Anda di halaman 1dari 53

MODIFIKASI ALAT PENGIRIS SINGKONG

DENGAN SISTEM PENDORONG OTOMATIS

TUGAS AKHIR

Oleh :

ZULFITRA NURDIN

15 TMIA 081

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan


guna menyelesaikan program Diploma Tiga
Program Studi Teknik Manufaktur Industri Agro
Jurusan Teknik Industri

POLITEKNIK ATI MAKASSAR

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I

2018
HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL : MODIFIKASI ALAT PENGIRIS SINGKONG DENGAN SISTEM

PENDORONG OTOMATIS

NAMA MAHASISWA : ZULFITRA NURDIN

NOMOR STAMBUK : 15TMIA081

PROGRAM STUDI : TEKNIK MANUFAKTUR INDUSTRI AGRO

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Mahlina Ekawati,ST., MT. Jufri, S.ST., MT.


NIP. 19770424 200112 2 005 NIP. 19721110 200212 1 007

Mengetahui :

Direktur Ketua Jurusan


Politeknik ATI Makassar Teknik Manufaktur Industri Agro

Amrin Rapi ST., MT. Jufri S.ST., MT.


NIP. 19691011 199412 1 001 NIP. 19721110 200212 1 007

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diterima oleh Panitia Ujian Akhir Program Diploma Tiga (D3) yang

ditentukan sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Politeknik ATI Makassar

Nomor : …. tanggal …. yang telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada hari

tanggal …. sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Teknik

Industri dalam Program Studi Teknik Manufaktur Industri Agro pada Politeknik ATI

Makassar.

Pengawas : 1. Kepala Pusdiklat Industri Kementrian Perindustrian R.I.

2. Direktur Politeknik ATI Makassar

Panitia Ujian :

Ketua : Ir. Ratuhaji Ismail, MT (……………………………..)

Sekretaris : Zuingli Santo Bandaso, ST., MT (……………………………..)

Penguji I : Ir. Ratuhaji Ismail, MT (……………………………..)

Penguji II : Zuingli Santo Bandaso, ST., MT (……………………………..)

Penguji III : Dedy Harianto, ST., MT (……………………………..)

Pembimbing I : Mahlina Ekawati, ST., MT (……………………………..)

Pembimbing II : Jufri, S.ST., MT. (……………………………..)

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ZULFITRA NURDIN

No. Stambuk : 15TMIA081

Program Studi : TEKNIK MANUFAKTUR INDUSTRI AGRO

Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya buat benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti dan dapat dibuktikan sesuai

dengan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia bahwa tugas akhir saya

adalah hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut tanpa melibatkan Institusi Politeknik ATI Makassar atau orang lain.

Makassar, 31 Agustus 2018

Yang menyatakan

ZULFITRA NURDIN

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhana Wata’ala atas

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas akhir peneliti dapat diselesaikan tepat

pada waktunya. Penelitian yang berjudul “Modifikasi Alat Pengiris Singkong

dengan Sistem Pendorong Otomatis” dengan baik dan tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan penulisan Tugas Akhir ini, penulis tidak dapat

melakukannya sendiri tanpa bantuan dari berbagai pihak yang turut memberikan

sumbangsi baik berupa waktu, pikiran dan tenaga sampai penyusunan Laporan

Tugas Akhir ini selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT atas segala ridho dan hidayah-Nya.

2. Bapak Nurdin dan ibu Hj. Citrawati selaku orang tua penulis, dan kakak yang

senantiasa memberikan kasih sayang, do’a, dan dukungan dan bantuan moril

maupun materi kepada penulis. Semoga Allah senantiasa melimpahkan

rahmat dan anugerah-Nya setiap saat karena telah menjadi motivasi terbesar

bagi penulis untuk menggapai harapan-harapan penulis.

3. Bapak Amrin Rapi, ST,MT., selaku direktur Politeknik ATI Makassar, tanpa

beliau, kampus Politeknik ATI Makassar tidak dapat berkembang sejauh ini.

Terima kasih atas kerja keras bapak, semoga Allah ta’ala selalu memberikan

kebaikan berupa kesehatan, kesempatan dalam melakukan sesuatu agar

v
kampus Politeknik ATI Makassar bisa berkembang lebih besar lagi dan lebih

dikenal lagi di dunia publik.

4. Bapak Jufri, S.ST., MT., selaku ketua jurusan dan pembimbing akademik, yang

banyak memberikan masukan positif baik moril maupun materil. Penulis

menyampaikan terima kasih banyak atas bimbingan dan dukungan selama

penulis menjadi mahasiswa di Politeknik ATI Makassar.

5. Ibu Mahlina Ekawati, ST.,MT dan bapak Jufri, S.ST., MT selaku dosen

pembimbing. Penulis menyampaikan terima kasih banyak atas usulan, saran,

arahan, dan bimbingannya selama penulis menyusun dan menyelesaikan

Karya Ilmiah ini.

6. Bapak dan Ibu dosen serta para staf Politeknik ATI Makassar, terutama Bapak

Jufri, ST., MT., Ibu Mahlina Ekawati, ST., MT., Bapak Dedy Harianto, ST., MT.,

Bapak Zuingli Santo Bandaso, ST., MT., Bapak Ir. Cornelius Uten P., MT., Bapak

Ir. Ibrahim, SB., MT., Bapak Ir. Ratuhaji Ismail, ST., MT., Bapak Muh. Luthfi

Sonjaya, S.SI., M.Eng., Bapak Ariyanto, ST., MT., Bapak Muh. Setiawan S., ST.,

MT., Bapak Windi Mudriadi, ST., MT., Kak Fahri, ST., Kak Agung, S.ST. Terima

kasih untuk dukungan dan ilmu yang telah diberikan selama penulis berkuliah

di Politeknik ATI Makasssar.

7. Teman-teman seangkatan jurusan Teknik Manufaktur Industri Agro terutama

rekan-rekan kelas TMIA B. Terima kasih untuk kebersamaan yang telah

terjalin, dukungan dan suka duka yang menjadi warna-warni kehidupan

selama mengerjakan Tugas Akhir ini.

vi
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan yang terdapat dalam penyelesaian tulisan ini, karena itu penulis

mengharapkan kepada segenap pembaca untuk memberikan kritikan dan saran

yang sifatnya membangun demi kesempurnan Laporan Tugas Akhir ini.

Makassar, 31 Agustus 2018

Penulis

vii
ABSTRAK

ZULFITRA NURDIN. 2018. Modifikasi Alat Pengiris Singkong Dengan Sistem


Pendorong Otomatis. Dibawah bimbingan MAHLINA EKAWATI sebagai
pembimbing I dan JUFRI sebagai pembimbing II.

Singkong merupakan salah satu bahan pangan pokok di dalam negeri.


Dimana bahan pokok tersebut mudah rusak dan busuk dalam jangka waktu kira-
kira dua sampai lima hari setelah panen, bila tidak mendapatkan perlakuan pasca
panen dengan baik. Untuk mendapatkan potongan keripik singkong tipis-tipis
tersebut, belum digunakan suatu alat mekanis atau mesin yang efisien pada
proses pembuatannya. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik
untuk mengangkat tugas akhir dengan judul, “Modifikasi Alat Pengiris Singkong
Dengan Sistem Pendorong Otomatis”. Tujuan yang ingin dicapai dalam
pembuatan tugas akahir ini adalah modifikasi alat pengiris singkong dengan
sistem pendorong otomatis. Metode penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah metode pendekatan rancangan secara umum yaitu
pendekatan rancangan secara fungsional dan struktural. Perancangan alat
pengiris singkong ini dilakukan menggunakan Software Autodesk Inventor dengan
dimensi 800 mm × 500 mm × 1050 mm. Spesifikasi komponen mesin yang
digunakan, motor listrik =daya 3800 watt, kecepatan putaran 2800 RPM, pulley
motor =Bahan aluminium, dengan Ø76,2 mm, pulley mesin =bahan aluminium,
dengan Ø203,2 mm, poros =Besi tipe ST 42, panjang 500 mm, Ø20,06 mm, Sabuk
= Tipe A 42. Metode mendorong secara manual lebih cepat dibanding dengan
metode yang lain, rata – rata waktu yang dibutuhkan yaitu selama 0,25 menit,
namun hasil irisan yang dihasilkan tidak seragam, sedangkan dengan metode
pendorong otomatis yang memerlukan waktu selama 0,36 menit, hasil irisan yang
dihasilkan seragam serta aman terhadap operator pengoperasiannya. Dari 3
metode yang dilakukan, pengirisan secara manual membutuhkan waktu paling
lama yaitu selama 27,7 menit, tak hanya itu operator akan banyak memerlukan
tenaga untuk mengirisnya sebanyak 0,5 kg singkong.

Kata kunci: Singkong, pendorong otomatis.

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ........................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
ABSTRAK .............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
1.5. Batasan Masalah .......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Tanaman Singkong ....................................................................... 5
2.2. Mesin Pengiris Singkong ............................................................... 8
2.3. Mekanisme Pendorong Otomatis ................................................ 15
2.4. Perancangan ................................................................................. 16

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 20
3.2. Alat dan Bahan ............................................................................. 20
3.3. Jenis Penelitian ............................................................................. 21
3.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 23
3.5. Metode Analisa Data .................................................................... 24
3.6. Diagram Alir Penelitian ................................................................. 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Gambar Perencanaan Pembuatan Alat ........................................ 26
4.2. Perhitungan Transmisi Pada Mesin .............................................. 28
4.3. Uji Fungsi ....................................................................................... 32
4.4. Pengambilan Data ......................................................................... 33

ix
4.5. Kelemahan Dan Keunggulan ........................................................ 36
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ................................................................................... 38
5.2. Saran ............................................................................................ 39

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 40


LAMPIRAN ............................................................................................................ 41

x
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Faktor-Faktor Koreksi Daya Yang Akan Ditransmisikan ....................... 9
Tabel 4.1. Keterangan Desain Mesin .................................................................... 27
Tabel 4.2. Data Hasil Percobaan ........................................................................... 33
Tabel 4.3. Data Kualitas Ketabalan Singkong Yang Dirajang Dengan Otomatis ... 35
Tabel 4.4. Data Kualitas Ketabalan Singkong Yang Dirajang Dengan Manual ...... 35

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1. Pengiris Singkong Manual .............................................................. 2
Gambar 2.1. Singkong ......................................................................................... 6
Gambar 2.2. Kripik singkong................................................................................ 7
Gambar 2.3. Mesin Pengiris Singkong. ................................................................ 8
Gambar 2.4. Poros ............................................................................................... 9
Gambar 2.5. Sabuk-V ......................................................................................... 11
Gambar 2.6. Penampang Sabuk-V...................................................................... 12
Gambar 2.7. Pulley ............................................................................................. 12
Gambar 2.8. Piringan Pisau. ............................................................................... 14
Gambar 2.9. Roda Gigi Rack dan Pinion ............................................................. 15
Gambar 2.10. Poros Engkol (crank shaft)............................................................. 16
Gambar 3.1. Diagram Alir Perancangan ............................................................. 25
Gambar 4.1. Desain Mesin ................................................................................. 26
Gambar 4.2. Diagram Proses Pengirisan ............................................................ 34
Gambar 4.3 Hasil Irisan Singkong ...................................................................... 36

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Proses Perakitan Alat ..................................................................... 42
Lampiran 2. Hasil Perakitan Alat ........................................................................ 42
Lampiran 3. Proses Pengujian Alat ..................................................................... 43
Lampiran 4. Gambar Perancangan Alat .............................................................. 44

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi belakangan ini

perkembangan teknologi yang sangat pesat, khususnya di bidang pertanian,

membuat sistem yang bekerja secara manual mulai ditinggalkan dan diganti

dengan sistem yang otomatis. Otomatisasi di segala bidang dipandang dapat

mempermudah kerja manusia. Perkembangan teknologi ini berimbas pada

penggunaan alat bantu manusia untuk menjadikan pekerjaan manusia lebih

ringan. Karena tuntutan pekerjaan semakin banyak dan desakan untuk lebih

cepat dalam pengerjaannya, maka teknologi menjadi solusi dalam

menghadapi tuntutan tersebut. Dengan menggunakan teknologi pula

seseorang dapat melakukan pekerjaan dengan cepat dan baik, misalnya alat

pengiris singkong dengan menggunakan sistem pendorong otomatis.

Singkong merupakan salah satu bahan pangan pokok di dalam

negeri. Dimana bahan pokok tersebut mudah rusak dan busuk dalam jangka

waktu kira-kira dua sampai lima hari setelah panen, bila tidak mendapatkan

perlakuan pasca panen dengan baik. Beberapa perlakuan pasca panen

antara lain dibuat tepung tapioka maupun dibuat produk yang bernilai

tinggi, antara lain keripik singkong.

1
Untuk mendapatkan potongan keripik singkong tipis-tipis tersebut,

belum digunakan suatu alat mekanis atau mesin yang efisien pada proses

pembuatannya. Alat yang digunakan adalah masih menggunakan

pendorong manual yaitu dengan mendorong menggunakan tangan,

sehingga kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan tidak bisa maksimal.

Kekurangan dari pendorong dengan cara manual untuk mengiris singkong

adalah tebal tipisnya potongan tidak dapat disesuaikan, karena

menggunakkan tenaga manusia maka dalam proses pengirisan yang banyak

akan cepat lelah.

Gambar 1.1 Pengiris Singkong Manual

Pada penelitian sebelumnya (Budiyanto, 2012) menghasilakan

mesin pengiris singkong dengan hanya memiliki dua buah mata potong yang

berkesinambungan. Pada penelitian (Purwo, 2015) menghasilkan mesin

pengiris singkong dengan menggunakan metode lubang ganda, namun

kecepatan potongnya masih kecil. Sementara itu, pada penelitian yang

dilakukan (Bontor, 2015) menghasilkan mesin pengiris singkong dengan

kecepatan yang optimal namun tidak dilengkapi dengan penutup. Selain itu,

dari beberapa penelitian tersebut, ketiganya masih menggunakan sistem

2
pendorong singkong secara manual, sehingga masih diperlukan bantuan

tenaga manusia dalam pengoperasiannya.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk

mengangkat tugas akhir dengan judul, “Modifikasi Alat Pengiris Singkong

Dengan Sistem Pendorong Otomatis” yang kelak diharapkan dapat

mempermudah proses produksi bagi produsen keripik singkong. Kelebihan

mesin ini dari mesin yang ada dipasaran adalah tebal tipis hasil

pengirisannya seragam karena menggunakan sistem pendorong otomatis.

Dari analisis yang dilakukan tersebut maka mesin pengiris singkong sangat

di perlukan oleh masyarakat yang memproduksi keripik singkong.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari tugas akahir ini adalah bagaimana

memodifikasi alat pengiris singkong dengan sistem pendorong otomatis.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan tugas akahir ini adalah

modifikasi alat pengiris singkong dengan sistem pendorong otomatis.

3
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Agar para pembaca dapat mengaplikasikan teori tentang modifikasi alat

pengiris singkong dengan sistem pendorong otomatis.

2. Agar mahasiswa mampu menentukan rangkaian sistem pendorong otomatis.

3. Agar mahasiswa mampu menentukan daya motor motor listrik yang diperlukan

mesin.

4. Agar menambah pengalaman mahasiswa atau masyarakat untuk menggunakan

alat pengiris singkong dengan sistem penggerak mesin.

1.5 Batasan Masalah

Fokus masalah yang dibahas meliputi:

1. Kekuatan potong.

2. Mekanisme pendorong otomatis.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Singkong

Ketela pohon atau ubi kayu merupakan tanaman perdu. Ketela

pohon berasal dari benua Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyebarannya

hampir ke seluruh dunia, antara lain Afrika, Madagaskar, India, dan

Tiongkok. Tanaman ini masuk ke indonesia pada tahun 1852. Ketela pohon

berkembang di negara-negara yang terkenal dengan wilayah pertaniannya

(Purwono, 2009).

Para petani biasanya menanam tanaman singkong dari golongan

singkong yang tidak beracun untuk mencukupi kebutuhan pangan.

Sedangkan untuk keperluan industri atau bahan dasar untuk industri bahan

dasar untuk industri biasanya dipilih golongan umbi yang beracun. Karena

golongan ini mempunyai kadar pati yang lebih tinggi dan umbinya lebih

besar serta tahan terhadap kerusakan, misalnya perubahan warna

(Sosrosoedirdjo, 1993).

5
Gambar 2.1 Singkong

Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat

namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat

pada daun singkong karena mengandung asam amin jenis singkong

manihot esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian

dikembangkan pada masa pra-sejarah di Brasil dan Paraguay. Bentuk-

bentuk modern dari spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan

bertumbuh liar di Brasil selatan. Meskipun spesies Manihot yang liar ada

banyak, semua varitas M. Esculenta dapat dibudidayakan.

Beberapa produk olahan dari singkong ini antara lain: keripik,

kerupuk, dan kelanting. Salah satu produk olahan singkong yang banyak

digemari masyarakat adalah keripik singkong karena proses

pembuatannya mudah dan membutuhkan alat yang sederhana. Hal ini

menyebabkan keripik singkong cocok digunakan sebagai usaha industri

skala rumah tangga di pedesaan. Penanganan singkong setelah panen akan

berpengaruh terhadap kualitas singkong yang dihasilkan. Singkong akan

berubah warna menjadi coklat kebiruan bila tidak segera diolah akibat

adanya aktifitas enzim poliphenolase yang terdapat dalam umbi. Reaksi

6
akan dipercepat bila berkontaminasi dengan gas O2 dan umbi dalam

keadaan terluka akibat pemotongan (Wargiono, 1979).

Proses pengolahan singkong menjadi keripik memang tampak

sederhana. Berturut-turut dimulai dengan mencari singkong yang baik, lalu

mengupasnya, mencuci hingga bersih, dan diiris-iris tipis dengan alat

khusus yang disebut peret atau perajang, lalu digoreng hingga garing

(Pascal, 2003).

Keripik adalah jenis makanan yang sudah dikenal masyarakat

Indonesia, baik yang bersifat tradisional maupun yang sudah berskala

industri. Keripik disukaikarena rasanya enak, renyah, dan tahan lama,

selain itu praktis, mudah dibawa dan disimpan serta dapat dinikmati kapan

saja (Arum, 2012).

Gambar 2.2 Kripik Singkong

Klasifikasi tanaman singkong adalah sebagai berikut:

Kingdom : plantae atau tumbuh-tumbuhan

Divisi : spermatophyta atau tumbuhan berbiji

Sub divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup

Kelas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua

7
Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot esculenta

2.2 Mesin Pengiris Singkong

Mesin pengiris singkong merupakan mesin yang berfungsi sebagai

perajang singkong dalam jumlah yang banyak dan secara kontinyu. Mesin ini

menggunakan motor sebagai sumber tenaganya. Mesin pengiris singkong ini

dilengkapi dengan pisau pemotong dan menggunakan tenaga manual untuk

mendorong singkong tersebut sehingga terjadi proses pemotongan

singkong tersebut.

Gambar 2.3 Mesin pengiris singkong

Bagian transmisi pada mesin pengiris singkong

2.2.1 Poros (Shaft)

Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya

berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda

gigi (gear), puli, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah

8
lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban

tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa

gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983).

Gambar 2.4 Poros

1) Menentukan Daya Rencana

Pd = ƒc P (Kw) (Sularso, 2002) ............................................... (2.1)

dengan:

Pd : Daya rencana (kW)

ƒc : Faktor koreksi

P : Daya nominal (kW)

Di mana faktor koreksi ditentukan berdasarkan tabel berikut:

Tabel 2.1 Faktor-faktor Koreksi Daya yang akan Ditransmisikan


Daya yang akan Ditransmisikan ƒc
Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 – 2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2
Daya normal 1,0 – 1,5
Sumber : (Sularso, Elemen Mesin, hal : 7)

2) Menentukan Momen Rencana

𝑃𝑑
T = 9,74 x 105 (Sularso, 2002) ........................................ (2.2)
𝑛1

dengan:

9
T : Momen rencana (Kg.mm)

n1 : Putaran poros (rpm)

3) Menetukan Tegangan Geser

𝑇 5,1 𝑇
τ= 𝑑𝑠3 = (Sularso, 2002) ......................................... (2.3)
(𝜋 . ) 𝑑𝑠3
16

dengan:

τ : Tegangan geser (Kg/mm2)

ds : Diameter poros (mm)

2.2.2 Sabuk

Sabuk-V atau V-belt adalah salah satu transmisi penghubung

yang terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium.

Dalam penggunaannya sabuk-V dibelitkan mengelilingi alur puli

yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang membelit pada puli akan

mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan

bertambah besar (Sularso, 1991:163).

Sabuk-V banyak digunakan karena sabuk-V sangat mudah

dalam penanganannya dan murah harganya. Selain itu sabuk-V juga

memiliki keunggulan lain dimana sabuk-V akan menghasilkan

transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah serta

jika dibandingkan dengan transmisi roda gigi dan rantai, sabuk-V

bekerja lebih halus dan tak bersuara. Sabuk-V selain juga memiliki

keunggulan dibandingkan dengan transmisi-transmisi yang lain,

10
sabuk-V juga memiliki kelemahan dimana sabuk-V dapat

memungkinkan untuk terjadinya slip.

Gambar 2.5 Sabu-V

1) Menentukan Kecepatan Sabuk

𝑑𝑝𝑛1
V = 60 𝑥 1000 (Sularso, 1991:166) ........................................ (2.4)

dimana :

v = kecepatan sabuk (m/s)

dp = diameter puli kecil (mm)

n1 = putaran puli kecil (mm)

2) Panjang keliling

𝜋 1
L = 2C + 2 (Dp + dp) + 4𝐶 (Dp – dp)2 …………............................ (2.5)

dimana :

L = panjang keliling (mm)

dp = diameter puli penggerak (mm)

Dp = diameter puli yang digerakkan (mm)

11
Gambar 2.6 Penampang sabuk-V

2.2.3 Pulley

Pulley merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mempermudah arah gerak tali yang fungsinya untuk mengurangi

gesekan (friction). Pulley adalah suatu alat mekanis yang digunakan

sebagai sabuk untuk menjalankan sesuatu kekuatan alur yang

berfungsi menghantarkan suatu daya. Cara kerjanya sering digunakan

untuk mengubah arah dari gaya yag diberikan, mengirimkan gerak

rotasi, memberikan keuntungan mekanis apabila digunakan pada

kendaraan.

Gambar 2.7 Pulley

12
1) Jenis-jenis pulley

a) Sheaves/V

Merupakan jenis yang paling sering digunakan untuk

transmisi, produk ini digerakkan oleh V-belt. Karena

kemudahannya dan dapat diandalkan, produk ini telah

dipakai selama satu dekade.

b) Variabel speed

Digunakan pada pegas rem jenis menawarkan

keamanan operasional yang tinggi untuk semua aplikasi,

melindungi personil, mesin dan peralatan, dapat diandalkan

pada pengereman yang mendadak atau fungsinya menahan

pada mesin yang tiba-tiba mati atau karena kegagalan daya.

2) Beberapa tipe pulley

a) Type V

b) Timming

c) Variable (pulley V bisa disetting besar kecil)

d) Round (alur U)

e) Loss (bisa sebagai adjustment)

3) Perhitungan pulley

a) n1 . d1 = n2 . d2………….......................................................... (2.6)

𝑑1 𝑑3
n2 = n1 𝑑2 n3 = n2 𝑑4

13
dimana :

n1 = putaran motor (rpm)

d1 = diameter puli motor (mm)

n2 = putaran puli 2 (rpm)

d2 = diameter puli poros 2 (mm)

n2 = putaran puli 3 (rpm)

d3 = diameter puli poros 3 (mm)

2.2.4 Piringan atau pisau pengiris

Piringan berfungsi sebagai tempat memasang pisau

perajang, pengiris atau pemotong. Piringan ini dibuat dari

stainless steel dengan ketebalan 3 mm dan berdiameter 300 mm.

Pada piringan ini dibuat empat buat lubang sebagai tempat pisau

pengiris, lubang ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran

70x13 mm. Disamping lubang pisau juga dibuat lubang berulir

sebagai tempat baut pengencang pisau dengan piringan. Pisau

berbentuk persegi panjang dengan ukuran 80x30 mm. Dengan

ketebalan 2 mm.

Gambar 2.8 Piringan Pisau

14
2.3 Mekanisme Pendorong Otomatis

2.3.1 Roda Gigi Rack Dan Pinion

Roda gigi rack merupakan roda gigi dengan gigi-gigi yang

dipotong lurus. Sedangkan roda gigi penggeraknya dinamakan pinion.

Roda gigi ini bertujuan untuk merubah gerak putar roda gigi menjadi

gerak lurus. Pinion pada umumnya mempunyai jumlah gigi dan ukuran

yang lebih kecil dengan gigi lurus ataupun helik. Beberapa contoh

penggunaan rack dan pinion ini adalah: pada penggerak eretan di

mesin bubut, mekanisme kecepatan pada mesin planning, dan

pengatur ketinggian pada mesin bor.

Gambar 2.9 Roda Gigi Rack dan Pinion

2.3.2 Poros engkol (crank shaft )

Fungsi poros engkol adalah mengubah gerak naik turun atau

lurus piston menjadi gerak putar. Poros engkol adalah salah satu

komponen penting suatu mesin, selain merubah gerak bolak balik

piston menjadi gerak putar, poros engkol juga menerima beban dan

tekanan yang sangat tinggi dari hasil pembakaran oleh piston untuk itu

poros engkol haruslah terbuat dari bahan yang sangat kuat dan tahan

15
lama. Poros engkol atau crankshaft terbuat dari baja karbon tinggi.

Poros engkol terletak diantara blok silinder dan bak oli yang terhubung

langsung dengan roda gila dan batang torak. Putaran dari poros engkol

diteruskan ke roda gila dan selanjutnya kopling yang akan memegang

kendali, apakah putaran akan di sambungkan atau di putuskan ke

transmisi.

Gambar 2.10 Poros engkol (crank shaft )

2.4 Perancangan

Perancangan pada dasarnya telah dideskripsikan sebagai proses

banyak langkah dimana representasi-representasi data dan struktur

program, karakteristik-karakteristik antar muka, dan rincian prosedural

diikhtisarkan dari hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan

informasi.

Soetam Rizky ( 2011 : 140 ) mendefenisikan bahwa : “Perancangan

adalah sebuah proses untuk mendefinisikan sesuatu yang akan dikerjakan

dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta didalamnya melibatkan

deskripsi mengenai arsitektur serta detail mengenai komponen dan juga

keterbatasan yang akan dialami dalam proses pengerjaannya”.

16
Demikian pula menurut Roger S. Pressman (2010 : 291)

mendefenisikan bahwa : “perancangan yang sesungguhnya merupakan

suatu aktivitas rekayasa perangkat lunak yang dimaksud untuk membuat

keputusan-keputusan utama seringkali bersifat struktural”.

Josep Mansueto dalam buku pengurusan teknologi (2005 : 5)

Menyatakan bahwa : “Perancangan adalah suatu proses untuk membuat

keputusan tentang apa yang perlu dilakukan oleh organisasi”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

perancangan adalah :

1. Perancangan adalah kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu

produk yang keberadaannya diperlukan oleh masyarakat untuk

meringankan hidupnya.

2. Pada tahap awal perancangan suatu mekanisme mesin perlu dilakukan

dulu suatu analisa terhadap mekanisme pergerakan, kecepatan, dan

percepatan tiap-tiap komponen agar memenuhi fungsi keseluruhan dari

mesin tersebut. Adapun bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari

pergerakan komponen tersebut adalah kinematika.

a) Kinematika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari gerak relatif

dari elemen-elemen mesin, yaitu kecepatan dan percepatannya.

Kecepatan dan percepatan tersebut diperoleh dalam bentuk yang

berguna sebagai informasi untuk mendapatkan gaya-gaya dinamik

yang bekerja pada elemen-elemen mesin tersebut.

17
b) Dinamika adalah ilmu yang mempelajari gaya-gaya yang bekerja pada

elemen mesin yang diakibatkan oleh percepatan translasi atau rotasi

yang terjadi pada elemen-elemen mesin.

3. Tahapan perancangan sangat diperlukan engineer bekerja :

a) Pekerjaan tepat waktu

b) Biaya sesuai rencana dan

c) Produk berfungsi dengan baik

4. Tahapan perancangan (umum)

Tahap perancangan bervariasi tergantung dari pengalaman engineer.

Akan tetapi secara umum yang dikemukakan oleh Pahl & Beltz dalam

bukunya, adalah :

a) Menetapkan kebutuhan (Clarififying the task)

b) Perancangan konsep (Conceptual design)

c) Perancangan Ditel (Embodiement design)

d) Dokumen pembuatan produk (Documentation)

e) Produksi awal (Prototype)

5. Tahapan perancangan (khusus)

Tahapan perancangan terkemuka yang telah dikembangkan dan

dibukukan diantaranya Metode French

18
6. Metode French

Metode French hampir sama dengan metode lainnya pada diagram

bentuk lingkaran merupakan kegiatan yang mendahuluinya, sedangkan

segiempat menyatakan kegiatan yang berlangsung.

19
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari - Juli 2018, bertempat

di Lab. Design/CNC untuk perancangan alatnya. Sementara untuk

pembuatan alat bertempat di Workshop Proses Produksi dan Workshop

Pengelasan kampus Politeknik ATI Makassar.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Alat

a) Autodesk Inventor 2015 g) Mistar siku

b) Mesin bubut h) Alat ukur

c) Mesin Frais i) Kunci kit

d) Mesin Bor j) Gerinda tangan

e) Mesin bor tangan k) Palu

f) Mesin las listrik l) Penggores

20
2. Bahan

a) Besi siku (40 x 40 x 3 mm) g) Motor listrik

b) Besi silinder (Ø 1 inchi) h) Elektroda

c) Plat aluminium (1 mm) i) Piringan pisau

d) Baut, mur, dan ring j) Mata gerinda pemotong dan

e) Pulley dan v-belt penghalus

f) Bantalan dan rumah

bantalan

3.3 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakandalam penelitian ini adalah

metode pendekatan rancangan secara umum yaitu pendekatan rancangan

secara fungsional dan sruktual. Rancangan funsional menyangkut segi fungsi

atau kegunaan dari setiap elemen atau komponen penyusun alat/mesin

tersebut terhadap komoditi atau media yang akan diproses, sedangkan

rancangan secara struktual menyangkut bagaiman suatu alat/mesin itu

dibuat dengan memperhitungkan alat/mesin.

Penilitian ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah

penelitian pendahuluan berupa perumusan masalah, analisis perancangan

dan proses peranacangan konseptual produk. Tahap kedua adalah

penelitian utama yang berupa proses perakitan dan uji fungsi alat. Pada

tahap uji fungsi, mesin pengiris singkong akan mengalami evaluasi. Setiap

2
komponen akan diuji apakah dapat bekerja sesuai dengan

fungsinya. Apabila mesin dianggap kurang baik secara struktul dan

fungsinya, maka dilakukan proses modifikasi. Jika mesin telah bekerja sesuai

dengan fungsi dan baik secara struktul maka mesin memasuki tahap uji

fungsi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa jenis teknik

pengumpulan data yaitu sebagai berikut:

1. Observasi.

Data yang diperoleh langsung dari lapangan, berupa informasi yang dapat

mempermudah dalam menyelesaikan masalah penelitian terhadap alat

yang dibuat dan mengamati langsung kondisi yang ada di lapangan.

2. Studi Pustaka.

Data diperoleh dengan mencari dan membaca referensi dari berbagai

literatur seperti jurnal, buku, dan situs online yang berhubungan dengan

alat yang dibuat sebagai bahan acuan untuk memecahkan masalah

penelitian dan menyusun laporan tugas akhir ini.

3. Rancang Bangun.

Data diperoleh dari hasil uji fungsi terhadap alat yang telah direalisasikan

pembuatannya.

22
3.5. Motode Analisa Data

Data yang diperoleh melalui pengujian akan dianalisis secara

kuantitatif berdasarkan parameter penelitian yang digunakan sehingga

nantinya menghasilkan perhitungan yang terukur. Setelah itu data akan

disajikan secara visual, yaitu dengan memberikan gambaran melalui

grafik/diagram.

23
3.6 Diagram Alir Penelitian

Langkah-langkah penelitian ditunjukkan seperti diagram alir


dibawah ini:

Mulai

Studi Pustaka

Identifikasi dan Analisis Masalah

Perumusan dan Penyempurnaan


Konsep

Konsep Terpilih

Mendesain Bagian-Bagian Alat

Pembuatan Alat
Tidak
Uji Fungsional Alat
Ya
Pengambilan dan Pengolahan Data

Kesimpulan/Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Perancangan

24
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambar Perencanaan Pembuatan Alat

Gambar perencanaan pembuatan alat adalah suatu langkah awal

yang dilakukan dalam membuat bangunan alat dan lainnya. Dalam

pembuatan alat, peneliti mengambil patokan dari sketsa atau perencanaan

yang telah dibuat, baik itu 2 dimensi atau 3 dimensi. Oleh karena itu gambar

perencanaan sangatlah penting. Dibawah ini terdapat gambar 3 dimensi

perencanaan yang dibuat oleh peneliti dengan menggunakan software

Autodesk Inventor 2015. Sementara untuk gambar 2 dimensi dari alat yang

dibuat terdapat pada lampiran.

25
Tabel 4.1 Keterangan Desain Mesin

NO JUMLAH PART MATERIAL DESCRIPTION


1 1 Rangka Steel Dibuat
2 2 Rumah bearing Steel Dibeli
3 1 Poros Steel Dibuat
4 1 Pisau piringan Casting Dibuat
5 1 Hopper pisau atas Steel Dibuat
6 1 Hopper pisau bawah Steel Dibuat
7 1 Roda penerus Steel Dibuat
8 1 Landasan singkong Steel Dibuat
9 1 Batang pendorong Steel Dibuat
10 1 Plat pendorong Steel Dibuat
11 2 Motor Generic Dibeli
12 1 Tiang motor PW Steel Dibuat
13 1 V-Belt Rubber Dibeli
14 2 Pulley Casting Dibeli

Desain konstruksi alat pengiris singkong dengan system pendrong otomatis

ditentukan atas berbagai pertimbangan sebagai berikut:

1. Alat pengiris singkong dengan system pendorong otomatis menggunakan

tenaga penggerak berupa motor listrik dan tidak dapat diubah menjadi

tenaga manusia.

2. Pisau perajang dapat diatur untuk menentukan tebal tipisnya hasil

pengirsan.

3. Alat pengiris singkong ini dilengkapi pendorong otomatis.

26
4. Mudah dalam pengoprasian, perawatan maupun pergantian suku cadang

mesin.

5. Spesifikasi alat yang ergonomis dengan dimensi nyaman bagi operator

dan mudah disesuaikan terhadap ukuran ruang kerja.

6. Motor yang digunakan tidak menimbulkan pencemaran udara.

Adapun prinsip kerja alat sebagai berikut:

1. Sistem mekanik penggerak pisau piringan.

Pada prinsip kerja penggerak pisau piringan diawali dengan gerakan

motor listrik AC 1 pasa. Motor tersebut berputar dengan kecepatan 2800

rpm meneruskan daya putaran motor ke pulley yang terhubung dengan

poros motor. Kemudian pulley motor dihubungkan ke pulley pisau

piringan dengan menggunakan V-belt (adapun perbandingan pulley

motor ke pulley pisau piringan 1,5:4) setelah itu, daya putaran diteruskan

pisau piringan melalui poros pisau.

2. Sistem mekanik penggerak pendorong otomatis.

Pada prinsip kerja penggerak pendorong singkong menggunakan

sistem kontinyu dimana pendorong singkong bergerak lurus

berkelanjutan maju mundur. Penggerak utama pendorong singkong

menggunakan motor power window dengan kecepatan dapat diatur

menggunakan PWM (pulse width modulation). Hasil daya pada motor

diteruskan ke roda penerus melalui poros kemudian daya putaran roda

27
diteruskan ke batang roda dengan menghasilkan gerakan linear.

Pada ujung batang roda terpasang plat yang berfungsi sebagai

pendorong singkong, yang mana gerakan pendorong tersebut maju dan

mundur (ketika pendorong mundur, singkong diletakkan ke landasan

plat. Sedangkan ketika pendorong maju, singkong akan diiris oleh pisau

pringan yang berputar).

4.2 Perhitungan Transmisi pada Mesin

1. Motor listrik penggerak utama.

Spesifikasi motor listrik yang digunakan ialah:

P = 3800 watt

n = 2800 rpm

V = 220 volt

a. Besar daya yang ditransmisikan.

P = 3800 watt

= 3,8 kw

b. Besar torsi.

975 × P
T= n

975 × 3,8
= 2800

3,705
= 2800

= 1,32 Nm

28
2. Poros

Poros yang digunakan pada mesin ini berbahan besi atau baja dengan

tipe ST 42, di mana memiliki dimensi sebagai berikut:

a) Daya rencana pada poros.

Faktor koreksi yang digunakan sebagai angka keamanan yaitu:

fc = 0,8.

Sehingga besar daya yang direncanakan:

Pd = fc × P

= 0,8 × 3,8

= 3,04 kw

b) Momen yang terjadi pada poros.

Pd
T = 9,74 × 105 n1

3,04
= 9,74 × 105 2800

= 1057,48 kg.mm

c) Tegangan geser yang diizinkan (teoritis).

Faktor Sf1 = 6,0

Faktor Sf2 = 3,0

σB = 48 kg/mm2

FaktorKt =2,0

Faktor Cb = 2,0

29
σB
τa = Sf1 × Sf2

48
= 6,0 × 3,0

48
= 18

= 2,66 kg/mm2

d) Tegangan geser yang terjadi.

5,1 × T
τ= d3s

5,1 × 1057,48
= (25,4)3

1539,18
= 16387,064

= 0,32 kg/mm2

e) Diameter poros yang digunakan (teoritis).

5,1
ds = ( Kt × Cb × T)⅓
τa

5,1
= ( 2,66 2,0 × 2,0 × 1057,48)⅓

= (1,91 × 2,0 × 2,0 × 1057,48)⅓

= (8079,14)⅓

= 3√8079,14

= 20,06 mm

2
3. Sabuk

a. Kecepatan sabuk

dp × n1
V = 60 × 1000

76,2 ×2800
= 60 ×1000

213,360
=
60000

= 3,55 m/s

b. Panjang keliling sabuk.

π 1
L = 2C + 2 (Dp + dp) + 4C (Dp - dp)2

3,14 1
= 2 × 330 + (203,2 + 76,2) + 4 . (203,2 - 76,2)2
2 330

1
= 660 + 1,57 (279,4) + 1320 (127)2

1
= 660 + 438,65 + 1320 16129

= 660 + 438,65 + 12,21

= 1110,86 mm

4. Pulley

Pulley penggerak = 3 inchi

= 3 . 25,4 mm

= 76,2 mm

Pulley digerakkan = 8 inchi

= 8 . 25,4 mm

= 203,2 mm

3
a. Kecepatan poros

n1 . d 1 = n2 . d2

2800 . 76,2 = n2 . 203,2

213,36 = n2 . 203,2

213,36
n2 = 203,2

n2 = 1,05

4.3 Uji Fungsi

Uji fungsi merupakan suatu proses pengujian alat yang mencakup

bagian-bagian pada alat apakah sudah berfungsi sesuai dengan fungsinya

atau tidak. Pada proses pembuatan alat ini dilakukan uji fungsi sebanyak 3

kali sebagai berikut:

1. Alat diuji tanpa beban (pemotongan material). Didapatkan hasil dimana

pada rangka masih menimbulkan getaran yang berlebih sehingga suara

yang dihasilkan sangat berisik. Hal ini disebabkan pulley piringan pisau

tidak terpasang sejajar (berada dalam satu garis lurus).

2. Setelah permasalahan getaran berlebih dan suara mesin yang berisik

selesai, maka dilanjutkan dengan uji fungsi pengirisan singkong. Hasil

yang didapatkan yaitu mesin dapat melakukan pemotongan dengan baik.

4
4.4 Pengambilan Data

Alat pengiris singkong ini mampu mengiris singkong 2kg/83,8 detik

secara mendorong otomatis, 2kg/72 detik secara mendorong manual

manual dan 2kg/1.662 detik secara mengiris manual dengan hasil yang

berbeda dan ketebalan berbeda dengan variasi kecepatan dorong.

Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan.

NO Massa Waktu Waktu Waktu


Mendorong Mendorong Mengiris
(kg) Otomatis (detik) Manual (detik) Manual
(detik)
1 0,5 kg 21 17 390

2 0,5 kg 19,8 18,2 420

3 0,5 kg 23 17,8 402

4 0,5 kg 20 19 450

Jumlah 2 kg 83,8 72 1.662

Rata - rata 20,95 18 415.5

1. Kapasitas alat dengan menggunakan pendorong otomatis.

Q = 2kg/83,8 detik

= 0,02kg/detik, sehingga didapatkan kapasitas 72kg/jam.

2. Kapasitas alat dengan mendorong otomatis.

Q = 2kg/72 detik

= 0,03kg/detik, sehingga didapatkan kapasitas 108kg/jam.

5
3. Kapasitas alat dengan mengiris manual.

Q = 2kg/1662 detik

= 0,001kg/detik, sehingga didapat kapasitas 3,6kg/jam.

Kapasitas produksi yang dihasilkan alat pengiris singkong 72kg/jam

lebih besar dari pada perencanaan awal produksi yang hanya 40 kg/jam,

perbedaan kapasitas ini disebabkan karena kecepatan alat pendorong

otomatis, ketajaman pisau dan kondisi dari ketela tersebut.

Proses pengirisan
450 415.5
400
350
300
250 Waktu mendorong otomatis
Waktu
(detik)

200 Waktu mendorong manual

150 Waktu mengiris manual

100
50 20.95 18
0
Massa (0,5 kg)

Gambar 4.2 Diagram Hasil Pengirisan

Keterangan :

Pada percobaan yang telah dilakukan dengan metode yang berdeda, dapat

dikatakan bahwa pengirisan singkong dengan menggunakan metode

mendorong secara manual lebih cepat dibanding dengan metode yang lain,

rata – rata waktu yang dibutuhkan yaitu selama 18 detik, namun hasil irisan

6
yang dihasilkan tidak seragam, sedangkan dengan metode pendorong

otomatis yang memerlukan waktu selama 20,95 detik hasil irisan yang

dihasilkan seragam serta aman terhadap operator pengoperasiannya. Dari 3

metode yang dilakukan, pengirisan secara manual membutuhkan waktu

paling lama yaitu selama 415.5 detik, tak hanya itu operator akan banyak

memerlukan tenaga untuk mengirisnya sebanyak 0,5 kg singkong.

Tabel 4.3 Data Kualitas Ketabalan Singkong Yang Dirajang Dengan Pendorong Otomatis.

KETEBALAN

Sampel I Sampel II Sampel III Sampel I IV


NO

1 0,90 mm 1,20 mm 1 mm 1,10 mm

2 1 mm 0,95 mm 0,80 mm 1,20 mm

3 0,80 mm 0,70 mm 0,85 mm 1 mm

4 1,10 mm 1 mm 0,90 mm 0,95 mm

Rata-rata 0,95 mm 0,93 mm 0,88 mm 1.06 mm

7
Tabel 4.4 Data Kualitas Ketabalan Singkong Yang Dirajang Dengan Pendorong Manual.

KETEBALAN

Sampel I Sampel II Sampel III Sampel I IV


NO

1 1,30 mm 1,10 mm 1,20 mm 1,10 mm

2 1,20 mm 1 mm 1 mm 1,20 mm

3 1,30 mm 1,30 mm 1,30 mm 1,10 mm

4 1,10 mm 1,10 mm 1,10 mm 1 mm

Rata-rata 1,22 mm 1.12 mm 1,15 mm 1.10 mm

Gambar 4.3. Hasil Irisan Singkong

8
4.5 Kelemahan dan Keunggulan

Setelah dianalisa terhadap fungsi dari alat pengiris singkong dengan

sisstem pendorong otomatis ini ternyata masih memiliki beberapa

kelemahan-kelemahan diantaranya:

1. Sistem pendorong otomatisnya belum berfungsi maksimal.

2. Bahan penutup piringan pisau perlu diganti dengan bahan steanless steel

agar lebih higenis.

3. Waktu pengirisan dengan mendorong manual masih lebih cepat

dibandingkan menggunakan pendorong otomatis.

Selain memiliki kelemahan-kelemahan seperti diatas, alat pengiris

singkong dengan sistem pendorong otomatis ini juga mempunyai beberapa

keunggulan atau kelebihan, diantaranya adalah:

1. Alat ini dapat mengiris singkong dengan ketebalan yang seragam dengan

menggunakan pendorong otomatis.

2. Pendorongnya sudah menggunakan sistem otomatis.

3. Mesin tidak menimbulkan pencemaran udara.

4. Pemeliharaan dan perawatan mesin pengiris singkong ini cukup mudah.

Pada saat akan mengoprasikan dan setelah selesai dioprasikan, bersihkan

hopper, pisau, dan output dari sisa-siasa debu yang ada dan kotoran

lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga kebersihan dari produk.

9
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perancangan, pembuatan, dan pengujian terhadap mesin

yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perancangan alat pengiris singkong ini dilakukan menggunakan Software

Autodesk Inventor dengan dimensi 800 mm × 500 mm × 1050 mm.

Spesifikasi komponen mesin yang digunakan yaitu sebagai berikut:

a. Motor listrik = Daya 3800 watt, kecepatan putaran 2800 RPM

b. Pulley motor = Bahan aluminium, dengan Ø76,2 mm

c. Pulley mesin = Bahan aluminium, dengan Ø203,2 mm

d. Poros = Besi tipe ST 42, panjang 500 mm, Ø20,06 mm

e. Sabuk = Tipe A 42

2. Pengujian unjuk kerja alat.

Pada percobaan yang telah dilakukan dengan metode yang

berdeda, dapat dikatakan bahwa pengirisan singkong dengan

menggunakan metode mendorong secara manual lebih cepat dibanding

dengan metode yang lain, rata – rata waktu yang dibutuhkan yaitu selama

0,25 menit, namun hasil irisan yang dihasilkan tidak seragam, sedangkan

10
dengan metode pendorong otomatis yang memerlukan waktu selama

0,36 menit, hasil irisan yang dihasilkan seragam serta aman terhadap

operator pengoperasiannya. Dari 3 metode yang dilakukan, pengirisan

secara manual membutuhkan waktu paling lama yaitu selama 27,7 menit,

tak hanya itu operator akan banyak memerlukan tenaga untuk

mengirisnya sebanyak 0,5 kg singkong.

5.2 Saran

Perancangan alat pengiris singkong ini masih jauh dari sempurna, baik

dari segi kualitas bahan, penampilan, dan sistem kerja/fungsi. Beberapa

saran untuk langkah yang dapat membangun dan menyempurnakan alat ini

adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya alat pendorong otomatisnya diganti dengan bahan anti karat

agar lebih higenis.

2. Untuk penelitian selanjutnya, komponen penunjang mesin masih dapat

dikembangkan untuk meningkatkan efektifitas kerjanya. Seperti

penggunaan sistem pendorong otomatis, pengirisannya harus lebih cepat

dibanding mendorong secara manual.

3. Tambahkan casing/penutup pada pulley poros agar lebih aman dalam

pengoprasiannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://adenruda10.wordpress.com/2013/01/23/tugas-akhir-tm-mesin-
perajang-singkong/ diakses pada hari Rabu, 31 Januari 2018 pukul 15.00
WITA.

http://digilib.unila.ac.id/2046/8/2.%20BAB%20ll.pdf diakses pada hari Minggu, 03


Februari 2018 pukul 15.20 WITA.

http://digilib.unila.ac.id/2046/8/2.%20BAB%20II.pdf diakses pada hari Selasa, 17


April 2018 pukul 11.20 WITA.

http://eprints.uny.ac.id/6719/1/Proyek%20Akhir%28BUDIYANTO_09508131030
%29.pdf diakses pada hari Rabu 31 Januari 2018 pukul 14.00 WITA.

http://repository.usu.ac.id/bitsream/handle/123456789/30324/chapter%20ll.pd
f?sequence=3&isAllowed=y diakses pada hari Minggu, 03 Februari 2018
pukul 11.00 WITA.

https://teknikotomotif-tkr.blogspot.com/2013/04/fungsi-dan-komponen-poros-
engkol.html diakses pada hari Selasa, 17 April 2018 pukul 01.00 WITA.

http://www.untukku.com/artikel-untukku/pengertian-singkong-untukku.html
diakses pada hari Minggu, 03 Februari 2018 pukul 11.15 WITA.

Sularso, dan Kiyokatsu Suga. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
1978. Bandung: PT. Pradnya Paramita.

12

Anda mungkin juga menyukai