TUGAS AKHIR
Oleh :
ERLIN HERLINA RAJA GUK-GUK
3211111027
TUGAS AKHIR
Oleh :
3211111027
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma III
2015
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa isi sebagian maupun
keseluruhan Tugas Akhir saya yang berjudul : “JEMURAN OTOMATIS DENGAN
MENGGUNAKAN SENSOR LDR, SENSOR HUJAN DAN SENSOR KELEMBABAN”
adalah hasil karya sendiri, diselesaikan tanpa menggunakan bahan-bahan yang tidak
diijinkan dan bukan merupakan karya pihak lain yang saya akui sebagai karya sendiri.
Semua referensi yang dikutip atau dirujuk telah ditulis secara lengkap pada daftar pustaka.
Apabila ternyata pernyataan saya ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi
sesuai peraturan yang berlaku.
Batam, 10-Januari-2015
32111110027
i
.LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Tugas Akhir disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Ahli Madya (A.Md.)
di
Politeknik Negeri Batam
Oleh
Erlin Herlina Raja Guk-Guk
3211111027
Sidang pada Tanggal 10 Januari 2015
Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing : Dosen Penguji :
NIP/NIK : 10007
ii
JEMURAN OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR
HUJAN, SENSOR LDR DAN SENSOR KELEMBABAN
Nama mahasiswa : Erlin Herlina Raja Guk-Guk
NIM : 3211111027
Pembimbing : Prasaja Wikanta,S.T
Email : erlin.herlina88@gmail.com
ABSTRAK
Dunia modern ditandai oleh banyaknya penggunaan mesin yang membuat pekerjaan
manusia semakin ringan dan ketergantungan kepada pekerjaan tangan semakin berkurang.
Pada masa kini, cara bekerja secara tradisonal masih melekat dalam cara hidup masyarakat
salahsatunya adalah menjemur pakaian pekerjaan menjemur pakaian umumnya masih
dilakukan secara tradisional. Setiap orang menjemur pakaiannya dihalaman rumah. Cara
kerja yang demikian membuat orang harus berada dalam kondisi siaga supaya pakaian yang
di jemur tidak basah disiram hujan.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis mencoba untuk merancang suatu simulasi
sistem alat jemuran otomatis menggunakan sensor LDR, sensor hujan, dan sensor
kelembaban menggunakan Arduino Uno. Proses deteksi menggunakan sensor sensor hujan
dan LDR (Light Dependent Resistor), untuk indikator menggunakan LED. Pengendali yang
akan digunakan berbasis Arduino Uno dengan Mikrokontroller ATmega 328 dengan bahasa
pemrogaman, yaitu bahasa C.
Dari hasil perancangan diketahui bahwa rangkaian dapat bekerja dengan baik. Hal ini
terlihat dari sensor dapat bekerja dan outputnya seperti LED berfungsi dengan baik pula.
Pada saat pengambilan data, memakai cahaya ruangan untuk menstabilkan nilai multimeter,
tachometer dan pergerakan motor window.
Kata Kunci : Penjemur pakaian, Sensor LDR, Sensor Hujan, Sensor kelembaban Motor DC,
Mikrokontroler.
iii
iii
AUTOMATIC BY USING A CLOTHESLINE LIGHT SENSOR,
RAIN SENSOR AND HUMIDITY SENSOR
Nama mahasiswa : Erlin Herlina Raja Guk-Guk
NIM : 3211111027
Supervisor : Prasaja Wikanta,S.T
Email : erlin.herlina88@gmail.com
ABSTRACT
The modern world is characterized by the heavy use of the machine that makes the
work of man getting lighter and dependence on diminishing handwork. At present, the
traditional way of working is still inherent in the ways of living one of them is hanging
clothes drying clothes generally work is still done traditionally. Everyone clothes drying
house or yard. Such a way of working makes people have been idle so that clothes are not
drying wet rain watered.
Under these conditions, the authors try to design a system simulation tool
automatically clothesline using LDR sensor, rain sensor and humidity sensor using Arduino
Uno.Proses detection using sensor and rain sensor LDR (Light Dependent Resistor), to use
the indicator LED. Controllers to be used based on the Arduino Uno with ATmega
microcontroller 328 with the programming language, the language C.
From the results it is known that the design of the circuit can work well. It is seen
from the sensor can be worked and output as LED work well too. At the time of data
collection, wear light room to stabilize the multimeter, tachometer and the movement of the
motor window.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya tanpa henti kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir dengan judul “JEMURAN OTOMATIS DENGAN
MENGGUNAKAN SENSOR LDR, SENSOR HUJAN DAN SENSOR
KELEMBABAN” tanpa kendala yang sangat berarti. Tugas Akhir ini merupakan salah
satu mata kuliah Teknik Elektro Politeknik Negeri Batam yang wajib ditempuh sebagai
syarat kelulusan.
Dengan selesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan-masukan kepada saya. Untuk itu saya mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
1. Tuhan yang maha Esa atas semua limpahan rahmat dan karunia Nya.
2. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan motivasi dan
bimbingan.
3. Bapak Dr. Priyono Eko Sanyoto selaku Direktur Politeknik Negeri Batam.
4. Bapak Sumantri K R, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro yang selalu
memberikan yang terbaik untuk kami.
5. Bapak M Syafei Ghozali, MT, selaku Ketua program studi Teknik Elektro.
6. Bapak Prasaja Wikanta, M. Eng, dan Bapak Abdullah Sani, S.T, selaku dosen
pembimbing 1 dan pembimbing 2 yang selalu memberikan masukan tanpa lelah
yang sangat membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir.
7. Bapak Erikson Togatorop. selaku wali kelas yang selalu memperhatikan kami.
8. Seluruh Dosen dan Karyawan Teknik Elektro Politeknik Negeri Batam yang
telah membimbing dan mengajar kami selama ini.
9. Ronauli Kristopani Lumbantoruan,Kholiq Iskandar, Ryan dan teman teman
seangkatan yang merupakan teman konsultasi yang baik yang telah meluangkan
waktu, memberikan dukungan, semangat, ide, doa serta masukan sehingga
Tugas Akhir ini dapat selesai tepat waktunya.
v
Oleh karena itu penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik moril, materil serta tenaga sehingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.
Semoga Tugas Akhir ini dapat menambah pengetahuan pembaca. Kritik dan saran
sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Batam, 10 Januari 2015
Penyusun
v
DAFTAR ISI
v
3.3.3 Sensor Humadity DHT 11 ........................................................... 12
3.3.4 Sensor Limit Switch ..................................................................... 13
3.4 Perancangan Perangkat Lunak ............................................................. 14
BAB IV HASIL DAN ANALISA ........................................................................ 15
4.1 Data Pengukuran .................................................................................. 15
4.1.1 Pengukuran Tegangan Driver motor ........................................... 15
4.1.2 Pengukuran Sensor LDR ............................................................. 16
4.1.3 pengukuran Intensitas Cahaya ..................................................... 17
4.1.4 Pengukuran tegangan Sensor Hujan ............................................ 18
4.1.5 Pengukuran Sensor DHT 11 ........................................................ 19
BAB V Kesimpulan dan Saran............................................................................ 20
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 20
5.2 Saran ..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... .21
Lampiran
Biografi Penulis
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GRAFIK
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dunia modern ditandai oleh banyaknya penggunaan mesin yang membuat pekerjaan
manusia semakin ringan dan ketergantungan kepada pekerjaan tangan semakin berkurang.
Contohnya : pada zaman dahulu, seorang ibu yang memasak nasi, harus selalu ada di dapur
karna kuatir kayu api untuk memasak nasi itu padam atau nasi yang dimasaknya hangus. Ia
tidak mungkin dapat mengerjakan pekerjaan yang lain. Inilah keuntungan yang diperoleh
ketika masyarakat berpindah dari cara hidup tradisional menjadi cara hidup modern. Pada
masa kini, cara bekerja secara tradisonal masih melekat dalam cara hidup masyarakat
karena belum ada alat yang diciptakan untuk mengatasi masalah tersebut. Contohnya :
pekerjaan menjemur pakaian umumnya masih dilakukan secara tradisional. Setiap orang
menjemur pakaiannya dihalaman rumah. Cara kerja yang demikian membuat orang harus
berada dalam kondisi siaga supaya pakaian yang di jemur tidak basah disiram hujan.
Syaratnya, harus ada orang yang tinggal di rumah, jika tidak ada orang yang tinggal di
rumah maka otomatis pakaian yang di jemur akan basah. Hal ini mengakibatkan
pengeluaran bertambah.
Untuk menjemur pakaian, pekerja harus menunggui jemuran tersebut sampai kering.
Hal ini bisa membuat konsentrasi orang yang bekerja dapat terganggu terutama pada
musim penghujan. Terganggunya kosentrasi ini dapat membuat kinerja karyawan tersebut
menjadi menjadi terganggu karena memikirkan pakaiannya yang tersiram air hujan.
Melihat kondisi ini penulis mencoba membantu para karyawan supaya proses penjemuran
pakaian bisa dilakukan tanpa memikirkan gangguan hujan pada siang hari, maupun malam
hari. Dari hal tersebut di atas ide yang muncul dari masalah-masalah tersebut adalah
bagaimana membuat alat yang dapat membantu masyarakat untuk mengatasi proses
penjemuran pakaian tanpa harus menunggui jemuran tersebut.
1
1.2 Rumusan Masalah
Batasan masalah yang dibahas adalah dalam pembuatan alat jemuran otomatis di
batasi beberapa faktor sebagai berikut :
Mendeteksi cuaca terang, mendung atau gelap, saat hujan dan saat hujan tapi terang.
Adapun tujuan dan manfaat dari pembuatan jemuran otomatis ini adalah :
Membuat jemuran otomatis dimana jemuran masuk jika cuaca hujan dan cuaca mendung
atau gelap. Sehingga bermanfaat bagi masyarakat yang mempunyai kesibukan diluar
rumah dalam mengatasi penjemuran pakaian.
2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sensor
Sensor adalah suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi atau merasakan untuk
mengubah besaran mekanis, magnetis, panas, sinar, cahaya atau kimia menjadi tegangan
dan arus listrik. Kemudian diolah menjadi informasi untuk selanjutnya diproses sesuai
dengan kebutuhannya. Output dari sensor sendiri terbagi menjadi [1] :
1. Output analog.
Dalam hal ini sensor mengeluarkan tegangan analog, sehingga diperlukan suatu
rangkaian ADC (Analog to Digital Converter).
2. Output digital.
Sedangkan untuk keluaran digital, output dari sensor mengeluarkan logika HIGH
(”1”) dan LOW (”0”).
Dalam bab ini penulis akan menerangkan tentang sensor yang digunakan dalam proyek
akhir ini :
2.1.1 Sensor Cahaya.
Sensor ini bekerja berdasarkan perubahan intensitas cahaya. Cara kerja dari sensor ini
adalah merubah energi cahaya menjadi energi listrik. LDR (Light dependent resistor)
merupakan sensor yang digunakan dalam proyek akhir ini. LDR dalam kondisi gelap maka
nilai resistansinya akan tinggi begitu juga sebaliknya ketika mendapat cahaya maka nilai
resistansi LDRnya akan menjadi kecil. Contoh dari LDR dapat dilihat pada gambar 2.1.
3
2.2 Sensor Hujan
Merupakan jenis sensor yang akan aktif jika sensor terkena air hujan. Jika sensor
terkena air hujan maka jalur antara port dan ground akan terhubung. Sehingga nilai
tegangan di port akan bernilai nol karena terhubung langsung dengan ground.
DHT11 adalah sensor digital yang dapat mengukur kelembaban udara di sekitarnya.
Sensor ini memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik serta fitur kalibrasi yang sangat
akurat. Koefisien kalibrasi disimpan dalam OTP program memory, sehingga ketika internal
sensor mendeteksi sesuatu. DHT11 termasuk sensor yang memiliki kualitas terbaik, dinilai
dari respon, pembacaan data yang cepat, dan kemampuan anti-interference. Ukurannya
yang kecil, dan dengan transmisi sinyal hingga 20 meter, membuat produk ini cocok
digunakan untuk banyak aplikasi-aplikasi pengukuran kelembaban.
4
2.4 Motor DC
2.5 Arduino
Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang bersifat open
source. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat pengembangan, tetapi ia adalah
kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan Integrated Development Environment
(IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah software yang sangat berperan untuk menulis
program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memory
microcontroller. Ada banyak projek dan alat-alat dikembangkan oleh akademisi dan
profesional dengan menggunakan arduino, selain itu juga ada banyak modul-modul
pendukung (sensor, tampilan, penggerak dan sebagainya) yang dibuat oleh pihak lain untuk
5
bisa disambungkan dengan Arduino. Arduino berevolusi menjadi sebuah platform karena
ia menjadi pilihan dan acuan bagi banyak praktisi.
Salah satu yang membuat Arduino memikat hati banyak orang adalah karena sifatnya
yang open source, baik untuk hardware maupun software-nya. Diagram rangkaian
elektronik Arduino digratiskan kepada semua orang, sehinga bisa bebas di-download
gambarnya, membeli komponen-komponennya, membuat PCB-nya dan merangkainya
sendiri tanpa harus membayar kepada para pembuat Arduino. Sama halnya dengan IDE
Arduino yang bisa di-download dan diinstal pada komputer secara gratis. Struktur perintah
dalam arduinno secara garis besar terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu void loop dan void
setup. Void setup berisi perintah yang akan dieksekusi hanya sekali ketika Arduino
dinyalakan sedangkan void loop berisi perintah yang akan dieksekusi berulangkali selama
arduino dinyalakan..[3]
6
2. Software = Software Arduino meliputi IDE untuk menulis program, driver untuk
koneksi dengan komputer, contoh program dan library untuk pengembangan
program.
Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang berfungsi
menggantikan tombol. Prinsip kerja limit switch sama seperti saklar Push ON yaitu hanya
akan menghubung pada saat katupnya ditekan pada batas penekanan tertentu yang telah
ditentukan dan akan memutus saat saat katup tidak ditekan. Limit switch termasuk dalam
kategori sensor mekanis yaitu sensor yang akan memberikan perubahan elektrik saat terjadi
perubahan mekanik pada sensor tersebut. [3]
7
pada input dari driver itu sendiri. Atau bisa didefinisikan sebagai piranti yang bertugas
untuk menjalankan motor baik mengatur arah putaran motor maupun kecepatan kecepatan
putar motor. Driver motor berfungsi sebagai piranti yang bertugas untuk menjalankan
motor baik mengatur arah putaran motor maupun kecepatan putar motor. [4]
8
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
Bagian system alat jemuran otomatis secara garis besar terdiri dari 4 bagian utama:
1. Input (sensor LDR, sensor hujan dan sensor kelembaban) : bagian ini merupakan
langkah awal untuk memberikan masukan untuk diproses di blok controller.
2. Controller : bagian ini merupakan proses yang berfungsi memproses data masukan
yang telah dikirim dari inputan yang selanjutnya ditampilkan pada bagian output /
keluaran.
3. Driver Motor DC untuk menggerakkan Motor DC
4. Output (motor DC) : bagian ini merupakan keluaran data yang masuk dari inputan
dan yang telah di proses sebagai hasil akhir dari sistem.
Perancangan alat jemuran otomatis ini seperti yang di tunjukkan dalam gambar 3.1 di
atas, yang meliputi sensor LDR, sensor hujan, sensor kelembaban, mikrokontoler,
driver motor DC dan Motor DC. Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa
mikrokontoller di gunakan sebagai pengendali alat, apabila ada perubahan kondisi dari
input maka arduino akan mengeksekusi dan mengeluarkan hasilnya ke keluaran.
9
3.1 Perancangan Mekanik
Perancangan mekanik ini merupakan suatu hal penting dalam pembuatan alat ini
menggunakan tiang dengan tinggi 1.5 Meter dan panjang 1 Meter. Jemuran ini dilengkapi
oleh 1 buah sensor hujan ditempatkan di ujung jemuran supaya mudah mendeteksi ketika
cuaca sudah hujan, 1 buah sensor LDR ditempatkan di ujung jemuran agar mudah
mendeteksi konsisi cuaca terang dan gelap dan 1 buah sensor kelembaban ditempatkan
tetap di pangkal jemuran supaya tidak menggangu pergerakan slide jemuran . Gambaran
jemuran otomatis, dapat dilihat pada gambar 3.2
10
3.2 Prinsip kerja sistem
Prinsip kerja sistem pada jemuran otomatis dijelaskan pada gambar 3.3 berikut
11
sensor LDR mendeteksi cuaca gelap atau mendung maka jemuran kembali untuk masuk.
Apabila sensor kelembaban mendeteksi pakaian sudah kering dan cuaca masih kondisi
hujan, gelap/ mendung jemuran tidak keluar.
3.3 Perancangan Rangkaian Elekronika
3.3.1 Rangkaian Sensor LDR
Dalam proyek akhir ini sensor yang digunkan adalah LDR, dengan skema
rangkaian seperti terlihat pada gambar 3.4:
Saat sensor LDR dalam keadaan gelap atau malam hari maka nilai hambatan
LDR akan menjadi tinggi, maka tegangan pada LDR akan meningkat sedangkan saat
sensor LDR dalam keadaan terang maka hambatan LDR akan menjadi rendah.
12
3.3.2 Sensor Hujan
Dalam proyek akhir ini sensor yang digunkan adalah sensor hujan, dengan skema
rangkaian seperti terlihat pada gambar 3.5:
Saat sensor terkena air hujan maka air hujan tersebut akan menjadi konduktor,
sehingga arus dari VCC 5 Volt akan masuk ke kaki basis transistor melalui resistor
330Ω. Dikarenaka kaki basis terpicu maka transistor akan aktif dan secara otomatis
akan mengaktifkan relay.
13
3.3.4 Sensor Limit Switch
Skema rangkaian limit switch seperti terlihat pada gambar 3.7:
Perangkat lunak adalah program komputer yang berfungsi sebagai sarana interaksi
antara pengguna dan perangkat keras. Perangkat lunak dapat juga dikatakan sebagai
'penterjemah' perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan ke
atau diproses oleh perangkat keras. Perangakat lunak dalam jemuran pakaian otomatis
dengan menggunakan sensor cahaya (LDR), Sensor hujan dan sensor kelembaban ini
adalah dengan Arduino IDE. Pada gambar 3.8 terdapat diagram proses kerja jemuran:
14
Gambar 3.8 Diagram Alur (Flow Chart) perangkat lunak
15
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
16
4.1.2 Pengukuran Sensor LDR
Pengukuran dilakukan dalam kondisi lampu tidak menyala dan sumber cahaya
berasal dari lampu. Sedangkan pengukuran dalam kondisi gelap dilakukan dengan cara
mematikan lampu. Hasil pengukuran tegangan LDR menggunakan multimeter dapat
dilihat pada tabel 4.2.
Berdasarkan pengujian alat pada table 4.2 dan grafik 4.1 bisa disimpulkan bahwa
pengukuran tegangan sensor LDR konstan di 2.7 v sampai 2.8 v disaat kondisi terang,
17
sedangkan disaat kondisi gelap tegangan sensor LDR berubah-ubah diantara 0.7 v sampai
1.6 v.
Tabel 4.3 Pengukuran Intensitas Cahaya Dengan LUX Meter Dalam Satuan LUX
18
Berdasarkan pengujian alat pada table 4.3 dan grafik 4.2 bisa disimpulkan bahwa
pengukuran intensitas cahaya kondisi terang konstan di 111 Lux – 111.5 Lux, sedangkan
disaat kondisi gelap intensitas cahaya tidak konstan nilainya 50 Lux – 76.7 Lux.
Tidak
Pengukuran Nilai dari kondisi Hujan
Hujan
Pengukuran 1 5v 0v
Pengukuran 2 5v 0v
Pengukuran 3 5v 0v
Pengukuran 4 5v 0v
Pengukuran 5 5v 0v
Pengukuran 6 5v 0v
Pengukuran 7 5v 0v
Pengukuran 8 5v 0v
Pengukuran 9 5v 0v
Pengukuran 10 5v 0v
19
4.1.5 Pengukuran Sensor DHT11
Pengukuran Pada sensor DHT11 dilakukan menggunakan Multimeter, kondisi
lembab dilakukan dengan cara menempelkan tissue basah pada dinding sensor sedangkan
kondisi kering dilakukan dengan cara menunggu sensor tersebut kering, ditunjukkan pada
table 4.5. Sedangkan grafik hasil pengukuran terlihat pada gambar 4.4.
Tabel 4.5 Pengukuran Tegangan Keluaran Sensor DHT 11 dengan Multi Meter
Berdasarkan pengujian alat pada table 4.5 dan grafik 4.4 bisa disimpulkan bahwa
pengukuran tegangan sensor kelembaban kondisi lembab mengalami penurunan nilai
voltase dari pengukuran pertama 3.89 v hingga 3.4 v. Sedangkan kondisi kering juga
mengalami penurunan dari pengukuran pertama 4.29 v ke pengukuran kedua 3.06 v dan
mengalami penurunan kembali di pengukuran ketiga 3.07 v hingga 2.09 v dan ketika
20
pengukuran kelima mengalami kenaikan dan tidak mengalami perubahan besar hingga
pengukuran ketujuh.
Untuk dapat memastikan apakah alat ini dapat bekerja dengan baik maka dilakukan
pengujian terhadap sensor-sensornya. Pengujian alat ini menggunakan lampu sebagai
pengganti cahaya, meneteskan air sebagai pengganti hujan dan menutup sensor DHT11
menggunakan tissue basah sebagai pengganti pakaian lembab. Pengujian alat di lakukan di
dalam ruangan.
Kondisi
Respon
Terang Gelap Basah Kering Hujan Tidak Hujan
v v v Maju
v v v Mundur
v v v Mundur
v v v Mundur
4.3 Analisa
Dari pengujian diatas menghasilkan beberapa analisa sebagai berikut :
1. Sensor LDR akan menghasilkan tegangan sebesar 2.754 v sampai 2.757 v dalam
kondisi terang pada intensitas cahaya 111.2 Lux sampai 114 Lux dan sensor LDR akan
menghasilkan tegangan sebesar 0.723 v sampai 2.253 v dalam kondisi gelap pada
intensitas cahaya sebesar 50.5 Lux sampai 76.7 Lux.
2. Sensor hujan akan bekerja dengan baik untuk mendeteksi hujan memerlukan tegangan
sebesar 5v dan sensor hujan akan bekerja dengan baik untuk mendeteksi tidak hujan
memerluka tegangan sebesar 0 v.
3. Sensor DHT 11 bekerja dalam kisaran tegangan 2.7 v sampai 5.5 v, dalam alat ini ketika
kondisi lembab tegangan yang dikeluarkan sebesar 3.01 v sampai 3.89 v dan sensor
DHT 11 akan mengeluarkan output tegangan tegangan sebesar 3.03 v sampai 4.29 v
dalam kondisi kering.
21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Berikut adalah beberapa saran yang dapat penulis sampaikan, sebagai pertimbangan
pembuatan “jemuran otomatis dengan menggunakan sensor LDR, sensor Hujan dan sensor
kelembaban”
Alat ini sangat bergantung pada ketersedian listrik. Hendaknya alat ini dapat ditambah
sebuah baterai yang dapat diisi ulang sehingga dapat menggantikan peran sumber listrik
dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) ketika padam atau terputus agar alat bisa tetap
bekerja.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
24
25