ASRIYANTO
1624042027
Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT
tuhan seru sekalian alam berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
di MTS DDI KULO”. Salam dan sholawat penulis senantiasa curahkan kepada
ummat manusia dari bukit kehinaan menuju lembah kedamaian sehingga hari
kemarin, hari ini dan hari esok dapat merasakan nikmatnya ber-Islam.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada kedua
orang tua penulis, Ayahanda tercinta alm. heruddin dan Ibunda tersayang salasia
atas segala doa, motivasi, nasihat dan pengorbanan serta tak kenal lelah, yang
telah mendidik, membimbing dengan penuh ketulusan hati dan kasih sayang
pembimbing I dan Ayahanda Udin Sidik Sidin, S.Pd., M.T. selaku pembimbing II
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP., IPU., ASEAN., Eng Rektor
i
2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Yahya, M.Kes., M.Eng., IPU.,
8. Seluruh Dosen dan Staf administrasi dalam lingkup FT-UNM pada umumnya
dan JPTE FT-UNM pada khususnya yang telah mendidik penulis selama
proses perkuliahan.
kepada Allah SWT semoga proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
Asriyanto
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………...……..….……………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………...………...…....iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………......1
A. Tinjuan Pustaka……………………………………………………………8
C. Kerangka Pikir…………………………………………………………...30
A. Jenis Penelitian…………………………………………………………...19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………33
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini tenaga listrik sangat penting dalam kehidupan sehari-hari baik bagi
masyarakat perkotaan mau pun pedesaan dalam kehidupan rumah tangga yang
sudah terjangkau jaringan listrik. instalasi penerangan ini tidak hanya untuk
penerangan lampu saja, tetapi juga untuk keperluan peralatan listrik rumah tangga
seperti, radio, televisi, setrika listrik, kulkas, mesin cuci, dan lainnya.
kebakaran, dapat di pastikan ada kondisi yang tidak standar, baik pada instalasi
listrik itu sendiri, maupun karena kondisi disekeliling instalasi listrik tersebut.
1
Dari kondisi di atas, Sehingga tujuan utama dilaksanakan persyaratan yang
instalasi yang benar-benar laik. Sehingga aman bagi manusia beserta isinya, juga
Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2011, dan peraturan dari sumber lainnya.
listrik yang sudah lulus pengujian sesuai SNI terkait dan mendapatkan sertifikat
produk dari lembaga Sertifikasi Produk yang sudah terakreditasi oleh Komite
Pemeriksa Instalasi Listrik Nasional), yang saat ini telah mendapatkan izin dan
dinyatakan memenuhi syarat maka instalasi listrik dinyatakan layak operasi dan
dioperasikan.
(persero). Berdasarkan peraturan menteri energi dan sumber daya mineral nomor;
5 tahun 2014 tentang tata cara akreditasi dan sertifikat ketenaga listrikan, sertifikat
2
layak operasi untuk konsumen voltase rendah berlaku paling lama diatas 10
(sepuluh) tahun. Hal ini berarti di atas sepuluh tahun instalasi konsumen voltase
rendah harus diverifikasi ulang untuk mendapatkan sertifikat laik operasi yang
MTS DDI Kulo adalah salah satu satuan pendidikan dengan jenjang MTS
agama. MTS DDI KULO berada di Jl. Pangeran diponegoro no. 20 kulo, kulo,
kec. Kulo, kab. Sidenreng rappang, Sulawesi selatan. MTS DDI KULO berdiri
seperti pembaharuan pada KWH meter dan pergantian titik instalasi dalam hal ini
kotak kontak satu set dan sakelar satu set dari keseluruhan lima ruang kelas,
pergantian instalasi pada ruang kelas VII sebanyak dua titik, kelas VIII sebanyak
tiga titik, kelas IX sebanyak tiga titik, dan kantor terdapat empat titik pada tahun
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas yang telah dikemukakan dan
dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini maka
3
rumusan masalah penelitian ini adalah:
C. Tujuan Penelitian
listrik di sekolah MTS DDI KULO yang berumur diatas 10 tahun sesuai
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
4
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Mahasiswa
dan wawasan untuk pembuatan tugas-tugas atau hal-hal lain yang berhubungan
c. Bagi Masyarakat
instalasi listrik di sekolah yang sesuai dengan aturan Peraturan Umum Instalasi
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Evaluasi
Kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilaian
yang akan dievaluasi, menentukan instrumen yang cocok dengan apa yang akan di
hasil pengukuran data mengolah data yang didapatkan dari hasil pengukuran.
6
berarti peninjauan kembali terhadap hal-hal yang telah direncanakan. Secara
tenaga listrik.
2. Kelayakan
Kelayakan berasal dari kata dasar layak memperoleh konflik ke-an. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia juli 3 (2007), layak berarti patut atau pantas.
Kelayakan yang dimaksudkan disini adalah patut atau pantas sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Listrik 2011.
Adapun kriteria kelayakan yang akan dievaluasi. Dalam penelitian ini yaitu:
instalasi listrik. Rancangan instalasi listrik harus dibuat dengan jelas, serta mudah
dibaca dan dipahami oleh para teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti ketentuan
dan standart yang berlaku.Rancangan instalasi listrik terdiri dari: gambar situasi,
7
gambar instalasi, diagram garis tunggal, gambar rinci, tabel dan bahan instalasi,
sehingga instalasi tersebut aman untuk digunakan sesuai dengan maksud dan
2) Material dan peralatan instalasi listrik, harus memenuhi standart yang berlaku
oleh instalatir yang professioanal, yang memiliki teknik tenaga ahli yang
listrik harus dari tenaga yang ahli dibidang instalasi listrik dan instansi
berwenang. Tenaga ahli/ instalatir di indonesia ini sering disebut Biro Teknik
Listrik (BTL).
oleh pemeriksa dan penguji yang di tugaskan. Instalasi listrik harus diperiksa dan
listrik dinilai baik oleh instansi yang berwenang, pelaksanaan instalasi listrik tetap
8
terikat oleh ketentuan tersebut atas instalasi yang dipasangnya. Dalam keputusan
segera memasang KWh meter dengan MCB posisi “off” disegel dengan stiker
warna merah yang bertuliskan “menyambung listrik ke KWh meter PLN harus
sudah ada SLO sertifikat Laik Operasi” apabila tidak ada SLO berarti melanggar
1 tentang sanksi setiap orang yang mengoprasikan tenaga listrik tanpa sertifikat
laik operasi dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan denda
paling banyak Rp. 500.000.000,00- lima ratus juta rupiah. Sangat disayangkan
pelanggan yang rumahnya telah terpasang KWh meter tidak memperhatikan lagi
apakah instalasi listrik dirumahnya sudah ber- SLO atau belum karena
menyambung listrik dengan cara merobek stiker yang terbuat dari kertas plastik
9
dengan harapan tercipta kesadaran masyarakat secara bertahap dengan sukarela
oleh instalatir, konsumen akan diberikan gambar instalasi. Gambar ini nantinya
dipasang telah sesuai dengan peraturan dan kesesuaian standar yang berlaku maka
instalasi listrik tegangan rendah dalam hal ini Komite Nasional Keselamatan
SNI, Persyaratan Umum Instalasi Listrik PUIL dan peraturan lainnya yang
berlaku sebagai acuan pemeriksaan terhadap material yang digunakan antara lain
10
pemasangan instalasi, penghantar kabel listrik, kotak kontak, tusuk kontak, saklar,
pada intinya instalasi listrik harus standar, berlabel Standar Nasional Indonesia
SNI.
terbitkan SLO, apabila instalasi listrik tidak standar atau belum di pasang,
KONSUIL memberi tenggang waktu kepada instalatir BTL dalam jangka waktu 3
hari untuk memperbaiki dan memasang instalasi listrik apabila sudah standar akan
diterbitkan SLO dan apabila tidak standar maka akan diterbitkan TLO.
3. Instalasi listrik
11
pembangkitan, transmisi, distribusi, dan penjualan tenaga listrik kepada
konsumen.
system.
f. Distribusi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari sistem transmisi
g. Konsumen adalah setiap orang atau badan yang membeli tenaga listrik dari
h. Usaha penjualan tenaga listrik adalah kegiatan usaha penjualan tenaga listrik
kepada konsumen.
j. Izin usaha penyediaan tenaga listrik adalah izin untuk melakukan usaha
k. Izin operasi adalah izin untuk melakukan penyediaan tenaga listrik untuk
kepentingan sendiri.
12
m. Ganti rugi hak atas tanah adalah penggantian atas pelepasan atau penyerahan
hak atas tanah berikut bangunan, tanaman, atau benda lain yang terdapat di
tanah berikut bangunan, tanaman, atau benda lain yang terdapat di atas tanah
r. Setiap orang adalah orang perorangan atau badan baik yang berbadan hukum
4. Standarisasi
patokan atau sebagai alat perbandingan yaitu sesuatu yang dianggap tetap nilainya
sebagai bentuk (ukuran, kualitas, dan sebagainya) dengan pedoman standar yang
13
ditetapkan.
1. Menjamin mutu atau kualitas peralatan karena telah melalui proses pengujian
a) Ukuran
b) Bentuk
c) Mutu
d) Cara menggambar
e) Cara kerja
a. Keamanan (safety)
b. Keandalan
c. Ketercapaian
14
Pemasangan instalasi listrik harus mudah dijangkau oleh pemakai, seperti:
1. Saklar yang dipasang terlalu tinggi dari lantai misalnya 3 meter sehingga susah
untuk dijangkau.
Instalasi listrik harus dipasang sehingga tampak rapi atau indah (tidak
mengganggu pemandangan).
e. Mutu terjamin
f. Ekonomis
g. Mudah diperluas
6. Laik
15
atau yang harus ada, patut, pantas, atau layak.
7. Komponen-Komponen Kelistrikan
a. Pengaman
suatu rangkaian listrik apabila terjadi suatu gangguan yang tidak diinginkan tanpa
merusak peralatan listrik tersebut. Pemilihan pengaman yang baik adalah apabila
dalam suatu instalasi listrik terjadi suatu gangguan, hanya tangan yang paling
dekat dengan gangguan itu yang akan berfungsi. Arus nominal dari pengaman
tidak boleh melebihi kemampuan hantar dari hantaran, maka dalam hal ini dapat
Pengaman circuit breaker yang biasa digunakan untuk pada instalasi rumah
tinggi adalah miniatur circuit breaker (MCB), yang dapat berfungsi sebagai
b. Pengaman Lebur
Pengaman lebur adalah salah satu pengaman yang digunakan pada penerangan
hantaran dan peralatan listrik terhadap beban lebih, hubung singkat antar fasa atau
antara fasa dan netral yang disebabkan oleh kerusakan isolasi atau hubung singkat
16
dengan badan atau peralatan listrik.
c. Sakelar
sakelar seri, sakelar kutup dua, sakelar silang, dan sakelar tukar.
bertegangan.
d. Kotak Kontak
atau alat pemakai listrik yang dapat dipindah-pindahkan dengan saluran yang
dipasang tetap atau tidak tetap. Kotak kontak harus terbuat dari bahan yang tidak
mudah terbakar dan tahan terhadap kelembapan, serta harus cukup kuat.
1. Secara umum kotak kontak sebaiknya dipasang tidak jauh dari sudut ruangan.
penempatan kotak kontak di depan pintu itupun kurang tepat, karena kabel
17
orang yang masuk ruangan melalui pintu tersebut.
2. Kotak kontak sebaiknya jangan dipasang di dekat kaki dinding karena dapat
cm dari lantai dan apabila kurang dari 125 cm, maka diberi penutup
pengaman.
e. Fitting
Fitting adalah alat yang berfungsi sebagai tempat atau dudukan bola
1. Fitting plafon.
2. Fitting dinding
3. Fitting gantung.
sehingga tidak mungkin terjadi kontak antara penghantar masuk dan bagian
2) Fitting lampu untuk penerangan luar dan dalam ruangan dengan air tetes harus
kedap tetesan atau dipasang dalam armature penerangan yang kedap tetesan
(PUIL,2011).
f. Penghantar Instalasi
menghantarkan arus listrik. Penghantar terdiri dari dua jenis yaitu kabel dan
18
kawat. Kabel adalah penghantar yang dilapisi dengan bahan isolasi (penghantar
rumah tinggal di antaranya kabel NYA dan kabel NYM. Persyaratan penghantar
bahan tembaga dengan penampang sekurang- kurangnya 1,5 mm, atau dari bahan
pengertian mengenai penggunaan suatu warna atau warna loreng yang digunakan
b. Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kabel tengah,
fase.
19
fasenya adalah:
Fase 1 (fase R) : merah Fase 2 (fase S) : kuning dan Fase 3 (fase T) : Hitam
Tahanan isolasi adalah tahanan antara dua kabel saluran atau dua bagian
yang diisolir satu dengan yang lain. Nilai tahanan isolasi dari bagian dalam
persatu volt tegangan manual. Jika tegangan yang digunakan pada instalasi rumah
a.Resistensi isolasi dari bagian instalasi dalam ruangan yang kering harus
nominal.
b. Bagian instalasi yang diukur adalah yang terletak di antara dua pengaman harus
Megger. Di bawah adalah gambar cara untuk mengukur tahanan isolasi pada
20
N
M
Tanda n adalah nol, f adalah fase, dan M = Alat ukur meger (500 Volt – 1000
Volt). Megger digunakan untuk mengukur besarnya tahanan isolasi. Pada megger
jarum pada layar harus ditempatkan pada posisi nol melalui pengaturannya.
Setelah jarum penunjuk berada dalam posisi yang benar, maka magger tetap siap
untuk digunakan. Pada megger ini memerlukan tegangan ukur yang lebih tinggi,
dan biasanya diperoleh dari generator tangan yang mana dapat menghasilkan
menerus pada kondisi tertentu tanpa menimbulkan suhu tetap yang melebihi harga
tertentu. pada umumnya KHA dari penghantar yang digunakan dalam setiap
sirkuit cabang tidak boleh diturunkan di bawah nilai pengenal gawai proteksi
perhitungan beban atau jumlah titik beban dalam sebuah rangkaian akhir.
21
Adapun cara perhitungan KHA pada penghantar arus bolak- balik satu fase
I = P / (Vcospi)
maksimum sirkuit dan ditentukan oleh KHA penghantar keadaan sekeliling seperti
suhu, isolasi internal dan susut tegangan yang diperkenalkan ialah 5%.
B. Kerangka Pikir
dan usia pemakaiannya. Hal ini karena listrik sangat penting artinya bagi
kehidupan sehari-hari, Hal ini karena listrik peralatan rumah dapat difungsikan
sebagai mana mestinya. Oleh karena itu, suatu rumah harus mendapatkan suplai
yang tercantum dalam PUIL 2011. Dari berbagai peralatan dan perlengkapan
satu dengan yang lainnya, serta memiliki ciri terkoordinasi, dan bertujuan untuk
22
peralatan listrik rumah. Standarisasi adalah penetapan atau penyesuaian bentuk,
bertujuan untuk:
a. Menjamin mutu atau kualitas peralatan karena telah melalui proses pengujian
PenampangPenghantar
Tahanan Isolasi
TahananPembumian
Pengaman
Penempatan
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
menjelaskan dan menjawab secara lebih rinci permasalahan yang akan diteliti
penelitian dan hasil penulisannya berupa fakta-fakta atau pernyataan yang sesuai
24
Penelitian ini akan dilaksanakan pada sekolah MTS DDI KULO, terletak
penelitian ini direncanakan pada bulan Maret 2023 sampai dengan April 2023.
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian Secara garis besar yang menjadi subjek penelitian ini
adalah instalasi sekolah MTS DDI KULO yang sudah berumur lebih dari 10
tahun.
2. Objek Penelitian
pengambilan sampel.
a. Populasi
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
instalasi listrik penerangan di sekolah dengan daya 900VA, dengan umur instalasi
listrik lebih dari 10 tahun di MTS DDI KULO. Adapun kelas yang ada disana
b. Sampel
25
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti (Suharsimi
A,2014: 173). Sampel pada penelitian ini adalah sejumlah instalasi penerangan
listrik sekolah dengan suplai daya maksimal 900 VA dengan umur instalasi
dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random
atau daerah tetapi didaasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya
tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syarat- syarat yang
pendahuluan.
salah satu sekolah swasta di Kulo, Kec. Kulo, kab, Sidenreng Rappang, Sulawesi
Selatan. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik total sampling. Teknik ini
26
digunakan dengan alasan jumlah populasi kurang dari 100.
a) Observasi
sesuai dengan data yang diperlukan pada instalasi sekolah di atas usia 10 tahun.
b) Wawancara
diteliti
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi yang dari asal dokumen, yang artinya barang- barang
rapat, catatan harian, dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh
data jumlah pelanggan listrik sekolah yang berdaya maksimal 900 VA dan telah
27
menggunakan pedoman pengamatan, variasi ceklist (checklist).
a) Pedoman Pengamatan
memberikan tanda atau tally pada kolom tempat peristiwa muncul. Itulah
sebabnya maka cara bekerja seperti ini disebut sistem tanda (sign system).
b) Ceklist (checklist)
Instrumen ini yaitu instrumen dengan daftar variabel yang akan
dikumpulkan datanya. Dalam hal ini peneliti tinggal memberikan tanda atau tally
setiap pemunculan gejala yang di maksud. Dalam penelitian ini instrumen yang
digunakan dikembangkan dalam bentuk alat ukur dan tabel format hasil
penelitian. Adapun alat ukur dan format yang digunakan dalam penelitian ini
28
Tabel 3. 2 Format Pengukuran Instalasi sekolah
Resistansi
No Penempata
(MὨ) Nilai Luas Kondisi
n
f/n f/g N/g Pembumian Penampang Pengaman
Peralatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
3. Prosedur Penelitian
a. Tahap Persiapan
yang telah digunakan lebih dari 10 tahun. Adapun langkah mengkondisikan objek
29
terhadap saluran lisrik seperti televisi, pompa air, lampu dan lain-lain.
2) Memutuskan saklar pemutus daya instalasi, dalam hal ini MCB (magnetic
Alat ukur sebagai alat pengambil data harus memiliki validitas yang baik.
Untuk mendapatkan validitas yang baik alat ukur harus memenuhi persyaratan
laboratorium.
Dalam hal ini peneliti hanya memilih alat ukur yang dianggap baik dan laik
1. Meger
Meger digunakan untuk mengukur tahan isolasi. Pada mengger jarum pada
layar harus di tempatkan pada posisi nol melalui pengaturannya. Setelah jarum
penunjuk berada pada posisi yang benar, maka magger siap untuk digunakan.
2. Earth Meter
skala pembaca yang akan digunakan, setelah itu earth meter siap untuk
digunakan.
30
3. Mistar Ingsut
Mistar ingsut adalah alat ukur presisi yang dapat di pakai untuk mengukur
ukuran luar, dalam, dan tinggi benda. Mistar ingsut dapat mengukur tebal benda
0,1 sampai 0,05 mm, dalam ukuran inci 1/128”. Pada mistar ingsut terdapat dua
macam ukuran yaitu, ukuran inci dibagian atas dan metrik dibagian bawah.
4. Meteran
listrik.
Tujuan dari tahap ini untuk memperoleh data penelitian yang meliputi
Mengukur Risolasi terdiri dari tiga kali pengukuran yang meliputi mengukur
hambatan antara kawat fasa dan netral, kawat fasa dengan tanah, dan kawat
dengan menekan tombol start-stop. Hasil pengukuran dapat dibaca pada jarum
penunjuk sesuai dengan skala yang diinginkan. Setelah selesai tekan tombol
31
stop-start untuk menghentikan pengukuran.
ini yang harus diperhatikan adalah jarak antara dua elektroda bantu, yaitu
elektroda tanah dihubungkan pada terminal alat ukur maka pengukuran dapat
segera dilakukan. Hasil dari pengukuran dapat dibaca pada jarum penunjuk
sesuai dengan skala yang ditentukan. Setelah selesai, tekan tombol stop- start
5. Tahap Akhir
Setelah pengambilan data selesai, alat ukur yang telah digunakan dilepas dan
berlaku. Setelah instalasi terpasang dilakukan pengujian dan dicek dengan baik.
32
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
instalasi listrik sekolah setelah lebih 10 tahun di Kulo, Kec Kulo kab, Sidenreng
%=n/Nx1000%
Keterangan:
Rp = 50/I A Ohm
Keterangan: IA = kxIN
IA = Nilai arus yang menyebabkan bekerjanya gawai pengaman arus lebih dalm
arus lebih. Untuk pengaman lebur, nilai k berkisar antara2,5 dan 5, sedangkan
33
untuk gawai pengaman lainnya antara 1,25 dan 3,5 jadi nilai k tergantung pada
1 100% Laik
DAFTAR PUSTAKA
34
Aji, E. P. (2005). Studi Kelayakan Instalasi Penerangan Rumah Di Atas Umur 10
Tahun Di Desa Pandean Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.
Semarang. Univeristas Negeri Semarang. (online), vol. 5 nomor 1. (diakses
5 April 2018).
Alfazumi, N. F., Yandi, W., & Sunanda, W. (2020, December). Uji Kelayakan
Instalasi Listrik di Universitas Bangka Belitung Berdasarkan PUIL 2011
(Studi di Gedung Fakultas Teknik). In Seminar Nasional Teknologi
Informasi Komunikasi dan Industri (p. 297).
Ali, M. H. (2013). Studi Kelayakan Instalasi Penerangan Rumah Di atas Umur
15 Tahun Terhadap PUIL 2000 Di Desa Pancur Kecamatan Pancur
KabupatenR embang. Jurnal Teknik Elektro. (online), vol. 5 nomor 1.
(diakses 5 April 2018).
Dongka, R. H. (2020). EVALUASI SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA
KANTOR DPRD KOTA PALOPO. Electro Luceat, 6(2), 205-212.
Dwi Feriyanto, A., Afrida, Y., Zainuri, S., & Aji, W. P. PERANCANGAN DAN
PEMANFAATAN SAKELAR ELEKTRONIK (ELECTRONIC SWITCH).
Elektronika Kelistrikan (2008, 31 Juli). Prinsip-Prinsip Dasarr Instalasi Listrik.
Diakses pada tanggal 19 November 2022, dari http://elektronika-
kelistrikan.blogspot.com
ESDM, Departemen. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor: 0045 Tahun 2005 Tentang Instalasi Ketenagalistrikan. Jakarta:
Dep. ESDM., 2006.
Harten, V. & Setiawan. (1986). Instalasi arus kuat I. Bandung: Bina Cipta.
Hidayat, A., Harlanu, M., & Sunardiyo, S. (2015). Kelayakan Instalasi
Listrik
Hendrawan, A. (2020). Berdesain: Teori dan Praktik Desain. Booksmango Inc..
Pane, Z. (2014). Teknik instalasi listrik. Diktat Kuliah. Departemen Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Saefudin, T. H., Rosihan, R. I., & Wiryawanti, V. E. (2020). Sosialisasi K3
tentang Bahaya Kelistrikan dan Kebakaran pada Desa Kedung Pengawas,
Babelan Bekasi. Jurnal Sains Teknologi Dalam Pemberdayaan Masyarakat,
1(1), 45-50.
SAYOGO, A. P. (2021). Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2016 Sebagai
Instrumen Hukum Untuk Menderegulasikan Produk Hukum Daerah (Studi
Pembangunan Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah)
35
Sugiharto, A. (2019). Pentanahan untuk Perlindungan Peralatan dan Bangunan
Gedung. Swara Patra: Majalah Ilmiah PPSDM Migas, 9(2), 34-41.
Suharsimi, A. (2014). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.Zainul, R.
(2018). Desain Geometri Sel PV. Padang: Berkah Prima.
Tanjung, A., Hamzah, H., & Setiawan, D. (2021). Penerapan Persyaratan Umum
Instalasi Listrik Dan Standarisasi Kelistrikan Di Kelurahan Maharani
Kecamatan Rumbai. FLEKSIBEL: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1),
32-38.
UUD. 2009, 23 September. UUD Tentang Ketenagalistrikan. Februari 2, 2023.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38767/uu-no-30-tahun-2009
Zainal, M. I., Pongky, P., & Yoga, Y. (2021). ANALISIS KELAYAKAN
INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG PT. HONDA SEMOGA JAYA
PRIMA. IDENTIFIKASI, 7(1), 436-449.
36