Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH APLIKASI PUPUK BIO P 2000 Z DAN PHOSMIT


PADA TANAMAN CABAI RAWIT YANG DITANAM
PADA MEDIA TANAH LIAT

Oleh :

MUHAMMAD ROMSI ARYADI


11980212500

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2022
PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH APLIKASI PUPUK BIO P 2000 Z DAN PHOSMIT


PADA TANAMAN CABAI RAWIT YANG DITANAM
PADA MEDIA TANAH LIAT

Oleh :

MUHAMMAD ROMSI ARYADI


11980212500

Diajukan sebagai salah satu syarat


Untuk melaksanakan Penelitian

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Aplikasi Pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit pada


Tanaman Cabai Rawit yang Ditanam pada Media Tanah Liat

Nama : Muhammad Romsi Aryadi

NIM : 11980212500

Program Studi : Agroteknologi

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Nida Wafiqah Nabila M. Solin, M.Si Penti Suryani, S.P., M. Si.


NIK. 19891002 201903 2 010 NIP. 130208071

Mengetahui :

Dekan, Ketua,
Fakultas Pertanian dan Peternakan Program Studi Agroteknologi

Dr. Arsyadi Ali. S.Pt., M. Agr. Sc. Dr. Rosmaina, S.P., M.Si.
NIP. 19710726 200701 1 031 NIP. 19790712 200504 2 002
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan


kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Aplikasi Pupuk Bio P 2000 Z dan
Phosmit pada Tanaman Cabai Rawit yang Ditanam pada Media Tanah
Liat”. Proposal ini dibuat sebagai syarat untuk melaksanakan penelitian. Shalawat
dan salam tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi
Wassallam karena berkat rahmat Nya kita dapat merasakan dunia yang penuh
dengan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda Romi Ilham dan Ibunda
Susilawati yang telah memberikan dukungan moral maupun materil dalam
penulisan Proposal penelitian ini. Kepada ibu Nida Wafiqah Nabila M. Solin
M.Si. selaku pembimbing I dan ibu Penti Suryani, S.P.,M.Si. sebagai pembimbing
II yang telah memberikan bimbingan, nasehat, pengarahan serta dukungan lainnya
dalam penulisan proposal penelitian ini dan kepada seluruh rekan-rekan yang
telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian proposal penelitian ini,
penulis ucapkan terima kasih dan semoga mendapatkan balasan dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Aamiin.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan penulisan proposal ini. Semoga proposal penelitian ini bermanfaat
bagi kita semua baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang.

Pekanbaru, September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ................................................................................ iii
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................... iv
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................... v

I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Tujuan ..................................................................................... 3
1.3. Manfaat ................................................................................... 3
1.4. Hipotesis ................................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4


2.1. Cabai Rawit ............................................................................. 4
2.2. Pupuk Bio P 2000 Z ................................................................. 5
2.3. Phosmit. ................................................................................... 6
2.4. Tanah Liat ................................................................................ 6

III. MATERI DAN METODE .............................................................. 8


3.1. Tempat dan Waktu ................................................................... 8
3.2. Alat dan Bahan ........................................................................ 8
3.3. Metode Penelitian ................................................................... 8
3.4. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 9
3.5. Parameter Pengamatan ............................................................ 10
3.6. Analisis Data ........................................................................... 11
3.7. Rencana Anggaran Biaya ........................................................ 12
3.8. Jadwal Penelitian ..................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 14

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1. Perbandingan Tanaman Cabai Rawit terhadap Pupuk Bio
P 2000 Z dan Phosmit ..................................................................... 8
3.2. Rencana Anggaran Biaya ................................................................ 12
3.3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 13

iii
DAFTAR SINGKATAN

cm Sentimeter
C Celcius
pH Potential Hydrogen
g Gram
cc Cubic Centimeter
l Liter
ha Hektar

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Alur Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 17
2. Denah Percobaan Lapangan ............................................................... 18

v
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) termasuk dalam famili terong-
terongan dan tergolong tanaman semusim atau tanaman berumur pendek. Habitat
tanaman cabai rawit yaitu di dataran tinggi maupun dataran rendah (Sujitno dan
Dianawati, 2015). Cabai rawit memiliki potensi sebagai jenis sayuran untuk
dikembangkan karena cabai merupakan hasil pertanian hortikultura yang sudah
menjadi bagian dari budaya makanan masyarakat Indonesia. Kekhasan masakan
Indonesia dengan cita rasa pedas merupakan salah satu faktor yang membuat
cabai banyak dikonsumsi di Indonesia (Hardila, 2013).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi cabai rawit di Indonesia
mencapai 1,39 juta ton pada 2021. Jumlah tersebut turun 8,09% dibandingkan
pada tahun sebelumnya yang sebesar 1,5 juta ton. Penurunan produksi cabai rawit
pada 2021 merupakan yang pertama kalinya dalam sedekade terakhir (Badan
Pusat Statistik, 2021).
Salah satu penyebab turunnya produksi cabai rawit di Indonesia adalah
berkurangnya luas lahan pertanian. Indonesia yang memiliki luas lahan pertanian
yang tetap dengan pertumbuhan penduduknya yang besar akan menyebabkan
ketersediaan lahan pertanian menjadi semakin kecil. Ida Bagus Mantra (1986),
mengatakan bahwa penurunan daya dukung lahan pertanian dipengaruhi oleh
jumlah penduduk yang terus meningkat, luas lahan yang semakin berkurang,
persentase jumlah petani dan luas lahan yang diperlukan untuk hidup layak.
Karena semakin berkurangnya luas lahan pertanian di Indonesia.
Pemerintah dan juga petani harus mencari cara lain agar bisa meningkatkan
produksi cabai rawit. Salah satu caranya adalah dengan pemanfaatan tanah
marginal seperti tanah liat. Untuk meningkatkan produktivitas tanaman cabai
rawit yang ditanam di tanah liat salah satunya adalah dengan meningkatkan unsur
hara yang ada di dalam tanah. Cara untuk meningkatkan unsur hara adalah
penggunaan pupuk. Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman sebab unsur hara yang terdapat di dalam tanah tidak

1
selalu mencukupi untuk memacu pertumbuhan tanaman secara optimal (Salikin,
2003).
Penggunaan pupuk hayati dan organik secara bersamaan sangat bagus
untuk meningkatkan hasil produksi dari tanaman. Penggunaan pupuk hayati yang
mengandung mikroba berguna dapat mempercepat proses dekomposisi dan
kelarutan hara asal bahan organik. Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal
dari sisa organisme atau mahkluk hidup dan memiliki kadar hara bervariasi yaitu
hara makro dan mikro yang diketahui dapat memperbaiki sifat kimia, fisik, dan
biologi tanah (Sutedjo, 2010). Penggunan pupuk organik dan pupuk hayati dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman, hasil, dan kualitas hasil tanaman (Ghoname
dan Shafeek, 2005; Reyes, dkk, 2008; Malgorzata dan Georgios, 2008).
Salah satu aplikasi untuk membantu dalam pengambilan unsur hara,
kandungan air dan zat lainnya yang dibutuhkan tanaman adalah dengan
penambahan mikroorganisme agen hayati. Pupuk organik cair Bio P 2000 Z
merupakan salah satu pupuk hayati yang dapat membuat subur tanaman dan tanah
tempat tanaman tumbuh. Pupuk ini mengandung banyak mikroba yang
memproduksi zat hara dan nutrisi melalui proses bioperforasi. Phosmit adalah
pupuk organik cair yang mengandung Agen Hayati dan diperkaya Trace element,
Vitamin, Bioenzim berbentuk cairan berwarna hitam kecoklatan yang dibuat dari
kombinasi beberapa jenis sumber bahan organik dan nutrisi trace element dari
proses fermentasi dan bioaktivator untuk kesuburan tanah. Pupuk ini juga
mengandung unsur hara esensial dan unsur hara sekunder organik serta mineral
lengkap dan berimbang yang sangat diperlukan tanaman (Admin, 2015).
Dari penelitian yang dilakukan oleh (Rosi dan Santi, 2012) pada tanaman
kedelai menggunakan pupuk Bio P 2000 Z terbukti dapat meningkatkan umur
panen, tinggi tanaman dan jumlah polong pertanaman. Penelitian lainnya yang
dilakukan oleh (Siti, dkk,. 2014) pada tanaman jagung yang ditanam di tanah
padsolik merah kuning melihatkan hasilnyata peningkatan hasil jagung yang
meningkat. Penelitian terakhir yang dilakukan oleh (Azri, 2019) pada tanaman
jagung yang ditanam pada tanah bekas tambang bouksit melihatkan hasil
peningkatan pertumbuhan bobot 1000 butir (g), jumlah baris, produktivitas hasil
panen dan hasil/petak (kg).

2
Dari uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian terkait
“Pengaruh Aplikasi Pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit pada Tanaman Cabai
Rawit yang Ditanam pada Media Tanah Liat”.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui dosis terbaik dari aplikasi
pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit pada tanaman cabai rawit yang ditanam pada
media tanah liat.

1.3. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi dari pengaruh
aplikasi pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit pada tanaman cabai rawit yang ditanam
pada media tanah liat.

1.4. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat perlakuan dosis terbaik antara
pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Cabai Rawit


Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan jenis tanaman
hortikultura yang menghasilkan buah dengan rasa pedas dan memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di Indonesia. Sebagian besar penduduk Indonesia
menggunakan tanaman cabai sebagai bumbu dapur atau penyedap rasa berbagai
macam makanan (Wahyudi dan Topan, 2011). Cabai rawit mengandung senyawa
kapsaisin, karotenoid, asam askorbat, minyak atsiri, resin, flavonoid (Howard et
al., 2000).
Syarat tumbuh tanaman cabai rawit yaitu dapat tumbuh dengan baik pada
ketinggian 1-1.500 meter diatas permukaan air laut dan tumbuh optimal pada
daerah dengan kisaran suhu udara 25-320C (Silvia dkk., 2016). Tanaman cabai
rawit dapat tumbuh baik pada tanah yang subur, gembur, bebas dari nematoda dan
layu bakteri, mempunyai pH 5,5-6,5 serta cukup air. Cabai ditanam di tempat
yang terbuka dan tidak ternaungi agar mendapatkan produksi yang optimal. Cabai
paling ideal ditanam dengan intensitas cahaya matahari antara 60%- 70%,
sedangkan lama penyinaran yang paling ideal bagi pertumbuhan tanaman cabai
adalah 10-12 jam (Alif, 2017).
Tanaman cabai rawit merupakan tanaman perdu dengan tinggi mencapai
50-150 cm. Akar cabai rawit merupakan akar tunggang yang kuat dan bercabang-
cabang ke samping membentuk akar serabut. Batang tanaman cabai rawit
berwarna hijau tua, keras dan berkayu, berbentuk bulat, halus dan bercabang
banyak (Djarwaningsih, 2005). Daun cabai rawit berbentuk bulat telur memanjang
dengan ujung meruncing, serta tulang daun yang menyirip. Bunga cabai rawit
terletak pada ketiak daun, mahkotanya berbentuk bintang berwarna hijau keputih-
putihan dengan kepala sari berwarna ungu (Undang dkk., 2015). Buah cabai rawit
berbentuk bulat telur memanjang, warna buah cabai rawit yang sudah masak
berwarna jingga hingga merah. Biji cabai rawit berwarna putih kekuning-
kuningan, berbentuk bulat pipih, tersusun berkelompok (bergerombol) (Faizah,
2010).

4
2.2. Pupuk Bio P 2000 Z
Pupuk Organik cair Bio P 2000 Z merupakan salah satu pupuk hayati
secara alami yang membuat subur tanaman dan tanah tempat tanaman bertumbuh.
Pupuk ini banyak mengandung jasad renik, diantaranya ada yang menghasilkan
unsur natrium, fospat, kalium, dan zat kimia lain yang terdapat dalam pupuk
kimia buatan. Manfaat pupuk hayati Bio P 2000 Z bagi tanah antara lain
menstabilkan tanah, meningkatkan pH secara alami, meningkatkan kesuburan
fisik kimia dan biologi tanah, biopabrikasi hara secara mikrobiologis, dan
mempercepat terurainya residu pupuk kimia. Sedangkan manfaatnya bagi
tanaman adalah meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit, memacu
fotosintesa daun secara efisien, meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pemupukan, serta memacu pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman (Mashar,
2003).
Fungsi pupuk Bio P 2000 Z adalah menjaga, mempertahankan dan
meningkatkan kesuburan tanah dan produksi tanaman yang berkelanjutan yang
perlu dimanfaatkan oleh petani. Pupuk Bio P 2000 Z terdiri dekomposer
(Hetrotrop, Putrefaksi), pelarut mineral dan phospat, fiksasi nitrogen, Autotrop
(fotosintesis) dan mikroba fermentasi serta mikroba penghubung (seperti
Mycorrhiza) yang bekerja bersinergi dan nutrisi bahan organik sederhana, seperti
senyawa protein/peptida, karbohidrat, lipida, Vitamin, senyawa sekunder, enzim
dan hormon; serta unsur hara makro: nitrogen,phosphor, kalsium, sulfur, kalium,
dan lainnya berkombinasi dengan hara mikro: seperti magnesium, silikon, besi,
mangan, seng, molibdenum, klorin, boron, dan tembaga diproses melalui cara
fermentasi (Mashar, 2010).
Mikroba Google yang terkandung didalam Pupuk Bio P 2000 Z, telah diuji
di berbagai lokasi seperti lahan gambut, lahan bekas tambang, lahan pasir, lahan
yang mengandung racun bagi tanaman, lahan keasaman tinggi, termasuk lahan
batu bara menunjukkan adanya keberhasilan yang sangat signifikan (Mashar,
2009). Dari percobaan yang dilakukan pada tanaman jagung, pupuk Bio P 2000 Z
sangat memberikan kontribusi pada peningkatan hasil jagung, terutama pada
lahan-lahan yang kurang subur (Aidil, dkk, 2014). Percobaan lain yang dilakukan

5
oleh (Aryani, dkk, 2020) pada bibit kelapa sawit dengan perlakuan pemberian
pupuk Bio P 2000 Z dengan dosis 2,5 cc/l air memberikan pertumbuhan yang baik
pada pertambahan tinggi tanaman, pertambahan panjang pelepah daun dan berat
kering tanaman, dibandingkan dengan perlakuan lain. Percobaan lain yaitu
pemberian pupuk Bio P 2000 Z pada tanaman kedelai memberikan hasil
pertumbuhan yang baik pada variabel tinggi tanaman dan jumlah daun. Perlakuan
pupuk Bio P 2000 Z menghasilkan indeks panen yang tertinggi, umur panen
panjang dan jumlah polong pertanaman yang meningkat (Widarawati dan Astuti,
2012).

2.3. Phosmit
Phosmit merupakan pupuk organik cair yang mengandung Agen Hayati
dan diperkaya Trace element, Vitamin, Bioenzim berbentuk cairan berwarna
hitam kecoklatan yang dibuat dari kombinasi beberapa jenis sumber bahan
organik dan nutrisi trace element dari proses fermentasi dan bioaktivator untuk
kesuburan tanah yang mudah diaplikasikan serta mudah diserap oleh semua
bagian tanaman dengan cara disemprotkan atau disiramkan pada bagian daun,
batang dan akar. Pupuk ini memiliki keunggulan lebih yaitu terbuat dari bahan
yang berasal dari tumbuhan dan juga hewan. Dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh (Azri, 2019) dengan pemberian pupuk Bio P 2000 Z ditambah dengan pupuk
Phosmit pada tanaman jagung dapat menghasilkan produktifitas cukup baik yaitu
2,92 ton/ha.

2.4. Tanah Liat


Tanah liat merupakan jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan
kerak bumi. Kerak bumi tersebut sebagian disusun oleh batuan granit dan juga
batuan beku. Tanah liat pada dasarnya merupakan sebuah partikel mineral yang
mempunyai ukuran sangat kecil, yakni berdiameter kurang dari 4 mikrometer
(Khoiriyah, 2015). Tanah liat dicirikan dengan porositasnya yang rendah,
sehingga tanah liat adalah tanah yang kurang produktif. Tanah liat termasuk
dalam kategori tanah bertekstur halus (Kartasapoetra, 2005). Hanafiah (2005),
menjelaskan bahwa tanah liat merupakan tanah yang memiliki banyak pori mikro
atau tidak porus. Tanah liat mengandung jumlah air yang sangat besar karena

6
memiliki pori-pori penyerapan yang banyak. Pori mikro pada tanah liat
menyebabkan daya hantar air dan sirkulasi udara yang kurang baik (Islami dan
Utomo, 1995). Tanah liat memiliki permukaan yang luas sehingga bersifat
mengikat air dan unsur hara pada permukaan tanah (Intara, dkk., 2011).
Tanah liat atau lempung yang memiliki kandungan 54,59% SiO2 dan
19,92% Al2O3 yang dikategorikan sebagai montmorillonite karena kemampuan
mengabsorbsi tinggi, sifat liat yang tinggi, berkerut jika dikeringkan dan
butirannya berkeping halus (Kuncoro Diharjo, 2014)

7
III. MATERI DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu


Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan
Peternakan Unversitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini
dilaksanakan selama 4 bulan, yakni pada bulan Oktober sampai Januari 2023.

3.2. Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan benih cabai rawit, pupuk Bio P 2000 Z, Phosmit,
tanah liat, air dan gula.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain jerigen plastik ukuran
20 liter, ember plastik, batang pengaduk, polibag ukuran 20x30 cm, polybag
ukuran 5x10 cm, meteran, timbangan elektrik, gelas ukur plastik, buku dan pena.

3.3. Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang
terdiri dari 4 perlakuan sebagai berikut :
Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 18
unit percobaan dan setiap unit terdiri dari dua tanaman sehingga secara
keseluruhan terdapat 36 tanaman.

Tabel 3.1. Perbandingan tanaman cabai rawit terhadap pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit
Perlakuan Kelompok Ulangan
(p) I II III
A0 A0.U1 A0.U2 A0.U3
A1 A1.U1 A1.U2 A1.U3
A2 A2.U1 A2.U2 A2.U3
A3 A3.U1 A3.U2 A3.U3
A4 A4.U1 A4.U2 A4.U3
A5 A5.U1 A5.U2 A5.U3

Keterangan :

A0 = tanpa perlakuan pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit


A1 = pemberian pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit 50 ml/polybag

8
A2 = pemberian pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit 75 ml
A3 = pemberian pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit 100 ml
A4 = pemberian pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit 125 ml
A5 = pemberian pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit 150 ml
U0 = ulangan kontrol
U1 = ulangan 1
U2 = ulangan 2
U3 = ulangan 3

3.4. Pelaksanaan Penelitian


3.4.1. Pencampuran Pupuk Bio P 2000 Z, Phosmit, Gula dan Air
Pupuk yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 4,5 liter.
Hasil tersebut didapat dari perhitungan 9 minggu pemupukan dikalikan dengan
jumlah setiap perlakuan dari A1 sampai A5. Dosis penggunan pupuk Bio P 2000
Z dan Phosmit untuk tanaman cabai rawit adalah 2,5 ml/l. Jadi banyaknya pupuk
yang akan dicampurkan ke dalam 4,5 liter air adalah 11,25 ml ditambah dengan
100 gram gula.

3.4.2. Fermentasi Pupuk


Campuran pupuk yang sudah dimasukkan ke dalam jerigen selanjutnya
difermentasi selama 15 hari di tempat yang dingin dan juga gelap.

3.4.3. Penyemaian Benih


Benih cabai rawit ditanam di dalam polibag ukuran 5x10 cm yang
sebelumnya sudah diberi lubang tanam sedalam 1,5 cm. Dalam satu lubang tanam
diisi dengan 2 benih dan kemudian ditutup dengan tanah tipis-tipis.

3.4.4. Penanaman
Setelah bibit cabai rawit tumbuh setinggi 10-13 cm selanjutnya bibit
dipindahkan ke polibag dengan ukuran 20x30 cm yang sudah diisi dengan tanah
liat dan setelah itu langsung disiram. Penanaman dilakukan pada sore hari, pada
saat itu keadaan cuaca tidak panas sehingga dapat mencegah layunya bibit cabai
rawit.

9
3.4.5. Perlakuan
Penyiraman pupuk dilakukan seminggu setelah tanaman dipindahkan ke
polibag dengan interval waktu setiap minggu hingga menjelang panen.

3.4.6. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman dilakukan terutama dalam hal penyiraman dan
penyiangan. Penyiraman dengan menggunakan air dan dilakukan setiap pagi dan
sore hari. Sedangkan penyiangan disesuaikan dengan kondisi polibag dimana jika
ada gulma yang tumbuh, serta pemberantasan hama dan tumbuhan dengan
menggunakan pestisida alami bila terdapat serangan.

3.5. Parameter Pengamatan


Pengamatan dilakukan terhadap parameter-parameter yang telah
ditentukan. Pengamatan dilakukan saat tanaman cabe rawit berumur 2 minggu
sampai panen. Parameter pertumbuhan tanaman cabe rawit yang diukur adalah :

3.5.1. Tinggi tanaman (cm)


Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh
tertinggi dan dilakukan setiap minggu dimulai dari minggu kedua setelah tanaman
cabai rawit ditanam di polibag sampai panen.

3.5.2. Jumlah daun (helai)


Dihitung seluruh jumlah daun yang telah membuka sempurna dan
dilakukan setiap minggu dimulai dari minggu kedua setelah tanaman cabai rawit
ditanam di polibag sampai panen.

3.5.3. Bobot segar tanaman (g)


Bobot segar tanaman diproleh dengan menimbang tanaman beserta
akarnya dan dilakukan pada akhir penelitian.

3.5.4. Lebar daun (cm)


Lebar daun diukur dari pangkal ke ujung daun dan dilakukan setiap
minggu dimulai dari minggu kedua setelah tanaman cabai rawit ditanam di
polibag sampai panen.

10
3.5.5. Panjang akar (cm)
Panjang akar diukur dari pangkal hingga ujung akar menggunakan
meteran dan dilakukan pada akhir penelitian.

3.5.6. Berat perseratus buah (g)


Perhitungan berat perseratus buah dilakukan pada saat selesai panen.

3.6. Analisis Data


Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisisi sidik ragam
(Analisis Varians) dengan kriteria penerimaan hipotesis sebagai berikut :
Terima H0, jika F Hit < F Tab dan Tolak H0, jika F Hit > F Tab. Kemudian dilanjutkan
dengan uji BNT pada taraf α = 5, untuk mengetahui perbedaan masing-masing
perlakuan.
Ῡ = rerata keseluruhan

Kemudian untuk menguji hipotesis digunakan langkah-langkah sebagai


berikut :
1. Menentukan drajat bebas (db)
a. ab total : Jumlah seluruh observasi
b. db perlakuan : Jumlah perlakuan -1
c. db galat : db total – db perlakuan
2. Menghitung jumlah kuadrat (jk)
a. Faktor koreksi (fk) = y.2rt
rt
b. Jumlah Kuadrat Total (JKT) : ∑ti = 1 ∑ rj = 1 Yij2 – FK

c. Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) : ∑ ti = 1 Yi2 - FK


r
d. Jumlah kuadrat galat
e. Analisis ragam beserta nilai f tabel
f. Koefisien keragaman (kk)
g. Kesimpulan

Dari hasil perhitungan ANAVA bila ada data yang menunjukan signifikan,
maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) taraf 5% dan 1%.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:

11
a. Menentukan
1. Kuadrat Tengah Galat (KTG)
2. Derajat Bebas Galat (DBG)
3. r = Ulangan
4. t = 5% dan 1%
5. Menghitung BNT 5% dan 1%
6. Membuat tabel BTN taraf 5% dan 1%
7. Membandingkan nilai rata perlakuan dalam tabel BNT taraf 5%
dan 1%
8. Membuat keputusan uji BNT taraf 5% dan 1%

3.7. Perencanaan Anggaran Biaya


Perencanaan biaya dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Rencana Anggaran Biaya
No Bahan/kegiatan Volume Satuan Harga Biaya
satuan (Rp)
(Rp)
A Bahan
1 Pupuk Bio P 1 Liter 120.000 120.000
2000 Z
2 Phosmit 1 Liter 120.000 120.000
3 Benih cabai 1 Pack 10.000 10.000
rawit
4 Air 4,5 Liter 1000 4500
5 Tanah liat 2 Karung 10.000 20.000
6 Gula 1 Kg 13.000 13.000

B Alat
1 Jerigen plastik 1 Buah 30.000 30.000
ukuran 20 liter
2 Ember plastik 1 Buah 10.000 10.000
3 Batang 1 Batang 5000 5000

12
pengaduk
4 Polybag ukuran 1 Pack 20.000 20.000
20x30 cm
5 Meteran 1 Buah 10.000 10.000
6 Timbangan 1 Buah 60.000 60.000
elektrik
7 Gelas ukur 1 Buah 10.000 10.000
plastik
8 Buku dan pena 1 Paket 5000 5000

C Biaya Laporan
1 Pembuatan 1 Paket 400.000 400.000
Proposal
2 Biaya tak 1 Paket 100.000 100.000
terduga
Total 937.500

3.8. Jadwal Penelitian


Jadwal pelaksanaan penelitian dilakukan selama 4 bulan yaitu dari bulan
Oktober sampai Januari seperti pada tabel 3.3. dibawah :
Tabel 3.3. Jadwal pelaksanaan penelitian
N Kegiatan Septemb Oktob Novemb Desemb Janua Februa
o er er er er ri ri
1 Persiapan X
administrasi
2 Pembuatan X
proposal
3 Pelaksanaan X X X
penelitian
4 Pengaplikasi X X X
an perlakuan
5 Pengamatan X X
6 Analisis data X X

13
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2015. Aplikasi Langsung Bio P 2000 Z Dengan Pupuk Phosmit.


https://www.mikrobagoogle.com/2015/08/05/aplikasi-langsung-biop-
2000z-dengan-pupuk-phosmit/. Diakses 10 Oktober 2022.

Amanda, R. 2008. Meraup Untung dengan Palawija. Pringgndani. Bandung.

Aryani, I., Aminah, R, I, S., dan Priangan, D, B. 2020. Respon Pertumbuhan Bibit
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Main Nursery terhadap
Penambahan Dosis Pupuk Hayati Cair di Polybag. KLOROFIL xv. No. 2 :
101-105.

Azri. 2019. Pengaruh Pupuk Hayati dan Pupuk Organik terhadap Produktivitas
Tanaman Jagung pada Lahan Bekas Tambang Bouksit. Jurnal Pengkajian
dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Vol. 22, No.2 : 225-234.

B. M. Ida. 1986. Pengantar Studi Demografi. Nur Cahaya. Yogyakarta. 232 hal.

D. Kuncoro. 2014. Pengaruh Kandungan Dan Ukuran Serbuk Genteng Sokka


terhadap Ketahanan Bakar Komposit Geopolimer. Jurnal Rekayasa Mesin.
Vol. 4, No. 1 : 27-34.

Dian, A, S., Linda, R., dan Rahmawati. 2017. Aplikasi Pupuk Organik Cair (POC)
Kotoran Kambing Difermentasikan dengan EM4 terhadap Pertumbuhan
dan Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescents L.) Var.
Bara. Protobiont. Vol. 6, No.3 : 182-187.

Djajadi., Helianto, B dan Hidayah, N. 2010. Pengaruh Media Tanam dan


Frekuensi Pemberian Air terhadap Sifat Fisik, Kimia dan Biologi Tanah
Serta Pertumbuhan Jarak Pagar. Jurnal Littri. Vol. 16, No.2 : 64 - 69.

Ginting, A, E, Br., Yuliani., dan Dewi, S, K. 2018. Pengaruh Mikoriza Vesikular


Arbuskular dan Trichoderma harzianum pada Pertumbuhan Tanaman
Sawi Hijau (Brassica juncea L.) di Tanah Liat dan Tanah Pasir.
LenteraBio. Vol. 7, No.3 : 231-235.

Hariyadi, Winarti, S., dan Basuki. 2020. Kompos dan Pupuk Organik Cair untuk
Pertumbuhan dan Hasil Cabai Rawit (Capsicum frutescens) di Tanah
Gambut. Journal of Environment and Management. Vol. 2, No.1 : 61-70.

Husen, E., Saraswati, R., dan Hastuti, RD. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk
Hayati. Balai Besar Pengembangan dan Penelitian Sumber daya Lahan
Pertanian, Bogor.

14
Intara D, Asep, S., Erizal, N, Sembiring, M. H. D. Bintoro. 2011. Pengaruh
Pemberian Bahan Organik pada Tanah Liat dan Lempung Berliat terhadap
Kemampuan Mengikat Air. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. Vol.16,
No.2 : 130-136.

Mashar. 2009. Penerapan Teknologi Pupuk Bio dalam pengembangan Budidaya


Jagung (Zea mays) di Kelurahan Nangewer Mekar, Cibinong Bogor. PT.
Alam Maju Lestari Indonesia.

Maruli, Ernita dan Hercules, G. 2012. Pengaruh Pemberian NPK Grower dan
Kompos terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabe Rawit
(Capsicum frutescens L). Dinamika Pertanian. Vol. 27, No.3 : 149 – 256.

Oktafri, N, Y, Ayu., dan N, D, Dian. 2015. Pembuatan Hidroton Berbagai Ukuran


Sebagai Media Tanah Hidroponik dari Campuran Bahan Baku Tanah Liat
dan Digestate. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. Vol. 4, No. 4 : 267-274.

Prasasti, D., E. Prihastanti, dan I. Munifatul. 2014. Perbaikan Kesuburan Tanah


Liat dan Pasir dengan Penambahan Kompos Limbah Sagu untuk
Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Pakcoy (Brassica rapa
var.chinensis). Buletin Anatomi dan Fisiologi. Vol. 22, No. 2 : 33-46.

Roroa, M. 2018. Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran Sapi terhadap


Pertumbuhan Tanaman Cabe Rawit (Capsicum frutescens L.). Skripsi.
Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Ambon, Ambon.

Suhastyo, A, A., dan A. Eko. 2014. Pengaruh Beberapa Jenis Pupuk terhadap
Hasil Tiga Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merrill). Media Agrosains.
Vol.1, No.1 : 33-37.

Suwandi, Sopha, GA., Efektivitas Pengelolaan Pupuk Organik, NPK dan Pupuk
Hayati terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah.dan Yufdy, MP.
2015. J. Hort. Vol. 25, No. 3 : 208-221.

Widayanti, S., dan Yulianti, N. 2007. Kajian Ekonomi pada Usaha Tani Padi
Organik di Desa Sumber Ngepoh Kecamatan Lawang Kabupaten Malang.
J–SEP. Vol. 1, No.2 : 1-7.

Widarawati, R dan Astuti, S, D. 2012. Tanggap Beberapa Varietas Kedelai


terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Bio P 2000 Z. Prosiding seminar
nasional, Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan lokal
berkelanjutan II. 1-7.

Yendra, Agah Mey. 2017. Aplikasi Pupuk Hayati yang Mengandung Rizobakteri
pada Tanaman Kedelai Edamame. Skripsi. Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang.

15
Zum, Mashar Ali. 2010. Bukti Keunggulan Pupuk Hayati Bio P 2000 Z dalam
Peningkatan Produktivitas dan Produksi Pertanian. PT. Alam Maju
Lestari Indonesia, Bogor.

16
LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Pelaksanaan Penelitian

Pembersihan lahan percobaan

Pencampuran pupuk

Fermentasi pupuk

Penyemaian Benih

Penanaman bibit cabai rawit

Perlakuan dengan pemberian pupuk

Parameter Pengamatan

1. Tinggi tanaman (cm)


2. Jumlah daun (helai)
3. Bobot segar tanaman (g)
4. Lebar daun (cm)
5. Panjang akar (cm)
6. Berat perseratus buah (g)

Analisis data

17
Lampiran 2. Denah Percobaan Lapangan

I II III

A3 A1 A5

A1 A0 A3

A2 A5 A4

A0 A2 A0

A5 A4 A1

A4 A3 A2

Keterangan :
A0 = tanpa perlakuan pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit
A1 = pemberian pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit 50 ml/polybag
A2 = pemberian pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit 75 ml/polybag
A3 = pemberian pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit 100 ml/polybag
A4 = pemberian pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit 125 ml/polybag
A5 = pemberian pupuk Bio P 2000 Z dan Phosmit 150 ml/polybag

18

Anda mungkin juga menyukai