Anda di halaman 1dari 41

Id

Bidang Mikrokontroler

LAPORAN AKHIR

DETEKSI LOKASI KEBAKARAN DALAM GEDUNG


MENGGUNAKAN ESP32 DAN JARINGAN WIRELESS
ESP MESH

Oleh:

Mohammad Rifki Yasya 2031110069

Fajar Renata Saputri 2031110032

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2022
LAPORAN AKHIR
DETEKSI LOKASI KEBAKARAN DALAM GEDUNG
MENGGUNAKAN ESP32 DAN JARINGAN WIRELESS
ESP MESH

Oleh:

Mohammad Rifki Yasya 2031110069

Fajar Renata Saputri 2031110032

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2022
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : 1. Mohammad Rifki Yasya
2. Fajar Renata Saputri
NIM : 1. 2031110069
2. 2031110032
Program Studi / Jurusan : DIII Teknik Elektronika / Teknik Elektro
Jenis Karya : Laporan Akhir
Adalah mahasiswa Program Studi DIII Teknik Elektronika Politeknik
Negeri Malang, dengan ini saya menyatakan bahwa laporan Akhir yang
berjudul ”Deteksi Lokasi Kebakaran Dalam Gedung Menggunakan Esp32
Dan Jaringan Wireless Esp Mesh” Merupakan hasil pemikiran dan
kerjasama sendiri secara orisinil dan saya susun secara mandiri dan tidak
melanggar kode etika hak karya cipta. Pada Laporan Akhir ini juga bukan
merupakan karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik
tertentu di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau disebutkan
dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata Laporan Akhir ini
terbukti melanggar kode etik karya cipta atau merupakan karya yang
dikategorikan mengandung unsur plagiarisme, maka saya bersedia untuk
melakukan penelitian baru dan menyusun laporannya sebagai Laporan
Akhir, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan sesungguhnya.

Malang,

(Mohammad Rifki Yasya) (Fajar Renata Saputri)

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Deteksi Lokasi Kebakaran Dalam Gedung


Menggunakan Esp32 Dan Jaringan Wireless Esp
Mesh.
Nama : 1. Mohammad Rifki Yasya
2. Fajar Renata Saputri
NIM : 1. 2031110069
2. 2031110032
Program Studi / Jurusan : DIII Teknik Elektronika / Teknik Elektro
Dinyatakan LULUS setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Laporan
Akhir
Program Studi DIII Teknik Elektronika Politeknik Negeri Malang.
Tanda Tanggan
Pembimbing 1 : Hari Kurnia Safitri, ST.,M.T 1.
NIP. 197307132002122002
Pembimbing 2 : Indrazno Siradjuddin, ST.,M.T.,Ph.D 2.
NIP.197406242000121001
Penguji 1 : 3.
NIP.
Penguji 2 : 4.
NIP.
Malang,
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro, Ketua Program Studi DIII Teknik
Elektronika Politeknik Negeri Malang

Dr Mochammad Junus, ST.M.T Herwandi, ST.M.T


NIP.19720619199903002 NIP.196211031990031001

ii
ABSTRAK

Mohammad Rifki Yasya, Fajar Renata Saputi. 2022. Deteksi Lokasi


Kebakaran Dalam Gedung Menggunakan Esp32 Dan Jaringan Wireless Esp
Mesh.

Proposal Laporan Akhir DIII Program Studi Teknik Elektronika,


Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang, 2022.
Pembimbing (1) Hari Kurnia Safitri, ST.,M.T dan Pembimbing (2) Indrazno
Siradjuddin, ST.,M.T.,Ph.D

Perancangan alat deteksi lokasi kekabaran ini dikembangkan karena pada


alat deteksi umunya hanya memberikan informasi peringatan yang
dibunyikan oleh alarm. Dalam menghadapi kemajuan teknologi saat ini
yang berkembang pesat, tidak terkecuali fenomena bencana kebakaran yang
sangat mengkhawatirkan, oleh sebab itu diperlukan sebuah sistem
peringatan dini yang lebih efektif untuk mencegah fenomena tersebut
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini. Maka pembuatan alat
deteksi lokasi kekabaran ini dikembangkan untuk mendeteksi adanya
kebakaran khususnya dalam Gedung dengan memberikan informasi dan
lokasi terjadinya kebakaran. Sistem yang dikombinasikan dengan beberapa
sensor serta monitoring dan kontrol dapat dilakukan melalui sebuh aplikasi
telegram pada perangkat android yang terhubung dengan mikrokontroler
ESP32. Pemakaian sensor asap MQ 02 dan sensor api KY-026 sebagai
pendeteksi kebakaran dengan mikrokontroler Esp 32. Alat ini akan
dilengkapi dengan layar disply seven segment untuk media penunjuk lokasi
kebakaran dan buzzer sebagia alarm peringatan. Selain penggunaan sensor,
system ini juga dilengkapi monitoring jarak jauh menggunakan aplikasi
Telegram. Hasil dari pengujian alat

Kata Kunci: Deteksi Lokasi, Sensor MQ-02, Sensor KY-026, ESP-32,


Jaringan ESP Mesh, Telegram.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat


serta hidayahNya, serta memberikan petunjuk serta kesehatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan Proposal Laporan Akhir yang berjudul
“Deteksi Lokasi Kebakaran Dalam Gedung Menggunakan Esp32 Dan
Jaringan Wireless Esp Mesh”. Proposal laporan akhir ini disusun untuk
memenuhi syarat melakukan seminar Proposal Laporan Akhir Program
Studi DIII Teknik Elektronika Politeknik Negeri Malang Tahun Akademik
2022/2023.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
membimbing dalam penyusunan Proposal Laporan Akhir, yaitu kepada:
1. Bapak Supriatna Adhisuwignjo, ST., MT selaku Direktur Politeknik
Negeri Malang beserta jajarannya
2. Bapak Dr Mochammad Junus, MT selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektro Polinema beserta jajarannya
3. Bapak Herwandi, ST., MT selaku Ketua Program Studi Teknik
Elektronika beserta jajarannya
4. Orang tua yang telah memberi dukungan do’a dan materi.
5. Seluruh Dosen dan Staff Politeknik Negeri Malang dan khususnya di
Program Studi DIII Teknik Elektronika.
6. Teman-teman dan sesama mahasiswa dan pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan pembuatan Proposal
Laporan Akhir ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dan semoga Proposal Laporan Akhir ini dapat
bermanfaat
Malang,

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN....................................................i


HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
ABSTRAK....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................iv
DAFTAR ISI..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................vii
DAFTAR TABEL.......................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Batasan Masalah..............................................................................2
1.4 Tujuan..............................................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan......................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3
2.1 Sistem Pendeteksi Kebakaran..........................................................3
2.2 Sensor Smoke Detector MQ-02........................................................4
2.3 Modul Sensor Api KY-026 (Flame Sensor Module)........................5
2.4 ESP32...............................................................................................7
2.5 Esp Mesh..........................................................................................9
2.5.1 Penggunaan jaringan ESP Mesh.............................................11
2.6 Buzzer.............................................................................................12
2.7 Seven Segment................................................................................12
2.7.1 Seven-Segment Tipe Common Cathode (Katoda)...................13
2.7.2 Seven-Segment Tipe Common Anode (Anoda).......................13
2.8 Telegram........................................................................................14
BAB III PERANCANGGAN ALAT...........................................................14
3.1 Kerangka Konsep Pelaksanaan Laporan Akhir..................................14
3.2 Spesifikasi Alat yang digunakan....................................................15

v
3.3 Perancangan Mekanik....................................................................16
3.4 Perancangan Elektronik.................................................................17
3.4.1 Blok Diagram..........................................................................18
3.4.2 Prinsip Kerja...........................................................................20
3.5 Perancangan Software....................................................................21
BAB IV RENCANA PELAKSANAAN......................................................29
4.1 Daftar Perkiraan harga........................................................................29
4.2 Jadwal Pelaksanaan.............................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................31

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Modul Sensor MQ2...................................................................4


Gambar 2.2 Modul IR Flame Detector KY-026...........................................6
Gambar 2.3 Model ESP32............................................................................7
Gambar 2.4 Pin ESP32..................................................................................7
Gambar 2.5 Arsitektur Jaringan Wi-Fi Tradisional......................................9
Gambar 2.6 Arsitektur Jaringan Wi-Fi Mesh..............................................10
Gambar 2.7 Buzzer.....................................................................................12
Gambar 2.8 Commond Cathode..................................................................13
Gambar 2.9 Commond Anode....................................................................14
Gambar 2.10 Aplikasi Telegram.................................................................15
Gambar 3.1 Flowchart Kerangka Kegiatan Ilmiah.....................................14
Gambar 3.2 Perencanaan desain mekanik tampak depan...........................16
Gambar 3.3 Tampak keseluruhan desain mekanik.....................................17
Gambar 3.4 Perancangan Rangkaian Elektronik........................................18
Gambar 3.5 Blok Diagram Sistem..............................................................19
Gambar 3.6 Flowchart Sistem.....................................................................22

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Perkiraan Harga................................................................29


Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan......................................................................30

viii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebakaran adalah peristiwa yang terjadi dimana saja baik di tempat
umum maupun hunian dan kapanpun bisa terjadi. Penyebab kebakaran
diakibatkan oleh beberapa faktor dan tentunya tidak lepas dari human error.
Beberapa faktor yang menyebabkan kebakaran yaitu kelalaian manusia itu
sendiri, hubung pendek instalasi listrik, bocor gas, putung rokok, dan lain
sebagainya. Umumnya, kebakaran dapat diketahui jika kondisi api mulai
membesar atau munculnya asap hitam yang mengepul keluar dari
ruangan/bangunan. Pada kondisi tersebut sistem keamaan pada ruangan
seharusnya sangat dibutuhkan karena kebakaran merupakan bahaya yang
sering datang tidak mengenal waktu sehingga dibutuhkan pencegahan dini
untuk menghilangkan menculnya kebakaran dan kerugain material maupun
nonmaterial dapat dihindari.
Salah satu hal penting dalam mengevakuasi bencana kebakaran yaitu
dengan mengetahui dimana letak lokasi kejadian. Dalam bencana kebakaran
pada geudung tentunya penunjukan lokasi sangat membantu dalam
evakuasi. Jika terjadi kebakaran dalam gedung tetapi kita tidak tahu dimana
tempatnya, maka hal tersebut juga mempersulit dalam memadamkan api
atau menyelamatkan harta benda maupun manusia yang terjebak dalam
bencana tersebut dan akan membuat api semakin tidak terkedali. Dalam
permasalahan tersebut perlunya suatu sistem yang dapat memberikan
informasi adanya kebakaran serta lokasi kebakaran.
Untuk dapat mendeteksi lokasi kebakaran dalam gedung maka pada
setiap ruang perlu dipasang ESP32 yang dilengkapi dengan sensor asap,
sensor api, buzzer serta 7segment sebagai penunjuk lokasi ruang yang
mengalami kebakaran. Jika ESP32 pada sebuah ruang mendeteksi adanya
kebakaran maka ia mengirimkan informasi (berupa nomor ruang) ke ESP32
terdekat melalui jaringan komunikasi MESH dan membunyikan buzzer.

1
2

ESP32 yang lain yang menerima informasi tersebut juga akan membunyikan
buzzer dan menampilkan nomor ruang pada 7segment. Jika terdapat lebih
dari satu lokasi yang mengalami kebakaran maka 7segment secara
bergantian menampilkan nomor ruang tersebut.
Pada sistem monitoring dapat dilakukan melalui aplikasi Telegram
pada perangkat android. Monitoring bertujuan untuk ketika penjaga yang
ada di rung kontrol sedang tidak berjaga maka monitoring dapat dilakukan
secara online melalui aplikasi Telegram.

1.2 Rumusan Masalah


Dari permasalahan yang telah dijabarkan, maka rumusan masalah dalam
laporan akhir ini yaitu,
1. Bagaimana perancangan sistem pendeteksi kebakaran dalam gedung
menggunakan jaringan wireless ESP32?
2. Bagaimana menerapkan sensor MQ-2 dan sensor KY-026 pada alat
pendeteksi kebakaran?
3. Bagaimana menampilkan hasil deteksi kebakaran pada display seven
segment dan monitoring jarak jauh berbabasis Telegram?

1.3 Batasan Masalah


Dari permasalahan yang muncul penulis membatasi kajian yang akan
dibahas yaitu:
1. Mikrokontroler yang digunakan dalam perancangan adalah ESP32
2. Menggunakann jaringan ESP32 mesh untuk menggirimkan data satu
ke data data yang lain
3. Sensor yang digunakan untuk pendeteksi kebakaran adalah sensor
MQ-02 dan KY-26.
4. Menggunakan 7segment dan Buzzer sebagai pringatan terjadinya
kebakaran
5. Menggunakan telegram sebagai monitoring jarak jauh dengan
mengirimkan notifikasi berupa pesan.
3

1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan akhir ini sebagai berikut:.
1. Dapat mengetahui proses perancangan sistem pendeteksi kebakaran
menggunakan jaringan wireless ESP32.
2. Dapat mengetahui proses pembacaan sensor MQ-2 dan sensor KY-
026 pada alat pendeteksi kebakaran.
3. Dapat mengetahui hasil deteksi kebakaran pada display seven
segment dan notifikasi pada Telegram.
.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam pemahaman laporan akhir, maka
dilakukan pembagian pembahasan menjadi beberapa subbab sebagai
berikut: BAB I (Pendahuluan)
Pada bab ini, menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan
masalah, Batasan masalah, dan tujuan.
BAB II (Tinjauan Pustaka)
Bab ini, mejelaskan mengenai dasar teori yang terlibat dalam proses
perancangan berupa komponen-komponen elektronika meliputi sensor MQ-
02, sensor KY-26, mikrokontroller ESP-32, buzzer, seven segment dan
telegram.
BAB III (Perancangan Alat)
Pada bab ini, menjelaskan mengenai kerangka konsep pembuatan
Tugas Akhir, perancangan mekanik, perancangan elektronik, perancangan
software, spesifkasi alat, blok diagram serta flowchat.
BAB IV (Pengujian dan Analisis Data)
Pada bab ini, menguraikan mengenai pengujian disetiap ruangan dan
mendeteksi jarak sensor, sehingga hasil dari pengujian dapat dianalisis dan
diketahui sytem kerjanya
BAB V (Penutup)
Bab ini memuat kesimpulan dan saran hasil dari Analisa untuk
pengembangan dimasa yang akan datang
4

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pendeteksi Kebakaran
Deteksi kebakaran merupakan sistem yang berfungsi untuk
mendeteksi dini kebakaran, agar kebakaran yang terjadi tidak berkembang
menjadi lebih besar. Dengan terdeteksinya kebakaran, maka upaya untuk
mematikan api dapat segera dilakukan, sehingga dapat meminimalisir
kerugian dari awal. Jika dianalogikan detektor kebakaran adalah alat bantu
panca indra. Untuk merasakan bau maka seperti indra pencium yaitu hidung
dan untuk merasakan adanya kebarakan digunakanlah detektor kebakaran.
Pada umumnya detektor kebakaran bekerja apabila munculnya asap,
munculnya panas, dan adanya kobaran api.
Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hafidz Silmi Syah,
Muhammad Noor Fachary (2021) telah berhasil merancang alat pendeteksi
kebakaran dalam dapur rumah tangga.. Dalam system alat pendeteksi
kebakaran yang dilakukan oleh peneliti tersebut, pembacaan sensor menjadi
hal yang sangat penting dalam kinerja alat. Hal ini dikarenakan semakin
kuat pembacaan sensor maka akan segera system dapat mengirimkan
informasi kepada masyrakat, sehingga tindakan dapat dilakukan segera
mungkin. Akan tetapi, ketika pemakaian system di tempatkan dalam
Gedung, system memiliki kekurangan karena tidak mampu memberikan
informasi lokasi ruangan yang terjadi kebakaran. Sehinga diperlunya suatu
system agar masyarakat tahu lokasi ruangan yang terjadi kebakaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian dilakukan agar system
dapat memberikan informasi peringatan alarm dan informasi lokasi
kebakaran dalam Gedung. Dengan menggunakan sensor asap (MQ-2) dan
sensor api KY-026 serta display seven segment diharapkan dapat membantu
orang-orang yang berada dalam Gedung mengetahui nomor ruangan
terjadinya kebakaran serta dapat mengurangi bencana kebakaran. Alat
pendeteksi kebakaran yang terhubung dengan Telegram bermanfaat agar

3
4

mendapatkan pemberitahuan lebih cepat bila terjadi kebakaran melalui


Smartphone

2.2 Sensor Smoke Detector MQ-02


Model sensor MQ-02 Adalah sensor gas yang kuat yang cocok Untuk
mendeteksi konsentrasi LPG, Asap, Alkohol, Propana, Hidrogen, Metana,
dan Karbon Monoksida di udara. Jika Anda berencana membuat sistem
pemantauan kualitas udara dalam ruangan; pemeriksa napas atau sistem
deteksi kebakarandini, Modul Sensor Gas MQ-02 adalah pilihan yang tepat.
Adapun tampilan dari modul sensor MQ-02 dapat ditunjuuka pada Gambar
2.1 berikut.

Gambar 2.1 Modul Sensor MQ2


(Sumber: komputa Unikom, 2021)
Ada beberapa Kandungan senyawa Gas atau Polutan yang dapat diukur
dengan MQ2 yaitu LPG, Hidrogen (H2), Metana (CH4), Karbon
Monoksida (CO), Alkohol, Asap Rokok dan Propana. Sensor ini dirancang
untuk penggunaan di dalam ruangan pada suhu kamar. Biasanya
diaplikasikan pada alat pendeteksi kebocoran gas yang mudah terbakar
di rumah, instansi, gudang atau pabrik industri.
Hal ini sebagai tindakan pencegahan karena jika ada gas yang bocor
sudah terdeteksi sejak awal dan dapat segera dilakukan tindakan sehingga
dapat mencegah terjadinya kebakaran. Selain Alat Pencegahan Kebakaran,
5

MQ2 juga dapat digunakan sebagai alat untuk Pemantauan Kualitas Udara
Prinsip kerja dari sensor ini adalah apablia gas/asap mengenai sensor
dalam waktu +- 5 detik secara terus menerus maka sensor akan
menghasilkan tegangan analaog. Dan membutuhkan tegangan +5 VDC
sebagai catu daya.
Karakteristik Sensor MQ2.
Adapun karakteristik dari senso ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mendeteksi gas LPG, I-butana, propana, metana, alkohol,
hidrogen dan asap.
2. Memiliki dual signal output (analog output and TTL leveloutput)
3. Range tegangan analog keluaran antara 0~5 Vdc
4. Mempunyai kestabilan pembacaan yang bagus dan stabil.
5. Respon cepat dan sensitivitas tinggi
6. Output dari sensor berupa analog dan digital
7. Trigger level configuration
8. Terdepat potensiometer
9. Dimensi module 32 x 20 mm

2.3 Modul Sensor Api KY-026 (Flame Sensor Module)


Sensor Flame detector digunakan untuk mendeteksi api dan dapat
digunakan untuk memantau barang tertentu sebagai salah satu perangkat
keamanan dengan sistem on/off atau lainnya. Sensor Flame Detector dapat
langsung diatur sensitifitasnya dengan memutar trimpot atau potensiometer.
Keluaran dari sensor ini diterima oleh mikrokontroler yang nantinya akan
berupa data analog atau digital yang akan diolah oleh mikrokontroler.
Adapun contoh dari sensor Flame Detector yang dapat digunakan pada alat
ini dapat dilihat pada gambar. Erdasarkan Future electronics Egyp , Modul
ini sensitif terhadap api dan radiasi. Ini juga dapat mendeteksi sumber
cahaya biasa dalam rentang panjang gelombang 760nm-1100 nm. Jarak
deteksi sampai 100 cm. Sensor ini bisa mengeluarkan sinyal digital atau
analog. Hal ini dapat digunakan untukmenyalakan alarm atau dalam
menembak robot.
6

Adapun tampilan dari sensor IR Flame dapat ditunjuuka pada Gambar


2.2 berikut.

Gambar 2.2 Modul IR Flame Detector KY-026

(sumber: Lukman Hakim, Jhensen Halim,2018:29)


IR Flame Detector Berdasarkan gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa
sensor memiliki ukuran 3.0 cm x 1.5 cm x 0.5 cm dan berat 8 gram. ensor
ini dapat mendeteksi titik api dari panjang gelombang kisaran 760nm-
1100nm, dan jerak deteksi yang dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan
dengan teganganoperasi 3.3Volt-5Volt.
Modul ini mempunyai empat pin dan beberapa komponen yang
melengkapinya, dengan fungsi masing-masing seperti berikut:
1. VCC: pin ini dihubungkan ke sumber tegangan antara 3,3V hingga
5V.
2. GND: pin ini dihubungkan ke ground.
3. D0: pin ini dihubungkan ke pin digital, dan memberikan keluaran
berbentuk digital ( LOW atau HIGH)
4. A0: pin yang dihubungkan ke pin analog input, dan memberikan
nilai integer antar 0 dan 1023.
5. LM393 : IC pendamping atau biasa disebut IC komparator
memiliki fungsi untuk membandingkan dua jenis tegangan yang
terdapat pada kedua input pada IC tersebut.
6. Photo NPN / Photo Transistor adalah Transistor yang dapat
mengubah energi cahaya menjadi listrik dan memiliki penguat
(gain) Internal.
7

2.4 ESP32
ESP32 adalah nama dari mikrokontroler yang dirancang oleh
perusahaan yang berbasis di Shanghai, China yakni Espressif Systems.
ESP32 menawarkan solusi jaringan WiFi yang mandiri sebagai jembatan
dari mikrokontroler yang ada ke jaringan WiFi. ESP32 menggunakan
prosesor dual core yang berjalan di instruksi Xtensa LX16. Adapun tampilan
dari ESP32 dapat ditunjuuka pada Gambar 2.3 berikut.

Gambar 2.3 Model ESP32


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Mikrokontroler ESP32 dapat dijadikan pilihan untuk digunakan pada
alat peraga interface mikrokontroler karena mikrokontroler ini memiliki
interface yang lengkap, juga memiliki WiFi yang sudah tertanam pada
mikrokontroler sehingga tepat untuk digunakan pada alat peraga atau trainer
Internet of Things.

Gambar 2.4 Pin ESP32


8

(sumber: Datasheet ESP32, Joy.it.net,2018)


Pada gambar 2.4 diatas, dijelsakn bahwa pin dari ESP32 terdiri
Jumlah pin : 30 meliputi pin tegangan dan GPIO, 15 pin ADC (Analog to
Digital Converter), 3 Antarmuka UART, 3 Antarmuka SPI, 2 Antarmuka
I2C, 16 pin PWM (Modulasi Lebar Pulsa), DAC 2 pin (Konverter Digital ke
Analog).
Pada board ESP32 DevKit terdapat 25 pin GPIO ( General Purpose
Input Output ) dengan masing – masing pin mempunyai karakteristik sendiri
sendiri.
1. Pin hanya sebagai INPUT :
 GPIO 34
 GPIO 35
 GPIO 36
 GPIO 39
2. Pin dengan internal pull up, dapat diseting melalui program :
 GPIO14
 GPIO16
 GPIO17
 GPIO18
 GPIO19
 GPIO21
 GPIO22
 GPIO23
3. Pin tanpa internal pull up (dapat ditambahkan pull up eksternal
sendiri) :
 GPIO13
 GPIO25
 GPIO26
 GPIO27
 GPIO32
 GPIO33
9

2.5 Esp Mesh


Topologi mesh merupakan suatu bentuk dari topologi jaringan yang
menghubungkan antara satu node dengan node lainnya didalam jaringan
tersebut. Hubungan antar node ini akan membentuk sebuah rangkaian yang
menyerupai jaring. Perbedaan utama pada topologi mesh dan topologi star
adalah pada topologi mesh memiliki kemampuan untuk self organizing dan
self configuration. (Liu, 2017) Topologi ini tidak membutuhkan dedicated
link (perantara), setiap node akan saling berhubungan satu sama lainnya
sehingga pada waktu yang sama akan terbentuk komunikasi langsung.
Dikarenakan komunikasinya terhubung secara langsung, maka apabila ada
satu node yang mati, maka tidak akan berpengaruh pada node yang lainnya.
Pada arsitektur jaringan WiFi tradisional menggunakan point to
multipoint dimana terdapat sebuah node pusat yang dikenal dengan Access
Point (AP) yang terhubung langsung ke semua node (station) yang ada pada
jaringan. Access point bertanggung jawab sebagai penengah dan
meneruskan transmisi data antar station. Pada arsitektur tradisional ini
memiliki kekurangan dimana area jangkauan yang kurang luas karena setiap
station harus terhubung langsung dengan access point. Selain itu, jaringan
ini rentan terjadi overloading dikarenakan jumlah station yang dapat
terhubung ke access point terbatas.

Gambar 2.5 Arsitektur Jaringan Wi-Fi Tradisional


(Sumber: Januarman M P, Misbahuddin, Sudi M A S, 2020)
1

Esp Mesh adalah sebuah protokol jaringan pada protokol WiFi. Esp
Mesh memungkinkan banyak perangkat atau node tersebar di area yang luas
untuk saling terhubung di suatu jaringan WLAN (Wireless Local Area
Network). Esp Mesh dapat melakukan self-organizing dan self-healing,
artinya jaringan ini dapat dibuat dan maintenance secara mandiri. (Espressif
Systems, 2016)
Esp Mesh berbeda dengan jaringan WiFi tradisional dimana setiap
node tidak perlu untuk terhubung langsung ke node pusat. Sebagai gantinya,
node diizinkan untuk terhubung dengan node tetangganya. Setiap node
saling bertanggung jawab untuk menyampaikan transmisi data satu sama
lain. Hal ini memungkinkan jaringan Esp Mesh untuk memiliki jangkauan
yang lebih luas karena node masih dapat melakukan interkonektivitas tanpa
perlu berada dalam jangkauan node pusat. Jaringan ini juga tidak rentan
terhadap overloading karena jumlah node yang diizinkan pada jaringan tidak
lagi dibatasi oleh node pusat (Access Point).

Gambar 2.6 Arsitektur Jaringan Wi-Fi Mesh


(Sumber: Januarman M P, Misbahuddin, Sudi M A S, 2020)
Topologi Esp Mesh Esp Mesh dibuat diatas protokol WiFi dan bisa
dianggap sebagai protokol jaringan yang menggabungkan banyak jaringan
WiFi menjadi satu Wireless Local Area Network (WLAN). Pada jaringan
WiFi, station hanya dapat terkoneksi ke satu Access Point (Upstream
Connection), sedangkan Access Point dapat terhubung ke beberapa station
secara bersamaan (Downstream Connection). Akan tetapi, Esp Mesh
1

memungkinkan untuk setiap node bertindak sebagai station dan access point
secara bersamaan. Oleh karena itu setiap node dalam Esp Mesh dapat
memiliki beberapa downstream connection menggunakan interface softAP,
dan secara bersamaan memiliki sebuah upstream connection menggunakan
interface stationnya.

2.5.1 Penggunaan jaringan ESP Mesh


Pada perancangan alat ini, kami menggunakan tiga perangkat
diantaranya dua perangkat berada di masing-masing ruang kelas dan
satu perangkat berada di ruang kontrol. Masing-masing perangkat/node
dirancang agar saling bergubungan satu sama lain, misalkan perangkat
yang ada di masing-masing ruang kelas bernama node A dan node B.
ketika node A mendeteksi suatu kondisi, maka node B akan menerima
perintah dari node A untuk mengaktifkan output. Kemudian pada node
di ruang kontrol juga mendapat perintah dari node A untuk
mengaktifkan ouput. Begitupun sebaliknya jika node B mendeteksi
suatu kondisi.
Untuk dapat berkominkasi antar perangkat dibutuhkannya suatu
sistem yang dapat mendukung agar perangkat satu sama lain dapat
terhubung sesuai perangkat yang dituju. Pada perencanaan sistem ini
menggunakan komunikasi jaringan wirelless ESP MESH. ESP Mesh
sendiri yaitu suatu bentuk hubbungan antar jaringan dimana setiap
perangkat terhubung langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam
jaringan.
Akibatnya dalam topologi mesh setiap perangkat dapat
berkomunikasi langsng dengan perangkat yang dituju. Dikarenakan
kemunikasinya terhubung secara langsung, maka apabila ada satu node
yang masti, maka tidak akan berpengaruh pada node yang lainnya.
Sehingga sistem komunikasi akan terus berjalan dengan lancar dengan
memanfaatkan node lain yang masih terhubung dengan jaringan yang
sama
1

2.6 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah
sinyal listrik menjadi getaran suara. Buzzer ini biasa dipakai pada sistem
alarm. Juga bisa digunakan sebagai indikasi suara. Buzzer adalah komponen
elektronika yang tergolong tranduser. Sederhananya buzzer mempunyai 2
buah kaki yaitu positive dan negative. Untuk menggunakannya secara
sederhana kita bisa memberi tegangan positive dan negative 3 - 12V.
adapaun tampilan dari Buzzer dapat ditunjuukan pada Gambar 2.7 beikut.

Gambar 2.7 Buzzer


(Sumber: Datasheet Buzzer, Ningbo DSW Electronics Co.,Ltd)
cara kerja dari buzzer sendiri yaitu pada saat aliran listrik atau
tegangan
listrik yang mengalir ke rangkaian yang menggunakan piezoeletric tersebut.
Piezo buzzer dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan frekwensi di
kisaran 1 - 6 kHz hingga 100 kHz.

2.7 Seven Segment


Seven Segment Display dalam bahasa Indonesia disebut dengan Layar
Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan
angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. seven segment
memiliki 7 Segmen dimana setiap segmen dikendalikan secara ON dan OFF
untuk menampilkan angka yang diinginkan. Angka-angka dari 0 (nol)
sampai 9 (Sembilan) dapat ditampilkan dengan menggunakan beberapa
kombinasi Segmen. Selain 0 – 9, Seven Segment Display juga dapat
menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau elemen-
elemen pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka “8” yang
agak miring ke kanan dengan tujuan untuk mempermudah pembacaannya.
Pada beberapa jenis
1

Seven Segment Display, terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan


angka koma decimal. Terdapat beberapa jenis Seven Segment Display,
diantaranya adalah Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid
Crystal Display (LCD) dan Light Emitting Diode (LED). Cara kerjanya
seven segment boleh dikatakan mudah, ketika segmen atau elemen tertentu
diberikan arus listrik, maka Display akan menampilkan angka atau digit
yang diinginkan sesuai dengan kombinasi yang diberikan. Terdapat 2 Jenis
LED 7 Segmen, diantaranya adalah “LED 7 Segmen common Cathode” dan
“LED 7 Segmen common Anode” (Alfith, 2015).
2.7.1 Seven-Segment Tipe Common Cathode (Katoda)
Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki
Katoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin,
sedangkan Kaki Anoda akan menjadi Input untuk masing-masing
Segmen LED. Kaki Katoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini
merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground sedangkan Signal
Kendali (Control Signal) akan diberikan kepada masing-masing
Kaki Anoda Segmen LED (Alfith, 2015).

Gambar 2.8 Commond Cathode


(Sumber: Agung Esmawan, Ganesha Antarnusa, 2019:hal.4)
2.7.2 Seven-Segment Tipe Common Anode (Anoda)
Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki
Anoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin,
sedangkan kaki Katoda akan menjadi Input untuk masing-masing
Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini akan
diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal Kendali (control signal)
1

akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen LED


(Alfith, 2015).

Gambar 2.9 Commond Anode


(Sumber: Agung Esmawan, Ganesha Antarnusa, 2019:hal.4)

2.8 Telegram
Telegram adalah sebuah aplikasi, user untuk mengirim pesan dengan
cepat dan aman,selain itu Telegram sangat ringan, mudah dan gratis.
Telegram dapat digunakan pada smartphone, tablet dan bahkan komputer.
Telegram untuk platform iOS diluncurkan pada tanggal 14 Agustus 2013.
Sedangkan versi alfa untuk platform Android secara resmi diluncurkan
pada tanggal 20 Oktober 2013. Untuk iOS dapat berjalan pada versi iOS 6
dan ke atasnya, Android berjalan pada versi Android 4.1 dan ke atasnya,
dan Windows Phone. Selain pada smartphone, Telegram juga dapat
menggunakan versi Web Telegram atau dengan memasang aplikasi
Telegram Desktop untuk sistem operasi Windows, OSX, dan Linux.
Telegram dapat mengirim pesan teks, foto, video dan dokumen dalam jenis
apapun (doc, zip, mp3, dan lain sebagainya), serta dapat membuat sebuah
grup sampai dengan 20.000 orang anggota atau channel untuk
mengirimkan pesan broadcast yang tidak terbatas. Selain itu, Selain
keunggulan- keunggulan di atas, salah satu keunggulan telegram yang
lainnya adalah fasilitas Bot Telegram. Bot Telegram merupakan akun
khusus yang tidak memerlukan nomor telepon tambahan [9]. untuk
didaftarkan ke Server Telegram. Akun ini berfungsi sebagai antarmuka
antara kode program
1

dengan server Telegram. Telegram mendukung adanya bot ini. Dengan


adanya bot ini dapat memudahkan pengguna dalam chatting.

Gambar 2.10 Aplikasi Telegram


BAB III

PERANCANGAN ALAT

3.1 Kerangka Konsep Pelaksanaan Laporan Akhir


Dalam Laporan Akhir ini ada beberapa kerangka konsep yang akan
dilakukan untuk melakukan pelaksanaan kegiatan ilmiah. Kerangka konsep
tersebut ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut:

Mulai A

Rumusan Masalah
Pengujian Sistem

Sensor MQ-2, sensor


Studi Literatur KY-026, ESP 32, ESP
Mesh T
Apakah Sistem Bekerja
Pengumpulan Data
Y

Pengambilan Data
Perancangan Media
Mekanik Pemeliharaan
Analisa

Perancangan Elektrik Rangakaian Sistem


Saran dan Kesimpulan

Perancangan Software
Program sistem Penilaian Laporan

Pengujian Sistem Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Kerangka Kegiatan Ilmiah


(Sumber : Flowchart)

14
1

Adapun Deskripsi Alur Perancangan Alat sebagai berikut


1. Mulai, mempersiapkan segala kebutuhan penelitian.
2. Rumusan malah, Pengamatan permasalahan objek yang akan
dilakukan penelitian.
3. Studi Literatur, mencari dan mempelajari informasi terkait objek
yang akan digunakan..
4. Pengumpulan data, mendata apa kekurangan dari hasil observasi dan
mendata kebutuhan alat apa yang perlu di persiapkan
5. Perancangan mekanik, sebuah media pemeliharaan dimana untuk
menentukan dan merancang sensor, dan rancangan wiring, membuat
denah dan memperkirakan tata letak alat secara cermat dan rinci.
6. Perancangan Elektronik, berisi perancangan rangkaian sistem alat
dari Arduino untuk esp, merancang alur sofware dan mengumpulkan
data untuk keperluan desain rencana sofware yang akan diterapkan..
7. Perancangan software, merangkai software tiap sensor dan
keseluruhan, kalibrasi sensor melalui software arduino.
8. Hasil dan pengujian alat, Setelah alat jadi, alat harus di uji kinerja
dan efisiensi dari alat tersebut.
9. Apakah alat berjalan baik tanpa kendala?, jika ada kendala dilakukan
perbaikan, kalibrasi dan pengecekan hingga bekerja normal. Setelah
pengujian alat, akan mendapatkan hasil yaitu alat berjalan baik atau
tidak.
10. Analisa, melakukan analisa terhadap alat untuk bahan pengujian.
11. Pengerjaan laporan, melakukan pengujian dan mencatat hasil serta
analisa alat yang sudah selesai dalam bentuk laporan.
12. Kesimpulan dan saran, Hasil dari penelitian yang mencakup semua
aktivitas penelitian dan saran untuk pengembangan atau perbaikan
kedepan. Selesai.

3.2 Spesifikasi Alat yang digunakan


Spesifikasi alat yang direncanakan adalah sebagai berikut :
1. Alat berbentuk balok dengan panjang 12cm, lebar 7cm, tinggi 9cm
1

2. Terbuat dari akrilik dengan ketebalan 3mm


3. Menggunakan satu gedung dengan dua Lantai, satu lantai terdapat
satu ruangan dan dilengkapi satu ruangan control
4. Jarak antar dua node maxsimal 200 meter
5. Kecepatan mentransfer data antar node 10mbps
6. Menggunakan sumber tegangan 5 Vdc
7. Bagian input
 Sensor MQ-2
 Sensor KY-026
8. Bagian Output
 Seven Segment
 Buzzer
 Telegram
9. Bagian Proses
 ESP32

3.3 Perancangan Mekanik


Perancangan mekanik alat deteksi lokasi kebakaran dalam gedung
menggunakan ESP32 dan jaringan wireless ESP mesh dapat ditunjukkan
pada Gambar 3.2.

Seven Segment Buzzer

Sensor MQ 2
Sensor KY- 026

ESP32
Gambar 3.2 Perencanaan desain mekanik tampak depan
(Sumber : Dokumen Pribadi)
1

Buzzer
Seven Segment

Sensor MQ 2

Sensor KY- 026

ESP32

Gambar 3.3 Tampak keseluruhan desain mekanik


(Sumber : Dokumen Pribadi)
Rancangan desain mekanik di atas memperlihatkan kondisi dari box
alat deteksi kebakaran. Dimana pada box tersebut menggunakan dua
sensor yaitu sensor asap (MQ-02) dan sensor api (KY-026), sistem
kendali menggunakan ESP32, dan output berupa Buzzer dan seven
segment. Dan output diletakkan di dalam box, dimana sensor diletakkan
di depan box dengan tujuan agar sensor dapat dengan mudah mendeteksi
dipenjuru ruangan. sensor api dan sensor asap diletakkan dengan posisi
bersebelahan. Kemudian untuk ESP32, terletak di dalam box karena
ESP merupakan inti dari sistem kendali. Untuk output terletak di
tampilan depan agar tampilan mudah untuk dilihat

3.4 Perancangan Elektronik


Perancangan elektronik dari alat deteksi lokasi kebakaran dalam
gedung menggunakan ESP32 dan jaringan wireless ESP mesh dapat
ditunjukkan pada Gambar 3.4 dimana dalam perancangan elektronik ini
menggunakan komponen sensor MQ-02, sensor KY-026, ESP32,
Buzzer, resistor, seven segment, dan IC 74HC596.
1

Gambar 3.4 Perancangan Rangkaian Elektronik


(Sumber : Dokumen Pribadi)

3.4.1 Blok Diagram


Blok diagram ini digunakan untuk mempermudah mengetahui
rencana proses atau alur dari cara kerja rangkaian secara garis besar.
Alat ini dikontrol oleh modul ESP32 sebagai pusat pengendali dan
aplikasi Telegram untuk monitoring jarak jauh. Kebakaran yang terjadi
disalah satu ruagan atau semua ruangan akan dideteksi oleh sensor asap
MQ-02 dan sensor api KY-026 dengan cara mengirim perubahan
kondisi tersebut menuju ESP32 terdekat untuk menyalakan buzzer dan
memunculkan nomor ruangan pada seven segment, kemudian ESP akan
mengirimkan pesan ke Telegram. Adapun rancangan blok diagram
seperti ditunjukkan pada Gambar 3.9 berikut.
1

INPUT PROSES OUTPUT

Adaptor 5 V

Seven Segment
Sensor MQ 2

ESP 32 Buzzer

Sensor KY-026
Telegram

Gambar 3.5 Blok Diagram Sistem


(Sumber : Dokumen Pribadi)
Dari Gambar 3.9 Blok Diagram Sistem dapat diuraikan secara
gambaran umum tentang sistem ini bekerja. Blok diagram pada
perancangan alat ini terdiri dari tiga bagian yaitu input, proses dan output.
Bagian input ini terdiri dari sensor asap dan sensor api dimana mesing-
masing ruang memiliki satu setiap sensor yang digunakan sebagai
mendeteksi jika ada asap dan api yang terdeteksi. Dimana kaki dari pin
sensor akan dihubungkan pada pin ESP32. Bagian proses dari sistem ini
terdiri dari ESP32, data yang diperoleh dari input akan diproses oleh
ESP32 terdekat sehingga menghasilkan output berupa bunyi alarm dan
penunjuk nomor ruang. Pada bagian proses di ruang kontrol, ESP32
berperan sebagai penerima perintah. Ketika ESP32 yang berada di salah
satu ruang mendeteksi adanya suatu kondisi, maka ESP32 yang ada di
salah satu ruang akan mengiriman data ke ESP32 yang ada di ruang
kontrol. Sehingga dapat membunyilan alarm dan dapat menunjukkan
nomor ruangan.
2

Pada bagian output terdapat buzzer dan seven segmnet yang


digunakan untuk menampilkan nomor ruangan dan buzzer digunakan
sebagai alarm peringatan.

Adapun penjelasan masing masing blok diagram adalah sebagai berikut:


1. Sensor MQ-02
Sebagai sensor pendeteksi asap yang akan dikirimkan ke ESP32.
2. Sensor KY-026
Sebagai sensor pendeteksi api yang akan dikirimkan ke ESP32.
3. ESP32
Digunakan untuk mengolah data dari sensor MQ-02 dan sensor KY-
026 yang kemudian akan menampilkan nomor ruang pada seven
segment dan membunyikan alarm dari buzzer
4. Seven Segment
Sebagai output dalam menampilkan nomor ruang.
5. Buzzer
Sebagai alarm terjadinya perubahan kondisi pada ruangan
6. Adaptor
Sebagai sumber tegangan untuk mengaktifkan system.
7. Telegram
Sebagai aplikasi monitoring jarak jauh dengan mengirimkan pesan.

3.4.2 Prinsip Kerja


Prinsip kerja pada alat deteksi lokasi kebakaran dalam gedung
menggunakan ESP32 dan jaringan wireless ESP mesh.
Menggunakan sensor MQ-2 untuk pendeteksi asap dan sensor KY-
026 untuk mendeteksi api yang akan dikontrol dengan ESP-32,
kemudian output akan ditampilkan oleh seven segment untuk
menampilkan nomor ruang dan buzzer sebagai indicator/alarm serta
monitoring jarak jauh menggunakan aplikasi Telegram. Prinsip kerja
dari alat pendeteksi lokasi kebakaraan pada ruangan menggunakan
ESP32 dan jaringan
2

wireless ESP Mesh adalah Jika ESP32 pada sebuah ruang


mendeteksi adanya kebakaran maka ia mengirimkan informasi
(berupa nomor ruang) ke ESP32 terdekat melalui jaringan
komunikasi Mesh serta membunyikan buzzer dan menampilkan
nomor rauangan tersebut pada seven segment. Kemudian ESP32
akan mengirimkan pesan ke Telegram. ESP32 yang lain menerima
informasi tersebut juga akan membunyikan buzzer dan menampilkan
nomor ruang pada seven segment dan juga ESP32 mengirimkan
pesan ke Telegram. Jika terdapat lebih dari satu lokasi yang
mengalami kebakaran maka seven segment secara bergantian
menampilkan nomor ruang tersebut. Pada supply tegangan ESP32
ini menggunakan adaptor 5V. Di dalam ESP32, data akan diproses
dan akan mengaktifkan buzzer dan seven segment .

3.5 Perancangan Software


Untuk mendukung kerja sistem mikrokontroler ESP32 guna untuk
mengontrol kerja dari hardware yang telah didesain maka diperlukan
suatu software. Software adalah sebuah program yang digunakan untuk
mengolah seluruh data yang diinputkan kedalam port mikrokontroler
ESP32. Software yang digunakan adalah Arduino IDE. Flowchart
perancangan software sistem keseluruhan ditunjukkan pada Gambar 3.2
berikut.
2

Mulai

Instalasi pin sensor MQ2, Ir Flame, 7segment, Buzzer

Baca Sensor

Buzzer ON, Seven Segment


Apakah sensor MQ2 Mendeteksi Asap
Ya
menampilkan nomor ruangn, dan mengirim pesan ke Telegram

Tidak

Buzzer ON, Seven Segment menampilkan nomor ruangn, dan mengirim pesan ke Telegram
Ya Apakah sensor
IR Flame Mendeteksi
Api

Tidak

Seven Segment nyala


berkedip

Selesai

Gambar 3.6 Flowchart Sistem


(Sumber : Dokumen Pribadi)
Software ini adalah perintah atau program di dalam memori ruang
harus dilaksanakan oleh ESP32 untuk menjalankan mekanik yang telah
dirancang. Pada sistem ini karena meanfaatkan jaringan wirelless ESP
mesh, maka perlunya library berupa painless Mesh.h untuk membuat
perangkat dapat terhubung dengan perangkat lainnya. Pada perancangan
alat ini, sistem bekerja dengan menggunakan sumber adapator 5 volt
2

yang dihubungkan dengan sumber listrik dan otomatis sistem akan


langsung ON. Ketika alat dihidupkan maka secara langsung alat akan
bekerja dengan sensor MQ-02 dan sensor KY-026 akan mulai
mendeteksi adanya kondisi tertentu seperti apakah ada asap atau api
yang muncul.
Jika terdapat satu kondisi dimana sensor asap MQ-02 mendeteksi
adanya asap disuatu ruangan, maka output dari alat ini yaitu buzzer
akan membunyikan alarm dan seven segment akan menampilkan nomor
ruangan. Kemudian ESP32 terdekat akan mengirimkan data ke ESP32
yang ada di ruang kontrol menggunakan jaringan wirelless ESP Mesh
dengan memanfaatkan jaringan WI-FI yang ada serta akan
megnirimkan pesan monitoring jarak jauh melaui Telegram.
Penggunaan jaringan wirelless ESP Mesh ini dapat menghubungkan
perangkat jaringan secara langsung dengan perangkat lainnya yang ada
di dalam jaringan sehingga setiap perangkat dapat berkomunukasi
langsung dengan perangkat yang dituju. Jika sensor api KY-026
mendeteksi adanya api disuatu ruangan, maka output dari alat ini yaitu
buzzer dan seven segment akan ON. Dan ESP32 terdekat akan
mengirim data ke ESP32 yang ada di ruang kontrol. jaringan ESP Mesh
untuk menyalakan Buzzer dan menampilkan nomor ruangan pada seven
segment serta akan megnirimkan pesan monitoring jarak jauh melaui
Telegram.,
BAB IV

RENCANA PELAKSANAAN
4.1 Daftar Perkiraan harga
Tabel 4.1 Daftar Perkiraan Harga
(sumber: Format Laporan LA, 2022)

NO Nama Komponen Satuan Harga Satuan Harga


(Rp) (Rp)
1. ESP 32 3 Buah 87.000,00 261.000,00
2. IR Flame 2 Buah 15.000,00 30.000,00
3. MQ 2 2 Buah 28.000,00 56.000,00
4. Modul Seven 3 Buah 83.000,00 249.000,00
Segment 3 digit
5. Buzzer 3 Buah 8.000,00 24.000,00
6. Box Akrilik 3 Buah 40.000,00 120.000,00
7. Adaptor 3 Buah 28.000,00 84.000,00
Total 824.000,00

29
3

4.2 Jadwal Pelaksanaan

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan


(sumber: Format Laporan LA, 2022)

NO Kegiatan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan


Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Studi Literatur

2 Perencanaan
sistem
elektronik
3 Perencanaan
sistem mekanik
4 Perakitan
komponen
elektronik
5 Perakitan
mekanik
6 Tahap
pengujian dan
penerapan alat
7 Pengumpulan
data
8 Pengolahan
data analisis
data
9 Laporan akhir
3

DAFTAR PUSTAKA

Darussalam, D., & Azwardi, A. (2019). Penggunaan IR Flame Sensor


Sebagai Sistem Pendeteki Api Berbasis Mikrokontroler pada Simulator Fire
Suppression System. Seminar Nasional Teknik Mesin, 9(1), 603–611

Orosz, J. A., Remillard, R. A., Bailyn, C. D., & McClintock, J. E. (1997).


An Optical Precursor to the Recent X-Ray Outburst of the Black Hole
Binary GRO J1655−40. The Astrophysical Journal, 478(2), 1–
2.https://doi.org/10.1086/310553

Waluyo, R., Wafa, D. K., Karini, Z., & Setiawan, I. (2020). Rancang
Bangun Prototype Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas dan Api Menggunakan
Arduino. Infotekmesin, 11(2), 107–112.
https://doi.org/10.35970/infotekmesin.v11i2.214

Esmawan, A., & Antarnusa, G. (2019). Perancangan Sistem Penskoran


Olahraga Dengan Tampilan Seven Segment. Gravity : Jurnal Ilmiah
Penelitian Dan Pembelajaran Fisika, 5(1).
https://doi.org/10.30870/gravity.v5i1.5216

Firdaus, M., & Yuniarto, Y. (2017). Simulasi Sistem Peringatan Dini


Ketinggian Air Sungai Dengan Menggunakan Alarm Dan Sms Gateway
Berbasis At-Mega 16. Gema Teknologi, 19(3), 7.
https://doi.org/10.14710/gt.v19i3.21879

Perdana, Wisnu, A. (2019). Alat Pemantau Kondisi Seorang Gamer. 5–15.


https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/1166/8/10UNIKOM_Wisnu_Adi_Per
dana_BAB II.pdf
3

Hakim, L., & Halim, J. (2018, October). Peringatan Kebakaran Hutan


Menggunakan Sensor Api, Suhu dan Asap. In Seminar Nasional Teknologi
Informasi dan Komunikasi (SEMNASTIK) (Vol. 1, No. 1, pp. 26-38).

Anda mungkin juga menyukai