Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
pada Jurusan Teknik Elekro
Oleh:
RIZAL FADILAH
1157070066
Oleh :
Rizal Fadilah
1157070066
Telah disetujui dan disahkan sebagai Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro
di Bandung, Pada tanggal 21 Agustus 2019
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan,
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Bismillahirraahmanirrahim
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Rizal Fadilah
Tempat/Tgl.Lahir : Bandung, 07 Maret 2019
NIM : 1157070066
Jurusan / Prodi : Teknik Elektro
Judul Skripsi : Monitoring dan Otomasi Parameter
Pertumbuhan Jamur tiram putih
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik, baik di UIN Sunan Gunung Djati Bandung maupun di Perguruan
Tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim
Penelaah.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan dalam daftar pustaka sebagai acuan dalam naskah dengan
menyebutkan nama pengarangnya.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di Perguruan Tinggi ini.
Bandung,
Yang membuat pernyataan
(Materai 6000)
_Rizal Fadilah_
1157070066
iii
ABSTRAK
Bisnis pertanian jamur tiram semakin meningkat permintaanya sehingga berpengaruh pada
banyaknya para petani amatir yang mulai merambah bisnis penanaman jamur. Penanaman jamur
mempunyai kriteria pertumbuhan yang berbeda dengan tanaman lain, menjadikannya sulit untuk
dibudidayakan. Untuk mempermudah penanaman jamur tiram putih maka dibuatlah sistem
monitoring dan otomasi parameter pertumbuhan jamur tiram putih agar setiap parameter
pertumbuhan jamur dapat terpenuhi secara mudah dan pada perangkat sistem terdapat dua bagian
yaitu sistem otomasi dan sistem monitoring. Dalam sistem otomasi terdapat 2 sensor yaitu sensor
suhu & kelembapan, serta sensor cahaya yang berfungsi menangkap data pada lingkungan sekitar
dan menjadikan acuan sinyal penggerak aktuator pada sistem otomasi. Pada pengujian galat antara
data terukur (hygrometer) dengan data sebenarnya (DHT11) menghasilkan galat suhu terendah
sebesar 0°C dan terbesar adalah 1.8°C, sedangkan untuk persentase galat kelembapan terbesar 8.5%
dan galat terkecil adalah 0.2%. Pada implementasi nya, sistem otomasi mengikuti kondisi pada
angka biner untuk pembacaan kondisinya akan tetapi tidak semua kondisi biner cocok untuk
diterapkan pada sistem kerja otomasi pada relay. Sistem monitoring berfungsi memantau kondisi
pada kotak jamur yang dimana keluarannya berupa tampilan pada LCD dan juga SMS yang berisi
status suhu dan kelembapan yang terbaca pada kotak jamur dengan cara menghubungkan nodemcu
dengan aplikasi IFTTT.
Kata kunci: IFTTT, Jamur tiram putih, Monitoring, Nodemcu, Sensor, Sistem otomasi
iv
ABSTRACT
The business of oyster mushroom farming increasingly on demand and has an effect at the
number of farmers who have begun to try the business. Mushrooms have different growth criteria
than other plants, so it makes difficult to be cultivated. To facilitate white oyster mushrooms
planting, monitoring and automation system of white oyster mushroom’s growth parameters were
made, so that parameter can be easily fulfilled. There are two parts on this applied system,
automation system and monitoring system. There are 2 sensors, temperature & humidity sensors
and light sensor. Both sensor function as data capture in surrounding environment and make
reference signal to actuator in automation system. In error testing between hygrometer and DHT11,
it produces the lowest temperature error of 0°C and the largest is 1.8°C, while the largest percentage
of humidity error is 8.5% and the smallest error is 0.2%. In its implementation, the automation
system follows binary number for reading conditions but not all binary conditions are suitable to be
applied on relay automation system. the system output is displayed current value on LCD and also
send SMS that containing readable temperature and humidity status on the mushroom box by
connecting the nodemcu to the IFTTT application.
Keywords: Automation system, IFTTT, Monitoring, Nodemcu, Sensor, White oyster mushroom.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang mana dengan rahmat
dan karunia-Nya, Penulis dapat melaksanakan tugas akhir yang berjudul“
Monitoring dan Otomasi Parameter Penentu Pertumbuhan Jamur tiram putih”.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, para keluarganya, para sahabatnya, para tabi`in, para wali Allah, dan sampai
kepada kita selaku umat-Nya yang mudah-mudahan mendapatkan keselamatan dan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat nanti aamiin.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam pembuatan tugas akhir ini, antara lain:
1. Bapak Edi Mulyana, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Sains dan Teknologi.
2. Ibu Lia Kamelia, M.T., selaku dosen pembimbing 1 yang telah membantu
penulis dalam menyusun penulisan penelitian tugas akhir.
3. Bapak Mufid Ridlo Effendi, M.T., selaku dosen pembimbing 2 yang bersedia
membimbing penulis dalam melakukan penelitian tugas akhir.
4. Bapak Eki Ahmad Zaki Hamidi, M.T dan Bapak Adam Faroqi, M.T., selaku
penguji yang telah memberikan masukan dan kritik untuk penelitian tugas
akhir.
5. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan banyak dukungan
dalam pembuatan tugas akhir.
6. Rekan-rekan seperjuangan teknik elektro angkatan 2015.
Diakhir kata penulis meminta maaf yang sebesar besarnya jika dalam
penulisan tugas akhir yang telah dilakukan terdapat suatu hal yang kurang berkenan
mengingat keterbatasan saya sebagai pelajar yang harus masih banyak belajar.
vi
Saya pun menyadari bahwa penelitian tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna maka kritik yang membangun dan saran dari para pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan dalam penulisan penelitian di kemudian hari.
Penulis
Rizal Fadilah
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACT .............................................................................................................. v
viii
2.4 Buzzer ............................................................................................ 14
ix
4.4. Perancangan Perangkat Lunak ...................................................... 29
Tiram ................................................................................. 57
LAMPIRAN .......................................................................................................... 63
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar 4. 13 Tampilan pemilihan applet............................................................. 37
Gambar 4. 14 pemilihan layanan SMS ................................................................. 37
Gambar 4. 15 Tampilan akhir pembuatan ............................................................. 38
Gambar 4. 16 Diagram alir IoT ............................................................................. 39
Gambar 4. 17 Nodemcu V3 ................................................................................... 40
Gambar 4. 18 Bagian-bagian sensor DHT 11 ....................................................... 40
Gambar 4. 19 Sensor LDR .................................................................................... 41
Gambar 4. 20 Relay 4 channel .............................................................................. 41
Gambar 4. 21 Instalasi sistem bagian luar ............................................................ 44
Gambar 4. 22 Instalasi sistem bagian dalam ......................................................... 45
Gambar 5. 1 Hasil nilai terkirim via SMS ............................................................ 50
Gambar 5. 2 Hasil nilai sensor pada serial monitor .............................................. 51
Gambar 5. 3 Baglog jamur tiram putih ................................................................. 53
Gambar 5. 4 Hasil implementasi sistem................................................................ 54
xii
DAFTAR TABEL
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Gambar 1. 1 Kumbung jamur tiram putih
(Sumber : Manusiaistimewa.com)
Dengan perkembangan teknologi pada zaman sekarang maka jika
diaplikasikan kepada pembudidayaan jamur mungkin akan sangat berguna serta
efektif karena parameter pertumbuhan pada jamur dapat terpenuhi sesuai dengan
kebutuhannya. Pada alat yang dirancang terdapat sensor dht11 yang dapat membaca
2 parameter sekaligus yaitu suhu dan kelembapan, agar tingkat suhu dan
kelembapan pada jamur dapat diketahui dan juga dapat diproses menjadi sistem
otomasi, sensor LDR yang dapat mendeteksi cahaya yang berfungsi sebagai nilai
masukan dari cahaya yang berfungsi sebagai sistem monitoring agar pertumbuhan
jamur dapat termonitoring dari paparan cahaya, mist maker sebagai bagian keluaran
otomasi yang akan melembabkan udara yang terhubung dengan relay dan nodemcu
yang dapat mengendalikan secara otomatis.
Data pengukuran dapat terhubung dengan output berupa layar LCD display
yang berukuran 16x2 sehingga nilai pengukuran dapat tertampil pada layar yang
berisi data suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya. Data pengukuran dikoneksikan
dengan internet dan sebuah aplikasi yang bernama IFTTT yang berguna sebagai
pemberi hasil data secara daring dengan media short message service (SMS)
maupun memberikan pemberitahuan via gawai android. Dengan dibuatnya tugas
akhir yang berjudul “Monitoring dan Otomasi Parameter Penentu Pertumbuhan
Jamur tiram putih” diharapkan akan mengatasi serta mempermudah permasalahan
pada metode budidaya jamur tiram putih.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang dan mengaplikasikan sistem monitoring dan otomasi
parameter pertumbuhan jamur tiram putih ?
2. Bagaimana kinerja kendali otomatis dalam menjaga kondisi lingkungan pada
pertumbuhan jamur tiram putih ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Merancang dan mengimplementasikan sistem monitoring dan otomasi pada
jamur tiram putih agar pertumbuhannya dapat terkondisikan dengan baik
2. Mengetahui kinerja sistem monitoring dan otomasi pada parameter
pertumbuhan jamur tiram putih
1.4 Manfaat
Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh manfaat
sebagai berikut :
1. Manfaat bagi Bidang Akademis
Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan kelistrikan yang sudah dipelajari
terutama ilmu yang berkaitan dengan sistem kendali, mikroprosesor, serta
pemrograman berbasis bahasa C.
2. Manfaat Praktis
Dengan menggunakan sistem monitoring jamur tiram putih maka dapat
mengetahui dan memenuhi kebutuhan pertumbuhan jamur, serta dapat
membudidayakan jamur tiram putih dengan lebih mudah dan praktis.
3
4. Untuk menampilkan hasil digunakan LCD berukuran 16x2 dan
pemberitahuan secara daring dari aplikasi IFTTT via SMS.
5. Bahasa pemrograman yang dipakai adalah bahasa pemrograman C pada
aplikasi arduino IDE
6. Otomasi dilakukan pada pengaturan suhu dan kelembapan
7. Monitoring cahaya menggunakan masukan data dari Sensor LDR dan
keluaran berupa suara dari buzzer.
8. Aplikasi sistem hanya dilakukan pada tahap pertumbuhan Miselium jamur
dalam kurun waktu kurang lebih 12 hari.
9. Pengaplikasian sistem dilakukan pada kotak berbahan kayu berukuran
panjang 1 m dan lebar 30 cm.
4
Tabel 1. 1 State of the art
JUDUL PENELITI TAH- DESKRIPSI
UN
Pengatur suhu dan Ahmad 2018 Penelitian ini membahas tentang
kelembapan Syarifudin pengendalian suhu dan kelembapan otomatis
otomatis pada pada budidaya jamur yang dimana output dari
penelitian ini berupa pengendalian suhu,
budidaya jamur
kelembapan serta ber output data melalui
tiram putih berbasis internet of things
internet of things
(IoT)
Pengontrolan suhu Syafaruddin Ch. 2009 Paper ini menjelaskan tentang pengendalian
media tanam jamur suhu pasteurisasi pada jamur tiram putih
tiram putih berbasis secara otomatis dan dapat menyesuaikan
sesuai kebutuhan pasteuriasasi dan pada
logika fuzzy
paper ini diterapkan metode fuzzy yang
diaplikasikan pada AT89S52 sehingga dapat
menerapkan proposisi baru.
Pengatur Suhu dan Anggi Triyanto 2016 Paper ini lebih fokus pada pengaturan suhu
Kelembapan dan secara otomatis pada pembudidayaan jamur
Otomatis Pada Nurwijayanti tiram putih menggunakan mikrokontrol
K. N ATMEGA16 yang dimana mikrokontroller
Budidaya Jamur
tersebut telah disetting dengan batasan
tiram putih tertentu sehingga suhu dan kelembapan
Menggunakan jamur tiram putih akan tetap terjaga dan
Mikrokontroler dalam penelitian ini menggunakan alat yang
ATMega16 cukup unik yang disebut mist maker sebagai
alat penambah kelembapan
Sistem monitoring Joko Nugroho 2014 Penelitian ini menjelaskan tentang proses
pendeteksi suhu dan monitoring pada proses pembibitan di rumah
kelembapan pada jamur dengan menggunakan sensor DHT 11
sebagai seteksi suhu dan kelembapan, LCD
rumah jamur
sebagai layar penampil keluaran data, Relay,
berbasis serta mikrokontroller jenis Atmega 328
mikrokontroller
ATMEGA 328
Automatic T. Kaewwiset 2017 Pada penelitian ini menjelaskan tentang
temperature and sistem kendali suhu dan kelembapan pada 3
dan
humidity control jenis jamur sekaligus yaitu jamur tiram putih,
P. Yodkhad jamur merang dan jamur bidadari(angel
system by using
mushroom) dan dalam penerapan otomasi
Fuzzy Logic hasil keluaran menggunakan logika fuzzy
algorithm for
mushroom nursery
5
Dalam Tabel 1.1 diuraikan secara singkat penelitian-penelitian sebelumnya
yang terkait dan berhubungan dengan tema penelitian yang dilakukan hanya saja
terdapat perbedaan didalamnya.
Penelitian Ahmad Syarifudin untuk peningkatan suhu menggunakan
kipas/blower sedangkan untuk penambahan kelembapan menggunakan pompa air
dan mengandalkan panas dari cahaya lampu pijar. Serta menggunakan sensor DHT
11 sebagai pendeteksi suhu dan kelembapan.
Sedangkan dalam penelitian Syafaruddin Ch batasan masalahnya hanya
dalam ruang lingkup kendali otomatis proses pasteurisasi dan berbeda dengan
penelitian Karya Joko nugroho pada tahun 2014 pengaplikasian alatnya hanya
berfokus pada proses pembibitan jamur di rumah jamur. yang membedakan
penelitian tersebut yaitu menggunakan metode fuzzy sebagai penerapan logika serta
keputusan yang baru pada mikrokontroler.
Dalam pembahasan penelitian karya Anggi.T dan Nurwijayanti K.N
menjelaskan tentang penambahan kelembapan pada jamur yang cukup unik dengan
dipasang nya alat yang bernama mist maker sebagai pembuat kelembapan tanpa
harus menggunakan pompa air serta menggunakan pengendali mikro type Atmega
16 yang mempunyai flash memory sebesar 16 Kb.
Penelitian yang dilakukan oleh T. Kaewwiset and P. Yodkhad menggunakan
penerapan algoritma logika fuzzy pada implementasi sistem kendali suhu dan
kelembapan pada pertumbuhan 3 jamur yaitu jamur merang, jamur tiram putih,
jamur bidadari (angel mushroom) dan menggunakan penyemprot kabut serta
pemanas sebagai bagian keluaran/output.
6
Masalah Kesempatan
Pendekatan
1. Sistem otomasi dan
monitoring melakukan
pengambilan data
menggunakan Sensor
2. Hasil data akan ditampilkan
oleh lcd dan melalui media
daring dengan konsep IoT via
sms
Solusi
Hasil
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan masalah, state of the art, kerangka berfikir, dan sistematika
penulisan.
7
Bab III Metodologi dan Rencana Penelitian
Penjelasan tentang metode, tahapan – tahapan dan rencana yang dilakukan pada
saat melakukan penelitian.
Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai gambaran alur proses perancangan
sistem monitoring dan otomasi parameter pertumbuhan jamur tiram putih.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
Jamur tiram putih sendiri memiliki bagian-bagian tubuh yang terdiri dari
akar semu, tangkai, insang, dan tudung. Jamur tiram putih memiliki ciri-ciri fisik
seperti permukaannya yang licin dan agak berminyak ketika lembab, bagian
tepinya agak bergelombang, letak tangkai lateral agak disamping tudung dan
daging buah berwarna putih (pleurotus spp).
Jamur tiram putih memiliki diameter tudung yang menyerupai cangkang
tiram berkisar antara 5– 15 cm, jamur ini dapat tumbuh pada kayu-kayu lunak
dan pada iklim dataran tinggi dengan ketinggian 600 meter dari permukaan laut,
spesies ini tidak memerlukan intensitas cahaya tinggi karena cahaya yang tinggi
dapat memicu kerusakan pada pertumbuhan jamur serta miselia jamur itu sendiri.
Jamur tiram putih dapat tumbuh dan berkembang dengan suhu 15-30º C dan
kelembapan 80%-90%[3].
10
Masukan Pengendali
Keluaran Proses
11
Masukan Pengendali
Keluaran Proses
Umpan
balik
12
Demi kelangsungan pertumbuhan jamur yang optimal maka diperlukan
suatu titik ukur suhu dan kelembapan yang sesuai dengan suhu habitatnya karena
jika suhu tidak sesuai maka jamur tersebut tidak akan tumbuh dengan normal.
Pembacaan suhu dan kelembapan dapat dilakukan oleh sensor DHT11 yang
tampak pada Gambar 2.4, sensor ini dapat mendeteksi 2 variabel sekaligus yaitu
suhu dan kelembapan, adapun spesifikasinya adalah sebagai berikut :
Suplai tegangan : 3.3 - 5.5 VDC
Output sinyal : Sinyal digital, melalui antarmuka 1-wire bus
Elemen sensor : Polymer Humidity Capacitor
Jangkauan operasi : Kelembapan sebesar 0-100% RH dan suhu
sebesar -40°C~80°C
Akurasi : kelembapan sebesar ±2% sampai ±5%RH, sedangkan untuk
suhu sebesar ±0.5°C
Resolusi/Sensitivitas : Kelembapan 0.1%RH dan suhu 0.1°C
Pengulangan kelembapan ±1%RH sedangkan suhu ±0.2°C
Kelembapan hysteresis: ±0.3%RH
Stabilitas jangka panjang : ±0.5%RH/tahun
13
2.3.2. Sensor LDR
Light dependent resistor (LDR) adalah suatu sensor yang berfungsi
memberikan nilai resistansi atau hambatan tergantung dari intensitas cahaya
yang datang atau terdeteksi. Karena berfungsi sebagai resistor variabel maka
semakin banyak intensitas cahaya yang masuk pada LDR semakin berkurang
pula resistansi pada sensor dan hal ini berlaku sebaliknya semakin sedikit
intensitas cahaya yang masuk pada sensor LDR maka nilai resistansi akan
semakin besar[8]. Adapun rupa dari LDR ini terdapat pada Gambar 2.5 yang
mempunyai spesifikasi tegangan maksimum disipasi sebesar 200 mW, tegangan
maksimum 200 V, panjang gelombang puncak sebesar 600 nm, resistansi
minimal 1.8 K ohm dan maksimal 4.5 K ohm, resistansi gelap (setelah 1 detik)
0.03M ohm dan setelah 5 detik sebesar 0.25 M ohm.
2.4 Buzzer
Buzzer terdiri dari kumparan/coil yang terpasang pada diafragma yang
teraliri listrik sehingga menciptakan suatu nilai elektromagnetik sehingga
kumparan akan tertarik masuk atau keluar sesuai dengan arah arus dan polaritas
magnet. Suara dihasilkan oleh kumparan yang dipasang pada setiap diafragma
14
yang digerakkan secara bolak-balik sehingga menyebabkan getaran udara yang
menghasilkan suara[9], buzzer dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2. 6 Buzzer 5V
(Sumber : pcboard.ca/minipiezo-buzzer)
2.5 Kipas DC
Kipas DC adalah suatu alat yang mengubah energi listrik menjadi sebuah
energi gerak yang dimana pergerakan tersebut dapat menghasilkan sebuah angin
dan rupa dari kipas ini pada Gambar 2.7. Pengaplikasian dari alat ini adalah
sebagai pemberi angin yang akan mendistribusikan suhu pada lingkungan
pertumbuhan jamur sehingga ketika suhu melampaui set point maka secara
otomatis kipas ini akan berfungsi dan menurunkan suhu.
Gambar 2. 7 Kipas DC
(Sumber : dnatechindia.com)
15
2.6 Mist maker
Alat ini adalah alat penghasil kabut berbentuk pada Gambar 2.8 cara kerja
dari alat ini adalah mengubah air menjadi awan kabut dengan proses atomization
menggunakan sistem ultrasonic. Alat ini akan dihubungkan dengan sitem otomasi
sehingga ketika sensor menangkap bahwa kelembapan dibawah nilai yang telah
ditentukan maka mist maker ini akan bekerja secara otomatis, dan bekerja
sebaliknya jika kelembapan sudah cukup maka alat akan mati.
16
Gambar 2. 9 LCD Display dengan i2c
(Sumber : Arduino-shop.eu)
Modul I2C adalah pengendali LCD yang bekerja secara secara serial sinkron
dengan menggunakan protokol IIC yang berarti kependekan dari inter integrated
circuit atau juga biasa disebut antarmuka dua saluran. Modul ini mempunyai 4 kaki
yaitu kaki vcc sebagai masukan positif, kaki Gnd sebagai masukan negatif, kaki scl
dan sda sebagai masukan pembacaan data.
17
Gambar 2. 10 Relay 4 channel
(Sumber : Jsumo.com)
2.9 NodeMCU V3
Nodemcu adalah platform IoT yang bersifat open source yang menggunakan
bahasa pemrograman Lua, dengan ukuran board yang kecil nodemcu memiliki
gabugan antara mikrokontroler dengan Esp8266 sehingga lebih efisien. NodeMCU
pada dasarnya adalah suatu pengembangan dari ESP 8266 dengan firmware yang
berbasis e-Lua yang dimana adalah basis pemrograman Lua yang merupakan suatu
package ESP8266. Program Lua ini pada dasarnya sama dengan basis
pemrograman bahasa C hanya saja perbedaan terletak pada sisi Syntax nya saja.
Modul wifi ESP8266 ini berwujud seperti pada Gambar 2.11.
Wifi modul adalah suatu perangkat keras yang dapat menghubungkan suatu
alat sehingga dapat terhubung pada sebuah internet yang dimana proses ini biasa
disebut dengan konsep IoT. Alat ini merupakan modul low-cost wifi dengan
dukungan penuh penggunaan TCP/IP[11].
yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
Tegangan masukan 3,3-5V
GPIO 13 pin
10 Kanal PWM
1 Pin 10bit ADC
4 MB flash memory
Clock speed 40/26/24 MHz
18
Wifi IEEE 802.11 b/g/n
Frekuensi 2,4 – 22,5 GHz
Micro USB port
19
6) . Bahasa pemrograman C adalah bahasa yang dapat menggabungkan bahasa
tingkat rendah atau menengah dengan bahasa tingkar tinggi
7) . Bahasa C bersifat compiler sehingga dapat menghasilkan executable
program yang biasanya dibutuhkan oleh program-program komersial.
20
2.11.1 ESP8266
ESP8266 dikembangkan oleh “Espressif” yang merupakan komponen System
on Chip (SoC) yang berarti program dapat ditambahkan meskipun tanpa bantuan
dari mikrokontroler samasekali. Wi-Fi yang didesain menggunakan sedikit
rangkaian external tetapi mempunyai ukuran yang kecil. Prosessor yang digunakan
adalah prosesor seri Tensilica L106 yang memiliki kecepatan 32-bit, komunikasi
wifi menggunakan protokol TCP/IP, IPV4 dan HTTP
ESP8266 ini dapat menjalankan peran sebagai klien maupun adhoc access
point fasilitas yang dimiliki ESP8266 sudah lebih dari sekedar mampu untuk
menghubungkan mikrokontroler pada internet. Firmware default yang digunakan
oleh perangkat ini adalah AT command tetapi pada beberapa tipe esp menggunakan
basic firmware program yang berbasis opensource.
2.11.2 Aplikasi IFTTT
Untuk menampilkan sebuah hasil data dengan metode IoT maka pada output
yang berupa data sensor maupun data perhitungan diharuskan adanya pembuatan
data base yang berfungsi sebagai penyimpanan serta keluaran data agar dapat
diakses melalui internet yang biasanya disebut pure MQTT server yang mempunyai
3 network element yaitu publisher (pengirim data), Subscriber (penerima data),
Broker (penghubung antara publisher dengan subscriber). Hanya saja jika data
logger menggunakan pure MQTT server terdapat suatu kelemahan, diantaranya
adalah harus melakukan pembangunan server secara pribadi sebagai penyimpanan
data agar data tidak hilang ketika dilakukan pengiriman kepada broker.
IFTTT adalah singkatan dari If this than that yang merupakan sebuah layanan
khusus IoT yang dapat menggabungkan beberapa layanan internet menjadi satu
serta mempunyai cara kerja yang sesuai dengan namanya, sederhananya adalah jika
terjadi ‘1’ maka akan dilakukan hal ‘2’. Pengguna juga dimudahkan dengan adanya
sistem Applets atau resep IoT yang dapat kita buat sehingga sistem otomasi dan IoT
dapat disesuaikan dengan kebutuhan user masing-masing dan bila kita tidak ingin
membuat pengaturan applets baru maka kita di bebaskan untuk menggunakan
applets yang telah dibuat orang lain.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai Selesai
Evaluasi dan
Studi Literatur
Analisis
Pengujian Ya
Identifikasi
Masalah
Analisis
Kebutuhan
Perancangan Perangkat
Implementasi
Keras dan perangkat
Alat
lunak
Tidak
22
3.1.1 Studi Literatur
Studi literatur adalah proses pencarian teori-teori dasar yang bersangkutan
dengan bahan penelitian sehingga akan mendapatkan suatu referensi yang dapat
dijadikan sebagai bentuk penguasaan materi pada penelitian. Literatur yang
dipelajari berupa karya tulis ilmiah yang berhubungan dengan pembahasan tentang
pertumbuhan Jamur tiram putih, alat-alat yang berkaitan dengan penelitian dan
sebagainya.
5 buzzer
6 Mist maker
8 pemanas
9 Kipas DC
23
3.1.4 Perancangan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak
Perancangan alat dibuat sesuai dengan masalah yang telah tercetus
sebelumnya dan perancangan ini adalah hasil eksekusi dari beragam studi yang
telah dilakukan, dan blok diagram rancangan terdapat pada Gambar 3.2. Terdapat
beberapa parameter masukan sensor dalam perancangan ini yaitu suhu,
kelembapan, dan cahaya.
Kipas
DHT 11
Buzzer
Koneksi IFTTT
Handphone
internet
LCD Display
3.1.6 Pengujian
Alat yang telah dirancang, kemudian di uji coba agar dapat didapatkan suatu
hasil data apakah data tersebut sudah sesuai atau tidak sehingga hasil keluaran dapat
dibandingkan dengan hasil yang uji yang diharapkan dan diperkirakan sebelumnya.
Tahapan pengujian perkomponen dilakukan meliputi pengujian :
24
Sensor DHT11 dan sensor LDR
Mist maker, kipas, dan pemanas
IoT berupa aplikasi IFTTT
Keluaran yang berupa nilai melalui SMS dan LCD
Sedangkan pengujian kinerja dilakukan dengan cara melihat respon alat
ketika diberikan suatu nilai ukur dan pengukuran dilakukan mulai dari respon
kecepatan, ketepatan, dan juga respon feedback.
25
BAB IV
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
26
8. Catu daya
Pemberi suplai tegangan listrik pada perangkat keras kelistrikan.
9. Mesin pengkabut atau mist maker
Adalah alat yang digunakan untuk memberikan kelembapan berupa kabut.
10. Kipas dan pemanas
Sebagai komponen yang dapat mengubah suhu.
1. Arduino IDE
Ardino IDE digunakan untuk pembuatan suatu program dan perintah kepada
perangkat keras.
2. Fritzing
Fritzing adalah perangkat lunak yang digunakan untuk mensimulasikan
rangkaian elektronika dan rancangan jalur layout pada perancangan
perankat keras.
3. IFTTT
Merupakan suatu aplikasi yang dikhususkan pada perangkat-perangkat
yang berbasis IoT yang dapat terhubung via PC dan gawai
4. Microsoft Visio
Microsoft visio digunakan untuk membuat gambaran skema blok diagram
pada penelitian.
27
Sedangkan pada perancangan perangkat lunak dilakukan pembahasan
mengenai rancangan program sistem sehingga perangkat keras dapat bekerja sesuai
dengan perintah/prosedur yang telah dibuat
Keluaran
Sensor Mikrokontroler
Kipas
Sensor DHT
11
Nodemcu ESP8266 Relay Mist maker
Sensor LDR
Heater
Buzzer
LCD Display
28
kemudian data tersebut akan diolah dan diproses sehingga menghasilkan keluaran
berupa aktuator yang bersifat otomasi.
29
Gambar 4. 3 icon Arduino IDE
Kemudian dalam beberapa saat akan muncul tampilan jendela persiapan seperti
pada Gambar 4.4.
1. Verify
Berfungsi untuk membaca program yang dibuat atau dalam istilah lain
disebut compiling. Proses verify ini ialah merubah program kedalam
satuan kode biner yang kemudian akan di unggah kedalam mikrokontroler.
Ketika program yang dibuat terdapat suatu kesalahan pada saat compiling
maka kolom program akan menampilkan kesalahan tersebut.
2. Upload
30
dahulu kemudian setelah program tidak terdapat kesalahan maka akan
langsung diunggah kedalam papan arduino yang telah terhubung.
3. New Sketch
4. Save
5. Open
6. Kolom Program
7. Process Bar
8. Serial Monitor
Serial monitor berfungsi untuk melihat tampilan pada komunikasi serial
yang berisi tentang data-data hasil pengujian alat yang dihasilkan dari
perangkat keras.
31
Gambar 4. 5 Jendela tampilan utama arduino IDE
Setelah tampilan arduino ide muncul maka selanjutnya dilakukan pengaturan
yang sesuai dengan pengguna mulai dari pemilihan board/tipe arduino, pemilihan
prosesor dari arduino yang dipilih, hingga pemilihan port yang terhubung seperti
terlihat pada Gambar 4.6.
32
Mulai
Pembacaan nilai
ukur
Tidak
Relay menyala
selesai
33
4.4.2. Perancangan Applet IFTTT
1. Pertama membuat akun email karena salah satu persyaratan dalam registrasi
akun IFTTT adalah email. Kemudian masuk pada situs resmi IFTTT pada
tautan berikut www.IFTTT.com, tampilan utama situs seperti yang terlihat
pada Gambar 4.8.
34
Gambar 4. 9 Menu applet
4. Setelah masuk pada tahap pembuatan applet maka akan terlihat tampilan
seperti pada Gambar 4.10, kemudian klik pada tulisan berwarna biru “this”
yang berfungsi sebagai penetapan kondisi pengaturan yang akan kita
gunakan.
35
Gambar 4. 11 Layanan-layanan pada IFTTT
5. Setelah masuk pada bagian webhook maka klik pada bagian yang
bertuliskan “receive a web request” terlihat pada lingkaran merah Gambar
4.12, lalu halaman internet akan beralih pada kolom pengisian yang berisi
tentang pemberian nama pada event yang akan dibuat.
36
Gambar 4. 13 Tampilan pemilihan applet
6. Lalu pada kolom pencarian layanan ketik dan cari layanan SMS seperti pada
gambar 4.14 lalu pilih layanan bertuliskan Android SMS. Fitur android SMS
dipilih karena penggunaanya yang gratis serta mudah diaplikasikan
dibandingkan dengan layanan clicksend SMS yang diharuskan untuk
melakukan pendaftaran pada situsnya serta diberlakukan sebuah bayaran
ketika mencapai batas SMS tertentu.
37
7. Setelah pengisian SMS selesai maka pada tahap akhir akan muncul suatu
ulasan akhir pada applet yang telah dibuat yang tampak pada Gambar 4.15
sebagai proses review. Apabila applet yang telah dibuat sesuai maka proses
pembuatan telah applet telah selesai.
38
Mulai
Deklarasi alamat
Pembacaan pin Deklarasi nama dan
web khusus IFTTT
masukan password wifi
dan nama event
selesai
Seperti yang telah dijelaskan pada perancangan perangkat keras yang dipakai
terdiri dari mikrokontroller, modul wifi dan juga sensor. Arduino berperan sebagai
mikrokontroller sedangkan sensor yang digunakan terdiri dari sensor DHT 11, dan
sensor LDR, sedangkan untuk modul wifi menggunakan ESP8266 yang sudah
menjadi satu dalam Nodemcu V3.
Nodemcu V3 dipilih sebagai mikrokontroler karena dirancang satu paket
dengan esp8266 sehingga ketika mikrokontroakan melakukan pengiriman data via
internet tidak membutuhkan lagi suatu modul wifi. Mempunyai pin digital yang
cukup banyak sehingga dapat menghubungkan beberapa masukan data digital yang
dapat diprogram dan juga mempunyai satu input data analog, dan Nodemcu dapat
dilihat pada Gambar 4.17.
39
Mikrokontrol
Esp8266
Antena
Pin Analog
Pin Digital
Ground
Sumber
tegangan 3V
Port usb
Gambar 4. 17 Nodemcu V3
Sensor utama yang dipakai untuk mendeteksi suhu dan kelembapan adalah
sensor DHT 11 yang mempunyai 4 pin berbeda-beda dengan fungsi nya masing-
masing yaitu pin vcc: sebagai masukan tegangan positif, gnd: sebagai masukan
tegangan negatif, data: sebagai pin pembacaan data yang dihubungkan pada
arduino, sedangkan pin NC tidak digunakan dan gambar per pin DHT 11 dapat
dilihat pada Gambar 4.18.
VCC(+) GND(-)
Data
40
menjadi digital oleh mikrokontroler agar dapat diberlakukan sistem otomasi pada
buzzer ketika LDR mendeteksi suatu cahaya.
VCC(+)
GND(-)
Relay adalah suatu saklar yang dapat mengatur perhubungan listrik dari
mikrokontroler dengan alat elektronik yang membutuhkan suplai tegangan lebih
tinggi dari tegangan yang dapat dihasilkan oleh Nodemcu, Relay tampak pada
Gambar 4.20.
GND(-)
VCC(+)
Data
41
4.6. Implementasi Perangkat Lunak
Setelah proses perancangan perangkat lunak telah selesai maka dilakukan
tahap penyesuaian atau sinkronisasi antar perintah pada program yang telah dibuat.
Pertama-tama memasukan library pada program yang dibuat hal ini berfungsi untuk
mendeklarasikan suatu komponen yang akan diprogram contohnya adalah :
#include <IFTTTMaker.h>
#include <ESP8266WiFi.h>
#include <WiFiClientSecure.h>
program yang tidak mempunyai library ketika pogram dimasukan tidak akan dapat
di compile karena tidak terdeklarasi terlebih dahulu.
Selanjutnya dibuat suatu penyesuaian pin pada program sehingga komponen
yang telah terhubung pada nodemcu dapat terbaca oleh program sehingga dapat
dimasukan suatu perintah yang akan mengatur jalannya program, contohnya :
#define LDRPin A0
#define dhtPin D6
#define buzzerPin D7
Pendeklarasian pin dilakukan agar penjaluran perintah program dapat terbaca dan
tersalurkan khusus sesuia dengan jalurnya yang diperlukan masing-masing program
sehingga program tidak akan bertukar fungsi/perintah.
Program otomasi yang telah di buat selanjutnya ditambahkan dengan sebuah
program yang dapat menghubungkan hasil keluaran nodemcu dengan aplikasi
IFTTT yaitu :
MakerIFTTT_Key="iocX-fWhEU5EgkViw9OJ666VIgA-
D9TkGo5KdKmyeVw";
MakerIFTTT_Event ="notifikasi_SMS";
p = append_str(p, "{\"value1\":\"");
p = append_str(p, "nomor telephone");
p = append_str(p, "\",\"value2\":\"");
p= append_str(p, "suhu :"+ String(suhu)+"*C"+"Kelembapan
:"+ String(kelembaban)+"%");
42
p = append_str(p, "\",\"value3\":\"");
p = append_str(p, "Intensitas cahaya :");
dengan source code sistem yang dirancang maka sistem akan dapat bekerja dengan
semestinya saat data output dikirim via SMS, program ini dibuat pada situs
www.easycoding.tn dan kemudian dimodifikasi.
Pada program yang menghubungkan pada IFTTT diperlukan adanya
pengisian nama event dan juga key atau “kunci” khusus yang dapat menghubungkan
program dengan applet yang telah dibuat sebelumnya. Untuk sistem keluaran
berupa SMS, program dapat disisipkan nilai yang terhasil dari perhitungan sensor
sehingga sistem monitoring dapat terlaksana dengan baik.
Setelah IFTTT dan nodemcu telah terkoneksi maka dilanjutkan dengan
mengunduh aplikasi IFTTT pada gawai yang tersedia pada platform android
maupun IOS serta lakukan pula daftar masuk/sign in pada akun IFTTT sehingga
pemantauan hasil keluaran yang berupa SMS dapat terpantau.
Pada tahap ini seluruh komponen perangkat lunak maupun perangkat keras
dihubungkan sehingga membentuk sebuah sistem otomasi dan monitoring. Setiap
perangkat keras dihubungkan dengan pin masing-masing jalurnya sendiri sehingga
dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Gambar 4.21 adalah instalasi sistem pada
bagian luar kotak jamur.
43
Nodemcu
LCD
Buzzer
Relay
44
DHT11
LDR
Kipas
Pemanas
Mist
maker
45
BAB V
PENGUJIAN DAN ANALISIS
5.1. Pengujian
Perancangan dan implementasi baik dari sisi perangkat keras maupun sisi
perangkat lunak pada perangkat monitoring dan otomasi parameter pertumbuhan
jamur tiram putih telah dilakukan, selanjutnya akan dilakukan tahap pengujian.
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah perangkat yang telah dibuat
dapat bekerja dengan baik atau tidak.
46
Setelah terhasil data perbandingan, maka dilakukan perhitungan pada
persentase kesalahan sehingga dapat diketahui ke akuratan antara data
terukur(hygrometer) dengan data sebenarnya (DHT11).
Keterangan :
𝑋 = Data yang terukur
𝑋𝑖 = Data Sebenarnya
% kesalahan = Selisih perbedaan dengan Hygrometer dalam persen
Maka :
Kesalahan/galat = |𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎|
(𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎−𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟)
% galat = × 100%
𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
Adapun hasil dari perhitungan galat pada pengujian sensor DHT11 untuk
suhu terdapat pada Tabel 5.2, sedangkan pengujian galat kelembapan terdapat pada
Tabel 5.3.
47
Tabel 5. 3 Hasil persentase galat kelembapan
Kelembapan (%) Persentase
No. hygrometer DHT 11 Galat (%)
1 72 71.6 0.5
2 68 72 5.8
3 70 76 8.5
4 79 81 2.5
5 75 74.8 0.2
6 76 75 1.3
7 93 95 2.1
8 80 77 3.7
9 76 76 0
10 67 70 4.4
Rata-rata galat 2.9
Pada tahap pengujian kedua dilakukan pengujian pada sensor LDR dimana
parameter ukurnya adalah cahaya. Karena jamur tiram putih tidak boleh terkena
banyak cahaya maka titik ukur cahaya yang boleh masuk adalah sedikit cahaya
pantulan saja dan bukan cahaya langsung dan dekat, hasil pengujian nilai LDR
dalam nilai serial monitor terdapat pada tabel 5.4 sedangkan pengujian nilai LDR
satuan lux dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5. 4 Hasil keluaran sensor LDR (nilai serial monitor)
No. Sumber Cahaya Nilai LDR
(Serial Monitor)
1 Senter dalam 1024
jarak dekat
2 Senter handphone
(dalam jarak +/- 403
1m)
3. Senter handphone
(dalam jarak +/- 2 228
m)
4
Lampu ruangan 389
5 Lampu ruangan 162
dimatikan
48
serial monitor adalah 1024 ketika di berikan cahaya senter dengan jarak yang sangat
dekat.
Tabel 5. 5 Hasil keluaran sensor LDR (Lux)
No. Sumber Cahaya Nilai LDR (Lux)
1 Senter dalam 531
jarak dekat
2 Senter
(dalam jarak 1m) 107
3 Senter
(dalam jarak 2 m) 41.2
4 Lampu ruangan 2.95
menyala
5 Lampu ruangan 0.00
dimatikan
Cahaya yang masuk secara langsung dan dekat pada LDR berada pada poin
tertinggi sebesar 531 lux, sedangkan pada jarak senter dalam 1 meter dihasilkan
cahaya sebesar 9.88 lux. Untuk senter dalam jarak 2 meter sebesar 41.2 dan juga
cahaya lampu sebesar 2.95
49
Tabel 5. 6 Tabel Pengujian SMS pada handphone berbeda
Platform
No Perangkat (sistem Nomor
operasi) SMS
1
Samsung J7 Prime Android 089xxx9xx257 Diterima
2
Samsung J2 Prime Android 088xx7xx372 Diterima
3
Nokia X2-01 Symbian 089xx463xx818 Diterima
TouchWiz
4
Samsung Champ Lite UI 089xxx9xx257 Diterima
50
Gambar 5. 2 Hasil nilai sensor pada serial monitor
Pengujian selanjutnya dilakukan perhitungan waktu kirim terhitung dari saat
perangkat nodemcu dihidupkan hingga diterimanya pesan singkat pada gawai.
Ketika sistem dinyalakan maka secara otomatis akan mengirimkan sinyal yang
menjadi keluaran berupa SMS, pengujian dilakukan pada dua tempat yang berbeda
dan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 5.7.
51
5.1.3. Pengujian Sistem Monitoring dan Otomasi
3 menit
20 detik
(kipas)
52
Hasil pengujian pada sistem monitoring cahaya pada kotak jamur terhasil data
seperti pada Tabel 5.9.
Tabel 5. 9 Pengujian Monitoring cahaya
NO Cahaya Nilai LDR (Lux) Kondisi buzzer
53
Gambar 5. 4 Hasil implementasi sistem
Miselium dapat tumbuh hingga 100% dibutuhkan waktu 3 minggu, miselium
terlihat seperti akar halus yang tumbuh dipermukaan media tanam. Media tanam
yang dipakai pada baglog jamur yang diujikan berbahan dari cacahan jagung yang
telah menjadi serbuk
Pengujian seluruh sistem telah selesai dilakukan mulai dari pengujian sistem
masukan berupa hasil sensor, pegujian sistem monitoring dan otomasi, dan juga
pada sistem pengujian sistem monitoring via SMS. Setelah mendapatkan hasil maka
dilakukan analisis pada hasil yang telah didaptakan.
54
Data galat pengukuran pada suhu terhasil galat terbesar terdapat pada
percobaan ke 9 yaitu sebesar 4.8 % dan persentase galat terkecil adalah 0 % karena
nilai terukur dan nilai sebenarnya menghasilkan nilai yang sama, sedangkan untuk
kelembapan persentase galat terbesar adalah sekitar 8.5 % pada percobaan 3 dan
galat terkecil sebesar 0% pada percobaan ke 9. Perbedaan terjadi disebabkan karena
faktor komponen, pada hygrometer pengambilan data cenderung lambat, perubahan
tampilan suhu dan kelembapan yang tertampil akan berubah setelah +/- 10 detik
sedangkan untuk sensor DHT11 pengambilan data relatif cepat karena diberikan
delay yang kecil pada program sehingga pembacaan data diambil setiap detik.
Analisis selanjutnya akan dilakukan pada bagian sensor LDR yang dapat
mendeteksi suatu intensitas cahaya yang masuk. Hasil dari pengujiannya adalah
ketika LDR terpapar cahaya senter secara langsung dan dengan jarak yang sangat
dekat nilai tertinggi yang ditangkap sebesar 1024 dan untuk cahaya terendah (tanpa
terkena cahaya) adalah sebesar 117 sedangkan untuk cahaya dalam satuan lux nilai
tertingi sebesar 531 dan terendah cahaya sebesar 2.95. Setelah sensor LDR
diimplementasikan pada kotak pertumbuhan jamur, maka nilai terendah yang dapat
dihasilkan adalah sebesar 162 nilai serial monitor dan 0.00 nilai lux pada kondisi
ruangan yang gelap (tanpa cahaya lampu), kenaikan nilai pada serial monitor
disebabkan karena adanya sedikit cahaya yang dihasilkan dari light emitting diode
(LED) pada alat mist maker meskipun led sudah ditutupi oleh tinta spidol berwarna
hitam, akan tetapi pada satuan cahaya lux tidak terdapat kenaikan nilai sedikitpun
pada lcd. Untuk pembacaan cahaya ldr (tegangan) lebih akurat dibandingkan
pembacaan hasil pada lux, hal ini disebabkan oleh adanya perhitungan data
tegangan yang diolah menjadi lux menghasilkan nilai yang kecil dan tidak melebihi
nilai 0.0 sehingga data lux yang tertampil akan tetap sebesar 0.00. Cahaya relatif
tinggi ketika cahaya yang terdeteksi oleh ldr melebihi nilai 0.00, karena jamur tidak
diperbolehkan terpapar cahaya pada masa pertumbuhan miselium dan diharuskan
dalam kondisi gelap[4]. Untuk menentukan set point pada cahaya masuk, diatur
batas sebesar 0.00, jadi ketika intensitas cahaya yang terdeteksi oleh LDR berada
pada nilai lux diatas 0.00 maka buzzer akan aktif dan berfungsi sebagai peringatan.
55
5.2.2. Analisis Data pada Sistem Monitoring via SMS
56
Pada pelayanan menggunakan aplikasi IFTTT terkendala beberapa hal,
yaitu fitur tidak dapat menggunakan lebih dari 2 perintah dalam satu program
sehingga fungsi nya cenderung terbatas dan harus dibuat secara manual. Kemudian
fitur SMS gratis pada IFTTT sudah tidak diberlakukan sehingga fitur SMS yang
ada akan diberlakukan pembayaran, kecuali pada fitur Android SMS yang
mengrirmkan SMS otomatis oleh IFTTT dengan nomor pengirim yang telah
didaftarkan sehingga nomor pengirim tidak akan bisa mengirimkan SMS secara
otomatis oleh ifttt jika terdapat kendala pada nomor pengirim, contohnya adalah
jaringan yang buruk ataupun tidak adanya pulsa untuk mengirim SMS.
5.2.3. Analisis Data Sistem Monitoring dan Otomasi Pada Jamur Tiram
Pada analisis data hasil monitoring dan otomasi pada sistem jamur terdapat
beberapa kemungkinan kondisi yang dibuat sesuai dengan logika biner pada Tabel
5.10, sehingga relay dapat bekerja dengan baik sesuai dengan semua kombinasi
kemungkinan yang dapat terjadi.
0 0 0 0
1 0 0 1
2 0 1 0
3 0 1 1
4 1 0 0
5 1 0 1
6 1 1 0
7 1 1 1
Setelah mendapatkan hasil dari beberapa kondisi maka terdapat beberapa
kondisi yang tidak dapat terjadi, contohnya pada kondisi kipas dan pemanas jika
aktif sekaligus, dikarenakan kondisi suhu yang tidak akan bisa meraih 2 set point
atas dan bawah dalam satu waktu yang sama yaitu ketika kipas dan pemanas
menyala maka terdapat suatu hal yang salah pada program yang diberikan kepada
relay sehingga hal tersebut terjadi dan juga kondisi biner tidak compatible dengan
relay.
57
Sedangkan untuk 2 kondisi masalah yang diterapkan dari biner pada Tabel
5.9 tidak sesuai denga kondisi kerja pada relay, karna sistem kerja antara kipas dan
pemanas yang berlawanan dan nilai suhu yang tidak akan bisa meraih 2 titik suhu
sekaligus, sehingga tidak memungkinkan untuk menyala secara bersamaan. Pada
pengujian respon waktu dari suhu awal hingga suhu stabil maka terlihat bahwa
pemanas dengan hairdryer memiliki waktu kerja yang cepat dalam hal
memanaskan hanya saja pada pengoperasian nya menimbulkan suara yang bising
dan mengkonsumsi listrik yang cukup besar, sedangkan untuk proses pelembapan
kotak lebih cepat naik ketika kipas menyala dibandingkan ketika tanpa dibantu
kipas, karena kabut yang dihasilkan dapat tertiup angin. Untuk proses pendinginan
oleh kipas bekerja relatif lambat karena ukuran kipas yang kecil dengan tegangan
12 Volt.
Pada bagian monitoring dengan sensor LDR dan buzzer berfungsi dengan
baik sebagaimana data yang didapat dan tercantum pada Tabel 5.4 dan 5.5, setelah
ditentukan setpoint sebesar 0.00 lux maka cahaya yang masuk secara langsung pada
jamur sedikitpun dapat mengaktifkan buzzer, akan tetapi sensitivitas ldr pada saat
diterapkan dengan nilai lux tidak se akurat pada saat pengaturan point dengan serial
monitor pada penerimaan cahaya.
Jika cahaya yang masuk pada kotak jamur menunjukan nilai diatas 0.00 maka
keadaan buzzer akan aktif sebagai peringatan. Hasil peringatan pada buzzer
bersuara ketika cahaya berada diatas 0.00 dan hal ini telah sesuai dengan kondisi
yang diatur pada program. namun peringatan pada buzzer terkendala oleh suara
yang kecil disebabkan oleh nilai masukan listrik pada buzzer dibawah 5V. Karena
listrik keluaran pada pin digital nodemcu adalah sebesar 3.3V, maka buzzer yang
menghubungkan kaki positif pada pin D7 nodemcu sebagai pin output program
tidak dapat menerima listrik sebesar 5V, dan jika kaki buzzer dihubungkan pada
listrik kutub positif dengan tegangan 5V suara yang dihasilkan akan lebih kencang
akan tetapi buzzer tidak akan mendapatkan program pada keluaran sensor LDR
sehingga tidak dapat dioperasikan secara otomatis.
58
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan judul monitoring dan otomasi parameter
pertumbuhan jamur tiram putih, maka diperoleh suatu kesimpulan yaitu sebagai
berikut : Sistem monitoring dan otomasi jamur tiram putih melakukan pengambilan
data dari sensor DHT11 dan sensor LDR dengan hasil pengujian DHT11 yang dapat
mengukur suhu dan kelembapan terendah sebesar 24.30°C dan 62% kelembapan,
suhu dan kelembapan tertinggi yaitu sebesar 31°C dan 95% kelembapan, sedangkan
pada sensor LDR poin tegangan cahaya terendah yaitu 117 dan cahaya tertinggi
adalah sebesar 1011, sedangkan untuk nilai cahaya lux tertinggi adalah 531 dan
cahaya terendah sebesar 2.95. Dengan penggunaan sistem otomasi pada jamur tiram
yang telah diaplikasikan selama kurang lebih 12 hari, pertumbuhan miselium jamur
dapat dilihat hampir menutupi ¼ bagian baglog jamur. Pertumbuhan miselium
dapat tumbuh optimal hingga 100% ketika diinkubasi dalam kurun waktu kurang
lebih 3 minggu, pada sisi aktuator pemanas dengan hairdryer bekerja cepat
menaikan suhu, mist maker dapat lebih cepat menaikan kelemnapan ketika kipas
menyala, dan kipas relatif lambat dalam menurunkan suhu jika dibandingkan
dengan pengkabut atau pemanas. Pada sistem keluaran hasil data terdapat dua cara
yaitu menampilkan data berupa hasil pengukuran sensor dengan LCD dan cara
kedua dengan keluaran berupa SMS. Cara kerja dari sistem pengiriman SMS yaitu
melalui aplikasi yang bernama IFTTT yang dapat menghubungkan nodemcu
dengan applet khusus yang dihubungkan dengan program pada aplikasi Arduino
ide.
6.2. Saran
Penelitian tugas akhir yang berjudul “monitoring dan otomasi parameter
pertumbuhan jamur tiram putih” yang telah dilakukan memungkinkan menjadi
acuan untuk dikembangkan dikemudian hari ataupun digunakan sebagai referensi.
Terdapat beberapa saran bagi pengembangan penelitian ini, yaitu :
59
a. Pada pengoperasian otomasi pengkabutan oleh mist maker dapat
ditambahkan suatu sitem peringatan ataupun sistem isi air secara
otomatis, sehingga pasokan air untuk pengkabutan dapat terkondisikan.
b. Untuk pengaplikasian diluar pertumbuhan miselium jamur tiram dapat
diaplikasikan dengan merubah set point cahaya, suhu & kelembapan
yang diterima oleh sensor.
c. Untuk sistem pengiriman hasil keluaran berupa SMS dari IFTTT ke
perangkat handphone menggunakan pembayaran pada perangkat
pengirim, untuk mengirim SMS secara gratis disarankan mencari
alternatif lain.
d. Pada kipas penurun suhu disarankan menggunakan kipas yang lebih
besar agar pendinginan dapat lebih cepat.
60
DAFTAR PUSTAKA
[5] Sumarni, “Botani dan Tinjauan Gizi Jamur Tiram Putih,” Inov. Pertan., vol.
4, no. 2, p. 1, 2006.
[8] A. K. Tsauqi and Dkk, “Saklar Otomatis Berbasis Light Dependent Resostor
(LDR) Pada Mikrokontroler Arduino Uno,” in Seminar Nasional Fisika,
2016, p. 03.
61
Modul Esp8266 Berbasis Rest Architecture,” ELECTRICIAN, vol. 10, no.
02, 2016.
62
LAMPIRAN
Platform
No Perangkat (sistem Nomor
operasi) SMS
1
Samsung J7 Prime Android 089xxx9xx257 Diterima
2
Samsung J2 Prime Android 088xx7xx372 Diterima
3
Nokia X2-01 Symbian 089xx463xx818 Diterima
TouchWiz
4
Samsung Champ Lite UI 089xxx9xx257 Diterima
63
NO Lokasi Waktu kirim SMS Waktu sampai SMS
1 Dayeuhkolot 05:44 05:44
2 Dayeuhkolot 18:11 18:11
3 Dayeuhkolot 19:55 03:02
4 Cibiru 14:26 14:52
5 Cibiru 14:52 14:52
1 357 Aktif
64