Anda di halaman 1dari 51

PROTOTIPE SISTEM DETEKSI GEMPA BUMI

DAN KEBAKARAN BERBASIS


MIKROKONTROLER PADA BANGUNAN
GEDUNG

SKRIPSI

Muchlis Nurrachman
181106031044
KONSENTRASI TEKNIK ENERGI LISTRIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS


UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
BOGOR
2022
PROTOTIPE SISTEM DETEKSI GEMPA BUMI
DAN KEBAKARAN BERBASIS
MIKROKONTROLER PADA BANGUNAN
GEDUNG

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar akademik Sarjana Teknik

Muchlis Nurrachman
181106031044
KONSENTRASI TEKNIK ENERGI LISTRIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS


UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
BOGOR
2022
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi ini berjudul

Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran


Berbasis Mikrokontroler pada Bangunan Gedung

Benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitan dari penulis lain
sudah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir
skripsi ini.

Bogor, 27 Juni 2022

Penulis,

Muchlis Nurrachman
181106031044

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran

Berbasis Mikrokontroler pada Bangunan Gedung


Nama : Muchlis Nurrachman
NPM : 181106031044

Disetujui Oleh:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Hj. Suratun, Ir., M.Si. Fithri Muliawati, S.T., M.Pd., M.T.


NIK: 410.100.191/Lektor Kepala NIK: 410.100.295/Lektor

Disetujui Oleh:

Dekan Fakultas Teknik & Sains Ketua Program Studi Teknik Elektro
Universitas Ibn Khaldun Bogor Fakultas Teknik & Sains

Dr. Ir. H. Muhammad Nanang Prayudyanto., M.Sc. Fithri Muliawati, S.T., M.Pd., M.T.
NIK: 410.100.585/Lektor NIK: 410.100.295/Lektor

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI

Telah diuji oleh Tim Penguji

Penguji I : Dipl. Ing. Joki Irawan, S.T.

Penguji II : Dr. Eng. Iwan Sumirat, S.Si., M.Eng.

Tanggal Ujian Sidang : 29 Agustus 2022

Tanggal Lulus : 29 Agustus 2022

iii
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada hadirat Allah S.W.T. yang telah
memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Terima kasih secara khusus disampaikan kepada orang
tua dan keluarga berkenaan dengan pemberian doa, motivasi, dan kasih sayang
selama penempuhan studi dan penyusunan skripsi ini.
Penyusun sampaikan terima kasih kepada Ibu Hj. Suratun, Ir., M.Si. selaku
Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu untuk pemberian
petunjuk, saran, dan bimbingan dalam penyempurnaan penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada:
1. Kepada orang tua tercinta yang selama ini membesarkan, mendidik penulis
dengan penuh kasih sayang, Skripsi ini adalah persembahan kecil penulis
untuk kedua orang tua. Ketika dunia menutup pintunya pada penulis, Bapak
dan Ibu membuka lengannya untuk penulis. Ketika orang-orang menutup
telinga mereka untuk penulis, mereka berdua membuka hati sepenuhnya
untuk penulis;
2. Bapak Dr. Ir. H. Muhammad Nanang Prayudyanto., M.Sc selaku Dekan
Fakultas Teknik & Sains, Universitas Ibn Khaldun Bogor yang telah berkenan
dalam pemberian persetujuan kepada penulis sebagai mahasiswa pemrogram
tugas akhir dalam bentuk skripsi di lingkungan Fakultas Teknik & Sains;
3. Ibu Fithri Muliawati, S.T., M.Pd., M.T. selaku Ketua Jurusan/Program Studi
Teknik Elektro, Fakultas Teknik & Sains, Universitas Ibn Khaldun Bogor
yang telah berkenan dalam pemberian persetujuan pelaksanaan ujian skripsi
pada sidang sarjana kepada penulis selaku mahasiswa di Program Studi
Teknik Elektro;
4. Bapak Muhidin, S.T., M.T. selaku Sekretaris Jurusan/Program Studi Teknik
Elektro, Staf Tata Usaha Program Studi Teknik Elektro, dan Para Staf Tata
Usaha di Fakultas Teknik & Sains Universitas Ibn Khaldun Bogor yang telah
memberikan bantuan administrasi selama penempuhan masa studi dan
penyusunan skripsi ini;
iv
5. Para Bapak/Ibu Dosen Program Studi Teknik Elektro yang telah berkenan
dalam pemberian ilmu pengetahuan selama proses penempuhan masa studi;
6. Kepada teman-teman Program Studi Teknik Elektro Angkatan masuk tahun
2018, Himpunan Mahasiswa Elektro, Universitas Ibn Khaldun Bogor
penyusun sampaikan terima kasih atas kebersamaan dalam kekeluargaan
selama penempuhan masa studi sampai penyelesaian akhir skripsi ini.
Semoga kebaikan yang diberikan diganti dengan balasan kebaikan yang
setimpal dari ALLAH SWT, Aamiin.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pendidikan dan


pengembangan ilmu pengetahuan di Program Studi Teknik Elektro khususnya,
Fakultas Teknik & Sains pada umumnya.

Bogor, 27 Juni 2022


Penyusun,

Muchlis Nurrachman
181106031044

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Saya bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Muchlis Nurrachman
NPM : 1811060311044
Program Studi : Teknik Elektro
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Fakultas Teknik dan Sains Universitas Ibn Khaldun Hak Bebas Royalti
Noneksklusif (Non-exclusive Royalti Free Right) atas karya ilmiah Skripsi saya
yang berjudul:

Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran

Berbasis Mikrokontroler pada Bangunan Gedung

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Fakultas Teknik dan Sains Universitas Ibn Khaldun berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengolah dalam bentuk perangkat data
(database), merawat, dan mempublikasi tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Bogor, 27 Juni 2022


Yang Menyatakan,

Muchlis Nurrachman
NPM 181106031044
vi
ABSTRAK

Indonesia termasuk daerah yang banyak terjadi gempa bumi. Penanggulangan


ketika terjadi gempa sangatlah diperlukan. Sistem peringatan dini yang tidak
dipersiapkan dengan baik berpotensi untuk memperbesar resiko jatuhnya korban
jiwa ketika terjadi gempa bumi khususnya pada bangunan gedung. Maka dibuatlah
prototipe sistem deteksi gempa bumi dan kebakaran berbasis mikrokontroler pada
bangunan gedung yang berfungsi untuk mempercepat pemberian informasi serta
peringatan mengenai jenis bencana yang terjadi. Komponen yang digunakan
meliputi: Bahan dan Komponen, Mikrokontroler Arduino UNO, Sensor Api,
Sensor Asap MQ-2, Sensor Vibration SW-420, Liquid Crystal Display (LCD),
Lampu LED Strip, Buzzer Alarm, dan Relay.
Tujuan penelitian ini yaitu; (i) memperoleh hasil rancangan prototipe sistem
deteksi gempa bumi dan kebakaran berbasis mikrokontroler pada bangunan gedung
ketika terjadi bencana dan; (ii) mengetahui apakah rancangan prototipe sistem
deteksi gempa bumi dan kebakaran berbasis mikrokontroler pada bangunan gedung
tersebut dapat memberikan informasi mengenai jenis bencana yang terjadi.
Untuk keperluan perolehan bentuk fisis prototipe sistem deteksi gempa bumi
dan kebakaran berbasis mikrokontroler pada bangunan gedung dilakukan melalui;
(i) perancangan dan pembuatan prototipe; (ii) pengawatan prototipe; (iii)
pemrograman mikrokontroler; (iv) pengujian pengawatan; (vi) pengujian
pemrograman; (vii) analisa prototipe.
Berdasarkan analisa hasil dan pembahasan dari serangkaian pengujian pada
Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran yang menggunakan replika
bangunan gedung berukuran P=50cm, L=30cm, dan T=20cm yang terbuat dari
bahan akrilik, diperoleh hasil waktu rata-rata tercepat sensor api dalam mendeteksi
adanya api adalah 2,85 detik, waktu rata-rata tercepat sensor asap dalam mendeteksi
adanya asap adalah 6,41 detik, dan getaran berkekuatan 4,8 MMI (Modified
Mercalli Intensity) dalam jarak 10-150cm dari prototipe untuk mengaktifkan alarm
ketika terjadi keadaan darurat gempa bumi dan kebakaran. Sesuai dengan tujuan
penelitian, prototipe sistem deteksi gempa bumi dan kebakaran berbasis
mikrokontroler pada bangunan gedung tersebut dapat memberikan informasi sesuai
dengan jenis bencana yang terjadi serta memperoleh hasil rancangan Prototipe
Sistem Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran Berbasis Mikrokontroler pada
Bangunan Gedung ketika terjadi bencana.
Kata Kunci : Prototipe, Deteksi, Arduino UNO

vii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ............................................................. iii
PRAKATA ............................................................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................... 3
1.4 Batasan Penelitian ....................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian....................................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5
2.1 Gempa Bumi ............................................................................................... 5
2.2 Kebakaran .................................................................................................... 6
2.3 Mikrokontroler ............................................................................................ 7
2.3.1 Vibration Sensor SW-420 ......................................................................... 10
2.3.2 Sensor Asap (MQ-2) ................................................................................. 10
2.3.3 Flame Sensor ............................................................................................. 11
2.3.4 Buzzer Alarm ............................................................................................. 12
2.3.5 Lampu Indikator LED ............................................................................... 12
2.4 Power Supply............................................................................................. 13
BAB III TATA KERJA ...................................................................................... 15
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 15
3.2. Bahan dan Alat .......................................................................................... 16
3.3 Metode Penelitian ...................................................................................... 18

viii
3.4 Perancangan dan Pembuatan Prototipe ..................................................... 20
3.4.1 Diagram Pengawatan Prototipe ................................................................. 21
3.4.2 Pemrograman Prototipe ............................................................................. 22
3.5 Pengukuran Kinerja Prototipe ................................................................... 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 24
4.1 Hasil Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran .................. 24
4.2 Hasil Pengujian Kinerja Sistem................................................................. 25
4.2.1 Hasil Pengujian Sensor Api....................................................................... 25
4.2.2 Hasil Pengujian Sensor Asap .................................................................... 27
4.2.3 Hasil Pengujian Sensor Getaran ................................................................ 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 31
5.1 Kesimpulan................................................................................................ 31
5.2 Saran .......................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 32

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ilustrasi Gempa ............................................................................. ..5


Gambar 2.2 Segitiga Api ................................................................................... ..7
Gambar 2.3 Arduino Uno R3 ............................................................................. ..9
Gambar 2.4 Vibration Sensor SW-420 ............................................................. 10
Gambar 2.5 Sensor Asap MQ-2 ........................................................................ 11
Gambar 2.6 Flame Sensor ................................................................................. 11
Gambar 2.7 Buzzer Alarm ................................................................................. 12
Gambar 2.8 Lampu Indikator LED ................................................................... 13
Gambar 2.9 Power Supply ................................................................................. 14
Gambar 3.1 Gedung Fakultas Teknik & Sains (FTS) UIKA Bogor ................. 15
Gambar 3.2 Lokasi Gedung Fakultas Teknik & Sains (FTS) UIKA Bogor.......15
Gambar 3.3 Diagram Alir Metode Penelitian ................................................... 19
Gambar 3.4 Blok Diagram Konsep Dasar Prototipe ......................................... 20
Gambar 3.5 Hasil Pembuatan Prototipe .............................................................20
Gambar 3.6 Diagram Pengawatan Prototipe ..................................................... 21
Gambar 3.7 Pengawatan Prototipe .....................................................................22
Gambar 3.8 Pemrograman Prototipe menggunakan Arduino IDE ....................22
Gambar 4.1 Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran ................ 24
Gambar 4.2 Pengawatan Komponen ................................................................. 25
Gambar 4.3 Tampilan LCD saat Terdeteksi Kebakaran ................................... 27
Gambar 4.4 Tamppilan LCD saat Terdeteksi Asap .......................................... 28
Gambar 4.5 Tampilan Pengukuran pada Aplikasi Vibrometer ......................... 29
Gambar 4.6 Kondisi saat Terdeteksi adanya Gempa Bumi .............................. 29

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Bahan yang Digunakan dalam Penelitian .............................. 16


Tabel 3.2 Alat yang digunakan pada penelitian ................................................ 17
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Sensor Api .............................................................. 26
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Sensor Asap ............................................................ 27

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keadaan darurat adalah suatu keadaan tidak normal, tidak terkendali, yang
berpotensi menimbulkan korban jiwa atau kerusakan yang meliputi kebakaran,
kecelakaan, gangguan teknis, gempa bumi dan bencana lainnya sehingga dapat
menimbulkan bahaya atau dapat mengancam jiwa dan memerlukan tindakan yang
cepat untuk melindungi orang–orang, bangunan, peralatan, dan lingkungan dari
segala kerusakan [1]. Keadaan darurat dapat diakibatkan oleh bencana alam
ataupun bencana akibat kesalahan manusia, bencana yang diakibatkan oleh
kesalahan manusia dapat berupa kebakaran dan bencana yang diakibatkan oleh
aktivitas alam dapat berupa gempa bumi [2-3]. Gempa bumi adalah bergetarnya
bumi karena peristiwa pelepasan energi regangan elastis batuan di dalam bumi yang
disebabkan oleh patahan atau pergeseran lempeng bumi [3-4]. Sementara itu,
kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita
kehendaki, merugikan, dan pada umumnya sukar dikendalikan [5].
Tahun 2022 baru memasuki pekan ketiga. Namun, Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 726 gempa bumi berkekuatan 3
hingga 5 magnitudo terjadi di Indonesia pada 1-20 Januari 2022 [24]. Dinas
Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung mencatat ada
sebanyak 116 kasus selama 2022 ini, dari Januari sampai 23 mei 2022 [25]. Sebagai
bentuk penanggulangan bencana alam pada bangunan gedung dipasang sistem
peringatan dini. Sistem peringatan dini yang tidak dipersiapkan dengan baik
berpotensi untuk memperbesar resiko jatuhnya korban jiwa serta kerugian materi
saat terjadi keadaan darurat gempa bumi dan kebakaran khususnya pada bangunan
gedung [1-2]. Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran Berbasis
Mikrokontroler pada Bangunan Gedung merupakan sebuah alat untuk
meminimalisir terjadinya kerugian serta banyaknya korban jiwa, dibuatlah sebuah
alat pendeteksi bencana gempa bumi dan kebakaran pada bangunan gedung dengan

1
2

sensor getaran, sensor asap, serta sensor api sebagai sinyal masukan untuk diproses
oleh mikrokontroler dengan output berupa suara alarm yang akan terus menerus
berbunyi sebagai tanda adanya bencana alam. Jenis bencana yang terjadi akan
ditampilkan pada Liquid Crystal Display (LCD) yang menampilkan jenis bencana,
serta lampu Light Emitting Diode (LED) sebagai penunjuk jalur evakuasi [26].
Sistem peringatan dini pada bangunan gedung saat ini terbatas hanya pada
sistem deteksi kebakaran atau fire alarm system sebagai indikasi bahwa kondisi
darurat kebakaran sedang terjadi [6]. Sedangkan sistem pendeteksi gempa bumi
pada bangunan gedung masih terbilang minim digunakan [4]. Prototipe Sistem
Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran Berbasis Mikrokontroler pada Bangunan
Gedung dibuat untuk melengkapi kekurangan sistem alat pendeteksi saat ini, karna
dilengakpi dengan sensor getaran, sensor asap, serta sensor dengan output berupa
suara alarm yang akan terus menerus berbunyi sebagai tanda adanya bencana alam
seta tampilkan jenis bencana, dan lampu Light Emitting Diode (LED) sebagai
penunjuk jalur evakuasi [26]. Pembuatan alat pendeteksi bencana kebakaran dan
gempa bumi pada bangunan gedung didasarkan pada Peraturan Pemerintah pasal
54 ayat 1 dan 2 nomor 16 tahun 2021 tentang bagunan gedung, di mana setiap
bangunan gedung harus dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang digunakan
sebagai sarana keselamatan seperti sistem deteksi, alarm, lampu, dan tanda darurat
[7]. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dari itu untuk maksimalkan pendeteksi
bencana yang sudah ada saat ini pada gedung bangunan dibuatlah Prototipe Sistem
Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran Berbasis Mikrokontroler pada Bangunan
Gedung.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian singkat latar belakang di atas maka rumusan masalah
yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu pemakaian alat pendeteksi gempa yang
masih minim di gunakan pada bangunan gedung, alat pendeteksi gempa bumi dan
kebakaran yang belum menggunakan mikrokontroler arduino, berdasarkan hal
tersebut maka dibuatlah Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran
Berbasis Mikrokontroler pada Bangunan Gedung.
3

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini, yaitu; (i) perolehan bentuk fisis prototipe sistem
deteksi gempa bumi dan kebakaran berbasis mikrokontroler pada bangunan
gedung; (ii) uji kinerja prototipe sistem deteksi gempa bumi dan kebakaran pada
bangunan gedung.

1.4 Batasan Masalah


Untuk pencapaian tujuan penelitian, maka diperlukan batasan masalah yang
berkaitan dengan: (i) Pengintegrasian terhadap modul mikrokontroler arduino
UNO, vibration sensor SW-420, smoke sensor MQ-2, flame sensor, buzzer alarm,
lampu indikator LED, dan pemrograman terhadap sistem mikrokontroler arduino
UNO menggunakan arduino Integrated Development Environment (IDE) guna
memberikan peringatan ketika terjadi gempa bumi dan kebakaran pada bangunan
gedung; (ii) Kinerja sistem deteksi gempa bumi dan kebakaran untuk memberikan
informasi mengenai keadaan darurat yang terjadi serta petunjuk arah jalur evakuasi
menggunakan buzzer alarm dan lampu LED pada bangunan gedung.

1.5 Manfaat Penelitian


Setelah diperoleh tujuan penelitian, maka diharapkan: (i) prototipe sistem
deteksi gempa bumi dan kebakaran berbasis mikrokontroler pada bangunan gedung
sebagai peringatan dini untuk mempermudah proses evakuasi ketika terjadi bencana
gempa bumi maupun kebakaran; (ii) meminimalisir banyaknya korban jiwa karena
kurangnya peringatan ketika terjadi bencana gempa bumi dan kebakaran.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan skripsi ini disusun menjadi 5 bab yaitu pada Bab I
Pendahuluan menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Pada Bab II
Tinjauan Pustaka berisi teori-teori dari beberapa literatur yang terkait dan
4

digunakan untuk mendukung penelitian ini. Pada Bab III Tata Kerja menguraikan
metodologi penelitian dan tahapan pembuatan prototipe sistem deteksi gempa bumi
dan kebakaran berbasis mikrokontroler pada bangunan gedung. Pada Bab IV Hasil
dan Pembahasan berisi perolehan bentuk fisis, hasil uji fungsi prototipe sistem
deteksi gempa bumi dan kebakaran berbasis mikrokontroler pada bangunan
gedung. Pada Bab V Kesimpulan berisi uraian kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gempa Bumi


Gempa bumi adalah getaran bumi, gempa bumi dapat terjadi oleh peristiwa
letusan gunung api, benturan meteorit, tanah longsor, ledakan bom, dan banyak lagi
penyebab lainnya. Namun umumnya mereka disebabkan oleh gerakan mendadak
kerak bumi di sepanjang bidang patahan. Patahan adalah retakan yang membatasi
dua blok batuan ketika bergeser satu terhadap lainnya, pergerakan tersebut dapat
terjadi karena batuan menerima dan menyimpan tekanan tektonis yang dikirimkan
oleh interaksi lempeng-lempeng litosfer, sedikit demi sedikit terakumulasi
sedemikian rupa hingga gaya stress tersebut menjadi sedemikian besar dan mampu
menggeser batuan di sepanjang bidang patahan. Pergeseran tersebut terjadi secara
mendadak, menghantarkan gelombang kejutnya ke segala arah, yang kemudian
dikenal sebagai gempa bumi [8]. Ilustrasi gempa dumi ditunjukan pada gambar 2.1.

Sumber: https://www.beritasatu.com/nasional/595552/gempa-kupang-akibat-tumbukan-australia-dan-eurasia
Gambar 2.1 Ilustrasi Gempa
Secara fisika, gelombang gempa bumi dianggap merambat sebagaimana
layaknya gelombang air yang menempuh perjalanannya ke segala arah dari suber
penyebabnya dalam runtutan gelombang demi gelombang. Pergeseran vertikal yang
disebabkan oleh gelombang disebut amplitudo, jarak antar gelombang yang
berurutan disebut panjang gelombang, waktu yang membentang antara dua
gelombang disebut sebagai perioda, dan jumlah gelombang yang melintasi suatu
titik pengamatan dalam satu detik disebut sebagai frekuensi [8].
5
6

Magnitudo adalah perkiraan ukuran relatif atau lepasan energi suatu gempa
bumi. Terdapat beberapa sistem pengukuran, dan mereka umumnya diukur pada
data seismogram. Skala Richter (ML) adalah yang paling populer dan secara
kuantitatif hanya efektif untuk mengukur gempabumi dangkal dengan energi yang
tidak terlalu besar dan pada jarak yang dekat (kurang dari 100 km) terhadap
seismometer. Metode perhitungannya pun mudah, dapat dilakukan secara grafis
pada rekaman seismogram, sehingga dapat memberikan informasi secara cepat
kepada publik. Ketika gelombang seismik merambat dari bidang patahan yang
bergerak, terjadi interaksi berbagai jenis gelombang, yang mampu menggerakkan
tanah secara vertikal dan horisontal. Konstruksi bangunan umumnya didesain
mampu menahan gaya vertikal yang besar, yang muncul akibat berat bangunan dan
isinya. Mereka pun umumnya diperkuat dengan standar keamanan tertentu untuk
menahan gaya vertikal tambahan yang berasal dari gelombang seismik gempa bumi
[8].

2.2 Kebakaran
Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan
cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api/penyalaan.
Terjadinya kebakaran adalah suatu proses berkelanjutan, dimana proses tersebut
juga merupakan peristiwa reaksi kimia dengan unsur-unsur yang terlibat di
dalamnya antara lain :
1. Adanya bahan bakar atau benda-benda yang dapat terbakar.
2. Adanya gas oksigen yang jumlah persentasinya cukup memadai untuk
proses pembakaran.
3. Adanya sumber nyala yang dapat menimbulkan kebakaran. Menurut
PERMEN PU No.26/PRT/M/2008 pasal 1, bahaya kebakaran adalah
bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat
terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga
penjalaran api, asap, dan gas yang ditimbulkan.
7

Kebakaran dapat terjadi akibat adanya tiga unsur segitiga api yang saling
berhubungan yaitu adanya bahan bakar, oksigen, dan sumber panas. Pada umumnya
kebakaran terjadi secara tidak terduga, namun dapat dikontrol atau dicegah dengan
melepaskan satu dari tiga unsur segitiga api tersebut [9]. Segitiga api ditunjukkan
pada gambar 2.2.

Sumber: https://www.indozone.id/fakta-dan-mitos/aPsMbY/teori-segitiga-api-tahapan-kebakaran-dan-cara-
pemadamannya
Gambar 2.2 Segitiga api

2.3 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah perangkat komputasi kecil dan tertanam di sebuah
rangkaian (sirkuit) yang berisi prosesor, memori, dan peripheral I/O lain [10-12].
Secara teknis mikrokontroler terbagi 2 jenis, yaitu Reduced Instruction Set
Computer (RISC) dan Complex Instruction Set Computer (CISC) yang terdapat
kelompok masing-masing. Reduced Instruction Set Computer (RISC), yaitu
instruksi terbatas namun dengan fasilitas yang lebih banyak. Complex Instruction
Set Computer (CISC), yaitu instruksi lebih lengkap namun fasilitas terbatas. Jadi
mikrokontroler adalah sebuah alat yang beroperasi berdasarkan instruksi yang dibuat
oleh programmer. Mikrokontroler diinstruksikan program untuk beroperasi dengan
jalinan yang panjang dari aksi-aksi sederhana untuk dilakukan tugas yang lebih
kompleks sesuai keinginan programmer [13-17]. Beberapa fitur yang umum
terdapat di dalam mikrokontroler [11-12,13-17], yaitu: i) Random Access Memory
8

(RAM), ii) Read Only Memory (ROM), iii) register, iv) Special Fuction Register
(SFR), v) pin (kaki) masukan (input) dan keluaran (output), vi) interrupt, vii)
external interrupt, viii) interrupt timer, dan ix) interrupt serial.
1. Random Access Memory
Random Access Memory (RAM) digunakan sebagai tempat
penyimpanan variable. Memory ini bersifat volatile yang berarti akan
kehilangan semua data jika kehilangan catu daya.
2. Read Only Memory
Read Only Memory (ROM) juga sering disebut sebagai code
memory, karena berfungsi sebagai tempat penyimpanan program yang
diberikan programmer.
3. Register
Register merupakan tempat penyimpanan nilai–nilai yang digunakan
dalam proses. Data tersimpan dalam register bersifat sementara.
4. Special Fuction Register
Special Fuction Register (SFR) terletak di RAM merupakan register
khusus yang berfungsi untuk pengaturan operasi mikrokontroler.
5. Pin masukan (input) dan keluaran (output)
Pin (kaki) input berfungsi sebagai penerima sinyal dari luar, pin
tersebut dapat dihubungkan dengan media masukan, seperti sensor. Pin
keluaran (output) merupakan bagian yang berfungsi untuk pengeluaran
sinyal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.
6. Interrupt
Interrupt berfungsi sebagai bagian yang dapat dilakukan interupsi
pada program utama. Ketika program utama sedang berjalan, program utama
tersebut dapat diinterupsi secara internal.
7. External interrupt
External interrupt merupakan interupsi yang berasal dari luar sistem
komputer. Interupsi akan terjadi bila ada input dari pin interrupt.
8. Interrupt Timer
Interupsi ini akan terjadi pada saat tertentu sesuai waktu yang
ditentukan, seperti digunakan untuk penundaan selama satu detik yang dalam
9

bahasa pemrograman dituliskan dengan kata “delay” dengan satuan


millisecond.
9. Interrupt Serial
Interrupst serial (serial interupsi) terjadi ketika penerimaan data pada
saat komunikasi serial atau ketika register dalam keadaan penuh pada proses
receive. Proses receive, yaitu saat mana data serial dari luar diterima
prosesor (processor).

Sumber: https://www.prevent.my.id/2021/07/apa-itu-arduino-pengertian-arduino.html
Gambar 2.3 Arduino UNO R3
Salah satu jenis mikrokontroler terpopuler, adalah mikrokontroler Arduino
[18]. Mikrokontroler Arduino dengan beberapa jenis yang umum disebut Arduino
Board (papan Arduino atau Board Arduino), seperti Arduino UNO R3 dan
mikrokontroler Arduino MEGA2560 R3. Mikrokontroler Arduino UNO R3 dan
mikrokontroler Arduino MEGA2560 R3 sebagai perangkat keras (hardware) juga
merupakan pengendali mikro dalam bentuk fisis sebuah papan (board), sehingga
dikenal dengan Arduino Board dengan penyediaan perangkat lunak (software)
komputasi berbasis open source dikenal dengan Arduino Integrated Development
Environment (Arduino IDE atau Arduino Software) dan penyediaan lingkungan
untuk pengembangan software [13-17].
10

2.3.1 Vibration Sensor SW-420


Sensor module SW-420 adalah sensor untuk deteksi getaran, cara kerja sensor
ini adalah dengan menggunakan 1 buah pelampung logam yang akan bergetar
ditabung yang berisi 2 elektroda ketika modul sensor terkena getaran. Terdapat 2
output yaitu digital output (0 dan 1) dan analog output (tegangan) [19]. Pada
kondisi statis / tanpa getaran, komponen elektronika berfungsi seperti saklar yang
berada pada kondisi menutup (normally closed) dan bersifat konduktif, sebaliknya
pada kondisi terguncang (terpapar getaran) saklar akan membuka / menutup dengan
kecepatan pengalihan (switching frequency) proporsional dengan kekerapan
guncangan. Pengalihan bergantian secara cepat ini mirip seperti cara kerja PWM
(pulse width modulation) yang merupakan sinyal pseduo-analog berupa tingkat
tegangan yang kemudian dibandingkan oleh sirkuit terpadu LM393 (Voltage
Comparator IC) dengan besar nilai ambang batas (treshold) tegangan pembanding
diatur oleh sebuah resistor eksternal [19].

Sumber: https://tokoteknologi.co.id/resources/image/18/c2/1.jpg
Gambar 2.4 Vibration Sensor SW-420

2.3.2 Sensor Asap (MQ-2)


Sensor gas asap MQ-2 ini mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar
di udara serta asap dan output membaca sebagai tegangan analog. Sensor gas asap
MQ-2 dapat langsung diatur sensitifitasnya dengan memutar trimpot. Sensor ini
biasa digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas baik di rumah maupun di industri.
11

Gas yang dapat dideteksi diantaranya : LPG, i-butane, propane, methane, alcohol,
hydrogen, smoke. [20]. Spesifikasi sensor asap MQ-2 dapat dilihat pada tabel 2.2.

Sumber: https://www.edukasielektronika.com/2020/10/mq-2-gas-sensor-methane-butane-lpg-smoke.html
Gambar 2.5 Sensor Asap MQ-2
Sensor ini dapat mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara
serta asap dan keluarannya berupa tegangan analog. Sensor dapat mengukur
konsentrasi gas mudah terbakar serta asap dari 200 sampai 10.000 part per million
(ppm). Dapat beroperasi pada suhu dari -20°C sampai 50°C dan mengkonsumsi
arus kurang dari 150 mA pada 5V [20].

2.3.3 Flame Sensor


Flame sensor adalah sensor yang ditujukan untuk mendeteksi api dan radiasi.
Sensor ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi sumber cahaya dengan panjang
gelombang dalam jangkauan 760nm hingga 1500nm. Sensor ini dapat mendeteksi
api dari jarak hingga 100cm [20]. Flame sensor memiliki 4 pin yang terdiri dari :

Sumber: https://www.electan.com/flame-sensor-p-6329-en.html
Gambar 2.6 Flame Sensor
12

2.3.4 Buzzer Alarm


Buzzer alarm adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengubah getaran listrik menjadi getaran suara [21]. Cara kerja buzzer hampir
sama dengan loud speaker. Buzzer terdiri dari kumparan yang terpasang pada
diafragma dan akan tertarik ke dalam atau ke luar ketika kumparan dialiri arus
listrik [21]. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai
atau terjadi suatu kesalahan pada suatu sistem [21].

Sumber: https://www.tokopedia.com/microplusrobotastore/buzzer-12-volt-arduino
Gambar 2.7 Buzzer Alarm

2.3.5 Lampu Indikator LED


Lampu indikator adalah suatu komponen sistem kendali yang berfungsi
sebagai pemberi tanda secara vusualisasi terhadap kondisi dari operasi sistem
kontrol. Komponen ini memiliki struktur yang terdiri dari sebuah lampu kecil
(pijar/neon) dengan rumahnya yang terbuat dari bahan transparan dengan warna-
warna tertentu. Lampu indikator umumnya disambungkan dengan sebuah relay
sehingga lampu akan menyala seuai dengan prinsip kerja dari sistem yang
dirancang [22].
13

Sumber: https://www.ultraleds.co.uk/12v-syndeo-plug-and-play-60-leds-4-8w-p-m-led-tape-ip20-5m-
reel.html
Gambar 2.8 Lampu Indikator LED

2.4 Power Supply


Secara umum istilah power supply berarti suatu sistem penyearah (filter
rectifier), rangkaian ini mengubah tegangan alternating current (AC) yang
bersumber dari PLN dan dikonversikan menjadi arus searah / direct current (DC)
[23]. Power Supply pada dasarnya memiliki 4 bagian utama agar dapat
menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat bagian utama tersebut diantaranya
adalah :
1. Transformator
Transformator yang digunakan untuk power supply adalah
transformator jenis step-down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan
listrik sesuai dengan kebutuhan komponen elektronika yang terdapat pada
rangkaiannya. Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik yang terdiri dari 2 bagian utama yang berbentuk lilitan yaitu
lilitan primer dan lilitan sekunder. Lilitan primer merupakan input dari
transformator sedangkan output adalah lilitan sekunder.
2. Rectifier
Rectifier atau penyearah gelombang adalah rangkaian elektronika
dalam power supply yang berfungsi untuk mengubah gelombang AC
menjadi gelombang DC setelah tegangannya diturunkan oleh transformator
step down.
3. Filter
14

Dalam rangkaian power supply, filter digunakan untuk meratakan


sinyal arus yang keluar dari rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari
komponen kapasitor dan induktor.
4. Voltage regulator
Untuk menghasilkan tegangan dan arus DC yang tetap dan stabil,
diperlukan voltage regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan
sehingga tegangan output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga
tegangan input yang berasal output filter. Voltage regulator pada umumnya
terdiri dari dioda zener, transistor atau IC (integrated circuit) [23].

Sumber: https://www.idealpower.co.uk/products/64q-60f-a/
Gambar 2.9 Power supply DC
BAB III
TATA KERJA

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di Laboratorium Konversi Energi dan Sistem Tenaga
Listrik, Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Ibn
Khaldun (UIKA) Bogor, yang beralamatkan di Jl. K.H. Sholeh Iskandar KM. 2, Rt.
01/Rw. 10, Kedung Badak, Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Indonesia.
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Agustus 2022.

Gambar 3.1 Gedung Fakultas Teknik & Sains (FTS) UIKA Bogor

Gambar 3.2 Lokasi Gedung Fakultas Teknik & Sains (FTS) UIKA Bogor

15
16

3.2. Bahan dan Alat


Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada tabel
3.1 berikut.
Tabel 3.1 Daftar Bahan yang digunakan dalam Penelitian
No. Nama Barang Spesifikasi Jumlah (Pcs)

Operating Voltage: 5V
Input Voltage (recommended) :7V
Input Voltage (limits): 6-20V
Digital I/O pins: 14 (of which 6
provide PWM output)
Mikrokontroler Analog Input Pins: 6
1 DC current per I/O pin: 40mA 1
Arduino UNO DC Current por 3.3V pin: 50mA
Flash Memory: 16 KB (Atmega168)
or 32 KB (Atmega 328) of which 2
KB used by bootloader
SRAM: 1 KB (Atmega 168) or 2 KB
Clock Speed: 16 HZ

Tegangan yang digunakan : 3,3VDC


– 5VDC
Output : Digital (0 dan 1) Analog
Vibration
2 Ukuran sensor : 3,2cm x 1,4cm 1
Sensor SW-420 Jarak pendeteksian : 760nm –
1100nm
Deteksi sudut : 60 derajat
Sinyal : 15mA
Catu daya pemanas 5 VAC/VDC
Catu daya rangkaian 5 VDC
Range Pengukuran 200-500 ppm
Smoke Sensor (LPG, Propane)
3 1
MQ-2 300-5000 ppm (Butane, Hydrogen)
5000-20000 ppm (Methane)
100-2000 ppm (Alcohol)
Output Analog
VCC Dihubungkan ke sumber
tegangan 3,3 – 5 VDC
4 Flame Sensor GND Dihubungkan ke Ground 1
D0 Output Digital
A0 Output Analog
5 Buzzer Tegangan kerja: 12 VDC 1
17

Resistansi dalam: 16 ohm (16R)


Ukuran: dia 12mm, tebal 8.5mm
(12085)
Kekuatan suara: 80-85 dB.
LED Strip
Indicator Lamp Warna : Putih
6 Tegangan : 24 VDC 1
(LED)
Arus : 1 Ampere/Meter
Jumlah pin : 2 Pin
Power Supply 12VDC 3A
Sumber tegangan input : 110-240
7 Power Supply VAC 1
Tegangan Output : 12V DC
Daya maksimal : 30A ( 360 watt)
Kabel Jumper Male to Female kabel jumper 20cm 25
8
Arduino Male to Male kabel jumper 20cm 35

9 Akrilik Ketebalan 3mm 1


Warna Bening

Alat yang digunakan pada perancangan Prototipe Sistem Deteksi Gempa


Bumi dan Kebakaran Berbasis Mikrokontroler pada Bangunan Gedung seperti
ditunjukkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3. 2 Alat yang Digunakan dalam Penelitian

No. Nama Alat Kuantitas

Obeng 1 set
1.
Bor tangan 1 set
2.

3. Tang kombinasi 1 buah

4. Solder 1 buah

Penyedot timah 1 buah


5.

6. Multimeter 1 buah

7. Gergaji besi 1 buah

8. Kertas amplas 1 buah


18

9. Penggaris 1 buah

Gerinda Potong 1 set


10.

11. Tang potong 1 buah

3.3 Metode Penelitian


Metode penelitian merupakan langkah-langkah untuk pencapaian tujuan
penelitian berdasarkan batasan masalah yang disusun dalam bentuk Diagram alir
seperti ditunjukkan pada Gambar 3.3.
mulai

Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran


Berbasis Mikrokontroler Pada Bangunan Gedung

Perancangan Bentuk Fisis

Pembuatan Bentuk Fisis

(i) Penentuan komponen


(ii) Perakitan komponen
(iii) Pengawatan komponen
(iv) Pemrograman pada sistem
mikrokontroler

Penentuan komponen

Apakah penentuan komponen,


sudah sesuai? tidak

ya
Perakitan komponen

Apakah perakitan komponen,


tidak sudah sesuai?

ya
Pengawatan komponen

Apakah Pengawatan komponen ,


sudah sesuai?
tidak

ya

A
19

Pemrograman pada sistem


mikrokontroler

Apakah Pemrograman Pada Mikrokontroler


tidak sudah sesuai ?

ya
b) Pengukuran kinerja sistem integrasi deteksi
gempa bumi dengan fire alarm system
berbasis mikrokontroler pada bangunan gedung

(i) Pengujian smoke sensor, sensor suhu dan


output alarm
(ii) Pengujian vibration sensor dan output alarm

Pengujian smoke sensor dan alarm

Apakah smoke sensor dan alarm,


sudah sesuai? tidak

ya
Pengujian vibration sensor dan alarm

Apakah pengujian
vibration sensor dan alarm,
tidak sudah selesai ?

ya
selesai

Gambar 3.3 Diagram Alir Metode Penelitian

Berdasarkan Gambar 3.3 dapat dijelaskan bahwa metode penelitian berisi


tahapan-tapan pada proses pembuatan prototipe, yaitu; (i) perancangan dan
pembuatan bentuk fisis prototipe sistem deteksi gempa bumi dan kebakaran
berbasis mikrokontroler; (ii) penentuan dan pengawatan komponen-komponen
elektronik; (iii) pemrograman mikrokontroller; (iv) pemasangan komponen utama
dan komponen pendukung lainnya; (v) pengukuran kinerja prototipe sistem deteksi
gempa bumi dan kebakaran berbasis mikrokontroler.
20

3.4 Perancangan dan Pembuatan Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan
Kebakaran
Perancangan bentuk fisik dan sistem pendukung Prototipe Sistem Deteksi
Gempa Bumi dan Kebakaran Berbasis Mikrokontroler pada Bangunan Gedung
ditunjukkan pada gambar 3.4.
Power Supply DC

Sensor Asap
Flame Sensor

Mikrokontroler

Vibration
Sensor

Relay Bantu

LED Lamp Buzzer LCD Display

Gambar 3.4 Blok Diagram Konsep Dasar Prototipe


Berdasarkan Gambar 3.4 dapat dijelaskan bahwa mikrokontroler berfungsi
sebagai pengendali inti yang akan ditanamkan algoritma pengendali.
Mikrokontroler yang digunakan adalah Arduino Uno R3, dan akan mendapat
masukan dari pembacaan sensor getaran, sensor asap, dan flame sensor. Untuk
dapat menampilkan data hasil dari pembacaan sensor maka digunakan LCD 16x2
yang mampu menampilkan data sebanyak 16 karakter dalam 2 baris. Apabila ada
bencana yang terdeteksi maka buzzer akan berbunyi memberi peringatan dan
Liquid Crystal Display (LCD) akan menampilkan jenis bencana tersebut. Untuk
menyuplai kebutuhan listrik prototipe, power supply DC digunakan sebagai
konverter tegangan listrik bertegangan 220 VAC ke 12 VDC. Hasil pembuatan
prototipe ditunjukkan pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 Hasil pembuatan Prototipe Sistem Deteksi


21

3.4.1 Diagram Pengawatan Prototipe


Kendali sistem kerja prototipe deteksi gempa bumi dan kebakaran berbasis
mikrokontroler sepenuhnya ada pada mikrokontroler, maka dari itu seluruh
komponen pendukung yang terpasang terhubung dengan mikrokontroler sebagai
pengendali utama dalam sistem deteksi ini.

Gambar 3.6 Diagram pengawatan prototipe

Pada gambar 3.6 di atas menjelaskan bahwa pengawatan Prototipe Sistem


Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran Berbasis Mikrokontroler pada Bangunan
Gedung mengunakan Arduino UNO R3 sebagai kontroler utama. Sensor vibration,
flame sensor, dan smoke sensor terhubung dengan mikrokontroler digunakan
sebagai pemberi sinyal input. Liquid Crystal Display dan Relay Block digunakan
sebagai output dari prototipe. Relay block digunakan untuk mengaktifkan buzzer
alarm dan lampu indikator LED berdasarkan sinyal input yang diterima dari
keluaran mikrokontroler. Hasil pengawatan pada prototipe ditunjukkan pada
gambar 3.7 berikut.
22

Gambar 3.7 Pengawatan Prototipe

3.4.2 Pemrograman Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran

Gambar 3.8 Pemrograman Prototipe menggunakan Arduino IDE

Pada gambar 3.8 menjelaskan bahwa pembuatan program pada


mikrokontroler Arduino UNO R3 dilakukan dengan menggunakan aplikasi
Arduino IDE (Integrated Development Environment). Pemrograman dilakukan
setelah pengawatan mikrokontroler, sensor-sensor input, perangkat output, dan
power supply.
23

3.5 Pengukuran Kinerja Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan


Kebakaran
Langkah-langkah yang diperlukan untuk pengukuran kinerja prototipe sistem
deteksi gempa bumi dan kebakaran berbasis mikrokontroler pada bangunan gedung
dilakukan dengan cara; (i) pengujian vibration sensor, buzzer alarm serta lampu
indikator; dan (ii) pengujian flame sensor, sensor asap, buzzer alarm serta lampu
indikator.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran


Penelitian ini telah menghasilkan alat pendeteksi gempa bumi dan kebakaran
yang dinamakan Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran Berbasis
Mikrokontroler pada Bangunan Gedung. Sensor yang digunakan dalam penelitian
ini sensor api, sensor asap, dan sensor getaran (Vibration Sensor).

(a) Tampak Atas Prototipe Sistem Deteksi sebelum lampu LED menyala

(b) Tampak Atas Prototipe Sistem Deteksi setelah lampu LED menyala
Gambar 4.1 Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran

24
25

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa replika bangunan gedung


pada prototipe sistem deteksi gempa bumi dan kebakaran berbasis mikrokontroler
terbuat dari bahan akrilik transparan dengan ketebalan 3mm, dilengkapi LCD
(liquid crystal display) sebagai penampil jenis bencana yang terjadi, lampu led yang
digunakan sebagai penunjuk arah evakuasi pada gedung.
Kotak pengendali berisi komponen-komponen seperti mikrokontroler, power
supply, dan relay bantu. Pemasangan komponen digunakan untuk pengendalian
sensor-sensor yang terpasang untuk membantu kinerja sistem sesuai dengan yang
diinginkan.

Gambar 4.2 Pengawatan Komponen

4.2 Hasil Pengujian Kinerja Sistem

4.2.1 Hasil Pengujian Sensor Api


Dalam pengujian sensor api dilakukan pada replika bangunan gedung yang
dindingnya terbuat dari material akrilik transparan dengan tebal 3mm. Percobaan
dilakukan sebanyak tiga untuk pengukuran kinerja sensor tersebut. Waktu dan jarak
menjadi parameter dalam melakukan pengujian sensor api, pengujian dilakukan
sebanyak tiga kali percobaan dengan selisih jarak kelipatan 10cm, pengujian
dilakukan sampai sensor tidak lagi sensitiv dalam pembacaan titik api yaitu kisaran
pada jarak 150cm (1.5 meter). Hasil pengujian sensor api ditunjukkan pada tabel
4.1 berikut.
26

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Sensor Api

Response Time (Second)


Rata-rata
Jarak (cm) Percobaan
(Second)
I II III
10 2,95 3 2,85 2,93
20 3 2,94 2,95 2,96
30 2,83 2,88 2,88 2,86
40 2,73 2,96 2,97 2,89
50 2,89 2,97 2,99 2,95
60 2,72 2,83 3 2,85
70 3 3,04 2,99 3,01
80 2,82 3,38 4,47 3,56
90 3,02 3,28 4,02 3,44
100 3,83 3,39 3,6 3,61
110 3,44 3,19 3,4 3,34
120 3,08 3,05 3,56 3,23
130 3,58 3,75 3,17 3,50
140 3,34 3,47 3,52 3,44
150 3,44 3,5 3,02 3,32

Pada tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa respon rata-rata waktu tercepat
terdeteksi api oleh sensor adalah 2,85 detik, dan rata-rata waktu terlama adalah 3,61
detik dalam jarak 10 hingga 150cm. Tampilan pada layar LCD saat terdeteksi
adanya api pada bagian dalam replika bangunan gedung dengan dinding akrilik
transparan, layar LCD menampilkan tulisan “Kebakaran Terdeteksi”.
27

Gambar 4.3 Tampilan LCD saat Terdeteksi Kebakaran


Pada gambar 4.3 dapat dijelaskan bahwa pada saat terdeteksi api, flame
sensor mengirimkan sinyal inputan ke mikrokontroler untuk mengaktifkan buzzer
alarm serta lampu LED sebagai penunjuk jalur evakuasi. Layar LCD (liquid crystal
display) menampilkan jenis bahaya kebakaran terdeteksi.

4.2.2 Hasil Pengujian Sensor Asap


Dalam pengujian sensor asap sama dengan sensor api dilakukan tiga kali
percobaan untuk pengukuran kinerja sensor tersebut. Pengujian sensor asap
parameter yang diukur adalah tingkat kesensitivan sensor yaitu apabila ada asap
dari kebakaran, berapa lama waktu yang dibutuhkan sensor untuk melakukan
pendeteksian asap. Hasil pengujian sensor asap ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Sensor Asap

Response Time (Second)


Rata-rata
Area Percobaan
(Second)
I II III

Ruang 1 13,58 13,88 13,72 13,73

Ruang 2 6,56 6,43 6,24 6,41

Ruang 3 12,92 13,03 15,4 13,78


28

Pengujian dilakukan dengan asap dari pembakaran kertas pada tiap-tiap


ruangan bangunan gedung. Berdasarkan data pada tabel 4.2, sensor dapat
mendeteksi adanya asap lebih cepat pada ruangan 2 dengan rata-rata waktu 6,41
detik. Hal ini dikarenakan sumber asap lebih dekat dengan sensor asap yang hanya
terdapat pada ruang 2.

Gambar 4.4 Tamppilan LCD saat Terdeteksi Asap


Pada gambar 4.4 dapat dijelaskan bahwa pada saat terdeteksi asap dalam
bangunan gedung, sensor asap mengirimkan sinyal inputan ke mikrokontroler
untuk mengaktifkan buzzer alarm serta lampu LED sebagai penunjuk jalur
evakuasi. Layar LCD (liquid crystal display) menampilkan jenis bahaya asap
terdeteksi.

4.2.3 Hasil Pengujian Sensor Getaran


Pengujian terhadap sensor getaran dilakukan dengan memberikan getaran
secara bertahap kepada area di sekitar replika bangunan gedung hingga sensor
getaran aktif. Pemberian getaran diasumsikan sebagai terjadinya bencana gempa
bumi. Besar kekuatan getaran yang diberikan pada saat pengujian prototipe diukur
menggunakan aplikasi bernama Vibrometer pada ponsel Android.
29

Gambar 4.5 Tampilan Pengukuran pada Aplikasi Vibrometer

Gambar 4.5 di atas merupakan tampilan pengukuran kekuatan getaran pada


prototipe menggunakan aplikasi Vibrometer pada ponsel Android. Setelah
dilakukan pengujian, didapati pengukuran kekuatan getaran yang terukur pada
aplikasi Vibrometer adalah 4,8 MMI (Modified Mercalli Intensity) dalam
mengaktifkan pembacaan vibration sensor untuk mengirimkan sinyal input kepada
mikrokontroler.
Tampilan pada LCD saat terdeteksi adanya getaran pada replika bangunan
gedung, LCD menampilkan tulisan “Gempa Terdeteksi”.

Gambar 4.6 Kondisi saat Terdeteksi adanya Gempa Bumi

Pada gambar 4.6 dapat dijelaskan bahwa pada saat gempa bumi terdeteksi
pada bangunan gedung, vibration sensor mengirimkan sinyal input kepada
mikrokontroler untuk mengaktifkan buzzer alarm serta lampu LED sebagai
30

penunjuk jalur evakuasi. Layar LCD (liquid crystal display) menampilkan jenis
bahaya gempa bumi terdeteksi.
Dari serangkaian pengujian pada Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan
Kebakaran yang menggunakan replika bangunan gedung dengan ukuran P=50cm,
L=30cm, T=20cm berbahan akrilik, diperoleh hasil waktu rata-rata tercepat sensor
api dalam mendeteksi adanya api adalah 2,85 detik, waktu rata-rata tercepat sensor
asap dalam mendeteksi adanya asap adalah 6,41 detik, dan getaran berkekuatan 4,8
MMI (Modified Mercalli Intensity) dalam jarak 10-15cm untuk mengaktifkan
alarm ketika terjadi keadaan darurat gempa bumi dan kebakaran. Semua sensor dan
komponen dapat merespon dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja
Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran pada Bangunan Gedung
berfungsi dengan baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisa, maka dapat ditarik kesimpulan sesuai tujuan
penelitian:
[1] Telah berhasil dilakukan pembuatan Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi
dan Kebakaran Berbasis Mikrokontroler pada Bangunan Gedung.
Dikendalikan dengan mikrokontroler sebagai pengendalli utama dan dibantu
dengan sensor api, sensor asap, dan sensor getaran sebagai pemberi sinyal
masukan kepada mikrokontroler. Secara keseluruhan sistem deteksi ini sudah
berfungsi dengan baik sesuai dengan yang diinginkan namun masih terdapat
beberapa kekurangan.
[2] Penyampaian dan penyebaran informasi mengenai evakuasi ketika terjadi
bencana kebakaran atau gempa bumi pada replika bangunan gedung
berukuran P = 50cm, L = 30cm, dan T = 20cm yang terbuat dari bahan akrilik
bening setebal 3mm dapat dilaksanakan dalam waktu rata-rata tercepat 2,85
detik untuk mendeteksi adanya sumber api, 6,41 detik dalam mendeteksi
adanya asap, serta kekuatan getaran gempa dengan nilai 4,8 MMI (Modified
Mercalli Intensity) dalam jarak 10-150cm untuk mengaktifkan alarm ketika
terjadi keadaan darurat gempa bumi dan kebakaran.

5.2 Saran
[1] Agar pembacaan kekuatan gempa lebih valid, diperlukan kalibrasi terhadap
sensor getaran pada prototipe menggunakan seismograf untuk mengukur
besarnya kekuatan getaran gempa yang terdeteksi.
[2] Apabila prototipe ingin digunakan pada bangunan gedung sebenarnya,
sebaiknya gunakan sensor-sensor dengan spesifikasi lebih baik dari sensor
yang digunakan pada penelitian ini.

31
DAFTAR PUSTAKA

[1] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2016). Panduan


Penanganan Kondisi Gawat Darurat. [Online]. Tersedia:
https://www.litbang.pertanian.go.id/profil/SOS/panduan_penanganan_daru
rat.pdf
[2] Naryanto, HS (2012). Analisis Potensi Kegempaan dan Tsunami di
Kawasan Pantai Barat Lampung Kaitannya dengan Mitigasi dan Penataan
Kawasan. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. [Online]. Tersedia :
http://103.224.137.161/index.php/JSTI/article/view/797
[3] Azkia, L (2020). Pendidikan Mitigas Bencana Kebakaran Pada Masyarakat
Desa Belimbing Baru Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar.
[Online]. Tersedia : https://repodosen.ulm.ac.id/handle/123456789/20150
[4] Rahman, M. N., & Yusfi, M. (2015). Rancang bangun sistem alarm gempa
bumi berbasis mikrokontroler avr atmega 16 menggunakan sensor
piezoelektrik. Jurnal Fisika Unand, 4(4). [Online]. Tersedia :
http://jfu.fmipa.unand.ac.id/index.php/jfu/article/view/170
[5] Pambudi, R Tri, & Sukirman, ST (2022). Pengembangan Media Simulasi
Berbasis Virtual Reality Untuk Memadamkan Api. [Online]. Tersedia :
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/98066
[6] Septriadi, H. (2021). Rancang Bangun Sistem Peringatan Kebakaran
Dengan Gelombong Radio. Kumpulan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas
sains dan Tekhnologi, 1(1), 192. [Online]. Tersedia :
https://journal.pancabudi.ac.id/index.php/fastek/article/view/1646/1506
[7] Indonesia, P. R. (2021). Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2021 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung. [Online]. Tersedia :
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/161846/pp-no-16-tahun-2021
[8] Husein, S. (2016). Bencana gempabumi. In Proceeding of DRR Action Plan
Workshop: Strengthened Indonesian Resilience: Reducing Risk from
Disasters. [Online]. Tersedia :
https://www.researchgate.net/profile/Salahuddin-
Husein/publication/290883862_Bencana_Gempabumi/links/569c74de08ae
a14769547b23/Bencana-Gempabumi.pdf
[9] Ramli, S (2021). Petunjuk praktis manajemen kebakaran (fire management).
repository.medikasuherman.ac.id. [Online]. Tersedia :
https://repository.medikasuherman.ac.id/xmlui/handle/123456789/1121
[10] J. Axelson. (1997). The Microcontroller Idea Book Circuits, Programs, &
Applications featuring the 8052-BASIC Microcontroller. Madison:
32
33

Lakeview Research. [Online]. Tersedia:


https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=VZfPBgAAQBAJ&oi=fn
d&pg=PR9&dq=The+Microcontroller+Idea+Book+Circuits,+Programs,+
%26+Applications+featuring+the+8052-
BASIC+Microcontroller&ots=G53-
_1l2AQ&sig=O2oFCpeq5atCR2oKrSNlhK31IP8&redir_esc=y#v=onepag
e&q=The%20Microcontroller%20Idea%20Book%20Circuits%2C%20Pro
grams%2C%20%26%20Applications%20featuring%20the%208052-
BASIC%20Microcontroller&f=false
[11] Steven F. Barrett dan Daniel J. Pack. (2012, Juni). Atmel AVR
Microcontroller Primer: Programming and Interfacing. Morgan &
Claypool. [Online]. 7(2), hlm. 1-244. Tersedia: https://doi.org/
10.2200/S00427ED1V01Y201206DCS039
[12] Mazidi, Muhammad Ali, Sarmad Naimi, dan Sepehr Naimi. (2010). The
AVR Microcontroller And Embedded Systems Using Assembly and C Online
Part. [Online]. Tersedia:
http://www.microdigitaled.com/AVR/Articles/AVR_v1_online.pdf
[13] Suhartono, D., & Goeritno, A. (2019). Prototipe Sistem Berbasis
Mikrokontroler untuk Pengkondisian Suhu pada Analogi Panel dengan
Analogi Sistem Air Conditioning. Jurnal EECCIS, 13(1), 22-30. [Online].
Tersedia:
https://jurnaleeccis.ub.ac.id/index.php/eeccis/article/view/554/345
[14] W. Durfee. (2011, Oktober). Arduino Microcontroller Guide. Course
Material. Minneapolis: University of Minnesota. [Online]. Tersedia:
http://www.me.umn.edu/courses/me2011/Arduino/ArduinoGuide.pdf
[15] M. Margolis. (2011, November). Arduino Cookbook. [Online]. Tersedia:
https://juniorfall.files.wordpress.com/2011/11/Arduino-cookbook.pdf.
[16] S.F. Barrett. (2013, Agustus). Arduino Microcontroller: Processing for
Everyone, Part I. [Online]. Tersedia:
http://www.bme.uconn.edu/sendes/Spring13/Team3/Barrett%20-
%20Part%201.pdf
[17] B. Massimo and M. Shiloh. (2015, Desember). Getting Started with
Arduino. (3rd Edition). [Online]. Tersedia:
http://www.esc19.net/cms/lib011/TX01933775/Centricity/Domain/110/ma
ke_gettingstartedwithArduino_3rdedition.pdf
[18] B. Evans. (2011, July 7). Beginning Arduino Programming: Writing Code
for the Most Popular Microcontroller Board in the World, [Online].
Tersedia: http://www.hfremote.us/files/Arduino.pdf
[19] Saputra, J. F., Rosmiati, M., & Sari, M. I. (2018). Pembangunan Prototype
Sistem Monitoring Getaran Gempa Menggunakan Sensor Module SW-
420. eProceedings of Applied Science, 4(3). [Online]. Tersedia:
34

https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/appliedsci
ence/article/view/7170/7058
[20] Satya, TP, Oktiawati, UY, Fahrurrozi, I, Fitri, P, Prisyanti, H. (2020).
Analisis Akurasi Sistem sensor DHT22 berbasis Arduino terhadap
Thermohygrometer Standar. Jurnal Fisika Dan Aplikasinya. [Online].
Tersedia: http://iptek.its.ac.id/index.php/jfa/article/view/16(1)08
[21] Al Fani, H., Sumarno, S., Jalaluddin, J., Hartama, D., & Gunawan, I. (2020).
Perancangan Alat Monitoring Pendeteksi Suara di Ruangan Bayi RS Vita
Insani Berbasis Arduino Menggunakan Buzzer. Jurnal Media Informatika
Budidarma, 4(1), 144-149. [Online]. Tersedia: http://ejurnal.stmik-
budidarma.ac.id/index.php/mib/article/view/1750/1473
[22] Ferdiansyah, I., Dirhamsyah, D., & Ardiansyah, A. (2017). Pemodelan
Sistem Kontrol Exhaust Fan Ter-Integrasi Gas Detector CO Pada Kamar
Pompa (Pump Room) Kapal Tanker. Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Kelautan, 14(2), 33-39. [Online]. Tersedia:
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/kapal/article/view/14631/11788
[23] Yuliono, Y., Paramytha, N., & Fitriani, E. (2019, August). PROTOTIPE
PENDETEKSI GETARAN GEMPA DENGAN SENSOR GETARAN
MENGGUNAKAN ANDROID BERBASIS MIKROKONTROLER. In
Bina Darma Conference on Engineering Science (BDCES) (Vol. 1, No. 1,
pp. 124-133). [Online]. Tersedia:
https://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES/article/view/327
[24] Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " BMKG: 726
Gempa Terjadi di Indonesia 1-20 Januari 2022 ", Klik untuk baca:
https://www.inews.id/news/nasional/bmkg-726-gempa-terjadi-di-
indonesia-1-20-januari-2022
[25] Gloria Setyvani Putri dengan judul "Hingga Agustus 2022, 116 Kasus
Kebakaran Terjadi di Jawa Barat", Kompas.com Tersedia [online]:
https://bandung.kompas.com/read/2022/08/24/114926178/hingga-agustus-
2022-116-kasus-kebakaran-terjadi-di-jawa-barat.
[26] Ananta A. (2019). Rancangbangun Instalasi Lampu Petunjuk Arah Jalur
Sistem Evakuasi Kebakaran Berbasis PLC Mitsubishi FX3G. Prodi: Teknik
Elektro. Universitas Ibn Khaldun Bogor.
LAMPIRAN

35

Anda mungkin juga menyukai