PEMANTAUAN DAN KENDALI IRIGASI TETES (DRIP
IRRIGATION) PADA TANAMAN SAYUR BERBASIS IOT
TUGAS AKHIR
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan
Diploma III Program Studi Teknik Elektronika
Di Jurusan Teknik Elektro
Oleh
Muhamad Taqin Nur Huda
161311050
PEMANTAUAN DAN KENDALI IRIGASI TETES (DRIP
IRRIGATION) PADA TANAMAN SAYUR BERBASIS IOT
Oleh:
MUHAMAD TAQIN NUR HUDA
NIM : 161311050
Menyetujui
Bandung, 9 Agustus 2019
NIP 196208291996011001
i
PEMANTAUAN DAN KENDALI IRIGASI TETES (DRIP
Oleh:
MUHAMAD TAQIN NUR HUDA
161311050
Tugas Akhir ini telah disidangkan pada tanggal 9 Agustus 2019 sesuai
dengan ketentuan
Tim Penguji:
ii
PERNYATAAN PENULIS
Dengan ini menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir dengan judul Pemantauan
dan Kendali Irigasi Tetes (Drip Irrigation) pada Tanaman Sayur Berbasis IoT
adalah karya ilmiah yang bebas dari unsur tindakan plagiarisme, dan sesuai
dengan ketentuan tata tulis yang berlaku.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya unsur plagiarisme, maka hasil
penilaian dari Tugas Akhir ini dicabut dan bersedia menerima sanksi sesuai
dengen
ketentuan yang berlaku.
Yang menyatakan,
iii
ABSTRAKSI
Industri pertanian sayur di Indonesia memiliki ancaman serius yang disebabkan
karena
semakin menurunnya ketersediaan air dan pemanfaatan air yang kurang
efisien. Pemantauan dan pengendalian irigasi pada tanaman sayur secara manual
atau tradisional dirasa kurang efektif. TA/penelitian ini bertujuan untuk membuat
alat pemantauan dan pengendalian irigasi tanaman sayur secara otomatis yang
didukung oleh smartphone android, sehingga para petani budidaya sayuran dapat
memantau dan mengendalikan irigasi pada lahan pertaniannya melalui
smartphone. Metode pengendalian alat ini menggunakan kendali on-off yang
cukup sederhana, sehingga para petani dapat mengoperasikannya dengan mudah.
Hasil uji alat ini menunjukkan, hasil pengukuran kelembaban tanah dapat dipantau
melalui
smartphone dengan sangat jelas. Dari data yang diperoleh, nilai resistansi
sensor berkisar antara 5,52 - ∞Ohm, sementara tegangan output sensor berkisar
antara 1,7 - 4,5volt. Pompa air aktif saat kelembaban tanah < 30% dan mati pada
saat kelembaban tanah > 30%. Perubahan kondisi tanah dari basah ke kering
memiliki rata-rata durasi pembacaan sensor selama 2,4 detik. Sementara
perubahan kondisi dari kering ke basah memiliki rata-rata durasi pembacaan
sensor selama 2,2 detik.
iv
ABSTRACT
The vegetable farming industry in Indonesia has a serious threat caused by the
decreasing availability of water and inefficient use of water. Monitoring and
controlling irrigation on vegetable plants manually or traditionally is considered
to be
less effective. This final project aims to create an automatic vegetable
irrigation monitoring and controlling tool supported by an android smartphone,
so that farmers can monitor and control the irrigation in their farms via
smartphone. The controlling method uses a fairly simple on-off control, so the
farmers can operate it easily. The test result shows the measurements of soil
humidity can be monitored through smartphone very clearly. Based from the data,
the sensor resistance values has the range from 5.52 - ∞Ohm, while the sensor
output voltage are between 1.7 - 4.5volt. The water pump is active when soil
humidity <30% and off when soil moisture> 30%. Changes in soil conditions
from wet to dry have a sensor readings average duration of 2.4 seconds. While
changing conditions from dry to wet has a sensor readings average duration of
2.2 seconds.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, ilham, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Tugas Akhir dengan judul “Pemantauan dan Kendali Irigasi Tetes (Drip
Irrigation) pada Tanaman Sayur Berbasis IoT”.
Laporan Tugas Akhir ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna
menyelesaikan pendidikan Diploma III pada Program Studi Teknik Elektronika,
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bandung.
Penulis berharap Laporan Tugas Akhir ini dapat memberi kontribusi pada
bidang
ilmu teknologi dan sains, menjadi dasar riset dan penelitian berkelanjutan,
dan juga dapat bermanfaat untuk pembaca.
Dalam proses penyelesaian Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bimbingan,
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang memberikan arahan dan saran
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak R.W. Tri Hartono, D.U.Tech., M.T, selaku ketua jurusan Teknik
Elektro, Politeknik Negeri Bandung.
2. Bapak Dadan Nurdin Bagenda, ST., M.T., selaku ketua program studi DIII
Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Bandung.
3. Bapak Dadan Nurdin Bagenda, ST., M.T., selaku koordinator TA program
studi DIII Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Bandung.
4. Bapak Robinsar Parlindungan, S.Si., M.T., selaku dosen pembimbing I
yang telah membantu merancang alat tugas akhir dan penulisan laporan
tugas akhir ini.
5. Bapak Ferryonika, ST.,M.Sc.Eng., selaku dosen pembimbing II yang
telah membantu merancang alat tugas akhir dan penulisan laporan tugas
akhir ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Teknik Elektronika Politeknik Negeri Bandung yang
selalu mendukung dan memberi semangat kepada penulis.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang belipat atas
segala dukungan dan bimbingan yang telah diberikan oleh semua pihak yang
diberikan kepada penulis.
Penulis sadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan
karena terdapat kekurangan baik dari pengetahuan penulis sendiri, maupun isi dari
penyajiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya, dan umumnya bagi pembaca.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI.......................................................................................................... iv
ABSTRACT .............................................................................................................. v
KATA
PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
I.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 2
I.4 Tujuan ....................................................................................................... 2
I.5 Luaran Yang Diharapkan .......................................................................... 3
I.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 3
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1 Prinsip Kerja Solenoid Valve .......................................................... 13
Gambar III. 1 Diagram Blok Sistem Keseluruhan Alat ....................................... 20
Gambar III. 2 Rangkaian Elektronika Sensor Kelembaban Tanah YL-69 ........... 23
Gambar III. 3 Rangkaian Elektronika Driver Relay ............................................. 24
Gambar III. 4 Rangkaian Elektronika Relay ......................................................... 24
Gambar III. 5 Pompa Air DC ................................................................................ 25
Gambar III. 6 Rangkaian Elektronika Arduino Uno ............................................. 26
Gambar III. 7 Rangkaian Elektronika NodeMCU ESP8266 ................................ 28
Gambar
III. 8 Pengkabelan Alat............................................................................ 28
Gambar III. 9 Diagram Alir Arduino Uno ............................................................ 29
Gambar III. 10 Diagram Alir NodeMCU ESP8266 .............................................. 30
Gambar III. 11 Diagram Alir Aplikasi Android.................................................... 31
Gambar III. 12 Perancangan Mekanik Tampak Isometrik .................................... 32
Gambar IV. 1 Realisasi Elektronik ....................................................................... 33
Gambar IV. 2 Tampilan HMI Hasil Program App Inventor ................................. 34
Gambar IV. 3 Realisasi Mekanik .......................................................................... 35
Gambar IV. 4 Pengaruh Resistansi Sensor terhadap Tegangan Output Sensor .... 37
Gambar IV. 5 Koneksi ESP8266 ke jaringan WiFi .............................................. 38
Gambar IV. 6 Hasil Pembacaan Sensor pada Aplikasi Mobile ............................ 40
viii
DAFTAR TABEL
Tabel II. 1 Matriks Perbandingan Produk TA dengan Penelitian Sejenis
Sebelumnya ............................................................................................................ 6
Tabel
III. 1 Spesifikasi Alat .................................................................................. 21
Tabel IV. 1 Hasil Kalibrasi Sensor ....................................................................... 36
Tabel IV. 2 Hasil Pengukuran Sensor ................................................................... 36
Tabel IV. 3 Hasil Pengukuran Driver Relay ......................................................... 37
Tabel IV. 4 Hasil Pengujian Aplikasi Mobile ....................................................... 39
Tabel
IV. 5 Hasil Pengujian Secara Keseluruhan ................................................. 40
Tabel IV. 6 Hasil Pengujian Peralihan dari Kering ke Basah ............................... 42
IV. 7 Hasil Pengujian Peralihan dari Basah ke Kering ............................... 43
Tabel
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
ESP8266 untuk komunikasi data, Arduino untuk memproses data, dan pompa air
sebagai pendorong air. Dengan menggunakan Sistem irigasi otomatis berbasis
Internet of Things (IoT) diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut serta
meningkatkan
produksi dan menghemat biaya produksi.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan beberapa masalah
diantaranya sebagai berikut :
1. Kegiatan pemantauan pada lahan pertanian sayur secara tradisional oleh
para petani dirasa cukup melelahkan apabila tempat tinggal para petani
2
I.5 Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari pembuatan alat ini yaitu:
1. Prototype pemantauan dan kendali irigasi tetes pada tanaman sayur berbais
IoT
masalah, batasan masalah, tujuan yang ingin dicapai dan manfaat yang
ingin didapatkan dari hasil penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai landasan teori pendukung untuk
menyelesaikan masalah dan atau untuk mendukung pelaksanaan
penelitian. Juga pembahasan mengenai tinjauan pustaka yang berisi uraian
sistematis mengenai hasil dari penelitian sejenis yang sudah ada,
mencakup hasil kajian, penilitian dan atau saran.
BAB III METODA DAN PENYELESAIAN MASALAH
Bab ini menjelaskan tentang tentang metodologi penyelesaian masalah,
prasyarat sistem, diagram blok sistem dan cara kerja, dan perancangan
sistem.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan data hasil pengujian dan analisa sub-sistem maupun
sistem keseluruhan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari alat yang telah dibuat dan saran untuk
pengembangan proyek akhir ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini merupakan referensi, sumber atau acuan dalam pembuatan
proyek akhir yang didapatkan dari studi literatur dan kajian pustaka.
3
LAMPIRAN
Bagian ini berisi lampiran-lampiran yang digunakan dalam mendukung
penyusunan hingga perancangan alat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
II.1 Tinjauan Pustaka
Berikut ini adalah beberapa Jurnal yang dijadikan sebagai referensi utama
dari tugas akhir ini:
1. Tahun 2018, Yaddarabullah, dkk dari Universitas Trilogi dalam jurnal
Teknik Informatika yang berjudul Implementasi Internet of Things pada
5
Tabel II. 1 Matriks Perbandingan Produk TA dengan Penelitian Sejenis Sebelumnya
Kajian Utama yang digunakan
Referensi Teknologi
Parameter
Konsep Dasar Metode Pemroses yg
Utama
digunakan
Yaddarabullah.
“Implementasi
Internet of
Sistem irigasi
Things pada
tetes dengan
Sistem Irigasi Kendali Arduino Kelembaban
kendali buka IoT
Tetes dalam On-Off Uno Tanah
tutup valve
Membantu
berbasis IoT.
Pemanfaatan
Urban Farming”.
2018.
Andrie Wijaya
dan Muhammad
Rivai. monitoring dan
“Monitoring dan kontrol alat ini Arduino
Kendali Nano Web Kelembaban
Kontrol Sistem berbasis IoT
On-Off Server Tanah
Irigasi Berbasis dengan Banana Banana Pi
IoT Pi
Menggunakan
Banana Pi” 2018.
Pemantauan
kelembaban tanah
dari jarak jauh dan
pengendalian
Arduino
irigasi secara
Kendali Uno Kelembaban
Tugas Akhir ini otomatis maupun IoT
On-Off Tanah
manual melalui
NodeMCU
aplikasi
smartphone
dengan berbasis
IoT
6
Berdasarkan data pada matriks tabel II.1 maka ada peluang untuk
membuat suatu alat yang dapat memantau kondisi kelembaban tanah pada lahan
pertanian sayur yang cukup luas dari jarak jauh serta mengendalikan tingkat
kelembaban
tanah secara otomatis melalui aplikasi smartphone. Dengan demikian
pengguna
dapat dengan mudah memantau dan menyirami tanamannya tanpa ada
rasa takut tanamannya mati karena terlambat menyirami.
II.2 Landasan Teori
II.2.1 Pengertian Internet of Things (IoT)
Menurut pendapat para ahli yaitu Kevin Ashton pada tahun 2009,
mendefinisikan bahwa awal IoT adalah Internet of Things memiliki potensi untuk
mengubah dunia seperti pernah dilakukan oleh internet bahkan mungkin lebih
baik. Pernyataan tersebut di ambil dari pendapat berikut :
“Hari ini manusia dan komputer, semuanya hampir ketergantungan pada Internet
untuk segala informasi yang semua terdiri dari sekitar 50 petabyte dan data di
Internet dan pertama kali diusung dan diciptakan oleh manusia. Dari mulai
magnetik, menakan tombol rekam, mengambil gambar digital atau memadai kode
bar. Diagram konvensional dari Internet meninggalkan router menjadi bagian
terpenting dari semuanya. Permasalahanya adalah banyak orang tidak memiliki
waktu, perhatian dan akurasi yang terbatas. Mereka semua berarti tidak sangat
baik dalam menangkap dan mengolah berbagai data tentang hal di dunia nyata.
Dari segi fisik dan begitu juga lingkungan kita. Gagasan dan informasi begitu
penting, tetapi banyak lagi hal yang penting. Namun yang lebih parahnya
Teknologi informasi pada saat ini juga sangat ketergantungan pada data yang
berasal dari banyak orang sehingga komputer kita tahu lebih banyak tentang
semua ide dari hal-hal tersebut”.
Sedangkan menurut Casagras (Coordinator and support action for global
RFID-related activites and standadisatuion) mendefinisikan Internet of Things
atau IoT sebagai sebuah infrastruktur jaringan global, yang menggabungkan
benda–benda fisik dan virtual melalui eksploitasi, capture dan kemampuan
komunikasi. Infrastruktur ini terdiri dari jaringan yang telah ada, dan internet
berikut dengan pengembangan jaringannya [3].
7
II.2.2 Pengertian Sistem Pemantauan
Pemantauan (Monitoring) merupakan proses terintegrasi untuk
memastikan bahwa proses berjalan sesuai rencana dan pemantauan dilakukan
ketika suatu proses sedang berlangsung. Sistem pemantauan ini juga sudah
banyak
diterapkan misalnya pada penyewaan tempat dan barang, maupun di
8
7. Prinsip Reluktif
Besaran yang diindera diubah menjadi perubahan tegangan ac sebagi
akibat perubahan lintasan reluxtan diantara dua atau lebih komponen
ketika rangsangan ac diterapkan pada sistem kumparan tersebut.
9
II.2.4 Pengertian Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan sebuah chip yang berfungsi untuk mengontrol
rangkaian elektronik penyimpanan program. Penyimpanan program yang terdiri
dari CPU (central processing unit), memori, input dan output, dan unit-unit
pendukung
lainnya.
Kelebihan mikrokontroler adalah tersedianya RAM dan peralatan input
output pendukung sehingga ukuran board mikrokontroler menjadi ringkas dan
sederhana. Contoh penyimpanan pada mikrokontroler adalah CMOS 8 bit dengan
Flash PEROM yang dapat di hapus dan ditulis sebanyak 1000 kali tulis.
4 KB
Mikrokontroler
diproduksi dengan menggunakan teknologi high density non
volatile memory.
Mikrokontroler disusun dalam satu chip yaitu prosesor, memori, input
output yang saling terintegrasi menjadi keterkaitan yang dapat bekerja secara
inovasi sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan mikrokontroler dapat
mempermudah pekerjaan atau project. Ada beberapa jenis mikrokontroler antara
lain AVR, MCS51, IPC dan ARM. Berikut ini adalah jenis-jenis mikrokontroler.
II.2.5 Arduino Uno
Menurut web resmi Arduino (www.arduino.cc), Arduino merupakan
sebuah platform elektronik open source berbasis pada hardware dan software
yang mudah digunakan [6] Arduino Uno merupakan board mikrokontroler
berbasis ATmega328. Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin
input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog.
Arduino Uno memiliki 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP
header, dan tombol reset. Kebutuhan daya yang disarankan untuk Arduino Uno
adalah 7 sampai dengan 12 volt. ATmega328 memiliki 32 KB (dengan 0,5 KB
digunakan untuk bootloader), 2 KB dari SRAM dan 1 KB EEPROM (yang dapat
dibaca dan ditulis dengan EEPROM liberary). Masing-masing dari 14 pin digital
di Uno dapat digunakan sebagai input atau output, dengan menggunakan
fungsi pinMode (), digitalWrite (), dan digitalRead (), beroperasi dengan daya 5
volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima maksimum 40 mA dan
memiliki internal pull-up resistor (secara default terputus) dari 20-50 kOhms.
10
II.2.6 NodeMCU ESP8266
NodeMCU adalah sebuah platform IoT yang bersifat open source. Terdiri
dari perangkat keras berupa System On Chip ESP8266 dari ESP8266
buatan
Espressif System, juga firmware yang digunakan, yang menggunakan
bahasa
pemrograman scripting Lua. Istilah NodeMCU secara default sebenarnya
mengacu pada firmware yang digunakan daripada perangkat keras development
kit.
NodeMCU bisa dianalogikan sebagai board arduino-nya ESP8266.
NodeMCU telah me-package ESP8266 ke dalam sebuah board yang kompak
dengan
berbagai fitur layaknya mikrokontroler + kapabilitas akses terhadap Wifi
juga chip komunikasi USB to serial. Sehingga untuk memprogramnya hanya
diperlukan ekstensi kabel data USB persis yang digunakan sebagai kabel data dan
kabel charging smartphone Android [7].
Spesifikasi:
1. 802.11 b/g/n
2. Integrated low power 32-bit MCU
3. Integrated 10-bit ADC
4. Integrated TCP/IP protocol stack
5. Integrated TR switch, balun, LNA, power amplifier and matching network
6. Integrated PLL, regulators, and power management units
7. Supports antenna diversity
8. WiFi 2.4 GHz, support WPA/WPA2
9. Support STA/AP/STA+AP operation modes
10. Support Smart Link Function for both Android and iOS devices
11. SDIO 2.0, (H) SPI, UART, I2C, I2S, IR Remote Control, PWM, GPIO
12. STBC, 1×1 MIMO, 2×1 MIMO
13. A-MPDU & A-MSDU aggregation & 0.4s guard interval
14. Deep sleep power <10uA, Power down leakage current < 5uA
15. Wake up and transmit packets in < 2ms
16. Standby power consumption of < 1.0mW (DTIM3)
17. +20 dBm output power in 802.11b mode
11
II.2.7 Relay
Relay merupakan komponen output yang paling sering digunakan pada
beberapa peralatan elektronika dan di berbagai bidang lainnya. Relay berfungsi
untuk
menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik yang dikontrol dengan
memberikan
tegangan dan arus tertentu pada koilnya [8].
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
1. Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi CLOSE (tertutup)
2. Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi OPEN (terbuka)
Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole
dan Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah
penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw :
1. Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
2. Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay,
maka relay dapat digolongkan menjadi :
1. Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4
Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
2. Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5
Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
3. Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6
Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal
Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat
dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
4. Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki
Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2
12
pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2
Terminal lainnya untuk Coil.
II.2.8 Pompa Air
Pompa air adalah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida)
dari suatu tempat ke tempat yang lain, melalui media pipa (saluran) dengan cara
menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung terus
menerus.
Pompa air beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara
bagian hisap (suction) dan bagian tekan (discharge). Perbedaan tekanan tersebut
dihasilkan
dari sebuah mekanisme misalkan putaran roda impeler yang membuat
keadaan sisi hisap nyaris vakum. Perbedaan tekanan inilah yang mengisap cairan
sehingga dapat berpindah dari suatu reservoir ke tempat lain.
II.2.9 Water Electric Solenoid Valve
Solenoid valve merupakan katup yang dikendalikan dengan arus listrik
baik AC maupun DC melalui kumparan / selenoida. Solenoid valve ini merupakan
elemen kontrol yang paling sering digunakan dalam sistem fluida. Seperti pada
sistem pneumatik, sistem hidrolik ataupun pada sistem kontrol mesin yang
membutuhkan elemen kontrol otomatis [9]. Prinsip kerja solenoid valve
ditunjukkan pada Gambar II.1.
13
Solenoid valve akan bekerja bila kumparan/coil mendapatkan tegangan
arus listrik yang sesuai dengan tegangan kerja (umumnya tegangan kerja solenoid
valve adalah 100/200VAC dan tegangan kerja pada tegangan DC adalah
12/24VDC).
Dan sebuah pin akan tertarik karena gaya magnet yang dihasilkan
dari kumparan selenoida tersebut. Dan saat pin tersebut ditarik naik maka fluida
akan mengalir dari ruang C menuju ke bagian D dengan cepat. Sehingga tekanan
di ruang C turun dan tekanan fluida yang masuk mengangkat diafragma. Sehingga
katup utama terbuka dan fluida mengalir langsung dari A ke F. Untuk melihat
penggunaan solenoid valve pada sistem pneumatik.
II.2.10
LCD (Liquid Cristal Display) 16x2 dan I2C
Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi
sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid
Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan
teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi
memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau
mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi
sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.
LCD merupakan lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening
dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment
dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan
medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris
menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan sandwich memiliki
polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya horizontal belakang yang
diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati
molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan
terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan.
14
Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat microcontroller yang
berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter LCD (Liquid Cristal Display).
Microntroller pada suatu LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan
memori
dan register. Memori yang digunakan microcontroler internal LCD
adalah
:
1. DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori
tempat karakter yang akan ditampilkan berada.
2. CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan
memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari
15
Sinyal Start merupakan sinyal untuk memulai semua perintah,
didefinisikan sebagai perubahan tegangan SDA dari “1” menjadi “0” pada saat
SCL “1”. Sinyal Stop merupakan sinyal untuk mengakhiri semua perintah,
didefinisikan
sebagai perubahan tegangan SDA dari “0” menjadi “1” pada saat
SCL “1” [10].
II.2.11 Android
Menurut Nasruddin Safaat H (Pemrograman aplikasi mobile smartphone dan
tablet PC berbasis android 2012:1) android adalah sebuah sistem operasi pada
handphone
yang bersifat terbuka dan berbasis pada sistem operasi Linux. Android
bisa digunakan oleh setiap orang yang ingin menggunakannya pada perangkat
mereka.
Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk
menciptakan aplikasi mereka sendiri yang akan digunakan untuk bermacam peranti
bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang
membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android,
dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras,
peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola,
Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.
Pada saat perilisan perdana Android, 5 November 2007, Android bersama
Open Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan standar terbuka pada
perangkat seluler. Di lain pihak, Google merilis kode–kode Android di bawah lisensi
Apache, sebuah lisensi perangkat lunak dan standar terbuka perangkat seluler [11].
II.2.12 Database Firebase
Firebase merupakan platform dibawah perusahaan Google. Firebase
merupakan platform pengembang aplikasi mobile dan aplikasi web. Firebase
menyediakan produk penyimpanan database yang bersifat realtime. Platform
firebase memiliki banyak library yang memungkinkan untuk mengaksesnya
melalui layanan Android, IOS, Javacript, Java, dan lain-lain. Untuk
menyingkronkan data yang disimpan, firebase menyediakan Application
Programing Interface (API) terdiri dari beberapa fitur yang dapat dikonfigurasi
dan disesuaikan dengan masing-masing kebutuhan.
16
II.2.13 Tanaman Sayur
Sayur adalah semua jenis tanaman yang dapat dikonsumsi baik yang
diambil dari akar, batang, daun, biji, bunga atau bagian lain yang digunakan untuk
diolah
menjadi masakan. Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan
asal tumbuhan yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam
keadaan segar atau setelah diolah secara minimal.
Sayuran mengandung zat gizi yang berfungsi mengatur metabolisme
(proses kerja tubuh). Zat pengatur ini terdiri dari air, vitamin, dan mineral.
zat gizi ini banyak terdapat pada makanan yang berasal dari sayuran dan
jenis
buah-buahan.
Untuk lebih jelasnya tentang manfaat sayur dan prospeknya untuk
bisnis.
Pada umumnya sayur-sayuran lebih banyak mengandung zat tepung,
karbohidrat, terutama sayuran yang berasal dari akar. Sayuran yang berwarna
hijau kandungan gulanya lebih sedikit daripada sayuran yang berbentuk buah, dan
sayuran yang berupa daun lebih banyak mengandung vitamin, air serta mineral.
Ruang lingkup tanaman sayuran dapat dipelajari menurut
pengelompokannya berdasarkan bagian yang dipanen atau yang dikonsumsi,
seperti:
1. Sayuran buah, seperti; cabe, tomat, terong, timun dsb.
2. Sayuran daun, seperti; sawi, bayam, Kangkung, dsb.
3. Sayuran batang/tunas, seperti; rebung bambu, asparagus.
4. Sayuran umbi, seperti; wortel, kentang, bit, lobak, dsb.
5. Sayuran bunga, seperti; brocoli, kol bunga, dsb.
6. Sayuran polong, seperti; buncis, kacang panjang, kapri dsb.
Disamping itu tanaman sayuran juga dikelompokkan berdasarkan
ketinggian tempat tumbuhnya, yakni;
1. Sayuran dataran tinggi, seperti wortel, lobak, kubis/kol, brocoli, kentang
dsb.
2. Sayuran dataran rendah, bawang merah, oyong, dsb
3. Sayuran dataran tinggi dan dataran rendah, seperti cabe, terong, kangkung,
bayam.
17
Tanaman sayuran dapat tumbuh dengan baik pada range kelembaban
tanah tertentu tergantung pada jenis tanaman tersebut. Berikut ini adalah contoh
range kelembaban tanah yang baik untuk tanaman sayuran:
1. Tanaman cabai dapat tumbuh dengan baik dengan kelembaban tanah pada
range 50%-70%,
2. Tanaman bayam dapat tumbuh dengan baik dengan kelembaban tanah
pada range 40%-60%,
3. Tanaman kangkung dapat tumbuh dengan baik dengan kelembaban tanah
pada range 50%-80%,
4. Tanaman sawi dapat tumbuh dengan baik dengan kelembaban tanah pada
range 70%-90%,
5. Tanaman kol dapat tumbuh dengan baik dengan kelembaban tanah pada
range 80%-90%,
6. Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik dengan kelembaban tanah
sekitar 25% [12].
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
19
5. Analisa dan Evaluasi
Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap prototipe yang telah sesuai teori-
teori dan mengevaluasi prototipe sesuai dengan spesifikasi.
6. Penulisan Tugas Akhir
Pada tahap ini membuat laporan hasil Tugas Akhir sebagai bukti tertulis
tentang tugas akhir yang dikerjakan.
III.2 Diagram Blok
Sistem yang dibuat merupakan sebuah sistem yang dapat mengendalikan
aktif atau tidaknya pompa air secara otomatis pada saat tingkat kelembaban tanah
pada area pertanian sayur berada di bawah nilai yang semestinya. Sistem ini
memiliki masukan berupa sensor kelembaban tanah YL-69 untuk mengukur
kelembaban tanah di daerah pertanian sayur. Hasil pembacaan sensor akan diolah
oleh mikrokontroler. Data pembacaan sensor akan ditampilkan pada aplikasi
smartphone untuk pemantauan dari jarak jauh dan akan dipantau secara real time.
Modul relay digunakan untuk mengatur aktif atau tidaknya pompa air saat
kelembaban tanah di bawah 30%. Diagram blok sistem secara keseluruhan dapat
dilihat pada Gambar III.1.
Database
Firebase
I2C LCD
20
III.3 Cara Kerja Sistem
Alat ini bekerja ketika sensor kelembaban tanah menerima inputan. Hasil
pendeteksian sensor kemudian diteruskan ke miktrokontroler untuk diolah data
hasil pembacaan sensornya. Pada saat tingkat kelembaban tanah di bawah 30%,
maka pompa air akan otomatis aktif untuk menjaga tanah agar tetap lembab dan
alat ini dilengkapi kendali on-off manual melalui smartphone andoid untuk
mengaktifkan pompa air apabila sistem otomatisasi alat tidak bekerja. Agar
kondisi kelembaban tanah dapat dipantau melalui smartphone digunakanlah
modul
WiFi yang terhubung dengan internet, sedangkan untuk penyimpanan
database-nya menggunakan platform firebase secara real time dari Google yang
dapat digunakan secara gratis. Tampilan untuk aplikasi di smartphone android
menggunakan MIT App Inventor yang disediakan oleh Massachusetts of
Technology (MIT). Aplikasi smartphone akan memberi informasi mengenai
kondisi kelembaban tanah.
III.4 Spesifikasi Alat
Spesifikasi yang diharapkan pada alat ini agar berjalan sesuai dengan
fungsinya adalah sebagai berikut.
Tabel III. 1 Spesifikasi Alat
Spesifikasi Keterangan
- Panjang : 50 cm
Dimensi Alat - Lebar : 30 cm
- Tinggi : 40 com
Komunikasi Data Internet (WiFi), Serial Communication
Sumber Tegangan 220VAC, 50 Hz (jala-jala)
Mikrokontroller ATmega328p (Arduino Uno), ESP8266 (NodeMCU)
Parameter Kelembaban Tanah
- Mengirimkan data kelembaban tanah ke aplikasi
smartphone android
Output
- Mengaktifkan dan mematikan pompa air secara otomatis
- Menampilkan data kelembaban tanah pada LCD
Halaman pemantauan aplikasi pada smartphone android dan
Tampilan
LCD pada plant
Platform IoT Google Firebase
21
III.5 Prasyarat Sistem
Prasyarat sistem merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar sistem
ini dapat bekerja dengan baik. Apabila salah satu syarat tidak terpenuhi, maka
sistem
ini tidak dapat bekerja atau kerja sistem tidak akan berjalan sesuai yang
diharapkan.
Beberapa prasyarat sistem yang harus dipenuhi adalah sebagai
berikut:
1. Terdapat aliran listrik
2. Terdapat koneksi internet (router) di daerah sekitar alat
3. Smartphone dengan sistem operasi android
III.6
Alat dan Bahan
III.6.1 Bahan Perancangan
Bahan yang digunakan dalam perancangan yaitu sebagai berikut:
1. Mikrokontroller ATmega328P (Arduino Uno)
2. NodeMCU ESP8266
3. Sensor Kelembaban Tanah YL-69
4. LCD 16x2
5. Pompa Air 12VDC
6. Solenoid Valve
7. Indikator LED
8. Power Supply 12VDC/5A dan 5V/1,5A
9. Modul Relay
10. Kabel Jumper
11. Tool Set
III.6.2 Alat Perancangan
Alat yang digunakan dalam perancangan ini berupa tools software. Berikut
tools software yang digunakan :
1. Arduino IDE
2. App Inventor
3. AutoCAD
4. Altium Designer
22
III.7 Perancangan
III.7.1 Perancangan Elektronik (Hardware)
A. Memilih Modul Sensor Kelembaban Tanah
Sensor kelembaban tanah digunakan untuk mendeteksi kelembaban tanah
di daerah
lahan pertanian sayur. Sensor yang digunakan yaitu sensor kelembaban
tanah YL-69 karena mempunyai range pengukuran dari 0,5%RH sampai 70%RH
sehingga cocok digunakan karena memenuhi spesifikasi pada alat yang akan
dibuat.
Sensor kelembaban tanah YL-69 merupakan sensor resistif yang terdiri
dari dua elektroda (probe) yang nantinya akan membaca kadar air di area
sekitarnya, sehingga arus melewati dari satu elektrode ke elektrode yang lain.
Arus dilewatkan pada elektroda didalam tanah sehingga pengukuran nilai
resistansi tanah menentukan kelembabannya. Jika tanah memiliki kadar air yang
lebih banyak, output sensor akan berkurang dan dengan demikian arus akan lebih
mudah melewati probes sensor. Semakin dalam probe sensor YL-69 ditancapkan
ke tanah maka nilai ADC yang terukur semakin menurun, artinya bahwa semakin
banyak kontak antara tanah atau air dengan kedua elektroda sensor, maka semakin
sensitif sensor tersebut digunakan.
Spesifikasi sensor YL-69 yaitu sebagai berikut :
1. Tegangan input: 3,3 - 5 VDC
2. Chip pembanding: LM393
3. Ukuran: 60 x 20mm
4. Interface: Digital dan Analog
23
B. Memilih Modul Relay
Relay digunakan untuk mengaktifkan pompa air saat kelembaban tanah
berada di bawah 30%. Relay ini diperlukan sebagai driver yang dapat
mengaktifkan
pompa air 12VDC. Modul relay cocok digunakan karena dapat
digunakan
sebagai electronic-switch yang dapat digunakan untuk mengendalikan
On-Off peralatan listrik daya besar.
Adapun spesifikasi dari modul relay yang digunakan yaitu:
1. Tegangan Kerja: 5V
2. Single Relay for Control : Max AC250V 10A, DC30V 10A
24
C. Memilih Pompa Air
Pompa air digunakan untuk mendorong air dari tempat penampungan air
ke area pertanahan. Pompa air yang digunakan yaitu pompa air DC yang bekerja
pada tegangan 12VDC/9W. Pompa air jenis ini cocok digunakan untuk menyedot
air yang berada 20cm di bawah mesin pompa karena memiliki output 300 liter per
jam. Bentuk fisik pompa air 12VDC dapat dilihat pada Gambar III.5.
Gambar III. 5 Pompa Air DC
25
D. Memilih Mikrokontroler
Mikrokontroler yang digunakan sebagai pengolah data pembacaan sensor,
melakukan pengiriman data menuju database di Firebase. Mikrokontroller yang
digunakan
yaitu ATmega328 (Arduino UNO) dan NodeMCU ESP8266.
26
Seri ESP8266 memiliki fitur antara lain :
1. Tegangan Operasi : 3,3V
2. Tegangan Input : 7-12V
3. Memori: 448 KB ROM dan 520 KB SRAM
b. DAC pin : 2
c. SPIs : 2
d. I2Cs : 3
e. Pengontrol host SD / SDIO / CE-ATA / MMC / eMMC
f. Pengontrol slave SDIO / SPI
g. Antarmuka MAC Ethernet dengan dukungan DMA dan IEEE 1588
Precision Time Protocol khusus
h. Pengendali jarak jauh inframerah (TX / RX, hingga 8 saluran)
i. PWM motor
j. LED PWM (hingga 16 saluran)
k. Sensor efek hall
l. Pra-amplifier analog berdaya rendah ultra
6. Keamanan:
a. Semua fitur yang didukung standar keamanan IEEE 802.11, termasuk
WFA, WPA / WPA2 dan WAPI
b. Boot aman
c. Enkripsi flash
7. Manajemen daya:
a. Regulator low-dropout internal
b. Domain daya individual untuk RTC
27
Gambar III. 7 Rangkaian Elektronika NodeMCU ESP8266 [8]
E. Pengkabelan Alat
Pada perancangan hardware elektronik ini dibuat wiring yang akan yang
akan menghubungkan antara, input, driver dan output. Berikut adalah
pengkabelan alat yang dapat dilihat pada gambar III.8.
28
III.7.2 Perancangan Elektronik (Software)
Software yang digunakan dalam pemograman adalah Arduino IDE.
Sebelum perancangan software, terlebih dahulu dibuat diagram alir untuk
mempermudah memahami program yang akan dibuat. Berikut merupakan
diagram alir dari perancangan Arduino Uno.
Mulai
Inisialisasi
Membaca Data Sensor
Kelembaban
Menampilkan Data
Sensor pada LCD
Tidak
Kelembaban Tidak Kelembaban Tidak Kelembaban
< 30% ? 30 < 60% ? > 60% ?
Ya Ya Ya
29
Berikut merupakan diagram alir dari perancangan NodeMCU ESP8266.
Mulai
Inisialisasi
Tidak
Terhubung Internet?
Ya
Mengirim Data Sensor
ke Firebase
Tidak
Aktifkan Otomatiskan Tidak
Pompa ? Pompa ?
Ya
Ya
Tidak
Kelembaban Tidak Kelembaban Tidak Kelembaban
< 30% ? 30 < 60% ? > 60% ?
Ya Ya Ya
30
Berikut ini merupakan diagram alir perancangan aplikasi pada smartphone
android yang penulis buat.
Mulai
Inisialisasi
Data Masuk Tidak
dari Firebase?
Ya
Menampilkan Data
Kelembaban Tanah
Ya Ya
Kembali ke
Pompa Air
Kondisi
Aktif
Otomatis
31
III.7.3 Perancangan Mekanik
Desain mekanik untuk alat yang dibuat, dapat menunjang fungsi dari
keseluruhan alat yang dibuat. Gambar III.12 merupakan gambaran desain mekanik
dari alat yang dibuat.
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas realiasasi dari perancangan yang telah dilakukan
baik elektronik, software, maupun mekanik. Pada bab ini juga dilakukan proses
pengujian sekaligus dianalisa datanya.
IV.1.1 Realisasi Elektronik (Hardware)
Bagian elektronik meliputi penempatan dan pengkabelan dari modul
elektronik dan shield pcb mikrokontroler. Modul yang digunakan yaitu modul
sensor kelembaban, modul relay, dan modul WiFi. Berikut Gambar IV.1 yang
merupakan rangkaian hardware elektronik.
33
B. Hasil Program App Inventor
Pada alat ini digunakan software App Inventor yang digunakan sebagai
sistem pemantauan irigasi tetes yang dapat diakses melalui smartphone. Berikut
adalah tampilan HMI untuk untuk sistem pemantauan pada smartphone seperti
ditunjukan
pada gambar IV.2. Listing program dapat dilihat pada Lampiran C.
34
IV.1.3 Realisasi Mekanik
Setelah dilakukannya perancangan mekanik didapat hasil perancangan
yang ditunjukan pada gambar IV.3.
35
Tabel IV. 1 Hasil Kalibrasi Sensor
Tegangan Tegangan Output Presentase
Kondisi Resistansi
No. Input (volt) Kelembaban
Sensor (Ohm)
(volt) Hitung Ukur (%)
Sangat
1 4,8 ∞ 4,8 4,5 0
Kering
Sangat
2 4,8 5,25k 2,4 1,7 100
Basah
Tabel IV. 2 Hasil Pengukuran Sensor
Berat Tanah Jumlah Tegangan Tegangan Presentase
Resistansi
No. Kering Air Input Output Kelembaban
(Ohm)
(gram) (gram) (volt) (volt) (%)
1 600 50 4,8 37,3k 4,1 14
2 600 100 4,8 32,1k 3,7 28
3 600 150 4,8 27,3k 3,3 41
4 600 200 4,8 22,1k 2,9 55
5 600 250 4,8 16,9k 2,5 69
5 600 300 4,8 12,1k 2,2 82
Tabel IV.1 menunjukkan bahwa pada saat sensor dalam keadaan sangat
kering memiliki nilai resistansi tak hingga dan memiliki tegangan output 4,5volt.
Sementara dalam keadaan sangat basah sensor memiliki nilai resistansi 5,52kOhm
dan memiliki tegangan output 1,7volt.
Tabel IV.2 menunjukkan pada saat tanah seberat 600gram diberi air
sebanyak 50gram sensor menghasilkan tegangan output sebesar 4,1volt dan
resistansi sebesar 37,3kOhm. Sementara pada saat tanah seberat 600gram diberi
air sebanyak 300gram sensor menghasilkan tegangan output sebesar 2,2volt dan
resistansi sebesar 12,1kOhm. Semakin banyak kandungan air didalam tanah maka
tegangan output sensor dan resistansi sensor akan semakin kecil. Dengan
demikian dapat dikatakan tegangan output dan resistansi sensor berbanding
terbalik dengan kelembaban tanah. Semakin besar nilai kelembaban suatu tanah
maka tegangan output sensor dan resistansi sensor akan semakin kecil.
36
Grafik pengaruh resistansi sensor terhadap tegangan output sensor
ditunjukkan pada Gambar IV.4.
4.5 4.1
Tegangan Output Sensor (volt)
4 3.7
3.5 3.3
3 2.9
2.5
2.5 Tegangan
2.2 Output Sensor
2
1.5 (volt)
1
0.5
Resistansi Sensor
0
(Ohm)
37.3 32.1 27.3 22.1 16.9 12.1
Driver relay yang digunakan memiliki 2 channel dan bersifat low level
trigger atau relay akan aktif apabila diberi logic low. Kedua output relay ini
terhubung langsung pada pompa air. Channel-1 pada relay digunakan untuk
mengatur aktif dan tidaknya pompa air melalui aplikasi smartphone, sementara
channel-2 pada relay digunakan untuk mengatur aktif dan tidaknya pompa air
secara otomatis melalui arduino uno.
37
IV.2.3 Pengujian Pembacaan Sensor Ke Platform IOT Google Firebase
Pengujian pembacaan sensor ke firebase bertujuan agar sistem
pemantauan berbasis IoT dapat bekerja, sehingga pembacaan sensor dapat
diteruskan
ke smartphone melalui cloud Firebase. Pengujian dilakukan dengan
cara melakukan setting wifi internet yang akan digunakan agar NodeMCU dapat
mengirimkan data pembacaan sensor melalui internet dan melakukan setting
koneksi ESP8266 ke Firebase menggunakan program pada software Arduino
IDE. Pada alat ini penulis men-setting ssid dan password internet provider yang
dapat
dikoneksikan oleh NodeMCU dengan ssid ‘murni’ dan password
’33333333’.
Hasil pengujian pembacaan sensor ke cloud Firebase dapat dilihat
pada laman firebase dengan link ‘https://console.firebase.google.com/u/0/
project/test-firebasetaqin/database/test-firebasetaqin/data/’ seperti yang
ditunjukkan pada Gambar IV.5.
38
IV.2.4 Pengujian Aplikasi Mobile
Pengujian dilakukan dengan cara menguji fungsi aplikasi pada smartphone
yang telah dibuat. Ujicoba dilakukan dengan menguji halaman sistem pemantauan
yang
menampilkan hasil pembacaan sensor dan pengendalian on-off yang dikirm
melalui
platform Firebase. Pada saat pengujian dibutuhkan koneksi internet agar
mengetahui halaman sistem pemantauan pada aplikasi berjalan dengan baik. Data
hasil pengujian aplikasi mobile dapat dilihat pada Tabel IV.4, serta hasil
pembacaan sensor yang terkirim pada firebase ditunjukkan pada Gambar IV.6.
Aplikasi mobile khusus untuk pengguna OS Android dapat diunduh pada laman
playstore
dengan nama ‘MIT AI2 COMPANION’. Kode/link aplikasi yang
dimasukkan setelah aplikasi terpasang yaitu
‘http://ai2.appinventor.mit.edu/b/2zop’.
Tabel IV. 4 Hasil Pengujian Aplikasi Mobile
39
40
Mikrokontroler ESP8266 Pompa air dan solenoid valve
dapat mengendalikan pompa aktif pada saat button ON pada
3 OK
air dan solenoid valve halaman aplikasi smartphone
melalui smartphone ditekan
Mikrokontroler Pompa air berhasil aktif pada
ATmega328P dapat saat kelembaban tanah
41
IV.4 Pengujian dan Analisa Pengaruh Pembacaan Sensor Kelembaban
Terhadap Pompa Air
Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembacaan
sensor
kelembaban tanah terhadap aktif dan tidaknya pompa air. Hasil pengujian
dapat
dilihat pada tabel IV.6.
Tegangan
Resistansi Presentase Durasi Pembacaan
Output
Percobaan
Sensor Kelembaban Sensor Hujan dari Kondisi
Ke Sensor Kering ke Basah Pompa Air
(Ohm) (%)
(volt) (detik)
Dari hasil tabel IV.12 bahwa pada saat sensor merespon adanya air di
sekitar sensor, didapat rata-rata durasi waktu pembacaan sensor dari kondisi
kering ke basah selama 2,2 detik. Dengan rata-rata waktu durasi 2,2 detik, artinya
sensor tidak menghasilkan delay time yang terlalu lama. Pompa air aktif pada saat
kelembaban tanah < 30% dan mati pada saat kelembaban tanah > 30%.
42
Selanjutnya dilakukan pengujian dengan merubah kondisi pada sensor dari
kondisi basah ke kondisi kering dengan cara menancapkan sensor pada tanah yang
cukup basah kemudian sensor tersebut dicabut sampai sensor dalam keadaan
benar-benar
kering. Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel IV.7.
Dari hasil tabel IV.7 didapat bahwa pompa air aktif pada saat kelembaban
tanah < 30% dan mati pada saat kelembaban tanah > 30%. Kondisi keringnya
sensor kelembaban memiliki durasi pembacaan dari kondisi basah ke kering yaitu
selama 3,4 detik. Dengan demikian perubahan pembacaan sensor pada
smartphone tidak mengalami delay yang cukup lama.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Setelah melakukan perancangan, pengujian dan pengambilan data pada
alat ini, penulis dapat menyimpulkan diantaranya:
1. Sistem pemantauan dan pengendalian on-off melalui aplikasi smartphone
pada alat ini dapat berjalan dengan baik.
2. Dari data yang diperoleh, nilai resistansi sensor berkisar antara 5,52 - ∞Ohm
sementara tegangan output sensor berkisar antara 1,7 - 4,5volt.
3. Pompa air aktif saat kelembaban tanah < 30% dan mati pada saat kelembaban
tanah > 30%.
4. Perubahan kondisi tanah dari basah ke kering memiliki rata-rata durasi
pembacaan sensor selama 2,4 detik. Sementara perubahan kondisi dari kering
ke basah memiliki rata-rata durasi pembacaan sensor selama 2,2 detik.
V.2 Saran
Untuk lebih meningkatkan kinerja alat ini, diperlukan penyempurnaan dan
pengembangan lebih lanjut. Adapun saran untuk pengembangan alat selanjutnya
diantaranya:
1. Menempatkan sensor kelembaban di beberapa titik.
2. Menggunakan sensor kelembaban yang lebih handal agar dapat mengurangi
waktu tunda aktif dan tidaknya pompa air.
3. Menambahkan sistem database agar dapat mengetahui history dari sistem
pemantauan.
4. Menyempurnakan tampilan aplikasi pada smartphone agar lebih mudah
digunakan oleh pengguna.
5. Sebaiknya menggunakan alat pembanding saat pengujian sensor.
44
DAFTAR PUSTAKA
[1] Yaddarabullah, Implementasi Internet of Things pada Sistem Irigasi Tetes
dalam Membantu Pemanfaatan Urban Farming, Jakarta: Universitas Trilogi,
2018.
[2] A. W. d. M. Rivai, Monitoring dan Kontrol Sistem Irigasi Berbasis IoT
Menggunakan Banana Pi, Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
2018.
[3] A. C. Pamungkas, "Pengertian Internet of Things: Menurut Bahasa dan Para
Ahli IoT," [Online]. Available: https://www.mastekno.com/id/internet-of-
thing/. [Accessed 25 Januari 2019].
[4] S. A. W., "Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Penyewaan
Gedung dan Infrastruktur Teknologi Informasi," Jakarta, PT. Indosat, TBK
dan Mitra, 2014.
[5] E. Dasar, "Teori Sensor dan Transduser Elektronika," 29 Juni 2019. [Online].
Available: http://www.elektronika-dasar.web.id/teori-sensor-dan-transduser-
elektronika/. [Accessed 8 Juli 2019].
[6] A. cc, "What is Arduino," 12 Januari 2017. [Online]. Available:
https://arduino.cc. [Accessed 15 Juni 2019].
[7] T. T. Saputro, "Mengenal NodeMCU," 19 April 2017. [Online]. Available:
https://embeddednesia.com/v1/tutorial-nodemcu/. [Accessed 21 Juni 2019].
[8] S. A., "Sistem Pendeteksi Kekayaan Air Minum Dalam Kemasan Berbasis
Mikrokontroler," Makassar, Universitas Negeri Alaudin, 2013.
[9] Suprianto, "Pengertian dan Prinsip Kerja Solenoid Valve," 29 Oktober 2015.
[Online]. Available: https://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-dan-
prinsip-kerja-solenoid-valve/. [Accessed 29 Juni 2019].
[10] E. Dasar, "LCD (Liquid Cristal Display)," 30 Desember 2018. [Online].
Available: https://elektronika-dasar.web.id/lcd-liquid-cristal-display/.
[Accessed 7 Juni 2019].
[11] Z. Safaat, Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC
Berbasis Android, Jakarta: Informatika, 2014.
[12] Z. Sakti, "Pengertian Sayuran dan 3 Macam Pengelompokannya," 11
September 2017. [Online]. Available:
https://www.awalilmu.com/2017/09/pengertian-sayuran-dan-3-macam-
pengelompokannya/. [Accessed 25 Juni 2019].
ix
LAMPIRAN A
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Muhamad Taqin Nur Huda
Tempat, Tanggal Lahir : Karawang, 20 September 1997
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Tinggi Badan : 158cm
Berat Badan : 50 kg
Alamat : Kp. Rawasari, RT.08/02, Ds. Jomin Timur,
Kec. KotaBaru, Kab. Karawang, Jawa Barat
Handphone : 0896-1418-4465
Status : Belum Menikah
E-Mail : taqinzhokamp@gmail.com
DATA PENDIDIKAN
Sekolah Dasar : SDN 3 Cikopo (2004-2010)
SMP : SMPN 1 Kota Baru (2010-2013
SMA : SMAN 1 Cikampek (2013-2016)
Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Bandung (2016-Sekarang)
KEMAMPUAN
Informasi Teknologi : Bisa Ms. Office, Autocad, Altium Designer,
Proteus, MIT App Inventor
Bahasa : Bahasa Indonesia (Aktif) English (Pasif)
L-1
LAMPIRAN B
MEKANIK DAN SKEMATIK
Lampiran B-1 Mekanik
L-2
Lampiran B-2 Skematik
L-3
LAMPIRAN C
LISTING PROGRAM
Lampiran C-1 Listing Program Board Arduino Uno
#include <ArduinoJson.h>
#include <SoftwareSerial.h>
#include <Wire.h>
#include
<LCD.h> //ini untuk library LCDnya
#define BACKLIGHT_PIN 3
#define En_pin 2
#define Rw_pin 1
#define Rs_pin 0
#define D4_pin 4
#define D5_pin 5
#define D6_pin 6
#define D7_pin 7
int n = 1;
LiquidCrystal_I2C lcd(I2C_ADDR,En_pin,Rw_pin,Rs_pin,D4_pin,D5_pin,D6_pin,D7_pin);
void setup(){
Serial.begin(9600);
s.begin(9600);
delay(2000);
L-4
lcd.begin (16,2);
lcd.setBacklightPin(BACKLIGHT_PIN,POSITIVE);
lcd.setBacklight(HIGH);
}
void loop(){
StaticJsonBuffer<1000>jsonBuffer;
if(root
== JsonObject::invalid()){
return;
}
root["sensor"] = analogRead(A0);
Serial.println(sensor);
Serial.println("");
sensor = map(sensor,1023,0,0,100);
Serial.print("Kelembaban ...");
Serial.print(sensor);
Serial.println("%");
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Kelembaban:");
lcd.setCursor(12,0);
lcd.print(sensor);
lcd.println(" % ");
root["relay"]=2;
lcd.setCursor(0,1);
lcd.println("DISCONNECTED");
digitalWrite(2, LOW);
L-5
digitalWrite(3, LOW);
digitalWrite(4, LOW);
}
if(sensor >= 60) {
Serial.println("Keterangan: Sangat Basah");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.println("Ket:Sangat Basah");
digitalWrite(2,
LOW);
digitalWrite(3, LOW);
digitalWrite(4, HIGH);
}
Serial.println("Keterangan: Basah");
lcd.setCursor(0,1);
digitalWrite(2, LOW);
digitalWrite(3, HIGH);
digitalWrite(4, LOW);
Serial.println("Keterangan Kering");
lcd.setCursor(0,1);
digitalWrite(2, HIGH);
digitalWrite(3, LOW);
digitalWrite(4, LOW);
delay(1000);
if(s.available()>0){
root.printTo(s); } }
L-6
Lampiran C-2 Listing Program Board NodeMCU ESP8266
#include <ArduinoJson.h>
#include <SoftwareSerial.h>
SoftwareSerial s(12,14);
#include <ESP8266WiFi.h> // esp8266 library
int rel;
void setup() {
Serial.begin(9600);
s.begin(9600);
pinMode(relay,OUTPUT);
digitalWrite(relay,HIGH);
while(!Serial)continue;
delay(1000);
Serial.print("Connecting to ");
Serial.print(WIFI_SSID);
Serial.print(".");
delay(500);
Serial.println();
Serial.print("Connected to ");
Serial.println(WIFI_SSID);
L-7
Serial.print("IP Address is : ");
Serial.println(WiFi.localIP()); //print local IP address
Firebase.begin(FIREBASE_HOST,FIREBASE_AUTH); // connect to firebase
Firebase.setInt("Water Pump",0);
}
void firebasereconnect(){
Firebase.begin(FIREBASE_HOST,FIREBASE_AUTH);
// connect to firebase
}
void loop(){
StaticJsonBuffer<1000>jsonBuffer;
if(root == JsonObject::invalid()){
return;
data1 = map(data1,1023,0,0,100);
Serial.println("");
Serial.print("Keterangan : ");
Firebase.setString("Keterangan","Sangat_Basah"); }
L-8
Firebase.setString("Keterangan","Basah"); }
if(data1 < 30) {
Serial.println("Tanah Keadaan Kering");
Firebase.setString("Keterangan","Kering");
}
Serial.println("");
Firebase.setFloat("Kelembaban",data1);
if (Firebase.failed())
{
if (rel == 1){
digitalWrite(relay,LOW);
Serial.println("Relay ON");
if (rel == 0){
digitalWrite(relay,HIGH);
Serial.println("Relay OFF");
delay(1000);
L-9
Lampiran C-3 Listing Program MIT App Inventor
L-10
LAMPIRAN D
DATASHEET
Lampiran D-1 ATmega328P
L-11
L-12
Lampiran D-2 ESP8266
L-13
L-14
L-15
Lampiran D-3 YL-69
L-16