SKRIPSI
Disusun oleh:
Hasyim Ashari
3332120706
Cilegon, 2019
Hasyim Ashari
3332120706
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Dewan Penguji
Tanda Tangan
Pembimbing I : Heri Haryanto, S.T., M.T. ……………..
Penguji I : Ir. Ri Munarto, M.Eng. ……………..
Penguji II : Dr. Romi Wiryadinata, M.Eng. ……………..
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Elektro
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah
memberikan nikmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING ZAT
CAIR MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK PADA MINI PLANT
DUA TANGKI. Shalawat serta salam selalu menyertai Nabi Besar Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
program studi S1 dan untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Disamping itu untuk menambah pengetahuan
terhadap ilmu yang telah dipelajari di bangku perkuliahan dan menerapkan teori-
teori ke dalam kehidupan sehari-hari.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari pihak
lain. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu
serta membatu dalam pelaksanaan, penulisan, dan penyelesaian skripsi ini, yaitu:
1. Kedua orang tua tercinta serta seluruh keluarga yang telah memberikan nasehat,
semangat, doa, dan materi yang tak terhingga nilainya.
2. Dr. Ir. Supriyanto., M.Sc., IPM. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Heri Haryanto, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
4. Dosen-dosen dan staff akademik Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa yang banyak memberikan masukan serta bantuan dalam
skripsi.
5. Rekan-rekan dari Himpunan Mahasiswa Elektro Untirta yang telah memberikan
bantuan moral dan motivasi kepada penulis.
6. Keluarga besar Teknik Elektro angkatan 2012, dan pihak-pihak yang telah
banyak membantu penulis yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.
Terima kasih untuk kebersamaan, semangat, dan bantuannya selama ini.
iv
Penulis menyadari penelitian ini masih belum sempurna, namun penulis
berharap penelitian ini bermanfaat bagi yang membacanya, khususnya bagi penulis
sendiri. Oleh karena itu penulis menerima dengan senang hati, kritik, saran, maupun
masukkan lainnya yang dapat menyempurnakan penelitian ini.
Cilegon, 2018
Penulis
v
ABSTRAK
Sistem kendali dua tangki tidak dapat memantau jumlah volume zat cair yang
sedang diproses. Pada instrumen ini pemantauan jumlah volume dapat dilakukan
pada peranti dan pada komputer melalui software LabView. Sensor ultrasonik HC-
SR04 digunakan untuk mengukur ketinggian air. Ketinggian air yang didapat
kemudian dihitung menggunakan rumus bangun ruang. Jenis wadah yang dapat
digunakan berupa silinder dan kubus simetris. Keypad 4x4 digunakan untuk
memasukkan variabel perhitungan. Digital to Analog Converter MPC4725
digunakan untuk merubah data digital hasil pembacaan volume ke dalam bentuk
analog berupa tegangan untuk kemudian diolah oleh Digital Acquisition NI DAQ
6008. Hasil pembacaan tegangan oleh DAQ diubah melalui front panel dari
software LabView berupa jumlah volume yang diukur. Sensor HC-SR04
menghasilkan rata-rata error sebesar 4,23%. Pengujian wadah kubus menghasilkan
error 4,79% dan wadah silinder menghasilkan error 5.35%. Pengujian objek zat
cair berupa air, air berwarna, minyak, pertalite dan pelumas menghasilkan error
1,68%, 2,25%, 2,28%, 3,84% dan 10,08%. Perbedaan pembacaan di instrumen
dengan software LabView memiliki error 3,29%.
Two-tank liquid level control can’t monitor liquid volume. Volume of the liquid
able to monitoring with this instrument via LabView. HC-SR04 ultrasonic sensor
used to measure depth of the liquid. Measured height of the liquid later used to
calculate the volume. 4x4 matrix keypad used to input other variable. Digital to
analog converter MPC4725 used to convert digital data from instrument into analog
voltage signal into digital acquisition NI DAQ 6008. Read voltage from DAQ then
convert into volume using LabView front panel. HC-SR04 sensor generate average
4.23% of error. Instrumen then tested with cylindric and cube container produce
each 4,79% and 5,35% of error. Another test do for liquid object such as water,
colored water, palm oil, pertalite and motor oil then result each 1,68%, 2,25%,
2,28%, 3,84% dan 10,08%. of error. A different result between instrument and
LabView has 3,29% margins.
Judul
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
1.5 Batasan Masalah ............................................................................................ 4
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ultrasonik ...................................................................................................... 6
2.2 Bangun Ruang ............................................................................................... 7
2.3 Sensor ............................................................................................................ 8
2.3.1 Sensor Ultrasonik .................................................................................... 8
2.3.2 Jenis Sensor Ultrasonik......................................................................... 10
2.3.3 Sensor Ultrasonik HC-SR04 ................................................................. 12
2.3.4 Karakteristik Sensor .............................................................................. 14
2.4 Instrumentasi ............................................................................................... 14
2.5 Mikrokontroler ............................................................................................ 16
2.5.1 Arduino Nano ....................................................................................... 17
2.5.2 EEPROM .............................................................................................. 18
2.6 Sistem Antarmuka dan Input/Output ........................................................... 19
merancang sensor level cairan dengan jarak per 3,5 cm yang membuat sistem tidak
fleksibel. Akurasi pengukuran dari level cairan sangat penting pada industri dan
pasar konsumen..
Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara,
dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya
kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu
antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang
suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang
memantulkannya [7]. Penulis memilih sensor ultrasonik mengingat jenis sensor ini
tidak bersentuhan langsung [8]. Gelombang ultrasonik dibangkit kan kristal
piezoelektrik yang terbuat dari bahan alam kuarsa, garam rochelle atau tourmaline.
Kristal tersebut digetarkan menggunakan rangkaian osilator. Frekuensi yang
ditimbulkan tergantung pada osilatornya yang disesuiakan frekuensi kerja dari
masing- masing transduser. Frekuensi yang dibangkitkan mulai 20 kHz hingga
sekitar 20 MHz. Frekuensi kerja yang digunakan dalam gelombang ultrasonik
bervariasi tergantung pada medium yang dilalui [9]. Jenis objek yang dapat diindera
diantaranya adalah objek padat, cair, butiran maupun tekstil [7]. Sensor ultrasonik
ini seringkali digunakan untuk mengindera cairan didalam tangki [10].
Dengan mempertimbangkan permasalahan yang sudah ada, maka penulis
merancang sebuah alat ukur yang memiliki ketelitian yang baik, fleksibel
digunakan pada jenis wadah pengukuran simetris dan fleksibel digunakan untuk
semua jenis cairan. Penulis juga merancang untuk alat ukur dapat berkomunikasi
dengan data akuisisi NI DAQ 6008 agar meningkatkan hasil keluaran dari sistem
kendali yang sebelumnya telah dirancang dan dibuat oleh peneliti. Kemudian
menjadi latar belakang untuk merancang dan mengembangkan skripsi dengan judul
“Rancang Bangun Sistem Monitoring Volume Zat Cair Menggunakan Sensor
Ultrasonik pada Mini Plant Dua Tangki”.
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, tujuan penulisan, rumusan masalah, manfaat
penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB V PENUTUP
Berisi uraian mengenai kesimpulan dan saran yang diperoleh setelah
dilakukan penelitian. Kesimpulan diambil dari intisari bab-bab sebelumnya
dan juga hasil dari penelitian.
2.1 Ultrasonik
Berdasarkan fungsinya, gelombang dibagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai
berikut:
1 Gelombang infrasonik, yaitu gelombang yang frekuensinya kurang dari 20Hz
2 Gelombang audiosonik, yaitu gelombang yang frekuensinya antara 20Hz
sampai 20kHz, gelombang ini dapat didengar manusia.
3 Gelombang ultrasonik, yaitu gelombang yang frekuensinya lebih dari 20kHz.
Gelombang ultrasonik dapat dimanfaatkan untuk industri, seperti untuk
mengaduk susu agar larut, mensterilkan makanan dalam kaleng dan meratakan
timah dengan besi yang dilebur [11].
Gelombang ultrasonik sangat berguna untuk mendeteksi dan mengevaluasi
objek dalam berbagai bentuk medium: gas, cair, padat, kecuali pada ruang hampa
udara. Gelombang ultrasonik sudah diaplikasikan dan menjadi alat yang berguna
untuk puluhan tahun kebelakang, terutama digunakan untuk diagnosa medis di
rumah sakit dan ujicoba di industri, karena gelombang elektromagnetik beratenuasi
secara terus-menerus di tubuh manusia dan objek logam. Keamanan pada
gelombang elektronik yang utama, secara umum lebih baik dimandingkan dengan
sinar X, juga penerapan pengukuran dan hasil citranya dapat ditampilkan dengan
peralatan yang lebih murah dibandingkan metode lainnya. Kecepatan propagasi
dari gelombang ultrasonik merupakan fitur yang berguna untuk pengukuran dan
pencitraan, yang mana waktu tempuh dari gelombang mudah untuk dihitung antara
objek dan transduser ultrasonik, yang bisa digunakan untuk menciptakan cita dua
dimensi bahkan citra tiga dimensi. Kecepatan propagasi dari gelombang ultrasonik
beriksar antara 300m/s sampai 10.000m/s, yang mana sangat rendah dibanding
gelombang elektromagnetik, yang mana memiliki kecepatan 104m/s sampai 106m/s
[12].
Frekuensi kerja yang digunakan dalam gelombang ultrasonik bervariasi
tergantung pada medium yang dilalui, mulai dari kerapatan rendah pada fasa gas,
cair hingga padat. Jika gelombang ultrasonik berjalan melaui sebuah medium,
Secara matematis besarnya jarak dapat dihitung dengan persamaan (2.1)
𝑣.𝑡
𝑠 = (2.1)
2
2.3 Sensor
Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran
mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik.
Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau
pengendalian. Sensor merupakan bagian dari antarmuka antara dunia fisik dan
dunia perangkat listrik, seperti komputer. Bagian lain dari antarmuka ini terwakili
oleh aktuator, yang mengubah sinyal listrik menjadi fenomena fisik [15].
digunakan. Penguat sinyal akan memberikan sebuah sinyal listrik yang diumpankan
ke piezoelektrik dan terjadi reaksi mekanik sehingga bergetar dan memancarkan
gelombang yang sesuai dengan besar frekuensi pada osilator [17].
c. Receiver
Receiver terdiri dari transduser ultrasonik menggunakan bahan piezoelektrik,
yang berfungsi sebagai penerima gelombang pantulan yang berasal dari transmitter
yang dikenakan pada permukaan suatu benda atau gelombang langsung LOS (Line
of Sight) dari transmitter. Oleh karena bahan piezoelektrik memiliki reaksi yang
reversible, elemen keramik akan membangkitkan tegangan listrik pada saat
gelombang datang dengan frekuensi yang resonan dan akan menggetarkan bahan
piezoelektrik tersebut [17].
Dimana :
s = Jarak antara sensor dengan objek (meter)
t = Waktu tempuh gelombang ultrasonik dari transmitter ke receiver (sekon)
Sensor ini memiliki empat pin diantaranya tegangan, ground, input dan
output. Konfigurasi pin dan tampilan sensor jarak HC-SR04 ditunjukkan pada
Gambar 2.7.
(a) (b)
Gambar 2.7 Sensor ultrasonik HC-SR04: (a) tampak depan (b) tampak belakang
2.4 Instrumentasi
Instrumentasi merupakan penggunaan piranti ukur (instrumen) untuk
menentukan harga besaran yang berubah-ubah, yang seringkali pula untuk
keperluan pengemudian besaran yang perlu di batas-batas harga tertentu. Juga bisa
disebut sebagai Semua piranti (kimia, listrik, hidrolik, magnit, mekanik, optik,
pneumatik) yang digunakan untuk: menguji, mengamati, mengukur, memantau,
mengubah, membangkitkan, mencatat, menera, memelihara, atau mengemudikan
sifat-sifat badani (fisik) gerakan atau karakteristik lain [4].
Ada banyak perkembangan yang signifikan dalam lingkup instrumentasi
dalam kurun waktu belakangan ini. Saat ini, instrumentasi mencakup pada sistem
deteksi, akusisi, kontrol, dan data analis pada semua daerah ilmu pengetahuan dan
teknologi. Bahkan didalam kehidupan keseharian kita, tidak dapat dipisahkan dari
instrumentasi. Contohnya, sebuah jam, yang berfungsi menunjukan pengukuran
waktu dan digunakan semua orang. Contoh lainnya adalah, pengemudi kendaraan
yang membutuhkan panel instrumen untuk berkendara lebih baik. Mobil modern
yang didesain mengikuti perkembangan zaman harus dilengkapi dengan berbagai
sensor dan indikator. Contoh sensor yang biasa ditemukan di kendaraan seperti
pendeteksi knocking, tekanan intake ke ruang bakar, level ketinggian dan
temperatur cairan pendingin, level ketinggian dan temperatur pelumas, tekanan dan
laju intake udara, level ketinggian fluida rem dan bahan bakar, throttle position dan
kecepatan putaran mesin, krukas dan roda. Sebagai tambahan, terdapat fasilitas
yang disediakan dengan sistem mikro-elektro-mekanik (MEMS) untuk
2.5 Mikrokontroler
Mikrokontroler (pengendali mikro) pada suatu rangkaian elektronik berfungsi
sebagai pengendali yang mengatur jalannya proses kerja dari rangkaian elektronik.
Di dalam sebuah IC mikrokontroler terdapat CPU, memori, timer, saluran
komunikasi serial dan paralel, port input/output, ADC, dll. Mikrokontroler
digunakan dalam system elektronik modern, seperti : sistem manajemen mesin
2.5.2 EEPROM
EEPROM (Electricaly Erased and Programmable Read-Only Memory) adalah
sebuah jenis ROM, ROM (Read-Only Memory) adalah memori yang hanya dapat
membaca nilai yang tersimpan pada sel memori, nilai memori ini tidak berubah saat
dibaca nilainya. ROM bersifat non-volatil yang berarti nilainya tidak akan hilang
saat tegangan untuk mencatu ROM hilang.
Sel memori ini biasa terdiri dari satu sampai dua buah transistor. Batas tegangan
(Voltage Treshold) akan menentukan dimana nilai "1" atau "0". Selama periode
pembacaan, tegangan diposisikan pada gate dari sel. Sesuai dengan batas tegangan
yang telah diprogram, transistor kemudian akan menentukan mengalir atau
tidaknya sebuah arus. Kemudian pendeteksi arus akan merubah ada/tidak adanya
arus menjadi nilai "1" atau "0". Gambar 2.10 menunjukan prinsip dasar bagaimana
ROM bekerja[24].
Mikrokontroler pada modul papan Arduino dan Genuino berbasis AVR memiliki
EEPROM, yaitu memori yang menyimpai nilai tertentu saat modul dimatikan
(seperti harddisk kecil). Dengan menggunakan library tertentu pengguna dapat
3. Digital input (DI) dan Digital output (DO): 12 channels yang bisa dipakai
sebagi input atau output. Input low mulai dari -0,3V sampai 0,8V, dan input
high dari 2V sampai 5,8V.
4. Counter: 32 bits, menghitung sinyal low.
5. Sumber tegangan on-boar: 2,5V dan 5V.
6. Power: dengan kabel USB.
7. Software aplikasi: LabVIEW, C, atau Visual Studio. Platforms: Windows,
Mac, Linux.
2.7 LabVIEW
LabVIEW (Laboratory Virtual Instrumentation Engineering Workbench)
adalah suatu bahasa pemrograman berbasis grafis yang dikembangkan oleh
Mulai
Penyesuaian
Penyesuaian Penyesuaian Hardware
Hardware Hardware dengan library
dengan library dengan library
Ya Ya Ya
Menyatukan
program dan
hardware
Membuat menu
pohon
Menu berfungsi
dengan baik? Tidak
Ya
Program
berfungsi dengan
baik? Tidak
Ya
Rancang
Bangun
Pengujian dan
Analisa
Selesai
Berikut merupakan penjelasan dari diagram alir penelitian pada Gambar 3.1
adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur menggunakan referensi yang dapat berupa jurnal penelitian dan
buku yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas. Hal tersebut
dilakukan dengan membaca dan mengambil teori dan buku rujukan, internet
dan referensi lainnya yang berhubungan dengan perancangan alat ini. Studi
literatur diperdalam mengenai sistem kerja dari perancangan yang
berhubungan dengan sensor ultrasonic, program menu pohon dan library untuk
EEPROM.
2. Pada perancangan instrumen ukur volume dengan sensor ultrasonik, perlu
adanya penyesuaian antara perangkat keras dengan library/program yang
membuat perangkat keras berfungsi dengan baik.
3. Perancangan Arduino sebagai mikroprosesor yang berfungsi untuk mengolah
pemrograman dengan perangkat keras pendukung dilakukan agar instrumen
dapat bekerja sesuai perancangan. Keypad dengan jenis 4x4 matriks yang
berfungsi sebagai input variabel dan kontrol menu. Sensor ultrasonik HC-SR04
untuk mengukur jarak, dan LCD matriks 20x4 pixel yang dihubungkan dengan
modul serial I2C untuk menampilkan karakter dan nilai.
4. Pemrograman dilakukan dengan Arduino IDE menggunakan bahasa C++
dengan menambahkan library tertentu agar instrumen dapat bekerja dengan
baik. Selanjutnya semua hasil pemrograman disatukan dan di desain
sedemikian rupa agar dapat mencapai tujuan.
5. Menu pohon dibuat agar pengguna dimudahkan dalam mengoprasikan
perangkat (mengubah variabel dan/atau menampilkan pembacaan sensor
secara aktual). EEPROM internal pada Arduino digunakan agar input variabel
dapat disimpan dan dibaca kembali saat instrumen diaktifkan.
6. Menentukan nilai minimal dan maksimal jarak pembacaan pada sensor dengan
melakukan percobaan pada kondisi tertentu dengan datasheet sebagai acuan.
Merancang instrumen sesuai dengan kebutuhan dan penelitian yang telah
dilakukan agar instrumen dapat bekerja sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7. Menguji perangkat dengan melakukan perbandingan nilai volume yang diukur
dengan alat tera manual kemudian dibandingkan dengan hasil pengukuran pada
instrumen ukur. Pengujian dilakukan dibagi menjadi dua, yaitu pengujian
berdasarkan jenis wadah dan pengujian berdasarkan jenis objek ukur.
Pengujian jenis wadah menggunakan dua jenis wadah yaitu kubus dan silinder.
Wadah kubus yang diuji memiliki dimensi panjang 30,7 cm, lebar 17,3 cm dan
tinggi 21.59 cm. Wadah silinder yang diuji memiliki dimensi jari-jari 5,5 cm
dan tinggi 94,4 cm. Pengujian jenis wadah dilakukan dengan objek air
menggunakan gelas tera dan dilakukan pengujian setiap 500 ml sampai wadah
penuh.
Pengujian berdasarkan jenis objek ukur dilakukan dengan menggunakan
wadah silinder dengan dimensi jari-jari 2,8 cm dan tinggi 48,2 cm Hasil dari
pengamatan akan didapatkan nilai persentase kesalahannya dari setiap
percobaan yang dilakukan. Pengujian jenis objek dilakukan dengan gelas tera
dan dilakukan pengujian setiap 100ml sampai wadah penuh.
8. Tahap akhir adalah hasil dan pembahasan mengenai alat yang dibuat, apakah
hasil yang didapat setelah pengujian dan analisa alat ini sesuai dengan apa yang
dicapai. Jika masih banyak kekurangan peneliti akan memberikan saran agar
alat ini dapat menjadi lebih baik lagi untuk pengembangannya.
Legenda
Catu daya Arus listrik
Arus data
Sensor Ultrasonik
Mikroprosesor Keypad
Layar LCD
Sensor ini hanya membutuhkan sinyal sebesar 10uS kemudian transmitter akan
mengirimkan delapan siklus gelombang ultrasonik sebesar 40kHz yang dipantulkan
melalui piezoelektrik dan ditangkap oleh receiver dan dirubah menjadi sinyal TTL
sesuai dengan jarak yang diukur. Jarak dapat diukur dengan satuan centimeter (cm)
atau inch. Jarak yang diukur dalam centimeter dapat dihitung dengan persamaan
(3.1) atau dengan persamaan (3.2) jika jarak diukur dalam inci.
𝑙 = 𝑇 ∗ 58 (3.1)
𝑙 = 𝑇 ∗ 148 (3.2)
l = Jarak yang diukur (cm/inci)
T = Waktu yang ditemput (uS)
Sensor SR-HC04 memiliki 4 pin yaitu VCC, GND, TRIG dan ECHO.
Perancangan SR-HC04 dihubungkan langsung ke arduino nano sebagai input-an.
Pin VCC dihubungkan ke pin +5V arduino dan pin GND dihubungkan ke pin GND
arduino sebagai sumber daya sensor. Pada sensor utama/sensor 1, pin TRIG
dihubungkan pada pin D8 sementara pin ECHO dihubungkan pada pin D9 pada
arduino. Pada sensor 2/eksternal pin TRIG sensor dihubungkan pada pin D13 dan
pin ECHO dihubungkan ke pin D12 pada arduino. Skematik hubungan pin sensor
1 dan sensor 2 ke arduino ditunjukan dengan Gambar 3.7.
Modul I2C yang digunakan pada penelitian ini menggunakan I2C PCF8754A.
Spesifikasi I2C (Inter Integrated Circuit) LCD dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Skematik LCD 20x4 dengan I2C dapat dilihat pada Gambar 3.10. Yang
dimaksud dengan I2C LCD adalah modul LCD yang dikendalikan secara serial
sinkron dengan protokol I2C.
Normalnya, modul LCD dikendalikan secara paralel baik untuk jalur data
maupun kontrolnya. Namun, jalur paralel akan memakan banyak pin di sisi
kontroler. Setidaknya membutuhkan 6 atau 7 pin untuk mengendalikan sebuah
modul LCD sedangkan dalam sebuah Arduino Uno memiliki pin digital sebanyak
13 buah.
Dengan mengubah jalur kendali LCD dari paralel ke serial (I2C) sehingga
hanya akan membutuhkan 4 jalur kabel. VCC dan GND untuk menghubungi LCD
serta SDA dan SCL. Arduino sendiri sudah mendukung protokol I2C. Arduino Uno,
port I2C terletak pada pin A4 untuk jalur SDA dan pin A5 untuk jalur SCL. Modul
I2C converter ini menggunakan IC PCF8574 sebagai kontrolernya. IC ini adalah
sebuah 8 bit I/O expander for I2C bus yang pada dasarnya merupakan sebuah shift
register.
3.3.2.4 Perancangan Keypad
Aplikasi keypad yang digunakan ialah keypad matriks 4 x 4 berfungsi sebagai
kontrol menu dan sebagai input variabel. Keypad yang ditunjukan pada Gambar
3.11 diletakan didepan instrumen untuk memudahkan pengguna dalam
menggunakan instrumen.
Keypad memilik 8 pin yang masing masing terdiri dari 4 pin tiap kolom dan
4 pin tiap baris. Pin kolom sebagai inputan akan memberikan sinyal high bergantian
dari kolom 1, kolom 2, dst. secara berulang sampai ada tombol yang ditekan,
kemudian jika ada satu tombol yang ditekan, maka akan ada satu sinyal high yang
dialirkan melalui pin baris dan akan meregister apa yang ditekan.
Keypad matriks 4 x 4 memiliki 8 pin masing masing 4 pin baris dan 4 pin
kolom. Ke-4 pin baris dihubungkan ke arduino sebagai output sinyal high secara
kontinyu dan bergantian, sedangakan pin kolom dihubungkan ke arduino sebagai
input yang jika satu tombol di tekan makan ada aliran sinyal high menuju arduino.
Pin baris 1 sampai 4 dihubungkan pada pin D7, D6, D5 dan D4 kemudian pin kolom
1 sampai 4 dihubungkan pada pin D3, D2, A0 dan A1. Skematik hubungan pin
keypad dengan arduino ditunjukan pada Gambar 3.12.
Gambar 3.14 menunjukan tampilan fisik DAC MPC4725. DAC ini memiliki
pin VCC dan GND sebagai catu daya, pin SDA sebagai masukan data secara serial,
pin SCL sebagai masukan clock serial data serta OUT dan GND sebagai keluaran
tegangan dari DAC. Adapun spesifikasi DAC dapat dilihat pada tabel 3.6.
Equation Setting
Volume Monitor Input Variable About
Setting Parameter
Input Setting
Sensor 1 Sensor 1 Sensor 2
Sensor 1
Input Setting
Sensor 2 Input Tinggi Input Tinggi Sensor 2
Kubus Kubus
HMI yang dirancang pada Gambar 3.17 mempunya sebuah blok sistem yang
berfungsi untuk memudahkan proses pengamatan. Blok sistem tersebut berupa
output yang terukur pada instrumen.
3.3.4.1 Osiloskop
Osiloskop pada penelitian ini digunakan untuk mengukur dan menampilkan
gelombang serta nilai-nilai output dari sensor HC-SR04. Penelitian ini
menggunakan osiloskop tipe digital atau DSO (Digital Storage Osciloscope) merek
Owon SDS7102E seperti pada Gambar 3.20.
3.3.4.2 Multimeter
Berdasarkan tampilan display atau meter yang digunakan maka multimeter
dibedakan menjadi 2 jenis yaitu analog dan digital. Penelitian ini menggunakan
multimeter digital merek Zotek ZT102 seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.21.
Multimeter ini berfungsi untuk mengukur tegangan pada catu daya berupa baterai
dan Arduino Uno.
4.1 Hasil
Pengujian instrumen volume zat cair dilakukan dalam beberapa tahapan,
dimulai dengan pengujian sistem minimum mikrokontroler, pengujian sensor
sampai pengujian kinerja sensor. Langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian
sistem secara keseluruhan berupa pengujian kinerja instrumen dengan cara
membandingkan nilai volume zat cair yang ditera dengan gelas ukur dengan alat
yang dirancang sehingga didapatkan nilai akurasinya. Selanjutnya dilakukan
pengujian pengiriman data ke data akusisi untuk ditampilkan ke komputer.
Monitoring pada sistem pengukuran volume ini memiliki dua bagian utama
yaitu instrumen ukur dan NI DAQ 6008. Hasil perancangan alat ukur volume dapat
dilihat pada Gambar 4.1.
(a) (b)
Gambar 4.1 Hasil Perancangan (a) Instrumen Tampak Depan (b) Instrumen Tampak
Samping
ke bawah. Untuk dapat mengukur jenis wadah, maka dirancang sebuah pelat untuk
menyangga instrumen ke wadah yang akan diukur, kotak instrumen diberi jarak ke
pelat penampang menggunakan spacer 4cm. Hasil perancangan hubungan antar
hardware dapat dilihat pada Gambar 4.2.
(a) (b)
Gambar 4.3 Pengujian Pin (a) Trigger pada Senssor (b) Echo pada Sensor
(a) (b)
(c)
Gambar 4.5 Pengujiaan Sinyal pada Pin Echo (a) Saat Jarak 6,42cm (b) Saat Jarak
31,74cm (c) Saat Jarak 45,07cm
Pada Gambar 4.5, sinyal ultrasonik yang dipancarkan melalui transmitter dan
dipantulkan menuju receiver berupa sinyal square dengan amplitudo sebesar 5V,
frekunesi 50 Hz dan periode 20ms. Sinyal akan berubah duty cylce nya saat jarak
pantulnya berubah. Grafik hubungan duty cylce dengan jarak terukur ditunjukkan
pada Gambar 4.6.
Pada Gambar 4.6 , terlihat pada saat instrumen mengukur jarak 6,42cm
didapat duty cycle sebesar 2%, kemudian saat jarak 31,74cm duty cycle-nya sebesar
15% dan pada jarak 45,07cm sinyalnya memiliki duty cycle sebesar 22%.
Selanjutnya dilakukan pengujian proses validasi sensor untuk mengetahui
persentase kesalahan yang dihasilkan oleh sensor, proses pengambilan data validasi
sensor ditunjukan Gambar 4.7.
Pada Tabel 4.1 menunjukan bahwa hasil persentasi kesalahan terbesar pada
jarak 2cm yaitu 23,50% dan pada jarak 3cm memiliki persentasi kesalahan 15,89%.
Kemudian pada jarak 5-50 cm memiliki persentase kesalahan relatif kecil antara
0,09-2,59%. Selanjutnya pada jarak 100-400cm memiliki persentase kesalahan
antara 2,32-3,22%. Rata rata pembacaan sensor menghasilkan persentasi kesalahan
4,23%. Hasil perancangan sensor pada box instrumen ditunjukkan pada Gambar
4.8.
300 24.58666667
242.9933333
250 20.07666667
195.37
200 14.98666667
9.923333333 145.3466667
150 96.77666667
5.063333333
100 3.476666667 48.70333333
50 2.47
0
2 3 5 10 15 20 25 30 50 100150200250300350400
Jarak Diukur (cm)
Gambar 4.9 Grafik Validasi Data Sensor
(a) (b)
Gambar 4.10 Pengujian NI DAQ 6008 (a) Tegangan Terukur (b) Tegangan Diukur
Pengujian tegangan yang keluar dari DAC dilakukan sebanyak lima kali.
Hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 4.3.
(a) (b)
Gambar 4.12 Pengujian Tegangan Minimum Pada (a) Pin 5V Arduino (b) Pin Vin
Arduino
Di dalam proses pengujian LCD 20x4 ini ditampilan menu utama pada layar
LCD seperti pada Gambar 4.13. Tahap proses pengujian dengan cara mengunduh
kode program yang sebelumnya telah dibuat kedalam mikrokontroler. Proses
dikatakan berhasil apabila layar LCD 20x4 dapat menampilkan data-data sesuai
dengan program yang dibuat.
(a) (b)
Gambar 4.14 Peletakan Instrumen Pada Wadah (a) Jenis Kubus (b) Jenis Silinder
Nilai volume yang didapat dari rumus bangun ruang silinder dan kubus yang
diproses di arduino. Nilai panjang dan lebar pada bangun ruang kubus atau nilai
jari-jari di masukan terlebih dahulu pada instrumen yang kemudian disimpan di
dalam EEPROM internal arduino. Dengan menggunakan persamaan,, maka dapat
didapatkan nilai volumenya. Berikut merupakan contoh perhitungan volume isi
didalam wadah.
Berdasarkan Persamaan (2.2) maka dapat dihitung nilai volume. Diketahui
sebuah wadah silinder diukur ketinggiannya t1 52,7cm dari sensor dan jari jari r
2,8cm. Saat wadah diisi, sensor mendapatkan tinggi t2 20cm dengan tinggi sensor
ke pelat penyangga tp 4,5cm maka didapatkan nilai tinggi air ta, tinggi wadah tw dan
volume v, dengan penjabaran sebagai berikut:
𝑡𝑤 = 𝑡1 − 𝑡𝑝
𝑡𝑤 = 52,7 – 4,5 cm
𝑡𝑤 = 48,2 𝑐𝑚
Nilai tinggi wadah tw didapatkan dari pengukuran tinggi pada saat wadah
tidak ada isi t1 dikurangi dengan tinggi dari sensor ke pelat penyangga tp.
𝑡𝑎 = 𝑡𝑤 – 𝑡2
𝑡𝑎 = 48,2 – 20 𝑐𝑚
𝑡𝑎 = 28,2 𝑐𝑚
Nilai tinggi air ta didapatkan dari selisih pengukuran tinggi wadah dengan
tinggi jarak yang diukur saat terdapat isi didalam wadah t2.
𝑣 = 𝜋 × 𝑟 × 𝑟 × 𝑡𝑎
22
𝑣 = × 2,8 × 2,8 × 28,2
7
𝑣 = 694.56𝑐𝑚3
𝑣 = 0,69𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
Dengan mengoperasikan rumus bangun ruang tersebut, didapatkan nilai
volume isi dari wadah tersebut sebesar 0,69 liter.
Pengukuran Volume
10.00
Pada pengujian ini akan diuji instrumen yang dirancang untuk mengukur
berbagai jenis objek. Objek yang digunakan didalam penguijian ini adalah air, air
berwarna dan minyak.
a. Air
Pada pengujian ini dilakukan pengujian objek air sesuai dengan metode
penelitian. Pada pengujian dengan objek ukur air, diperoleh data yang ditampilkan
pada Tabel 4.7.
Pada pengujian objek ukur air, persentase kesalahan tertinggi sebesar 9,09%
saat volume diukur 0,1liter. Kemudian saat pengujian volume 0,2; 0,3 dan lliter
didapatkan persentase kesalahan terkecil sebesar 0,00%. Rata-rata persentase
kesalahan pada pengujian objek ukur air adalah 1,68%. Grafik pengujian objek air
dapat dilihat pada Gambar 4.17.
0.90 0.81
0.80 0.68
0.70 0.61
0.60 0.50
0.50 0.40
0.40 0.30
0.30 0.20
0.20 0.11
0.10
0.00
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1
Volume Diukur (liter)
b. Air Berwarna
Pada pengujian ini dilakukan pengujian objek air berwarna sesuai dengan
metode penelitian. Pada pengujian dengan objek ukur air berwarna, diperoleh data
yang ditampilkan pada Tabel 4.8.
0.90 0.79
0.80 0.70
0.70 0.60
0.60 0.51
0.50 0.41
0.40 0.31
0.30 0.21
0.20 0.11
0.10
0.00
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1
Volume Diukur (liter)
1.00 0.87
0.90 0.76
0.80 0.68
0.70 0.59
0.60 0.50
0.50 0.39
0.40 0.31
0.30 0.21
0.20 0.11
0.10
0.00
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1
Volume Diukur (liter)
d. Pertalite
Pada pengujian ini dilakukan pengujian objek pertalite sesuai dengan metode
penelitian. Pada pengujian dengan objek ukur bensin, diperoleh data yang
ditampilkan pada Tabel 4.10.
1.00 0.92
0.90 0.79
0.80 0.71
0.70 0.61
0.60 0.51
0.50 0.40
0.40 0.30
0.30 0.17
0.20 0.09
0.10
0.00
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1
Volume Diukur (liter)
e. Pelumas
Pada pengujian ini dilakukan pengujian objek pelumas sesuai dengan metode
penelitian.. Pada pengujian dengan objek ukur beras, diperoleh data yang
ditampilkan pada Tabel 4.11.
1.00
0.90 0.79 0.80
0.80 0.70
0.70 0.59
0.60 0.47
0.50 0.36
0.40
0.30 0.22
0.20 0.11
0.10
0.00
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1
Volume Diukur (liter)
(a) (b)
Gambar 4.22 Pengujian Sistem Monitoring (a) pada HMI pada Komputer (b) pada
Instrumen
4.9 Pembahasan
Sensor ultrasonik HC-SR04 memancarkan gelombang ultrasonik 40kHz yang
dipicu oleh 8 siklus sinyal sonik dan mengeluarkan gelombang ultrasonik melalui
piezoelectric transmitter dari modul sensor. Sinyal ultrasonik dipantulkan dan
kembali melalui receiver dengan bentuk sinyal 5V PWM, duty-cycle berubah
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapat beberapa
kesimpulan diantaranya sebagai berikut :
1. Sensor ultrasonik HC-SR04 dapat digunakan untuk mengukur volume dan
bekerja dengan baik untuk membaca objek dari suatu wadah.
2. Sensor ultrasonik HC-SR04 akan bekerja maksimal pada jarak 5cm.
3. Instrumen yang dirancang mampu mengukur zat cair pada wadah silinder
simetris dan wadah kubus simetris.
4. Instrumen dapat mengukur objek berupa zat cair dengan persentase
kesalahan rata-rata 4,15%.
5. Insttrumen yang dirancang dapat dihubungkan ke komputer untuk
menampilkan hasil pembacaan volume dengan LabView melalui NI DAQ
6008 dengan persentase kesalahan rata-rata 3,29%.
5.2 Saran
Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu ada
beberapa saran diperlukan untuk penyempurnaan alat pada penelitian selanjutnya.
Adapun saran-saran tersebut diantaranya :
1. Penggunaan mikrokontroler arduino dengan jumlah memori yang besar agar
sistem dapat bekerja secara optimal.
2. Penggunaan EEPROM eksternal supaya arduino dapat bertahan lebih lama.
3. Menggunakan DAC dengan ketelitian lebih baik untuk mengurangi nilai
error pada monitoring.