SKRIPSI
Muchlis Nurrachman
181106031044
KONSENTRASI TEKNIK ENERGI LISTRIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar akademik Sarjana Teknik
Muchlis Nurrachman
181106031044
KONSENTRASI TEKNIK ENERGI LISTRIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
Benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitan dari penulis lain
sudah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir
skripsi ini.
Penulis,
Muchlis Nurrachman
181106031044
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Disetujui Oleh:
Disetujui Oleh:
Dekan Fakultas Teknik & Sains Ketua Program Studi Teknik Elektro
Universitas Ibn Khaldun Bogor Fakultas Teknik & Sains
Dr. Ir. H. Muhammad Nanang Prayudyanto., M.Sc. Fithri Muliawati, S.T., M.Pd., M.T.
NIK: 410.100.585/Lektor NIK: 410.100.295/Lektor
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI
iii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada hadirat Allah S.W.T. yang telah
memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Terima kasih secara khusus disampaikan kepada orang
tua dan keluarga berkenaan dengan pemberian doa, motivasi, dan kasih sayang
selama penempuhan studi dan penyusunan skripsi ini.
Penyusun sampaikan terima kasih kepada Ibu Hj. Suratun, Ir., M.Si. selaku
Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu untuk pemberian
petunjuk, saran, dan bimbingan dalam penyempurnaan penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada:
1. Kepada orang tua tercinta yang selama ini membesarkan, mendidik penulis
dengan penuh kasih sayang, Skripsi ini adalah persembahan kecil penulis
untuk kedua orang tua. Ketika dunia menutup pintunya pada penulis, Bapak
dan Ibu membuka lengannya untuk penulis. Ketika orang-orang menutup
telinga mereka untuk penulis, mereka berdua membuka hati sepenuhnya
untuk penulis;
2. Bapak Dr. Ir. H. Muhammad Nanang Prayudyanto., M.Sc selaku Dekan
Fakultas Teknik & Sains, Universitas Ibn Khaldun Bogor yang telah berkenan
dalam pemberian persetujuan kepada penulis sebagai mahasiswa pemrogram
tugas akhir dalam bentuk skripsi di lingkungan Fakultas Teknik & Sains;
3. Ibu Fithri Muliawati, S.T., M.Pd., M.T. selaku Ketua Jurusan/Program Studi
Teknik Elektro, Fakultas Teknik & Sains, Universitas Ibn Khaldun Bogor
yang telah berkenan dalam pemberian persetujuan pelaksanaan ujian skripsi
pada sidang sarjana kepada penulis selaku mahasiswa di Program Studi
Teknik Elektro;
4. Bapak Muhidin, S.T., M.T. selaku Sekretaris Jurusan/Program Studi Teknik
Elektro, Staf Tata Usaha Program Studi Teknik Elektro, dan Para Staf Tata
Usaha di Fakultas Teknik & Sains Universitas Ibn Khaldun Bogor yang telah
memberikan bantuan administrasi selama penempuhan masa studi dan
penyusunan skripsi ini;
iv
5. Para Bapak/Ibu Dosen Program Studi Teknik Elektro yang telah berkenan
dalam pemberian ilmu pengetahuan selama proses penempuhan masa studi;
6. Kepada teman-teman Program Studi Teknik Elektro Angkatan masuk tahun
2018, Himpunan Mahasiswa Elektro, Universitas Ibn Khaldun Bogor
penyusun sampaikan terima kasih atas kebersamaan dalam kekeluargaan
selama penempuhan masa studi sampai penyelesaian akhir skripsi ini.
Semoga kebaikan yang diberikan diganti dengan balasan kebaikan yang
setimpal dari ALLAH SWT, Aamiin.
Muchlis Nurrachman
181106031044
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Fakultas Teknik dan Sains Universitas Ibn Khaldun berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengolah dalam bentuk perangkat data
(database), merawat, dan mempublikasi tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Muchlis Nurrachman
NPM 181106031044
vi
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
viii
3.4 Perancangan dan Pembuatan Prototipe ..................................................... 20
3.4.1 Diagram Pengawatan Prototipe ................................................................. 21
3.4.2 Pemrograman Prototipe ............................................................................. 22
3.5 Pengukuran Kinerja Prototipe ................................................................... 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 24
4.1 Hasil Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran .................. 24
4.2 Hasil Pengujian Kinerja Sistem................................................................. 25
4.2.1 Hasil Pengujian Sensor Api....................................................................... 25
4.2.2 Hasil Pengujian Sensor Asap .................................................................... 27
4.2.3 Hasil Pengujian Sensor Getaran ................................................................ 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 31
5.1 Kesimpulan................................................................................................ 31
5.2 Saran .......................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 32
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
sensor getaran, sensor asap, serta sensor api sebagai sinyal masukan untuk diproses
oleh mikrokontroler dengan output berupa suara alarm yang akan terus menerus
berbunyi sebagai tanda adanya bencana alam. Jenis bencana yang terjadi akan
ditampilkan pada Liquid Crystal Display (LCD) yang menampilkan jenis bencana,
serta lampu Light Emitting Diode (LED) sebagai penunjuk jalur evakuasi [26].
Sistem peringatan dini pada bangunan gedung saat ini terbatas hanya pada
sistem deteksi kebakaran atau fire alarm system sebagai indikasi bahwa kondisi
darurat kebakaran sedang terjadi [6]. Sedangkan sistem pendeteksi gempa bumi
pada bangunan gedung masih terbilang minim digunakan [4]. Prototipe Sistem
Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran Berbasis Mikrokontroler pada Bangunan
Gedung dibuat untuk melengkapi kekurangan sistem alat pendeteksi saat ini, karna
dilengakpi dengan sensor getaran, sensor asap, serta sensor dengan output berupa
suara alarm yang akan terus menerus berbunyi sebagai tanda adanya bencana alam
seta tampilkan jenis bencana, dan lampu Light Emitting Diode (LED) sebagai
penunjuk jalur evakuasi [26]. Pembuatan alat pendeteksi bencana kebakaran dan
gempa bumi pada bangunan gedung didasarkan pada Peraturan Pemerintah pasal
54 ayat 1 dan 2 nomor 16 tahun 2021 tentang bagunan gedung, di mana setiap
bangunan gedung harus dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang digunakan
sebagai sarana keselamatan seperti sistem deteksi, alarm, lampu, dan tanda darurat
[7]. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dari itu untuk maksimalkan pendeteksi
bencana yang sudah ada saat ini pada gedung bangunan dibuatlah Prototipe Sistem
Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran Berbasis Mikrokontroler pada Bangunan
Gedung.
digunakan untuk mendukung penelitian ini. Pada Bab III Tata Kerja menguraikan
metodologi penelitian dan tahapan pembuatan prototipe sistem deteksi gempa bumi
dan kebakaran berbasis mikrokontroler pada bangunan gedung. Pada Bab IV Hasil
dan Pembahasan berisi perolehan bentuk fisis, hasil uji fungsi prototipe sistem
deteksi gempa bumi dan kebakaran berbasis mikrokontroler pada bangunan
gedung. Pada Bab V Kesimpulan berisi uraian kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber: https://www.beritasatu.com/nasional/595552/gempa-kupang-akibat-tumbukan-australia-dan-eurasia
Gambar 2.1 Ilustrasi Gempa
Secara fisika, gelombang gempa bumi dianggap merambat sebagaimana
layaknya gelombang air yang menempuh perjalanannya ke segala arah dari suber
penyebabnya dalam runtutan gelombang demi gelombang. Pergeseran vertikal yang
disebabkan oleh gelombang disebut amplitudo, jarak antar gelombang yang
berurutan disebut panjang gelombang, waktu yang membentang antara dua
gelombang disebut sebagai perioda, dan jumlah gelombang yang melintasi suatu
titik pengamatan dalam satu detik disebut sebagai frekuensi [8].
5
6
Magnitudo adalah perkiraan ukuran relatif atau lepasan energi suatu gempa
bumi. Terdapat beberapa sistem pengukuran, dan mereka umumnya diukur pada
data seismogram. Skala Richter (ML) adalah yang paling populer dan secara
kuantitatif hanya efektif untuk mengukur gempabumi dangkal dengan energi yang
tidak terlalu besar dan pada jarak yang dekat (kurang dari 100 km) terhadap
seismometer. Metode perhitungannya pun mudah, dapat dilakukan secara grafis
pada rekaman seismogram, sehingga dapat memberikan informasi secara cepat
kepada publik. Ketika gelombang seismik merambat dari bidang patahan yang
bergerak, terjadi interaksi berbagai jenis gelombang, yang mampu menggerakkan
tanah secara vertikal dan horisontal. Konstruksi bangunan umumnya didesain
mampu menahan gaya vertikal yang besar, yang muncul akibat berat bangunan dan
isinya. Mereka pun umumnya diperkuat dengan standar keamanan tertentu untuk
menahan gaya vertikal tambahan yang berasal dari gelombang seismik gempa bumi
[8].
2.2 Kebakaran
Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan
cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api/penyalaan.
Terjadinya kebakaran adalah suatu proses berkelanjutan, dimana proses tersebut
juga merupakan peristiwa reaksi kimia dengan unsur-unsur yang terlibat di
dalamnya antara lain :
1. Adanya bahan bakar atau benda-benda yang dapat terbakar.
2. Adanya gas oksigen yang jumlah persentasinya cukup memadai untuk
proses pembakaran.
3. Adanya sumber nyala yang dapat menimbulkan kebakaran. Menurut
PERMEN PU No.26/PRT/M/2008 pasal 1, bahaya kebakaran adalah
bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat
terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga
penjalaran api, asap, dan gas yang ditimbulkan.
7
Kebakaran dapat terjadi akibat adanya tiga unsur segitiga api yang saling
berhubungan yaitu adanya bahan bakar, oksigen, dan sumber panas. Pada umumnya
kebakaran terjadi secara tidak terduga, namun dapat dikontrol atau dicegah dengan
melepaskan satu dari tiga unsur segitiga api tersebut [9]. Segitiga api ditunjukkan
pada gambar 2.2.
Sumber: https://www.indozone.id/fakta-dan-mitos/aPsMbY/teori-segitiga-api-tahapan-kebakaran-dan-cara-
pemadamannya
Gambar 2.2 Segitiga api
2.3 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah perangkat komputasi kecil dan tertanam di sebuah
rangkaian (sirkuit) yang berisi prosesor, memori, dan peripheral I/O lain [10-12].
Secara teknis mikrokontroler terbagi 2 jenis, yaitu Reduced Instruction Set
Computer (RISC) dan Complex Instruction Set Computer (CISC) yang terdapat
kelompok masing-masing. Reduced Instruction Set Computer (RISC), yaitu
instruksi terbatas namun dengan fasilitas yang lebih banyak. Complex Instruction
Set Computer (CISC), yaitu instruksi lebih lengkap namun fasilitas terbatas. Jadi
mikrokontroler adalah sebuah alat yang beroperasi berdasarkan instruksi yang dibuat
oleh programmer. Mikrokontroler diinstruksikan program untuk beroperasi dengan
jalinan yang panjang dari aksi-aksi sederhana untuk dilakukan tugas yang lebih
kompleks sesuai keinginan programmer [13-17]. Beberapa fitur yang umum
terdapat di dalam mikrokontroler [11-12,13-17], yaitu: i) Random Access Memory
8
(RAM), ii) Read Only Memory (ROM), iii) register, iv) Special Fuction Register
(SFR), v) pin (kaki) masukan (input) dan keluaran (output), vi) interrupt, vii)
external interrupt, viii) interrupt timer, dan ix) interrupt serial.
1. Random Access Memory
Random Access Memory (RAM) digunakan sebagai tempat
penyimpanan variable. Memory ini bersifat volatile yang berarti akan
kehilangan semua data jika kehilangan catu daya.
2. Read Only Memory
Read Only Memory (ROM) juga sering disebut sebagai code
memory, karena berfungsi sebagai tempat penyimpanan program yang
diberikan programmer.
3. Register
Register merupakan tempat penyimpanan nilai–nilai yang digunakan
dalam proses. Data tersimpan dalam register bersifat sementara.
4. Special Fuction Register
Special Fuction Register (SFR) terletak di RAM merupakan register
khusus yang berfungsi untuk pengaturan operasi mikrokontroler.
5. Pin masukan (input) dan keluaran (output)
Pin (kaki) input berfungsi sebagai penerima sinyal dari luar, pin
tersebut dapat dihubungkan dengan media masukan, seperti sensor. Pin
keluaran (output) merupakan bagian yang berfungsi untuk pengeluaran
sinyal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.
6. Interrupt
Interrupt berfungsi sebagai bagian yang dapat dilakukan interupsi
pada program utama. Ketika program utama sedang berjalan, program utama
tersebut dapat diinterupsi secara internal.
7. External interrupt
External interrupt merupakan interupsi yang berasal dari luar sistem
komputer. Interupsi akan terjadi bila ada input dari pin interrupt.
8. Interrupt Timer
Interupsi ini akan terjadi pada saat tertentu sesuai waktu yang
ditentukan, seperti digunakan untuk penundaan selama satu detik yang dalam
9
Sumber: https://www.prevent.my.id/2021/07/apa-itu-arduino-pengertian-arduino.html
Gambar 2.3 Arduino UNO R3
Salah satu jenis mikrokontroler terpopuler, adalah mikrokontroler Arduino
[18]. Mikrokontroler Arduino dengan beberapa jenis yang umum disebut Arduino
Board (papan Arduino atau Board Arduino), seperti Arduino UNO R3 dan
mikrokontroler Arduino MEGA2560 R3. Mikrokontroler Arduino UNO R3 dan
mikrokontroler Arduino MEGA2560 R3 sebagai perangkat keras (hardware) juga
merupakan pengendali mikro dalam bentuk fisis sebuah papan (board), sehingga
dikenal dengan Arduino Board dengan penyediaan perangkat lunak (software)
komputasi berbasis open source dikenal dengan Arduino Integrated Development
Environment (Arduino IDE atau Arduino Software) dan penyediaan lingkungan
untuk pengembangan software [13-17].
10
Sumber: https://tokoteknologi.co.id/resources/image/18/c2/1.jpg
Gambar 2.4 Vibration Sensor SW-420
Gas yang dapat dideteksi diantaranya : LPG, i-butane, propane, methane, alcohol,
hydrogen, smoke. [20]. Spesifikasi sensor asap MQ-2 dapat dilihat pada tabel 2.2.
Sumber: https://www.edukasielektronika.com/2020/10/mq-2-gas-sensor-methane-butane-lpg-smoke.html
Gambar 2.5 Sensor Asap MQ-2
Sensor ini dapat mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara
serta asap dan keluarannya berupa tegangan analog. Sensor dapat mengukur
konsentrasi gas mudah terbakar serta asap dari 200 sampai 10.000 part per million
(ppm). Dapat beroperasi pada suhu dari -20°C sampai 50°C dan mengkonsumsi
arus kurang dari 150 mA pada 5V [20].
Sumber: https://www.electan.com/flame-sensor-p-6329-en.html
Gambar 2.6 Flame Sensor
12
Sumber: https://www.tokopedia.com/microplusrobotastore/buzzer-12-volt-arduino
Gambar 2.7 Buzzer Alarm
Sumber: https://www.ultraleds.co.uk/12v-syndeo-plug-and-play-60-leds-4-8w-p-m-led-tape-ip20-5m-
reel.html
Gambar 2.8 Lampu Indikator LED
Sumber: https://www.idealpower.co.uk/products/64q-60f-a/
Gambar 2.9 Power supply DC
BAB III
TATA KERJA
Gambar 3.1 Gedung Fakultas Teknik & Sains (FTS) UIKA Bogor
Gambar 3.2 Lokasi Gedung Fakultas Teknik & Sains (FTS) UIKA Bogor
15
16
Operating Voltage: 5V
Input Voltage (recommended) :7V
Input Voltage (limits): 6-20V
Digital I/O pins: 14 (of which 6
provide PWM output)
Mikrokontroler Analog Input Pins: 6
1 DC current per I/O pin: 40mA 1
Arduino UNO DC Current por 3.3V pin: 50mA
Flash Memory: 16 KB (Atmega168)
or 32 KB (Atmega 328) of which 2
KB used by bootloader
SRAM: 1 KB (Atmega 168) or 2 KB
Clock Speed: 16 HZ
Obeng 1 set
1.
Bor tangan 1 set
2.
4. Solder 1 buah
6. Multimeter 1 buah
9. Penggaris 1 buah
Penentuan komponen
ya
Perakitan komponen
ya
Pengawatan komponen
ya
A
19
ya
b) Pengukuran kinerja sistem integrasi deteksi
gempa bumi dengan fire alarm system
berbasis mikrokontroler pada bangunan gedung
ya
Pengujian vibration sensor dan alarm
Apakah pengujian
vibration sensor dan alarm,
tidak sudah selesai ?
ya
selesai
3.4 Perancangan dan Pembuatan Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan
Kebakaran
Perancangan bentuk fisik dan sistem pendukung Prototipe Sistem Deteksi
Gempa Bumi dan Kebakaran Berbasis Mikrokontroler pada Bangunan Gedung
ditunjukkan pada gambar 3.4.
Power Supply DC
Sensor Asap
Flame Sensor
Mikrokontroler
Vibration
Sensor
Relay Bantu
(a) Tampak Atas Prototipe Sistem Deteksi sebelum lampu LED menyala
(b) Tampak Atas Prototipe Sistem Deteksi setelah lampu LED menyala
Gambar 4.1 Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran
24
25
Pada tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa respon rata-rata waktu tercepat
terdeteksi api oleh sensor adalah 2,85 detik, dan rata-rata waktu terlama adalah 3,61
detik dalam jarak 10 hingga 150cm. Tampilan pada layar LCD saat terdeteksi
adanya api pada bagian dalam replika bangunan gedung dengan dinding akrilik
transparan, layar LCD menampilkan tulisan “Kebakaran Terdeteksi”.
27
Pada gambar 4.6 dapat dijelaskan bahwa pada saat gempa bumi terdeteksi
pada bangunan gedung, vibration sensor mengirimkan sinyal input kepada
mikrokontroler untuk mengaktifkan buzzer alarm serta lampu LED sebagai
30
penunjuk jalur evakuasi. Layar LCD (liquid crystal display) menampilkan jenis
bahaya gempa bumi terdeteksi.
Dari serangkaian pengujian pada Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan
Kebakaran yang menggunakan replika bangunan gedung dengan ukuran P=50cm,
L=30cm, T=20cm berbahan akrilik, diperoleh hasil waktu rata-rata tercepat sensor
api dalam mendeteksi adanya api adalah 2,85 detik, waktu rata-rata tercepat sensor
asap dalam mendeteksi adanya asap adalah 6,41 detik, dan getaran berkekuatan 4,8
MMI (Modified Mercalli Intensity) dalam jarak 10-15cm untuk mengaktifkan
alarm ketika terjadi keadaan darurat gempa bumi dan kebakaran. Semua sensor dan
komponen dapat merespon dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja
Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi dan Kebakaran pada Bangunan Gedung
berfungsi dengan baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisa, maka dapat ditarik kesimpulan sesuai tujuan
penelitian:
[1] Telah berhasil dilakukan pembuatan Prototipe Sistem Deteksi Gempa Bumi
dan Kebakaran Berbasis Mikrokontroler pada Bangunan Gedung.
Dikendalikan dengan mikrokontroler sebagai pengendalli utama dan dibantu
dengan sensor api, sensor asap, dan sensor getaran sebagai pemberi sinyal
masukan kepada mikrokontroler. Secara keseluruhan sistem deteksi ini sudah
berfungsi dengan baik sesuai dengan yang diinginkan namun masih terdapat
beberapa kekurangan.
[2] Penyampaian dan penyebaran informasi mengenai evakuasi ketika terjadi
bencana kebakaran atau gempa bumi pada replika bangunan gedung
berukuran P = 50cm, L = 30cm, dan T = 20cm yang terbuat dari bahan akrilik
bening setebal 3mm dapat dilaksanakan dalam waktu rata-rata tercepat 2,85
detik untuk mendeteksi adanya sumber api, 6,41 detik dalam mendeteksi
adanya asap, serta kekuatan getaran gempa dengan nilai 4,8 MMI (Modified
Mercalli Intensity) dalam jarak 10-150cm untuk mengaktifkan alarm ketika
terjadi keadaan darurat gempa bumi dan kebakaran.
5.2 Saran
[1] Agar pembacaan kekuatan gempa lebih valid, diperlukan kalibrasi terhadap
sensor getaran pada prototipe menggunakan seismograf untuk mengukur
besarnya kekuatan getaran gempa yang terdeteksi.
[2] Apabila prototipe ingin digunakan pada bangunan gedung sebenarnya,
sebaiknya gunakan sensor-sensor dengan spesifikasi lebih baik dari sensor
yang digunakan pada penelitian ini.
31
DAFTAR PUSTAKA
https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/appliedsci
ence/article/view/7170/7058
[20] Satya, TP, Oktiawati, UY, Fahrurrozi, I, Fitri, P, Prisyanti, H. (2020).
Analisis Akurasi Sistem sensor DHT22 berbasis Arduino terhadap
Thermohygrometer Standar. Jurnal Fisika Dan Aplikasinya. [Online].
Tersedia: http://iptek.its.ac.id/index.php/jfa/article/view/16(1)08
[21] Al Fani, H., Sumarno, S., Jalaluddin, J., Hartama, D., & Gunawan, I. (2020).
Perancangan Alat Monitoring Pendeteksi Suara di Ruangan Bayi RS Vita
Insani Berbasis Arduino Menggunakan Buzzer. Jurnal Media Informatika
Budidarma, 4(1), 144-149. [Online]. Tersedia: http://ejurnal.stmik-
budidarma.ac.id/index.php/mib/article/view/1750/1473
[22] Ferdiansyah, I., Dirhamsyah, D., & Ardiansyah, A. (2017). Pemodelan
Sistem Kontrol Exhaust Fan Ter-Integrasi Gas Detector CO Pada Kamar
Pompa (Pump Room) Kapal Tanker. Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Kelautan, 14(2), 33-39. [Online]. Tersedia:
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/kapal/article/view/14631/11788
[23] Yuliono, Y., Paramytha, N., & Fitriani, E. (2019, August). PROTOTIPE
PENDETEKSI GETARAN GEMPA DENGAN SENSOR GETARAN
MENGGUNAKAN ANDROID BERBASIS MIKROKONTROLER. In
Bina Darma Conference on Engineering Science (BDCES) (Vol. 1, No. 1,
pp. 124-133). [Online]. Tersedia:
https://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES/article/view/327
[24] Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " BMKG: 726
Gempa Terjadi di Indonesia 1-20 Januari 2022 ", Klik untuk baca:
https://www.inews.id/news/nasional/bmkg-726-gempa-terjadi-di-
indonesia-1-20-januari-2022
[25] Gloria Setyvani Putri dengan judul "Hingga Agustus 2022, 116 Kasus
Kebakaran Terjadi di Jawa Barat", Kompas.com Tersedia [online]:
https://bandung.kompas.com/read/2022/08/24/114926178/hingga-agustus-
2022-116-kasus-kebakaran-terjadi-di-jawa-barat.
[26] Ananta A. (2019). Rancangbangun Instalasi Lampu Petunjuk Arah Jalur
Sistem Evakuasi Kebakaran Berbasis PLC Mitsubishi FX3G. Prodi: Teknik
Elektro. Universitas Ibn Khaldun Bogor.
LAMPIRAN
35