., M.Si.


NIDN. 0614019002

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Pemberian Pakan Berbasis Limbah Pertanian Terhadap
Kualitas Daging dan Pertumbuhan Ayam Broiler”.
Adapun tujuan dari penulisan usulan penelitian ini adalah untuk memulai
persiapan dalam rangka penelitian tugas akhir di Program Studi Peternakan,
Fakultas Peternakan, Universitas Boyolali.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga
usulan penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan
kepada:
1. Ibu Eudia Christina Wulandari, S.Pt., M.Si selaku Ketua Program Studi yang
telah membimbing dan mendidik selama masa perkuliahan.

2. Bapak Purwadi, S.Pt., M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian dan Peternakan

3. Bapak Zakaria Husein Abdurrahman, S.Pt., M.Si selaku dosen dari mata
kuliah Metodologi Penelitian

4. Teman-teman di kampus yang selalu mendukung penulis selama masa


perkuliahan.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik


mungkin, penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam
penyusunan usulan penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga usulan penelitian ini mampu berguna
dan mampu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para pembaca dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan.
Salam,

iii
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian........................................................................... 1
1.3 Manfaat Penelitian......................................................................... 2
1.4 Hipotesis........................................................................................ 2
1.5 Kebaruan Penelitian....................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 4


2.1 Sapi Potong ................................................................................... 4
2.2 Bobot Tubuh ................................................................................. 5
2.3 Pakan ............................................................................................. 6
2.4 Pemanfaatan Limbah sebagai Pakan ............................................. 7

BAB III MATERI DAN METODE..................................................... 9


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian........................................................ 9
3.2 Materi Penelitian............................................................................ 9
3.3 Rancangan Penelitian..................................................................... 9
3.4 Metode Penelitian ......................................................................... 9
3.5 Analisis Data.................................................................................. 9
3.6 Parameter Penelitian ..................................................................... 10
3.7 Rancangan Anggaran Penelitian.................................................... 10
3.8 Jadwal Usulan Penelitian .............................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 12

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kebaruan Penelitian.................................................................. 3


Tabel 2. Rancangan Anggaran Penelitian .............................................. 10
Tabel 3. Jadwal Usulan Penelitian ......................................................... 10

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsumsi protein hewani di Indonesia meningkat seiring terus
bertembahnya jumlah penduduk. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
(2016), rata-rata peningkatan populasi ternak sapi potong tahun 2012
(508.905), 2013 (504.819), 2014 (497.669), 2015 (506.661), dan 2016
(524.109), terlihat setiap tahunnya peningkatan hanya mencapai 1%. Upaya
pemenuhan kebutuhan daging melalui pengembangan budidaya sapi potong
terus dilakukan, namun terkendala oleh ketersediaan pakan yang tidak
kontinyu dan harga pakan yang mahal karena masih menggantungkan impor.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyanto (2010) bahwa, Indonesia masih
mengimpor untuk kebutuhan pakan ternak berupa jagung sebesar 40-60%,
tepung ikan 60-70% dan bungkil kedelai 100%. Oleh karena itu ketersediaan
bahan pakan secara kontinyu sangat penting dalam menentukan keberhasilan
proses produksi sapi potong.
Mengingat arti penting pakan dalam pemeliharaan sapi potong, maka
harus diupayakan penyediaan bahan pakan yang berasal dari lokasi setempat
atau dikenal dengan bahan pakan lokal. Salah satu caranya melalui
penggunaan limbah pertanian dan limbah industri pertanian. Hal ini
dimungkinkan karena umumnya limbah pertanian dan limbah industri
pertanian masih mempunyai kualitas nutrisi yang baik, tidak bersaing dengan
manusia serta mempunyai nilai ekonomis murah. Pemanfaatan limbah
pertanian dan industri pertanian menjadi pakan sapi potong akan mendorong
perkembangan agribisnis sapi potong secara terintegrasi dalam suatu sistem
produksi terpadu dengan pertanian dan industri pertanian.Pola integrasi
demikian dikenal dengan istilah “zero waste production system”. Oleh karena
itu eksplorasi berbagai sumber bahan pakan lokal untuk sapi potong menjadi
sangat krusial dan mendesak untuk dilakukan.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah

1
1. Mengidentifikasi dampak pemberian pakan berbasis limbah
pertanian terhadap perumbuhan bobot badap sapi potong.
2. Menilai pengaruh jenis pakan limbah pertanian terhadap konversi
pakan dan efisiensi pertumbuhan sapi potong.
3. Menganalisis kualitas daging sapi potong yang diberi pakan berbasis
limbah pertanian
4. Menilai aspek kesejahteraan hewan dalam konteks pemberian pakan
alternatif berbasis limbah pertanian.
5. Menentukan potensi ekonomi dan keberlanjutan pakan berbasis
limbah pertanian dalam konteks usaha peternakan sapi potong.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah
1. Mengurangi limbah pertanian dengan mengubahnya menjadi pakan
dapat membantu dalam manajemen limbah dan meminimalkan
dampak lingkungan negatif.
2. Identifikasi jenis pakan berbasis limbah pertanian yang efektif dapat
meningkatkan efisiensi konversi pakan pada sapi potong, mengurangi
biaya produksi dan meningkatkan keuntungan peternak
3. Memberikan pemahaman lebih baik terkait kesejahteraan hewan
dalam konteks pemberian pakan alternatif, memastikan bahwa
kebutuhan nutrisi dan kesehatan hewan terpenuhi.
4. Penilaian terhadap kualitas daging sapi potong yang diberi pakan
berbasis limbah pertanian dapat memberikan informasi tentang aspek
nutrisi dan citarasa daging, yang dapat memengaruhi penerimaan
konsumen.
5. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan
kepada peternak terkait praktik pemberian pakan yang inovatif,
memberikan peluang untuk peningkatan produktivitas dan
keberlanjutan usaha mereka.
1.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah

2
1. Hipotesis Nol (H0): Tidak ada perbedaan signifikan dalam performa
sapi potong yang diberi pakan berbasis limbah pertanian dibandingkan
dengan sapi potong yang diberi pakan konvensional.
2. Hipotesis Alternatif (H1): Terdapat perbedaan signifikan dalam
performa sapi potong yang diberi pakan berbasis limbah pertanian
dibandingkan dengan sapi potong yang diberi pakan konvensional,
baik dari segi pertumbuhan bobot badan, konversi pakan, kualitas
daging, maupun kesejahtraan hewan.
1.5 Kebaruan Penelitian
Tabel 1. Kebaruan Penelitian
Hasil
N Nama Tahu Penelitia Kesimpula
o Judul Penulis n Perlakuan parameter n n
Pemanfaatan
Limbah
Pertanian
Terhadap Nurina
Performa Rahmawati,
Sapi Potong Ertika Fitri
di Sekolah Lisnanti,
Peternakan Didik
Rakyat Rudiono,
(SPR) Muladno.
Kabupaten Afton
1 Kediri Atabani 2019
Kusuma
Performa Adhianto,
Sapi Potong Muhtarudin
yang , Yusuf
Mendapatka Widodo,
n Ransum Liman, dan
Limbah Imam
2 Kelapa Sawit Hidayat

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sapi Potong


Ternak sapi potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk
menghasilkan daging sebagai produk utamanya. Seekor atau sekelompok
ternak sapi dapat menghasilkan berbagai macam kebutuhan untuk manusia
terutama daging, disamping hasil ikutan lainnya seperti kulit, pupuk dan
tulang (Sugeng, 2003). Sapi potong umumnya digolongkan menjadi tiga
kelompok yaitu sapi lokas (Bos Sundaicus), sapi Zeu (Bos Indicus), sapi
Eropa (Bos Taurus). Sapi potong merupakan salah satu sumber protein
berrupa daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting artinya bagi
kehidupan masyarakat. Sapi potong merupakan sapi penghasil daging atau
pedaging. Sapi pedaging memiliki ciri-ciri diantaranya adalah bentuk tubuh
bulat, dada dalam dan lebar, dilihat dari samping bentuk tubuh persegi
panjang, badan seluruhnya berisi daging, kepala pendek dan lebar pada
bagian dahi, leher dan bulu tebal, punggung dan pinggang lebar, laju
pertumbuhannya cepat, efisiensi pakan tinggi, dan jaringan di bawah kulit
tebal (Purnomo Adi, 2003).
Sapi potong merupakan komoditas unggulan, mengingat pasar yang bagus
seiring dengan meningkatnya permintaan, populasi sapi potong yang masih
terbatas untuk memenuhi kebutuhan daging domestik, sedangkan impor
daging sapi merupakan hal yang riskan. Selain itu, fasilitas rumah potong
hewan (RPH) dan pengetahuan standar mutu, hygiene dan sanitasi rendah.
Untuk itu di perlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing
prima dalam pengembangan sapi potong di Indonesia. Bangsa sapi potong di
Indonesia antara lain, sapi Bali, sapi Madura, sapi PO/SO, Limousin,
Simental, Brahman Cross (BX), dan Angus. Diantara sapi – sapi tersebut,
sapi Bali banyak dipelihara di luar Jawa, terutama di wilayah timur Indonesia.
Saat ini di jawa banyak dijumpai sapi hasil perkawinan antara Simmental atau
Limousin dengan sapi PO melalui Inseminasi Buatan. Jumlah sapi
persilangan ini terus meningkat dengan berkembangnya Balai Inseminasi

4
Buatan Daerah (BIBD) di berbagai propinsi yang menyediakan semen sapi
unggul (Prabowo, 2008)
2.2 Bobot Tubuh
Salah satu sumber protein hewani bagi manusia adalah daging yang
diperoleh dari hewan ternak. Seperti ternak sapi yang dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat dengan menyuplai bahan makanan berupa daging,
pupuk kandang, kulit, tulang, dan lain sebagainya. Sehingga, pertumbuhan
ternak sapi harus sangat diperhatikan baik dari faktor genetik, sistem
manejemen pemeliharaan, lingkungan dan kesehatan ternak. Pertumbuhan
ternak ditandai dengan peningkatan berat badan dan ukuran tubuh ternak.
Sehingga peternakan sering menjadikan kenaikan berat badan ternak sebagai
parameter dalam mengetahui pertumbuhan sapi. Pertambahan berat badan
sapi sangat bergantung pada pakan serta kemampuan ternak dalam
memanfaatkan pakan (Shafar & Dina, 2018).
Ukuran berat badan sapi menjadi salah satu indikator ekonomi yang sangat
diperlukan dalam peternakan sapi potong, terutama dalam aspek produksi dan
reproduksi ternak. Aspek produksi dapat dilihat dari pertumbuhan ternak
yang selalu meningkat dan meningkatnya berat badan dapat diketahui dengan
mengukur tinggi, panjang dan lingkar dada ternak. Memperhatikan komposisi
pakan dan konsumsi pakan ternak adalah cara untuk memaksimalkan
produksi ternak (Mappanganro et al., 2019). Konsumsi pakan adalah faktor
dasar pada ternak untuk hidup dan menentukan produksinya. Terdapat faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi pakan yaitu hewan ternak,
makanan yang diberikan (palatabilitas), dan lingkungan hewan ternak atau
tempat pemeliharaan (Kuswandi, 2018).
Pakan yang utama yang diberikan pada ternak sapi adalah berupa hijauan.
Rendahnya mutu pakan hijauan menjadi salah satu alasan yang menyebabkan
bobot tubuh ternak menurun atau meningkat dalam waktu yang cukup lama
terkhusus bagi ruminansia. Pemberian pakan ternak sapi tidak secara
konsisten seperti pengukuran pakan tidak tepat dan kualitas pakan yang
rendah akan mengakibatkan pertumbuhan sapi terganggu. Keterbatasan pada
pakan konvensional seperti rumput alam dapat diatasi dengan menggunakan

5
bahan baku pakan berbasis produk samping tanaman dan industri pertanian
(Hutapea et al., 2019).
Sebagian besar usaha ternak ruminansia 70% biaya produksi digunakan
untuk pakan. Karena standar pakan dan asupan nutrisi yang dikosumsi ternak
akan mengambarkan kebutuhan pokok (maintenance), perkembangan tubuh,
dan reproduksi ternak. Implikasi dari kurangnya asupan nutrisi pada ternak
dapat diketahui dari ADG (Average Daily Gain) yang masih sangat jauh dari
hasil yang diharapkan, baik di tingkat peternakan rakyat skala kecil maupun
skala industri (Shafar & Dina, 2018). Pemberian pakan tidak berkualitas
dapat mengubah bibit sapi unggul menjadi bibit sapi bermutu rendah. Oleh
sebab itu dengan pemberian pakan berkualitas seperti konsentrat akan
memberikan nilai tambah yang menguntungkan bagi peternak walaupun
dalam tahapannya membutuhkan usaha ekstra (Suryapratama & Fransisca,
2021).
2.3 Pakan
Pakan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan karena
membutuhkan biaya produksi yang tinggi, sehingga perlu adanya pengolahan
pakan lokal yang lebih ekonomis dan kebutuhan pakan akan selalu tersedia.
Pakan utama ruminansia adalah hijauan, namun pemberian pakan hijauan saja
kurang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Perlu ada tambahan pakan
konsentrat yang mudah untuk dicerna mikroba rumen dan mampu memenuhi
kebutuhan zat-zat makanan seperti protein dan kerangka karbon dalam
pertumbuhan ternak sehingga, mampu meningkatkan pencernaan pakan yang
berserat (Hamaratu et al., 2018).
Bahan pakan ternak diklasifikasi menjadi 8, diantaranya adalah hijauan
kering dan jerami, hijauan pakan, silase, bahan pakan sumber energi, bahan
pakan sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin dan aditif (hormon,
antibiotik) (Agus, 2020). Bahan pakan lokal yang dapat menjadi akomodasi
peternak adalah limbah. Limbah adalah bagian sisa dari suatu hasil produksi,
buangan pabrik atau bahan sampingan setelah proses produksi utama selesai.
Pakan yang berasal dari limbah bersifat inkonvensional, sehingga tidak
kompetitif dengan kebutuhan manusia, harga ekonomis, bersifat lokal, tetapi

6
mempunyai kandungan nutrisi yang memadai untuk ternak. Beberapa jenis
limbah, dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak diantaranya: limbah
pertanian, industri pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, serta limbah
tata boga yang meliputi limbah hasil restauran, hotel, rumah tangga, dan pasar
(Bidura, 2017).
Santi et al. (2021), pada penelitiannya di peternakan sapi potong Enhal
Farm, yang berada di Sulawesi Utara menyatakan bahwa sumber pakan di
Peternakan Enhal Farm sudah memenuhi standar untuk usaha penggemukan
sapi potong. Peternakan ini menggunakan pakan utama berupa rumput gajah
dan jerami padi, sedangkan konsentrat yang berasal dari beberapa bahan
pakan fermentasi limbah (dedak, tongkol jagung dan tetes tebu).
Bidura (2017), menambahkan bahwa bahan pakan yang akan digunakan
harus tersedia dalam jangka waktu yang lama atau akan ada setiap
dibutuhkan. Bahan pakan yang hanya ada sesaat, kemudian hilang (tidak
tersedia) harus dihindarkan. Syarat lainnya adalah tidak boleh bersaing
dengan manusia. Apabila manusia lebih banyak membutuhkannya, maka
bahan pakan tersebut tidak boleh diberikan pada ternak.
2.4 Pemanfaatan Limbah sebagai Pakan
Pakan adalah faktor eksternal penting dalam peningkatan tumbuh ternak.
Karena produktivitas ataupun penampilan ternak 70% dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan 30% oleh faktor genetik. Walaupun secara genetik ternak
memiliki potensi yang baik, apabila hidup di lingkungan yang buruk maka
performa ternak juga tidak akan terpenuhi (Annisa & Wiyoto, 2019). Pakan
juga termasuk komponen produksi dengan biaya yang besar pada peternakan.
Biaya pakan dalam suatu peternakan dapat mencapai 60-80% dari biaya
produksi. Sehingga, kualitas pakan harus diperhatikan dengan baik karena
faktor penghambat produktivitas ternak biasanya muncul apabila berkaitan
dengan kualitas, kuantitas dan kesinambungan dari ketersediaan bahan baku
pakan (Agustono et al., 2017). Faktor penghambat ketersediaan pakan hijauan
pada dasarnya semakin bertambah, apabila area tanam lahan semakin sempit
karena disebabkan pemenuhan kebutuhan lahan bagi pemungkiman dan
sarana jalan (Lima & Latupeirissa, 2020).

7
Selain pemanfaatan lahan, kurangnya bahan baku pakan juga dipengaruhi
oleh iklim. Salah satunya adalah musim kemarau yang menyebabkan periode
penggemukan sapi menjadi lebih lama karena, hijauan sulit untuk tumbuh.
Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah menjaga
kesinambungan pakan melalui upaya penyediaan pakan atau usaha ketahanan
pakan. Usaha ketahanan pakan adalah aspek penting yang harus menjadi
preferensi untuk kasus rendahnya mutu pakan karena pondasi ini yang akan
menunjang penghasilan peternak kedepannya (Kleden & Mariana, 2018).
Usaha ketahanan pakan dapat dilakukan melalui dengan metode seperti
silase, amoniasi dan penyusunan konsentrat. Pertama ada silase, yaitu proses
pengolahan pakan yang berasal dari bahan pakan hijauan maupun limbah
pertanian yang diawetkan melalui proses fermentasi anaerob dengan
kandungan air 60 – 70%. Bahan pakan dengan kadar air tinggi (>80%) akan,
melalui tahapan pelayuan, penjemuran atau dikering anginkan terlebih dahulu
sebelum proses pembuatan silase dimulai (Wolayan et al., 2018).
Metode kedua adalah teknologi amoniasi yang biasanya berlaku pada
jerami padi, karena jerami yang belum diamoniasi memiliki beberapa
kekurangan yaitu kandungan protein rendah, serat kasar tinggi dan kecernaan
rendah. Namun, setelah diamoniasi tekstur jerami yang pada awalnya keras
dapat menjadi lunak, bahkan kandungan protein kasar jerami padi dari
8,105% menjadi 10,122% (Zulaikhah et al., 2020). Usaha ketahanan pakan
terakhir adalah penyusunan konsentrat. Hasil survai menunjukkan bahwa
banyak ternak sapi yang tumbuh tidak sesuai dengan potensi genetiknya, hal
ini tampak dari bobot sapi yang relatif lebih rendah dari pada semestinya.
Sehingga, penyusunan konsentrat dengan bahan pakan lokal di daerah seperti
jagung, dedak padi, dan singkong. Dapat meningkatkan kembali potensi berat
badan ternak karena, konsentrat adalah pakan yang kaya akan sumber protein
dan sumber energi, serta mengandung pelengkap pakan atau imbuhan pakan
(Hernaman et al., 2018).

8
BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 September – 25 Desember
2023. Tempat penelitian di Peternakan Sapi Madu, Mojosongo, Boyolali.
3.2 Materi Penelitian
Sapi potong yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sapi Peranakan
Ongole (PO) sebanyak 9 ekor dengan bobot kelompok R0 (141, 195, dan 217
kg), kelompok R1 (165, 184, dan 225 kg), serta kelompok R2 (141, 171, dan
207 kg).
Pakan yang diberikan selama penelitian menggunakan bahan pakan
diantaranya : Bungkil inti sawit (BIS), pelepah daun kelapa sawit, dedak
halus, tetes, onggok, bungkil kelapa, jerami padi, urea, dan premix.
Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada pagi dan sore hari
dengan jumlah pemberian secara adlibitum.
3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang
terdiri dari 3 perlakuan dan 3 ulangan pada setiap perlakuan.
Kontrol (R0) : ransum basal
1. Perlakuan pertama (R1) : Ransum basal + limbah kelapa sawit
2. Perlakuan kedua (R2) : Ransum basal + limbah kelapa sawit
fermentasi
3.4 Metode Penelitian
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:
1. Kontrol (R0) : Ransum basal

9
2. Perlakuan Pertama (R1) : Ransum basal + limbah kelapa
sawit
3. Perlakuan kedua (R2) : Ransum basal + limbah kelapa sawit
fermentasi
3.5 Analisis data
Semua hasil data penelitian dianalisis dengan uji statistik parametik.

3.6 Parameter Penelitian


Parameter yang diukur dan dianalisis dalam penelitian ini, meliputi :
1. Pertumbuhan bobot badan : rata-rata pertumbuhan bobot badan sapi
potong dalam periode tertentu
2. Konversi pakan : seberapa efisien sapi mengubah pakan menjadi
pertumbuhan bobot badan
3. Kualitas daging : parameter seperti presentase lemak, protein, dan tekstur
daging sapi potong
4. Kesejahteraan hewan : indikator kesejahteraan hewan, seperti tingkat
stres, kesehatan umum, dan perilaku sapi potong
3.7 Rancangan Anggaran Penelitian
Dalam penelitian ini, anggaran yang akan digunakan tercantum dalam
tabel berikut:
Tabel 2. Rancangan Anggaran Penelitian
No Uraian Kuantitas Harga Satuan Total
1 Timbangan sapi 1 Rp. 4.700.000 Rp. 4.700.000
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

10
14
Total Rp. 4.700.000

3.6 Jadwal Usulan Penelitian


Dalam penelitian Pengaruh Pemberian Pakan Berbasis Limbah Pertanian
terhadap Performa Sapi Potong
Tabel 3. Jadwal Penelitian
Bulan
Mei-21 Juni Juli
I II II
I II III V I II I IV I II I IV
Rencana Penelitian X X X X X
Proposal X X X X
Penyusunan Bab I,II, dan III X X X X X
Pengumpulan & Analisis Data X X X X
Penyusunan Laporan X X X X
Ujian Skripsi X

11
DAFTAR PUSTAKA

Agus, A. 2020. Bahan Pakan dan Manajemen Pemberian Pakan Sapi. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada. http://fapet.ugm.ac.id/wpcont
ent/uploads/sites/1211/2021/02/MODUL-PELATIHAN-FINAL.pdf.
Diakses tanggal 2 November 2021.

Agustono, B., Mirni, L., Anwar, M., dan Muhammad, T. E. P. 2017. Identifikasi
Limbah Pertanian dan Perkebunan Sebagai Bahan Pakan Inkonvensional
di Banyuwangi. Jurnal Medik Veteriner. 1 (1): 12-22. eISSN: 2581-012X.

Annisa, N dan Wiyoto. 2019. Pemanfaatan Limbah Padi Jerami Sebagai Bahan
Pakan Ikan dan Ternak. Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat. 1 (1): 105–110.
https://journal.ipb.ac.id/index.php/pim/article/view/28434. Diakses tanggal
20 April 2022.
Bidura, G D E. 2017. Limbah Pakan Ternak. Denpasar: Universitas Udayana.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/18dc85cce49312
2c d3c284c4ba3a5477.pdf. Diakses tanggal 2 November 2021

Suprapti, M. Lies. 2012. Pengawetan Telur. Yogyakarta: Kanisius.

12

Anda mungkin juga menyukai