TUGAS AKHIR
Oleh :
ZULFITRA NURDIN
15 TMIA 081
2018
HALAMAN PERSETUJUAN
PENDORONG OTOMATIS
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diterima oleh Panitia Ujian Akhir Program Diploma Tiga (D3) yang
Nomor : …. tanggal …. yang telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada hari
tanggal …. sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Teknik
Industri dalam Program Studi Teknik Manufaktur Industri Agro pada Politeknik ATI
Makassar.
Panitia Ujian :
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya buat benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti dan dapat dibuktikan sesuai
dengan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia bahwa tugas akhir saya
adalah hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut tanpa melibatkan Institusi Politeknik ATI Makassar atau orang lain.
Yang menyatakan
ZULFITRA NURDIN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhana Wata’ala atas
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas akhir peneliti dapat diselesaikan tepat
dengan Sistem Pendorong Otomatis” dengan baik dan tepat pada waktunya.
melakukannya sendiri tanpa bantuan dari berbagai pihak yang turut memberikan
sumbangsi baik berupa waktu, pikiran dan tenaga sampai penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
2. Bapak Nurdin dan ibu Hj. Citrawati selaku orang tua penulis, dan kakak yang
senantiasa memberikan kasih sayang, do’a, dan dukungan dan bantuan moril
rahmat dan anugerah-Nya setiap saat karena telah menjadi motivasi terbesar
3. Bapak Amrin Rapi, ST,MT., selaku direktur Politeknik ATI Makassar, tanpa
beliau, kampus Politeknik ATI Makassar tidak dapat berkembang sejauh ini.
Terima kasih atas kerja keras bapak, semoga Allah ta’ala selalu memberikan
v
kampus Politeknik ATI Makassar bisa berkembang lebih besar lagi dan lebih
4. Bapak Jufri, S.ST., MT., selaku ketua jurusan dan pembimbing akademik, yang
5. Ibu Mahlina Ekawati, ST.,MT dan bapak Jufri, S.ST., MT selaku dosen
6. Bapak dan Ibu dosen serta para staf Politeknik ATI Makassar, terutama Bapak
Jufri, ST., MT., Ibu Mahlina Ekawati, ST., MT., Bapak Dedy Harianto, ST., MT.,
Bapak Zuingli Santo Bandaso, ST., MT., Bapak Ir. Cornelius Uten P., MT., Bapak
Ir. Ibrahim, SB., MT., Bapak Ir. Ratuhaji Ismail, ST., MT., Bapak Muh. Luthfi
Sonjaya, S.SI., M.Eng., Bapak Ariyanto, ST., MT., Bapak Muh. Setiawan S., ST.,
MT., Bapak Windi Mudriadi, ST., MT., Kak Fahri, ST., Kak Agung, S.ST. Terima
kasih untuk dukungan dan ilmu yang telah diberikan selama penulis berkuliah
vi
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam penyelesaian tulisan ini, karena itu penulis
Penulis
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
1.5. Batasan Masalah .......................................................................... 4
ix
4.5. Kelemahan Dan Keunggulan ........................................................ 36
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ................................................................................... 38
5.2. Saran ............................................................................................ 39
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Faktor-Faktor Koreksi Daya Yang Akan Ditransmisikan ....................... 9
Tabel 4.1. Keterangan Desain Mesin .................................................................... 27
Tabel 4.2. Data Hasil Percobaan ........................................................................... 33
Tabel 4.3. Data Kualitas Ketabalan Singkong Yang Dirajang Dengan Otomatis ... 35
Tabel 4.4. Data Kualitas Ketabalan Singkong Yang Dirajang Dengan Manual ...... 35
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Pengiris Singkong Manual .............................................................. 2
Gambar 2.1. Singkong ......................................................................................... 6
Gambar 2.2. Kripik singkong................................................................................ 7
Gambar 2.3. Mesin Pengiris Singkong. ................................................................ 8
Gambar 2.4. Poros ............................................................................................... 9
Gambar 2.5. Sabuk-V ......................................................................................... 11
Gambar 2.6. Penampang Sabuk-V...................................................................... 12
Gambar 2.7. Pulley ............................................................................................. 12
Gambar 2.8. Piringan Pisau. ............................................................................... 14
Gambar 2.9. Roda Gigi Rack dan Pinion ............................................................. 15
Gambar 2.10. Poros Engkol (crank shaft)............................................................. 16
Gambar 3.1. Diagram Alir Perancangan ............................................................. 25
Gambar 4.1. Desain Mesin ................................................................................. 26
Gambar 4.2. Diagram Proses Pengirisan ............................................................ 34
Gambar 4.3 Hasil Irisan Singkong ...................................................................... 36
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Proses Perakitan Alat ..................................................................... 42
Lampiran 2. Hasil Perakitan Alat ........................................................................ 42
Lampiran 3. Proses Pengujian Alat ..................................................................... 43
Lampiran 4. Gambar Perancangan Alat .............................................................. 44
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
membuat sistem yang bekerja secara manual mulai ditinggalkan dan diganti
ringan. Karena tuntutan pekerjaan semakin banyak dan desakan untuk lebih
seseorang dapat melakukan pekerjaan dengan cepat dan baik, misalnya alat
negeri. Dimana bahan pokok tersebut mudah rusak dan busuk dalam jangka
waktu kira-kira dua sampai lima hari setelah panen, bila tidak mendapatkan
antara lain dibuat tepung tapioka maupun dibuat produk yang bernilai
1
Untuk mendapatkan potongan keripik singkong tipis-tipis tersebut,
belum digunakan suatu alat mekanis atau mesin yang efisien pada proses
sehingga kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan tidak bisa maksimal.
mesin pengiris singkong dengan hanya memiliki dua buah mata potong yang
kecepatan yang optimal namun tidak dilengkapi dengan penutup. Selain itu,
2
pendorong singkong secara manual, sehingga masih diperlukan bantuan
mesin ini dari mesin yang ada dipasaran adalah tebal tipis hasil
Dari analisis yang dilakukan tersebut maka mesin pengiris singkong sangat
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan tugas akahir ini adalah
3
1.4 Manfaat Penelitian
3. Agar mahasiswa mampu menentukan daya motor motor listrik yang diperlukan
mesin.
1. Kekuatan potong.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tiongkok. Tanaman ini masuk ke indonesia pada tahun 1852. Ketela pohon
(Purwono, 2009).
Sedangkan untuk keperluan industri atau bahan dasar untuk industri bahan
dasar untuk industri biasanya dipilih golongan umbi yang beracun. Karena
golongan ini mempunyai kadar pati yang lebih tinggi dan umbinya lebih
(Sosrosoedirdjo, 1993).
5
Gambar 2.1 Singkong
namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat
bertumbuh liar di Brasil selatan. Meskipun spesies Manihot yang liar ada
kerupuk, dan kelanting. Salah satu produk olahan singkong yang banyak
berubah warna menjadi coklat kebiruan bila tidak segera diolah akibat
6
akan dipercepat bila berkontaminasi dengan gas O2 dan umbi dalam
khusus yang disebut peret atau perajang, lalu digoreng hingga garing
(Pascal, 2003).
selain itu praktis, mudah dibawa dan disimpan serta dapat dinikmati kapan
7
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
perajang singkong dalam jumlah yang banyak dan secara kontinyu. Mesin ini
singkong tersebut.
8
lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban
dengan:
ƒc : Faktor koreksi
𝑃𝑑
T = 9,74 x 105 (Sularso, 2002) ........................................ (2.2)
𝑛1
dengan:
9
T : Momen rencana (Kg.mm)
𝑇 5,1 𝑇
τ= 𝑑𝑠3 = (Sularso, 2002) ......................................... (2.3)
(𝜋 . ) 𝑑𝑠3
16
dengan:
2.2.2 Sabuk
yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang membelit pada puli akan
transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah serta
bekerja lebih halus dan tak bersuara. Sabuk-V selain juga memiliki
10
sabuk-V juga memiliki kelemahan dimana sabuk-V dapat
𝑑𝑝𝑛1
V = 60 𝑥 1000 (Sularso, 1991:166) ........................................ (2.4)
dimana :
2) Panjang keliling
𝜋 1
L = 2C + 2 (Dp + dp) + 4𝐶 (Dp – dp)2 …………............................ (2.5)
dimana :
11
Gambar 2.6 Penampang sabuk-V
2.2.3 Pulley
kendaraan.
12
1) Jenis-jenis pulley
a) Sheaves/V
b) Variabel speed
a) Type V
b) Timming
d) Round (alur U)
3) Perhitungan pulley
a) n1 . d1 = n2 . d2………….......................................................... (2.6)
𝑑1 𝑑3
n2 = n1 𝑑2 n3 = n2 𝑑4
13
dimana :
Pada piringan ini dibuat empat buat lubang sebagai tempat pisau
ketebalan 2 mm.
14
2.3 Mekanisme Pendorong Otomatis
Roda gigi ini bertujuan untuk merubah gerak putar roda gigi menjadi
gerak lurus. Pinion pada umumnya mempunyai jumlah gigi dan ukuran
yang lebih kecil dengan gigi lurus ataupun helik. Beberapa contoh
lurus piston menjadi gerak putar. Poros engkol adalah salah satu
piston menjadi gerak putar, poros engkol juga menerima beban dan
tekanan yang sangat tinggi dari hasil pembakaran oleh piston untuk itu
poros engkol haruslah terbuat dari bahan yang sangat kuat dan tahan
15
lama. Poros engkol atau crankshaft terbuat dari baja karbon tinggi.
Poros engkol terletak diantara blok silinder dan bak oli yang terhubung
langsung dengan roda gila dan batang torak. Putaran dari poros engkol
transmisi.
2.4 Perancangan
informasi.
16
Demikian pula menurut Roger S. Pressman (2010 : 291)
perancangan adalah :
meringankan hidupnya.
17
b) Dinamika adalah ilmu yang mempelajari gaya-gaya yang bekerja pada
Akan tetapi secara umum yang dikemukakan oleh Pahl & Beltz dalam
bukunya, adalah :
18
6. Metode French
19
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Alat
20
2. Bahan
bantalan
penelitian utama yang berupa proses perakitan dan uji fungsi alat. Pada
tahap uji fungsi, mesin pengiris singkong akan mengalami evaluasi. Setiap
2
komponen akan diuji apakah dapat bekerja sesuai dengan
fungsinya, maka dilakukan proses modifikasi. Jika mesin telah bekerja sesuai
dengan fungsi dan baik secara struktul maka mesin memasuki tahap uji
fungsi.
1. Observasi.
Data yang diperoleh langsung dari lapangan, berupa informasi yang dapat
2. Studi Pustaka.
literatur seperti jurnal, buku, dan situs online yang berhubungan dengan
3. Rancang Bangun.
Data diperoleh dari hasil uji fungsi terhadap alat yang telah direalisasikan
pembuatannya.
22
3.5. Motode Analisa Data
grafik/diagram.
23
3.6 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Studi Pustaka
Konsep Terpilih
Pembuatan Alat
Tidak
Uji Fungsional Alat
Ya
Pengambilan dan Pengolahan Data
Kesimpulan/Saran
Selesai
24
BAB IV
yang telah dibuat, baik itu 2 dimensi atau 3 dimensi. Oleh karena itu gambar
Autodesk Inventor 2015. Sementara untuk gambar 2 dimensi dari alat yang
25
Tabel 4.1 Keterangan Desain Mesin
tenaga penggerak berupa motor listrik dan tidak dapat diubah menjadi
tenaga manusia.
pengirsan.
26
4. Mudah dalam pengoprasian, perawatan maupun pergantian suku cadang
mesin.
motor ke pulley pisau piringan 1,5:4) setelah itu, daya putaran diteruskan
27
diteruskan ke batang roda dengan menghasilkan gerakan linear.
plat. Sedangkan ketika pendorong maju, singkong akan diiris oleh pisau
P = 3800 watt
n = 2800 rpm
V = 220 volt
P = 3800 watt
= 3,8 kw
b. Besar torsi.
975 × P
T= n
975 × 3,8
= 2800
3,705
= 2800
= 1,32 Nm
28
2. Poros
Poros yang digunakan pada mesin ini berbahan besi atau baja dengan
fc = 0,8.
Pd = fc × P
= 0,8 × 3,8
= 3,04 kw
Pd
T = 9,74 × 105 n1
3,04
= 9,74 × 105 2800
= 1057,48 kg.mm
σB = 48 kg/mm2
FaktorKt =2,0
Faktor Cb = 2,0
29
σB
τa = Sf1 × Sf2
48
= 6,0 × 3,0
48
= 18
= 2,66 kg/mm2
5,1 × T
τ= d3s
5,1 × 1057,48
= (25,4)3
1539,18
= 16387,064
= 0,32 kg/mm2
5,1
ds = ( Kt × Cb × T)⅓
τa
5,1
= ( 2,66 2,0 × 2,0 × 1057,48)⅓
= (8079,14)⅓
= 3√8079,14
= 20,06 mm
2
3. Sabuk
a. Kecepatan sabuk
dp × n1
V = 60 × 1000
76,2 ×2800
= 60 ×1000
213,360
=
60000
= 3,55 m/s
π 1
L = 2C + 2 (Dp + dp) + 4C (Dp - dp)2
3,14 1
= 2 × 330 + (203,2 + 76,2) + 4 . (203,2 - 76,2)2
2 330
1
= 660 + 1,57 (279,4) + 1320 (127)2
1
= 660 + 438,65 + 1320 16129
= 1110,86 mm
4. Pulley
= 3 . 25,4 mm
= 76,2 mm
= 8 . 25,4 mm
= 203,2 mm
3
a. Kecepatan poros
n1 . d 1 = n2 . d2
213,36 = n2 . 203,2
213,36
n2 = 203,2
n2 = 1,05
atau tidak. Pada proses pembuatan alat ini dilakukan uji fungsi sebanyak 3
yang dihasilkan sangat berisik. Hal ini disebabkan pulley piringan pisau
4
4.4 Pengambilan Data
manual dan 2kg/1.662 detik secara mengiris manual dengan hasil yang
4 0,5 kg 20 19 450
Q = 2kg/83,8 detik
Q = 2kg/72 detik
5
3. Kapasitas alat dengan mengiris manual.
Q = 2kg/1662 detik
lebih besar dari pada perencanaan awal produksi yang hanya 40 kg/jam,
Proses pengirisan
450 415.5
400
350
300
250 Waktu mendorong otomatis
Waktu
(detik)
100
50 20.95 18
0
Massa (0,5 kg)
Keterangan :
Pada percobaan yang telah dilakukan dengan metode yang berdeda, dapat
mendorong secara manual lebih cepat dibanding dengan metode yang lain,
rata – rata waktu yang dibutuhkan yaitu selama 18 detik, namun hasil irisan
6
yang dihasilkan tidak seragam, sedangkan dengan metode pendorong
otomatis yang memerlukan waktu selama 20,95 detik hasil irisan yang
paling lama yaitu selama 415.5 detik, tak hanya itu operator akan banyak
Tabel 4.3 Data Kualitas Ketabalan Singkong Yang Dirajang Dengan Pendorong Otomatis.
KETEBALAN
7
Tabel 4.4 Data Kualitas Ketabalan Singkong Yang Dirajang Dengan Pendorong Manual.
KETEBALAN
2 1,20 mm 1 mm 1 mm 1,20 mm
8
4.5 Kelemahan dan Keunggulan
kelemahan-kelemahan diantaranya:
2. Bahan penutup piringan pisau perlu diganti dengan bahan steanless steel
1. Alat ini dapat mengiris singkong dengan ketebalan yang seragam dengan
hopper, pisau, dan output dari sisa-siasa debu yang ada dan kotoran
9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
e. Sabuk = Tipe A 42
dengan metode yang lain, rata – rata waktu yang dibutuhkan yaitu selama
0,25 menit, namun hasil irisan yang dihasilkan tidak seragam, sedangkan
10
dengan metode pendorong otomatis yang memerlukan waktu selama
0,36 menit, hasil irisan yang dihasilkan seragam serta aman terhadap
secara manual membutuhkan waktu paling lama yaitu selama 27,7 menit,
5.2 Saran
Perancangan alat pengiris singkong ini masih jauh dari sempurna, baik
saran untuk langkah yang dapat membangun dan menyempurnakan alat ini
pengoprasiannya.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://adenruda10.wordpress.com/2013/01/23/tugas-akhir-tm-mesin-
perajang-singkong/ diakses pada hari Rabu, 31 Januari 2018 pukul 15.00
WITA.
http://eprints.uny.ac.id/6719/1/Proyek%20Akhir%28BUDIYANTO_09508131030
%29.pdf diakses pada hari Rabu 31 Januari 2018 pukul 14.00 WITA.
http://repository.usu.ac.id/bitsream/handle/123456789/30324/chapter%20ll.pd
f?sequence=3&isAllowed=y diakses pada hari Minggu, 03 Februari 2018
pukul 11.00 WITA.
https://teknikotomotif-tkr.blogspot.com/2013/04/fungsi-dan-komponen-poros-
engkol.html diakses pada hari Selasa, 17 April 2018 pukul 01.00 WITA.
http://www.untukku.com/artikel-untukku/pengertian-singkong-untukku.html
diakses pada hari Minggu, 03 Februari 2018 pukul 11.15 WITA.
Sularso, dan Kiyokatsu Suga. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
1978. Bandung: PT. Pradnya Paramita.
12