Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH IKLIM DI INDONESIA

Dosen : Drs. Muhammad Muchtar, M.Si

Dibuat Oleh :

1. Fitria Nurshabilla ( 4915153333)

2. Sanabila Qudwah Amalia ( 4915151151 )

3. Ramadhan Febriyanto ( 4915153555 )

Mata Kuliah Ilmu Pengantar Geografi

Universitas Negeri Jakarta

Semester Ganjil 103, 09-11-2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Iklim ...................................................................................................... 3-5

B. Unsur iklim secara umum ....................................................................................... 5-8

C. Jenis iklim di dunia dan Klasifikasi iklim menurut para ahli ................................ 9-16

D. Macam-macam iklim di Indonesia ...................................................................... 16-19


E. Faktor yang mempengaruhi iklim di Indonesia ....................................................... 20

F. Perubahan iklim global ....................................................................................... 21-22

G. Kondisi perubahan iklim di Indonesia ..................................................................... 22

H. Kerugian dan Keuntungan iklim di Indonesia .......................................................... 23

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan ...................................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Iklim di bumi sangat

dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini

yang ditentukan oleh letak geografis. Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-

unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi

cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya. Klimatologi adalah

ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di

bumi berbeda , dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena

klimatologi memerlukan interpretasi dari data-data yang banyak sehingga memerlukan statistik

dalam pengerjaannya, orang-orang sering juga mengatakan klimatologi sebagai meteorologi

statistik (Tjasyono, 2004).

Eksploitasi lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan serta


pertambahan jumlah penduduk bumi yang berhubungan secara langsung dengan penambahan gas

rumah kaca secara global akan meningkatkan variasi tersebut. Keadaan seperti ini mempercepat

terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan penyimpangan iklim dari kondisi normal. Di

Indonesia secara umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan

lintang tinggi. Seluruh kepulauan Indonesia yang letaknya sepanjang khatulistiwa antara 6° LU

dan 11° LS dan antara 95° dan 141° BT termasuk daerah beriklim tropis. Sifat utamanya ialah

suhu yang selalu tinggi, tanpa penyimpangan-penyimpangan yang besar.

Sehingga dalam hal ini dipelajarilah mengenai iklim di Indonesia salah satunya yaitu

mengenai macam – macam iklim di Indonesia serta faktor-faktor yang memengaruhinya. Adapun

guna dari mempelajari lebih lanjut mengenai Iklim di Indonesia beserta macam serta faktor yang

dapat memengaruhi iklim di Indonesia yang mana akan berkaitan dengan pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Selain itu hal ini juga berpengaruh pada keadaan tanah yang menjadi

media tumbuh untuk tanaman yang dibudidayakan.

BAB II

PEMBAHASAN

Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya

dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas. Matahari

adalah kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di bumi yang menimbulkan gerak

udara dan arus laut. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak

geografis. Secara umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan

lintang tinggi.

Kendali iklim yang lain, misalnya distribusi darat dan air, tekanan tinggi dan rendah,

massa udara, pegunungan, arus laut dan badai. Perlu Anda ketahui bahwa ilmu yang mempelajari
tentang iklim disebut Klimatologi, sedangkan ilmu yang mempelajari tentang keadaan cuaca

disebut Meteorologi. Cuaca rata-rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai

iklim. Aspek cuaca ini diteliti lebih lanjut oleh ahli klimatologi, untuk tanda-tanda perubahan

iklim.

Unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar dalam

melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering dipakai adalah suhu dan curah hujan

(presipitasi). Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan

penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan.

Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut waktu

maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan

pertanian secara umum, oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara

umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria utama

(Lakitan, 2002). Tjasyono (2004) mengungkapkan bahwa dengan adanya hubungan sistematik

antara unsur iklim dengan pola tanam dunia telah melahirkan pemahaman baru tentang

klasifikasi iklim, dimana dengan adanya korelasi antara tanaman dan unsur suhu atau presipitasi

menyebabkan indeks suhu atau presipitasi dipakai sebagai kriteria dalam pengklasifikasian iklim.

Klasifikasi iklim merupakan usaha untuk mengidentifikasi dan mencirikan perbedaan

iklim yang terdapat di bumi. Akibat perbedaan latitudo (posisi relatif terhadap khatulistiwa, garis

lintang), letak geografi, dan kondisi topografi, suatu tempat memiliki kekhasan iklim. Klasifikasi

iklim biasanya terkait dengan bioma atau provinsi floristik karena iklim mempengaruhi vegetasi

asli yang tumbuh di suatu kawasan. Klasifikasi iklim yang paling umum dikenal adalah

klasifikasi Koeppen dan Geiger. Klasifikasi ini berlaku untuk seluruh dunia sehingga sering

dirujuk untuk kajian-kajian geologis dan ekologi. Beberapa negara mengembangkan klasifikasi

iklim sendiri untuk mengatasi variasi iklim tempatan yang beragam. Indonesia, misalnya, lebih

sering menggunakan sistem klasifikasi Schmidt dan Ferguson (SF), yang ternyata disukai untuk
kajian-kajian kehutanan dan pertanian. Sistem SF didasarkan pada klasifikasi yang terlebih

dahulu disusun oleh Mohr, namun diperhalus kriterianya.

A. Pengertian Iklim

Pengertian Iklim yaitu:

 Keadaan rata-rata cuaca yang terjadi pada suatu wilayah yang luas dan dalam kurun waktu

yang lama (25- 30 tahun).

 Berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang

membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia. Perubahan fisik ini

tidak terjadi secara sesaat tetapi dalam kurun waktu yang panjang (Kementrian Lingkungan

Hidup, 2001).

 Iklim adalah sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara

statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan

keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).

 Iklim adalah konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer

disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980).

Ada 4 dasar iklim di Indonesia, yang ditentukan oleh faktor-faktor letak dan sifat

kepulauan, yaitu:

1. Sifat rata-rata tahunan tinggi sebagai akibat dari letak ‘dekat’ katulistiwa.

2. Ada hembusan angin musim yang membawa musim hujan dan musim kemarau, sebagai

akibat daripada perbedaan tekanan udara di daratan Asia dan Australia.

3. Bebas dari hembusan angin Taifun, karena kepulauan Indonesia sebagian besar terletak

lebih dari 10 º LU dan 10 º LS.

4. Kadar kelembaban udara senatiasa tinggi sebagai akibat daripada sifat kepulauan.

Perubahan cuaca dan iklim dipengaruhi oleh unsur: temperatur Tekanan, Kelembaban,
angin, awan, dan curah hujan. Pengertian cuaca adalah rata-rata udara di suatu tempat uang

terbatas dan relatif sempit, sedangkan Iklim adalah keadaan rata cuaca di satu daerah yang cukup

luas dan dalam kurun waktu yang cukup lama. Iklim dunia dikelompokan berdasarkan

berdasarkan garis lintang dan garis bujur serta suhu.

B. Unsur-unsur iklim secara umum antara lain :

1.Penyinaran Matahari

Matahari merupakan pengatur iklim di bumi yang sangat penting dan menjadi sumber

energi utama di bumi. Energi matahari dipancarkan ke segala arah dalam bentuk gelombang

elektromagnetik. Penyinaran Matahari ke Bumi dipengaruhi oleh kondisi awan dan perbedaan

sudut datang sinar matahari.

2.Suhu Udara

Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara yang sifatnya menyebar dan

berbeda-beda pada daerah tertentu. Persebaran secara horizontal menunjukkan suhu udara

tertinggi terdapat di daerah tropis garis ekuator (garis khayal yang membagi bumi menjadi

bagian utara dan selatan) dan semakin ke arah kutub suhu udara semakin dingin. Sedang

persebaran secara vertikal menunjukkan, semakin tinggi tempat, maka suhu udara semakin

dingin. Alat untuk mengukur suhu disebut termometer.

Karena posisi Indonesia terletak pada lintang yang rendah, maka Indonesia memiliki suhu

rata-rata tahunan yang tinggi yaitu kurang lebih 26 °C. suhu udara di pengaruhi oleh iklim karena

suhu yang tinggi akan mengakibatkan banyak penguapan apalagi dilihat dari letak geografis

Indonesia, memungkinkan adanya penguapan yang besar, oleh karena itu pada musim kemarau

kadang-kadang juga masih banyak hujan. Dengan demikian tidak ada batas yang jelas antara

musim kemarau dan musim penghujan.

Suhu di Indonesia tidak berubah karena musim. Seperti terjadi pada daerah-daerah yang

terletak diluar daerah-daerah tropik. suhu di Indonesia dan di daerah tropik pada umumnya
berubah :

a) Dalam waktu 24 jam, antara siang dan malam. Suhu tertinggi biasa terdapat pada

pukul 14ºº - 15.ºº . Sedangkan suhu terendah pada pukul 06.ºº - 07. ºº

b) Menurut ketinggian tempat. Bahwa kalau kita naik 100 meter, suhu turun 0,5ºC.

3.Kelembapan Udara (humidity)

Dalam udara terdapat air yang terjadi karena penguapan. Makin tinggi suhu udara, makin

banyak uap air yang dikandungnya. Hal ini berarti, makin lembablah udara tersebut. Jadi,

Humidity adalah banyaknya uap air yang dikandung oleh udara. Alat pengukurnya adalah

higrometer.

Kelembaban udara ialah keadaan fisik atmosfer dalam hubungannya dengan uap air. Dalam

kaitannya dengan air yang selalu terdapat dalam atmosfer, berupa uap (gas), butir-butir air atau

es yang melayang-layang (awan, kabut). Jumlahnya sekitar 2% dari massa seluruh atmosfer.

Tetapi jumlah ini tidak tetap dan berkisar antara hampir 0% - 5%. Sebagai Negara kepulauan

yang memiliki laut yang luas, iklim tropis dan suhu yang tinggi , maka penguapan di Indonesia

sangat banyak sehingga kelembaban udara selalu tinggi.

4.Per-Awanan

Awan merupakan massa dari butir-butir kecil air yang larut di lapisan atmosfer bagian

bawah. Awan dapat menunjukkan kondisi cuaca.

5.Curah Hujan

Curah hujan adalah jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah selama waktu tertentu. Untuk

mengetahui besarnya curah hujan digunakan alat yang disebut penakar hujan (Rain Gauge).

Sebagai Negara kepulauan yang memiliki laut yang luas, iklim tropis dan suhu yang tinggi,

maka penguapan di Indonesia sangat banyak sehingga kelembaban udara selalu tinggi.

Kelembaban udara yang tinggi inilah yang akan menyebabkan curah hujan yang tinggi pula.
8

Meskipun demikian, banyaknya curah hujan di Indonesia juga dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Diantaranya yaitu :

1. Letak daerah konvergensi antartropis ( DKAT )

DKAT ini adalah sebuah ‘zone’ atau daerah yang lebar, dimana suhu udara di sekitarnya adalah

yang tertinggi. karena ini pula daerah DKAT sering disebut sebagai daerah ekuator termal. Udara

atau angin yang dalam perjalanannya menuju DKAT, melalui perairan yag banyak. banyak juga

yang mengandung uap air, lebih-lebih pada saat suhunya tinggi. Dengan menurunnya suhu udara

tersebut, yag diakibatkan oleh gerakan naiknya di DKAT, sebagian uap air yang dikandung akan

jatuh sebagai hujan ( hujan konveksi ).

2. Bentuk medan dan arah lereng medan

medan yang berbukit atau bergunung akan memaksa udara atau angin bergerak naik untuk

melintasi punggung pegunungan. ini pun mengakibatkan suhu udara turun dan bersama dengan

turunnya suhu itu pula kemampuannya untuk mengandung uap air turun.

a) Arah Lereng Medan ( Exposure )

Lereng medan yag menghadap arah angin akan mendapatkan hujan lebih banyak

daripada lereng medan yang membelakangi arah angin atau ( banyangan hujan ), seperti

kota Palu, Bandung.

3. Arah angin yang sejajar dengan pantai

Arah Angin Sejajar Arah Garis Pantai

kadang-kadang ada arah angin itu sejajar dengan garis pantai, akibatnya suhu udara tidak

berubah dan karena itu pula hujan tidak jatuh.

4. Jarak perjalanan angin di atas medan datar


Angin yang membawa hujan adalah anginyang berhembus dari arah atas perairan ke arah

daratan.

5. Posisi geografis daerahnya.

Rata-rata curah hujan di Indonesia tergolong tinggi, yaitu lebih dari 2000 mm/tahun. Daerah

yang paling tinggi curah hujannya yaitu daerah Batu Raden di lereng Gunung Slamet dengan

rata-rata curah hujan kurang lebih 589 mm/bulan. Daerah yang paling kering adalah daerah Palu,

Sulawesi Tengah dengan curah hujan rata-rata kurang lebih 45,5 mm/bulan.

6.Angin

Angin adalah udara yang berggerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke

daerah yang bertekanan rendah (minimum). Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh adanya

perbedaan suhu udara. Bila suhu udara tinggi, berarti tekanannya rendah dan sebaliknya. Alat

untuk mengukur arah dan kecepatan angin disebut anemometer.

Gerakan umum angin di Indonesia adalah berupa angin musim. Angin dinamai sesuai

arah datangnya.Ada Angin Barat ( yang datang dari barat ), dan ada Angin Timur ( yang datang

dari timur). Disamping gerakan umum angin ada gerakan angin setempat berupa :

a. Angin Darat yang berhembus pada pagi hari dari darat ke laut, sedangkan pada tengah

hari berhembus angin dari laut ke darat.

b. Angin lembah-angin gunung, dilembah-lembah pegunungan yang tertutup ( terisolir )

ada gerakan angin yang arahnya ke atas pada siang hari, karena pemanasan sinar

matahari. Sedangkan pada malam hari angin itu ‘mengendap’ karena penurunan suhu

sehingga nampak mengakibatkan adanya kabut dan embun pada siang hari ( inverse suhu

).

c. Angin terjun, angin yang telah melintasi pegunungan, kemudian berhembus menuruni
lereng.

d. Angin puyuh, Negera Indonesia terletak diluar wilayah hembusan angin Taifun, yang

rata-rata berhembus dari 10º LU - 10º LS kearah menjauhi khatulistiwa. Nmaun sering

dijumpai angin kencang dan berputar ( angin putting beliung di beberapa daerah ) yang

sifatnya setempat.

10

C. Jenis iklim dunia sebagai berikut :

a. Iklim Dingin

b. Iklim Pegunungan

c. Iklim Artik Kutub

d. Iklim Sedang Dingin

e. Iklim Gurun

Berdasarkan letak astronomis dan ketinggian tempat, iklim terbagi menjadi dua yaitu iklim

matahari dan iklim fisik.

1. Sedangkan klasifikasi iklim menurut para ahli sebagai berikut :

a. Iklim Matahari

Yaitu iklim yang didasarkan atas perbedaan panas matahari yang diterima permukaan bumi.

Daerah-daerah yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit memperoleh sinar matahari,

sedangkan daerah yang terletak pada lintang rendah lebih banyak menerima sinar matahari,

berdasarkan iklim matahari terbagi menjadi :

a. Daerah Iklim Panas (tropis)

b. Daerah Iklim Sub tropis Utara

c. Daerah Iklim Sub tropis Selatan

d. Daerah Iklim Sedang Utara


11

e. Daerah Iklim Sedang Selatan

f. Daerah Iklim Dingin Utara

g. Daerah Iklim Dingin Selatan

Daerah-daerah yang terletak antara lintang 300 - 400 baik sebelah utara maupun sebelah selatan

Khatulistiwa disebut daerah subtropik. Berdasarkan pembagian iklim tersebut Indonesia

termasuk daerah iklim tropika. Adapun sifat-sifat dan iklim tropika diantaranya suhunya tinggi

sepanjang tahun dan tidak ada pembagian musim seperti di daerah sedang atau di daerah

subtropik.

Matahari selama enam bulan sekali berpindah dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan.

Pergerakan matahari selama satu tahun adalah sebagai berikut :

a. Tanggal 21 Maret Matahari beredar di sekitar garis khatulistiwa.

b. Tanggal 21 Juni Matahari beredar di garis balik utara atau 23,50 Lintang utara.

c. Tanggal 23 September Matahari kembali beredar di garis Equator.

d. Tanggal 22 Desember Matahari berada tepat di garis balik selatan atau 23,50 Lintang

Selatan.

b. Iklim Koppen

Dasar klasifikasi Koppen adalah rerata curah hujan dan temperatur bulanan maupun

tahunan. Tanaman asli dilihat sebagai kenampakan yang terbaik dari keadaan iklim

sesungguhnya, sehingga batas iklim ditentukan dengan batas hidup tanaman. Koppen

mengenalkan bahwa daya guna hujan terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman tidak

tergantung pada hanya jumlah hujan tapi juga tergantung pada intensitas evaporasi yang

menyebabkan hilangnya air yang cukup besar, baik dari tanah maupun dari tanaman..

Hubungan intensitas evaporasi dan daya guna hujan ditunjukkan dengan hubungan antara
hujan dan temperatur. Misalnya: jumlah hujan yang sama yang terjadi di daerah iklim panas atau

terpusat pada musim panas yang berarti evaporasi besar, adalah kurang bagi tanaman daripada

12

yang jatuh di daerah beriklim sejuk. Walaupun demikian metode untuk mengukur daya guna

hujan ini tidak begitu memuaskan.

Koppen menggunakan simbol-simbol tertentu untuk mencirikan tipe iklim. Tiap tipe iklim terdiri

dari kombinasi dan masing-masing huruf mempunyai arti sendiri-sendiri. Koppen membagi bumi

dalam 5 kelompok iklim, yaitu :

A. Iklim Hujan Tropika (Tropical Rainy Climates)

Iklim ini diberi simbol A. Daerah yang mempunyai temperatur bulan terdingin lebih besar

daripada 18°C (64°F) termasuk iklim ini yang dibagi menjadi beberapa tipe iklim, yaitu:

1) Tropika Basah (Af)

Di daerah ini dikenal dengan Hutan Hujan Tropis. Mengalami kelembaban 60 mm (2.4 in) ke

atas sepanjang 12 bulan. Iklim ini terjadi pada garis lintang 5-10° dari khatulistiwa. Di beberapa

wilayah pantai timur, dapat pula mencapai 25° dari khatulistiwa. Iklim ini didominasi oleh

Sistem Tekanan Rendah Doldrums sepanjang tahun. Oleh sebab itu tidak mengalami perubahan

musim.

2) Tropika Basah (Am)

Jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan

kering. Tipe ini memiliki bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering. Bulan-bulan kering dapat

diimbangi oleh bulan basah, sehingga pada daerah-daerah yang demikian basah terdapat

hutan yang cukup lebat. Disini dikenal dengan Hutan Hujan Musim.

3) Tropika Basah Kering (Aw)

Jumlah bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering sehingga

vegetasi yang ada adalah padang rumput dengan pepohonan yang jarang. Disini dikenal

dengan Sabana.
B. Iklim Kering (dry climate)

1) Iklim stepa (Bs) :

Daerah setengah kering yang terletak antara daerah sabana dan daerah padang pasir pada lintang

rendah.

2) Iklim padang pasir (Bw)

13

C. Iklim sedang (humid mesothermal climate)

1. Iklim mediterania (Csa, Csb):

Iklim Mediterania adalah iklim pada kebanyakan wilayah cekungan Mediterania sebagai bagian

dari iklim subtropis. Di luar Mediterania, iklim jenis ini terdapat di wilayah California, sebagian

Australia barat dan selatan, Afrika Selatan bagian barat daya dan sebagian dari Chili tengah.

2. Iklim subtropis (Cfa, Cwa):

Kondisi iklim subtropis diwarnai dengan gangguan dan rintangan dari alam seperti badai, hujan

salju, atau tornado. Daerah beriklim subtropis memiliki 4 musim yaitu musim semi, musim

panas, musim gugur, dan musim dingin.

3. Iklim sedang maritim atau iklim laut (Cfb, Cwb):

Iklim yang biasanya ditemukan di sepanjang pantai barat di area garis lintang tengah di beberapa

benua di dunia, dan juga di area tenggara Australia. Iklim dekat lautan mengalami musim panas

yang sederhana dingin dan musim dingin yang agak hangat dibandingkan musim dingin dalam

iklim lain.

4. Iklim subarktik maritim atau iklim laut subkutub (Cfc):

Kawasan beriklim Samudera Subkutub bercirikan iklim lautan, cuma terletak lebih dekat dengan

area Kutub. Oleh karena itu, area ini lebih dingin dibandingkan iklim lautan yang lain. Iklim

Samudera Subkutub mengalami selebih-lebihnya tiga bulan suhu rata-rata bulanan melebihi 10 °

C (50 ° F). Seperti iklim lautan, tidak suhu rata-rata bulanan yang kurang dari -3 ° C (26.6 ° F).
5. Kelompok D yaitu iklim benua/mirkotermal, dibagi 4 yaitu:

1. Iklim benua musim panas (Dfa, Dwa, Dsa)

2. Iklim benua musim panas hangat atau hemiboreal (Dfb, Dwb, Dsb)

3. Iklim subarktik kontinental atau boreal (taiga) (Dfc, Dwc, Dsc)

4. Iklim subarktik kontinental dengan musim dingin ekstrem (Dfd, Dwd)

E. Iklim kutub (polar)

1. Iklim tundra (ET)

Tundra adalah suatu area dimana pertubuhan pohon terhambat dengan

rendahnya suhu lingkungan sekitar karena itu disebut daerah tanpa pohon. Pada area ini,

14

mayoritas tumbuhan yang hidup biasanya berupa lumut, rerumputan,.Tundra biasanya hidup di

daerah dingin.

2. iklim kutub es (EF)

Iklim kutub adalah iklim dingin yang terdapat di daerah kutub. Di daerah itu musim

dingin berlangsung lama, musim panas yang sejuk berlangsung singkat, udaranya kering,

tanahnya selalu membeku sepanjang tahun, saat musim dingin seluruh tanah ditutupi es,

memiliki jenis vegetasi berupa lumut-lumutan dan semak-semak.

c. Iklim Schamidt – Ferguson

Schmidt–Ferguson mengklasifikasikan iklim berdasarkan jumlah rata-rata bulan kering

dan jumlah rata-rata bulan basah. Suatu bulan disebut bulan kering, jika dalam satu bulan terjadi

curah hujan kurang dari 60 mm. Disebut bulan basah, jika dalam satu bulan curah hujannya lebih

dari 100 mm.

Iklim Schmidt dan Ferguson sering disebut juga Q model karena didasarkan atas nilai Q. Nilai Q

merupakan perbandingan jumlah ratarata bulan kering dengan jumlah rata-rata bulan basah. Nilai

Q dirumuskan sebagai berikut.


Nilai Q ditentukan dari perhitungan rata-rata bulan kering dan bulan basah selama periode

tertentu, misalnya 30 tahun. Contoh penentuan iklim daerah X berdasarkan nilai Q.

Diketahui:

Selama 30 tahun, jumlah rata-rata bulan kering = 2 dan jumlah ratarata bulan basah = 8.

15

Berdasarkan tabel 7.3, daerah X dengan nilai Q = 0,25 termasuk beriklim B atau basah.

d. Iklim Oldeman

Penentuan iklim menurut Oldeman menggunakan dasar yang sama dengan penentuan iklim

menurut Schmidt-Ferguson, yaitu unsur curah hujan. Bulan basah dan bulan kering dikaitkan

dengan kegiatan pertanian di daerah tertentu sehingga penggolongan iklimnya disebut juga zona

agroklimat. Misalnya, jumlah curah hujan sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup untuk

membudidayakan padi sawah. Sedang untuk membudidayakan palawija, jumlah curah hujan

minimal yang diperlukan adalah 100 mm tiap bulan. Selain itu, musim hujan selama 5 bulan

dianggap cukup untuk membudidayakan padi sawah selama satu musim.

Dalam metode ini, dasar penentuan bulan basah, bulan lembap, dan bulan kering sebagai berikut.

a. Bulan basah, apabila curah hujannya > 200 mm.

b. Bulan lembap, apabila curah hujannya 100–200 mm.

c. Bulan kering, apabila curah hujannya < 100 mm.

Berdasarkan bulan basah, Oldeman menentukan lima klasifikasi iklim atau daerah agroklimat

utama seperti tabel berikut ini.

16

Berikut ini adalah tipe-tipe iklim menurut Oldeman.


Iklim A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan.

Iklim B : Jika terdapat 7–9 bulan basah berurutan.

Iklim C : Jika terdapat 5–6 bulan basah berurutan.

Iklim D : Jika terdapat 3–4 bulan basah berurutan.

Iklim E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.

e. Iklim Yunghunh

Junghuhn mengklasifikasikan iklim berdasarkan ketinggian tempat dan mengaitkan iklim

dengan jenis tanaman yang tumbuh dan berproduksi optimal sesuai suhu di habitatnya. Junghuhn

mengklasifikasikan iklim menjadi empat seperti yang ditunjukkan gambar berikut ini.

Pembagian daerah iklim tersebut adalah sebagai berikut.

17

a. Daerah Panas/Tropis

Tinggi tempat : 0–600 m di atas permukaan laut.

Suhu : 22° C–26,3° C.

Tanaman : padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa.

b. Daerah Sedang

Tinggi tempat : 600 m–1500 m di atas permukaan laut.

Suhu : 17,1° C–22° C

Tanaman : padi, tembakau, teh, kopi, kina, sayur-sayuran.

c. Daerah Sejuk

Tinggi tempat : 1500–2500 m di atas permukaan laut.

Suhu : 11,1° C–17,1° C

Tanaman : kopi, teh, kina, sayur-sayuran.

d. Daerah Dingin
Tinggi tempat : lebih dari 2500 m di atas permukaan laut.

Suhu : 6,2° C–11,1° C

Tanaman : Tidak ada tanaman budidaya.

D. Macam-Macam Iklim Di Indonesia

Iklim di Indonesia hampir seluruhnya tropis. Seragam air hangat yang membentuk 81%

dari daerah di Indonesia memastikan bahwa suhu di darat tetap cukup konstan, dengan dataran

pantai rata-rata 28 °C, daerah pedalaman dan gunung rata-rata 26 °C, dan daerah pegunungan

yang lebih tinggi, 23 °C. Suhu bervariasi sedikit dari musim ke musim, dan Indonesia relatif

mengalami sedikit perubahan pada panjang siang hari dari satu musim ke musim berikutnya,

perbedaan antara hari terpanjang dan terpendek hari tahun ini hanya empat puluh delapan menit.

Hal ini memungkinkan tanaman dapat tumbuh sepanjang tahun.

Variabel utama iklim di Indonesia tidak suhu atau tekanan udara, namun curah hujan.

Daerah itu kelembaban relatif berkisar antara 70 dan 90%. Angin yang moderat dan umumnya

dapat diprediksi, dengan musim hujan biasanya bertiup dari selatan dan timur pada bulan Juni

hingga September dan dari barat laut pada bulan Desember sampai Maret. Topan dan badai skala

18

besar menimbulkan bahaya sedikit untuk pelaut di perairan Indonesia bahaya besar berasal dari

arus deras di saluran. Iklim yang di kenal di Indonesia ada tiga iklim antara lain terdiri dari iklim

musim (muson), iklim panas (iklim tropika), dan iklim laut.

1. Iklim Musim (Iklim Muson)

Iklim Muson terjadi karena pengaruh angin musim yang bertiup berganti arah tiap-tiap setengah

tahun sekali. Angin musim di Indonesia terdiri atas Musim Barat Daya dan Angin Musim Timur

Laut. Biasanya satu periode perubahan angin muson adalah 6 bulan.

a.) Angin Musim Barat Daya.

Angin Musim Barat Daya adalah angin yang bertiup antara bulan Oktober sampai April

sifatnya basah. Pada bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalami musim penghujan.


b.) Angin Musim Timur Laut.

Angin Musim Timur Laut adalah angin yang bertiup antara bulan April sampai Oktober,

sifatnya kering. Akibatnya, pada bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalami musim

kemarau.

19

2. Iklim Panas (Iklim Tropika)

Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa. Akibatnya, Indonesia termasuk daerah

tropika (panas). Keadaan cuaca di Indonesia rata-rata panas mengakibatkan negara Indonesia

beriklim tropika (panas). Iklim ini berakibat banyak hujan yang disebut Hujan Naik Tropika.

Sebuah iklim tropis adalah iklim yang tropis. Dalam klasifikasi iklim Köppen itu adalah non-

kering iklim di mana semua dua belas bulan memiliki temperatur rata-rata di atas 18°C

(64°F). Berbeda dengan ekstra-tropis, dimana terdapat variasi kuat dalam panjang hari, dan

karenanya suhu, dengan musim, suhu tropis tetap relatif konstan sepanjang tahun dan variasi

musiman yang didominasi oleh presipitasi. Iklim tropis terletak antara 0° - 231/2° LU/LS dan

hampir 40 % dari permukaan bumi.

Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut:

a) Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara

antara 20 - 23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai

30°C.

b) Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 - 5°C, sedangkan

ampitudo hariannya lebih besar.

c) Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.

d) Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia

3. Iklim Laut.
Negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagian besar tanah daratan Indonesia

dikelilingi oleh laut atau samudra. Itulah sebabnya di Indonesia terdapat Iklim Laut. Sifat

iklim ini lembab dan banyak mendatangkan hujan.

Iklim laut berada di daerah Tropis dan Sub Tropis.

Ciri-ciri iklim Laut di daerah Tropis dan Sub Tropis sampai garis lintang 40°, yaitu:

 Suhu rata-rata tahunan rendah

 Amplitudo suhu harian rendah/kecil

 Banyak awan

 Sering hujan lebat disertai badai

Ciri-ciri iklim Laut di daerah Sedang, yaitu:

 Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil

 Banyak awan

 Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik

 Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba

20

Wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang dilintasi oleh garis Khatulistiwa,

sehingga dalam setahun matahari melintasi ekuator sebanyak dua kali. Matahari tepat berada

di ekuator setiap tanggal 23 Maret dan 22 September.

Sekitar April-September, matahari berada di utara ekuator dan pada Oktober-Maret

matahari berada di selatan. Pergeseran posisi matahari setiap tahunnya menyebabkan

sebagian besar wilayah Indonesia mempunyai dua musim, yaitu musim hujan dan musim

kemarau. Pada saat matahari berada di utara ekuator, sebagian wilayah Indonesia mengalami

musim kemarau, sedangkan saat matahari ada di selatan, sebagaian besar wilayah Indonesia

mengalami musim penghujan.

Unsur iklim yang sering dan menarik untuk dikaji di Indonesia adalah curah hujan, karena

tidak semua wilayah Indonesia mempunyai pola hujan yang sama. Diantaranya ada yang
mempunyai pola munsonal, ekuatorial dan lokal. Pola hujan tersebut dapat diuraikan

berdasarkan pola masing-masing.

Distribusi hujan bulanan dengan pola monsun adalah adanya satu kali hujan minimum.

Hujan minimum terjadi saat monsun timur sedangkan saat monsun barat terjadi hujan yang

berlimpah. Monsun timur terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus yaitu saat matahari berada

di garis balik utara. Oleh karena matahari berada di garis balik utara maka udara di atas benua

Asia mengalami pemanasan yang intensif sehingga Asia mengalami tekanan rendah.

Berkebalikan dengan kondisi tersebut di belahan selatan tidak mengalami pemanasan intensif

sehingga udara di atas benua Australia mengalami tekanan tinggi. Akibat perbedaan tekanan

di kedua benua tersebut maka angin bertiup dari tekanan tinggi (Australia) ke tekanan rendah

(Asia) yaitu udara bergerak di atas laut yang jaraknya pendek sehingga uap air yang

dibawanya pun sedikit.

21

E. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Iklim Di Indonesia

Fator-faktornya sebagai berikut :

1. Faktor Alami

a) Pada Skala Global (bumi secara keseluruhan)

Kepulauan Indonesia dikelilingi oleh dua samudra yaitu samudera hindia dan samudera

pasifik dan berbatasan dengan dua benua yaitu benua austalia dan benua asia.

b) Pada Skala Regional

Kepulauan Indonesia terdiri atas lima pulau besar dan ribuan pulau kecil, dikelilingi dan

diantarai oleh laut-laut dan selat-selat.

c) Pada Skala Lokal

Gunung-gunung yang menjulang tinggi besar pengaruhnya atas penyebaran curah hujan
dan suhu. Iklim dapat dipengaruhi oleh pegunungan. Pegunungan menerima curah hujan

lebih dari daerah dataran rendah karena suhu di atas gunung lebih rendah daripada suhu di

permukaan laut.

2. Faktor Buatan

Faktor di atas memengaruhi iklim secara alami, namun kita tidak bisa melupakan

Pengaruh Manusia di iklim kita miliki. Kami telah memengaruhi iklim sejak kita muncul di

bumi ini jutaan tahun lalu. Pada waktu itu, yang memengaruhi iklim kecil. Pohon-pohon

ditebang untuk menyediakan kayu untuk api. Pohon mengambil karbondioksida dan

menghasilkan oksigen. Penurunan pohon karena itu akan telah meningkatkan jumlah karbon

dioksida di atmosfer.

Revolusi Industri, mulai pada akhir abad 19, telah memiliki pengaruh yang besar pada

iklim. Penemuan motor mesin dan meningkatkan pembakaran bahan bakar fosil telah

meningkatkan jumlah karbon dioksida di atmosfer Jumlah pohon yang ditebang juga

meningkat, yang berarti bahwa karbondioksida dihasilkan ekstra tidak dapat diubah menjadi

oksigen.

22

F. Perubahan Iklim Global

Kondisi iklim di dunia selalu berubah, baik menurut ruang maupun waktu. Perubahan

iklim ini dapat dibedakan berdasarkan wilayahnya (ruang) yaitu perubahan iklim secara lokal

dan global. Berdasarkan waktu, iklim dapat berubah dalam bentuk siklus, baik secara harian,

musiman, tahunan, maupun puluhan tahun. Perubahan iklim adalah suatu perubahan unsur-

unsur iklim yang memiliki kecenderungan naik atau turun secara nyata.

Perubahan iklim secara global disebabkan oleh: meningkatnya konsentrasi gas di

atmosfer, aktivitas manusia seperti penebangan hutan secara liar, terjadinya fenomena

pemanasan global, terjadinya peristiwa efek rumah kaca, terjadinya El Nino dan El Nina
dilautan dan menipisnya lapisan ozon di atmosfir bumi. Hal ini terjadi sejak revolusi industri

yang membangun sumber energi yang berasal dari batu bara, minyak bumi, dan gas, yang

membuang limbah gas di atmosfer, seperti kabondioksida (CO2), Metana (CH4), dan Nitrous

Oksida (N2O). Matahari yang menyinari bumi juga menghasilkan radiasi panas yang

ditangkap oleh atmosfer sehingga udara bersuhu nyaman bagi kehidupan manusia. Jika

kemudian atmosfer bumi dijejali gas, terjadilah efek selimut seperti yang terjadi pada rumah

kaca, yakni radiasi panas bumi yang lepas ke udara ditahan oleh selimut gas sehingga suhu

mengalami kenaikan dan menjadi panas. Semakin banyak gas dilepas ke udara, semakin tebal

selimut bumi, semakin panas pula suhu bumi.

Berikut adalah beberapa dampak perubahan iklim global :

 Mencairnya bongkahan es di kutub sehingga permukaan air laut naik.

 Air laut naik dapat menenggelamkan pulau dan menghalangi mengalirnya air sungai

ke laut dan pada akhirnya menimbulkan banjir di dataran rendah.

 Suhu bumi yang panas menyebabkan mengeringnya air permukaan sehingga air

menjadi langka.

 Meningkatnya resiko kebakaran hutan.

 Mengakibatkan El Nino dan La Nina. El Nino adalah peristiwa memanasnya suhu

permukaan air laut di pantai barat peru – Ekuador(Amerika selatan) yang

mengakibatkan gangguan iklim secara global. La Nina adalah kondisi cuaca yang

normal kembali setelah terjadinya El Nino.

 Sarana prasaran (infrastruktur) menjadi rusak.

 Merebaknya wabah penyakit terutama pernapasan.

 Kekeringan dan kekurangan sumber air.

23

 Terjadinya bencana alam dimana-mana.


 Harga pangan menjadi semakin meningkat (mahal).

 Udara menjadi semakin kotor.

G. Kondisi Perubahan Iklim Di Indonesia

Pada saat yang sama, Indonesia beresiko mengalami kerugian yang signifikan karena

perubahan iklim. Karena keberadaannya sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat rentan

terhadap dampak perubahan iklim. Kekeringan yang semakin panjang, frekuensi peristiwa

cuaca ekstrem yang semakin sering, dan curah hujan tinggi yang berujung pada bahaya banjir

besar, semuanya merupakan contoh dari dampak perubahan iklim. Terendamnya sebagian

daratan negara, seperti yang terjadi di Teluk Jakarta, telah mulai terjadi. Pada gilirannya, hal

ini akan membawa efek yang merugikan bagi sektor pertanian, perikanan dan kehutanan,

sehingga berujung kepada terciptanya ancaman atas ketersediaan pangan dan penghidupan di

Indonesia.

Pemanasan global akan meningkatkan temperatur, memperpendek musim hujan, dan

meningkatkan intensitas curah hujan. Kondisi ini dapat mengubah kondisi air dan

kelembaban tanah yang akhirnya akan memengaruhi sektor pertanian dan ketersediaan

pangan. Perubahan iklim dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah sebesar 2-8 %, sehingga

menurunkan hasil panen beras.

Pemanasan global juga akan menaikkan level permukaan air laut, sehingga

menggenangi daerah pesisir produktif yang sekarang digunakan sebagai lahan pertanian. Tak

hanya itu, perubahan iklim juga akan meningkatkan dampak buruk dari wabah penyakit yang

ditularkan melalui air atau vektor lain seperti nyamuk. Pada akhir dekade 1990an, El Nino

dan La Nina diasosiasikan dengan wabah malaria dan DBD. Akibat dari meningkatnya

temperatur, malaria kini juga mengancam daerah yang sebelumnya tak tersentuh karena suhu

dingin, seperti dataran tinggi Irian Jaya (2013m di atas permukaan laut) pada tahun 1997

(Climate Hotmap).

Problem kesehatan lainnya juga dapat diperparah karena perubahan iklim. Contohnya,
manusia dengan penurunan fungsi jantung sangat mungkin menjadi lebih rentan dalam cuaca

yang panas karena mereka membutuhkan energi lebih untuk mendinginkan tubuh mereka.

Suhu panas juga dapat mencetuskan masalah pernapasan. Konsentrasi zat ozone di level

permukaan tanah akan meningkat karena pemanasan suhu. Ini akan menyebabkan kerusakan

pada jaringan paru-paru manusia.

24

H. Kerugian dan Keuntungan Iklim Di Indonesia

 Kerugian Iklim di Indonesia:

Terjadinya bencana yang sering terjadi di Indonesia akibat perubahan iklim.

Contohnya seperti musim hujan tanpa henti mengakibatkan banjir pada perkotaan dan tanah

lonsor pada lereng yang gundul. Bila terjadi musim kemarau berkepanjangan maka terjadi

kekeringan pada suatu daerah. Yang lebih penting tentang perubahan iklim yang

mengakibatkan pemanasan global dan mencairnya es di kutub yang mengakibatkan pulau-

pulau kecil tenggelam.

 Keuntungan Iklim di Indonesia:

Indonesia sangat diuntungkan dengan iklim tropisnya. Bagai permata dunia, banyak

negara yang iri dengan apa yang kita miliki. Matahari menyinari selama kurang lebih 12 jam

per harinya. Ribuan jenis flora dan fauna dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di

negara tercinta ini. Berbagai macam jenis kayu yang dapat kita manfaatkan dengan bijak,

salah satunya untuk material bangun rumah. Selain itu jenis material lain juga sangat

beragam, sehingga memudahkan kita untuk menciptakan hunian yang nyaman, sesuai

keinginan, dan tentunya menarik dari segi fasanya. Dengan adanya sinar matahari yang cukup

banyak dapat kita terima, sebenarnya dapat kita manfaatkan secara maksimal untuk sumber

pencahayaan alami dalam bangunan sehingga kita dapat menghemat pemakaian listrik. Tetapi

apabila tidak di rencanakan dengan baik, bukan tidak mungkin sumber pencahayaan alami
yang paling utama ini dapat merepotkan anda. Salah satu yang merepotkan dalam rumah

adalah silau. Silau ini dapat diakibatkan oleh pantulan sinar matahari yang menimpa material

bangunan yang memiliki tingkat reflektifitas cukup tinggi, misalnya keramik, marmer, air.

25

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang

2. Iklim di Indonesia ada 3 macam yaitu: Iklim Muson, Iklim Tropika dan Iklim Laut

3. Faktor-faktor yang memengaruhi iklim di Indonesia yaitu: Faktor alami dan Faktor

buatan (manusia).

4. Faktor-faktor yang Dipengaruhi Iklim di Indonesia yaitu: Penyinaran Matahari, Suhu

udara, Kelembaban udara, Per-awanan, Curah hujan, dan Angin.

5. Klasifikasi iklim menurut para ahli : Iklim matahari, Iklim koppen, Iklim Schamidt –

Ferguson, Iklim Oldeman, dan Iklim Yunghunh.

6. Perubahan iklim global, beberapa dampak perubahan iklim global: mencairnya es

kutub utara, meningkatkan kebakaran hutan, terjadinya el nino dan la nina.

7. Kondisi perubahan iklim di Indonesia : kekeringan yang semakin panjang, pemanasan

global, banjir serta el nino dan la nina.

8. Kerugian iklim di Indonesia : Bencana sering terjadi akibat perubahan iklim

9. Keutungan iklim di Indonesia : Matahari menyinari indonesia selama 12 jam, ribuan

flora dan fauna tumbuh di Indonesia.

26
DAFTAR PUSTAKA

 Anjayani,Eni.2009.Geografi: Untuk Kelas X SMA/MA.Jakarta:PT. Cempaka Putih.

 Hartono.2009.Geografi 1 Jelajah Bumi dan Alam Semesta : untuk Kelas X Sekolah

Menengah Atas /Madrasah Aliyah. Jakarta:CV. Citra Praya.

 http://artikeldanmakalah-agusra.blogspot.com/2011/06/curah-hujan.html

 http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_iklim

 http://kukuhizal.blogspot.com/2012/08/klasifikasi-iklim-kelas-x-semester-2.html

 http://rangrangbuana.blogspot.com/2011/03/makalah-iklim-dunia.html

 http://tugasgeografi.wordpress.com/2011/02/25/klasifikasi-iklim/

 Anonim. 2013. Pengertian Iklim. http://google.co.id/. Diakses pada tanggal 31 Juli

2013.

 Diantoro, Fefia. Iklim Di Indonesia. http://blog.ub.ac.id/. Diakses pada tanggal 31 Juli

2013.

 Wardiyatmoko. 2006. Geografi. Erlangga. Jakarta

 Tjasyono, Bayong HK. 2004. Klimatologi. ITB. Bandung

Anda mungkin juga menyukai