Anda di halaman 1dari 31

PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT ENERGI

TERBARUKAN MENGGUNAKAN SENSOR PIEZOELEKTRIK

PROPOSAL

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna pelaksanaan


penelitian Tugas Akhir

Oleh:

CUT KHAIRUNNISA
NPM. 1608102010030

PROGRAM STUDI SARJANA FISIKA JURUSAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA, BANDA ACEH
AGUSTUS, 2020
PENGESAHAN

PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT ENERGI


TERBARUKAN MENGGUNAKAN SENSOR PIEZOELEKTRIK

Oleh:

Nama : Cut Khairunnisa

NPM : 1608102010030
Program Studi : Fisika

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Elin Yusibani, S.Si, D.Eng., M.Eng Dr. M. Syukri Surbakti, S.Si., M.Si

NIP. 197903232006042002 NIP. 197310302000121001

Mengetahui:

Ketua Program StudiFisika

Universitas Syiah Kuala Kuala,

Dr. Mursal, S.Si., M.Si

NIP. 197012201997021001
KATA

PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat-Nya sehingga Proposal yang berjudul Perancangan Sistem Pembangkit
Energi Terbarukan Menggunakan Sensor Piezoelektrik dapat diselesaikan. Selawat
dan salam disanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Proposal ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
memperoleh gelar Sarjana di Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala. Penyelesaian penulisan Proposal ini tidak
terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara moril
maupun materil. Pada kesempatan ini, ucapan terimakasih diucapkan kepada:

1. Bapak Dr. Mursal, S.Si., M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika.

2. Ibu Elin Yusibani, S.Si, D.Eng., M.Eng. selaku Pembimbing Utama yang
telah banyak meluangkan waktu, membimbing, dan memberikan arahan
kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

3. Bapak Dr. M. Syukri Surbakti, S.Si., M.Si. selaku Pembimbing Kedua


dan Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bantuan,
dorongan, semangat, dan motivasi untuk penulis.

4. Ayahanda dan Ibunda yang telah mendukung penulis dalam


penyelesaian studi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Syiah Kuala.

5. Ibu Irhamni, S.Si., M.Si. selaku koordinator Tugas Akhir Jurusan


Fisika.

6. Rizki Ilhamsyah Putra, M. Alfarizi, Muhajirin, Farah Dina, Husnul Hayati,


Lidya Rizki Putri, dan Dita Duhita yang telah memberikan semangat
untuk mengerjakan Tugas Akhir.
7. Atta Irrahman, Mauliyanti, Nuzulia dan teman-teman KBM Elin lainnya
yang telah membantu dan memotivasi dalam penyusunan Tugas Akhir.

8. Teman-teman seperjuangan Fisika Leting 2016 yang telah membantu


dan mendukung dari awal kuliah hingga menyelesaikan Tugas Akhir.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Banda Aceh,

Cut Khairunnisa

NPM. 1608102010030
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi listrik kini menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat baik
itu untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk kebutuhan industri. Oleh karena itu
energi baru dan terbarukan memiliki peran yang sangat penting dalam memenuhi
kebutuhan energi. Alternatif dari keterbatasan energi tidak terbarukan, manusia
mencoba untuk menciptakan beberapa alat pemanen energi (energy harvesting). Energy
Harvesting adalah proses dimana energi berasal dari sumber eksternal seperti energi
bunyi, energi potensial, dan energi kinetik yang ditangkap dan dikonversikan menjadi
energi listrik.
Pemanen Energi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya berupa
sensor piezoelektrik yang mampu mengubah energi mekanis dari tekanan menjadi
energi listrik. Piezoelektrik adalah suatu efek yang reversibel, dimana terdapat efek
piezoelektrik langsung (direct piezoelectric effect) yaitu produksi potensial listrik akibat
adanya tekanan mekanik dan efek piezoelektrik balikan (converse piezoelectric effect) 
yaitu produksi tekanan akibat pemberian tegangan listrik yang menghasilkan perubahan
dimensi.
Perancangan piezoelektrik telah banyak dimodifikasi oleh beberapa orang,
diantaranya Maulana (2016) dalam penelitiannya memanfaatan sensor piezoelektrik
sebagai sumber energi pada sepatu. Maulana menggunakan 4 buah sensor piezoelektrik
yang disusun secara seri dan paralel dengan memberikan beban 55, 60, dan 65 kg pada
tiap penyusunannya. Daya keluaran yang dihasilkan dari penyusunan secara seri adalah
5,8 µW dengan beban 65 kg, sedangkan secara paralel daya yang dihasilkan 24,5 µW
dari beban 60 kg. Hidayatullah dkk. (2016) dalam penelitiannya merancang alat
penghasil energi listrik dengan bahan dasar piezoelektrik tipe ABT-441-RC.
Hidayatullah menggunakan 30 piezoelektrik yang disusun secara paralel, menghasilkan
tegangan 0.702 V ketika di beri gaya 49 N.
Almanda dkk. (2016) dalam penelitiannya membuat desain model sensor
piezoelektrik berbahan polyvinilidane diflouride (PVDF) menggunakan aplikasi
Computer Aided Design (CAD Code), dengan ukuran 1 x 1 x 0.5 cm 3. Hasil pengujian
piezoelektrik yang disusun secara seri menggunakan tekanan air hujan menghasilkan
tegangan DC sebesar 2.0, 2.10 dan 2.34 Volt. Shaputra (2019) dalam penelitiannya
membuat rancang bangun pembangkit listrik tenaga ombak berbasis piezoelektrik
dengan modul charging TP5100 pada bangunan groin pemecah ombak pantai Padang.
Tegangan rata-rata maksimum yang dihasilkannya dari sensor piezoelektrik yang
disusun secara paralel sebesar 2.75 volt DC, dengan daya 45,83 mW.
Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukan bahwa perancangan sensor
piezoelektrik yang tahan terhadap air masih terbatas dan menjadi tantangan bagi penulis
untuk merancang sumber energi terbarukan dari sensor piezoelektrik tahan air dengan
efisiensi dan efektivitas yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah


Sensor piezoelektrik dapat dipakai untuk menghasilkan listrik sebagai konsumsi
daya untuk instrumen elektronik bertenaga kecil dari sumber air yang kontinu seperti air
mancur, arus air, ombak dan lain-lain. Berdasarkan uraian latar belakang diatas
menunjukan bahwa penelitian piezoelektrik dengan menggunakan penyusunan sensor
secara paralel dapat menghasilkan tegangan (volt) yang baik, tetapi perancangan
piezoelektrik yang tahan air masih terbatas sehingga menjadi tantangan bagi penulis
untuk merancang pemanen energi dari sumber tekanan berupa air yang lebih efektif dan
lebih optimal. Oleh karena itu penulis melakukan perancangan sumber energi
terbarukan dari sensor piezoelektrik yang tahan air dan menganalisis bagaimana
pengaruh jumlah sensor yang digunakan terhadap keluaran tegangan.

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Merancang sensor piezoelektrik tahan air yang dapat menghasilkan sumber
tegangan listrik yang efisien dengan menggunakan rangkaian paralel.
2. Melihat pengaruh jumlah sensor yang digunakan terhadap keluaran
tegangan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Merancang sensor piezoelektrik tahan air yang dapat menghasilkan sumber


tegangan listrik yang efisien dan ramah lingkungan.
2. Dapat mengetahui pengaruh jumlah sensor yang digunakan terhadap
keluaran tegangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Piezoelektrik
Piezo berarti tekanan, dimana kata “piezo” berasal dari bahasa italia. Ketika
piezo mendapat tekanan maka bahan piezoelektrik dapat menghasilkan beda potensial
listrik dan dapat bekerja sebaliknya (Mikrajuddin, 2006). Pengertian piezoelektrisitas
menurut kamus besar bahasa indonesia digital merupakan arus listrik yang diperoleh
dari efek piezoelektrik. Sedangkan efek piezoelektrik terjadi apabila kristal diberi
tekanan mekasis akan menimbulkan arus listrik dan apabila kristal tersebut dilalui arus
bolak-balik maka kristal tersebut akan bergetar (Christianto,2011).
Piezoelektrisitas adalah sebuah fenomena yang terjadi saat sebuah gaya yang
diterapkan pada suatu bahan yang menimbulkan muatan listrik pada permukaannya.
Sumber fenomena ini adalah adanya distribusi muatan listrik pada sel-sel kristal. Nilai
koefisien muatan piezoelektrik berada pada rentang 1- 100 pico coloumb/Newton
(Yang,2005).
Material piezoelektrik sangat sensitif terhadap adanya tegangan mekanik dan
medan listrik. Jika tegangan mekanik diaplikasikan ke suatu material piezoelektrik maka
akan terjadi suatu medan listrik pada material tersebut yang disebuat sebagai efek
piezoelektrik. Efek piezoelektrik bersifat reversibel yaitu dapat menghasilkan direct
piezoelectric effect (menghasilkan energi listrik jika diaplikasikan tegangan mekanik)
dan menghasilkan reverse piezoelectric effect (menghasilkan tegangan atau regangan
mekanik jika diaplikasikan beda potensial listrik) (Ahda dan Mardianto,2010).

2.1.1 Sejarah Piezoelektrik


Jacques dan Pierre Curie adalah seorang penemu bahan piezoelektrik pertama
kali pada tahun 1880-an. Bahan piezoelektrik merupakan material yang memproduksi
medan listrik ketika dikenai regangan atau tekanan mekanis. Tekanan tersebut akan
menebabkan penyesuaian molekul sehingga material mengalami perubahan dimensi
(Triwahyuni, 2010).
2.1.2 Bahan Piezoelektrik
Bahan piezoelektrik adalah material yang memproduksi medan listrik ketika
dikenai atau tekanan mekanis. Sebaliknya, jika medan listrik diterapkan, maka material
tersebut akan mengalami regangan atau tekanan mekanis. Bahan piezoelektrik alami
diantaranya: Kuarsa (Quartz, SiO2), Berlinite, Turmalin, Garam Rossel Berlinite
(AlPO4), gula tebu dan enamel. Bahan piezoelektrik buatan diantaranya: Barium
titanate (BaTiO3), Lead Zirconium Titanate (PZT), Lead Titanate (PbTiO3),
Polyvinilidene Diflouride (PVDF), Gallium Ortofosfat (GaPO4) dan Langasite
(La3Ga5SiO14) dan lainnya (Rahayu, 2013).
Bahan piezoelektrik merupakan material yang dapat memproduksi medan listrik
ketika mendapat tekanan mekanis. Sebaliknya, ketika medan listrik diterapkan maka
material tersebut akan mengalami regangan atau tekanan mekanis. Elemen piezoelektrik
ini tersusun dari elektroda yang terdapat pada lapisan atas, piezoelectric ceramic berada
di lapisan tengah dan metal plate yang terdapat pada lapisan bawah. Susuan material
pada elemen piezoelektrik dapat diliat pada Gambar 2.1 (Triwahyuni, 2010).

Elektroda
Keramik Diafragma
Piezoelektrik Piezoelektrik
Piringan
Logam

Gambar 2.1 Susunan Material pada Elemen Piezoelektrik

2.1.3 Efek Piezoelektrik


Efek piezoelektrik terjadi jika medan listrik tebentuk ketika material dikenai
tekanan mekanik. Pada saat medan listrik melewati material, molekul yang terpolarisasi
akan menyesuaikan dengan medan listrik, dihasilkan dipole yang terinduksi dengan
molekul atau struktur kristal material. Penyesuaian molekul akan mengakibatkan
material berubah dimensi. Fenomena tersebut dikenal dengan electrostriction.
Fenomena efek piezoelektrik dapat dilihat pada Gambar 2.2 (Ebrahimi, 2013).
Gambar 2.2 Efek Piezoelektrik
(Sumber : Ebrahimi, Farzad. Piezoelectric Materials and Devices-Practice and
Aplications, 2013)
A : Sebelum diberi tekanan atau medan listrik.
B : Ketika diberi medan listrik, bahan memanjang.
C : Diberi medan listrik berlawanan, bahan memendek.
D : Ketika diberi tekanan, induksi polarisasi dan tegangan luar terjadi.
Efek piezoelektrik adalah kemampuan kristal yang tidak memiliki pusat simetri
menghasilkan tegangan sebagai respons terhadap gaya mekanik yang diterapkan dan
sebaliknya seperti pada Gambar 2.3. Efeknya ditemukan oleh Curie bersaudara pada
tahun 1880. Sifatnya Efeknya terkait dengan terjadinya momen dipol listrik. Dalam
piezoelektrik bahan polarisasi dapat berubah ketika tekanan mekanik diterapkan. Efek
piezoelektrik tergantung pada: (1)orientasi polarisasi, (2)simetri kristal, dan (3)tekanan
mekanik yang diterapkan (Kalantar-zadeh,2013)

Gaya

Gambar 2.3 (a) Bahan piezoelektrik. (b) respon tegangan dapat diukur sebagai hasil
dari a kompresi atau ekspansi. Tegangan yang diberikan (c) meluas atau (d)
mengompres piezoelektrik bahan tergantung pada polaritasnya
2.1.4 Prinsip Kerja Piezoelektrik
Sifat efek piezoelektrik berkaitan erat dengan terjadinya momen dipol listrik
pada suatu padatan. Efek tersebut juga dapat dirangsang untuk ion di situs kisi kristal
dengan lingkungan yang “asimetris”, seperti dalam BaTiO3 dan PZTs. Kepadatan dipol
atau polarisasi dapat dengan mudah dihitung pada kristal dengan menjumlahkan momen
dipol per volume unit sel satuan kristal. Dipol yang deket satu sama lain akan
cenderung berpihak di daerah yang disebut dengan daerah Weiss Domain. Domain
biasanya berorientasi acak, tetapi dapat disejajarkan dengan cara proses poling dimana
medan listrik yang kuat akan diterapkan pada bahan bertemperatur tinggi. Seperti pada
Gambar 2.4 (Anjaswati,2013).

Gambar 2.4 Prinsip Kerja Piezoelektrik


Pada efek piezoelektrik, perubahan polarisasi terjadi akibat dari pembebanan
atau stress mekanik. Piezoelektrik tidak disebabkan oleh perubahan densitas muatan
dipermukaan melainkan dengan kepadatan dipol pada bulk. Bahan dielektrik adalah
suatu bahan yang secara kelistrikan bersifat isolator dan dapat memperlihatkan struktur
dipol listrik, yaitu adanya pemisahan antara muatan listrik positif dan listrik negatif pada
tingkatan molekuler atau atomik (Callister, 1994).
Pembangkit listrik magnetik dan piezoelektrik mempunyai prinsip kerja yang
hampir sama. Pembangkit listrik dari magnet menggunakan energi mekanik untuk
diubah menjadi magnet. Perubahan medan magnet menghasilkan gaya untuk
menggerakkan elektron bebas. Dalam pembangkit listrik piezoelektrik, elektron bebas
bergerak dengan mengubah medan listrik yang berada di dalam kristal (Kim, 2002).
Prinsip Kerja Pembangkit Listrik dari Magnet dan Pembangkit dari Piezoelektrik dapat
dilihat seperti pada Gambar 2.5.
Rotasi Gaya

Gambar 2.5 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik dari Magnet dan Pembangkit dari
Piezoelektrik (Kim, 2002)
2.1.5 Persamaan Matematis Piezoelektrik
Piezoelektrik adalah gabungan efek dari perilaku listrik material:
D = E (2.1)
dimana D adalah perpindahan densitas muatan listrik (perpindahan listrik),  adalah
permitivitas dan E adalah kekuatan medan listrik, dan Hukum Hooke:
S = sT (2.2)
dimana S adalah regangan, s adalah compiance dan T adalah tekanan. Persamaan 2.1
dan 2.2 dapat digabungkan menjadi persamaan gabungan, dimana bentuk persamaan
gabungan pengisian regangannya, dapat dilihat pada Persamaan 2.3 dan 2.4
(Ebrahimi,2013).

{S} = [sE] {T} + [dt ] {E} (2.3)

{D} = [d] {T} + [T] {E} (2.4)

2.2 Komponen Listrik


Komponen-komponen elektronika dapat dibedakan menjadi dua macam
berdasarkan dapat atau tidaknya suatu komponen untuk menghasilkan tegangan dan
arus, yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Dimana Komponen pasif merupakan
komponen elektronika yang tidak dapat menghasilkan tegangan dan arus dengan
sendirinya. Sedangkan, Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dapat
menghasilkan tegangan dan arus dengan sendirinya (Tooley, 2002).
2.2.1 Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang digunakan dalam menyimpan
muatan listrik. Sehingga kapasitor dapat diartikan sebagai alat atau sebagai tempat
penampungan (reservior) dimana muatan listrik dapat disimpan dan diambil kembali.
Kapasitor ini termasuk komponen pasif karena tidak menghasilkan arus dan tegangan
listrik (Tooley,2002).
Kapasitor tersusun atas dua plat metal yang dipisahkan oleh bahan dielektrik.
Material dielektrik adalan isolator yang bersifat menambah kapasitansi (Adi, 2010).
Bahan- bahan dielektrik yang umum digunakan ialah keramik. Jika ujung ujung plat
metal diberikan tegangan listrik maka muatan positif akan berkumpul pada salah satu
kaki (elektroda) metal dan pada saat yang sama muatan negatif berkumpul pada ujung
kaki lainnya. Dielektrum kapasitor dapat dilihat pada Gambar 2.6 (Zaki, 2005).

Gambar 2.6 Dielektrikum Kapasitor


Muatan positif tidak dapat mengalir ke ujung kutub negatif dan begitu pula
sebaliknya, muatan negatif tidak akan dapat mengalir ke ujung kutub positif. Hal ini
disebabkan diantara kedua ujung ada suatu bahan dielektrik yang nonkonduktif.
Sehingga, muatan ini akan tersimpan selama tidak ada konduksi pada ke ujung kakinya.
Di alam bebas, fenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan positif
dan negatif di awan. Prinsip kerja kapasitor seperti pada gambar 2.7 (Zaki,2005).

Gambar 2.7 Prinsip Kerja Kapasitor


Satuan kapasitansi dalam kapasitor adalah Farad (F). Nilai kapasitansi ini
tergantung pada material dielektrik yang digunakan dalam kapasitor dan ukuran
geometri dari plat yang digunakan. Dimana nilai kapasitor ini berkisar antara 1 pF
hingga 1000 µF . Diketahui bahwa 1F = 106 µF = 109 nF = 1012 pF. Sedangkan besarnya
arus pada kapasitor sebanding dengan laju perubahan tegangan, dirumuskan (Adi,
2010):
dV (2.5)
I=C
dt
Energi yang tersimpan dalam satu kapasitor berbanding lurus dengan hasil kali dari
kapasitansi dengan kuadrat dari beda potensial. Maka (Tooley, 2002):
E=0,5CV2 (2.6)
Dimana E adalah energi dalam joule, C adalah kapasitansi dalam Farad, dan V
adalah beda potensial dalam volt (Tooley,2002). Rangkaian kapasitor ini selain sebagai
tempat penyimpanan muatan listrik juga dapat berfungsi menghilangkan riak arus pada
catu daya, sebagai peranti penunda, sebagai penapis (filter) karena dapat meneruskan
arus AC dan menahan arus DC, serta dapat melakukan integrasi ataupun diferensial
sinyal berulang (Adi, 2010).
2.2.2 Resistor
Resistansi merupakan sifat material yang cenderung menghambat arus listrik.
Resistor sendiri merupakan komponen yang mempunyai sifat resistansi tersebut.
Komponen ini akan mengubah energi listrik menjadi energi panas (Adi, 2010).
Umumnya resistor ini terbuat dari karbon. Dalam hukum ohm diketahui bahwa
resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan
resistansi sendiri adalah ohm disimbolkan (Ahmad,2007).
Bentuk-bentuk resistor konvesional mengikuti sebuah hukum yaitu hukum garis
lurus atau straight line law yaitu ketika tegangan di plot terhadap arus sehingga ini akan
memungkinkan penggunaan resistor sebagi suatu sarana untuk mengkonversi arus
menjadi jatuh tegangan dan sebaliknya. Karena itulah resistor merupakan komponen
untuk mengontrol arus dan tegangan yang bekerja dalam rangkaian elektronika. Selain
itu resistor juga dapat berfungsi sebagai beban untuk menstimulasi keberadaan suatu
rangkaian dalam sebuah percobaan (Tooley,2002).
Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan resistor digunakan menjadi
beberapa yaitu resistor kawat, resistor arang, dan resistor oksida logam. Namun
demikian dalam perdagangan resistor dibedakan menjadi resistor tetap dan resistor tidak
tetap/ variabel. Resistor tetap contohnya seperti metal film resistor, metal oxide resistor,
carbon film resistor, dan ceramic encased wirewound, dan sebagainya. Sedangkan
beberapa contoh kapasitor variabel seperti potensiometer, trimerpotensiometer,
termister, DR, dan Vdr (Ahmad,2007).
Tipe resistor pada umumnya adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga
dikiri dan dikanannya. Pada bagian badan terdapat lingkaran warna berbentuk gelang
untuk memudahkan pemakai mengetahui besar resistansi tanpa perlu mengukur
menggunakan ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang
dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada
tabel 2.1 (Zaki, 2005).
Tabel 2.1 Kode Warna pada Resistor
NO. WARNA NILAI FAKTOR PENGALI TOLERANSI
1. Hitam 0 1 -
2. Coklat 1 10 ±1%
3. Merah 2 102 ±2%
4. Jingga 3 103 -
5. Kuning 4 104 -
6. Hijau 5 105 -
7. Biru 6 106 -
8. Violet 7 107 -
9. Abu-abu 8 108 -
10. Putih 9 109 -
11. Emas - 10-1 ±5%
12. Perak - 10-2 ±10%
13. Tanpa Warna - - ±20%

Resistor juga dikenal dua macam yaitu resistor tetap dan resistor variabel (tidak
tetap). Resistor tetap adalah resistor yang memiliki nilai hambatan yang tetap. Dimana
biasanya resistor jenis ini memiliki batasan daya 1/6 w. 1/8 w. ¼ w, ½ w, 1 w, 5 w, dsb
yang berarti resistor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dengan
kemampuan dayanya. Sedangkan, resistor tidak tetap adalah resistor yang nilai
hambatannya dapat diubah-ubah atau tidak tetap. Jenisnya yaitu hambatan geser,
Trimpot dan Potensiometer. Trimpot sendiri merupakan resistor yang nilai hambatannya
dapat diubah-ubah dengan cara memutar porosnya dengan menggunakan obeng. Untuk
mengetahui nilai hambatan dari suatu trimpot dapat dilihat dari angka yang tercantum
pada badan trimpot tersebut. Sedangkan potensiometer merupakan resistor yang nilai
hambatannya dapat diubah-ubah dengan memutar poros yang telah tersedia. Secara
fungsional potensiometer pada memiliki fungsi yang sama dengan trimpot
(Ahmad,2007).
2.2.3 Dioda
Dioda merupakan salah satu komponen semikonduktor. Disebut semi konduktor
atau setengah konduktor karena bahan ini tidak disusun dari konduktor murni
(Zaki,2005). Dioda ini merupakan komponen sederhana yang terbuat oleh bahan
semikonduktor bahan yang umum digunakan dioda ialah silikon (Adi, 2010). Untuk
simbol dioda dapat dilihat pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Simbol Dioda


Fungsi utama dioda adalah penyearah arus AC menjadi arus DC. Selain itu dioda
juga berfungsi sebagai pengaman dari beban induktif, misalnya solenoid, relay ataupun
motor listrik. Pada saat dipadamkan maka beban induktif akan menghasilkan tegangan
yang cukup tinggi sehingga dapat merusak transistor maupun IC lain yang berfungsi
sebagai input. Pada saat inilah dioda berfungsi sebagai pengaman komponen lainnya
(Adi, 2010) selain itu diode juga telah memiliki fungsi yang lain yaitu pada penerapan
diode PN-Juction ternyata juga
dapat diaplikasikan sebagai sel surya (Ginting, 2006).
2.2.4 LED (Light Emiting Diode)
LED merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED
merupakan produk temuan lain selain dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi
belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga
melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih
efiesien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada
semikonduktor, doping yang dipakai adalah galium, arsenik dan fosfor.Jenis doping
yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula (Tooley,2002).
Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak adalah warna merah,
kuning, dan hiajau. LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna bisa
dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED
selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi dayanya.
Rumah (chasing) LED dan bentuknya juga bermacam-macam, ada yang persegi empat,
bulat dan lonjong.Adapun bentuk fisik dari LED seperti pada gambar 2.9 (Tooley,2002).

Gambar 2.9 LED (Light Emiting Diode)

2.2.5 LCD (Liquid Crystal Display)


LCD merupakan salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai
tampilan suatu data, baik karakter, huruf, atau grafik. LCD membutuhkan tegangan dan
daya yang kecil sehingga sering digunakan untuk aplikasi pada kalkulator, arloji digital,
dan instrumen elektronik seperti multimeter digital. LCD memanfaatkan silikon dan
galium dalam bentuk kristal cair sebagai pemendar cahaya. Pada layar LCD, setiap
matrik adalah susunan dua dimensi piksel yang dibagi dalam baris dan kolom. Dengan
demikian, setiap pertemuan baris dan kolom terdiri dari LED pada bidang latar
(backplane), yang merupakan lempengan kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang
ditutupi oleh lapisan elektroda transparan. Dalam keadaan normal, cairan yang
digunakan memiliki warna cerah. Kemudian daerah-daerah tertentu pada cairan tersebut
warnanya akan berubah menjadi hitam ketika tegangan diterapkan antara bidang latar
dan pola elektroda yang terdapat pada sisi dalam kaca bagian depan.
Keunggulan menggunakan LCD adalah konsumsi daya yang relatif kecil dan
menarik arus yang kecil (beberapa mikro ampere), sehingga alat atau sistem menjadi
portable karena dapat menggunakan catu daya yang kecil. Keunggulan lainnya adalah
ukuran LCD yang pas yakni tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, kemudian
tampilan yang diperlihatkan dari LCD dapat dibaca dengan mudah dan jelas
(Setiawan,2010). Seperti yang terlihat pada gambar 2.10 merupakan gambar bentuk fisik
dari LCD 16x2.
Gambar 2.10 LCD 16x2

2.2.6 Arduino Uno


Arduino adalah platform pembuatan prototipe elektronik yang bersifat open
source Hardware yang berdasarkan pada perangkat keras dan perangkat lunak yang
fleksibel dan mudah digunakan. Arduino ditujukan bagi para seniman, desainer dan
siapapun yang tertarik dalam menciptakan objek atau lingkungan yang interaktif.
Arduino pada awalnya dikembangkan di Ivrea, Italia. Platform arduino terdiri dari
arduino board, shield, bahasa pemrograman arduino dan arduino development
environment. Arduino board biasanya memiliki sebuah chip dasar mikrokontroler Atmel
AVR Atmega8 berikut turunannya. Blok Diagram arduino board yang sudah
disederhanakan dapat dilihat pada gambar 2.11.

Gambar 2.11 Blok Diagram Arduino Board


(Sumber: arduino.inc)
Kegunaan arduino tergantung pada program yang dibuat. Bahasa pemrograman
arduino adalah bahasa pemrograman yang umum digunakan untuk membuat perangkat
lunak yang ditanamkan pada arduino board. Bahasa pemrograman arduino mirip dengan
bahasa pemrograman C++. Tetapi bahasa ini sudah dipermudah menggunakan fungsi-
fungsi sederhana sehingga pemula bisa mempelajarinya dengan mudah (Maulin,
Sulvina. 2008).
Arduino Uno adalah arduino board yang menggunakan mikrokontroler
ATmega328. Arduino Uno memiliki 14 digital input/output pin dan 6 analog input.
Arduino Uno memuat segala hal yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah
mikrokontroler. Hanya dengan menghubungkannya ke sebuah komputer melalui USB
atau memberikan tegangan DC dari baterai atau adaptor AC ke DC sudah dapat
membuatnya bekerja (Simanjuntak, 2012).
Nama “Uno” berarti satu dalam bahasa Italia, untuk menandai peluncuran
Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi referensi dari Arduino. Uno adalah
yang terbaru dalam serangkaian board USB Arduino, dan sebagai model referensi untuk
platform Arduino. Arduino Uno memiliki 6 masukan analog yang diberi label A0
sampai A5, setiap pin menyediakan resolusi sebanyak 10 bit (1024 nilai yang berbeda).
Secara default pin mengukur nilai tegangan dari ground 0V hingga 5V . Bentuk dari
Arduino Uno dapat dilihat seperti pada gambar 2.12 (Simanjuntak, 2012).

Gambar 2.12 Arduino Uno (Sumber: arduino.inc)

Berikut adalah penjelasan dari bagian-bagian pada Arduino Uno:


a. USB Port, Port USB ini digunakan untuk melakukan upload program yang telah
dibuat ke board Arduino.
b. DC Input, digunakan sebagai sumber tenaga dari Arduino Uno.
c. Input/Output Digital, merupakan Port yang digunakan sebagai input dan output
dari data digital.
d. Reset Button, tombol yang digunakan untuk melakukan restart dari program
yang berjalan pada Arduino Uno.
e. ATMega328, mikrokontroler yang digunakan pada Arduino Uno.
f. Input Analog, merupakan Port yang digunakan sebagai input dari data analog.
Arduino memiliki 6 masukan analog yang diberi label A0 sampai A5, setiap pin
menyediakan resolusi sebanyak 10 bit (1024 nilai yang berbeda). Secara default pin
mengukur nilai tegangan dari ground (0V) hingga 5V, walaupun begitu dimungkinkan
untuk mengganti nilai batas atas dengan menggunakan pin AREF dan fungsi
analogReferences() (Simanjuntak, 2012).
Dalam proses Mengunggah program dari software Arduino IDE dibutuhkan kabel
khusus untuk Arduino Uno. Berikut Gambar 2.13 Kabel USB yang digunakan dalam
proses Mengunggah ke Mikrokontroller Arduino Uno (Arduino.inc).

Gambar 2.13 Kabel Arduino (Sumber: Arduino.inc)

2.3 Hukum-hukum Rangkaian


2.3.1 Hukum Ohm
Apabila sebuah penghantar atau resistansi dilewati sebuah arus, maka pada
kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensial. Hukum Ohm menyatakan
bahwa tegangan yang melewati berbagai jenis bahan penghantar akan berbanding lurus
dengan arus yang mengalir pada bahan tersebut. Apabila dinyatakan dalam persamaan
adalah sebagai berikut (Young,2003).

V = I.R (2.7)
2.3.2 Hukum Kirchoff I (Kirchoff’s Current Law (KCL))
Pada Hukum Kirchoff I menyatakan bahwa jumlah arus yang memasuki suatu
percabangan atau node atau simpul samadengan arus yang meninggalkan percabangan
atau node atau simpul, dengan kata lain jumlah aljabar semua arus yang memasuki
sebuah percabangan atau node atau simpul samadengan nol. Secara matematis dapat
dinyatakan sebagai berikut (Serway,2009).
∑ Arus pada satu titik percabangan = 0
∑ Arus yang masuk percabangan = ∑ Arus yang keluar percabangan

Sebagai ilustrasi yaitu arus yang mengalir diilustrasikan sebagai aliran sungai,
dimana pada saat menemui percabangan maka aliran sungai tersebut akan terbagi sesuai
proporsinya pada percabangan tersebut. Artinya bahwa aliran sungai akan terbagi sesuai
dengan jumlah percabangan yang ada, dimana tentunya jumlah debit air yang masuk
akan sama dengan jumlah debit air yang keluar dari percabangan tersebut. Contohnya
terlihat pada gambar 2.14 (Serway,2009).

Gambar 2.14 Hukum Kirchoff I


Persamaan dari gambar diatas yaitu sebagai berikut:
∑I=0 (2.8)
I2 + I4 – I1 – I3 = 0
∑ arus masuk = ∑ arus keluar
I2 + I4 = I1 + I3
2.3.3 Hukum Kirchoff II (Kirchoff’s Voltage Law (KVL))
Hukum Kirchoff II menyatakan bahwa jumlah tegangan pada suatu lintasan
tertutup samadengan nol, atau penjumlahan tegangan pada masing-masing komponen
penyusunnya yang membentuk satu lintasan tertutup akan bernilai samadengan nol
(Ramdhani, 2008). Gambar dari Hukum Kirchoff II terlihat pada gambar 2.15. Secara
matematis dapat dinyatakan dalam persamaan 2.9, sebagai berikut:
∑ V= 0 (2.9)
Gambar 2.15 Hukum Kirchoff II
Berdasarkan gambar di atas, maka diperoleh persamaan sebagai berikut:
Lintasan a-b-c-d-a:
Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0
- V1 + V2 – V3 + 0 = 0
V2 – V1 – V3 = 0
Lintasan a-d-c-b-a:
Vad + Vdc + Vcb + Vba = 0
V3 – V2 + V1 + 0 = 0
V3 – V2 + V1 = 0
2.3.4 Hubungan Paralel
Jika semua terminal terhubung dengan elemen lain dan akibatnya tegangan
diantaranya akan sama. Gambar rangkaian paralel tersebut disajikan dalam gambar 2.16,
sebagai berikut:

Gambar 2.16 Hubungan Paralel Resistor

Berdasarkan gambar tersebut, maka diperoleh persamaan sebagai berikut :


KCL
∑I=0
I – I1 – I2 – I3 = 0
I = I1 + I 2 + I3
V V V V
= + +
R ek R1 R2 R3
1 1 1 1
= + +
R ek R1 R2 R3
Dimana,
V=IRek
Sehingga,
R ek
I1= i
R1
R ek
I2= i
R2
R ek
I3= i (Serway,2009).
R3
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Perancangan, pembuatan, pemograman perangkat dan Pengujian perangkat akan
dilaksanakan pada Laboratorium Elektronika dan Laboratorium Instrumentasi Fakultas
MIPA Unsyiah. Penelitian akan dilaksanakan selama 6 bulan.
3.2 Jadwal Penelitian
Adapun jadwal pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Jadwal kegiatan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan


ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6
1. Studi Literatur
2. Persiapan Alat dan
Bahan
3. Perancangan Alat
Penelitian
4. Pengujian Alat
5. Analisa Hasil

3.3 Alat dan Bahan


Adapun Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
3.2.
Tabel 3.2 Alat dan Bahan

No Alat dan Bahan Jumlah Satuan


1. Kit Board Arduino Uno 1 (satu) Unit
2. Sensor Piezoelektrik 20 (dua puluh) Buah
3. Resistor secukupnya Unit
4. LED Secukupnya Unit
5. Kapasitor secukupnya Unit
6. Papan PCB 1 (satu) Unit
7. Kabel secukupnya Meter
8. Multimeter Digital 1 (satu) Unit
9. LCD 1 (satu) Unit
10. Dioda Bridge secukupnya Unit
11. Osiloskop 1 (satu) Unit
12. Solder 1 (satu) Unit
13. Timah secukupnya Meter
14. Tang Kit 1 (satu) Unit
15. Akrilik secukupnya Meter
16. Pegas secukupnya Unit

3.4 Prosedur Penelitian


3.4.1 Diagram Alir penelitian
Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian dapat dilihat
pada diagram alir dibawah ini:

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

3.4.2 Studi Literatur


Studi literatur dilakukan untuk memperoleh materi yang berkaitan dengan
penelitian, dapat berupa buku referensi, jurnal, dan datasheet serta perencanaan
rangkaian yang berkaitan dengan sensor piezoelektrik.
3.4.3 Persiapan Alat dan Bahan
Adapun persiapan alat dan bahan pada penelitian ini dimulai dengan
mempersiapkan perangkat yang diperlukan seperti sensor piezoelektrik, kapasitor,
resistor, Arduino Uno, Papan PCB, LED, multimeter dan kabel yang akan digunakan
dalam perancangan.
3.4.4 Perancangan Sistem Alat
Perancangan sistem dilakukan secara bertahap, yaitu dengan terlebih dahulu
melakukan perakitan sensor piezoelektrik yang akan digunakan. Sensor piezoelektrik
disusun secara paralel dan dilapisi akrilik sebagai pelindung tahan air. Akrilik
direkatkan dengan pegas untuk menghasilkan tekanan yang berulang-ulang.
Perancangan alat ini menggunakan beberapa input dan output perangkat yang akan
bekerja dengan perintah dari sebuah kontroller yakni Arduino-Uno. Perangkat input
berupa Sensor piezoelektrik sebagai pembangkit listrik dan bahasa pemrograman
Arduino-Uno. Outputnya berupa LCD display dan beberapa buah LED.

Perancangan sensor dengan variasi jumlah sensor dimulai dengan 4, 8, 12, 16,
dan 20 buah sensor piezoelektrik untuk melihat pengaruh jumlah sensor terhadap
tegangan keluaran. Tegangan yang dihasilkan oleh tekanan piezoelektrik berupa
tegangan AC sehingga dibutuhkan dioda bridge untuk mengubah tegangan AC menjadi
DC yang akan digunakan sebagai penghasil energi untuk menghidupkan LED. Dioda
bridge merupakan dioda yang didalamnya terdapat empat buah dioda yang dihubungkan
saling bertemu satu sama lainnya (jembatan penyearah). Kapasitor pada rangkaian
berfungsi sebagai penampung tegangan sementara sebelum digunakan pada beban.
Saklar pada rangkaian digunakan sebagai penghubung dan pemutus arus listrik.
Rangkaian dihubungkan dengan LED agar dapat mendeteksi bahwa ada atau tidaknya
arus listrik yang mengalir. Lampu LED juga digunakan untuk mensimulasikan
penggunaan pemanfaatan listrik dari piezoelektrik untuk keperluan sehari-hari. Sebagai
perangkat untuk menampilkan hasil dari pengukuran akan digunakan LCD 16x2 yang
dihubungkan dengan output digital Board Arduino. Sebagai sumber tegangan pada LCD
ini menggunakan tegangan 5V dari Board Arduino. Adapun gambaran rangakaian
pembangkit piezoelektrik dapat dilihat pada gambar 3.2 hingga 3.6.

Gambar 3.2 Rangkaian dengan 4 sensor piezoelektrik

Gambar 3.3 Rangkaian dengan 8 sensor piezoelektrik

Gambar 3.4 Rangkaian dengan 12 sensor piezoelektrik


Gambar 3.5 Rangkaian dengan 16 sensor piezoelektrik

Gambar 3.6 Rangkaian dengan 20 sensor piezoelektrik

3.4.5 Pengujian Alat dan Pengambilan Data

Pada awalnya dilakukan pengujian alat untuk memastikan bahwa setiap


perangkat berfungsi dengan baik dengan menyalanya lampu LED pada perangkat.
Langkah selanjutnya untuk menguji alat dengan mengukur tegangan keluaran pada
sensor piezoelektrik yang ditampilkan pada LCD. Setelah dilakukan pengujian pada
alat, maka selanjutnya dengan Arduino Uno untuk proses pembacaan data dan
pengambilan daya yang lebih akurat dan cepat.

Untuk ketahanan perangkat sensor piezoelektrik terhadap air, perangkat dilapisi


material tahan air berupa akrilik sebagai pelindung sensor untuk diuji menggunakan
sumber gangguan berupa air keran. Data yang diperoleh berupa grafik tegangan yang
dihasilkan sensor piezoelektrik dan pengaruh jumlah sensor piezoelektrik pada
rangkaian. Untuk dapat menghasilkan data yang akurat dilakukan uji perangkat selama
beberapa hari.

3.4.6 Analisa Data


Analisa data dilakukan dengan menggunakan microsoft excel untuk pembuatan
grafik pengaruh jumlah sensor yang dirangkai terhadap hasil tegangan yang diperoleh
dengan berbagai model statistik.

3.5. Anggaran Biaya Penelitian


Anggaran biaya penelitian yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Rincian biaya penelitian

No. Jenis Pengeluaran Unit Harga Satuan Harga Total


(Rp) (Rp)
1. Administrasi lembar, - 800.000,00
Fotokopi buah, jilid, 100.000,00 300.000,00
Pencetakan rim 100.000,00 500.000,00
2. Bahan dan peralatan - 700.000,00
Bahan habis pakai buah, set 200.000,00 600.000,00
Peralatan 100.000,00 100.000,00
TOTAL BIAYA 1.500.000,00
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2007. Fisika Dasar I. ITB. Bandung.

Adi, A. G. 2010. Mekatronika. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Ahda., Mardiyanto. 2010. Synthesis Of Lead Free Piezoelectric BNT Ceramic By Use
Of Solid State Reaction Method, ICMST. Jurnal Sains Materi Indonesia. Vol.3.

Ahmad, J. 2007. Elektronika Dasar Ilmu Elektronika. Wordpress. Jakarta.

Anjaswati, I. T. 2013. Sensor Getaran/Vibrasi Piezoelektrik. Universitas Airlangga.


Jawa Timur.

Caffal, C., 1995. Energy Management in Industry. Centre for the Analysis and
Dissemination of Demonstrated Energy Technologies (CADDET). Sittard. The
Netherlands.

Callister, Jr.W.D. 1994. Materials Science and Engineering an Introduction. 3rd Ed.,
John Wiley and Sons, Inc. New York.

Christianto., Paulus, dkk. 2011. Piezo Vibration Sensor. Universitas Kristen Maranatha.
Bandung.

Ebrahimi, F. 2013. Piezoelectric Materials and Devices-Practice And Aplications.


Rijeka. Croatia.

Ginting, H. 2006. Jurnal Teknonologi Proses Simulasi Peranti Model Sel Surya Dioda
n+(x)/p. Universitas Sumatera Utara (USU) Press. Medan.

Kalantar-zadeh, K. 2013. Sensors. Springers Science.

Kim, S. 2002. Low Power Energi Harvesting With Peizoelektrik Generator. University
of Pittsburgh. Pennsylvania.

Maulana, R. 2016. Pemanfaatan Sensor Piezoelektrik sebagai Penghasil Sumber Energi


pada Sepatu. Skripsi. Universitas Syah Kuala. Banda Aceh.

Maulin, S. 2008. Sistem Pengendali Pintu dan Lampu Menggunakan Remote Control
Berbasis AT89C51. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Raharjo, M.A., Riadi, S. 2016. Audit Konsumsi Energi untuk Mengetahui Peluang
Penghematan Energi pada Gedung PT. Indonesia Caps and Closures. Jurnal
PASTI Vol.10 No.3.
Rahayu, S., dkk. 2013. Piezoelectric Materials Synthesis BNT-BT With the addition
of Ta2O5 Method Using Solid State Reaction. Universitas Andalas. Padang.

Ramdhani, M. 2008. Rangkaian Listrik. Erlangga. Jakarta.

Serway, R., Jewett, J. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Salemba Teknik. Jakarta.

Setiawan, A. 2010. Mikrokontroler ATMEGA 8535 BASCOM-AVR. Andi Offset.


Yogyakarta.

Shaputra, C., Rasyid, R. 2019. Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Ombak
Berbasis Piezoelektrik dengan Modul Charging TP5100 pada Bangunan Groin
Pemecah Ombak Pantai Padang. Jurnal Fisika Universitas Andalas. Vol.8.
No.4.

Simanjuntak, M. 2012. Rancang Bangun Teknologi Pemurnian Air menggunakan


Arduino. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Tooley, M. 2002. Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi. Erlangga. Jakarta.

Triwahyuni, D. 2010. Sintesis dan Karakterisasi Bahan Piezoelektrik. Bi0,5Na0,5TiO3


(BNT) dengan Metoda Molten Salt. Universitas Andalas. Padang.

Yang, J. 2005. An Introduction To The Theory of Piezoelectricity. Springer Science


+Busines Media Inc. Boston.

Young, H. D., Freedman, R. A. 2003. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta

Zaki. 2005. Cara Mudah Belajar Merangkai Elektronika Dasar. Absolut. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai