Anda di halaman 1dari 11

Dosen Pembimbing Mata Kuliah

Joko Warino S.P M.Si. AGROKLIMATOLOGI

HUBUNGAN CUACA DAN IKLIM


TERHADAP PERTANIAN DI INDONESIA

Disusun oleh:
Muhammad Kaffi Suryana

NIM : 11980212497

JURUSAN AGROTEKNOLOGI smrt 2/E


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

TAHUN 2020 M / 1441 H


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah mari kita panjatkan kehadirat


Allah SWT, yang senantiasa memberikan kekuatan lahir batin kepada kita semua
sehinngga makalah yang berjudul “ Hubungan Cuaca dan Iklim Terhadap Pertanian
di Indonesia” ini dapat terselesaikan. Dengan tersusunnya makalah ini, saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Akhirnya
hanya kepada Allah, semoga makalah ini bermanfaat serta menjadi bagian dari amal
sholeh dan semoga Allah membalas semua pihak yang telah membantu dengan
balasan yang sebaik – baiknya. Fiddunnya wal akhirat. Amin

Wassalamu’alaikum wr wb

Pekanbaru, 27 Maret 2020

Penyusun Makalah

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................i

Kata Pengantar.....................................................................................................ii

Daftar isi..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Manfaat dan Tujuan.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Pengaruh Iklim Terhadap Sektor Pertanian di Indonesia.................................3
B. Suhu yang Mempengaruhi Pertanian................................................................5

BAB III PENUTUP...............................................................................................7


A. Kesimpulan.......................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan
produksi tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat iklim bisa menentukkan jenis-jenis
tanaman yang tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian
klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan. Seiring dengan dengan
semakin berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim,
membuat sektor pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan
perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan
membuat para petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen.
Untuk daerah tropis seperti indonesia, hujan merupakan faktor pembatas penting
dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pertanian.
Selain hujan, unsur iklim lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
adalah suhu, angin, kelembaban dan sinar matahari.
Secara umum iklim merupakan hasil interaksi proses-proses fisik dan
kimiafisik dimana parameter-parameternya adalah seperti suhu, kelembaban, angin,
dan pola curah hujan yang terjadi pada suatu tempat di muka bumi. Iklim merupakan
suatu kondisi rata-rata dari cuaca, dan untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat,
diperlukan nilai rata-rata parameterparameternya selama kurang lebih 10 sampai 30
tahun. Iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang
kompleks yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis di
atmosfer bumi ini berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan
perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya
energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada
usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu
matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke
waktu. Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor

1
pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim
bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya.

B. Rumusan Masalah

1. Seberapa besar pengaruh iklim dan cuaca bagi pertanian di Indonesia?


2. Apa saja unsur iklim yang mempengaruhi pertanian?

C. Tujuan

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh iklim dan cuaca bagi pertanian di


Indonesia
2. Mengetahui unsur iklim yang mempengaruhi pertanian.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengaruh Iklim Terhadap Sektor Pertanian di Indonesia


Dampak perubahan iklim bukan hanya soal naiknya permukaan laut atau
perubahan suhu permukaan Bumi. Lebih penting lagi dampak perubahan iklim yang
dapat dirasakan secara dekat dan nyata adalah dapat menyebabkan kerentanan
pangan. Perubahan iklim merupakan tantangan dan ancaman nyata sektor pertanian
dalam menjaga keberlansungan produksi pangan. Tidak hanya menjadi perhatian
pada forum internasional, perubahan iklim telah menjadi isu strategis nasional
berbagai negara dalam menghadapi fenomena tersebut. Seiring dengan semakin
berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat
sektor pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal
musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para
petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen.

Dampak perubahan iklim menjadi isu strategis karena persoalan ini dapat
mengancam kepentingan nasional suatu bangsa. Beberapa hasil penelitian yang
mengindikasikan bahwa perubahan iklim membawa pengaruh negatif terhadap
produktivitas pertanian. Perubahan temperatur secara global memicu terjadinya
musim kemarau yang berkepanjangan, hujan badai ekstrem menyebabkan terjadinya
banjir besar di beberapa lokasi di belahan Bumi.Perubahan iklim juga memicu adanya
perubahan cuaca secara ekstrem. Terjadinya pergeseran musim, akan berpengaruh
pada perencanaan aktivitas kegiatan pertanian, sehingga jadwal tanam akan terganggu
yang mengakibatkan menurunnya angka produksi dan bahkan kegagalan panen.
Kemudian munculnya sumber penyakit-penyakit baru pada tanaman, angin kencang
dan badai yang merusak tanaman. Produktivitas menurun Sementara musim kemarau
yang terlalu panjang dan banjir di musim hujan membuat produktivitas pertanian
menurun. Serta naiknya suhu permukaan bumi akan membuat pola hidup tanaman

3
pertanian menjadi terganggu. Beberapa hal tersebut merupakan beberapa contoh yang
dapat dirasakan akibat dari perubahan iklim dari sektor pertanian.

Perubahan iklim juga akan memacu berbagai pengaruh yang berbeda terhadap
jenis hama dan penyakit. Perubahan iklim akan mempengaruhi kecepatan
perkembangan individu hama dan penyakit, jumlah generasi hama, dan tingkat
inokulum patogen, atau kepekaan tanaman inang.

Peningkatan suhu udara merangsang terjadinya ledakan serangga vektor. Oleh


karenanya penyebaran dan intensitas penyakit diduga akan meledak. Indonesia
memiliki beberapa penyakit penting yang ditularkan oleh vektor seperti virus kerdil
pada padi, CVPD pada jeruk, dan yang lainnya. Selain mempengaruhi pertumbuhan
dan aktivitas vektor, peningkatan suhu juga mendorong aktivitas patogen tertentu.
Patogen yang memiliki adaptabilitas pada suhu yang cukup luas akan mudah
beradaptasi dengan peningkatan suhu udara.

Untuk daerah tropis seperti indonesia, hujan merupakan faktor pembatas


penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pertanianSelain hujan, unsur iklim
lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah suhu, angin, kelembaban dan
sinar matahari. Setiap tanaman pasti memerlukan air dalam siklus hidupnya,
sedangkan hujan merupakan sumber air utama bagi tanaman. Berubahnya pasokan air
bagi tanaman yang disebabkan oleh berubahnya kondisi hujan tentu saja akan
mempengaruhi siklus pertumbuhan tanaman. Itu merupakan contoh global pengaruh
ikliim terhadap tanaman. Di indonesia sendiri akibat dari perubahan iklim, yaitu
timbulnya fenomena El Nino dan La Nina. Fenomena perubahan iklim ini
menyebabkan menurunnya produksi kelapa sawit.

Tanaman kelapa sawit bila tidak mendapatkan hujan dalam 3 bulan berturut-
turut akan menyebabkan terhambatnya proses pembungaan sehingga produksi kelapa
sawit untuk jangka 6 sampai 18 bulan kemudian menurun. Selain itu produksi padi
juga menurun akibat dari kekeringan yang berkepanjangan atau terendam banjir.

4
Akan tetapi pada saat fenomea La Nina produksi padi malah meningkat untuk masa
tanam musim ke dua.

Selain hujan, ternyata suhu juga bisa menentukkan jenis-jenis tanaman yang
hidup di daerah-daerah tertentu. Misalnya perbedaan tanaman yang tumbuh di daerah
tropis, gurun dan kutub. Indonesia merupakan daerah tropis, perbedaan suhu antara
musim hujan dan musim kemarau tidaklah seekstrim perbedaan suhu musim panas
dan musim kemarau di daerah subtropis dan kutub. Oleh karena itu untuk daerah
tropis, klasifikasi suhu lebih di arahkan pada perbedaan suhu menurut ketinggian
tempat.

Perbedaan suhu akibat dari ketinggian tempat (elevasi) berpengaruh pada


pertumbuhan dan produksi tanaman. Sebagai contoh, tanaman strowbery akan
berproduksi baik pada ketinggian di atas 1000 meter, karena pada ketinggian 1000
meter pebedaan suhu antara siang dan malam sangat kontras dan keadaan seperti
inilah yang dibutuhkan oleh tanaman strowbery.

Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan


suhu, mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis
pantai, musim kemarau yang berkepanjangan, periode musim hujan yang semakin
singkat, namun semakin tinggi intensitasnya, dan anomaly-anomali iklim seperti El
Nino – La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD). Hal-hal ini kemudian akan
menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan berkurangnya luas daratan,
pengungsian besar-besaran, gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah penyakit, dan
lain-lainnya.

B. Suhu yang Mempengaruhi Pertanian

Suhu udara dan tanah mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman. Setiap


jenis tanaman mempunyai batas suhu minimum, optimum dan maksimum yang
berbeda-beda untuk setiap tingkat pertumbuhannya. Gandum dalam musim dingin

5
tahan berada dalam kondisi suhu nisbi rendah dan dan dapat bertahan dalam suhu
beku selama periode musim dingin. Tanaman tropis misalnya coklat memerlukan
suhu tinggi sepanjang tahun. Batas atas suhu yang mematikan aktivitas sel-sel
tanaman berkisar antara 1200 sampai 1400 F tetapi nilai ini beragam sesuai dengan
jenis tanaman dan tingkat pertumbuhannya. Suhu tinggi tidak mengkhawatirkan
dibandingkan suhu rendah dalam menahan pertumbuahan tanaman asal persediaan air
memadai dan tanaman dapat menyesuaikan terhadap daerah iklim. Dalam kondisi
suhubyang sangat tinggi, pertumbuhan terhambat bahkan terhenti tanpa
menghiraukan persediaan air, dan kemungkinan keguguran daun atau buah sebelum
waktunya. Bencana terhadap tanaman pangan biasanya berasal dari keadaan kering
yang sangat panas dan angin yang mempercepat penguapan dan mengakibatkan
dehidrasi jaringan tanaman.

Suhu udara merupakan faktor lingkungan yang penting karena berpengaruh


pada pertumbuhan tanaman dan berperan hampir pada semua proses pertumbuhan.
Suhu udara merupakan faktor pentinga dalam menentukan tempat dan waktu
penanaman yang cocok, bahkan suhu udara dapat juga sebagai faktor penentu dari
pusat-pusat produksi tanaman, misalnya kentang di daerah bersuhu rendah sebaliknya
padi di daereah bersuhu tinggi.

Ditinjau dari klimatologi pertanian, suhu udara di Indonesia dapat berperan


sebagai kendali pada usaha pengembangan tanaman padi di daerah-daerah yang
mempunyai dataran tinggi. Sebagian besar padi unggul dapat berproduksi dengan
baik sampai pada ketinggian 700 dpl, demikian juga tanaman kedelai, kacang tanah,
dan kacang hijau.

Suhu udara rata-rata yang tinggi baik untuk tanaman seperti kacang tanah dan
kapas. Sedangkan gandum, kentang dan tomat dapat ditanam di dataran tinggi dengan
suhu yang lebih rendah. Jenis tanaman yang tahan kekeringan diantaranya ubi kayu,
wijen, kacang tanah, kacang hijau dan semangka.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peranan cuaca dan iklim sangat berpengaruh bagi kelangsungan pertanian di
Indonesia. Iklim ada yang merugikan dan ada yang menguntungkan. Jadi, tinggal
bagaimana kita bisa memanfaatkan nya. Dalam hal ini pemerintah juga harus
membantu petani dalam memberikan informasi tentang perubahan iklim yang tiba-
tiba mendadak kepada petani. Agar petani tidak mengalami kerugian akibat
perubahan iklim yang mendadak.

Salah satu unsur iklim seperti suhu sangat berperan penting bagi pertanian
dalam pertumbuhan tanaman. Suhu yang optimal membuat tanaman pertanian cepat
tumbuh.

7
DAFTAR PUSTAKA

Darldjoeni. 2000. Prinsip Kerja Peralatan Klimatologi. UT. Jakarta.

Benyamin, Lakitan. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada,


Jakarta.
Tjasyono Bayong. 2004. Klimatologi. ITB, Bandung.
Soetriono, Suwandari dan Rijanto. 2006. Pengantar Ilmu Pertanian. Bayu Media
Publishing, Malang.

Anda mungkin juga menyukai