Anda di halaman 1dari 61

PEMANAS INDUKSI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN

BIFILIAR COIL BERBASIS ARDUINO UNO

TUGAS AKHIR
Oleh:
VIKRAM SURYA PRATAMA MUHTAR
STAMBUK : 18OSP356

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan


guna menyelesaikan Program Diploma Tiga
Jurusan Otomasi Sistem Permesinan

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.


POLITEKNIK ATI MAKASSAR
2021

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL : PEMANAS INDUKSI TENAGA SURYA

MENGGUNAKAN BIFILIAR COIL BERBASIS

ARDUINO UNO

NAMA MAHASISWA : VIKRAM SURYA PRATAMA MUHTAR

NOMOR STAMBUK : 18OSP356

JURUSAN/PROGRAM STUDI : OTOMASI SISTEM PERMESINAN POLITEKNIK ATI

MAKASSAR

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing 2

Dr. Ir. H. Masjono, M.Eng Taufik Muchtar,ST,.MT


Nip. 196406171990031012 NIP. 197708162003121001

Mengetahui,

Direktur Politeknik ATI Makassar Ketua Jurusan

Ir. Muhammad Basri, MM Dr. St. Watenriajeng Sidehabi,ST,.MT


NIP. 19680406 199403 1 003 NIP. 198001062002122003

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diterima oleh Panitia Ujian Akhir Program Diploma Tiga (D3) yang ditentukan

sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Politeknik ATI Makassar Nomor :

……………………………………………. Tanggal ………………………. yang telah dipertahankan di

depan Tim Penguji pada hari…………………………………… sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Otomasi Sistem Permesinan Pada Politeknik

ATI Makassar.

PANITIA UJIAN :

Pengawas : 1. Kepala BPSDMI Kemenrtian Perindustrian RI

2. Direktur Politeknik ATI Makassar

Ketua : Muslimin, ST,. MT (……………………………….)

Sekretaris : Julianti Habibuddin, ST,. MT (………………………….……)

Penguji I : Muslimin, ST,. MT (……………………………….)

Penguji 2 : Julianti Habibuddin, ST,. MT (……………………………….)

Penguji 3 : Ir. Nurhayati Djabir,. MT (……………………………….)

Pembimbing I : Dr. Ir. H. Masjono, M.Eng (.………………………..…….)


Pembimbing 2 : Taufik Muchtar,ST,.MT (……………………………….)

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Vikram Surya Pratama Muhtar

NIM : 18OSP356

Jurusan/Program Studi : Otomasi Sistem Permesinan

Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya buat benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti dan dapat dibuktikan sesuai

dengan hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia bahwa tugas akhir

saya adalah hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut tanpa melibatkan institusi Politeknik ATI Makassar atau

orang lain.

Makassar, 12 July 2021

Yang menyatakan,

(Vikram Surya Pratama)

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH Subhanahu

Wata’ala adalah kata yang paling pantas penulis ucapkan karena atas rahmat dan

inayah-Nyalah sehingga penulis masih diberi waktu dan kesempatan untuk bisa

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Shalawat dan salam senantiasa penulis curahkan kepada junjungan Nabi

Besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam karena berkat kerja keras beliau

kita tidak akan seperti sekarang ini. Beliau mampu mengubah dunia dari

perjuangan jahiliyah menuju alam yang terang benderang sudah seharusnya

beliau dijadikan suri tauladan bagi umat di jagad ini.

Dalam proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, dibutuhkan perjuangan,

kesabaran, dan semangat pantang menyerah untuk mencapai hasil yang

maksimal. Namun, penulis menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna.

Penulis menyadari pula bahwa segala kemampuan yang dimiliki tentunya akan

tergambar dalam laporan ini. Untuk itu, penulis membuka diri untuk menerima

saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Berbagai kendala penulis hadapi dalam proses penyusunan dan

penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini. Namun berkat bantuan dan dorongan yang

v
diberikan berbagai pihak, dan tekad yang membara akhirnya Laporan Tugas Akhir

ini dapat terangkum.

Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan

studi di Bidang teknik industri, Program Studi D3 jurusan/program studi Otomasi

Sistem Permesinan.

Kesalahan juga merupakan bagian tak terpisahkan dari jalan kehidupan

manusia. Sehingga hanya pintu maaflah yang kami harapkan atas kesalahan-

kesalahan kami. Dengan segala kerendahan hati, kami berharap apa yang ada

dalam buku Tugas Akhir ini dapat bermanfaat, dan berguna sebagai sumbangan

pikiran bagi kita semua dalam berprestasi turut mengisi pembangunan Bangsa

dan Negara.

Oleh karena itu maka kesempatan yang berbahagia ini selayaknya penulis

dapat menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya

kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang banyak memberi kasih sayang yang

tulus tanpa pamrih, yang tak henti-hentinya memberi semangat, dorongan

serta doa selama penulis menempuh pendidikan.

2. Bapak Ir. Muhammad Basri, MM selaku Direktur Politeknik ATI Makassar.

3. Ibu Dr. St. Watenriajeng Sidehabi,ST,.MT selaku Ketua Jurusan Otomasi

Sistem Permesinan Politeknik ATI Makassar.

vi
4. Bapak Dr. Ir. H. Masjono, M.Eng selaku pembimbing I dan bapak Taufik

Muchtar,ST,.MT selaku pembimbing II yang selalu meberikan nasehat dan

mendukung dalam setiap pengerjaan tugas akhir.

5. Teman–teman seperjuangan program studi Otomasi Sistem Permesinan

tanpa terkecuali yang susah senang selalu bersama.

6. Teman – teman kontrakan khususnya teman teman Himpunan Mahasiswa

Elektro dan Study Club ASTEROID yang selalu memberikan masukan dalam

pengerjaan tugas akhir penulis.

Meskipun hanya dalam bentuk sederhana penulis menyadari sepenuhnya

bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Sebagai

penutup, kepada pembaca yang budiman, Penulis mengharapkan saran dan

kritik yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini kedepannya.

Semoga laporan ini berguna kepada orang lain maupun kepada diri penulis.

Makassar, 12 July 2021

Yang menyatakan,

(Vikram Surya Pratama)

vii
ABSTRAK

VIKRAM SURYA PRATAMA MUHTAR. 2021. PEMANAS INDUKSI TENAGA


SURYA MENGGUNAKAN BIFILIAR COIL BERBASIS ARDUINO UNO. Di bawah
bimbingan Dr. Ir. H. Masjono, M.Eng sebagai pembimbing I dan Taufik
Muchtar,ST,.MT sebagai pembimbing II.
Kebutuhan energi dunia selalu meningkat, utamanya pada gas bumi, gas bumi
biasa kita gunakan untuk menyalakan kompor untuk kita memasak. Seiring
perkemangan zaman, kompor pun mengalami berbagai perkembangan dengan
hadirnya kompor induksi. Penelitian ini bertujuan untuk Merancang, mendesain,
dan membuat Pemanas Induksi Tenaga Surya Menggunakan Bifiliar Coil Berbasis
Arduino Uno. Penelitian ini merupakan penelitian experimental melalui dua
tahap yaitu tahap pembuatan alat serta tahap pengujian alat.Alat ini dapat
menampilkan efektifitas penggunaan bifiliar koil, menampilkan pembacaan suhu
yang dihasilkan dari koil yang dibaca oleh sensor termocouple dan ditampilkan
melalui lcd, terdapat pula pengatur tegangan inputan melalui mosfet driver
menuju Zero Voltage Switching induction Heater yang diatur menggunakan
potensiometer dan ditandai dengan menyalanya lampu indikator sebagai
pembatas tegangan masukan menuju ZVS Induction Heater, dengan led hijau
menandakan tegangan inputan 12-17 VDC, led kuning menandakan tegangan
inputan 18-23 VDC, dan led merah yang menandakan tegangan inputan 24 VDC.
Pada penelitian ini didapatkan hasil pengujian dan pengukuran suhu maksimal
pada pengujian pemanasan besi seng tipis selama 240 detik untuk tegangan
inputan 12-17 VDC sebesar 145◦C, tegangan inputan 18-23 VDC sebesar 149◦C,
dan tegangan inputan 24 VDC sebesar 158◦C. Adapun dilakukan pengujian
pemanasan air menggunakan media panci alumunium dengan waktu pemanasan
terlama yaitu selama 12 menit dengan air sebanyak 500 ml.Dari hasil penelitian
yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa tegangan input yang diberikan
sangat mempengaruhi lama pemanasan yang dilakukan dan jenis wadah yang
dipanaskan mempengaruhi lama pemanasan yang dilakukan.

Kata Kunci: Pemanass Induksi, Bifiliar Coil, Zero Voltage Switch Induction Heater,
Termocouple

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR...................................................................iv
KATA PENGANTAR....................................................................................................v
ABSTRAK................................................................................................................viii
DAFTAR ISI...............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................6
A. Teori Pendukung...........................................................................................6
1. Literatur Review.........................................................................................6
2. Teori Pemanas Induksi...............................................................................7
3. Eddy Current...............................................................................................8
4. MOSFET......................................................................................................9
5. ARDUINO UNO.........................................................................................13
6. Arduino IDE..............................................................................................14
7. Bifiliar Coil................................................................................................15
8. Pancake Coil.............................................................................................15
9. Solar Cell...................................................................................................17
10. AKI..........................................................................................................19
11. Zero Voltage Switching............................................................................20
12. Thermocouple max 6677 Type K.............................................................20
13. LCD (Liquid Crystal Display)......................................................................22
B. Kerangka Berpikir........................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................24
A. Tempat dan Waktu.....................................................................................24
B. Alat dan Bahan............................................................................................24
1. Alat:.......................................................................................................24
2. Bahan:....................................................................................................24
C. Jenis Penelitian............................................................................................25
D. Teknik Pengumpulan Data / Teknik Perancangan......................................25
1. Pengumpulan Referensi...................................................................26
2. Flow Chart.......................................................................................26
3. Perancangan Mekanikal dan Elektrikal...........................................27
E. Analisa Data................................................................................................28

ix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................29
A. Hasil............................................................................................................29
1. Wiring Sistem...................................................................................29
2. Gambar Alat....................................................................................29
B. Pembahasan...............................................................................................33
1. Pengujian AKI dan Solar Sel.............................................................33
2. Pengujian Sensor Suhu....................................................................35
3. Pengukuran Tegangan dan Arus.....................................................37
4. Pengujian Efektifitas Pemanasan Air..............................................38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................39
1. Kesimpulan......................................................................................39
2. Saran...............................................................................................40

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spesifikasi LCD 16x2 ..............................................................................23


Tabel 4.1 Pengujian tegangan AKI dan Solar Cell..................................................34
Tabel 4.2 Perbandingan Max 6675 dengan Termocouple Digital DS-1.................35
Tabel 4.3 Pengujian Sensor Suhu pada Input Tegangan Low, Medium, High.......36
Tabel 4.4 Pengukuran Tegangan dan Arus Masukan............................................37
Tabel 4.5 Pengujian efektifitas pemanasan air.....................................................38

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Cara Kerja Trafo dengan Kumparan Sekunder Diganti 1 Kawat ........7
Gambar 2. 2 Prinsip Eddy Current...........................................................................8
Gambar 2. 3 Mosfet.................................................................................................9
Gambar 2. 4 Mosfet blok diagram.........................................................................11
Gambar 2. 5 N-Channel MOSFET...........................................................................12
Gambar 2. 6 Arduino UNO.....................................................................................13
Gambar 2. 7 Bifiliar Coil.........................................................................................16
Gambar 2. 8 Pancake Coil......................................................................................16
Gambar 2. 9 Simbol, Bentuk dan Struktur Dasar Sel Surya...................................17
Gambar 2. 10 Battery (AKI)....................................................................................19
Gambar 2. 11 Rangkaian Resonan ZVS..................................................................20
Gambar 2. 12 Sensor Thermocouple Max 6675 Type K
Gambar 2. 13 LCD (Liquid Crystal Display) 16x2
Gambar 2. 14 Kerangka Berfikir
Gambar 4. 1 Wiring Keseluruhan Sistem...............................................................29
Gambar 4. 2 Bagian-Bagian Alat (1).......................................................................30
Gambar 4. 3 Bagian-Bagian Alat (2).......................................................................30
Gambar 4. 4 Aki dan Solar Cell...............................................................................31
Gambar 4. 5 Tampilan Bifiliar Coil.........................................................................31
Gambar 4. 6 Pengukuran Tegangan Solar Cell.......................................................33
Gambar 4. 7 Pengukuran Tegangan Pada AKI......................................................33
Gambar 4. 8 Perbandingan Suhu Termocouple DS-1 dan max 6675...................35
Gambar 4. 9 Pengukuran Tegangan Pada AKI......................................................37
Gambar 4. 10 Pengujiaan Efektifitas Pemanasan Air............................................38

xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manusia selalu meggunakan energi dalam kehidupan sehari hari

mereka, utamanya pada penggunaan gas bumi. Terbukti Pada tahun 2018,

konsumsi LPG mencapai 7,5 juta ton yang dipenuhi dari produksi LPG dalam

negeri sebesar 2 juta ton (26%) dan impor 5,5 juta ton (74%). Suksesnya

program konversi minyak tanah ke LPG menyebabkan konsumsi LPG terus

meningkat, sementara penyediaan LPG dari kilang LPG dan kilang minyak di

dalam negeri terbatas. Untuk mengurangi volume impor LPG yang terus

meningkat, saat ini Pemerintah sedang merencanakan program substitusi

LPG dengan DME (Dimethyl Ether) yang berasal dari batubara dan substitusi

LPG dengan kompor listrik induksi. (Djoko Siswanto, Indonesia Energi

Outlook 2019)

Pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia untuk liquefied

petroleum gas (LPG) dan bahan bakar minyak (BBM) terutama bensin

(gasoline) masih banyak dipenuhi dari impor. Bahkan, untuk impor LPG

diperkirakan semakin melonjak hingga mencapai 10,01 juta ton pada 2024

dari tahun 2020 sekitar 6,84 juta ton. (Anisatul Umah, CNBC Indonesia, 2020)

1
Pemanas induksi dengan teknologi sederhana sebenarnya telah ada

sejak lama walaupun masih dengan dimensi yang cukup besar dan terbilang

mahal. Namun saat ini, perkembangan teknologi elektronika daya membawa

kemajuan pada perkembangan pemanas induksi, pemanas induksi saat ini

dapat dibuat dengan dimensi yang kecil, sederhana, dan lebih murah.

Pemanasan dengan metode induksi merupakan sistem pemanasan yang

tidak memerlukan kontak langsung dengan heaternya atau koil pemanasnya,

melalui pemanfaatan gelombang magnet yang dihasilkan dari kumparan koil

pemanas, maka benda benda yang memiliki medan magnet dapat menjadi

panas. (Arif Wahyu Budiarto dan M. Syafei Gozali, 2019)

Pemanas induksi banyak digunakan di dalam industri maupun rumah

tangga. Pemanas Induksi bagi Industri banyak digunakan untuk keperluan

peleburan dan pembentukan logam, utamanya pada industri – industri

senjata dan alat berat. Sedangkan untuk rumah tangga sendiri banyak

digunakan sebagai kompor induksi. (Yukovany Zhulkarnaen, 2014)

Kompor induksi hadir sebagai solusi pengurangan penggunaan bahan

bakar fosil berupa gas bumi yang lama kelamaan akan habis.

Kompor jenis ini tidak banyak digunakan di Indonesia,sebaliknya di

negara maju, benda ini sudah banyak ditemui.

Pemanas dengan menggunakan induksi utamanya jika digunakan

sebagai kompor induksi harus menggunakan media alat masak (panci, wajan,

atau alat masak lainnya) yang mempunyai medan magnet, hal ini

2
dikarenakan pemanas induksi menggunakan gelombang magnet sebagai

pemanas untuk memanaskan alat masak, oleh karena itu peralatan masak

yang tidak memiliki medan magnet maka proses pemanasan akan memakan

waktu yang sangat lama. (Arif Wahyu Budiarto dan M. Syafei Gozali, 2019)

Kinerja pemanasan kompor induksi dipengaruhi oleh desain

kumparan koil pemanas. Area pemanasan dan kerataan termal yang

dihasilkan koil pemanas bergantung pada kualitas kumparan koil pemanas

yang tentunya menentukan kualitas medan magnet di area yang berbeda (L.

C. MENG, K.W.E. CHENG dan K.W. CHAN, 2009 )

Dengan menggunakan bifiliar coil, kopling ketat dapat terjadi antara

koil dan media yang dipanaskan dengan reaktansi kebocoran yang sangat

rendah. (John Gerig, 2018)

Energi Matahari dapat digunakan sebagai sumber energi dengan

memanfaatkan bantuan Solar Cell dengan prinsip Photovoltatic. Saat ini ada

berbagai macam ukuran dan spesifikasi dari solar cell, mulai dari bentuk

yang kecil sampai bentuk yang besar dengan daya output yang bermacam

macam pula. Pada dasarnya, solar cell merupakan photodioda yang memiliki

permukaan yang sangat besar. Permukaan luas solar cell tersebut

menjadikan perangkat sel surya ini lebih sensitif terhadap cahaya yang

masuk dan menghasilkan tegangan dan arus yang lebih kuat dari photodioda

pada umumnya. (Go Surya.co.id, 2015)

3
Dasar pemikiran diatas yang mendasari penulis dalam mengajukan

tugas akhir ini dengan judul : “Pemanas Induksi Tenaga Surya Menggunakan

Bifiliar Coil Berbasis Arduino Uno”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

Bagaimana merancang, mendesain, dan membuat Pemanas Induksi

Tenaga Surya Menggunakan Bifiliar Coil Berbasis Arduino Uno.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

Merancang, mendesain, dan membuat Pemanas Induksi Tenaga

Surya Menggunakan Bifiliar Coil Berbasis Arduino Uno.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat pada penelitian ini yaitu:

1. Bagi Mahasiswa, yaitu:

a. Meningkatkan daya kreatifitas dan inovasi serta skill mahasiswa

sehingga nantinya siap dalam menghadapi persaingan didunia kerja.

b. Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang

perancangan suatu karya dalam bidang teknologi.

c. Dapat melatih kedisiplinan mahasiswa dalam proses perancangan

tugas akhir sehingga dapat membentuk kepribadian mahasiswa agar

dapat diterapkan didunia kerja.

4
2. Bagi masyarakat, yaitu :

a. Memudahkan dalam proses memasak ataupun proses pemanasan.

b. Mengurangi resiko bahaya kebakaran akibat kebocoran gas.

3. Bagi indusri, yaitu :

a. Dapat melakukan proses pelelehan besi dengan lebih efektif.

b. Dapat digunakan sebagai pengganti kompor pada industri

pembuatan batik sebagai pemanas lilin.

4. Bagi UMKM, yaitu :

Dapat digunakan sebagai penghangat minuman di warkop

ataupun cafe

5. Bagi Dunia, yaitu :

Dapat mengurangi dampak negatif krisis energi melalui

pemanfaatan energi terbarukan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Pendukung

1. Literatur Review

Perkembangan elektronika daya saat ini sudah berkembang pesat

terbukti dari banyaknya komponen elektronika yang dapat digunakan

saat ini, bahkan untuk membuat pemanas Induksi sudah dapat dilakukan

dengan bantuan komponen komponen elektronika saat ini.

Sebelumnya telah dilakukan beberapa penelitian diantaranya

penelitian oleh Yukovany Zhulkarnaen pada tahun 2014 dengan judul

“Perancangan dan Pembuatan Pemanas Induksi dengan Metode Pancake

Coil Berbasis Mikrokontroller ATMEGA 8535” dan penelitian oleh Aswardi

pada tahun 2019 dengan judul “Sistem Pemanas Logam dengan Induction

Heater Berbasis Atmega32”

Pada penelitian acuan terdapat 2 hal sebagai acuan untuk penelitian

penulis, diantaranya penggunaan rangkaian pemanas induksi dan

pengaturan input tegangan melalui penggunaan mosfet.

6
2. Teori Pemanas Induksi

Gambar 2.1 Cara Kerja Trafo dengan Kumparan Sekunder Diganti 1


Kawat (Yukovany Zhulkarnaen,2014)

Pemanasan Induksi (Induction Heating) pada prinsipnya dapat

dijelaskan dengan prinsip kerja transformator. Transformator bekerja

karena adanya fenomena induksi elektromagnetik yang mana ketika ada

suatu rangkaian tertutup yang di dalamnya mengalir arus AC

menghasilkan medan elektromagnetik yang berubah-ubah pula. Seperti

yang terjadi transformator, medan elektromagnetik (pada kumparan

primer) yang berubah-ubah tersebut mempengaruhi kumparan

sekunder dan pada kumparan sekunder timbul ggl induksi dan mengalir

arus AC jika kumparan sekunder merupakan rangkaian

tertutup.Besarnya arus pada kumparan sekunder (I2) ditentukan dari

besarnya arus pada kumparan primer (I1) dan perbandingan lilitan

antara kumparan primer dan skunder (N1/N2). Seperti pada Gambar 1,

ketika kumparan sekunder kita ganti dengan 1 kawat (N2=1) dan

dijadikan rangkaian tertutup, maka kita akan mendapatkan nilai

7
perbandingan lilitan yang besar dari kumparan primer dan sekunder dan

akan menimbulkan arus sekunder (I2) yang besar. Hal ini juga akan

diikuti oleh kenaikan panas yang cukup besar karena adanya kenaikan

beban tersebut. (Yukovany Zhulkarnaen, 2014)

3. Eddy Current

Gambar 2.2 Prinsip Eddy Current (testexndt.co.uk,2019)

Eddy Current adalah induksi arus listrik bolak-balik didalam

material konduktif oleh medan magnetik bolak-balik (yang dihasilkan

oleh arus listrik bolak-balik tersebut). Arus induksi didalam material

yang termodifikasiakan menimbulkan perubahan nilai arus induksi yang

melalui material tersebut. Peruahan arus induksi dapat dapat dianalisis

dan dapat menunjukkan kemungkinan modifikasi dari material. Prinsip

Eddy Current didasarkan pada hukum Faraday yang menyatakan bahwa

pada saat sebuah konduktor dipotong garis-garis gaya dari medan

magnetic atau dengan kata lain, gaya elektromotif (EMF) akan terinduksi

kedalam konduktor. Besarnya EMF bergantung pada :

8
1. Ukuran, kekuatan, dan kerapatan medan magnet.

2. Kecepatan pada saat garis-garis gaya magnet dipotong.

3. Kualitas konduktor.

Karena Eddy Current adalah perjalanan arus listrik didalam

konduktor, maka akan menghasilkan medan magnetik juga. Hukum Lenz

menyatakan bahwa medan magnetic dari arus terinduksi memiliki arah

yang berlawanan dengan penyebab arus terinduksi. Medan magnetik

Eddy Current berlawanan arah terhadap hasil medan magnetik

kumparan. (Benjova Lumbantobing, 2019)

4. MOSFET

a. Pengertian MOSFET

Gambar 2.3 Mosfet (Sunan Sarif Hidayatullah, 2020) 

Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor (MOSFET)

adalah sebuah komponen semikonduktor yang dapat digunakan sebagai

saklar elektronik dan penguat sinyal pada perangkat elektronik. MOSFET

umumnya memiliki 3 kaki, yaitu Gate (G), Drain (D), dan Source (S). Dari

9
segi bahan semikonduktor pembuatnya, MOSFET terbagi atas 2 bagian

yaitu MOSFET N-type dan MOSFET P-type.

MOSFET bekerja dengan cara memvariasikan lebar saluran

muatan listrik. Muatan listrik masuk melalui saluran pada kaki source

dan keluar melalui kaki drain. Lebar saluran muatan listrik divariasikan

oleh gate, yang terisolasi oleh lapisan logam oksida yang tipis. Hal ini lah

yang membuat MOSFET berbeda dengan transistor yang lain. Kegunaan

dari MOSFET adalah untuk mengontrol arus dan tegangan yang

melewati antara kaki source dan kaki drain. (Fitrah Hidayat, 2019)

MOSFET adalah inti dari sebuah IC ( integrated Circuit ) yang di desain

dan di fabrikasi dengan single chip karena ukurannya yang sangat kecil.

MOSFET memiliki empat gerbang terminal antara lain adalah Source (S),

Gate (G), Drain (D) dan Body(B).

MOSFET bekerja secara elektonik memvariasikan sepanjang jalur

pembawa muatan ( electron atau hole ). Muatan listrik masuk melalui

Saluran pada Source dan keluar melalui Drain. Lebar Saluran di

kendalikan oleh tegangan pada electrode yang di sebut dengan Gate

atau gerbang yang terletak antara Source dan Drain. ini terisolasi dari

saluran di dekat lapisan oksida logam yang sangat tipis. Kapasitas MOS

pada komponen ini adalah bagian Utama nya. (Jimmi Sittepu , 2018)

10
b. Cara Kerja MOSFET

Gambar 2.4 MOSFET blok diagram (Jimmi Sittepu , 2018)

Tujuan dari MOSFET adalah mengontrol Tegangan dan Arus

melalui antara Source dan Drain. Komponen ini hampir seluruh nya

sebagai switch. Kerja MOSFET bergantung pada kapasitas MOS.

Kapasitas MOS adalah bagian utama dari MOSFET. Permukaan

semikonduktor pada lapisan oksida di bawah yang terletak di antara

terminal sumber dan saluran pembuangan. Hal ini dapat dibalik dari

tipe-p ke n-type dengan menerapkan tegangan gerbang positif atau

negatif masing-masing. Ketika kita menerapkan tegangan gerbang

positif, lubang yang ada di bawah lapisan oksida dengan gaya dan beban

didorong kebawah dengan substrat.

Daerah penipisan dihuni oleh muatan negatif terikat yang terkait

dengan atom akseptor. Elektron mencapai saluran terbentuk. Tegangan

positif juga menarik elektron dari sumber n dan mengalirkan daerah ke

11
saluran. Sekarang, jika voltase diterapkan antara saluran pembuangan

dan sumber, arus mengalir bebas antara sumber dan saluran

pembuangan dan tegangan gerbang mengendalikan elektron di saluran.

Alih-alih tegangan positif jika kita menerapkan tegangan negatif, saluran

lubang akan terbentuk di bawah lapisan oksida. (Jimmi Sittepu , 2018)

c. N-Channel MOSFET

Gambar 2.5 N-Channel MOSFET (Ayub Subandi, 2013)

Dalam keadaan normal sebelum tegangan gate diberikan maka

antara source dan drain tidak ada konduktansi karena terisolasi oleh

dioda p-n terhubung saling terbalik. Arus yang dapat mengalir dari

source ke drain dalam keadaan ini hanyalah arus reverse bocor. Gate

diberikan tegangan positif terhadap susbtrat dan source, timbul medan

listrik pada oksida gate yang menyebabkan penimbunan elektron

didaerah kanal yaitu antara silikon dan silikon oksida. Penambahan

tegangan pada gate menyebabkan semakin banyak elektron yang

tertimbun pada silikon dibawah oksida gate. Sehingga akan menjadi

12
perubahan substrat yang tadinya dari tipe-p akan berubah menjadi tipe-

n pada kanal, keadaan ini disebut inversi. Bila diberikan tegangan positif

pada gate dan tegangan kecil pada drain, elektron akan mengalir dari

source ke drain (arus akan mengalir dari drain ke source) melalui saluran

inversi. (Ayub Subandi, 2013)

5. ARDUINO UNO

Gambar 2.6 Arduino UNO (Feri Djuandi, 2011)

Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATMega328.

Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut

dapat digunakan sebagai output PWM (Pulse Widht Modulation) dan 6

pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP

header, dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat

digunakan, cukup hanya menghubungkan board Arduino Uno ke

komputer dengan menggunakan kabel USB dan AC adaptor sebagai

suplay atau baterai untuk menjalankannya. Kelebihan Arduino

diantaranya adalah tidak perlu perangkat chip programmer karena

didalamnya sudah ada bootloader yang akan menangani upload

13
program dari komputer, Arduino sudah memiliki sarana komunikasi

USB, sehingga pengguna laptop yang tidak memiliki port serial/RS323

bisa menggunakannya. bahasa pemrograman relatif mudah karena

software Arduino dilengkapi dengan kumpulan library yang cukup

lengkap, dan Arduino memiliki modul siap pakai (shield) yang bisa

ditancapkan pada board Arduino. Misalnya shield GPS, Ethernet, SD

Card, dll. (Helmi Guntoro, 2013)

6. Arduino IDE

IDE Arduino adalah software yang sangat canggih ditulis dengan

menggunakan Java. IDE Arduino terdiri dari:

a. Editor program, sebuah window yang memungkinkan pengguna

menulis dan mengedit program dalam bahasa Processing.

b. Compiler, sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa

Processing) menjadi kode biner. Bagaimanapun sebuah

microcontroller tidak akan bisa memahami bahasa Processing.

Yang bisa dipahami oleh microcontroller adalah kode biner. Itulah

sebabnya compiler diperlukan dalam hal ini.

c. Uploader, sebuah modul yang memuat kode biner dari Jomputer

ke dalam memory didalam papan Arduino. (Feri Djuandi, 2011)

7. Bifiliar Coil

Jenis kumparan ini, ketika diberi daya tidak menciptakan medan

magnet eksternal. Konstruksinya mirip dengan solenoida normal, tetapi

14
setiap putaran kumparan membawa arus ke arah yang berlawanan. Arus

berlawanan menciptakan efek pembatalan keseluruhan, sehingga tidak

ada medan eksternal utama yang dihasilkan. Kumparan bifilar hampir

tidak akan menghasilkan induktansi untuk perubahan, atau arus AC. Ini

membuatnya berguna untuk membuat resistor gulungan kawat non-

induktif.

Teori skalar menyatakan bahwa jenis kumparan ini menghasilkan

'Gelombang Skalar', tetapi model standar fisika tidak menerima

gelombang skalar sebagai teori yang valid. Kumparan bifilar sering

disebutkan di sepanjang sisi yang disebut Over unity, atau perangkat

energi bebas, ini karena fluktuasi vakum, atau 'Energi Titik Nol' seperti

getaran yang dibatalkan dengan kepadatan energi yang sangat besar,

dan dilihat sebagai gelombang skalar oleh beberapa orang. Teori ilmiah

standar memberi tahu kita bahwa entropi (ketidakteraturan) sistem

tertutup selalu meningkat dan oleh karena itu tidak ada energi berguna

yang dapat diekstraksi dari ruang hampa.

15
Gambar 2.7 Bifiliar Coil (rmcybernetics.com, 2007)

Gambar di atas menunjukkan paten oleh Nikola Tesla untuk jenis

kumparan bifilar. Dalam konfigurasi ini kedua kabel dililitkan dengan

cara yang sama dan kemudian dihubungkan secara seri sehingga arus

mengalir ke arah yang sama. Ini memungkinkan medan magnet

bergabung untuk menghasilkan medan keseluruhan yang lebih besar.

(rmcybernetics.com, 2007)

8. Pancake Coil

Gambar 2.8 Pancake Coil (Ambrell, 2019)

16
Kumparan induksi pancake digunakan ketika perlu untuk

memanaskan benda kerja hanya dari satu sisi, atau ketika mengelilingi

bagian yang tidak memungkinkan. Kumparan pancake juga dapat

digunakan untuk memanaskan pita sempit kecil di tengah bagian.

Karena fluks yang dihasilkan hanya bersinggungan dengan satu

permukaan benda kerja, koil pancake menyediakan cakupan besar

terhadap perilaku pemanasan. (Ambrell, 2019)

9. Solar Cell

Gambar 2.9 Simbol, Bentuk dan Struktur Dasar Sel Surya (Dickson Kho,

2020)

Solar cell atau panel surya adalah alat untuk mengkonversi

tenaga matahari menjadi energi listrik Photovoltaic adalah teknologi

yang berfungsi untuk mengubah atau mengkonversi radiasi matahari

menjadi energi listrik secara langsung. PV biasanya dikemas dalam

sebuah unit yang disebut modul.

17
Material panel surya yang paling banyak digunakan terbuat dari

bahan crystalline. Panel sel surya terdiri dari photovoltaic, yang

menghasilkan listrik dari intensitas cahaya, saat intensitas cahaya

berkurang (berawan, hujan, mendung) arus listrik yang dihasilkan juga

akan berkurang. Dengan menambah panel sel surya (memperluas)

berarti menambah konversi tenaga surya. Umumnya panel sel surya

dengan ukuran tertentu memberikan hasil tertentu pula. Dalam sebuah

modul surya terdiri dari banyak sel surya yang bisa disusun secara seri

maupun paralel.

Rangkaian Seri Solar Sel Penyusunan seri akan meningkatkan

tegangan tetapi arus konstan. Tegangan total yang dihasilkan adalah

penjumlahan dari tegangan yang dihasilkan oleh modul (Voc1+Voc2),

hal ini sesuai dengan hukum Kirchoff. Hubungan seri solar sel diperoleh

dengan menghubungkan terminal positif (+) sel surya pertama dengan

terminal negative (–) yang baru, untuk mempermudah pemahaman,

solar sel dapat diibaratkan sebagai baterai yang dihubungkan seri. Dari

hubungan seri ini didapat : Tegangan solar sel dijumlahkan apabila

terhubung seri (untuk mendapatkan jumlah tegangan yang lebih besar).

(Matoga Siregar, 2021)

Vtotal=Vsel1+Vsel2+Vsel3 …………. (1)

Arus sel surya sama apabila dihubungkan seri satusama lain

Itotal=I1=I2= I3………….….....…....... (2)

18
10. AKI

Gambar 2.10 Battery (AKI) (Marianto, 2019)

Aki adalah alat elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai listrik

ke sistem starter mesin, sistem pengapian, lampu – lampu dan

komponen kelistrikan lainnya.Alat ini menyimpan listrik dlaam bentuk

energi kimia, yang dikeluarkannya bila dipelrukan dan mensuplainya ke

masing – masing sistem kelistrikan atau alat yang memerlukannya.

Karena di dalam proses aki kehilangan energi kimia, maka alternator

mensuplainya kembali kedalam aki ( yang disebut pengisian ). Aki

menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia.Siklus pengisian dan

pengeluaran ini terjadi berulang kali dan terus menerus.

Di dalam aki terdapat elektrolit asam sulfat, elektroda positif dan

negative dalam bentuk plat.Plat-plat di buat dari timah atau berasal dari

timah.Karena itu tipe aki ini sering disebut aki timah. Ruangan dalamnya

dibagi menjadi beberapa sel (biasanya empatsel, untuk aki generator)

dan di dalam masing-masing sel terdapat beberapa elemen yang

terendam dalam elektrolit. (Dwi Widhianto, 2019)

19
11. Zero Voltage Switching

Gambar 2.11 Rangkaian Resonan ZVS (Ismail Rokhim, Herman Budi


Harja, Wahyudi Purnomo, 2014)

Zero Voltage Switching adalah pensaklaran dengan frekuensi di

atas frekuensi resonansi (f>f0). Zero Voltage Switching dapat

menghilangkan rugi turn on kapasitif dan cocok digunakan untuk operasi

pada frekuensi yang tinggi karena ZVS beroperasi pada kontrol turn-off

yang konstan. Tegangan keluaran inverter setengah gelombang adalah

setengah dari VDC dengan bentuk gelombang kotak.(Muhammad

Syaifulhaq, 2011).

12. Thermocouple max 6677 Type K

Gambar 2. 12 Sensor Thermocouple Max 6675 Type K (Engr Fahad,

2019)

20
Termocouple adalah sensor suhu yang banyak digunakan yang

berfungsi untuk mengubah perbedaan panas dalam benda yang diukur

temperaturnya menjadi perubahan potensial atau tegangan listrik.

Termokopel merupakan salah satu jenis dari thermometer elektronik.

Dalam dunia industri penggunaan thermocouple dimanfaatkan untuk

melakukan pengukuran suhu. Hal ini dikarenakan jangkauan pengukuran

yang lebar, yakni – 270 sampai 2000 oC dengan sensitifitas yang sangat

tinggi. Thermocouple dapat mengubah perbedaan temperatur menjadi

potensial atau tegangan listrik yang besar beda potensial yang

didapatkan adalah sekitar 1-70 µV/ 0C, bergantung dari jenis

termokopelnya.

Untuk thermocouple tipe-k, misal buatan Jepang, digunakan

warna biru untuk pembungkus kabel, dan pembungkus konduktornya

berwarna putih merah. Thermocouple tipe-k, terdiri dari dua buah

konduktor yang berbeda komposisi, yaitu Kromel-Alumel. Thermocouple

ini merupakan termokopel yang biasa digunakan dalam berbagai

kegiatan industri. Selain harganya yang murah, termokopel ini juga

mempunyai jangkauan yang cukup tinggi. Termokopel tipeK memiliki

batas suhu antara -270 0C sampai +1370 0C, dengan sensitivitas

mendekati 40 µV/ 0C. (Aloys Yantri Martina, 2017)

21
13. LCD (Liquid Crystal Display)

Gambar 2.13 LCD (Liquid Crystal Display) 16x2 (A Husein, 2017)

LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang

menggunakan kristal cair sebagai penampil utama.Adapun fitur yang

disajikan dalam LCD ini adalah:

1. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris.

2. Mempunyai 192 karakter tersimpan.

3. Terdapat karakter generator terprogram.

4. Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.

5. Dilengkapi dengan back light.

Proses inisialisasi pin arduino yang terhubung ke pin LCD RS,

Enable, D4, D5, D6, dan D7, dilakukan dalam baris LiquidCrystal (2, 3, 4, 5,

6,7). dimana lcd merupakan variable yang dipanggil setiap kali intruksi

22
terkait LCD akan digunakan. Definisi pin lcd 16x2 dapat dilihat ditabel 2.1

dan gambar 2.13 adalah device LCD. (A Husein, 2017)

Tabel 2.1 Spesifikasi LCD 16x2 (A Husein, 2017)

Pin Deskripsi
1 Ground
2 Vcc
3 Pengatur Kontras
4 Register Select
5 Read/Write LCD Register
6 Enable
7 - 14 Data I/O Pins
15 VCC + LED
16 Ground - LED

B. Kerangka Berpikir

Gambar 2.14 Kerangka Berpikir

23
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei 2021 sampai 12 July 2021

di dua tempat yaitu :

1. Jl. DG. Regge II Lr.3 No.8 Kec. Tallo Kel. Rappojawa Makassar,

Sulawesi Selatan

2. Ruangan workshop Politeknik ATI Makassar

A. Alat dan Bahan

1. Alat:

a) Obeng

b) Tang Potong

c) Tang Lancip

d) Tang kombinasi

e) Multimeter

f) Las listrik

g) Gerinda

h) Bor listrik

2. Bahan:

a) ZVS Induction Heater

24
b) Arduino UNO R3

c) Solar Sel

d) Besi Kotak

e) Modul Step Down

f) Modul Mosfet Driver

g) Kawat Email 0.18 mm

h) Selongsong kabel 2,5 mm

i) Thermocouple max 6675 type k

j) Kabel Jumper

k) LCD 2 x 16

l) AKI 12 V

m) Baut

n) Mur

o) Akrilik 3mm

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang

dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap simulasi alat serta tahap

pengujian.

C. Teknik Pengumpulan Data / Teknik Perancangan

Tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan

dalam beberapa tahapan. Uraian tahapan sebagai berikut :

25
1. Pengumpulan Referensi

Tahap ini merupakan tahap awal, dimana kita harus mencari

referensi dari berbagai sumber yang berhubungan dengan perancangan

dan penelitian yang dilakukan, adapun tahapannya adalah:

1) Mempelajari karakteristik Pemanas Induksi

2) Mengumpulkan referensi terkait Arduino UNO R3 sebagai

otak/pengendali, Bifiliar Coil sebagai actuator, thermocouple max

6675 type k sebagai sensor.

2. Flow Chart

26
3. Perancangan Mekanikal dan Elektrikal

1) Hardware

a) Kontrol Pemanas Induksi

Dalam perancangan perangkat keras (Hardware) untuk sistem

Kontrol yaitu suhu yang dihasilkan melalui medan magnet pada

Coil dikendalikan menggunakan Modul Mosfet Driver melalui

Potensio Meter sedangkan untuk monitoring suhu pada pemanas

induksi menggunakan sensor thermocouple dengan modul MAX

6675 Type K dihubungkan dengan LCD yang dirangkai sesuai

gambar berikut :
Step Down AKI Solar Cell

5V DC

ZVS
Mosfet
Inducion Bifiliar Coil
Driver
Thermocouple Arduino Heater
type K Uno R3
LCD 2 x 16

Potensio

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

27
2) Software

Tahap pembuatan program Software dibuat pada aplikasi

Arduino IDE. Setelah pembuatan program selesai kemudian

diupload ke Arduino UNO R3.

E. Analisa Data

Adapun data yang akan diukur yaitu uji kinerja sensor thermocouple

max 6675 type k :

1) Pada uji kinerja sensor Thermocouple max 6675 type k dilakukan dengan

3 kondisi yaitu :

a) Pengukuran suhu pada input tegangan 12-17 VDC.

b) Pengukuran suhu pada input tegangan 18-23 VDC.

c) Pengukuran suhu pada input tegangan 24 VDC.

2) Analisa Kuantitatif

Rangkaian kontrol ini dibuat sebagai pengontrolan tegangan

masukan ZVS Induction Heater pada pemanas induksi.

3) Analisa Kualitatif

Sistem kontrol pada pemanas induksi berperan sebagai pengontrol

efektifitas penggunaan daya, memudahkan dalam proses pemanasan dan

dapat memonitoring suhu melalui LCD.

28
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1.Wiring Sistem

Gambar 4.1 Wiring Keseluruhan Sistem

Skema rangkaian pada gambar 4.1 menggunakan sumber tegangan

12-24 VDC untuk memanaskan benda kerja, selain Itu dibutuhkan sumber

tegangan 5V untuk mengaktifkan mikrokontroler sehingga sistem kontrol

dapat berfungsi, oleh karena itu digunakan modul stepdown.

29
2.Gambar Alat

5
4
1

6
2

Gambar 4.2 Bagian-Bagian Alat (1)

10

Gambar 4.3 Bagian-Bagian Alat (2)


Keterangan Gambar :
1. Modul Stepdown LM2986
2. Kipas 12VDC
3. ZVS Induction Heater
4. Mosfet Driver
5. Termocouple Max 6675 Type K
6. Arduino UNO

30
7. Lampu Indikator
8. Potensiometer
9. LCD 2x16
10. Selector Switch

Gambar 4.4 Aki dan Solar Cell

Gambar 4.5 Bifiliar Coil

Gambar 4.2 dan 4.3 merupakan bagian – bagian komponen penyusun

pemanas induksi. Arduino Uno sebagai microkontroler yang akan mengatur

tampilan pada lcd, input tegangan dari mosfet driver ke ZVS induction Heater,

dan lampu indikator, yang tentunya semuanya dikendalikan melalui program.

Modul stepdown diperlukan untuk menurunkan tegangan input dari AKI agar

dapat diterima arduino, sedangkan kipas 12VDC diperlukan sebagai pendingin

mosfet ZVS Induction Heater agar dapat digunakan lebih lama.

31
Gambar 4.3 merupakan gambar AKI dan Solar cell dengan AKI sebagai

sumber tegangannya dan Solar cell sebagai pengisi daya AKI. Sedangkan pada

gambar 4.4 merupakan bifiliar koil yang digunakan sebagai pemanas dengan

metode induksi.

Pemanas Induksi pada penelitian ini dapat bekerja karena ZVS induction

heater menerima sumber tegangan melalui mosfet driver,dimana rangkaian Zero

Voltage Switching digunakan untuk mendapatkan frekuensi yang tinggi dengan

kerugian yang sangat kecil akibat perbedaan tegangan antara saluran dan

sumber MOSFET adalah nol volt, yang sebelum itu tegangan dan frekuensi dari

mosfet driver dapat diatur menggunakan potensiometer sehingga tegangan dan

frekuensi yang masuk ke ZVS Induction Heater dapat diatur dan diteruskan

menuju bifiliar coil yang menginduksi benda logam melalui medan magnet yang

dihasilkan dari prinsip eddy current dengan kekuatan induksi, yang akhirnya

dibaca oleh sensor suhu max6675 dan ditampilkan melalui LCD dan led sebagai

lampu indikator.

32
B. Pembahasan

1. Pengujian tegangan AKI dan solar cell

Gambar 4.6 Pengukuran Tegangan Solar Cell

Gambar 4.7 Pengukuran Tegangan Pada AKI

Pengujian tegangan AKI dan solar cell dilakukan untuk mengetahui

efektifitas pengisian daya pada AKI serta untuk menguji ketahanan AKI.

33
Tabel 4.1 Pengujian tegangan AKI dan Solar Cell

No Lama pemakaian Tegangan Solar Cell Tegangan AKI


1 Kondisi Awal 12,42 volt 12.80 volt
2 2 menit 12,43 volt 12.78 volt
3 4 menit 12,32 volt 12.76 volt
4 6 menit 13,3 volt 12.73 volt
5 8 menit 13.47 volt 12.71 volt
6 10 menit 12.80 volt 12.68 volt

Pada pengujian tegangan AKI dan solar Cell terlihat tegangan pada

Solar Cell berubah ubah sedangkan tegangan pada AKI semakin rendah

seiring waktu pemakaian. Tegangan output pada Solar Cell bergantung

intensitas cahaya matahari, hal itu terbukti dari data yang terukur

menunjukkan tegangan output yang dihasilkan solar cell kurang maksimal

dikarenakan waktu pengujian dilakukan di sore hari dengan intemsitas

cahaya matahari yang minim, hal itu juga mempengaruhi ketahanan AKI,

semakin besar tegangan output yang dihasilkan dari solar cell maka

semakin cepat pula pengisian energi pada AKI, dan semakin cepat

pengisian energi pada AKI, maka waktu penggunaan pemanas induksi

tenaga surya juga akan semakin lama.

34
2. Pengujian Sensor Suhu max 6675

Gambar 4.8 Perbandingan Suhu Termocouple DS-1 dan max 6675

Pengujian sensor suhu dilakukan untuk mengetahui tingkat

keakuratan pembacaan peningkatan suhu yang dihasilkan oleh bifiliar

koil.

Tabel 4.2 Perbandingan Max 6675 dengan Termocouple Digital DS-1

35
Lama Pemanasan Suhu (Max 6675) Suhu(Termocouple Digital)
Kondisi Awal 31 ◦C 30◦C
30 detik 48 ◦C 48 ◦C
60 detik 60 ◦C 58 ◦C
90 detik 82,5 ◦C H
120 detik 97,25 ◦C H
150 detik 110.5 ◦C H
180 detik 120.75 ◦C H
210 detik 130,5 ◦C H

Pada pengujian sensor suhu terlihat sedikit perbedaan

pembacaan suhu antara sensor suhu max 6675 dan termocouple digital

(DS-1), hal ini dikarenakan terjadi delay pembacaan suhu termocouple

DS-1 pada pemanasan 60 detik, adapun pada pemanasan 90 – 240 detik

termocouple digital mengalami error pembacaan yang diakibatkan karena

Termocouple DS-1 hanya dapat mendeteksi suhu dari rentang -50 ◦C - 70

◦C saja, oleh karena itu pemacaan diatas 70◦C tidak dapat ditampilkan

pada termocouple DS-1.

Tabel 4.3 pengujian pemanasan pada Input Tegangan Low, Medium, High

Pembacaan Suhu
No Lama Pemanasan
Low Medium High
1 Kondisi Awal 31◦C 31◦C 31◦C
2 30 detik 45◦C 48◦C 51◦C
3 60 detik 57◦C 61◦C 65◦C
4 90 detik 78◦C 80◦C 90◦C
5 120 detik 95◦C 97◦C 105◦C
6 150 detik 106◦C 108◦C 119◦C
7 180 detik 116◦C 119◦C 134◦C
8 210 detik 128◦C 131◦C 142◦C

Pada pengujian Sensor suhu dengan 3 tegangan inputan yang

berbeda yaitu low(12vdc-15vdc), medium(16vdc-19vdc), high(20vdc-

36
24vdc), terlihat perbedaan signifikan pemanasan yang dihasilkan dari

ketiga kondisi yang diberikan. Peningkatan suhu dari tiap kondisi terlihat

tidak konstan pada pengujian tiap 30 detik.

3. Pengukuran penggunaan Tegangan dan Arus

Gambar 4.9 pengukuran Arus

Pengukuran penggunaan Tegangan dan Arus dilakukan untuk

mengetahui penggunaan daya rata rata yang dibutuhkan untuk

melakukan pemanasan pada rentang waktu yang ditentukan.

Tabel 4.4 Pengukuran Tegangan dan Arus Masukan

No Tegangan Arus Daya


1 12 V 3,40 A 40,8 Watt
2 15 V 3,42 A 51,3 Watt
3 18 V 3,43 A 61,74 Watt
4 20 V 3,54 A 70,8 Watt
5 24 V 3,55 A 85,2 Watt

37
Pada pengukuran Tegangan dan Arus dapat diketahui pula

penggunaan daya yang dibutuhkan dengan 5 kodisi tegangan inputan

yang diberikan, Terlihat Tegangan dan Arus berbanding lurus dengan

Daya, semakin tinggi tegangan dan arus yang dibutuhkan maka

penggunaan daya juga akan semakin tinggi.

4. Pengujian Efektifitas pemanasan air menggunakan pemanas induksi

Gambar 4.10 Pengujian Pemanasan Air

Pengujian pemanasan air dilakukan untuk mengetahui efektifitas

pemanasan air yang dapat dilakukan oleh pemanas induksi menggunakan

bifiliar coil berbasis arduino uno.

Tabel 4.5 pengujian efektifitas pemanasan air

No Banyaknya Air Waktu pemanasan


1 100 ml 3 menit
2 200 ml 5 menit
3 300 ml 7 menit
4 400 ml 9 menit
5 500 ml 12 menit

Pada pengujian efektifitas pemanasan air dapat diketahui bahwa

semakin banyak air yang dipanaskan maka semakin lama waktu yang

38
dibutuhkan untuk membuatnya mendidih dan waktu pemanasan

dipengaruhi oleh kualitas media pemanasan, dalam hal ini digunakan

panci alumunium dengan alas yang tidak merata yang mengakibatkan

tidak meratanya penyebaran energi panas yang diterima melalui bifiliar

coil sehingga memakan waktu yang lebih lama untuk medidihkan air.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah melewati proses perancangan, pembuatan serta pengujian alat,

dapat diambil kesimpualn sebagai berikut :

Alat pemanas induksi tenaga surya menggunakan bifiliar coil berbasis

arduino uno, membutuhkan Arduino Uno sebagai pusat kendali dengan

komponen tambahan berupa sensor suhu, lcd 2x16, dan mosfet driver,serta

dilengkapi dengan rangkaian Zero Voltage Switch induction Heater sebagai

pemanas yang diteruskan menuju bifiliar coil.

Pada Pengujian penggunaan daya, terlihat daya yang dibutuhkan cukup

sedikit sehingga dapat mendukung pemanasan cukup lama bahkan dengan

menggunakan AKI 12V dengan kapasitas minimal 6000 mAH. Selain itu alat

ini juga didukung dengan pengaturan penggunaan daya mulai dari 40 – 85

Watt.

39
Pada Pengujian pembacaan suhu terlihat peningkatan suhu yang

signifikan tiap perubahan waktu ataupun tiap peningkatan daya yang

diberikan. Dengan suhu pengukuran minimal 48◦C pada pemanasan 30 detik

dan suhu pengukuran maksimal 150◦C pada pemanasan 240 detik.

B. Saran

Untuk pengembangan penelitian ini kedepannya diharapkan dapat :

1. Menambah jumlah kawat email pada koil agar pemanasan yang

dihasilkan lebih baik.

2. Menambah jumlah capasitor pada rangkaian ZVS Induction Heater agar

pemanasan yang dihasilkan lebih optimal dengan penggunaan daya

yang sedikit.

3. Memperkecil volume bodi alat agar dapat lebih mudah digunakan

dimana saja (portable).

4. Melakukan uji coba dengan tegangan yang lebih besar dari 24VDC

5. Menggunakan penampang media pemanasan yang lebih baik dalam

menanggulangi suhu panas (anti panas) agar alat lebih awet.

40
DAFTAR PUSTAKA

Aloys YM. 2017. Rancang Bangun Sistem Pengendalian Suhu Condenser pada
Plant Fluidized Bed Reactor Pengolahan Oil Sludge. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya. [download 5 July 2021].

Ambrel. 2019. Efficient Induction Heating Through Solenoid Coil Designs. Ambrel
Induction Heating Solution. [download 20 Agustus 2021]

Ayub S, Irman I. 2013. FABRIKASI CHIP MASKED-READ ONLY MEMORY 112 BITS
DENGAN TEKNOLOGI N-CHANNEL METAL OXIDE SEMICONDUCTOR (N-
MOSFET). Jurnal Teknik Komputer Unikom, Komputika, Volume 2, No.2,
2013. [download 5 July 2021].

Benjova L. 2019. Pembuatan Alat Peghangat Air dengan Metode Pemanfaatan


Induksi Arus Eddy. Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan.
[download 5 Juli 2021].

Budiarto, Arif W, dan Gozali, Syafei M. 2019. Rancang Bangun Pemanas Induksi
dengan Metode Multiturn Helical Coil. JOURNAL OF APPLIED ELECTRICAL
ENGINEERING, VOL. 3, NO. 1, JUNE 2019. [download 1 April 2021].

Danang S. 2019. Rancang Bangun Driver Motor BLDC 6 Kutub 3 Fasa


Menggunakan Mosfet 75NF75. Universitas Jember, Jember.

Djoko S, Sugeng M. 2019. Indonesia Energi Outlook. Penerbit Secretariat General


National Energy Council, Jakarta.

41
Dwi W. 2019. PERAWATAN AKI UNTUK MENUNJANG KELANCARAN OPRASIONAL
GENSET DI PT.HANIL INDONESIA. Repository Universitas Maritim AMNI
(UNIMAR AMNI), Semarang.

Engr F. 2019. K Type Thermocouple, MAX6675, and Arduino based Temperature


Monitoring. www.electroniclinic.com.

Feri D. 2011. Pengenalan Arduino. www.tobuku.com. [download 14 Januari


2021].

Fitrah H, Krismadinata. 2019. Rancang Bangun VVVF Inverter 3 Fasa untuk


Operasi Motor Induksi Tiga Fasa dengan Antarmuka Komputer. Jurnal
Inovasi Vokasional dan Teknologi, Volume. 19, No. 2, 2019.

Gerig J. 2018. What is Bifiliar Coil Used For. https://www.quora.com/What-is-


the-bifilar-coil-used-for. [Diakses 20 Agustus 2021]
Gosurya.co.id. 2015. Cara Kerja Panel Surya dalam Menghasilkan Listrik.
https://gosurya.co.id/cara-kerja-panel-surya-dalam-menghasilkan-listrik/.
[diakses 1 April 2021].

Helmi G, Yoyo S, Erik H. 2013. Rancang Bangun Magnetic Door Lock


Menggunakan Keypad dan Soleniod Berbasis Mikrokontroler Arduino
Uno. ELECTRANS, VOL.12, NO.1, MARET 2013. [download 10 July 2021]

Husei, Aditama N. 2017. MINIATUR PINTU GESER OTOMATIS BERBASIS ARDUINO.


Diploma thesis, STMIK AKAKOM Yogyakarta..

Ismail R, Herman Budi H, Wahyudi P. 2014. OPTIMASI ZERO VOLTAGE


SWITCHING DAN BUCK CONVERTER SEBAGAI PEMANAS INDUKSI UNTUK
PEMASANGAN BEARING. Politeknik Manufaktur Bandung.

Jimmy S. 2018. Pengertian MOSFET, Cara Kerja dan Manfaat nya.


https://mikroavr.com/pengertian-mosfet-dan-manfaat-nya/. [diakses 5
July 2021].

Marianto. 2019. Kapasitas Battery (Aki). www.teknik-otomotif.co.id. [Download 5


July 2021]

Matoga S, dkk. 2021. Analisa Hubungan Seri Dan Paralel Terhadap Karakteristik
Solar Sel Di Kota Medan. RELE (Rekayasa Elektrikal dan Energi) : Jurnal
Teknik Elektro, Vol. 3, No. 2, Januari 2021

42
MENG L.C., CHENG K.W.E. dan K.W. CHAN. 2009. Heating Performance
Improvement and Field Study of the Induction Cooker. International
Conference on Power Electronics Systems and Applications ke-3.
[download 10 April 2021].

Muhammad Syaifulhaq, Agung W, Karnoto. 2011. Perancangan Inverter Half


Bridge Zero Voltage Switching pada Apliksi Ballast Elektronik untuk Lampu
High Pressure Sodium. Universitas Diponegoro.

testexndt.co.uk. 2015. Eddy Current Inspection.


https://www.testexndt.co.uk/services/eddy-current-testing/.[diakses 2
Mei 2021]

Zhulkarnaen Y. 2014. Perancangan dan Pembuatan Pemanas Induksi dengan


Metode Pancake Oil Berbasis Mikrokontroler ATmega8535. Universitas
Brawijaya, Malang, Sarjana Thesis 2014. [download 1 April 2021]

43
LAMPIRAN
TABEL RINCIAN ANGGARAN BIAYA

NO Nama Komponen Harga Satuan Jumlah Total


1 Arduino UNO 65,000 1 65000
2 Akrilik 3mm 200,000 1 200000
3 Terminal 15,000 1 15000
4 ZVS Induction Heater 150,000 1 150000
5 Mosfet Driver 9,000 1 9000
6 Max 6675 50,000 1 50000
7 Kabel 1 mm 5,000 4 20000
8 Kabel Jumper 20,000 1 20000
9 Kawat Email 13,000 1 13000
10 LCD 25,000 1 25000
11 I2C 30,000 1 30000
12 Potensiometer 5,000 1 5000
13 Selector Switch 15,000 1 15000
TOTAL 617000

LIST PROGRAM

#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#include "max6675.h"

int Mosfetdriver = 3;
int pinPot = A0;
int potVal = 0;

44
int led1 = 12;
int led2 = 13;
int led3 = 7;

int SO = 10;
int CS = 9;
int SCLK = 8;
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,16,2);
MAX6675 tkp(SCLK, CS, SO);

void setup() {
Serial.begin(9600);
pinMode (Mosfetdriver, OUTPUT);
pinMode (led1, OUTPUT);
pinMode (led2, OUTPUT);
pinMode (led3, OUTPUT);
lcd.init();
lcd.begin(16, 2);
lcd.backlight();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Welcome");
delay (2000);
lcd.clear();
}

void loop() {
// basic readout test
potVal = analogRead (pinPot);
potVal = map (potVal,0,1023,110,255);
analogWrite (Mosfetdriver, potVal);
Serial.println (potVal);
delay (500);

lcd.setCursor(1,1);
lcd.print ("Suhu = ");
lcd.print(tkp.readCelsius());
lcd.print ("C");
delay(500);

if (potVal >= 110 && potVal <= 142) {


digitalWrite (led1, HIGH);
digitalWrite (led2, LOW);

45
digitalWrite (led3, LOW);
lcd.setCursor(6,0);
lcd.print ("LOW");
}
if (potVal >= 143 && potVal <= 201) {
digitalWrite (led2, HIGH);
digitalWrite (led1, LOW);
digitalWrite (led3, LOW);
lcd.setCursor(6,0);
lcd.print ("MID");
}
if (potVal >= 202 ) {
digitalWrite (led3, HIGH);
digitalWrite (led1, LOW);
digitalWrite (led2, LOW);
lcd.setCursor(6,0);
lcd.print ("HIGH");
}

delay (50);
}

Dokumentasi

Pemanas Induksi sebelum dan setelah pewarnaan

Kondisi LOW (Hijau), MEDIUM (Orange), dan HIGH (MERAH)

46
Pengukuran suhu dengan termocouple DS-1

Gambar Rangka

47
Pembuatan Bifiiar Coil

Pengujian Suhu

48
49

Anda mungkin juga menyukai