Anda di halaman 1dari 40

Proyek Usaha Mandiri

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Proyek Usaha Mandiri (PUM)

Judul Kegiatan : Pembuatan Peta elevesi Digital kampus 2 Politeknik Pertanian


Negeri Payakumbuh Menggunakan Drone DJI Inspire 2

Bidang Ilmu : Pemetaan

1. Nama : Yongki Rizki Pratama

2. No.BP : 18253322033

3. Program Studi : Tata Air Pertanian

4. Jurusan : Teknologi Pertanian

Menyetujui

Dosen Pembimbing Pengusul


Akademik

Er Prabawayudha, S.Si, M.Sc Yongki Rizki Pratama


NIP. 197807132006041002 NIM.19253322033

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Teknologi Pertanian Ketua Program Studi

Politeknik Pertanian negeri Payakumbuh Tata Air Pertanian

DR.Edi Syafri,ST,M.Si Ir.OktoYournal,MP


NIP.197911112002121003 NIP.195710291988111001

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman i


Proyek Usaha Mandiri

Kata pengantar

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Proyek Usaha
Mandiri (PUM) ini. Laporan ini penulis tulis berdasarkan hasil PUM yang berjudul
“Pemetaan Sebagian Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh menggunakan Drone
DJI Inspire 1” dengan baik dan lancar. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih banyak kepada :

1. Orang tua saya yang selama ini mendukung dan bekorban memberikan yang
terbaik untuk masa depan saya, yaitu Bapak Hendri Gusmar dan ibu Elmi
Darti.
2. Bapak Er Prabawayudha, S.Si, M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam melaksanakan PUM hingga
selesainya penulisan laporan ini
3. Bapak Dr. Edi Syafri, ST. M.Si selaku ketua Jurusan Teknologi Pertanian.
4. Bapak Ir. Oktoyournal, M.P selaku ketua Progam Studi Tata Air Pertanian,
5. Sahabat-sahabat yang telah membatu penulis dalam menyelesaikan PUM ini.

Dalam hal ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karna itu kritik dan saran dari pembaca sangat berarti bagi penulis.
Penulis berharap dengan adanya laporan ini semoga bermanfaat dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.

Tanjung Pati, 8 juli 2021

YRP

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman ii


Proyek Usaha Mandiri

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. i

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................... 1

1. Latar Belakang............................................................................................ 1
2. Tujuan......................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 3

1. Peta............................................................................................................. 3
a) Fungsi Peta........................................................................................ 4
b) Klasifikasi Peta................................................................................... 4
c) Komponen Komponen Peta................................................................ 6
2. Sistem Informasi Geografis........................................................................ 7
a. Komponen SIG................................................................................... 8
b. Fungsi Analisis SIG........................................................................... 9
c. Manfaat SIG....................................................................................... 10
3. Fotogrametri............................................................................................... 11
a. Manfaat Fotogrametri......................................................................... 11
4. Drone.......................................................................................................... 15
a. Fungsi Drone....................................................................................... 14
b. Jenis Drone Untuk Pemetaan................................................................ 17
c. Drone DJI INSPIRE 2 QUATOR......................................................... 19
d. Fitur Drone DJI INSPIRE 2.................................................................. 19

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman iii


Proyek Usaha Mandiri

BAB 3 METODOLOGI...................................................................................... 22

a. Waktu dan Tempat.................................................................................... 22


b. Alat dan Bahan.......................................................................................... 23
c. Bagan alur rangkaian kegiatan.................................................................. 24
d. Rencana Anggaran Biaya .........................................................................
e. Pengambilan data spasial........................................................................... 24
a. Pemasangan Premark Titik GCP......................................................... 24
b. Penyiapkan Drone DJI Inspire 2.......................................................... 25
c. Penyiapan Jalur Terbang Drone.......................................................... 25
d. Penerbangan Drone DJI Inspire 2........................................................ 26
e. Tahap pengolahan data........................................................................ 26
1. Agisoft photoscan profesional.................................................... 26
2. Arcgis 10.3................................................................................. 32

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman iv


Proyek Usaha Mandiri

Daftar Table

Jadwal pelaksanaan............................................................................................... 22
Alat yang digunakan selama kegiatan PUM ........................................................ 23
Bahan yang digunakan selama kegiatan PUM..................................................... 23
RAB....................................................................................................................... 32

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman v


Proyek Usaha Mandiri

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak ditemukannya pemetaan secara digital, perkembangan pemetaan


dari waktu ke waktu semakin berkembang pesat. Hal ini dikarenakan
permintaan pemakai peta yang semakin meningkat dan variasi permintaan
dari kebutuhan peta yang semakin beragam dengan informasi selengkap
mungkin agar peta tersebut nilai manfaatnya semakin tinggi. Salah satu
perkembangan yang dimaksud adalah pemodelan peta dalam bentuk tiga
dimensi secara visual. Dengan menampilkan peta secara tiga dimensi,
sehingga dapat dengan mudah mengidentifikasi perbedaan ketinggian suatu
lokasi. Dari sini juga dapat lebih repersentatif dalam membuat suatu
perencanaan untuk mengembangkan daerah.

drone merupakan pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarah jauh
oleh auto pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri dan menggunakan
hukum aerodinamika untuk menganggkat diri sendiri agar bisa melakukan
penerbangan. UAV atau drone memiliki kemampuan melakukan pelacakan
posisi dan arah dari sensor yang dapat diterapkan dalam sistem kordinat
global dan koordinat lokal. UAV atau drone memiliki keunggulan
dibandingkan dengan citra satelit antara lain dapat dioperasikan relatif cepat
dan berulang, mampu terbang rendah sehingga menghasilkan citra resolusi
tinggi, biaya lebih rendah, aplikasi yang beragam, dan tanpa menggunakan
pilot, sedangkan citra satelit waktu perekamannya sudah ditetapkan, adanya
gangguan awan, dan gangguan-gangguan lain saat perekaman dalam
penggunaan drone akan menghasilkan gambaran kenampakan bumi dengan
resolusi spasial tinggi dan tidak terkendala awan, sehingga proses
pengumpulan datanya menjadi lebih mudah.

Pada saat ini DEM (digital elevation model) telah banyak digunakan
dalam aplikasi-aplikasi kebumian, lingkungan, dan rekayasa. Penggunaan
yang pertama dapat dilihat pada tahun 1950-an dimana DEM digunakan
sebagai metode yang paling penting dalam pemodelan dan analisis informasi

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 1


Proyek Usaha Mandiri

spasial - topografi. Walaupun demikian pentingnya DEM, belum banyak


perangkat lunak komersial yang secara khusus ditujukan untuk pengolahan
data DEM. Yang banyak beredar adalah perangkat lunak yang mampu
menampilkan data-data grafis berupa peta atau CAD1 secara umum, tetapi
perangkat lunak ini memiliki modul yang mampu membaca hasil olahan
perangkat lunak DEM.

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh adalah perguruan tinggi avokasi


yang berada di Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatra Barat yang di
dirikan pada tanggal 06 Februari 1989. POLITANI juga memiliki Kampus 2
di daerah Jorong batu kabau,kenagarian Sitanang,kec Lareh Sago
Halaban,Kab Lima Puluh Kota, Sumatra Barat.

Pemetaan dan pembuatan peta elevasi digital dengan menggunakan citra


setelit dan foto udara yang kemudian di integrasikan dalam sistem informasi
geografis adalah pembuatan peta elevasi digital di kampus 2 Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh pembuatan peta hanya di lokasi tersebut,di
karenakan kampus 2 di kelilingi oleh perbukittan dan tempat praktek
mahasiswa prodi Tata Air Pertanian,berdasarkan uraian dan penjelasan di
atas, maka proyek usaha mandiri saya yaitu Pembuatan Peta Elevasi Digital
pada kampus 2 Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh dengan
menggunakan Drone DJI INSPIRE 2.

1.2 Tujuan

1. Melakukan pemotretan foto udara Kampus 2 Politeknik Pertanian


Negeri Payakumbuh menggunakan Drone DJI Inspire 2
2. Mengolah data hasil pemotretan foto udara menggunakan Aqisoft
Photoscan Profesional
3. Membuat peta Elevasi Digital Kampus 2 Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh menggunakan Arcgis 10.3

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 2


Proyek Usaha Mandiri

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PETA

Menurut ICA (International Cartographic Association) dalam Nurdin,


Y. (2001), peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur
ketampakan abstrak yang dipilih dari kenampakan bumi, yang ada kaitannya
dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa. Melalui sebuah peta kita
akan mudah dalam melakukan pengamatan terhadap permukaan bumi yang
luas, terutama dalam hal waktu dan biaya.

Peta digunakan untuk visualisasi data keruangan (geospatial), yaitu data


yang berkenaan dengan lokasi atau atribut dari suatu objek atau fenomena di
permukaan bumi. Beberapa contoh kegunaan atau fungsi peta antara lain
sebagai alat yang diperlukan dalam proses perencanaan wilayah, alat yang
membantu dalam kegiatan penelitian, alat peraga untuk proses pembelajaran
di kelas, dan sebagai 11 media untuk belajar secara mandiri. Pada proses
perencanaan wilayah peta sangat diperlukan sebagai survei lapangan, sebagai
alat penentu desain perencanaan, dan sebagai alat untuk melakukan analisis
secara keruangan. Peta dalam sebuah penelitian sangat diperlukan terutama
yang berorientasi pada wilayah atau ruang tertentu di muka bumi. Peta
diperlukan sebagai petunjuk lokasi wilayah, alat penentu lokasi pengambilan
sampel di lapangan, sebagai alat analisis untuk mencari satu output dari
beberapa input peta (tema peta berbeda) dengan cara tumpang susun
beberapa peta (overlay), dan sebagai sarana untuk menampilkan berbagai
fenomena hasil penelitian seperti peta kepadatan penduduk, peta daerah
bahaya longsor, peta daerah genangan, peta ketersediaan air, peta kesesuaian
lahan, peta kemampuan lahan, dan sebagainya. Data-data yang dapat dibuat
peta adalah data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 3


Proyek Usaha Mandiri

2.1.1 Fungsi Peta

Peta merupakan alat yang sangat penting dalam geografi karena


mempunyai beberapa fungsi, antara lain sebagai berikut (a) Menunjukkan 4
posisi atau lokasi suatu wilayah di permukaan bumi, (b) Menggambarkan
bentuk dan persebaran berbagai gejala di permukaan bumi, (c)
Menggambarkan kondisi fisik dan kondisi sosial suatu wilayah. Peta dapat
digunakan untuk menggambarkan berbagai gejala yang terdapat di
permukaan bumi. Oleh karena itu, untuk mempelajari peta dengan baik
seseorang hendaknya memiliki berbagai macam pengetahuan meskipun
hanya bersifat umum. Selain bidang geografi, banyak instansi pemerintah
maupun swasta yang memerlukan peta. Sebagai contoh, di bidang militer
peta sangat penting untuk menggambarkan keadaan suatu wilayah. Di dalam
bidang militer peta digunakan untuk merencanakan strategi perang, antara
lain gerakan pasukan, pengintaian, penyerangan, pertahanan, dan tempat
perbekalan (Sariyono dan Nursa’ban, 2009)

2.1.2 Klasifikasi Peta

a Berdasarkan Isinya menurut (Nurdin. 2001)

1) Peta Umum

Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara


umum.. Misalnya sungai, gunung, laut, danau, dan lainnya. Kenamapakan
sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman, kota dan
lainnya Peta umum terdiri dari 2 jenis yaitu : peta topografi dan peta
chorografi:

a) Peta Topografi; yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi


rendahnya) permukaan bumi.

b) Peta Chorografi; yaitu peta yang mengambarkan seluruh atau sebagian


permukaan bumi dengan skala yang kecil antara 1 : 250.000 samapai 1 :
1.000.000 atau lebih.

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 4


Proyek Usaha Mandiri

2) Peta Tematik

Peta tematik adalah peta yang terdiri dari satu atau beberapa tema dengan
informasi yang lebih dalam / detail. Contohnya peta penyebaran penduduk
atau tingkat penghasilan menurut Negara, provinsi atau kabupaten.

3) Peta Digital

Peta digital adalah representasi fenomena geografik yang disimpan dan


dianalisis oleh komputer digital (Nuryadin, 2005). Setiap objek yang ada
pada peta digital disimpan sebagai sekumpulan koordinat, contohnya objek
berupa lokasi sebuah titik akan disimpan sebagai sebuah koordinat sedangkan
objek berupa wilayah akan disimpan sebagai sekumpulan koordinat
(Prahasta, 2010). Peta digital memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan
dengan peta analog (yang dibuat dalam bentuk kertas atau media cetakan
lain), antara lain:

1) Kualitas peta digital tetap. Tidak seperti kertas yang dapat sobek, terlipat
ataupun mengalami kerusakan lainnya. Peta digital ini 14 dapat dikembalikan
ke bentuk asalnya tanpa ada penurunan kualitas.

2) Peta digital mudah disimpan dan dipindahkan dari satu media ke media
penyimpanan yang lain. Peta analog memerlukan ruangan lebih besar jika
dibandingkan dengan peta digital yang bisa disimpan dalam sebuah hard
disk, CD-ROM, atau DVD-ROM.

3) Peta digital lebih mudah diperbaharui. Penyuntingan untuk keperluan


pemutakhiran data atau perubahan sistem koordinat misalnya, dapat lebih
mudah dilakukan menggunakan perangkat lunak tertentu.

b. Berdasarkan skalanya peta dapat digolongkan menjadi empat jenis,


yaitu;

(1) Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100
sampai 1 : 5.000; (2) Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 :
5.000 sampai 1 : 250.000; (3) Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 5


Proyek Usaha Mandiri

skala antara 1 : 250.000 samapai 1 : 500.00;(4) Peta skala kecil adalah peta
yang mepunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih.( Nurdin, Y.
2001)

c. Jenis Peta berdasarkan Tujuannya

(1) peta pendidikan ( educational Map), seperti peta lokasi sekolah


SLTP/SMA; (2) peta Ilmu Pengetahuan, seperti peta arah angin, peta
penduduk; (3) peta informasi umum (General Information Map), seperti peta
pusat perbelanjaan; (4) peta Turis ( Tourism Map), seperti peta museum, peta
rute bus; (5) peta Navigasi, seperti peta penerbangan, peta pelayaran; (6) peta
Aplikasi (Technical application Map), seperti peta penggunaan tanah; (7)
peta curah hujan, dan (8) Peta Perencanaan (Palning Map), seperti peta jalur
hijau, peta perumahan, peta pertambangan.( Nurdin. 2001)

2.1.3 Komponen-Komponen Peta

Komponen-Komponen Peta menurut ( Nurdin. 2001)

1. Judul Peta Judul peta biasanya diletakkan dibagian tengah atas peta.
Tetapi judul peta dapat juga diletakkan di bagian lain dari peta,
asalkan tidak mengganggu kenampakan dari keseluruhan peta.
2. Skala Peta Skala adalah perbandingan antara dua titik sembarang di
peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi, dengan satuan
ukuran yang sama.Pembilang ,yang terletak di bagian atas pecahan
merupakan satuan unit peta dan penyebut yang terteletak di bagian
bawah pecahan merupakan angka dalam unit yang sama yang
menunjukkan jarak yang sebenarnya dilapangan/bumi. Bila ingin
menyajikan data yang rinci, maka digunakan skala besar, misalnya 1 :
5000. Sebaliknya, apabila ingin ditunjukkan hubungan kenampakan
secara keseluruhan, digunakan skala kecil, misalnya skala 1 :
1000.000. Contonya skala 1 : 500.000 artinya 1 bagian dipeta sama
dengan 500.000 jarak yang sebenarnya, apabila dipakai satuan cm
maka artinya 1 cm jarak di peta sama dengan 500.000 cm (5 Km)
jarak sebenarnya di permukaan bumi.

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 6


Proyek Usaha Mandiri

3. Legenda Atau Keteragan. Legenda adalah penjelasan simbol-simbol


yang terdapat dalam peta. Gunanya agar pembaca dapat dengan
mudah memahami isi peta. Contoh simbol legenda +++++++ +.+.+.+.
+ _._._._._ Batas Negara, Provinsi,kabupaten Jalan kereta api Jalan
raya Sungai gunung/gunung api Ibu kota propinsi ibu kota kabupaten
Bandar udara Pelabuhan Danau Rawa Contoh legenda/keterangan
pada peta
4. Tanda Arah atau Tanda Orientasi Tanda arah atau tanda orientasi
penting artinya dalam suatu peta. Gunanya untuk menujukkan arah
utra, Timur dan barat. Tanda arah pada peta biasanya berbentuk tanda
panah yang menunjuk ke arah Utara. Petunjuk ini diletakkan di bagian
mana saja dari peta, asalkan tidak mengganggu kenampakan peta.

2.2 Sistem Informasi Grografis

Sistem Informasi Geografis Informasi Geografis merupakan data yang


ditempatkan dalam konteks ruang dan waktu. Sistem Informasi Geografis
(SIG) atau Geographic Information Sistem (GIS) sendiri merupakan sistem
berbasis komputer yang biasanya digunakan untuk menyimpan,
memanipulasi, dan menganalisa informasi geografis. Sebelum adanya Sistem
Informasi Geografis (SIG) ini, sejumlah informasi permukaan bumi disajikan
dalam peta yang dibuat secara manual. Hadirnya SIG dapat mengolah
komponen peta tersebut dalam komputer, kemudian hasilnya berupa peta
digital (Prahasta, 2010).

SIG dapat menggabungkan berbagai jenis data pada satu titik tertentu yang
ada di bumi, menghubungkannya, menganalisanya, hingga memetakan
hasilnya. Data yang diolah oleh sistem ini adalah data spasial yakni data yang
berorientasi pada geografis. Selain itu juga merupakan lokasi yang
mempunyai koordinat tertentu. Hal tersebut sebagai dasar referensi analisa
dan pemetaan hasilnya. Karena itu, aplikasi SIG ini dapat menjawab beberapa
12 pertanyaan tentang geografis bumi seperti lokasi, kondisi, pola,
pemodelan, serta tren. Kemampuan ini yang membedakan Sistem Informasi
Geografis (SIG) dengan sistem informasi lainnya

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 7


Proyek Usaha Mandiri

Paling tidak ada 4 jenis data yang dikenal dalam Sistem Informasi
Geografis, yakni:

1) Data Spasial Data ini merepresentasikan dan/atau mengidentifikasikan


posisi ruang (letak geografis) dari suatu fenomena. Contoh data spasial
seperti letak suatu daratan, informasi garis lintang dan garis bujur,
kepulauan, sumber minyak, hutan, sumber gas alam, pegunungan, serta
lainnya. Data spasial ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikan
lokasi, misalnya Kode Pos.

2) Data Atribut Data atribut merupakan data yang menjabarkan aspek dari
suatu fenomena dalam bentuk deskripsi atau penjelasan yang terperinci.
Data ini tergambar dalam bentuk kata-kata, angka, serta tabel. Data atribut
yang dapat dijumpai pada data kepadatan penduduk, data luas wilayah,
jenis-jenis tanah, data demografis, dan sebagainya.

3) Data Vektor Data vektor adalah data yang direpresentasikan sebagai suatu
mozaik berupa titik/point, garis (arc/line), polygon yaitu daerah yang
dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama, serta
nodes yaitu titik perpotongan antara dua garis. 13 Kegunaan data vektor
ini untuk menganalisa ketepatan posisi pada suatu wilayah atau
mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur.

4) Data Raster Data raster atau sering juga disebut dengan sel grid
merupakan data yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada data
raster, objek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang
disebut dengan pixel (picture element). Resolusi pada data raster
tergantung pada ukuran pixelnya. Nah, dengan kata lain resolusi
menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili
oleh setiap pixel pada citra (Prahasta, 2010)

2.2.1 Komponen SIG

Menurut Bramantiyo Marjuki (2014) Sebagai salah satu jenis sistem


informasi,

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 8


Proyek Usaha Mandiri

SIG (Sistem Informasi Geografis) mempunyai sub sistem atau komponen


yang bekerja secara bersama untuk menghasilkan fungsionalitas SIG 18
(Sistem Informasi Geografis). Komponen SIG (Sistem Informasi Geografis)
terdiri dari hardware, software, data dan metode.

1) Hardware atau perangkat keras merupakan media tempat pelaksanaan


proses SIG (Sistem Informasi Geografis). Hardware yang diperlukan
dalam sebuah SIG (Sistem Informasi Geografis) meliputi perangkat keras
untuk masukan data, penyimpanan data, pengolahan dan analisa data dan
pembuatan keluaran.

2) Software atau perangkat lunak merupakan alat pelaksana pekerjaan SIG


(Sistem Informasi Geografis). Software standar SIG (Sistem Informasi
Geografis) harus mempunyai kapabilitas data input, penyimpanan,
manajemen data, transformasi dan konversi data, analisa dan pembuatan
keluaran.

3) Data atau representasi dari sebuah obyek/fenomena adalah bahan yang


dianalisa di dalam SIG (Sistem Informasi Geografis). SIG (Sistem
Informasi Geografis) memperlukan sebuah jenis data yang spesifik agar
dapat memberikan keluaran seperti fungsionalitasnya. Data yang
digunakan dalam SIG (Sistem Informasi Geografis) adalah data geospasial
atau data yang berefrensi geografis (mempunyai informasi lokasi).

4) Metode adalah cara bagaimana data diolah untuk menjadi sebuah


informasi. Metode meliputi aspek pemasukan data ke dalam sistem,
bagaimana data dikelola dan disimpan, bagaimana data dianalisis, dan
bagaimana informasi ditampilkan

2.2.2 Fungsi Analis SIG

Menurut Eddhy Pyhasta (2009), fungsi dari analis spasial yaitu :

1) Klasifikasi (reclassify), yaitu suatu kegiatan mengklasifikasikannya


kembali suatu data hingga pada akhirnya menjadi sebuah data spasial yang
baru berdasarkan pada kriteria atau atribut tertentu.

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 9


Proyek Usaha Mandiri

2) Jaringan (network), yaitu sebuah fungsionalitas yang merujuk pada


datadata spasial, titik-titik ataupun garis-garis yang terpisahkan.

3) Tumpang tindih (overlay), merupakan fungsionalitas yang menghasilkan


layer data spasial baru, dimana layer tersebut merupakan hasil gabungan
dari dua layer atau lebih.

4) Buffering, adalah fungsionalitas yang menghasilkan layer spasial baru


dengan bentuk polygon serta memiliki jarak tertentu dari beberapa
unsurunsur spasial yang menjadi masukannya.

5) 3D analysis, fungsi ini terdiri daari sub fungsi yang berkaitan dengan
presentasi data spasial yang terdapat di dalam ruang 3 dimensi atau
permukaan digital.

6) Digital image processing, untuk fungsionalias ini nilai ataupun dianggap


sebagai fungsi sebar spasial.

2.2.3 Manfaat Sistem Informasi Geografis (SIG)


Menurut (Hendra,2012), manfaat atau fungsi utama dari SIG yaitu,

1. Melakukan proses penyimpanan, perhitungan, dan menampilkan


hubungan spasial antara obyek.
2. Menyimpan dan memanipulasi berbagai jenis atribut dari obyek.
3. Melakukan analisis spasial 20
4. Mengintegrasikan data spasial yang didapat dari berbagai sumber.

Fungsi yang paling utama ada terdapat 3 fungsi utama dari Sistem Informasi
Geografis (SIG), yaitu spatial database management system (DBMS),
visualisasi dan mapping, serta analisis spasial. Fungsi dari spatial database
management system adalah meliputi kemampuan untuk identifikasi sumber
data, teknik koleksi data, serta preprocessing data dan atribut-atributnya.
Fungsi dari visualisasi dan mapping dapat dimanfaatkan setelah basisdata
spasial disiapkan dan terisi oleh data. Visualisasi dan mapping akan membuat
data menjadi tersaji dengan jelas di hadapan penggunanya (Hendra, 2012)

2.4 Fotogrametri

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 10


Proyek Usaha Mandiri

Definisi Fotogrametri Fotogrametri merupakan seni, ilmu, dan


teknologi perolehan informasi tentang obyek fisik dan lingkungan melalui
proses perekaman, pengukuran, dan penafsiran foto udara (Thomson dan
Gruner, 1980 dalam Gularso, dkk 2013)..
Istilah Fotogrametri berasal dari kata photos (=sinar), gramma
(=sesuatu yang tergambar) dan metron (=mengukur). Secara sederhana maka
fotogrametri dapat diartikan sebagai "pengukuran secara grafis dengan
menggunakan sinar". Dari definisi tersebut dapat dimengerti bahwa
fotogrametri meliputi (Wolf, 1983 dalam Gularso, dkk 2013).
- Perekaman obyek (pemotretan)
- Pengukuran gambar obyek pada foto udara
-Pemotretan hasil ukuran untuk dijadikan bentuk yang bermanfaat
(Peta). Fotogrametri adalah ilmu untuk memperoleh informasi dari suatu
objek melalui proses pencatatan, pengukuran, dan interpretasi fotografis
dimana aspek-aspek geometrik dari foto udara seperti sudut, jarak, koordinat,
dan sebagainya merupakan faktor utama. Hasil dari fotogrametri adalah foto
udara.
a. Fotogrametri Metrik, Fotogrammetri Metrik atau metrik fotogrametri
bertujuan untuk memperoleh data kuantitatif seperti jarak, sudut, luas dan
posisi dari suatu objek.Untuk memperoleh data tersebut diperlukan alat-alat
khusus serta pengetahuan dan keterampilan tertentu.Hal ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan matematis antara sistem foto udara dengan sistem
tanah, sehingga ukuran-ukuran di foto dapat dipindahkan ke sistem tanah
atau sebaliknya.
b. Fotogrametri Interpretatif, Fotogrammetri Interpretatif bertujuan untuk
memperoleh data kualitatif dengan cara pengenalan, identifikasi dan
interpretasi foto udara.

2.4.1 Pemanfaatan Fotogrametri

Sebagai sebuah ilmu, seni dan teknik, fotogrametri memiliki manfaat dan
peran yang sangat besar baik untuk keperluan pengembangan teori maupun
untuk keperluan aplikasi. Sumbangan utama fotogrametri adalah untuk

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 11


Proyek Usaha Mandiri

pembuatan peta dengan tingkat akurasi dan informasi yang relatif detail.
Pemanfaatan fotogramteri dapat dilihat pada penjelasan berikut ini:

1. Identifikasi, Pengukuran dan pemetaan fisiografis a) Identifikasi objek


Suatu objek dapat diketahui atau dikenali jenisnya berdasarkan ukurannya.
Ukuran objek dapat diketahui ukurannya (panjang, lebar, tinggi, atau
volume) dari foto udara karena adanya kenampakan objek yang disertai
dengan informasi skala yang ada di informasi tepi. b) Pengukuran
ketinggian tempat dan kemiringan lereng c) Pemetaan dan revisi peta
topografi Sifat-sifat yang paling jelas dari suatu bentuk lahan adalah
bentuk tiga dimensionalnya, yang dengan mudah dapat dianalisis dalam
suatu model stereoskopis. Dengan demikian, penafsir citra dapat
menentukan secara cepat apakah suatu lahan bertopografi relative halus
atau kasar, apakah berbukit-bukit bulat atau runcing, kemiringan lereng
curam atau landai, dan sebagainya. Informasi yang sedemikian banyak
dari foto udara dapat memberikan suatu data untuk membuat peta. d) Alat
bantu studi geomorfologi dan geologi Geomorfologi merupakan disiplin
lmu yang sangat banyak terbantu oleh fotogrametri. Kenampakan 3-D
pada foto udara yang disertai dengan adanya vertical exaggeration
semakin memudahkan para ahli geomorfologi untuk mempelajari kondisi
lahan suatu tempat. Perkembangan perangkat lunak dalam fotogrametri
digital semakin memperdalam analisis geomorfologi dan geologi.
Pemodelan lahan yang dikenal dengan DEM dan TIN mempermudah ahli
dan pembelajar geomorfologi dan geologi untuk membuat dan
merepresentasikan, bahkan merekonstruksi gejala fisiografis melalui
teknik-teknik dalam fotogrametri digital.

2. Pemetaan persil/pendaftaran tanah Resolusi spasial citra saat ini


sedemikian tinggi yakni sampai kurang dari 1 meter, sehingga perwujudan
persil lahan lebih mudah untuk diukur dan dianalisis, bahkan dengan
teknik manual sekalipun. Pembuatan peta persil biasanya membutuhkan
foto udara berskala besar.

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 12


Proyek Usaha Mandiri

3. Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Fisik Pembangunan sarana dan


prasarana fisik secara procedural pasti didahului dengan perencanaan yang
memerlukan dukungan data fisik lahan. Data fisik lahan yang paling
umum digunakan adalah kemiringan lereng, bentuk lahan, posisi/orientasi,
luas lahan, dan penggunaan lahan. Data seperti ini dapat diperoleh dengan
mudah pada foto udara, sehingga dapat mengurangi biaya survey
lapangan.

4. Perencanaan Jalan Raya Perencanaan jalan raya memerlukan informasi


mengenai bentuk lahan, ketinggian tempat, kemiringan lereng,
arah/jurusan, jarak, volume material yang diperlukan untuk menambah
bentuk lahan yang cekung atau memotong lahan yang terlalu tinggi serta
informasi fisiografis lainnya dari suatu area yang akan dilewati oleh jalan.
Informasi-informasi tersebut tentu membutuhkan survey dan pengukuran
yang memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Untuk menghemat
dan memberikan informasi yang teliti mengenai kondisi lahan dan ukuran
aspek yang diperlukan tersebut fotogrametri dapat memberikan
solusinyayang berupa waktu pengukuran yang lebih cepat, ketelitian yang
dapat dipertangungjawabkan, efektif dan lebih hemat.

5. Perencanaan Jalan Kereta Api Syarat kondisi lahan untuk jalan kereta api
berbeda dengan jalan biasa. Kemiringan jalan kereta api tidak boleh lebioh
dari 15 persen. Kondisi lahan yang bentuknya tidak mendukung tetapi
terpaksa harus dilewati karena tidak memungkinkan pula jika arah belokan
kereta api harus tajam, maka dalam perencanaan jalan kereta api harus
diperhitungkan berapa lahan yang harus dipotong dan berapa yang harus
diurug. Berdasarkan informasi jurusan dan arah dari foto udara dapat
ditentukan belokan yang efektif, arah jalan kereta yang baik. Berdasarkan
informasi kemiringan lereng dapat ditentukan daerah mana yang harus
dipotong lahannya dan berapa volume tanah yang diperlukan untuk
mengurug lahan-lahan yang cekung agar jalan kereta api dapat dipakai.

6. Perencanaan Lahan Permukiman Perencanaan permukiman membutuhkan


informasi kondisi fisik lahan permukiman. Diantara informasi yang

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 13


Proyek Usaha Mandiri

diperlukan adalah informasi bentuk lahan, kemiringan lereng, arah/jurusan


lokasi permukiman, aksesibilitas lokasi, jarak dari sumber-sumber
bencana, kemungkinan banjir, sistem pengaturan/drainase, posisi lahan
terhadap penggunaan lahan lainnya, sistem pembuangan kaitannya dengan
kemiringan lereng dan lain-lain. Informasi-informasi tersebut dapat
diekstrak dari foto udara yang cara perhitungannya tentu membutuhkan
teknik fotogrametri. Masing-masing variable dapat diberi skor penilaian
yang selanjutnya dapat diketahui kondisi kelayakannya untuk pendirian
permukiman.

7. Kegunaan Lainnya Kegunaan lainnya masih sangat banyak terutama


untuk aspek-aspek pembangunan yang memerlukan informasi ukuran dari
unsur fisik permukaan bumi. (Prayogo, Manoppo, & Lefrandt, 2020)

2.5 Drone

Dalam empat tahun terakhir, berbagai jenis piranti tanpa awak telah
digunakan oleh kalangan sipil dan ilmiah. Piranti tersebut dilengkapi dengan
berbagai macam peralatan untuk memberikan data dalam berbagai aplikasi.
Salah satunya adalah pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle - UAV)
yang berkembang pesat untuk aplikasi penginderaan jauh. UAV merupakan
jenis pesawat terbang yang dikendalikan alat sistem kendali jarak jauh lewat
gelombang radio. Banyak penelitian menggunakan platform ini. Dengan
menggunakan UAV, data dapat diperoleh dengan biaya relatif rendah, dalam
waktu relatif cepat, dan aman dalam berbagai kondisi cuaca. UAV
merupakan sistem tanpa awak (Unmanned System), yaitu sistem berbasis
elektro-mekanik yang dapat melakukan misi-misi terprogram, dengan
karakteristik:

a. tanpa awak pesawat,


b. beroperasi pada mode mandiri baik secara penuh atau sebagian,
c. Sistem ini dirancang untuk dapat dipergunakan secara berulang
(Department of Defence, 2007, dalam Wikantika, 2009).

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 14


Proyek Usaha Mandiri

Teknologi pemetaan tanpa awak menjadi pilihan alternatif disamping


teknologi pemetaan lainnya seperti pemotretan udara baik skala besar dan
kecil berawak serta pemetaan berbasis satelit. Teknologi ini sangat
menjanjikan untuk diaplikasikan dikembangkan dan sesuai karakteristik
topografis dan geografis Indonesia (Wikantika, 2009). Salah satu contoh
UAV disajikan pada Gambar 1. UAV biasanya dilengkapi dengan alat atau
sistem pengendali terbang melalui gelombang radio, navigasi presisi (Ground
Positioning System - GPS dan Pengukuran Inertial Unit), dan elektronik
kontrol penerbangan, dan peralatan kamera resolusi tinggi. UAV dapat pula
dilengkapi kamera multispektral untuk penelitian pertanian. Kamera tersebut
mempunyai band merah, hijau, dan NIR (Near Infra Red) mendekati band 2,
3, dan 4 pada citra Landsat TM, yang dapat digunakan untuk menghitung
nilai kehijauan tanaman, seperti Normalized Differences Vegetation Index
(NDVI), Soil Adjusted Vegetation Index (SAVI), dan kanopi tanaman. Selain
itu, penelitian yang dilakukan Lin (2008) menunjukkan bahwa sistem UAV
juga memungkinkan dilengkapi dengan sensor laser untuk menghasilkan citra
tiga dimensi, sebagai pendukung pemetaan elevasi lahan, Digital Elevation
Model (DEM). Sensor laser yang berupa kamera super bersudut lebar (super-
wide-angle) dari empat digital kamera yang dirancang khusus dan dipasang
di berbagai arah sumbu optik, untuk mengmbil gambar dari 4 sudut pandang
yang berbeda agar gambar yang dihasilkan overlapping untuk dapat
menghasilkan citra foto tiga dimensi. McGeer dan Holland (1993) dalam
Waugh dan Mowlem (2010) menyebutkan salah satu jenis UAV, Aerosonde,
telah dikembangkan secara komersial sejak tahun 1993 dan diperuntukkan
untuk berbagai misi ilmiah. UAV ini dapat membawa berbagai jenis sensor
(Holland, 2001) termasuk pencitraan pankromatik, inframerah dan
barometric.

2.5.1 Fungsi Drone


selain digunakan untuk militer, drone sudah mulai dikembangkan untuk
misi pencarian dan penyelamatan. Tentunya cara kerja drone disesuaikan 23

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 15


Proyek Usaha Mandiri

dengan fungsi dan tujuan penggunaanya. Sampai saat ini, drone memiliki
banyak fungsi dalam berbagai layanan, seperti: (Gifson:2005).
1) Bidang Militer Dalam bidang militer, UAV atau pesawat tanpa awak
memiliki kegunaan, diantaranya :
 Pesawat penyerang kamp-kamp musuh
 Pesawat pengintai atau mata-mata
 Pesawat kamikaze (untuk ditabrakkan ke musuh)
 Pesawat patroli perbatasan UAV atau pesawat tanpa awak dapat
digunakan untuk menyerang kamp-kamp musuh karena ada UAV yang
mampu membawa berbagai roket dan rudal, selain itu dapat mengurangi
kerugian dibanding menggunakan pesawat konvensional ataupun
helikopter.
2) Bidang Sipil Dalam bidang sipil, biasanya pesawat tanpa awak atau UAV
ini digunakan untuk:
 Melihat Luas lahan dan kontur yang ada sehingga memudahkan dalam
perencanaan pembangunan lahan tersebut.
 Membantu pemerintah dalam membuat tata kota yang lebih teratur.
 Mengetahui luas lahan yang terbakar dalam kebakaran hutan
 Menciptakan peta tambang 3 dimensi yang telah digarap dalam bidang
pertambangan Kegunaan-kegunaan tersebut tak terlepas dari
pemanfaatan UAV yang lebih ekonomis dan dapat dibekali dengan
kamera-kamera yang dapat 24 memberikan gambaran secara nyata
terhadap suatu area. Bahkan data dari kamera tersebut bisa langsung
ditransfer kepengguna baik melalui video maupun gambar-gambar
foto.
3) Bidang Ilmu Pengetahuan Dalam bidang ilmu pengetahuan, UAV atau
pesawat tanpa awak ini dapat digunakan untuk:
 Media untuk mempelajari aerodinamika dan penerapannya
 Untuk pemetaan 7
 Penelitian Atmosfir
 Penyebaran benih
 Pengamatan vitigasi daerah kritis yang sulit

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 16


Proyek Usaha Mandiri

 Pengawasan Bencana
 Membuat hujan buatan.
Dengan memiliki kemampuan untuk membawa beban hingga ratusan
kilogram, maka UAV atau pesawat tanpa awak bisa digunakan untuk
membawa muatan lain seperti muatan benih ataupun bubuk kimia tertentu
untuk ditebar dalam sebuah area sehingga dapat digunakan untuk penyebaran
benih dan membuat hujan buatan. Fungsi drone bisa dikembangkan oleh siapa
saja yang memiliki keahlian khusus, digunakan untuk apa dan seperti apa
pengendaliannya. Belakangan ini drone masih dikendalikan secara manual atau
menggunakan remote kontrol. Sekarang ini, drone bisa dikendalikan secara
semi otomatasi menggunakan sistem algoritma pada unit kontrol drone
tersebut. Tak hanya itu, drone juga dapat diprogram pada komputer yang
terpasang pada drone tersebut. Dengan sistem 25 kendali otomatis atau
autopilot, maka drone dapat terbang dan kembali ke tempat semula tanpa
bantuan manusia. (Gifson:2005). Melihat drone yang dapat digunakan untuk
beragam tujuan, baik untuk kepentingan militer ataupun sipil, maka
penggunaannya di Indonesia ataupun di negara lain perlu pembatasan dan
pengaturan. Penggunaan drone beberapa tahun terakhir ini mulai marak di
Indonesia, antara lain untuk pengambilan gambar kondisi banjir di Jakarta oleh
beberapa stasiun TV nasional. Pemetaan cepat kondisi daerah terdampak pasca
bencana juga dilakukan untuk perencanaan evakuasi korban. (Gifson:2005)

2.5.2 Jenis Drone Untuk Pemetaan

Menurut Pamungkas, September 29, 2018 yaitu:

1. JENIS DRONE QUAD COPTER

 DRONE DJI PHANTOM

Dji phantom merupakan seri drone pabrikan yang paling populer


rekomendasi dari technogis ketika melakukan pemetaan menggunakan
drone adalah menggunakan drone dji phantom 3 dan 4.

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 17


Proyek Usaha Mandiri

 DJI INSPIRE

DJI Inspire lebih powerfull dari segi endurance dan peforma kamera untuk
melakukan pemetaan foto udara. Harga yang lebih mahal dari seri DJI
phantom menjadi salah satu perlu dipertimbangkan menggunakan drone
jenis ini

 DJI MAVIC

DJI movic hampir sama seperti DJI Phantom hanya saja secara ukuran dan
praktis drone ini lebih unggul.

2. JENIS PESAWAT FIXED WING

 SKYWALKER T-TAIL

Skywalker tipe ini paling populer dan banyak dikembangkan oleh


beberapa perusahaan , tipe yang paling aman dan efisien dalam melakukan
pemotretan udara menggunakan uav.

 SKYWALKER X8

Skywalker x8 ini memiliki kemampuan dan kecepatan yang sangat tinggi


sehingga pilot yang mengoperasikan perlu benar-benar profesional untuk
melakukan pemotretan dengan seri ini.

 NIMBUS

Seri Nimbus memiliki kemampuan diatas seri T tail karena mengguankan


2 motor dan mudah dalam perakitan. dan sangat mudah dikembangkan
untuk menjadi pesawat VTOL.

 BUFFALO

Pesawat seri buffalo merupakan seri yang mirip seperti x8 dari segi
peforma dan ukuran sangat mirip, hanya seri buffalo memiliki design yang
sedikit denganx8.:

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 18


Proyek Usaha Mandiri

3 DJI INSPIRE 2 QUADCOPTER

DJI Inspire 2 adalah drone quadcopter terbaru dari DJI yang


merupakan seri terbaru dari pendahulunya Inspire 1. DJI Inspire 2
mampu terbang dengan kecepatan dari 0 sampai 50mph (80kph) hanya
dalam 4 detik dan kecepatan maksimum 67mph (108kph). DJI Inspire
2 menggunakan sistem baterai ganda yang dapat terbang dengan waktu
maksimal hingga 27 menit (jika menggunakan dengann kamera
X4S).Selain itu, dilengkapi teknologi self-heating yang
memungkinkan untuk terbang bahkan dalam keadaan suhu rendah.
Selain itu, dilengkapi dengan FlightAutonomy yang telah
dikembangkan khusus dan lebih baik dengan 2 directions obstacle
avoidance dan sensor redundancy.

Sistem transmisi video juga telah di upgrade dengan frekuensi


sinyal ganda dan dual channel, jadi anda dapat melakukan streaming
video dari kamera FPV onboard dan kamera utama secara
bersamaan,Kamera FPV merupakan keunggulan dari DJI Inspire 2.

Fitur DJI Inspire 2 Quadcopter

1. Efficient Workflow
Inspire 2 bekerja dengan optimal dan mampu merekam video
dalam CinemaDNG dan Apple ProRes (software belum termasuk),
dan format umum lainnya ketika pasca-produksi dalam pembuatan
film. Juga mendukung format FAT32 / exFAT file sistem, yang
memungkinkan menyalin file dengan cepat dan langsung dari
CINESSD tanpa software tambahan.

2. Sense and Avoid


Vision System yang berada di bagian Depan dan bawah
memungkinkan Inspire 2 untuk mendeteksi rintangan hingga 30
meter ke depan, memungkinkan untuk penerbangan yang aman
sampai dengan kecepatan 34mph (54kph) pada sudut 25 °.

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 19


Proyek Usaha Mandiri

Sensor inframerah di bagian atas body akan memindai hambatan


16ft (5m) di atas pesawat untuk menambahkan perlindungan ketika
terbang di ruangan tertutup. Sensor tersebut merupakan komponen
inti dari sistem DJI FlightAutonomy.

3. Spotlight Pro
Spotlight Pro adalah mode tracking yang sangat powerfull,
memungkinkan bahkan satu pilot untuk menangkap gambar dengan
begitu komplek dan dramatis.Memiliki dua mode pengambilan
gambar, Quick Mode dan Composition Mode. Di Quick Mode,
anda dapat memilih objek untuk memulai pelacakan. Dalam
Composition Mode, cukup pilih subjek dan posisi pelacakan,
ketika subjek memasuki posisi pelacakan, tekan shortcut untuk
memulai pelacakan, gimbal juga dapat digerakkan selama syuting
untuk komposisi adjustment.

cerdas lain juga tersedia.Anda bisa menghindari rintangan dengan


begitu optimal bila menggunakan mode Point of Interest dan
waypoint mode untuk membuat hasil tembakan yang komplek,
sederhana dan berulang. Juga tersedia mode QuickSpin, TapFly
dan ActiveTrack, untuk lebih mudah lagi dalam mengambil
gambar.

4. TapFly
2-axis onboard, dengan kamera FPV yang dapat memisahkan
display penerbangan dari tampilan kamera utama dan secara
efektif memberikan Inspire 2 display khusus untuk TapFly. Ketuk
titik di layar dalam tampilan FPV untuk menetapkan rute
penerbangan dan Inspire 2 secara otomatis akan terbang sepanjang
rute itu, lalu anda cukup fokus untuk mengerakkan gimbal.

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 20


Proyek Usaha Mandiri

5. ActiveTrack
ActiveTrack Mode yang memungkinkan Inspire 2 untuk
mengenali berbagai subjek seperti orang atau benda. Setelah itu
pesawat dan gimbal akan fokus mengikuti arah subject dan
bergerak sesuai dengan yang sudah anda tentukan.

6. Smart Return to Home


Vision system di bagian depan dan bawah memungkinkan Inspire
2 untuk membuat peta real-time dari rute penerbangannya. Jika
video transmission system signal hilang maka fitur Smart Return
Home akan aktif secara otomatis, lalu drone akan terbang pulang
sepanjang rute aslinya, dan mengubah rutenya menjadi garis lurus
ketika mendapatkan sinyal kembali.Selain itu, drone juga dapat
menggunakan kamera utama-nya untuk mengidentifikasi hambatan
sejauh 200m di depannya, yang memungkinkan untuk
merencanakan rute aman untuk kembali.

7. Video Transmission System


Update terbaru untuk teknologi DJI Lightbridge yang memiliki
jarak transmisi efektif hingga 4.3mi (7km), jika tidak ada halangan
dan bebas dari gangguan. Selain itu, juga mampu memberikan
tampilan video FPV 1080p / 720p untuk pilot dan operator
kamera.Pengguna juga dapat beralih antara frekuensi 2.4GHz dan
5.8GHz untuk control dan stabilitas sinyal yang lebih baik

BAB 3

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 21


Proyek Usaha Mandiri

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan PUM ini dilaksanakan pada Semester 5 (lima), Kegiatan


PUM ini di laksanakan di Kampus 2 Politeknik Negeri Payakumbuh, yang
berlokasi , di Jorong Batu Kabau,Kenagarian Sitanang,Kec Lareh Sago
Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota.
1 Tabel Rencana Dristribusi Jadwal Kegiatan Proyek Usaha Mandiri

No Tahap September Oktober November Desem


ber
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Persiapan alat
2 Survai
loksasi
3 Pengambilan
data
4 Pengolahan
data
5 Pelaporan

3.2 Alat dan Bahan

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 22


Proyek Usaha Mandiri

1. Alat yang digunakan Tabel 1 :


Table Alat 1:

No Alat Kegunaan Jumlah Satu


an
1 Gunting Membagi terpal menjadi 1 Unit
beberpa potongan
2 Penggaris Mengukur panjang dan lebar 1 Unit
terpal
3 Drone DJI Mengambil foto udara di 1 Unit
Inspire 2 lokasi PUM.
4 Hp Android Membuat jalur 1 Unit
dilengkapi terbang,mengkalibrasi,dan
aplikasi DJI memontori terbang Dronre
Go, PIX4D
Capture,dan
Ctrl+DJI
5 Card memory Menyimpan hasil pengambilan 1 Unit
32 GB foto udara
6 Total station Mengambil titik koordinat 1 Unit
(GCP) di lapangan
7 Laptop/PC Mengolah data hasil foto udara 1 Unit
dilengkapi
software
Agisoft
Photoscan dan
Arcmap
8 Flask Disk Menyimpan file data 1 Unit
32GB
9 Alat tulis Mencatat data di lapangan 1 Unit
Bahan Tabel 2:

No Bahan Kegunaan Jumla Satu


h an
1 Terpal orange Membuat Premark / tanda 3 M
sebagai titik GCP
2 Lakban hitam hitam Perekat terpal 4 Buah
3 Lem korea Perekat terpal 2 Buah
4 Alat tulis Mencatat data 1 Unit
5 Kertas HVS Mencetak hasil 1 Unit

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 23


Proyek Usaha Mandiri

3.3 Bagan Alur Prosedur Pelaksana

Pengambilan Data Spasial

Pemasangan
Pemasangan Penyiapan Pembuatan Pemotretan
Premark Titik
Premark Titik Drone rute/jalur Foto
GCP
GCP terbang

12 Titik GCP 1 Unit Drone 3 mission 3600 photo

Pengolahan data

Agisoft Photoscan Profesional

1. Add Photos
2. Align Photos
1. Model 3D
3. Input GCP
4. Build Dense 2. Citra Orthophoto
5. Build Mesh
6. Build Texture 3. DEM
7. Build DEM
8. BuildOrthophoto

Arcgis 10.3

1. Membuat SHP
Polygon
2. Digitasi Peta Model
3. Isi Atribut Table Elevasi Digital
4. Layout

3.4 Pengambilan Data Spasial

3.4.1 Pemasangan Premark GCP

Titik GCP yang di dapatkan hasil pengukuran menggunakan Total Station


ada 4 buah titik GCP. Pemasangan Premark pada titik GCP menggunakan
terpal berwarna orange agar dapat terlihat oleh drone dengan ketinggian 100

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 24


Proyek Usaha Mandiri

mdpl. Dengan membentuk sudut siku-siku dan dengan ukuran panjang 60 cm


lebar 30 cm.

3.4.2 Penyiapan Drone DJI Inspire 2

3.4.3 Penyiapan Jalur Terbang Drone

Dalam pekerjaan pemetaan fotogrametri menggunakan wahana drone,


agar mendapatkan data objek kawasan yang utuh dan hasil gambar yang baik,
maka 36 salah satu hal yang paling penting direncanakan adalah jalur
terbang. Untuk efektivitas terbang wahana drone dalam merencanakan jalur
terbang harus memperhatikan berbagai aspek seperti kondisi medan, kondisi
cuaca, ketinggian terbang, angle kamera, besar pertampalan overlap pada foto
udara, waktu dan jarak tempuh wahana. Pada penggambaran dan perencanaan
jalur terbang ini dilakukan menggunakan aplikasi android DJI GO, PIX4D
Ctrl+ dan PIX4D Capture, yang dapat di control menggunakan perangkat
ponsel pintar. Pada penyiapan jalur terbang ini, drone terbang dengan metode
polygon mission. Langkah-langkah dalam pembuatan jalur terbang dimulai
dengan menentukan wilayah batasan kerja atau Area of Interest (AOI),
kemudian ditentukan metode terbang drone, setelah itu dapat di ketahui
waktu terbang dan tinggi terbang.

Dalam PIX4D capture terdapat 5 metode rencana terbang yaitu :

 Polygon mission Yaitu metode yang paling sering digunakan, karena


metode mudah di atur di sesuaikan dengan wilayah yang akan di potret.
 Grid mission Yaitu, dengan membuat garis pada rute yang akan di
potret37
 Circular mission Yaitu untuk memotret dengan cara mengelilingi objek
 double grid mission yaitu, dengan membuat rute dengan garis dan saling
berlawanan arah
 Free flight mission Yaitu, membuat rute dengan manual memotret secara
langsung menggunakan remote control. Settingan38 Pada PUM kali ini,
saya membuat 3 jalur terbang dengan mengatur tinggi terbang 100 m,

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 25


Proyek Usaha Mandiri

sidelap 70%, overlap 80%, kecepatan pengambilan foto 10 m/s. Waktu


setiap jalurnya dalam pengambilan foto udara rata-rata 6 menit.

3.4.4 Penerbangan Drone DJI Inspire 2

Berikut langkah-langkah untuk melakukan penerbangan Drone DJI


Inspire 2
 Menyiapkan aplikasi DJI Go yang dapat di Download di Play Store
 Hubungkan antara DJI Go dengan drone, pastikan sesuaikan nama drone
yang akan di pakai dengan pilihan di DJI Go.
 Mengkalibrasi DJI Inspire dan Gimbal sesuai dengan instruksi yang
terdapat pada layar smartphone Meletakkan Drone atau titik home point
drone usahakan di tempat yang terbuka dan terjangkau oleh remote
control. Setelah terhubung dengan aplikasi yang mengatur rute
penerbangan kemudian lakukan kalibrasi. Yaitu 360º dan 90º

3.4.5 Tahap Pengolahan Data

3.4.5.1 Agisoft Photoscan Profesional

Setelah foto udara, maka didapatkan, kemudian lakukan pengolahan data


hasil foto udara guna mendapatkan bentuk mozaik dan 3D menggunakan
Software Agisoft Photoscan Profesional (64Bit) mulai dari langkah add
fhotos, align Fhotos, add GCP, build dense cloud, build mesh, build texture,
dan build orthomosaic. Agisotf merupakan sebuah perangkat lunak yang
diproduksi oleh Agisoft LCC tahun 2006. Perusahaan riset yang inovatif
bergerak di bidang teknologi komputer dalam algoritma pengolahan citra
dengan teknik fotogrametri digital. Produk-produk agisoft diantaranya agisoft
photoscan, agisoft lens, agisoft stereo.

Agisoft lens merupakan software yang digunakan untuk kalibrasi kamera


otomatis dengan target kalibrasi di layar LCD. Agisoft stereoscan, digunakan
dalam pembuatan model 3D dari pasangan gambar stereo. Agisoft photoscan

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 26


Proyek Usaha Mandiri

digunakan untuk membangun rekonstruksi 3D, visualisasi, survei dan tugas


pemetaan (RoseGIS, 2017).

Agisoft PhotoScan adalah solusi pemodelan 3D berbasis gambar


canggih yang bertujuan menciptakan profesional konten 3D berkualitas dari
gambar diam. Berdasarkan teknologi rekonstruksi 3D multi-view terbaru, itu
beroperasi dengan gambar arbitrary dan efisien dalam kondisi terkontrol dan
tidak terkontrol. Foto bisa diambil dari posisi apapun, asalkan objek yang
akan direkonstruksi terlihat pada setidaknya dua foto. Penyelarasan gambar
dan rekonstruksi model 3D sepenuhnya otomatis, kelebihan penggunaan
agisoft dalam fotogrametri adalah photoscan dapat melakukan pengolahan
mozaik foto dalam waktu yang singkat, dan hasil memiliki color balancing
yang terhitung baik. Selain itu dapat pula melakukan pengolahan otomatis
melalui proses batch. Sementara kelemahan dari agisoft photoscan adalah
masih dilakukannya penginputan GCP harus dilakukan secara manual.
(Agisoft LLC, 2016).

Umumnya tujuan akhir pemrosesan foto dengan PhotoScan adalah


untuk membangun model 3D bertekstur. Itu prosedur pemrosesan foto dan
konstruksi model 3D terdiri dari empat tahap utama (Agisoft LLC, 2016)

1) Membuka software Agisoft Photoscan

2) Add photos hasil pemotretan, dengan cara Workflow – add photos, pilih
seluruh fhoto dengan CTRL+A41

3) Menyelaraskan foto dengan melakukan perintah workflow→align,


memilih accuracy medium.

4) Melakukan Input GCP dan Orthorectifikasi dengan perintah import- pilih


lokasi penyimpanan titik koordinat dengan format *txt*

Sebelum memasukkan GCP dalam Agisoft, perlu memastikan penggunaan GCP


build in dari kamera Drone agar hasil yang 42 dikeluarkan tidak rancu. Dari menu
Workspace klik Reference.

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 27


Proyek Usaha Mandiri

 Selanjutnya pada Menu Workspace akan berubah menjadi menu reference,


pilih semua foto yang telah ter align, kemudian klik kanan, pilih Uncheck.

 Selanjutnya, siapkan data titik GCP dalam fotmat TXT (tab delimited).

 Import GCP ke dalam Agisoft dari menu Reference > Import. Masukkan lokasi
file TXT hasil pengukuran GPS, kemudian muncul jendela Import CSV. Yang
pertama, atur sistem koordinat dan proyeksi dari data GPS anda, kemudian
tentukan delimiter kolom dari file TitikGCP_fix.txt. Selanjutnya atur Columns
sesuai dengan keterangan di baris paling atas. Demikian pula untuk koordinat
latitude, longitude dan elevation.

 Daftar koordinat akan tersimpan di dalam Agisoft dalam bentuk marker. Namun
posisinya di foto belum terdefinisikan, oleh karena itu tugas selanjutnya
adalah mendefinisikan lokasi GCP di foto.

 Untuk menyesuaikan posisi markers pada foto, pilih markers yang akan
disesuaikan, Klik kanan kemudian muncul menu workspace lalu plih Filter
Photos by Markers maka akan muncul foto-foto yang didalamnya terdapat
markers yang akan di tandai.

 Untuk menyesuaikan posisi markers pada foto, pilih markers yang akan
disesuaikan, Klik kanan kemudian muncul menu workspace lalu plih Filter
Photos by Markers maka akan muncul foto-foto yang didalamnya terdapat
markers yang dimaksud

 Pada tahapan berikutnya cek satu per satu foto yang ada grey flag, jika foto
tersebut memuat lokasi GCP pertama, lakukan Place Marker (geser ke posisi
yang benar apabila posisi yang ditunjukkan foto bergeser dari lokasi yang
seharusnya), jika tidak biarkan saja. Agisoft tidak akan menggunakan foto
tersebut dalam rekonstruksi model. Foto yang dilakukan Place Marker akan
memiliki Green Flag dan dipertimbangkan dalam rekonstruksi model.

 Setelah semua foto diidentifikasi dan dikoreksi lokasi GCP pertamanya,


hapus filter dengan cara klik tombol Reset Filter. Seluruh foto akan

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 28


Proyek Usaha Mandiri

ditampilkan kembali. Ulangi langkah pengisian GCP untuk GCP kedua dan
seterusnya

5) Optimize Alignment

6) Melakukan pemodelan build dense dengan melakukan perintah Workflow →


build dense cloud→ mengatur quality menjadi medium → mengatur depth
filtering menjadi mildI(karna lebih kompleks)
 Untuk membuat Dense Point Clouds, setelah proses alignfhoto dan uji
akurasi GCP selesai, dari menu Workflow klik Build Dense Point Clouds.
Kemudian muncul pilihan Quality dan Depth Filtering. Untuk Quality
terdapat beberapa pilihan mulai dari Lowest hingga Ultra High. Makin tinggi
kualitasnya, makin lama waktu pemrosesan dan makin besar alokasi
memory RAM yang dibutuhkan. Adapun untuk parameter depth filtering
menunjukkan cara perlakuan terhadap titik tinggi yang disinyalir
merupakan noise (outliers). Ciri-cirinya biasanya nilai ketinggiannya jauh
lebih besar atau jauh lebih kecil dari titik - titik di sekitarnya. Mild filtering
ditujukan untuk rekonstruksi model 3D yang kompleks dan mempunyai
banyak detil, sedangkan Aggressive filtering ditujukan untuk rekonstruksi
model 3D yang sederhana dan tidak mempunyai banyak detil. Tampilan
Workflow dan Parameter Build Dense Couds
7) Proses yang dilakukan selanjutnya adalah membuat mesh. Langkah yang
dilakukan untuk membuat dense cloud adalah memilih menu Workflow →
Build Mesh→ mengatur surface type menjadi Arbitrary dengan sumber data
dense cloud.
 Untuk membuat Mesh, dari Menu Workflow klik Build Mesh. Muncul
pilihan Mesh Parameter. Untuk Surface Type, ada dua pilihan, Height Field
dan Arbitrary. Arbitrary digunakan untuk model 3D umum seperti
bangunan, patung dan lain - lain. Sedangkan Height Field digunakan untuk
obyek permukaan bumi seperti Medan/Terrain, dan struktur spasial seperti
jaringan pipa, kabel, dan lain-lain. Saya menggunakan Height Field untuk
memprosesan orthofoto. Untuk Source Data dapat menggunakan Sparse
Point Cloud atau Dense Point Cloud dari tahap pemrosesan sebelumnya.
Untuk memperoleh hasil terbaik, gunakan Dense Point Clouds. Untuk

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 29


Proyek Usaha Mandiri

parameter Face Count, ada pilihan dari Low, Medium hingga High. Face
Count ini menentukan jumlah polygon mesh yang akan dihasilkan. Face
count High dapat menghasilkan mesh dengan jutaan polygon yang mungkin
nanti akan menimbulkan permasalahan visualisasi, oleh karena itu harus
ditentukan dengan bijak. Selain tiga 48 pilihan diatas, juga terdapat dua
pilihan tambahan yaitu interpolation dan point classes. Untuk interpolation
sendiri ada dua pilihan, yaitu interpolated dan extrapolated. Interpolated
mode akan memungkinkan beberapa gap diantara foto yang tidak
terproses akan diinterpolasi secara otomatis. OK.
8) Melakukan pembuatan texture dengan perintah workflow → build texture
pilih mode pemetaan Orthophoto
 Setelah ke menu workflow kemudian akan muncul pilihan Texture
Parameter, ada beberapa pilihan mapping mode, mulai dari Generic,
Adaptive Orthophoto, Orthophoto, Spherical, Single Photo, Keep uv. Dapat
memilih dan membandingkan beberapa mapping mode yang tersedia untuk
memperoleh hasil terbaik. Demikian pula untuk parameter texture
size/count dapat digunakan untuk mendetilkan tekstur dengan konsekuensi
file tekstur yang semakin besar ukurannya. Untuk pilihan blending mode, ada
tiga pilihan, Mosaic, Average, Max Intensity dan Min Intensity. Mosaic akan
mempertimbangkan detail dalam setiap foto sehingga menghasilkan
orthofoto yang balance dari segi warna dan kedetilan. Adapun untuk max
dan min intensity menggunakan intensitas maksimum dan 49 minimum dari
piksel yang bertampalan/overlap. Kemudian centang pilihan Enable Color
Correction untuk melakukan koreksi warna disetiap foto, namun waktu
pemrosesan akan menjadi lebih lama. Untuk mapping mode parameter yang
dipilih adalah Orthophoto, untuk Blending Mode pilih mosaic (default) dan
Count size yang digunakan default. Tahapan ini bertujuan untuk memberikan
tekstur dan warna pada model 3D agar dapat mendekati keadaan objek
sebenarnya. Pada gambar diaatas dapat kita lihat hasil sudah seperti
kenampakan dilapangan seperti ada hutan, perumahan, jalan dll.
9) Membuat DEM foto dengan perintah workflow→build DEM →koordinat
system WGS 1984→ source data Mesh →Interpolation Default→OK

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 30


Proyek Usaha Mandiri

 Dari Menu Workflow klik Build DEM. Muncul pilihan DEM Parameter.
Untuk Coordinate System, anda dapat mengatur apakah DEM akan
dieksport dalam sistem koordinat geografis atau projected. Untuk Source
Data dapat menggunakan Sparse Point Cloud atau Dense Point Cloud dari
tahap pemrosesan sebelumnya. Untuk memperoleh hasil terbaik, gunakan
Dense Point Clouds. Untuk interpolation sendiri ada dua pilihan, yaitu
interpolated dan 50 extrapolated. Interpolated mode akan memungkinkan
beberapa gap diantara foto yang tidak terproses akan diinterpolasi secara
otomatis sehingga menghasilkan DEM yang solid dan tidak mempunyai
Gaps. Pilihan extrapolated tidak digunakan dalam pemrosesan DEM.
Parameter Region menentukan luas wilayah yang akan dieksport, anda
dapat membiarkan seperti default atau mengaturnya secara manual. Klik
OK
10) Membuat ortomosaic foto dengan perintah workflow→build
orthomosaic→klik estimate→OK Untuk membuat orthofoto, dari Menu
Workflow
 klik Build Orthomosaic. Muncul pilihan Orthomosaic Parameter. Untuk
pilihan Projection, pilih antara koordinat geographic atau
planar/projected. Untuk parameter Surface, pilih DEM yang dihasilkan
dari langkah sebelumnya. Untuk pilihan blending mode, ada tiga pilihan,
Mosaic, Average, Max Intensity dan Min Intensity. Mosaic akan
mempertimbangkan detail dalam setiap foto sehingga 51 menghasilkan
orthophoto yang balance dari segi warna dan kedetilan. Pilihan average
akan menggunakan nilai piksel rata-rata dari setiap foto yang overlap.
Adapun untuk max dan min intensity menggunakan intensitas maksimum
dan minimum dari piksel yang bertampalan/overlap. Tujuan dari
mencentang pilihan Enable Color Correction untuk melakukan koreksi
warna di setiap foto, namun waktu pemrosesan akan menjadi lebih lama
11) Setelah pembangunan Orthomosaic selesai, anda dapat mengeksport hasil
foto udara orthomosaic yang telah dihasilkan dari Menu File > Export
Orthomosaic > JPEG/TIFF/PNG. Untuk pilihan projection pilih antara
geographic dan planar, demikian pula untuk pilihan lain seperti compression
dan Write World file apabila diperlukan. Orthophoto di export ke format JPEG,

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 31


Proyek Usaha Mandiri

TIFF dan PNG serta juga dapat di export ke dalam format KML. Untuk
keperluan pengunaan data mentah pada proses pengolahan lanjutan di Arc
GIS di export ke format JPEG/TIFF/PNG
3.4.5.2 Arcgis 10.3
Berikut langkah-langkah mengolah data di Arc GIS 10.2 :
1. Membuka software Arc GIS 10.3
2. Ubah sistem koordinat menjadi UTM Zona 47 S Klik kanan pada
Layer→properties→projected coordinate system→UTM→WGS 1984→
Southern Hemisphere→WGS 1984 UTM Zone 47 S
3. Memasukan data hasil exsport Agisoft PhotoScan dengan cara add data,
kemudian pilih data Orthophoto yang di ekspor menjaditipe Tiff/ JPEG / PNG.
4. Tambahkan Shapefile dalam bentuk Poligon caranya Arc Katalog → New →
Shapefile →Nama (Poligon_Politani) → Tipe File (Poligon) → Koordinat sistem
(WGS 1984) →Ok ini digunakan untuk membatasi daerah yang akan di
petakan.
5. Selanjutnya buat Shapefile polygon dengan nama file LAND_USE (Penggunaan
lahan) Arc Katalog → New → Nama File (Land_Use) → OK. Untuk memberi
keterangan yang ada di permukaan atau dalam Poligon.

3.4.6 Rencana Anggaran Biaya

Rancangan anggaran biaya (RAB) yang akan digunakan untuk proyek usaha
mandiri adalah:
Tabel 1

Nama Alat dan


No Satuan Jumlah Harga Satuan Total
Bahan
1 Gunting Unit 1 10.000 10.000
2 Pengaris Unit 1 4.000 4.000
Kartu memori 32
3 Unit 1 216.000 216.000
GB
4 Flash disk 32 GB Unit 1 200.000 200.000
5 Terpal oranye M 6 10.000 60.000
6 Alat tulis Unit 1 25.000 25.000
7 Lakban hitam Buah 4 15.000 60.000
8 Lem korea Buah 2 3.000 6.000
9 Kertas HVS Unit 1 45.000 45.000
Total 626.000

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 32


Proyek Usaha Mandiri

Tabel 2

satua
no Uraian jumlah harga satuan total
n
1 Biaya langsung personil
Profesional staff orang 2 200.000 400.000
Sub profesional staff orang 2 100.000 200.000
Suporting staff orang 2 50.000 100.000
2 Biaya langsung non personal
3.200.00
Foto
Buah 3200 100.000/ha 0
Peralatan 626.000
Biaya kendaraan trasportasi
unit 4 200.000
Biaya peninjauan lapangan Orang 3 150.000
Biaya survai topografi 300.000
Biaya diskusi orang 3 50.000
Biaya pembuatan laporan 200.000
5.196,00
Jumlah
0

5.696,00
Total
0

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 33


Proyek Usaha Mandiri

Daftar Pustaka

Ahmad Ismail Ibrahim. 2017. Penggunaan Peta Digital Pada Aplikasi Sistem

Gularso, H., Subiyanto, S., & Sabri, L. M. (2013). Tinjauan Pemotretan


Udara Format Kecil Menggunakan Pesawat ModelSkywalker 1680
(Studi Kasus: Area Sekitar Kampus UNDIP). Jurnal Geodesi
Undip, 2(2).

Hendra, Asbon, 2012, Pengantar Sistem Informasi, Penerbit Andi,


YogyakartaInformasi Manajemen Satu Atap Digital Map using On
System Application Information Management One Roof.
Skripsi.Yogyakarta: Akakom

Liupu Marjuki, Bramantiyo, 2014. Sistem Informasi Geografis. Gramedia,


Jakarta

Nurdin, Y. (2001). Peta, Atlas, dan Globe Makanan Pokok IPS Geografi.

Prahasta, E. (2009): Sistem Informasi Geografis. Penerbit Informatika :


Bandung

Pamungkas, September 29, 2018 https://www.technogis.co.id/jenis-pesawat-


uav-untuk-pemetaan/ , dan https://www.plazakamera.com/shop/dji-
inspire-2-quadcopter/

Prayogo, I. P. H., Manoppo, F. J., & Lefrandt, L. I. (2020). Pemanfaatan


Teknologi Unmanned Aerial Vehicle (Uav) Quadcopter Dalam
Pemetaan Digital (Fotogrametri) Menggunakan Kerangka Ground
Control Point (Gcp). Jurnal Ilmiah Media Engineering, 10(1).

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 34


Proyek Usaha Mandiri

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Halaman 35

Anda mungkin juga menyukai