Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MONITORING PERFORMANSI SUCCESSFUL CALL RATE (SCR) DAN


CALL COMPLETION RATE (CCR) SERTA BRAINSTORMING ANDROID
DEVELOPER
PT. Telekomunikasi Selular Indonesia, Tbk.
MADIUN

Disusun Oleh :
Achmad Rivaldi Akbar Rozy 1541160002
Akmal Husaimi 1541160104
Ainun Machvira Addarani1541160100
Anita Seviana Sari 1541160010

PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
1

LEMBAR PERSETUJUAN

Kami yang bertanda tangan di bawah ini memberikan persetujuan atas


laporan PKL yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa Program Studi Jaringan
Telekomunikasi Digital Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Malang, sebagai
berikut :

1. Judul : Monitoring Performansi Successful Call


Rate (SCR) dan Call Completion Rate
(CCR) sertadan Brainstorming Android
Developer
2. Lokasi PKL
a. Nama Perusahaan / Industri : PT. Telekomunikasi Selular Indonesia, Tbk.
b. Alamat : Jalan Pahlawan No 56 Madiun
3. Waktu Pelaksanaan
a. Mulai : 30 Juli 2018
b. Selesai : 31 Agustus 2018
4. Anggota Kelompok
a. Achmad Rivaldi Akbar Rozy (1541160002)
b. Akmal Husaimi (1541160104)
c. Ainun Machvira Addarani (1541160100)
d. Anita Seviana (1541160010)

Madiun, 410 Desember April


20182019
Menyetujui,
Manager Network Service Pembimbing PKL

Davied R. M. Daud Saiful Islam


2

LEMBAR PENGESAHAN

Kami yang bertanda tangan dibawah ini memberikan persetujuan atas


Laporan PKL yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa Program Studi Jaringan
Telekomunikasi Digital Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Malang, sebagai
berikut :

1. Lokasi PKL
a. Nama Perusahaan : PT. Telekomunikasi Selular Indonesia, Tbk.
Madiun
b. Alamat : Jalan Pahlawan No. 56 Kota Madiun
2. Waktu Pelaksaan
a. Mulai : 30 Juli 2018
b. Selesai : 31 Agustus 2018
3. Anggota Kelompok
a. Achmad Rivaldi Akbar Rozy (1541160002)
b. Akmal Husaimi (1541160104)
c. Ainun Machvira Addarani (1541160100)
d. Anita Seviana Sari (1541160010)

Madiun, 104 Desember April 20198


Menyetujui,
Pembimbing PKL Ketua Program Studi
Jaringan Telekomunikasi Digital

Putri Elfa Mas’udia, ST., MCs M. Nanak Zakaria, ST., MT

Ketua Jurusan
Teknik Elektro

Mochammad Junus, ST., MT


3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas petunjuk,
rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di PT.Telekomunikasi Seluler, Tbk, Madiun
pada tanggal 30 Juli.2018 – 31 Agustus 2018.

Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah
praktek kerja lapangan Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital Jurusan
Teknik Elektro Politeknik Negeri Malang.

Adapun tujuan dari penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini adalah
untuk mengevaluasi pemahaman materi yang diperoleh selama praktek kerja di
lapangan, yang bertempat di PT.Telekomunikasi Seluler, Tbk, Madiun.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan kehendak-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan ini.
2. PT.Telekomunikasi Seluler, Tbk, Madiun yang telah memberikan kami
kesempatan untuk melaksanakan praktek kerja lapangan.
3. Bapak Drs Awan Setiawan, MM., selaku Direktur Politeknik Negeri Malang.
4. Bapak Mochammad Junus, ST, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro.
5. Bapak M. Nanak Zakaria, ST,MT., selaku Ketua Program Studi Jaringan
Telekomunikasi Digital.
6. Bapak Hadiwiyatno, ST,MT.,selaku Panitia Praktek Kerja Lapangan.
7. Ibu Putri Elfa Mas’udia, ST, MCs., selaku pembimbing industri PKL yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam pelaksanaan dan
penyusunan laporan PKL.
8. Seluruh Staf dan karyawan di PT.Telekomunikasi Seluler, Tbk, Madiun yang
telah membantu kami selama praktek kerja lapangan.
9. Orang tua dan saudara kami tercinta yang sudah memberikan dukungan moral
dan material kepada kami.
10. Teman-teman mahasiswa PSJTD angkatan 2015 Politeknik Negeri Malang.
11. Dan Seluruh pihak yang telah membantu kami selama praktek kerja lapangan.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan


praktek kerja lapangan ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan berbagai
4

saran dan kritik kiranya dapat membawa kami ke arah yang lebih baik. Terima
kasih atas perhatiannya, semoga laporan praktek kerja lapangan ini dapat
memberikan manfaat yang berarti, bagi kami sendiri maupun bagi yang
membacanya.

Malang, 410 Desember April


20198

Penyusun
5

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................vii
DAFTAR TABEL.......................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Batasan Masalah....................................................................................2
1.4 Tujuan Praktek Kerja Lapangan.............................................................2
1.5 Manfaat..................................................................................................3
1.6 Metodologi Penulisan............................................................................4
1.7 Waktu dan Tempat Kerja Praktik...........................................................
1.8 Sistematika Penulisan............................................................................
BAB II PROFIL PERUSAHAAN.............................................................
2.1 Sejarah PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel)..................................
2.2 Profil Perusahaan...................................................................................
2.3 Visi dan Misi..........................................................................................
2.4 Logo dan Filosofi...................................................................................
2.5 Produk dan Jasa yang dimiliki Telkomsel..............................................
2.6 Lokasi Perusahaan..................................................................................
2.7 Struktur Organisasi dan Kepegawaian Perusahaan................................
BAB III TEORI PENUNJANG................................................................
3.1 Teknologi GSM......................................................................................
3.2 Teknologi 3G..........................................................................................
3.3 Switching Network................................................................................
3.4 Definisi NOC.........................................................................................
3.5 Definisi Monitoring................................................................................
3.6 Konfigurasi Jaringan Pada Circuit Switching........................................
3.7 Developer Android.................................................................................
3.8 Business Canvas Model.........................................................................
BAB IV HASIL KEGIATAN PKL...........................................................
4.1 Call Flow................................................................................................
4.2 Monitoring Successfull Call Rate (SCR)...............................................
6

4.3 Monitoring Completion Call Rate (CCR)..............................................


4.4 Brainstorming Android Developer.........................................................
BAB V PENUTUP......................................................................................
5.1 Kesimpulan............................................................................................
5.2 Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN.............................................................
7

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi merupakan suatu hal yang penting dan dianggap mampu
membantu membantu kehidupan manusia. Sejak ditemukannya alat
komunikasi, gerak hidup manusia menjadi berubah dan lebih mudah dan
terasa dekat. Semakin lama pola pikir konsumen berubah seiring
perkembangan jaman. Konsumen yang dulunya hanya menggunakan alat
komunikasi, disebut telepon, kini mulai beralih menggunakan telepon seluler,
sehingga perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi dapat mengambil
peluang baru dari keinginan-keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum
terpenuhi. Pilihan-pilihan teknologi telekomunikasi yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah
satunya telepon sellular yang berbasis GSM (Global System for Mobile
Telecommunicatons) adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat
digital. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal
yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan
sampai pada tujuan.
GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai
teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia.
Dalam perkembangannya GSM saat ini sudah mencapai teknologi 3G.
Teknologi 3G adalah teknologi generasi ke tiga yang dikeluarkan oleh ITU
yang diadopsi dari IMT-2000. Dalam arsitektur jaringan 3G terdapat beberapa
komponen seperti node B, BSS, MSS, MGW dan lain sebagainya. Dalam
penerapannya perangkat tersebut terkadang mengalami berbagai gangguan
yang disebabkan oleh beberapa aspek diantaranya yaitu cuaca. Jika terjadi
gangguan pada salah satu perangkat tersebut maka pada bagian monitoring
akan muncul alarm (alert) yang kemudian akan di infokan ke bagian regional
dimana perangkat tersebut mengalami gangguan untuk di tindak lanjuti.
Begitu juga dengan teknologi 4G yang saat ini masyarakat sudah beralih
ke penggunaan data yang begitu besar (broadband) dan memunculkan

1
berbagai aplikasi yang serba online atau biasa kita kenal dengan sebutan
digital lifestyle. Generasi muda berlomba – lomba dalam memunculkan ide
baru untuk mengembangkan ataupun membuat aplikasi diberbagai kebutuhan
terutama pada aplikasi android / smartphone. Dengan demikian kesempatan
dalam membuka usaha sebagai developer android terbuka begitu besar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka muncul beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses call flow pada teknologi 2G maupun 3G ?
2. Bagaimana proses monitoring performansi successful call rate dan call
completion success rate?
3. Bagaimana proses dalam mengembangkan sebuah ide menjadi suatu
aplikasi android yang berguna bagi masyarakat ?

1.3 Batasan Masalah


Dalam laporan ini, membatasi pembahasan sebagai berikut :
1. Call flow yang dibahas pada teknologi GSM dan UMTS
2. Parameter yang dilakukan monitoring terkait Successful Call Rate (SCR)
dan Call Completion Success Rate (CCR)
3. Perencanaan pembuatan aplikasi android sebatas sampai mockup

1.4 Tujuan Praktek Kerja Lapangan


1.4.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum praktik kerja lapangan di PT.
Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Region II Madiun, adalah sebagai
berikut :
a. Memenuhi mata kuliah Praktik Kerja Lapangan yang ada di
program studi D4 Jaringan Telekomunikasi Digital Jurusan Teknik
Elektro Politeknik Negeri Malang
b. Memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman pada saat kegiatan
praktik kerja lapangan
c. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang perangkat –
perangkat telekomunikasi serta aplikasi dari teori – teori dalam ilmu
telekomunikasi
d. Memperdalam wawasan tentang dunia kerja dan metode kerja yang
terstruktur sehingga memperoleh informasi yang menunjang lulusan
Politeknik Negeri Malang, Jurusan Teknik Elektro, Program Studi
D4 Jaringan Telekomunikasi Digital yang professionall

2
1.4.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus praktik kerja lapangan di PT. Telekomunikasi Selular
(Telkomsel) Regional II Madiun, adalah sebagai berikut :
a. Menambah wawasan tentang jaringan 2G, 3G, dan 4G LTE pada
jaringan Telkomsel
b. Mahasiswa mempunyai pengalaman praktik sesuai dengan program
studi jaringan telekomunikasi digital
c. Memahami proses kerja pada call flow, data flow, maupun
monitoring performansi successfull call rate dan call completion
success rate
d. Mampu memunculkan ide ide kreatif (brainstorm) dalam mencapai
langkah awal menjadi developer android

1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan praktik kerja
lapangan ini adalah :
1.5.1 Manfaat umum
a. Mendapatkan ilmu pada bidang telekomunikasi dari operator selular
terbesar di Indonesia
b. Mendapatkan pengalaman dalam menghadapi dunia kerja
Manfaat khusus
Mendapatkan ilmu pada bidang telekomunikasi dari operator
selular terbesar di Indonesia
Mendapatkan pengalaman dalam menghadapi dunia kerja

3
1.6 Metodologi Penulisan
Setelah melaksanakan, mahasiswa dituntut dan diwajibkan untuk
menyusun laporan. Laporan tersebut berisi hal – hal yang dipelajari selama
Praktik Kerja Lapangan di perusahaan. Untuk keperluan tersebut, dilakukan
pengumpulan data untuk dibahas dalam laporan ini. Metode yang digunakan
dalam Praktik Kerja Lapangan kali ini adalah :
1. Observasi Lapangan
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui secara lebih dekat objek /
sasaran kerja yang akan dikerjakan dan membiasakan diri untuk
berinteraksi dengan orang lain.
2. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah salah satu cara mendapatkan data yang
dibutuhkan dengan bertanya langsung kepada teknisi yang bersangkutan
dengan divisi yang dipilih.
3. Studi Literatur
Melengkapi data – data melalui literatur yang bisa didapat dari
berbagai sumber salah satunya internet.

1.7 Waktu dan Tempat Kerja Praktik


1.7.1 Waktu Praktik Kerja Lapangan
Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan kurang lebih selama 1
bulan, yang dimulai tanggal 30 Juli 2018 dan berakhir pada tanggal 31
Agustus 2018.
1.7.2 Tempat Praktik Kerja Lapangan
Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT. Telekomunikasi
Selular (Telkomsel) Regional II Madiun, yang berlokasi di Jl.
Pahlawan No. 56 Kota Madiun.

4
1.8 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan serta pembahasan Laporan Praktik Kerja Lapangan
ini adalah sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini mengumukakan tentang latar belakang, tujuan, rumusan masalah,
manfaat, metodologi, sistematika penulisan.
BAB II. PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini mengemukakan tentang profil perusahaan tempat Praktik Kerja
Lapangan (PKL).
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini mengemukakan tentang materi yang berhubungan dengan judul
dan rumusan masalah.
BAB IV. HASIL KEGIATAN PKL
Bab ini mengemukakan tentang kegiatan PKL dan pembahasan dari
rumusan masalah.
BAB V. PENUTUP
Bab ini mengemukakan tentang kesimpulan dan saran.

5
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel)


Telkomsel pada awalnya adalah nama pelayanan dari jasa Sistem
Telekomunikasi Bergerak (STBS) yang dikelola oleh PT. Telkom. Dengan
nama inilah dimulai proyek percontohan STBS pada awal bulan November
1993 di Pulau Batam dan Pulau Bintan, dengan menggunakan teknologi GSM
(Global System for Mobile) yang telah dikenal luas didunia internasional.
Proyek yang pertama kali menggunakan teknologi GSM di Indonesia ini,
berhasil membangun jaringan komunikasi selular dari awal sampai dapat
melakukan pembicaraan pada sistem telekomunikasi bergerak hanya dalam
tempo dua bulan (tepatnya sampai tanggal 31 Desember 1993) sejak
dimulainya proyek ini.
Keberhasilan ini tidak hanya berhenti di Pulau Batam dan Bintan saja,
akan tetapi terus dikembangkan ke daerah lain, seperti Medan dan Pekanbaru.
Nama Telkomsel pun kemudian didaftarkan ke GSM MOU yang merupakan
organisasi perkumpulan operator GSM yang berkedudukan di Dublin, yang
mempunyai aturan standar teknis dan nonteknis untuk seluruh operator GSM
di dunia.
Pada tanggal 26 Mei 1995 dengan berdasarkan pada keputusan Menteri
Pariwisata Pos dan Telekomunikasi serta Menteri Keuangan R.I. maka secara
resmi berdirilah PT. Telkomsel sebagai salah satu operator GSM di Indonesia,
dengan karyawannya yang berasal dari PT. Telkom dan PT. Indosat serta
ditambah tenaga-tenaga baru yang berpengalaman.
Dengan semakin berkembangnya bisnis telekomunikasi maka semakin
besar pula tuntutan bagi PT. Telkomsel untuk mengadakan pengembangan
perusahaan dengan melakukan kerjasama baik dengan perusahaan asing
maupun lokal. Karena saat itu PT. Telkom dan PT. Indosat telah tercatat pada
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek New York, maka dilakukanlah tender
secara terbuka dan transparan selama kurunwaktu satu tahun pada kedua
lokasi tersebut. Melalui proses tender yang ketat didapatlah rekanan baru yaitu

6
PTT Telecom Netherlands (anak perusahaan raksasa telekomunikasi Belanda
KPN), dan Setdco Megacell Asia (perusahaan lokal yang dimotori pengusaha
terkemuka Indonesia, Setiawan Djody). Sehingga mulai Bulan Maret 1996
berubahlah status PT.Telkomsel dari PMDN menjadi PMA.

2.2 Profil Perusahaan


PT Telkomsel adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler di
Indonesia. Telkomsel merupakan operator telekomunikasi seluler GSM kedua
di Indonesia, dengan layanan paskabayarnya yang diluncurkan pada tanggal
26 Mei 1995. Waktu itu kepemilikan saham Telkomsel adalah PT Telkom
(51%) dan PT Indosat (49%). Kemudian pada November 1997 Telkomsel
menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan prabayar
GSM. Telkomsel ini mengklaim sebagai operator telekomunikasi seluler
terbesar di Indonesia, dengan 196.3 juta pelanggan (2017). Telkomsel
memiliki 4 produk GSM, yaitu SimPATI (prabayar), KartuAS (prabayar),
Loop (prabayar) serta KartuHALO (paskabayar). Saat ini saham Telkomsel
dimiliki oleh TELKOM (65%) dan perusahaan telekomunikasi Singapura
SingTel (35%). TELKOM merupakan BUMN Indonesia yang mayoritas
sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia (65%), sedang
SingTel merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh
Pemerintah Singapura (35%).

2.3 Visi dan Misi


2.2.1 Visi
Menjadi penyedia layanan dan solusi gaya hidup digital mobile
kelas dunia yang terpercaya
2.2.2 Misi
Memberikan layanan dan solusi digital mobile yang melebihi
ekspektasi para pengguna, menciptakan nilai lebih bagi para pemegang
saham serta mendukung pertumbuhan ekonomi bangsa

7
2.4 Logo dan Filosofi
2.3.1 Logo
Logo PT. Telkomsel mempunyai arti yang luas dan mendalam
serta didesain secara sederhana. Logo tersebut dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :

Gambar Logo Telkomsel Indonesia


2.3.2 Filosofi
Setiap bagian dan warna dari Logo Telkomsel di atas memiliki
maksud dan arti tersendiri yaitu :
1. Lingkaran elips horizontal
Lingkaran yang membelah heksagon tersebut melambangkan jasa
telekomunikasi domestik (PT. Telkomsel).
2. Lingkaran elips vertical
Melambangkan penyelenggara jasa telekomunikasi internasional
di Indonesia (PT. Telkomsel) sebagai salah satu “The Foundation
Father”
3. Heksagon Merah
Heksagon melambangkan selular sedangkan warna merah
memiliki makna bahwa Telkomsel berani dan siap menyongsong
masa depan dengan segala kemungkinannya.
4. Heksagon Abu – Abu Kehitam – Hitaman
Heksagon tersebut melambangkan bahwa Telkomsel selalu siap
mengayomi dan terus memenuhi kebutuhan pelanggannya,
sedangkan warna abu – abu adalah warna logam yang berarti juga
kesejukan, luwes, dan fleksibel.

5. Pertemuan 2 Lingkaran Elips Berwarna Putih


Kedua lingkaran elips tersebut berpotongan di atas heksagon
merah yang membentuk huruf “t” yang merupakan huruf awal dari
Telkomsel. Dan warna putih mengandung warna kebersihan,
keterbukaan, dan transparansi.

2.5 Produk dan Jasa yang dimiliki Telkomsel

8
Telkomsel sebagai perusahaan yang bermain di bidang telekomunikasi
memilih beberapa produk unggulan yang disediakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat Indonesia. Berikut beberapa produk serta jasa yang
ditawarkan oleh Telkomsel.
1. Produk – produk Telkomsel
a. Kartu Halo

Gambar Kartu Halo


Diposisikan sebagai pilihan merek postpaid untuk profesional dan
pelanggan korporat, kartu Halo menyediakan rangkaian lengkap yang
tak tertandingi layanan selular dan hak ekslusif. Kita memperluas
merek kartu Halo kami untuk merangkul professional muda,
memposisikan kartu Halo sebagai kartu pascabayar paling keren dan
terbaik untuk segmen menengah keatas.
b. Kartu As

Gambar Kartu As
Diposisikan sebagai “Terjangkau, nilai dibayar dimuka merek”, kartu
As adalah telkomsel yang paling populer merek prepaid yang
menawarkan nilai terbaik bagi pelanggan.
c. Kartu Simpati

Gambar Kartu Simpati


Diposisikan sebagai merek prepaid untuk yang cerdas segmen kelas
menengah, simPATI adalah milik Telkomsel merek prepaid gaya hidup
pemenang penghargaan. simPATI terus menawarkan berbagai paket
menarik dan kampanye inovatif untuk dikendarai permintaan untuk
data selular.
d. Kartu Loop

9
Gambar Kartu Loop
Diposisikan sebagai merek prepaid yang menargetkan segmen
pemuda. Dengan tagline “ini KITA” (this is us), LOOP memiliki
sebuah gambar kekinian yang didukung oleh mereknya proposisi
“menjadi lebih baik bersama” dan fokus untuk menawarkan broadband
dan layanan digital.
2. Jasa – jasa Telkomsel
a. Berfokus pada pembuatan pelanggan yang memiliki konsistensi dan
juga pengalaman yang sangat baik (CX), IoT Digital Ecosystem untuk
managemen armada dan managemen bakat baru untuk mendukung
penguasaan digital.
b. Mendapatkan tambahan 30 MHz spektrum pada 2300 MHz frekuensi
oleh pemerintah, yang akan digunakan untuk menyediakan layanan
Data terbaik bagi pelanggan dan mendukung rencana broadband di
Indonesia mulai tahun 2014 – 2019.
c. Cakupan 4G selular telkomsel mencapai 490 kota kabupaten di seluruh
Indonesia

10
2.6 Lokasi Perusahaan

Gambar GraPARI Telkomsel Madiun


Lokasi praktik kerja lapangan berada di PT. Telekomunikasi Selular
(Telkomsel) Regional II Branch Madiun, tepatnya di Jalan Pahlawan Nomor
56 Kota Madiun.

2.7 Struktur Organisasi dan Kepegawaian Perusahaan

Gambar Struktur Organisasi Telkomsel Branch Madiun

11
BAB III

TEORI PENUNJANG

3.1 Teknologi GSM


Global System for Mobile communication (GSM) adalah sebuah standar
global untuk komunikasi bergerak digital. GSM merupakan nama dari sebuah
group standarisasi yang dibentuk di Eropa tahun 1982 untuk menciptakan
sebuah standar bersama telpon bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada
daerah frekuensi 900 MHz. Teknologi ini banyak diterapkan pada komunikasi
bergerak, khususnya telepon genggam. Cara kerjanya dengan memanfaatkan
gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu,
sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan.
Pada awalnya GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya
dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI
(European Telecomunication Standard Institute). Pengoperasian GSM secara
komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM
merupakan teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam
untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992, standar type approval
untuk handphone disepakati dengan mempertimbangkan dan memasukkan
puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM. Pada awal
pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi perkembangan jumlah
penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi,
sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular
System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan
dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu,
dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya
pancar handphone, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala
akan dapat di kurangi.
Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk
Indonesia. Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular analog
yang bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic
Mobile Telephone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem
komunikasi selular membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya
di Indonesia, tapi juga di Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin

12
bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai
1,5 triliun pelanggan.

Gambar Arsitektur Jaringan 2G

Di dalam GSM itu sendiri terdapat beberapa jaringan pembentuknya,


daintaranya yaitu :
1. Mobile Station (MS)
MS merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk
melakukan komunikasi. MS terdiri dari Mobile Equipment (ME) dan
Subscriber Identify Module (SIM). ME merupakan terminal transmisi
radio yang dilengkapi dengan International Mobile Equipment Identity
(IMEI), sedangkan SIM berbasis nomor identitias pelanggan untuk masuk
ke jaringan operator GSM.
2. Base Station System (BSS)
BSS terdiri dari tiga perangkat yaitu :
a. Base Tranceiver Station (BTS)
BTS merupakan perangkat pemancar dan penerima yang
mengalami akses radio dan berinteraksi langsung dengan mobile
station (MS) melalui air interface. BST juga mengatur proses
handover yang terjadi dalam BTS itu sendiri dan di-monitor oleh BSC.

b. Base Station Controller (BSC)


BSC adalah interface antara BTS dengan MSC dan OMC. BSC
juga mengendalikan beberapa BTS serta mengatur trafik yang datang

13
dan pergi dari BSC menuju MSC atau BTS. BSC memanajemen
sumber radio dalam pemberian frekuensi untuk setiap BTS dan
mengatur handover ketika mobile setation melewati batas antar sel.
c. Transcoder (XCDR)
XCDR berfungsi untuk mengkompres data atau suara keluaran dari
MSC (64Kbps) menjadi 16 Kbps ke arah BSC dan sebaliknya untuk
efisiensi kanal transmisi.
3. Network Switching System (NSS)
NSS berfungsi sebagai switching pada jaringan GSM, memanajemen
jaringan, sebagai interface antara jaringan GSM dengan jaringan lainnya.
Komponen NSS pada jaringan GSM terdiri dari :
a. Mobile Switching Center (MSC)
MSC merupakan inti dari jaringan selular, dimana MSC berperan
untuk interkoneksi hubungan pembicaraan, baik antar pelanggan
selularr maupun antar selular dengan jaringan telepon kabel PSTN,
ataupun dengan jaringan data.
Subsistem mobile switching (MSS) terdiri dari pusat mobile
switching dan database, yang menyimpan data yang dibutuhkan untuk
routing dan penyediaan jasa. Sedangkan pada jaringan selular disebut
pusat mobile switching center (MSC). MSS melakukan semua fungsi
switching misalnya routing signaling. Sebuah jaringan selular publik
dapat memiliki beberapa pusat mobile switching dengan masing-
masing bertanggung jawab untuk cakupan areanya masing-masing.
b. Home Location Register (HLR)
HLR menyimpan data identitas dan pengguna dari semua
pelanggan milik area GMSC terkait. HLR merupakan permanen
seperti Subscriber Identity Internasional Mobile (IMSI) dari pengguna
individu, nomor telepon pengguna dari jaringan publik (tidak sama
dengan IMSI), kunci autenticathion, pelanggan diizinkan layanan
tambahan dan beberapa data sementara. Data sementara pada
Subscriber Identity Module (SIM) dapat mencakup entri seperti:
alamat dari VLR pada saat panggilan.
c. Visitor Location Register (VLR)
VLR merupakan database yang berisi informasi sementara
mengenai pelanggan yang melakukan mobile (roaming) dari area
cakupan lain. [3] VLR menyimpan data dari semua mobile station

14
yang saat ini berada pada cakupan dari MSC terkait. Sebuah VLR
dapat bertanggung jawab untuk satu MSC atau lebih. Kerja dari
mobile station yang berada pada area cakupan MSC dapat terdeteksi
pada salah satu jaringan VLR dari MSC manapun.
d. Authentication Center (AuC)
AuC berisi database yang bersifat rahasia yang disimpan dalam
bentuk format kode untuk pengamanan dan pengontrolan
penggunaansistem seluler yang sah dan mencegah pelanggan yang
melakukan kecurangan.
e. Equipment Identity Register (EIR)
Merupakan database terpusat yang berfungsi untuk validasi
Internasional Mobile Equipment Identity (IMEI).
f. Inter Working Function (IWF)
IWF berfungsi sebagai interface antara jaringan GSM dengan
jaringan lain.
g. Echo Canceller (EC)
EC digunakan untuk sambungan dengan PSTN untuk mengurangi
echo (gaung / gema) dan delay.
4. Network Management System
Network Management System terdiri dari :
a. Operation and Maintenance Center (OMC)
OMC sebagai pusat pengontrolan operasi dan pemeliharaan
jaringan. Fungsi utamanya mengawasi alarm perangkat dan perbaikan
terhadap kesalahan operasi.
b. Network Management Centre (NMC)
NMC berfungsi untuk pengontrolan operasi dan pemeliharaan
jaringan yang lebih besar dari OMC.
5. Media Gateway (MGW)
Media gateway berfungsi sebagai elemen transport untuk merutekan
trafik dalam jaringan softswitch dan juga mengirim atau menerima trafik
dari jaringan lain yang berbeda, seperti PSTN,PLMN, VoIP H.323, dan
jaringan akses pelanggan. Media gateway terbagi menjadi trunk gateway
dan access gateway.
a. Trunk Gateway
Trunk gateway adalah media gateway yang menjalankan fungsi
media bagi softswitch class 4, yaitu merutekan trafik dari jaringan
PSTN/PLMN (jaringan mobile). Trunk gateway akan melakukan
proses konversi terhadap format transmisi jaringan terhubung yang

15
berbeda beda, baik format sinyal trafik maupun signalling atau
protokolnya.
b. Access Gateway
Access gateway adalah media gateway yang menjalankan fungsi
media bagi softswitch class 5 untuk menghubungkan softswitch dengan
jaringan korporasi atau terminal pelanggan (CPE). Pada umumnya
access gateway yang dikenal adalah perangkat yang berbasis paket
(IP) ataupun nonpaket yang selanjutnya diubah menjadi paket untuk
dapat dikontrol oleh softswitch.
6. DCS
DCS merupakan sistem kontrol yang mampu menghimpun
(mengakuisisi) data dari lapangan dan memutuskan akan diapakan data
tersebut, secara singkat DCS -> ambil/baca data + lakukan pengontrolan
berdasar data tersebut. Data-data yang telah diakuisisi (diperoleh) dari
lapangan bisa disimpan untuk rekaman atau keperluan-keperluan masa
datang, atau digunakan dalam proses-proses saat itu juga, atau bisa juga,
digabung dengan data-data dari bagian lain proses, untuk kontrol lajutan
dari proses yang bersangkutan. DCS terdiri dari :

16
a. Operator Console
Alat ini mirip monitor komputer. Digunakan untuk memberikan
informasi umpan balik tentang apa yang sedang dikerjakan atau
dilakukan dalam pabrik, selain itu juga bisa menampilkan perintah
yang diberikan pada sistem kontrol. Melalui konsol ini juga, operator
memberikan perintah pada instrumen-instrumen di lapangan.
b. Engineering Station
Ini adalah stasion 2 untuk para teknisi yang digunakan untuk
mengkonfigurasi sistem dan juga mengimplementasi algoritma
pengontrolan.
c. History Module
Alat ini mirip dengan harddisk pada komputer. Alat ini digunakan
untuk menyimpan konfigurasi DC dan juga konfigurasi semua titik di
pabrik. Alat ini juga bisa digunakan untuk menyimpan berkas-berkas
grafik yang ditampilkan di konsol dan banyak sistem saat ini mampu
menyimpan data-data operasional pabrik.
d. Data Historian
Biasanya berupa perangkat lunak yang digunakan untuk
menyimpan variabel-variabel proses, set point dan nilai-nilai keluaran.
Perangkat lunak ini memiliki kemammpuan laju scan yang tinggi
dibandingkan History Module.
e. Control Modules
Ini seperti otak dari DCS. Disinilah fungsi-fungsi kontrol
dijalankan, seperti kontrol PID, kontrol pembandingan, kontrol rasio,
operasi-operasi aritmatika sederhana maupun kompensasi dinamik.
Saat ini sudah ada peralatan modul kontrol yang lebih canggih dengan
kemampuan yang lebih luas.
f. I/O
Bagian ini digunakan untuk menangani masukan dan luaran dari
DCS. Masukan dan luaran tersebut bisa analog, bisa juga digital.
Masukan/luaran digital seperti sinyal-sinyal ON/OFF atau Start/Stop.
Kebanyakan dari pengukuran proses dan luaran terkontrol merupakan
jenis analog.
7. Operation and Support System (OSS)
OSS adalah sebuah sub sistem jaringan pada GSM yang berperan
sebagai pusat pengendalian, antara lain sebagai fault management,

17
configuration management, performance management dan inventory
management.

3.2 Call Flow GSM

3.3 Teknologi 3G
Teknologi 3G terbagi menjadi GSM dan CDMA. Teknologi 3G sering
disebut juga dengan istilah mobile broadband karena keunggulannya sebagai
modem untuk internet yang dapat dibawa ke mana saja. Perkembangan
teknologi 3G secara komersial dimulai pada Oktober, 2001, ketika NTT
Docomo dari Jepang dengan teknologi W-CDMA menjual produknya untuk
pertama kali secara terbatas. Kemudian disusul oleh SK Telecom, Korea
Selatan pada tahun 2002 dengan teknologi 1xEV-DO, diikuti oleh KTF dari
Korea Selatan dengan teknologi EV-DO. Keberhasilan layanan 3G di kedua
negara ini disebabkan oleh faktor dukungan pemerintah. Pemerintah Jepang
tidak mengenakan biaya di muka (upfront fee) atas penggunaan lisensi
spektrum 3G atas operator-operator di Jepang (ada tiga operator: NTT
Docomo, KDDI dan Vodafone). Sedangkan pemerintah Korea Selatan, walau
pun mengenakan biaya di muka, memberikan insentif dan bantuan dalam
pengembangan nirkabel pita lebar (Korea Selatan adalah negara yang
menggunakan Cisco Gigabit Switch Router terbanyak di dunia) sebagai
bagian dalam strategi pengembangan infrastruktur.
Di Eropa, dipelopori oleh British Telecom dan Telenor dengan teknologi
W-CDMA pada Desember 2001. Di Amerika Serika jaringan 3G dipelopori
oleh Monet Mobile Networks dengan teknologi CDMA20001xEV-DO, diikuti
oleh Verizon Wireless pada tahun 2003. Di Australia jaringan 3G komersial
pertama kali diperkenalkan oleh Hutchinson Telecommunication dengan nama
Three pada bulan maret 2003. Pada bulan Desember 2007 jaringan 3G telah
dioperasikan di 40 negara dan 154 jaringan HSDPA telah beroperasi di 71
negara, dan 200 juta pelanggan telah terhubung melalui jaringan 3G.
Perkembangan teknologi 3G mengharuskan pengaturan spektrum secara
global, melalui penyediaan pita (band) yang lebih luas. Adanya teknologi 3G
sebagai hasil pengembangan teknologi generasi kedua, yaitu hasil
perkembangan evolusioner, yang masih menggunakan perangkat jaringan 2G
yang diperluas dan hasil perkembangan revolusioner yang memerlukan

18
jaringan dan alokasi frekuensi yang sama sekali baru. Secara evolusioner,
IMT-2000 telah menerapkan dua macam evolusi ke 3G, yakni dari 2G CDMA
standard IS-95 (cdmaOne) ke IMT-SC (cdma2000) dan dari 2G TDMA
standard (GSM/IS-136) ke IMT-SC (EDGE). Secara revolusioner, IMT-2000
membangun alokasi spektrum yang baru terkait tuntutan saluran yang makin
luas.
Teknologi generasi ketiga (3G Third Generation) dikembangkan oleh
suatu kelompok yang diakui dan merupakan kumpulan para ahli dan pelaku
bisnis yang berkompeten dalam bidang teknologi wireless di dunia. ITU
(Intenational Telecomunication Union) mendefisikan 3G (Third Generation)
sebagai teknologi yang dapat unjuk kerja sebagai berikut :
1. Mempunyai transfer data sebesar 144 kbps pada kecepatan user 100 km /
jam
2. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 384 kbps pada kecepatan
berjalan kaki
3. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 2 Mbps pada untuk user diam
(stationer)
Frekuensi yang digunakan dalam teknologi 3G yaitu :
1. Frekuensi penerimaan (downlink) 1920 – 1980 MHz
2. Frekuensi pengiriman (uplink) 2110 – 2179 MHz

Teknologi 3G itu sendiri memiliki kecepatan transfer data cepat (144kbps-


2Mbps) sehingga dapat melayani layanan data broadband seperti internet,
video on demand, music on demand, games on demand, dan on demand lain
yang memungkinkan untuk dapat memilih program musik, video, atau game
semudah memilih channel di TV. Kecepatan setinggi itu juga mampu melayani
video conference dan video streaming lainnya.

19
Kelebihan dan kekurangan 3G :
1. Kelebihan
Perkembangan teknologi pita lebar bergerak menguntungkan baik untuk
dunia bisnis, pemerintahan maupun perorangan, karena semakin baru
teknologinya semakin besar data yang dapat dikirimkan dalam waktu yang
lebih singkat. Jenis data yang dapat dikirimkan juga menjadi lebih
beragam, tidak hanya huruf dan angka, tetapi juga gambar diam, gambar
bergerak, dan suara.
2. Kekurangan

Kekurangan: Disamping harganya lebih mahal, perlu diperhatikan


aspek keamanannya dan aspek etika di dalam penggunaan teknologi yang
baru. Peran ITU sangat penting di sini.Penyedia jasa layanan pita lebar
bergerak harus membangun jaringan baru yang memerlukan investasi yang
sangat besar.
Berikut merupakan arsitektur Jaringan 3G :
Arsitektur jaringan UMTS yang menggunakan WCDMA sebagai air
interface dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar Arsitektur Jaringan 3G


Jaringan arsitektur UMTS digambarkan seperti gambar , dimana
menggunakan air interface WCDMA dan merupakan evolusi atau
perkembangan dari jaringan inti GSM, terdiri atas 3 daerah yang saling
berinteraksi, yaitu Core Network (CN), UMTS Terrestrial Radio Access
Network (UTRAN), dan User Equipment (UE) atau Mobile Station (MS).

20
Core Network dibagi dalam daerah Circuit Switched dan Packet Switched.
Beberapa elemen dari Circuit Switched adalah Mobile services Switching
Centre (MSC) merupakan interface yang menangani MS untuk menangani
circuit switched data, Gateway MSC (GMSC) merupakan gerbang
penghubung antara UMTS dan jaringan luar circuit switched seperti PSTN,
Visitor Location Register (VLR), dan Gateway MSC. Elemen Packet Switched
adalah Serving GPRS Support Node (SGSN) merupakan interface yang
berfungsi sama dengan MSC tetapi digunakan untuk layanan packet switched
dan Gateway GPRS Support Node (GGSN) merupakan gerbang yang
menghubungkan UMTS menuju jaringan packet switched. Beberapa elemen
jaringan yang lain seperti HLR dan AUC digunakan bersama oleh kedua
daerah tersebut. Arsitektur CN dapat berubah ketika terdapat layanan atau fitur
yang baru. Transfer data di dalam jaringan inti didukung oleh GGSN
(gateway GPRS support node) dan SGSN (serving GPRS support node).
Pada dasarnya, GGSN adalah sebuah fitur pengaturan mobilitas tambahan,
dan menghubungkan dengan berbagai macam elemen jaringan melalui
standart interface. Pada jaringan ini GGSN merupakan interface fisik yang
terhubung ke jaringan packet data external (misalnya Internet). SGSN
menangani pengiriman packet dari dan ke terminal-terminal mobile. Masing-
masing SGSN memungkinkan untuk mengirimkan packet ke terminal di
dalam service area. GGSN dan SGSN dapat mengirim data dengan kecepatan
hingga 2 Mbps. UTRAN terdiri dari satu atau lebih Radio Network System
(RNS), dimana RNS tersebut terdiri darisebuah pengendali jaringan radio
yang disebut dengan Radio Network Controller (RNC), beberapa node B
(UMTS Base Station) dan User Equipment. UTRAN terhubung pada bagian
Core Network (CN) melalui Interface Iu dan menggunakan Interface Iub
untuk mengontrol node B. Sedangkan Interface Iur yang menghubungkan
antar RNC berfungsi untuk mengatur terjadinya soft handover diantara RNC
tersebut.
RNC berfungsi untuk mengendalikan sumber-sumber radio dari beberapa
node B, fungsinya serupa dengan BSC di GSM. RNC juga berperan penting
untuk mengontrol radio resources UTRAN, seperti power control (PC) atau

21
handover control (HC), dimana sebagian diantaranya terdapat pada bagian
RNC. BS di UMTS disebut dengan node B. Node B pada jaringan ini sama
seperti pada GSM Base Station (BS/BS), merupakan unit untuk sistem
pengiriman dan penerimaan radio dari sel. Node B menunjukkan proses dari
air interface yang digunakan (WCDMA), meliputi channel coding,
interleaving, rate adaptation, dan spreading. Node B juga memungkinkan
terjadinya softer handovers dan power control.
Ikatan antara RNC dan node B disebut dengan Radio Network Subsystem
(RNS), yang memiliki interface Iub. Tidak seperti ekuivalennya, yakni
interface Abis dalam GSM, interface Iub memiliki standar yang terbuka
sehingga dimungkinkan masing-masing node B dan RNC dibuat oleh pabrik
yang berbeda. Jika dalam GSM tidak ada hubungan antar BSC, dalam UMTS
yang disebut dengan UTRAN justru sebaliknya. RNC satu dihubung dengan
RNC lainnya melalui interface Iur. UTRAN dihubungkan ke jaringan inti
melalui interface Iu.
User Equipment (UE) mempunyai prinsip yang sama seperti pada GSM
Mobile Station (MS), memiliki modul identitas user, yang serupa dengan SIM
pada GSM. UE terdiri dari dua bagian, yaitu Mobile Equipment (ME) dan
UMTS Subscriber Identity Module (USIM) yang dihubungkan oleh interface
Cu. ME adalah perangkat untuk pengiriman radio, sedangkan USIM
merupakan sebuah kartu yang memuat identitas user dan informasi pribadi.
Interface UE dengan jaringannya disebut interface Uu, yang merupakan air
interface WCDMA.

3.4 Call Flow UMTS

3.5 Switching Network


Dalam jaringan komunikasi, node pertukaran informasi diklasifikasikan
menjadi 2 bagian, yaitu Switched Comunication Network dan Broadcast
Comunication Network.

22
Gambar Node Pertukaran Informasi

Penjelasan ini akan terfokus pada Swtching Network. Switched


Comunication Network dalam Comunication Network adalah switching
node yang saling terhubung dan membentuk sebuah jaringan switching. Setiap
node yang berada dalam jaringan switching selalu bekerja tanpa
memperhatikan data yang ditransmisikan. Transmisi data tersebut dimulai dan
berakhir di perangkat yang dinamakan Station, station ini dapat berupa
komuter, terminal, telepon maupun ponsel. Data tersebut ditransmisikan
melalui rute yang telah ditentukan oleh proses switching di setiap node yang
dilalui. Koneksi sebuah node ke node lainnya biasanya dilakukan secara
multiplex. Teknologi switching sendiri dibagi menjadi dua jenis yaitu Circuit
Switching dan Packet Switching, namun pada laporan ini penulis hanya akan
menjelaskan tentang Circuit Switching sesuai dengan ruang lingkup PKL.

Dalam dunia telekomunikasi, jaringan circuit switching adalah jaringan


yang mengalokasikan sebuah sirkuit (atau kanal) yang dedicated di antara
nodes dan terminal untuk digunakan pengguna untuk berkomunikasi. Sirkuit
yang dedicated tidak dapat digunakan oleh penelepon lain sampai sirkuit itu
dilepaskan, dan koneksi baru bisa disusun. Bahkan jika tidak ada komunikasi
berlangsung pada sebuah sirkuit yang dedicated, kanal tersebut tetap tidak
dapat digunakan oleh pengguna lain. Kanal yang dapat dipakai untuk
hubungan telepon baru disebut sebagai kanal yang idle.

23
Untuk call setup dan pengendalian (dan keperluan administratif lainnya)
dapat digunakan sebuah kanal pensinyalan yang dedicated dari node terakhir
ke jaringan. ISDN adalah salah satu layanan yang menggunakan sebuah kanal
pensinyalan terpisah. Plain Old Telephone Service (POTS) tidak memakai
pendekatan ini.

Sebuah metoda untuk membangun, memonitor perkembangan, dan


menutup sebuah koneksi adalah dengan memanfaatkan sebuah kanal terpisah
untuk keperluan pengontrolan, misalnya untuk links antar telephone
exchanges yang menggunakan CCS7 untuk komunikasi call setup dan
informasi kontrol dan menggunakan TDM untuk transportasi data di sirkuit
tersebut.

Sistem telepon zaman dahulu merupakan contoh penggunaan circuit


switching. Pelanggan meminta operator untuk menghubungkan mereka
dengan pelanggan lain, yang mungkin berada pada yang sama, atau melalui
sebuah interexchange link dan operator lain. Dimanapun posisi para
pelanggan ini, tetap terbentuk sebuah koneksi antar telepon kedua pelanggan
selama hubungan telepon berlangsung. Kawat tembaga yang sedang
digunakan untuk koneksi ini tidak dapat digunakan untuk hubungan telepon
lain, walaupun para pelanggan ini tidak sedang berbicara dan jalur ini dalam
kondisi tidak digunakan (silent).

Akhir-akhir ini sudah dapat dilakukan multiplexing terhadap berbagai


koneksi yang terdapat pada sebuah konduktor, namun demikian tetap saja
setiap kanal pada link yang mengalami multiplexing selalu berada pada salah
satu dari dua kondisi ini : dedicated pada sebuah koneksi telepon, atau dalam
keadaan idle. Circuit switching mungkin relatif tidak efisien karena kapasitas
jaringan bisa dihabiskan pada koneksi yang sudah dibuat tapi tidak terus
digunakan (walaupun hanya sebentar). Di sisi lain, keuntungannya adalah
cepatnya membuat koneksi baru, dan koneksi ini bisa digunakan dengan
leluasa selama dibutuhkan.

Pendekatan lain adalah packet switching yang membagi data yang akan
dikirimkan (misalnya, suara digital atau data komputer) menjadi kepingan -

24
kepingan yang disebut paket, yang lalu dikirimkan melewati sebuah shared
network. Jaringan packet switching tidak membutuhkan sebuah sirkuit khusus
untuk melakukan koneksi. Dengan pendekatan ini banyak pasangan node
dapat melakukan komunikasi yang hampir simultan pada kanal yang sama.
Dengan tiadanya koneksi yang dedicated, masing-masing paket yang
diberikan dilengkapi dengan alamat tujuan sehingga jaringan dapat
mengirimkan paket tersebut ke tujuan yang diinginkan.

3.6 Definisi NOC


Network Operation Center (NOC) merupakan sebuah pusat pengontrolan
operasi dan pemeliharaan jaringan yang memiliki fungsi utama yaitu untuk
mengawasi alarm yang menandakan terjadinya gangguan pada network
element tertentu. NOC pada umumnya memiliki tugas untuk momonitor
keadaan atau kondisi tiap – tiap network element yang terhubung dengannya.
Sebagai pusat pengendali, NOC melakukan tugas diantaranya proses
monitoring, eskalasi, modifikasi dan manajemen network, maintenance
server, dan sebagainya. NOC adalah bagian yang pertama kali mengetahui
jika terjadi gangguan, first troubleshoot, eskalasi, dan berkoordinasi dengan
bagian dari regional. Secara garis besar NOC dibagi menjadi 3 bagian
berdasarkan network yang dimonitor yaitu NOC Radio, NOC Core, dan NOC
Transmisi. NOC Core sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu Packet
Switching dan Circuit Switching. NOC pada umumnya memiliki tugas –
tugas sebagai berikut :
1. Fault Management
Memonitor keadaan/kondisi tiap-tiap network element yang terhubung
dengannya. Dalam hal ini, NOC akan selalu menerima alarm dari network
element yang menunjukan kondisi dari network element tersebut, apakah
ada probelm atau tidak.
2. Configuration Management
Configuration Management sebagai interface untuk
melakukan/merubah konfigurasi network element yang terhubung
dengannya.
3. Performance Management

25
Berapa NOC ada yang dilengkapi juga dengan fungsi performance
management, yaitu fungsi untuk memonitor performance dari network
element yang terhubung dengannya.

3.7 Definisi Monitoring


Hal yang dilakukan oleh NOC yaitu monitoring jaringan. Monitoring
tersebut dapat berupa monitoring alarm maupun grafik. Pada divisi Core
khususnya SCircuit Switching, monitoring yang dilakukan yaitu monitoring
alarm dan monitoring SCR di sisi MSS dan di sisi MGW pada jaringan
layanan Voice dan SMS (Short Massage Service). Monitoring alarm yaitu
memonitoring setiap alarm yang masuk baik itu alarm dari sisi MSS maupun
dari sisi MGW. Munculnya alarm tersebut merupakan indikasi dari terjadinya
gangguan pada salah satu network element, gangguan tersebut dapat terjadi
karena kerusakan pada jaringan itu sendiri maupun kerusakan karena
infrastruktur pendukung seperti AC, pasokan listrik dari PLN dan sebagainya.
Tiap alarm memiliki klasifikasi yang berbeda – beda dari tingkat Critical
hingga Minor. Nama dari tiap alarm juga mengandung arti yang berbeda –
beda pula. Monitoring SCR (Success Call Rate) yaitu memonitoring
kesukssan tiap pelanggan dalam melakukan panggilan. Tingkat kesuksesan
tersebut ditampilkan dalam bentuk prosentase. Hal yang menyebabkan
turunnya nilai SCR dapat karena ada gangguan yang disebabkan oleh banyak
hal.

3.8 Konfigurasi Jaringan Pada Circuit Switching

Gambar Konfigurasi Circuit Switching

26
Core Network dibagi ke dalam daerah Circuit Switching dan daerah
Packet Switching. Beberapa elemen dari Circuit Switching adalah Mobile
services Switching Centre (MSC) merupakan interface yang menangani MS
untuk menangani circuit switching data, Gateway MSC (GMSC) merupakan
gerbang penghubung antara UMTS dan jaringan luar dari circuit switching
seperti PSTN, Visitor Location Register (VLR), dan Gateway MSC. Beberapa
elemen jaringan yang lain seperti HLR digunakan bersama oleh kedua daerah
tersebut. Arsitektur Core Network dapat berubah ketika terdapat layanan atau
fitur yang baru.
MSC didesain sebagai Switch Integrated Service Digital Network (ISDN)
yang dimodifikasi agar berfungsi untuk jaringan seluler. Mobile Switching
Center (MSC) juga dapat menghubungkan jaringan seluler dengan jaringan
fixed. Gateway MSC (GMSC) adalah sebuah gerbang terluar dari jaringan
GSM akan melakukan panggilan (call established) dengan gateway nomor
tujuan (di contoh ini gateway PSTN). Home Location Register (HLR)
merupakan database yang berisi data-data pelanggan tetap, berupa layanan
pelanggan, service tambahan serta informasi mengenai lokasi pelanggan yang
paling akhir. Visitor Location Register (VLR) merupakan database yang berisi
informasi sementara mengenai pelanggan terutama mengenai lokasi dari
pelanggan pada cakupan area pelanggan. Base Station Controller (BSC)
membawahi satu atau lebih Base Transceiver Station (BTS) yang bertugas
mengatur trafik yang datang dan keluar dari BSC menuju MSC atau BTS,
mengatur manajemen sumber radio dalam pemakaian frekuensi untuk setiap
BTS serta mengatur handover. Base Transceiver Station (BTS) merupakan
perangkat pemancar dan penerima yang memberikan pelayanan radio kepada
MS. Dalam BTS terdapat kanal trafik yang digunakan untuk komunikasi.
Mobile Station (MS) dilengkapi dengan sebuah smart card yang dikenal
dengan Subscriber Identity Module (SIM) yang berisi nomor identitas
pelanggan.

3.9 Developer Android

27
3.10 Business Canvas Model

Gambar Business Canvas Model


Business Canvas Model (BCM) adalah suatu kerangka kerja yang
membahas model bisnis dengan disajikan dalam bentuk visual berupa kanvas
lukisan, agar dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah. Model ini
digunakan untuk menjelaskan, memvisualisasikan, menilai, dan mengubah
suatu model bisnis, agar mampu menghasilkan kinerja yang lebih optimal.
BMC dapat digunakan untuk semua lini bisnis tanpa terbatas sektor
usahanya. BMC sangat membantu untuk mempercepat proses analisis
kekuatan dan kekurangan bisnis. Dengan mengetahui kekuatan dan
kelemahan, maka analisis kebutuhan dan profit dapat dilakukan dengan cepat.
Blok Model
Business Model Canvas dapat menjelaskan hubungan sembilan elemen model
bisnis yang digambarkan secara visual, sehingga inovasi yang dibuat pada
model bisnis perusahaan akan lebih mudah dipahami dan dimengerti.
Walaupun ada beberapa versi, kira-kira secara garis besar sebagai berikut :
1. Offering
a. Value Proposition
Dalam bisnis selalu ada produk atau jasa yang akan ditawarkan. Dalam
blok area Value Proposition mencakup produk atau layanan apa yang
ditawarkan untuk calon customer.
2. Customer
a. Customer Segments

28
Customer Segments menjadi blok area yang paling utama karena dari
pelanggan-lah kita akan mendapatkan pemasukan.
b. Channels
Channels merupakan sarana untuk menyampaikan nilai atau manfaat
dari produk kepada customer segment.
c. Customer Relationship
Di dalam lingkup ini yang dinilai adalah bagaimana menjalin
hubungan dengan pelanggan. Agar pelanggan tidak mudah berpaling
ke bisnis yang lain, maka sangat penting untuk menjalin hubungan
yang baik. Selain itu, diperlukan juga pengawasan yang ketat dan
intensif.
3. Infrastructure
a. Key Activities
Key activities mencakup segala aktivitas yang harus dilakukan seorang
pelaku bisnis untuk menghasilkan produk atau layanan yang baik dan
memuaskan. Yang termasuk dalam lingkup ini adalah branding,
packaging, pasaran internet dan lainnya.
b. Key Resources
Yang termasuk dalam area Key Resources adalah berbagai sumber
daya yang dimiliki pebisnis atau organisasi untuk mewujudkan
proposisi nilai seperti manusia, brand, peralatan, dan teknologi.
c. Key Partnership
Key Partnership berisi pihak-pihak yang menjadi penentu terhadap
jalannya suatu bisnis. Key Partnership mempengaruhi suksesnya suatu
bisnis. Bisnis yang baik tidak hanya mampu menjalin hubungan
dengan para pelanggan saja, tapi juga dengan pihak yang bersangkutan
lainnya seperti pemasok dan tim pemasaran.
4. Finance
a. Revenue Stream
Model bisnis kanvas adalah mencakup langkah-langkah yang harus
dikuasai oleh seorang pebisnis. Seperti pemanfaatan biaya iklan,
langganan, penjualan retail, lisensi, dan sebagainya.
b. Cost Structure
Meliputi biaya-biaya apa saja yang harus dikeluarkan untuk
membentuk, memproduksi dan memasarkan produk atau layanan
bisnis. Dengan pengelolaan biaya yang benar, bisnis yang kita jalankan
akan menjadi lebih efisien, hemat dan meminimalkan risiko kerugian.

29
Parameter Pada Jaringan Telekomunikasi Selular

30
BAB IV

HASIL KEGIATAN PKL

4.1 Call Flow


Proses jalur penggunaan panggilan pada teknologi 2G (GSM) dan 3G
(UMTS) dapat dilihat menggunakan aplikasi wireshark PCAP file dengan
VisualEther. Pemahaman terkait dengan call flow pada teknologi 2G maupun
3G untuk mempermudah dalam melakukan troubleshooting pada saat nilai
dari SCR maupun pada CCR tidak berada pada nilai standart. Dengan
memahami call flow berikut maka akan mengetahui element penting dan juga
protocol – protocol yang digunakannya.
4.1.1 2G GSM

Gambar Interrogation Procedure Point 1


Pelanggan PSTN memanggil panggilan ponsel dengan nomor
telepon GSM (MSIDN). PSTN akan menggunakan MSISDN untuk
menemukan GMSC (Gateway Mobile Switching Center) untuk
penyedia layanan. Setelah itu GMSC telah diidentifikasi, PSTN
mengirimkan ISUP Initial Address Message ke GMSC. GMSC meminta

31
informasi perutean untuk pelanggan GSM dari HLR (Home Location
Register). HLR menggunakan nomor yang dihubungi untuk menemukan
entri HLR untuk pelanggan. Alamat SS7 untuk MSC VLR yang
melayani pelanggan diperoleh dari catatan ini. (Ingat bahwa alamat SS7
dari MSC VLR yang melayani telah diperbarui melalui pembaruan
lokasi antar VLR). HLR Telah mengidentifikasi bahwa pelanggan saat
ini dilayani oleh Madiun MSC VLR. HLR kemudian meminta MSC
VLR untuk menetapkan nomor telepon roaming sementara kepada
pelanggan. Madiun MSC VLR mengalokasikan nomor telepon roaming
sementara (MSRN – Mobile Station Roaming Number).

Gambar Interrogation Procedure Point 2


MSRN kemudian diteruskan ke HLR. HLR meneruskan MSRN ke
GMSC. GMSC menggunakan MSRN untuk merutekan panggilan ke
Madiun MSC VLR. Madiun MSC VLR menerima panggilan itu. Pada
titik ini, MSRN ditandai bebas dan dapat dipindahkan untuk panggilan
lain (Ini tergantung impelementasi). Kemudian MSC VLR perlu cari
pelanggan di area lokasi. Karena lokasinya pada daerah yang memiliki
beberapa cell, mekanisme paging digunakan untuk mencari pelanggan.

32
MSC VLR menggunakan TMSI (Temporary Mobile Subscriber
Identity) ke alamat ponsel. TMSI ini digunakan untuk melindungi
privasi yang dipanggil pelanggan. Perhatikan bahwa, Pesan BSSMAP
PAGING akan dikirimkan ke semua BSC itu menangani lokasi daerah
Madiun. BSC Madiun menerima Page Message. BSC akan
mengirimkan sebuah Page message ke semua cell yang melayani area
lokasi pelanggan.

Gambar Enable Chipering Point 1


Semua sel di area lokasi akan membroadcast page message pada
Paging channel (PCH). Semua ponsel akan mendengarkan channel ini
tiap beberapa detik. Dan ponsel tersebut terletak pada Wonoasri Cell. Ia
akan menerina halaman pesan ini. Ponsel menemukan bahwa TMSI
ditentukan dalam page message yang cocok dengan TMSI itu sendiri.
Ponsel tersebut memutuskan untuk merespons page. Koneksi RR mulai
dibangun oleh permintaan pengirim saluran ke jaringan. Jaringan
menetapkan saluran ke terminal dan mengirim tugas dan waktu /
frekuensi koreksi dalam waktu dekat terkait assignment message.

33
Gambar Enable Chipering Point 2
Ponsel mendengarkan tunes pada saluran yang ditugaskan dan
mentransmisikan page rseponse dan SABM untuk memulai sesi RR.
BSC mengirimkan SCCP permintaan koneksi ke MSC VLR. Page
response message didukung dengan piggy request. BSC mengakui
SABM untuk mendirikan RR koneksi. Perhatikan bahwa UA pesan
digunakan secara keseluruhan sesi untuk mengakui paket. Mereka akan
dihilangkan disini untuk kejelasan.

34
Gambar Call Setup
MSC VLR menerima page response dan mengirim pengaturan
panggilan ke ponsel. Ponsel mengakui ack dengan mengirim pesan
konfirmasi panggilan. Menghubungi pelanggan. Ponsel memberitahukan
MSC tersebut bahwa pelanggan telah diingatkan. MSC menerima
indikasi peringatan dan mengirim ISUP address lengkap ke GMSC.
GMSC mengirimkan alamat lengkap ke PSTN switch. Pelanggan
menjawab panggilan itu dengan menekan tombol “OK”.

35
Gambar Conversation Phase
Notifikasi pada MSC bahwa pelanggan telah menjawab panggilan.
Panggilan sekarang telah memasuki fase percakapan. Pelanggan
menekan End untuk menghapus panggilan. Ponsel mengirimkan
putuskan pesan ke MSC. MSC memulai rilis pada sisi PSTN. MSC
memutus jalur suara dan juga merilis sirkuit suara antara BSC dan MSC.

36
Gambar Call Release
MSC menginformasikan ponsel bahwa ia telah memulai rilis
panggilan. MSC memberi tahu PSTN bahwa rilis panggilan telah
selesai. PSTN menginformasikan panggilan tersebut bahwa rilis telah
selesai pada akhirnya. Ponsel menunjukkan bahwa panggilan tersebut
telah dibebaskan. Panggilan rilis telah selesai, sekarang koneksi RR
dirilis oleh MSC. BSC memulai rilis RR dengan ponsel. BSC memberi
tahu MSC bahwa koneksi RR telah dilepaskan. Ponsel mengirim
pemutusan pesan untuk melepaskan LAPm koneksi. BSC membalas
dengan Unnumbered Acknowledge Message. Ponsel kembali ke default
tampilan untuk menunjukkan bahwa panggilan telah sepenuhnya dirilis.

37
4.1.2 3G UMTS

Gambar CN Page UE & RRC Connection Setup


MSC / VLR mengirimkan Page Message untuk mengakhiri
panggilan. Pesan tersebut berisi IMSI untuk pelanggan. SCTP ack
digunakan untuk paging message. UE ingin membuat sebuah panggilan
suara sehingga meminta sebuah koneksi pada Radio Resource Control
(RRC). RNC menerima RRC tekait connection rquest dan menetapkan
traffic channel. Pesan itu juga menciptakan sebuah Signalling Radio
Bearer (SRB). UE merespons kembali menandakan penyelesaian pada
RRC Connection Setup. RRC Connection Setup telah diselesaikan
antara UE dan RNC. SRB juga dibuat bersamaan dengan RRC
Connection Setup.

38
Gambar Page Response and Initial Call Handshake
Ponsel mengirim initial pesan UE yang membawa Page Response
sebagai NAS (Non Access Stratum). Page Response dikirim dalam
pesan RANAP. Pengaturan koneksi SCCP dikonfirmasi. Koneksi SCCP
telah dibangun antara RNC dengan Core Network. Koneksi sinyal Iu
menjadi aktif antara RNC dengan Core Network. MSC mengirimkan
pengaturan pesan sebagai NAS payload di Direct Transfer Message.
Mengirimkan Setup Message ke UE.

39
Gambar RAB Assignment
Konfirmasi panggilan diterima sebagai muatan NAS. Pesan
panggilan yang dikonfirmasi dengan bearer and codec information
dikirim dari RNC ke MSC/VLR. Radio Access Bearer (RAB)
Assignment. Pesan menentukan kualitas parameter layanan.
Menyiapkan Radio Bearar dengan menetapkan circuit switched
resources ke panggilan suara. Terminal merespon kembali. Radio Bearer
telah dibangun antara UE dengan RNC. RNC merespon core network
setelah menyelesaikan RB Setup dengan Terminal. Akses voice radio
pembawa telah berhasil dibuat.

40
Gambar Alerting dan Called Subscriber Answer The Call
Pelanggan yang dipanggil, teleponnya akan berdering. Pada bagian
core network akan terdapat notifikasi bahwa pelanggan sedang
melakukan panggilan. Menunggu panggilan pelanggan untuk menjawab
panggilan. Notifikasi bahwa pelanggan telah menjawab panggilan.
Notifikasi pada MSC / VLR bahwa panggilan telah dijawab.

41
Gambar Conversation dan Called subscriber initiates a call clear
Core network mengijinkan panggilan terhubung. RRC layer
transport menghubungkan ack ke UE. Voice path sekarang aktif antara
Terminal pengguna dengan pelanggan yang dipanggil. Komunikasi
suara antar user dapat berlangsung. Pelanggan yang dipanggil memiliki
rilis panggilan. Ini menghasilkan pesan disconnect dari MSC / VLR ke
RNC. RNC meneruskan untuk melepaskan sambung an (Disconnect) ke
UE.

42
Gambar Called subscriber initiates a call clear
UE mengirimkan release message. Call release dikirim ke MSC /
VLR. Pesan ini memberi sinyal pada penyelesaian call release. RNC
meneruskan release complete ke UE. MSC / VLR memulai rilis koneksi
Iu. RNC juga menyetujui Iu rilis.

43
Gambar RRC Connection Release
Melepaskan koneksi SCCP kemudian menyelesaikan rilis koneksi
SCCP.
4.2 Monitoring Successful Call Rate (SCR)
Monitoring SCR (Successfull Call Rate) yaitu memonitoring kesukssan
pelanggan dalam setiap melakukan panggilan. Tingkat kesuksesan tersebut
ditampilkan dalam bentuk prosentase. Nilai dari SCR ini dapat mengalami
penurunan hingga mengalami kegagalan dalam melakukan panggilan. Hal
yang menyebabkan turunnya nilai SCR ini dapat dikarena adanya gangguan
yang disebabkan oleh banyak hal. Nilai dari SCR ini bukan hanya berkaitan
dengan performansi dari jaringan Switching Network saja, tetepi berkaitan
erat dengan performansi dari jaringan Radio Network dan Transmition
Network.
1. Ketekaitan Radio Network dengan nilai SCR
Performansi dari radio network sangat berpengaruh terhadap
kesuksesan nilai SCR. Terjadinya gangguan pada network tersebut dapat
mengakibatkan turunnya nilai SCR. Sebagai contoh jika pada bagian radio
network mengalami gangguan signaling, maka secara bersamaan nilai
SCR pada daerah tersebut akan mengalami penurunan. Namun hal ini
tidak berlaku sebaliknya, jika nilai SCR pada daerah tertentu mengalami
penurunan belum tentu pada radio network mengalami ganguan hal ini
dikarenakan penentuan nilai SCR bukan hanya berdasarkan pada satu
sumber saja.
2. Ketekaitan Transmittion Network dengan nilai SCR
Transmition network merupakan jaringan backbone atau jaringan
tulang punggung yang menghubungkan daerah – daerah di indonesia.
Jaringan ini treterbagi menjadi jaringan microwave dan jaringan fiber
optic. Jika terjadi gangguan pada jaringan tersebut maka akan
menimbulkan impact k terhadap tingkat kesuksesan dalam melakukan
pangilan. Hal ini disebabkan karena turunnya performansi dari MSS yang
terganggu akibat kerusakan jaringan backbone tersebut. Namun hal ini
tidak berlaku untuk sebaliknya, nilai SCR dapat mengalami penurunan
tanpa adanya kerusakan pada jaringan backbone.
4.3 Brainstorming Android Developer

44
Dalam persaingan bisnis yang kian sengit ini, tidak jarang kita dituntut
untuk memunculkan ide – ide segar yang benilai untuk dijual. Namun
seingkali pula kita loss. Ide tidak muncul ketika kita dituntut untuk
memunculkannya. Ide tesebut justru mucul disaat yang tidak kita duga. Ada
beberapa tips dalam memunculkan ide tersebut diantaranya gunakan analogi
sebagai pijakan kita, melihat sekitar anda, menjadikan hal asing sebagai hal
biasa dan hal biasa sebagai hal asing, memperluas ruang lingkup kehidupan
anda, menggali gagasan dengna membaca dan masih banyak lagi hal lain yang
dapat kita lakukan.
Satu hal yang pelu diingat bahwa tidak ada yang namanya ide itu salah,
tegantung dari apa permasalahan yang kita timbulkan dan bagaimana
solusinya, juga untuk harus tepat sasaran ide yang kita buat tesebut. Apalagi
berkaitan dengan software aplikasi, yang dapat berguna bagi masyarakat dan
juga meupakan sebuah misi dari peusahaan PT. Telkomsel di era millenial kali
ini.

45
Tahapan dalam membuat sebuah aplikasi andorid yang tepat guna bagi
masyarakat adalah sebagai beikut :
1. Mencari permasalahan sebanyak mungkin
N
Permasalahan
o
Guru senior masih enggan menerima ilmu baru, sehingga ilmu
1
yang disampaikan kepada muridnya masih bersifat tradisional
Sekolah inklusi yang didalamnya terdapat ABK (Anak
2 Berkebutuhan Khusus), sering adanya pembullyan hingga ABK
keluar dari sekolah
Tidak tersampaikan ide - ide brilliant dari siswa maupun
3
mahasiswa dalam ajang berbagai lomba
Fasilitas yang terbatas dalam pembelajaran di sekolah maupun
4
kampus
Petani mengalami gagal panen ketika adanya cuaca yang ekstrim
5
atau tidak menentu
Orang kos / traveller kebingungan ketika barang bawaannya ada
6
yang tertinggal
Orang yang sakit kadang sering lupa dengan jadwal minum
7
obatnya
8 Jam kerja padat yang dapat mengakibatkan pekerja stress
Penderita buta warna parsial ataupun buta warna total kesulitan
9
membedakan warna dalam melakukan beberapa pekerjaan
Pengawasan terhadap balita pada saat orang tua sudah tidur untuk
10
menghindari adanya tangisan pada sang anak

2. Mengenali target dari pemasalahan tesebut


Sebagai contoh :
a. Jam kerja padat yang dapat mengakibatkan pekerja stress. Target yang
dituju yaitu tempat nongkrong Malang, karyawan, dan kalangan muda.
b. Orang kos / traveller kebingungan ketika barang bawaannya ada yang
tertinggal. Target yang dituju yaitu visitor dan pemilik penyewaan.
c. Fasilitas yang terbatas dalam pembelajaran di sekolah maupun
kampus. Target yang dituju yaitu sekolah dan kampus.
No Target

46
1 Guru dan Murid
2 Guru dan Murid
3 Pelajar dan Mahasiswa
4 Sekolah dan Kampus
5 Petani
6 Visitor dan pemilik penyewaan
7 Rumah sakit dan orang sakit
8 Tempat nongkrong Malang, karyawan, dan kalangan muda
9 Penderita buta warna / parsial
10 Orang tua

3. Membeikan solusi terbaik


No Solusi
1 Memberikan informasi seputar pengetahuan secara terkini,
menjalin kerjasama dengan instansi luar
2 Menyediakan kelas khusus bagi penyandang ABK, serta
memberikan pendidikan yang khusus bagi penyandang ABK
3 Menyediakan wadah bagi para peserta lomba agar masyarakat
mengetahui karya anak bangsa
4 Tersedianya informasi secara online mengenai fasilitas sekolah
baik kepada guru, karyawan, maupun pelajar
5 Mengetahui informasi terkait cuaca pada tiap hari dan juga dapat
melakukan control secara otomatis maupun monitoring dari
kondisi lahan
6 Memberikan penyewaan barang sesuai dengan kebutuhan dari
visitor
7 Memberikan indicator atau semacam pengingat seperti alarm atau
suara pada saat memasuki jam minum obat
8 Memberikan informasi mengenai tempat hiburan beserta menu –
menu yang terkandung di dalamnya
9 Memberikan aplikasi yang mampu membedakan warna dari suatu
benda dan juga mensuarakannya
10 Memberikan pengawasan terhadap anak melalui smartphone dan
juga mampu melakukan pengontrolan terhadap benda yang dapat
meredakaan tangisan anak

4. Membuat tabel score yang berisi

5. Memilih ide tebaik yang memiliki potensi pasar terbaiks

47
Ide yang terpilih dari permasalahan diatas dipilih 3 terbaik yang kemudian
nantinya akan diseleksi kembali berdasarkan judul yang paling menarik
dan kemungkinan besar mampu untuk dikerjakan.
a. Guru senior masih enggan menerima ilmu baru, sehingga ilmu yang
disampaikan kepada muridnya masih bersifat tradisional
b. Fasilitas yang terbatas dalam pembelajaran di sekolah maupun kampus
c. Jam kerja padat yang dapat mengakibatkan pekerja stress

Dari ketiga pilihan tersebut yang terpilih yaitu pilihan kedua “Fasilitas
yang terbatas dalam pembelajaran di sekolah maupun kampus”

6. Memasukkan dalam Bussiness Canvas Model


Berdasarkan gambar diatas didapatkan point sebagai berikut :
a. Customer Segment : Target market pelajar dan sekolah untuk dunia
pendidikan
b. Value Proporsition : Manfaat ketika target membayar yaitu adanya
efisiensi dalam memonitoring ketersediaan fasilitas yang dalam
sekolah
c. Channels : Agar value dapat tersampaikan ke customer maka dapat
menginformasikan dari masing-masing sekolah melalui pengajar
ataupun guru. Melalui social media dapat menggunakan Website dan
Android
d. Customer Relationship : Agar Customer mengetahui value dengan cara
mencoba sebuah aplikasi tersebut. Cara untuk menarik perhatian
customer yaitu dapat memberikan tampilan yang menarik dan
membatasi adanya iklan
e. Revenue Stream : Untk mendapatkan uang dari value yang ditawarkan
dengan cara menjalin kerjasama dengan sekolah maupun kampus, dan
membuka sponsorship yang bertemakan pendidikan . tanpa
membebani pelanggan sponsor yang ditampilkan terbatas dan mudah
dalam menggunakannya
f. Key Activities : Aktivitas yang dilakukan untuk menjalankan bisnis ini
yaitu Develop aplikasi, memilah konten yang disajikan di aplikasi,
beriklan dan Mengedukasi audiens.
g. Key Resources : Developer aplikasi dan marketing

48
h. Key Partner : Jika membutuhkan peranan ke-3 / stakeholder dimana
yang terlibat didalamnya yaitu sekolah maupun kampus
i. Cost Structure : Untuk mengetahui pendanaan pada bisnis dapat
mengetahuinya secara keseluruhan.

7. Membuat time schedule activity


Bulan 1 Bulan 2
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
Deskripsi Aplikasi
Daftar Fitur
UI Mockup
Skema Database
Daftar Class dan Relasi
Source Code
Implementasi Source Code
User Acceptance Test

Deadline
Progress

8. Membuat desain mockup aplikasi

9. Membangun sebuah tim / rekan kerja


10. Pembuatan aplikasi

49

Anda mungkin juga menyukai