Anda di halaman 1dari 38

PROPOSAL

“Perancangan Wujud Integrated Smart Farming System: Alat


Konversi Udara-Air Dan Penyiraman Tanaman Otomatis”

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik dari Universitas Nusa Cendana

Oleh
KLAUDIUS GODEFRIDUS TEME
NIM: 1706020060

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Proposal:
“Perancangan Wujud Integrated Smart Farming System : Alat
Konversi Udara-Air Dan Penyiraman Tanaman Otomatis”

Oleh
Klaudius Godefridus Teme
NIM: 1706020060

Menyetujui,
Kupang, April 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Jefri S. Bale, S.T., M.Eng Ben Vasco Tarigan, ST.,MM


NIP. 19790421 200501 1 002 NIP. 19771014 200312 1 001

Mengetahui,

a.n. Dekan Fakultas Sains dan Teknik Ketua


Wakil Dekan Bidang Akademik Program Studi Teknik Mesin

Suliha N. I. Noenufa, ST., M.T Dr. Jefri S. Bale, S.T., M.Eng


NIP. 19770707 200604 2 001 NIP. 19790421 200501 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan Proposal ini dengan judul
“Perancangan Wujud Integrated Smart Farming System: Alat Konversi Udara-Air
Dan Penyiraman Tanaman Otomatis” dengan baik. Dalam penyelesaian Proposal ini
penulis juga mendapat bantuan dan support dari berbagai pihak, maka dalam
kesempatan ini juga penulis mengucapkan limpah terimakasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. Ir. Frederik Lukas Benu, M. Si, Ph. D selaku Rektor Universitas
Nusa Cendana.
2. Bapak Drs. Hery Leo Sianturi, M. Si Selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknik.
3. Bapak Dr. Jefri S. Bale, S.T., M. Eng Selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin.
4. Bapak Dr. Jefri S. Bale, ST., M. Eng selaku dosen pembimbing I.
5. Bapak Ben V. Tarigan, S.T., M.M selaku dosen pembimbing II.
6. Kedua orang tua saya yang telah mendukung dalam doa serta memberikan
dorongan dan motivasi sehingga dapat menyelesaikan proposal penelitian ini.
7. Seluruh teman-teman Angkatan Gear 17.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf jika masih ada kekeliruan dalam
penulisan tugas akhir ini dan pastinya kritik dan saran dari pembaca akan menjadi
sangat bermanfaat bagi penulis. Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita
semua.

Kupang, 16 April 2021

Penulis
iii
DAFTAR ISI

SAMPUL.................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................vi
DAFTAR TABEL....................................................................................................vii
BAB I Pendahuluan..................................................................................................1
I.1 Latar Belakang..........................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
I.3 Batasan Masalah........................................................................................3
I.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................4
I.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................4
BAB II Tinjauan Pustaka.........................................................................................5
II.1 Penelitian terdahulu terkait alat konversi udara-air.................................5
II.2 Penelitian terdahulu terkait alat penyiraman tanaman otomatis..............6
II.3 Metode Perancangan................................................................................7
II.4 Daftar Spesifikasi awal dari peneliti Sebelumnya...................................8
II.5 Komponen penghasil energy listrik.........................................................8
II.6 Komponen AC 2 PK yang dimodifikasi..................................................10
II.7 Komponen alat pengontrol otomatis........................................................12
Bab III Metode Penelitian........................................................................................16
III.1 Waktu dan Lokasi Penelitian..................................................................16
III.2 Alat dan Bahan Penelitian.......................................................................16
III.3 Prosedur Kerja........................................................................................17
III.4 Cara Penelitian........................................................................................17
III.5 Pemograman Sensor Soil Moisture Pada Sensor Kelembaban Tanah....22

iv
III.6 Diagram alir............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................25

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Panel surya..............................................................................................9

Gambar 2.2 Inverter...................................................................................................10

Gambar 2.3 Moisture sensor/sensor kelembaban tanah.............................................12

Gambar 2.4 Susunan kontak relay..............................................................................13

Gambar 2.5 Relay.......................................................................................................13

Gambar 2.6 Mikrokontroler........................................................................................14

Gambar 2.7 Arduino uno............................................................................................14

Gambar 2.8 Handpone android..................................................................................15

Gambar 3.1 Sub struktur fungsi dari sebuah perancangan produk.............................19

Gambar 3.2 Sistem pertanian pintar terintegrasi........................................................21

Gambar 3.3 Diagram alir proses penelitian................................................................24

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar spesifikasi awal...............................................................................18

Tabel 3.2 Prinsip solusi dan sub fungsi......................................................................19

Tabel 3.3 Grafik rencana pemilihan...........................................................................20

Tabel 3.4 Data awal sebagai data input pengontrolan................................................22

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting
bagi hidup dan kehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Air adalah asal
mula dari segala macam bentuk kehidupan di planet bumi ini. Dari air bermula
kehidupan dan karena air peradaban tumbuh dan berkembang. Tanpa air, berbagai
proses kehidupan tidak dapat berlangsung, sehingga penyediaan air baku untuk
kebutuhan domestik, irigasi dan industri menjadi perhatian dan prioritas utama.
Ketersediaan air sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, bahkan air dapat
menjadi salah satu faktor penghambat pertumbuhan perekonomian suatu negara [18].
Beberapa ancaman serius yang dihadapi industri pertanian salah satunya adalah
semakin menurunnya ketersediaan air. Untuk itu dibutuhkan upaya untuk
menggunakan air secara tepat. Kebutuhan air pada masing-masing pertanian berbeda-
beda tergantung kondisi lahan pertanian, apakah kering, semi kering, lembab atau
basah. Kondisi ini mempengaruhi air yang dibutuhkan untuk pengairan tersebut.
Selain itu teknologi tersebut masih dilakukan secara manual dan memerlukan waktu
yang tidak sedikit hanya untuk mengairi tanaman sehingga tidak efektif. Misalnya
para petani harus menunggu untuk mematikan pompa air atau menyiram satu persatu
lahan. Untuk lahan yang kecil, pengendalian kebutuhan tanaman (seperti air) secara
manual masih dimungkinkan. Tetapi pendekatan itu tidak layak untuk lahan yang
lebih luas dan besar. Untuk mengatasi hal tersebut pengelolaan air harus diusahakan
secara optimal yaitu tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat sasaran, dan juga
menjangkau area yang luas sehingga efisien dalam upaya peningkatan produktivitas
maupun perluasan area tanam dan peningkatan intensitas tanaman [12].
Perkembangan teknologi yang sangat pesat, khususnya dibidang elektronika dan
mekanika, membuat sistem yang bekerja secara manual mulai ditinggalkan diganti
dengan sistem yang otomatis. Otomatisasi disegala bidang dipandang dapat
mempermudah kerja manusia. Semakin cepatnya pertumbuhan teknologi pertanian,

1
terutama dalam hal perawatan tanaman, dan juga keterbatasan daya dan waktu yang
dimiliki manusia untuk melakukan perawatan/penyiraman tanaman yang
membutuhkan proses yang lama dan rumit. Tentunya, hal ini sangat membutuhkan
suatu sistem teknologi yang mampu mengakomodir semua hal yang berhubungan
dengan penyiraman tanaman secara otomatis [20].
Proses penyiraman tanaman merupakan salah satu aspek yang memegang peranan
penting dalam tumbuh kembang tanaman, sehingga perlu dilakukan monitoring
dalam proses penyiraman untuk menjaga agar penyiraman berjalan dengan optimal.
Definisi otomatis sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
bekerja dengan sendirinya dimana sebuah system dapat melakukan tugas tanpa
adanya bantuan dari tenaga manusia [20]. Sistem penyiraman secara otomatis dapat
meringankan beban untuk menyediakan air ketika tanaman membutuhkannya,
otomatisasi dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk membantu mengerjakan yang
bersifat rutinitas karena dapat berjalan terus menerus tanpa mengenal waktu [20].
Permasalahan mendasar yang dialami saat ini oleh masyrakat NTT dalam
melakukan aktifitas bertani, bertani adalah kebutuhan akan sumber air dan efisiensi
penggunaan air dalam proses penyiraman tanaman lahan kering karena proses
penyiraman masih dengan cara manual sehingga efisiensi air tidak optimal dan
tingkat kebutuhan air juga tidak merata dan tidak dapat terdeteksi dengan baik. Selain
itu, pemanfaatan EBT Solar cell dalam teknologi pertanian sangat penting
dikembangkan sebagai sumber energi listrik yang ramah lingkungan dan juga sebagai
energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan energi yang dihasilkan dari bahan
bakar fosil dan nuklir yang dapat mempercepat pemanasan suhu bumi serta merusak
lingkungan akibat dari polusi yang ditimbulkannya. Energi yang dihasilkan solar cell
nantinya digunakan sebagai sumber energi listrik, dan mikrokontroler Arduino
sebagai pengontrolan terhadap sumber air yang dihasilkan dari alat penghasil air dari
udara [20].
Alat penghasil air dari udara menggunakan komponen alat yang berada dalam Air
Conditioning 2 PK yang dimodifikasi. Air Conditioning (AC) adalah system atau
mesin yang mempunyai fungsi mengkondisikan udara disuatu ruangan atau
bangunan. Penggunaan AC dimaksudkan untuk memperoleh temperatur udara yang

2
diinginkan

3
(Sejuk atau dingin) dan nyaman bagi tubuh dan juga dapat meningkatkan kualitas
udara. Air yang dihasilkan dari pembuangan panas dalam ruangan akan ditampung di
ember atau tangki penampungan, dari air yang didapat kalau memang jumlahnya
banyak akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan dalam menyiram tanaman atau
dalam bertani [16].
Berdasarkan permasalahan diatas maka perlu dilakukan perancangan sistem
pertanian terpadu yang terintegrasi antara alat yang dapat menghasilkan sumber air
dari udara dan penyiraman tanaman secara otomatis dengan memanfaatkan sensor
kelembaban tanah sebagai input, dan mikrokontroler sebagai pengendalinya [5].
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah dari tugas akhir ini
yaitu Untuk merancang wujud integrated smart farming system: alat konversi udara-
air dan penyiraman tanaman otomatis.
I.3 Batasan Masalah
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka dapat diberika batasan-batasan sebagai
berikut:
1. Alat yang digunakan ialah AC 2 PK yang dimodifikasi dan mendapatkan
sumber air.
2. Sumber arus yang dipakai menggunakan EBT Sollar Sell dari matahari.
3. Program aplikasi untuk membuat alat bisa bekerja secara otomatis ialah
Arduino Uno.
4. Penyiraman tanaman otomatis dilihat dari temperatur 300 – 500C dan
pembacaan sensor kelembaban tanah.
5. Penyiraman akan dikontrol dengan android yang sudah terinstal aplikasi Blynk
android dengan demikian alat akan dikontrol secara otomatis.
6. Pembacaan durasi lamanya penyiraman tergantung dengan data input waktu
yang ingin dimasukan agar alat dapat bekerja atau menyiram tanaman sesuai
dengan apa yang dimasukan di program tersebut.
7. Nilai rata-rata 50%-87% kadar air yang ada di tanah sesuai pembacaan yang
ditampilkan dimonitor dari nilai sensor kelembaban tersebut.

4
I.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan kajian secara eksperimen proses
perancangan wujud sistem pertanian pintar terintegrasi antara alat konversi udara-air
sebagai sumber air, pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi dan sistem
penyiraman tanaman otomatis berbasis microcontroller.
I.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah Untuk memudahkan para pekerja tani
agar lebih mudah menyiram tanaman dengan menggunakan alat penyiraman otomatis.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Penelitian Terdahulu Terkait Alat Konversi Udara-Air


Sistem pendinginan kompresi uap, dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
air minum segar dengan cara mengekstraksi air dari udara ambien yang lembab
dengan menggunakan proses Kondensasi Pendingin. Dalam pendinginan generator air
atmosfer berbasis kondensasi, kompresor mensirkulasikan refrigeran melalui
kondensor dan kumparan evaporator yang mendinginkan udara di sekitarnya,
menurunkan suhu udara ke titik embun dan menyebabkan air mengembun. Kipas
kecepatan terkontrol mendorong udara yang difilter ke atas kumparan. Air yang
dihasilkan kemudian dilewatkan ke tangki penampungan dengan pemurnian dan
penyaringan sistem untuk menjaga air tetap murni. Berikut ini adalah beberapa
penelitian terdahulu terkait konversi udara-air [2].
Generator air, terbuat dari bagian AC dan dehumidifier, dapat menghasilkan
cukup banyak jumlah air untuk memenuhi kebutuhan air minum rumah tangga biasa.
Itu juga membahas kebutuhan akan air minum yang aman di daerah terpencil dan
menanggapi kelangkaan air minum yang akan datang di daerah tertentu karena efek
pemanasan global dan bencana alam. Itu juga bisa menggantikan atau menambah
perangkat air yang saat ini tersedia di pasar untuk menjangkau daerah yang lebih
terpencil [2].
Niewenhuis, dkk merancang dan membuat prototipe air atmosfer generator.
Mereka telah mencoba memasukkan metode Pengering Cair untuk mengekstrak
kelembapan dari udara dan mengubahnya menjadi air minum. Pengeringan basah
adalah proses dimana larutan air garam terkena udara lembab untuk menyerap uap air
dari udara tersebut. Solusinya kemudian dikirim ke regenerator dimana uap air
diekstraksi dari larutan. Metode ini semakin populer karena efisiensi dan kemudahan
penyesuaian energi terbarukan, terutama tenaga surya [12].
Kabeela, dkk dalam penelitiannya “Pemanfaatan generator air atmosfer
berbasis surya yang segar pemulihan air: Sebuah studi numerik telah melakukan

6
analisis termodinamika untuk perangkat Peltier yang digunakan untuk
mengembangkan perangkat yang menggunakan prinsip panas laten untuk mengubah
molekul air uap menjadi tetesan air yang disebut Generator Air Atmosfer. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan suhu tertentu, yang disebut suhu titik embun, secara
praktis atau secara eksperimental untuk memadatkan air dari udara lembab atmosfer
dengan bantuan termoelektrik Peltier [8].
II.2 Penelitian Terdahulu Terkait Alat Penyiraman Tanaman Otomatis
Kurniawan, dkk melakukan penelitian tentang alat penyiram tanaman
otomatis berbasis mikrokontroler dengan android sebagai media monitoring. Dari
hasil uji yang didapatkan, diketahui bahwa alat dapat bekerja sesuai dengan
kebutuhan dan spesifikasi. Alat mampu membaca kadar kelembaban yang dinyatakan
dalam kekeringan air dalam tanah dan mengirimkan nilai kelembaban ke perangkat
android. Alat membaca kadar kekeringan air rata-rata sebesar 72%. Alat juga mampu
mengefisiensikan penggunaan air sebesar sekitar 50% dari penyiraman manual yang
rata-rata menggunakan air sebanyak 500ml sedangkan dengan alat hanya
mengeluarkan air sebanyak 300ml [10].
Prayitno, dkk meneliti tentang Sistem Monitoring Suhu, Kelembaban, dan
Pengendali Penyiraman Tanaman Hidroponik menggunakan Blynk Android. Dengan
menggunakan mikrokontroler arduino mega yang dilengkapi dengan modul RTC
sebagai penanda waktu real time dan relay untuk mengendalikan pompa air dapat
dibuatkan sistem penyiraman tanaman hidroponik berdasarkan waktu yang sudah
ditentukan. Penambahan modul DHT11 menjadikan sistem ini dapat mengetahui suhu
dan kelembaban pada sekitar tanaman [21].
Watiasih dan Nurcholis dalam penelitiannya menerapkan metode Fuzzy Logic
untuk mengontrol penyiraman air pada tanaman Jagung yang ditanam pada media
tanah tandus. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem penyiram pada tanaman Jagung
ini dapat berfungsi dengan baik, dimana penyiraman air pada tanaman jagung dapat
dikontrol dengan menggunakan metode fuzzy logic berdasarkan data suhu dan
kelembaban tanah sehingga durasi penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman
jagung [17].

7
Pada penelitian ini dilakukan perancangan sistem pertanian terpadu yang
terintegrasi antara alat yang dapat menghasilkan sumber air dari udara dan
penyiraman tanaman secara otomatis dengan memanfaatkan sensor kelembaban tanah
sebagai input, dan mikrokontroler sebagai pengendalinya. Udara akan masuk melalui
kipas putar (fan) kemudian melalui kondensor dan akan mengembun ketika melewati
evaporator. Dari hasil pengembunan akan menjadi air, dan tetesan air tersebut akan
ditampung di tangki penampungan. Air tersebut akan digunakan untuk menyiram
tanaman secara otomatis. Moisture sensor mengirimkan jumlah nilai kadar
kekeringan dan kadar basah dari tanah ke perangkat android, dari nilai yang dibaca
dari perangkat android alat mampu dikontrol secara otomatis.
II.3 Metode Perancangan
Metode peracangan adalah proses berfikir sistematis terhadap suatu system,
komponen atau suatu produk bahkan proses untuk mencapai sesuatu yang diharapkan.
Metode perancangan dapat juga dikatakan sebagai proses pengambilan keputusan.
Metode perancangan diterapkan mengacu pada tahapan perancangan menurut metode
VDI 2222 (Verei Deutsche Ingenieuer / Persatuan Insinyur Jerman). Verei Deutsche
Ingenieuer 2222 (VDI 2222) merupakan metode pendekatan sistematik terhadap desain
untuk merumuskan dan mengarahkan berbagai macam metode desain yang makin
berkembang akibat kegiatan riset. Tahapan-tahapan dari perancangan VDI 2222
adalah analisa, membuat konsep, merancang, dan Penyelesaian [22].
Metode yang digunakan disini adalah metode Verein Deutsche Inginieuer
2222 (VDI 2222). Metode ini adalah metode perancangan yang sistematik terhadap
desain dengan pendekatan faktor kondisi real dari sebuah proses [11].
Tahap-tahap perancangan yang dilakukan metode VDI 2222 (Onasis N, 2019).
 Analisis
Analisis merupakan tahapan pertama yang digunakan dalam perancangan untuk
mengidentifikasi suatu masalah.
 Membuat Konsep

8
Hasil dari tahapan analisis merupakan input dari tahapan berikutnya, yaitu
tahap perancangan konsep produk. Spesifikasi perancangan berisi syarat-
syarat teknis yang disusun dari daftar keinginan penggunaan yang dapat
diukur.
 Merancang merupakan tahap menggambarkan wujud produk yang didapat
dari hasil penelitian konsep merancang. Konstruksi rancangan ini merupakan
pilihan optimal setelah melalui tahapan penilaian teknis dan ekonomi.
 Penyelesaian
Penyelesaian merupakan tahapan terakhir dari setiap tahapan perancangan.
Hasil dari tahap merancang merupakan inputan untuk melakukan
perancangan.
II.4 Daftar Spesifikasi Awal dari Peneliti Sebelumnya
Hal yang harus diperhatikan adalah membedakan sebuah persyaratan apakah
sebagai tuntutan utama keharusan (demand) atau tuntutan sekunder yang dapat
disesuaikan keinginan (wishes). Untuk itu, berikut ini adalah contoh daftar tuntutan
dari produk [14].
II.5 Komponen Penghasil Energy Listrik
II.5.1 Matahari
Matahari merupakan sumber energi yang potensial bagi kebutuhan manusia,
dimana energi tersebut bisa didapat dari panas yang merambat sampai permukaan
bumi, atau cahaya yang jatuh sampai permukaan bumi. Dari beberapa penelitian
menyatakan bahwa dengan mengubah cahaya matahari terutama intensitas matahari
dengan solar sel dapat dibuat sumber energy listrik untuk konsumsi manusia.
II.5.2 Panel Surya
Panel Surya adalah sebuah elemen semikonduktor yang dapat mengkonversi
energi surya menjadi energi listrik dengan prinsip fotovoltaik. Tegangan dan Arus
listrik yang dihasilkan sel surya dipengaruhi oleh tingkat intensitas radiasi cahaya
matahari dan suhu udara lingkungan. Semakin rendah intensitas radiasi cahaya
matahari maka makin rendah pula arus dan tengangan yang dihasilkan. Temperatur
lingkungan disekitar panel surya juga memiliki kontribusi dalam perubahan
temperatur pada selsel surya. Akibat kenaikan temperatur, maka Tegangan listrik

9
yang diproduksi oleh panel surya menjadi berkurang [7].

1
Gambar 2.1 Panel surya [3]
II.5.3 Baterai Aki
Baterai atau aki, atau bisa juga disebut accu adalah sebuah sel listrik dimana
di dalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan)
dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia
reversibel, adalah di dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia
menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik
menjadi tenaga kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-
elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas)
yang berlawanan di dalam sel.
Fungsi Baterai / Aki (accu) yaitu untuk menyimpan energi listrik dalam
bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listrik ke
sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen komponen kelistrikan
lainnya.
II.5.4 Inverter
Inverter adalah perangkat elektronika yang dipergunakan untuk mengubah
tegangan DC (Direct Current) menjadi tegangan AC (Alternating Curent). Output
suatu inverter dapat berupa tegangan AC dengan bentuk gelombang sinus (sine
wave), gelombang kotak (square wave) dan sinus modifikasi (sine wave modified).
Sumber tegangan input inverter dapat menggunakan battery, tenaga surya, atau
sumber tegangan DC yang lain. Inverter dalam proses konversi tegangan DC menjadi
tegangan AC membutuhkan suatu penaik tegangan berupa step up transformer [4].

1
Gambar 2.2 Inverter [4]
II.6 Komponen AC 2 PK yang Dimodifikasi
II.6.1 Kompresor
Kompresor adalah jantung dari sistem kompresi uap, karena kompresor adalah
pemompa bahan pendingin keseluruh sistem. Pada sistem refrigerasi kompresor
bekerja membuat perbedaan tekanan, sehingga bahan pendingin dapat mengalir dari
satu bagian ke bagian yang lain dalam system [15].
Kompresor dalam sistem refrigerasi berfungsi untuk:
 Menurunkan tekanan di dalam evaporator, sehingga bahan pendingin cair di
evaporator dapat mendidih atau menguap pada suhu yang lebih rendah dan
menyerap panas lebih banyak dari ruang di dekat evaporator.
 Menghisap bahan pendingin gas dari evaporator dengan suhu rendah dan
tekanan rendah lalu memanpatkan gas tersebut sehingga menjadi gas suhu
tinggi dan tekanan tinggi. Kemudian mengalirkan ke kondensor, sehingga gas
tersebut dapat memberikan panasnya kepada zat yang mendinginkan
kondensor lalu mengembun [15].
II.6.2 Kondensor
Kondensor berfungsi untuk membuang kalor dan mengubah wujud bahan
pendingin dari gas menjadi cair. Selain itu kondensor juga digunakan untuk membuat
kondensasi bahan pendingin gas dari kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan
tinggi [15].
Kondensor ada tiga macam menurut pendinginannya yaitu
 Kondensor dengan pendinginan udara (air cooled)
 Kondensor dengan pendinginan air (water cooled)

1
 Kondensor dengan pendinginan campuran udara dan air (evaporative)
II.6.3 Orifice Tube
Merupakan Cairan bertekanan tinggi diturunkan tekanan dan suhunya
menjadi cairan dingin bertekanan rendah. Dalam beberapa sistem, selain memasang
sebuah orifice tube, dipasang juga katup ekspansi [19].
II.6.4 Katup Ekspansi
Katup ekspansi merupakan komponen terpenting dari system. Alat ini
dirancang untuk mengontrol aliran cairan pendingin melalui katup orifice yang
merubah wujud cairan menjadi uap, ketika zat pendingin meninggalkan katup
pemuaian dan memasuki evaporator.
Alat ekspansi mempunyai dua fungsi yaitu menurunkan tekanan refrigeran
cair dan mengatur aliran refrigeran ke evaporator.
Jenis alat-alat ekspansi:
1. Pipa kapiler
Pipa kapiler dibuat dari pipa tembaga dengan lubang dalam yang sangat
kecil. Panjang dan lubang kapiler dapat mengontrol jumlah bahan pendingin yang
mengalir ke evaporator.
Fungsi Pipa kapiler adalah:
- Menurunkan tekanan bahan pendingin cair yang mengalir didalamnya.
- Mengatur jumlah bahan pendingin cair yang mengalir melaluinya.
- Membangkitkan tekanan bahan pendingin di kondensor [15].

II.6.5 Fan Coil Unit (FCU)


Fan Coil Unit (FCU) adalah penukar panas yang diletakkan didalam ruangan
yang akan didinginkan. Jenis yang digunakan sama seperti yang digunakan pada
kondensor yaitu fin tube, akan tetapi fluida air yang mengalir dalam pipa sebagai
fluida pendinginnya. Air dingin tersebut dihembus oleh kipas sehingga udara yang
keluar menjadi dingin, dan ruanganpun menjadi dingin. Besar laju aliran udara dari
FCU dapat divariasikan sebagai variabel beban [23].

1
II.6.6 Evaporator/Pendingin
Refrigent menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan
kipas evaporator meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam
evaporator mulai berubah kembali menjadi uap bertekanan rendah, tapi masih
mengandung sedikit cairan. Campuran refrigent kemudian masuk ke
akumulator/pengering. lni juga dapat berlaku seperti mulut/orifice kedua bagi cairan
yang berubah menjadi uap bertekanan rendah yang murni, sebelum melalui
kompresor untuk memperoleh tekanan dan beredar dalam sistem lagi. Biasanya,
evaporator dipasangi silikon yang berfungsi untuk menyerap kelembapan dari
refrigent [19].
II.7 Komponen Alat Pengontrol Otomatis
II.7.1 Moisture Sensor
Moisture sensor adalah sensor kelembaban yang dapat mendeteksi
kelembaban dalam tanah. Sensor ini sangat sederhana, tetapi ideal untuk memantau
taman kota, atau tingkat air pada tanaman pekarangan anda. Sensor ini terdiri dua
probe untuk melewatkan arus melalui tanah, kemudian membaca resistansinya untuk
mendapatkan nilai tingkat kelembaban. Semakin banyak air membuat tanah lebih
mudah menghantarkan listrik (resistansi kecil), sedangkan tanah yang kering sangat
sulit menghantarkan listrik (resistansi besar) [10].

Gambar 2.3 Moisture sensor (sensor kelembaban tanah) [10]


II.7.2 Relay
Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan
oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat
pada batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan
tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak

1
saklar akan

1
menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke
posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka (Caesar, 2016).

Gambar 2.4 Susunan kontak relay [6]


Susunan kontak pada relay adalah:
 Normally Open: Relay akan menutup bila dialiri arus listrik.
 Normally Close: Relay akan membuka bila dialiri arus listrik.
 Changeover: Relay ini memiliki kontak tengah yang akan melepaskan diri dan
membuat kontak lainnya berhubungan.
Adapun gambar relay dapat dilihat pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Relay [6]


II.7.3 Mikrokontroler Arduino
Mikrokontroler merupakan suatu terobasan teknologi mikroprosesor dan
mikrokomputer yang merupakan teknologi semikonduktor dengan kandungan
transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang sangast kecil,
Lebih lanjut, mikrokontroler merupakan system computer yang mempunyai satu atau
beberapa tugas yang sangat spesifik, berbeda dengan Personal Computer (PC) yang
memiliki beragam fungsi [10].

1
Gambar 2.6 Mikrokontroler [10].
Arduino Uno adalah board mikrokontroler yang di dalamnya terdapat
mikrokontroler, penggunaan jenis mikrokontrolernya berbeda–beda tergantung
spesifikasinya [1].

Gambar 2.7 Arduino uno


II.7.4 Android
Android merupakan sebuah sistem operasi yang berbasis Linux untuk telepon
seluler seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android menyediakan platform
terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk
digunakan oleh bermacam peranti bergerak [10].

1
Gambar.2.8 Handpone android
II.7.5 Pompa Air
Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan
cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk menaikkan tekanan cairan dari
cairan bertekanan rendah ke cairan yang bertekanan tinggi dan juga sebagai penguat
laju aliran pada suatu sistem jaringan perpipaan [9].

1
BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan di Laboratorium Program Studi Teknik
Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana.
III.2 Alat dan Bahan Penelitian
III.2.1 Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Panel surya, Baterai aki, Inverter,
Kompresor, Kondensor, orifice tube, Katup ekspansi, Fan Coil Unit (FCU), Arduino,
Pompa Air, Mesin las, Gurinda, Soulder listrik, Kunci untuk pengikat sambungan,
Obeng tes, Tang, Mur baut, Gunting, Isolasi kabel, Terminal kotak, dan Multimeter.
III.2.2 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Gas Refrigran (Freon), dan Besi
III.2.3 Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah durasi waktu
lamanya alat akan menyiram tanaman dan kapan alat akan berhenti
menyiram tanaman.
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini ialah hasil
pembacaan nilai real dari sensor kelembaban tanah dan nilai temperature.
3. Variable Kontrol
Variabel kontrol yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
pengontrolan terhadap banyaknya jumlah air yang di tampung di tangki.
Alat mampu bekerja dengan membaca nilai temperature, waktu
penyiraman dan nilai sensor kelembaban tanah. Dari hasil pembacaan alat
mampu bekerja menghidupkan atau mematikan pompa secara otomatis.

1
III.3 Prosedur Kerja
1. Langka Pertama
Siapkan alat yang akan di rangkai
Siapkan collar sel yang berfungsi menangkap cahaya matahari, dari cahaya
matahari akan menghasilkan energy listrik dan akan diteruskan ke charger
mikrokontroler yang sudah disambungkan dengan catu daya/bateray aki, dari
catu daya karena arusnya masih arus searah (DC), maka kita membutuhkan
inverter yang berfungsi sebagai pengubah arus DC ke arus AC agar bisa
dipakai untuk berbagai kebutuhan kelistrikan.
2. Langka kedua
Karena arus listriknya sudah ada dari alat yang dirangkai diatas maka
selanjutnya merangkai alat yang bertujuan mengambil udara untuk dijadikan
air.
3. Langka ketiga
Setelah alatnya sudah berhasil dan menghasilkan air yang ditampung ditangki
penampungan. Maka selanjutnya adalah membuat suatu program aplikasi
yang berfungsi sebagai alat control penyiraman tanaman secara otomatis.
Jumlah air yang didapat diharapkan lebih maksimal agar proses penyiraman
bisa digunakan untuk menyiram jumlah tanaman yang banyak.
III.4 Cara Penelitian
Dalam perancangan sistem pertanian pintar terintegrasi, ada beberapa langkah
umum yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut:
A. Menentukan Spesifikasi Awal
Sebagai acuan awal dalam perancangan ini, ditetapkan spesifikasi awal dengan
memperhatikan persyaratan apakah keharusan (demand) atau keinginan (wishes).
Table 3.1 Daftar spesifikasi awal
Parameter Spesifikasi Demand(D)Wish(W)
Dimensi perancangan D

2
Panjang D
Geometri Lebar D
Tinggi D
Kekakuan yang tinggi D
Titik berat yang tepat D
Gaya Mempergunakan motor listrik D
Bentuk rancangan hemat material D

Energi Energy berasal dari matahari D


Energi yang digunakan kecil D
Komponen tidak mudah rusak D

2
Material mudah didapat D
Material tahan lama D
Ergonomi Bentuk proposional W
Bentuk tidak kaku W
Perakitan Mudah untuk dibongkar pasang W
Biaya produksi Biaya pembuatan cukup murah W
B. Membuat Struktur Fungsi
Setelah daftar spesifikasi awal dibuat langkah selanjutnya adalah menentukan
struktur fungsi dari produk yang akan dibuat yang menyatakan bagaimana alur kerja
dari produk tersebut.

Gambar 3.1 Sub struktur fungsi dari sebuah perancangan produk

2
C. Menentukan Prinsip Solusi Sub Fungsi
Daftar prinsip solusi sub fungsi dibuat untuk menyeleksi komponen yang
mungkin digunakan dalam mewujudkan desain produk. Prinsip solusi sebaiknya
sebanyak mungkin. Jika telah diperoleh, prinsip-prinsip solusi tersebut perlu
dianalisis kembali, dimana prinsip solusi yang kurang bermanfaat dapat dihilangkan
atau diabaikan dengan tujuan agar dalam tahap perancangan konsep selanjutnya tidak
terlalu banyak evaluasi yang harus dilakukan.
Tabel 3.2 Prinsip solusi dan sub fungsi
No Produk Prinsip Solusi
A B C
1. A1 B1 C1
2. A2 B2 C2
Sub Fungsi

3. A3 B3 C3
4. A4 B4 C4
5. A5 B5 C5
6. A6 B6 C6

Setelah prinsip solusi sub fungsi telah dibuat, maka perlu dilakukan kombinasi yang
mungkin, sehingga terbentuk suatu sistem yang paling menunjang dalam bentuk
beberapa varian. Berdasarkan prinsip-prinsip solusi yang telah dilakukan di atas,
dapat diperoleh beberapa kombinasi atau variasi. Contoh hasil kombinasi atau variasi
dapat yang ditentukan:
1. Varian 1: C1 → A2 → A3 → A4 → A5 → B6
2. Varian 2: B1 → A2 → B3 → C4 → C5 → B6
3. Varian 3: A1 → A2 → A3 → B4 → B5 → A6
4. Varian 4: A1 → A2 → A3 → B4 → B5 → A6
D. Membuat Selection Chart

2
Untuk Memilih Varian Untuk menentukan varian yang mungkin dilanjutkan
dalam proses perancangan ini, harus dilakukan seleksi varian yang ada menggunakan
selection chart seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.3 Grafik rencana pemilihan


III.4.1 Sistem Pertanian Pintar Terintegrasi
Ilustrasi dapat dilihat pada Gambar berikut.

2
Gambar 3.2 Sistem pertanian pintar terintegrasi

III.4.2 Teknik pengumpulan data


Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap pembacaan
alat-alat ukur yang terdiri atas data temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan
aliran udara, dan kelembaban tanah yang selanjutnya diproses secara digital ke unit
data akuisisi dan komputer. Data-data yang dihasilkan oleh pembacaan alat-alat ukur
digunakan untuk menganalisa efisiensi konversi. Metode pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan mikrokontroler Arduino Uno dan sistem data logger terkoneksi
ke unit komputer, sehingga data hasil pengujian secara langsung ditampilkan di layar
komputer dalam bentuk tabel dan grafik.
III.4.3. Pengolahan dan analisis data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dikategorisasi, dan dianalisis dengan
menggunakan analisis jumlah air dan sistem input output penyiraman untuk analisis
efisiensi sistem pertanian pintar terintegrasi.

2
Tabel 3.4 Data awal sebagai data input pengontrolan
Pembacaan data input Nilai pembacaan
Temperatur 300C – 500C
Waktu penyiraman 1 – 2 menit
Sensor kelembaban 80% Tanah kering Relay on
Sensor kelembaban 50% Tanah basah Relay off

2
III.5 Pemograman Sensor Soil Moisture Pada Sensor Kelembaban Tanah di
aplikasi Arduino

2
III.6 Diagram alir
Gambar 3.3 merupakan diagram alir proses penelitian ini secara keseluruhan.

Mulai

Desain Sistem Pertanian Pintar terintegrasi

Desain eksperimen

Sumber energi matahariAlat Konversi Udara- Air Sistem penyiraman tanaman otomatis

Pengujian

Variasi pengujian

Analisis hasil pengujian

Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 3.3 Diagram alir proses penelitian

2
DAFTAR PUSTAKA

[1] Achmad Dimas Permadi, Ing.Soewarto Hardhienata, Andi Chairunnas.


“Model Sistem Penyiraman dan Penerangan Taman Menggunakan Soil
Moisture Sensor dan RTC (Real Time Clock) Berbasis Arduino Uno”, 2015.
[2] Anbarasu T., Pavithra S. “Vapour Compression Refrigeration System
Generating Fresh Water from Humidity in the Air”, 2011.
[3] Andi Julisman, Ira Devi Sara, Ramdhan Halid Siregar “Prototipe
Pemanfaatan Panel Surya Sebagai Sumber Energi Pada Sistem Otomasi Atap
Stadion Bol”, 2017.
[4] Apriani Yosi, Barlian Taufik “Inverter Berbasis Accumulator Sebagai
Alternatif Penghemat Daya Listrik Rumah tangga”, 2018.
[5] Aprianto Aris. “Rancang Bangun Penyiram Tanaman Anggrek Menggunakan
Sensor Kelembaban Dengan Energi Alternatif Sinar Matahari”, 2012.
[6] Caesar Pats Yahwe “Rancang bangun prototype system monitoring
kelembaban tanah melalui sms berdasarkan hasil penyiraman tanaman “studi
kasus tanaman cabai dan tomat”, 2016.
[7] Deny Suryana, M. Marhaendra Ali “Pengaruh Temperatur / Suhu Terhadap
Tegangan Yang Dihasilkan Panel Surya Jenis Monokristalin (Studi Kasus:
Baristand Industri Surabaya)”, 2016.
[8] Kabeela A.E, Abdulazizb M., Emad M.S. “Solar-based atmospheric water
generator utilisation of a fresh water recovery: A numerical study”, 2014.
[9] K. Lingga Yana1 K. Rihendra Dantes2 N. Arya Wigraha. “Rancang Bangun
Mesin Pompa Air Dengan Sistem Recharging”, 2017.
[10] M Apri Kurniawan., Unang Sunarya., Dwi Andi Nurmantris. “Alat Penyiram
Tanaman Otomatis Berbasis Mikrokontroler Dengan Android Sebagai Media
Monitoring”, e-Proceeding of Applied Science: Vol.1, No.2. 2015. pp. 1543-
1

2
[11] Melati Kurniawati, Rispianda, Pripurwa Mochamad Dzikraa. “Aplikasi
metode vdi 2222 pada proses perancangan alat bantu perakitan four way
entry pallet”, 2018.
[12] M. Dzulkifli S, Muhammad Rivai, dan Suwito “Rancang Bangun Sistem
Irigasi Tanaman Otomatis Menggunakan Wireless Sensor Network”, 2016.
[13] Niewenhuis B., Shepperly C., Beek R.V., Kooten E.V. “Water generator
water from air using liquid desiccant method”, 2012.
[14] Onasis Nurul “Perancangan Tangga Elektrik Ergonomis Untuk Panen Sarang
Walet Menggunakan Metode Verein Deutscher Ingenieure (Vdi) 2222”,
2019.
[15] Poernomo Heroe “Analisis Karakteristik Unjuk Kerja Sistem Pendingin (Air
Conditioning) Yang Menggunakan Freon R-22 Berdasarkan Pada Variasi
Putaran Kipas Pendingin Kondensor”, 2015.
[16] Pratama Ega Andhika, Zulina Kurniawati, RB, Budi Kartika “Pengaplikasian
Sistem Evaporative Kondensor pada AC Split 2 PK”, 2019.
[17] Richa Watiasih., Nurcholis. “Sistem Penyiram Tanaman Jagung Pada Tanah
Tandus Berbasis Fuzzy Logic”, Prosiding SENTIA – Politeknik Negeri
Malang Volume 7. 2015.
[18] Samekto Candra dan Ewin Sofian Winata “Potensi Sumber Daya Air di
Indonesia”, 2010.
[19] Surnarta Akbar Gilang, Bambang Supradono, Aris Kiswanto “Rancang
Bangun Alat Pemanas Air Dan Konservasi Energi Pada Mesin Pendingin AC
1PK”, 2012.
[20] Syaputra R. “Perancangan Sistem Penyiraman Tanaman Bibit Sawit Secara
Otomatis Berbasis MikrokontrolerAatmega 8535”, 2011.
[21] Wahyu Adi Prayitno, Adharul Muttaqin, dan Dahnial Syauqy “Sistem
Monitoring Suhu, Kelembaban, dan Pengendali Penyiraman Tanaman
Hidroponik menggunakan Blynk Android”, Vol. 1, No. 4, April 2017.
[22] Yulianto Irwan, Rispianda, Prassetiyo Hendro “Rancangan Desain Mold
Produk Knob Regulator Kompor Gas Pada Proses Injection Molding”, 2014.

3
[23] Yunianto Bambang “Pengaruh Perubahan Temperatur Evaporator Terhadap
Prestasi Air Cooled Chiller Dengan Refregeran R-134a, Pada Temperatur
Kodensor Tetap”, 2005.

Anda mungkin juga menyukai