PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
FITRI OKTAVIA
1710005301011
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
KATA PENGANTAR
dan Pupuk K Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
dalam rangka penyusunan skripsi yang menjadi salah satu syarat untuk
Tamansiswa Padang.
setulusnya kepada Bapak Dr. Ir. Widodo Haryoko, MP dan Bapak Dr. Ediwirman,
koreksi dan saran dalam penyusunan proposal penelitian ini. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah turut memberikan
bantuan. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dalam
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian...................................................................... 3
C. Hipotesis.................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 18
LAMPIRAN................................................................................................. 20
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
3. Analisis Statistik...................................................................................... 23
A. Latar Belakang
populer di Amerika Serikat dan Kanada. Jagung manis mulai dikenal di Indonesia
sejak tahun 1970-an (Syukur, 2013). Jagung manis semakin digemari oleh
masyarakat karena memiliki rasa yang lebih manis, aroma lebih harum dan
kandungan gizi yang lebih tinggi. Jagung manis biasanya disajikan dalam bentuk
jagung rebus, jagung bakar, gula jagung, susu jagung, perkedel dan keripik
jagung. Jagung manis juga sangat baik dikonsumsi penderita diabetes karena
Permintaan jagung manis terus meningkat dan peluang pasar yang besar
Asiani, 2004). Produksi jagung manis di Indonesia pada tahun 2012 hingga 2015
mengalami fluktuatif dan tidak stabil. Produksi jagung manis pada tahun 2012
yaitu 19.377.030 ton, pada tahun 2013 yaitu 18.506.287 ton, tahun 2014 yaitu
19.033.00 ton dan tahun 2015 yaitu 19.610.000 ton (Anonim, 2016).
merupakan penambahan satu atau beberapa hara tanaman yang tersedia atau dapat
yang ditujukan untuk mencapai hasil yang tinggi (Anonim, 2015). Pemupukan
keberlanjutan sistem produksi dan keuntungan yang memadai bagi petani (Sirappa
pupuk organik. Pupuk organik yang dapat mendukung produktivitas tanah dan
mikroorganisme. Salah satu jenis bahan organik yang dapat dikomposkan adalah
jerami jagung. Jerami jagung adalah bagian tanaman jagung yang tidak
dikonsumsi seperti daun dan batang yang tergolong limbah sehingga bisa didapat
karbon yang dapat digunakan oleh mikroba sebagai substrat dalam proses
jerami jagung manis 20 ton/ha dengan 100% pupuk anorganik pada tanah ultisol
berkelobot 255,08 g/tanaman dan berat jagung tanpa kelobot 189,92 g/tanaman.
tanaman jagung muda adalah KCl sebagai sumber K. Kalium tergolong hara yang
mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam
xylem dan floem. (Afandie dan Nasih, 2002). Kalium penting sebagai
3
kekuatan batang. Kalium juga dapat meningkatkan kandungan gula (Hafsi et al.,
2014). Biji jagung memiliki kandungan kalium 25% dan selebihnya terdapat pada
batang dan tongkol. Kalium mulai dibutuhkan pada seluruh fase pertumbuhan
tanaman terutama pada fase pembukaan malai yaitu pada fase V6- V10 (Anonim,
termasuk dalam hara makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah
terhadap peningkatan diameter batang jagung varietas Pertiwi-2, NK-33 dan BISI-
2 pada 2-8 MST. Menurut Sarwono (2003), untuk mencukupi kekurangan unsur
hara dalam hal ini K perlu dilakukan pemupukan. Penggunaan pupuk organik dan
hara kalium belum banyak informasikan terutama terhadap pertumbuhan dan hasil
jagung muda.
Pemberian Kompos Jerami Jagung dan Pupuk KCl Terhadap Pertumbuhan dan
B. Tujuan
jagung manis.
C. Hipotesis
jagung manis.
Umur rata-rata jagung manis 60-70 hari namun pada daerah dataran tinggi
yaitu 400 m dpl, umurnya dapat mencapai 80 hari (Adisarwanto dan Yustina,
2002). Jagung manis mempunyai perbedaan dengan jagung biasa, pada jagung
manis bunga jatan berwarna putih, sedangkan jagung biasa bunga jantan berwarna
dibanding jagung biasa dan proses pematangan kadar gula yang tinggi
menyebabkan biji jagung manis keriput. Benih jagung manis berkembang dari
hibridasi antara jagung tipe dent (gigi kuda) dengan jagung tipe flint
(mutiara).Perbedaannya terlihat dari bentuk dan ukurannya, berat 100 biji jagung
umumnya tidak bercabang. Tanaman ini memiliki jenis bunga yang bersifat
monoceous (berumah satu) dengan bunga jantan berwarna putih keabuan dan
mengandung banyak bunga kecil pada ujung batangnya yang disebut tassel. Tiap
tassel tersebut terdapat 3 buah benang sari dan pistil rudimeter. Bunga betina juga
mengandung banyak bunga kecil yang ujungnya pendek dan datar, yang pada saat
6
masak disebut tongkol. Setiap bunga betina mempunyai satu putik dan stamen
rudimeter. Sistem perakaran jagung manis adalah akar serabut (Anonim, 2013).
ruas bervariasi antara 10-40 cm. Pada buku ruas muncul tunas yang berkembang
menjadi tongkol. Tinggi tanaman jagung berkisar antara 60-300 cm atau lebih
tergantung tipe dan jenis jagung. Ruas bagian batang bawah berbentuk bulat agak
pipih dan ruas bagian batang atas berbentuk silinder. Tunas batang yang telah
Kandungan karbohidrat mencapai 80% seluruh bahan kuning biji. Pada jagung
Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi tetapi lebih berarti
memproduksi pati sehingga bijinya terasa manis ketika masih muda (Anonim,
2013).
Daun jagung manis memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah
daun terdiri dari 10-20 helai tiap tanaman tergantung varietasnya. Daun terdiri
atas pelepah daun dan helaian daun. Helaian daun memanjang dengan ujung
meruncing dan pelepah daun berselang seling yang berasal dari setiap buku.
Antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun yang disebut ligula, fungsi ligula
adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang. Epidermis daun
bagian atas biasanya berambut halus. Kemiringan daun sangat bervariasi antar
diri dengan lingkungan diluar daerah tersebut. Jagung manis tidak menuntut
persyaratan lingkungan yang terlalu ketat, dapat tumbuh pada berbagai macam
tanah bahkan pada kondisi tanah yang agak kering, tetapi untuk pertumbuhan
memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.
Sedangkan suhu yang dikehendaki tanaman jagung manis antara 21º-34ºC, akan
tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara
23º-27ºC. Pada proses perkecambahan benih jagung manis memerlukan suhu yang
Tanaman jagung manis toleran terhadap berbagai jenis tanah. Jenis tanah
yang dapat ditanami jagung manis antara lain: andosol berasal dari gunung berapi,
tanah grumosol, dapat ditanami jagung manis dengan pertumbuhan yang normal
bila drainase tanah diatur cukup baik. Sedangkan untuk tanah lempung/liat adalah
adalah pH antara 5,5-7,5. Tingkat keasaman tanah yang paling baik untuk
tanaman jagung manis adalah pada pH 6,8. Bila lahan kering ber-pH masam (pH
kurang dari 5,5) dialokasikan untuk penanaman jagung manis, perlu dilakukan
8
menambah hara-hara tanaman, seperti Kalsium (Ca) dan fospor (P). Kalsium
hasil akhir adalah kompos. Jerami jagung adalah bagian batang dan daun jagung
yang telah dibiarkan mengering di ladang dan dipanen ketika tongkol jagung
dipetik. Jerami jagung seperti ini banyak diperoleh di daerah sentra tanaman
jagung dengan tujuan untuk menghasilkan jagung bibit atau jagung untuk
keperluan industri pakan, bukan untuk dikonsumsi sebagai sayur (Mariyono et al.
2004). Kompos jerami jagung mengandung beberapa unsur hara makro dan mikro
kompos ini tergolong tinggi dan sudah memenuhi syarat untuk pupuk organik.
Selain sebagai pakan ternak, sisa tanaman ini dapat dikembalikan ke tanah untuk
mengganti bahan organik tanah yang dalam banyak kasus kadarnya terus menurun
sepanjang waktu. Menurut Sevinda dkk (2015) Pemberian kompos limbah jagung
5.1 ton/ha dapat meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun. Menurut
Bambang, Andareas, Nasriati, dan Kiswanto, (2010), telah menguji unsur hara
makro terhadap kompos jerami jagung, hasil uji memperlihatkan kandungan unsur
hara sebagai berikut; C-Organik 15.91, N 0,67 %, P 1,05 %, K 1,18 % dan C/N
23,75 %.
organik sehingga kandungan unsur hara cepat terserap dan tersedia bagi tanaman
(Hadisuwito, 2012).
D. Pupuk KCL
tanaman jagung setelah nitrogen. Untuk setiap ton hasil biji, tanaman jagung
ketebalan dinding sel dan kekuatan batang. Kalium juga dapat meningkatkan
Sekitar 25% kalium terdapat di dalam biji jagung dan selebihnya terdapat
pada batang dan tongkol. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian bahwa tanaman
muda belum terlalu banyak membutuhkan kalium, tetapi kebutuhan akan cepat
pembukaan malai yaitu pada fase V6-V10 (Anonim, 2002). Tanaman yang
mengerut atau keriting terutama pada duan tua walaupun tidak merata dan pada
daun akan timbul bercak-bercak merah cokelat. Selanjutnya daun akan mengering,
lalu mati. Pada batang, batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman
dari November 2020 - Maret 2021. Jadwal kegiatan percobaan disajikan pada
Lampiran 1.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah benih jagung manis
kotoran sapi, Urea, SP36, dan KCl. Peralatan yang digunakan adalah cangkul,
parang, tugal, timbangan analitik, gelas ukur, meteran, ember, gembor, gunting,
C. Metode Penelitian
Faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah kompos jerami jagung (P)
dengan 3 taraf (ton/ha-1) yakni ; 0 (P0), 7,5 (P1), dan 15 (P2). Faktor kedua adalah
pemberian KCl (K) dengan 3 taraf (kg/ha-1) yakni; 0 (K0), 50 (K1), dan 100 (K2).
dirata-ratakan disidik ragam dan jika F hitung lebih besar dari F tabel pada taraf
nyata 5 % dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada
D. Pelaksanaan
1. Pembuatan kompos
liter air. Selanjutnya diaduk rata semua bahan dan letakkan di atas terpal dan
2. Persiapan lahan
meter dan lebar 10 meter dan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman pada lahan
3. Pembuatan plot
10 meter sebanyak 27 plot. Plot berukuran 300 cm x 100 cm dengan jarak antar
Pemasangan label pada setiap plot sesuai dengan rancangan yang telah
ditetapkan (Denah penempatan plot disajikan pada Lampiran 2). Ajir dipasang
5. Penanaman
lubang diisi dengan 2 benih jagung manis dan ditutup kembali dengan tanah.
6. Perlakuan pemupukan
dengan takaran sesuai perlakuan yaitu : 0 ton/ha −1 setara dengan 0 kg/plot−1, 7,5
ton/ha−1 setara dengan 2,25 kg/plot−1, dan 15 ton/ha−1 setara dengan 4,5 kg/plot−1
perlakuan yaitu ; taraf 0 kg/ha−1 setara dengan 0 g/plot−1, 50 kg/ha−1 setara dengan
15 g/plot−1, dan 100 kg/ha−1 setara dengan 30 g/plot−1. Pemberian pupuk dilakukan
tanaman jagung yaitu Urea sebanyak 300 kg/ha−1. Pemberian Urea pada umur
tanaman 7 HST sebanyak 150 kg/ha −1 setara dengan 45 g/plot −1. SP36 diberikan
sebanyak 200 kg/ha−1 setara dengan 60 g/plot−1. Pupuk diberikan pada barisan
tanaman secara larikan dengan jarak 10 cm dari batang, Urea sebagai pupuk
susulan diberikan saat tanaman berumur 30 HST dengan dosis yang sama.
13
7. Pemeliharaan
a. Pengairan
b. Penjarangan
tanaman yang memiliki pertumbuhan yang sehat dan seragam dengan memotong
c. Penyiangan
Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dengan tangan. Agar
d. Pembumbunan
menaikkan tanah yang ada di sekitar plot percobaan hingga menutupi perakaran
penyakit bulai. Dosis dan cara pencampurannya sesuai dengan kemasan fungisida.
f. Panen
Jagung manis dipanen saat muda atau matang susu. Umur panen pada
kondisi tersebut adalah 64-82 HST, tergantung varietas dan ketinggian tempat.
Kriteria panen jagung manis yaitu daunnya sudah mulai menguning, kelobot
telah terisi penuh, dan bila biji ditekan akan mengeluarkan cairan putih. Cara
panen jagung yaitu dipuntir dengan tangan atau sabit dengan memotong tangkai
buah.
E. Pengamatan
1. Tinggi tanaman
mengurut daun keatas. Pengukuran dimulai dari umur 2 minggu, dan dilanjutkan
Indeks luas daun dihitung mulai 4 minggu setelah tanam dengan inteval
waktu tiap dua minggu sekali sampai muncul bunga jantan, dihitung dengan
membagi luas daun tanaman per plot dibagi dengan luas plot atau luas daun
Tabel 1. Harga konstanta K dan jumlah serta posisi daun yang diukur
8/5 4.1844
9/5 5.0390
10 / 6 5.4416
11 / 7 6.3911
12 / 7 6.7134
13 / 8 6.7892
14 / 9 7.1199
15 / 9 7.7282
Sumber : Sutoro (1985)
jumlah hari mulai saat tanam sampai muncul bunga jantan dan bunga betina
minimal 75% dari seluruh tanaman sampel. Kriteria bunga jantan adalah mulai
muncul bunga jantan dan bunga betina minimal 50% dari seluruh tanaman
disetiap petak percobaan dan 75% dari malai. Kriteria bunga betina adalah mulai
5. Umur panen
akan diukur telah dikupas klobotnya dengan mengukur dari pangkal tongkol
akan diukur telah dikupas klobotnya dengan mengukur dari pangkal tongkol
setiap tongkol berkelobot dari tanaman sampel dalam setiap petak percobaan,
rambutnya.
pada setiap plot. Tongkol yang ditimbang sebelumnya telah dikupas klobotnya,
Kadar gula buah pada setiap sampel tanaman diukur dengan hand
ekstrak biji diletakkan di lensa alat tersebut dan ditutup, tetapkan skala hingga
batas gelap dan terang pada alat hingga dapat dibaca, kadar gula ditunjukkan
Anonim, 2010. Pedoman Bertanam Jagung. Nuansa Aulia, Bandung. Tim Karya
Tani Mandiri.
Hadisuwito, sukamto. 2012. “Membuat Pupuk Cair”. PT. Ago Media Pustaka.
Jakarta.
Murni, A.M. 2008. Teknologi Budidaya Jagung. Balai Besar Pengkajian dan
Pembangunan Pertanian. Bogor.
Nurdin, Maspeke P., Illahude Z., dan F. Zakaria.2009. Pertumbuhan dan Hasil
Jagung yang Dipupuk N, P, dan K pada Tanah Vertisol Isimu Utara
Kabupaten Gorontalo. Jurnal Tanah Trop. 14 (1): 49-56.
19
Palungkun, R. dan B. Asiani. 2004. Sweet corn –Baby corn : Peluang Bisnis,
Pembudidayaan dan Penanganan Pasca Panen. Penebar Swadaya. Jakarta.
80 Hal.
Purwono, M. dan Hartono, R. 2007. Bertanam Jagung Manis. Penebar Swadaya.
Bogor. 68 hal
Roli I. 2013. Respon beberapa varietas tanaman jagung (Zea mays L.) hibrida
pada berbagai dosis pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan hasil
beberapa varietas tanaman jagung (Zea mays L.) hibrida. Gorontalo.
Subekti, N.A.,. 2007. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung dalam
Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan. Balai Penelitian
Tanaman Serealia. Maros. Sumatera Utara, Medan, Hal: 175.
Suprapto, H.S. dan Rasyid, M.S. 2002. Bertanam Jagung. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Sutoro. 1986. Metode Pendugaan Luas Daun Pada Tanaman Jagung Palawija I.
Seminar Tanaman Pangan. Bogor.
Syukur, M., A. Rifianto. 2013. Jagung Manis dan Solusi Permasalahan Budidaya.
Jakarta. Penebar Swadaya. 123.
20
Tahun 2020/2021
N November Desember Januari Februari Maret
Kegiatan
O
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan
1 kompos jerami
jagung
Persiapan
2
Lahan
Pembuatan
3
Plot
Pemasangan
4
label/ajir
Pemberian
5
kompos
6 Penanaman
Pemberian
7
dosis KCl
8 Pemeliharaan
9 Pengamatan
10 Panen
Analisis Data
11
dan Penulisan
Rancangan Acak Lengkap (RAL), apabila f hitung besar dari f tabel 5%, maka
A. Tabel dasar
Keterangan :
1. Faktor koreksi(fk) =
5. KTP =
6. Fhitung=
2. Hitung beda nyata LSSRp dengan menggunakan tableL SSRp untuk perlakuan
4. Hitung selisih nilai rata - rata perlakuan, kemudian bandingkan dengan nilai
LSSRp 5%. Bila selisih nilai rata-rata besar dari nilai LSSRp berarti berbeda
nyata dan apabila nilai rata- rata perlakuan kecil dari LSSRp 5% Berarti
Selisih rata-rata
Nilai LSSRp 5% Kesimpulan
perlakuan
E. Tabel Kesimpulan
KK =............(%)
*) Angka selajur sama diikuti huruf kecil yang sama adalah berbeda tidak nyata
menurut DMRT pada taraf 5%.
26
F. Tabel 2 arah
Pupuk KCL
Kompos jerami jagung Jumlah
K0 K1 K2
P0 P0K0 P0K1 P0K2
Keterangan :
300 cm
12,5 cm
75 cm
X X X X 37,5 cm U
25 cm
X X X X
100 cm
CMCC
X X X X
X X X X S
Keterangan
X : Tanaman
X : Tanaman sampel