Anda di halaman 1dari 104

i

PROYEK AKHIR
TAHAP 1

RANCANG BANGUN SMART BIRD CAGE


MENGGUNAKAN DAYA SUPLAI PANEL SURYA

OKTAFIAN SULTAN HAKIM


NRP.1310181033

Dosen Pembimbing
Mochammad Machmud Rifadil S.ST.,M.T.
NIP. 19840909.2009.12.1.003

Putu Agus Mahadi Putra S.T.,M.T.


NIP. 19901009.2019.03.1.015

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

SURABAYA
2022
ii

PROYEK AKHIR
TAHAP 1

RANCANG BANGUN SMART BIRD CAGE


MENGGUNAKAN DAYA SUPLAI PANEL SURYA

OKTAFIAN SULTAN HAKIM


NRP. 1310181033

Dosen Pembimbing
Mochammad Machmud Rifadil S.ST.,M.T.
NIP. 198409092009121003

Putu Agus Mahadi Putra S.T.,M.T.


NIP. 199010092019031015

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

SURABAYA
2022
iii

RANCANG BANGUN SMART BIRD CAGE


MENGGUNAKAN DAYA SUPLAI PANEL SURYA
Oleh :
Oktafian Sultan Hakim
NRP. 1310181033

Proyek Akhir ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Terapan (S.Tr.T.)
di
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Disetujui Oleh :

Tim Penguji Proyek Akhir : Dosen Pembimbing :

1. Ir. Sutedjo, M.T. 1. Moch. Machmud Rifadil


S.ST.,M.T
NIP. 196101071990031001 NIP. 198409092009121003

2. Epyk Sunarno, S.ST, M.T. 2. Putu Agus Mahadi Putra S.T.,


M.T.
NIP. 196207231991031002 NIP. 015

3. Dimas Okky Anggriawan,


S.T., MT.
NIP. 1991011920180310001
Surabaya, 4 Desember 2021
Mengetahui,
Ketua Program Studi D4
Teknik Elektro Industri
iv

Eka Prasetyono, S.ST, M.T.


NIP. 1983112220101210004
ABSTRAK

Saat ini, menjadikan burung sebagai hewan peliharaan dan


ternak sudah banyak dilakukan oleh masyarakat. Salah satu jenis
burung yang banyak diternakkan dan dipelihara adalah burung
perkutut. Pada peternakan burung perkutut pemeliharaan sangkar
burung masih dilakukan secara manual untuk penerangan sangkar,
memberi makan, dan memberi minuman. Pemeliharaan sangkar
secara manual akan menyulitkan bagi orang yang memiliki kesibukan
yang cukup padat atau sering meninggalkan rumah. Dengan alasan
itulah penulis akan membuat Smart Bird cage. Smart Bird Cage
terintegrasi dengan Internet of Things (IoT) dengan menggunakan
modul ESP8266 dan merupakan sangkar burung ramah lingkungan
dengan menggunakan sumber energi dari tenaga surya. Dengan
terintegrsi IoT ini diharapkan dapat membantu peternak dalam
mengelola sangkar agar burung perkutut agar dapat terpelihara dan
tumbuh secara optimal. Pada tugas akhir ini penulis menggunakan
STM32F4 Discovery dan modul ESP8266 sebagai pusat kontrol
melalui smartphone. Sensor yang akan digunakan adalah sensor suhu
dan sensor Light Dependent Sensor (LDR). Untuk output adalah
motor dc, motor dc pump 5V dan exhaust fan menggunakan kontrol
on/off dengan internet of things (IoT). Sedangkan sistem kontrol
penghangat sangkar menggunakan metode kontrol PI untuk mengatur
PWM pada AC module control untuk tingkat kecerahan lampu pijar.
Hasil yang diharapkan dari proposal ini adalah untuk dapat
membantu peternak burung perkutut dalam pemeliharaan sangkar
dan dapat dimonitor serta dikontrol malalui smartphone.

Kata kunci : Kontrol PI, Mikrokontroler STM32F4 Discovery,


Internet of Things, Smart Bird Cage
v

ABSTRACT

Currently, making birds as pets and livestock has been done by many
people. One type of bird that is widely bred and maintained is the
turtledove. At turtledove breeding, bird cage maintenance is still done
manually for cage lighting, feeding, and giving drinks. Manual
maintenance of the cage will be difficult for people who have a fairly
busy schedule or often leave the house. For that reason the author will
make a Smart Bird cage. The Smart Bird Cage is integrated with the
Internet of Things (IoT) using the ESP8266 module and is an
environmentally friendly bird cage using energy sources from solar
power. With the integration of IoT, it is hoped that it can help breeders
in managing cages so that turtledoves can be maintained and grow
optimally. In this final project the author uses the STM32F4 Discovery
and the ESP8266 module as a control center via a smartphone. The
sensors that will be used are temperature sensors, Light Dependent
Sensors (LDR), and ultrasonic sensors. The outputs are dc motors, 5V
dc pump motors and exhaust fans using on/off control with the internet
of things (IoT). Meanwhile, the cage heating control system uses the PI
control method to adjust the PWM on the AC module control for the
brightness level of incandescent lamps. The expected result of this
proposal is to be able to help turtledove breeders in cage maintenance
and can be monitored and controlled via smartphones.

Keywords : PI Control, STM32F4 Discovery Microcontroller, Internet


of Things, Smart Bird Cage
vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat–NYA sehingga penyusunan penulisan Proyek
Akhir 1 (PA 1) sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di Program
Studi D4 Teknik Elektro Industri Departemen Elektro Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis berusaha secara optimal dengan segala pengetahuan dan
informasi yang didapatkan dalam menyusun buku proyek akhir ini.
Namun, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
proses perencanaan dan pembuatan buku ini. Penulis sangat
mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan buku proyek akhir ini. Penulis berharap semoga buku ini
dapat bermanfaat bagi pembaca, dan kemajuan teknologi Indonesia.
Penyusunan Proyek Akhir 1 (PA 1) ini membutuhkan waktu dan
pemikiran yang mendalam, oleh karenanya kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak akan begitu bermanfaat guna
penyempurnaan Proyek Akhir.

Sidoarjo, 18 Januari 2022

Penul
vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT dan tanpa


menghilangkan rasa hormat yang mendalam, saya selaku penyusun dan
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-
pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan proyek akhir
ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT, karena perlindungan, pertolongan, dan ridho-Nya
saya mampu menyelesaikan Proyek Akhir ini serta hamba-Nya
yang termulia Nabi Akhir Zaman, Rosulullah Muhammad
SAW.
2. Untuk seluruh keluarga besar saya yang selalu memberikan
semangat dan dukungan.
3. Bapak Dr. Zainal Arief, ST., MT. selaku direktur PENS.
4. Bapak Dr. Eng. I Gede Puja Astawa, ST., MT. selaku Ketua
Departemen Elektro PENS.
5. Bapak Eka Prasetyono,S.ST.,M.T. selaku Ketua Program Studi
DIV Teknik Elektro Industri PENS.
6. Bapak Mochammad Machmud Rifadil S.ST. , M.T. dan Bapak
Putu Agus Mahadi Putra S.T., M.T. selaku dosen pembimbing
proyek akhir penulis.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing dan
membekali ilmu kepada penulis selama penulis menempuh
pendidikan di kampus tercinta ini, Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya (PENS).
8. Teman-teman D4 Elin B 2018 yang telah memberikan
dukungan langsung dan tidak langsung atas terselesainya
progress proyek akhir ini.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis hingga terselesainya
proyek akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan. Semoga
Allah SWT selalu memberikan limpahan rahmat,
hidayah,barokah dan nikmat-Nya bagi kita semua. Aamiin

DAFTAR ISI
viii

ABSTRAK..............................................................................................iv
ABSTRACT.............................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................vi
UCAPAN TERIMA KASIH.................................................................vii
DAFTAR ISI........................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................xi
Daftar Tabel...........................................................................................xii
BAB 1......................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................1
1.2 TUJUAN..........................................................................................2
1.3 PERUMUSAN MASALAH............................................................2
1.4 BATASAN MASALAH..................................................................2
BAB II....................................................................................................10
LANDASAN TEORI.............................................................................10
2.1 Teori Penunjang yang Digunakan dalam Penelitian......................10
2.2.1 Peternakan Burung Perkutut Tangguh Bird Farm.........................10
2.2.2 Baterai (Accumulator)...................................................................11
2.2.3 Internet of Things(IoT)..................................................................12
2.2.4 Modul ESP8266............................................................................13
2.2.5 Bluetooth HC-05...........................................................................14
2.2.7 Mikrokontroller STM32F4 Discovery...........................................15
2.2.8 Buzzer Aktif..................................................................................16
2.2.9 Mini Submersible Water Pump.....................................................17
2.2.10 Lampu Pijar.................................................................................18
2.2.11 Relay............................................................................................19
2.2.12 Sensor LDR.................................................................................19
2.2.13 Sensor Suhu LM-35....................................................................20
2.2.14 SMART BIRD CAGE...................................................................21
ix

2.2.15 KONTROL PROPOSIONAL-INTEGRAL (PI)...........................22


2.2.16 AC Light Dimmer........................................................................26
BAB III..................................................................................................27
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT...................................28
3.1.Rancangan Sistem............................................................................28
3.2. Perencanaan Beban dan Baterai......................................................30
3.3 Rancangan Modul Mikrokontroller.................................................31
3.4. Perencanaan Dan Pembuatan Box Hardware dan Sangkar Burung31
3.5. Konfigurasi ADC............................................................................34
3.6. Perencanaan Pemrograman Sensor LM 35.....................................35
3.7 Perencanaan Pemprograman Data Logger......................................36
3.8. Perancangan AC-AC Voltage Controller 1 Fasa.............................36
3.9. Perencanaan Penghangat Sangkar...................................................37
3.10. Perencanaan Internet of Things (IoT)...........................................39
3.11. Perencanaan Panel Surya..............................................................40
BAB IV..................................................................................................43
4.1 METODE PENGUJIAN..................................................................43
4.2. PENGUJIAN PARSIAL.................................................................43
4.2.1. Pengujian ADC (Analog to Digital Converter)............................44
4.2.2. Pengujian Sensor Suhu LM35......................................................46
4.2.3. Pengujian Relay ON/OFF............................................................52
4.2.4. Pengujian IoT...............................................................................53
4.2.5. Simulasi AC-AC Controller.........................................................54
4.2.6. Pengujian Kontrol PI dari data open loop hardware..............59
4.3. PENGUJIAN INTEGRASI..........................................................62
4.3.1. Pengujian Open Loop Smart Bird Cage......................................62
4.3.2. Pengujian Integrasi IoT...............................................................74
BAB V....................................................................................................76
PENUTUP.............................................................................................77
x

5.1 Kesimpulan.....................................................................................77
5.2 Saran...............................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA........................................................................79
LAMPIRAN...........................................................................................82

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1. Metodologi..........................................................................3
Gambar 1. 2. Blok Diagram Sistem..........................................................4
xi

Gambar 3. 1. Blok Diagram Sistem 28


Gambar 3. 2. Desain Skematik Board Mikrokontroller.........................31
Gambar 3. 3. Desain Box Hardware (Fusion 360).................................32
Gambar 3. 4. Desain Sangkar (Fusion 360)...........................................32
Gambar 3. 5. Desain Rencana Integrasi Sistem.....................................33
Gambar 3. 6. Proses Pembuatan Alat.....................................................33
Gambar 3. 7. Hasil Pembuatan Box dan Sangkar Burung.....................34
Gambar 3. 8. Diagram Alir Pembacaan Sensor LM 35..........................35
Gambar 3. 9. Diagram Alir penyimapanan data logger..........................36
Gambar 3. 10. Perencanaan Pengambilan Data Suhu Sangkar..............37
Gambar 3. 11. Rangkaian AC - AC Controller.......................................39
Gambar 3. 12. Diagram Alir Internet of Things.....................................40

Gambar 4. 1. Pengujian ADC 44


Gambar 4. 2. Pengujian Hardware Sensor Suhu....................................47
Gambar 4. 3. Grafik Linearitas suhu dengan Pembacaan ADC.............49
Gambar 4. 4. Grafik Perbandingan Alat Ukur HTC 02 dan Sensor LM
35............................................................................................................52
Gambar 4. 5. Rancangan Desain Tampilan Aplikasi Blynk...................54
Gambar 4. 6. Gambar Rangkaian Simulasi AC-AC Controller.............55
Gambar 4. 7. Hasil Simulasi Dengan Waktu Tunda 1mS......................56
Gambar 4. 8. Hasil Simulasi Dengan Waktu Tunda 2mS......................56
Gambar 4. 9. Hasil Simulasi Dengan Waktu Tunda 3mS......................57
Gambar 4. 10. Hasil Simulasi Dengan Waktu Tunda 4mS....................57
Gambar 4. 11. Hasil Simulasi Dengan Waktu Tunda 5mS....................58
Gambar 4. 12. Hasil Simulasi Dengan Waktu Tunda 6mS....................58
Gambar 4. 13. Blok Diagram PI Controller...........................................59
Gambar 4. 14. Respon Open Loop Suhu Sangkar..................................59
Gambar 4. 15. Rangkaian Simulasi Kontrol dengan Kontrol PI............61
Gambar 4. 16. Gambar Gelombang Output Simulasi.............................62
Gambar 4. 17. Data Pembacaan Suhu Pada Time Delay 6 mS..............65
Gambar 4. 18. Grafik Suhu Pada Time Delay 5 mS...............................68
Gambar 4. 19. Grafik Suhu Pada Time Delay 4 mS..............................71
Gambar 4. 20. Grafik Suhu Pada Time Delay 0-3 mS............................74
Gambar 4. 21. Tampilan Pengujian IoT.................................................75
xii

Daftar Tabel
Tabel 2. 1. Spesifikasi Mini Submersible Water Pump..........................18
Tabel 2. 2. Tanggapan Sistem Kontrol PI Terhadap Perubahan
Parameter................................................................................................25
Tabel 2. 3. Parameter PI untuk ZN tipe 1...............................................25

Tabel 4. 1. Data Pengujian ADC 12


Bit.............................................................................................................4
4
Tabel 4. 2. Data Kalibrasi ADC Sensor Suhu........................................47
Tabel 4. 3. Data Kalibrasi Tegangan Output Sensor Suhu.....................49
Tabel 4. 4. Kondisi Relay Saat On/Off...................................................53
Tabel 4. 5. Hasil Simulasi AC – AC Controller.....................................59
Tabel 4. 6. Hasil Pengujian Penghangat Open Loop dengan Beban
lampu pijar 25 watt dengan time delay 6 mS.........................................63
Tabel 4. 7. Hasil Pengujian Penghangat Open Loop dengan Beban
lampu pijar 25 watt dengan time delay 5 mS.........................................65
Tabel 4. 8. Hasil Pengujian Penghangat Open Loop dengan Beban
lampu pijar 25 watt dengan time delay 4 mS.........................................68
Tabel 4. 9. Hasil Pengujian Penghangat Open Loop dengan Beban
lampu pijar 25 watt dengan time delay 3-0 mS......................................71
xiii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Memelihara burung perkutut bukan hanya menjadi salah satu hobi


yang digemari oleh para pecinta burung karena suara kicaunya yang
indah dan memiliki bulu indah yang khas. Perkutut tergolong dalam
kelompok burung kecil (betina 19-21 cm dan jantan 20-24 cm) dengan
berat antara 60-70 gram. Warna tubuh didominasi dengan warna cokelat
dengan ekor sedikit panjang. Warna pada bagian kepala abu-abu dengan
bagian belakang kecokelatan. Leher dan bagian sisinya bergaris halus.
Bagian punggung berwarna cokelat dengan tepi-tepi bulu berwarna
hitam. Selain dipelihara, burung perkutut juga diternak oleh sebagian
orang karena memiliki banyak penggemar dan nilai jual yang cukup
tinggi. Salah satunya adalah peternakan burung perkutut tangguh bird
farm yang berada di kota Sidoarjo. Berdasarkan wawancara dengan
pemilik peternakan dalam mengembangbiakkan terdapat beberapa fase
seperti fase pasca penetasan telur 0-14 hari, fase anakan 1-12 Bulan, dan
fase burung yang sudah siap menjadi indukan diatas 12 bulan.
Dalam memelihara burung perkutut agar tumbuh optimal,
pemeberian pakan, minum, suhu dan menyalakan lampu ruang secara
teratur menjadi suatu yang harus dilakukan oleh peternak. Hal tersebut
dilakukan agar burung perkutut tidak kekurangan nutrisi yang dapat
berakibat kematian pada burung perkutut. Adapun kendala yang umum
terjadi pada pemeliharaan burung perkutut adalah ketidakteraturan
dalam waktu pemberian pakan dan minum serta terkadang lupa
menyalakan lampu pada malam hari untuk menjaga suhu sangkar agar
tidak terlalu dingin. Hal tersebut dapat terjadi karena pengelolaan harus
dilakukan secara manual oleh peternak dan aktivitas peternak yang
padat sehingga tidak dapat mengunjungi sangkar burung.
Dengan perkembangan teknologi yang semakin hari semakin
canggih, memungkinkan untuk membuat suatu sistem untuk sangar
burung yang dapat mempermudah peternak dalam merawat burung
perkutut. Tugas akhir ini merancang dan membangun sebuah sistem
pengelolaan sangkar burung yang bernama Smart Bird Cage. Smart
Bird Cage merupakan sebuah sistem pengelolaan sangkar burung yang
dapat membantu peternak dalam merawat burung perkutut melalui
smartphone peternak. Smart Bird Cage dirancang menggunakan
STM32F4 Discovery dan modul ESP8266 sebagai pusat kontrol.
Dengan demikian, smart bird cage beban dapat di kontrol dan di
2

monitor dari jarak jauh. Dengan adanya alat ini penulis berharap alat ini
dapat dapat membantu pekerjaan peternak burung dalam merawat dan
memonitor kebutuhan sangkar burung ketika sedang di luar rumah.

1.2 TUJUAN

Proyek akhir ini bertujuan untuk merancang dan membangun


sebuah sistem smart bird cage untuk memonitor dan mengatur beban
pada sangkar burung dengan menggunakan teknologi Internet of Things
(IoT) agar dapat membantu peternak burung merawat burung pada fase
anak agar tumbuh secara optimal hingga dewasa.

1.3 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang pembuatan proyek akhir ini, rumusan


masalah yang akan dibahas meliputi:
a) Bagaimana mengintegrasikan smartphone dengan
mikrokontroler agar dapat mengontrol dan memonitoring
beban secara jarak jauh?
b) Bagaimana sistem dapat memenuhi kebutuhan sangkar ketika
peternak berada di luar rumah?
c) Bagaimana mengontrol dan memonitor sensor dan beban pada
sangkar?

1.4 BATASAN MASALAH

Dalam proyek akhir ini, diambil batasan masalah yang akan


dibahas adalah meliputi:
a) Penelitian dilakukan di peternakan burung perkutut Tangguh
Bird Farm di desa Sumorame, Kecamatan Candi, Kabupaten
Sidoarjo.
b) Penelitian ini menggunakan burung perkutut fase anak berumur
1-12 bulan dengan set point suhu sangkar yakni 30oC.
c) Tidak membahas mengenai sistem charging pada baterai.
d) Tidak membuat inverter untuk lampu pijar.
e) Kontrol beban motor dc pump, motor dc, dan exhaust fan
adalah kontrol on/off menggunakan teknologi IoT (Internet of
Things) dengan modul esp8266 yang terhubung dengan aplikasi
blynk untuk mengontrol beban dari jarak jauh.
f) Sistem kontrol suhu pada sangkar burung akan menggunakan
kontrol PI pada mikrokontroller untuk mengontrol PWM pada
3

AC light dimmer module untuk mengatur tingkat kecerahan


lampu pijar.
g) Tidak mengatur kecepatan motor dc pump.

1.5 METODOLOGI PENELITIAN

Dalam proyek akhir ini diperlukan suatu metode untuk


mendapatkan hasil yang maksimal dengan harapan agar dapat
memaksimalkan pelaksanaan proyek akhir ini. Untuk mengerjakan
proyek akhir ini diperlukan prosedur berupa langkah-langkah
pengerjaan tersaji dalam Gambar 1. 1 berikut :

Gambar 1. 1. Metodologi
Sumber : Penulis
4

1.5.1. Studi Literatur

Studi literatur meliputi pengambilan dan pegumpulan data serta


dasar teori yang digunakan sebagai acuan dalam penyelesaian proyek
akhir ini yang berupa referensi dari buku, jurnal dan internet.
Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan dengan mencari
informasi diantaranya mencari tentang perancangan IoT, metode kontrol
PI yang akan digunakan dalam proyek akhir yang saya buat, sensor -
sensor, mikrokontroller ARMSTM32F4 dan teori lain yang terkait
dalam penyelesaian proyek akhir ini.

1.5.2. Perancangan Sistem

Perancangan sistem yang dilakukan meliputi pembuatan blok


diagram sistem. Blok diagram ditunjukkan pada Gambar 1.2.

Gambar 1. 2. Blok Diagram Sistem


Sumber : Penulis

1.5.3. Desain dan Pembuatan Hardware

Ketika perancangan sistem telah diselesaikan dan telah


dianalisa kebutuhan dari blok diagram sebelumnya, tahap selanjutnya
adalah pembuatan hardware sistem. Pembuatan hardware meliputi
5

proses pembuatan sangkar, box controller, dan Rangkaian pada sistem


Mikrokontroller ARMSTM32F4.

1.5.4 Desain Pembuatan Software

Pembuatan software meliputi pemograman pada


mikrokontroller ARMSTM32F4, Pemrograman time delay switching,
Pemrograman IoT pemrograman kontrol PI pada mikrokontroler
ARMSTM32F4, dan komunikasi berupa bluetooth sebagai data logger.

1.5.5. Integrasi dan Pengujian Sistem

Pada tahap integrasi sistem dan pengujian meliputi pengujian


hardware, pengujian software, dan pengujian integrasi sistem
keseluruhan. Pengujian hardware meliputi pengujian mikrokontroller,
pengujian driver PWM, pengujian sensor-sensor. Pengujian Software
meliputi pengujian modul bluetooth sebagai data logger, pengujian
pemograman driver PWM, sensor suhu, dan sensor LDR. Pengujian
integrasi keseluruhan sistem yang dibuat dilakukan setelah sub-sub
bagian sistem hardware dan software sistem yang harus dikerjakan telah
terselesaikan. Kemudian dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah
dibuat, sehingga dapat ditemukan permasalahan yang berpotensi
menggagalkan sistem. Dengan ditemukannya permasalahan yang
berpotensi menggagalkan sistem, maka penyempurnaan pada sistem
dapat dilakukan.

1.5.6 Pembuatan Laporan Proyek Akhir

Pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan proyek akhir.


Pada laporan tersebut dijelaskan mengenai semua hal yang berkaitan
tentang pengerjaan proyek akhir, seperti penjelasan tentang teori-teori
dari komponen atau bahan yang digunakan, proses pembuatan alat,
sistem kerja alat, data-data hasil pengujian alat, dan lain sebagainya.
Penulisan laporan tersebut selanjutnya diharapkan dapat bermanfaat
sebagai bahan literatur untuk penelitian yang akan datang.

1.6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan penyusunan proyek akhir yang


direncanakan adalah sebagai berikut:
6

BAB I : PENDAHULUAN
Pada Bab I berisikan latar belakang pembuatan alat pada proyek akhir,
tujuan yang ingin dicapai, perumusan masalah, batasan masalah,
metodologi yang merupakan prosedur pengerjaan proyek akhir,
sistematika laporan, serta penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

BAB II : TEORI PENUNJANG


Pada Bab II berisikan studi literatur, teori dasar, serta referensi yang
berguna sebagai acuan dan landasan dalam perencanaan dan pengerjaan
proyek akhir.

BAB III : PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT


Pada Bab III ini dilakukan perencanaan dan pembuatan perangkat keras
dan perangkat lunak.

BAB IV : PENGUJIAN DAN ANALISA


Pada Bab IV membahas secara keseluruhan dari sistem dan dilakukan
pengujian serta analisa pada setiap pengujian perangkat keras.
Mengintegrasikan seluruh sistem dan pengujian, kemudian berdasarkan
data hasil pengujian dan dilakukan analisa terhadap keseluruhan sistem.

BAB V : PENUTUP
Pada Bab V membahas kesimpulan dari pembahasan, perencanaan,
pengujian dan analisa berdasarkan data hasil pengujian sistem. Untuk
meningkatkan hasil akhir yang lebih baik, diberikan saran-saran
terhadap hasil pembuatan proyek akhir.

1.7. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian yang pernah dilakukan dan digunakan sebagai tinjauan


pustaka pada proyek akhir ini adalah sebagai berikut:

1. “SISTEM PEMELIHARAAN BURUNG LOVEBIRD


DALAM SANGKAR BERBASIS IoT (INTERNET OF
THINGS)” yang disusun oleh Subono, Alfin Hidayat, Vivien
Arief Wardhany, Abdullah Fahmi, Tahun 2020, Jurusan
Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Politeknik Negeri
Banyuwangi. Pada proposal memuat rancangan smart bird
cage untuk burung jenis lovebird menggunakan arduino. Pada
7

proposal dijelaskan desain dan rancangan dari kandnag yang


akan dibuat. Hasil dari pengujian alat ini adalah jumlah pakan
untuk burung dapat dikontrol termasuk frekuensi kicauan,
ketinggian air minum dapat dipantau melalui aplikasi android,
Aplikasi dapat melihat histori kapan penutup makanan
membuka dan menutup serta dapat melihat histori ketinggian
air minum. Sensor suara yang digunakan masih mempunyai
kelemehan yaitu dapat mendeteksi tidak hanya suara burung
saja. Melatih burung lovebird memerlukan tempat terpisah
agar dapat berlatih mandiri.

2. “RANCANG BANGUN ALAT PEMBERI PAKAN-MINUM


BURUNG CINTA (LOVEBIRD) BERBASIS
MIKROKONTROLER ATMEGA16” yang disusun oleh
Shoenandia Agil Sahriani, Ir. Subekti Yuliananda, M.T.,
Tahun 2018, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Tekik,
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Pada proposal berisi
tentang perancangan alat pemberi makan dan minum burung
jenis lovebird menggunakan ATMEGA16. Pada proposal
tersebut penulis membuat perencanaan menggunakan proteus
dan memberikan gambaran alat yang akan di buat. Hasil dari
percobaan proposal ini adalah alat bekerja dengan baik, tetapi
masih ada sedikit selisih dari setiap sensor yang mendeteksi
kekosongan pakan dan minum yaitu antara 0,15%-0,35%,
pembukaan sekat pakan dan minum dapat bekerja dengan
baik, tetapi jumlah pakan yang keluar masih belum stabil.

3. “SISTEM PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN


SARANG BURUNG WALET MENGGUNAKAN
ARDUINO NANO” yang disusun oleh Efraim Sulistia
Subandi, Aswadul Fitri Saiful Rahman, A. Asni B, Tahun
2019, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, UNIBA. Pada
penelitian ini membuat rancang bangun sebuah alat pengatur
suhu dan kelembaban yang akan digunakan untuk sarang
burung walet agar sesuai dengan tempat alaminya. Hasil dari
penelitian ini adalah Sistem Pengatur Suhu dan kelembaban
dengan sensor DHT22 pada Sarang Burung Walettersebut bisa
8

diaplikasikan dengan tingkat keberhasilan 97% dalam 30 kali


percobaan.

4. “PERANCANGAN SISTEM MONITORING PADA ALAT


PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN KANDANG
PUYUH BERBASIS INTERNET OF THINGS (IoT)” yang
disusun oleh Riezkya Adler Komala Putra. Tahun 2020,
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas sains dan teknologi,
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pada
penelitian ini membuat rancang bangun sebuah alat pengatur
suhu dan kelembaban yang akan digunakan untuk sarang
burung puyuh berbasis (IoT) agar dapat menjaga suhu dan
kelembaban kandang tetap optimal untuk burung puyuh. Hasil
dari penelitian ini adalah hasil dari alat pengatur suhu dan
kelembaban yang telah diimplementasikan dapat bekerja
dengan baik dan dapat memudahkan pekerjaan dari para
peternak puyuh karena dapat menjaga kestabilan suhu dan
kelembaban sesuai dengan zona nyaman puyuh yaitu suhu
24°C - 30°C dan kelembaban 75% - 80%. Sistem monitoring
dengan konsep internet of things (IoT) yang terintegrasi web
server BLYNK dapat menampilkan nilai suhu dan kelembaban
kandang puyuh dengan menampilkan data berupa grafik dan
tabel yang dapat mempermudah untuk melakukan monitoring
nilai suhu dan kelembaban di kandang puyuh.

5. “RANCANG BANGUN INKUBATOR ANAKAN BURUNG


LOVEBIRD OTOMATIS BERBASIS
MIKROKONTROLLER” yang disusun oleh Muhammad
Fajar Muhtadin. Tahun 2016, Jurusan Teknik Otomari Sistem
Instrumentasi, Fakultas vokasi, Universitas Negeri Airlangga.
Pada penelitian ini membuat rancang bangun sebuah alat
inkubator anakan burung lovebird otomatis dengan
menggunakan mikrokontroller jenis Arduino. Hasil dari
proposal ini adalah kinerja sistem yang telah dibuat sudah
bekerja dengan cukup baik dalam mempertahankan setpoint
yang telah ditentukan yaitu dengan beda suhu dari setpoint
9

dengan nilai terbesar ± 0,34ºC dan memiliki nilai yang stabil


dalam percobaan dengan berbagai macam kondisi suhu.
10

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Penunjang yang Digunakan dalam Penelitian

Pada Proyek Akhir ini terdapat beberapa teori penunjang


yang akan mendukung penelitian yang akan dilaksanakan,
antara lain:

2.2.1 Peternakan Burung Perkutut Tangguh Bird Farm

Gambar 2. 1. Lokasi Peletakan Alat


(Sumber: Peternakan Tangguh Bird Farm)

Di Indonesia dikenal jenis burung dari suku Columbidae


salah satunya yaitu burung perkutut (Geopelia striata). Perkutut
merupakan salah satu burung pemakan biji-bijian yang
mempunyai kemampuan dan kelebihan dibanding dengan
burung yang lainnya. Kemampuan tersebut diantaranya mampu
berkembang biak pada di dalam kandang yang relatif kecil, baik
berlantai tanah maupun berlantai kayu yang dapat dengan mudah
dipindahkan, selain itu, kemampuan lainnya ialah mampu
mengeluarkan suara yang terdengar merdu.
Habitat burung perkutut yang di buat di dalam rumah ini
yaitu berupa sangkar, dimana di dalam sangkar tersebut di buat
tempat bertenggernya burung perkutut ranting atau kayu-kayu
11

kecil, kemudian masing-masing sangkar diberikan makanan dan


air minum, dimana makanannya sudah di tentukan yaitu pur,
biji-bijian. Perkutut tergolong dalam kelompok burung kecil
(betina 19-21 cm dan jantan 20-24 cm) dengan berat antara 60-
70 gram. Warna tubuh didominasi dengan warna cokelat dengan
ekor sedikit panjang. Warna pada bagian kepala abu-abu dengan
bagian belakang kecokelatan. Leher dan bagian sisinya bergaris
halus. Bagian punggung berwarna cokelat dengan tepi-tepi bulu
berwarna hitam dan dapat tumbuh optimal pada suhu 25 o – 35o C
terganung usia burung perkutut. Selain dipelihara, burung
perkutut juga diternak oleh sebagian orang karena memiliki
banyak penggemar dan nilai jual yang cukup tinggi. Salah
satunya adalah peternakan burung perkutut Tangguh Bird Farm
yang berada di kota Sidoarjo.
Peternakan Tangguh Bird Farm merupakan salah satu
peternak burung perkutut jenis bangkok dan lokal di kabupaten
Sidoarjo. Berdasarkan wawancara dengan pemilik peternakan
dalam mengembangbiakkan terdapat beberapa fase dalam
pertumbuhan perkutut. Fase yang pertama adalah fase pasca
penetasan telur, fase penetasan telur adalah fase dimana perkutut
yang baru saja lahir akan berada dengan induknya hingga 1
bulan. Suhu optimum pada burung perkutut yang baru lahir
adalah 33-35o Kedua fase anak, fase anak adalah fase dimana
perkutut sudah dapat dilepas tanpa induknya dan diletakkan pada
sangkar yang berbeda dengan indukan. Perkutut pada fase anak
adalah perkutut dengan umur 1 hingga 12 Bulan. Pada burung
fase anak suhu optimal pada sangkar adalah 30-33oC. Ketiga
adalah fase burung dewasa, pada fase ini burung perkutut sudah
berumur diatas 12 bulan dan dapat berkembang biak serta dijual
dengan harga yang mahal. Pada penelitian ini menggunakan
burung perkutut pada fase anak dengan paremeter suhu optimum
pada sangkar yakni akan menggunakan set poin pada suhu 30 oC.
gambar 2.1 merupakan burung perkutut dan lokasi peternakan
yang didapat dari peternak burung tangguh bird farm.

2.2.2 Baterai (Accumulator)

Accumulator adalah sebuat peralatan yang dapat


menyimpan energi listrik, Alat ini menyimpan listrik dalam
12

bentuk energi kimia, yang dikeluarkan bila terdapat sistem yang


membutuhkan energi listrik, contoh aki adalah yaitu kapasitor
dan baterai, aki biasanya digunakan sebagai baterai di mobil atau
motor, banyaknya material aktif (elektroda) dan larutan elektrolit.
Pada baterai umumnya biasa dinyatakan dalam Ah, dimana A
adalah kapasitas arus baterai dan h adalah waktu selama
pengisian atau pengosongan. Pada gambar 2.2 merupakan bentuk
dari baterai (Accumulator) :

Gambar 2. 2. Baterai
Sumber: Tokopedia

2.2.3 Internet of Things(IoT)

Internet of Things atau dikenal juga dengan singkatan IoT,


merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan dengan memanfaatkan jaringan wireless yang selalu
tersambung dan memungkinkan kita untuk menghubungkan mesin,
peralatan, dan benda fisik lainnya dengan sensor jaringan dan
aktuator untuk memperoleh data dan mengelola kinerjanya sendiri,
sehingga memungkinkan mesin untuk berkolaborasi dan bahkan
bertindak berdasarkan informasi baru yang diperoleh secara
independen.
IoT dijelaskan sebagai "infrastruktur dari informasi” oleh
inisiatif standar global. IoT mampu memperoleh informasi dari jarak
jauh dan mengirim data secara efektif ke perangkat-perangkat jarak
jauh. Berdasarkan jaraknya Iot memiliki berbagai jenis yakni
13

Wireless Personal Area Network (WPAN), Wireless Lokal Area


Network (WLAN)/Wi-Fi dan Wireless Metropolitan Area Network
(WMAN). IoT membuat komunikasi tidak hanya dari mesin ke
mesin (M2M), tetapi juga manusia ke mesin (H2M) berkat
konektivitas canggih. Protokol-protokol yang dapat digunakan
dalam perangkat IoT terdiri dari ZigBee, Bluetooth, Z-wave,
6LowPan, Thread, WiFi, Cellular, NFC, SigFox, Neul, LoRaWAN

dan lain-lainnya [17]. Pada gambar 2.3 merupakan protokol-


protokol yang dapat digunakan dalam perangkat IoT

Gambar 2. 3. Protokol Perangkat IoT


Sumber: Embeded.com
2.2.4 Modul ESP8266

Modul ESP8266 merupakan mikrokontroller yang mempunyai


fasilitas koneksi WiFi dan dapat diintegrasikan dengan sensor dan
actuator melalui pin GPIO karena memiliki prosesor dan memori.
Modul ini mempunyai fitur seperti mendukung standar IEEE 802.11
b/g/n, bisa digunakan untuk WiFi direct (P2P), AccessPoint soft-AP,
mempunyai RAM 81 Mb dan Flash Memory 1 Mb, kecepatan
hingga 160 MHz, serta daya keluaran sebesar 19.5 dBm [19].
Gambar 2.4 merupakan bentuk dari modul ESP8266.
14

Gambar 2. 4. Modul Wifi ESP8266


Sumber: Tokopedia.com

2.2.5 Bluetooth HC-05

Modul bluetooth hc-05 ini digunakan pada smart bird cage


sebagai data logger suhu pada sangkar saat melakukan
penelitian. Suhu yang terrekam dengan modul ini akan
digunakan untuk proses learning metode PI pada sistem
pengontrol suhu sangkar sangkar. Pada Gambar 2.5. merupakan
modul bluetooth HC–05 yang akan digunakan pada proyek akhir
ini:

Gambar 2. 5. Modul Bluetooth


HC-05
Sumber: Tokopedia.com
15

2.2.6 Aplikasi Blynk

Aplikasi Blynk adalah aplikasi untuk iOS dan OS Android


untuk mengontrol STM32, NodeMCU, Raspberry Pi dan
sejenisnya melalui Internet. Aplikasi ini dapat digunakan untuk
mengendalikan perangkat hardware dari jarak jauh melalui
teknologi Internet of Things (IoT). Blynk tidak terikat dengan
beberapa jenis mikrokontroller namun harus didukung hardware
seperti modul ESP8266. Blynk akan dibuat online dan siap untuk
Internet of Things. Pada gambar 2.6 merupakan aplikasi dari
blynk.

Gambar 2. 6. Aplikasi Blynk


Sumber: Play Store

2.2.7 Mikrokontroller STM32F4 Discovery

ARM STM32F407VG merupakan mikrokontroler dengan


berbasis Digital Signal Processing (DSP) yang dilengkapi dengan
hardware Floating Point Unit (FPU) sehingga memiliki
kemampuan clock atau perhitungan bilangan yang lebih cepat
dibanding mikrokontroler lain yang tanpa FPU. Mikrokontroler
ARM STM32F4 dilengkapi dengan hardware yang mendukung
16

untuk mengontrol beban dengan jumlah yang banyak pada smart


bird cage Pada gambar 2.7 merupakan bentuk dari STM32F4 –
Discovery Board

Gambar 2. 7. Mikrokontroller STM32 F4-DISC


Sumber: Tokopedia.com

2.2.8 Buzzer Aktif

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang dapat


mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Jenis buzzer yang
sering ditemukan dan digunakan adalah buzzer yang berjenis
piezoelectric, hal ini dikarenakan buzzer piezoelectric memiliki
berbagai kelebihan seperti lebih murah, relatif lebih ringan dan
lebih mudah dalam menggabungkannya ke rangkaian elektronika
lainnya. Buzzer yang termasuk dalam keluarga transduser ini
juga sering disebut dengan Beeper. Ada 2 jenis buzzer yaitu
buzzer aktif dan buzzer pasif. Buzzer aktif adalah buzzer yang
bisa mempunyai suaranya sendiri, sehingga buzzer jenis ini dapat
berdiri sendiri, cukup menghubungkannya ke listrik dan
terdengar suara. Tanpa perlu tambahan rangkaian oscilator.
Buzzer pasif adalah buzzer yang tidak mempunyai suaranya
sendiri. Sehingga perlu ditambahkan suara atau nada. Dibutuhkan
rangkaian oscilator untuk membangkitkan suara buzzer pasif ini.
Pada Gambar 2.8 merupakan bentuk dari buzer aktif:
17

Gambar 2. 8. Buzzer
Sumber: Tokopedia.com

2.2.9 Mini Submersible Water Pump

Mini Submersible Water Pump adalah motor pompa air


celup yang berukuran kecil. Pompa air mini ini biasa digunakan
untuk akuarium, kolam ikan, hidroponik, robotika atau proyek
dalam pembuatan aplikasi yang berbasis mikrokontroller. Mini
Submersible Water Pump menggunakan motor DC Brushless dan
bekerja dengan tegangan DC 5V, kelebihan Mini Submersible
Water Pump ini adalah tidak berisik dalam pengunaanya dan
aman ketika bekerja di dalam air. Berikut spesifikasi dan pada
gambar 2.9 Merupakan Mini Submersible Water Pump:

Gambar 2. 9. Mini Submercible Water Pump


Sumber: Tokopedia.com
18

Tabel 2. 1. Spesifikasi Mini Submersible Water Pump


Parameter Nilai
Tegangan 3-5V
Batas Tegangan 2.5 - 6V DC
Konsumsi Arus 120 - 330 Ma
Konsumsi Daya 0.4 - 1.5W
Kapasitas Pompa 80 - 120L/H
Dimensi Luar 7.5mm / 0.3"
Dimensi Dalam 4.7mm / 0.18"
Material Engineering plastic
Aktuator Brushless DC
Masa Kerja 500jam

2.2.10 Lampu Pijar

Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang


dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang
kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Pada prinsipnya
pemanasan dihasilkan dari arus listrik yang melalui elemen
menemui hambatan sehingga menghasilkan pemanasan elemen.
Pada proyek akhir ini lampu pijar akan digunakan untuk
menghangatkan sangkar burung. Pada gambar 2.10 merupakan
gambar dari lampu pijar.

Gambar 2. 10. Lampu Pijar


Sumber: Tokopedia.com
19

2.2.11 Relay

Relay akan bekerja ketika mendapat logika 1/High dari


mikrokontroller dan akan mati apabila menerima logika 0 /Low dari
mikrokontroller. Relay yang digunakan adalah relay 5 V 10A. Relay
5V 10 A dipilih dikarenakan pengaktifan relay bersumber dari logic
gate pada output mikrokontroller yang bernilai 5 V dan maksimum
arus yang mengalir pada beban tidak lebih dari 10A. Pada gambar
2.11 merupakan bentuk dari relay.

Gambar 2. 11. Relay


Sumber: Tokopedia.com

2.2.12 Sensor LDR

Sensor LDR adalah sensor input analog yang terdiri dari


resistor variabel yang resistansinya bervariasi tergantung pada
jumlah cahaya yang jatuh di permukaannya. Ketika tidak ada
cahaya di dalam ruangan, resistansi sensor LDR TINGGI (hingga
1 M ohm) dan jika ada cahaya, resistansi sensor LDR RENDAH.
Sensor LDR terdiri dari dua pin. Pin ini tidak memiliki polaritas
positif dan negatif. Modul sensor LDR akan membaca data
analog yang masuk dari sensor LDR dan memberikan data digital
berupa HIGH atau LOW sebagai output. Modul sensor LDR
terdiri dari 3 pin: DO (output data), ground, dan Vcc. Pin DO
20

akan HIGH dalam cahaya rendah dan akan LOW jika ada cahaya.
Modul sensor juga terdiri dari sensor potensiometer, yang dapat
digunakan untuk memvariasikan resistansi sensor LDR. Pada
Gambar 2.12 merupakan sensor LDR.

Gambar 2. 12. Sensor LDR


Sumber: Tokopedia.com

2.2.13 Sensor Suhu LM-35

Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang


memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran
listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai
dalam penelitian ini berupa komponen elektronika yang
diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki
keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan
dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran
impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat
dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus
serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan. LM35 berfungsi
untuk melakukan pendeteksian terhadap suhu yang akan diukur,
Sensor suhu LM35 ini mempunyai jangkauan pengukuran suhu
antara 0 – 100 derajat Celcius dengan kenaikan 10 mV untuk tiap
21

derajat Celcius yang berarti bahwa setiap kenaikan suhu (0C)


maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV, dimana
output dari LM35 ini yang menyatakan kondisi perubahan dari
suhu lingkungan. Setiap terjadi perubahan suhu maka akan
terjadi perubahan data output yang dihasilkan, dimana perubahan
tersebut berupa perbedaan tegangan yang dihasilkan. Sensor
Suhu LM35 ini tidak memerlukan peng-kalibrasian atau
penyetelan dari luar karena ketelitiannya sampai lebih kurang
seperempat derajat celcius pada temperatur ruang. Komponen ini
bekerja pada arus 60 A sampai 5 mA serta mempunyai impedansi
masukan kurang dari 1. Pada gambar 2.13 merupakan sensor
suhu LM-35

Gambar 2. 13. Sensor LM35


Sumber : Tokopedia

2.2.14 SMART BIRD CAGE

Smart Bird Cage merupakan sebuah alat yang ingin dibut


untuk membantu industri peternakan khususnya peternakan
burung perkutut. Smart Bird Cage difokuskan pada objek burung
perkutut fase anak dengan tujuan agar dapat tumbuh secara
optimum sehingga dapat dijual dengan harga tinggi ketika
dewasa. Sistem ini merupakan gabungan antara teknologi IoT
dan otomasi sehingga dapat digunakan sesuai kebutuhan. Apabila
22

peternak berada di peternakan maka kontrol dapat dilakukan


menggunakan smartphone dari jarak jauh dan peternak tidak
perlu memberikan pakan, minum, dan lain-lain secara manual.

Gambar 2. 14. Desain Smart Bird Cage


Sumber: Penulis

2.2.15 KONTROL PROPOSIONAL-INTEGRAL (PI)

Keberadaan kontroler dalam sebuah sistem kontrol


mempunyai kontribusi yang besar terhadap prilaku sistem. Pada
prinsipnya hal itu disebabkan oleh tidak dapat diubahnya komponen
penyusun sistem tersebut. Artinya karakteristik plant harus diterima
sebagaimana adanya, sehingga perubahan perilaku sistem hanya
dapat dilakukan melalui penambahan suatu sub sistem, yaitu
kontroler. Salah satu tugas komponen kontroler adalah mereduksi
sinyal kesalahan, yaitu perbedaan antara sinyal setting dan sinyal
aktual. Hal ini sesuai dengan tujuan sistem kontrol adalah
mendapatkan sinyal aktual senantiasa atau yang diinginkan sama
dengan sinyal setting. Semakin cepat reaksi sistem mengikuti sinyal
aktual dan semakin kecil kesalahan yang terjadi, semakin baiklah
kinerja sistem kontrol yang diterapkan. Apabila perbedaan antara
nilai setting dengan nilai keluaran relatif besar, maka kontroler yang
baik seharusnya mampu mengamati perbedaan ini untuk segera
menghasilkan sinyal keluaran untuk mempengaruhi plant [6].
23

Dengan demikian sistem secara cepat mengubah keluaran plant


sampai diperoleh selisih antara setting dengan besaran yang diatur
sekecil mungkin. Pendefinisian kriteria performasi berdasarkan
grafik respon dinamik sistem diperhatikan. Gambar 2.16 merupakan
kriteria performansi sistem.

Gambar 2. 15. Performasi Kontrol PI


Kontroler proporsional memiliki keluaran yang sebanding atau
proporsional dengan besarnya sinyal kesalahan (selisih antara
besaran yang diinginkan dengan harga aktualnya). Secara lebih
sederhana dapat dikatakan bahwa keluaran kontroler
proporsionalnya merupakan perkalian antara konstanta proporsional
dengan masukanya.
Ciri-ciri kontroler proporsional harus diperhatikan ketika
kontroler tersebut diterapkan pada suatu sistem. Secara eksperimen
penggunaan kontroler proporsional harus memperhatikan ketentuan-
ketentukan berikut:
1. Jika nilai Kp kecil, kontroler proporsional hanya mampu
melakukan koreksi kesalahan yang kecil, sehingga akan
menghasilkan respon sistem yang lambat.
2. Jika nilai Kp dinaikan, respons sistem menunjukan semakin
cepat mencapai keadaan proporsionalnya.
3. Namun jika nilai Kp diperbesar sehingga mencapai harga yang
berlebihan, akan mengakibatkan sistem bekerja tidak stabil atau
respon sistem akan berisolasi.
Kontroler integral berfungsi menghasilkan respon sistem yang
memiliki kesalahan keadaan yang bagus yaitu nol. Jika sebuah plant
tidak memiliki unsur intergrator, kontroler proporsional tidak akan
24

mampu menjamin keluaran sistem dengan kesalahan keadaan


proporsionalnya adalah nol.
Ketika digunakan, kontroler integral mempunyai beberapa
karakteristik berikut ini:
1. Keluaran kontroler membutuhkan selang waktu tertentu,
sehingga controller integral cenderung memperlambat respons.
2. Ketika sinyal kesalahan berharga nol, keluaran kontroler akan
bertahan pada nilai sebelumnya.
3. Jika sinyal kesalahan tidak berharga nol, keluaran akan
menunjukan kenaikan atau penurunan yang dipengaruhi oleh
besarnya sinyal kesalahan dari nilai Ki.
4. Konstanta integral Ki yang berharga besarakan mempercepat
hilangnya overshoot. Tetapi semakin besar nilai konstanta Ki
akan mengakibatkan peningkatan osilasi dari sinyal keluaran
kontroller.
Setiap kekurangan dan kelebihan dari masing-masing kontroler
proporsional (P) dan integral (I) dapat saling menutupi dengan
menggabungkan keduanya secara pararel menjadi kontroler
proporsional ditambah dengan intergral (PI). Elemen-
elemenkontroler PI masing- masing secara keseluruhan bertujuan
untuk mempercepat reaksi sebuah sistem, menghilangkan offset dan
menghasilkan perubahan awal yang besar. Dalam waktu kontinyu,
sinyal keluaran pengendali PI dapat dirumuskan oleh sebagai
berikut.

( )
t
1
Co = K p e (t) + ∫ e dt .
T 1 0 (t)

Set Point E(S) Co Output


Plant
+
-

Gambar 2. 16. Diagram Blok Pengendali PI


25

Tabel 2. 2. Tanggapan Sistem Kontrol PI Terhadap Perubahan


Parameter

Tanggapan Loop Kesalahan


Waktu Naik Overshoot
Tertutup Keadaan Tunak

Proporsional (Kp) Menurun Meningkat Menurun

Integral (Ki) Menurun Meningkat Hilang

Metode Ziegler-Nichols. Metode Ziegler-Nichols adalah salah satu


metode untuk menentukan parameter-parameter PID. Metode ini
memiliki 2 tipe, yakni tipe 1 (kurva reaksi) dan tipe 2 (osilasi).
Metode tipe 2 digunakan jika metode Ziegler Nichols tipe 1 tidak
memenuhi parameter yang diharapkan. Ziegler-Nichols Tipe 1 ini
dilakukan dengan memberikan masukkan step sehingga respons
open loop terbentuk. Berdasarkan respons open loop yang
dihasilkan, parameter-parameter ZN tipe 1 (L dan T) dapat
diperoleh. Setelah parameter L dan T didapatkan, nilai Kp, i dan d
dapat dicari dengan menggunakan rumus-rumus parameter PID
untuk metode ZN tipe 1. Tabel 2.3 menunjukkan tabel parameter
PID untuk ZN tipe 1 (Ogata, 2010).

Tabel 2. 3. Parameter PI untuk ZN tipe 1


Tipe
Kontroller
Kp i d
T
P ∞ 0
L
T L
PI 0.9 0
L 0.3
T
PID 1.2 2L 0.5L
L
26

2.2.16 AC Light Dimmer

Gambar 2. 17. AC Light Dimmer Module


Sumber : Tokopedia

AC Light Dimmer adalah rangkaian elektronika yang


berfungsi untuk mengendalikan terang redup nyala lampu AC
220 Volt. Driver dimmer ini menggunakan PWM sebagai driver
yang dapat bekerja menggunakan kendali PWM digital. Nilai
PWM yang digunakan akan untuk mengontrol turun atau naiknya
tegangan AC. Pada smart bird cage AC Light Dimmer akan
digunakan untuk mengatur tingkat kecerahan pada sangkar agar
tetap stabil pada suhu yang ditentukan yakni 30oC.
 Produsen : RobotDyn
 Tipe TRIAC : Tri-Ad BTA16
 Arus AC : Maksimal Kontinyu max 2A, max 5A
 Tegangan AC : 110V / 220V
 Frekuensi AC : 50/60 Hz
 Zero-Cross detection PWM controllable via pin PWM to
give PSM output result Pin Input TTL level 3.3V to 5V
 Dimensi Modul : 63mm x 30mm x 30mm
27
28

BAB III
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

3.1.Rancangan Sistem

Pada perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat


lunak (software) yang dijelaskan pada Gambar 3.1.

Gambar 3. 1. Blok Diagram Sistem


Sumber : Penulis

Dari gambar blok diagram sistem 3.1. memiliki prinsip kerja sebagai
berikut :

1. Pada blok diagram tersebut, sumber yang digunakan


untuk menyuplai beban-beban dalam Smart Bird Cage
adalah sebuah baterai DC yang diisi oleh Solar Panel.
2. Keluaran dari baterai dihubungkan dengan beberapa
relay yang masing- masing beban.
3. Relay berfungsi untuk memutus dan menyambungkan
beban dengan sumber berdasarkan perintah dari
mikrokontroler.
29

4. Pada smart bird cage menggunakan dua komunikasi


yakni dengan bluetooth dan ESP8266. Modul
bluetooth akan digunakan sebagai data logger pada
saat melakukan pengukuran suhu pada sangkar burung.
Data yang terekam akan digunkan untuk proses
pengambilan data yang akan di olah dan ditentukan
nilai kp dan ki pada metode kontrol PI yang akan
digunakan.
5. Modul ESP8266 akan digunakan untuk fitur Internet of
Things (IoT) pada saat sistem beroperasi, sehingga
peternak dapat mengontrol dan memonitor beban pada
sangkar melalui smartphone dari mana saja.
6. Masing-masing beban pada Smart Bird Cage
terhubung dengan sensor suhu (LM 35) dan sensor
cahaya (LDR). Sensor pertama berfungsi untuk
mendeteksi isi air sangkar ketika sensor mendeteksi
bahwa air kosong maka mikrokontroller akan
menyalakan motor dc pump untuk mengisi air. Sensor
LDR kedua berfungsi untuk mendeteksi isi pakan
burung.
7. Sensor suhu berfungsi untuk mengukur suhu pada
sangkar dan sebagai data pada kontrol PI. Ketika suhu
dibawah set point metode kontrol PI yang ditentukan
maka lampu pijar akan menyala terang atau redup
dengan mengontrol PWM pada AC Light Dimmer
Module untuk menghangatkan sangkar.
8. AC Light Dimmer Module dilengkapi dengan pin Zero
Crossing Detector yang merupakan rangkaian
elektronika daya yang memiliki fungsi untuk
mendeteksi titik persilangan nol disuatu sinyal AC
baik sinusoidal maupun sinyal AC lainnya. Selain itu
terdapat pin PWM yang akan digunakan sebagai input
trigger dari TRIAC yang akan mengontrol tegangan
lampu pijar. Sehingga, dihasilkan cahaya redup dan
terang.
30

3.2. Perencanaan Beban dan Baterai

Perancangan beban ini diasumsikan ketika listrik diperlukan


ketika akan sudah menjelang malam. Kemudian ketika cahaya
matahari sudah muncul maka seluruh beban akan mati. Pada tugas
akhir ini menggunakan sangkar dengan beban sebagai berikut :
a) Lampu penerangan utama
Energi lampu = jumlah × daya lampu × lama penggunaan
= 1 buah × 5 watt × 10 jam
= 50 wh
b) Motor DC pump sebagai pengisi wadah air minum
Motor DC pump = jumlah × daya pompa × lama penggunaan
= 1 buah × 1.5 watt × 15 jam
= 22.5 wh
c) Motor DC sebagai pengisi pakan burung
Motor DC = jumlah × daya motor dc × lama penggunaan
= 1 buah × 0.6 watt × 15 jam
= 9 wh
d) Lampu Pijar
Lampu pijar digunakan sebagai penghangat burung yang
beroprasi saat suhu di bawah 30o C agar burung tetap hangat saat
malam hari maupun hujan.
Lampu pijar = jumlah × daya × lama penggunaan
= 1 Buah × 25 Watt × 10 jam = 250 Wh
e) Exhaust Fan
Exhaust fan digunakan untuk menyebarkan udara sejuk ke
sangkar burung.
Exhaust fan = jumlah × daya × lama penggunaan
= 1 buah × 1.8 watt × 10 jam = 18 wh

Total Energi Beban = 50 Wh + 22.5 Wh + 9 Wh + 250 Wh + 18 Wh


= 349 Watthour
Sehingga Kapasitas Baterai (Accu) adalah = 349/ 12 Volt = 30 Ah

Dengan perhitungan di atas sistem ini dapat menggunakan dua


buah baterai yang memiliki kapasitas 12 Volt / 33 Ah dengan salahs
atu baterai sebagai cadangan pada saat baterai lain sedang dalam
proses charging.
31

3.3 Rancangan Modul Mikrokontroller

Mikrokontroler yang digunakan adalah STM32F4 Discovery.


pada mikrokontroler ini dibutuhkan pin untuk menyambungkan
Relay, Sensor, dan Bluetooth. Untuk rangkaian skematisnya dapat
dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3. 2. Desain Skematik Board Mikrokontroller


Sumber: Penulis

3.4. Perencanaan Dan Pembuatan Box Hardware dan Sangkar


Burung

Sistem memiliki dua bagian utama yakni box hardware dan


sangkar burung yang dibutuhkan untuk wadah dari mikrokontroller,
supply, relay, burung dan komponen pendukung lainnya. Box
hardware dibuat menggunakan akrilik putih dan di desain dengan
menggunakan Fusion 360. Sedangkan sangkar burung di buat dari
kayu tiplek dan ruji berbahan fiber. Untuk rancangan desain gambar
box hardware 3.3.
32

Gambar 3. 3. Desain Box Hardware (Fusion 360)


Sumber: Penulis
Untuk rancangan desain sangkar dapat dilihat pada gambar 3.4.

Gambar 3. 4. Desain Sangkar (Fusion 360)


Sumber: Penulis

Untuk rencana penempatan box dan sangkar pada integrasi sistem


smart bird cage dapat dilihat pada gambar 3.5
33

Gambar 3. 5. Desain Rencana Integrasi Sistem


Sumber: Penulis

Proses pembuatan sangkar dan box controller.

Gambar 3. 6. Proses Pembuatan Alat


Sumber: Penulis
34

Hasil pembuatan box dan sangar burung dapat dilihat pada gambar
3.7.

Gambar 3. 7. Hasil Pembuatan Box dan Sangkar Burung


Sumber : Penulis

3.5. Konfigurasi ADC

Pada pengujian ADC atau analog to digital converter, dimana


menggunakan power supply dengan nilai tegangan referensi 3,3 volt
yang akan dikonversi menjadi nilai digital 12 Bit, dengan
pencacahan antara 0 - 3,3 volt, menjadi 0 – 4095, sehingga setiap
kenaikan tegangan analog, maka terjadi kenaikan nilai ADC pada
mikrokontroller, sehingga perlu dilakukan pengujian pada ADC
untuk penggunaan sensor kedepannya. Nilai ADC dapat dihitung
dengan persamaan berikut :

(2n−1)
V out ( ADC ) = ×V ¿ (ADC ).......................................
V ref ( ADC )
....(3.1)
Keterangan :
 V out ( ADC ) : Data digital (berupa tegangan) yang
disajikan kedalam bentuk bilangan desimal (Biner)
 ( 2n −1 ) : Adalah jumlah / banyaknya data digital
maximum dari konversi data analog
35

 V ref ( ADC) : Vcc adalah tegangan aktifasi pada IC-ADC


atau tegangan referensi pada IC-ADC
 V ¿ (ADC ) : Data analog berupa tegangan analog (data
yang sebenarnya) / terukur 0 - 3.3 V

3.6. Perencanaan Pemrograman Sensor LM 35

Alat kontrol dan monitoring suhu sangkar burung ini


menggunakan sensor suhu LM35 yang memiliki ketelitian untuk
pembacaan suhu sebesar ±0.25°C. Nilai data Analog keluaran
berupa tegangan Vout dapat dihitung dengan persamaan berikut:

V out =SS × T ¿ .........................................................................(3.2)

Keterangan :
 SS : Sensitivitas Sensor : 10mV/❑oC
 T ¿ : Input Suhu
Pada Gambar 3.8. merupakan program untuk pembacaan LM35
yang diproses oleh STM32F4
36

Gambar 3. 8. Diagram Alir Pembacaan Sensor LM 35


Sumber: Penulis

3.7 Perencanaan Pemprograman Data Logger.

Pada pemprograman data logger dengan menggunakan


platform Bluetooth HC – 05 sebagai penyimpan data logger
dengan diakses menggunakan modul Bluetooth HC – 05 dan
menggunakan komunikasi serial, sehingga terbentuk sebuah
penyimpanan data dengan data yang diakses adalah nilai sensor
dan adc.
37

Start

char blutut_tx[20];

HAL_ADC_PollForConversion(&hadc1,20);
adcval=HAL_ADC_GetValue(&hadc1)-50;
temp=((adcval/4095.0)*3300)/10;
sprintf(blutut_tx,"%0.1f,%d \r\n",temp,adcval);
HAL_UART_Transmit_IT(&huart3, (uint8_t *)
blutut_tx,strlen(blutut_tx));

END

Gambar 3. 9. Diagram Alir penyimapanan data logger


Sumber: Penulis

3.8. Perancangan AC-AC Voltage Controller 1 Fasa

Rangkaian AC-AC voltage controller digunakan untuk


mengatur tegangan masukan untuk elemen pemanas yaitu lampu
pijar. Dengan demikian suhu pemanasan dapat diatur. Pada proyek
akhir ini digunakan rangkaian AC-AC Voltage Controller karena
sesuai dengan karakteristik beban yang memiliki tegangan kerja
nominal sebesar 220V, selain itu heater juga dapat diberi tegangan <
220V untuk menghasilkan suhu yang lebih kecil dari nominal. Oleh
karena itu rangkaian ini dirasa sesuai untuk mengatur tegangan
input heater di sekitar tegangan 110-220V.
38

3.9. Perencanaan Penghangat Sangkar

Pada perencanaan penghangat sangkar digunakan lampu pijar


dengan daya 25 watt yang diletakkan pada bagian tengah sangkar
agar panas merata dan tersebar. Berikut tata letak lokasi alat yang
digunakan untuk pengambilan data suhu pada sangkar.

Gambar 3. 10. Perencanaan Pengambilan Data Suhu Sangkar


Sumber: Penulis

Berdasarkan datasheet yang terdapat pada kemasan lampu


pijar, lampu pijar dapat bekerja dan tahan digunakan pada tegangan
110 – 220 V. Sehingga pada integrasi sistem diharapkan tegangan
kerja yang digunakan adalah di atas 110 V hingga 220 V.
39

Perancangan AC-AC Controller 1 Fasa:


a) V ¿ =220 V rms
b) V out =110−220 V rms

Rimus yang digunakan:

(3.3)

α sin 2 α .........................................................
V orms =V s 1− +
π 2π

Hasil Perhitungan:

Tabel 3. 1. Hasil Perhitungan Vo(rms)


Sudut Sudut Time Delay Vout Teori
Penyulutan Penyulutan (mS) (V)
(°) (Rad)
0 0 0 220
18 0.31 1 219.339
36 0.62 2 214.76
54 0.94 3 203.06
72 1.25 4 183.8
90 1.57 5 155.563
108 1.88 6 123.47
126 2.19 7 76.05
144 2.51 8 49.68
162 2.82 9 19.67

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, nilai sudut


penyulutan/time delay yang akan digunakan adalah 0° - 108° dengan
time delay 0-6 mS.
40

Rangkaian AC – AC Controller :

Gambar 3. 11. Rangkaian AC - AC Controller

3.10. Perencanaan Internet of Things (IoT)

Dalam proyek akhir ini, dilengkapi juga dengan sistem


berbasis Internet of Things yang mana sistem ini berfungsi dalam
menginformasiakn besaran kuantiitas yang di ukur. Data suhu yang
diterima akan dikirim menuju aplikasi dimana web yang digunakan
adalah aplikasi yang sudah terpublish di play store bernama
41

BLYNK. Untuk tampilan interface dibuat sendiri dan dapat diakses


pada semua tempat, untuk hardware yang digunakan sebagai
pengirim data menuju web base maka digunakan ESP-8266 yang
mana merupakan modul WiFi. Gambar 3.11 berikut merupakan
diagram alir dari pengiriman data menuju BLYNK.

Gambar 3. 12. Diagram Alir Internet of Things


Sumber: Penulis

3.11. Perencanaan Panel Surya

Dari perencanaan baterai yang telah di hitung sebelumnya dengan


didapatkan spesifikasi :

a. Kapasitas baterai = 12 Volt/33 Ah


b. Asumsi Efisiensi Solar Charge Controlller = 95%
c. Average sun hour = 6 Jam
d. Tegangan Charging (120% × 12 Volt) = 14.4 Volt
e. Arus Charging (10 % - 30 % × 33 Ah) = 3.3 – 9.9 A
Dengan spesifikasi diatas panel surya yang dibutuhkan untuk charging
adalah :
42

Ein× Effisiensi Konverter


Kapasitas Baterai = T egangan Charging

Ein× 95 %
33 Ah =
14.4

33× 14.4
Ein =
95 %

Ein = 528 W

Dengan perhitungan tersebut solar panel yang dibutuhkan :

Ein
Wp =
t
528
Wp =
6
= 88 Wp

Untuk solar panel akan menggunakan 100 Wp yang terjual dipasaran.


43
44

BAB IV
PENGUJIAN DAN ANLISA
Bab ini membahas mengenai pengujian alat dan analisa data yang
telah dilakukan dan diperoleh berdasarkan sub bab yang telah
dibahas pada bab sebelumnya.

4.1 METODE PENGUJIAN

Pada sub bab metode pengujian, dijelaskan metode pengujian


terhadap sistem yang dilakukan. Adapun pengujian sistem yang
dilakukan terbagi menjadi 2, yakni pengujian secara parsial dan
pengujian integrasi sistem:
A. Pengujian Parsial
1. Pengujian perangkat keras (hardware)
2. Pengujian perangkat lunak (software)
B. Pengujian Integrasi
1. Pengujian Hardware
2. Pengujian Software

4.2. PENGUJIAN PARSIAL

Adapun pengujian parsial dari sistem yang dilakukan meliputi


beberapa pengujian yang meliputi:
A. Pengujian Hardware
1. Pengujian ADC (Analog to Digital Converter)
2. Pengujian Sensor Suhu LM35
3. Pengujian Sensor LDR
4. Pengujian Relay ON/OFF
5. Pengujian IoT
6. Pengujian rangkaian dengan AC light dimmer module
B. Pengujian Software
45

1. Simulasi AC-AC Controller dengan pada PSIM


2. Simulasi Kontrol PI dari data open loop hardware

Berdasarkan beberapa poin di atas digunakan untuk mengetahui


apakah parameter-parameter dari sistem sudah tercapai.

4.2.1. Pengujian ADC (Analog to Digital Converter)

Pada pengujian ADC atau analog to digital converter,


dimana menggunakan power supply dengan nilai tegangan
referensi 3,3 volt yang akan dikonversi menjadi nilai digital 12
Bit, dengan pencacahan antara 0 - 3,3 volt, menjadi 0 – 4095,
sehingga setiap kenaikan tegangan analog, maka terjadi
kenaikan nilai ADC pada mikrokontroller, sehingga perlu
dilakukan pengujian pada ADC untuk penggunaan sensor
kedepannya.

Gambar 4. 1. Pengujian ADC

Berikut merupakan data hasil pengujian ADC.

Tabel 4. 1. Data Pengujian ADC 12 Bit


No Teganga ADC_Teo ADC_Al Error
n ri at ADC (%)
Analog
46

(V)
2.10242
1 0.13 164.75 161.36
64
1.49658
2 0.22 268.98 273.07
2
1.09825
3 0.32 401.55 397.19
13
0.03769
4 0.43 533.52 533.72
99
0.58943
5 0.53 661.72 657.84
84
0.81520
6 0.64 787.9 794.38
08
0.34902
7 0.75 927.66 930.91
34
0.45588
8 0.85 1059.84 1055.03
24
0.30517
9 0.95 1182.75 1179.15
58
0.34469
10 1.06 1320.22 1315.68
89
0.07424
11 1.17 1451.14 1452.22
38
0.15799
12 1.27 1578.83 1576.34
94
0.41934
13 1.39 1718.05 1725.28
23
14 1.5 1861.36 1881 1.07448
15 1.6 1985.45 2005 1.00733
16 1.7 2109.55 2130 0.94807
17 1.8 2233.64 2254 0.8954
18 1.9 2357.73 2378 0.84827
19 2 2481.82 2502 0.80586
20 2.1 2605.91 2626 0.76749
21 2.2 2729.33 2750 0.75721
47

22 2.3 2853.39 2874 0.72535


23 2.4 2977.45 2998 0.69614
24 2.5 3101.52 3122 0.66927
25 2.6 3225.58 3246 0.64447
26 2.7 3349.64 3370 0.62151
27 2.8 3473.7 3495 0.60018
28 2.9 3597.76 3619 0.58033
29 3 3721.82 3743 0.5618
30 3.1 3845.88 3867 0.54446
31 3.2 3969.94 3991 0.52821
32 3.3 4095 4075 0.4884
0.68781
Rata - Rata Error
9

Dengan perolehan nilai pengujian ADC untuk


pengujian sensor, maka uji ADC dengan pengukuran dan
perbandingan perhitungan teori, pada table 4.1 dengan
persamaan seperti pada bab 3. sebagai berikut.

n
2 −1
ADC_Teori : × Vin
Vreff
212−1
ADC_Teori : ×1.5 = 1861.36
3.3
4.2.2. Pengujian Sensor Suhu LM35

Sensor suhu yang digunakan dalam proyek akhir ini


bertujuan untuk mengamati besarnya nilai perubahan suhu pada
panel surya. Dimana perubahan nilai kuantitas suhu pada panel
surya akan mempengaruhi kinerja dari panel surya tersebut.
Pengujian ini dilakukan dengan cara menempelkan sensor LM35
pada permukaan kaleng setelah itu, pada kaleng dilakukan
48

pemanasan maksimal, dengan di ukur oleh sebuah yang diarahkan


pada kaleng, sehingga jika terjadi perubahan suhu maka terjadi
kenaikan nilai ADC pada mikrokontroller.

Gambar 4. 2. Pengujian Hardware Sensor Suhu


Sumber: Penulis

Pada pengujian sensor suhu LM35, nilai uji data didapatkan


hasil pengukuran dari 20 derajat celcius hingga 36 derajat celcius.
Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan konversi ADC 12 Bit
pada sensor suhu, seperti pada gambar 4.18, sehingga didapatkan
tabel data sebagai berikut.
Tabel 4. 2. Data Kalibrasi ADC Sensor Suhu
Hasil Pengukuran Sensor Suhu
No Suhu ADC_Teori ADC_Praktik % Error
1 20 248.1818182 248 0.0726
2 20.6 255.6272727 256 0.1458
3 20.9 259.35 259 0.1349
4 21.1 261.8318182 262 0.06454
5 21.3 264.3136364 264 0.11864
6 21.6 268.0363636 268 0.01343
49

7 22 273 273 0
8 22.8 282.9272727 283 0.0258
9 23 285.4090909 285 0.143335
10 23.5 291.6136364 292 0.13249
11 23.7 294.0954545 294 0.032457
12 25.2 312.7090909 313 0.09303
13 25.4 315.1909091 315 0.060569
14 25.9 321.3954545 321 0.123043
15 26.4 327.6 328 0.1221
16 26.5 328.8409091 329 0.04838
17 26.9 333.8045455 334 0.05855
18 27 335.0454545 335 0.013567
19 27.2 337.5272727 338 0.14006
20 27.4 340.0090909 340 0.002674
21 27.6 342.4909091 342 0.143335
22 27.9 346.2136364 346 0.061707
23 28 347.4545455 347 0.130822
24 28.3 351.1772727 351 0.05048
25 28.7 356.1409091 356 0.039566
26 28.9 358.6227273 359 0.1052
27 29 359.8636364 360 0.03789
28 29.3 363.5863636 364 0.11377
29 29.5 366.0681818 366 0.018625
30 29.7 368.55 369 0.1221
31 29.9 371.0318182 371 0.008576
32 30 372.2727 372 0.07326
33 30.1 373.5136364 374 0.13021
34 30.8 382.2 382 0.052329
35 31.9 395.85 396 0.03789
36 32.1 398.3318182 398 0.083302
50

37 33 409.5 410 0.1221


38 34.8 431.8363636 432 0.03789
39 35.9 445.4863636 445 0.109176
40 36 446.7272727 447 0.06105
%ERROR 0.07714

Gambar 4. 3. Grafik Linearitas suhu dengan Pembacaan ADC


Sumber: Penulis

Tabel 4. 3. Data Kalibrasi Tegangan Output Sensor Suhu


Hasil Pengukuran Sensor Suhu
Teganga
Suhu Suhu Tegangan
No %Error n %Error
(HTC 02) (LM 35) (Teori)
(Praktik)

1 20.5 20.00 2.30 0.200 0.203 1.50

2 21.6 20.60 4.63 0.206 0.208 0.97

3 21.7 20.90 3.69 0.209 0.214 2.39


4 21.8 21.10 3.21 0.211 0.213 0.95
5 21.8 21.30 2.29 0.213 0.216 1.41
51

6 21.3 21.60 1.27 0.216 0.217 0.46


7 22.5 22.00 2.09 0.220 0.223 1.36
8 23.8 22.80 4.20 0.228 0.230 0.88
9 23.8 23.00 3.36 0.230 0.233 1.30
10 24.2 23.50 2.89 0.235 0.237 0.85
11 24.2 23.70 2.07 0.237 0.242 2.11
12 24.9 25.20 1.08 0.252 0.254 0.79
13 25.9 25.40 1.82 0.254 0.257 1.18
14 26.9 25.90 3.72 0.259 0.260 0.39
15 27.2 26.40 2.94 0.264 0.267 1.14
16 27.2 26.50 2.57 0.265 0.268 1.13
17 27.4 26.90 1.72 0.269 0.271 0.74
18 28.0 27.00 3.57 0.270 0.275 1.85
19 28.0 27.20 2.86 0.272 0.274 0.74
20 28.1 27.40 2.49 0.274 0.277 1.09
21 28.1 27.60 1.78 0.276 0.277 0.36
22 27.6 27.90 0.98 0.279 0.282 1.08
23 28.5 28.00 1.65 0.280 0.282 0.71
24 29.3 28.30 3.41 0.283 0.286 1.06
25 29.5 28.70 2.71 0.287 0.289 0.70
26 29.6 28.90 2.36 0.289 0.294 1.73
27 29.5 29.00 1.69 0.290 0.292 0.69
28 29.0 29.30 0.93 0.293 0.296 1.02
29 30.0 29.50 1.57 0.295 0.296 0.34
30 30.7 29.70 3.26 0.297 0.300 1.01
31 30.7 29.90 2.61 0.299 0.302 1.00
32 30.7 30.00 2.28 0.300 0.302 0.67
33 30.6 30.10 1.54 0.301 0.306 1.66
52

34 31.8 30.80 3.14 0.308 0.310 0.65


35 32.7 31.90 2.45 0.319 0.322 0.94
36 32.8 32.10 2.13 0.321 0.322 0.31
37 33.5 33.00 1.49 0.330 0.333 0.91
38 34.5 34.80 0.78 0.348 0.350 0.57
39 36.4 35.90 1.29 0.359 0.362 0.84
40 37.0 36.00 2.70 0.360 0.362 0.56
%Error 2.39 %Error 1

Setelah didapatkan data vout praktikum dilakukan perhitungan


Vout teori untuk membuktikan kesesuaian dari pengujian yang
telah dilakukan:
 Pengujian ketika suhu 30o C :
 Diketahui :
 SS(Sensitivitas Sensor) : 10mV/oC
 T ¿(Suhu Input) : 30o C
Maka:
a. Perhitungan V ¿ ( ADC )
 V ¿ ( ADC )=SS ×T ¿
V ¿ ( ADC )=10 mV × 30
V ¿ ( ADC )=300 mV

b. Perhitungan V out ( ADC )


n
(2 −1)
V out ( ADC ) = ×V ¿ (ADC )
V ref ( ADC )
(212−1)
V out ( ADC ) = × 300 mV
3.3
4095
V out ( ADC ) = ×300 mV
3.3
53

V out ( ADC ) =372.2727

c. Perhitungan %Error

Besar persen error antara perhitungan secara teori


dibandingakan dengan hasil pengambilan data
rangkaian dari uji coba dapat dihitung menggunakan
rumus:

% error= | Data teori−Da ta Praktikum


Data Teori |×100 %
Perhitungan %error nilai ADC ketika suhu 30o C :

% error= |372.2727−372
372.2727 |
×100 %

% error=0.07326 %

Perhitungan %error besar tegangan error output


ketika ketika suhu 30o C

% error= |300−302
300 |
×100 %=¿ 0.67 %
54

Gambar 4. 4. Grafik Perbandingan Alat Ukur HTC 02 dan Sensor


LM 35
Sumber: Penulis

4.2.3. Pengujian Relay ON/OFF

Pada tahap ini dilakukan pengujian relay ON/OFF yang akan


digunakan untuk mengatur beban yang akan digunakan. Kondisi
pada rangkaian relay ini yaitu saat sistem ON fan DC secara
otomatis akan ON. Kondisi pada rangkaian relay ini yaitu ketika
suhu melebihi setting point yaitu 30°C maka fan DC yang berperan
sebagai exhaust fan akan ON. Pengujiannya adalah dengan
menggunakan mikrokontroller yaitu dengan menginputkan logika 1
pada pin D4-D7. Apabila relay ON sesuai dengan kondisi maka
pengujian dikatakan berhasil. Tabel 4.8 merupakan tabel pengujian
relay ON/OFF.

Tabel 4. 4. Kondisi Relay Saat On/Off


Beban Relay (NO) Mikrokontroller Kondisi
1 1 ON
Exhaust Fan
0 0 OFF
1 1 ON
Buzzer
0 0 OFF
Motor DC 1 1 ON
5V 0 0 OFF
55

Beban Relay (NO) Mikrokontroller Kondisi


Motor DC 1 1 ON
Pump 5V 0 0 OFF

4.2.4. Pengujian IoT

Pada pengujian pengiriman data menuju aplikasi blynk


dilakukan dengan mengirim data suhu yang kemudian dapat
ditampilkan pada aplikasi secara real-time. Dimana dari aplikasi
tersebut akan mengirimkan API berupa Auth Token ke gmail lalu
diletakkan pada program untuk mengirimkan data suhu pada
aplikasi. Sehingga akan menampilakan pada tampilan aplikasi blynk
seperti berikut. Gambar 4.4. merupakan rancangan desain tampilan
aplikasi blynk yang akan digunakan sebagai monitoring nilai suhu
yang terukur pada sangkar burung.

`
Gambar 4. 5. Rancangan Desain Tampilan Aplikasi Blynk

4.2.5. Simulasi AC-AC Controller

Tegangan output rms dari AC-AC voltage controller dapat


ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:
56

W._Hart)

α sin 2 α (Sumber: Power Electronics Daniel
V orms =V s 1− +
π 2π

Dimana :
 V orms : Tegangan Output RMS
 Vs : Tegangan Sumber
 α : Sudut Penyulutan ( o )
 π : Konstanta 3,14
Contoh perhitungan :
Diketahui :
 Vs : 220 Vrms
 π : Konstanta 3.14
 Saat α : 90 o = 1.57 rad
V orms :?
Maka :


V orms =V s 1− +
α sin 2 α
π 2π

V orms =220 1−
√ 1.57 0.0016
π
+

V orms =220 √ 1−0.499+0.0025
V orms =155.563Volt

Rangkaian simulasi:
57

V_Out
V TRIAC_1 V
V_In I_in I_Out
A A

Lampu_25Watt
V_IN

Gambar 4. 6. Gambar Rangkaian Simulasi AC-AC Controller


Sumber: PSIM

Hasil simulasi AC-AC controller dengan software PSIM:


 Sudut Penyulutan: 18° atau Time Delay: 1 mS

Gambar 4. 7. Hasil Simulasi Dengan Waktu Tunda 1mS


Sumber: PSIM
 Sudut Penyulutan: 36° atau Time Delay: 2 mS
58

Gambar 4. 8. Hasil Simulasi Dengan Waktu Tunda 2mS


Sumber: PSIM
 Sudut Penyulutan: 54° atau Time Delay: 3 mS

Gambar 4. 9. Hasil Simulasi Dengan Waktu Tunda 3mS


Sumber: PSIM

 Sudut Penyulutan: 72° atau Time Delay: 4 mS


59

Gambar 4. 10. Hasil Simulasi Dengan Waktu Tunda 4mS


Sumber: PSIM

 Sudut Penyulutan: 90° atau Time Delay: 5 mS

Gambar 4. 11. Hasil Simulasi Dengan Waktu Tunda 5mS


Sumber: PSIM
60

 Sudut Penyulutan: 108° atau Time Delay: 6 mS

Gambar 4. 12. Hasil Simulasi Dengan Waktu Tunda 6mS


Sumber: PSIM

Tabel 4. 5. Hasil Simulasi AC – AC Controller


Sudut Penyulutan(°) Sudut Penyulutan (Rad) Time Delay (mS) Vout Teori (V) Vout simulasi %Error
0 0 0 220 220 0
18 0.31 1 219.339 219.28 0.026906
36 0.62 2 214.76 214.5 0.121212
54 0.94 3 203.06 202.99 0.034484
72 1.25 4 183.8 183.21 0.322035
90 1.57 5 155.563 155.56 0.001929
108 1.88 6 123.47 121.78 1.387748
%Error 0.270616

4.2.6. Pengujian Kontrol PI dari data open loop hardware

Pada perencanaan PI kontroller dapat ditentukan melalui


perhitungan analitik, yaitu dengan melihat respon putaran motor
yang direkam oleh bluetooth HC-05. Untuk blok diagram dari PI
kontroler dapat ditunjukkan oleh Gambar 3.18.
61

Gambar 4. 13. Blok Diagram PI Controller

Gambar 4. 14. Respon Open Loop Suhu Sangkar

Pada pengujian open loop ini digunakan tegangan RMS pada


sistem yaitu 118 - 220 Volt. Dari hasil data yang diperoleh, waktu
yang diperlukan untuk steady state pada suhu 32.4 °C yaitu 19
menit dengan tegangan 155 Volt.

Suhu sangkar set poin (Xss) = 30℃ setara dengan 156 V


Suhu sangkar steady state (Yss) = 32.4℃ setara dengan 220 V
L (Proses Transport Delay) = 1 menit = 60 s
T (Time Constant) = 19 menit = 1140 s
Ts (Waktu steady state) = 40 menit = 2400 s

Untuk mencari nilai Gain Overall (K) diperlukan parameter Xss dan
Yss, berikut merupakan rumus untuk mencari nilai Gain Overall:

Yss 220
K= = =1.4103
Xss 156
62

Untuk nilai dari Time Constan ( τ) diperlukan parameter dari Time


Steady (ts), Berikut merupakan rumus untuk mencari nilai Time
Constan.

t=5 τ
ts 2400
τ= = =480 s
5 5
Ketika parameter dari Gain Overall dan time konstan telah dicari
nilanya, Sehingga diperoleh transfer function nya:

C ( s) K 1.4103
= =
U (s ) τ S+1 480 s+1

Metode Ziegler Nichols 1 :

0,9 T 0,9 x 1140


K p= = =12.125
kL 1.410 3 x 60
10 10
τ i = L= (60)=200
3 3
K p 12.125
K i= = =0.06
τi 200

Metode Ziegler Nichols 1 (Kp diperbesar 2x) :

0,9 T 0,9 x 1140


K p= = =12.125 × 2=24.25
kL 1.410 3 x 60
10 10
τ i = L= (60)=200
3 3
K p 12.125
K i= = =0.06
τi 200
63

Metode Chien – Regulator 1 :

0,6 T 0,6 x 1140


K p= = =8.083
kL 1.410 3 x 60
τ i =4 L=4 ×(60)=240
K p 8.083
K i= = =0.034
τi 240

Simulasi Desain Kontrol

Gambar 4. 15. Rangkaian Simulasi Kontrol dengan Kontrol PI

Gambar 4. 16. Gambar Gelombang Output Simulasi


64

4.3. PENGUJIAN INTEGRASI

Adapun pengujian parsial dari sistem yang dilakukan meliputi


beberapa pengujian yang meliputi:
A. Pengujian Hardware
1. Pengujian open loop smart bird cage
B. Pengujian Software
1. Pengontrolan dan monitoring suhu secara IoT

4.3.1. Pengujian Open Loop Smart Bird Cage

Pengujian penghangat dengan beban adalah pengujian yang


digunakan untuk melihat respon suhu didalam sangkar yang sudah
dibebani dengan beban yang diinginkan yakni lampu pijar 25 watt.
Pengambilan data sekitar 1 menit sekali dalam kurun waktu total
sekitar 60 menit. Pengujian open loop ini dilakukan untuk
mendapatkan nilai suhu pada tiap – tiap sudut penyulutan yang di
gunakan pada sistem. Dikarenakan tegangan kerja optimal dari
lampu pijar yang tertera pada label yakni 110 – 220 V maka
pengambilan data dilakukan dengan menggunakan time delay
TRIAC 0-6 mS atau setara dengan sudut penyulutan 0° - 108°.

Tabel 4. 6. Hasil Pengujian Penghangat Open Loop dengan Beban


lampu pijar 25 watt dengan time delay 6 mS.
Menit Suhu Tegangan
Ke-
0 0.0 118
1 28.0 118
2 28.1 118
3 28.1 118
4 28.2 118
5 28.2 118
6 28.2 118
7 28.3 118
8 28.3 118
65

9 28.4 118
10 28.4 118
11 28.5 118
12 28.5 118
13 28.5 118
14 28.6 118
15 28.6 118
16 28.7 118
17 28.7 118
18 28.8 118
19 28.8 118
20 28.8 118
21 28.9 118
22 28.9 118
23 29.0 118
24 29.0 118
25 29.1 118
Menit Suhu Tegangan
Ke-
26 29.1 118
27 29.1 118
28 29.2 118
29 29.2 118
30 29.3 118
31 29.3 118
32 29.4 118
33 29.4 118
34 29.5 118
35 29.5 118
36 29.5 118
66

37 29.6 118
38 29.6 118
39 29.7 118
40 29.7 118
41 29.8 118
42 29.8 118
43 29.8 118
44 29.9 118
45 29.9 118
46 30.0 118
47 30.0 118
48 30.1 118
49 30.1 118
50 30.0 118
51 30.1 118
53 30.1 118
Menit Suhu Tegangan
Ke-
54 30.0 118
55 30.1 118
56 30.0 118
57 30.0 118
58 30.0 118
59 30.1 118
60 30.1 118

Dari tabel diatas dapat di representasikan dalam bentuk grafik


karakteristik pada Gambar 4.14.
67

Gambar 4. 17. Data Pembacaan Suhu Pada Time Delay 6 mS


Sumber: Penulis

Tabel 4. 7. Hasil Pengujian Penghangat Open Loop dengan Beban


Lampu Pijar 25 Watt dengan Time Delay 5 mS.

Menit Suhu Tegangan


Ke- (°C) (V)
0 0.0 156
1 29.0 156
Menit Suhu Tegangan
Ke- (°C) (V)
2 29.1 156
3 29.1 156
4 29.2 156
5 29.2 156
6 29.3 156
7 29.3 156
8 29.2 156
9 29.2 156
10 29.3 156
11 29.2 156
12 29.3 156
68

13 29.3 156
14 29.4 156
15 29.4 156
16 29.4 156
17 29.4 156
18 29.4 156
19 29.5 156
20 29.5 156
21 29.5 156
22 29.5 156
23 29.5 156
24 29.6 156
25 29.6 156
26 29.6 156
27 29.6 156
28 29.7 156
Menit Suh Tegangan
Ke- u (V)
(°C)
29 29.8 156
30 29.9 156
31 29.9 156
32 29.9 156
33 30.0 156
34 30.0 156
35 30.1 156
36 30.0 156
37 30.1 156
38 30.2 156
39 30.2 156
69

40 30.2 156
41 30.1 156
42 30.1 156
43 30.1 156
44 30.1 156
45 30.1 156
46 30.2 156
47 30.2 156
48 30.1 156
49 30.1 156
50 30.2 156
51 30.2 156
52 30.1 156
53 30.2 156
54 30.1 156
55 30.1 156
Menit Suh Tegangan
Ke- u (V)
(°C)
56 30.1 156
57 30.1 156
58 30.1 156
59 30.2 156
60 30.2 156

Dari tabel diatas dapat di representasikan dalam bentuk grafik


karakteristik pada Gambar 4.15.
70

Gambar 4. 18. Grafik Suhu Pada Time Delay 5 mS


Sumber: Penulis

Tabel 4. 8. Hasil Pengujian Penghangat Open Loop dengan Beban


Lampu Pijar 25 Watt dengan Time Delay 4 mS.
Menit Suhu Tegangan
Ke- (°C) (V)
0 0.0 180
1 29.2 180
2 29.3 180
3 29.2 180
4 29.2 180
Menit Suhu Tegangan
Ke- (°C) (V)
5 29.3 180
6 29.2 180
7 29.3 180
8 29.3 180
9 29.4 180
10 29.4 180
11 29.2 180
12 29.3 180
13 29.3 180
71

14 29.4 180
15 29.4 180
16 29.4 180
17 29.4 180
18 29.4 180
19 29.5 180
20 29.5 180
21 29.5 180
22 29.5 180
23 29.5 180
24 29.6 180
25 29.6 180
26 29.6 180
27 29.6 180
28 29.7 180
29 29.8 180
30 30.0 180
31 30.0 180
Menit Suhu Tegangan
Ke- (°C) (V)
32 30.1 180
33 30.2 180
34 30.3 180
35 30.4 180
36 30.5 180
37 30.6 180
38 30.7 180
39 30.8 180
40 30.9 180
41 31.0 180
72

42 31.0 180
43 31.0 180
44 31.1 180
45 31.1 180
46 31.2 180
47 31.2 180
48 31.3 180
49 31.1 180
50 31.1 180
51 31.2 180
52 31.2 180
53 31.3 180
54 31.0 180
55 31.0 180
56 31.1 180
57 31.1 180
58 31.2 180
Menit Suhu Tegangan
Ke- (°C) (V)
59 31.2 180

Dari tabel diatas dapat di representasikan dalam bentuk grafik


karakteristik pada Gambar 4.16.
73

Gambar 4. 19. Grafik Suhu Pada Time Delay 4 mS


Sumber: Penulis

Tabel 4. 9. Hasil Pengujian Penghangat Open Loop dengan Beban


Lampu Pijar 25 Watt dengan Time Delay 3-0 mS.
Menit Suhu Tegangan
Ke- (°C) (V)
0 0 220
1 28 220
2 28.4 220
3 28.7 220
4 28.7 220
5 28.7 220
6 29.3 220
7 29.5 220
8 29.2 220
Menit Suhu Tegangan
Ke- (°C) (V)
9 29.3 220
10 29.5 220
11 29.6 220
12 29.7 220
13 29.9 220
74

14 29.3 220
15 29.5 220
16 29.6 220
17 29.7 220
18 29.9 220
19 30 220
20 30.1 220
21 30 220
22 30 220
23 30.1 220
24 30 220
25 30.1 220
26 30 220
27 30.2 220
28 30.1 220
29 30.5 220
30 30.5 220
31 30.8 220
32 31.2 220
33 31.4 220
34 31.7 220
35 31.7 220
Menit Suhu Tegangan
Ke- (°C) (V)
36 31.6 220
37 31.7 220
38 31.7 220
39 32 220
40 32 220
41 32 220
75

42 32.1 220
43 32.1 220
44 32.2 220
45 32.3 220
46 32.5 220
47 32.4 220
48 32.5 220
49 32.4 220
50 32.4 220
51 32.5 220
52 32.5 220
53 32.5 220
54 32.5 220
55 32.6 220
56 32.6 220
57 32.6 220
58 32.6 220
59 32.6 220
60 32.7 220

Dari tabel diatas dapat di representasikan dalam bentuk grafik


karakteristik pada Gambar 4.17.
76

Gambar 4. 20. Grafik Suhu Pada Time Delay 0-3 mS

4.3.2. Pengujian Integrasi IoT

Pada pengujian pengiriman data menuju web BLYNK


dilakukan dengan mengirim data suhu yang kemudian dapat
ditampilkan pada smartphone/laptop dan dapat dibaca secara real-
time melalui API. Sehingga akan menampilkan pada tampilan web
seperti berikut. Gambar 4.18 berikut adalah tampilan dari Web yang
memuat data yang memuat besarnya irradiasi sistem yang
ditampilkan melalui grafik.

Gambar 4. 21. Tampilan Pengujian IoT


77
78

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari beberapa pengujian partisi dan integrasi open loop yang


telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
A. Pengujian parsial dilakukan pada perangkat keras
(hardware) yaitu:
1. Pengujian ADC Didapati data dengan memberikan
tegangan 1.5 – 3.3 V dengan %error 0. 6878%.
Dengan hasil pengujian ini disimpulkan bahwa pin
ADC pada mikrokontroller sudah siap untuk
digunakan dan menerima input tegangan dari sensor.
2. Pengujian sensor suhu LM35 dilakukan melalui 3
tahap untuk mendapatkan validasi nilai keluaran
sensor. Tahap yang digunakan adalah validasi ADC,
tegangan output sensor, dan perbandingan dengan alat
ukur HTC-02. Hasil yang didapat dari pengujian
adalah nilai ADC yang terbaca dan tegangan output
memiliki persentase error 0.077 % dan 1%.
Sedangkan, pada perbandingan dengan alat ukur suhu
HTC – 02 memiliki persentase error 2.39%.
Perbedaan nilai yang terjadi pada pengujian dengan
alat ukur dapat terjadi karena nilai perbedaan jenis
sensor yang digunakan pada alat ukur yakni dengan
sensor ds18b20 (waterproof) sedangkan pada adalah
LM35.
3. Pengujian AC Light Dimmer Module sebagai
pengontrol kecerahan lampu pijar berjalan cukup baik
dengan pengontrolan yang dilakukan dengan tegangan
kerja diatas 110 V – 220 V dengan sudut penyulutan
pada saat pengujian 0o – 108o (time delay 0-6 mS)
dengan persentase error 2.0037%.
B. Pengujian parsial dilakukan pada perangkat lunak
(software) yaitu :
1. Simulasi AC-AC controller dengan PSIM sudah baik
dengan %error sebesar 0.2706 % dari perhitungan
teori.
79

.
C. Pengujian integrasi hardware dilakukan secara open loop
tanpa kontrol PI untuk mendapatkan nilai maksimum suhu
yang dihasilkan dengan tegangan lampu pijar untuk kemudian
di dapatkan nilai tegangan yang sesuai dengan suhu yang
diinginkan yakni 30oC. Berdasarkan data yang diperoleh
tegangan yang sesuai dengan set poin suhu yang diinginkan
adalah 155 V.

5.2 Saran

Dalam pengerjaan Proyek Akhir ini masih terdapat kekurangan


untuk membuat makanik makanan dan minum otomatis pada
sangkar burung, kalibrasi pada sensor LDR, dan percobaan integrasi
hardware close loop.
80

DAFTAR PUSTAKA

[1] Subono, Alfin Hidayat, Vivien Arief Wardhany,


Abdullah Fahmi. 2020. SISTEM PEMELIHARAAN
BURUNG LOVEBIRD DALAM SANGKAR
BERBASIS IOT (INTERNET OF THINGS), Jurnal
ELTEK p-ISSN: 1693 – 4024 | e-ISSN: 2355-0740
[2] Shoenandia Agil Sahriani, Ir. Subekti Yuliananda,
M.T., 2018. RANCANG BANGUN ALAT PEMBERI
PAKAN-MINUM BURUNG CINTA (LOVEBIRD)
BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16.
Jurnal Volume 1,Nomor 1, Agustus 2018
[3] Efraim Sulistia Subandi , Aswadul Fitri Saiful
Rahman ,A.Asni.B. 2019. SISTEM PENGATUR
SUHU DAN KELEMBABAN SARANG BURUNG
WALET MENGGUNAKAN ARDUINO NANO. JTE
UNIBA,Vol. 3, No.2, APRIL 2019
[4] Riezkya Adler Komala Putra. 2020.
PERANCANGAN SISTEM MONITORING PADA
ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN
KANDANG PUYUH BERBASIS INTERNET OF
THINGS (IOT). UIN SUSKA RIAU
[5] Y. Efendi, “Internet Of Things (Iot) Sistem
Pengendalian Lampu Menggunakan Raspberry Pi
Berbasis Mobile,” J. Ilm. Ilmu Komput. Fak. Ilmu
Komput. Univ. Al Asyariah Mandar, vol. 4, no. 2, Art.
no. 2, Sep. 2018, doi: 10.35329/jiik.v4i2.41.
[6] R. K. Yadav and H. Vohra, “Design architecture and
comparison of interactive smart button using HC-05
and ESP8266,” in 2017 International Conference on
Computing, Communication and Automation
(ICCCA), May 2017, pp. 982–985. doi:
10.1109/CCAA.2017.8229937.
[7] Solanki, Solar Photovoltaics: Fundamentals
Technologies and Applications.PHI Learning PvT.
Ltd, 2009
[8] Muhammad Fajar Muhtadin. 2016. RANCANG
BANGUN INKUBATOR ANAKAN BURUNG
LOVEBIRD OTOMATIS, Proyek Akhir Universitas
81

Negeri Airlangga
[9] I. M. A. Suyadnya, I. G. Agung, and P. Raka, “Sistem
Monitoring Penetasan Telur Penyu Menggunakan
Mikrokontroler NodeMCU ESP8266 dan Protokol
MQTT dengan Notifikasi Berbasis Telegram
Messenger,” J-COSINE, vol. 2, no. 2, pp. 80–89,
2018.
[10] Z. Mindriawan, “Implementasi Internet of Things
Pada Sistem Monitoring Suhu dan Kontrol Air Pada
Kandang Burung Puyuh Petelur dengan Menggunakan
Protokol MQTT,” Universitas Mataram, 2018
[11] D. A. R. Fajrika hadnis Putra, Kemas Muslim
Lhaksmana, “Aplikasi IoT untuk Rumah Pintar
dengan Fitur Prediksi Cuaca,” J. e-Proceeding Eng.,
vol. 5, no. 1, pp. 1746–1760, 2018.
[12] D. Despa, M. A. Muhammad, A. Suriananto, A.
Hamni, G. F. Nama, and Y. Martini, “Monitoring dan
Manajemen Energi Listrik Gedung Laboratorium
Berbasis Internet of Things ( IoT ),” Semin. Nas. Tek.
Elektro 2018, pp. 2–6, 2018.
[13] B. Artono and F. Susanto, “Wireless Smart Home
System Menggunakan Internet of Things,” J. Teknol.
Inform. dan Terap., vol. 05, no. 01, pp. 17–24, 2017.
[14] Q. Liu, W. IJntema, A. Drif, P. Pawełczak and M.
Zuniga, "BEH: Indoor batteryless BLE beacons using
RF energy harvesting for Internet of
Things", arXiv:1911.03381, 2019, [online] Available:
http://arxiv.org/abs/1911.03381.
[15] K. E. Jeon, J. She, P. Soonsawad and P. C. Ng, "BLE
beacons for Internet of Things applications: Survey
challenges and opportunities", IEEE Internet Things
J., vol. 5, no. 2, pp. 811-828, Apr. 2018.
[16] T.-Y. Lin, Y.-K. Liu and Y.-C. Tseng, "An improved
packet collision analysis for multi-Bluetooth piconets
considering frequency-hopping guard time
effect", IEEE J. Sel. Areas Commun., vol. 22, no. 10,
pp. 2087-2094, Dec. 2004.
[17] Meiyanto Eko Sulistyo S.T., M.Eng., "Integrasi Trafik
Personal , Lokal, dan Geografis Jaringan
82

Wireless", Jurnal Informatika. 2009.


[18] R. P. Pratama, “APLIKASI WEBSERVER ESP8266
UNTUK PENGENDALI PERALATAN LISTRIK,”
INVOTEK J. Inov. Vokasional Dan Teknol., vol. 17, no. 2,
Art. no. 2, Nov. 2017, doi: 10.24036/invotek.v17i2.87.
[19] Sukamta, S. 2010. Perancangan Kendali PID dengan
Matlab. Jurnal Teknik Elektro 2 (1).
83

LAMPIRAN

1. MoU Kerjasama
84
85
86
87

2. Dokumentasi Peternakan
88

3. Desain Board AC – AC Controller


89

4. Dokumentasi Burung dengan smart Bird Cage dan sangkar biasa

 Hari Ke-1

Ukuran Burung
Smart Bird Cage : Panjang = 10 Cm

Sangkar biasa : Panjang = 10 Cm


90

 Hari Ke – 2

 Hari Ke – 3
91

BIODATA PENULIS

Nama : Oktafian Sultan Hakim


Tempat, Tanggal Lahir : Nganjuk, 13 Oktober 2000
Alamat : Trosobo, Kec. Taman, Kab. Sidoarjo
Nomor HP : +6283111973966
Email : oktafian.sh@gmail.com
Kerja Praktik : PT. Smartmachine Indonesia

Riwayat Pendidikan:
 2006 - 2012 : SDN Sambibulu
 2012 – 2015 : SMP Negeri 3 Taman
 2015 – 2018 : SMK Negeri 1 Sidoarjo
 2018 – 2022 : D4 Teknik Elektro Industri – PENS

Anda mungkin juga menyukai