DI
Gedung PAU Lantai 4 PPTIK ITB, Jl. Ganesha No. 10, Lb. Siliwangi, Kecamatan
Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di SMK Negeri 1 Cimahi
Oleh:
MENGETAHUI,
Pembimbing,
gatau
NIK.
MENGETAHUI,
Kepala Pimpinan,
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allat SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat terselsaikannya karya tulis ini
mengenai pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PPTIK (Pusat Penelitian
Teknologi Informasi dan Komunikasi) – Institut Teknologi Bandung yang
beralamtkan di Gedung Riset dan Inovasi (PAU) Lantai 4, Jalan Ganesha No. 10
Bandung, 40132. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman dan ilmu yang telah
didapatkan selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
1. Kepada Allah SWT karena berkat izin serta rahmat dan karunia-Nya penulisan
laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat terselsaikan dengan tepat
waktu tanpa adanya hambatan.
2. Kepada kedua orangtua sekaligus keluarga yang selalu memberikan do’a serta
dukungan yang begitu tulus dan besar untuk penulisan laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini.
3. Bapak Agus Priyatmono Nugroho, S.Pd, M.Si selaku kepala sekolah SMK
Negeri 1 Cimahi.
4. Bapak Edi Nur Rochman, S. Pd selaku Ketua Program Keahlian Teknik
Eletronika Industri.
5. Bapak Deni Anwar, S.Pd selaku pembimbing dari pihak SMK Negeri 1
Cimahi.
6. Bapak Mohamad Ginanjar, S.ST, MT selaku wali kelas tingkat III Teknik
Elektronika Industri C.
7. Seluruh Bapak dan Ibu guru jurusan Teknik Elektronika Industri.
8. Bapak Drs. Techn. Ir. Ary Setijadi Prihatmanto, MT selaku pimpinan dan
manager Pusat Penelitian Teknologi, Informasi dan Komunikasi (PPTIK) –
Institut Teknologi Bandung.
9. Seluruh staff dan karyawan Pusat Penelitian Teknologi, Informasi dan
Komunikasi (PPTIK) – ITB yang telah banyak membantu selama
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
10. Kepada teman-teman yang juga melaksanakan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan di PPTIK – ITB. Yang telah memberi support dan banyak
memberikan bantuan. Mengucapkan terimkasih banyak.
Serta mengucapkan juga terimakasih kepada seluruh pihak lain yang telah
memberikan dukungan dan bantuannya dalam pembuata laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Sangat amat disadari bahwa dalam pembuatan laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini banyak terdapat kekurangan baik dalam segi penulisan,
pembahasan, dan penyusunan yang kurang rapi dan jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman yang
dimiliki. Oleh karena itu sangat diharapkan dukungan dari semua pihak berupa
kritik dan saran yang membangun unutk menjadikan buku laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) ini menjadi lebih baik. Semoga segala kebaikan dan
bantuan yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini mendapat
balasan dari Allah SWT., Aamiin.
Akhir kata, semoga laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya, terutama peserta
didik dalam upaya meningkatkan wawasan dan prestasi belajar.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
Disamping itu warga negara Indonesia juga merupakan warga yang aktif
dalam menggunakan smartphone, internet dan sosial media. Dengan teknologi IoT
(Internet Of Things) perangkat yang terhubung dengan internet akan dapat
dikendalikan dan dipantau melalui smartphone, sehingga kita dapat memantau
perangkat dari jarak jauh dan dimanapun kita berada selama masih terhubung
dengan jaringan internet.
1.2. Tujuan
Penulisan karya tulis yang berjudul “RANCANG BANGUN
HARDWARE IWK SMART WATERING ” memiliki beberapa tujuan antara lain:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang dari permasalahan yang dibahas, tujuan dari penelitian,
batasan masalah yang menjadi pokok penulisan laporan, serta sistematika laporan
guna mempermudah pemahaman terhadap isi laporan.
Pada bab ini berisikan tentang teori-teori dasar yang menunjang dalam
pembuatan laporan ini. Pengenalan perangkat dan mikrokontroler yang menjadi
landasan dasar dalam pembuatan alat Internet of Things Worshop Kit.
Berisi teori yang menjadi ini dari dibuatnya laporan ini. Mulai dari cara
kerja alat IWK Smart Watering , perangkat IWK Smart Watering , perakitan alat
IWK Smart Watering , upload program serta aplikasi IWK Smart Watering .
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan tentang proses dan yang telah diperoleh dan
memberikan saran untuk pihak industri selama melakukan kegiatan PKL (Praktik
Kerja Lapangan) dan saran-saran untuk pihak sekolah.
BAB II
LANDASAN TEORI
Gambar 2.1
Gambar 2.2
1. Kecerdasan Buatan
Internet of Things merupakan teknologi yang tidak hanya berupa mesin
saja, namun juga sebuah alat yang bahkan memiliki kecerdasan.
Layaknya sebagai sumber informasi, data, algoritme dan konektivitas
jaringan mengenai perangkat yang di terapkan sistem Internet of Things.
2. Sensor
Sensor merupakan perangkat yang canggih, yang mana perangkat ini
bisa mendapatkan informasi terkait akan hal-hal tertentu seperti dengan
gerak, suhu, udara, panas dan lain sebagainya.
3. Konektivitas
Konektivitas berfungsi sebagai penghubung dan juga pertukaran
informasi yang terjadi dari Internet of Things. Konektiivitas ini
dibutuhkan agar lebih stabil namun tidak perlu dalam bentuk yang besar.
4. Perangkat Dengan Ukuran Kecil
Perangkat ini berguna untuk mendukungn dan meningkatkan ketetapam,
skalabilitas dan juga fleksibel dalam pengembangan Internet of Things.
Ketika teknologi ini ditetapkan, maka semakin kecil perangkat yang
digunakan maka semakin murah namun lebih kuat.
5. Keterlibatan Aktif
Keterlibatan ini di terapkan oleh teknologi umum yang pasif. Internet of
Things memperkenalkan paradigma (konsep dasar) baru untuk konten
yang lebih aktif.
2. Efisiensi
4. Otomatisasi banguna
Perangkat pada Internet of Things bisa difungsikan untuk melakukan
control sistem mekanis, elektrik, hingga elektronik yang ada di
bangunan rumah maupun industri.
1. Otomatisasi rumah
Dampak dari penggunaan Internet Of Things adalah banyaknya smart
home. Smart home merupakan rumah serba otomatis yang dilengkapi
dengan perangkat modern berbasis internet yang canggih. Contoh
penerapan sistem Internet of Things pada smart home, yaitu lampu
rumah yang akan menyala pada saat kondisi rumah gelap, penyiram
tanaman otomatis dan sebagainya. Hal ini tentunyan akan
mempermudah penggunaan.
2. Bidang kesehatan
Dengan menggunakan sistem Internet of Things nantinya data pasien
akan terintegrasi dan pengecekan riwayat kesehatan pasien bisa
dilakukan dengan lebih mudah, lengkap dan bisa diperbarui sesuai
keperluan. Jika sitem Imternet of Things ini terus dikembangkan
nantinya bisa memberikan peringatan kesehatan. Contohnya kondisi
seseorang yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan, maka akan
muncul suatu notifikasi sebagai anjuran untuk melakukan pemeriksaan.
3. Bidang energi
Dalam bidang energi ini Internet of Things memiliki tujuan untuk
mengurangi atau meminimalkan penggunaan energi listrik. Contoh,
adanya teknologi sensor cahaya lampu. Dengan penggunaan sensor
cahaya lampu tersebut, maka perangkat bisa menangkap partikel cahaya
dan mengumpulkannya. Sehingga ketika tidak ada aliran listrik, maka
lampu tersebut secara otomatis akan menyala.
2.2. Soldering
2.2.1. Definisi Soldering
Soldering (proses menyolder) adalah proses menggabungkan beberapa
logam (metal) secara difusi (pembauran) yang salah satunya mempunyai titik cair
yang relatif berbeda. Dengan kata lain, proses ini menggabungkan dua atau lebih
benda kerja (metal) dimana salah satunya mempunyai titik cair relatif lebih rendah,
sehingga metal yang memiliki titik cair paling rendah akan lebih dulu mencair.
Gambar 2.3
Ilustrasi Soldering
1. Solder
Solder merupakan jenis alat pemanas yang berguna untuk melelehkan
timah, sehingga nantinya akan mudah menempel pada komponen atau
kaki-kaki komponen elektronika. Sehingga dengan penggunaan solder,
komponen tersebut akan dapat menyatu dengan jalur PCB.
Gambar 2.4
Solder
2. Timah
Gambar 2.5
Timah
3. Stand Solder
Stand Solder atau sering disebut dudukan solder berfungsi untuk
menempatkan solder yang sedang dipakai sehingga tidak akan
mengenai tempat lain dan tidak akan merusak permukaan tempat
dilakukannya penyolderan.
Gambar 2.6
Stand Solder
4. Attractor
Gambar 2.7
Attractor
5. Flux
Flux atau pasta solder digunakan untuk membersihkan permukaan
yang disolder dan mencegah oksidasi solder panas.
Gambar 2.8
Flux
Gambar 2.9
Posisi Solder
2. Beri timah dengan jumlah yang secukupnya di atas PCB dan sesuai
dengan kaki komponen yang akan disolder dengan berkenaan ke solder
agar timah mencair. Lebih detailnya seperti gambar di bawah ini:
Gambar 2.10
Posisi Timah
3. Jika timah yang diperlukan sudah cukup, angkatlah timah terlebih
dahulu agar timahnya tidak lengket ditempat yang telah disolder.
Sebagai contoh seperti gambar berikut:
Gambar 2.11
Ilustrasi Mengangkat Timah
4. Kemudian, angkatlah solder, dan periksa kembali hasil soldernya.
Sebagai contoh seperti gambar berikut:
Gambar 2.12
Ilustrasi Mengangkat Solder
Gambar 2.13
Gambar 2.14
Gambar 2.15
Tampillan Menu Utama Arduino
a. Verify
Verify digunakan untuk meng-compile atau memverifikasi sketch
program apakah masih ada kesalahan atau tidak. Jika masih terdapat
program yang salah biasanya muncul keterangan di bawah yaitu
error. Dengan kata lain verify digunakan untuk mengecek apakah
program yang dibuat bisa berjalan atau tidak.
b. Upload
Upload digunakan untuk mengirimkan atau memasukan program ke
dalam board yang sudah ditentukan.
c. New
New digunakan unuk membuka objek baru atau membuka halaman
sketch yang baru.
d. Open
Open digunakan untuk membuka projek yang pernah dibuat
sebelumnya, dengan catatan projek tersebut telah disimpan.
e. Save
Save ditunjukan untuk menyimpan sketch atau program yang sudah
dibuat.
f. Serial Monitor
Serial Monitor digunakan untuk menampilkan data yang telah dibuat
setelah sketch tersebut di-upload kedalam board yang diperlukan,
kemudian nantinya akan dijalankan, dan bisa dilihat pada serial
monitor.
2. Menu File
Berikut merupakan tampilan dari menu file:
Gambar 2.16
Tampilan Menu File
a. New, berfungsi untuk membuat sketch baru yang terdiri void setup()
dan void loop().
b. Open, berfungsi membuka sketch yang pernah dibuat di dalam
penyimpanan.
c. Open Recent, berfungsi mempersingkat waktu pembukaan file atau
sketch yang baru-baru ini sudah dibuka.
d. Sketchbook, berfungsi menunjukan sketch yang kamu buat termasuk
struktur foldernya.
e. Example, berisi contoh-contoh pemrograman yang disediakan
pengembang Arduino, sehingga kamu dapat mempelajari program-
program dari contoh yang diberikan.
f. Close, berfungsi menutup jendela Arduino IDE dan menghentikan
aplikasi.
g. Save, berfungsi menyimpan sketch yang dibuat atau perubahan yang
dilakukan pada sketch.
h. Save as, berfungsi menyimpan sketch yang sedang dikerjakan atau
sketch yang sudah disimpan dengan nama yang berbeda.
i. Page Setup, berfungsi mengatur tampilan page pada proses
pencetakan.
j. Print, berfungsi mengirimkan file sketch ke mesin cetak untuk
dicetak.
k. Preferences, opsi untuk merubah interface IDE Arduino.
l. Quit, berfungsi menutup semua jendela Arduino IDE.
3. Menu Edit
Berikut merupakan tampilan dari menu edit:
Gambar 2.17
Tampilan Menu Edit
a. Undo/Redo, Urungkan/Ulangi
b. Cut/Copy, Potong/Salin
c. Copy for Forum, berfungsi melakukan menyalin kode dan
melakukan formating agar sesuai untuk ditampilkan di sebuah
forum, sehingga kode tersebut bisa digunakan sebagai bahan
diskusi dalam forum.
d. Copy as HTML, berfungsi menduplikasi teks yang terpilih dan
menempatkan teks tersebut pada clipboard dalam bentuk atau
format HTML. Biasanya ini digunakan agar kode dapat
ditambahkan pada halaman web.
e. Paste, Tempel
f. Select All, berfungsi untuk melakukan pemilihan teks atau kode
dalam halaman Sketch.
g. Comment/Uncomment, berfungsi memberikan atau menghilangkan
tanda // pada kode atau teks, dimana tanda tersebut menjadikan
suatu baris kode sebagai komen dan tidak disertakan pada tahap
kompilasi (compile).
h. Increase/Decrease Indent, berfungsi untuk mengurangi atau
menambahkan indentasi pada baris kode tertentu. Indentasi adalah
tab.
i. Increase/Decrease Font Size, berfungsi untuk mengubah ukuran
font yang dipakai dalam sketch.
j. Find, berfungsi menampilkan jendela find and replace, dimana
kamu dapat menggunakannya untuk menemukan variabel atau kata
tertentu dalam program atau menemukan serta menggantikan kata
tersebut dengan kata lain.
k. Find Next, mencari kata selanjutnya.
l. Find Previous, mencari kata sebelumnya.
4. Menu Sketch
Berikut merupakan tampilan dari menu sketch:
Gambar 2.18
Ilustrasi Menu Sketch
a. Verify/Compile, berfungsi untuk mengecek apakah sketch terdapat
kekeliruan pada program atau tidak. Jika tidak ada kesalahan, maka
program akan dikompilasikan kedalam bahasa mesin.
b. Upload, berfungsi mengirimkan program yang sudah dikompilasi ke
Arduino Board yang dipilih.
c. Upload Using Programmer, menu ini berfungsi untuk menuliskan
bootloader kedalam IC Mikrokontroler Arduino. Pada kasus ini
kamu membutuhkan driver tambahan yang harus diinstall-kan seperti
driver CH340 untuk menjembatani penulisan program bootloader ke
IC Mikrokontroler.
d. Export Compiled Binary, berfungsi untuk menyimpan file dengan
ekstensi .hex, dimana file ini dapat disimpan sebagai arsip untuk di
upload ke board lain menggunakan tools yang berbeda.
e. Show Sketch Folder, berfungsi membuka folder sketch yang saat ini
dikerjakan.
f. Include Library, berfunsi menambahkan library atau pustaka
kedalam sketch yang dibuat dengan menyertakan #include di awal
kode. Selain itu kamu juga bisa menambahkan library eksternal dari
file .zip kedalam Arduino IDE.
g. Add File, berfungsi untuk menambahkan file kedalam sketch arduino
(file akan dikopikan dari penyimpanan asal). File akan muncul
sebagai tab baru dalam jendela sketch.
5. Menu Tools
Berikut merupakan tampilan dari menu tools:
Gambar 2.19
Ilustrasi Menu Tools
a. Auto Format, berfungsi melakukan pengaturan format kode pada
sketch.
b. Archive Sketch, berfungsi menyimpan sketch kedalam file .zip.
c. Fix Encoding & Reload, berfungsi memperbaiki kemungkinan
perbedaan antara pengkodean peta karakter sketch dan peta karakter
sistem operasi yang lain.
d. Serial Monitor, berungsi membuka jendela serial monitor untuk
melihat pertukaran data.
e. Board, berfungsi memilih dan melakukan konfigurasi board yang
digunakan.
f. Port, memilih port sebbagai kanal komunikasi antara software
dengan hardware.
g. Programmer, menu ini digunakan ketika kamu hendak melakukan
pemrograman chip mikrokontroller tanpa menggunakan koneksi
Onboard USB-Serial. Biasanya digunakan pada proses burning
bootloader.
h. Burn Bootloader, mengizinkan kamu untuk menyalin program
bootloader kedalam IC mikrokontroler.
6. Menu Help
Menu help berisikan file-file dokumentasi yang berkaitan dengan
masalah yang sering muncul, serta penyelesaiannya. Selain itu pada
menu help juga diberikan link untuk menuju Arduino Forum guna
menanyakan serta mendiskusikan berbagai masalah yang ditemukan.
2.4. Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer yang seluruh atau
bagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga disebut dengan
single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan sistem komputer yang
mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik dan berbeda dengan PC
(personal computer) yang memiliki beragam fungsi.
Gambar 2.20
Wemos D1 Mini
a. Mikrokontroler : ESP8266
b. Ukuran board : 57 mm x 30 mm
c. Tegangan Input : 3,3 V – 5 V
d. GPIO : 13 Pin
e. Kanal PWM : 10 Kanal
f. 10 bit ADC Pin : 1 Pin
g. Flash Memory : 4 MB
h. Clock Speed : 40/26/24 MHz
i. Wi-Fi : IEEE 802,11 b/g/n
j. Frekuensi : 2.4 GHz – 22.5 Ghz
k. USB : Micro USB
l. Card Reader : Tidak Ada
m. USB to Serial Converter : CH340G
Gambar 2.21
NodeMCU Lolin
1. Interface PH 2.0 – 3 P
2. Ukuran 96 mm x 16 mm
3. Output voltage 0 - 3 V
4. Beroperasi pada tegangan 3,3 - 5,5 VDC
Gambar 2.22
Cara kerja dari sensor kelembapan tanah yaitu pada saat diberi sumber
tegangan dan sensor ditancapkan ke dalam tanah, maka nilai output akan berubah
sesuai dengan kondisi kadar air dalam tanah. Pada saat kondisi tanah dalam keadaan
basah, tegangan output akan menurun. Sedangkan jika kondisi tanah dalam keadaan
kering, tegangan output akan menaik. Tegangan tersebut dapat diukur
menggunakan multimeter.
1. Bahan : Plastik
2. Tegangan DC : 2.5V - 6V
3. Bekerja Saat Ini : 130MA - 220MA
4. Tingkat Aliran : 80 - 120L / H
5. Cara Kerja : Tegangan DC Brush, Magnetik
Gambar 2.23
Pompa Air Submersible (Water pump submersible) adalah suatu alat yang
digunakan untuk menaikkan air dari sumbernya menuju ke permukaan tanah atau
ke tempat air akan dipergunakan.
1. Indikator LED
2. Tegangan Operasi 5V
3. Sisi Kontrol 30-60 cm
4. Kontrol Sinyal Tingkat TTL
5. Waktu Tindakan Kontak
Gambar 2.24
Relay 1 Channel
Secara umum relay hampir sama dengan saklar. Namun terdapat perbedaan
yang paling mendasar antara relay dan saklar adalah pada saat pemindahan dari
posisi on dan off. Relay akan melakukan pemindahan secara otomatis dengan arus
listrik, sedangkan saklar melakukan pemmindahan dengan cara manual.
Gambar 2.25
Cara kerja relay berdasarkan gambar tersebut yaitu bekerja dengan adanya
gaya elektromagnetik. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya inti besi yang
dililitkan kawat kumparan dan aliran listrik.
Pada saat kumparan dialiri listrik, maka secaraotomatis inti besi akan jadi
magnet dan menarik penyangga sehingga kondisi yang awalnya tertutup menjaadi
terbuka (open). Sementara pada saat kumparan tidak dialiri listrik, maka pegas akan
menarik ujung penyangga dan menyebabkan kondisi yang awalnya terbuka jadi
tertutup (close).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi relay, yaitu sebagai saklar elektrik,
yang dimana relay akan bekerja secara otomatis berdasarkan perintah logika yang
diberikan.
2.5.4. Power supply
Gambar 2.26
Power supply
Power supply adalah komponen yang memasok daya ke satu atau lebih
beban listrik. Umumnya, power supply mengubah satu jenis daya listrik ke yang
lain. Tetapi, juga mampu mengubah bentuk energi yang berbeda. Pada umumnya
power supply mengubah arus AC menjadi DC.
Selain itu, Internet of Things Workshop Kit juga dapat dilengkapi dengan
perangkat lunak seperti Intergrated Development Environment (IDE) untuk
memprogram mikrokontroler dan aplikasi untuk menghubungkan perangkat
Internet of Things ke internet dan mengirimkan data ke cloud.
Sensor soil moisture yang terpasang pada IWK Smart Watering dapat
memantau kelembaban tanah dan suhu secara real – time. Data ini kemudian
dikirim ke server melalui jaringan WiFi dan diolah oleh sistem untuk menghasilkan
rekomendasi tentang jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman.
Selain itu, IWK Smart Watering juga dilengkapi dengan actuator dan pompa
air yang terhubung ke sistem, sehingga dapat mengatur kapan dan berapa banyak
air yang perlu disiram ke tanaman secara otomatis. Aplikasi mobile atau website
yang terhubung dengan sistem dapat digunakan untuk memonitoring kondisi
tanaman dengan mudah dan efisien.
Gambar 3.3
Perangkat Sensor
Perangkat Aktuator
3. Jika alat dan bahan sudah disiapkan, selanjutnya panaskan solder dengan
cara menghubungkan solder dengan sumber listrik.
4. Apabila solder sudah panas, bersihkan terlebih dahulu mata solder
menggunakan kawat atau spons pembersih solder.
5. Siapkan PCB perangkat input yang telah di desain.
Gambar 3.6
PCB Perangkat Input
6. Pasangkan pin header female pada PCB bagian Wemos D1 Mini,
kemudian solder dengan rapih. Sebelum memulai proses soldering,
sebaiknya beri flux pada bagian yang akan di solder. Flux akan
membantu agar hasil solder terlihat lebih rapi dan mengkilat. Pastikan
agar timah tidak terhubung dengan jalur lainnya.
Gambar 3.7
Soldering Pin Header Female
7. Pasangkan pin header female pada PCB bagian Wemos D1 Mini,
kemudian solder dengan rapi. Sebelum memulai proses soldering,
sebaiknya beri flux pada bagian yang akan di solder. Flux akan
membantu agar solderan terlihat lebih rapi dan mengkilat. Pastikan agar
timah tidak terhubung dengan jalur lainnya.
Gambar 3.8
Soldering Pin Header Male
8. Pasangkan Wemos D1 Mini pada pin header female yang telah
direkatkan pada PCB.
Gambar 3.9
Pemasangan Wemos D1 Mini
9. Hubungkan sensor soil moisture pada pin header male sesuai dengan
keterangan pada PCB dan sensor soil moisture. Maka perakitan
perangkat Input telah selesai.
Gambar 3.10
Pemasangan Sensor Soil Moisture
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
Gambar 3.11
Pemasangan Pin Header Female
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
7. Pasangkan pin header male pada PCB (bagian DC, COM, AC). Kemudian
solder dengan rapih. Pastikan agar timah tidak terhubung dengan jalur lain.
Gambar 3.12
Pemasangan Pin Header Male
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
8. Siapkan terminal blok sebanyak 4 buah, kemudian solder pada PCB bagian
terminal blok dengan rapih. Sebaiknya gunakan flux pada bagian yang akan
di solder. Flux dapat membantu merapihkan hasil solderan.
Gambar 3.13
Soldering Terminal Block
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
9. Pasangkan kapasitor pada PCB bagian kapasitor, kemudian solder dengan
hati-hati. Pastikan agar solderan tidak terhubung dengan jalur lainnya.
Gambar 3.14
Pemasangan Kapasitor
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
10. Pasangkan relay 1 Channel pada PCB bagian relay, kemudian solder.
Gambar 3.15
Pemasangan Relay 1 Channel
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
11. Selanjutnya pasangkan mikrokontroler NodeMCU pada pin header female
yang telah direkatkan pada PCB.
Gambar 3.16
Pemasangan NodeMCU
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
12. Pemasangan pompa air pada bagian terminal blok load DC. Jika sudah,
maka proses perakitan perangkat output telah selesai.
Gambar 3.17
Pemasangan Pompa Air
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam perakitan IWK Smart
Watering.
Tabel 3.5
Alat Dan Bahan Smart Watering
No Nama alat dan bahan Rincian
1 Obeng 1 buah
2 Double tape foam 1 buah
3 Gunting 1 buah
4 Papan Kit IoT 1 buah
5 Papan elektrikal (papan IWK) 1 buah
6 Aquarium 1 buah
7 Pot 1 buah
8 Wadah pot 1 buah
9 Tanaman yang dibutuhkan 1 buah
10 Selang 30 Cm 1 buah
11 Selang 5 Cm 1 buah
12 Pompa air kecil 1 buah
13 Perangkat sensor soil moisture 1 buah
14 Perangkat Aktuator Waterpump 1 buah
15 Power Supply 1 buah
16 Kabel PVC (hitam & merah) 2 buah
17 Kabel hitam 1 buah
2. Jika alat dan bahan sudah disiapkan, kemudian ambil Papan Kit IoT.
Gambar 3.18
Papan Trainer Kit
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
3. Tempelkan wadah pot dengan pot menggunakan lem tembak, tunggu
sampai lem kering. Jika lem sudah mengering, kemudian tempelkan selang
sepanjang 5 cm pada bagian bawah pot yang sudah diberi lubang. Apabila
langkah tersebut telah selesai dikerjakan, sisihkan terlebih dahulu dan lanjut
pada tahap berikutnya.
Gambar 3.19
Pemasangan Pot
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
Gambar 3.20
Pemasangan Selang
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
4. Kemudian Pasangkan selang pada pompa air.
Gambar 3.21
Pemasangan Selang Pada Pompa Air
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
5. Jika sudah terpasang, kemudian simpan pompa air pada bagian dasar
aquarium. Letakkan kabel pompa di luar aquarium melalui celah yang telah
diselesaikan.
Gambar 3.22
Pompa Aquarium
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
6. Rekatkan wadah pot yang telah dikerjakan pada langkah 5 dengan aquarium
di bagian atas. Isi aquarium dengan air setinggi pompa, kemudian simpan
tanaman pada pot.
Gambar 3.23
Pemasangan Pot
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
7. Siapkan Papan Elektrikal, rekatkan Papan Elektrikal pada Paapan Kit IoT
menggunakan solusi 3M.
Gambar 3.24
Papan Elektrikal
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
8. Tempelkan perangkat Input dan output pada Papan Elektrikal.
Gambar 3.25
Pemasangan Rangkaian Input
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
Gambar 3.26
Pemasangan Rangkaian Output
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
9. Tempelkan set aquarium dan tanaman pada Papan Kit IoT.
Gambar 3.27
Set Aquarium
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
10. Tempelkan Power Supply pada bagian belakang Papan Kit IoT.
11. Pasangkan kabel PVC (hitam & merah) pada bagian power sensor dan
aktuator, kemudian hubungkan dengan power supply bagian DC.
12. Pasangkan kabel hitam pada power supply bagian AC.
13. Proses perakitan Kit IoT Smart Watering telah selesai.
3.6. Upload Program
Upload program ke mikrokontroler (Wemos D1 Mini & NodeMCU Lolin
V3). Tujuan dari upload program ini agar alat Smart Watering dapat bekerja dengan
semestinya. Terdapat dua bagian upload program, yaitu upload program untuk
sensor soil moisture v2.0 (Upload program ke Wemos D1 Mini) dan upload
program untuk submersible waterpump 5V DC (Upload program ke NodeMCU).
Gambar 3.28
Tampilan Arduino IDE
2. Selanjutnya masuk pada software Arduino IDE
Gambar 3.29
Tampilan Masuk Arduino IDE
3. Kemudian akan terlihat tampilan awal atau utama dari Arduino IDE.
Gambar 3.30
Tampilan Utama Arduino IDE
4. Klik “File” lalu klik “Open” kemudian pilih program soil moisture yang
telah disimpan pada penyimpanan di laptop, lalu klik “Open.”
Gambar 3.31
Membuka Program Soil moisture
5. Apabila sudah, maka akan terlihat tampilan dari program sensor soil
moisture.
Gambar 3.32
Tampilan Program Soil Moisture
6. Kemudian klik “Tools” lalu periksa pada bagian board, upload, speed, dan
port. Sesuaikan board, upload, speed, dan port dengan keterangan di dalam
program atau dengan kebutuhan.
Gambar 3.33
Tampilan Tools Arduino IDE
7. Apabila board, upload, speed, dan port sudah sesuai, selanjutnya adalah
proses uploading program. Klik icon berbentuk tanda panah ke kanan
kemudian proses uploading akan dilakukan.
Gambar 3.34
Panah Upload Program
Gambar 3.35
Upload Program Soil Moisture
8. Jika proses uploading program sudah selesai, kemudian periksa pada bagian
serial monitor.
Gambar 3.36
Periksa Serial Monitor
9. Proses uploading program perangkat Input telah selesai.
10. Lakukan hal yang sama pada saat akan men-upload program ke NodeMCU
seperti cara men-upload program pada Wemos D1 Mini.
1. Siapkan Alat IWK Smart Watering yang sudah dirakit untuk proses
pengujian.
Gambar 3.37
Alat IWK Smart Watering
(Sumber: https://youtube.com/@PPTIKITBOfficial)
2. Siapkan terminal atau steker yang digunakan sebagai sumber tegangan.
3. Hubungkan alat IWK Smart Watering dari adaptor atau power supply
yang ada di bagian belakang papan IWK ke sumber tegangan listrik
(terminal).
4. Apabila sudah terhubung dengan sumber tegangan, tunggu beberapa
saat sampai alat terebut dapat terhubung dengan internet.
5. Jika alat telah terhubung dengan jaringan internet maka alat IWK Smart
Watering akan menyala dengan semestinya.
6. Pada saat sensor soil moisture mendeteksi kelembaban tanah dalam
kondisi
Gambar 3.38
Sensor Keadaan Kering
(Sumber: https://youtube.com/@PPTIKITBOfficial)
Gambar 3.39
Air Mengalir
(Sumber: https://youtube.com/@PPTIKITBOfficial)
7. Tetapi ketika sensor soil moisture mendeteksi kelembaban tanah dalam
kondisi basah maka air tidak akan mengalir dan membasahi tanah.
Gambar 3.40
Sensor Basah
(Sumber: https://youtube.com/@PPTIKITBOfficial)
Gambar 3.41
Terdapat juga cara untuk menggunakan aplikasi mobile ini, sebagai berikut:
Gambar 3.42
Tampilan Utama Aplikasi IWK Smart Watering
3. Kemudian akan masuk ke dalam tampilan layar “Login Credential”.
Gambar 3.43
Login Credential
4. Lalu setelah melakukan Log-in sesuai dengan data yang ada pada papan
trainer kit maka akan menampilkan tampilan yang berfungsi untuk
memantau alat IWK Smart Watering.
a. Pada saat sensor mengukur kelembaban tanah dalam kondisi lembab maka
angka yang akan ditampilkan yaitu sekitar 320 RH (Relative Humidity).
Gambar 3.44
Tampilan Monitoring Lembab
b. Pada saat sensor mengukur kelembaban tanah dalam kondisi normal maka
angka yang akan ditampilkan yaitu sekitar 614 RH (Relative Humidity).
Gambar 3.45
c. Pada saat sensor mengukur kelembaban tanah dalam kondisi kering maka
angka yang akan ditampilkan yaitu sekitar 736 RH (Relative Humidity).
Gambar 3.46
3.7.3. Troubleshooting
1. Bagaimana jika pompa tidak dapat bekerja?
a. Periksa tegangan yang ada pada relay NO [pada probe warna merah
(+)], GND [pada probe warna hitam (-)] dengan nilai tegangan
terukur = 5V
b. Periksa tegangan yang ada pada Vin dan Gnd = 5V
c. Periksa tegangan yang ada Vo dan Gnd = 5V
d. Jika tegangan kurang dari 5V, maka coba tambahkan daya dengan
cara hubusngkan kabel USB pada bagian aktuator
e. Jika tetap tidak bisa, maka ganti NodeMCU
2. Bagaimana jika pompa tidak dapat bekerja, tetapi tegangan sudah 5V?
a. Hubungkan alat Smart Watering pada jaringan internet
b. Jika sudah terhubung dengan WiFi, silahkan coba kembali
hubungkan alat dengan sumber tegangan