JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN :
PKM-PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Dewi Pratiwi Sasmito; G41116506; 2016
Sitti Aisah; G41116501; 2016
Abdul Aziz Mubarak; H13116502; 2016
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
i
PENGESAHAN PKM – PENERAPAN TEKNOLOGI
Makassar, 25-10-2019
Menyetujui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Ketua Pelaksana
dan Alumni, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin
ii
NIP. 19621231 199103 1 001 NIDN. 0016078404
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Tujuan....................................................................................................... 2
1.3. Manfaat ..................................................................................................... 2
1.4. Luaran....................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1. Internet of Things ..................................................................................... 3
2.2. Cara Kerja IoT .......................................................................................... 3
2.3. Cloud Computing ..................................................................................... 4
2.4. Curah Hujan ............................................................................................. 5
BAB 3. METODE PELAKSANAAN .................................................................. 6
3.1. Waktu dan Tempat ................................................................................... 6
3.2. Alat dan Bahan ......................................................................................... 6
3.3. Prosedur Penelitian ................................................................................... 6
3.4. Perancangan Alat ...................................................................................... 6
3.5. Penerima dan Pengolah Data .................................................................... 7
3.6. Parameter yang Diamati ........................................................................... 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .................................................... 8
4.1. Anggaran Biaya ........................................................................................ 8
4.2. Jadwal Kegiatan ....................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9
LAMPIRAN......................................................................................................... 10
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping ........................... 10
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan .......................................................... 15
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ............... 16
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ................................................... 17
Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang akan Diterapkembangkan. .................... 18
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada lahan kering jadwal tanam dan pola tanam yang digunakan akan
dipengaruhi oleh intensitas curah hujan. Kelebihan maupun kekurangan air dapat
menimbulakan masalah dan bencana. Tanaman yang mengalami kekeringan
seringkali turun kuantitas maupun kualitas produksinya, dan bila kekeringan
berlangsung lama dapat menyebabkan ke gagalan panen. Air yang berlebihan di
lingkungan tanaman dapat menurunkan hasil panen, menimbulkan penyakit
hingga mengurangi kuantitas produksi. Kegagalan pertumbuhan pertanaman pada
lahan kering sering kali disebabkan oleh hujan kecil yang cukup untuk memulai
perkecambahan tetapi tidak mampu mendukung hidupnya semai. Kekurangan air
pada tahap ini dapat sangat mengurangi keberhasilan pertanaman dan juga hasil
pertanaman (Mardawilis & Ritonga, 2016)
Kendala yang umum dijumpai dalam menentukan jadwal dan pola tanam
adalah terbatasnya data curah hujan. Data curah hujan yang ada sekarang ini
sebagian besar harus diperoleh di BMKG karena hanya di tempat ini terdapat alat
ukur curah hujan. Beberapa jenis pengukur curah hujan yang telah dikembangkan
diantaranya jenis weighing, kapasitansi, tipping-bucket (TB) dan optik.
Sekarang ini penggunaan teknologi internet of things (IoT) masih jarang
dikembangkan di dalam bidang pertanian. Penggunaan IoT pada umumnya
dikembangkan di bidang keamanan atau media telekomunikasi, seperti dalam
pembuatan sistem smart home. Smart home ini memudahkan pengguna untuk
dapat memantau dan mengontrol berbagai peralatan yang ada di rumah dengan
cara menggunakan teknologi nirkabel yang disematkan pada perangkat-perangkat
elektronika yang ada pada rumah.
Dari hal tersebut penggunaan teknologi IoT dapat diterapkan di bidang
pertanian salah satunya pada alat ukur curah hujan otomatis yang dapat menjadi
pilihan. Teknologi IoT memungkinkan pembuatan sistem yang lebih terstrukur
dengan cara yaitu data curah hujan dapat diakusisi lalu disimpan melalui jaringan
nirkabel pada database online. Selain itu teknologi IoT dapat memungkinkan para
pengguna melihat data yang telah tersimpan dari jarak yang tidak terbatas melalui
antarmuka pengguna menggunakan perangkat lunak browser (Putra, 2017).
Aplikasi teknologi IoT pada alat ukur curah hujan otomatis diharapkan dapat
membantu memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kebutuhan data
curah hujan saat ini sehingga data curah hujan dapat diperoleh lebih cepat dan
akurat. Dengan menggunakan IoT dalam sistem transmisi data alat ukur curah
hujan, maka data curah hujan juga dapat diakses dimana saja dan oleh siapa saja
yang membutuhkan, terutama bagi kalangan petani. Sehingga dalam hal ini petani
dalam melakukan penaman tidak hanya berdasarkan bulan dan terjadinya hujan,
karena penetapan seperti ini selain pola tanam kurang optimal juga seringkali
2
1.3. Manfaat
1. Mengembangkan dan melatih kemampuan mahasiwa dalam bekerjasama
dalam tim.
2. Melatih kereativitas mahasiswa dalam pengembangan riset dan
penelitian.
1.4. Luaran
1. Terciptanya media akses data curah hujan lewat internet.
2. Hasil pelaksanaan kegiatan ini akan dituangkan dalam bentuk artikel
ilmiah dan dipublikasikan pada media cetak dan on line.
3
alamat IP dan terkoneksi dengan internet, pada benda tersebut juga dipasang
sebuah sensor. Sensor pada benda memungkinkan benda tersebut memperoleh
informasi yang dibutuhkan. Setelah memperoleh informasi, benda tersebut dapat
mengolah informasi itu sendiri, bahkan berkomunikasi dengan benda-benda lain
yang memiliki alamat IP dan terkoneksi dengan internet juga. Terjadi pertukaran
informasi dalam komunikasi antara benda-benda tersebut. Setelah pengolahan
informasi selesai, benda tersebut dapat bekerja dengan sendirinya, atau bahkan
memerintahkan benda lain juga untuk ikut bekerja. Hal ini merupakan kelebihan
dari IoT (Wilianto & Kurniawan, 2018)
IoT mampu menghubungkan miliaran atau triliun benda-benda yang
memiliki IP melalui internet, sehingga ada kebutuhan kritis akan arsitektur
berlapis fleksibel. Beberapa elemen IoT seperti RFID (Radio Frequency
Identification), WSN (Wireless Sensor Network), WPAN (Wireless Personal Area
Network), WBAN (Wireless Body Area Network), HAN (Home Area Network),
NAN (Neighborhood Area Network), M2M (Machine to Machine), CC (Cloud
Computing), dan DC (Data Center) memiliki pengaruh dalam kehidupan seperti
proses penginderaan IoT berarti mengumpulkan data dari benda-benda terkait di
dalam jaringan dan mengirimkannya kembali ke warehouse, database atau cloud.
Elemen IoT ini merupakan bagian dari Internet Communication Technology untuk
melakukan identifikasi, penginderaan, komunikasi dan perhitungan (Wilianto &
Kurniawan, 2018)
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis untuk mengambil tindakan
spesifik berdasarkan layanan yang dibutuhkan. Sensor IoT bisa berupa sensor
cerdas, aktuator atau perangkat penginderaan yang dapat dipakai. Perusahaan
seperti Wemo, Revolv dan SmartThings menawarkan smart hub dan aplikasi
mobile yang memungkinkan orang untuk memantau dan mengendalikan ribuan
perangkat dan peralatan cerdas di dalam gedung menggunakan ponsel cerdas
mereka Single Board Computers (SBCs) yang terintegrasi dengan sensor dan
built-in IP dan fungsi keamanan biasanya digunakan untuk mewujudkan produk
IoT, seperti Arduino Yun, Raspberry PI, BeagleBone Black dan lain sebagainya.
Perangkat seperti ini biasanya terhubung ke portal kontrol data pusat untuk
menyediakan data yang dibutuhkan dan data yang diperoleh selanjutnya
dimanfaatkan untuk membuat keputusan dan bereaksi sesuai dengan data yang
diperoleh. Proses ini biasanya meliputi: menemukan sumber data, memanfaatkan
sumber data, memodelkan informasi, mengenali dan menganalisa data (Wilianto
& Kurniawan, 2018)
2.3. Cloud Computing
Merupakan tekonologi yang memberikan pelayanan secara luas dengan akses
internet dimanapun berada, media penyimpanan cloud computing berada di
internet Cloud Computing Cloud computing menyimpan semua data di server
5
yang tidak tau dimana letak server tersebut. Ada 3 layanan cloud computing yang
dapat digunakan yaitu
a. Software as a Service (SaaS)
Layanan cloud computing dimana pengguna dapat menggunakan aplikasi
atau perangkat lunak (software) yang disediakan oleh cloud provider
(penyedia jasa cloud computing). Contoh dari layanan SaaS adalah:
1. Layanan produktivitas yaitu Office365, GoogleDocs, Adobe Creative
Cloud.
2. Layanan email yaitu Gmail, YahooMail, LiveMail.
3. Layanan social network yaitu Facebook, Twitter, Tagged.
4. Layanan instant messaging yaitu Yahoo Messenger, Skype, GTalk.
b. Platform as a Service (PaaS)
Layanan yang difasilitasi oleh cloud provider untuk menyediakan
platform bagi pengembangan aplikasiaplikasi. Pengguna dapat berfokus pada
pengembangan aplikasi tanpa perlu mengkhawatirkan platform aplikasi
tersebut. Contoh dari layanan PaaS adalah Amazon Web Service, Windows
Azure, dan GoogleApp Engine.
c. Infrastructure as a Service (IaaS)
Infrastructure as a Service (IaaS) Pada layanan ini pengguna dapat
menyewa infrastruktur yang di sediakan oleh cloud provider (unit komputasi,
storage, memory, network, dan sebagainya). Pada layanan ini seluruhnya
pengguna yang menentukan perangkat perangkat untuk cloud computing yang
akan digunakan, jika sistem virtual di cloud tersebut menggunakan source
yang besar, pengguna dapat menambahkan ram sesuai kebutuhan. Contoh
dari layanan IAAS adalah Amazon EC2, Rackspace Cloud, Windows Azure.
2.4. Curah Hujan
Curah hujan dapat diukur dengan menggunakan alat “rain gauge” yang
menggunakan prinsip kerja secara manual maupun otomatis. Dengan
menggunakan penakar hujan secara manual, maka pengambilan data tinggi
permukaan air hujan yang tertampung pada wadah diukur dan dicatat secara
manual. Sedangkan alat pengukur curah hujan otomatis menggunakan alat ukur
digital yang proses pengukuran dan pencatatannya dilakukan secara elektronik
yang diprogram untuk bekerja secara otomatis.
Berbagai jenis pengukur curah hujan yang telah dikembangkan saat ini
diantaranya jenis weighing, tipping bucket (TB), optik, kapasitansi dan lain-lain.
Penakar tipe tipping bucket bekerja seperti jungkat-jungkit yang bergantian
menampung air hujan. Namun kekurangan dari jenis tipping bucket adalah desain
yang terlalu rumit dan tidak sederhana. Tipe lain yang dapat dikembangkan untuk
pengukur curah hujan menggunakan prinsip kapasitansi atau menggunakan
kapasitor sebagai sensor. Alat ini mampu memberikan informasi level air hujan
dari pengukuran kapasitansi.
6
g. Memberi tanda serta ukuran pada pipa setiap 5 mm yang ada selangnya
menggunakan spidol
h. Memasang tutup pipa dibagian yang terdapat selang dan sensor
i. Memberi lem pipa pada bagian cela-cela pipa dan penutup pipa agar pada saat
pengambilan data air tidak keluar
3.5. Penerima dan Pengolah Data
Pada bagian ini data diterima oleh water level aquaplumb sebagai sensor.
water level aquaplumb akan dihubungkan ke mikrokontroler sebagai input data.
water level aquaplumb diletakkan pada samping pipa bagian atas yang akan
berfungsi ketika sedang berlangsungnya pengukuran curah hujan. Data yang
didapat oleh water level aquaplumb tersebut akan diterima oleh mikrokontroler,
bagian ini merupakan bagian pengolah data. Selain mikrokontroler, bagian
pengolahan data juga membutuhkan perangkat Real Time Clock yang berfungsi
sebagai pencatat waktu.
Pada proses pengolahan data yang diterima oleh mikrokontroler, tahapan
selanjutnya data akan ditampilkan pada LCD (Liquid Crystal Display) sebagai
output dan data akan dikirimkan menggunakan Arduino IDE.
3.6. Parameter yang Diamati
a. Intensitas Curah Hujan
Pengukuran intensitas curah hujan ditentukan berdasarkan formula
Mononobe, yaitu dengan persaam berikut:
𝐽𝑃 ×𝑉
CH = ............................................................................................. (1)
𝐴
Keterangan:
CH = curah hujan (mm)
JP = jumlah penakar curah hujan
V = Volume per penakar (mm3)
A = Luar penampang pipa (mm2)
b. Tegangan
Pengukuran tegangan dilakukan untuk mengetahui berapa besar tegangan
yang diberikan sehingga dapat menaikkan tinggi muka air. Pengukuran
tegangan dapat dicari dengan persamaan berikut:
V = I × R................................................................................................ (2)
keterangan:
V = tegangan (Volt)
I = arus (A)
R = hambatan (Ω)
8
DAFTAR PUSTAKA
Mardawilis, & Ritonga, E. (2016). Pengaruh Curah Hujan Terhadap Produksi
Tanaman Pangan Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Prosiding Seminar
Nasional Lahan Suboptimal 2016, 281–289.
Prihatmoko, D. (2016). Penerapan Internet of Things (IoT) dalam Pembelajaran di
UNISNU Jepara. Simetris : Jurnal Teknik Mesin, Elektro Dan Ilmu
Komputer, 7(2), 567. https://doi.org/10.24176/simet.v7i2.769
Putra, M. A. (2017). Rancang Bangun Alat Pengukur Curah Hujan Tipe Tipping
Bucket Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Mega 2560 dan Internet
of Things (IoT). Lampung: Universitas Lampung.
Sulaiman, O. K., & Widarma, A. (2017). Sistem Internet Of Things ( IoT )
Berbasis Cloud Computing dalam Campus Area Network. ReseachGate,
(April), 9–12.
Wilianto, W., & Kurniawan, A. (2018). Sejarah, Cara Kerja Dan Manfaat Internet
of Things. Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi Dan Informatika, 8(2), 36.
https://doi.org/10.31940/matrix.v8i2.818
10
LAMPIRAN
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Dengan biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
pengajuan hibah PKM-KC.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Dengan biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
pengajuan hibah PKM-P.
Makassar, 25 - 10 - 2019
Pengusul
(Sitti Aisah)
12
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Dengan biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
pengajuan hibah PKM-KC.
Makassar, 25 - 10 - 2019
Pengusul
Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri Dosen Pembimbing
1. Nama Lengkap Muhammad Tahir Sapsal STP.,M.Si.
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi S1 Teknik Pertanian
4. NIP/NIDN 198407162012121002/0016078404
5. Tempat dan Tanggal Lahir Pinrang, 16 Juli 1984
6. Alamat E-mail tahirsapsal@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 081342713471
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi Universitas Institut Pertanian Bogor -
Hasanuddin
Bidang Ilmu Teknik Pertanian Teknik Mesin Pertanian -
dan Pangan
Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2009-2012 -
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
C.1. Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1. Alat dan Mesin Pertanian Wajib 3
2. Tenaga pertanian Wajib 3
3. Teknik Instrumentasi Wajib 3
4. Teknik Kontrol Otomatik Wajib 3
5. Perancangan Teknik Wajib 3
6. Listrik dan Elektrifikasi Pertanian Wajib 3
7. Pengantar Kecerdasan Buatan Pilihan 2
C.2. Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1. Pengembangan Sistem Peringatan
Dini Bencana Banjir dengan - 2014
Penelusuran Muskingum-Cunge.
2. Penyediaan Kadar Air Tanah
secara Alami dan Menekan Erosi
dengan Penerapan Teknologi Zero
- 2016
Run-off untuk Mendukung
Budidaya Tanaman Kakao secara
Berkelanjutan
3. Perekayasaan Penjatah Pupuk
Granular Dosis Variabel Untuk
LP2M Unhas 2017
Peningkatan Efesiensi Penggunaan
Pupuk Pada Tanaman Jagung
14
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata adalah benar dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-T.
Makassar, 25-10-2019
Dosen Pendamping
Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM Penelitian saya dengan judul
Penerapan IoT dalam Mengakusisi Pengukuran Curah Hujan yang diusulkan untuk
tahun anggaran 2019 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau
sumber lain. Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan
ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima kekas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Makassar, 25-10-2019
Mengetahui,
Wakil Dekan BidangKemahasiswaan dan Alumni, Yang menyatakan,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin
9
3