0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
183 tayangan6 halaman
Ketidakseimbangan ekosistem mengakibatkan ledakan populasi serangga karena pemanasan global meningkatkan konsentrasi gas CO2 sehingga menurunkan nitrogen yang dibutuhkan serangga. Serangga memakan lebih banyak tumbuhan sehingga mengurangi makanan herbivora dan karnivora, menyebabkan kematian dan gangguan rantai makanan serta penyakit.
Deskripsi Asli:
Tentang Ketidakseimbangan Ekosistem akibat pengaruh hama.
Ketidakseimbangan ekosistem mengakibatkan ledakan populasi serangga karena pemanasan global meningkatkan konsentrasi gas CO2 sehingga menurunkan nitrogen yang dibutuhkan serangga. Serangga memakan lebih banyak tumbuhan sehingga mengurangi makanan herbivora dan karnivora, menyebabkan kematian dan gangguan rantai makanan serta penyakit.
Ketidakseimbangan ekosistem mengakibatkan ledakan populasi serangga karena pemanasan global meningkatkan konsentrasi gas CO2 sehingga menurunkan nitrogen yang dibutuhkan serangga. Serangga memakan lebih banyak tumbuhan sehingga mengurangi makanan herbivora dan karnivora, menyebabkan kematian dan gangguan rantai makanan serta penyakit.
Populasi serangga menurun secara drastis di seluruh dunia karena
penggunaan pestisida dan faktor-faktor lain. Menurut beberapa ilmuwan, fenomena ini potensial berefek menjadi bencana pada rantai makanan kita.Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal Biological Conservation menjelaskan, lebih dari 40 persen spesies serangga dapat punah dalam beberapa dekade mendatang. Sementara itu, bioma serangga menurun sebanyak 2,5 persen setahun. Keadaan ini mengindikasikan kepunahan luas dalam satu abad. Selain 40 persen berisiko mati, sepertiga spesies terancam punah. Jumlah ini dapat menyebabkan keruntuhan ekosistem planet ini dengan dampak bisa memicu kehancuran kehidupan di Bumi.Laporan ini ditulis bersama oleh para ilmuwan dari universitas di Sydney dan Queensland dan Akademi Ilmu Pengetahuan Pertanian Cina dan menggunakan data laporan-laporan yang ada tentang penurunan serangga yang diterbitkan selama tiga dekade terakhir. Para peneliti memeriksa alasan di balik penurunan jumlah serangga ini untuk menghasilkan gambaran besarnya. Hasilnya, sangat mengkhawatirkan.Francisco Sanchez-Bayo, dari School of Life and Environmental Sciences di University of Sydney, menyebut studi ini sebagai ujian global pertama yang benar-benar memerinci masalah ini. Dulu, fokus penelitian masih pada penurunan keanekaragaman hayati hewan vertebrata, dan penelitian ini menekankan pentingnya kehidupan serangga pada ekosistem yang saling berhubungan dan rantai makanan. Serangga bahkan menjadi rantai paling dasar pada sekitar 70 persen dari semua spesies hewan.Dampak kepunahan serangga akan menjadi malapetaka besar. Hal ini mengingat serangga berada di basis struktural dan fungsional dari banyak ekosistem dunia sejak kemunculannya hampir 400 juta tahun yang lalu.Penyebab utama penurunan ini termasuk hilangnya habitat mereka akibat konversi ke pertanian intensif dan urbanisasi, polusi, terutama dari pestisida dan pupuk, serta faktor biologis, seperti patogen serta perubahan iklim.Sementara sejumlah besar serangga spesialis dan serangga umum menurun, sekelompok kecil serangga lain yang dapat beradaptasi jumlah mereka meningkat, tetapi tidak cukup kuat untuk menahan penurunan besar-besaran ini. Don Sands, ahli entomologi dan pensiunan ilmuwan Organisasi Riset Ilmiah mengatakan bahwa efek Hilang dan penurunan serangga ini adalah masalah serius."Jika kita tidak memiliki serangga sebagai moderator populasi hama lain, kita memiliki populasi serangga yang menyala dan merusak tanaman dan membuat mereka sulit untuk tumbuh," katanya.Dia menambahkan bahwa ekosistem pada tingkat ini harus seimbang. Itulah lapisan paling bawah dan jika kita tidak mengatasinya, seluruh kehidupan kita dapat dipengaruhi secara tak terukur."Serangga adalah makhluk kecil yang menjalankan dunia," katanya.Dilansir CNN, para peneliti menyerukan tindakan besar- besaran harus segera dilakukan. Mereka menyarankan untuk merombak metode pertanian yang ada, khususnya pengurangan serius dalam penggunaan pestisida dan substitusi dengan praktik-praktik berbasis ekologi yang lebih berkelanjutan.
Analisis Tentang Ketidakseimbangan Ekosistem
Penyebab Ketidakseimbangan Ekosistem
Penyebab ketidakseimbangan ekosistem pada artikel diatas ialah
karena pemanasan global. Pemanasan global mengakibatkan suhu bumi meningkat dan peningkatan suhu bumi berakibat pada ledakan populasi serangga. Pemanasan Global paling utama diakibatkan oleh efek rumah kaca. Aktivitas manusia modern menjadi penyebab utama dari efek rumah kaca. Misalnya saja aktivitas manusia seperti kegiatan industri, menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil, penggunaan kulkas dan AC, dan lain-lain. Aktivitas manusia ini akan mengeluarkan begitu banyak gas penyebab efek rumah kaca seperti karbon dioksida, CFC, karbon monoksida, dll. Selain karena aktivitas manusia, pemanasan global juga diakibatkan oleh faktor alam. Salah satu faktor alam yang menjadi penyebab pemanasan global yakni Variasi Matahari. Variasi matahari ialah perubahan jumlah energi radiasi yang dipancarkan matahari.
Dampak dari Ketidakseimbangan Ekosistem
Ketidakseimbangan ekosistem pada artikel di atas mengakibatkan
ledakan populasi serangga. Hal ini terjadi karena pemanasan global meningkatkan konsentrasi gas CO. Peningkatan konsentrasi gas CO menurunkan perbandingan unsur nitrogen yang sangat dibutuhkan oleh serangga.
Akibat menurunnya perbandingan unsur nitrogen ini, serangga pun
harus memakan biomassa tumbuhan yang lebih banyak. Padahal tumbuhan yang dimakan jumlahnya tetap konstan. Serangga pun akhirnya memakan tumbuhan lebih banyak lagi hingga hewan-hewan herbivora lain seperti sapi atau kambing akan kehilangan sumber makanan utama mereka.
Hewan-hewan herbivora sebagai konsumen 1 pun akan merasa
kelaparan dan energi dari makanan yang mereka makan pun akan berkurang. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah populasi hewan-hewan herbivora akibat mati kelaparan. Hal ini akan berakibat sangat fatal bagi keseluruhan ekosistem. Konsumen 2 yakni hewan karnivora yang nantinya akan memakan konsumen 1 akan kekurangan energi bahkan kekurangan sumber makanan utama mereka. Hal ini pada akhirnya akan mengakibatkan kematian makhluk hidup, termasuk manusia. Karena jika tumbuhan sebagai produsen utama dalam rantai makanan sudah berkurang, maka rantai makanan pun akan tidak seimbang.
Selain itu, dampak lainnya dari meledaknya populasi serangga adalah
banyt sikiaknya penyakit yang ditimbulkan oleh para serangga. Sebut saja serangga nyamuk yang membawa penyakit malaria, atau demam berdarah. Juga serangga lainnya yang umumnya adalah perantara dari berbagai bibit penyakit. Seperti lalat, dan kecoa.
Menanggulangi Dampak dari Ketidakseimbangan Ekosistem
Cara yang bisa dilakukan untuk menanggulangi ketidakseimbangan
ekosistem antara lain dengan mengurangi pemanasan global yang merusak komponen biotik serta abiotik bumi. Selain itu, pengurangan penggunaan pestisida juga akan sangat berguna. Hal ini karena pestisida akan merusak berbagai komponen abiotik dalam ekosistem seperti tanah. Penggunaan pestisida secara berlebihan juga akan membunuh serangga predator yang memakan hama tanaman, penggunaan pestisida yang adalah bahan kimia juga tidak baik terhadap kesehatan manusia. Selain itu serangga juga sudah kian kebal terhadap pestisida. GAMBAR RANTAI MAKANAN
Ketidakseimbangan ekosistem pada artikel di atas mengakibatkan
ledakan populasi serangga. Hal ini terjadi karena pemanasan global meningkatkan konsentrasi gas CO. Peningkatan konsentrasi gas CO menurunkan perbandingan unsur nitrogen yang sangat dibutuhkan oleh serangga.
Akibat menurunnya perbandingan unsur nitrogen ini, serangga pun
harus memakan biomassa tumbuhan yang lebih banyak. Padahal tumbuhan yang dimakan jumlahnya tetap konstan. Serangga pun akhirnya memakan tumbuhan lebih banyak lagi hingga hewan-hewan herbivora lain seperti sapi atau kambing akan kehilangan sumber makanan utama mereka.
Hewan-hewan herbivora sebagai konsumen 1 pun akan merasa
kelaparan dan energi dari makanan yang mereka makan pun akan berkurang. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah populasi hewan-hewan herbivora akibat mati kelaparan. Hal ini akan berakibat sangat fatal bagi keseluruhan ekosistem.
Konsumen 2 yakni hewan karnivora yang nantinya akan memakan
konsumen 1 akan kekurangan energi bahkan kekurangan sumber makanan utama mereka. Hal ini pada akhirnya akan mengakibatkan kematian makhluk hidup, termasuk manusia. Karena jika tumbuhan sebagai produsen utama dalam rantai makanan sudah berkurang, maka rantai makanan pun akan tidak seimbang.
Selain itu, dampak lainnya dari meledaknya populasi serangga adalah
banyaknya penyakit yang ditimbulkan oleh para serangga. Sebut saja serangga nyamuk yang membawa penyakit malaria, atau demam berdarah. Juga serangga lainnya yang umumnya adalah perantara dari berbagai bibit penyakit. Seperti lalat, dan kecoa.