PROPOSAL
Oleh:
CUT KHAIRUNNISA
NPM. 1608102010030
Oleh:
NPM : 1608102010030
Program Studi : Fisika
Menyetujui,
Elin Yusibani, S.Si, D.Eng., M.Eng Dr. M. Syukri Surbakti, S.Si., M.Si
Mengetahui:
NIP. 197012201997021001
KATA
PENGANTAR
Proposal ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
memperoleh gelar Sarjana di Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala. Penyelesaian penulisan Proposal ini tidak
terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara moril
maupun materil. Pada kesempatan ini, ucapan terimakasih diucapkan kepada:
2. Ibu Elin Yusibani, S.Si, D.Eng., M.Eng. selaku Pembimbing Utama yang
telah banyak meluangkan waktu, membimbing, dan memberikan arahan
kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Banda Aceh,
Cut Khairunnisa
NPM. 1608102010030
BAB I
PENDAHULUAN
Energi listrik kini menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat baik
itu untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk kebutuhan industri. Oleh karena itu
energi baru dan terbarukan memiliki peran yang sangat penting dalam memenuhi
kebutuhan energi. Alternatif dari keterbatasan energi tidak terbarukan, manusia
mencoba untuk menciptakan beberapa alat pemanen energi (energy harvesting). Energy
Harvesting adalah proses dimana energi berasal dari sumber eksternal seperti energi
bunyi, energi potensial, dan energi kinetik yang ditangkap dan dikonversikan menjadi
energi listrik.
Pemanen Energi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya berupa
sensor piezoelektrik yang mampu mengubah energi mekanis dari tekanan menjadi
energi listrik. Piezoelektrik adalah suatu efek yang reversibel, dimana terdapat efek
piezoelektrik langsung (direct piezoelectric effect) yaitu produksi potensial listrik akibat
adanya tekanan mekanik dan efek piezoelektrik balikan (converse piezoelectric effect)
yaitu produksi tekanan akibat pemberian tegangan listrik yang menghasilkan perubahan
dimensi.
Perancangan piezoelektrik telah banyak dimodifikasi oleh beberapa orang,
diantaranya Maulana (2016) dalam penelitiannya memanfaatan sensor piezoelektrik
sebagai sumber energi pada sepatu. Maulana menggunakan 4 buah sensor piezoelektrik
yang disusun secara seri dan paralel dengan memberikan beban 55, 60, dan 65 kg pada
tiap penyusunannya. Daya keluaran yang dihasilkan dari penyusunan secara seri adalah
5,8 µW dengan beban 65 kg, sedangkan secara paralel daya yang dihasilkan 24,5 µW
dari beban 60 kg. Hidayatullah dkk. (2016) dalam penelitiannya merancang alat
penghasil energi listrik dengan bahan dasar piezoelektrik tipe ABT-441-RC.
Hidayatullah menggunakan 30 piezoelektrik yang disusun secara paralel, menghasilkan
tegangan 0.702 V ketika di beri gaya 49 N.
Almanda dkk. (2016) dalam penelitiannya membuat desain model sensor
piezoelektrik berbahan polyvinilidane diflouride (PVDF) menggunakan aplikasi
Computer Aided Design (CAD Code), dengan ukuran 1 x 1 x 0.5 cm 3. Hasil pengujian
piezoelektrik yang disusun secara seri menggunakan tekanan air hujan menghasilkan
tegangan DC sebesar 2.0, 2.10 dan 2.34 Volt. Shaputra (2019) dalam penelitiannya
membuat rancang bangun pembangkit listrik tenaga ombak berbasis piezoelektrik
dengan modul charging TP5100 pada bangunan groin pemecah ombak pantai Padang.
Tegangan rata-rata maksimum yang dihasilkannya dari sensor piezoelektrik yang
disusun secara paralel sebesar 2.75 volt DC, dengan daya 45,83 mW.
Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukan bahwa perancangan sensor
piezoelektrik yang tahan terhadap air masih terbatas dan menjadi tantangan bagi penulis
untuk merancang sumber energi terbarukan dari sensor piezoelektrik tahan air dengan
efisiensi dan efektivitas yang lebih baik.
2.1 Piezoelektrik
Piezo berarti tekanan, dimana kata “piezo” berasal dari bahasa italia. Ketika
piezo mendapat tekanan maka bahan piezoelektrik dapat menghasilkan beda potensial
listrik dan dapat bekerja sebaliknya (Mikrajuddin, 2006). Pengertian piezoelektrisitas
menurut kamus besar bahasa indonesia digital merupakan arus listrik yang diperoleh
dari efek piezoelektrik. Sedangkan efek piezoelektrik terjadi apabila kristal diberi
tekanan mekasis akan menimbulkan arus listrik dan apabila kristal tersebut dilalui arus
bolak-balik maka kristal tersebut akan bergetar (Christianto,2011).
Piezoelektrisitas adalah sebuah fenomena yang terjadi saat sebuah gaya yang
diterapkan pada suatu bahan yang menimbulkan muatan listrik pada permukaannya.
Sumber fenomena ini adalah adanya distribusi muatan listrik pada sel-sel kristal. Nilai
koefisien muatan piezoelektrik berada pada rentang 1- 100 pico coloumb/Newton
(Yang,2005).
Material piezoelektrik sangat sensitif terhadap adanya tegangan mekanik dan
medan listrik. Jika tegangan mekanik diaplikasikan ke suatu material piezoelektrik maka
akan terjadi suatu medan listrik pada material tersebut yang disebuat sebagai efek
piezoelektrik. Efek piezoelektrik bersifat reversibel yaitu dapat menghasilkan direct
piezoelectric effect (menghasilkan energi listrik jika diaplikasikan tegangan mekanik)
dan menghasilkan reverse piezoelectric effect (menghasilkan tegangan atau regangan
mekanik jika diaplikasikan beda potensial listrik) (Ahda dan Mardianto,2010).
Elektroda
Keramik Diafragma
Piezoelektrik Piezoelektrik
Piringan
Logam
Gaya
Gambar 2.3 (a) Bahan piezoelektrik. (b) respon tegangan dapat diukur sebagai hasil
dari a kompresi atau ekspansi. Tegangan yang diberikan (c) meluas atau (d)
mengompres piezoelektrik bahan tergantung pada polaritasnya
2.1.4 Prinsip Kerja Piezoelektrik
Sifat efek piezoelektrik berkaitan erat dengan terjadinya momen dipol listrik
pada suatu padatan. Efek tersebut juga dapat dirangsang untuk ion di situs kisi kristal
dengan lingkungan yang “asimetris”, seperti dalam BaTiO3 dan PZTs. Kepadatan dipol
atau polarisasi dapat dengan mudah dihitung pada kristal dengan menjumlahkan momen
dipol per volume unit sel satuan kristal. Dipol yang deket satu sama lain akan
cenderung berpihak di daerah yang disebut dengan daerah Weiss Domain. Domain
biasanya berorientasi acak, tetapi dapat disejajarkan dengan cara proses poling dimana
medan listrik yang kuat akan diterapkan pada bahan bertemperatur tinggi. Seperti pada
Gambar 2.4 (Anjaswati,2013).
Gambar 2.5 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik dari Magnet dan Pembangkit dari
Piezoelektrik (Kim, 2002)
2.1.5 Persamaan Matematis Piezoelektrik
Piezoelektrik adalah gabungan efek dari perilaku listrik material:
D = E (2.1)
dimana D adalah perpindahan densitas muatan listrik (perpindahan listrik), adalah
permitivitas dan E adalah kekuatan medan listrik, dan Hukum Hooke:
S = sT (2.2)
dimana S adalah regangan, s adalah compiance dan T adalah tekanan. Persamaan 2.1
dan 2.2 dapat digabungkan menjadi persamaan gabungan, dimana bentuk persamaan
gabungan pengisian regangannya, dapat dilihat pada Persamaan 2.3 dan 2.4
(Ebrahimi,2013).
Resistor juga dikenal dua macam yaitu resistor tetap dan resistor variabel (tidak
tetap). Resistor tetap adalah resistor yang memiliki nilai hambatan yang tetap. Dimana
biasanya resistor jenis ini memiliki batasan daya 1/6 w. 1/8 w. ¼ w, ½ w, 1 w, 5 w, dsb
yang berarti resistor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dengan
kemampuan dayanya. Sedangkan, resistor tidak tetap adalah resistor yang nilai
hambatannya dapat diubah-ubah atau tidak tetap. Jenisnya yaitu hambatan geser,
Trimpot dan Potensiometer. Trimpot sendiri merupakan resistor yang nilai hambatannya
dapat diubah-ubah dengan cara memutar porosnya dengan menggunakan obeng. Untuk
mengetahui nilai hambatan dari suatu trimpot dapat dilihat dari angka yang tercantum
pada badan trimpot tersebut. Sedangkan potensiometer merupakan resistor yang nilai
hambatannya dapat diubah-ubah dengan memutar poros yang telah tersedia. Secara
fungsional potensiometer pada memiliki fungsi yang sama dengan trimpot
(Ahmad,2007).
2.2.3 Dioda
Dioda merupakan salah satu komponen semikonduktor. Disebut semi konduktor
atau setengah konduktor karena bahan ini tidak disusun dari konduktor murni
(Zaki,2005). Dioda ini merupakan komponen sederhana yang terbuat oleh bahan
semikonduktor bahan yang umum digunakan dioda ialah silikon (Adi, 2010). Untuk
simbol dioda dapat dilihat pada gambar 2.8.
V = I.R (2.7)
2.3.2 Hukum Kirchoff I (Kirchoff’s Current Law (KCL))
Pada Hukum Kirchoff I menyatakan bahwa jumlah arus yang memasuki suatu
percabangan atau node atau simpul samadengan arus yang meninggalkan percabangan
atau node atau simpul, dengan kata lain jumlah aljabar semua arus yang memasuki
sebuah percabangan atau node atau simpul samadengan nol. Secara matematis dapat
dinyatakan sebagai berikut (Serway,2009).
∑ Arus pada satu titik percabangan = 0
∑ Arus yang masuk percabangan = ∑ Arus yang keluar percabangan
Sebagai ilustrasi yaitu arus yang mengalir diilustrasikan sebagai aliran sungai,
dimana pada saat menemui percabangan maka aliran sungai tersebut akan terbagi sesuai
proporsinya pada percabangan tersebut. Artinya bahwa aliran sungai akan terbagi sesuai
dengan jumlah percabangan yang ada, dimana tentunya jumlah debit air yang masuk
akan sama dengan jumlah debit air yang keluar dari percabangan tersebut. Contohnya
terlihat pada gambar 2.14 (Serway,2009).
METODE PENELITIAN
Perancangan sensor dengan variasi jumlah sensor dimulai dengan 4, 8, 12, 16,
dan 20 buah sensor piezoelektrik untuk melihat pengaruh jumlah sensor terhadap
tegangan keluaran. Tegangan yang dihasilkan oleh tekanan piezoelektrik berupa
tegangan AC sehingga dibutuhkan dioda bridge untuk mengubah tegangan AC menjadi
DC yang akan digunakan sebagai penghasil energi untuk menghidupkan LED. Dioda
bridge merupakan dioda yang didalamnya terdapat empat buah dioda yang dihubungkan
saling bertemu satu sama lainnya (jembatan penyearah). Kapasitor pada rangkaian
berfungsi sebagai penampung tegangan sementara sebelum digunakan pada beban.
Saklar pada rangkaian digunakan sebagai penghubung dan pemutus arus listrik.
Rangkaian dihubungkan dengan LED agar dapat mendeteksi bahwa ada atau tidaknya
arus listrik yang mengalir. Lampu LED juga digunakan untuk mensimulasikan
penggunaan pemanfaatan listrik dari piezoelektrik untuk keperluan sehari-hari. Sebagai
perangkat untuk menampilkan hasil dari pengukuran akan digunakan LCD 16x2 yang
dihubungkan dengan output digital Board Arduino. Sebagai sumber tegangan pada LCD
ini menggunakan tegangan 5V dari Board Arduino. Adapun gambaran rangakaian
pembangkit piezoelektrik dapat dilihat pada gambar 3.2 hingga 3.6.
Ahda., Mardiyanto. 2010. Synthesis Of Lead Free Piezoelectric BNT Ceramic By Use
Of Solid State Reaction Method, ICMST. Jurnal Sains Materi Indonesia. Vol.3.
Caffal, C., 1995. Energy Management in Industry. Centre for the Analysis and
Dissemination of Demonstrated Energy Technologies (CADDET). Sittard. The
Netherlands.
Callister, Jr.W.D. 1994. Materials Science and Engineering an Introduction. 3rd Ed.,
John Wiley and Sons, Inc. New York.
Christianto., Paulus, dkk. 2011. Piezo Vibration Sensor. Universitas Kristen Maranatha.
Bandung.
Ginting, H. 2006. Jurnal Teknonologi Proses Simulasi Peranti Model Sel Surya Dioda
n+(x)/p. Universitas Sumatera Utara (USU) Press. Medan.
Kim, S. 2002. Low Power Energi Harvesting With Peizoelektrik Generator. University
of Pittsburgh. Pennsylvania.
Maulin, S. 2008. Sistem Pengendali Pintu dan Lampu Menggunakan Remote Control
Berbasis AT89C51. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Raharjo, M.A., Riadi, S. 2016. Audit Konsumsi Energi untuk Mengetahui Peluang
Penghematan Energi pada Gedung PT. Indonesia Caps and Closures. Jurnal
PASTI Vol.10 No.3.
Rahayu, S., dkk. 2013. Piezoelectric Materials Synthesis BNT-BT With the addition
of Ta2O5 Method Using Solid State Reaction. Universitas Andalas. Padang.
Serway, R., Jewett, J. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Salemba Teknik. Jakarta.
Shaputra, C., Rasyid, R. 2019. Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Ombak
Berbasis Piezoelektrik dengan Modul Charging TP5100 pada Bangunan Groin
Pemecah Ombak Pantai Padang. Jurnal Fisika Universitas Andalas. Vol.8.
No.4.
Zaki. 2005. Cara Mudah Belajar Merangkai Elektronika Dasar. Absolut. Yogyakarta.