Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN KEGIATAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

SISTEM PROTEKSI PETIR PADA GEDUNG ARNET


PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk JAKARTA TIMUR

Disusun Oleh :
Alya Alrean Syah
1501619034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
i

LEMBAR PENGESAHAN 1
Praktik Industri dengan judul:
“Sistem Proteksi Petir pada Gedung ARNET PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Jakarta Timur”
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK. JAKARTA TIMUR
Laporan ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Praktek Industri pada
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama : Alya Alrean Syah
Nomor Induk Mahasiswa : 1501619034]7
Jurusan : Pendidikan Teknik Elektro
Instansi : PT. Telekomunikasi Indonesia
Waktu Pelaksanaan : 31 Januari 2022 s.d. 29 April 2022

Laporan ini telah diperiksa Pada Tanggal :


29 April 2022
Mengetahui :
Assistance Manager Data
Pembimbing PKL
Center dan CME

Isugiyarto Muhammad Fathan


NIP : 690200 NIP :

i
ii

LEMBAR PENGESAHAN 2
Judul PKL : Sistem Proteksi Petir Pada Gedung ARNET
PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. Jakarta Timur
Nama Mahasiswa : Alya Alrean Syah
Nomor Registrasi : 1501619034

Dosen Pembimbing
Nama Tanda Tangan Tanggal

Imam Arif Rahardjo, M.T. …………………. .........................


NIP:

Dosen Penguji
Nama Tanda Tangan Tanggal

Dr. Faried Wadjdi, M.Pd., MM. …………………. .........................


NIP: 196112061987031001

Kaprodi Pendidikan Teknik Elektro


Nama Tanda Tangan Tanggal

Massus Subekti S.Pd, MT. …………………. .........................


NIP: 197809072003121002

ii
iii

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan banyak kesempatan, sehingga
saya dapat menyelesaikan laporan PKL ini dengan baik. Laporan ini disusun guna
melengkapi salah satu prasyarat dalam menyelesaikan praktik Kerja Lapangan
bagi mahasiswa Fakultas Teknik, Program Studi Pendidikan Teknik Elektro. PKL
ini juga merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil oleh setiap
mahasiswa Fakultas Teknik Program Studi Pendidikan Teknik Elektro untuk
dapat menyelesaikan perkuliahannya.
Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa
selesainya laporan PKL ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta
bimbingan dari berbagai pihak, baik bersifat moril maupun materil, oleh karena-
Nya, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih antara lain kepada:
1. Bapak Imam Arif Rahardjo, M.T. Selaku Dosen Pembimbing Praktik
Kerja Lapangan (PKL)
2. Bapak Massus Subekti, S.Pd., M.T., selaku Kaprodi Pendidikan Teknik
Elektro
3. Orang tua yang selalu memberi dukungan baik moral maupun materi yang
tidak pernah putus sehingga dapat mencapai di titik ini.
4. Bapak Atet Wiyono selaku HRD PT.Telekomunikasi Indonesia yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan PKL di
perusahannya.
5. Bapak Isugiyarto selaku Asisten Manager divisi Civil Mechanical
Electrical (CME)
6. Bapak Muhammad Fathan selaku pembimbing lapangan penulis selama
melaksanakan Praktik Industri di PT. Telekomunikasi Indonesia.
7. Team Squat Charlie di PT. Telekomunikasi Indonesia Jakarta Timur yang
telah membantu penulis selama PKL berlangsung.
8. Teman-teman PKL seperjuangan yang saling medukung selama PKL
berlangsung.
9. Serta semua pihak yang belum penulis sebutkan dalam membantu
pelaksanan kerja praktik dan pembuatan laporan kerja praktik ini.

iii
iv

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat dan bersifat
membangun sehingga penulis dapat mengembangkan pengetahuan dan
memperbaiki kesalahan di kemudian hari. Penulis berharap agar penyusunan dan
penulisan laporan praktik kerja lapangan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
semua pihak yang terkait.
Jakarta,30 Mei 2022

Praktikan

iv
v

RINGKASAN
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dengan laporan yang berjudul “Sistem
Proteksi Petir Pada Gedung ARNET” dilakukan pengamatan di Gedung ARNET
PT. Telekomunikasi Indonesia, Jl. DI. Panjaitan No.42, RT.12/RW.5, Rawa
Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur.
Praktik kerja lapangan ini merupakan suatu syarat dalam pemenuhan SKS
dalam perkuliahan di Universitas Negeri Jakarta. Bertujuan dalam pengamatan
bagaimana cara kerja dan sistem distribusi listrik yang dilakukan pada
transformator di lingkungan PT.Telekomunikasi Indonesia Jatinegara.
Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis, dimana Indonesia
hanya mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dimana
cuaca dan iklim sangat berpengaruh besar. Atmosfer yang ada diaatas Indonesia
sangat kompleks dan pembentukkan awannya unik. Karena letaknya inilah
Indonesia menjadi salah satu negara dengan Intensitas Hari Guruh yang cukup
tinggi, dengan jumlah rata-rata sambaran petir yaitu lebih dari 200 hari guruh
pertahun. Dikarenakan hal tersebut tentunya Gedung, Bangunan, dan.atau situs di
Indonesia harus mempunyai sebuah proteksi dari ancaman surya petir dan juga
pentanahannya.
Gedung ARNET PT Telkom Indonesia Tbk Jakarta Timur, merupakan
sebuah gedung yang berisi perangkat-perangkat jaringan yang jika terjadi
masalah seperti ancaman sambaran petir dan juga tegangan lebih akan
mengakibatkan keruksakan perangkat jika tidak mempunyai sebuah proteksi. Jika
kerusakan tersebut terjadi maka konsumen yang berada pada wilayah PT Telkom
Indonesia Tbk Jakarta Timur akan mengalami kendala juga.
Terciptanya kedisiplinan dalam melakukan suatu pekerjaan merupakan hal
yang utama sebelum melakukan kerja lapangan. Demi terciptanya hasil yang baik
diperlukan sikap yang baik dalam bekerja, yang nantinya tujuan pengamatan pada
transformator dapat tercapai dengan baik.

v
vi

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN 1 ................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN 2 ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
RINGKASAN ........................................................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2. Tujuan PKL ................................................................................................. 1
1.3. Manfaat PKL ............................................................................................... 2
1.4. Capaian PKL ............................................................................................... 2
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ....................................................................... 4
2.1. Profil Perusahaan ......................................................................................... 4
2.2. Sejarah PT Telkom Indonesia ..................................................................... 4
2.3. Visi, Misi dan Logo Perusahaan ................................................................. 5
2.4. Struktur Organisasi Perusahaan .................................................................. 7
2.5. Bidang Usaha Perusahaan ........................................................................... 7
BAB III PELAKSANAAN PKL ........................................................................ 10
3.1. Waktu dan Tempat PKL ............................................................................ 10
3.2. Rencana Pelaksanaan PKL ........................................................................ 10
3.3. Pelaksanaan PKL ....................................................................................... 11
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 15
4.1. Dasar Teori ................................................................................................ 15
4.1.1. Pengertian Instalasi Penangkal Petir .................................................. 15
4.1.2. Besar Keperluan Proteksi Resiko Petir Pada Bangunan .................... 18
4.2. Hasil Penelitian ......................................................................................... 21
4.2.1. Kebutuhan Proteksi Petir Gedung ARNET PT Telkom Jakarta
Timur………………………………………………………………………..21

vi
vii

4.2.2. Sistem Penangkal Petir dan Grounding Gedung ARNET PT Telkom


Jakarta Timur ................................................................................................ 22
4.2.3. Komponen-Komponen Grounding dan Penangkal Petir Gedung
ARNET PT Telkom Jakarta Timur ............................................................... 23
4.2.4. Pengujian Konektivitas Sistem Penangkal Petir Gedung ARNET PT
Telkom Jakarta Timur ................................................................................... 28
4.2.5. Pengukuran Tahanan Pembumian Gedung ARNET PT Telkom
Jakarta Timur ................................................................................................ 29
4.2.6. Kesimpulan Penelitian........................................................................ 32
4.3. Hambatan dan Solusi Pekerjaan ................................................................ 32
4.3.1. Hambatan Pekerjaan ........................................................................... 32
4.3.2. Solusi Pekerjaan ................................................................................. 33
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 34
5.1. Kesimpulan................................................................................................ 34
5.2. Saran .......................................................................................................... 34
5.2.1. Saran Untuk Mahasiswa PKL ............................................................ 34
5.2.2. Saran Untuk PT. Telkom Indonesia Jakarta Timur ............................ 35
5.2.3. Saran Untuk Universitas Negeri Jakarta ............................................ 35
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 36
LAMPIRAN ......................................................................................................... 37

vii
viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo PT Telkom Indonesia ............................................................. 6
Gambar 2.2 Gambar Struktur Organisasi PT Telkom Indonesia ARNET
Jaktim ..................................................................................................................... 7
Gambar 4.1 Terminal Udara ......……………………………………………..15
Gambar 4.2 Down Conductor ............................................................................ 16
Gambar 4.3 Grounding Rod .............................................................................. 16
Gambar 4.4 Arrester ........................................................................................... 17
Gambar 4.5 Gedung ARNET PT Telkom Jaktim............................................ 22
Gambar 4.6 Terminal Udara PT Telkom Jaktim ............................................ 24
Gambar 4. 7 Box Control Grounding Gd.ARNET .......................................... 25
Gambar 4.8 Arrester V25B dan C25BC pada AC PDB .................................. 27
Gambar 4.9 Arrester V20C ................................................................................ 27
Gambar 4. 10 Pengmatan konektivitas ............................................................. 28
Gambar 4.11 Ilustrasi Rangkaian Prengukuran Grounding.......................... 29
Gambar 4.12 Penanaman Elektroda Bantu ..................................................... 30
Gambar 4.13 Rangkaian Penempatan Elektroda Bantu ................................. 30
Gambar 4.14 Pengukuran Earth Voltage ......................................................... 31
Gambar 4.15 Pengukuran Tahanan Pembumian ............................................ 31

viii
ix

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan PKL ............................................................... 11
Tabel 3.2 Pelaksanaan PKL ............................................................................... 11
Tabel 4.1 Indeks A PUIPP Pengunaan Bangunan ........................................... 19
Tabel 4.2 Indeks B PUIPP Konstruksi Bangunan ........................................... 20
Tabel 4.3 Indeks C PUIPP Tinggi Bangunan ................................................... 20
Tabel 4.4 Indeks D PUIPP Situasi Bangunan ................................................... 20
Tabel 4.5 Indeks E Hari Guruh Pertahun ........................................................ 20
Tabel 4.6 Indeks R PUIPP Keperluan Pengaman Bangunan ......................... 21
Tabel 4.7 Taksiran Resiko PUIPP Gedung ARNET ....................................... 21
Tabel 4. 8 Spesfikasi Gedung ARNET .............................................................. 23
Tabel 4.9 Spesfikasi Terminal Udara ................................................................ 24
Tabel 4.10 Spesifikasi Kabel Penyalur Turun .................................................. 25
Tabel 4.11 Spesifikasi Grounding ...................................................................... 26
Tabel 4.12 Spesifikasi Arrester .......................................................................... 27
Tabel 4.13 Hasil Uji Konektivitas ...................................................................... 28
Tabel 4.14 Hasil Pengukuran Tahanan Grounding ......................................... 31

ix
x

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Praktik Kerja Lapangan (PKL) ......... 37
Lampiran 2. Surat Keterangan Praktik Kerja Lapangan (PKL) .................. 39
Lampiran 3. Surat Tugas ................................................................................... 40
Lampiran 4. Form C1 Catatan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan .............. 42
Lampiran 5. Form C2 Lembar Konsultasi Kegiatan PKL ............................. 47
Lampiran 6. Form N1 Lembar Penilaian PKL oleh Dosen Pembimbing ...... 48
Lampiran 7. Form N2 Lembar Penilaian PKL oleh Pembimbing Lapangan 49
Lampiran 8. Form N3 Lembar Penilaian PKL oleh Dosen Penguji .............. 51
Lampiran 9. Form NA Lembar Penilaian PKL oleh Koordinator PKL ....... 53
Lampiran 10. Foto Rangkaian Kegiatan Selama PKL .................................... 55
Lampiran 11. Kesan Mahasiswa Selama PKL ................................................. 55

x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan kurikuler yang
dilaksanakan di luar kampus yang merupakan bagian dari pengembangan diri
pada dunia kerja yang wajib dilakukan oleh mahasiswa sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi.
PKL dilaksanakan di institusi tertentu (institusi pemerintah, non pemerintah
(NGO), Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI); selanjutnya disebut tempat
PKL) baik yang berada di dalam maupun di luar negeri untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dimiliki mahasiswa sesuai dengan bidang
keilmuan/program studinya. Dalam pelaksanaannya Praktik Kerja Lapangan
bertempat diberbagai perusahaan atau instansi pemerintahan diseluruh Indonesia.
Kegiatan Prakteik Kerja Lapangan dilaksanakan untuk mempraktikkan ilmu yang
didapat dalam pembelajaran ke suatu bidang pekerjaan yang professional dan
dapat bersaing dalam dunia kerja.
Agar menjadi tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, keterampilan, skill,
dan pengalaman di dunia kerja melalui PKL, maka penyusun memilih PKL di PT.
Telekomunikasi Indonesia di divisi CME (Civil and Mechanical Electrical).
Dalam sistem perawatan gedung/maintenace, penulis menuliskan ke dalam
laporan kegiatan dengan judul “Sistem Proteksi dan Sistem Grounding
(Pentanahan) Pada Gedung ARNET PT Telkom Indonesia Tbk Jakarta Timur”.

1.2. Tujuan PKL


Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan+ tugas Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang diwajibkan oleh
Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta sebagai
salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar S1.
2. Mengamati secara langsung aplikasi dari teori-teori yang telah dipelajari
selama proses perkuliahan.
3. Memperluas wawasan, pengalaman dan menambah pengetahuan mengenai
dunia kerja yang sebenarnya di bidang kelistrikan.

1
2

4. Melatih mental kerja dan profesionalitas kerja di lingkungan kerja yang


sebenarnya dalam bidang kelistrikan.

1.3. Manfaat PKL


Manfaat dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai berikut:
1) Bagi Mahasiswa
a) Memberikan pelajaran mengenai dunia kerja dan pengalaman bekerja di
industri atau perusahaan yang sebenarnya.
b) Memberikan jawaban secara nyata akan teori-teori yang telah dipelajari
selama perkuliahan.
c) Mengajarkan mahasiswa untuk disiplin, cekatan, jujur dan profesional
untuk bekal memasuki dunia kerja.
2) Bagi Penyelengara Program
a) Sebagai bahan evaluasi kurikulum yang selama ini diterapkan dengan
kebutuhan teori dan praktik dunia kerja
b) Untuk memperlihatkan kompetensi dan kualitan mahasiswa Jurusan
Teknik Elektro UNJ kepada instansi yang bersangkutan
3) Bagi Instansi
a) Sebagai salah satu cara menentukan kualifikasi tenaga kerja yang
dibutuhkan oleh instansi.
b) Sebagai sarana untuk melakukan kerja sama yang baik antara instansi
dengan perguruan tinggi.

1.4. Capaian PKL


Di PT. Telekomunikasi Indonesia, saya belajar bagaimana mengelola Supply
System lalu mendistribusikannya di divisi-divisi yang diperlukan. Monitor 24 jam
non stop diperlukan agar Supply System tidak mati tanpa adanya kesalahan. Inilah
mengapa di Divisi CME (Civil and Mechanical Electrical) perlu adanya 3 Shift
kerja untuk selalu bisa memonitoring Supply Sistem ini, terutama di jam kerja
dimana adanya produksi yang sangat memerlulkan Suplai angin, air dan juga
listrik
3

Setelah pelaksanaan PKL, penulis berharap mendapatkan ilmu dan


pengalaman dalam merencanakan suatu program kerja dengan baik dan benar,
sistem penyususnan program kerja, pelaksanaan kegiatan program kerja, sistem
pelaporan kegiatan, komunikasi operasional, kepemimpinan dan motivasi kerja
serta informasi manajemen yang berlangsung di PT. Telekomunikasi Indonesia.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1. Profil Perusahaan
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (PT. Telkom) adalah perusahaan
penyedia layanan dan jaringan telekomunikasi terbesar di Indonesia. PT. Telkom
satu-satunya BUMN telekomunikasi serta penyelenggara layanan telekomunikasi
dan jaringan terbesar di Indonesia.
PT. Telkom melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia dengan
rangkaian lengkap layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon
kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler,
layanan jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data.
PT. Telkom juga menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media
dan edutainment, termasuk cloud-based and serverbased managed services,
layanan e-Payment dan IT enabler, e-Commerce dan layanan portal lainnya
(www.telkom.co.id).

2.2. Sejarah PT Telkom Indonesia


Telkom Indonesia sendiri terbentuk pada tahun 1991 berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 25 Tahun 1991. Berawal pada tahun 1882 didirikan badan usaha
swasta penyedia layanan pos dan telegraf, lalu kemudian statusnya diubah
menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel) pada tahun
1961. Tahun 1965, kemudian PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos
dan Giro (PN Pos & Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN
Telekomunikasi). Perkembangan selanjutnya tahun 1974, dimana PN
Telekomunikasi diubah menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel),
lalu diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan Telekomunikasi Indonesia pada
tahun 1991. Penawaran saham perdana PT Telkom terjadi pada tahun 1995, dan
sejak saat itu saham Telkom tercatat dan diperdagangkan pada Bursa Efek Jakarta
& Bursa Efek Surabaya (kini bernama Bursa Efek Indonesia). Tidak hanya di
Indonesia, saham Telkom juga diperdagangkan di bursa efek luar negeri seperti
Bursa Efek New York dan Bursa Efek London.

4
5

Kerja sama Operasi (KSO) mulai diimplementasikan pada 1 Januari 1996 di


wilayah Divisi Regional I Sumatra dengan mitra PT Pramindo Ikat Nusantara
(Pramindo), Divisi Regional III Jawa Barat dan Banten-dengan mitra PT Aria
West International (AriaWest), Divisi Regional IV Jawa Tengah dan DI
Yogyakarta - dengan mitra PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (MGTI),
Divisi Regional VI Kalimantan dengan mitra PT Dayamitra Telekomunikasi
(Dayamitra), dan Divisi Regional VII Kawasan Timur Indonesia-dengan mitra PT
Bukaka Singte.
Tahun 2001 Telkom membeli saham Telkomsel sebanyak 35% dari PT
Indosat sebagai restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia. Pada
tanggal 23 Oktober 2009, Telkom meluncurkan “New Telkom” (Telkom Baru)
yang ditandai dengan penggantian identitas perusahaan. Sejak 1 Juli 1995 PT.
Telkom telah menghapus struktur wilayah usaha telekomunikasi (WTTEL) dan
secara de facto meresmikan dimulainya era Divisi Network. Badan Usaha utama
dikelola oleh 7 divisi regional dan 1 divisi network. Divisi regional
menyelenggarakan jasa telekomunikasi di wilayah masing masing dan divisi
network menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh luar negeri melalui
pengoperasian jaringan transmisi jalur utama nasional. Daerah regional. Adapun
beberapa divisi yang tersedia di PT. Telkom antara lain :
1) Divisi Regional I, Sumatera.
2) Divisi Regional II, Jakarta dan sekitarnya.
3) Divisi Regional II, Jakarta dan sekitarnya.jj
4) Divisi Regional III, Jawa Barat.
5) Divisi Regional IV, Jawa Tengah dan Yogyakarta.
6) Divisi Regional V, Jawa Timur.
7) Divisi Regional VI, Kalimantan.
8) Divisi Regional VII, Kawasan timur Indonesia (Sulawesi, Bali,
NusaTenggara, Maluku dan Papua).

2.3. Visi, Misi dan Logo Perusahaan


PT. Telekomunikasi Indonesia memiliki visi, misi dan filosofi sebagai
berikut:
6

- Visi
Menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecomunication,
Information, Media, Edutainment dan Services (TIMES) di kawasan regional.
- Misi
1. Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga
kompetitif.
2. Menjadi modal pengelolaan koperasi terbaik di Indonesia.
- Logo Perusahaan

Gambar 2.1 Logo PT Telkom Indonesia


(Sumber : PT Telkom Indonesia )
Logo Merah Putih merupakan logo terbaru Perseroan yang baru
diperkenalkan pada saat HUT RI yang ke-68 Tahun 2013. Logo baru ini
mencerminkan komitmen PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk
memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Penampilan logo baru
tersebut mencakup perubahan logo secara menyeluruh dan terintegrasi
dengan empat aspek dasar perusahaan, yaitu transformasi bisnis,
infrastruktur, sistem dan model operasi serta sumber daya manusia.
Logo ini merupakan cerminan dari “brand value” baru yang selajutnya
disebut dengan “Life in Touch” dan diperkuat dengan tag line baru pengganti
“committed 2U” yakni “the world in your hand”. Tagline: The World In Your
Hand bermakna “Dunia dalam Genggaman Anda” menyampaikan pesan
bahwa PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk akan membuat segalanya menjadi
lebih mudah dan lebih menyenangkan dalam mengakses dunia.
Dan berikut adalah filosofi dari warna logo baru PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk:
7

- Merah berarti Berani, Cinta, Energi, dan Ulet. Mencerminkan spirit


perseroan untuk selalu optimis dan berani dalam menghadapi tantangan.
- Putih berarti Suci, Damai, Cahaya, dan Bersatu. Mencerminkan semangat
Telkom untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa.
- Hitam. Merupakan Warna Dasar yang melambangkan kemauan keras.
- Abu. Merupakan Warna Transisi yang melambangkan teknologi.
Dengan tetap mengacu kepada filosofi Telkom Corporate, yaitu Always The
Best sebagai keyakinan dasar untuk selalu memberikan yang terbaik dalam
setiap pekerjaan yang dilakukan dan senantiasa memperbaiki hal-hal yang
biasa menjadi sebuah kondisi yang lebih baik, dan pada akhirnya akan
membawanya menjadi yang terbaik.

2.4. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.2 Gambar Struktur Organisasi PT Telkom Indonesia ARNET


Jaktim
(Sumber : PT Telkom Indonesia Jakarta Timur )

2.5. Bidang Usaha Perusahaan


1. Telepon, data, Internet
- IndiHome Fiber merupakan layanan Triple Play yang terdiri dari
telepon rumah, Internet on Fiber atau High Speed Internet dan Usee
TV Cable beserta beberapa fitur tambahan seperti IndiHome View,
Melon dan Trend Micro Internet Security.
8

- Telepon rumah adalah layanan komunikasi telepon dengan


keunggulan biaya yang murah dan kualitas suara yang jernih. Paket
IndiHome Fiber menawarkan gratis menelepon 1000 menit atau
setara dengan 17 jam per bulan yang bisa digunakan baik untuk Lokal
maupun Interlokal secara leluasa.
- Flexi layanan data dan internet, layanan telepon
- TelkomNet Instan layanan akses internet dial up
- TelkomNet Astinet merupakan layanan akses internet berlangganan
dengan fokus perusahaan
- e-Businnes (i-deal, i-manage, i-settle, i-Xchange, TELKOMWeb
Kiostron, TELKOMWeb Plazatron)
- Solusi Enterprise
- TELKOMLink DINAccess
- TELKOMLink VPN IPmerupakan layanan komunikasi data any to
any connection berbasis IP MPLS.
- TELKOMNet Whole Sale (VPN Dial) merupakan layanan akses dial
up ke intranet suatu perusahaan yang dilakukan secara remote dan
mobile melalui jaringan data berbasis TCP IP (MPLS/tunneling) pada
TELKOMNet.
- TELKOMISDN merupakan jaringan digital yang menyediakan
layanan telekomunikasi multimedia, merupakan pengembangan dari
sistem telepon yang telah terintegrasi
2. e-Health merupakan layanan solusi untuk entitas kesehatan meliputi
ePuskesmas, ePharmacy, HIE (Health Information Exchange).
3. Satelit
- TELKOMSatelit (Sewa Transponder)
- TELKOMVSAT
4. Televisi berlangganan berbasis protokol internet
- Groovia TV merupakan televisi protokol internet pertama di
Indonesia. Kualitas resolusi Groovia TV lebih bagus dibanding
dengan hasil video dari TV konvensional.
9

- UseeTV merupakan layanan Interactive TV dari Indihome yang


pertama di Indonesia. Layanan TV berbayar (Pay TV) yang
memberikan pengalaman baru. UseeTV Cable juga memberikan
berbagai macam fitur yang tidak ada di penyedia layanan kabel
lainnya, seperti Pause & Rewind TV, Video on Demand, Video
Recorder dan lainnya. UseeTV Cable memiliki beragam Channel
pilihan. Saat ini, Channel yang ada sebanyak 101 Channel pilihan,
terdiri dari 19 Channel TV Lokal dan 81 Channel TV Internasional.
IndiHome Interactive TV, layanan TV Kabel yang seru dan lengkap.
BAB III
PELAKSANAAN PKL
3.1. Waktu dan Tempat PKL
Nama Perusahaan : PT. Telkom Indonesia Jakarta Timur
Alamat Perusahaan : Jl. DI. Panjaitan No.42, RT.12/RW.5, Rw.
Bunga, Kecamatan Jatinegara, Kota Jakarta
Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13350
Nama Mahasiswa : Alya Alrean Syah
Nomer Registrasi : 1501619034
Lama Praktik Industri : 3 (tiga) Bulan
Jam Kegiatan PKL : Mengikuti jadwal yang terlah diberikan
Departemen : Unit Civil, Mechanical, and Electrical
(CME)

3.2. Rencana Pelaksanaan PKL


Sebelum dilaksanakannya kegiatan PKL, penulis beserta rekan-rekan
sekelompok terlebih dahulu mempersiapkan agenda kegiatan program PKL,
yang dapat dijelaskan sebagaimana berikut ini:
Nama Mahasiswa : Alya Alrean Syah
Nomer Registrasi : 1501619034
Program Studi : Pendidikan Teknik Elektro
Perguruan Tinggi : Universitas Jakarta
Nama Perusahaan : PT. Telkom Indonesia Jakarta Timur
Alamat Perushaan : Jl. DI. Panjaitan No.42, RT.12/RW.5, Rw.
Bunga, Kecamatan Jatinegara, Kota Jakarta
Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
13350
Waktu PKL : 31 Januari 2022 s/d 30 April 2022

10
11

Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan PKL


Minggu Minggu Minggu Minggu
No. Kegiatan
I II-IV V-VIII IX-XII
Pengenalan Profil
1 ✓ ✓
Perusahaan
2 Praktik ✓ ✓ ✓
Pencatatan data-data
3 ✓ ✓
kegiatan PKL
4 Penyusunan Konsep Laporan ✓
5 Penyempurnaan Laporan ✓

3.3. Pelaksanaan PKL


Untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, saya ditempatkan di bagian CME
(Civil and Mechanical Electrical). Pekerjaan di divisi ini yaitu mengatur,
memelihara dan memperbaiki sumber-sumber energi yang digunakan PT.
Telekomunikasi Indonesia Jakarta Timur.
Dalam hal perawatan terdapat dua jenis metode yaitu Daily Check dan
Preventive Maintenance. Selain Daily Check, terdapat juga Weekly Check yang
sistem pengecekannya seminggu sekali. Untuk Preventive Maintenance.
Tabel 3.2 Pelaksanaan PKL
No Tgl/Bln/Thn Uraian Kegiatan Tempat Pelaksanaan
Lantai 4, Gedung
1. 31 Januari 2022 Briefing HRD
Witel
Lantai 4, Gedung
2. 2 Februari 2022 Pengenalan Perusahaan
Witel
3. 3 Februari 2022 Penempatan Divisi Gedung Arnet
4. 4 & 7 Februari 2022 Study Tour Ruangan Gedung Arnet
5. 8 & 9 Februari 2022 Mempelajari SOP Ruang CME,Gd Arnet
10 & 11 Februari
6. Mempelajari MOP Ruang CME,Gd Arnet
2022
No Tgl/Bln/Thn Uraian Kegiatan Tempat Pelaksanaan
7. 14 Februari 2022 Pengenalan Sistem Catu Gedung Arnet
12

Daya
Transformator
8. 21 Februari 2022 Generator Gedung Arnet
Lantai 2 – 4, Gedung
9. 22 Februari 2022 Battery
Arnet
Lantai 1, Gedung
10. 23 Februari 2022 Capasitor Bank
Arnet
Lantai 2, Gedung
11. 24 Februari 2022 Rectifier
Arnet
12. 25 Februari 2022 Inverter Lantai 2 – 4, Gd Arnet
AC (Air Conditioner) Split
13. 1 Maret 2022 Gedung Arnet
dan Standing
AC (Air Conditioner)
14. 2 Maret 2022 Gedung Arnet
Presisi
UPS (Uninterruptable Lantai 2 – 4, Gedung
15. 4 Maret 2022
Power Supply) Arnet
AVR (Automatic Voltage Lantai 3, Gedung
16. 7 Maret 2022
Regulator) Arnet
MDP (Main Distribution
Panel) Lantai 1, Gedung
17. 8 Maret 2022
Dan SDP (Sub Distribution Arnet
Panel)
Sistem Grounding dan
18. 9 Maret 2022 STO Klender
Penangkal Petir
Maintenance AC
19. 10 Maret 2022 Pemeriksaan Suhu Ruang Gedung Arnet
Perangkat
Checklist Suhu AC Split
20. 11 Maret 2022 Gedung Arnet
Pada Ruang Perangkat
Checklist Suhu AC Presisi
21. 14 Maret 2022 Gedung Arnet
Pada Ruang Perangkat
No Tgl/Bln/Thn Uraian Kegiatan Tempat Pelaksanaan
13

Checklist Suhu AC Package


22. 15 Maret 2022 Gedung Arnet
Pada Ruang Perangkat
23. 16 Maret 2022 Maintenance AC Outdoor Gedung Arnet
Maintenance Genset Lantai 1, Gedung
24. 17 Maret 2022
Perawatan Ruangan Genset Arnet
Lantai 1, Gedung
25. 18 Maret 2022 Pengisian BBM
Arnet
Kunjungan STO Klender
26. 21 Maret 2022 (Berat Jenis dan Suhu STO Klender
Battery Cair)
Kunjungan STO Klender
(Pengukuran Tegangan
Drop Battery Pada Saat
27. 22 Maret 2022 STO Klender
PLN Mati, Check
Grounding Gedung dan
Perangkat)
Memanaskan Genset
28. 23 Maret 2022 STO Klender
Dengan Beban
Membersihkan Radiator
29. 24 Maret 2022 Gedung Arnet
Genset
Kunjungan STO Pondok
Kelapa (Mengukur Berat
30. 25 Maret 2022 Jenis Battery, Suhu Battery STO Pondok Kelapa
Cair, Check Grounding
Gedung dan Perangkat)
Kunjungan STO Pulo
31. 28 Maret 2022 Gebang (Charger Genset STO Pulo Gebang
dan Memasang Inverter)
Maintenance
Lantai 1, Gedung
32. 29 Maret 2022 Transformator
Arnet
Instalation Test Coil
No Tgl/Bln/Thn Uraian Kegiatan Tempat Pelaksanaan
14

Treatment Oil Lantai 1, Gedung


33. 30 Maret 2022
Transformator Arnet
Lantai 1, Gedung
34. 31 Maret 2022 DGA Test
Arnet
Lantai 1, Gedung
35. 1 April 2022 BDV Test
Arnet
Lantai 1, Gedung
36. 4 April 2022 Grounding Check
Arnet
Maintenance Battery
Lantai 1, Gedung
37. 5 April 2022 Membersihkan Ruangan
Arnet
Battery
Mengganti Battery (Setelah Lantai 1, Gedung
38. 6 April 2022
10 Tahun) Arnet
Maintenance Grounding Lantai 1, Gedung
39. 7 April 2022
Membersihkan Grounding Arnet
Check Tahanan Grounding,
Lantai 1, Gedung
40. 8, 11, 12 April 2022 dan Konektivitas Sistem
Arnet
Penangkal Petir
Mempelajari Kabel Optik
41. 13 & 14 April 2022 Ruang Rapat
dan Aliran Tansmisi
Melengkapi Data-Data
42. 18 - 22 April 2022 Ruang Rapat
Laporan
Pengesahan Laporan
43. 25 – 29 April 2022 Ruang Rapat
Kepada Pembimbing PKL
15

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Dasar Teori
4.1.1. Pengertian Instalasi Penangkal Petir
Menurut PUIPP (1983:2), Instalasi Penangkal Petir adalah suatu instalasi
suatu sistem dengan komponen komponen dan peralatan yang secara keseluruhan
berfungsi untuk menangkap petir, sehingga semua bagian bangunan dan seisinya
terlindung dari bahaya sambaran petir baik secara langsung maupun tidak
langsung. Terdapat dua jenis sistem instalasi penangkal petir yaitu sistem
penangkal petir eksternal dan sistem penangkal petir internal. Sistem penangkal
petir eksternal yaitu sistem penangkal petir yang berfungsi untuk memberikan
perlindungan dari sambaran petir secara langsung. Saat muatan listrik negatif
dibagian bawah awan sudah tercukupi, maka muatan positif ditanah akan tertarik.
4.1.1.1. Bagian Utama Instalasi Penangkal Petir
Instalasi penangkal petir memiliki tiga bagian utama yang memang wajib
dimiliki apabila memasang penangkal petir, diantaranya :
1. Terminal Udara (Air Terminal)

Gambar 4.1 Terminal Udara


(Sumber : bintangkurniajaya.co.id )
Bagian ini berfungsi untuk menangkap sambaran petir. Biasanya berupa
elektroda logam yang dipasang secara vertikal maupun horizontal yang diletakkan
sedemikian rupa dititik tertinggi di daerah yang dilindungi. Terminal udara
diletakkan pada posisi paling tinggi suatu bangunan, sehingga sedapat mungkin
semua petir akan dapat ditangkap tanpa mengenai bagian lain yang dilindunginya.
16

2. Penyalur Kebawah (Down Conductor)

Gambar 4.2 Down Conductor


(Sumber : kwtx.com )
Penyalur turun arus petir berfungsi untuk menyalurkan arus petir yang
mengenai terminal udara untuk diteruskan ke pentanahan Penghantar penyalur
yang umumnya digunakan berupa penghantar terbuka atau Bare Conductor, tanpa
isolasi karena pertimbangan faktor temperatur kerja yang tinggi karena arus petir
yang mengalir sangat besar. Tata letak panyalur turun arus petir pada struktur
objek harus diperhatikan dengan seksama, memilih jarak terdekat untuk
menyalurkan arus petir ke tanah. Setiap bangunan paling sedikit harus mempunyai
dua buah penghantar penyalur petir (pasif).
3. Pentanahan (Grounding)

Gambar 4.3 Grounding Rod


(Sumber : pakarpetir.co.id)
Pangkal bagian utama sebuah sistem penangkal petir adalah bagian
pentanahan. Arus petir yang diterima oleh terminal udara saat petir menyambar
disalurkan oleh konduktor turun menuju ke sistem pentanahan. Sistem pentanahan
adalah dengan menanam satu atau lebih elektroda ke dalam tanah dengan harapan
mendapatkan tahanan pentanahan yang rendah agar tidak terjadi tegangan jatuh
ketika dialiri arus petir yang sedemikian besar.
17

4. Arrester

Gambar 4.4 Arrester


(Sumber : dokumen pribadi )
Arrester Merupakan peralatan yang di buat menyerupai kapasitor difungsikan
untuk memotong dari tegangan Surge atau Paku dan melepaskan tegangan lebih
ke grounding. Adapun prinsip kerja dari pengaman ini adalah Mengamankan
jaringan kelistrikan dan data dari bahaya sengatan petir tanpa harus memutus
jaringan sesaatpun . Disaat ada tegangan petir yang masuk ke sebuah jaringan
kabel Surge Arrester Petir akan membuang tegangan lebih akibat petir ke saluran
pembuangan atau grounding. Struktur material dari Arrester terdiri dari dua buah
lempeng logam yang didekatkan dengan atau tanpa material elektrik. Untuk
lempeng pertana di hubungkan ke jalur kabel yang di amankan dan lempeng
kedua ke grounding tempat pelepasan tengangan lebihnya.
Teknik yang standart adalah dengan memasang internal protection dengan
menggunakan Surge Arrester petir secara berlapis :
1. Level 1 Lightning Current Arrester/ penangkal arus petir
FLASHTRAB Arrester Phoenix Contact adalah perangkat penahan surge petir
/tegangan kejut petir atau juga di sebut dengan tegangan paku yang di desain
untuk mampu membelokkan arus yang besar diletakkan sisi depan jaringan
daya atau di istilahkan arrester tahap 1.
2. Level 2 Surge Arrester / penangkal tegangan kejut petir
Arrester Level 2 adalah pengamanan jaringan daya di jaringan listrik terhadap
bahaya sambaran petir yang dengan kategori menengah bermaterial Metal
Oxide Varistor, ketahanan dalam memindahkan Arus atas kelebihan tegangan
yang melewati dari bahan ini ( MOV ) cukup kuat dan tingkat sensitifitas yang
sangat tinggi dengan memiliki respon time sebesar 20 ns. Batasan
kemampuan memindahkan arus petir ( I max ) bisa sampai 100 kA
18

( tergantung Tipenya ) , kemampuan pemindahan arus akan berbanding


terbalik dengan tingkat sensitifnya .
3. Level 3 Device Arrester /penangkal tegangan induksi petir
Penangkal Petir Arrester Level 3 bisa di pasang pada jaringan catu daya kecil
dengan sifat pengamanan yang sensitif atau filter akhir, pemasangan arrester
level 3 ini bertujuan untuk mendapatkan jaringan yang benar benar bersih.
Ada pula tipe Arrester level 3 yang difungsikan sebagai filter antena , telepon
ataupun jaringan data Lan. Kemampuan buang ke ground ( I max ) penangkal
petir arrester jenis Level 3 ini terbatas atau relatif kecil maka sebaiknya
pemasangannya setelah ada pemasangan Arreter Petir Level 1 dan 2 bila di
mungkinkan.

4.1.2. Besar Keperluan Proteksi Resiko Petir Pada Bangunan


Suatu instalasi penangkal petir harus dapat melindungi semua bagian dari
struktur bangunan dan area di sekitarnya. Berikut ini adalah cara menentukan
besarnya kebutuhan bangunan akan proteksi petir menggunakan beberapa standar,
diantaranya:
1) Berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP)
Berdasarkan PUIPP, jenis bangunan yang perlu diberi penangkal petir
dikelompokkan menjadi:
- Bangunan-bangunan tinggi, seperti menara- menara, gedung-gedung
bertingkat, cerobong- cerobong pabrik.
- Bangunan-bangunan penyimpanan bahan mudah terbakar atau meledak
misalnya seperti pabrik amunisi, gudang penyimpanan bahan peledak, gudang
penyimpanan cairan atau gas yang mudah terbakar, dan lain-lain.
- Bangunan-bangunan untuk umum, misalnya gedung tempat ibadah, gedung
pertunjukan, gedung sekolah, stasiun, dan lain-lain.
- Bangunan-bangunan yang berdasarkan fungsi khusus perlu dilindungi secara
baik, misalnya museum, gedung arsip Negara, dan lain-lain.
Besarnya kebutuhan suatu bangunan akan instalasi proteksi petir ditentukan
oleh besarnya kemungkinan kerusakan serta bahaya yang terjadi jika bangunan
tersebut tersambar petir. Berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir
19

(PUIPP), besaranya kebutuhan tersebut mengacu kepada penjumlahan


indeksindeks tertentu yang mewakili keadaan bangunan di suatu lokasi
(Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, 1983 : 17) dan dituliskan sebagai
berikut:
R = A+B+C+D+E
Catatan :
A = Penggunaan Bangunan
B = Konstruksi Bangunan
C = Tinggi Bangunan
D = Lokasi Bangunan
E = Hari Guruh per Tahun
R = Tingkat Perkiraan Bahaya dan Kebutuhan Pengaman
Nilai indeks pada persamaan tersebut dapat dilihat pada tabel yang bersumber
dari PUIPP berikut :
Tabel 4.1 Indeks A PUIPP Pengunaan Bangunan
Indeks
Penggunaan dan Isi
A
Bangunan biasa yang tidak perlu diamankan baik bangunan
-10
maupun isinya
Bangunan dan isinya yang jarang digunakan misalnya,
danau di tengah sawah atau ladang, menara atau tiang dari 0
metal
Bangunan yang berisi peralatan sehari-hari atau tempat
tinggal, misalnya rumah tinggal, industri kecil dan stasiun 1
kereta api
Bangunan dan isinya yang cukup penting, misalnya menara
2
air, toko barang-barang berharga, dan kantor pemerintah
Bangunan yang berisi banyak sekali orang, misalnya
bioskop, sarana ibadah, sekolah, dan monumen bersejarah 3
yang penting
Instalasi gas, minyak atau bensin, dan rumah sakit 5
Bangunan yang mudah meledak dan dapat menimbulkan
bahaya yang tidak terkendali bagi sekitarnya, mislanya 15
instalasi nuklir
20

Tabel 4.2 Indeks B PUIPP Konstruksi Bangunan


Indeks
Konstruksi Bangunan
B
Seluruh bangunan terbuat dari logam dan mudah
0
menyalurkan listrik
Bangunan dengan konstruksi beton bertulang atau rangka
1
besi dengan atap logam
Bangunan dengan konstruksi beton bertulang, kerangka
2
besi, dan atap bukan logam
Bangunan kayu dengan atap bukan logam 3

Tabel 4.3 Indeks C PUIPP Tinggi Bangunan


Tinggi Bangunan (m) Indeks C
6 0
12 2
17 3
25 4
35 5
50 6
70 7
100 8
140 9
200 10

Tabel 4.4 Indeks D PUIPP Situasi Bangunan


Indeks
Situasi Bangunan
D
Di tanah datar dengan semua ketinggian 0
Di kaki bukit sampai ¾ tinggi bukit atau di pegunungan
1
hingga 1000 m
Di puncak gunung atau pegunungan lebih dari 1000 m 2

Tabel 4.5 Indeks E Hari Guruh Pertahun


Hari Guruh per Tahun Indeks E
2 0
4 1
8 2
16 3
32 4
64 5
128 6
256 7
21

Tabel 4.6 Indeks R PUIPP Keperluan Pengaman Bangunan


R Perkiraan Bahaya Pengamanan
<11 Diabaikan Tidak Perlu
=11 Kecil Tidak Perlu
=12 Sedang Dianjurkan
=13 Agak Besar Dianjurkan
=14 Besar Sangat Dianjurkan
>14 Sangat Besar Sangat Perlu

4.2. Hasil Analisa


4.2.1. Kebutuhan Proteksi Petir Gedung ARNET PT Telkom Jakarta Timur
Berdasarkan observasi langsung, wawancara kepada karyawan yang ada di
Gedung ARNET PT Telkom Indonesia Jakarta Timur dan juga menelusuri situs
BMKG untuk mencari tentang hari guruh pertahun yang ada di DKI Jakarta.
Penulis mendapatkan hasil hari guruh pertahun di DKI Jakarta yang berasal dari
situs BMKG yaitu sebesar 193 kali. Penulis juga mendatkan hasil dari kebutuhan
Gedung akan proteksi petir dengan acuan kepada dua peraturan yaitu PUIPP
1) Berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP)
Tabel 4.7 Taksiran Resiko PUIPP Gedung ARNET
Indeks Deskripsi Nilai
Bangunan dan isinya yang cukup penting, misalnya
A menara air, toko barang-barang berharga, dan 2
kantor pemerintah
Bangunan dengan konstruksi beton bertulang,
B 1
kerangka besi, dan atap bukan logam
Tinggi Bangunan Gedung ARNET ± 25 meter
C 4
(4lantai)
D Di tanah datar dengan semua ketinggian 0
DKI Jakarta mempunyai hari guruh pertahun
E sebesar 193 kali yaitu sudah masuk ke kategori 7 7
(256)
Total R=A+B+C+D+E
14
(R)

Berdasarkan PUIPP, didapat Indeks R (Tingkat perkiraan bahaya dan


Kebutuhan pengaman) sebesar 14, sehingga kebutuhan akan proteksi sambaran
petir tergolong sangat besar dan tingkat penggunaan sistem penangkal petir sangat
dianjurkan. Sehingga pemasangan sistem penangkal petir sangat diperlukan untuk
22

pengaman tehadap sambaran petir pada gedung ARNET PT Telkom Indonesia


Jakarta Timur.

4.2.2. Sistem Penangkal Petir dan Grounding Gedung ARNET PT Telkom


Jakarta Timur

Gambar 4.5 Gedung ARNET PT Telkom Jaktim


(Sumber : earth.google.com )
Gedung ARNET PT Telkom Indonesia Jakarta Timur sudah memiliki
sistem penangkal petir dan pembumian. Penangkal petir yang digunakan di
gedung ARNET PT Telkom Indonesia Jakarta Timur adalah penangkal petir pasif
dengan metode Sangkar Faraday. Penangkal petir sangkar faraday di gedung ini
terdiri dari konduktor bertautan yang menutupi atap dan dinding bangunan yang
akan dilindungi. Terminal petir berupa tiang-tiang penangkal berjumlah 16 batang
dengan Panjang sekitar 1,5 meter diposisikan di atap gedung dan saling
berhubungan satu dengan lainnya. Lalu terdapat 8 penyalur turun yang berada
pada bagian luar gedung. Dan juga terdapat 8 box atau titik pembumian. Karena
penangkal petir yang digunakan adalah pasif jadi cara kerja penangkal petir inipun
hanya menunggu datangnya petir/sambaran petir. Saat petir menyambar terminal
udara, aliran listrik tersebut mengalir ke tanah melalui konduktor BC dan
dinetralkan di bumi. Agar aliran listrik tersebut tidak merusak
perangkat/mengarahkan ke jaringan kabel, ditambahkanlah Arrester yang akan
membuang tegangan lebih akibat petir ke saluran pembuangan atau grounding.
Adapun fungsi dari sistem pembumian di Gedung ini yaitu:
- Mengamankan perangkat dari sambaran/imbas petir
- Mengamankan petugas dari tegangan lebih yang membahayakan
- Agar perangkat dapat beroperasi sesuai ketentuan teknisnya
23

Berikut spesifikasi dari gedung ARNET PT Telkom Jakarta Timur.


Tabel 4. 8 Spesfikasi Gedung ARNET

ARNET Jakarta
Nama Gedung
Timur
PT Telkom Jakarta
Lokasi
Timur
Curah Petir 193 kali
IKL Kategori 52.88 (Tinggi)
Panjang (m) 45 meter
Lebar (m) 25 meter
Dimensi
Tinggi (m) 24 meter
Luas (m2) 1125 m2
Jenis Penangkal Petir Pasif
Jumlah Air Terminal 16

4.2.2.1. Area Perlindungan Sistem Penagkal Petir Gedung ARNET PT


Telkom Jakarta Timur
Area perlindungan pada gedung ARNET PT Telkom Jakarta Timur
mencakup seluruh bagian gedung. Karena pada prinsipnya sistem penangkal petir
sangkar faraday ini menggunakan banyak terminal udara pada bagian atas gedung
yang saling berhubungan dan juga banyak konduktor penyalur yang berada pada
bagian eksternal gedung di sekeliling gedung tersebut yang fungsinya juga
sebagai proteksi gedung akibat sambaran petir langsung.

4.2.3. Komponen-Komponen Proteksi Petir Gedung ARNET PT Telkom


Jakarta Timur
Proteksi petir di gedung ARNET PT Telkom Indonesia Jakarta Timur ini
menggunakan 4 komponen penting baik perlindungan eksternal dan juga
perlindungan internal. Fungsi dari perlindungan eksternal pada gedung ini yaitu
untuk melindungi daerah luas dari perbedaan tegangan akibat petir sehingga
gedung/ruang perangkat atau semua barang/perangkat, pekerja di daerah tersebut
tidak berada antara dua titik yang berbeda tegangan pada saat terkena petir/imbas
petir.
Sedangkan fungsi dari perlindungan internal pada gedung ini yaitu untuk
melindungi perangkat dari beda tegangan yang melebihi tolok ukur tegangan
24

bekerja perangkat. Beda tegangan ini diakibatkan oleh adanya imbas petir
(Tegangan Kejut). Berikut penjelasan dari komponen perlindungan pada gedung
ini.
1. Air Terminal

Gambar 4.6 Terminal Udara PT Telkom Jaktim


(Sumber : dokumen pribadi )
Pada gedung ARNET PT Telkom Indonesia Jakarta Timur menggunakan
terminal udara konvensional. Penangkal petir konvensional adalah rangkaian
sederhana yang difungsikan untuk membuat saluran elektris dari atas bangunan ke
grounding (pembumian), rangkaian ini bersifat pasif (menunggu terkena
sambaran petir) yang kemudian disalurkan kedalam bumi. Adapun keuntungan
menggunakan terminal penangkal petir konvensional, yaitu tidak membutuhkan
tempat yang banyak, dan dapat melindungi area gedung dengan baik.
Berikut spesifikasi dari terminal udara (air rod) pada gedung ARNET PT
Telkom Jakarta Timur.
Tabel 4.9 Spesfikasi Terminal Udara
Data
Spesifikasi Standar
Aktual
Tembaga/
Bahan tiang
Tembaga Alumunium/
penyangga
besi
Jenis penangkal petir Pasif -
Panjang tiang
1,75 m > 15 cm
penyangga
Diameter tiang
75 mm 35 mm
penyangga
Tidak
Lampu indikator -
ada
Tingkat korosi . .
Jumlah Terminal
16 -
Udara
25

2. Down Conductor
Pada gedung ARNET PT Telkom Indonesia Jakarta Timur menggunakan
kabel konduktor jenis BC (bare core), berfungsi meneruskan aliran muatan listrik
dari terminal udara yang bermuatan listrik ke grounding. Kabel konduktor jenis
BC ini diisolasi oleh pipa PVC dan dipasang di bagian sisi luar gedung.
Berikut spesfikasi dari kabel penyalur turun yang ada di Gedung ARNET PT
Telkom Jakarta Timur.
Tabel 4.10 Spesifikasi Kabel Penyalur Turun
Data
Spesifikasi Standar
Aktual
Jenis kabel BC -
Bahan Tembaga Tembaga/Besi/Alumunium
Konstruksi konduktor Terisolasi -
Diameter Konduktor 50 mm 16 mm
Tingkat korosi Terisolasi -
Jumlah Penyalur
8 -
Turun

3. Grounding

Gambar 4. 7 Box Control Grounding Gd.ARNET


(Sumber : dokumen pribadi )
Pada gedung ARNET PT Telkom Indonesia Jakarta Timur menggunakan
grounding jenis elektroda pelat, yang berfungsi mengalirkan muatan listrik dari
konduktor menuju tanah. Di gedung ini menggunakan 8 terminal grounding
dengan jenis yang sama, yang dipasang dibeberapa titik sekitar gedung.
Berikut spesfikasi terminal pentanahan yang ada di Gedung ARNET PT
Telkom Jakarta Timur.
26

Tabel 4.11 Spesifikasi Grounding


Spesfikasi Data Aktual Standar
Bak 1: 40cm x 40cm
Bak 2: 40cm x 40cm
Bak 3: 40cm x 40cm
Bak 4: 40cm x 40cm
Ukuran bak kontrol
Bak 5: 40cm x 40cm
Bak 6: 40cm x 40cm
Bak 7: 40cm x 40cm
Bak 8: 40cm x 40cm
Konstruksi bak kontrol Beton
Jenis elektroda Batang
Panjang elektroda > 15 m

Bahan elektroda Tembaga

Diameter elektroda 50 mm 16 mm
Resistivitas < 3 Ohm < 5 Ohm
Jumlah Terminal
8 Bak
Pengujian

4. Arrester
Pada gedung ARNET PT Telkom Indonesia Jakarta Timur menggunakan
Arrester Tipe 1 (Flashtrab) dan Tipe 2 (Valvetrab). Dimana penggunaan arrester
ditempatkan pada line catuan input. Adapun line catuan input yang dimaksud
adalah MDP (Control Cubicle), SDP (Rectifier, AC, Instalasi Penerangan).
Instalasi arrester di gedung ini harus dilaksanakan disetiap lokasi perangkat
telekomunikasi terutama untuk daerah rawan petir yaitu daerah yang frekuensi
petirnya sering dan menimbulkan gangguan perangkat akibat imbas petir.
Berikut tipe arrester yang digunakan sebagai pengaman internal di gedung
ARNET PT Telkom Indonesia Jakarta Timur:
- OBO C25-B+C
Arrester ini merupakan arrester yang bisa menjadi arrester tipe 1 dan tipe 2
untuk digunakan antara jalur netral (N) dan pelindung (PE).
27

Gambar 4.8 Arrester V25B dan C25BC pada AC PDB


(Sumber : dokumen pribadi )
- OBO V25-B+C
Arrester ini merupakan arrester tipe 1 sekaligus menjadi tipe 2 (Lightning
Arrester). Di gedung ARNET PT Telkom Indonesia Jakarta Timur Arrester ini
dipasangkan dengan arrester C25-B+C.
- OBO V20-C

Gambar 4.9 Arrester V20C


(Sumber : dokumen pribadi )
Arrester ini merupakan arrester tipe 2 (Surge Arrester). Di gedung
ARNET PT Telkom Indonesia Jakarta Timur arrester ini digunakan pada panel
distribusi.
Berikut untuk spesifikasi Arrester di gedung ARNET PT Telkom
Indonesia Jakarta Timur:
Tabel 4.12 Spesifikasi Arrester
SPESIFIKASI SURGE PROTECTION DEVICE
(ARRESTER)
OBO OBO OBO
V25B+C V20C C25B+C
Tipe Arrester 1+2 2 1+2
LPZ 0-2 1-2 0- 2
Uc 280 V AC 280 V AC 255 V AC
28

In - 20 kA 30 kA
Imax 50 kA 40 kA 50 kA
Iimp 7 kA - 25 kA
Up < 0,9 kV < 1,3 kV < 1,2 kV
Max BU 160 AgL 125 AgL -
Fuse

4.2.4. Pengujian Konektivitas Sistem Penangkal Petir Gedung ARNET PT


Telkom Jakarta Timur
Untuk mengetahui sistem penangkal petir apakah terhubung atau tidaknya
dilakukan dengan pengamatan langsung pada titik grounding dan terminal udara.
Caranya adalah mengamati baut sudah terpasang dengan kencang pada titik
grounding dan terminal udara, jika baut kurang kencang ada kemungkinan tidak
terhubung atau kurang maksimalnya penangkal petir tersebut saat ada sambaran
yang mengalir ke tanah. Cara lain yang dilakukan untuk menentukan konektivitas
tersebut adalah dengan menggunakan ohmmeter/multimeter untuk yang
menggunakan alat multimeter tidak dilakukan langsung oleh penulis melainkan
karyawan dari vendor PT Telkom Indonesia Jakarta Timur yang melakukannya.

Gambar 4. 10 Pengmatan konektivitas


(sumber : dokumen pribadi)

Berikut hasil dari pengamatan langsung pada titik grounding sistem


penangkal petir di Gedung ARNET PT Telkom Jakarta Timur.
Tabel 4.13 Hasil Uji Konektivitas
EGB 1 Terhubung
EGB 2 Terhubung
Uji Konektivitas Tidak
EGB 3
Digunakan
EGB 4 Terhubung
29

EGB 5 Terhubung
EGB 6 Terhubung
EGB 7 Terhubung
EGB 8 Terhubung
Pada hasil berikut bisa dilihat bahwa antara titik pentanahan dengan
terminal udara saling berhubungan.

4.2.5. Pengukuran Tahanan Pembumian Gedung ARNET PT Telkom


Jakarta Timur
PT Telkom Indonesia mempunyai jadwal pemeliharaan untuk sistem
grounding yaitu selama 6 bulan sekali. Kegiatan tersebut termasuk pengukuran
tahanan grounding.
Sebelum melakukan pengukuran tahanan terlebih dahulu kita siapkan
peralatan safety dan juga tidak dilakukan saat keadaan hujan. Selanjutnya adalah
mengecek sambungan kabel konduktor yang berada disetiap bak kontrol dengan
mengecek terikat kencang atau tidak dengan busbar. Jika tidak terikat kencang
kencangkan baut yang berada di busbar dengan menggunakan kunci ring dan tang.
Setelah itu mengecek apakah konduktor grounding terdapat korosi atau tidak. Jika
terdapat korosi, sikatlah terlebih dahulu dengan sikat besi karena korosi tersebut
dapat mempengaruhi besarnya tahanan grounding.

Gambar 4.11 Ilustrasi Rangkaian Prengukuran Grounding


(Sumber : safeworkmethodofstatement.com)
Pada kegiatan pengukuran ini menggunakan alat ukur Earth Tester atau
Ground Tester. Earth Tester yang digunakan pada pengukuran ini adalah Kyoritsu
4105A dengan skala pengukuran 20Ω. Adapun cara pengukuran tahanan
pentanahannya sebagai berikut:
1. Mempersiapkan elektroda pentanahan sejumlah 2 (dua) buah untuk dipasang
pada 3 (tiga) titik yang berbeda tetapi mempunyai kontur yang sama dan alat –
alat bantu pemasangannya.
30

2. Dilakukan pengecekan tegangan baterai dengan menghidupkan Digital Earth


Resistance Tester . Jika layar tampak bersih tanpa simbol baterai lemah berarti
kondisi baterai dalam keadaan baik. Jika layar menunjukkan simbol baterai
lemah atau bahkan layar dalam keadaan gelap berarti baterai perlu diganti.
3. Membuat rangkaian pengujian seperti pada gambar 4.2.6 dengan menanam
elektroda utama dan elektroda bantu. Menanam elektroda bantu dengan
memukul/memutar/mendorong kepala elektroda bantu, jika menjumpai
lapisan tanah yang keras sebaiknya jangan memaksakan penanaman
elektroda.Menentukan jarak antar elektroda bantu minimal 5 meter dan
maksimal 10 meter.

Gambar 4.12 Penanaman Elektroda Bantu


(Sumber : dokumen pribadi)

Gambar 4.13 Rangkaian Penempatan Elektroda Bantu


(Sumber : dokumen pribadi )
4. Mengukur tegangan tanah dengan dengan mengarahkan range switch ke earth
voltage dan pastikan bahwa nilai indikator 10 V atau kurang. Jika earth voltage
bernilai lebih tinggi dari 10 V diperkirakan akan terjadi banyak kesalahan dalam
nilai pengukuran tahanan.
31

Gambar 4.14 Pengukuran Earth Voltage


(Sumber : dokumen pribadi )
5. Mengecek penghubung atau penjepit pada elektroda utama dan elektroda bantu
dengan mensetting range switch ke 20 Ω dan tekan tombol ” PRESS TO TEST ”.
Jika tahanan elektroda utama terlalu tinggi atau menunjukkan simbol ” . . . ” yang
berkedip-kedip maka perlu dicek penghubung atau penjepit pada elektroda utama.
6. Melakukan pengukuran. Mensetting range switch ke posisi yang diinginkan dan
tekan tombol ” PRESS TO TEST ” selama beberapa detik.

Gambar 4.15 Pengukuran Tahanan Pembumian


(Sumber : dokumen pribadi )
7. Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul dari Digital Earth Resistance Tester
Berikut merupakan tabel hasil pengukuran tahanan grounding disetiap titik
terminal grounding.
Tabel 4.14 Hasil Pengukuran Tahanan Grounding
ARNET Jakarta
Nama Gedung
Timur
PT Telkom Jakarta
Lokasi
Timur
Jenis Tanah Tanah Merah
Skala Pengukuran 20 Ω
0.05 Ω
Groundi

(40cm x

EGB 1
ng Box

40cm)

EGB 2 0.06 Ω
EGB 3 -
32

EGB 4 0.16 Ω
EGB 5 0.11 Ω
EGB 6 0.12 Ω
EGB 7 0.15 Ω
EGB 8 0.13 Ω
Berdasarkan hasil pengukuran tahanan grounding, dapat dilihat hasilnya
bahwa besarnya tahanan grounding tersebut dibawah 5 ohm yang berarti sudah
sesuai dengan syarat tahanan grounding berdasarkan PUIPP. dan menurut standar

4.2.6. Kesimpulan Analisa Penangkal Petir


Gedung ARNET PT Telkom Jakarta Timur sudah mempunyai sistem
penangkal petir yang artinya gedung ini sudah dapat melindungi dirinya sendiri
dari ancaman sambaran petir langsung. Dalam PUIPP gedung ini dikategorikan
gedung yang butuh/dianjurkan akan sistem proteksi petir. Sistem proteksi petir
pada gedung ini tidak hanya melindungi gedung dari sambaran langsung tetapi
juga melindungi internal gedung dari sambaran petir tidak langsung karena
terdapat Surge dan Lightning Arrester. Dalam pengujian konektivitas antara
terminal udara (air rod) dan titik pembumian menggunakan multimeter digital
didapatkan hasil semua terminal dengan terminal udara saling terhubung. Maka
dari itu, sistem proteksi petir pada gedung ini sudah dapat melindungi dirinya
sendiri dari sambaran langsung dan tidak langsung.

4.3. Hambatan dan Solusi Pekerjaan


4.3.1. Hambatan Pekerjaan
Dalam sebuah kegiatan tentunya tidak luput dari adanya hambatan, dalam
kegiatan PKL ini praktikan mendapat hambatan dalam bekerja antara lain:
- Karena sedang dalam musim penghujan, sering kali hujan turun di wilayah PT
Telkom Indonesia Jakarta Timur, yang mengakibatkan sering tertundanya
untuk melakukan pengukuran tahanan pentanahan, karena harus menjunjung
tinggi K3.
- Internet yang lambat diruangan praktikan mengakibatkan sulitnya mencari
informasi atau lambat untuk mencari informasi di internet.
- Terbatasnya wewenang Divisi CME khususnya SQUAT Charlie ini
mengakibatkan terbatasnya lokasi penilitian yang didapat. Jadi beberapa
33

pencarian informasi hanya dilakukan dengan wawancara kepada


karyawan/teknisi PT Telkom Indonesia.
- Perizinan yang sangat ketat jadi beberapa hasil penelitian yang tidak dapat
penulis lakukan secara sendiri melainkan dari karyawan vendor PT Telkom
Indonesia Jakarta Timur

4.3.2. Solusi Pekerjaan


Solusi yang dapat saya berikan terhadap beberapa hambatan tersebut
adalah membuat rencana PKL dengan matang dan sosialisasi PKL sebelum
pelaksanaan agar mahasiswa PKL bisa belajar terlebih dahulu tentang apa yang
akan diajarkan dan dikerjakan saat melaksanakan kegiatan PKL.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan sarana mengaktualisasi diri
terhadap beberapa keahlian atau keterampilan baik softskill maupun hardskill
yangsudah diperoleh selama perkuliahan, diterapkan disuatu instansi atau
perusahaan selama beberapa bulan. Pada laporan PKL ini, disajikan beberapa
kegiatan pelaksanaan kerja, temuan kendala atau masalah dan usulan solusi
terhadap kendala atau masalah yang dihadapi di kantor Telkom Jakarta Timur
diharapkan dapat mengatasi nya dengan baik. Penempatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) Pada perusahaan ini yaitu dalam satu bulan pertama di divisi
Data & Management, dan dua bulan terakhir di divisi Civil, Mechanical, &
Electrical.
Sistem Proteksi Petir adalah suatu sistem yang berfungsi untuk melindungi
suatu tempat (gedung, museum, rumah sakit dan lainnya) dan mengurangi resiko
akan bahaya sambaran petir langsung maupun tidak lansung. Jakarta merupakan
daerah dengan curah petir yang cukup tinggi tentunya gedung gedung yang tinggi
maupun gedung yang berisi hal penting seperti museum dan rumah sakit sangat
memerlukan sistem proteksi petir agar bangunan tersebut beserta isinya dapat
dilindungi. Tidak terkecuali pada gedung ARNET PT Telkom Jakarta Timur
gedung ini berisi data server dari banyaknya perusahaan jasa tentunya jika terjadi
sambaran petir langsung maupun tidak langsung sistem data server tersebut akan
terancam dan dapat rusak jika terjadi sambaran tidak langsung yang akan menjadi
masalah jika gedung terseut tidak menggunakan proteksi petir.

5.2. Saran
5.2.1. Saran Untuk Mahasiswa PKL
a. Untuk Mahasiswa yang ingin melaksanakan PKL, sebaiknya harus
memilih tempat PKL yang sesuai dengan peminatan masing-masing

34
35

b. individu. Selain itu, selama melaksanakan PKL mahasiswa diharapkan


untuk menjaga nama baik Universitas Negeri Jakarta.
c. Perlu diperhatikan juga bidang kerja yang akan ditempatkan selama
melaksanakan PKL berlangsung harus sesuai dengan program studi
yang kita pelajari agar tidak menyulitkan mahasiswa dalam
melaksanakan PKL.
d. Selama PKL, mahasiswa harus menunjukan sikap yang sopan, santun
dan professional dalam menjalankan pekerjaan.
5.2.2. Saran Untuk PT. Telkom Indonesia Jakarta Timur
a. Sikap pegawai dengan mahasiswa PKL terjalin sangat baik. Hanya
saja perlu ditingkatkan agar lebih komunikatif agar lebih komunikatif
dalam berinteraksi antara pegawai dan mahasiswa PKL.
b. Demi memajukan Pendidikan dan kualitas SDM, ada baiknya pihak
perusahaan yang menerima mahasiswa PKL dapat mengadakan
pelatihan untuk mahasiswa sebagai pengalaman yang nyata dalam
penerapan pekerjaan yang nantinya akan dikerjakan.
5.2.3. Saran Untuk Universitas Negeri Jakarta
a. Sebaiknya Universitas Negeri Jakarta menjalin kerja sama dengan
perusahaan pemerintah ataupun swasta. Hal ini agar mempermudah
mahasiswa dalam mencari PKL diperusahaan.
b. Perlu adanya peraturan dan koordinasi yang lebih jelas baik dari
fakultas ataupun dari prodi terkait peraturan ataupun kebijakan
mengenai PKL, agar tidak menimbulkan kebingungan dan kesalahan
bagi mahasiswa, baik dalam penelitian tempat PKL atau dalam
membuat laporan serta terkait lainnya.
c. Meningkatkan layanan akademik, khususnya untuk tahap persiapan
PKL
DAFTAR PUSTAKA
Bandri, S. (2014). Sistem proteksi petir internal dan ekternal. Jurnal Teknik
Elektro, 3(1).
Mukmin, M., Kali, A., & Mukhlis, B. (2014). Perbandingan nilai tahanan
pentanahan pada area reklamasi pantai (Citraland). Mektrik, 1(1).
Prasetyo, B., Setiawan, Y., & Irwandi, I. (2019). ANALISIS KARAKTERISTIK
DIURNAL PETIR DAN CURAH HUJAN BERDASARKAN DATA
LIGTNING DETECTOR DAN HELMANN DI
MEDAN. Instrumentasi, 43(2), 125-138.
Sukmawidjaja, M., Abduh, S., & Nadia, S. (2016). Analisis Perancangan Sistem
Proteksi Bangunan the Bellagio Residence Terhadap Sambaran
Petir. Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, 12(2).
Rohani, R. (2017). Evaluasi Sistem Penangkal Petir Eksternal Di Gedung
Rektorat Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Edukasi Elektro, 1(2).
Zahra, F. A. (2015). Analisis Sistem Penangkal Petir pada BTS (base transceiver
station)(suatu studi pada BTS X-Ciampea Dramaga Bogor). Universitas
Negeri Jakarta.

36
37

LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Praktik Kerja Lapangan (PKL)
38
39

Lampiran 2. Surat Keterangan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


40

Lampiran 3. Surat Tugas


KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN RISTEK DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
Gedung L1 Kampus A Universitas Negeri Jakarta, Jalan Rawamangun Muka, Jakarta 13220 Telepon : (021)
4712137 Laman: www.ft.unj.ac.id/elektro
Email: elektro.unj1@gmail.com / teknik_elektro@unj.ac.id / elektrounj@unj.ac.id

SURAT TUGAS
No: 053/Elektro/ST/2022

Koordinator Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro FT-UNJ, dengan ini memberikan
tugas kepada:

Nama : Imam Arif Raharjo, S.Pd., MT

NIP : -

Jabatan : Dosen S1 Pendidikan Teknik Elektro FT-UNJ

Untuk : Menjadi Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan


Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta semester Genap
116 Tahun Akademik 2021/2022. Adapun daftar nama
Mahasiswa peserta dan Lokasi Praktek Kerja Lapangan
terlampir

Demikianlah Surat Tugas ini kami buat untuk dilaksanakan sebaik-baiknya dan sebagaimana
mestinya.

Jakarta, 16 Maret 2022


Koordinator Program Studi
S1 Pend. Teknik Elektro

Massus Subekti, S.Pd., MT


NIP: 197809072003121002

Tembusan Yth :
1. Dekan FT-UNJ
2. Pembantu Dekan I FT-UNJ
3. Kooprog S1 Pendidikan Teknik Elektro
4. Arsip
41

KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN RISTEK DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
Gedung L1 Kampus A Universitas Negeri Jakarta, Jalan Rawamangun Muka, Jakarta 13220 Telepon :
(021) 4712137 Laman: www.ft.unj.ac.id/elektro
Email: elektro.unj1@gmail.com / teknik_elektro@unj.ac.id / elektrounj@unj.ac.id

Lampiran Surat Tugas No. 053/Elektro/ST/2022 Tentang :

DAFTAR MAHASISWA PESERTA PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

No. No. Reg Nama Mahasiswa Lokasi PKL

1. 1501619034 Alya Alrean Syah PT. Telkom Indonesia


42

Lampiran 4. Form C1 Catatan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan


43
44
45
46
47

Lampiran 5. Form C2 Lembar Konsultasi Kegiatan PKL


48

Lampiran 6. Form N1 Lembar Penilaian PKL oleh Dosen Pembimbing


49

Lampiran 7. Form N2 Lembar Penilaian PKL oleh Pembimbing Lapangan


50
51

Lampiran 8. Form N3 Lembar Penilaian PKL oleh Dosen Penguji


52
53

Lampiran 9. Form NA Lembar Penilaian PKL oleh Koordinator PKL


54
55

Lampiran 10. Foto Rangkaian Kegiatan Selama PKL


56
57
58

Lampiran 11. Kesan Mahasiswa Selama PKL

Anda mungkin juga menyukai