Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI

PUSAT PENELITIAN TEKNOLOGI, INFORMASI DAN KOMUNIKASI


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Gedung PAU Lantai 4 PPTIK ITB, Jl. Ganesha No. 10, Lb. Siliwangi, Kecamatan
Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132

RANCANG BANGUN HARDWARE IWK SMART WATERING

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di SMK Negeri 1 Cimahi

Oleh:

NAMA : ALIFAH KHOFIDLOH

NO. INDUK SISWA : 201114740

TINGKAT : III (TIGA)

PAKET KEAHLIAN : TEKNIK ELEKTRONIKA

BIDANG KEAHLIAN : TEKNIK ELETRONIKA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI


2023

PENGESAHAN DARI PIHAK SEKOLAH

RANCANG BANGUN HARDWARE IWK SMART WATERING

Laporan Ini Telah Disetujui Oleh :

Ketua Kompetensi Keahlian, Pembimbing,

Edi Nur Rochman, S.Pd Deni Anwar, S. Pd


NIP. NIP.

MENGETAHUI,

Kepala SMK Negeri 1 Cimahi,

Agus Priyatmono Nugroho, S.Pd, M.Si.


NIP. 19670831 199003 1003
PENGESAHAN DARI PIHAK INDUSTRI

RANCANG BANGUN HARDWARE IWK SMART WATERING

Laporan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing,

gatau
NIK.

MENGETAHUI,

Kepala Pimpinan,

Dr. techn. Ir. Ary Setijadi Prihatmanto, ST.,MT.


NIP. 19720827 199702 1 003
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allat SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat terselsaikannya karya tulis ini
mengenai pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PPTIK (Pusat Penelitian
Teknologi Informasi dan Komunikasi) – Institut Teknologi Bandung yang
beralamtkan di Gedung Riset dan Inovasi (PAU) Lantai 4, Jalan Ganesha No. 10
Bandung, 40132. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman dan ilmu yang telah
didapatkan selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini diajukan untuk


memenuhi salah satu syarat kelulusan bagi para siswa tigkat III di Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Cimahi, serta merupakan hasil pertanggungjawaban
pengalaman selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pusat
Penelitian Teknologi, Informasi dan Komunikasi (PPTIK) – Institut Teknologi
Bandung, selama kurang lebih 3 bulan mulai dari 2 Januari 2023 sampai 31 Maret
2023.

Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pusat Penelitian Teknologi,


Infromasi dan Komunikasi (PPTIK) terdapat alat-alat berbasi Internet of Things, tidak hanya
mempelajari mengenai Internet of Things tetapi juga merancang salah satu dari alat-alat
tersebut. Dari berbagai jenis alat yang berbasis Internet of Things dan dari semua pelajaran
yang didapatkan selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL), maka laporan ini
diberi judul “RANCANG BANGUN HARDWARE IWK SMART WATERING ”.
Dengan sadar bahwa penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, disampaikannya rasa
syukur sekaligus ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan membimbing dalam laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Diantaranya :

1. Kepada Allah SWT karena berkat izin serta rahmat dan karunia-Nya penulisan
laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat terselsaikan dengan tepat
waktu tanpa adanya hambatan.
2. Kepada kedua orangtua sekaligus keluarga yang selalu memberikan do’a serta
dukungan yang begitu tulus dan besar untuk penulisan laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini.
3. Bapak Agus Priyatmono Nugroho, S.Pd, M.Si selaku kepala sekolah SMK
Negeri 1 Cimahi.
4. Bapak Edi Nur Rochman, S. Pd selaku Ketua Program Keahlian Teknik
Eletronika Industri.
5. Bapak Deni Anwar, S.Pd selaku pembimbing dari pihak SMK Negeri 1
Cimahi.
6. Bapak Mohamad Ginanjar, S.ST, MT selaku wali kelas tingkat III Teknik
Elektronika Industri C.
7. Seluruh Bapak dan Ibu guru jurusan Teknik Elektronika Industri.
8. Bapak Drs. Techn. Ir. Ary Setijadi Prihatmanto, MT selaku pimpinan dan
manager Pusat Penelitian Teknologi, Informasi dan Komunikasi (PPTIK) –
Institut Teknologi Bandung.
9. Seluruh staff dan karyawan Pusat Penelitian Teknologi, Informasi dan
Komunikasi (PPTIK) – ITB yang telah banyak membantu selama
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
10. Kepada teman-teman yang juga melaksanakan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan di PPTIK – ITB. Yang telah memberi support dan banyak
memberikan bantuan. Mengucapkan terimkasih banyak.
Serta mengucapkan juga terimakasih kepada seluruh pihak lain yang telah
memberikan dukungan dan bantuannya dalam pembuata laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Sangat amat disadari bahwa dalam pembuatan laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini banyak terdapat kekurangan baik dalam segi penulisan,
pembahasan, dan penyusunan yang kurang rapi dan jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman yang
dimiliki. Oleh karena itu sangat diharapkan dukungan dari semua pihak berupa
kritik dan saran yang membangun unutk menjadikan buku laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) ini menjadi lebih baik. Semoga segala kebaikan dan
bantuan yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini mendapat
balasan dari Allah SWT., Aamiin.
Akhir kata, semoga laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya, terutama peserta
didik dalam upaya meningkatkan wawasan dan prestasi belajar.

Cimahi, Februari 2023

Penulis,
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi tentu akan
bertambahnya angka peningkatan kebutuhan di berbagai sektor, salah satunya
adalah sektor pertanian. Dengan meningkatnya suatu kebutuhan, maka akan
menuntut penemuan inovasi untuk mempermudah proses produksi agar cepat
terselsaikan. Salah satunya dengan teknologi yang menunjang dan telah
memberikan banyak manfaat di berbagai aspek, salah satunya aspek di bidang
pertanian.

Penerapan Internet of Things (IoT) didalam bidang pertanian sangat


berpengarus untuk negara-negara agraris salah satunya Indonesia. Indonesia
merupakan wilayah yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah,
sehingga menjadikan Indonesia dikenal Negara agraris. Faktanya sebagian besar
penduduk Indonesia bermata pencaharian dibidang pertanian. Indonesia
diuntungkan oleh kondidsi alam yang mendukung, hamparan lahan yang luas,
keberagaman hayati yang melimpah serta iklim tropis terjadi sepanjang tahun.

Cuaca di Indonesia yang terkadang tidak menentu, sedangkan pertumbuhan


tanaman dipengaruhi oleh kelembapan tanah dan air. Keadaan kelembapan tanah
dan air yang terlalu berlebihan akan menjadi permasalahan pada tanaman. Maka
untuk mengatasi permasalahan tersebut dibuatlah alat Smart Watering (Pengatur
Penyiram Tanaman Otomatis), alat ini berguna untuk membantu dan mengatur
penyimaraman secara otomatis yang memanfaatkan teknologi IoT (Internet of
Things).

Disamping itu warga negara Indonesia juga merupakan warga yang aktif
dalam menggunakan smartphone, internet dan sosial media. Dengan teknologi IoT
(Internet Of Things) perangkat yang terhubung dengan internet akan dapat
dikendalikan dan dipantau melalui smartphone, sehingga kita dapat memantau
perangkat dari jarak jauh dan dimanapun kita berada selama masih terhubung
dengan jaringan internet.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka laporan ini diberi judul


“RANCANG BANGUN HARDWARE IWK SMART WATERING ”

1.2. Tujuan
Penulisan karya tulis yang berjudul “RANCANG BANGUN
HARDWARE IWK SMART WATERING ” memiliki beberapa tujuan antara lain:

1. Menjelaskan mengenai Internet of Things Workshop Kit (IWK).


2. Memperkenalkan kepada pembaca, mengenai alat Internet of Things
Workshop Kit Smart Watering .
3. Menjelakan kepada pembaca mengenai cara merakit Alat Internet of
Things Workshop Kit Smart Watering .
4. Menjelaskan kepada pembaca cara menggunakan aplikasi Internet of
Things Workshop Kit Smart Watering .

1.3. Pembatasan Masalah


Mengingat kemampuan serta keterbatasan pengetahuan wawasan maka
ditetapkan batasan masalah yang dianggap paling penting dan sesuai dengan apa
yang telah didapatkan selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.

Sehingga pembahasan karya tulis ini hanya membahas tentang :

1. Penggunaan Software Arduino IDE untuk mengupload program


2. Penggunaan NodeMCU berbasis ESP8266 sebagai mikrokontroler
output
3. Penggunaan Wemos D1 Mini berbasis ESP8266 sebagai mikrokontroler
input
4. Penggunaan Sensor Soil Moisture sebagai input dari perangkat IWK
Smart Watering
5. Penggunaan Pompa Air Submersible sebagai output dari perangkat IWK
Smart Watering
1.4. Sistematika Pembahasan
Untuk lebih memahami isi dari laporan Praktik Kerja Lapangan ini, maka
penyusunan laporan terbagi menjadi 4 (empat) bab dengan sistematika pembahasan
sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang dari permasalahan yang dibahas, tujuan dari penelitian,
batasan masalah yang menjadi pokok penulisan laporan, serta sistematika laporan
guna mempermudah pemahaman terhadap isi laporan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisikan tentang teori-teori dasar yang menunjang dalam
pembuatan laporan ini. Pengenalan perangkat dan mikrokontroler yang menjadi
landasan dasar dalam pembuatan alat Internet of Things Worshop Kit.

BAB III PEMBAHASAN ALAT

Berisi teori yang menjadi ini dari dibuatnya laporan ini. Mulai dari cara
kerja alat IWK Smart Watering , perangkat IWK Smart Watering , perakitan alat
IWK Smart Watering , upload program serta aplikasi IWK Smart Watering .

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan tentang proses dan yang telah diperoleh dan
memberikan saran untuk pihak industri selama melakukan kegiatan PKL (Praktik
Kerja Lapangan) dan saran-saran untuk pihak sekolah.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Internet of Things


2.1.1. Definisi Internet of Things

Internet of Things atau sering disebut dengan IoT merupakan perangkat


yang terdiri dari sensor sebagai media pengumpul data, sambungan internet sebagai
media komunikasi dan server sebagai pengumpul informasi yang diterima sensor
dan untuk analisa. Internet of Things merupakan suatu konsep yang dimana sebuah
objek memiliki kemampuan untuk men-transfer data melalui jaringan tanpa
menggunakan bantuan perangkat komputer dan manusia.

Gambar 2.1

Ilustrasi Internet of Things

Internet of Things bertujuan untuk memperluas manfaat konektivitas


internet yang tersambung secara terus-menerus. “Things” pada konteks Internet of
Things dapat berupa perangkat yang memiliki kemampuan untuk mengumpulkan
dan men-transfer data melalui jaringan secara tidak manual. Teknologi tertanam
dalam objek membantu perangkat Internet of Things untuk berintraksi dengan
keadaan internal dan lingkungan eksternal, yang membantu dalam proses
pengambilan keputusan.

Internet of Things bekerja dengan cara memanfaatkan instruksi


pemograman yang dimana setiap perintahnya dapat menghasilkan interaksi ke
sesama perangkat yang terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia
dan dalam jarak jauh sekali pun. Faktor yang menjadi kelancaran perangkat Internet
of Things adalah jaringan internet yang menjadi penghubung antara sistem dan
perangkat.

Gambar 2.2

Alur Kerja Internet of Things

Dalam Internet of Things manusia bertugas menjadi pengatur dan pengawas


dari mesin-mesin yang bekerja secara langsung tersebut. Terdapat tantangan
terbesar yang bisa menjadi hambatan dalam mengkonfigurasi Internet of Things
adalah menyusun jaringan komunikasinya.

2.1.2. Unsur-unsur Internet of Things


Dalam Internet of Things terdapat beberapa unsur, berikut diantaranya:

1. Kecerdasan Buatan
Internet of Things merupakan teknologi yang tidak hanya berupa mesin
saja, namun juga sebuah alat yang bahkan memiliki kecerdasan.
Layaknya sebagai sumber informasi, data, algoritme dan konektivitas
jaringan mengenai perangkat yang di terapkan sistem Internet of Things.
2. Sensor
Sensor merupakan perangkat yang canggih, yang mana perangkat ini
bisa mendapatkan informasi terkait akan hal-hal tertentu seperti dengan
gerak, suhu, udara, panas dan lain sebagainya.
3. Konektivitas
Konektivitas berfungsi sebagai penghubung dan juga pertukaran
informasi yang terjadi dari Internet of Things. Konektiivitas ini
dibutuhkan agar lebih stabil namun tidak perlu dalam bentuk yang besar.
4. Perangkat Dengan Ukuran Kecil
Perangkat ini berguna untuk mendukungn dan meningkatkan ketetapam,
skalabilitas dan juga fleksibel dalam pengembangan Internet of Things.
Ketika teknologi ini ditetapkan, maka semakin kecil perangkat yang
digunakan maka semakin murah namun lebih kuat.
5. Keterlibatan Aktif
Keterlibatan ini di terapkan oleh teknologi umum yang pasif. Internet of
Things memperkenalkan paradigma (konsep dasar) baru untuk konten
yang lebih aktif.

2.1.3. Manfaat Internet of Things


Internet of Things memungkinkan suatu perangkat dikontrol dari jarak jauh
dengan internet, maka hal tersebut menciptakan peluang untuk langsung
menghubungkan & mengintegrasikan dunia fisik ke sistem berbasis komputer
menggunakan sensor dan internet. Berikut beberapa manfaat dari Internet of
Things:

1. Meminimalkan Kinerja Manusia

Perangkat Internet of Things akan melakukan interaksi antara perangkat


lainnya dalam melakukan suatu hal untuk membantu tugas manusia. Hal
ini tentunya sangat membantu meringankan tugas manusia, karena
Internet of Things melakukan berbagai tugas tanpa campur tangan
manusia.

2. Efisiensi

Internet of Things akan menjadi faktor pendukung dalam mempermudah


efisiensi kerja atau aktivitas sehari-hari. Hal ini disebabkan karena
semakin baiknya koneksi, maka semakin kecil jumlah waktu yang
diperlukan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

3. Monitor Kegiatan Secara Praktis


Internet of Things akan memudahkan dalam mengontrol perangkat dari
jarak jauh selama pengguna memiliki smartphone dan koneksi internet.

4. Otomatisasi banguna
Perangkat pada Internet of Things bisa difungsikan untuk melakukan
control sistem mekanis, elektrik, hingga elektronik yang ada di
bangunan rumah maupun industri.

2.1.4. Penerapan Internet of Things


Selain penerapan Internet of Things pada perangkat Smart Watering
dibidang pertanian, terdapat juga beberapa penerapan yang bisa dilakukan pada
perangkat dibidang lainnya, sebagai berikut :

1. Otomatisasi rumah
Dampak dari penggunaan Internet Of Things adalah banyaknya smart
home. Smart home merupakan rumah serba otomatis yang dilengkapi
dengan perangkat modern berbasis internet yang canggih. Contoh
penerapan sistem Internet of Things pada smart home, yaitu lampu
rumah yang akan menyala pada saat kondisi rumah gelap, penyiram
tanaman otomatis dan sebagainya. Hal ini tentunyan akan
mempermudah penggunaan.
2. Bidang kesehatan
Dengan menggunakan sistem Internet of Things nantinya data pasien
akan terintegrasi dan pengecekan riwayat kesehatan pasien bisa
dilakukan dengan lebih mudah, lengkap dan bisa diperbarui sesuai
keperluan. Jika sitem Imternet of Things ini terus dikembangkan
nantinya bisa memberikan peringatan kesehatan. Contohnya kondisi
seseorang yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan, maka akan
muncul suatu notifikasi sebagai anjuran untuk melakukan pemeriksaan.
3. Bidang energi
Dalam bidang energi ini Internet of Things memiliki tujuan untuk
mengurangi atau meminimalkan penggunaan energi listrik. Contoh,
adanya teknologi sensor cahaya lampu. Dengan penggunaan sensor
cahaya lampu tersebut, maka perangkat bisa menangkap partikel cahaya
dan mengumpulkannya. Sehingga ketika tidak ada aliran listrik, maka
lampu tersebut secara otomatis akan menyala.

2.2. Soldering
2.2.1. Definisi Soldering
Soldering (proses menyolder) adalah proses menggabungkan beberapa
logam (metal) secara difusi (pembauran) yang salah satunya mempunyai titik cair
yang relatif berbeda. Dengan kata lain, proses ini menggabungkan dua atau lebih
benda kerja (metal) dimana salah satunya mempunyai titik cair relatif lebih rendah,
sehingga metal yang memiliki titik cair paling rendah akan lebih dulu mencair.

Gambar 2.3

Ilustrasi Soldering

Sederhananya soldering adalah proses penggabungan antara komponen


elekronika dengan circuit. Koneksi antar komponen dalam circuit (sistem) sangat
dipengaruhi ole baik-buruknya soldering yang dilakukan.

Ketika proses penyolderan (pemanasan) di hentikan, maka logam yang


mencair tesebut akan kembali membeku dan menggabungkan secara bersama-sama
metal yang lain. Proses menyolder biasanya diaplikasian pada peralatan elektronik
untuk menempelkan atau menggabungkan komponen elektronika pada papan
circuit (PCB).
2.2.2. Peralatan Soldering
Saat akan melakukan soldering sebaiknya memperhatikan alat apa saja yang
akan diggunakan, berikut beberapa perlengkapan yang harus disiapkan saat
melakukan soldering, diantaranya:

1. Solder
Solder merupakan jenis alat pemanas yang berguna untuk melelehkan
timah, sehingga nantinya akan mudah menempel pada komponen atau
kaki-kaki komponen elektronika. Sehingga dengan penggunaan solder,
komponen tersebut akan dapat menyatu dengan jalur PCB.

Gambar 2.4
Solder
2. Timah

Timah solder berfungsi sebagai alat yang untuk menyambungkan antara


dua buah komponen elektronika dan papan PCB.

Gambar 2.5
Timah
3. Stand Solder
Stand Solder atau sering disebut dudukan solder berfungsi untuk
menempatkan solder yang sedang dipakai sehingga tidak akan
mengenai tempat lain dan tidak akan merusak permukaan tempat
dilakukannya penyolderan.

Gambar 2.6
Stand Solder
4. Attractor

Attractor atau penyedot timah merupakan alat yang digunakan untuk


menghisap timah yang telah dipanaskan saat melepas solderan yang
nantinya untuk memperbaiki kesalahan atau mengganti komponen.

Gambar 2.7
Attractor
5. Flux
Flux atau pasta solder digunakan untuk membersihkan permukaan
yang disolder dan mencegah oksidasi solder panas.

Gambar 2.8
Flux

2.2.3. Cara Penggunaan Solder


1. Posisi mata solder harus 45° mengenai kaki komponen dan pet pada
PCB yang akan disolder. Fungsi posisi 45° tersebut untuk
menyeimbangkan panas dan mempermudah pencairan timah. Selain itu
perhatikan juga kaki komponen agar ketika setelah disolder komponen
terlihat rapi. Contohnya bisa dilihat dari gambar berikut:

Gambar 2.9
Posisi Solder
2. Beri timah dengan jumlah yang secukupnya di atas PCB dan sesuai
dengan kaki komponen yang akan disolder dengan berkenaan ke solder
agar timah mencair. Lebih detailnya seperti gambar di bawah ini:
Gambar 2.10
Posisi Timah
3. Jika timah yang diperlukan sudah cukup, angkatlah timah terlebih
dahulu agar timahnya tidak lengket ditempat yang telah disolder.
Sebagai contoh seperti gambar berikut:

Gambar 2.11
Ilustrasi Mengangkat Timah
4. Kemudian, angkatlah solder, dan periksa kembali hasil soldernya.
Sebagai contoh seperti gambar berikut:
Gambar 2.12
Ilustrasi Mengangkat Solder

2.2.4. Hasil Penyolderan yang Benar


Cara penyolderan yang salah dan sering terjadi adalah timah ditempel pada
ujung solder, kemudian dibawa ke tempat yang akan disolder. Solder yang bagus
lebih dikenal dengan sebutan 60-40 artinya 60% timah dan 40 % tembaga. Kadar
timah yang lebih banyak menghasilkan titik panas lebih rendah. Titik panas tinggi
akan menghasilkan "solder dingin‟ dan tampak berbubuk atau berlubang. Sebagai
contohnya disajikan gambar berikut:

Gambar 2.13

Hasil Penyolderan yang Benar


2.3. Software Arduino IDE
2.3.1. Software Arduino IDE
Pada proses pembuatan alat Smart Watering terdapat tahap pemograman,
tentunya akan membutuhkan software untuk melakukan proses pemograman
tersebut. Software yang digunakan adalah Arduino IDE.

Gambar 2.14

Logo Arduino IDE

Arduino IDE (Integrated Development Environment) adalah software yang


digunakan untuk membuat sketch pemrogaman atau dengan kata lain Arduino IDE
sebagai media untuk pemrogaman pada board yang ingin diprogram. Arduino IDE
ini berguna untuk mengedit, membuat, meng-upload ke board yang ditentukan, dan
memprogram kode program tertentu. Arduino IDE dibuat dari bahasa pemrogaman
JAVA, yang dilengkapi dengan library C/C++ (wiring), yang membuat operasi
input/output lebih mudah.

Program yang ditulis dengan menggunakan Arduino IDE disebut dengan


Sketch. Sketch yang disimpan akan memiliki ekstensi file .ino. Kemudian dalam
penulisan program pada Arduino IDE ini ada beberapa stuktur dasar. Pada Arduino
IDE juga terdapat semacam message box berwarna hitam yang berfungsi
menampilkan proses status seperti pada saat error, compile, dan upload program.
Sedangkan di bagian bawah paling kanan Arduino IDE menunjukan board yang
terkonfigurasi beserta COM port yang digunakan.

2.3.2. Fitur pada Software Arduino IDE


1. Library
Library atau pustaka merupakan file yang memberikan fungsi ekstra dari
sketch yang kamu buat, agar Arduino dapat bekerja dengan hardware
tertentu dan melakukan proses komunikasi data. Untuk menginstal
library pihak ketiga alias library bukan dari Arduino, dapat dilakukan
dengan Library Manager, Import file .zip.
2. Serial Monitor
Serial monitor merupakan suatu jendela yang menunjukan data yang
yang terjadi antara mikrokontroler dan komputer selama beroperasi,
untuk menampilkan nilai hasil operasi atau pesan debugging. Untuk
menggunakan kemampuan komunikasi serial pada Arduino, pada
bagian program fungsi void setup(), diawali dengan instruksi
Serial.begin diikuti dengan nilai baudrate yang di samakan dengan nilai
baud pada serial monitor.
3. Preferences
Preferences mengatur tentang beberapa hal dalam penggunaan Arduino
IDE, seperti ukuran font, lokasi dimana menyimpan sketchbook, bahasa
yang digunakan pada Arduino IDE, dan masih banyak lagi. Dan juga
bisa mengatur preferences pada menu file yang dapat dijumpai pada
platform Windows dan Linux.
4. Language Support
Language Support merupakan pilihan bahasa yang dapat disesuaikan
pada Arduino IDE. Language Support ini dapat ditemukan pada menu
file -> preferences atau dengan menekan Ctrl+Comma.
5. Boards
Pemilihan board pada Arduino IDE, berdampak pada dua parameter
yaitu kecepatan CPU dan baudrate yang digunakan ketika melakukan
kompilasi dan meng-upload sketch.

2.3.3. Menu Pada Software Arduino IDE


Pada saat akan memprogram suatu perangkat menggunakan software
Arduino IDE, tentunya diperlukan menu atau bar untuk mengetahui cara
penggunaannya.

1. Menu Utama Arduino IDE


Berikut terdapat gambar sebagai rincian untuk menu utama Arduino IDE:

Gambar 2.15
Tampillan Menu Utama Arduino
a. Verify
Verify digunakan untuk meng-compile atau memverifikasi sketch
program apakah masih ada kesalahan atau tidak. Jika masih terdapat
program yang salah biasanya muncul keterangan di bawah yaitu
error. Dengan kata lain verify digunakan untuk mengecek apakah
program yang dibuat bisa berjalan atau tidak.
b. Upload
Upload digunakan untuk mengirimkan atau memasukan program ke
dalam board yang sudah ditentukan.
c. New
New digunakan unuk membuka objek baru atau membuka halaman
sketch yang baru.
d. Open
Open digunakan untuk membuka projek yang pernah dibuat
sebelumnya, dengan catatan projek tersebut telah disimpan.
e. Save
Save ditunjukan untuk menyimpan sketch atau program yang sudah
dibuat.
f. Serial Monitor
Serial Monitor digunakan untuk menampilkan data yang telah dibuat
setelah sketch tersebut di-upload kedalam board yang diperlukan,
kemudian nantinya akan dijalankan, dan bisa dilihat pada serial
monitor.
2. Menu File
Berikut merupakan tampilan dari menu file:
Gambar 2.16
Tampilan Menu File
a. New, berfungsi untuk membuat sketch baru yang terdiri void setup()
dan void loop().
b. Open, berfungsi membuka sketch yang pernah dibuat di dalam
penyimpanan.
c. Open Recent, berfungsi mempersingkat waktu pembukaan file atau
sketch yang baru-baru ini sudah dibuka.
d. Sketchbook, berfungsi menunjukan sketch yang kamu buat termasuk
struktur foldernya.
e. Example, berisi contoh-contoh pemrograman yang disediakan
pengembang Arduino, sehingga kamu dapat mempelajari program-
program dari contoh yang diberikan.
f. Close, berfungsi menutup jendela Arduino IDE dan menghentikan
aplikasi.
g. Save, berfungsi menyimpan sketch yang dibuat atau perubahan yang
dilakukan pada sketch.
h. Save as, berfungsi menyimpan sketch yang sedang dikerjakan atau
sketch yang sudah disimpan dengan nama yang berbeda.
i. Page Setup, berfungsi mengatur tampilan page pada proses
pencetakan.
j. Print, berfungsi mengirimkan file sketch ke mesin cetak untuk
dicetak.
k. Preferences, opsi untuk merubah interface IDE Arduino.
l. Quit, berfungsi menutup semua jendela Arduino IDE.
3. Menu Edit
Berikut merupakan tampilan dari menu edit:

Gambar 2.17
Tampilan Menu Edit
a. Undo/Redo, Urungkan/Ulangi
b. Cut/Copy, Potong/Salin
c. Copy for Forum, berfungsi melakukan menyalin kode dan
melakukan formating agar sesuai untuk ditampilkan di sebuah
forum, sehingga kode tersebut bisa digunakan sebagai bahan
diskusi dalam forum.
d. Copy as HTML, berfungsi menduplikasi teks yang terpilih dan
menempatkan teks tersebut pada clipboard dalam bentuk atau
format HTML. Biasanya ini digunakan agar kode dapat
ditambahkan pada halaman web.
e. Paste, Tempel
f. Select All, berfungsi untuk melakukan pemilihan teks atau kode
dalam halaman Sketch.
g. Comment/Uncomment, berfungsi memberikan atau menghilangkan
tanda // pada kode atau teks, dimana tanda tersebut menjadikan
suatu baris kode sebagai komen dan tidak disertakan pada tahap
kompilasi (compile).
h. Increase/Decrease Indent, berfungsi untuk mengurangi atau
menambahkan indentasi pada baris kode tertentu. Indentasi adalah
tab.
i. Increase/Decrease Font Size, berfungsi untuk mengubah ukuran
font yang dipakai dalam sketch.
j. Find, berfungsi menampilkan jendela find and replace, dimana
kamu dapat menggunakannya untuk menemukan variabel atau kata
tertentu dalam program atau menemukan serta menggantikan kata
tersebut dengan kata lain.
k. Find Next, mencari kata selanjutnya.
l. Find Previous, mencari kata sebelumnya.
4. Menu Sketch
Berikut merupakan tampilan dari menu sketch:

Gambar 2.18
Ilustrasi Menu Sketch
a. Verify/Compile, berfungsi untuk mengecek apakah sketch terdapat
kekeliruan pada program atau tidak. Jika tidak ada kesalahan, maka
program akan dikompilasikan kedalam bahasa mesin.
b. Upload, berfungsi mengirimkan program yang sudah dikompilasi ke
Arduino Board yang dipilih.
c. Upload Using Programmer, menu ini berfungsi untuk menuliskan
bootloader kedalam IC Mikrokontroler Arduino. Pada kasus ini
kamu membutuhkan driver tambahan yang harus diinstall-kan seperti
driver CH340 untuk menjembatani penulisan program bootloader ke
IC Mikrokontroler.
d. Export Compiled Binary, berfungsi untuk menyimpan file dengan
ekstensi .hex, dimana file ini dapat disimpan sebagai arsip untuk di
upload ke board lain menggunakan tools yang berbeda.
e. Show Sketch Folder, berfungsi membuka folder sketch yang saat ini
dikerjakan.
f. Include Library, berfunsi menambahkan library atau pustaka
kedalam sketch yang dibuat dengan menyertakan #include di awal
kode. Selain itu kamu juga bisa menambahkan library eksternal dari
file .zip kedalam Arduino IDE.
g. Add File, berfungsi untuk menambahkan file kedalam sketch arduino
(file akan dikopikan dari penyimpanan asal). File akan muncul
sebagai tab baru dalam jendela sketch.
5. Menu Tools
Berikut merupakan tampilan dari menu tools:

Gambar 2.19
Ilustrasi Menu Tools
a. Auto Format, berfungsi melakukan pengaturan format kode pada
sketch.
b. Archive Sketch, berfungsi menyimpan sketch kedalam file .zip.
c. Fix Encoding & Reload, berfungsi memperbaiki kemungkinan
perbedaan antara pengkodean peta karakter sketch dan peta karakter
sistem operasi yang lain.
d. Serial Monitor, berungsi membuka jendela serial monitor untuk
melihat pertukaran data.
e. Board, berfungsi memilih dan melakukan konfigurasi board yang
digunakan.
f. Port, memilih port sebbagai kanal komunikasi antara software
dengan hardware.
g. Programmer, menu ini digunakan ketika kamu hendak melakukan
pemrograman chip mikrokontroller tanpa menggunakan koneksi
Onboard USB-Serial. Biasanya digunakan pada proses burning
bootloader.
h. Burn Bootloader, mengizinkan kamu untuk menyalin program
bootloader kedalam IC mikrokontroler.
6. Menu Help
Menu help berisikan file-file dokumentasi yang berkaitan dengan
masalah yang sering muncul, serta penyelesaiannya. Selain itu pada
menu help juga diberikan link untuk menuju Arduino Forum guna
menanyakan serta mendiskusikan berbagai masalah yang ditemukan.

2.4. Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer yang seluruh atau
bagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga disebut dengan
single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan sistem komputer yang
mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik dan berbeda dengan PC
(personal computer) yang memiliki beragam fungsi.

Mikrokontroler adalah sebuah sistem microprocessor dimana didalamnya


terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya yang sudah
saling terhubung dan terorganisasi (teralamati) dengan baik oleh pabrik
pembuatnya dan dikemas dalam suatu chip yang siap dipakai.

Mikrokontroler berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik. Pada


umumnya mikrokontroler dapat menyimpan program didalamnya.

2.4.1. Wemos D1 Mini


Spesifikasi Wemos D1 Mini :

a. Beroperasi pada tegangan 3,3 V


b. Memory flash 4Mbyte, Speed 80 MHz
c. Dimensi modul 34,2 mm x 25,6 mm
d. Berbasis micro USB untuk pemograman
e. Memiliki 1 pin analog ADC & 11 pin digital I/O
f. Menggunakan IC CH340G untuk komunikasi

Gambar 2.20

Wemos D1 Mini

Wemos D1 Mini adalah sebuah board mikrokontroler yang dapat


dihubungkan dengan Wi-Fi. Wemos ini merupakan sebuah modul perkembangan
dari ESP8266 yang dapat di program menggunakan software Arduino IDE. Wemos
memiliki fungsi yang hampir sama dengan arduino khususnya untuk mendukung
konsep IoT (Internet of Things).

Secara kinerja dan spesifikasi, Wemos D1 Mini lebih baik jika


dibandingkan dengan Arduino dikarenakan speed yang lebih baru dan lebih tinggi,
ditambah telah terintegrasi dengan Wi-Fi.
2.4.2. NodeMCU Lolin Versi 3
Spesifikasi NodeMCU Lolin Versi 3 :

a. Mikrokontroler : ESP8266
b. Ukuran board : 57 mm x 30 mm
c. Tegangan Input : 3,3 V – 5 V
d. GPIO : 13 Pin
e. Kanal PWM : 10 Kanal
f. 10 bit ADC Pin : 1 Pin
g. Flash Memory : 4 MB
h. Clock Speed : 40/26/24 MHz
i. Wi-Fi : IEEE 802,11 b/g/n
j. Frekuensi : 2.4 GHz – 22.5 Ghz
k. USB : Micro USB
l. Card Reader : Tidak Ada
m. USB to Serial Converter : CH340G

Gambar 2.21

NodeMCU Lolin

NodeMCU adalah sebuah platform IoT yang bersifat terbuka. NodeMCU


ini berbasis ESP8266 dengan kemampuan menjalankan fungsi mikrokontroler dan
terhubung dengan WiFi. Terdapat beberapa pin I/O sehingga dapat dikembangkan
menjadi sebuah aplikasi yang dapat mengontrol dan memonitoring sebuah
perangkat berbasis Internet of Things.
NodeMCU dapat diprogram menggunakan software Arduino IDE. Secara
fungsinya NodeMCU hampir menyerupai dengan Arduino, tetapi yang
membedakan yaitu NodeMCU dikhusukan untuk “Connected to Internet”.

2.5. Daftar Komponen


2.5.1. Sensor Soil Moisture Capasitive versi 2.0
Spesifikasi Soil Moisture Capasitive Versi 2.0 :

1. Interface PH 2.0 – 3 P
2. Ukuran 96 mm x 16 mm
3. Output voltage 0 - 3 V
4. Beroperasi pada tegangan 3,3 - 5,5 VDC

Gambar 2.22

Sensor Soil Moisture

Sensor Soil Moisture merupakan sensor untuk mendeteksi kelembapan


tanah yang dapat diakses menggunakan mikrokontroler. Soil Moisture dapat
digunakan untuk sistem penyiraman otomatis atau untuk mengontrol kelembapan
tanah secara offline atau online. Sehingga sensor kelembapan tanah ini dapat
dimanfaatkan pada sistem pertanian, perkebunan, atau sistem hidroponik.

Cara kerja dari sensor kelembapan tanah yaitu pada saat diberi sumber
tegangan dan sensor ditancapkan ke dalam tanah, maka nilai output akan berubah
sesuai dengan kondisi kadar air dalam tanah. Pada saat kondisi tanah dalam keadaan
basah, tegangan output akan menurun. Sedangkan jika kondisi tanah dalam keadaan
kering, tegangan output akan menaik. Tegangan tersebut dapat diukur
menggunakan multimeter.

2.5.2. Pompa Air Submersible


Spesifikasi Pompa Air Submersible :

1. Bahan : Plastik
2. Tegangan DC : 2.5V - 6V
3. Bekerja Saat Ini : 130MA - 220MA
4. Tingkat Aliran : 80 - 120L / H
5. Cara Kerja : Tegangan DC Brush, Magnetik

Gambar 2.23

Pompa Air Submersible

Pompa Air Submersible (Water pump submersible) adalah suatu alat yang
digunakan untuk menaikkan air dari sumbernya menuju ke permukaan tanah atau
ke tempat air akan dipergunakan.

Pompa air submersible memiliki ciri khusus yaitu memiliki motor


penggerak yang letaknya digabungkan dengan bagian badan pompa. Pompa air
berukuran kecil ini terbuat dari material plastik berkualitas dan mampu menahan
tekanan air tinggi.

Keseluruhan komponen dari pompa submersible tersebut akan terendam


dalam air yang akan dipompakannya. Cara kerja pompa submersible ini dengan
cara mendorong airnya menuju ke permukaan.
2.5.3. Relay 1 Channel
Spesifikasi Relay 1 Channel :

1. Indikator LED
2. Tegangan Operasi 5V
3. Sisi Kontrol 30-60 cm
4. Kontrol Sinyal Tingkat TTL
5. Waktu Tindakan Kontak

Gambar 2.24

Relay 1 Channel

Relay merupakan komponen elektronika yang beroprasi berdasarkan prinsip


elektromagnetik untk menggerakkan kontraktor (alat untuk menyambung dan
memutuskan sirkuit listrik) utuk memindahkan posisi on ke off atau sebaliknya
dengan menggunakan tenaga listrik.

Secara umum relay hampir sama dengan saklar. Namun terdapat perbedaan
yang paling mendasar antara relay dan saklar adalah pada saat pemindahan dari
posisi on dan off. Relay akan melakukan pemindahan secara otomatis dengan arus
listrik, sedangkan saklar melakukan pemmindahan dengan cara manual.
Gambar 2.25

Cara Kerja Relay

Cara kerja relay berdasarkan gambar tersebut yaitu bekerja dengan adanya
gaya elektromagnetik. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya inti besi yang
dililitkan kawat kumparan dan aliran listrik.

Pada saat kumparan dialiri listrik, maka secaraotomatis inti besi akan jadi
magnet dan menarik penyangga sehingga kondisi yang awalnya tertutup menjaadi
terbuka (open). Sementara pada saat kumparan tidak dialiri listrik, maka pegas akan
menarik ujung penyangga dan menyebabkan kondisi yang awalnya terbuka jadi
tertutup (close).

Pada umumnya kondisi relay terbagi menjadi dua, yaitu :

1. NC (Normallly Close), merupakan konidisi awal atau kondisi dimana


relay dalam posisi tertutup karena tak menerima arus listrik.
2. NO (Normally Open), merupakan kondisi dimana relay sudah dalam
posisi terbuka karena telah menerima arus listrik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi relay, yaitu sebagai saklar elektrik,
yang dimana relay akan bekerja secara otomatis berdasarkan perintah logika yang
diberikan.
2.5.4. Power supply

Gambar 2.26

Power supply

Power supply adalah komponen yang memasok daya ke satu atau lebih
beban listrik. Umumnya, power supply mengubah satu jenis daya listrik ke yang
lain. Tetapi, juga mampu mengubah bentuk energi yang berbeda. Pada umumnya
power supply mengubah arus AC menjadi DC.

Power supply menghasilkan tegangan dan mengubahnya menjadi daya DC.


Proses ini mengirim tegangan yang tidak teratur atau tidak stabil yang dihasilkan
dari power supply.
BAB III

RANCANG BANGUN HARDWARE IWK SMART WATERING

3.1. Internet of Things Workshop Kit


IWK (IoT Workshop Kit) merupakan sebuah trainer kit atau replika alat
yang berisikan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang
dapat digunakan sebagai media pembelajaran teknologi Internet of Things. IoT
Workshop Kit ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep dan teknologi IoT serta
memberikan pengalaman langsung kepada pelajar sekolah terutama Sekolah
Kejuruan Menengah (SMK).

IoT Workshop Kit umumnya terdiri atas beberapa komponen, seperti


mikrokontroler, modul WiFi, sensor dan aktuator yang digunakan untuk membuat
sistem IoT sederhana. Karena itu, IWK ini dibuat dalam bentuk sederhana agar
mempermudah ketika mempelajari kerangka alat yang sudah terpasang pada papan
kit IoT agar para siswa dan siswi mengerti cara pembuatan kit IoT ini serta
membuatnya secara mandiri.

Selain itu, Internet of Things Workshop Kit juga dapat dilengkapi dengan
perangkat lunak seperti Intergrated Development Environment (IDE) untuk
memprogram mikrokontroler dan aplikasi untuk menghubungkan perangkat
Internet of Things ke internet dan mengirimkan data ke cloud.

3.2. Definisi IWK Smart Watering


Internet of Things Workshop Kit (IWK) Smart Watering merupakan sistem
otomatisasi penyiram tanaman yang menggunakan sensor soil moisture
(kelembaban tanah) dan perangkat lunak yang dapat diprogram untuk mengontrol
penyiraman. IWK Smart Watering solusi teknologi Internet of Things yang
digunakan untuk memantau dan mengatur penggunaan air dalam kegiatan pertanian
secara otomatis. IWK Smart Watering terdiri dari beberapa komponen, seperti
sensor soil moisture, modul WiFi, pompa air submersible dan aktuator yang
terhubung ke internet dan dikendalikan menggunakan aplikasi mobile atau website.
Gambar 3.1

Ilustrasi IWK Smart Watering

Sensor soil moisture yang terpasang pada IWK Smart Watering dapat
memantau kelembaban tanah dan suhu secara real – time. Data ini kemudian
dikirim ke server melalui jaringan WiFi dan diolah oleh sistem untuk menghasilkan
rekomendasi tentang jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman.

Selain itu, IWK Smart Watering juga dilengkapi dengan actuator dan pompa
air yang terhubung ke sistem, sehingga dapat mengatur kapan dan berapa banyak
air yang perlu disiram ke tanaman secara otomatis. Aplikasi mobile atau website
yang terhubung dengan sistem dapat digunakan untuk memonitoring kondisi
tanaman dengan mudah dan efisien.

3.3. Cara Kerja IWK Smart Watering


Dalam penggunaannya Internet of Things Smart Watering tidak lepas dari
alur kerja atau cara kerja dari perangkatnya, berikut merupakan cara kerja dari IWK
Smart Watering beserta gambar blok diagramnya:
Gambar 3.2

Blok Diagram IWK Smart Watering

1. Sensor Soil Moisture akan ditancapkan pada tanah, kemudian sensor


akan mendeteksi atau membaca kelembaban pada tanah.
2. Kondisi kelembaban tanah yang telah dibaca oleh sensor soil moisture
akan diolah pada Wemos D1 Mini.
3. Kemudian informasi yang berupa kondisi kelembapan tanah (Kering,
normal, dan lembab) akan dikirimkan pada aktuator.
4. Informasi atau perintah tersebut akan diterima oleh perangkat aktuator
dengan menggunakan mikrokontroler NodeMCU Lolin v3 melalui
koneksi internet yang terhubung pada alat IWK Smart Watering.
5. Setelah menerima hasil informasi dari Wemos D1 Mini maka
NodeMCU akan mengirimkan informasi tersebut pada Relay sebagai
trigger untuk menghidupkan pompa.
6. Pada saat kondisi kelembaban tanah dalam keadaan kering, maka relay
akan men-switch dan menyalakan pompa dan mendorong air agar dapat
mengalir pada permukaan tanah yang kering.
7. Namun apabila kondisi kelembaban tanah dalam keadan normal dan
lembab, maka relay tidak akan men-trigger pompa untuk menyala dan
mengalirkan air pada tanah.
3.4. Perangkat IWK Smart Watering
Pada IWK Smart Watering memiliki 2 perangkat utama, yaitu:

3.4.1. Perangkat Sensor (Input)


Berikut merupakan komponen dari perangkat sensor:

Gambar 3.3

Perangkat Sensor

Perangakat sensor merupakan perangkat yang bertugas untuk mengirimkan


informasi kepada perangkat aktuator. Pada prosesnya perangkat sensor yang berupa
sensor soil moisture ditancapkan ke tanah yang nantinya akan membaca kondisi
kelembaban tanah, sehingga data tersebut akan diproses pada mikrokontroler
berupa Wemos D1Mini. Pada saat data telah masuk ke dalam Wemos D1 Mini,
maka akan men-trigger Relay 1 Channel kedalam kondisi ON.

3.4.2. Sementara itu Perangkat Aktuator (Output)


Berikut merupakan komponen dari perangkat sensor:
Gambar 3.4

Perangkat Aktuator

Perangkat aktuator merupakan perangkat yang bertugas untuk menerima


informasi yang telah dikirimkan oleh perangkat sensor. Perangkat actuator akan
menerima trigger dari relay yang diproses pada mikrokontroler NodeMCU,
sehingga setelah NodeMCU telah membaca perintah switch dari relay maka akan
secara otomatis pompa air akan menyala sebagai komponen dari perangkat
aktuator.

3.5. Cara Perakitan IWK Smart Watering


Perakitan adalah proses penyatuan beberapa bagian komponen menjadi
suatu alat yang mempunyai fungsi tertentu. Adapun langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam proses perakitan IWK Smart Watering.

Perakitan IWK Smart Watering terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Perakitan perangkat Input (Sensor)


2. Perakitan perangkat Output (Aktuator)
3. Perakitan IWK Smart Watering

3.5.1. Rangkaian IWK Smart Watering


Berikut merupakan pada Internet of Things Workshop Kit Smart Watering:
Gambar 3.5

Ilustrasi Rangkain IWK Smart Watering

3.5.2. Perakitan Perangkat Input


Berikut ini adalah langkah-langkah perakitan perangkat Input pada alat
IWK Smart Watering:

1. Siapkan alat-alat yang akan digunakan dalam proses perakitan perangkat


Input (Sensor).
Tabel 3.1
Alat-Alat Perangkat Input
No Nama Alat Rincian
1 Solder 1 buah
2 Dudukan Solder 1 buah
3 Timah 1 gulung
4 Penyedot timah 1 buah
5 Flux 1 buah
6 Kawat pembersih solder 1 buah
7 Tang pemotong 1 buah
8 Tang Lancip 1 buah
9 Gunting 1 buah
10 Obeng Plus Minus 1 buah
11 AVO Meter 1 buah
2. Siapkan bahan-bahan (Komponen) yang dibutuhkan dalam proses
perakitan perangkat Input (Sensor).
Tabel 3.2
Komponen Perangkat Input
No Komponen Rincian
1 PCB 1 buah
2 Pin header female 2 buah
(1 buah = 8 pin)
3 Pin header male 1 buah (3 pin)
4 Wemos D1 Mini 1 buah
5 Sensor Soil Moisture 1 buah

3. Jika alat dan bahan sudah disiapkan, selanjutnya panaskan solder dengan
cara menghubungkan solder dengan sumber listrik.
4. Apabila solder sudah panas, bersihkan terlebih dahulu mata solder
menggunakan kawat atau spons pembersih solder.
5. Siapkan PCB perangkat input yang telah di desain.

Gambar 3.6
PCB Perangkat Input
6. Pasangkan pin header female pada PCB bagian Wemos D1 Mini,
kemudian solder dengan rapih. Sebelum memulai proses soldering,
sebaiknya beri flux pada bagian yang akan di solder. Flux akan
membantu agar hasil solder terlihat lebih rapi dan mengkilat. Pastikan
agar timah tidak terhubung dengan jalur lainnya.
Gambar 3.7
Soldering Pin Header Female
7. Pasangkan pin header female pada PCB bagian Wemos D1 Mini,
kemudian solder dengan rapi. Sebelum memulai proses soldering,
sebaiknya beri flux pada bagian yang akan di solder. Flux akan
membantu agar solderan terlihat lebih rapi dan mengkilat. Pastikan agar
timah tidak terhubung dengan jalur lainnya.

Gambar 3.8
Soldering Pin Header Male
8. Pasangkan Wemos D1 Mini pada pin header female yang telah
direkatkan pada PCB.
Gambar 3.9
Pemasangan Wemos D1 Mini
9. Hubungkan sensor soil moisture pada pin header male sesuai dengan
keterangan pada PCB dan sensor soil moisture. Maka perakitan
perangkat Input telah selesai.

Gambar 3.10
Pemasangan Sensor Soil Moisture
(Sumber: http://forum.pptik.id/)

3.5.3. Perakitan Perangkat Output


Berikut ini adalah langkah-langkah dalam proses perakitan perangka output
pada alat IWK Smart Watering :

1. Siapkan alat-alat yang akan digunakan dalam proses perakitan perangkat


output (Aktuator).
Tabel 3.3
Alat-Alat Perangkat Output
No Nama Alat Rincian
1 Solder 1 buah
2 Dudukan Solder 1 buah
3 Timah 1 gulung
4 Penyedot timah 1 buah
5 Flux 1 buah
6 Kawat pembersih solder 1 buah
7 Tang pemotong 1 buah
8 Tang Lancip 1 buah
9 Gunting 1 buah
10 Cutter 1 buah
11 Obeng Plus Minus 1 buah
12 AVO Meter 1 buah

2. Siapkan bahan-bahan (Komponen) yang dibutuhkan dalam proses perakitan


perangkat output (Aktuator).
Tabel 3.4
Komponen Perangkat Output
No Komponen Rincian
1 PCB 1 buah
2 Pin Header Female 1 buah
3 Pin Header Male 1 buah
4 NodeMCU 1 buah
5 Relay 1 Channel 1 buah
6 Kapasitor 16 V 1 buah
7 Terminal Block 4 buah
8 Pompa Air 1 buah
9 Mini Jumper 1 buah

3. Hubungkan solder dengan sumber tegangan listrik (panaskan solder).


Simpan solder pada dudukan solder.
4. Apabila solder sudah panas, selanjutnya bersihkan mata solder
menggunakan kawat pembersih solder.
5. Siapkan PCB khusus perangkat aktuator submersible waterpump yang telah
di desain oleh PPTIK ITB.
6. Pasangkan pin header female pada PCB bagian NodeMCU, kemudian
solder dengan rapih. Gunakan flux pada bagian yang akan di solder untuk
merapihkan hasil solderan. Pastikan agar timah tidak terhubung dengan
jalur lainnya.

Gambar 3.11
Pemasangan Pin Header Female
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
7. Pasangkan pin header male pada PCB (bagian DC, COM, AC). Kemudian
solder dengan rapih. Pastikan agar timah tidak terhubung dengan jalur lain.

Gambar 3.12
Pemasangan Pin Header Male
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
8. Siapkan terminal blok sebanyak 4 buah, kemudian solder pada PCB bagian
terminal blok dengan rapih. Sebaiknya gunakan flux pada bagian yang akan
di solder. Flux dapat membantu merapihkan hasil solderan.
Gambar 3.13
Soldering Terminal Block
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
9. Pasangkan kapasitor pada PCB bagian kapasitor, kemudian solder dengan
hati-hati. Pastikan agar solderan tidak terhubung dengan jalur lainnya.

Gambar 3.14
Pemasangan Kapasitor
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
10. Pasangkan relay 1 Channel pada PCB bagian relay, kemudian solder.
Gambar 3.15
Pemasangan Relay 1 Channel
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
11. Selanjutnya pasangkan mikrokontroler NodeMCU pada pin header female
yang telah direkatkan pada PCB.

Gambar 3.16
Pemasangan NodeMCU
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
12. Pemasangan pompa air pada bagian terminal blok load DC. Jika sudah,
maka proses perakitan perangkat output telah selesai.
Gambar 3.17
Pemasangan Pompa Air
(Sumber: http://forum.pptik.id/)

3.5.4. Perakitan IWK Smart Watering


Berikut ini adalah langkah-langkah dalam proses perakitan perangkat IWK
Smart Watering:

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam perakitan IWK Smart
Watering.
Tabel 3.5
Alat Dan Bahan Smart Watering
No Nama alat dan bahan Rincian
1 Obeng 1 buah
2 Double tape foam 1 buah
3 Gunting 1 buah
4 Papan Kit IoT 1 buah
5 Papan elektrikal (papan IWK) 1 buah
6 Aquarium 1 buah
7 Pot 1 buah
8 Wadah pot 1 buah
9 Tanaman yang dibutuhkan 1 buah
10 Selang 30 Cm 1 buah
11 Selang 5 Cm 1 buah
12 Pompa air kecil 1 buah
13 Perangkat sensor soil moisture 1 buah
14 Perangkat Aktuator Waterpump 1 buah
15 Power Supply 1 buah
16 Kabel PVC (hitam & merah) 2 buah
17 Kabel hitam 1 buah

2. Jika alat dan bahan sudah disiapkan, kemudian ambil Papan Kit IoT.

Gambar 3.18
Papan Trainer Kit
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
3. Tempelkan wadah pot dengan pot menggunakan lem tembak, tunggu
sampai lem kering. Jika lem sudah mengering, kemudian tempelkan selang
sepanjang 5 cm pada bagian bawah pot yang sudah diberi lubang. Apabila
langkah tersebut telah selesai dikerjakan, sisihkan terlebih dahulu dan lanjut
pada tahap berikutnya.
Gambar 3.19
Pemasangan Pot
(Sumber: http://forum.pptik.id/)

Gambar 3.20
Pemasangan Selang
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
4. Kemudian Pasangkan selang pada pompa air.

Gambar 3.21
Pemasangan Selang Pada Pompa Air
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
5. Jika sudah terpasang, kemudian simpan pompa air pada bagian dasar
aquarium. Letakkan kabel pompa di luar aquarium melalui celah yang telah
diselesaikan.

Gambar 3.22
Pompa Aquarium
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
6. Rekatkan wadah pot yang telah dikerjakan pada langkah 5 dengan aquarium
di bagian atas. Isi aquarium dengan air setinggi pompa, kemudian simpan
tanaman pada pot.

Gambar 3.23
Pemasangan Pot
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
7. Siapkan Papan Elektrikal, rekatkan Papan Elektrikal pada Paapan Kit IoT
menggunakan solusi 3M.
Gambar 3.24
Papan Elektrikal
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
8. Tempelkan perangkat Input dan output pada Papan Elektrikal.

Gambar 3.25
Pemasangan Rangkaian Input
(Sumber: http://forum.pptik.id/)

Gambar 3.26
Pemasangan Rangkaian Output
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
9. Tempelkan set aquarium dan tanaman pada Papan Kit IoT.

Gambar 3.27
Set Aquarium
(Sumber: http://forum.pptik.id/)
10. Tempelkan Power Supply pada bagian belakang Papan Kit IoT.
11. Pasangkan kabel PVC (hitam & merah) pada bagian power sensor dan
aktuator, kemudian hubungkan dengan power supply bagian DC.
12. Pasangkan kabel hitam pada power supply bagian AC.
13. Proses perakitan Kit IoT Smart Watering telah selesai.
3.6. Upload Program
Upload program ke mikrokontroler (Wemos D1 Mini & NodeMCU Lolin
V3). Tujuan dari upload program ini agar alat Smart Watering dapat bekerja dengan
semestinya. Terdapat dua bagian upload program, yaitu upload program untuk
sensor soil moisture v2.0 (Upload program ke Wemos D1 Mini) dan upload
program untuk submersible waterpump 5V DC (Upload program ke NodeMCU).

Berikut merupakan langkah-langkah men-upload program.

1. Pastikan pada laptop telah terinstal software Arduino IDE.

Gambar 3.28
Tampilan Arduino IDE
2. Selanjutnya masuk pada software Arduino IDE

Gambar 3.29
Tampilan Masuk Arduino IDE
3. Kemudian akan terlihat tampilan awal atau utama dari Arduino IDE.
Gambar 3.30
Tampilan Utama Arduino IDE
4. Klik “File” lalu klik “Open” kemudian pilih program soil moisture yang
telah disimpan pada penyimpanan di laptop, lalu klik “Open.”

Gambar 3.31
Membuka Program Soil moisture
5. Apabila sudah, maka akan terlihat tampilan dari program sensor soil
moisture.

Gambar 3.32
Tampilan Program Soil Moisture
6. Kemudian klik “Tools” lalu periksa pada bagian board, upload, speed, dan
port. Sesuaikan board, upload, speed, dan port dengan keterangan di dalam
program atau dengan kebutuhan.

Gambar 3.33
Tampilan Tools Arduino IDE
7. Apabila board, upload, speed, dan port sudah sesuai, selanjutnya adalah
proses uploading program. Klik icon berbentuk tanda panah ke kanan
kemudian proses uploading akan dilakukan.

Gambar 3.34
Panah Upload Program
Gambar 3.35
Upload Program Soil Moisture
8. Jika proses uploading program sudah selesai, kemudian periksa pada bagian
serial monitor.

Gambar 3.36
Periksa Serial Monitor
9. Proses uploading program perangkat Input telah selesai.
10. Lakukan hal yang sama pada saat akan men-upload program ke NodeMCU
seperti cara men-upload program pada Wemos D1 Mini.

3.7. Pengujian Alat IWK Smart Watering


3.7.1. Pengujian Pada Perangkat IWK Smart Watering
Ada beberapa tahapan yang harus kita lakukan dalam proses Pengujian
(Testing), diantaranya sebagai berikut.

1. Siapkan Alat IWK Smart Watering yang sudah dirakit untuk proses
pengujian.
Gambar 3.37
Alat IWK Smart Watering
(Sumber: https://youtube.com/@PPTIKITBOfficial)
2. Siapkan terminal atau steker yang digunakan sebagai sumber tegangan.
3. Hubungkan alat IWK Smart Watering dari adaptor atau power supply
yang ada di bagian belakang papan IWK ke sumber tegangan listrik
(terminal).
4. Apabila sudah terhubung dengan sumber tegangan, tunggu beberapa
saat sampai alat terebut dapat terhubung dengan internet.
5. Jika alat telah terhubung dengan jaringan internet maka alat IWK Smart
Watering akan menyala dengan semestinya.
6. Pada saat sensor soil moisture mendeteksi kelembaban tanah dalam
kondisi

Gambar 3.38
Sensor Keadaan Kering
(Sumber: https://youtube.com/@PPTIKITBOfficial)
Gambar 3.39
Air Mengalir
(Sumber: https://youtube.com/@PPTIKITBOfficial)
7. Tetapi ketika sensor soil moisture mendeteksi kelembaban tanah dalam
kondisi basah maka air tidak akan mengalir dan membasahi tanah.

Gambar 3.40
Sensor Basah
(Sumber: https://youtube.com/@PPTIKITBOfficial)

3.7.2. Pengujian Pada Aplikasi Mobile IWK Smart Watering


Pada alat IWK Smart Watering terdapat aplikasi mobile yang digunakan
untuk mempermudah proses pemantauan dan monitoring alat IWK Smart Watering.

Aplikasi IWK Smart Watering merupakan sebuah media yang dapat


membantu mengontrol kondisi tanah (Kering, Normal, Lembab) dan penyiraman
air (On/Off) melalui smartphone. Aplikasi tersebut dapat mengontrol dalam jarak
jauh, selagi masih terhubung dengan jaringan internet. Aplikasi IWK Smart
Watering telah tersedia di Google Play Store.
Berikut merupakan tampilan aplikasi mobile IWK Smart Watering pada Google
Play Store:

Gambar 3.41

Tampilan Aplikasi Mobile IWK Smart Watering

Terdapat juga cara untuk menggunakan aplikasi mobile ini, sebagai berikut:

1. Siapkan smartphone yang telah ter-install aplikasi mobile IWK Smart


Watering .
2. Selanjutnya buka aplikasi tersebut maka akan muncul tampilan utama.

Gambar 3.42
Tampilan Utama Aplikasi IWK Smart Watering
3. Kemudian akan masuk ke dalam tampilan layar “Login Credential”.
Gambar 3.43
Login Credential
4. Lalu setelah melakukan Log-in sesuai dengan data yang ada pada papan
trainer kit maka akan menampilkan tampilan yang berfungsi untuk
memantau alat IWK Smart Watering.
a. Pada saat sensor mengukur kelembaban tanah dalam kondisi lembab maka
angka yang akan ditampilkan yaitu sekitar 320 RH (Relative Humidity).

Gambar 3.44
Tampilan Monitoring Lembab
b. Pada saat sensor mengukur kelembaban tanah dalam kondisi normal maka
angka yang akan ditampilkan yaitu sekitar 614 RH (Relative Humidity).
Gambar 3.45

Tampilan Monitoring Normal

c. Pada saat sensor mengukur kelembaban tanah dalam kondisi kering maka
angka yang akan ditampilkan yaitu sekitar 736 RH (Relative Humidity).

Gambar 3.46

Tampilan Monitoring Kering

3.7.3. Troubleshooting
1. Bagaimana jika pompa tidak dapat bekerja?
a. Periksa tegangan yang ada pada relay NO [pada probe warna merah
(+)], GND [pada probe warna hitam (-)] dengan nilai tegangan
terukur = 5V
b. Periksa tegangan yang ada pada Vin dan Gnd = 5V
c. Periksa tegangan yang ada Vo dan Gnd = 5V
d. Jika tegangan kurang dari 5V, maka coba tambahkan daya dengan
cara hubusngkan kabel USB pada bagian aktuator
e. Jika tetap tidak bisa, maka ganti NodeMCU
2. Bagaimana jika pompa tidak dapat bekerja, tetapi tegangan sudah 5V?
a. Hubungkan alat Smart Watering pada jaringan internet
b. Jika sudah terhubung dengan WiFi, silahkan coba kembali
hubungkan alat dengan sumber tegangan

Anda mungkin juga menyukai