Anda di halaman 1dari 71

 

 
PEMANTAUAN DAN KENDALI IRIGASI TETES (DRIP
 
IRRIGATION) PADA TANAMAN SAYUR BERBASIS IOT
 

  IOT BASED MONITORING AND CONTROLLING DRIP

  IRRIGATION IN VEGETABLE CORPS

  TUGAS AKHIR

 
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan
Diploma III Program Studi Teknik Elektronika
Di Jurusan Teknik Elektro

Oleh
Muhamad Taqin Nur Huda
161311050

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


2019

 
 

 
PEMANTAUAN DAN KENDALI IRIGASI TETES (DRIP
 
IRRIGATION) PADA TANAMAN SAYUR BERBASIS IOT
 

 
Oleh:
MUHAMAD TAQIN NUR HUDA
NIM : 161311050

Menyetujui
Bandung, 9 Agustus 2019

Pembimbing I, Pembimbing II,

Robinsar Parlindungan, S.Si, M.T. Feriyonika, ST.,M.Sc.Eng.

NIP 198207202009121006 NIP 198506092012121006

Ketua Jurusan Teknik Elektro

R. W. Tri Hartono, D.U.Tech., M.T

NIP 196208291996011001

i
 
 

 
PEMANTAUAN DAN KENDALI IRIGASI TETES (DRIP
 

  IRRIGATION) PADA TANAMAN SAYUR BERBASIS IOT

 
Oleh:
 
MUHAMAD TAQIN NUR HUDA
 
161311050
 

 
Tugas Akhir ini telah disidangkan pada tanggal 9 Agustus 2019 sesuai
dengan ketentuan

Tim Penguji:

Ketua : Yana Sudarsa, BSEE., MT.


NIP. 196308111994031002 ……………………………………

Anggota 1 : Dr. Ir. Indra Chandra Joseph Riadi, M.Sc.


NIP. 19611019198811101 ……………………………………..

Anggota 2 : Dadan Nurdin Bagenda, ST., MT.


NIP. 198510092015041003 ……………………………………

ii
 
 

 
PERNYATAAN PENULIS
 

 
Dengan ini menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir dengan judul Pemantauan
 
dan Kendali Irigasi Tetes (Drip Irrigation) pada Tanaman Sayur Berbasis IoT
 
adalah karya ilmiah yang bebas dari unsur tindakan plagiarisme, dan sesuai
  dengan ketentuan tata tulis yang berlaku.
 
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya unsur plagiarisme, maka hasil
 
penilaian dari Tugas Akhir ini dicabut dan bersedia menerima sanksi sesuai
dengen
  ketentuan yang berlaku.

  Demikian penyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dalam keadaan sadar


sepenuhnya.

Bandung, 9 Agustus 2019

Yang menyatakan,

Muhamad Taqin Nur Huda


NIM : 16131105

iii
 
 

  ABSTRAKSI

 
Industri pertanian sayur di Indonesia memiliki ancaman serius yang disebabkan
karena
  semakin menurunnya ketersediaan air dan pemanfaatan air yang kurang
efisien. Pemantauan dan pengendalian irigasi pada tanaman sayur secara manual
atau  tradisional dirasa kurang efektif. TA/penelitian ini bertujuan untuk membuat
alat pemantauan dan pengendalian irigasi tanaman sayur secara otomatis yang
  didukung oleh smartphone android, sehingga para petani budidaya sayuran dapat
memantau dan mengendalikan irigasi pada lahan pertaniannya melalui
  smartphone. Metode pengendalian alat ini menggunakan kendali on-off yang
cukup sederhana, sehingga para petani dapat mengoperasikannya dengan mudah.
 
Hasil uji alat ini menunjukkan, hasil pengukuran kelembaban tanah dapat dipantau
melalui
  smartphone dengan sangat jelas. Dari data yang diperoleh, nilai resistansi
sensor berkisar antara 5,52 - ∞Ohm, sementara tegangan output sensor berkisar
  antara 1,7 - 4,5volt. Pompa air aktif saat kelembaban tanah < 30% dan mati pada
saat kelembaban tanah > 30%. Perubahan kondisi tanah dari basah ke kering
memiliki rata-rata durasi pembacaan sensor selama 2,4 detik. Sementara
perubahan kondisi dari kering ke basah memiliki rata-rata durasi pembacaan
sensor selama 2,2 detik.

Kata Kunci : Irigasi Tetes, smartphone android, Kendali on-off

iv
 
 

 
ABSTRACT
 

  The vegetable farming industry in Indonesia has a serious threat caused by the
decreasing availability of water and inefficient use of water. Monitoring and
 
controlling irrigation on vegetable plants manually or traditionally is considered
to be
  less effective. This final project aims to create an automatic vegetable
irrigation monitoring and controlling tool supported by an android smartphone,
  so that farmers can monitor and control the irrigation in their farms via
smartphone. The controlling method uses a fairly simple on-off control, so the
  farmers can operate it easily. The test result shows the measurements of soil
humidity can be monitored through smartphone very clearly. Based from the data,
the  sensor resistance values has the range from 5.52 - ∞Ohm, while the sensor
output voltage are between 1.7 - 4.5volt. The water pump is active when soil
 
humidity <30% and off when soil moisture> 30%. Changes in soil conditions
from wet to dry have a sensor readings average duration of 2.4 seconds. While
 
changing conditions from dry to wet has a sensor readings average duration of
2.2 seconds.

Keywords: Drip Irrigation, android smartphone, On-off control

v
 
 

 
KATA PENGANTAR
 

 
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
 
rahmat, ilham, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Tugas Akhir dengan judul “Pemantauan dan Kendali Irigasi Tetes (Drip
 
Irrigation) pada Tanaman Sayur Berbasis IoT”.
Laporan Tugas Akhir ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna
 
menyelesaikan pendidikan Diploma III pada Program Studi Teknik Elektronika,
  Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bandung.
Penulis berharap Laporan Tugas Akhir ini dapat memberi kontribusi pada
bidang
  ilmu teknologi dan sains, menjadi dasar riset dan penelitian berkelanjutan,
dan juga dapat bermanfaat untuk pembaca.
  Dalam proses penyelesaian Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bimbingan,
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang memberikan arahan dan saran
  sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak R.W. Tri Hartono, D.U.Tech., M.T, selaku ketua jurusan Teknik
Elektro, Politeknik Negeri Bandung.
2. Bapak Dadan Nurdin Bagenda, ST., M.T., selaku ketua program studi DIII
Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Bandung.
3. Bapak Dadan Nurdin Bagenda, ST., M.T., selaku koordinator TA program
studi DIII Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Bandung.
4. Bapak Robinsar Parlindungan, S.Si., M.T., selaku dosen pembimbing I
yang telah membantu merancang alat tugas akhir dan penulisan laporan
tugas akhir ini.
5. Bapak Ferryonika, ST.,M.Sc.Eng., selaku dosen pembimbing II yang
telah membantu merancang alat tugas akhir dan penulisan laporan tugas
akhir ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Teknik Elektronika Politeknik Negeri Bandung yang
selalu mendukung dan memberi semangat kepada penulis.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang belipat atas
segala dukungan dan bimbingan yang telah diberikan oleh semua pihak yang
diberikan kepada penulis.
Penulis sadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan
karena terdapat kekurangan baik dari pengetahuan penulis sendiri, maupun isi dari
penyajiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya, dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, 9 Agustus 2019

Penulis

vi
 
 

 
DAFTAR ISI
 

 
ABSTRAKSI.......................................................................................................... iv
 
ABSTRACT .............................................................................................................. v
KATA
  PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
  DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
  BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
 I.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
I.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 2
 I.4 Tujuan ....................................................................................................... 2
I.5 Luaran Yang Diharapkan .......................................................................... 3
 
I.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ............................... 5


II.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 5
II.2 Landasan Teori.......................................................................................... 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 19


III.1 Metoda Penyelesaian Masalah ................................................................ 19
III.2 Diagram Blok .......................................................................................... 20
III.3 Cara Kerja Sistem ................................................................................... 21
III.4 Spesifikasi Alat ....................................................................................... 21
III.5 Prasyarat Sistem ...................................................................................... 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 33


IV.1 Realisasi Hasil Perancangan ................................................................... 33
IV.2 Hasil Pengujian ....................................................................................... 35
IV.3 Hasil Pengujian Secara Keseluruhan ...................................................... 40
IV.4 Pengujian dan Analisa Pengaruh Pembacaan Sensor Kelembaban
Terhadap Pompa Air ............................................................................... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 44


V.1 Kesimpulan ............................................................................................. 44
V.2 Saran ....................................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ ix


LAMPIRAN A CURICULUM VITAE .............................................................. L-1
LAMPIRAN B MEKANIK DAN SKEMATIK .................................................. L-2
LAMPIRAN C LISTING PROGRAM ................................................................ L-4
LAMPIRAN D DATASHEET .......................................................................... L-11

vii
 
 

 
DAFTAR GAMBAR
 

 
Gambar II. 1 Prinsip Kerja Solenoid Valve .......................................................... 13
 
Gambar III. 1 Diagram Blok Sistem Keseluruhan Alat ....................................... 20
Gambar III. 2 Rangkaian Elektronika Sensor Kelembaban Tanah YL-69 ........... 23
 
Gambar III. 3 Rangkaian Elektronika Driver Relay ............................................. 24
Gambar III. 4 Rangkaian Elektronika Relay ......................................................... 24
 
Gambar III. 5 Pompa Air DC ................................................................................ 25
  Gambar III. 6 Rangkaian Elektronika Arduino Uno ............................................. 26
Gambar III. 7 Rangkaian Elektronika NodeMCU ESP8266 ................................ 28
Gambar
  III. 8 Pengkabelan Alat............................................................................ 28
Gambar III. 9 Diagram Alir Arduino Uno ............................................................ 29
 
Gambar III. 10 Diagram Alir NodeMCU ESP8266 .............................................. 30
Gambar III. 11 Diagram Alir Aplikasi Android.................................................... 31
  Gambar III. 12 Perancangan Mekanik Tampak Isometrik .................................... 32
Gambar IV. 1 Realisasi Elektronik ....................................................................... 33
Gambar IV. 2 Tampilan HMI Hasil Program App Inventor ................................. 34
Gambar IV. 3 Realisasi Mekanik .......................................................................... 35
Gambar IV. 4 Pengaruh Resistansi Sensor terhadap Tegangan Output Sensor .... 37
Gambar IV. 5 Koneksi ESP8266 ke jaringan WiFi .............................................. 38
Gambar IV. 6 Hasil Pembacaan Sensor pada Aplikasi Mobile ............................ 40

viii
 
 

 
DAFTAR TABEL
 

 
Tabel II. 1 Matriks Perbandingan Produk TA dengan Penelitian Sejenis
 
Sebelumnya ............................................................................................................ 6
Tabel
  III. 1 Spesifikasi Alat .................................................................................. 21
Tabel IV. 1 Hasil Kalibrasi Sensor ....................................................................... 36
  Tabel IV. 2 Hasil Pengukuran Sensor ................................................................... 36
Tabel IV. 3 Hasil Pengukuran Driver Relay ......................................................... 37
 
Tabel IV. 4 Hasil Pengujian Aplikasi Mobile ....................................................... 39
Tabel
  IV. 5 Hasil Pengujian Secara Keseluruhan ................................................. 40
Tabel IV. 6 Hasil Pengujian Peralihan dari Kering ke Basah ............................... 42
  IV. 7 Hasil Pengujian Peralihan dari Basah ke Kering ............................... 43
Tabel
 

ix
 
 

 
BAB I
 
PENDAHULUAN
 

I.1   Latar Belakang


  Di Indonesia pertanian dan perkebunan merupakan sumber utama dalam
memenuhi kebutuhan pangan. Di dalam pertanian dan perkebunan, air merupakan
 
hal yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan tumbuhan. Pengaturan
 
pembagian atau pengaliran air menurut sistem tertentu di sawah atau lahan
 
pertanian disebut irigasi. Pengairan atau irigasi merupakan faktor penting dalam
 
industri pertanian dan perkebunan. Irigasi dapat mempengaruhi hasil dari

  pertanian dan pekebunan apakah produknya baik atau tidak.


Salah satu ancaman serius yang dihadapi industri tersebut adalah semakin
menurunnya ketersediaan air. Untuk itu dibutuhkan upaya untuk menggunakan air
secara tepat. Teknologi pengairan yang masih konvensional belum mampu
mengelola air secara tepat. Pada umumnya petani mengunjungi lahannya untuk
melihat kelembaban atau kondisi pada tanah secara periodik dan mengairi lahan
pertanian sesuai dengan perspektif petani.
Pada umumnya mereka belum memanfaatkan irigasi secara efisien dan
efektif. Kebutuhan air di masing-masing lahan berbeda-beda tergantung kondisi
lahan, apakah kering, semi kering, lembab atau basah. Kondisi ini mempengaruhi
air yang dibutuhkan untuk pengairan lahan tersebut. Selain itu teknologi tersebut
masih dilakukan secara manual dan memerlukan waktu yang tidak sedikit hanya
untuk mengairi tanaman sehingga tidak efektif. Misalnya para petani harus
menunggu untuk mematikan pompa air atau menyiram satu persatu lahan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, maka penulis memiliki ide
untuk merancang dan mengembangkan suatu alat yang dapat mengurangi
beberapa kelemahan yang terjadi apabila menggunakan sistem irigasi secara
tradisional. Sebuah langkah alternatif untuk menggunakan Internet of Things (IoT)
dalam memantau kondisi irigasi pada lahan tanaman sayur. IoT ini
diimplementasikan ke dalam sistem irigasi untuk memudahan komunikasi data
dengan jarak yang jauh. Pada sistem ini juga akan diberikan sensor Higrometer
Soil Moisture YL-69 untuk mengukur kelembaban tanah, Modul NodeMCU

1
 
 

 
ESP8266 untuk komunikasi data, Arduino untuk memproses data, dan pompa air
 
sebagai pendorong air. Dengan menggunakan Sistem irigasi otomatis berbasis
  Internet of Things (IoT) diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut serta
meningkatkan
  produksi dan menghemat biaya produksi.
I.2   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan beberapa masalah
 
diantaranya sebagai berikut :
 
1. Kegiatan pemantauan pada lahan pertanian sayur secara tradisional oleh
  para petani dirasa cukup melelahkan apabila tempat tinggal para petani

  memiliki jarak yang cukup jauh dengan lahan pertaniannya.


2. Proses penyiraman lahan pertanian sayur secara tradisional oleh para
 
petani masih belum efisien sehingga para petani belum bisa melakukan
penghematan air secara sempurna dan membutuhkan cukup banyak tenaga
untuk pada saat penyiraman tanaman sayur.
I.3 Batasan Masalah
Agar masalah yang akan dihadapi pada tugas akhir ini tidak meluas
dibuatlah pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Ruangan yang digunakan harus memiliki koneksi Internet
2. Alat yang dibuat dapat memantau tingkat kelembaban tanah pada lahan
pertanian sayur secara periodik
3. Alat yang dibuat dapat mengendalikan irigasi lahan pertanian sayur secara
otomatis maupun manual
4. Alat yang digunakan harus memiliki koneksi Wireless Internet
I.4 Tujuan
Tujuan pembuatan alat ini adalah sebagai berikut :
1. Merancang dan merealisasikan sistem pemantauan dan kendali sistem
irigasi tetes (Drip Irrigation) pada lahan tanaman sayur berbasis IoT.
2. Pengguna dapat memantau dan mengendalikan secara otomatis maupun
manual kondisi kelembaban lahan tanaman sayur dari jarak jauh.
3. Dapat mendukung penghematan dan pemanfaatan air bagi masyarakat.

2
 
 

 
I.5 Luaran Yang Diharapkan
 
Luaran yang diharapkan dari pembuatan alat ini yaitu:
  1. Prototype pemantauan dan kendali irigasi tetes pada tanaman sayur berbais
  IoT

 2. Laporan Tugas Akhir / artikel ilmiah


I.6 Sistematika Penulisan
 
Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
 
BAB I PENDAHULUAN
  Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, identifikasi

  masalah, batasan masalah, tujuan yang ingin dicapai dan manfaat yang
ingin didapatkan dari hasil penelitian.
 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai landasan teori pendukung untuk
menyelesaikan masalah dan atau untuk mendukung pelaksanaan
penelitian. Juga pembahasan mengenai tinjauan pustaka yang berisi uraian
sistematis mengenai hasil dari penelitian sejenis yang sudah ada,
mencakup hasil kajian, penilitian dan atau saran.
BAB III METODA DAN PENYELESAIAN MASALAH
Bab ini menjelaskan tentang tentang metodologi penyelesaian masalah,
prasyarat sistem, diagram blok sistem dan cara kerja, dan perancangan
sistem.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan data hasil pengujian dan analisa sub-sistem maupun
sistem keseluruhan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari alat yang telah dibuat dan saran untuk
pengembangan proyek akhir ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini merupakan referensi, sumber atau acuan dalam pembuatan
proyek akhir yang didapatkan dari studi literatur dan kajian pustaka.

3
 
 

 
LAMPIRAN
 
Bagian ini berisi lampiran-lampiran yang digunakan dalam mendukung
  penyusunan hingga perancangan alat.
 

4
 
 

 
BAB II
 
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
 

 
II.1  Tinjauan Pustaka
Berikut ini adalah beberapa Jurnal yang dijadikan sebagai referensi utama
 
dari tugas akhir ini:
  1. Tahun 2018, Yaddarabullah, dkk dari Universitas Trilogi dalam jurnal
  Teknik Informatika yang berjudul Implementasi Internet of Things pada

  Sistem Irigasi Tetes dalam Membantu Pemanfaatan Urban Farming [1].


Telah dibuat sebuah alat untuk membantu pemanfaatan urban farming
 
berbasis IoT. Namun alat ini masih memiliki kekurangan yaitu tidak dapat
digunakan pada area perkebunan yang sangat luas.
2. Tahun 2018, Andrie Wijaya dan Muhammad Rivai dari Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) dalam jurnal Teknik Elektro yang berjudul
Monitoring dan Kontrol Sistem Irigasi Berbasis IoT Menggunakan Banana
Pi [2]. Telah dibuat alat untuk monitoring dan kontrol pada sistem irigasi
berbasis IoT menggunakan Banana Pi. Namun alat ini masih memiliki
kekurangan yaitu hanya dapat digunakan dengan memanfaatkan gravitasi
bumi.

Tabel matiks perbandingan produk TA sebelumnya dengan penelitian


sejenis sebelumnya disajikan pada Tabel II.1

5
 
 

 
Tabel II. 1 Matriks Perbandingan Produk TA dengan Penelitian Sejenis Sebelumnya
 
Kajian Utama yang digunakan
 
Referensi Teknologi
Parameter
  Konsep Dasar Metode Pemroses yg
Utama
digunakan
 
Yaddarabullah.
 
“Implementasi
Internet  of
Sistem irigasi
Things pada
  tetes dengan
Sistem Irigasi Kendali Arduino Kelembaban
kendali buka IoT
 
Tetes dalam On-Off Uno Tanah
tutup valve
Membantu
berbasis IoT.
Pemanfaatan
Urban Farming”.
2018.

Andrie Wijaya
dan Muhammad
Rivai. monitoring dan
“Monitoring dan kontrol alat ini Arduino
Kendali Nano Web Kelembaban
Kontrol Sistem berbasis IoT
On-Off Server Tanah
Irigasi Berbasis dengan Banana Banana Pi
IoT Pi
Menggunakan
Banana Pi” 2018.

Pemantauan
kelembaban tanah
dari jarak jauh dan
pengendalian
Arduino
irigasi secara
Kendali Uno Kelembaban
Tugas Akhir ini otomatis maupun IoT
On-Off Tanah
manual melalui
NodeMCU
aplikasi
smartphone
dengan berbasis
IoT

6
 
 

 
Berdasarkan data pada matriks tabel II.1 maka ada peluang untuk
 
membuat suatu alat yang dapat memantau kondisi kelembaban tanah pada lahan
  pertanian sayur yang cukup luas dari jarak jauh serta mengendalikan tingkat
kelembaban
  tanah secara otomatis melalui aplikasi smartphone. Dengan demikian
pengguna
  dapat dengan mudah memantau dan menyirami tanamannya tanpa ada
rasa takut tanamannya mati karena terlambat menyirami.
 
II.2 Landasan Teori
 
II.2.1 Pengertian Internet of Things (IoT)
 
Menurut pendapat para ahli yaitu Kevin Ashton pada tahun 2009,
 
mendefinisikan bahwa awal IoT adalah Internet of Things memiliki potensi untuk
  mengubah dunia seperti pernah dilakukan oleh internet bahkan mungkin lebih
baik. Pernyataan tersebut di ambil dari pendapat berikut :
“Hari ini manusia dan komputer, semuanya hampir ketergantungan pada Internet
untuk segala informasi yang semua terdiri dari sekitar 50 petabyte dan data di
Internet dan pertama kali diusung dan diciptakan oleh manusia. Dari mulai
magnetik, menakan tombol rekam, mengambil gambar digital atau memadai kode
bar. Diagram konvensional dari Internet meninggalkan router menjadi bagian
terpenting dari semuanya. Permasalahanya adalah banyak orang tidak memiliki
waktu, perhatian dan akurasi yang terbatas. Mereka semua berarti tidak sangat
baik dalam menangkap dan mengolah berbagai data tentang hal di dunia nyata.
Dari segi fisik dan begitu juga lingkungan kita. Gagasan dan informasi begitu
penting, tetapi banyak lagi hal yang penting. Namun yang lebih parahnya
Teknologi informasi pada saat ini juga sangat ketergantungan pada data yang
berasal dari banyak orang sehingga komputer kita tahu lebih banyak tentang
semua ide dari hal-hal tersebut”.
Sedangkan menurut Casagras (Coordinator and support action for global
RFID-related activites and standadisatuion) mendefinisikan Internet of Things
atau IoT sebagai sebuah infrastruktur jaringan global, yang menggabungkan
benda–benda fisik dan virtual melalui eksploitasi, capture dan kemampuan
komunikasi. Infrastruktur ini terdiri dari jaringan yang telah ada, dan internet
berikut dengan pengembangan jaringannya [3].

7
 
 

 
II.2.2 Pengertian Sistem Pemantauan
 
Pemantauan (Monitoring) merupakan proses terintegrasi untuk
 
memastikan bahwa proses berjalan sesuai rencana dan pemantauan dilakukan
 
ketika suatu proses sedang berlangsung. Sistem pemantauan ini juga sudah
banyak
  diterapkan misalnya pada penyewaan tempat dan barang, maupun di

  kantor dan tempat industri yang memang sangat memerlukannya sistem


pemantauan ini guna mencegah hal-haliiyangiitidak diinginkan [4].
 
II.2.3
  Sensor Kelembaban Tanah YL-69
Prinsip kerja suatu sensor ditentukan oleh bahan utama sensor yang
 
digunakan. Berikut adalah beberapa prinsip kerja dari sensor:
 
1. Prinsip Fotovoltaik
Besaran yang diindera adalah cahaya. Cahaya yang diubah menjadi
tegangan antara dua bahan berbeda susunannya.
2. Prinsip Piezoelektris
Besaran yang diindera menyebabkan perubahan tegangan V dan muatan Q
yang ditimbulkan oleh sejenis kristal.
3. Prinsip Elektromagnetik
Besaran yang diindera mengubah fluks magnetis yang kemudian mengibas
suatu tegangan.
4. Prinsip Kapasitif
Perubahan besaran yang diindera menyebabkan perubahan kapasitas.
5. Prinsip Induktif
Perubahan besaran yang diindera menyebabkan perubahan induktif.
6. Prinsip Fotokonduktif
Besaran yang diindera mengubah hantaran (conductive) atau rambatan
(resistace) bahan semi penghantar melalui perubahan cahaya yang
mengenai bahan tersebut.

8
 
 

 
7. Prinsip Reluktif
 
Besaran yang diindera diubah menjadi perubahan tegangan ac sebagi
  akibat perubahan lintasan reluxtan diantara dua atau lebih komponen
  ketika rangsangan ac diterapkan pada sistem kumparan tersebut.

 8. Prinsip Potensiometer


Besaran yang diindera diubah menjadi perubahan menjadi perubahan
 
kedudukan kontak geser pada suatu elemen hambatan.
 
9. Prinsip Resistif
  Perubahan besaran yang diindera diubah menjadai perubahan hambatan

  suatu elemen [5].


Sensor kelembaban tanah YL-69 mengimplementasikan prinsip kerja
 
sensor resistif. Sensor ini terdiri dari dua elektroda (probe) yang nantinya akan
membaca kadar air di area sekitarnya, sehingga arus melewati dari satu elektrode
ke elektrode yang lain. Arus dilewatkan pada elektroda didalam tanah sehingga
pengukuran nilai resistansi tanah menentukan kelembabannya. Jika tanah
memiliki kadar air yang lebih banyak, output sensor akan berkurang dan dengan
demikian arus akan lebih mudah melewati probes sensor. Semakin dalam probe
sensor YL-69 ditancapkan ke tanah maka nilai ADC yang terukur semakin
menurun, artinya bahwa semakin banyak kontak antara tanah atau air dengan
kedua elektroda sensor, maka semakin sensitif sensor tersebut digunakan. Nilai
resistansi probe sekitar 0,02 ohm. Ketika diubah panjang satu segmen dalam
probenya, nilai perubahan resistansinya tidak terukur oleh ohm meter. Hal ini di
karenakan probe ini bersifat konduktif, sehingga hubungan nilai resistansi dengan
perubahan panjang probe hampir tidak terlihat perbedaanya. Alat ini mempunyai
hambatan yang sangat kecil sekali, bertujuan supaya nilai resistansi yang terukur
oleh sensor YL-69 diasumsikan nilai resistansi objek yang kita ukur, nilai
hambatan YL-69 diabaikan.

9
 
 

 
II.2.4 Pengertian Mikrokontroler
 
Mikrokontroler merupakan sebuah chip yang berfungsi untuk mengontrol
  rangkaian elektronik penyimpanan program. Penyimpanan program yang terdiri
dari  CPU (central processing unit), memori, input dan output, dan unit-unit
pendukung
  lainnya.
Kelebihan mikrokontroler adalah tersedianya RAM dan peralatan input
 
output pendukung sehingga ukuran board mikrokontroler menjadi ringkas dan
 
sederhana. Contoh penyimpanan pada mikrokontroler adalah CMOS 8 bit dengan
  Flash PEROM yang dapat di hapus dan ditulis sebanyak 1000 kali tulis.
4 KB
Mikrokontroler
  diproduksi dengan menggunakan teknologi high density non
volatile memory.
 
Mikrokontroler disusun dalam satu chip yaitu prosesor, memori, input
output yang saling terintegrasi menjadi keterkaitan yang dapat bekerja secara
inovasi sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan mikrokontroler dapat
mempermudah pekerjaan atau project. Ada beberapa jenis mikrokontroler antara
lain AVR, MCS51, IPC dan ARM. Berikut ini adalah jenis-jenis mikrokontroler.
II.2.5 Arduino Uno
Menurut web resmi Arduino (www.arduino.cc), Arduino merupakan
sebuah platform elektronik open source berbasis pada hardware dan software
yang mudah digunakan [6] Arduino Uno merupakan board mikrokontroler
berbasis ATmega328. Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin
input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog.
Arduino Uno memiliki 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP
header, dan tombol reset. Kebutuhan daya yang disarankan untuk Arduino Uno
adalah 7 sampai dengan 12 volt. ATmega328 memiliki 32 KB (dengan 0,5 KB
digunakan untuk bootloader), 2 KB dari SRAM dan 1 KB EEPROM (yang dapat
dibaca dan ditulis dengan EEPROM liberary). Masing-masing dari 14 pin digital
di Uno dapat digunakan sebagai input atau output, dengan menggunakan
fungsi pinMode (), digitalWrite (), dan digitalRead (), beroperasi dengan daya 5
volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima maksimum 40 mA dan
memiliki internal pull-up resistor (secara default terputus) dari 20-50 kOhms.

10
 
 

 
II.2.6 NodeMCU ESP8266
 
NodeMCU adalah sebuah platform IoT yang bersifat open source. Terdiri
  dari perangkat keras berupa System On Chip ESP8266 dari ESP8266
buatan
  Espressif System, juga firmware yang digunakan, yang menggunakan
bahasa
  pemrograman scripting Lua. Istilah NodeMCU secara default sebenarnya
mengacu pada firmware yang digunakan daripada perangkat keras development
 
kit.
 
NodeMCU bisa dianalogikan sebagai board arduino-nya ESP8266.
 
NodeMCU telah me-package ESP8266 ke dalam sebuah board yang kompak
dengan
  berbagai fitur layaknya mikrokontroler + kapabilitas akses terhadap Wifi
juga chip komunikasi USB to serial. Sehingga untuk memprogramnya hanya
 
diperlukan ekstensi kabel data USB persis yang digunakan sebagai kabel data dan
kabel charging smartphone Android [7].
Spesifikasi:
1. 802.11 b/g/n
2. Integrated low power 32-bit MCU
3. Integrated 10-bit ADC
4. Integrated TCP/IP protocol stack
5. Integrated TR switch, balun, LNA, power amplifier and matching network
6. Integrated PLL, regulators, and power management units
7. Supports antenna diversity
8. WiFi 2.4 GHz, support WPA/WPA2
9. Support STA/AP/STA+AP operation modes
10. Support Smart Link Function for both Android and iOS devices
11. SDIO 2.0, (H) SPI, UART, I2C, I2S, IR Remote Control, PWM, GPIO
12. STBC, 1×1 MIMO, 2×1 MIMO
13. A-MPDU & A-MSDU aggregation & 0.4s guard interval
14. Deep sleep power <10uA, Power down leakage current < 5uA
15. Wake up and transmit packets in < 2ms
16. Standby power consumption of < 1.0mW (DTIM3)
17. +20 dBm output power in 802.11b mode

11
 
 

 
II.2.7 Relay
 
Relay merupakan komponen output yang paling sering digunakan pada
  beberapa peralatan elektronika dan di berbagai bidang lainnya. Relay berfungsi
untuk
  menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik yang dikontrol dengan
memberikan
  tegangan dan arus tertentu pada koilnya [8].
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
 
1. Electromagnet (Coil)
 
2. Armature
 3. Switch Contact Point (Saklar)

 4. Spring
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
 
1. Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi CLOSE (tertutup)
2. Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi OPEN (terbuka)
Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole
dan Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah
penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw :
1. Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
2. Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay,
maka relay dapat digolongkan menjadi :
1. Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4
Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
2. Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5
Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
3. Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6
Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal
Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat
dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
4. Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki
Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2

12
 
 

 
pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2
 
Terminal lainnya untuk Coil.
  II.2.8 Pompa Air
  Pompa air adalah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida)
dari  suatu tempat ke tempat yang lain, melalui media pipa (saluran) dengan cara
menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung terus
 
menerus.
 
Pompa air beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara
 
bagian hisap (suction) dan bagian tekan (discharge). Perbedaan tekanan tersebut
dihasilkan
  dari sebuah mekanisme misalkan putaran roda impeler yang membuat
keadaan sisi hisap nyaris vakum. Perbedaan tekanan inilah yang mengisap cairan
 
sehingga dapat berpindah dari suatu reservoir ke tempat lain.
II.2.9 Water Electric Solenoid Valve
Solenoid valve merupakan katup yang dikendalikan dengan arus listrik
baik AC maupun DC melalui kumparan / selenoida. Solenoid valve ini merupakan
elemen kontrol yang paling sering digunakan dalam sistem fluida. Seperti pada
sistem pneumatik, sistem hidrolik ataupun pada sistem kontrol mesin yang
membutuhkan elemen kontrol otomatis [9]. Prinsip kerja solenoid valve
ditunjukkan pada Gambar II.1.

Gambar II. 1 Prinsip Kerja Solenoid Valve [9]

13
 
 

 
Solenoid valve akan bekerja bila kumparan/coil mendapatkan tegangan
 
arus listrik yang sesuai dengan tegangan kerja (umumnya tegangan kerja solenoid
  valve adalah 100/200VAC dan tegangan kerja pada tegangan DC adalah
12/24VDC).
  Dan sebuah pin akan tertarik karena gaya magnet yang dihasilkan
dari  kumparan selenoida tersebut. Dan saat pin tersebut ditarik naik maka fluida
akan mengalir dari ruang C menuju ke bagian D dengan cepat. Sehingga tekanan
 
di ruang C turun dan tekanan fluida yang masuk mengangkat diafragma. Sehingga
 
katup utama terbuka dan fluida mengalir langsung dari A ke F. Untuk melihat
 
penggunaan solenoid valve pada sistem pneumatik.
II.2.10
  LCD (Liquid Cristal Display) 16x2 dan I2C
Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi
 
sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid
Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan
teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi
memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau
mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi
sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.
LCD merupakan lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening
dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment
dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan
medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris
menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan sandwich memiliki
polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya horizontal belakang yang
diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati
molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan
terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan.

14
 
 

 
Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat microcontroller yang
 
berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter LCD (Liquid Cristal Display).
  Microntroller pada suatu LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan
memori
  dan register. Memori yang digunakan microcontroler internal LCD
adalah
  :
1. DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori
 
tempat karakter yang akan ditampilkan berada.
 
2. CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan
  memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari

  karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan.


3. CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori
 
untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut
merupakan karakter dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh
pabrikan pembuat LCD (Liquid Cristal Display) tersebut sehingga
pengguna tinggal mangambilnya sesuai alamat memorinya dan tidak dapat
merubah karakter dasar yang ada dalam CGROM.
Spesifikasi:
1. Format (character x line) : 16x2
2. Logic Supply : 5VDC
3. Interface : parallel MCU interface
4. Dimension : 80.8 x 36.0 x 12.5 mm
Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi
serial dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim
maupun menerima data. Sistem I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan
SDA (Serial Data) yang membawa informasi data antara I2C dengan
pengontrolnya. Piranti yang dihubungkan dengan sistem I2C Bus dapat
dioperasikan sebagai Master dan Slave. Master adalah piranti yang memulai
transfer data pada I2C Bus dengan membentuk sinyal Start, mengakhiri
transfer data dengan membentuk sinyal Stop, dan membangkitkan sinyal clock.
Slave adalah piranti yang dialamati master.

15
 
 

 
Sinyal Start merupakan sinyal untuk memulai semua perintah,
 
didefinisikan sebagai perubahan tegangan SDA dari “1” menjadi “0” pada saat
  SCL “1”. Sinyal Stop merupakan sinyal untuk mengakhiri semua perintah,
didefinisikan
  sebagai perubahan tegangan SDA dari “0” menjadi “1” pada saat
SCL  “1” [10].
II.2.11 Android
 
Menurut Nasruddin Safaat H (Pemrograman aplikasi mobile smartphone dan
  tablet PC berbasis android 2012:1) android adalah sebuah sistem operasi pada
handphone
  yang bersifat terbuka dan berbasis pada sistem operasi Linux. Android
bisa digunakan oleh setiap orang yang ingin menggunakannya pada perangkat
 
mereka.
 
Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk
menciptakan aplikasi mereka sendiri yang akan digunakan untuk bermacam peranti
bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang
membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android,
dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras,
peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola,
Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.
Pada saat perilisan perdana Android, 5 November 2007, Android bersama
Open Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan standar terbuka pada
perangkat seluler. Di lain pihak, Google merilis kode–kode Android di bawah lisensi
Apache, sebuah lisensi perangkat lunak dan standar terbuka perangkat seluler [11].
II.2.12 Database Firebase
Firebase merupakan platform dibawah perusahaan Google. Firebase
merupakan platform pengembang aplikasi mobile dan aplikasi web. Firebase
menyediakan produk penyimpanan database yang bersifat realtime. Platform
firebase memiliki banyak library yang memungkinkan untuk mengaksesnya
melalui layanan Android, IOS, Javacript, Java, dan lain-lain. Untuk
menyingkronkan data yang disimpan, firebase menyediakan Application
Programing Interface (API) terdiri dari beberapa fitur yang dapat dikonfigurasi
dan disesuaikan dengan masing-masing kebutuhan.

16
 
 

 
II.2.13 Tanaman Sayur
 
Sayur adalah semua jenis tanaman yang dapat dikonsumsi baik yang
  diambil dari akar, batang, daun, biji, bunga atau bagian lain yang digunakan untuk
diolah
  menjadi masakan. Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan
asal  tumbuhan yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam
keadaan segar atau setelah diolah secara minimal.
 
Sayuran mengandung zat gizi yang berfungsi mengatur metabolisme
 
(proses kerja tubuh). Zat pengatur ini terdiri dari air, vitamin, dan mineral.
  zat gizi ini banyak terdapat pada makanan yang berasal dari sayuran dan
jenis
buah-buahan.
  Untuk lebih jelasnya tentang manfaat sayur dan prospeknya untuk
bisnis.
 
Pada umumnya sayur-sayuran lebih banyak mengandung zat tepung,
karbohidrat, terutama sayuran yang berasal dari akar. Sayuran yang berwarna
hijau kandungan gulanya lebih sedikit daripada sayuran yang berbentuk buah, dan
sayuran yang berupa daun lebih banyak mengandung vitamin, air serta mineral.
Ruang lingkup tanaman sayuran dapat dipelajari menurut
pengelompokannya berdasarkan bagian yang dipanen atau yang dikonsumsi,
seperti:
1. Sayuran buah, seperti; cabe, tomat, terong, timun dsb.
2. Sayuran daun, seperti; sawi, bayam, Kangkung, dsb.
3. Sayuran batang/tunas, seperti; rebung bambu, asparagus.
4. Sayuran umbi, seperti; wortel, kentang, bit, lobak, dsb.
5. Sayuran bunga, seperti; brocoli, kol bunga, dsb.
6. Sayuran polong, seperti; buncis, kacang panjang, kapri dsb.
Disamping itu tanaman sayuran juga dikelompokkan berdasarkan
ketinggian tempat tumbuhnya, yakni;
1. Sayuran dataran tinggi, seperti wortel, lobak, kubis/kol, brocoli, kentang
dsb.
2. Sayuran dataran rendah, bawang merah, oyong, dsb
3. Sayuran dataran tinggi dan dataran rendah, seperti cabe, terong, kangkung,
bayam.

17
 
 

 
Tanaman sayuran dapat tumbuh dengan baik pada range kelembaban
 
tanah tertentu tergantung pada jenis tanaman tersebut. Berikut ini adalah contoh
  range kelembaban tanah yang baik untuk tanaman sayuran:
 1. Tanaman cabai dapat tumbuh dengan baik dengan kelembaban tanah pada

  range 50%-70%,
2. Tanaman bayam dapat tumbuh dengan baik dengan kelembaban tanah
 
pada range 40%-60%,
 
3. Tanaman kangkung dapat tumbuh dengan baik dengan kelembaban tanah
  pada range 50%-80%,

 4. Tanaman sawi dapat tumbuh dengan baik dengan kelembaban tanah pada
range 70%-90%,
 
5. Tanaman kol dapat tumbuh dengan baik dengan kelembaban tanah pada
range 80%-90%,
6. Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik dengan kelembaban tanah
sekitar 25% [12].

18
 
 

 
BAB III
 
METODOLOGI PENELITIAN
 

III.1  Metoda Penyelesaian Masalah

  Metodologi dalam pelaksanaan Proyek Akhir ini agar dapat memenuhi


tujan yang telah ditentukan adalah sebagai berikut:
 
1. Studi Literatur
 
Tahap ini dilakukan pengumpulan data awal yang diperlukan dari
  dokumen-dokumen ilmiah untuk tugas akhir yang akan dibuat seperti

  parameter kondisi di area lahan pertanian sayur, sistem pemantauan


menggunakan metode internet of things, dan penyiraman tanaman
 
secara otomatis. Kemudian pengumpulan teori-teori pendukung seperti
dasar internet of things, mikrokontroler, sensor kelembaban tanah, dan
komunikasi dengan menggunakan internet. Setelah data dan teori telah
cukup, kemudian melakukan kajian dan identifikasi masalah yang
bertujuan untuk fokus pada proyek akhir.
2. Perancangan
Pada tahap perancangan dilakukan desain penentuan spesifikasi dan
merancang diagram blok sistem secara keseluruhan, perancangan elemen
mekanik, elektronik, kendali, algoritma pemograman, komunikasi dari
plant ke smartphone untuk proses pemantauan. Proses perancangan ini
berdasarkan batasan masalah dari proyek akhir ini.
3. Realisasi
Pada tahap ini dilakukan realisasi diagram blok sistem, realisasi elemen
mekanik, elektronik, rancangan algoritma ke dalam bahasa pemograman,
realisasi komunikasi dengan menggunakan internet antara mikrokontroler
dengan smartphone, dan realisasi tampilan HMI pada smartphone android.
4. Pengukuran dan Pengujian
Pada tahap ini dilakukan untuk menguji fungsi-fungsi yang telah
direalisasikan dan pengambilan data-data pengukuran untuk analisa dan
evaluasi.

19
 
 

 
5. Analisa dan Evaluasi
 
Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap prototipe yang telah sesuai teori-
  teori dan mengevaluasi prototipe sesuai dengan spesifikasi.
 6. Penulisan Tugas Akhir

  Pada tahap ini membuat laporan hasil Tugas Akhir sebagai bukti tertulis
tentang tugas akhir yang dikerjakan.
 
III.2 Diagram Blok
 
Sistem yang dibuat merupakan sebuah sistem yang dapat mengendalikan
aktif  atau tidaknya pompa air secara otomatis pada saat tingkat kelembaban tanah
pada  area pertanian sayur berada di bawah nilai yang semestinya. Sistem ini
memiliki masukan berupa sensor kelembaban tanah YL-69 untuk mengukur
 
kelembaban tanah di daerah pertanian sayur. Hasil pembacaan sensor akan diolah
oleh mikrokontroler. Data pembacaan sensor akan ditampilkan pada aplikasi
smartphone untuk pemantauan dari jarak jauh dan akan dipantau secara real time.
Modul relay digunakan untuk mengatur aktif atau tidaknya pompa air saat
kelembaban tanah di bawah 30%. Diagram blok sistem secara keseluruhan dapat
dilihat pada Gambar III.1.

Database
Firebase

WiFi 3G/4G Cloud

UART NodeMCU Internet


MiFi
ESP8266 Provider

Sensor Kelembaban Pengkondisi Solenoid Valve


Mikrokontroler Driver Relay-1 Mobile
Tanah YL-69 Sinyal
Interface
Driver Relay-2
Water Pump

I2C LCD

Gambar III. 1 Diagram Blok Sistem Keseluruhan Alat

20
 
 

 
III.3 Cara Kerja Sistem
  Alat ini bekerja ketika sensor kelembaban tanah menerima inputan. Hasil
  pendeteksian sensor kemudian diteruskan ke miktrokontroler untuk diolah data
hasil  pembacaan sensornya. Pada saat tingkat kelembaban tanah di bawah 30%,
maka pompa air akan otomatis aktif untuk menjaga tanah agar tetap lembab dan
 
alat ini dilengkapi kendali on-off manual melalui smartphone andoid untuk
 
mengaktifkan pompa air apabila sistem otomatisasi alat tidak bekerja. Agar
  kondisi kelembaban tanah dapat dipantau melalui smartphone digunakanlah
modul
  WiFi yang terhubung dengan internet, sedangkan untuk penyimpanan
database-nya menggunakan platform firebase secara real time dari Google yang
 
dapat digunakan secara gratis. Tampilan untuk aplikasi di smartphone android
 
menggunakan MIT App Inventor yang disediakan oleh Massachusetts of
Technology (MIT). Aplikasi smartphone akan memberi informasi mengenai
kondisi kelembaban tanah.
III.4 Spesifikasi Alat
Spesifikasi yang diharapkan pada alat ini agar berjalan sesuai dengan
fungsinya adalah sebagai berikut.
Tabel III. 1 Spesifikasi Alat

Spesifikasi Keterangan
- Panjang : 50 cm
Dimensi Alat - Lebar : 30 cm
- Tinggi : 40 com
Komunikasi Data Internet (WiFi), Serial Communication
Sumber Tegangan 220VAC, 50 Hz (jala-jala)
Mikrokontroller ATmega328p (Arduino Uno), ESP8266 (NodeMCU)
Parameter Kelembaban Tanah
- Mengirimkan data kelembaban tanah ke aplikasi
smartphone android
Output
- Mengaktifkan dan mematikan pompa air secara otomatis
- Menampilkan data kelembaban tanah pada LCD
Halaman pemantauan aplikasi pada smartphone android dan
Tampilan
LCD pada plant
Platform IoT Google Firebase

21
 
 

 
III.5 Prasyarat Sistem
 
Prasyarat sistem merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar sistem
  ini dapat bekerja dengan baik. Apabila salah satu syarat tidak terpenuhi, maka
sistem
  ini tidak dapat bekerja atau kerja sistem tidak akan berjalan sesuai yang
diharapkan.
  Beberapa prasyarat sistem yang harus dipenuhi adalah sebagai
berikut:
 
1. Terdapat aliran listrik
 
2. Terdapat koneksi internet (router) di daerah sekitar alat
 3. Smartphone dengan sistem operasi android

III.6
  Alat dan Bahan
III.6.1 Bahan Perancangan
 
Bahan yang digunakan dalam perancangan yaitu sebagai berikut:
1. Mikrokontroller ATmega328P (Arduino Uno)
2. NodeMCU ESP8266
3. Sensor Kelembaban Tanah YL-69
4. LCD 16x2
5. Pompa Air 12VDC
6. Solenoid Valve
7. Indikator LED
8. Power Supply 12VDC/5A dan 5V/1,5A
9. Modul Relay
10. Kabel Jumper
11. Tool Set
III.6.2 Alat Perancangan
Alat yang digunakan dalam perancangan ini berupa tools software. Berikut
tools software yang digunakan :
1. Arduino IDE
2. App Inventor
3. AutoCAD
4. Altium Designer

22
 
 

 
III.7 Perancangan
 
III.7.1 Perancangan Elektronik (Hardware)
  A. Memilih Modul Sensor Kelembaban Tanah
  Sensor kelembaban tanah digunakan untuk mendeteksi kelembaban tanah
di daerah
  lahan pertanian sayur. Sensor yang digunakan yaitu sensor kelembaban
tanah YL-69 karena mempunyai range pengukuran dari 0,5%RH sampai 70%RH
 
sehingga cocok digunakan karena memenuhi spesifikasi pada alat yang akan
 
dibuat.
  Sensor kelembaban tanah YL-69 merupakan sensor resistif yang terdiri
dari  dua elektroda (probe) yang nantinya akan membaca kadar air di area
sekitarnya, sehingga arus melewati dari satu elektrode ke elektrode yang lain.
 
Arus dilewatkan pada elektroda didalam tanah sehingga pengukuran nilai
resistansi tanah menentukan kelembabannya. Jika tanah memiliki kadar air yang
lebih banyak, output sensor akan berkurang dan dengan demikian arus akan lebih
mudah melewati probes sensor. Semakin dalam probe sensor YL-69 ditancapkan
ke tanah maka nilai ADC yang terukur semakin menurun, artinya bahwa semakin
banyak kontak antara tanah atau air dengan kedua elektroda sensor, maka semakin
sensitif sensor tersebut digunakan.
Spesifikasi sensor YL-69 yaitu sebagai berikut :
1. Tegangan input: 3,3 - 5 VDC
2. Chip pembanding: LM393
3. Ukuran: 60 x 20mm
4. Interface: Digital dan Analog

Berikut adalah bentuk fisik dari sensor kelembaban tanah YL-69.

Gambar III. 2 Rangkaian Elektronika Sensor Kelembaban Tanah YL-69

23
 
 

 
B. Memilih Modul Relay
 
Relay digunakan untuk mengaktifkan pompa air saat kelembaban tanah
  berada di bawah 30%. Relay ini diperlukan sebagai driver yang dapat
mengaktifkan
  pompa air 12VDC. Modul relay cocok digunakan karena dapat
digunakan
  sebagai electronic-switch yang dapat digunakan untuk mengendalikan
On-Off peralatan listrik daya besar.
 
Adapun spesifikasi dari modul relay yang digunakan yaitu:
 
1. Tegangan Kerja: 5V
 2. Single Relay for Control : Max AC250V 10A, DC30V 10A

 3. Arus Sink : 5mA


4. Interface Standard TTL Logic
 
Berikut adalah driver relay yang digunakan.

Gambar III. 3 Rangkaian Elektronika Driver Relay[9]

Berikut adalah bentuk fisik dari modul relay yang digunakan.

Gambar III. 4 Rangkaian Elektronika Relay

24
 
 

 
C. Memilih Pompa Air
  Pompa air digunakan untuk mendorong air dari tempat penampungan air
  ke area pertanahan. Pompa air yang digunakan yaitu pompa air DC yang bekerja
pada  tegangan 12VDC/9W. Pompa air jenis ini cocok digunakan untuk menyedot
air yang berada 20cm di bawah mesin pompa karena memiliki output 300 liter per
 
jam. Bentuk fisik pompa air 12VDC dapat dilihat pada Gambar III.5.
 

 
Gambar III. 5 Pompa Air DC

25
 
 

 
D. Memilih Mikrokontroler
 
Mikrokontroler yang digunakan sebagai pengolah data pembacaan sensor,
  melakukan pengiriman data menuju database di Firebase. Mikrokontroller yang
digunakan
  yaitu ATmega328 (Arduino UNO) dan NodeMCU ESP8266.

  Mikrokontroler ATmega328 memiliki fitur antara lain 14 pin input dari


output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM
 
dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP
 
header, dan tombol reset. Kebutuhan daya yang disarankan untuk Arduino Uno
 
adalah 7 sampai dengan 12 volt. ATmega328 memiliki 32 KB (dengan 0,5 KB
digunakan
  untuk bootloader), 2 KB dari SRAM dan 1 KB EEPROM (yang dapat
dibaca dan ditulis dengan EEPROM liberary). Masing-masing dari 14 pin digital
 
di Uno dapat digunakan sebagai input atau output, dengan menggunakan
fungsi pinMode (), digitalWrite (), dan digitalRead (), beroperasi dengan daya 5
volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima maksimum 40 mA dan
memiliki internal pull-up resistor (secara default terputus) dari 20-50 kOhms.
ATmega328 menyediakan UART TTL (5V) untuk komunikasi serial, yang
tersedia di pin digital 0 (RX) dan 1 (TX).
Bentuk fisik Arduino Uno dapat dilihat pada Gambar III.6.

Gambar III. 6 Rangkaian Elektronika Arduino Uno [7]

Mikrokontroler DOIT ESP32 DEVKIT V1 seperti yang ditunjukkan pada


Gambar III.7 memliki 25 buah Digital I/O pin, 6 buah ADC input pin dan 2 buah
DAC output pin yang mana jumlah I/O pada mikrokontroler ESP 32 DEVKIT V1
ini mencukupi untuk alat yang dibuat. ESP 32 juga telah dilengkapi bluetooth dan
modul Wi-Fi yang dapat mempermudah pengiriman data ke Firebase melalui
jaringan koneksi internet dan pemantauan secara realtime.

26
 
 

 
Seri ESP8266 memiliki fitur antara lain :
 
1. Tegangan Operasi : 3,3V
  2. Tegangan Input : 7-12V
 3. Memori: 448 KB ROM dan 520 KB SRAM

 4. Konektivitas nirkabel:


a. Wi-Fi: 802.11 b / g / n
 
b. Bluetooth: v4.2 BR / EDR dan BLE
 
5. Antarmuka periferal:
  a. ADC pin : 6

  b. DAC pin : 2
c. SPIs : 2
 
d. I2Cs : 3
e. Pengontrol host SD / SDIO / CE-ATA / MMC / eMMC
f. Pengontrol slave SDIO / SPI
g. Antarmuka MAC Ethernet dengan dukungan DMA dan IEEE 1588
Precision Time Protocol khusus
h. Pengendali jarak jauh inframerah (TX / RX, hingga 8 saluran)
i. PWM motor
j. LED PWM (hingga 16 saluran)
k. Sensor efek hall
l. Pra-amplifier analog berdaya rendah ultra
6. Keamanan:
a. Semua fitur yang didukung standar keamanan IEEE 802.11, termasuk
WFA, WPA / WPA2 dan WAPI
b. Boot aman
c. Enkripsi flash
7. Manajemen daya:
a. Regulator low-dropout internal
b. Domain daya individual untuk RTC

27
 
 

 
Gambar III. 7 Rangkaian Elektronika NodeMCU ESP8266 [8]
 

E.   Pengkabelan Alat
Pada perancangan hardware elektronik ini dibuat wiring yang akan yang
 
akan menghubungkan antara, input, driver dan output. Berikut adalah
  pengkabelan alat yang dapat dilihat pada gambar III.8.

Gambar III. 8 Pengkabelan Alat

28
 
 

 
III.7.2 Perancangan Elektronik (Software)
  Software yang digunakan dalam pemograman adalah Arduino IDE.
 
Sebelum perancangan software, terlebih dahulu dibuat diagram alir untuk
mempermudah memahami program yang akan dibuat. Berikut merupakan
 
diagram alir dari perancangan Arduino Uno.
Mulai
 

 
Inisialisasi
 

 
Membaca Data Sensor
Kelembaban
 

 
Menampilkan Data
Sensor pada LCD

Tidak
Kelembaban Tidak Kelembaban Tidak Kelembaban
< 30% ? 30 < 60% ? > 60% ?

Ya Ya Ya

Mengaktifkan Indikator Mengaktifkan Indikator Mengaktifkan Indikator


LED Merah LED Kuning LED Hijau

Pompa Air Aktif Pompa Air Mati Pompa Air Mati

Mengirim Data Sensor


ke NodeMCU

Gambar III. 9 Diagram Alir Arduino Uno

29
 
 

 
Berikut merupakan diagram alir dari perancangan NodeMCU ESP8266.
 
Mulai
 

 
Inisialisasi

  Menerima Data Sensor


dari Arduino Uno

  Tidak
Terhubung Internet?

 
Ya
 
Mengirim Data Sensor
ke Firebase

Menerima Perintah dari


Aplikasi Android

Tidak
Aktifkan Otomatiskan Tidak
Pompa ? Pompa ?

Ya
Ya

Tidak
Kelembaban Tidak Kelembaban Tidak Kelembaban
< 30% ? 30 < 60% ? > 60% ?

Ya Ya Ya

Pompa Air Aktif Pompa Air Mati Pompa Air Mati

Gambar III. 10 Diagram Alir NodeMCU ESP8266

30
 
 

 
Berikut ini merupakan diagram alir perancangan aplikasi pada smartphone
 
android yang penulis buat.
 
Mulai
 

 
Inisialisasi
 

 
Data Masuk Tidak
  dari Firebase?

  Ya

Menampilkan Data
Kelembaban Tanah

Menampilkan Kata Menampilkan Kata


Aktifkan Otomatiskan

Tidak Aktifkan Otomatiskan Tidak


Pompa Air? Pompa Air?

Ya Ya
Kembali ke
Pompa Air
Kondisi
Aktif
Otomatis

Gambar III. 11 Diagram Alir Aplikasi Android

31
 
 

 
III.7.3 Perancangan Mekanik
  Desain mekanik untuk alat yang dibuat, dapat menunjang fungsi dari
 
keseluruhan alat yang dibuat. Gambar III.12 merupakan gambaran desain mekanik
dari alat yang dibuat.
 

Gambar III. 12 Perancangan Mekanik Tampak Isometrik

Berikut adalah dimensi dari alat yang akan dibuat :


Panjang : 50 cm
Lebar : 30 cm
Tinggi : 40 cm

32
 
 

 
BAB IV
 
HASIL DAN PEMBAHASAN
 

IV.1  Realisasi Hasil Perancangan

  Pada bab ini dibahas realiasasi dari perancangan yang telah dilakukan
baik elektronik, software, maupun mekanik. Pada bab ini juga dilakukan proses
 
pengujian sekaligus dianalisa datanya.
 
IV.1.1 Realisasi Elektronik (Hardware)
 
Bagian elektronik meliputi penempatan dan pengkabelan dari modul
 
elektronik dan shield pcb mikrokontroler. Modul yang digunakan yaitu modul
 
sensor kelembaban, modul relay, dan modul WiFi. Berikut Gambar IV.1 yang
merupakan rangkaian hardware elektronik.

Gambar IV. 1 Realisasi Elektronik

IV.1.2 Realisasi Elektronik (Software)


A. Hasil Program Arduino IDE
Program pada arduino IDE yang telah dibuat dapat membaca output sensor
kelembaban tanah dan limit switch. Hasil pembacaan sensor dapat dikirim ke
platform IoT Firebase. Serta dapat mengaktifkan relay untuk mengaktifkan
pompa air. Listing program dapat dilihat pada Lampiran C.

33
 
 

 
B. Hasil Program App Inventor
 
Pada alat ini digunakan software App Inventor yang digunakan sebagai
 
sistem pemantauan irigasi tetes yang dapat diakses melalui smartphone. Berikut
 
adalah tampilan HMI untuk untuk sistem pemantauan pada smartphone seperti
ditunjukan
  pada gambar IV.2. Listing program dapat dilihat pada Lampiran C.

Gambar IV. 2 Tampilan HMI Hasil Program App Inventor

34
 
 

 
IV.1.3 Realisasi Mekanik
 
Setelah dilakukannya perancangan mekanik didapat hasil perancangan
 
yang ditunjukan pada gambar IV.3.
 

Gambar IV. 3 Realisasi Mekanik

IV.2 Hasil Pengujian


IV.2.1 Pengujian Sensor Kelembaban
Sensor kelembaban tanah yang digunakan yaitu sensor kelembaban tanah
YL-69. Pengujian diawali dengan mengkalibrasi sensor dengan cara mengukur
resistasnsi dan tegangan output sensor pada saat sensor dalam keadaan sangat
kering dan sangat basah. Hasil kalibrasi sensor dapat dilihat pada Tabel IV.1.
Pengujian sensor selanjutnya dilakukan dengan cara membenamkan sensor YL-69
kedalam tanah seberat 600gram kemudian diberi air dari 50 gram hingga 300
gram. Pengukuran tegangan output dan resistansi sensor menggunakan multimeter
analog. Data hasil pengukuran ditunjukkan pada Tabel IV.2.

35
 
 

 
Tabel IV. 1 Hasil Kalibrasi Sensor
 
Tegangan Tegangan Output Presentase
Kondisi Resistansi
  No. Input (volt) Kelembaban
Sensor (Ohm)
(volt) Hitung Ukur (%)
  Sangat
1 4,8 ∞ 4,8 4,5 0
Kering
  Sangat
2 4,8 5,25k 2,4 1,7 100
Basah
 

 
Tabel IV. 2 Hasil Pengukuran Sensor
  Berat Tanah Jumlah Tegangan Tegangan Presentase
Resistansi
No. Kering Air Input Output Kelembaban
  (Ohm)
(gram) (gram) (volt) (volt) (%)
  1 600 50 4,8 37,3k 4,1 14
2 600 100 4,8 32,1k 3,7 28
3 600 150 4,8 27,3k 3,3 41
4 600 200 4,8 22,1k 2,9 55
5 600 250 4,8 16,9k 2,5 69
5 600 300 4,8 12,1k 2,2 82
Tabel IV.1 menunjukkan bahwa pada saat sensor dalam keadaan sangat
kering memiliki nilai resistansi tak hingga dan memiliki tegangan output 4,5volt.
Sementara dalam keadaan sangat basah sensor memiliki nilai resistansi 5,52kOhm
dan memiliki tegangan output 1,7volt.
Tabel IV.2 menunjukkan pada saat tanah seberat 600gram diberi air
sebanyak 50gram sensor menghasilkan tegangan output sebesar 4,1volt dan
resistansi sebesar 37,3kOhm. Sementara pada saat tanah seberat 600gram diberi
air sebanyak 300gram sensor menghasilkan tegangan output sebesar 2,2volt dan
resistansi sebesar 12,1kOhm. Semakin banyak kandungan air didalam tanah maka
tegangan output sensor dan resistansi sensor akan semakin kecil. Dengan
demikian dapat dikatakan tegangan output dan resistansi sensor berbanding
terbalik dengan kelembaban tanah. Semakin besar nilai kelembaban suatu tanah
maka tegangan output sensor dan resistansi sensor akan semakin kecil.

36
 
 

 
Grafik pengaruh resistansi sensor terhadap tegangan output sensor
 
ditunjukkan pada Gambar IV.4.
 
4.5 4.1
Tegangan Output Sensor (volt)
  4 3.7
3.5 3.3
 
3 2.9
2.5
  2.5 Tegangan
2.2 Output Sensor
2
  1.5 (volt)
1
 
0.5
Resistansi Sensor
  0
(Ohm)
37.3 32.1 27.3 22.1 16.9 12.1
 

Gambar IV. 4 Pengaruh Resistansi Sensor terhadap Tegangan Output Sensor

IV.2.2 Pengujian Driver Relay


Pengujian driver relay dilakukan dengan tujuan untuk memastikan driver
relay bekerja dengan baik untuk mengaktifkan dan mematikan pompa air. Data
hasil pengujian relay ditunjukkan pada Tabel IV.3.
Tabel IV. 3 Hasil Pengukuran Driver Relay

Channel Logic Input Relay Nilai Tegangan (volt) Status Relay

HIGH 3,1V Tidak Aktif


1
LOW 0V Aktif

HIGH 3,4V Tidak Aktif


2
LOW 0V Aktif

Driver relay yang digunakan memiliki 2 channel dan bersifat low level
trigger atau relay akan aktif apabila diberi logic low. Kedua output relay ini
terhubung langsung pada pompa air. Channel-1 pada relay digunakan untuk
mengatur aktif dan tidaknya pompa air melalui aplikasi smartphone, sementara
channel-2 pada relay digunakan untuk mengatur aktif dan tidaknya pompa air
secara otomatis melalui arduino uno.

37
 
 

 
IV.2.3 Pengujian Pembacaan Sensor Ke Platform IOT Google Firebase
 
Pengujian pembacaan sensor ke firebase bertujuan agar sistem
  pemantauan berbasis IoT dapat bekerja, sehingga pembacaan sensor dapat
diteruskan
  ke smartphone melalui cloud Firebase. Pengujian dilakukan dengan
cara  melakukan setting wifi internet yang akan digunakan agar NodeMCU dapat
mengirimkan data pembacaan sensor melalui internet dan melakukan setting
 
koneksi ESP8266 ke Firebase menggunakan program pada software Arduino
 
IDE. Pada alat ini penulis men-setting ssid dan password internet provider yang
dapat
  dikoneksikan oleh NodeMCU dengan ssid ‘murni’ dan password
’33333333’.
  Hasil pengujian pembacaan sensor ke cloud Firebase dapat dilihat
pada laman firebase dengan link ‘https://console.firebase.google.com/u/0/
 
project/test-firebasetaqin/database/test-firebasetaqin/data/’ seperti yang
ditunjukkan pada Gambar IV.5.

Gambar IV. 5 Koneksi ESP8266 ke jaringan WiFi

38
 
 

 
IV.2.4 Pengujian Aplikasi Mobile
 
Pengujian dilakukan dengan cara menguji fungsi aplikasi pada smartphone
  yang telah dibuat. Ujicoba dilakukan dengan menguji halaman sistem pemantauan
yang
  menampilkan hasil pembacaan sensor dan pengendalian on-off yang dikirm
melalui
  platform Firebase. Pada saat pengujian dibutuhkan koneksi internet agar
mengetahui halaman sistem pemantauan pada aplikasi berjalan dengan baik. Data
 
hasil pengujian aplikasi mobile dapat dilihat pada Tabel IV.4, serta hasil
 
pembacaan sensor yang terkirim pada firebase ditunjukkan pada Gambar IV.6.
 
Aplikasi mobile khusus untuk pengguna OS Android dapat diunduh pada laman
playstore
  dengan nama ‘MIT AI2 COMPANION’. Kode/link aplikasi yang
dimasukkan setelah aplikasi terpasang yaitu
 
‘http://ai2.appinventor.mit.edu/b/2zop’.
Tabel IV. 4 Hasil Pengujian Aplikasi Mobile

Halaman Parameter Hasil Pengujian Keterangan

Kelembaban Dapat Menampilkan Data


Baik
Tanah
Data Pemantauan Dapat Mengendalikan
Pengendalian Pompa Air dan Solenoid
Baik
On-Off Valve

39
 
 

Gambar IV. 6 Hasil Pembacaan Sensor pada Aplikasi Mobile

IV.3 Hasil Pengujian Secara Keseluruhan


Pengujian ini dilakukan agar semua sistem yang telah diintegrasikan antara
sistem pemantauan dan kendali on-off untuk mengaktifkan pompa air dan solenoid
valve. Saat pengujian terdapat prasyarat sistem yang harus dipenuhi yaitu adanya
aliran listrik 220VAC dan koneksi internet agar sistem dapat berjalan. Berikut
adalah hasil pengujian sistem secara keseluruhan terdapat pada tabel IV.5.

Tabel IV. 5 Hasil Pengujian Secara Keseluruhan

No Hasil yang diharapkan Hasil Keterangan


pengujian

Hasil pembacaan sensor Sensor bekerja dengan baik


1 kelembaban tanah bekerja OK
dengan baik

Mikrokontroler ESP8266 Data pembacaan sensor dapat


dapat bekerja dengan baik diterima dan ditampilkan pada
2 mengirimkan data OK Firebase
pembacaan sensor ke
Firebase

40
 
 

 
Mikrokontroler ESP8266 Pompa air dan solenoid valve
 
dapat mengendalikan pompa aktif pada saat button ON pada
 
3 OK
air dan solenoid valve halaman aplikasi smartphone
  melalui smartphone ditekan

 
Mikrokontroler Pompa air berhasil aktif pada
  ATmega328P dapat saat kelembaban tanah

  mengaktifkan pompa air dan dibawah 30% dan mati pada


4 OK
solenoid valve secara saat kelembaban tanah diatas
 
otomatis ketika kelembaban 30%
 
tanah dibawah 30%
 
Data sistem pemantauan Data sistem pemantauan dapat
ditampilkan pada aplikasi ditampilkan pada aplikasi
smartphone secara realtime smartphone dan pembacaan
5 OK
secara realtime sesuai pada
kecapatan konektivitas internet
yang digunakan

Berdasarkan data tabel IV.5 hasil pembacaan pada aplikasi smartphone-


pun akan berubah secara realtime menggunakan konektivitas internet. Pompa air
aktif secara otomatis pada saat kelembaban tanah berada < 30%. Apabila kondisi
kelembaban berada > 30% maka pompa air dan solenoid valve akan mati secara
otomatis. Dan apabila tingkat kelembaban tanah > 30% pengguna juga dapat
mengaktifkan pompa air dan solenoid valve secara menual melalui aplikasi
smartphone.

41
 
 

 
IV.4 Pengujian dan Analisa Pengaruh Pembacaan Sensor Kelembaban
 
Terhadap Pompa Air
  Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembacaan
sensor
  kelembaban tanah terhadap aktif dan tidaknya pompa air. Hasil pengujian
dapat
  dilihat pada tabel IV.6.

  Tabel IV. 6 Hasil Pengujian Peralihan dari Kering ke Basah

  Tegangan
Resistansi Presentase Durasi Pembacaan
Output
Percobaan
  Sensor Kelembaban Sensor Hujan dari Kondisi
Ke Sensor Kering ke Basah Pompa Air
(Ohm) (%)
 
(volt) (detik)

  1 37,3k 4,1 14 2 Hidup

2 32,1k 3,7 28 3 Hidup

3 27,3k 3,3 41 1 Mati

4 22,1k 2,9 55 2 Mati

5 16,9k 2,5 69 3 Mati

6 12,1k 2,2 82 2 Mati

Dari hasil tabel IV.12 bahwa pada saat sensor merespon adanya air di
sekitar sensor, didapat rata-rata durasi waktu pembacaan sensor dari kondisi
kering ke basah selama 2,2 detik. Dengan rata-rata waktu durasi 2,2 detik, artinya
sensor tidak menghasilkan delay time yang terlalu lama. Pompa air aktif pada saat
kelembaban tanah < 30% dan mati pada saat kelembaban tanah > 30%.

42
 
 

 
Selanjutnya dilakukan pengujian dengan merubah kondisi pada sensor dari
 
kondisi basah ke kondisi kering dengan cara menancapkan sensor pada tanah yang
  cukup basah kemudian sensor tersebut dicabut sampai sensor dalam keadaan
benar-benar
  kering. Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel IV.7.

  Tabel IV. 7 Hasil Pengujian Peralihan dari Basah ke Kering


  Tegangan
Resistansi Presentase Durasi Pembacaan
Output Kondisi
  Percobaan Sensor Kelembaban Sensor Kelembaban
Sensor Pompa
Ke (Ohm) (%) Tanah dari Basah ke
  (volt) Air
Kering (detik)
  16,9k 2,5 69
1 3 Mati
  22,1k 2,9 55
2 2 Mati

3 27,3k 3,3 41 3 Mati


32,1k 3,7 28
4 2 Aktif

5 37,3k 4,1 14 2 Aktif

Dari hasil tabel IV.7 didapat bahwa pompa air aktif pada saat kelembaban
tanah < 30% dan mati pada saat kelembaban tanah > 30%. Kondisi keringnya
sensor kelembaban memiliki durasi pembacaan dari kondisi basah ke kering yaitu
selama 3,4 detik. Dengan demikian perubahan pembacaan sensor pada
smartphone tidak mengalami delay yang cukup lama.

43
 
 

 
BAB V
 
KESIMPULAN DAN SARAN
 

 
V.1  Kesimpulan
Setelah melakukan perancangan, pengujian dan pengambilan data pada
 
alat ini, penulis dapat menyimpulkan diantaranya:
  1. Sistem pemantauan dan pengendalian on-off melalui aplikasi smartphone
  pada alat ini dapat berjalan dengan baik.
2.   Dari data yang diperoleh, nilai resistansi sensor berkisar antara 5,52 - ∞Ohm
sementara tegangan output sensor berkisar antara 1,7 - 4,5volt.
 
3. Pompa air aktif saat kelembaban tanah < 30% dan mati pada saat kelembaban
tanah > 30%.
4. Perubahan kondisi tanah dari basah ke kering memiliki rata-rata durasi
pembacaan sensor selama 2,4 detik. Sementara perubahan kondisi dari kering
ke basah memiliki rata-rata durasi pembacaan sensor selama 2,2 detik.
V.2 Saran
Untuk lebih meningkatkan kinerja alat ini, diperlukan penyempurnaan dan
pengembangan lebih lanjut. Adapun saran untuk pengembangan alat selanjutnya
diantaranya:
1. Menempatkan sensor kelembaban di beberapa titik.
2. Menggunakan sensor kelembaban yang lebih handal agar dapat mengurangi
waktu tunda aktif dan tidaknya pompa air.
3. Menambahkan sistem database agar dapat mengetahui history dari sistem
pemantauan.
4. Menyempurnakan tampilan aplikasi pada smartphone agar lebih mudah
digunakan oleh pengguna.
5. Sebaiknya menggunakan alat pembanding saat pengujian sensor.

44
 
 

 
DAFTAR PUSTAKA

 
[1]   Yaddarabullah, Implementasi Internet of Things pada Sistem Irigasi Tetes
dalam Membantu Pemanfaatan Urban Farming, Jakarta: Universitas Trilogi,
  2018.
[2] A. W. d. M. Rivai, Monitoring dan Kontrol Sistem Irigasi Berbasis IoT
  Menggunakan Banana Pi, Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
2018.
 
[3] A. C. Pamungkas, "Pengertian Internet of Things: Menurut Bahasa dan Para
  Ahli IoT," [Online]. Available: https://www.mastekno.com/id/internet-of-
thing/. [Accessed 25 Januari 2019].
  [4] S. A. W., "Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Penyewaan
Gedung dan Infrastruktur Teknologi Informasi," Jakarta, PT. Indosat, TBK
dan Mitra, 2014.
[5] E. Dasar, "Teori Sensor dan Transduser Elektronika," 29 Juni 2019. [Online].
Available: http://www.elektronika-dasar.web.id/teori-sensor-dan-transduser-
elektronika/. [Accessed 8 Juli 2019].
[6] A. cc, "What is Arduino," 12 Januari 2017. [Online]. Available:
https://arduino.cc. [Accessed 15 Juni 2019].
[7] T. T. Saputro, "Mengenal NodeMCU," 19 April 2017. [Online]. Available:
https://embeddednesia.com/v1/tutorial-nodemcu/. [Accessed 21 Juni 2019].
[8] S. A., "Sistem Pendeteksi Kekayaan Air Minum Dalam Kemasan Berbasis
Mikrokontroler," Makassar, Universitas Negeri Alaudin, 2013.
[9] Suprianto, "Pengertian dan Prinsip Kerja Solenoid Valve," 29 Oktober 2015.
[Online]. Available: https://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-dan-
prinsip-kerja-solenoid-valve/. [Accessed 29 Juni 2019].
[10] E. Dasar, "LCD (Liquid Cristal Display)," 30 Desember 2018. [Online].
Available: https://elektronika-dasar.web.id/lcd-liquid-cristal-display/.
[Accessed 7 Juni 2019].
[11] Z. Safaat, Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC
Berbasis Android, Jakarta: Informatika, 2014.
[12] Z. Sakti, "Pengertian Sayuran dan 3 Macam Pengelompokannya," 11
September 2017. [Online]. Available:
https://www.awalilmu.com/2017/09/pengertian-sayuran-dan-3-macam-
pengelompokannya/. [Accessed 25 Juni 2019].

ix
 
 

 
LAMPIRAN A
 
CURRICULUM VITAE
 

 
DATA PRIBADI
Nama : Muhamad Taqin Nur Huda
 
Tempat, Tanggal Lahir : Karawang, 20 September 1997
  Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
  Tinggi Badan : 158cm
Berat Badan : 50 kg
 
Alamat : Kp. Rawasari, RT.08/02, Ds. Jomin Timur,
  Kec. KotaBaru, Kab. Karawang, Jawa Barat
Handphone : 0896-1418-4465
 
Status : Belum Menikah
E-Mail : taqinzhokamp@gmail.com

DATA PENDIDIKAN
Sekolah Dasar : SDN 3 Cikopo (2004-2010)
SMP : SMPN 1 Kota Baru (2010-2013
SMA : SMAN 1 Cikampek (2013-2016)
Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Bandung (2016-Sekarang)

KEMAMPUAN
Informasi Teknologi : Bisa Ms. Office, Autocad, Altium Designer,
Proteus, MIT App Inventor
Bahasa : Bahasa Indonesia (Aktif) English (Pasif)

L-1
 
 

 
LAMPIRAN B
 
MEKANIK DAN SKEMATIK
 

 
Lampiran B-1 Mekanik
 

L-2
 
 

 
Lampiran B-2 Skematik
 

L-3
 
 

 
LAMPIRAN C
 
LISTING PROGRAM
 

 
Lampiran C-1 Listing Program Board Arduino Uno
 
#include <ArduinoJson.h>
  #include <SoftwareSerial.h>

  SoftwareSerial s(5,6); //set pin (Tx,Rx)

 
#include <Wire.h>

#include
  <LCD.h> //ini untuk library LCDnya

  #include <LiquidCrystal_I2C.h> //ini untuk library I2C nya

#define I2C_ADDR 0x3f

#define BACKLIGHT_PIN 3

#define En_pin 2

#define Rw_pin 1

#define Rs_pin 0

#define D4_pin 4

#define D5_pin 5

#define D6_pin 6

#define D7_pin 7

int n = 1;

LiquidCrystal_I2C lcd(I2C_ADDR,En_pin,Rw_pin,Rs_pin,D4_pin,D5_pin,D6_pin,D7_pin);

void setup(){

Serial.begin(9600);

s.begin(9600);

Serial.println("Reading From the Sensor ...");

pinMode(A0, INPUT); //set up analog pin 0 to be input

pinMode(2, OUTPUT); // red led //Tanah Kering

pinMode(3, OUTPUT); // yellow led //Tanah Basah

pinMode(4, OUTPUT); // green led //Tanah Sangat Basah

delay(2000);
L-4
 
 

 
lcd.begin (16,2);
 
lcd.setBacklightPin(BACKLIGHT_PIN,POSITIVE);
 
lcd.setBacklight(HIGH);

}
 

void  loop(){

  StaticJsonBuffer<1000>jsonBuffer;

  JsonObject& root = jsonBuffer.createObject();

if(root
  == JsonObject::invalid()){
return;
 
}
 
root["sensor"] = analogRead(A0);

int sensor = analogRead(A0); //take a sample

Serial.print("Output Sensor (bit) : ");

Serial.println(sensor);

Serial.println("");

sensor = map(sensor,1023,0,0,100);

Serial.print("Kelembaban ...");

Serial.print(sensor);

Serial.println("%");

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("Kelembaban:");

lcd.setCursor(12,0);

lcd.print(sensor);

lcd.println(" % ");

root["relay"]=2;

if(sensor >= 1000) {

Serial.println("Sensor is not in the Soil or DISCONNECTED");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.println("DISCONNECTED");

digitalWrite(2, LOW);

L-5
 
 

 
digitalWrite(3, LOW);
 
digitalWrite(4, LOW);
 
}
 
if(sensor >= 60) {

 
Serial.println("Keterangan: Sangat Basah");

  lcd.setCursor(0,1);

  lcd.println("Ket:Sangat Basah");

digitalWrite(2,
  LOW);

digitalWrite(3, LOW);
 
digitalWrite(4, HIGH);
 
}

if(sensor < 60 && sensor >= 30) {

Serial.println("Keterangan: Basah");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.println("Ket: Basah ");

digitalWrite(2, LOW);

digitalWrite(3, HIGH);

digitalWrite(4, LOW);

if(sensor < 30) {

Serial.println("Keterangan Kering");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.println("Ket: Kering ");

digitalWrite(2, HIGH);

digitalWrite(3, LOW);

digitalWrite(4, LOW);

delay(1000);

if(s.available()>0){

root.printTo(s); } }

L-6
 
 

 
Lampiran C-2 Listing Program Board NodeMCU ESP8266
 
#include <ArduinoJson.h>
 
#include <SoftwareSerial.h>
 
SoftwareSerial s(12,14);
 
#include <ESP8266WiFi.h> // esp8266 library

  #include <FirebaseArduino.h> // firebase library

  #define FIREBASE_HOST "test-firebasetaqin.firebaseio.com" // the project name


address from firebase id
 
#define FIREBASE_AUTH "UU8a3uiAFNGCcAyinoqLIf2J3rXX8GNy9IgDO7nj" // the
  key generated from firebase
secret

  #define WIFI_SSID "murni" // input your home or public wifi name

#define WIFI_PASSWORD "33333333" //password of wifi ssid

#define relay 13 //set pin relay for nodemcu

int rel;

void setup() {

Serial.begin(9600);

s.begin(9600);

pinMode(relay,OUTPUT);

digitalWrite(relay,HIGH);

while(!Serial)continue;

delay(1000);

WiFi.begin(WIFI_SSID, WIFI_PASSWORD); //try to connect with wifi

Serial.print("Connecting to ");

Serial.print(WIFI_SSID);

while (WiFi.status() != WL_CONNECTED) {

Serial.print(".");

delay(500);

Serial.println();

Serial.print("Connected to ");

Serial.println(WIFI_SSID);
L-7
 
 

 
Serial.print("IP Address is : ");
 
Serial.println(WiFi.localIP()); //print local IP address
 
Firebase.begin(FIREBASE_HOST,FIREBASE_AUTH); // connect to firebase
 
Firebase.setInt("Water Pump",0);

}  

  void firebasereconnect(){

  Serial.print ("Trying to reconnect");

Firebase.begin(FIREBASE_HOST,FIREBASE_AUTH);
  // connect to firebase

}
 
void loop(){
 
StaticJsonBuffer<1000>jsonBuffer;

JsonObject& root = jsonBuffer.parseObject(s);

if(root == JsonObject::invalid()){

return;

float data1 = root["sensor"];

data1 = map(data1,1023,0,0,100);

Serial.print("Kelembaban Tanah: "); Serial.print(data1); Serial.println(" %");

String fireHumid = String(data1) + String("%"); //convert integer


humidity to string humidity

Serial.println("");

Serial.print("Keterangan : ");

if(data1 >= 1000) {

Serial.println("Sensor is not in the Soil or DISCONNECTED");

if(data1 >= 60) {

Serial.println("Tanah Keadaan Basah");

Firebase.setString("Keterangan","Sangat_Basah"); }

if(data1 < 60 && data1 >= 30) {

Serial.println("Tanah Keadaan Sedang");

L-8
 
 

 
Firebase.setString("Keterangan","Basah"); }
 
if(data1 < 30) {
 
Serial.println("Tanah Keadaan Kering");
 
Firebase.setString("Keterangan","Kering");

}  

  Serial.println("");

  Firebase.setFloat("Kelembaban",data1);

if (Firebase.failed())
  {

Serial.print("setting /number failed:");


 
Serial.println(Firebase.error());
 
return;

rel=Firebase.getString("Water Pump").toInt(); //reading the value of the variable status

if (rel == 1){

digitalWrite(relay,LOW);

Serial.println("Relay ON");

if (rel == 0){

digitalWrite(relay,HIGH);

Serial.println("Relay OFF");

delay(1000);

L-9
 
 

 
Lampiran C-3 Listing Program MIT App Inventor
 

L-10
 
 

 
LAMPIRAN D
 
DATASHEET
 

 
Lampiran D-1 ATmega328P
 

L-11
 
 

L-12
 
 

 
Lampiran D-2 ESP8266
 

L-13
 
 

L-14
 
 

L-15
 
 

 
Lampiran D-3 YL-69
 

L-16
 

Anda mungkin juga menyukai