Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL SKRIPSI

STUDI DAN ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK


GEDUNG K UNIVERSITAS MURIA KUDUS

PURWA BIVAN ABIYAKA


NIM. 201852003

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Solekhan, ST. MT.
Budi Gunawan, S.T., M. T.

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
HALAMAN PENGESAHAN

STUDI DAN ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK


GEDUNG K UNIVERSITAS MURIA KUDUS

PURWA BIVAN ABIYAKA


NIM. 201852003

Kudus, 3 November 2021

Menyetujui,

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Dr. Solekhan, ST. MT. Budi Gunawan, S.T., M. T.


NIDN. 0613027301
NIDN. 0619057201

Mengetahui
Ketua Program Studi ....... Koordinator Skripsi/Tugas Akhir

Imam Abdul Rozaq, S.Pd.,M.T Mohammad Iqbal, S. T., M. T.


NIDN. 0629088601 NIDN. 0619077501
A. IDENTITAS PENGUSUL
Nama : Purwa Bivan Abiyaka
NIM : 201852003
Dosen Wali : Budi Gunawan, S.T., M. T.

B. TEMA & JUDUL SKRIPSI


Tema : Studi kasus instalasi listrik.
Judul : Studi dan analisa sistem instalasi listrik gedung K Universitas Muria
Kudus.

C. RINGKASAN
Di era modern kebutuhan kehidupan bergantung pada
energi listrik dimana semua orang tidak akan bisa hidup secara mudah
tanpa energi listrik. Perlu diketahui energi listrik juga membutuhkan
instalasi listrik untuk menyalurkan energi listrik dari sumber listrik ke
beban atau peralatan listrik, dimana instalasi listrik harus sesuai dengan
PUIL 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sistem instalasi listrik


padalaboratorium teknik elektro gedung K Universitas Muria Kudus
dengan acuan PUIL untuk meberikan suatu rekondasi perbaikan jika ada
peralatan yang belum sesuai dengan PUIL 2011.

Metode penelitian yang akan saya gunakan adalah metode


pengamatan di lapangan dimana saya melakukan dengan cara assesment,
menggambar instalasi listrik existing, dan melakukan pengambilan data
pengukuran, setelah itu di bndingkan dengan teori dan acuan PUIL 2011
hingga akhirnya mendapat kesimpulan jika kondisi instalasi baik maka
tidak ada rekomendasi perbaikan, namun jika ada yang sesuai dengan
aturan nanti ada rekomendasi perbaikan.

1
D. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Di kehidupan modern saat ini energi listrik merupakan suatu energi
yang memiliki manfaat besar bagi banyak orang di dunia ini, tanpa adanya
energi listrik dunia ini akan terasa sulit dalam menjalani kehidupan sehari
hari. energy listrik merupakan suatu energi yang tersimpan pada arus listrik
untuk menjalankan atau menggerakkan peralatan listrik”. (Marsudi Djiteng.
2005. “Pembangkit Energi Listrik”).
Selain bermanfaat bagi kehidupan, tenaga listrik memiliki potensi
berbahaya bagi keselamatan jika salah dalam penanganan dan pemanfaatan.
Akibat dari kesalahan yang sering terjadi adalah kebakaran salah satu contoh
yang diduga diakibatkan oleh arus bocor atau arus hubung pendek listrik
ataupun kecelakaan akibat terkena/tersentuh arus listrik sehingga
menyebabkan luka bahkan korban jiwa. Oleh sebab itu, untuk menghindar
dari kejadian yang tidak diinginkan, penyelenggaraan ketenagalistrikan wajib
memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan, yang bertujuan untuk
mewujudkan kondisi andal dan aman bagi instalasi, aman dari bahaya
terhadap manusia dan makhluk hidup lain, serta ramah lingkungan sesuai
amanah Undang-Undang no 30 tahun 2009, Pasal 44 Ayat 1.(May, 2016)
Instalasi listrik itu sendiri dalam kehidupan manusia sangat
dibutuhkan untuk mengalirkan dan memakai energi listrik. Akan tetapi
instalasi listrik harus sesuai dengan PUIL(persyratan umum instalasi listrik)
2011 agar terciptanya keamanan dan kenyamanan dalam penggunaan energi
listrik dalam instalasi voltase rendah yang di tetapkan melalui Permen ESDM
Nomor 36 Tahun 2014 menjadi standar wajib. (May, 2016)
Mengingat bahwa penelitian yang saya lakukan ada pada
laboratorium teknik elektro gedung K Universitas Muria Kudus yang mana
digunakan untuk praktikum teknik elektro . Maka untuk parameter yang saya
tinjau yaitu : Beban total, kapasitas pengaman, sistem pentanahan, iluminasi
atau pencahayaan agar nantinya memberikan suatu keamanan dan
keselamatan pengguna laboratorium teknik elektro. Oleh karena itu, saya
sebagai penulis mengadakan studi dan analisa sistem instalasi listrik di

2
gedung K Universitas Muria Kudus sebagai skripsi dalam menyelesaikan
studi perguruan tinggi.
2. Perumusan Masalah
1. Bagaimana sistem kelistrikan yang berada pada laboratorium teknik
elektro gedung K Universitas Muria Kudus?
2. Bagaimanakah perbandingan sistem instalasi listrik laboratorium
teknik elektro gedung K dengan PUIL 2011 yang berlaku?
3. Batasan Masalah
Karena luasnya dari sistem instalasi listrik itu sendiri, maka pada studi
penelitian ini hanya akan membahas mengenai;
1. Perhitungan Beban Total.
2. Kapasitas pengaman serta sistem pentanahan (Grounding dan Petir)
3. Perhitungan Iluminasi.
4. Hanya laboratorium teknik elektro yang dibuat untuk studi dan analisa
4. Tujuan
Tujuan dari studi penelitian yang saya lakukan nanti antara lain :
1. Menganalisa sistem instalasi listrik pada laboratorium teknik elektro
gedung K Universitas Muria Kudus.
2. Membandingkan hasil pengukuran dan analisa sistem instalasi listrik
Gedung K Universitas Muria Kudus dengan PUIL 2011 untuk
memberikan suatu rekomendasi jika ada peralatan yang belum sesuai
dengan PUIL 2011.
5. Manfaat
Tugas akhir/Skripsi ini nantinya memberikan sebuah hasil penelitian
bahwa gedung K universitas Muria kudus khususnya di ruang laboratorium
teknik elektro dikatakan baik dalam sitem instalasi listriknya agar nantinya
memberikan sebuah keamanan dan keselamatan selama kegiatan perkuliahan
praktikum listrik. Jika ada kekurangan maka nantinya ada rekomendasi untuk
anjuran perbaikan agar sesuai dengan PUIL 2011.

3
E. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terdahulu yang berjudul “ANALISIS KELAYAKAN
INSTALASI LISTRIK RUMAH TINGGAL DIATAS 15 TAHUN
BERDASARKAN PUIL 2011 DI KECAMATAN TANJUNG PANDAN
Instalasi listrik merupakani bagian penting dalam fungsinya sebagai media
untuk mengalirkan listrik khususnya dirumah tinggal. Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kinerja instalasi listrik haruslah menjadi perhatian
pengguna. Merujuk pada PERMEN ESDM Nomor 00045 Tahun 2005,
pengujian kelayakan instalasi listrik lebih dari 15 Tahun penting untuk
dilakukan demi keselamatan. Terdapat empat parameter tinjauan yang
diambil dari PUIL 2011 yaitu: tahanan isolasi, resistansi pentanahan, luas
penampang penghantar, dan pengaman instalasi (MCB). Hasil analisis data
menunjukkan persentase faktor kelayakan tahanan isolasi sebesar 93%,
resistansi pentanahan instalasi sebesar 0%, luas penampang penghantar
sebesar 85% dan pengaman instalasi (MCB) ditinjau dari kondisi fisiknya
sebesar 89%, maka secara keseluruhan installasi rumah tinggal di
kecamatan Tanjungpandan 100% tidak laik pakai”. (Mikdar., 2011)

a) Instalasi Listrik
Instalasi listrik merupakan perlengkapan yang digunakan untuk
menyalurkan energi listrik dari sumber ke beban peralatan listrik. Di
indonesia Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) adalah dokumen
Standar Nasional Indonesia (SNI) yang wajib digunakan untuk standar
acuan dalam pemasangan instalasi tenaga listrik tegangan rendah. PUIL
2011 memuat berbagai aspek pengaturan yang berkaitan dengan instalasi
tenaga listrik antara lain jenis dan persyaratan peralatan, tata cara dan
kondisi pemasangan, spesifikasi teknis, besaran listrik, dan
sebagainya.(Khasanah et al., 1970)

b) Perhitungan Beban Total

4
Beban listrik merupakan tenaga listrik yang didistribusikan ke
konsumen yang digunakan sebagai sumber daya peralatan yang
membutuhkan tenaga listrik sebagai sumber energinya. Peralatan tersebut
umumnya bisa berupa lampu (penerangan), beban daya (untuk motor
listrik), pemanas, dan sumber daya peralatan elektronik. Berdasarkan jenis
konsumen energi listrik dibagi beberapa yaitu, beban rumah tangga, beban
komersial, beban industri, dan beban fasilitas.(Muhsin, 2020)
Perhitungan beban total pada suatu instalasi listrik sangat di
perlukan untuk mengetahui berapa beban totalnya apakah telah sesuai
dengan daya pada rumah atau sebuah gedung. Untuk perhitungan beban
total itu sendiri yang di hitungang adalah Daya Nyata nya, untuk itu
dibawah ini adalah rumus sebagai dasar untuk perhitungan secara manual.

1. Daya aktif
Rumus perhitungan daya aktif bersumber dari trafo ataupun ganset
terdapat pada persamaan sebagai berikut : (Akbar et al., 2017)
P = V x I x Cos 𝜑
Keterangan :
P Daya Nyata (Watt)

V Tegangan (Volt)

I Arus (Ampere)

Cos 𝜑 Faktor Daya

2. Daya semu
Daya semu untuk fasa tunggal, sirkit dua kawat adalah hasil
perkalian sakelar arus efektif dan beda tegangan efektif. Jadi daya
semu S dinyatakan oleh persamaan sebagai berikut : (Akbar et al.,
2017)
Ps = V x I
Keteranagan :
Ps Daya Semu (Volt Ampere)

5
V Tegangan (Volt)

I Arus (Ampere)

3. Daya reaktif
Persamaan daya reaktif dibawah ini merupakan suatu daya yang
diperlukan rangkaian megnetisasi untuk suatu peralatan listrik, sebagai
berikut : (Akbar et al., 2017)
1 phasa Q = V x I x Sin Ø
Keterangan :
Q Daya Reaktif (VAR)
V Tegangan (V)
I Arus (Ampere)
Sin Ø Faktor Daya

Untuk perhitungan beban total yaitu dengan cara menjumlahkan


seluruh daya nyata pada setiap beban seperti beban lampu, komputer,
Ac dan beban beban lainnya.
c) Kapasitas Pengaman instalasi Listrik
1. Pengertian MCB

MCB(Miniature circuit breaker) adalah pengaman otomatis yang


berfungsi memutuskan sirkit secara otomatis apabila arusnya melebihi
setting dari MCB tersebut. Pengaman otomatis dapat langsung
dioperasikan kembali setelah mengalami pemutusan (trip) akibat adanya
gangguan arus hubung singkat dan beban lebih. (Feriyanto, 2010)

Karakteristik MCB dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

6
Gambar Karakteristik MCB Sumber: (Feriyanto, 2010)

Grafik diatas menunjukkan bahwa trigger MCB yang berasal dari


suhu/thermal, waktu pemutusan arus nya lebih lambat, namun sebaliknya
trigger MCB yang berasal dari hubung singkat (short circuit) waktu
pemutusannya lebih cepat. (Feriyanto, 2010)

Prinsip dasar kerja MCB ialah pemutusan rangkaian listrik yang


disebabkan beban lebih dengan relai thermis menggunakan bimetal dan
pengaman hubung singkat dengan relai arus lebih menggunakan
elektromagnit. Saat terjadi hubung singkat maka MCB akan memutuskan
arus dengan sangat cepat karena menggunakan cara kerja elektromagnetik,
namun saat memutuskan arus karena beban lebih maka akan sedikit lambat
karena MCB menggunakan cara kerja berdasarkan panas atau thermal.
Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal
overload yaitu menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal),
pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada
besarnya arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman
elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yang dapat menarik
sebuah angker dari besi lunak dengan cepat. ((Feriyanto, 2010)

Di khususkan untuk perumahan gawai proteksi yang digunakan


adalah MCB sesuai dengan seri IEC 60898 dan sekering sesuai dengan seri
IEC 60269.(May, 2016)
IEC 60898-1 sudah diterjemahkan/diadopsi menjadi SNI 04-
6507.1-2002/Amd. 1-2006 dan sudah ditetapkan sebagai Standar Wajib
sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 009
tahun 2007 Tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia 04-6507.1-
2002 dan Standar Nasional Indonesia 04-6507.1 -2002/amd.1-2006
Mengenai Pemutus Sirkit untuk Proteksi Arus Leblh pada Instalasi Rumah

7
Tangga dan Sejenisnya - Bagian 1: Pemutus Sirkit untuk Operasi Arus
Bolak-balik, sebagai Standar Wajlb. (May, 2016)

Karakteristik MCB sesuai SNI 04-6507.1-2002/Amd. 1-2006


adalah sebagai berikut: Untuk arus hubung pendek: (May, 2016)
No Jenis Julat
1 B Di atas 3 In sampai dengan 5 In
2 CL Di atas 4 In sampai dengan 6 In
3 C Di atas 5 In sampai dengan 10 In
4 CD Di atas 10 In sampai dengan 20 Ina
a untuk hal khusus, nilai di atas 50 dapat juga digunakan
Keterangan :
In = Arus Nominal
Nilai arus pengenal yang lebih disukai Nilai arus pengenal yang
lebih disukai untuk jenis B, C & D: 6 A, 8 A, 10 A, 13 A, 16 A, 20 A, 25
A, 32 A, 40 A, 50 A, 63 A, 80 A, 100 A dan 125 A. (May, 2016)
V Daya Semu (VA) MCB (Ampere)
VxI
220 1300 6
220 1760 8
220 2200 10
220 2860 13
220 3500 16
220 4400 20
220 5500 25
220 7700 32
220 8800 40
220 11000 50
220 13860 63
220 17600 80
220 22000 100

8
220 27500 125

Nilai arus pengenal yang lebih disukai untuk jenis


CL: 2 A, 4 A , 6 A, 10 A, 16 A, 20 A, 25 , 35 A dan 50 A.
(May, 2016)
V Daya Semu (VA) MCB (Ampere)
VxI
220 450 2
220 900 4
220 1300 6
220 2200 10
220 3500 16
220 4400 20
220 5500 25
220 7700 35
220 11000 50

Untuk beban lebih: MCB akan mulai bekerja jika arus beban mencapai
1,45 In , dan akan trip setelah waktu selama: (May, 2016)
t ≤ 1 jam (utk In ≤ 63 A).
t ≤ 2 jam (utk In > 63 A).
Jenis B, C dan D adalah jenis MCB yang biasa digunakan oleh
pelanggan, sedangkan jenis CL adalah MCB yang digunakan PLN sebagai
pembatas arus/beban (current limiter) pelanggan. (May, 2016)
Inilah gamabar tabel standarisasi daya :

9
Sumber : (Feriyanto, 2010)

d) Sistem pentanahan (Grounding dan Petir)


Sistem pentanahan merupakan salah satu syarat umum dalam
instalasi listrik. Fungsi pentanahan itu sendiri memproteksi dan
mengamankan serta memperkecil resiko bahaya pengguna tenaga listrik
tegangan sentuh. Berdasarkan PUIL 2011 syarat pengujian tahanan
pentanahan adalah resistansi pembumian perlengkapan dan instalasi listrik
yang diamankan lebih baik kurang dari 5 ohm. Hal ini disebabkan ketika
terjadi gangguan hubung singkat, resistansi gangguan umumnya sebesar
17 ohm. Maka untuk membatasi tegangan sentuh 50 V resistansi
pentanahan (Rground) yang sebaiknya diperoleh kurang dari 5 ohm.
(Mikdar., 2011)
a. Cara mengukur tahanan pembumian Tahanan pembumian diukur
dengan menggunakan alat ukur earth tester/grounding tester.

Gambar 1 Cara memasang Earth tester saat


pengukuran grounding Sumber: (I et al., 2018)

e) Sistem Penerangan Buatan Pada Bangunan.


Penerangan atau cahaya yang cukup merupakan pertimbangan
yang penting dalam fasilitas fisik suatu bangunan. Pencahayaan yang tidak
memadai akan menyebabkan kelelahan pada otot saraf mata kemudian

10
mengakibatkan turunnya konsentrasi kerja, meningkatkan tingkat
kecelakaan kerja dan mempengaruhi kualitas produk yang
dihasilkan,(Khasanah et al., 1970)

Kebutuhan pencahayaan sebuah ruangan berbeda-beda sesuai


dengan fungsinya sudah diatur dengan SNI 6197-2011 antara lain :
(Nasional, 2000)

1. Ruang Kelas = 350 Lux

2. Laboratorium = 500 Lux

3. Ruang praktek komputer = 500 Lux

4. Kamar Mandi = 250 Lux

5. Ruang tunggu/lobi = 350 Lux

6. Ruang kerja = 350 Lux

Untuk menentukan jumlah lampu pada suatu ruang dapat dihitung


dengan persamaan : (Khasanah et al., 1970)

N = (E x L x W)/ (Φ x LLF x CU x n)............(1)

Dimana :

N = Jumlah tititk lampu

E = Kuat penerangan yang akan dicapai (Lux)

L = Panjang ruangan (meter)

W = Lebar ruangan (meter)

Φ = Total lumen lampu

LLF = faktor rugi cahaya ( 0,7 – 0,8 )

CU = Coofesien of utilization

N = Jumlah lampu dalam 1 tititk lampu

11
F. METODOLOGI
Metode penelitian yang akan saya gunakan adalah metode
pengamatan di lapangan dimana saya melakukan dengan cara assesment,
menggambar instalasi listrik existing, dan melakukan pengambilan data
pengukuran, setelah itu di bndingkan dengan teori dan acuan PUIL 2011
hingga akhirnya mendapat kesimpulan jika kondisi instalasi baik maka
tidak ada rekomendasi perbaikan, namun jika ada yang sesuai dengan
aturan nanti ada rekomendasi perbaikan.

MULAI

ASSESMENT

MENGGAMBARINSTALASI LISTRIK

PENGUKURAN DAN PENGAMATAN


PENGAMBILAN DATA

DI BANDINGKAN DENGAN
PUIL 2011

TIDAK

SESUAI?

REKOMENDASI
OPTIMALISASI
YA

SELESAI

12
A. Tempat Penelitian
Tempat untuk penelitian berada pada laboratorium teknik elektro gedung K
Universitas Muria Kudus
B. Tahap Persiapan :
1. Mempersiapkan semua alat penelitian yang akan digunakan.
2. Memakai APD
C. Tabel pengambilan data pengukuran :
1. Beban total :
Lampu

Nama Beban tegangan arus Daya Nyata

Jumlah Beban

Komputer

Nama beban Tegangan Arus Daya nyata

Jumlah beban

AC

Nama beban Tegangan Arus Daya nyata

13
Jumlah beban

Proyektor

Nama beban Tegangan Arus Daya nyata

Jumlah beban

2. Pengukuran sistem pentanahan


Jenis instalasi Hambatan (ohm)

Grounding

Petir

3. Pengukuran Iluminasi/ pencahayaan

Ruangan Pengukuran ( Lux)

Laboran

Lab Analog

Workshop

Lab Robotika

Lab Digital

Kamar Mandi 1

Kamar mandi 2

Lobi

14
Tabel 2. Jadwal Kegiatan (nomer tabel menyesuaikan urutan nomor tabel sebelumnya)

Okt Nov Desember Januari Februari Maret


No KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Assesment

2. Gambar Teknik

3. Pengukuran dan perhitungan Teori

4. Analisa Perbandingan

5. Pembuatan Laporan

15
G. DAFTAR PUSTAKA

Marsudi Djiteng. 2005. “Pembangkit Energi Listrik”. Jakarta:Erlangga.

PUIL(persyratan umum instalasi listrik) 2011

Akbar, J., Notosudjono, D., & Machdi, A. R. (2017). Studi Evaluasi Perencanaan
Kebutuhan Daya pada Instalasi Listrik di Gedung Harco Glodok Jakarta.
Jurnal Online Mahasiswa (Jom) Bidang Teknik Elektro, 1, 1–10.
https://jom.unpak.ac.id/index.php/teknikelektro/article/view/505

Diatas, T., Berdasarkan, T., & Di, P. (2011). ANALISIS KELAYAKAN INSTALASI
LISTRIK RUMAH. 1–4.

I, K. K. R., Jenderal, D., Pelatihan, P., Produktivitas, D. A. N., Bina, D.,


Kompetensi, S., & Pelatihan, D. A. N. (2018). Memasang Instalasi Listrik
Bangunan Sederhana ( Rumah Tinggal, Sekolah, dan Rumah ibadah).
BLKSerang.Kemnaker.Go.Id, 38.

Khasanah, N., Elektro, T., Semarang, U., Instalasi, E., & Voltage, D. (1970).
Gedung Produksi Fashion Teknologi. 1–6.

May, M. C. (2016). Keselamatan dan Pemasangan Instalasi Listrik Voltase


Rendah untuk Rumah Tangga. Puil 2011, 1(2011).

Morphology, T. C. (n.d.). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における


健康関連指標に関する共分散構造分析Title.

Nasional, B. S. (2000). Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan. Sni 03-


6197-2000, 8. http://iaeeta.org/wp-content/uploads/2017/08/sni-03-6197-
2000-Pencahayaan.pdf

Muhsin, Hanif. (2020). ANALISIS TINGKAT PENGGUNAAN DAYA


LISTRIK DAN LAMA WAKTU PEMAKAIAN TERHADAP TOTAL
ENERGI LISTRIK DI ACEH BESAR

16

Anda mungkin juga menyukai