PENAMBAHAN
PENGARUH FORMULASI DAGING BUAH NANGKA
(Artocarpus Heterophyllus) PADA MUTU BAKSO NABATI
OLEH:
MUHAMMAD FIQIH KHAIRUDIN
2018340029
ii
KARAKTERISTIK MUTU BAKSO NABATI DENGAN
PENAMBAHAN DAGING BUAH NANGKA (Artocarpus
Heterophyllus)
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana pada
Program Studi Teknologi Pangan
Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal usulan penelitian
dengan judul “Karakteristik Mutu Bakso Nabati Dengan Penambahan Daging
Buah Nangka (Artocarpus Heterophyllus)” Proposal usulan penelitian ini dibuat
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir Program Studi
Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Kesehatan Universitas Sahid.
Selama Penyusunan proposal usulan penelitian ini, penulis mendapat
banyak bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai macam pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. …………………. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia memberikan
bimbingan, kritik dan saran yang membangun, serta arahan kepada penulis.
2. Ibu Dr. Rahmawati, ST., M.Si selaku Dekan Fakultas Teknologi Pangan dan
Kesehatan Universitas Sahid Jakarta.
3. Bapak Muhammad Fajri Romadhan, S.Si, M.Si selaku Ketua Program Studi
Teknologi Pangan Universitas Sahid Jakarta.
4. Seluruh dosen dan staf pengajar di Jurusan Teknologi Pangan Universitas
Sahid Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis, semoga
ilmu yang diberikan bermanfaat.
5. Keluarga tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, doa serta
dukungan kepada penulis.
6. ……………………. yang selalu memberikan semangat, perhatian, dan
mendengarkan keluh kesah penulis serta membantu dalam mengkoreksi
proposal usulan penelitian ini.
7. Sahabat-sahabat penulis Ristiani Herawati, Rahma Nurmay, Rahayu Syafitri,
Ditya Jihan, Jidni Alfiah, Muhammad Fiqih dan Saverinus yang telah
memberikan motivasi, dukungan secara moril dan berjuang bersama sejak
2018 dalam menempuh pendidikan di Universitas Sahid.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat, universitas, dan
penulis. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
Jakarta, 2023
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Pembatasan Masalah
Perumusan Masalah
3
Apakah penggunaan daging buah Nangka (Artocarpus heterophyllus)
berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia mikrobiologis dan organoleptik
bakso nabati?
Berapakah presentase kombinasi yang paling optimal antara penggunaan
daging buah Nangka (Artocarpus heterophyllus) dengan tepung sagu aren
untuk mendapatkan kualitas bakso nabati yang paling baik?
Manfaat Penelitian
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Deskripsi Teoritis
Bakso
Buah Nangka
Karagenan
Bumbu bumbu
7
campuran bawang goreng, penyedap rasa dan merica. Merica dan
lada sangat digemari karena memiliki sifat penting yakni rasanya
yang pedas dan aroma yang khas. Rasa merica yang pedas
disebabkan adanya zat Pirevin dan Piperanin dengan alkaloida.
Piperin ditemukan sebagai bahan aktif dan merupakan alkaloid yang
bertanggung jawab terhadap rasa pedas dan bau merica. Konsentrasi
piperin dalam merica sekitar 5- 9% dan digunakan dalam pengobatan
tradisional dan sebagai insektisida (Rismunandar, 2011).
Garam
Garam dapur adalah sejenis mineral yang lazim
dimakan manusia. Bentuknya kristal putih, dihasilkan dari air laut.
Biasanya garam dapur yang tersedia secara umum adalah Sodium
Clorida (NaCl). Garam sangat diperlukan tubuh, namun bila
dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit,
termasuk tekanan darah tinggi. Selain itu garam juga digunakan
untuk mengawetkan makanan dan sebagai bumbu. Untuk mencegah
penyakit gondok, garam dapur juga sering ditambah Iodium.
Bawang Putih
Bawang putih merupakan salah satu jenis rempah dengan nama
latin Allium Sativum. Bawang memiliki efek farmakologis seperti
antibakteri, antijamur, hipolidemik, hipoglikemik, antitrombotik,
antioksidan dan antikanker (Pajan et al., 2016). Zat sulfur bioaktif utama
yang terdapat pada bawang putih bermanfaat sebagai antibakteri alami,
8
selain itu bermanfaat menimbulkan bau segar dari bawang putih.
Penggunaan bawang putih dalam pembuatan bakso ayam berfungsi sebagai
bahan penyedap dan bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung unsur-
unsur aktif yang memiliki daya bunuh terhadap bakteri sebagai bahan
antibiotik, merangsang pertumbuhan sel tubuh, sebagai sumber vitamin
B1, dan mengandung sejumlah komponen kimia yang diperlukan dalam
tubuh. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prihandani et al. (2015)
menunjukkan bahwa bawang putih efektif menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella typhimurium
dan Pseudomonas aeruginosa pada konsentrasi 50%, 25% dan 12,5%. Hal
ini menunjukan bahwa bawang putih mampu menghambat bakteri gram
positif maupun gram negatif.
Lada
Lada disebut juga merica atau sahang, yang mempunyai nama
Latin Piper nigrum L. termasuk famili Piperaceae (Vasavirama and
Upender, 2014). Produk utama yang dihasilkan oleh pertanian Indonesia
dalam bentuk lada asalan berupa lada hitam dan lada putih (Arief et al.,
2020). Berdasarkan PerBPOM Nomor 34 tahun 2019 tentang kategori
pangan, lada putih adalah rempah buah tanaman Piper nigrum, kemudian
dihilangkan kulit luarnya, dikeringkan dan dibersihkan. Karakteristik dasar
lada putih yaitu warna putih kekuningan hingga kecoklatan, dan kadar air
tidak lebih dari 14%. Sedangkan lada putih bubuk adalah produk rempah
yang diperoleh dari lada putih yang telah digiling dengan karakteristik
dasar yaitu bau, rasa dan warna normal.
Kerangka Berpikir
Bakso ayam merupakan salah satu produk emulsi daging yang
memiliki ciri khas yaitu bersifat kenyal dan berbentuk bulat. Teksturnya
yang kenyal membuat bakso sangat digemari oleh semua lapisan
massyarakat. Bahan baku dan bahan emulsi yang digunakan sangat
mempengaruhi kekenyalan bakso. Bahan baku daging yang sangat baik
digunakan dalam pembuatan basko ayam adalah daging segar fase prerigor
karena mempunyai daya ikat air lebih tinggi daripada daging fase rigor
mortis dan post rigor. Sedangkan bahan emulsi yang digunakan harus
lebih terikat pada air atau lebih larut dalam air (polar) karena akan
membantu terjadinya dispersi minyak dalam air. Produk daging yang
disubstitusi dengan hidrokoloid diperoleh nilai kekenyalan yang lebih
baik. Salah satu hidrokoloid yang dapat digunakan sebagai emulsifier
adalah glukomannan yang berasal dari umbi porang (Amorphopallus
Muelleri Blume).
Perumusan Hipotesa
9
Hipotesis penelitian yang diajukan adalah diduga terdapat
perbedaan karakteristik mutu bakso nabati yang ditambahkan daging buah
Nangka dengan konsentrasi 80% ; 60% ; 40% sedangkan penambahan
tepung sagu dengan konsentrasi berbeda yaitu 20% ; 40% ; 60%.
Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari satu faktor yaitu
faktor A. Faktor A adalah konsentrasi tepung sagu yang terdiri dari enam
taraf, antara lain:
A1 = konsentrasi tepung sagu 0% dari berat daging buah nangka
A2 = konsentrasi tepung sagu 1% dari berat daging buah nangka
A3 = konsentrasi tepung sagu 2% dari berat daging buah nangka
A4 = konsentrasi tepung sagu 3% dari berat daging buah nangka
A5 = konsentrasi tepung sagu 4% dari berat daging buah nangka
A6 = konsentrasi tepung sagu 5% dari berat daging buah nangka
Variabel terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah mutu tepung sagu dan
mutu bakso buah nangka. Mutu tepung sagu ditentukan melalui
karakteristik fisik (uji sifat pasta, kapasitas penyerapan air dan kapasitas
penyerapan minyak). Sedangkan mutu bakso buah nangka ditentukan
10
melalui karakteristik fisik (uji warna dan uji tekstur), karakteristik kimia
(kadar air, uji daya ikat air, kadar abu, kadar protein dan kadar lemak) dan
organoleptik (uji hedonik dan uji skor yang meliputi parameter warna, bau,
tekstur dan rasa).
Variabel terkontrol
Variabel terkontrol merupakan variabel atau faktor lain yang ikut
berpengaruh, maka dibuat sama pada setiap perlakuan (tidak berubah-ubah
selama melakukan penelitian). Variabel terkontrol pada penelitian ini
adalah peralatan dan bahan yang digunakan, penimbangan bahan-bahan,
proses pembuatan bakso buah nangka meliputi waktu dan kecepatan
penggilingan, suhu dan waktu perebusan, serta ukuran bakso yang dicetak,
dimana semua variabel ini dikondisikan sama.
11
Metode Penelitian
Prosedur Penelitian
a. Tahap Persiapan
Daging buah nangka yang telah dicuci kemudian dipotong dadu.
Daging buah kemudian direbus selama 1 jam dengan api sedang
menggunakan panci dan ditutup selama perebusan. Daging buah
Nangka ditiriskan hingga kandungan air dari proses perebusan
sebelumnya berkurang dan suhu nya menyesuaikan suhu ruangg.
Timbang daging buah Nangka sesuai kebutuhan kemudian digiling
sampai halus, lalu ditambahkan bumbu yang terdiri dari merica,
penyedap rasa, dan bawang goreng sebanyak 2,5%, 1 butir telur, serta
garam dapur sebanyak 2,5% dari berat daging. Kemudian ditambahkan
tepung sagu sesuai dengan 20%, 40% dan 60% dari berat daging buah
Nangka, campur hingga homogen dan kemudian dibentuk menjadi
bola-bola bakso dengan menggunakan tangan. Bola-bola bakso tersebut
direbus dalam air mendidih selama 15 menit dengan suhu 100 °C.
Kemudian diangkat, ditiriskan dan didinginkan, lalu disimpan pada
suhu ruang atau Freezer.
b. Tahap Pelaksanaan
[a.]
pencampur
potong dan simpan di
giling daging an
cuci daging suhu
buah tepungsag
Buah Nangka ruang /
u 20%,
Nangka freezer
40%, 60%
pencetakan
rebus 1 tiriskan dan bakso
jam api dan perebusan
sedang
12
sisihkan 100 °C nabati
15menit
pencampur
potong dan simpan di
giling daging an
cuci daging suhu
buah tepungsag
Buah Nangka ruang /
u 20%,
Nangka freezer
40%, 60%
pencetakan
rebus 1 tiriskan dan bakso
jam api dan perebusan
sedang sisihkan 100 °C nabati
15menit
pencam
puran
potong dan giling tepungs simpan di
cuci daging daging buah agu suhu ruang /
Buah Nangka Nangka freezer
20%,
40%,
60%
penceta
kan dan baks
rebus 1
jam api
tiriskan
dan
perebus o
sedang sisihkan an 100 naba
°C ti
15menit
Gambar 2. Diagram Alir Prosedur Pembuatan Bakso
Nabati.
13
Sampel bakso diambil secukupnya dan di rasakan oleh indra pengecap.
Setiap kali setelah panelis menguji rasa, panelis diberikan air mineral
untuk minum agar hilang rasa pertama. Baru kemudian dilanjutkan
pengujian pada sampel berikutnya
c. Tekstur
Sampel bakso diambil secukupnya dan diletakan diatas piring penguji
yang bersih dan kering. Kemudian sampel dipegang untuk mengetahui
tekstur dari sampel.
d. Kekenyalan
Sampel bakso diambil secukupnya dan diletakan diatas piring penguji
yang bersih dan kering. Kemudian sampel dipegang untuk mengetahui
tingkat kekenyalannya. Uji organoleptik bakso daging ayam di lakukan
dengan uji pengindraan dengan menggunakan 20 panelis agak terlatih
sebagai ulangan.
Pengolahan Data:
Jumlah Kuadrat Total (JKT) = ∑(Yijk) 2 – FK
Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) = - FK
14
Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT – JKP
Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP) = JKP/dbP
Kuadrat Tengah Galat (KTG) = JKG/dbG
F hitung = KTP/KTG
15
Pengujian Kualitas
Kerangka Berfikir
Mutu
Bakso
Perumusan Hipotesa
Berdasarkan beberapa masalah yang telah dirumuskan, dapat
dibuat hipotesis penelitian sebagai berikut:
Diduga penggunaan konsentrasi daging buah Nangka berbeda 80%, 60%,
40% dapat memengaruhi mutu bakso nabati yang dihasilkan.
Diduga penggunaan konsentrasi tepung sagu berbeda 20%, 40%, 60%
dapat
memengaruhi mutu bakso nabati yang dihasilkan.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan
Universitas Sahid Jakarta dan Laboratorium PT. Indesso Culinaroma
Internasional. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juni 2022 sampai …
2022.
Variabel dan Definisi Operasional
Variabel yang diukur pada penelitian ini yakni kimia yang
meliputi: kadar protein, kadar lemak, kadar air dan kadar abu. Uji organoleptik
meliputi: warna, rasa, tekstur, dan aroma pada bakso nabati yang menggunakan
daging buah Nangka.
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus) kaya dengan kandungan energi
yang tinggi, yaitu sebanyak 95 kalori untuk setiap 100 g. Begitu juga kandungan
karbohidratnya yang mencapai 23,25 g dan protein sebanyak 1,72 g. Selain itu
buah Nangka merupakan salah satu bahan nabati yang bisa menurunkan level
kolestrol atau jumlah LDL didalam tubuh, menjadikan buah ini layak sebagai
bahan pangan alternatif (USDA, 2016).
Tepung sagu adalah tepung atau olahan yang diperoleh dari pemrosesan
teras batang atau rumbia atau pohon sagu.
Level adalah tingkat penambahan bahan tertentu.
Mutu adalah segala sesuatu yang ada pada komuditas yang langsung
mempengaruhi nilai pemuas atau nilai manfaat pada komuditas.
Bakso adalah campuran homogen daging, tepung pati dan bumbu yang
telah mengalami proses dan pemasakan.
Daging adalah bagian dari tubuh ternak terkecuali tanduk, kuku, tulang
dan bulu.
Organoleptik adalah pengujian dengan mengunakan pengindraan terhadap
bahan makanan berdasarkan kesukaan dan kemauaan panelis.
Tambahkan tentang parameter yg lain, bahan2, perebusan/ pemasakan,dll
Metode Penelitian
17
Metode penelitian dirancang sedemikian rupa agar
mendapatkan hasil penelitian yang baik. Penelitian ini dilakukan dengan
mengunakan perlakuan daging Buah Nangka dengan tepung sagu aren dengan
kadar presentase yang berbeda terdiri dari:
a. Perlakuan tepung sagu dan nangka 20:80
b. Perlakuan tepung sagu dan nangka 40:60
c. Perlakuan tepung sagu dan nangka 60:40
Prosedur Penelitian
Tahap Persiapan
Daging buah nangka yang telah dicuci kemudian dipotong dadu. Daging
buah kemudian direbus selama 1 jam dengan api sedang menggunakan panci dan
ditutup selama perebusan. Daging buah Nangka ditiriskan hingga kandungan air
dari proses perebusan sebelumnya berkurang dan suhu nya menyesuaikan suhu
ruang. Timbang daging buah Nangka sesuai kebutuhan kemudian digiling sampai
halus, lalu ditambahkan bumbu yang terdiri dari merica, penyedap rasa, dan
bawang goreng sebanyak 2,5%, 1 butir telur, serta garam dapur sebanyak 2,5%
dari berat daging. Kemudian ditambahkan tepung sagu sesuai dengan 20%, 40%
dan 60% dari berat daging buah Nangka, campur hingga homogen dan kemudian
dibentuk menjadi bola-bola bakso dengan menggunakan tangan. Bola-bola bakso
tersebut direbus dalam air mendidih selama 15 menit dengan suhu 100 °C.
Kemudian diangkat, ditiriskan dan didinginkan, lalu disimpan pada suhu ruang
atau Freezer.
Tahap Pelaksanaan
pencam
puran
potong dan giling tepungs simpan di
cuci daging daging buah agu suhu ruang /
Buah Nangka Nangka freezer
20%,
40%,
60%
penceta
kan dan baks
rebus 1
jam api
tiriskan
dan
perebus o
sedang sisihkan an 100 naba
°C ti
15menit
18
Warna
Sampel bakso diambil secukupnya dan diletakan diatas piring pengujian
yang bersih dan kering. Kemudian sampel diamati untuk mengetahui warna.
Rasa
Sampel bakso diambil secukupnya dan di rasakan oleh indra pengecap.
Setiap kali setelah panelis menguji rasa, panelis diberikan air mineral untuk
minum agar hilang rasa pertama. Baru kemudian dilanjutkan pengujian pada
sampel berikutnya.
Tekstur
Sampel bakso diambil secukupnya dan diletakan diatas piring penguji
yang bersih dan kering. Kemudian sampel dipegang untuk mengetahui tekstur dari
sampel.
Kekenyalan
Sampel bakso diambil secukupnya dan diletakan diatas piring penguji
yang bersih dan kering. Kemudian sampel dipegang untuk mengetahui tingkat
kekenyalannya. Uji organoleptik bakso daging ayam di lakukan dengan uji
pengindraan dengan menggunakan 20 panelis agak terlatih sebagai ulangan
Cek sni apa saja yang menjadi standar bakso, itu yang harus kamu uji
Teknik Analisis Data
Data penelitian diolah secara statistik menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) menurut Steel dan Torrie (1995).
Yij = μ +αi + εij
Keterangan:
Yij: Pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
μ: Rataan umum
αi: Pengaruh perlakuan ke-i
εij: Pengaruh galat pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
i: 1 2 3 4 5 (perlakuan)
j: (ulangan)
19
Analisis sidik ragam rancangan acak lengkap (RAL) dapat dilihat pada
Tabel berikut.
Table 2. Analisis Sidik Ragam Rancangan Acak Lengkap (RAL)
S F.tabel
D J K
umber
erajat umlah uadrat F.
Keberag 0 0
Bebas kuadrat Tengah hit
aman ,05 ,01
(db) (jk) (kt)
(SK)
P t J K K
erlakuan -1 KP TP TP/KTG
G t J K
alat (r-1) KG TG
T t J
otal r-1 KT
Pengolahan Data:
Jumlah Kuadrat Total (JKT) = ∑(Yijk) 2 – FK
Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) = - FK
Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT – JKP
Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP) = JKP/dbP
Kuadrat Tengah Galat (KTG) = JKG/dbG
F hitung = KTP/KTG
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis sidik ragam. Jika
analisis ragam menunjukkan pengaruh nyata F hitung > F tabel (α =0.05) berbeda
sangat nyata pada F tabel (α =0,01) maka dilakukan uji lanjut dengan
mempergunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT).
Pengujian Kualitas Kimia
Uji 1. Uji Kadar Air
20
X = berat sample (g)
Y = berat vochdoos (g)
Z = berat vochdoos + sample setlah dioven (g)
21
Pengujian Sensori
Uji warna
1. Abu kehitaman
2. Putih Kehitaman
3.[2.] Abu-abu
4.[3.] Agak abu-abu
[4.] Putih Keabuan
5. Putih
Uji Rasa
[1.] Sangat Tidak GurihSangat tidak suka
[2.] Agak Tidak GurihTidak suka
[3.] Tidak GurihAgak suka
1. Gurih
[4.]
2. Agak GurihSuka
[5.]
3. Sangat GurihSuka
[6.]
Uji Tekstur
1. Sangat kasar
2. Kasar
[3.] Agak kasar
3.[4.] Halus
[5.] AgakSangat halus
4. Sangat Halus
Uji Kekenyalan
1. Sangat tidak kenyal
2. Tidak kenyal
3. Agak tidak kenyal
4. Kenyal
[5.] AgakSangat Kenyal
5. Sangat Kenyal
22
Mutu Hedonik
Uji hedonik atau uji kesukaan merupakan salah satu jenis uji penerimaan,
dimana panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya tentang
kesukaan atau ketidaksukaan terhadap produk yang diujikan. Mutu dari
suatu produk pangan merupakan keseluruhan sifat-sifat yang membedakan
unit produk yang satu dengan yang lainnya serta bersifat menentukan
terhadap dapat diterimanya atau tidaknya (acceptability) unit produk
tersebut oleh konsumen.
Kesan mutu hedonik lebih spesifik daripada sekedar kesan suka atau tidak
suka. Mutu hedonic dapat bersifat umum yaitu baik buruk dan bersifat
spesifik seperti empuk-keras untuk daging, pulen-keras untuk nasi, renyah-
lembek untuk mentimun. Rentangan skala hedonic berkisar dari ekstrim
baik sampai ke ekstrim jelek. Jumlah tingkat skala juga bervariasi
tergantung dari rentangan mutu yang diinginkan dan sensitivitas antar
skala.
Dibutuhkan panelis untuk memberikan skor terhadap suatu produk
berdasarkan skala hedonic, misalnya sangat suka, suka, agak suka, netral
agak tidak suka, tidak suka, dan sangat suka.
Pengujian Hedonik
23
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, S., Wahyuni, S., Rejeki, S. 2018. Kajian Kualitas Bakso Nabati
Formulasi Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) Dengan Penambahan
Daun Bayam (Amaranthus) Dan Tepung Wikau Maombo Sebagai
Produk Pangan Fugsional. J Sains dan Teknologi Pangan. Vol. 3, No.5,
P. 1629-1641.
Amalia, K.D., Susanto, W.H. 2017. Pembuatan Lempok Nangka. Jurnal Pangan
dan Argoindustri. Vol 5 No.3:38-49. Universitas Brawijaya. Malang.
24
Irani, M. dan Pangesthi, L.T. 2014. Pengaruh Perbandingan Gluten dan Jamur
Tiram Putih terhadap Mutu Organoleptik Sosis Vegan. e-journal
Boga.3(1):120-130.
Reza P.M., Elisa Julianti, dan Lubis L.M. 2014. Pengembangan Produk Bakso
Kedelai (Soyballs) Dengan Penambahan Gluten Serta Pati Dari Ubi
Kayu, Ubi Jalar, Jagung Dan Kentang. Ilmu teknologi pangan. Vol.2
no.2 Th.2014
USDA. 2016. National Nutrient Database for Standard Reference Release 28:
Basic Report 09144, Jackfruit, raw.
25
LAMPIRAN
Lampiran 1. Formulir Uji Skor Bakso Nabati dengan
Penambahan Tepung Sagu sebagai Uji Pendahuluan (Sumber:
SNI 2346:2011)
UJI SKOR
Nama Panelis
Tanggal Pengujian
Nama Produk : Bakso Nabati dengan Penambahan Tepung Sagu
Instruksi : Amati warna, cium aroma, serta cicipi rasa dan
kekenyalan sampel satu persatu yang disajikan
kepada anda. Setiap mencicipi satu sampel, netralkan
indera pengecap anda dengan air mineral. Tentukan
tingkat kesukaan anda dengan memberikan tanda
check list (√) pada kolom yang sudah disediakan.
Parameter Penilaian Nilai Kode Sampel
1 2 3 4 5 6
Warna Abu Kehitaman 6
Putih Kehitaman 5
Abu-abu 4
Agak abu-abu 3
Putih Keabuan 2
Putih 1
Bau Sangat tidak berbau 6
Tidak berbau 5
Agak berbau 4
Berbau 3
Agak Berbau 2
Sangat berbau 1
Rasa Sangat tidak gurih 6
Agak tidak gurih 5
Tidak gurih 4
Gurih 3
Agak Gurih 2
Sangat gurih 1
Tekstur Sangat kasar 6
Kasar 5
Agak kasar 4
Halus 3
Agak Halus 2
Sangat halus 1
26
Lampiran 2. Formulir Uji Hedonik Bakso Nabati dengan Penambahan
Tepung Sagu sebagai Uji Pendahuluan (Sumber: SNI
2346:2011)
UJI HEDONIK
Nama Panelis
Tanggal Pengujian
Nama Produk : Bakso Nabati dengan Penambahan Tepung Sagu
Instruksi : Amati warna, cium aroma, serta cicipi rasa dan
kekenyalan sampel satu persatu yang disajikan
kepada anda. Setiap mencicipi satu sampel, netralkan
indera pengecap anda dengan air mineral. Tentukan
tingkat kesukaan anda dengan memberikan tanda
check list (√) pada kolom yang sudah disediakan.
Kode Sampel
Parameter Penilaian Nilai
1 2 3 4 5 6
Warna Sangat suka 6
Suka 5
Agak suka 4
Agak tidak suka 3
Tidak Suka 2
Sangat tidak suka 1
Bau Sangat suka 6
Suka 5
Agak suka 4
Agak tidak suka 3
Tidak Suka 2
Sangat tidak suka 1
Rasa Sangat suka 6
Suka 5
Agak suka 4
Agak tidak suka 3
Tidak Suka 2
Sangat tidak suka 1
Tekstur Sangat suka 6
Suka 5
Agak suka 4
Agak tidak suka 3
Tidak Suka 2
Sangat tidak suka 1
27
28